• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Aplikasi Recording Satwa Sub Pertukaran Pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Aplikasi Recording Satwa Sub Pertukaran Pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI RECORDING SATWA SUB PERTUKARAN PADA PERUSAHAAN

DAERAH TAMAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA

KERJA PRAKTIK

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh:

Ryan Alfian Widyantoro

11410100045

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA

(2)

Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... .…....Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

(3)

3.5 Pertukaran Satwa ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Undang-undang dan pasal mengenai pertukaran satwa menurut peraturan Mentri Kehutanan republik Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

(4)
(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PD. (Perusahaan Daerah) Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelestarian satwa terletak di Surabaya. Pelestarian satwa di KBS terdiri dari dalam maupun luar Indonesia dan jumlah satwa yang ada di KBS sendiri terhitung sebanyak kurang lebih ribuan satwa. Proses-proses yang ada di KBS perlu dilakukan pengarsipan di antaranya kelahiran, kematian, pertukaran, kehilangan, dan penitipan.

Di dalam pengarsipan data kelahiran dan penitipan satwa, data tersebut di bedakan berdasarkan kelas dari satwa di antaranya mamalia atau predator dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat ordo atau bangsa di antaranya carnivora atau herbivora dan lain sebagainya. Selanjutnya juga terdapat famili di antaranya felidae, ursidae dan lain sebagainya. Dan yang terakhir dibedakan menurut

spesies yang ada di antaranya singa, harimau putih, harimau sumatera dan lain sebagainya. Data-data tersebut yang menjadi patokan dalam pengarsipan data satwa di KBS.

(6)

Dari permasalahan yang ada dalam KBS maka kerja praktek ini memberikan solusi atau alternatif untuk membangun sebuah aplikasi yaitu Aplikasi recording sub topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya” untuk mempermudah dalam pengolahan dan

pengarsipan data satwa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalah yang ada yaitu :

1. Bagaimana membuat aplikasi recording satwa atau pengarsipan satwa untuk topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya?

2. Bagaimana membuat laporan jumlah satwa dan laporan studbook satwa?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah Aplikasi recording sub topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya adalah sebagai berikut

1. Berfokus pada proses pengarsipan pertukaran satwa. 2. Aplikasi di buat menggunakan vb.net dan berdiri sendiri. 3. Aplikasi tidak menangani data karyawan secara detil.

4. Penyimpanan file menggunakan metode copyfile melalui openfiledialog.

1.4 Tujuan

(7)

pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya yang dapat menyajikan informasi yang tepat dan mambantu mempermudah pengarsipan dan pengolahan data satwa baik kelahiran ataupun penitipan satwa. Selain itu menghasilkan laporan yang terdiri dari inventarisasi dan Studbook.

1.5 Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari perancangan aplikasi recording sub topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya ini adalah :

5. Proses pengarsipan satwa dilakukan dengan cepat dan mudah.

6. Proses pemantauan data satwa lebih mudah pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

7. Tersedianya database untuk menyimpan seluruh data satwa hingga data satwa lebih teratur dan tidak dapat terkena musibah atau kehilangan data.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

(8)

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum ataupun profil perusahaan, terkait sejarah, visi dan misi, struktur organisasi dan bagian-bagian yang ada di dalam PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya beserta deskripsi pekerjaan yang ada dalam perusahaan sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih lengkap tentang perusahaan agar lebih terpercaya.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang penjelasan teori-teori yang digunakan dalam membantu proses analisa dan desain sistem, yaitu sistem informasi yang terdiri dari SQL Server 2008, Visual Studio 2010, Data Flow Diagram.

BAB IV : DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam merancang suatu sistem informasi. Landasan teori yang dibahas berupa landasan dari teori yang terkait dengan masalah maupun landasan teori yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan sistem ini serta saran yang bertujuan untuk pengembangan sistem ini dimasa yang akan datang.

(9)

11 BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1

Sistem

Definisi sistem menurut dari Jogiyanto (2005:2) dalam buku yang berjudul

Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa: “sistem adalah kumpulan

dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan-tujuan tertentu”.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

3.2

Data

Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang punya makna. Data dapat diartika sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan.

