• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angel (Anak Gelandangan) Enterpreneurship Program Sebagai Sarana Peningkatan Kemandirian Melalui Pendekatan Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Angel (Anak Gelandangan) Enterpreneurship Program Sebagai Sarana Peningkatan Kemandirian Melalui Pendekatan Lingkungan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANGEL (ANAK GELANDANGAN) ENTERPRENEURSHIP PROGRAM SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KEMANDIRIAN MELALUI

PENDEKATAN LINGKUNGAN

Bidang Kegiatan : PKM Gagasan Tertulis

Diusulkan Oleh :

Intan Fajar Kemala (E44080056/2008) Sabti Indah Purwanti (E44080040/2008) Margaretta Seftiana (H34090058/2009)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Angel (Anak Gelandangan) Enterpreneurship Program sebagai Sarana Peningkatan Kemandirian Melalui Pendekatan Lingkungan

2. Bidang Kegiatan : PKM GT 3. Bidang Ilmu : Sosial 4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama lengkap : Intan Fajar Kemala

b. NIM : E44080056

c. Program studi : Silvikultur

d. Universitas : Institut Pertanian Bogor

e. Alamat Rumah dan HP : Jakarta Selatan/ 081584109475 f. Alamat email : intan.fajarkemala@yahoo.com 5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang

6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ir. Prijanto Pamoengkas, MS b. NIP : 19631206 198903 1 004

c. Alamat Rumah dan HP : Darmaga-Bogor/08129973472

Bogor, 1 Maret 2011

Menyetujui,

Ketua Departemen Silvikultur Ketua Pelaksana Kegiatan

Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo Intan Fajar Kemala NIP. 19641110 199002 1 001 NIM E44080056

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Dosen Pendamping Kemahasiswaan

(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM GT) ini, karena tanpa kerelaan-Nya berbagai kendala yang dihadapi tidak akan teratasi.

Tulisan ini merupakan gagasan yang bertema sosial. Adapun judul dari gagasan tertulis ini adalah “Angel (Anak Gelandangan) Enterpreneurship Program sebagai Sarana Peningkatan Kemandirian Melalui Pendekatan Lingkungan”. Menurut UUD 1945, ”anak terlantar dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Itulah sebabnya penulis mencoba memaparkan salah satu solusi untuk mengurangi masalah anak gelandangan atau anak jalanan khususnya di Kota Bogor agar mereka dapat mengembangkan potensi berwirausaha yang mereka miliki serta dapat menjaga kelestarian lingkungan.

Semua yang penulis paparkan dalam gagasan tertulis ini adalah berasal dari berbagai pengalaman dan pengetahuan penulis yang ditujukan untuk berbagai kalangan. Sasaran utamanya adalah untuk anak-anak gelandangan sehingga mereka dapat mengembangkan potensi berwirausaha dengan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memanfaatkan sumberdaya dari lingkungan sekitar mereka.

Penulis menyadari bahwa gagasan tertulis yang telah disusun ini belum sempurna sepenuhnya. Namun penulis selalu berusaha agar gagasan tertulis ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang terkait demi tercapainya kesempurnaan gagasan tertulis ini.

Bogor, Maret 2011

(4)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...iv

RINGKASAN ...v

PENDAHULUAN ...1

Latar Belakang ...1

Tujuan dan Manfaat ...2

GAGASAN ...2

KESIMPULAN ...4

DAFTAR PUSTAKA ...6

(5)

v RINGKASAN

(6)

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah Indonesia telah menghasilkan kemajuan dibeberapa sektor ekonomi. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan tersebut menghasilkan beberapa dampak negatif, salah satunya adalah terciptanya kesenjangan sosial-ekonomi dalam masyarakat Indonesia. Kesenjangan sosial ekonomi tersebut menghasilkan permasalahan-permasalahan sosial ekonomi, baik itu di perdesaan ataupun di perkotaan. Permasalahan yang muncul diperkotaan salah satunya ialah munculnya fenomena anak jalanan. Fenomena anak jalanan ini terdapat di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Medan, dan bahkan sampai di kota Malang (Waluyo, 2000).

Kota Bogor yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 1.000 anak jalanan yang beroperasi di perempatan, pertigaaan, angkutan kota, pasar dan terminal. Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) telah melakukan beberapa kali penertiban dan memberi pelatihan kepada mereka namun tetap saja mereka kembali ke jalanan. Banyaknya jumlah anak jalanan di Kota Bogor disebabkan belum adanya aturan yang tegas. Masalah anak jalanan merupakan masalah sosial yang harus diselesaikan dengan bekerja sama antar instansi terkait termasuk juga masyarakat. Pemerintah Kota Bogor telah berupaya mengentaskan persoalan sosial ini dengan memberlakukan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Ketertiban Sosial. Namun ternyata tidak seperti yang diharapkan. Bahkan saat ini keberadaan anak jalanan semakin meresahkan masyarakat.

