• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai Berbasis Web Menggunakan Metode Scoring System Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai Berbasis Web Menggunakan Metode Scoring System Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur."

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE SCORING SYSTEM PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

Johanes Aditya Kurniawan 11.41010.0128

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

viii

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Penilaian ... 8

2.2 Penilaian Kinerja ... 8

2.3 Jabatan Fungsional Tertentu ... 11

2.4 Kenaikan Golongan atau Pangkat ... 12

2.5 Aplikasi ... 13

2.6 Scoring System ... 14

2.7 Website ... 15

2.8 Hypertexy Prepceprocessor (PHP) ... 19

(3)

ix

2.10.1 Sistem Basis Data ... 20

2.10.2 Database ... 21

2.10.3 Database Management System (DBMS) ... 21

2.10.4 Desain Sistem ... 22

2.10.5 Diagram Alir (Flowchart) ... 22

2.10.6 Data Flow Diagram (DFD) ... 24

2.11 Tahapan Software Development Life Cycle (SDLC) ... 26

2.11.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 26

2.11.2 Analisis dan Desain Perangkat Lunak ... 27

2.12 Teknik Wawancara ... 28

2.13 Teknik Observasi ... 29

2.14 Black Box Testing ... 29

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 31

3.1 Identifikasi Permasalahan ... 31

3.2 Analisis Permasalahan ... 33

3.2.1 Analisis Pada Proses Forbang BKD Jatim ... 34

3.2.2 Analisis Pada Proses Kepala Instansi ... 34

3.3 Solusi Permasalahan ... 34

3.4 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 35

3.5 Metode Scoring System ... 36

3.6 Struktur Navigasi ... 37

(4)

x

(Maintenance Data Penilaian) ... 40

3.6.2 Struktur Navigasi Untuk Kepala Instansi Terkait ... 41

3.7 Perancangan Sistem ... 42

3.7.1 Alur Sistem ... 42

3.7.2 Data Flow Diagram ... 63

3.7.3 Entity Relationship Diagram ... 71

3.7.4 Struktur Tabel ... 73

3.7.5 Desain Input Output ... 82

3.7.6 Desain Uji Coba ... 119

3.7.7 Desain Kuesioner ... 127

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 127

4.1 Implementasi Sistem ... 127

4.1.1 Kebutuhan Hardware (Perangkat Keras)... 127

4.1.2 Kebutuhan Software (Perangkat Lunak) ... 128

4.2 Implementasi Sistem ... 128

4.2.1 FormLogin ... 129

4.2.2 Form Beranda (Forbang BKD Jatim)... 129

4.2.3 Form Master Kota Instansi ... 130

4.2.4 Form Master Satker Parent ... 131

4.2.5 Form Master Jabatan ... 133

4.2.6 Form Master Golongan ... 134

4.2.7 Form Master Kota Lahir ... 136

(5)

xi

4.2.10 Form Master Item Penilaian Psikotes ... 141

4.2.11 Form Master Item Penilaian Kinerja ... 142

4.2.12 Form Master Kriteria Penilaian Psikotes ... 142

4.2.13 Form Master Kriteria Penilaian Kinerja... 144

4.2.14 Form Master Metode Penilaian Psikotes ... 145

4.2.15 Form Master Metode Penilaian Kinerja ... 146

4.2.16 Form Master Periode Penilaian ... 146

4.2.17 Form Hasil Penilaian ... 147

4.2.18 Form Laporan Hasil Penilaian ... 147

4.2.19 Form Master Daftar ... 148

4.2.20 Form Beranda (Kepala Instansi) ... 149

4.2.21 Form Daftar Pegawai JFT untuk Penilaian Psikotes ... 150

4.2.22 Form Data Per Pegawai JFT untuk Penilaian Psikotes ... 150

4.2.23 Form Penilaian Psikotes ... 151

4.2.24 Form Hasil Penilaian Psikotes Awal Per Pegawai JFT ... 152

4.2.25 Form Daftar Pegawai JFT untuk Penilaian Kinerja ... 153

4.2.26 Form Data Per Pegawai JFT untuk Penilaian Kinerja ... 153

4.2.27 Form Penilaian Kinerja ... 154

4.2.28 Form Hasil Penilaian Kinerja Awal Per Pegawai JFT ... 155

4.2.29 Form Hasil Penilaian Psikotes ... 156

4.2.30 Form Detail Nilai Psikotes ... 156

(6)

xii

4.2.33 FormHistory Penilaian ... 158

4.2.34 Form Laporan Penilaian Psikotes ... 159

4.2.35 Form Laporan Penilaian Kinerja ... 161

4.2.36 Form Laporan Total Penilaian ... 162

4.3 Evaluasi Sistem ... 163

4.3.1 Uji Coba Form ... 164

4.3.2 Uji Coba Metode Scoring System... 192

4.3.3 Kesimpulan... 208

4.3.4 Angket ... 208

4.3.5 Evaluasi Hasil Uji Coba ... 208

BAB V. PENUTUP ... 214

5.1 Kesimpulan ... 214

5.2 Saran ... 215

DAFTAR PUSTAKA ... 216

BIODATA PENULIS ... 218

(7)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan instansi milik Pemerintah

yang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 bertugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian, serta dapat

ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan

oleh Pemerintah kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka

dekosentrasi. BKD Provinsi Jawa Timur (Jatim) merupakan salah satu instansi

pemerintahan dalam bidang kepegawaian yang beralamat di Jl. Jemur Andyani 1,

Surabaya. Sebagai instansi pemerintah yang khusus menangani masalah

kepegawaian, BKD Provinsi Jatim memiliki peran dan tanggung jawab dalam

pengembangan dan pengawasan Pegawai Negeri Sipil (PNS) khususnya yang

berada di wilayah Jatim. Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 81 Tahun 2009

tentang Rincian Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Kota Surabaya, tugas pokok

dari BKD Provinsi Jatim, diantaranya (1) Pelaksanaan koordinasi penyusunan

rencana program, anggaran dan laporan badan, (2) Pelaksanaan pembinaan

organisasi dan ketatalaksanaan, (3) Pengelolaan administrasi kepegawaian,

sedangkan fungsi dari BKD Provinsi Jatim, diantaranya (1) Perumusan kebijakan

teknis di bidang kepegawaian dan diklat, (2) Pemberian dukungan atas

penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang kepegawaian dan diklat, (3)

pembinaan dan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, (4)

(8)

permasalahan yaitu tentang pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan serta

pembinaan dan pelaksanaan tugas. Hal ini berkaitan dengan penilaian (appraisal),

penilaian yang dimaksud adalah penilaian kinerja (performace appraisal). Dengan

adanya penilaian kinerja pegawai ini, maka dapat diketahui secara tepat tentang

perkembangan ketrampilan pegawai, siapa pegawai yang mendapat nilai terbaik

dan layak direkomendasikan, hal apa saja yang harus dihadapi dan target apa yang

harus dicapai. Selain itu berdasarkan penilaian kinerja pegawai tersebut dapat

digunakan sebagai rekomendasi kenaikan pangkat yang nantinya diserahkan

kepada kepala pimpinan instansi terkait.

Dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 1

Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun

2011 tentang Penilaian Kinerja PNS, penilaian kinerja pegawai dilakukan setiap

tahun sekali pada bulan Januari-Februari. Sedangkan penilaian psikotes dilakukan

pada bulan Desember dan hasilnya akan dilaporkan bersama dengan pelaksanaan

penilaian kinerja pegawai. Selama ini, penilaian kinerja pegawai yang dilakukan

menggunakan form penilaian kinerja yang dikirim oleh BKD Jatim ke BKD setiap

kota, yang nantinya akan diserahkan pada instansi terkait yang memiliki pegawai

JFT. Permasalahannya adalah pengiriman form penilaian memerlukan waktu yang

cukup lama, setelah dilakukan penilaian, setiap instansi harus melakukan rekap

secara manual hasil penilaian, rekap ini berisi jumlah total nilai dari penilaian

psikotes dan penilaian kinerja, serta melakukan perekomendasian dari pegawai

yang memiliki nilai terbaik. Hasil rekapan itu nantinya akan diserahkan pada BKD

di setiap kota, dari BKD di setiap kota nantinya akan direkap ulang nama-nama

(9)

direkap ulang, data hasil rekapan tersebut dikirim lagi ke BKD Jatim untuk

pendataan nama-nama pegawai JFT yang direkomendasikan di seluruh Jawa Timur

untuk dilakukan proses diklat. Semua proses diatas memerlukan waktu yang cukup

lama, dari awal pendistribusian form penilaian sampi rekapan hasil nilai sampai ke

BKD Jatim rata-rata waktu yang dibutuhkan bisa sampai tiga bulan, sedangkan

pihak BKD Jatim juga harus melakukan perekapan data pegawai JFT yang

direkomendasikan berjumlah ribuan. Dari permasalahan diatas, maka dampak yang

timbul dari keterlambatan dan lamanya waktu proses pendistribusian form,

penilaian dan perekapan adalah pengembangan aparatur atau pegawai (JFT)

menjadi terhambat yang mengakibatkan kenaikan pangkat pegawai akan

terkendala, kenaikan pangkat pegawai JFT tertuang dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 99 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002, selain itu

dampak yang lain adalah jadwal kegiatan diklat yang dilakukan pada bulan

Mei-Juli menjadi tertunda dikarenakan form hasil penilaian yang mengalami

keterlambatan. Penilaian kinerja pegawai dilakukan setiap satu tahun sekali dan

bertepatan pada bulan Januari-Februari.