(10)

Menurut Arikunto (2002), data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

3.3

Informasi

Istilah informasi Sering kita soroti dalam lingkup Teknologi, seperti istilah teknologi informasi yang umum kita ketahui. Namun informasi memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya ada dalam teknologi. Meskipun kenyataannya tidak bisa kita pungkiri bahwa informasi ini memiliki kaitan erat dengan teknologi, karena dengan perkembangan teknologi itu sendiri informasi juga berkembang dengan pesat, karena itu tepat lah bahwa perkembangan teknologi dan informasi ini membentuk

sebuah era yaitu “Era Informasi”.

Menurut Sutabri (2005:42), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

3.4

Arsip

Secara etimologi (Ilmu asal usul kata) “ARSIP” berasal dari bahasa yunani

yaitu “ARCHEA” kemudian berubah menjadi “ARCHEON” yang berarti catatan atau

(11)

Dalam bahasa Inggris, arsip dinyatakan dengan istilah file. Karena pada awalnya orang-orang Inggris menyatukan warkat dengan cara mengikatnya dengan tali atau benang.

Bukti-bukti kegiatan kantor didalam Ilmu Kearsipan dinamakan arsip. Proses pekerjaan yang berhubungan dengan pengelolaan arsip disebut dengan kearsipan atau filling.

Menurut Doserno dan Kynaston (2005) Yaitu dokumen dalam media yang mempunyai nilai historis atau hokum sehingga disimpan secara permanen.

3.5

Pertukaran Satwa

3.5.1 Undang-undang dan pasal mengenai pertukaran satwa

menurut peraturan Mentri Kehutanan republik Indonesia

3.5.1.1 Tujuan pertukaran

Menurut pasal 2 mengenai pertukaran satwa adalah pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan populasi jenis secara ex-situ, menambah keanekaragaman jeniskoleksi, penelitian dan ilmu pengetahuan, dan/atau penyelamatan jenis yang bersangkutan.

3.5.1.2 Izin Pertukaran

1. Menurut pasal 3 mengenai pertukaran satwa adalah :

(12)

b. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan kepada lembaga konservasi yang telah memperoleh registrasi dari Kementerian Kehutanan.

c. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Menteri.

d. Dalam hal tertentu Menteri dalam memberikan izin pertukaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat melimpahkan kewenangannya kepada Direktur Jenderal.

2. Menurut pasal 4 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri yang diberikan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3).

b. Izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga

konservasi di luar negeri yang diberikan oleh Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), untuk jenis tumbuhan dan satwa liar dilindungi selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

c. Izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri yang diberikan oleh Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mendapat persetujuan Presiden Republik Indonesia.

(13)

a. permohonan langsung lembaga konservasi yang telah mempunyai mitra lembaga konservasi di luar negeri; atau

b. permohonan langsung lembaga konservasi luar negeri dan/atau melalui perwakilan diplomatik (diplomatic channel) kepada Pemerintah.

3.5.1.3 Kegiatan Pertukaran

1. Menurut pasal 6 mengenai pertukaran satwa adalah

a. Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi, hanya dapat dilakukan antara satwa dengan satwa, atau tumbuhan dengan tumbuhan.

b. Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan terhadap jenis tumbuhan atau satwa liar yang sudah dipelihara atau merupakan spesimen koleksi Lembaga Konservasi.

2. Menurut pasal 7 mengenai pertukaran satwa adalah

a. Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi yang dilakukan berdasarkan permohonan sebagaimana dalam Pasal 5 huruf b, pelaksanaannya dilakukan oleh lembaga konservasi yang telah teregistrasi yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal.

(14)

c. Lembaga konservasi yang ditunjuk Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan lembaga konservasi yang telah dinilai dengan predikat sangat baik (A) dan baik (B).

d. Penilaian lembaga konservasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal.

3. Menurut pasal 8 mengenai pertukaran satwa adalah Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi antar lembaga konservasi dalam negeri diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.

