• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Peternakan Ayam (Studi kasus pada PS. Bintang Unggas Lamongan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Peternakan Ayam (Studi kasus pada PS. Bintang Unggas Lamongan)."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi kasus pada PS. Bintang Unggas Lamongan)

TUGAS AKHIR

Oleh:

Nama : ASLAM ANWARI

NIM : 06.41010.0296

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PETERNAKAN AYAM

(Studi kasus pada PS. Bintang Unggas Lamongan)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Program Sarjana Komputer

Oleh:

Nama : ASLAM ANWARI

NIM : 06.41010.0296

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(3)

Kupersembahkan kepada: Ibunda dan Ayahanda tercinta

(4)

ix

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Konsep Dasar Sistem ... 6

2.2 Konsep Sistem Informasi ... 7

2.3 Sistem Informasi Manajemen ... 7

2.4 Analisis dan Perancangan Sistem ... 8

2.5 Analisis Sistem ... 8

2.6 Perancangan Sistem ... 11

2.7 Desain Sistem ... 13

2.8 Data Flow Diagram ... 16

(5)

x

2.11 Basis Data ... 18

2.12 Software Development Life Cycle ... 20

2.13 Software Requirement Specification ... 20

2.14 Software Design Description ... 22

2.15 Manajemen Peternakan Ayam ... 23

2.15.1 Perkandangan ... 23

2.15.2 Tenaga Kerja ... 24

2.15.3 Pembibitan ... 25

2.15.4 Pakan ... 28

2.15.5 Vaksinasi dan Penyakit ... 29

2.15.6 Pencatatan (Recording) ... 29

2.15.7 Pemantauan (Monitoring) ... 30

2.15.8 Pemanenan ... 31

2.15.9 Perhitungan Performa Produksi Ayam ... 31

2.16 Pengujian Rancangan Sistem ... 35

2.16.1 Tahapan Pengujian ... 36

2.16.2 Pengujian Tahapan Analisis ... 36

2.16.3 Pengujian Tahapan Desain ... 37

2.16.4 Pengujian Tahapan Implementasi ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Model Penelitian ...38

(6)

xi

3.2.2 Analisis Operasional ... 40

3.2.3 Analisis Kebutuhan Data ... 40

3.2.4 Analisis Keamanan ... 41

3.3 Tahapan Perancangan Sistem ... 41

3.3.1 Desain Proses Fungsional ... 41

3.3.2 Desain Data ... 43

3.3.3 Desain Antar Muka ... 44

3.3.4 Desain Keamanan ... 46

3.3.5 Desain Sistem ... 47

3.4 Evaluasi Desain Sistem ... 48

3.4.1 Evaluasi DFD ... 48

3.4.2 Evaluasi ERD ... 48

3.5 Pengumpulan Data ... 49

3.6 Contoh Perhitungan ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Hasil Analisis Sistem ... 54

4.1.1 Hasil Analisis Permasalahan ... 54

4.1.2 Hasil Analisis Operasional ... 58

4.1.3 Hasil Analisis Kebutuhan Data ... 59

4.1.4 Hasil Analisis Keamanan ... 60

4.2 Hasil Perancangan Sistem ... 60

(7)

xii

4.2.4 Hasil Desain Keamanan ...106

4.2.5 Hasil Desain Sistem ...107

4.3 Hasil Evaluasi Desain Sistem ...118

BAB V PENUTUP ...125

5.1 Kesimpulan ...125

5.2 Saran ...125

DAFTAR PUSTAKA ...126

(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Contoh Standar Produksi Ayam Broiler ... 27

Tabel 2.2. Jenis Pakan Berdasarkan Kandungan Nutrisinya ... 28

Tabel 2.3. Struktur Tabel Pencatatan ... 30

Tabel 2.4. Kepadatan Ayam Berdasarkan Berat Panen ... 31

Tabel 2.5. Standar Mortalitas ... 32

Tabel 2.6. Kriteria Indeks Produksi ... 33

Tabel 3.1. Tabel Recording untuk contoh Perhitungan ... 50

Tabel 3.2. Tabel Kriteria Indeks Produksi ... 52

Tabel 4.1. Tabel List Antara Proses Bisnis Sekarang dengan Solusi yang ditawarkan ... 57

Tabel 4.2. Tabel Fungsi Obyek Form Login... 80

Tabel 4.3. Tabel Fungsi Obyek Form Master Pegawai ... 82

Tabel 4.4. Tabel Fungsi Obyek Form Master Kandang... 84

Tabel 4.5. Tabel Fungsi Obyek Form Master Pakan ... 85

Tabel 4.6. Tabel Fungsi Obyek Form Master Supplier ... 87

Tabel 4.7. Tabel Fungsi Obyek Form Master Obat ... 88

Tabel 4.8. Tabel Fungsi Obyek Form Master Periode ... 89

Tabel 4.9. Tabel Fungsi Obyek Form Master Strain ... 90

Tabel 4.10.Tabel Fungsi Obyek Form Transaksi Produksi per kandang ... 91

Tabel 4.11.Tabel Fungsi Obyek Form Recording Harian ... 93

Tabel 4.12.Tabel Fungsi Obyek Form Input Data Recording ... 93

(9)

xiv

Halaman

Tabel 4.14.Tabel Fungsi Obyek Form Grafik FCR ... 97

Tabel 4.15.Tabel Fungsi Obyek Form Grafik Mortalitas ... 98

Tabel 4.16.Tabel Fungsi Obyek Form Grafik Indeks Produksi ... 99

Tabel 4.17.Tabel Fungsi Obyek Form Grafik Tingkat Keuntungan ... 100

Tabel 4.18.Tabel Fungsi Obyek Form Laporan Produksi per Kandang ... 101

Tabel 4.19.Tabel Fungsi Obyek Form Laporan Pencatatan Harian ... 103

Tabel 4.20.Tabel Fungsi Obyek Form Laporan Hasil Panen ... 104

Tabel 4.21.Tabel Fungsi Obyek Form Laporan Hasil Pendapatan ... 105

Tabel 4.22.Tabel Master Pegawai ... 110

Tabel 4.23.Tabel Master Supplier ... 111

Tabel 4.24.Tabel Master Kandang ... 111

Tabel 4.25.Tabel Master Pakan ... 112

Tabel 4.26.Tabel Master Obat ... 113

Tabel 4.27.Tabel Master Periode ... 114

Tabel 4.28.Tabel Master Strain ... 114

Tabel 4.29.Tabel Master Jabatan ... 115

Tabel 4.30.Tabel Master Standar Pakan ... 115

Tabel 4.31.Tabel Produksi ... 116

Tabel 4.32.Tabel Recording ... 116

Tabel 4.33.Tabel Panen ... 117

Tabel 4.34.Tabel Biaya_Doc ... 118

Tabel 4.35.Tabel Biaya_Obat ... 119

(10)

xv

Gambar 2.1. Simbol-simbol pada System Flow ... 17

Gambar 3.1. Model Penelitian Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Peternakan Ayam Broiler ... 38

Gambar 3.2. Tahapan Analisis Sistem ... 38

Gambar 4.1. Document Flow Peternakan Ayam Broiler PS. Bintang Unggas Lamongan ... 56

Gambar 4.2. Input Proses Output Diagram SIstem Informasi Manajemen Peternakan Ayam Broiler ... 61

Gambar 4.3. Sistem Flow Produksi Awal per Kandang ... 63

Gambar 4.4. Sistem Flow Recording dan Monitoring ... 64

Gambar 4.5. Sistem Flow Pengontrolan Pakan Ternak ... 66

Gambar 4.6. Sistem Flow Pemanenan ... 67

Gambar 4.7. Context Diagram Sistem Informasi Manajemen Peternakan Ayam Broiler ... 68

Gambar 4.8. Diagram Berjenjang Sistem Informasi Manajemen Peternakan Ayam Broiler ... 70

Gambar 4.9. DFD Level 0 Sistem Informasi Manajemen peternakan Ayam Broiler ... 71