(7)

2

Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari gagasan tertulis ini adalah untuk memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan anak jalanan yang dapat meresahkan masyarakat. Manfaat dari gagasan tertulis ini adalah untuk mengembangkan kemampuan atau skill anak jalanan dalam memanfaatkan sumberdaya di sekitar lingkungannya sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai jual kemudian memasarkan produk tersebut dan seiring berjalannya waktu dapat melatih jiwa kewirausahaannya.

GAGASAN

Anak jalanan (gelandangan) adalah anak-anak berusia dibawah 18 tahun, sebagian besar waktunya dihabiskan di tempat-tempat umum untuk mencari nafkah atau berkeliaran, penampilan mereka biasanya kumal, kotor serta tidak terawat dan memiliki hubungan yang kurang dekat dengan keluarga (Depsos, 2006 dan Garliah, 2004). Anak jalanan pertama kali muncul di Indonesia setelah krisis ekonomi yansg terjadi pada tahun 1997(Irwanto,et al, 1998). Munculnya anak jalanan diakibatakan keterpurukan ekonomi yang dialami oleh masyarakat yang mengakibatkan banyak yang kehilangan pekerjaan dan tidak mampu membiayai keluarganya secara material, sehingga anak anak yang harusnya duduk dibangku sekolah ataupun bermain dituntut untuk turun kejalanan dan membantu orang tua mencari nafkah. Berdasarkan hasil survey dan pemetaan sosial anak jalanan pada tahun 1999 yang dilakukan oleh Unika Atmajaya Jakarta dan Departeman Sosial dengan Dukungan Asia Development Bank, jumlah anak jalanan adalah 39.861 orang., yang tersebar di 12 kota besar. Pada tahun 2004, menurut Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial, jumlah anak jalanan sebesar 98.113 orang, yang tersebar di 30 Provinsi.

(8)

3

Lokasi bekerja anak jalanan biasanya berada di pasar, terminal bus, stasiun kereta api, taman-taman kota, daerah lokalisasi WTS, perempatan jalanan atau jalan raya terutama daerah lampu merah (traffic light), di kendaraan umum, dan tempat pembuangan sampah (Depsos, 2006 dan Sutinah, 2001). Aktivitas yang mereka lakukan biasanya hanya membutuhkan sedikit keterampilan dan tidak membutuhkan banyak tenaga seperti, menyemir sepatu, mengasong, menjual koran atau majalah, mencuci kendaraan, menjadi pemulung, mengamen, menjadi kuli angkut, menjadi penghubung atau penjual jasa, bersih-bersih makam, pekerja seks, pencari kerang (di pantai), dan ojek payung (Depsos, 2006 dan Sutinah, 2001).

Biasanya modal untuk melakukan pekerjaannya menggunakan modal sendiri, berkelompok, berasal dari majikan/patron atau pun dari bantuan/stimulan (Depsos, 2006). Modal untuk melakukan pekerjaan sebagai anak jalanan dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Alat yang digunakan oleh anak jalanan tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan.

Saat ini kondisi anak gelandangan yang terlihat di Kota Bogor sangat memprihatinkan. Sebagian besar dari anak gelandangan tersebut bekerja sebagai pengamen dan pengemis di jalanan dan angkutan umum. Sedekah yang diberikan oleh masyarakat kepada mereka hanya mampu untuk membeli sesuap nasi bahkan mungkin sangat kurang. Selain itu, kondisi anak gelandangan yang masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah atau bahkan tidak pernah mengenyam pendidikan membuat mereka tidak memiliki pemikiran untuk berkembang dan meningkatkan taraf hidup mereka dari apa yang mereka dapatkan. Mereka justru menggunakan uang yang mereka dapatkan untuk hal-hal yang dapat merusak kehidupan mereka, seperti membeli rokok, narkoba, minuman keras. Kondisi seperti itu menunjukkkan bahwa hal yang dibutuhkan oleh anak gelandangan tidak hanya materi, tetapi pihak-pihak yang berkenan memberikan perhatian, fasilitas, serta pendidikan yang dapat mengubah pola pikir dan tingkah laku mereka agar mereka dapat hidup lebih mandiri dengan memanfaatkan segala potensi yang mereka miliki.

(9)

4

Langkah berikutnya adalah dengan memberikan motivasi agar mereka memiliki keyakinanan bahwa mereka juga memiliki kesempatan dan potensi seperti anak-anak pada umumnya untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik. Selanjutnya pembagian anak gelandangan ke dalam tiga kelompok besar yang meliputi kelompok penanaman, kelompok 3R(reduce, reuse, recycle), dan kelompok wirausaha cilik. Kelompok penanaman adalah adalah kelompok untuk melatih kemampuan anak untuk melakukan budidaya tanaman mulai dari pembuatan media semai, penyemaian benih, dan penyapihan bibit. Bibit yang dihasilkan dapat langsung ditanam ataupun dijual. Selain itu anak gelandangan juga diajarkan teknik menanam, memelihara, dan memanen hasil. Kelompok 3R adalah suatu kelompok yang mengajarkan kepada anak-anak tentang bagaimana cara untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan seperti halnya kertas, menggunakan kembali barang-barang yang telah digunakan namun masih dapat dimanfaatkan seperti pemakaian kertas secara bolak-balik, penggunaan plastik bekas, pemakaian kembali sendok dan botol plastik, dan teknik terakhir yang diajarkan pada kelompok ini adalah mendaur ulang barang-barang bekas dan sumber daya lain yang belum pernah terpikirkan untuk diolah menjadi suatu produk yang bernilai jual seperti kaleng dan botol bekas yang dapat diubah menjadi kotak pensil, pelepah palem diubah menjadi tempat tissue, kulit salak yang dijadikan dompet, serasah diubah menjadi kompos, dan lain-lain.

Kelompok terakhir adalah kelompok wirausaha cilik, dalam kelompok ini diajarkan bagaimana seseorang untuk memiliki jiwa enterpreneur sehingga mereka dapat memasarkan produk-produk yang mereka hasilkan setelah mereka dilatih di kelompok penanaman dan 3R. Cara pemasarannya bisa secara langsung dijual kepada konsumen atau dengan bekerja sama dengan usaha kecil menengah. Setelah mereka memperoleh pendapatan, mereka dapat menggunakan pendapatan tersebut sebagai modal untuk mendirikan usaha sendiri. Seluruh anak gelandangan akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk dididik dan dilatih dalam ketiga kelompok tersebut karena sistem yang diterapkan adalah sistem pertukaran kelompok yang dilakukan setiap satu minngu sekali.

KESIMPULAN

Secara umum dari permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan maka gagasan yang kami ajukan untuk mengatasi permasalahan anak gelandangan khususnya di Kota Bogor dengan mendirikan Angel (Anak Gelandangan) Enterpreneurship Program sebagai sarana untuk mendidik dan melatih anak gelandangan untuk menjadi wirausaha yang mandiri yang tetap peduli terhadap lingkungan.

(10)

5

1. Mencari informasi mengenai anak gelandangan di Kota Bogor.

2. Melakukan pendekatan dengan anak gelandangan serta orangtua mereka dengan melibatkan psikolog dan LSM.

3. Memberikan pendidikan motivasi untuk memiliki pola pikir yang lebih baik. 4. Membagi anak-anak gelandangan menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok penanaman, kelompok 3R (reduce, reuse, recycle), dan kelompok wirausaha cilik.

5. Melakukan pertukaran kelompok seminggu sekali.

Prediksi yang akan diperoleh setelah terwujudnya gagasan tersebut di antaranya : 1. Menurunnya jumlah anak-anak gelandangan yang ada di Kota Bogor.

2. Setiap anak gelandangan memiliki keterampilan dan kemampuan dalam hal pembudidayaan tanaman, 3R(reduce, reuse, recycle), dan menghasilkan produk yang bernilai jual.

3. Setiap anak gelandangan memilki jiwa berwirausaha dan dapat memasarkan produk yang mereka hasilkan.

4. Anak-anak gelandangan mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. 5. Anak-anak gelandangan dapat mendirikan usaha secara mandiri dengan

(11)

6

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Sosial. 2006. Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan. Jakarta.

Garliah, Lili. 2004. ”Program Intervensi Dalam Penanganan Masalah Anak

Jalanan”. Jurnal. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran.

Universitas Sumatera Utara

Handoyo, Eko dkk. 2004. Profil Anak Jalanan Perempuan di Kota Semarang (Kebutuhan, Motivasi dan Aspirasinya). Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Irwanto, Mohammad Farid, dan Jeffry Anwar.1998. Ringkasan Analisa Situasi Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus. Jakarta: PKMP Atmaja Jaya

Suhartini, Tina. 2008. Strategi bertahan hidup anak jalanan. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Sutinah. 2001. ”Anak Jalanan Perempuan: Studi Kualitatif Tentang Strategi Mempertahankan Hidup dan Tindak Kekerasan Seksual yang Dialami

Anak Jalanan Perempuan di Kota Surabaya”. Jurnal Penelitian Dinamika

Sosial volume 2 nomor 3 Desember. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.Universitas Airlangga.

(12)

7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Kelompok

Nama : Intan Fajar Kemala NRP/NIM : E44080056

Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 17 Oktober 1990

Agama : Kristen

Alamat Asal : JL. H. Sairun no. 28, Patal Senayan, Jakarta Selatan 12210

Alamat Sekarang : Wisma Dwi Regina, Babakan Doneng Riwayat Pendidikan :

1. TK Tadika Puri 2. SD Tarakanita 3 3. SMP Tarakanita 3 4. SMA Tarakanita 1

5. Dept. Silvikultur, Fahutan, IPB Pengalaman Organisasi :

1. Koordinator Sie Rohani SMP Tarakanita 3 (2002-2003) 2. Anggota English Club SMA Tarakanita 1 (2005-2008)

3. Kepala Bidang Pelayanan Kartu Komisi Pelayanan Khusus Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (2010-sekarang)

Prestasi:

1. Octofinalist English Debate Competition Bina Nusantara International University (2007)

(Intan fajar Kemala) Anggota Kelompok

Nama : Sabti Indah Purwanti NRP/NIM : E44080040

Tempat, Tgl Lahir : Rembang, 05 Januari 1991 Agama : Islam

Alamat Asal : Jalan Pabean No. 23 Tasik Agung RT. 04 Rembang

Alamat Sekarang : Jalan Babakan Tengah No.103A RT. 02 RW. 08 Darmaga Bogor

Riwayat Pendidikan:

1. SDN Tasik Agung 1 Rembang Tahun 1996-2002 2. SMP 2 Rembang Tahun 2002-2005

3. SMA 1 Rembang Tahun 2005-2008

(13)

8

1. Paskibraka tahun 2007-2008

2. Staff Divisi Business Development Himpunan Profesi

3. Staff Divisi Public Relation and HRD Leadership and Enterpreneurship School 2010

4. Staff divisi Kewirus Sylva Indonesia 2011

(Sabti Indah Purwanti)

Nama : Margaretta Seftiana Siregar NRP/NIM : H34090058

Tempat, Tgl Lahir : Pansuran, 18 September 1991 Agama : Kristen Protestan

Alamat Asal : Jl. Sejahtera no 15 Pematang Siantar Sumatera Utara Alamat Sekarang : Wisma Dwi Regina Babakan Doneng

Riwayat Pendidikan:

1. SDN 098 pematang Siantar 2. SMP Advent Jakarta Timur 3. SMAN 58 Jakarta Timur

4. Departemen Agribisnis, fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Pengalaman Organisasi:

1. Kordinator Dikonia Rohani Kristen SMAN 58 Jakarta 2. Anggota Persekutruan Mahasiswa IPB

Referensi

Dokumen terkait

Menurut data statistik PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang setiap tahun ada kenaikan permintaan sambungan baru dari pelangganb. Apakah

Di bidang ekonomi, tidak sedikit perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga atau membantu suami bekerja. #ahkan, ada beberapa perempuan yang mengerjakan pekerja!an

Artikel Bidang Penelitian Budidaya berupa review tentang simulasi Penggunaan Model (program komputer) WaNulCAS untuk Manajemen Tumpang Sari tanaman sela di antara

Dari dimensi politik, Haris mencatatkan sebagai pengawal konstitusi, tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawab Mahkamah Konstitusi bukan sekadar menimbang dan menilai secara

Keanekaragaman hayati terdiri dari 3 tingkat yaitu tingkat gen, jenis dan ekosistem.Adanya perkawinan 2 individu yang satu spesies akan menyebabkan

Pada penelitian sebelumnya drone menggunakan google maps dan diterbangkan secara autonomous sesuai dengan waypoint yang ditentukan oleh user pada aplikasi android namun

Menentukan eigen vektor dari matriks berpasangan dapat dilihat pada persamaan (1), Menghitung matriks normalisasi semua kriteria pada persamaan (2), Memeriksa nilai

Berdasarkan hasil pnelitian dapat diambil kesimpulan bahwa alat destilator dapat dibuat secara sederhana dengan beberapa komponen yang terdiri dari pressure gauge,