4. Menurut pasal 9 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri, hanya dapat dilakukan terhadap jenis yang mempunyai keseimbangan nilai konservasi.

b. Keseimbangan nilai konservasi jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi yang dipertukarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam bentuk rekomendasi dari tim penilai keseimbangan nilai konservasi jenis tumbuhan dan satwa dilindungi.

c. Tim penilai keseimbangan nilai konservasi jenis tumbuhan dan satwa liar dilindungi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri. d. Penilaian keseimbangan nilai konservasi jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi

(15)

3.5.1.4 Izin Pertukaran oleh Mentri

1. Menurut pasal 10 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Permohonan izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi luar negeri diajukan oleh pemohon kepada Menteri dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, bagi jenis tumbuhan dan satwa liar dilindungi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).

b. Permohonan izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan xlembaga konservasi luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilampiri dengan:

1. perjanjian kerjasama;

2. rekomendasi tim penilai keseimbangan nilai konservasi jenis;

3. rekomendasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, bagi jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dan termasuk apendiks I CITES;

4. rekomendasi Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam dilengkapi berita acara pemeriksaan tumbuhan atau satwa liar;

5. urat keterangan kesehatan jenis tumbuhan atau satwa liar dari instansi yang berwenang; dan

(16)

2. Menurut pasal 11 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Direktur Jenderal dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja menyampaikan pertimbangan teknis atas permohonan izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri kepada Menteri. b. Atas dasar pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri

dapat menyetjui atau menolak permohonan. c. Dalam hal permohonan izin pertukaran :

1. disetujui, Direktur Jenderal dalam waktu 17 (tujuh belas) hari kerja, menyampaikan konsep Keputusan Menteri melalui Sekretaris Jenderal untuk dilakukan penelaahan.

2. ditolak, Direktur Jenderal atas nama Menteri dalam waktu 17 (tujuh belas) hari kerja, menyampaikan konsep surat penolakan.

(17)

e. Berdasarkan telaahan Sekretaris Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Menteri menerbitkan Keputusan tentang Izin Pertukaran Jenis Tumbuhan atau Satwa Liar Dilindungi tertentu dengan lembaga konservasi di Luar Negeri.

3.5.1.5 Izin Pertukaran oleh Direktur Jendral

1. Menurut pasal 12 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Permohonan izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), diajukan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktur Teknis. b. Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Teknis

dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, menyampaikan pertimbangan teknis kepada Direktur Jenderal.

c. Atas dasar pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal dapat menyetujui atau menolak permohonan.

d. Dalam hal permohonan izin pertukaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3): 1. disetujui, Direktur Teknis dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, menyampaikan

konsep Keputusan Menteri kepada Direktur Jenderal melalui Sekretaris Direktorat Jenderal untuk dilakukan penelaahan.

(18)

e. Berdasarkan telaahan Sekretaris Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a permohonan telah memenuhi persyaratan, Sekretaris Direktorat Jenderal dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja, menyampaikan konsep Keputusan Direktur Jenderal tentang pemberian izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri kepada Direktur Jenderal.

f. Direktur Jenderal berdasarkan telaahan Sekretaris Direktorat Jenderal dimaksud pada ayat (4), menerbitkan Keputusan tentang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri.

2. Menurut pasal 13 mengenai pertukaran satwa adalah Izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) dan Pasal 12 ayat (5) termasuk izin pengangkutannya.

3.5.1.6 Hak dan Kewajiban

1. Menurut pasal 14 mengenai pertukaran satwa adalah Pemegang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi, mempunyai hak:

a. mengkoleksi, memelihara dan mengelola jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran sesuai kaedah etika dan kesejahteraan satwa;

(19)

c. melakukan penelitian terhadap jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran; dan

d. turunan hasil pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dapat dipertukarkan kembali berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Menurut pasal 15 mengenai pertukaran satwaadalah pemegang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi wajib:

a. melaporkan hasil realisasi pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran kepada Direktur Jenderal;

b. memelihara jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran sesuai kaidah kesejahteraan satwa; dan

c. menjamin pengelolaan jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran dalam lingkungan yang terkontrol untuk menghindari dampak jenis tersebut menjadi impasif.