Dari permasalahan diatas, maka diperlukan aplikasi penilaian kinerja

pegawai yang terintegrasi antara instansi pemerintahan di Jatim dengan BKD

Provinsi Jatim, sehingga dengan adanya penilaian kinerja pegawai yang terintegrasi

ini, BKD Provinsi Jatim dapat memonitor, menyusun rencana, strategi dan

langkah-langkah terhadap kemajuan karier pegawai yang bersangkutan. Aplikasi ini akan

menggunakan website sebagai media penilaiannya yang dapat diakses oleh instansi

pemerintahan seluruh Jatim. Alasan digunakannya website agar pihak BKD

(10)

melakukan penilaian dan yang belum, selain itu BKD dapat memonitor dan

mengetahui hasil penilaian pegawai di tiap instansi pemerintahan sehingga dapat

dilakukan tindakan seperti pengembangan karir pegawai (diklat) untuk kenaikan

pangkat serta pengembangan SDM. Cara penilaian kinerja yang dilakukan di BKD

Jatim menggunakan teknik pembobotan dengan skala prioritas, yaitu penjumlahan

dari setiap kriteria yang dinilai sehingga menghasilkan jumlah total yang dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan berupa rekomendasi. Dari perbandingan

metode yang selama ini digunakan yaitu metode pembobotan dengan skala

prioritas, maka dapat dilakukan perbandingan metode dengan Scoring System.

Scoring System (Azwar, 2003) dapat menentukan skor dari masing-masing

parameter/kriteria yang sudah ditentukan, Metode ini dilakukan dengan cara

menentukan bobot dari setiap kriteria yang dinilai, lalu melakukan penjumlahan

bobot dan didapatkan total nilai. Selain itu, pada metode Scoring System terdapat

pengelompokan dari hasil penghitungan metode yang dilakukan. Berdasarkan studi

kasus yang akan diangkat, pegawai akan dinilai berdasarkan psikotes seperti

kecakapan dan attitude yang akan dilakukan oleh Bagian Formasi dan

Pengembangan (Forbang) dan berdasarkan kinerja yang dilakukan oleh instansi

terkait. Dua jenis penilaian tersebut memiliki jumlah item penilaian sebanyak lima,

yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik dan sangat baik. Dari hasil penilaian

tersebut maka akan muncul nama pegawai yang dapat direkomendasikan untuk

dinaikkan pangkat dan dilakukan proses diklat pegawai.

Adanya Website Penilaian Kinerja Pegawai ini dapat mengganti cara

pendistribusian form penilaian sehingga proses penilaian dapat dilakukan secara

(11)

BKD Jatim, selain itu dapat membantu penghitungan total nilai secara langsung dan

perekomendasian pegawai JFT yang dinaikkan pangkat tanpa harus

membandingkan total nilai dari pegawai satu dengan pegawai lain secara manual.

Pihak BKD Jatim dapat menerima laporan berupa nama-nama pegawai JFT yang

direkomendasikan dari setiap instansi di Jawa Timur, sehingga pendataan untuk

proses diklat dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Hasil penilaian yang sudah dilakukan dapat tersimpan dengan baik sesuai dengan

periode waktu dilakukannya penilaian kinerja.

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana merancang dan membangun pembuatan aplikasi penilaian

kinerja pegawai berbasis web menggunakan metode Scoring System pada Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka ruang lingkup penelitian

dibatasi sebagai berikut :

1. Pegawai yang dinilai adalah pegawai yang memiliki Jabatan Fungsional

Tertentu (JFT).

2. Sistem ini hanya melakukan penilaian kinerja pegawai dan memberikan

rekomendasi yang digunakan untuk pengembangan kinerja pegawai, tidak

sampai pada proses atau cara kenaikan pangkat pegawai.

3. Aplikasi ini hanya dapat digunakan oleh instansi pemerintahan se-Jawa Timur

(12)

1.4. Tujuan

Tujuan dari sistem ini adalah menghasilkan aplikasi penilaian kinerja

pegawai berbasis web menggunakan metode Scoring System pada Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur yang mengacu pada history penilaian

pegawai sebelumnya sehingga dapat memberikan rekomendasi pegawai yang akan

dinaikkan pangkat.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah,

pembatasan masalah dan tujuan dari aplikasi penilaian kinerja ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan mengenai landasan teori yang terkait dengan

laporan ini, yaitu: penjelasan penilaian kinerja, scoring system dan sistem

informasi.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini diuraikan mengenai perancangan sistem yang terdiri atas

penjelasan dari analisa permasalahan, perancangan sistem, data flow

diagram, entity relationship diagram, struktur basis data serta desain input

dan output.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dalam bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari system yang dibuat, proses

(13)

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini dijelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan setelah

program aplikasi selesai dibuat dan saran untuk proses pengembangan

(14)

8

2.1 Penilaian

Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang

berarti menilai sesuatu. Menurut Akhmat Sudrajat (2011), penilaian (assessment)

adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk

memperoleh informasi sejauh mana hasil belajar atau ketercapaian kompetensi

seseorang. Sedangkan menurut Djaali dan Pudji Muljono (2008), menilai itu sendiri

berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran 6

tertentu seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi

atau rendah dan sebagainya. Dari pengertian penilaian diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa penilaian merupakan suatu cara untuk memberikan timbal balik

terhadap suatu kegiatan yang sudah dilakukan sehingga dapat diambil keputusan

terkait dengan hasil penilaian tersebut.

