HU33UNGAN KAFZAKTERISTIR
DENGAN SELERTIVITAS PFL
PADA
TERPAAN
l5J3DIA CETAK S I N A R TAN1D I RLABUPATEN SILEMAN
ABSTRACT
In relation with observing the use of several mass
media in general and specifically the Sinar Tani publi-
sers by the PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) or the
Field Agricultural Supervisors in the Sleman Regency of
Jogyakarta, there have been surveys done 60 samples. The
sample method taking has been done randomly (simple
cluster sampling).
From this research, it has been concluded that: 1)
The communication behavioral by the PPL in using several
mass media has been considered relatively improper, 2)
The level of mass media usage by the PPL in Sleman has
been categorized "low" with an average score of 10,17
(30,85 % from the total score), 3) The selectivity rate
of the PPL in using Sinar Tani in Sleman has been cate-
gorized "selective" with an average score of 77,72
(27,76 % from the total score), 4) There is a correlation
between the characteristic and the selectivity rate of
the PPL in using Sinar Tani, 5) There is a correlation
between the PPL's characteristic itself, and 6 ) the
5URAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
"HUBUNGAN
gARAgTWISTIK DWGAN SELEKTIVITAS PPL PADA
TERPAAN
MEDIA
CbTAKSINAR TAN1 DI KABWATEN SLEHAN"
adalah benar hasil karya saya sendiri. Semua sumber infor- masi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 1 Februari 2002
IWDARDT
- - - - - -
DENGAN
SELEKTIVITAS
PET.PAI2A
TERPAAN
MEDIA
CETAKSINAR
TAN1
D I KABUPATEN SLEMAN
Oleh Indardi KMP 99513
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi
Judul Tesis : Hubungan Karakteristik dengan Selektivitas PPL pada Terpaan Media Cetak Sinar Tani
di Kabupaten Sleman Nama Mahasiswa : Indardi
Nomor Pokok : 99513
Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Menyetujui Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota Anggota
Ketua Program Studi
RIWAYAT
HIDUPPenulis adalah putra kedua dari pasangan Sadiyono Riptoharjono dengan Sri Rahayu, dilahirkan di Klaten Jawa
Tengah pada tanggal 13 Oktober 1965.
Pada tahun 1977 penulis menamatkan pendidikan sekolah
dasar di SD Negeri
I
Jambukidul Ceper Klaten, dan padatahun 1981 lulus dari SMP Negeri
I
Ceper Klaten dan selan-jutnya lulus dari SPP-SPMA Negeri Yogyakarta pada tahun
1984. Pada tahun 1985 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, dan lulus
pada tanggal 30 Januari 1992.
Semenjak September 1992 sampai sekarang penulis
bekerja sebagai staf pengajar di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY) pada Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian. Penulis mengasuh mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, Sosiologi Pedesaan, Penyuluhan Pertanian, Komunikasi Pertanian, dan Komunikasi Massa. Pada tahun
1995-1996 penulis diberi tanggung jawab sebagai Ketua
Kuliah Kerja Nyata (Ketua KKN) di UMY. Pada tahun 1997-
1999 dipercaya sebagai Pembantu Dekan 111 (bidang kemaha-
siswaan) d i Fakultas Pertanian UMY. Pada tahun 1999
(September) penulis memperoleh kesempatan melanjutkan
pendidikan pada Program Studi Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menikah dengan Dra.Salmah Orbayinah, Apt.MKes
pada tahun 1996 dan telah dikaruniai seorang putri, yaitu
Halaman
...
ABSTRAW i
...
RIWAYAT H I W P
v...
KATA PBNGANTAR
vi...
D m A R
TABEL
ix...
DAPTAR
GAMBAR
xi...
DAETAR IAMPIRAN
xiI
.
PENDAHULUAN
...
1A
.
Latar Belakang...
1B
.
Tujuan Penelitian...
5I1
.
TINJAUAN
PUSTAKA...
6A
.
Komunikasi Massa...
6B
.
Teori-Teori Komunikasi Massa...
91
.
Teori Selektivitas...
92
.
Teori Lain yang Berkaitan...
13C
.
Media Cetak Sinar Tani...
17D
.
Penyuluh Pertanian...
201
.
Pengertian...
202
.
Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan...
22E
.
Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu...
26I11
.
METODOLOG1 PENELITIAN
...
29A
.
Kerangka Berpikir...
29B
.
Hipotesis...
35C
.
Lokasi dan Waktu Penelitian...
35D
.
Metode Penelitian...
351
.
Populasi dan Contoh...
353
.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen...
4
.
Desain Penelitian...
5
.
Definisi Operasional...
IV
.
HASIL
DAN
PEPiBAHASAN...
A
.
Keadaan Geografis dan Sosial Ekonomi...
Wilayah Sleman
B
.
Karakteristik PPL Contoh...
1
.
Karakteristik Demografis...
2
.
Karakteristik Sosiografis...
3
.
karakteristik Psikografis...
C
.
Perilaku Komunikasi PPL...
1
.
Ragam Media Massa yang Digunakan...
2
.
Curahan Waktu...
3
.
Tujuan Penggunaan Media...
4
.
Cara Menggunakan Media...
D
.
Selektivitas PPL dalam MenggunakanSinar Tani
...
E
.
Hubungan Karakteristik denganSelektivitas PPL
...
F
.
Model Terpaan Media...
V
.
KESIMPUJANDAN
SARAN
...
A
.
Kesimpulan...
No.
Teha
Halaman1. Massa dibandingkan dengan bentuk kolektivitas lainnya
2. Distribusi frekuensi umur PPL contoh di Sleman
pada tahun 2001 46
3. Distribusi frekuensi pendidikan formal PPL
contoh di Sleman pada tahun 2001 47
4. Distribusi frekuensi golongan kepangkatan PPL
contoh di Sleman pada tahun 2001 47
5. Distribusi frekuensi masa kerja PPL contoh
d i Sleman pada tahun 2001 48
6. Distribusi frekuensi pendidikan non formal PPL
contoh di Sleman pada tahun 2001 48
7. Kekosmopolitan PPL contoh di Wilayah Sleman
pada tahun 2001 49
8. Partisipasi sosial PPL contoh di Wilayah
Sleman pada tahun 2601 50
9. Persepsi terhadap Sinar Tani dari PPL contoh
di Sleman pada tahun 2001 50
10. Sikap terhadap informasi dari PPL contoh
di Sleman pada tahun 2001 51
11. Motivasi membaca Sinar Tani PPL contoh di
Sleman pada tahun 2001 51
12. Distribusi media massa yang digunakan PPL di
Wilayah Sleman pada tahun 2001 54
13. Rata-rata curahan waktu total bagi PPL dalam menggunakan berbagai media massa di Sleman
pada tahun 2001 54
14. Kisaran dan waktu rata-rata PPL dalam memanfaatkan masing-masing media massa di
Sleman pada tahun 2001 55
15. Tujuan PPL membaca Sinar Tani di Sleman pada
16. Tujuan PPL menggunakan berbagai media cetak
di Wilayah Sleman pada tahun 2001
17. Tujuan PPL menggunakan media elektronika di
Wilayah Sleman pada tahun 2001
18. Kebiasaan PPL dalam menggunakan media cetak dan
media elektronika di Sleman pada tahun 2001
19. Distribusi frekuensi perolehan skor dan
kategori tingkat penggunaan media massa oleh
PPL di Wilayah Sleman pada tahun 2001
20. Distribusi frekuensi perolehan skor perhatian
selektif, daya ingat selektif, dan penerimaan selektif PPL dalam menggunakan media Sinar
Tani di Wilayah Sleman pada tahun 2001
21. Distribusi frekuensi perolehan skor diskusi
selektif PPL dalam menggunakan media Sinar
Tani di Wilayah Sleman pada tahun 2001
22. Distribusi frekuensi perolehan skor dan
kategori tingkat selektivitas PPL dalam menggunakan Sinar Tani di Sleman pada
tahun 2001
23. Analisis korelasi Spearman antara karakteristik PPL dengan selektivitasnya dalam menggunakan
Sinar Tani di Sleman pada tahun 2001
24. Korelasi Rank Spearman antara karakteristik
demografis dengan sosiografis dan psikografis
25. Korelasi Rank Spearman antara karaktersitik
sosiografis dengan psikografis
26. Korelasi Rank Spearman antar peubah bebas
dalam karakteristik demografis
27. Korelasi Rank Spearman antar peubah bebas
dalam karakteristik sosiografis
28. Korelasi Rank Spearman antar peubah bebas
No. TekB
1. Kaitan karakteristik PPL dengan selektivitas
Halaman
34
2. Model terpaan media massa terhadap PPL 71
3. Model penggunaan saluran komunikasi bagi PPL 73
DAETAR
LAMPIRAN
No : Teka Halaman
1. Uji reliabilitas instrumen 82
2. Peta wilayah Sleman 83
3. Rata-rata curah hujan (mm) setiap bulan periode
1991
-
2000 di Sleman 8 44. Penentuan tipe iklim menurut Mohr 8 5
5. PDRB atas dasar harga yang berlaku di Sleman
pada tahun 1993 - 1998 8 6
6. PDRB atas dasar harga yang berlaku dalam
persentase di Sleman pada tahun 1993 - 1998 87
7.