3.5.1.7 Ketentuan dan Larangan

1. Menurut pasal 16 mengenai pertukaran satwa adalah pemegang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dilarang melakukan kegiatan :

a. memperjualbelikan jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran; b. memindahtangankan izin pertukaran pada pihak lain;

(20)

d. menyilangkan satwa.

3.5.1.8 Sanksi

1. Menurut pasal 17 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Lembaga Konservasi pemegang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri, yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat dikenakan sanksi pencabutan izin. b. Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah diberikan

peringatan tertulis dari Direktur Jenderal atas nama Menteri sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan jangka waktu masing-masing 30 (tiga puluh) hari.

3.5.1.9 Pengawasan dan Pelaporan

1. Menurut pasal 18 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Pengawasan terhadap lembaga konservasi dalam melakukan kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dilakukan oleh Kepala UPT setempat.

(21)

23

BAB IV

DESKRIPSI PEKERJAAN

4.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah tahap yang pertama harus dilakukan sebelum proses analisis sistem. Pada tahapan identifikasi masalah dilakukan survei, wawancara kepada pihak perusahaan secara langsung dan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi. Selain itu, juga dilakukan peninjauan dan pemahaman terhadap sistem pencatatan data yang telah berlangsung dan pencatatan yang dilakukan bagaimana. Berdasarkan data dan informasi yang didapat terdapat masalah dalam pencatatan dan pelaporan data satwa seperti pertukaran satwa.

Dari identifikasi masalah yang didapat, diputuskan untuk merancang dan membangun aplikasi recording satwa sub topik pertukaran satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

4.2 Analisis Sistem

(22)

4.3 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dimaksudkan untuk membantu menyelesaikan masalah pada sistem yang sedang berjalan saat ini, sehingga sistem menjadi lebih baik lagi dengan adanya sistem informasi terkomputerisasi. Dalam merancang sistem yang baik, harus melalui tahap-tahap perancangan sistem. Tahap-tahap perancangan sistem meliputi :

1. Pembuatan Document Flow 2. Pembuatan System Flow 3. Pembuatan Context Diagram

4. Pembuatan Diagram Berjenjang (HIPO) 5. Pembuatan Data Flow Diagram (DFD) 6. Pembuatan Conceptual Data Model (CDM) 7. Pembuatan Phisical Data Model (PDM) 8. Pembuatan Desain Tabel

9. Pembuatan Desain Input/Output (I/O)

4.3.1 Document Flow

Dalam pengembangan teknologi informasi saat ini, dibutuhkan analisa dan perancangan sistem pengelolaan data yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja pada aplikasi Recording satwa sub topik pertukaran satwa yang akan dibuat.

(23)

a. Document Flow pertukaran satwa

Pertukaran Satwa

Admin KBS

Lembaga konservasi lain Direktur Operasional BKSDA Dept. Kesehatan

Ph

(24)
(25)

4.3.2 System Flow

System flow adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara

keseluruhan dari sistem. Berikut dalah system flow yang telah dirancang berdasarkan work flow.

a. System flow pertukaran satwa

Pertukaran satwa

Lembaga Konservasi lain Admin KBS Sistem Direktur KBS BKSDA Dep. kesehatan

P

(26)

4.3.3 Diagram Hipo

Gambar 4.3 Diagram Hipo

4.3.4 Context Diagram

(27)

Gambar 4.4 Context Diagram aplikasi Recording satwa

Pada Gambar 4.4 merupakan rancangan aliran data secara garis besar pada proses pengarsipan atau pencatatan data satwa yang di rancang. Terdapat 2 external entity, meliputi Admin atau Dept. Konservasi dan Direktur operasional.

4.3.5 Data Flow Diagram

(28)

a. DFD level 0

Gambar 4.5 DFD level 0.