Gambar 4.10.DFD Level 1 Maintenance Master ... 72

Gambar 4.11. DFD Level 1 Transaksi ... 73

Gambar 4.12.DFD Level 1 Laporan ... 74

(11)

xvi

Gambar 4.15.CDM Sistem Informasi Manajemen Peternakan Ayam

Broiler ... 77

Gambar 4.16.Desain Tampilan Awal Program ... 79

Gambar 4.17.Desain Tampilan Form Login ... 80

Gambar 4.18.Desain Tampilan Form Menu Utama ... 81

Gambar 4.19.Desain Tampilan Form Master Pegawai ... 82

Gambar 4.20.Desain Tampilan Form Master Kandang ... 84

Gambar 4.21.Desain Tampilan Form Master Pakan ... 85

Gambar 4.22.Desain Tampilan Form Master Supplier ... 86

Gambar 4.23.Desain Tampilan Form Master Obat dan Vaksin ... 88

Gambar 4.24.Desain Tampilan Form Master Periode ... 89

Gambar 4.25.Desain Tampilan Form Master Strain ... 90

Gambar 4.26.Desain Tampilan Form Produksi per Kandang ... 91

Gambar 4.27.Desain Tampilan Form Recording Harian ... 92

Gambar 4.28.Desain Tampilan Form Input Data Recording ... 93

Gambar 4.29.Desain Tampilan Form Pemanenan ... 95

Gambar 4.30.Desain Tampilan Form Grafik FCR ... 97

Gambar 4.31.Desain Tampilan Form Grafik Mortalitas ... 98

Gambar 4.32.Desain Tampilan Form Grafik Indeks Produksi ... 99

Gambar 4.33.Desain Tampilan Form Grafik Tingkat Keuntungan ... 100

Gambar 4.34.Desain Tampilan Form Cetak Laporan Produksi Kandang ... 101

(12)

xvii

Gambar 4.37.Desain Tampilan Form Laporan Pendapatan ... 104

Gambar 4.38.Desain Tampilan Data Jumlah Konsumsi Pakan ... 105

Gambar 4.39.Desain Tampilan Data Hasil Panen ... 106

Gambar 4.40.Desain Tampilan Form Logout ... 106

(13)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

PS (Poultry Shop) Bintang Unggas merupakan sebuah industri yang

bergerak pada bidang produksi peternakan ayam, perdagangan pakan ternak, dan

peralatan peternakan. Sistem peternakan ayam pada PS Bintang Unggas masih

merupakan jenis peternakan rakyat yang hanya menggunakan sistem

pemeliharaan konvensional dan secara kekeluargaan, sehingga hanya

mengandalkan sistem kepercayaan saja.

Selama ini peternak melakukan pencatatan perkembangan ayam masih

dengan cara manual dan masih kesulitan dalam melakukan pencatatan dan

perhitungan performa ayam yang tepat. Sehingga berdampak pada tingkat

produktivitas hasil peternakan, untuk ayam broiler berat ayam tidak sesuai dengan

bobot standart ayam yang diharapkan. Peternak tidak dapat melakukan

perhitungan dengan cepat kapan harus memberi pakan tambahan dan menjual

ayam yang memiliki bobot ideal. Karena bila ayam broiler dipanen lebih dari 8

minggu akan menimbulkan kerugian karena pemberian pakan sudah tidak efisien

dibandingkan kenaikan atau penambahan berat badan, sehingga akan menambah

biaya produksi. Pakan ternak yang baru didatangkan dari supplier langsung di

kirim ke kandang tanpa di data terlebih dahulu. Tidak adanya bagian gudang yang

mengontrol pakan ternak mengakibatkan sering terjadi kebocoran pakan,

sedangkan biaya pakan sendiri bisa mencapai 70% dari biaya produksi (Bambang

(14)

pencatatan yang baik sehingga menyulitkan dalam pembuatan laporan

pemanenan.

Untuk dapat melakukan proses pencatatan yang benar dan mendapatkan

produktivitas ayam yang tinggi diperlukan sistem manajemen yang mengelola

proses operasional sehari-hari yang meliputi manajemen pakan ternak, identifikasi

terhadap ayam di kandang, pencatatan perkembangan ayam, dan monitoring

mengenai penyakit. Perlu adanya bagian gudang yang mengontrol semua

persediaan pakan ternak agar tidak lagi terjadi kebocoran pakan. Disamping itu

perlu adanya sistem pencatatan pemanenan yang baik agar dapat memudahkan

dalam pembuatan laporan pemanenan.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, permasalahan sistem produksi

dapat diselesaikan dengan mudah melalui bantuan sistem informasi. Untuk itu

diperlukan adanya suatu sistem manajemen peternakan agar mengahasilkan

informasi yang berguna dan mengetahui tingkat performa produksi pada

peternakan tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan

permasalahan dalam Tugas Akhir ini yaitu:

1. Bagaimana menganalisis dan merancang sistem informasi yang

dapat digunakan untuk proses pencatatan dan pemantauan

perkembangan ayam.

2. Bagaimana menganalisis dan merancang sistem informasi yang dapat

(15)

3. Bagaimana menganalisis dan merancang sistem informasi yang dapat

digunakan untuk proses pencatatan hasil pemanenan yang baik.

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah yang digunakan adalah:

1. Sistem ini berupa desain analisis dan perancangan sistem informasi

manajemen peternakan ayam broiler.

2. Manajemen peternakan meliputi pengendalian dan pengontrolan pakan

ternak, memantau perkembangan ayam broiler, pengontrolan hasil

produksi peternakan.

3. Hanya membahas pada manajemen produktivitas hasil peternakan

ayam broiler.

1.4 Tujuan

Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah:

1. Menganalisis dan merancang sistem informasi yang dapat digunakan

untuk proses pencatatan dan pemantauan perkembangan ayam.

2. Menganalisis dan merancang sistem informasi yang dapat digunakan

untuk proses pengendalian pakan ternak.

3. Menganalisis dan merancang sistem informasi yang dapat digunakan

(16)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan dari karya tulis tugas akhir yang

membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi landasan teori yang digunakan untuk menyelesaikan Tugas

Akhir ini. Landasan teori pada bab ini membahas tentang

teori-teori yang mendukung Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

Manajemen Peternakan Ayam Broiler (Studi Kasus Pada PS

Bintang Unggas Lamongan).

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan tentang langkah-langkah untuk

pemecahan masalah dalam tugas akhir termasuk: menganalisis

permasalahan, identifikasi dari gambaran sistem secara manual

yang dijabarkan dalam Dokumen Flow, tujuan penelitian,

penyelesaianya, Sistem Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity

Relational Diagram (ERD), dan Struktur Tabel.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi penjelasan tentang hasil analisis dan perancangan

sistem yang dibuat secara keseluruhan dalam tugas akhir ini

(17)

akan dibangun untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut dapat

mengatasi permasalahan yang ada atau belum.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menjelaskan uraian kesimpulan tentang analisis sistem

yang telah dibuat beserta saran-saran yang bertujuan untuk

(18)

6

2.1 Konsep Dasar Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu

yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau

elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur sistem

adalah sebagai berikut:

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. (Jogiyanto, 1991:1).”

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih

menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure)

didefinisikan oleh Neuschel (1976) sebagai berikut :

“Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis),

biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang

diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi

bisnis yang terjadi.”

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya dalam mendefinisikan sistem, masih menurut Neuschel, adalah

sebagai berikut :

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

(19)

2.2 Konsep Sistem Informasi

Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis

sebagai berikut :

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”

2.3 Sistem Informasi Manajemen

Menurut Raymond McLeod (1995:30), sistem informasi manajemen

didefinisikan suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi

beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya

membentuk suatu entitas organisasi formal perusahaan atau subunit di bawahnya.

Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa

yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang

mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan

periodik, laporan khusus, dan output dari simulasi matematika. Output informasi

digunakan oleh manajer maupun nonmanajer dalam perusahaan saat mereka

membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Sistem Informasi Manajemen adalah sistem manusia/mesin yang terpadu,

untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan

pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi (Davis, 2003:3)

Sistem Informasi Manajemen merupakan metode formal yang

(20)

mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat

melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian (Stoner,

1996).

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem di dalam

organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat

manajemen. Sistem informasi manajemen juga melakukan fungsi melakukan

fungsinya untuk menyediakan semua informasi manajemen untuk mengetahui

semua operasi organisasi sistem informasi.