Tata hubungan kerja BIPP dengan lembaga terkaitdi tingkat kabupaten/kotamadya 88
8. Macam media massa dan jumlah PPL pengguna 89
9. Jumlah buku yang dibaca PPL di Wilayah Sleman
pada tahun 2001 92
10. Curahan waktu PPL untuk pertemuan kelompok
dan personal 93
11. Data karakteristik dan selektivitas PPL contoh
setelah diskor (skala data) 94
12. Analisis korelasi Rank-Spearman 96
13. Skoring data (skala data) 100
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan proses perubahan yang berguna
menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan
sebagai kehendak bersama dari suatu bangsa (Rogers, 1985).
Pertanian sebagai salah satu sektor pembangunan dalam
bidang ekonomi mempunyai peran penting di era globalisasi,
karena sebagian besar (80%) masyarakat Indonesia hidup
dari kegiatan pertanian dan merzgskan penyangga yang kokoh
dikala menghadapi krisis. Sebagai ilustrasi, pertanian
mampu menghasilkan berbagai aneka produk agribisnis yang
mempunyai nilai komparatif dan kompetitif, disamping nilai
politis dan strategis bagi bangsa dan negara Indonesia di
mata internasional.
Seiring dengan tuntutan zaman, maka sumber daya
manusia (SDM) berkualitas di sektor ini telah menjadi
kebutuhan mendesak. Oleh karena itu, petani tidak hanya
dituntut untuk menguasai kultur teknis dengan berbagai
paket teknologi yang direkomendasikan , tetapi diharapkan
juga mampu menggunakan berbagai informasi yang ada, memba-
ca peluang, secara mandiri memutuskan berbagai alternatif
kebutuhan yang berkaitan dengan usahataninya, mampu meng-
gunakan berbagai inovasi/teknologi pertanian dan teknologi
komunikasi dalam memajukan pertanian yang dikelolanya,
menjaga hubungannya dengan berbagai lembaga terkait secara
Dari ha1 yang dikemukakan, terlihat bahwa Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) menjadi sangat penting, karena
dipandang sebagai orang pertama dan utama, serta paling
bertanggung jawab dengan persoalan-persoalan masyarakat
petani di pedesaan. PPL sebagai ujung tombak kegiatan pe-
nyuluhan, secara langsung berinteraksi dengan petani dalam
mengatasi berbagai masalah uaaha taninya. Untuk melaksana-
kan tugasnya dengan baik, kualitas
SDM
seorang PPL harusselalu ditingkatkan sesuei dengan kebutuhan dan perkemban-
gan yang ada. Edam ha1 ini, PPL hendaklah berusaha menda-
patkan berbagai informasi pertanian dari berbagai sumber,
baik dari pelatihan di tingkat kabupaten secara rutin,
temuan lapang, atau melalui media (cetak dan elektronika).
Berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM) seorang PPL, pertanyaan penting yang dapat
dikemukakan adalah sejauh mana petugas penyuluh tersebut
memiliki kesadaran dan berupaya untuk meningkatkan kuali-
tas dirinya, dengan memperoleh berbagai informasi dari
berbagai sumber lainnya, baik secara oral maupun melalui
berbagai media (diskusi dengan sesama teman secara perso-
nal dan kelompok, pengalaman lapang, acara
TV
dan radio,membaca surat kabar dan majalah, dan sebagainya). Dalam
pemanfatan media massa untuk memperoleh berbagai informasi
pertanian, PPL dapat memilih media yang dikehendakinya
untuk didengar, dilihat atau dibaca. Berkenaan dengan
penggunaan berbagai media tersebut, pertanyaan mendasar
kan berbagai media informasi unt;uk memperoleh berbagai
informasi pertanian.
Di sisi lain pemerintah telah memberikan dukungan
tambahan informasi melalui media cetak Sinar Tani yang
nampaknya diutamakan untuk konsumsi
PPL.
Hal ini terlihatdari oplahnya yang mencapai 38.000 eksemplar, secara
efektif 35.000 eksemplar atau 92,10% untuk
PPL
(BagianPemasaran Penerbit Sinar Tani, 2001). Sinar Tani merupakan
salah satu media cetak yang potensial bagi peningkatan
intelektualitas seorang PPL. Dalam ha1 ini, Sinar Tani
merupakan media cetak yang diproduksi untuk berbagai
informasi dan teknologi atau berbagai ha1 lainnya yang
berkaitan dengan usaha kemajuan di bidang pertanian.
Pemerintah telah menggunakan media ini untuk konsumsi
lembaga penyuluhan hingga tingkat bawah, dimana PPL bera-
da. Sinar Tani menjadi salah satu sumber informasi perta-
nian penting bagi PPL. Berkaitan dengan ha1 ini pertanyaan
yang muncul ~dalah bagaimana perilaku PPL dalam memanfaat-
kan Sinar Tani, untuk mendapatkan berbagai informasi
pertanian. Apakah PPL sangat selektif ataukah tidak dalam
menggunakan media cetak tersebut.
Di dalam menggunakan media massa, tidaklah mungkin
khalayak membaca secara rinci semua artikel yang dimuat.
Khalayak akan membaca, melihat atau mendengar tentang
sebagian artikel atau topik yang dikehendakinya. Dari apa
yang dibaca, dilihat atau didengar mungkin hanya sebagian
dipercayainya. Kemudian, mungkin hanya ada beberapa topik
saja Yang sempat didiskusikan dengan orang lain.
Perilaku komunikasi tersebut juga berlaku pada diri
PPL. Di dalam menggunakan (membaca), setiap PPL akan
mempunyai perhatian yang berbeda pada bagian-bagian dari
media cetak Sinar Tani. Sebagai ilustrasi, seorang PPL
akan lebih memperhatikan rubrik tertentu dalam Sinar Tani,
sedangkan PPL yang lain lebih tertarik membaca berita
utama atau kolom opini, dan sebagainya. Selanjutnya, me-
mungkinkan adanya variasi perilaku PPL antara individu
satu dengan lainnya. Hal ini karena mereka memiliki karak-
teristik yang berbeda. Pertanyaannya adalah bagaimanakah
gambaran karakteritik PPL ini mempunyai kaitan dengan
perilaku komunikasinya. Dengan mempelajari perilaku PPL
dalam memperoleh informasi pertanian dan mengkaitkan
dengan karakteristiknya, muncul pertanyaan, bagaimana pola
terpaan media cetak yang dihasilkan. Informasi ini penting
untuk dipelajari, terutama dalam memahami permasalahan
serupa di wilayah lain.
Khalayak memiliki karakteristik berbeda, baik secara
dernografis, sosiografis maupun psikografis. Hal ini me-
mungkinkan antara PPL yang satu dengan individu lain memi-
liki perilaku komunikasi berbeda dalam mencari informasi.
Berkaitan dengan ha1 tersebut, penelitian ini ingin
mengungkap bagaimana kaitan karakteristik PPL dengan
perilaku komunikasinya dalam menggunakan berbagai media,
media cetak Sinar Tani, khususnya di dalam memperoleh
berbagai informasi pertanian. Hal ini dapat dinyatakan da-
lam rumusan masalah berikut:
1. Bagaimana perilaku komunikasi PPL dalam menggunakan
berbagai medic massa, di dalam memperoleh informasi
pertanian ?
2. Sejauhmana selektivitas PPL dalam menerima terpaan
media cetak Sinar Tani untuk mendapatkan berbagai
informasi pertanian ?
3. Bagaimana karakteristik PPL mempunyai hubungan dengan
selektivitasnya dalam menerima terpaan media Sinar
Tani, untuk memperoleh berbagai informasi pertanian ?
4. Bagaimana model terpaan media cetak bagi PPL dalam
nendapatkan informasi pertanian, yang akan diperoleh ?.
B.
N u a n PenelitianBerdasarkan perumusan masalah yang ada, penelitian
ini mempunyai tujuan berikut:
1. Mempelajari perilaku komunikasi PPL dalam menggunakan
berbagai media, untuk memperoleh informasi pertanian.
2. Mempelajari selektivitas PPL dalam menggunakan media
cetak Sinar Tani.