2.2 Penilaian Kinerja

Menurut Mondy & Noe (2005) penilaian kinerja adalah tinjauan formal

dan evaluasi kinerja individu atau tugas tim. Sedangkan menurut Dessler (2003)

penilaian kinerja adalah mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini dan/atau di

masa lalu terhadap standar prestasinya. Dari kedua pengertian diatas, maka dapat

disimpulkan bawa penilaian kinerja yaitu cara instansi atau pimpinan dalam

(15)

Berdasarkan pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999

tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, tentang

Pokok-Pokok Kepegawaian, dinyatakan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas

pemerintahan dan pembangunan diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional,

bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan

berdasarkan sistem penilaian. Selanjutnya pasal 20 dinyatakan bahwa untuk

menjamin obyektifitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan

kenaikan pangkat diadakan penilaian kinerja pegawai.

Dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 1

Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun

2011 tentang Penilaian Kinerja PNS dinyatakan bahwa penilaian kinerja PNS

dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja dari setiap personal, sehingga dapat

memberikan petunjuk bagi pejabat atau atasan terkait untuk mengeveluasi kinerja

dan memberikan kenaikan pangkat sesuai dengan hasil kinerja yang dicapai.

Formulasi dalam penilaian kinerja yang dilakukan saat ini yaitu :

a. Setiap kriteria memiliki nilai atau yang disebut item penilaian berjumlah 1-5

dengan keterangan 1 = Sangat Kurang, 2 = Kurang, 3 = Sedang, 4 = Baik, 5 =

Sangat Baik.

b. Terdapat dua penilaian yang dilakukan, yaitu penilaian kinerja (PK) dan

penilaian psikotes (PP).

c. Setiap nilai pada masing-masing kriteria baik PK maupun PP akan dijumlah.

d. Total Nilai PP + Total Nilai PK / 2 = Total Hasil Penilaian

e. Nilai capaian dalam bentuk angka dan keterangan sebagai berikut :

(16)

2. 23 – 35 = Kinerja Sedang

3. 22 – ke bawah = Kinerja Rendah

Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan untuk mengevaluasi

kinerja individu Pegawai Negeri Sipil, yang dapat memberi petunjuk bagi

manajemen dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dan kinerja organisasi. Hasil

penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan

penetapan keputusan kebijakan pengelolaan karier Pegawai Negeri Sipil.

Dari setiap penilaian, baik penilaian psikotes maupun penilaian kinerja

pegawai terdapat kriteria-kriteria penilaian. Tujuan digunakan kriteria tersebut

adalah untuk memberikan acuan terkait dengan hal-hal yang akan dinilai pada

setiap pegawai. Kriteria tersebut bersifat permanen atau tidak bisa diubah karena

sudah berdasarkan pada keputusan BKD Pusat. Kriteria yang dinilai dalam

penilaian kinerja antara lain:

a. Kesetiaan

b. Prestasi Kerja

c. Tanggung Jawab

d. Ketaatan

e. Kejujuran

f. Kerjasama

g. Prakarsa

h. Kepemimpinan

Sedangkan kriteria yang dinilai dalam penilaian psikotes antara lain:

a. Kualitas Kerja

(17)

c. Inisiatif

d. Disiplin

e. Tanggung Jawab

f. Motivasi

g. Kerjasama

h. Pemahaman Terhadap Tugas

i. Penyesuaian Diri

j. Kepemimpinan

2.3 Jabatan Fungsional Tertentu

Menurut Permendagri (pasal 7, ayat 1), Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)

pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu

serta bersifat mandiri dan kenaikan pangkatnya berdasarkan prestasi kerjanya.

Dalam jabatan fungsional tertentuu dibagi menjadi 2 tingkatan atau pangkat, yaitu:

1. Jabatan Fungsional Terampil

a. Pelaksanaan Pemula, II/a, sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas (SLTA)

b. Pelaksana, II/b-II/c-II/d

c. Pelaksana Lanjutan, III/a-III/b

d. Penyelia, III/c-III/d

2. Jabatan Fungsional Ahli

a. Ahli Pertama, III/a-III/b, Sekurang-kurangnya berijazah Sarjana (S1) atau

D-IV

(18)

c. Ahli Madya, IV/a-IV/b-IV/c

d. Ahli Utama, IV/d-IV/e

2.4 Kenaikan Golongan atau Pangkat

Berdasarkan PP Nomor 99 Tahun 2000 tentang kenaikan pangkat yang

diubah dengan PP Nomor 12 Tahun 2002 yang berisi tentang kenaikan pangkat

pada Pegawai Negeri Sipil akan naik 1 tingkat berdasarkan penilaian kinerja setiap

tahun. Selain itu, setiap unsur penilaian kinerja, sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam 2 tahun terakhir. Kenaikan pangkat dapat dilakukan jika pegawai yang

bersangkutan sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil selama 2 tahun. Berikut urutan

pangkat atau golongan pada Pegawai Negeri Sipil:

Tabel 2.1 Urutan pangkat atau golongan Pegawai Negeri Sipil

No. Pangkat Gol. Ruang

1. Juru Muda I a

2. Juru Muda Tingkat I I b

3. Juru I c

4. Juru Tingkat I I d

5. Pengatur Muda II a

6. Pengatur Muda Tingkat I II b

7. Pengatur II c

8. Pengatur Tingkat I II d

9. Penata Muda III a

10. Penata Muda Tingkat I III b

11. Penata III c

12. Penata Tingkat I III d

13. Pembina IV a

(19)

15. Pembina Utama Muda IV c

16. Pembina Utama Madya IV d

17. Pembina Utama IV e

Berikut urutan jenjang pangkat atau golongan berdasarkan pendidikan

pegawai yang bersangkutan.