Sistem informasi berbasis komputer adalah suatu sistem yang terintegrasi

antara manusia dan mesin yang memanfaatkan teknologi komputer dalam

pengelolaan dan penyediaan informasi guna mendukung operasional manajemen

maupun pengambilan keputusan dalam suatu organisasi (Mc Leod, 2001:327).

Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa sistem

informasi manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan

informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen

dalam suatu organisasi.

Menurut Herlambang (2005:68) sistem informasi manajemen mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

1. SIM beroperasi pada kegiatan dan tugas terstruktur.

2. SIM dapat menigkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya.

2.4 Analisis dan Perancangan Sistem

Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian

komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

(21)

terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikan-perbaikannya.

Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system

planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis

merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap

ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.

2.5 Analisis Sistem

Analisis sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan

komponen-komponennya sebagai prasyarat desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang

baru dan diperbaiki (Jeffery L. Whitten, Lonnie D. Bentley & Kevin C.

Dittman:2005).

Menurut Jogiyanto (1999:129), analisis sistem dapat didefinisikan sebagai

penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian

komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang

terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikan-perbaikannya. Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan

yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Menurut Jogiyanto (1999:130), di dalam tahap analisis sistem terdapat

langkah-langkah dasar yang dilakukan oleh analis sistem.

1. Identify (mengidentifikasi masalah)

2. Understand (memahami kerja dari sistem yang ada)

(22)

4. Report (membuat laporan hasil analisis)

Menganalisis sistem merupakan tahapan dalam menganalisis

kebutuhan-kebutuhan sistem. Menurut Kendall & Kendall (2003:13), perangkat atau teknik

untuk menentukan kebutuhan sistem adalah dengan menggunakan diagram aliran

data untuk menyusun daftar input, proses, dan output fungsi bisnis dalam bentuk

grafik terstruktur. Dari diagram aliran data, dikembangakan suatu kamus data

berisikan daftar seluruh item data yang digunakan dalam sistem beserta

spesifikasinya berupa tipe data atau constrainnya. Selama tahap ini, kegiatan

menganalisis dapat berkembang menjadi menganalisis keputusan terstruktur yang

dibuat. Keputusan terstrutur adalah keputusan-keputusan dimana kondisi, kondisi

alternatif, tindakan serta aturan tindakan ditetapkan (Kendall & Kendall,

2003:13).

Untuk mengumpulkan informasi guna mengetahui kebutuhan-kebutuhan

sistem dapat dilakukan analisi berdasarkan workflow yang terjadi di organisasi

yakni dengan membuat diagram arus informasi, informasi dan

keputusan-keputusan yang terdiri dari proses-proses di dalam organisasi. Selain itu menurut

Kendall & Kendall (2003:116) dengan melihat gambaran dari workflow bisa

disimulasikan sehingga kemacetan-kemacetan di dalam proses bisa diidentifikasi

dan dibersihkan. Investigasi data-data terbaru dan data arsip serta

formulir-formulir seperti laporan dan dokumen sebelumnya.

Menganalisa kebutuhan sistem dapat pula dilakukan dengan melakukan

teknik wawancara guna mendapatkan informasi penting lainnya seperti tujuan di

masa mendatang. Pada tahap analisis dengan menggunakan teknik wawancara

(23)

teknik-teknik yang sering digunakan dalam wawancara. Jenis informasi berupa perilaku,

atau sikap-sikap, keyakinan dan karakteristik beberapa orang utama dalam

organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau dari yang sudah

ada, bisa didapatkan melalui penggunaan kuesioner (Kendall & Kendall,

2003:167). Dengan menggunakan kuesioner, dapat mengukur apa yang ditemukan

dalam wawancara dan untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen

yang diekspresikan dalam suatu wawancara.

2.6 Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang

utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan

mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung, menghitung

konsistensi terhadap kriteria yang ada serta mendapat hasil atau tujuan dari

masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional

dalam membangun aplikasi. Menurut Kendall dan Kendall (2003: 11) ada tujuh

tahap siklus hidup pengembangan sistem sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan.

Tahap ini berarti penganalisis mengidentifikasi masalah, peluang dan

tujuan-tujuan yang hendak dicapai yang berarti bahwa penganalisis

melihat dengan jujur pada apa yang tejadi di dalam bisnis.

2. Menentukan syarat-syarat informasi.

Dalam tahap ini, penganalisa menentukan apa saja yang menentukan

syarat-syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat diantaranya

adalah wawancara dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

(24)

Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali

lagi, perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis

menentukan kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan

diagram aliran data untuk meyusun daftar input, proses dan output fungsi

bisnis.

4. Merancang sistem yang direkomendasikan.

Dalam tahap ini, penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi

yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desian sistem informasi serta

mencakup perancangan file-file atau basis data yang bisa menyimpan

data-data yang diperlukan oleh pembuat keputusan. Dalam tahap ini,

penganalisa juga merancang output (baik pada layar maupun hasil

cetakan).

5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak.

Dalam tahap ini dilakukan pengembangan suatu perangkat lunak awal

yang dibutuhkan.

6. Menguji dan mempertahankan sistem.

Sebelum sistem informasi dapat digunakan maka harus dilakukan

pengujian terlebih dahulu.

7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem.

Di tahap akhir dalam pengembangan sistem ini dilakukan implementasi

sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk

mengendalikan sistem. Evaluasi yang ditujukan sebagai bagian dari tahap

(25)

untuk pembahasan. Kriteria utama yang harus dipenuhi ialah apakah

pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem.

Tahapan perancangan sistem merupakan tahap desain dari siklus hidup

pengembangan sistem, yakni menganalisis sistem menggunakan

informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi-informasi

yang logik. Bagian dari perancangan sistem yang logik adalah peralatan

antarmuka pengguna (Kendall & Kendall, 2003:11). Contoh dari antarmuka

pengguna adalah keyboard (untuk mengetik pertanyaan dan jawaban), menu-menu

pada layar (untuk mendatangkan perintah pemakai), serta berbagai jenis

Graphical User Interfaces (GUIs) yang menggunakan mouse atau cukup dengan

sentuhan layar.

Selain itu, pada tahap perancangan juga mencakup file-file atau basis

data yang bisa menyimpan data-data yang diperlukan untuk pembuatan keputusan.

Basis data yang tersusun dengan baik adalah dasar dari seluruh sistem informasi.

Langkah terakhir, merancang prosedur-prosedur back up dan kontrol untuk

melindungi sistem dan data serta untuk membuat paket-paket spesifikasi program

bagi pemrogram. Setiap paket bisa terdiri dari dari layout input dan output,

spesifikasi file, dan detail proses serta diagram aliran data, flowchart sistem dan

nama-nama dan fungsi-fungsi subprogram yang sudah tertulis (Kendall &

Kendall, 2003:14).

2.7 Desain Sistem

Menurut Rizky (2006: 28), sebelum memulai proses desain interface

(26)

1. Memenuhi kaidah estetika (tidak terlalu banyak gambar, animasi ataupun

icon yang terkesan sia-sia).

2. Dapat dimengerti (mudah dimengerti dengan cepat, baik dari tampilan

secara visual ataupun penggunaan kata yang singkat dan jelas).

3. Kompatibilitas (dapat memenuhi fungsi dan tujuan yang ingin dicapai dari

perancangan sebuah perangkat lunak maupun perangkat keras yang

digunakan).

4. Komprehensif (dapat membimbing penggunanya agar dapat lebih mudah

paham).

5. Konfigurabilitas (mampu dikonfigurasi ulang jika pengguna menginginkan

sesuatu berdasarkan fungsi sistem).

6. Konsistensi (memiliki konsistensi dalam penempatan dan pemilihan gaya

komponen visual).

7. Kontrol pengguna ( dapat mengontrol jika suatu saat terjadi kesalahan

dalam proses serta pemilihan fungsi tambahan dari sebuah sistem).

8. Efisien (se-efisien mungkin terutama dalam penempatan komponen).

9. Mudah dikenali (penggunaan interface yang sudah familiar dengan

pengguna).