3. Mengetahui kaitan antara karakteristik
PPL
dengan se-lektivitasnya terhadap terpaan media cetak Sinar Tani
dalam mendapatkan berbagai informasi pertanian.
11.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Komunikasi MassaMassa merupakan salah satu tipe kolektivitas yang ada
di masyarakat. Blumer (McQuail, 1991) membuat definisi
massa dengan membandingkan bentuk kolektivitas lainnya
yang ditemukan dalam kehidupan sosial, khususnya kelompok,
kerumunan dan pub1 i k (Tabel 1 )
.
Tabel 1. Massa dibandingkan dengan bentuk kolektivitas lainnya
K E m K WBLIK KERUMUNAN MASSA
Tingkat Tinggi Sedang, Tinggi Rendah
Instruksi dalam wila- Walaupun para
yah terbatas anggotanya tersebar
Tuluan atau Tujuan Pandangan Kejadian Obyek perhati-
obyek per- bersama+ atau masalah yang sedang an yang di-
hatian identitas+ untuk diskusi berlangsung kelola
kontak dan penentuan
pilihan
...
Kontrol/ Tinggi/ sedang
,
Rendah dan Eksternal danorgmisasi tetapi formal dan eksternal manipulatif
informal dan informal (kalau ada)
internal
...
Kadar ke- Tinggi Bervariasi: Tinggi, Rendah
sadaran sedang sampai tetapi
t
inggi sementaraSumber : McQuail, 1991
Komunikasi adalah proses dimana pesan-pesan dikirim
dari sumber kepada penerima (Rogers and Shoemaker, 1987),
atau diartikan sebagai proses pemindahan ide/gagasan,
berbagai informasi baru atau inovasi dari sumber kepada
Komunikasi massa merujuk pada proses dimana suatu
organisasi yang kompleks dengan sebuah atau lebih mesin
produksi dan mengirim pesan publik yang disampaikan pada
audiens besar, heterogen dan menyebar (Dominick, 1990).
Wright dalam Tubbs and Moss (1994), mengatakan bahwa dalam
komunikasi massa, khalayak relatif besar, heterogen dan
anonim bagi sumber. DeVito (1997) mengungkapkan bahwa
komunikasi massa merupakan komunikasi yang diarahkan
kepada khalayak yang sangat luas, disalurkan melalui
sarana audio dan atau visual.
Komunikasi massa mempunyai ciri utama (McQuail.1991):
1) sumber komunikasi bukanlah satu orang, melainkan suatu
organisasi formal; 2) pesan beraneka ragam, tidak unik dan
dapat diperkirakan, serta seringkali diproses, distandari-
sasi dan selalu diperbanyak; 3 ) hubungan antara pengirim
dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat
interaktif, juga bersifat impersonal, bahkan mungkin
sekali seringkali bersifat non-moral dan kalkulatif; 4)
penerima (bagian dari khalayak luas) merasakan pengalaman
dan memberikan reaksi secara bersama-sama dengan orang
lain menurut pola tertentu yang dapat diperkirakan; 5 )
komunikasi massa seringkali mencakup kontak secara seren-
tak antara satu pengirim dengan banyak penerima, mencip-
takan pengaruh luas dalam waktu singkat dan menimbulkan
respons seketika dari banyak orang secara serentak.
Tersedianya media yang merupakan sarana yang tidak
Dominick (1990) menjelaskan dua kelompok besar media
massa, yaitu media elektonik (the electronic media) dan
media cetak (the print media). Media elektronik yang
menon301 adalah
TV,
radio, film dan tape recorder (kaset).Media cetak yang menonjol penggunaannya oleh masyarakat
saat ini adalah surat kabar, majalah, brosur (leaflet,
folder, buklet, dan lain lain) dan buku.
Komunikasi massa mempunyai ragam atau banyak fungsi.
Menurut Effendy (1992) fungsi komunikasi massa adalah
menyiarkan informasi, mendidik der! aenghibur serta sifat-
nya sebagai tambahan saja, yaitu mempengaruhi, membimbing
dan mengkritik. Lasswell sW,,&m Littlejohn (1996) mengiden-
tifikasi tiga fungsi media massa, yaitu memberikan infor-
masi tentang lingkungan, mempresentasikan pilihan pemeca-
han masalah, serta sosialisasi dan pendidikan. Menurut
Dominick (1990) fungsi komunikasi massa bagi masyarakat
adalah surveillance (mengawasi), interpretasi, linkage
(keterkaitan), transmisi nilai dan entertainment. DeVito
(1997) mengungkapkan 6 fungsi yang dianggap paling penting
melalui media massa, yakni: 1) menghibur, 2 ) meyakinkan,
3) menginformasikan,
4)
menganugerahkan status, 5) mem-bius dan 6) menciptakan rasa kebersatuan. Fungsi meyakin-
kan (persuasi) dapat datang dalam banyak bentuk, yaitu a)
memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; b) me-
ngubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; c) meng-
gerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan d) mem-
Berkaitan dengan fungsi-fungsi tersebut, Effendy
(1992) mengkaitkannya dengan jenis media, misalnya fungsi Utama surat kabar adalah menyiarkan informasi. Fungsi
utama film, radio dan %elevisi adalah menghibur. Pendapat
tersebut mulai bergeser, yaitu berkaitan dengan proses
reformasi di Indonesia, maka mulai tahun 1997 terlihat
TV
menjadi penyampai informasi yang mulai disukai. Disisi
lain, belum terlihat fungsi
TV
sebagai penyebar informasi' pertanian, karena dibatasi o l ~ h agenda setting yang dibuat
media tersebut dar, proses selektif khalayak.
B.
Teori-Teori Komunikasi Massa1. Teori Selektivitas
Pendekatan teori terhadap permasalahan penelitian
ini, lebih merupakan bagaimana pengaruh suatu media terha-
dap audiensnya. Berbagai rangsangan dapat ditumbuhkan oleh
media massa dan tanggapan audiens yang dihasilkan dapat
berbeda-beda. Teori tentang pengaruh (effects) media yang
penting untuk diungkapkan adalah proses selektif/ selec-
tive processes (Ban and Hawkins, 1990). Penelitian menun-
jukkan bahwa media massa kelihatannya dapat mempercepat
proses perubahan, tetapi jarang mewujudkan perubahan
perilaku. Hal ini karena pengirim dan penerima pesan
menggunakan proses selektjf, sehingga pesan mengalami
distorsi, dan proses selektif tersebut adalah publikasi
selektif (selective publication), perhatian selektif
ception), daya inget selektif (selective remembering),
penerimaan selektive (selective accepeance) dan diskusi
selektif (selective discussion).
Proses selektif lebih merupakan proses mental yang
ada dalam diri individu, sehingga ada yang berpandangan
bahwa persepsi tidak hanya ketika audiens membaca suatu
pesan (Ban, 1990). Sears and Freedman Jahi (1993)
menyebut proses selektif tersebut sebagai proses persepsi
selektif, dengan tahapan: 1) keterdedahan (exposure)
selektif, 2) perhatian selektif, 3) komprehensi selektif
dan 4) retensi selektif.
Persepsi bersifat subyektif, kreatif dan aktif
(Sereno and Bodaken, 1975). Persepsi memiliki tiga aktivi-
tas, yakni seleksi, organisasi dan interpretasi. Oleh
karena itu, ketika seseorang dihadapkan pada stimuli
(adanya berbagai media informasi), secara subyektif,
kreatif dan aktif, maka melalui komunikasi intrapersonal
orang tersebut akan mempersepsi dengan menyeleksi, mengor-
ganisasi dan menginterpretasikan stimuli tersebut.
Konsep publjkasi selektifmenjelaskan proses selektif
dari sudut pandang media. Dalam ha1 ini, perusahaan media
cetak atau pemancar
TV
dan radio tidak mungkin dapatmenyiarkan semua informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber nasional maupun internasional, karena terbatasnya
ruang dan waktu. Dalam ha1 ini, penyuntinglah yang akan
memutuskan dimuat/ditayangkan ataukah tidak suatu acara.
keyskinan pribadi, perintah atau himbauan pemilik media,
pimpinan atau pemerintah dan sebagainya. Untuk itu setiap
perusahaan media memiliki visi, misi dan sejumlah kepen-
tingan tertentu, sehingga agenda settingnya berbeda antar
pemilik media yang satu dengan lain. Agenda s e t t i n g menga-
cu pada kemampuan media dalam menyeleksi dan mengarahkan
perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu
(Agee, Ault and Emery
dalam
DeVito, 1997). Media mengata-kan pada khalayak, apa yang penting dan apa yang tidali.