Tabel 2.2 Urutan Jenjang pangkat atau golongan berdasarkan pendidikan pegawai

No. STTB/Ijazah Gol. Terendah Gol. Tertinggi

1. SD I/a II/a

2. SLTP I/c II/c

3. SLTP Kejuruan I/c II/d

4. SLTA / SLTA Kejuruan/DI II/a III/b

5. Diploma II II/b III/b

6. SGPLB II/b III/c

7. Sarjana Muda / Diploma III/Akademi /

Bakaloreat II/c III/c

8. Sarjana / Diploma IV III/a III/d

9. S-2 / Dokter / Apoteker III/b IV/a

10. Doktor III/c IV/b

2.5 Aplikasi

Aplikasi adalah perangkat lunak yang ada pada komputer digunakan untuk

melyani berbagai macam kebutuhan. Menurut Jogiyanto (2003), teknologi yang

canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu telah

diberikan kepadanya. Intruksi-intruksi tersebut disebut perangkat lunak (software).

Sehingga bisa dikatakan bahwa aplikasi merupakan perangkat lunak yang

(20)

membantu dalam setiap pekerjaan manusia. Saat ini aplikasi telah banyak

digunakan pada instansi atau perusahaan baik di Indonesia maupun dunia.

2.6 Scoring System

Dalam metode scoring system terdapat 2 macam kategori yang dibedakan

berdasarkan model distribusi normal, yaitu kategori jenjang (ordinal) dan kategori

bukan jenjang (nominal). Dalam aplikasi ini digunakan metode scoring system

dengan kategori jenjang (ordinal). Menurut Saifuddin Azwar (2003) kategori ini

memiliki tujuan menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah

secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur.

Kontinum jenjang yang dimaksud adalah dari rendah ke tinggi, dari paling jelek ke

paling baik, dari sangat puas ke sangat tidak puas, dan lain sebagainya. Banyak

kategori diagnosis yang dapat dibuat dan biasanya tidak lebih dari lima jenjang serta

tidak kurang dari tiga jenjang. Jika mengelompokkan individu ke dalam dua

jenjang, maka akan mengakibatkan risiko kesalahan yang cukup besar bagi

skor-skor yang terletak di sekitar mean kelompok. Langkah-langkah penentuan

kategorisasi berdasarkan jenjang (ordinal) menurut Saifuddin Azwar (2003) yaitu :

a. Menentukan data statistik secara deskriptif berupa rentang minimum (Xmin),

rentang maksimum (Xmax), luas jenjang sebaran, mean teoritis (σ) dan deviasi

standart (µ).

b. Menghitung data statistik secara deskriptif sebagai berikut:

Xmin = banyaknya pertanyaan * nilai minimum

Xmax = banyaknya pertanyaan * nilai maksimum

(21)

Mean teoritis (σ) = luas jarak sebaran / 6

Deviasi standart (µ) = banyak pertanyaan * banyak kategori

c. Menghitung p dengan menggunakan tabel distribusi normal, terlebih dahulu

menentukan Zmin dan Zmax dengan rumus :

Zmin = (Xmin - µ) / σ

Zmax = (Xmax - µ) / σ

d. Memilih p dengan nilai yang maksimal sehingga dapat ditemukan rentang

skala prioritas dengan 3 kategori, yaitu :

X < (µ - (p * σ)) kategori rendah atau tidak layak

(µ - (p * σ)) ≤ X < (µ + (p * σ)) kategori sedang atau layak

(µ + (p * σ)) ≤ X kategori tinggi atau sangat layak

2.7 Website

Menurut Sutarman (2003), website (situs web) adalah merupakan alamat

(URL) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi dengan

berdasarkan topik tertentu. Sedangkan, web page (halaman web) merupakan

halaman khusus dari situs web tertentu yang tersimpan dalam bentuk file. Di dalam

halaman tersebut terdapat berbagai informasi dan link yang tersimpan serta

menghubungkan suatu informasi ke informasi lain dalam page sama ataupun web

page lain pada website yang berbeda.

Pada situs/web dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu web ststis dan web

dinamis. Web statis merupakan web yang berisi atau menampilkan

informasi-informasi yang sifatnya tetap atau statis, sedangkan web dinamis merupakan web

(22)

dinamis. Untuk menbuat web dinamis dibutuhkan kemampuan pemrograman web.

Terdapat 2 kategori dalam pemrograman web :

1. Server - side programming

2. Client - side programming

Pada server-side programming, perintah program yang dijalankan di web

server, kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam bentuk HTML biasa.

Sedangkan client – side programming perintah program dijalankan di browser,

sehingga ketika client meminta dokumen yang mengandung script, maka script

tersebut akan di download dari servernya kemudian dijalankan di browser yang

bersangkutan.