(29)

b. DFD level 1 pengelolaan data master

Gambar 4.6 DFD pengelolaan data master level 1

Pada Gambar 4.6 merupakan hasil decompose dari proses pengelolaan data master yang ada pada level sebelumnya atau level 0, pada level ini akan dijelaskan secara detil bagaimana aliran data pada proses pengelolaan data ini berlangsung. Pada external entity admin atau Dept. Konservasi memasukkan data-data master kedalam

(30)

c. DFD level 1 pertukaran satwa

Gambar 4.7 DFD level 1 pertukaran satwa

(31)

d. DFD level 1 laporan

Gambar 4.8 DFD level 1 laporan

Pada Gambar 4.8 merupakan hasil decompose pada level 0. Pada proses level 1 ini terdapat external entity Direktur operasional yang yang dapat meminta untuk pembuatan laporan dari transaksi pertukaran yang telah di inputkan oleh admin atau Dept. Konservasi.

4.3.6 Perancangan Database

(32)

a. ERD CDM

Gambar 4.9 Conceptual data model (CDM)

(33)

b. ERD PDM

Gambar 4.10 Physical Data Model (PDM)

(34)

4.3.7 Struktur Basis Data dan Tabel

Untuk mempermudah pengelolaan file basis data, digunakan Microsoft SQL Server 2008 Express.

1. Nama table : Master admin

Fungsi : Menyimpan data master admin

Primary key : No_urut

Field name Type Field

Size Description

No_urut Integer No_urut

Username Varchar 20 Username

Password Varchar 20 Password

Nama Varchar 20 Nama admin

(35)

2. Nama tabel : Master kelas

Fungsi : Menyimpan data master kelas satwa Primary key : Id_kelas

Field name Type Field

Size Description

Id_kelas Integer 8 Id kelas

Nama kelas Varchar 20 Nama kelas

Tabel 4.2 Master Kelas

3. Nama tabel : Master ordo

Fungsi : Menyimpan data master ordo

Primary key : Id_ordo

Foreign key : Id_kelas

Tabel 4.3 Master Ordo

Field name Type Field

Size Description

Id_ordo Integer Id_ordo

Id_kelas Integer Id_kelas

(36)

4. Nama tabel : Master famili

Fungsi : Menyimpan data family satwa Primary key : Id_famili

Foreign key : Id_ordo

Field name Type Field

Size Description

Id_famili Integer Id_famili

Id_ordo Integer Id_ordo

Nama_famili Varchar 20 Nama_famili

Tabel 4.4 Master Famili

5. Nama tabel : Master spesies

Fungsi : Menyimpan data spesies satwa

Primary key : Id_spesies

Foreign key : Id_ordo

Field name Type Field

Size Description

Id_spesies Integer Id_spesies

Id_ordo Integer Id_ordo

Nama_ind Varchar 50 Nama_indonesia

Nama_latin Varchar 50 Nama_latin

(37)

6. Nama tabel : Transaksi satwa

Fungsi : Menyimpan data transaksi satwa

Primary key : Id_satwa

Foreign key : Id_spesies Id_pertukaran

Field name Type Field

Size Description

Id_satwa Integer Id_satwa

Id_pertukaran Integer Id_penitipan

Id_spesies Integer Id_spesies

Nama_panggilan Varchar 20 Nama_panggilan

Jenis_kelamin Varchar 1 Jenis_kelamin

Tanggal lahir Date Tanggal_lahir

Estimasi umur Integer Estimasi_umur

Induk_jantan Varchar 20 Induk_jantan

Induk_betina Varchar 20 Induk_betina

No_microchip Varchar 20 No_microchip

Asal Varchar 20 Asal

Status_konservasi Varchar 10 Status_konservasi

Saksi_1 Varchar 20 Saksi_1

(38)

Field name Type Field

Size Description

Keterangan Varchar 10 Keterangan

Tanggal_input Date Tanggal input

Tabel 4.6 Transaksi Satwa

7. Nama tabel : Transaksi pertukaran

Fungsi : Menyimpan data transaksi pertukaran

Primary key : Id_pertukaran

Foreign key : id_satwa

Field name Type Field

Size Description

Id_satwa Integer Id_satwa

Id_penitipan Integer Id_penitipan

Tanggal_masuk Date Tanggal_masuk

Tanggal_keluar Date Tanggal_keluar

Tabel 4.7 Transaksi Pertukaran

4.3.8 Desain Input/Output

Desain input/output merupakan desain awal rancangan input berupa form untuk memasukkan data kelas, ordo, famili, spesies, satwa dan penitipan,

(39)

acuan dalam pembuatan aplikasi recording satwa sub topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya. Berikut merupakan gambar rancangan desain input/outputnya.