10. Toleransi (tidak ada sebuah sistem yang sempurna karenanya

terdapat beberapa toleransi untuk kesalahan yang mungkin terjadi dalam

sebuah sistem, usahakan agar terjadi sebuah pesan yang mampu membimbing

pengguna).

11. Sederhana (sederhana dan tetap sesuai dengan keinginan pengguna

(27)

Menurut Jogiyanto (1999: 197), desain sistem dapat diartikan sebagai

berikut.

1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsiomal.

3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

5. Dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang

utuh dan berfungsi.

6. Menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komonen perangkat lunak

dan perangkat keras dari suatu sistem.

Menurut Jogiyanto (1999: 197), tahap desain sistem mempunyai dua

tujuan utama.

1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Menurut Jogiyanto (1999: 197), analis sistem harus mencapai

sasaran-sasaran sebagai berikut.

1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah

digunakan.

2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan.

3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan

(28)

dilakukan oleh manajemen termasuk tugas-tugas lainnya yang tidak

dilakukan oleh komputer.

4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk

masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan

informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang,

perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern.

Menurut Jogiyanto (1999: 617), wawancara (interview) telah diakui

sebagai teknik pengumpulan data/fakta (fact finding technique) yang penting dan

banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara

memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data

secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai.

2.8 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram adalah gambaran sistem secara logikal. Gambaran ini

tidak tergantung pada perangkat keras, perangkat lunak, struktur data atau

organisasi file. Keuntungan menggunakan data flow diagram adalah memudahkan

pemakai (user) yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem

yang akan dikerjakan atau dikembangkan.

Menurut Kendall & Kendall (2003:263), dalam menganalisis sistem perlu

menggunakan kebebasan konseptual yang dilakukan melalui diagram aliran data

(DFD), yang secara grafis menandai proses-proses serta aliran data dalam suatu

sistem bisnis. DFD menggambarkan pandangan sejauh mungkin mengenai

masukan, proses dan keluaran sistem yang berhubungan dengan masukan, proses

(29)

mempresentasikan proses-proses data di dalam organisasi. Pendekatan aliran data

menekankan logika yang medasari sistem.

2.9 Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD 1. External Entity atau Boundary.

External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar

sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di

lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari

sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.

2. Arus Data

Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir

di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity).

Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem

atau hasil dari proses sistem.

3. Proses

Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau

komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk

menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa

lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul.

4. Simpanan Data

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal

sebagai berikut, sebagai gambaran:

1. Suatu file atau database di sistem komputer.

2. Suatu arsip atau catatan manual.

(30)

4. Suatu tabel acuan manual.

Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal

paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.

2.10 System Flow

System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan

arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan

urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang

dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam system flow ditunjukkan

pada Gambar 2.1.

1. Simbol Dokumen

2. Simbol Kegiatan Manual

3. Simbol Simpanan Offline

4. Simbol Proses

5. Simbol Database

6. Simbol Garis Alir

7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama

[image:30.595.95.506.315.598.2]

8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain

Gambar 2.1 Simbol-simbol pada System Flow

1. Simbol dokumen

Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau

komputer.

(31)

Menunjukkan pekerjaan manual.

3. Simbol simpanan offline

Menunjukkan file non-komputer yang diarsip.

4. Simbol proses

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer.

5. Simbol database

Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer.

6. Simbol garis alir

Menunjukkan arus dari proses.

7. Simbol penghubung

Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.

2.11 Basis Data

Basis data tidak hanya merupakan kumpulan file. Basis data adalah pusat

sumber data yang caranya dipakai oleh banyak pemakai untuk berbagai aplikasi.

Menurut Kendall & Kendall (2003:128), inti dari basis data adalah database

management system (BDMS) yang memperbolehkan pembuatan modifikasi dan

pembaharuan basis data, mendapatkan kembali data dan membangkitkan laporan.

Menurut Kedall & Kendall, tujuan basis data yang efektif antara lain :

1. memastikan bahwa data dapat dipakai di antara pemakai untuk

berbagai aplikasi.

2. Memelihara data baik keakuratan maupun kekonsistenannya.

3. Memastikan bahwa semua data yang diperlukan untuk aplikasi

(32)

4. Membolehkan basis data untuk berkembang dan kebutuhan pemakai

untuk berkembang.

5. Membolehkan pemakai untuk membangun pandangan personalnya

tentang data tanpa memperhatikan cara data disimpan secara fisik.

2.12 Software Development Life Cycle

Dari referensi IEEE disebutkan bahwa yang dimaksud dengan siklus hidup

dalam konteks perangkat lunak life cycle lebih fokus kepada siklus hidup suatu

data dalam perangkat lunak.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa siklus hidup perangkat lunak

adalah urutan hidup sebuah perangkat lunak berdasarkan perkembangan perangkat

lunak yang ditentukan oelh pengembang perangkat lunak itu sendiri. Sehingga

dapat ditentukan usia fungsional dari sebuah perangkat lunak, apakah akan

menjadi usang atau mati, ataukah lahir kembali dalam bentuk berbeda

menggunakan model proses tertentu.(Soetam Rizky, 2011:52).

2.13 Software Requirement Specification

Software Requirement Specification (SRS) merupakan sebuah dokumentasi dari hasil analisa kebutuhan yang bertujuan untuk menyamakan visi

antara pengembang perangkat lunak dengan pengguna mengenai perangkat lunak

yang akan dibuat. IEEE mendefinisikan SRS sebagai dokumentasi dari kebutuhan

pokok (fungsi, kinerja, hambatan desain dan atribut) dari perangkat lunak dan

antar muka eksternal dari perangkat lunak tersebut.

SRS sebagai hasil dari analisa kebutuhan perangkat lunak harus

(33)

1. Fungsi dari perangkat lunak

Apa yang nanti akan dilakukan oleh perangkat lunak tersebut dan

apakah fungsi utama yang diharapkan muncul di dalam SRS.

2. Antar muka eksternal

Bagaimanakah hubungan perangkat lunak dengan pengguna,

perangkat keras yang akan digunakan serat pengaruh dengan

perangkat lunak lainnya.

3. Kinerja

Bagaimana kinerja yang diharapkan dari perangkat lunak tersebut,

baik dari sisi keamanan, kecepatan, kemampuan serta waktu respon

terhadap masalah yang ditimbulkan.

4. Atribut

Bagaimana dengan atribut yang terkait dalam perangkat lunak

tersebut, dari sisi pemeliharaan ataupun kebenaran dari input serta

output yang diharapkan.

5. Kendala Desain

Apakah terdapat batasan khusus yang harus ada di dalam desain

perangkat lunak, seperti masalah kultur, peraturan organisasi dan

keterbatasan perangkat keras yang dimiliki.

Software Requirement Specification (SRS) menjelaskan fungsionalitas

dan kendala yang harus dipenuhi oleh perangkat lunak, menyangkut

(34)

dalam seluruh proses pengembangan perangkat lunak, serta menjelaskan batasan

sistem dan lingkungannya.

2.14 Software Design Description

Dalam perancangan perangkat lunak, yang dihasilkan dari proses tersebut

berupa dokumen SDD (Software Design Description). SDD adalah representasi

atau model dari perangkat lunak yang akan dibuat.

Fungsi dari desain arsitektur adalah memampukan software developer untuk :

1. Analisis efektifitas dari desain untuk memenuhi kebutuhan/

requirement yg diminta. Berguna untuk komunikasi gambaran

sistem dengan stakeholder yg berkaitan dalam pembangunan

sistem.

2. Mempertimbangkan alternatif lain ketika ada perubahan desain

terjadi. Arsitektur memberikan gambaran bagaimana sistem itu

saling terkait dan bekerja.

3. Mengurangi risiko yang berkaitan dengan pembangunan

software atau coding. Arsitektur memiliki pengaruh besar

dalam rekayasa perangkat lunak karena menjelaskan hasil

keputusan dalam bentuk desain.