Untuk membangun sebuah website, diperlukan langkah-langkah persiapan

yang secara umum dibagi dalam lima tahap, yakni (Rickyanto, Isac.2001) :

1. Merumuskan tujuan membuat website

2. Menentukan isi website

3. Menentukan target pengguna website

4. Menentukan struktur website

5. Desain website

Sedangkan menurut Riyadi (2009), perencanaan dan perancangan sebuah

website dibagi menjadi enam, antara lain :

1. Pemilihan Alamat (Domain)

2. Memilih Hosting

3. Pembuatan perancangan yang benar

4. Perancangan tampilan website

(23)

6. Meng-update secara berkala

Dalam perancangan web, terdapat langkah-langkah untuk navigasi

website. Navigasi web berguna untuk menjelaskan fungsi-fungsi dari setiap bagian

di website yang dibuat. Adanya navigasi web ini berguna untuk memberikan

penjelasan kepada user tentang setiap fungsi-fungsi dari web agar user yang akan

menjalankan aplikasi website tidak tersesat dan mudah dalam menemukan

halaman-halaman web yang diinginkan.

Menurut Prihatna (2005), Struktur navigasi adalah struktur atau alur suatu

program yang merupakan rancangan hubungan dan rantai kerja dari beberapa area

yang berbeda dan dapat membantu mengorganisasikan seluruh elemen pembuatan

website. Terdapat empat macam bentuk dasar dari struktur navigasi yang biasa

digunakan dalam pembuatan website, yaitu :

1. Struktur navigasi linier

Hanya mempunyai satu rangkaian cerita yang berurut, yang

menampilkan satu demi satu tampilan layar secara berurut menurut urutannya.

Tampilan yang dapat ditampilkan pada struktur jenis ini adalah satu halaman

sebelumnya atau satu halaman sesudahnya, tidak dapat dua halaman sebelumnya

atau dua halaman sesudahnya.

Gambar 2.1 Struktur Navigasi Linier

2. Struktur Navigasi Hirarki

Merupakan suatu struktur yang mengandalkan percabangan untuk

menampilkan data berdasarkan kriteria tertentu. Tampilan pada menu satu akan

(24)

mempunyai halaman percabangan yang disebut Slave Page (halaman

pendukung). Jika salah satu halaman pendukung dipilih atau diaktifkan, maka

tampilan tersebut akan bernama Master Page (halaman utama kedua) dan

seterusnya. Pada navigasi ini tidak diperkenalkan adanya tampilan secara linier.

Gambar 2.2 Struktur Navigasi Hirarki

3. Struktur Navigasi Non-Linier

Pada struktur ini diperkenankan membuat navigasi bercabang.

Percabangan pada struktur non linier ini berbeda dengan percabangan pada

struktur hirarki. Karena pada percabangan ini walaupun terdapat percabangan,

tetapi tiap-tiap tampilan mempunyai kedudukan yang sama yaitu tidak ada

Master Page dan Slave Page.

Gambar 2.3 Struktur Navigasi Non-Linier

4. Struktur Navigasi Composite (Campuran)

Merupakan gabungan dari ketiga struktur yang ada. Struktur navigasi ini

biasa digunakan dalam pembuatan multimedia karena dapat memberikan

(25)

Gambar 2.4 Struktur Navigasi Composite (Campuran)

2.8 Hypertexy Prepceprocessor (PHP)

Menurut Wahyono (2005), Hypertexy Prepceprocessor (PHP) merupakan

program yang dikembangkan secara bersama oleh para programer dari seluruh

dunia yang menekuni dunia open source. PHP dikembangkan khususnya untuk

mengakse dan memanipulasi data yang ada di database server open sorce seperti

MySQL. Bahasa pemograman ini ditemukan oleh Rasmus Lerdorf yang bermula

dari keinginan sederhana untuk mempunyai alat bantu atau tools dalam memonitor

pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Oleh sebab itu, pada

awalpengembangannya, PHP merupakan akronim dari Personal Home PageTools

sebelum akhirnya menjadi PHP.

2.9 My Structure Query Language (MySQL)

Menurut Anhar (2010), My Structure Query Language (MySQ)L adalah

salah satu Database Management System (DBMS) dari sekian banyak DBMS

seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-lain. Pemrograman PHP juga

sangat mendukung dengan penggunaan database MySQL. Keunggulan dari

MySQL adalah cepat dan mudah digunakan. MySQL semula berkembang karena

(26)

2.10 Konsep Basis Data 2.10.1 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004) sistem basis data adalah suatu sistem menyusun

dan mengolah record-record mengunakan komputer untuk menyimpan atau

merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahan

sehingga mampu menyedikan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk

prosse pengambilan keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu

perangkat keras (hardware), sistem operasi (operating system), basis data

(database), sistem (perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS), pemakai (user),

aplikasi lain (bersifat operasional).

Keuntungan sistem basis data adalah :

a. Mengurangi redudansi data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data

yang berbeda-beda senhingga pembaruan dilakukan berulang-ulang.

b. Menjaga konsistensi data.

c. Keamanan data dapat tejaga.

d. Integritas dapat dipertahankan.

e. Data dapat digunakan bersama-sama.

f. Menyediakan recovery.

g. Memudahkan penerapan standarisasi.

(27)

i. Keterpaduan data terjaga, memelihara data berarti data harus akurat. Hal ini

sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan

pendidikan keselarasan data.