1. Desain atmpilan login

Gambar 4.11 Tampilan login

(40)

2. Desain Menu Utama

Gambar 4.12 Desain Tampilan Menu Utama

Form menu awal merupakan form yang tampil setelah user melakukan login ke dalam program. Dalam form menu utama ini user dapat melakukan proses memasukkan pencatatan data admin, satwa, master data, dan melihat laporan. Dalam form master tersebut adalah form untuk mengisi penamaan biologis satwa seperti Kelas, Ordo, Famili, Spesies satwa.

(41)

Gambar 4.13 Desain menu master kelas

Gambar 4.14 Desain menu master ordo

(42)

Gambar 4.16Desain menu master spesies

Dalam form ini mempunyai hubungan layaknya urutan, urutan ini berguna sebagai klasifikasi satwa sehigga dapat dibedakan pada berdasarkan kategori – kategori yang dimiliki oleh satwa tersebut.

(43)

Gambar 4.17 Desain transaksi pertukaran satwa masuk

Gambar 4.18 Desain transaksi pertukaran satwa keluar satwa

Setelah salah satu type data keluar tersebut dipilih maka dapat diisi sesuai dengan inputan yang harus diisi. Untuk pengubahan data, hal yang pertama

dilakukan harus mengklik “Lihat Data”, setelah itu dipilih berdasarkan statusnya

apakah kematian atau kehilangan.

5. Desain admin

(44)

Form input data admin difungsikan untuk mencatat data admin yang bisa

mengoperasikan aplikasi recording satwa ini. proses mendaftarkan admin ini adalah proses awal yang berguna untuk memberikan hak akses hanya pada karyawan yang berkepentingan.

4.4 Kebutuhan Sistem

Dari System Flow, DFD, ERD dan Struktur Tabel yang telah dibuat sebelumnya, maka dari hasil tersebut akan terbentuk suatu desain input dan output dari sistem atau aplikasi tersebut. Desain tersebut merupakan gambaran dari aplikasi recording satwa pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya. Dimana dalam sistem atau aplikasi ini hanya terdapat 1 jenis pengguna yang diberikan hak akses khusus untuk dapat masuk ke dalam sistem atau aplikasi tersebut, yaitu Admin untuk Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

(45)

1. form login

Gambar 4.20 Form Login

Pada gambar 4.20 Diatas terdapat tampilan halaman login dari aplikasi recording satwa PDTS Kebun Binatang Surabaya dimana user harus menginputkan terlebih dahulu username dan password.

2. Form Login (Berhasil)

Gambar 4.21 Form Login Berhasil

(46)

3. From login (Gagal)

Gambar 4.22 Form Login Gagal

Pada Gambar 4.22 diatas menunjukkan tampilan form login gagal dimana tampilan ini akan muncul saat pengguna menginputkan data username dan password pada saat login tidak sesuai dengan username dan atau password yang telah disimpan.

4. Form Awal

Gambar 4.23 Form Awal

(47)

yang bisa mengakses aplikasi, master yang berguna untuk memasukkan penamaan satwa seperti kelas, ordo famili dan spesies, satwa sebagai transaksi satwa dimana transaksi yang dibahas pada buku ini hanya dfokuskan pada data keluar yaitu kematian dan kehilanhgan, lalu laporan yang berisi laporan inventaris satwa dan studbook satwa.

5. Form pengolaan data admin

Gambar 4.24 Form Pengolaan data admin

(48)

6. Form menu master

Gambar 4.25 Form Master Kelas Satwa

(49)

Gambar 4.27 Form Menu Master Famili Satwa

(50)

Pada Gambar 4.25 hingga gambar 4.28 adalah form master Satwa yang berguna sebagai pengurutan nama biologis satwa yang urutannya terdiri dari Kelas, Ordo, Famili, lalu yang terakhir adalah Spesies. Selain untuk pengurutan nama form ini juga menjelaskan nama latin satwa sehingga penamaan nama latin satwa dapat diketahui.