Perancangan arsitektur merupakan perancangan yang menghasilkan

bagaimana sebuah perangkat lunak tersebut dapat dipecah menjadi

komponen-komponen terpisah yang saling berkaitan. Pemecahan tersebut juga dinamakan

(35)

kumpulan dari komponen perangkat lunak yang disusun secara terstruktur dan

disajikan secara terintegrasi (Soetam Rizky, 2011:155).

2.15 Manajemen Peternakan Ayam

Perkembangan perunggasan selalu bergejolak setiap saat. Hal ini bisa

dilihat dari harga produk perunggasan yang selalu naik turun bahkan tidak hanya

mingguan tetapi sampai harga harian. Naik turunnya harga dipengaruhi oleh

berbagai beberapa faktor, antara lain daya beli masyarakat terhadap produk

perunggasan dan biaya untuk produk itu sendiri. Selain itu terdapat juga tiga unsur

produksi yaitu: manajemen pengolahan usaha, pembibitan, dan makanan ternak

(Santoso dan sudaryani, 2009:8).

2.15.1 Perkandangan

Kandang sangat diperlukan dalam pemeliharaan ayam secara intensif.

Kandang harus memberikan kenyamanan dan bisa melindungi dari pengaruh

cuaca (panas,dingin maupun angin) dan pengaruh binatang atau manusia yang

ingin mengganggu karena sepanjang hidupnya ayam berada di dalam kandang.

Agar hal tersebut terwujud, perlu diperhatikan penentuan lokasi kandang,

konstruksi bangunan kandang, kebersihan kandang, sanitasi, dan biosekuriti.

Kegiatan budidaya diawali dengan melakukan persiapan kandang, prinsip

dari tahapan persiapan adalah menjaga kandang beserta peralatan dalam keadaan

bersih, nyaman, dan minim dari kontaminasi mikroorganisme berbahaya. Area

(36)

minum, dan tirai. Sumber air, tandon, dan pompa air juga dijaga dalam keadaan

bersih.

Pembersihan kandang dimulai dengan membersihkan seluruh bagian

kandang dari kotoran yang masih tersisa baik di dalam maupun di luar kandang.

Lingkungan luar kandang disemprot dengan cairan insektisida dan setelah proses

pencucian kandang selesai, kandang dibiarkan kering selama kurang lebih dua

hari hingga kandang benar-benar kering, setelah itu dilakukan fumigasi atau

penyemprotan kandang dengan menggunakan formalin. Seluruh ruangan harus

difumigasi untuk mensterilkan kandang dan mematikan mikroorganisme

berbahaya. Desinfeksi ulang dilakukan kembali satu sampai dua hari sebelum

DOC masuk (chick in).

2.15.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan ujung tombak proses produksi. Faktor kegagalan

usaha dan inefisiensi seringkali bersumber dari tenaga kerja yang bermasalah,

misalnya tidak rajin, tidak teliti, tidak jujur, tidak memahami manajemen budi

daya, dan tidak mempunyai rasa memiliki terhadap bisnis yang sedang dijalankan

(Mulyantono dan Isman, 2008:40).

Teori manajemen sebaik apapun akan kandas jika karyawan tidak bekerja

secara optimal. Oleh karena itu, peternak harus berusaha menanamkan rasa

sayang terhadap ayam kepada para pekerja. Dan memberikan pelatihan secara

intensif mengenai seluk beluk budi daya ayam.

Kebutuhan akan tenaga kerja untuk peternakan, terutama peternakan ayam

broiler, tidaklah banyak. Bila peternakan itu dikelola secara manual (tanpa

(37)

dewasa. Namun, bila menggunakan alat otomatis (pemberian ransum dan minum

secara otomatis), untuk 6000 ekor cukup tenaga satu orang pria dewasa sebagai

tenaga kandang atau disebut operator kandang yang berperan melakukan tugas

sehari-hari di dalam kandang.

Kepala kandang bertanggung jawab terhadap proses produksi di satu farm

serta mengoordinasikan para operator kandang. Seorang kepala kandang biasanya

memonitor operasional budi daya sekitar 30 ribu ekor ayam. Sementara itu,

seorang operator kandang bertanggung jawab penuh terhadap performa produksi

ayam di kandang yang dikelolanya. Tugasnya antara lain pemeliharaan ayam dari

ayam masuk kandang sampai panen, pemberian pakan da minum setiap harinya,

dan pencatatan perkembangan ayam (Mulyantono dan Isman, 2008:55).

2.15.3 Pembibitan

Ayam ras pedaging disebut juga broiler. Ayam ini merupakan jenis

persilangan galur murni unggul dan rekayasa genetika yang memiliki daya

produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Menurut Abidin

(2002), menyatakan bahwa ayam ras pedaging merupakan hasil perkawinan silang

dan sistem yang berkelanjutan sehingga mutu genetiknya bisa dikatakan baik.

Mutu genetik yang baik akan muncul secara maksimal sebagai penampilan

produksi jika ternak tersebut diberi faktor lingkungan yang mendukung, misalnya

pakan yang berkualitas tinggi, sistem perkandangan yang baik, serta perawatan

kesehatan dan pencegahan penyakit.

Menurut Fadillah (2004), ada beberapa ciri bibit ayam ras pedaging

(38)

a. Anak ayam yang sehat dan bebas dari penyakit

b. Berasal dari induk yang matang umur

c. Anak ayam terlihat aktif, mata cerah dan lincah

d. Anak ayam memiliki kekebalan dari induk yang tinggi

e. Bulu cerah, tidak kusam dan penuh

f. Anus bersih, tidak ada kotoran atau pasta putih

g. Keadaan tubuh yang normal

h. Berat anak ayam sesuai dengan standar strain, biasanya di atas 37 g/ekor.

Adapun keuntungan yang diperoleh apabila bibit yang digunakan

berkualitas baik adalah tingkat mortalitas dan morbiditas yang rendah, lebih

mudah dikelola, menghemat biaya pengobatan, dan keuntungan yang diperoleh

akan baik (Rasyaf, 2004).

Ayam broiler memiliki banyak strain. Strain merupakan istilah untuk jenis

ayam yang telah mengalami penyilangan dari bermacam-macam bangsa sehingga

tercipta jenis ayam baru dengan nilai ekonomi produksi tinggi dan bersifat

turun-temurun. Adapun jenis strain ayam broiler yang banyak beredar di pasaran yaitu,

Kim cross, Lohman 202, Cobb, Yabro, Goto, Tatum, Ross, Hubbard, dan Hybro.

Semua strain tersebut terus mengalami perbaikan mutu genetik dan semakin

efisien. Diantaranya ada yang diformulasikan agar pertumbuhannya cenderung

lebih cepat di awal pemeliharaan, tetapi ada juga yang dibuat tumbuh lambat di

awal yang kemudian ber-akselerasi cepat, sehingga pencapaian berat ideal di akhir

masa pemeliharaan. Dengan adanya dua pilihan tersebut , peternak dapat

menyesuaikan jenis DOC dengan tujuan pemeliharaan (Mulyanto, 2008:24). DOC

(39)

sampai 42 gram. DOC dikemas dalam kardus berisi sejumlah 100 ekor, pihak

pemasok DOC telah melebihkan jumlah DOC sebanyak dua ekor per kardusnya,

sehingga cadangan yang diberikan adalah dua persen dari total populasi.

Cadangan DOC tersebut guna mengganti DOC yang afkir atau mati saat di

perjalanan. Selama perjalanan DOC dapat bertahan sampai dua hari, DOC

tersebut tidak akan mati kelaparan karena di dalam tubuh DOC masih terdapat

kuning telur sebagai cadangan makanannya. Pada saat DOC masuk kandang

disarankan untuk langsung diberi minum yang telah dicampur larutan gula dan

vitamin untuk memulihkan kondisinya.

Pemilihan jenis DOC atau strain perlu diperhatikan oleh peternak. Jika

peternak ingin panen pada ukuran kecil, seyogyanya peternak menggunakan

strain yang cepat tumbuh di awal. Jika ingin panen pada ukuran besar dengan

konsekuensi waktu yang dibutuhkan lebih lama, maka peternak dapat memilih

strain kedua. Sebab, pertumbuhan yang cepat di awal pemeliharaan juga

memperbesar peluang terjadinya mortalitas karena tingginya tingkat metabolisme

ayam.