Konsep keterdedahan (exposure) s e l e k t i f menjelaskan
kepada media massa mana suatu audiens akan mendedahkan
dirinya sesuai dengan kepentingan. Konsep perhatian selek-
tifuntuk menjelaskan bahwa tidak seorangpun membaca semua
pesan atau artikel yang ada di sebuah media cetak, karena
yang bersangkutan melakukan seleksi. Orang yang berbeda
dapat membaca artikel yang sama pada sebuah media cetak
(komprehensi s e l e k t i f ) . Proses daya ingat s e l e k t i f menje-
laskan bahwa tidak seorangpun yang dapat mengingat semua
yang pernah didengar atau dibacanya. Dalam ha1 ini orang
cenderung melupakan hal-ha1 yang tidak sesuai dengan
pendapatnya, atau menempatkannya pada suatu dilema yang
tidak menyenangkannya. Proses retensi s e l e k t i f mengung-
kapkan bahwa audiens yang berbeda akan mengingat hal-ha1
yang berbeda dari suatu isu spesifik dalam suatu koran.
Proses penerimaan s e l e k t i f mengungkapkan bahwa pesan
mungkin diingat, tetapi tidak perlu selalu dipercaya/
dengan pendapat atau keyakinan diri sendiri. Tahap tera-
khir adalah diskusi s e l e k t i f . Dalam konteks ini, tidak
cukup waktu untuk membicarakan segala sesuatu yang dibaca,
dilihat atau didengar dari media. Penelitian menunjukkan
bahwa yang dibicarakan, terutama mengenai ha1 yang disepa-
kati bersama atau yang dirasakan menarik.
Berkaitan dengan proses selektif tersebut, perlu
diungkapkan teori yang mengungkap adanya perbedaan efek
media massa karena adanya perbedaan karakteristik individu
audiens. Teori kontempcrer Melvin De Fleur &Jam Depari
dan MacAndrews (1998), mengungkapkan bahwa pengaruh komu-
nikasi massa dikelompokkan menjadi empat golongan yakni:
1) teori perbedaan-perbedaan individu ( t h e individual
differences theory), 2 ) teori penggolongan sosial (the
social category theory), 3 ) teori hubungan sosialcthe
social relationships theory) dan 4 ) teorf norma-norma
budaya (the cultural norms theory).
Hal yang sangat penting untuk dijelaskan adal~h
teori perbedaan individu. Teori didasarkan pada pengakuan
bahwa tiap individu tidak sama perhatiannya; kepentingan-
nya, kepercayaan maupun nilai-nilainya, maka dengan sendi-
rinya selektivitas terhadap komunikasi massa juga berbeda.
Audiens bukanlah suatu kelompok monolitis yang setiap
individunya senantiasa mempunyai tsnggapan sama terhadap
isi media. Perbedaan individu terjadi, karena adanya
perbedaan lingkungan, sehingga menghasilkan perbedaan
individu memiliki motivasi dan pengalaman yang berbeda
berdasarkan hasil belajarnya.
2. Teori Lain yang Berkaitan
DeVito (1997) mengungkapkan adanya teori langkah.
Beberapa teori memandang, efek media dalam bentuk langkah-
langkah atau tahap-tahap. Pesan-pesan media dapat diterima
audiens melalui model komunikasi satu tahap (one step flow
model), komunikasi dua tahap (two step flow model maupun
komunikasi banyak tahap. T e m i satu langkah yang sangat
terkenal adalah teori peluru atau teori jarurn suntik
(hypodermic needle model), yang berpendapat bahwa pengaruh
media bersifat langsung dan segera. Teori ini disebut juga
komunikasi model linear (Melkote, 1991). Hal yang menarik
dari model komunikasi satu tahap adalah: 1) mengakui bahwa
tidak semua media memiliki kekuatan pengaruh yang sama, 2 )
mempengaruhi peranan selektivitas sebagai faktor yang
menentukan penerimaan audiens, dan 3 ) mengakui kemungkin~n
timbulnya reaksi yang berbeda dari audiens, terhadap pesan
komunikasi yang sama (Depari, 1998).
Kegagalan teori peluru menimbulkan pandangan yang
berbeda dari khalayak, yakni aktif terhadap berbagai
informasi, sehingga muncul teori efek terbatas/tanpa efek
atau theory of minimal effects of the mass media (Jahi,
1989; Melkote, 1991). Teori ini berpendapat bahwa media
massa menimbulkan efek kecil atau bahkan tidak menimbulkan
Teori dua langkah memandang bahwa media massa tidak secara langsung mempengaruhi khalayak, tetapi melalui opinion leader (pembawa pengaruh) yang mempunyai akses lebih besar terhadap media dan juga lebih dipercaya oleh masyarakatnya. Sedangkan teori multi langkah mengatakan bahwa pengaruh mengalir ulang-alik dari media ke khalayak (berinteraksi satu sama lain), kembali ke media, kemudian kembali lagi ke khalayak, dan seterusnya (DeVito, 1997). Banyaknya tahap yang harus dilalui dalam proses penerimaan informasi bergantung pada: a) tujuan sumber informasi, b) banyaknya media massa yang menyebarluaskan informasi, dan c) apakah isi pesan berkenan atau melibatkan kepentingan audiens, dan d) apakah cara penyampaiannya menarik perha- tian audiens (Depari, 1998).
Teori konvergen atau interaktif memandang bahwa komunikasi sebagai transaksi diantara partisipan. Teori ini digambarkan secara beragam oleh berbagai ahli, yakni:
1) lingkaran yang tumpang tindih atau diagram Venn (moc
1
Rogers and Kincaid), 2) heliks (model Dance). dan 3 ) zigzag (model Watzlawick, Beavin and Jackson).
Model kegunaan dan kepuasan (Uses and Gratifications Model) diungkapkan oleh Katz &.Ian Effendy (1993). Teori
ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan griba-
tujuan khusus. Model ini menyatakan bahwa khalayak berada pada lingkungan sosial (karakteristik demografl, afiliasi kelompok dan karakteristik kepribadian) tertentu. Dalam ha1 ini, setiap individu khalayak memiliki sejumlah kebu- tuhan, yaitu kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebu- tuhan pribadi secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan (dari tekanan, ketega- ngan dan sebagainya). Untuk memenuhi kebutuhan individu tersebut, dapat dilakukan melalui sumber pemuasan kebutu- han non media maupun menggunakan media massa. Media massa mem-punyai fungsi pemuasan ( surveil lance, entertainment,
personal dan hubungan sosial).
dan valence (cara pemberitaan suatu peristiwa menyenangkan
atau tidak). Dimensi agenda khalayak meliputi dimensi:
familiarity ( keakraban/derajat kesadaran khalayak terha-
dap topik tertentu), personal saliance (penonjolan priba-
dihelevansi kepentingan dengan ciri pribadi) dan favo-
rability (pertimbangan senang atau tidak tentang topik
berita). Agenda kebijaksanaan meliputi dimensi: support/
dukungan kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita
tertentu), likelihood o f action (kemungkican kegia-
tan/kemungkinan pemerintah melaksacak~n apa yang diibarat-
kan) dan freedom of action (kebebasan bertindakhilai ke-
giatan yang mungkin dilakukan pemerintah).
Teori difusi inovasi yang dikembangkan oleh Rogers
DeVito (1997) memfokuskan pada cara komunikasi dalam
mempengaruhi orang untuk melaksanakan (mengadopsi) sesuatu
inovasi. Difusi adalah proses inovasi dikomunikasikan
melalui saluran tertentu merembes dalam jangka waktu
tertentu (over time), diantara anggota suatu sistem sosial
(Rogers, 1983). Inovasi adalah gagasan, tindakan atau
barang yang dianggap baru oleh seseorang (Rogers and
Shoemaker, 1987).
Dikenal juga adanya teori kultivasi. Melalui TV (dan
media lain),audiens belajar tentang dunia, orang-orangnya,
nilai-nilai, dan adat kebiasaannya (DeVito,l997). Melalui
media, orang belajar tentang masyarakat dan kulturnya.
Teori ini menyatakan bahwa pecandu berat TV membentuk
taan. Gerbner, Gross, Morgan and Signorielli
dalam
Black,Bryant and Thompson (1998) menggunakan konsep kultivasi
untuk menggambarkan kontribusi independen
TV
dalam membuatkonsepsi realitas sosial pemirsa. Perbedaan kultivasi di
sini adalah adanya selisih perbedaan konsepsi realitas di-
antara pemirsa biasa dan pecandu (light and heavy viewer)
TV
pada subgroup demografi yang sama.C. Media Cetak Sinar Tani
Dikenal dua jenis media massa, yakni media elektroni-
ka dan media cetak (printed media), dengan karakteristik
tersendiri yang memiliki segala kelebihan dan kekurangan-
nya. Wahyudi (1992) mengungkapkan bahwa kelebihan media
cetak adalah dapat dibaca kapan dan dimana saja, serta
dapat diulang-ulang. Kelemahannya, antara lain memiliki
daya rangsang yang kurang baik, bila dibandingkan dengan
audio visual.
Media cetak bisa berupa buku, majalah, brosur, surat
kabar, leaflet, poster dan sebagainya. Untuk surat kabar,
dikenal adanya surat kabar umum, yang memuat berbagai
informasi, baik menyangkut masalah politik, ekonomi,
entertainment, budaya, pertanian, dan sebagainya; dan
surat kabar khusus yang hanya memuat bidang tertentu,
misalnya surat kabar Sinar Tani yang memuat bidang perta-
nian. Dalam ha1 ini, orientasi perusahaanya bisa semata-
mata kearah bisnis, sosial, ataupun berorientasi sosial
Berdasarkan penelitian Ban dan Hawkins (1990), surat
kabar memiliki berbagai kelebihan, yaitu pesan relatif
diinterpretasikan secara baik oleh penerima (receiver),
audiensnya lebih besar bila dibandingkan dengan produk
media cetak lainnya dan tingkat mendidik audiens relatif
tinggi. Surat kabar aering kali dipandang kurang tingkat
kredibilitas sumbernya, tingkat umpan balik rendah, pen-
garuh terhadap audiens yang rendah, dan sebagainya.
Sinar Tani termasuk golongan surat kabar di bidang
pertanian, yang memiliki misi sosial dalam pembangunan
pertanian di Indonesia. Surat kabar ini diterbitkan perta-
ma kali pada tanggal 29 Agustus 1970 berdasarkan Surat
Izin Terbit (SIT) yang dikeluarkan oleh Departemen Pene-
rangan Nomor 01002/SK/Dir/PP/SIT/1970 tertanggal 12 Agus-
tus 1970 dengan nama Sinar Jaya di bawah badan hukwn PT
Duta Karya Swasta. Pada tanggal 1 April 1986, Sinar Jaya
beruban nama menjadi Sinar Tani sesuai Surat Izin Usaha
Penerbitan Pers (SIUPP) tertanggal 8 Juli 1986, dan jwnlah
halaman menjadi delapan muka setiap terbit. Media ini
muncul bersamaan dengan penetapan Repelita I tahun 1970,
terbit dua kali seminggu (hari Rabu dan Sabtu) dan berha-
laman empat muka pada setiap terbit.
Tujuan diterbitkannya Sinar Tani (Emrus,1994) adalah:
1.
Memberi penerangan pada masyarakat pertanian dalam artiluas, baik pengusaha bidang pertanian (petani pangan,
kebun,ternak,ikan, dan sebagainya), maupun kepada pega-
daerah tentang kebijakan dan program-program pembangu-
nan pertanian.
2. Memberikan penerangan dan menyebarluaskan hasil pemba-
ngunan pertanian.
3. Memberikan penerangan dan menyebarluaskan rencana pem-
bangunan pertanian.
4. Melalui Sinar Tani diharapkan akan memperoleh umpan
balik berupa saran dan aspirasi masyarakat, baik per-
orangan maupun organisasi profesi di bidang pertanian.
Khalayak pembaca Sinar Tani adalah kalangan Deptan,
penyuluh pertanian, karyawan perkebunan, Bimas, Balai di
bawah Deptan, petani, mahasiswa dan masyarakat umum.
Berdasarkan hasil penelitian Emrus (1994) khalayak Sinar
Tani terdiri dari 1) Penyuluh Pertanian sebanyak 39.049
orang (80,35%), 2 ) Karyawan perkebunan/BUMN sebanyak 5.678
orang (11,68%), 3 ) Dinas, petani dan lainnya sebanyak
2.936 orang (6,04%) dan 4) perkenalan sebanyak 937 orang
(1,93%).
Mulai Juli 1999, surat kabar Sinar Tani mengalami
perubahan tampilan, dari bentuk koran menjadi tabloid.
Bentuk tabloid ini dicirikan oleh ukuran yang lebih kecil,
mengmnakan kualitas kertas yang lebih baik dan tebal
(bukan kertas koran), serta penggunaan tinta berwarna
dalam gambar maupun tulisan. Oplahnya telah mengalami
penurunan menjadi 38.000 eksemplar dalam setiap kali
terbltnya. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan blaya
Dalam ha1 isi, selalu di upayakan untuk mengikuti
perkembangan yang ada. Demikian juga dalam interval ter-
bitnya, semula seminggu dua kali terbit, sekarang menjadi
terbit satu kali dalam seminggu.
Performance (tampilan) Sinar Tani semula dalam bentuk koran mempunyai halaman sejumlah 32 muka, kini jumlah
halaman menurun menjadi 24 muka. Halaman pertama merupakan
halaman cover depan, yang memuat rubrik utama pada edisi
yang bersangkutan dengan gambar, serta tulisan menonjol,
dan beberapa rubrik lain yang disajikan deism edisi yang
sama. Halaman 2 (dua) dan halaman 3 (tiga) memuat pengan-
tar dari redaksi dan editorial. Halaman 4 sampai dengan
halaman 23 merupakan isi Sinar tani yang terdiri dari
berbagai rubrik, yaitu: Nasional, Sorotan, Agriwacana,
Agriinvestasi, Agrilembaga, Agripenyuluhan, Agriutama,
Daerah, Agrineka/Anekaragam, Iptek, Agriprosesing, Agri-
lingkungan, dan Agrisehat. Halaman cover belakang atau
halaman terakhir (halaman 24) menuat Informasi Agribisnis
(Jendela Usaha dan pasar). Diantara rubrik-rubrik yang
disajikan disisipi pesan-pesan lain, seperti iklan, infor-
masi buku baru, konsultasi rumah tangga dan sebagainya.
D.
Penyuluhan Pertanian1. Pengertian
Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem komunika-
si dalam penyampaian informasi pertanian kepada petani,
Penyuluhan pertanian merupakan proses penyebarluasan in- formasi yang diperlukan dan berkembang selama pelaksanaan pembanmnan pertanian (Anonimous, 1999). Menurut Tjondro- negoro dalam Sastraatmadja (1986), penyuluhan adalah usaha pendidikan non formal yang merupakan perpaduan dari kegia- tan menggugah minat atau keinginan, menimbulkan swadaya masyarakat, menyebarkan pengetahuanlketrampilan dan keca- kapan, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku
(pengetahan, sikap dan tindakan).
Sebagai proses pendidiken, penyuluhan memiliki ciri- ciri (Anonimous, 1999) berikut:
1. Penyuluhan adalah sistem pendidikan non formal yang terprogram, dilakukan dimana saja (dalam/luar ruangan, bahkan sambil kerja), tidak terikat waktu, dan dise- suaikan dengan kebutuhan sasaran.
2. Penyuluhan merupakan pendidikan orang dewasa, sehingga metode pendidikan lebih bersifat lateral, ukuran keber- hasilannya adalah terciptanya dialog antara pendidik dan peserta didik (bukan target materi), dan sasarannya orang dewasa.
Penyuluhan pertanian bertujuan untuk merubah perilaku (WiriaatmadJa, 1983), yakni bertambahnya kesanggupan ke- luarga tani, sehingga dapat memperbaiki cara bercocok tanam, lebih beruntung usaha taninya dan lebih layak hi- dupnya. Berdasarkan tingkatannya dapat dibedakan menjadi tujuan dasar, tujuan
umum
dan tujuan kerja/operasional. Tujuan dasar merupakan tujuan akhir yang sifatnyaumum
sekali dan masih kabur, seperti kemakmuran, keadilan dan sebagainya. Tujuan umum merupakan tujuan yang sifatnya sudah agak jelas, tetapi masih untuk golongan besar, seperti meningkatkan taraf hidup, meningkatkan penghasi- lan. Tujuan operasional merupakan tujuan yang jelas digu- nakan sebagai arah dilakukannya suatu kegiatan. Klasifika- si dari tujuan penyuluhan lain didasarkan pada jangkauan waktu tercapainya, yakni tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
2. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan
Ada berbagai persoalan dalam pembangunan pertanian. Menurut Sumitro Maskun (Hubeis, Tjotropranoto dan Ruwiyan- to, 1995) yaitu masalah masyarakat sasaran penyuluhan pertanian dan masalah ruang lingkup penyuluhan berdasarkan aspek kehidupan masyarakat. Masalah yang umum menjadi perhatian di negara berkembang seperti Indonesia adalah masalah sasaran, pelaku dan cara pendekatan (profesiona-
masalah pertanian yang sangat kompleks, baik masalah
teknis maupun aspek sosial ekonominya. Dalam ha1 ini,
penyuluh diharapkan mampu menyampaikan pengetahuan prak-
tis, seperti panca usahatani, pasca panen, introduksi
inovasi dan teknologi yang terus berkembang, juga dituntut
untuk mampu memberikan bimbingan tentang manajemen usaha-
tani, informasi pasar, dan sebagainya. Menurut Danick
Ibrahim dalam Sastraatmadja (1986) ada tiga masalah utama
dalam penyuluhan pertanian di Indonesia, yakni a) fasili-
tas yang belum berfungsi sebagai mana mestinya, b) kurang
adanya keseimbangan antara fasilitas dengan tugas yang
harus dikerjakan dan c ) kurang lancarnya komunikasi dan
koordinasi antara lembaga penunjang kegiatan penyuluhan.