7. Form Transaksi Pertukaran Satwa Masuk

(51)

Gambar 4.30 Form Pertukaran Satwa Keluar

(52)

8. Form Input Satwa Masuk atau Keluar

Gambar 4.31 Form Input Satwa Masuk atau Keluar

Pada form ini hanya mengupdate tanggal satwa masuk dan satwa keluar. Proses yang terjadi pada form transaksi ini berasal dari pengambilan data satwa yang telah tersimpan, lalu setelah satwa keluar atau masuk kemudian pilih satwa yang akan di update tanggalnya.

9. Form Laporan (Studbook dan Inventaris)

(53)

4.32 satwa dikelompokkan berdasarkan spesies, namun untuk memudahkan pengelompokan maka dapat dipilih terlebih dahulu Kelas spesies tersebut.

Gambar 4.32 form Laporan (Studbook)

Gambar 4.33 form Laporan (Studbook)

(54)
(55)

57

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan proses analisa, perancangan dan implementasi aplikasi pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan adanya aplikasi Recording Satwa ini dapat membantu perusahaan dalam mengelolah dan mengontrol satwa yang ada dan data – data akan tersimpab dengan baik.

2. Dapat melakukan pencarian data satwa sesuai dengan data yang tersimpan serta memudahkan pengguna aplikasi ini untuk mengetahui informs satwa yang ada saat ini setiap saat dengan cepat dan tepat waktu, sehingga dapat mempercepat wakktu sebaik mungkin dan meningkatkan kualitas kinerja para pengguna aplikasi ini.

3. Dapat mempermudah para pengguna aplikasi yang dalam pembuatan laporan, baik itu laporan inventaris maupun laporan studbook dengan cepat dan tepat waktu.

5.2 Saran

(56)

untuk pengembangan program aplikasi. Adapun saran-saran yang disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Program recording satwa ini dapat dikembangkan melalui mobile sehingga direktur atau dapat memantau langsung aktivitas yang ada di dalam aplikasi Recording Satwa ini, sehingga jika terjadi perubahan data maka direktur atau manager dapat bertindak langsung.

(57)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Deserno, I. dan Kynaston, D. 2005. A Records Management Program that Works for Archives. The Information Management Journal. May/June. Hal. 60-63.

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta: ANDI.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012, Tentang Pertuakran satwa.

(58)

Gambar

Gambar 4.1 Document Flow pertukaran satwa
Gambar 4.2 System Flow pertukaran satwa
Gambar 4.3 Diagram Hipo
Gambar 4.4 Context Diagram aplikasi Recording satwa
+7

Referensi

Dokumen terkait

evaluative criteria for each alternative and the highest score wins (assumes all criteria of equal importance).  Weighted additive: assign relative

Master of Arts, English Language Teacher Education, Macquarie University, Sydney, Australia (1981-1983)7. Ph.D., English Language Teacher Education, Macquarie University,

II Dinas Kelautan dan Perikanan Yurnita B.Batjo,S.Pi Pengadaan Keramba Jaring Apung Penyediaan Sarana dan Prasarana Belanja Barang 1.850.310.000,00 1 Paket Kec. Buko Selatan DAK/DAU

Oleh karena itu, dalam penelitian ini saya meneliti tentang pengaruh sistem pengendalian manajemen dan strategi bisnis terhadap kinerja perusahaan jasa perhotelan di Semarang..

Dengan hasil Dari hasil penelitian didapatkan gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan prestasi belajar yaitu sebanyak 7 responden (9,2%) mempunyai tingkat

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya evaluasi terhadap Dokumen Kualifikasi perusahaan Saudara-saudara untuk paket pekerjaan pengadaan jasa konsultansi: STUDI PENYUSUNAN

Misalnya, sebagai kelanjutan dari pembelajaran terhadap media teks, dengan menerima suara dan gambar visual yang diberikan oleh media audio visual, pemelajar tertarik pada

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja