• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metoda Redistilasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metoda Redistilasi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Teknis (Technical Notes) Vol. No. 3 Th. 2002

ASAP

DENGAN METODA

[Optimation of Liquid Smoke Purification by Redistilation Method)

Purnama Darmadji

Teknologi dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian-

ABSTRACT

of liquid smoke is important for the safety of the liquid smoke, because of content of tar and some substances. This research was done using redistillation process, three factor treatment including : 1) distillation temperature,

and condensation temperature. The range of distillation temperature was and Distillation time was 30, 60 and 90 minutes, and condensation temperature was : 10-1 and 25-30°C. The indicated no detected tar content in the purified liquid smoke, and optimum condition for redistillation process was : for distillation temperature, time was 69 minutes and condensation temperature was 24 At this optimum condition the value of phenol, and total acid were

and

Key words: smoke, and optimum of redistilation

PENDAHULUAN

Asap rnerupakan sistem kornplek, terdiri dari fase cairan dan medium gas sebagai pendispersi. Asap cair suatu campuran dan dispersi dari uap asap kayu air yang diperoleh dari hasil pirdisa kayu atau dari campuran senyawa murni (Maga, 1988). Asap diproduksi dengan cara pernbakaran yang tidak sernpurna yang melibatkan reaksi dekornposisi konstituen polimer senyawa organik

dengan karena yang

meliputi reaksi, reaksi oksidasi, polirnerisasi, dan kondensasi (Girard, 1992). Partikel asap

diameter partikel dan cairan

medium gas menentukan kepadatan asap. itu asap juga rnemberikan atribut dan flavor pada medium pendispersi gas (Faster 1961).

Asap cair rnerupakan dispersi uap asap dalarn air. Salah satu cara pembuatan cair yaitu dengan rnengkondensasikan asap hasil pernbakaran tidak sempurna dari kayu. Selama pernbakaran, kornponen dari kayu antara lain selulosa, hemiselulosa dan lignin akan

mengalami menghasilkan senyawa

antara lain fend, karbonil, lakton, hidrokarbon polisiklis aromatis dan lain sebagainya (Girrard, 1992).

Proses pirolisa melibatkan proses reaksi yaitu dekornposisi, oksidasi, polimerisasi, dan kondensasi. Reaksi-reaksi yang selama pirolisa kayu adalah : penghilangan air dari kayu pada suhu pirolisa

hemiselulosa pada suhu pirolisa selulosa pada suhu 280-320°C pirolisa lignin pada suhu Pirolisa pada suhu ini menghasilkan senyawa yang rnempunyai kualitas organoleptik yang dan pada suhu lebih tinggi lagi akan reaksi

pernbentukan senyawa baru dan oksidasi produk kondensasi diikuti kenaikan linier senyawa tar dan hidrokarbon polisiklis arornatis (Girard, 1992; Maga, 1988).

Hemiselulosa adalah kayu yang

rnengalami pirolisa paling awal rnenghasilkan furfural, asetat dan homolognya. Hemiselulosa terdiri tersusun dari pentosan heksosan

dan rata-rata tergantung pada kayu. Pirolisis dari pentosan membentuk furfural, dan turunannya beserta suatu yang panjang dari

Bersarna-sarna dengan selulosa pirolisis heksosan rnernbentuk asetat dan homolognya. Dekomposisi hemiselulosa pada suhu

(Girard, 1992). Lignin dalarn pirolisis menghasilkan senyawa yang berperan terhadap aroma asap dari produk- produk hasil pengasapan. Senyawa-senyawa

adalah fenol dan eter fenolik (2 metoksi fenol) dan homolognya serta turunannya. Fenol

dari dekornposisi lignin yang terjadi pada suhu dan berakhir pada suhu (Girard, 1992). Proses selanjutnya yaitu pirolisa selulosa menghasilkan senyawa

asetat, dan senyawa seperti

akreolin. Pirolisa lignin akan rnenghasilkan senyawa fenol, bersarna dengan

(2)
(3)
(4)
(5)

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 5: Keputusan Direktur Politeknik Kemenkes Kesehatan Kendari Nomor: DL.10.01.1...2017 Tentang Penetapan Nama-Nama Mahasiswa Baru Politeknik Kesehatan Kendari Tahun

Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan dalam kurun waktu mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember pada tahun 2017, setiap program kegiatan akan

1) Praktik konservasi lingkungan. Meskipun merupakan tujuan wisata yang sangat populer, Pantai Tanjung Tinggi tidak memiliki praktik pelestarian lingkungan. 2) Mendorong

Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai

Pengendalian internal pada warehouse operations akan dievaluasi kembali oleh auditor untuk dinilai apakah telah berjalan dengan baik, sesuai dengan kebijakan dan peraturan di PT

3a. Nasihat dari ibu mampu mencerahkan pikiranku.. Ilmu yang diberikan Ustadz Yusuf mampu mencerahkan hati pendengar. 4) POND’S Day Cream mampu memberikan kulit wajah tampak

Mata kuliah ini Menjelaskan secara komprehensif mengenai hakekat ekologi, bidang kajian ekologi, faktor lingkungan, penentuan faktor-faktor lingkungan yang

Melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran Psychological Well-Being pada Abdi Dalem Punakawan di Keraton Kasultanan Yogyakarta, yang dilihat dari dimensi;