Tabel 2.1 Contoh Standar Produksi Ayam Broiler

Umur (Minggu)

Jumlah Pakan (g/ekor)

Berat Badan

(g/ekor) FCR

1 160 169 0.95

2 530 436 1.22

3 1130 851 1.33

4 1955 1349 1.45

(40)

Tabel di atas merupakan contoh standar produksi ayam broiler dengan

perbandingan antara pakan yang dihabiskan dengan berat ayam yang didapat

sehingga menghasilkan konversi pakan (FCR).

2.15.4 Pakan

Dalam suatu manajemen peternakan, yang tak kalah penting adalah

manajemen pakan. Dalam hal ini pakan memiliki persentase yang paling besar

dalam variabel produksi, maka untuk menekan biaya produksi diperlukan

efisiensi. Pakan (dalam hal ini ransum) adalah formulasi dari berbagai bahan

pakan yang diformulasikan dengan batasan tertentu sehingga menghasilkan

formula yang mengandung zat gizi yang diinginkan (Santoso dan sudaryani,

2009:84).

Penggunaan ransum akan sangat berpengaruh pada penampilan ayam

broiler. Pemberian pakan untuk ayam broiler adalah full feed. Artinya, tabung

ayam tidak boleh kosong. Walaupun demikian, sebaiknya tabung pakan tidak diisi

penuh. Penambahan pakan pada tabung minimal 3 kali sehari untuk merangsang

ayam makan dan tempat pakan harus sering digoyang.

Tabel 2.2 Jenis Pakan Berdasarkan Kandungan Nutrisinya

Jenis Pakan Lama Pemberian Protein (%)

Energy Metabolisme (kkal/kg pakan)

Prestarter 1 - 7 hari 23 - 24 2800 – 3000

Starter 8 - 28 hari 21 – 22 2800 – 3500

Finisher 29 – panen 18 – 20 2900 – 3400

Sumber : Pembesaran Ayam Pedaging di Kandang Panggung Terbuka 2009

Menurut North dan Bell (1990), pakan ayam ras pedaging terdiri dari tiga

(41)

(b) crumble atau butiran halus, diberikan untuk ayam ras pedaging saat masa awal

sampai masa pertumbuhan; dan (c) Pellet, pakan untuk ayam ras pedaging masa

awal (2 atau 3 minggu) digunakan pellet starter dan pakan untuk ayam ras

pedaging masa akhir (4 minggu) digunakan pellet finisher.

2.15.5 Vaksinasi dan Penyakit

1. Vaksin

Vaksin adalah penyakit yang telah dilemahkan dan dimasukkan ke tubuh

ayam untuk merangsang kekebalan dari tubuh untuk melawan penyakit. Secara

garis besar vaksin digolongkan menjadi 2 jenis yaitu: vaksin aktif dan vaksin

inaktif.

2. Penyakit Ayam

Penyakit ayam adalah penyakit yang sering menyerang ayam dan sering

terjadi pada peternakan ayam broiler. Penyakit tersebut terbagi dalam beberapa

fase hidup ayam, yaitu sebagai berikut : Aspergillosis, Ascites, Kolibasilosis,

Koksidiosis, Gumboro, Chronic Respiratory Disease (CRD), New Castle Disease

(ND), dan Avian Influenza (AI).

2.15.6 Pencatatan (Recording)

Kegiatan pencatatan (recording) peternakan ayam broiler merupakan

proses rutin pengumpulan data dan pengukuran perkembangan serta memantau

perubahan yang terjadi pada ayam tiap harinya. Pengetahuan akan berat ideal dan

bobot ayam pada umur 3 – 5 minggu perlu diketahui, sebab pada periode ini ayam

menunjukkan pertumbuhan yang paling tinggi. Pemanfaatan melakukan

pencatatan berat badan mingguan sangat dibutuhkan agar penurunan performa

(42)

Contoh :

LAPORAN PEMELIHARAAN AYAM BROILER

Nama Peternak :………….. Kode Box :………Periode :……….…………..

Tgl Masuk DOC :……Jumlah :……Jenis DOC :……....Berat Rata-Rata :………

[image:42.595.92.505.254.575.2]

Kondisi DOC :……Kondisi Mobil Pengangkut :……Kondisi DOC di Farm :…..

Tabel 2.3 Struktur Tabel Pencatatan

Tanggal Umur Pakan Kematian

Std Act Bobot Mati Afkir Total

1 2 3 4 5

Tanggal Umur Pakan Kematian

Std Act Bobot Mati Afkir Total

6 7

Jumlah WK 1

Pakan g/ekor Kematian %

Berat rata-rata Sisa Ayam

FCR

2.15.7 Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan pada ayam broiler adalah melakukan pengamatan terhadap

kegiatan peternakan yang bertujuan untuk mengetahui hasil produksi daging ayam

yang dicapai pada setiap panennya dan kemudian ditampilkan dalam bentuk

grafik untuk memudahkan pembacaan data secara keseluruhan maupun

(43)

Dengan melakukan proses monitoring diharapkan mampu mengetahui

kinerja dari produksi ayam agar dengan cepat diketahui saat-saat penurunan

produksi ayam tersebut.

2.15.8 Pemanenan

Panen tidak terlalu ditentukan oleh umurnya, tetapi lebih ditentukan

kondisi di lapangan. Pada saat pemanenan, kondisi ayam tetap dijaga agar tetap

sehat dan nyaman. Salah satu caranya adalah menyesuaikan kepadatan kandang

dengan umur tangkap/panen ayam.

Tabel 2.4. Kepadatan ayam berdasarkan berat panen :

Berat (kg) Kepadatan (ekor/m2)

0,8 - 0,99 11,0 - 11,1

1,00 - 1,19 10,0 - 10,5

1,20 - 1,39 9,0 - 9,5

1,40 - 1,59 8,0 - 8,5

1,60 - 1,89 7,5 - 8,0

Sumber : www.cibadak.com

2.15.9 Perhitungan Performa Produksi Ayam

Setelah selesai melakukan panen/penangkapan ayam. Untuk melihat hasil

kinerja selama ini berjalan dengan baik atau tidak perlu dilakukan evaluasi

(Santoso, 2009:113).

a. Perhitungan kematian/mortalitas

Rumus : Mortalitas (%) = Jumlah ayam mati x 100% = ...% Jumlah ayam masuk

Tingkat kematian umumnya tinggi pada minggu pertama masa

pemeliharaan. Angka kematian bisa dilihat sejak ayam berumur satu sampai tiga

(44)

tidak berkualitas; (2) Kesalahan tata cara pemeliharaan periode brooding,

terutama cara pemanasannya; (3) Adanya serangan penyakit dan jamur; (4) Ayam

mengalami stres berat, terutama disebabkan masalah transportasi selama

pengiriman, misalnya temperatur di dalam boks mobil tinggi karena dilakukan

pada siang hari, sehingga DOC banyak yang mengalami dehidrasi berat.

Standar mortalitas untuk masing-masing berat badan bisa dilihat pada

tabel berikut. Pada umumnya, kenyataan di lapangan bisa lebih rendah dari

[image:44.595.92.504.316.655.2]

standar (lebih baik).

Tabel 2.5 Standar Mortalitas

Berat (kg) Standar Mortalitas (%)

0,80 - 0,89 2,64

0,90 - 0,99 2,72

1,00 - 1,09 2,87

1,10 - 1,19 3,13

1,20 - 1,29 3,45

1,30 - 1,39 3,71

1,40 - 1,49 3,78

1,50 - 1,59 3,96

1,60 - 1,69 4,17

1,70 - 1,79 4,38

1,80 - 1,89 4,56

1,90 - 1,99 4,82

2,00 - 2,20 5,23

Sumber : Pembesaran Ayam Pedaging di Kandang Panggung Terbuka 2009 b. Perhitungan konversi pakan (FCR)

FCR (feed convertion ratio), yaitu perbandingan antara pakan yang

(45)

Rumus : FCR = ____Jumlah pakan (kg)____ Jumlah bobot ayam hidup (kg)

Semakin rendah angka FCR semakin baik kualitas pakan, karena lebih

efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).

c. Perhitungan indeks produksi (IP)

Indeks produksi (IP) merupakan cermin dari penampilan produksi

broiler. IP disebut juga broiler indeks.

Rumus :

[image:45.595.93.505.307.527.2]

Indeks Produksi = Ayam hidup (%) x berat rata-rata (kg) x100% Umur ayam x FCR

Tabel 2.6 Kriteria Indeks Produksi

Sumber : Pembesaran Ayam Pedaging di Kandang Panggung Terbuka 2009

Semakin besar nilai IP yang diperoleh (lebih dari 300), maka

semakin baik prestasi produksi ayam dan semakin efisien penggunaan

pakan dan biaya. Peternak juga dapat memberikan bonus pemeliharan

kepada karyawan untuk merangsang karyawan kandang supaya mendapat

IP yang bagus.

Indeks Produksi (IP) Nilai

< 300 Kurang

301 – 325 Cukup

326 – 350 Baik

351 – 400 Sangat Baik

(46)

d. Perhitungan Harga Modal

Harga modal diperoleh dari total biaya operasional/biaya-biaya

produksi dibagi dengan jumlah total berat kilogram rata-rata ayam yang

akan dipanen. Berikut merupakan perhitungan harga modal ayam

berdasarkan berat ayam.

Rumus : Harga Modal (/Kg) =

tAyam JumlahBera

l Operasiona TotalBiaya

e. Perhitungan laba/rugi

Berikut merupakan contoh perhitungan yang dibuat secara sederhana

sebab dalam siklus produksi harga pakan dan ayam selalu mengalami

fluktuasi.

1. Biaya produksi

a. Biaya DOC (jumlah DOC x harga beli) Rp...

b. Biaya Pakan Rp...

c. Gaji Karyawan Rp...

d. Biaya listrik Rp...

e. Biaya Vaksinasi Rp...

f. Biaya Penyusutan peralatan Rp...

g. Biaya Lain-lain Rp... +

Total biaya produksi Rp...

2. Penerimaan

Ayam (berat ayam x harga) Rp...

Kotoran Ayam (jumlah per karung x harga) Rp...

Karung pakan (jumlah per lembar x harga) Rp...

h. Kardus DOC Rp... +

Total penerimaan Rp...

(47)

2.16 Pengujian Rancangan Sistem

Sasaran dari pengujian adalah mengurangi resiko yang terlihat dalam

sistem komputer. Strategi pengujian harus mengacu pada resiko dan memberikan

proses yang dapat mengurangi resiko tersebut.

Jenis pengujian yang dapat dilakukan adalah:

1. Pengujian unit program

Pengujian difokuskan pada unit terkecil dari suatu modul program.

Dilaksanakan dengan menggunakan menggunakan driver dan stub. Driver

adalah suatu program utama yang berfungsi mengirim atau menerima data

kasus uji dan mencetak hasil dari modul yang diuji. Stub adalah modul yang

menggantikan modul yang diuji.

2. Pengujian integrasi

Pengujian terhadap unit-unit program yang saling berhubungan dengan fokus

pada masalah interface. Dapat dilakukan secara top-down integration atau

bottom-up integration.

3. Pengujian validasi

Pengujian ini dimulai jika pada tahap integrasi tidak ditemukan kesalahan.

Suatu validasi dikatakan sukses jika perangkat lunak berfungsi pada cara yang

diharapkan oleh pemakai.

4. Pengujian sistem

Pengujian yang dilakukan sepenuhnya pada sistem berbasis komputer.

Jenis pengujian yang dilakukan pada saat melakukan pengujian sistem, yaitu:

(48)

c. Stress testing

d. Performance testing 2.16.1 Tahapan Pengujian

Langkah-langkah yang seharusnya dilakukan ketika melakukan pengujian,

adalah:

1. Menentukan apa yang akan diukur melalui pengujian

2. Menentukan bagaimana pengujian akan dilaksanakan

3. Membangun suatu kasus uji, yaitu sekumpulan data atau situasi yang akan

digunakan dalam pengujian

4. Menentukan hasil yang diharapkan atau hasil sebenarnya

5. Menjalankan kasus pengujian

2.16.2 Pengujian Tahapan Analisis

Pengujian pada tahapan ini lebih menekankan pada validasi terhadap

kebutuhan perangkat lunak, untuk menjamin bahwa kebutuhan telah

dispesifikasikan dengan benar. Tujuan pengujian pada tahap ini adalah untuk

mendapatkan kebutuhan yang layak dan untuk memastikan apakah kebutuhan

tersebut sudah dirumuskan dengan baik.

Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi:

a. Kebutuhan yang berkaitan dengan metodologi

b. Pendefinisian spesifikasi fungsional

c. Penentuan spesifikasi kegunaan

d. Penentuan kebutuhan portabilitas

(49)

2.16.3 Pengujian Tahapan Desain

Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk menguji struktur perangkat

lunak yang diturunkan dari kebutuhan perangkat, kebutuhan yang bersifat umum

dirinci menjadi bentuk yang lebih spesifik.

Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi:

a. Perancangan yang berkaitan dengan kebutuhan

b. Kesesuaian perancangan dengan metodologi dan teori

c. Portabilitas rancangan

d. Perancangan yang dirawat

e. Kebenaran rancangan berkaitan dengan fungsi dan aliran data

f. Kelengkapan perancangan antar muka.

2.16.4 Pengujian Tahapan Implementasi

Merupakan pengujian unit-unit yang dibuat sebelum diintegrasikan

menjadi aplikasi secara keseluruhan.

Faktor-faktor pengujian tahap implementasi meliputi:

a. Kendali integritas data

b. Kebenaran program

c. Kemudahan pemakaian

d. Sifat coupling

(50)

38

Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan analisis dan perancangan sistem

informasi manajemen peternakan ayam broiler pada PS. Bintang Unggas

Lamongan. Tahap-tahap tersebut terdiri dari tahap analisis sistem, tahap

perancangan sistem, dan tahap evaluasi desain sistem.

3.1 Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model waterfall.

[image:50.595.94.504.306.557.2]

Adapun model penelitian dapat ditunjukkan pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Model Penelitian Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

Manajemen Peternakan Ayam Broiler

Pada tugas akhir ini akan dilakukan analisis dan perancangan sistem

informasi manajemen peternakan ayam broiler pada PS. Bintang Unggas

Lamongan. Dari hasil analisis dan perancangan yang dilakukan oleh peneliti,

maka akan dihasilkan rancangan sistem, rancangan basis data, dan rancangan

(51)

hanya sampai pada tahap evaluasi desain sistem karena tidak membuat program

aplikasi sehingga tidak sampai pada penerapan program..

3.2 Tahapan Analisis

Tahapan analisis sistem akan dilakukan dengan cara wawancara dan

observasi kepada pemilik beserta karyawan PS. Bintang Unggas Lamongan yang

digunakan untuk mengahasilkan informasi penguaraian dari sistem informasi

manajemen peternakan ayam broiler ke dalam bagian komponennya. Penguraian

tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan,

kesempatan, hambatanyang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga

dapat diusulkan perbaikannya.

Analisis Operasional

Analsis Permasalahan Analisis Kebutuhan Data

Analisis Keamanan

Gambar 3.2 Tahapan Analisis Sistem

3.2.1 Analisis Permasalahan

Langkah – langkah yang akan dilakukan untuk dapat menganalisis

permasalahan yang terdapat pada PS. Bintang Unggas Lamongan berdasarkan

wawancara dengan pihak pemilik dan karyawan adalah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi masalah

Untuk mengidentifikasi masalah tahapan yang dilakukan diantaranya

wawancara dan observasi, menyimpulkan pengetahuan yang sudah

diperoleh, mengestimasi cakupan dan batasan permasalahan,

medefinisikan hasil-hasil berdasarkan wawancara. Berdasarkan tahapan

tersebut maka output dari tahap ini berisikan alur proses bisnis yang

(52)

b. Menentukan kebutuhan informasi pengguna

c. Menggambarkan kebutuhan sistem

Menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem penjualan ini dilakukandengan

menggambarkan dan menyusun input, proses, dan output secara umum

dari sistem dengan blok diagram

3.2.2 Analisis Operasional (Fungsioanalitas Analysis)

Tahap analisis fungsional dilakukan setelah tahap analisis permasalahan.

Setelah didapatkan definisi masalah dan ringkasan tujuan beserta kebutuhan

sistem dalam blok diagram, terdapat beberapa langkah yang akan dilakukan unutk

mendapatkan informasi apakah sistem yang akan dirancang bisa menangani

fungsi organisasi dan proses bisnis yang ada. Langkah-langkah tersebut yaitu :

a. Menentukan fungsi apa yang harus dikerjakan oleh sistem peternakan

ayam broiler

b. Mendeskripsikan fungsi-fungsi yang ada, entitas apa saja yang berperan,

dan alur apa saja yang terjadi dalam fungsi yang akan dibuat.

3.2.3 Analisis Kebutuhan Data

Analisis kebutuhan data digunakan untuk memenuhi informasi yang

berisikan kebutuhan-kebutuhan pemakai secara khusus. Langkah-langakahyang

akan dilakukan adalah :

a. Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan entitas dalam sistem

b. Meninjau dokumentasi data yang ada pada PS. Bintans Unggas Lamongan

c. Mewawancarai pemilik serta karyawan yang bertugas.

Hasil dari analisis kebutuhan data adalah berupa daftar kebutuhan data pada setiap

(53)

3.2.4 Analisis Keamanan

Analisis keamanan sistem merupakan analisis non fungsional sistem yang

dilakukan dengan cara menentukan siapa yang boleh mengakses sistem informasi

manajemen peternakan, sampai kepada proses dan fungsi tertentu dalam sistem

informasi manajemen peternakan ayam broiler pada PS. Bintang Unggas

Lamongan. Sehingga bisa didapatkan bahwa masing-masing entitas memiliki hak

akses yang berbeda dalam menggunakan fungsi-fungsi didalam sistem.

3.3 Tahapan Perancangan Desain Sistem

Perancangan sistem dimulai dari alir sistem, DFD, ERD, serta

perancangan input dan output sistem.

3.3.1 Desain Proses Fungsional

Pada subbab ini menggambarkan tentang rancangan fungsi-fungsi sistem

yang terdiri dari proses, data, dan antar muka.

a. Alir Sistem (Sistem Flow)

Secara garis besar langkah yang akan dilakukan untuk dapat membuat Alir

Sistem pada Sistem Informasi manajemen Peternakan Ayam ini adalah

sebagai berikut :

1. Menentukan entitas yang terlibat pada sistem sesuai dengan analisis yang

dilakukan.

2. Menentukan fungsi-fungsi dalam sistem berdasar analisis yang telah

dilakukan

3. Mendefinisikan prose-proses detil dari fungsi yang ada sesuai dengan

(54)

4. Menentukan secara jelas aktivitas dari dimulainya suatu fungsi di dalam

sistem sampai berakhirnya aktifitas pada fungsi tersebut.

b. Desain Context Diagram

Secara garis besar langkah yang akan dilakukan untuk dapat membuat

Context Diagram pada Sistem Informasi manajemen Peternakan Ayam ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi terlebih dahulu semua entitas luar PS. Bintang Unggas

Lamongan yang terlibat pada sistem

2. Mengidentifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar

tersebut.

3. Menentukan nama sistem utama pada PS. Bintang Unggas Lamongan

4. Menentukan batasan sistem yang ada.

5. Menentukan apa yang diterima/diberikan entitas dari/ke sistem tersebut.

c. Desain Diagram Berjenjang

Diagram berjenjang sistem informasi manajemen peternakan ayam pada PS.

Bintang Ungas Lamongan ini dilakukan dengan cara menggambarkan sub

sistem dari sistem sesuai dengan fungsi-fungsi yang telah didapatkan pada

tahap analisis. Diagram tersebut merupakan rincian dari context diagram.

d. Desain DFD Level 0 yang merupakan dekomposisi dari diagram konteks,

tahap yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut :

1. Menentukan proses-proses utamayang ada pada sistem sesuai diagram

berjenjang yang telah dibuat.

2. Menentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses ke/dari

(55)

3. Menentukan datastore (master ataupun transaksi) sebagai sumber maupun

tujuna alur data.

e. Desain DFD Level satu yang merupakan dekomposisi dari diagram Nol,

langkah yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Menentukan proses yang lebih kecil dari proses utama yang ada di level 0

2. Menentukan apa yang diberikan atau diterima masing-masing subproses

tersebut.

3. Menentukan arus datastore sebagai sumber maupun tujuan alur data.

f. Desain DFD Level dua yang merupakan dekomposisi dari diagram level satu,

tahap yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut :

1. Menentukan proses yang lebih kecildari proses yang ada di level satu.

2. Menentukan apa yang diberikan atau diterima masing-masing subproses

tersebut.

3. Menentukan arus datastore sebagai sumber maupun tujuan alur data.

3.3.2 Desain Data

Subbab desain data berikut ini bertujuan untuk menggambarkan rancangan

fungsi-fungsi sistem yang terdiri dari proses, data, dan antar muka sistem

informasi manajemen peternakan ayam PS. Bintang Unggas Lamongan. Desain

data tersebut yaitu Conceptual Data Model (CDM)

Berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari tahap analisis kebutuhan

data, maka akan dapat dirumuskan ke dalam tingkat yang lebih tinggi dengan cara

membuat skema basis data atau dengan merancang skema-skema yang terpisah

(56)

menggabungkan skema-skema tersebut berdasarkan relasi tertentu. Pembuatan

CDM ini akan dilakukan dengan cara :

a. Menentukan tipe data dari masing-masing atribut.

b. Menentukan primary key setiap tabel

c. Menggambar relationship yang dihubungkan antar entitas serta menuliskan

nama relasi, kardinalitas, dan mandatory atau tidaknya

d. Mengecek model tersebut apakah sudah valid atau tidak secara teknik

pengambaran.

3.3.3 Desain Antar Muka

Desain antar muka dalam subbab ini membahas tentang desain untuk

perangkat lunak, perangkat keras, dan desain interface pengguna sebagai berikut :

a. Antar Muka Perangkat Lunak

Desain antar muka perangkat lunak berikut merupakan proses perancangan

dalam menentukan, menspesifikasikan, dan mengevaluasi sistem informasi

manajemen peternakan ayam pada PS. Bintang unggas Lamongan untuk

mendapatkan sekumpulan perangkat lunak yang terhubung dengan aplikasi.

Untuk mendapatkan perangkat lunak yang baik untuk PS. Bintang Ungas

Lamongan tersebut akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyelaraskan dengan kemampuan pengguna pada PS. Bintang

Unggas

2. Mengevaluasi kembali kebutuhan bisnis yang ada

3. Mmperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan dengan

Gambar

Gambar 2.1   Simbol-simbol pada  System Flow
Tabel 2.3 Struktur Tabel Pencatatan
Tabel 2.5 Standar Mortalitas
Tabel 2.6 Kriteria Indeks Produksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.1. Temperatur optimum untuk reaksi hidrolisa enzimatik adalah 40 ˚ C. Palm Oil Proc. Malaysia Int Sym. Palm Oil Proses Mark 291- 297),dimana pada suhu tersebut CPO meleleh

Tabel 4.11 Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Siswa dalam Menulis Puisi Per -aspek Penilaian di Kelas Kontrol dan Kelas

Kondisi ini tentu dapat memberi dampak terhadap pola pembelian yang dilakukan remaja salah satunya adalah pembelian impulsif yang dilakukan secara online.Tujuan penelitian

Pada gambar 5 (b) Kurva koordinasi waktu kerja relay terhadap arus hasil perhitungan sudah sesuai dengan syarat selektivitas peralatan proteksi dengan waktu kerja

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiri terbimbing terhadap hasil belajar dan mengetahui ketercapaian keterampilan proses

Pembahasan tentang supervisi akademik kepala sekolah dan kompensasi terhadap kinerja mengajar guru SD di kota Sukabumi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

nantinya akan juga sangat mempengaruhi outcome individu yaitu terhadap kinerja karyawan dan komitmen mereka terhadap pekerjaan dan organisasi atau institusi kerja mereka.