Secara konsepsi dan operasi, kegiatan penyuluhan setidak-
nya mencakup dua hal, yaitu penyuluh sebagai change agent
dan petani sebagai t a r g e t group (SastraatmadSa, 1986).
Di Indonesia, kegiatan penyampaian informasi perta-
nian tersebut dilakukan oleh korps penyuluh pertanian,
yang terdiri atas tiga kategori, yakni penyuluh spesialis,
penyuluh madya dan penyuluh lapangan. Seperti halnya
penyuluh yang lain,
PPL
mempunyai lima tugas yang telahditetapkan oleh Departemen Pertanian (Soekartawi, 1988),
yaitu 1) menyebarkan informasi, 2) mengajarkan keterampi-
lan atau kecakapan, 3) memberikan rekomendasi, 4 ) mengu-
payakan kemudahan terhadap kesulitan yang dihadapi petani,
serta
5)
menimbulkan swadaya ataupun swadana petani dalamTugas seorang penyuluh lapangan (PPL), antara lain adalah (Suhardiyono, 1992) menyusun program bagi wilayah kerjanya; menetapkan impact point dan mencari pemeca- hannya; melaksanakan kunjungan lapangan, demonstrasi dan pembinaan kegiatan kelompok tani; bersama petani mengem- bangkan kelompok tani agar menjadi kekuatan ekonomi-sosial bagi masyarakat sekitar; bersama dengan PPUP dan PPS mencari pemecahan masalah yang dihadapi, baik masalah keterampilan petani maupun masalah sarana produksi bersama dengan instansi lain
(KUD,
Dinas terkait,BRI,
maupun masalah kelompok itu sendiri). Berdasar Keputusan Menpan No 73/Menpan/1985, tugas pokok PPL adalah a) menyuluh dan melakukan percontohan kepada petani, b) mengembangkan swadaya dan swakarya petani, c ) menyusun program penyulu- han pertanian, d) membantu mengajar pada kursus tani, dan e) membantu pelaksanaan pengujian, survei dan atau evalua-si (Dumasari, 1995).
Sumber lain mengungkapkan bahwa penyuluh mempunyai peran (Anonimous, 1999):
1. Pengembangan kebutuhan untuk melakukan perubahan-peru- bahan, mencakup diagnosa masalah/kebutuhan yang sebe- narnya dari sasaran, memilih obyek perubahan yang tepat,, analisis motivasi dan kemampuan masyarakat untuk melakukan perubahan dan analisis berbagai sumber daya yang ada.
jukkan pentingnya perubahan, bersama masyarakat menen-
tukan prioritas kegiatan, mobilisasi swnber daya dan
memimpin perubahan.
3. Memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran, seperti
menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan masyarakat,
bersama tokoh masyarakat merancang dan memantapkan
upaya perubahan.
Menurut Suhardiyono (1992) peran penyuluh adalah
sebagai sebagai pembimbing (guru non fo~mal) petani,
sebagai organisator dan dinamisatcr, sebagai teknisi,serta
sebagai jembatan penghubung antara lembaga penelitian
dengan petani.
PPL merupakan petugas di tingkat lapangan yang berha-
dapan langsung dengan petani. Dalam ha1 ini, penyuluh ber-
peran sebagai agen pembaruan yang membantu petani mengenal
maaalah-masalah yang mereka hadapi dan mencari jalan
keluar yang diperlukan. Mengingat tugas PPL yang begitu
besar, maka tidak hanya diperlukan kemampuan akademis,
tetapi juga harus sehat jasmani, rohani dan kualitas
personel yang baik.
Untuk memiliki kualitas personel yang baik, maka
seseorang PPL harus memenuhi persyaratan : kemampuan
berkomunikasi dengan baik, kemampuan bergaul, antusias
terhadap tugas, serta berpikir logis dan berinisiatif
(Suhardiyono, 1992). Disamping kualitas personel, 3uga
diperlukan kualitas profesional, seperti empati, rendah
sangat ditentukan oleh kredibilitasnya di mata petani. Dalam prakteknya, yang mempunyai kredibilitas tinggi dalam melakukan komunikasi pertanian sering ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain a) latar belakang pendi- dikan, pengetahuan dan pengalaman, b) karakter, c) cinta dan bangga dengan pekerjaannya, d) kepribadian, e) tujuan komunikasi, dan f) cara penyampaian (Soekartawi, 1988). Berkaitan dengan peningkatan pengetahuannya, tentunya terkait erat dengan kebiasaannya dalam mengkonsumsi media Sinar Tani, yang memang ditujukan untuk pengembangan pengetahuan dan wawasan PPL. Hal lain, dapat diungkapkan bahwa kredibilitas seorang komunikator sering ditentukan oleh titel, pangkat atau jenjang kepegawaian, status sosial, dan penampilan dalam melakukan komunikasi.
E.
Beberapa Hasil Penelitian TerdahuluBerdasarkan hasil penelitiannya tentang " Peranan
penyuluhan dalam mengembangkan kelompok tani pada intensi- fikasi padi", Surialaga (1984) menyimpulkan bahwa pelaksa- naan program penyuluhan dalam program intensif ikasi padi tersebut masih lemah. Penyelenggaraan penyuluhan merupakan
lemah, dan lemahnya iraitan antara penyuluhan dengan kernam- puan kelompok tani.
Kaitannya dengan penggunaan media massa, ditemukan sejumlah karakteristik PPL yang relatif masih kurang terhadap keterdedahan media massa (Mulyadi, 2001), yakni masin adanya 20% PPL yang tidak terdedah
TV,
dan 56,6% terdedah masih di bawah 1 jam/hari; terhadap radio, juga ada 20% yang tidak terdedah, dan hanya 11,6% saja yang terdedah di atas 1 jamhari; 58,3% PPL tidak terdedah buletin, dan ada 32,6% yang hanya terdedah sampai 30menit/hari; terhadap brosur ada 36,6% yang tidak baca, ?an hanya ada seorang
PPL
(1,6%) yang membaca di atas satu jamhari. Sedangkan dalam memanfaatkan majalah, ada 31,6% PPL yang tidak baca, serta 51,6% nya membaca hanya sampai 30 menit/hari.Dari hasil penelitian Ganjar (1999) terhadap 10 orang PPL, diperoleh data yang lebih baik dalam memanfaatkan sejumlah media massa. Dalam satu hari, rata-rata PPL membaca: surat kabar 65,45 menit, majalah 31,82 menit, dan brosur 70,91 menit; serta melihat
TV
69,55 menit, dan mendengarkan radio 27,27 menit. Namun hasil penelitian tersebut tidak diketahui bagaimana cara mendapatkan data- nya, sehingga tidak diketahui apakah penggunaan sejumlah media massa tersebut sudah merupakan kebiasaan ataukah hanya kasus penggunaan pada suatu hari tertentu.hari. ditemukan median 3,5 jam; ada 56 orang PPL (57,73%) dalam kategori keterdedahan yang rendah ( < 3,5 jam), dan ada 41 orang PPL (42,27%) termasuk kategori tinggi ( > 3,5 jam) (Syamsurizal, 1992).
Dari berbagai temuan penelitian di atas, terlihat bahwa penggunaan (lama keterdedahan) berbagai media komu- nikasi PPL masih relatif kurang. Dengan demikian penggu- naan media massa oleh PPL, khususnya dalam memperoleh
A. Kerangka Berpikir
Seperti yang telah diungkapkan, PPL dapat memperoleh
berbagai informasi secara leluasa di luar lingkungan ker-
janya(berbagai media massa ataupun sumber informasi lain),
maupun di dalam lingkungan kerjanya(pe1atihan di tingkat
kabupaten, berbagai selebaran/brosur dan Sinar Tani).
Dalam ha1 ini, PPL telah menggunakar, Sinar Tani sebagai
satu-satunya surat kabar pertanian yang ada di Indonesia
sudah sejak lama (tahun 1970). Dalam perkembangan, koran
ini mengalami perubahan nama dan penampilan (performance).
PPL dapat memperoleh informasi dari media massa mana
saja yang mempunyai perilaku komunikasi tertentu:
1. PPL menggunakan atau menterdedahkan dirinya pada berba-
gai sumber atau media secara selektif (proses keterde-
dahan selektin. Perilaku PPL dalam menggunakan berba-
gai sumber/media (termasuk media cetak Sinar Tani) akan
bervariasi, dan secara keseluruhan akan diperoleh
gambaran mengenai tingkat penggunaan media oleh PPL di
dalam mencari informasi pertanian.
2. Khusus perilaku komunikasi PPL dalam mengmnakan Sinar
Tani, PPL melakukan sejumlah proses selektif berikut,
a. Proses perhatian selektif. Dalam ha1 ini,tidak seorang-
pun PPL membaca secara tuntas semua artikel atau topik-
topik yang ada dalam menu-menu dari setiap terbitan
menurutnya menarik, dan mengabaikan hal-ha1 lain yang
dianggapnya kurang penting.
b. Proses daya ingat selektif, yaitu artikel yang dibaca
oleh PPL tidak semuanya diingat dengan baik, tetapi
sebagian akan dilupakannya.
c. Proses penerimaan selektif, yaitu dari apa yang mungkin
diingat oleh PPL, seringkali tidak sesuai dengan keya-
kinannya. PPL akan menerima informasi, biasanya apabila
sesuai dengan p-ndapatnya.
d. Proses diskusi selektif, yaitu dari apa yang dibacanya,
memungkinkan bagi PPL untuk mendiskusikan dengan orang
lain, terutama untuk artikel/topik-topik yang menarik.
Berkaitan dengan proses-proses tersebut, penelitian
ini ingin mengetahui sejauh mana tingkat selektivitas PPL
dalam memanfaatkan Sinar Tani melalui parameter perhatian,
daya inga t, penerimaan dan diskusi
.
PeriLaku komunikasi yang ditunjukkari oleh parameter
tersebut, beragam antara individu yang satu dengan lainnya
karena perbedaan karakteristik. Dalam penelitian ini, ka-
rakteristik
PPL
yang akan diuji adalah karakteristik demo-grafis, sosiografis dan psikografis. Karakteristik demo-
grafis yang dimasukkan ke model adalah umur, pendidikan
formal, go1 ongan kepangka tan, masa kerja dan pendidikan
non formal ; karekteristik sosiografis meliputi kekosmopo-
litan dan partisipasi sosial serta karakteristik psikogra-
fis meliputi persepsi terhadap keberadaan Sinar Tani,
Umur. Secara teoritik dikatakan bahwa orang-orang
Yang progresif terhadap berbagai informasi baru umumnya
berusia relatif muda, maka inovator pada umumnya berusia
muda. Hal ini berkaitan dengan kemampuan fisik, kemampuan
pikir, idealisme, fungsi organ yang masih sempurna/normal.
Semakin tua'usia PPL, secara alamiah akan menurun kemam-
puan fisik dan pikir, sehingga terbatas dalam membaca.
P e n d i d i k a n formal. Pendidikan formal berkaitan dengan
logika dan pola pikir, penalaran, perspektif ke depan.
Pendidikan formal yang lebih tinggi akan meyebabkan PPL
lebih mampu melihat sejauhmana manfaat Sinar Tani baginya.
Apabila Sinar Tani dipandang bermanfaat, PPL akan menggu-
nakannya secara lebih intensif dan jika dipandang kurang
bermanfaat akan meninggalkannya (tidak menggunakannya).
Golongan k e p a n g k a t a n . Hal ini mencerminkan prestasi
kerja dalam masa kerja tertentu, secara riil meningkatkan
pendapatan. Semangat berprestasi ini akan berhubungan .. .
positif dengan membaca Sinar Tani, apabila dipandang
bermanfaat.
Masa k e r j a . Masa kerja PPL berkaitan dengan seberapa
lama PPL telah berlangganan dan menggunakan Sinar Tani.
Apabila Sinar Tani dipandang bermanfaat, maka PPL akan
membacanya secara intensif. Jika dipandang kurang berman-
faat, maka akan ditinggalkannya/tidak dibaca.
P e n d i d i k a n n o n formal. Pendidikan non formal seorang
PPL dicerminkan oleh banyaknya pelatihan, kursus, seminar,
kaitan denEan bidang tugasnya. Biasanya pengalaman kerja
akan berbanding lurus dengan pendidikan non formal yang
pernah diikuti. Diduga pendidikan non formal berhubungan
dengan selektivitas PPL dalam membaca Sinar Tani.
Kekosmopolitan. Sering tidaknya seseorang berkomuni-
kasi dengan lingkungan di luar sistem sosialnya, akan
mempengaruhi wawasan maupun pandangannya terhadap berbagai
hal. Dalam ha1 ini, PPL yang kosmopolit akan memperoleh
banyak informasi dari lingkungan pergaulannya. Hal ini
akan berimbas pada perubahan kebiasaan pribadinya untuk
meningkatkan wawasan secara mandiri, dalam rangka untuk
mengembangkan hubungan pergaulan lebih luas lagi.
P a r t i s i p a s i s o s i a l . Pada kebanyakan kelompok masyara-
kat di pedesaan, seorang PPL masih dipandang sebagai figur
atau tokoh di lingkungannya, dan dimungkinkan terlibat
pada berbagai aktivitas sosial di lingkungan tinggalnya.
Seringkali partisipasi sosial menyita banyak waktu, se-
hingga akan mengurangi perhatiannya pada berbagai media,
termasuk Sinar Tani, yang dipandangnya kurang penting.
P e r s e p s i t e r h a d a p keberadaan S i n a r T a n i . Persepsi
adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menaf-
sirkan pesan (Rakhmat,l99lf. Pengalaman PPL dalam membaca
Sinar Tani, akan membuat penilaian-penilaian tertentu
tentang surat kabar itu. Perubahan tampilan Sinar Tani
bisa saja merubah ataupun tidak merubah persepsi PPL
terhadap isi surat kabar, akan menyebabkan PPL malas atau
hanya membaca secara terbatas saja. Demikian terhadap
berbagai penggunaan media yang lain. Persepsi yang posi-
tif akan meningkatkan penggunaan terhadap suatu media.
S i k a p t e r h a d a p i n f o r m a s i . Thurstone galam Mueller
(1992), antara lain memberi pengertian sikap sebagai suka
atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap
suatu obyek psikologis, pengaruh atau penolakan, dan
sebagainya. Sedangkan menurut Mar'at (1982), sikap adalah
kesiapan, kesediaan untuk bertindak dan bukan sebagai
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan tindakan
atau aktivitas, tetapi merupakan pre-disposisi tingkah
laku terhadap stimulus tertentu, yaitu inovasi/informasi
baru. Setiap individu PPL memiliki s i k a p t e r h a d a p i n o v a s i
berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya.
M o t i v a s i membaca S i n a r T a n i . Motivasi atau motif yang
dimaksud adalah dasar atau alasan bertindak atau berperi-
laku. Motivasi PPL dalam mengkonsumsi berbagai media akan
berkaitan dengan selektivitasnya dalam membaca Sinar Tani.
Dengan rnempelajari perilaku PPL tersebut di atas dan
mengkaitannya dengan karakteristik, penelitian ini ingin
mendapatkan suatu model terpaan media massa bagi PPL di
dalam memperoleh informasi pertanian. Model adalah repre-
sentasi suatu fenomena, dengan menonjolkan unsur-unsur
terpenting fenomena tersebut (Mulyana, 2000). Semua model
berusaha menunjukkan unsur-unsur utama dari setiap struk-
(McQuail and Windahl, 1981). Secara skematik kerangka
pemikiran Kaitan Karakteristik
PPL
dengan Selektivitasnyadalam menggunakan Sinar Tani dilukiskan pada Gambar 1.
Peubah Bebas
Karakteristik PPL
[image:55.541.47.474.41.639.2]Peubah Tidak Bebas
Gambar 1. Kaitan karakteristik PPL dengan selektivitas
Keterangan:
-> : Karakteristik yang berkaitan
<-> : Saling berhubungan Karakteristik Demografis
...
*
Umur*
Pendidikan Formal*
Golongan Kepangkatan*
Masa KerjaApabila ditelaah lebih lanjut, antara karakteristik Perilaku
Komunikasi PPL
Tingkat Penggunaan
demografis, sosiografis dan psikografis dimungkinkan ada
hubungan, demikian juga halnya, ada hubungan Jiantara Berbagai Media
Informasi
---
Selektivitas PPL> Terhadap Terpaan
> Sinar Tani
>
*
Perhatian(Attention)
*
Daya Ingat(Remembering)
*
Penerimaan*
Persepsi terhadap Kebe- (Acceptance)radaan Sinar Tani
*
Diskusi*
Sikap terhadap (Disnlssion)Informasi
peubah bebas pada masing-masing kelompok karakteristik.
4
*
Motivasi MembacaSinar Tani
B.
Hipotesis1. Tingkat penggunaan berbagai media masa untuk memperoleh
informasi pertanian oleh PPL, masih rendah.
2. Selektivitas PPL di dalam memanfaatkan media cetak
Sinar Tani termasuk dalam kategori sangat s e l e k t i f .
3. Ada hubungan antara karakteristik PPL dengan selektlvi-
tas terpaan media cetak Sinar Tani.
4. Ada hubungan diantara karakteristik (peubah bebas) PPL
itu sendidri.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah daerah Tingkat I1
Sleman, daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan lokasi
penelitian ini mempertimbangkan peta wilayah pertanian
yang ada di DIY. Sleman memiliki keragaman hasil pertanian
dari berbagai sektor, yakni: tanaman pangan, perkebunan,
perikanan, hortikultura, peternakan aan hutan. Sleman
merupakan lumbung padi bagi DIY. Penelitian dilakukan pada
awal bulan April sampai dengan akhir Juni tahun 2001.
D.
Metode Penelitian1. Populasi dan Contoh
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh
PPL yang ada pada 17 kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman
yang mengmnakan media massa. Sedangkan contoh diambil
dengan cara " s i m p l e c l u s t e r s a m p l i n g atau pengambilan
dan Effendi, 1995). PPL contoh yang diambil berjwnlah 60
orang (50% dari total PPL yang ada di Sleman) dari sejum-
lah (12) kecamatan yang terpilih, yakni Kecamatan Gamping,
Godean, Moyudan, Mlati, Seyegan, Sleman, Tempel, Turi,
Pakem, Ngaglik, Depok, dan Prambanan
.
2. Data dan Instrumentaai
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekun-
der, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data
primer yang diambil meliputi data karakteristik PPL, macam
media massa yang digunakan PPL dan data selektivitas PPL
dalam membaca Sinar Tani. Sedangkan data sekunder yang
diperlukan meliputi data populasi responden dan sebarannya
di Sleman, keadaan pertanian di wilayah Sleman, data mono-
grafi maupun keadaan geografis Kabupaten Sleman, data
curah hujan, berbagai informasi tentang media cetak Sinar
Tani (informasi dari agen Sinar Tani di DIY, maupun dari
sumber lain seperti BIPP) dan berbagai data pendukung lain
yang diperlukan. Berkaitan dengan macam data yang diperlu-
kan tersebut, instrumen yang diperlukan untuk pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kue-
sioner, melalui pencatatan maupun pengamatan atau observa-
si langsung di lapangan.
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
validitas, yakni validitas konstruk, validitas isi, vali- ditas prediktif, validitas eksternal, validitas rupa dan validitas budaya (Singarimbun dan Effendi, 1995). Validi-
tas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Kuesioner yang dibuat haruslah mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mendapatkan validitas instrumen atau kuesioner yang baik, maka daftar pertanyaan disusun dengan cara: 1) menyesuaikan pernyataan dan pertanyaan dengan peubah-peubah yang digunakan, 2 menyesuaikan materi pertanyaan dengan gambaran sebenarnya, 3) memper-
timbangkan teori dan konsep-konsep yang mendukung, serta kenyataan empiris dari hasil-hasil penelitian sebelumnya sebagai bahan pustaka, dan 4) mempertimbangkan saran para ahli atau pembimbing yang memiliki keahlian di bidangnya.
4. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang
bersifat deskriptif dan korelasional. Metode deskriptif
bermaksud untuk memaparkan situasi atau peristiwa. Di sini
"Deskriptif" diartikan melukiskan variabel demi variabel,
satu demi satu (Rakhmat, 1991). Penggunaan analisis desk-
riptif digunakan untuk memaparkan profil/karakteristik
responden (PPL). Metode korelasional ditujukan untuk
menelusuri keterkaitan baik diantara peubah bebas (karak-
teristik PPL) mtiT:pJn dengan peubah tidak bebas (selektivi-
tas PPL dalam membaca Sinar Tani). Untuk keperluan ini
digunakan analisis Rank-Spearman. Sedangkan untuk menje-
laskan tingkat penggunaan berbagai media massa oleh PPL di
Sleman dan model terpaan media atau saluran komunikasi
yang diperoleh, lebih merupakan penggabungan kedua metode
(deskriptif-korelasional) tersebut.
5. Definisi Operasional dan Pengukuran
a. Perilaku komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah perilaku komunikasi PPL dalam menggunakan berba-
gai media informasi serta, dalam membaca Sinar Tani
(selektivitas PPL terhadap media tersebut).
b
.
Tingka t penggunaan berbagai media Informasi yang dimak-sud adalah sejauh mana PPL telah menggunakan berbagai
macam media massa untuk memperoleh berbagai informasi
pertanian, dengan melihat a) keragaman media yang di-
membaca, melihat dan atau mendengar, c) tujuan membaca,
melihat dan atau mendengar, d) cara menggunakan. Ting-
kat pengmnaan berbagai media diukur dengan skor.
Dikatakan 1) sangat tinggi apabila diperoleh skor 80%
atau lebih, 2 ) tinggi apabila diperoleh skor sebesar
60% dan kurang dari 80%, 3) kategori cukup apabila
diperoleh skor sebesar 40% dan kurang dari 60%, 4)
kategori rendah apabila diperoleh skor sebesar 20% dan
kurang dsri 40%, serta 5) kategori sangat rendah apabi-
la skor yang diperoleh kurang dari 20%.
c. Selektivitas
(PPL)
yang dimaksud adalah sejauhmanaPPL
telah menggunakan Sinar Tani, dengan melihat tingkat
perhatian, daya ingat, penerimaan dan diskusi terhadap
berbagai topik yang dimuat. Selektivitas
PPL
terhadapSinar Tani diukur dengan skor, dikatakan 1) tidak
selektif apabila diperoleh skor 80% atau lebih dari
total skor, 2) kurang se1ekti1'apabila diperoleh skor
sebesar 60% dan kurang dari 80% dari total skor, 3)
kategori cukup selektif apabila diperoleh skor sebesar
40% dan kurang dari 60% dari total skor, 4) kategori
selektifapabila diperoleh skor sebesar 20% dan kurang
dari 40% dari total skor, serta 5) kategori sangat
selektifapabila skor yang diperoleh kurang dari 20%.
d. Tingkat perhatian yang dimaksud adalah pesan-pesan
yang biasa dibaca oleh
PPL,
dalam tiap kali terbitanSinar Tani, yaitu a) menu-menu yang dibaca, b) banyak
baca dan d) pengulangan membaca.
e. Days i n g a t adalah artikel-artikel yang diingat PPL
setelah membaca Sinar Tani, meliputi a) jumlah topik
yang diingat per satuan waktu (terbitan terakhir,
terbitan satu bulan terakhir atau tiga kali terbitan
sebelumnya, dan terbitan satu bulan sebelumnya lagi
atau empat kali terbit); b) jumlah isi artikel yang
diingat per satuan waktu; c) kemampuan menjelaskan isi
pesan yang diingatnya.
f.
Penerimaan adalah berbagai pesan Sinar Tani di mana PPL sependapat dan mempercayainya, mencakup: a) jumlahartikel yang ia sependapat; b) alasan-alasan terhadap
artikel yang kurang sependapat; c) kesesuaian judul-
judul artikel (antara lain: bombastis) dengan penda-
patnya; d) kesesuaian isi artikel dengan keyakinannya;
e) kemungkinan artikel untuk diterapkan.
g. D i s k u s i , yaitu keterlibatan PPL (mengajak atau diajak)
dalam mendiskusikan dengan sesama temannya perihal
artikel atau topik yang di muat di Sinar Tani, menca-
kup: a) jumlah artikel yang biasa didiskusikan, b)
kedalaman diskusi, c) maksud diskusi, d) keajegan untuk
berdiskusi pada setiap kali terbitnya,e) pengalaman un-
tuk berdiskusi (sejak kapan).
h
.
K a r a k t e r i s t i k PPL yang dimasukkar? dalam model adalah:karakteristik demografis ( umur, pendidikan formal,
golongan kepangkatan, masa kerja dan pendidikan npon
sosial ) ,