Kerugian sistem basis data adalah :

a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.

b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.

c. Perangkat lunaknya relatif mahal.

Kerusakan sitem basis data yang dapat mempengaruhi departemen/ bagian yang

terkait.

2.10.2 Database

Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data

oparasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan

disimpan secara terintegrasi dengan mengunakan metode tertentu mengunakan

komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan

pemakainya.

Penyusunan data yaitu redudansi untuk mengatasi masalah-masalah pada

penyusunan data yaitu redudansi dan inkosistensi data, kesulitan pengaksesan data,

isoalasi data untuk standarisasi, multile user (banyak pemakai), dan masalah

keamanan, masalah integrasi, dan masalah data independence (kebesaran data).

2.10.3 Database Management System (DBMS)

Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS)

(28)

Basis data adalah kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri

dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data., menghapus data,

dan melaporkan data dalam basis data.

2.10.4 Desain Sistem

Setelah tahap analisa sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah

mendapatkan gambaran yang jelas apa yang harus dikerjakan. Kemudian

memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Jogiyanto (2006)

desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:

a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

b. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.

c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

d. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

e. Berupa gambaran, perencnaan dan pembuatn sketsa atau pengaturan dari

beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

f. Menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan

perangkat keras dari suatu sistem.

2.10.5 Diagram Alir (Flowchart)

Menurut Jogiyanto (2001) bagan alir sistem merupakan bagan yang

menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan

tentang urutan-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir

sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Bagan alir sistem digambarkan

(29)

Tabel 2.3 Simbol Flowchart

Simbol Keterangan Simbol Keterangan

Dokumen Menunjukkan

dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer

Display Menunjukkan

output yang ditampilkan di monitor

Proses Manual Menunjukkan

pekerjaan manual yang tidak dilakukan oleh sistem

Proses Menunjukkan

kegiatan proses dari operasi program komputer

Alur Data Menunjukkan alur

dari setiap proses

Keyboard Menunjukkan input

yang menggunakan keyboard atau papan ketik

Database Menunjukkan

database dalam suatu sistem

External Data (Tabel)

Menunjukkan tabel yang terdapat dalam database

On-Page Reference

Konektor yang digunakan untuk menghubungkan gambar dalam satu halaman

Off-Page Reference

Konektor yang digunakan untuk menghubungkan gambar yang bukan satu halaman

a. Diagram Alur Dokumen (Document Flow)

Document flow adalah bagan alir dokumen atau bisa disebut juga

sebagai bagan alir formulir yang menunjukkan arus dari laporan dan

formulir termasuk tembusan-tembusannya. Dalam pembuatannya,

document flow memiliki ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan.

(30)

Tabel 2.4 Simbol yang terdapat di Document Flow

No. Simbol Fungsi

1. Terminator Merupakan bentuk dari terminator simbol

yang digunakan pada awal pembuatan

document flow sebagai awal (Start) dan

akhir (End)

2. Manual Process Merupakan notasi dari proses manual yang

ada pada document flow. Dinyatakan

sebagai proses manual karena dalam notasi

document flow segala bentuk proses masih

belum dilakukan oleh komputer.

3. Document Merupakan notasi dari dokumen pada

document flow. Notasi dokumen ini

umumnya digambarkan sebagai bentuk

lain dari arsip, laporan atau dokumen

lainnya yang berbentuk kertas.

4. Decision

(Keputusan)

Merupakan notasi dari suatu keputusan

dalam pengerjaan document flow. Dalam

penggambaran notasi decision ini selalu

menghasilkan dengan keputusan ya atau

tidak.

2.10.6 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Kendall (2003), Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan

pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluaran sistem, yang

berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model sistem yang

dibahas. Serangkaian diagram aliran data berlapis juga bisa digunakan untuk

merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail dalam sistem.

(31)

dalam organisasi, proses-proses atau transformasi dimana data-data melalui, dan

apa keluarannya. Jadi, melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang disebut

DFD, penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data di dalam

organisasi. Menurut Kendall (2003), dalam memetakan DFD, terdapat beberapa

simbol yang digunakan yaitu :

1. External entity

Suatu external entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen, atau

sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan

informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat.

Gambar 2.5 Simbol External Entity

2. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan data tanda panah. Aliran data

menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau

entitas dengan proses.

Gambar 2.6 Simbol Data Flow

3. Process

Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dijalankan.

Gambar 2.7 Simbol Process

(32)

4. Data Store

Data store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses

penyimpanan data.

Gambar 2.8 Simbol Data Store

2.11 Tahapan Software Development Life Cycle (SDLC) 2.11.1 Kebutuhan Perangkat Lunak

Kebutuhan perangkat lunak dapat diartikan sebagai properti yang harus

dipamerkan dalam rangka memecahkan beberapa masalah di dunia nyata (IEEE

Computer Society, 2004). Dalam menentukan kebutuhan perangkat lunak, yang

pertama perlu harus diperhatikan setelah definisi dari kebutuhan perangkat lunak

adalah jenis dari kebutuhan tersebut seperti apakah produk atau proses, fungsional

atau non-fungsional, dan properti yang akan muncul. Keseluruhan proses tersebut

dapat menjelaskan perbedaan antara kebutuhan sistem dan perangkat lunak.

Kedua yaitu, proses dari kebutuhan itu sendiri. Didalamnya digambarkan

model, aktor, dukungan dan manajemen, kualitas dan pengembangan dari proses

itu sendiri. Ketiga yaitu, elisitasi kebutuhan yang menjelaskan darimana kebutuhan

perangkat lunak berasal dan bagaimana caranya mendapatkannya. Keempat yaitu,

analisis kebutuhan yang membahas konflik antar kebutuhan, interaksi perangkat

lunak dengan lingkungan sekitar, dan mengkolaborasikan antara kebutuhan sistem

dengan perangkat lunak. Selain itu, termasuk di dalamnya klasifikasi kebutuhan,

pemodelan konseptual, desain arsitektur dan alokasi kebutuhan, dan negosiasi

kebutuhan.

(33)

Kelima yaitu, spesifikasi kebutuhan yang menghasilkan dokumen

spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Keenam yaitu, validasi kebutuhan yang

memastikan kebutuhan perangkat lunak yang dijabarkan benar-benar telah sesuai

sebelum digunakan. Yang terakhir, ketujuh yaitu, pertimbangan praktis, yang

menggambarkan beberapa topik yang perlu dupahami dalam pelaksanaannya.

Topik itu seperti sifat berulangnya sebuah proses, manajemen dan pemeliharaan,

dan pengukuran kebutuhan.

2.11.2 Analisis dan Desain Perangkat Lunak

Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk dapat

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang

diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud,

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria,

menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau

tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan

operasional dalam membangun aplikasi.

Menurut Kendall dan Kendall (2003), analisis dan perancangan sistem

berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses atau

mentransformasikan data, menyimpan data, dan menghasilkan output informasi

dalam konteks bisnis khusus. Kemudian, analisis dan perancangan sistem tersebut

dipergunakan untuk menganalisis, merancang dan mengimplementasikan

peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan

(34)

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena

kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap

selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus

dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut :

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah

mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem

tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.

2.12 Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengambilan data oleh peneliti

dengan langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari

responden. Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatatap muka secara

langsung, tetapi dapat melalui media tertentu misalnya telepon, teleconference,

chatting melalui internet, bahkan melalui short message service (SMS) dan e-mail.

(Suliyanto, 2006).

Teknik ini merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan terkait penelitian

(35)

menggunakan teknik ini untuk menggali informasi yang dibutuhkan stakeholder

atau pemilik kepentingan.

2.13 Teknik Observasi

Teknik obervasi merukan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

panca indra, jadi tidak hanya pengamatan menggunakan mata. Mendengarkan,

mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen

yang digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan lembar

pengamatan, serta bisa juga berupa catatan singkat mengenai hal-hal apa saja yang

diobservasi. (Suliyanto, 2006).

Observasi sering digunakan sebagai teknik pengumpulan data tambahan

selain wawancara, namun ada juga yang menggunakan observasi tanpa

menggunakan wawancara. Di dalam melakukan observasi, panca indra yang paling

berperan adalah penggamatan dengan mata atau melihat.

2.14 Black Box Testing

Menurut Rizky (2011), pengertian dari Black Box Testing adalah suatu tipe

testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja

internalnya. Berdasarkan hal tersebut, para tester memandang perangkat lunak

seperti layaknya “kotak hitam” yang tidak terlihat isinya, tetapi dikenai proses

testing bagian luarnya saja. Black Box Testing hanya memandang perangkat lunak

dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah ditentukan pada awal perancangan.

(36)

1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis

program.

2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug sering ditemukan oleh komponen

tester yang berasal dari pengguna.

3. Hasil dari balck box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan

yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.

(37)

31

Pada bab ini akan membahas tentang identifikasi masalah, analisis

permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang

Bangun Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai Berbasis Web Menggunakan Metode

Scoring System Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur. Sebelum

melakukan identifikasi dan analisis permasalahan, telah dilakukan pengumpulan

data dengan teknik wawancara dan observasi yang dilakukan di BKD Jatim.

3.1 Identifikasi Permasalahan

Identifikasi permasalahan dilakukan pada saat maupun setelah proses

wawancara dan observasi pada BKD Jatim. Untuk melakukan identifikasi masalah,

maka dilakukan observasi oleh panelis pada BKD Jatim yang dilakukan pada

tanggal 4 Maret 2015 sampai 29 Januari 2016. Data-data yang diperlukan untuk

dilakukan dikumpulkan dengan melakukan wawancara pada dua responden yaitu :

Bagian Formasi dan Pengembangan (Forbang) Pegawai dan Bagian Dokumen dan

Pengolahan Data (Doklahta) pada BKD Jatim. Selain itu juga melakukan

pengamatan terhadap dokumen penilaian kinerja.

Proses penilaian kinerja yang terjadi pada BKD Jatim selaku instansi

pemerintah yang bertanggung jawab terhadap perkembangan aparatur Negara harus

melakukan pendataan jumlah pegawai JFT di setiap instansi per kota di Jwa Timur.

Jika sudah terdata dan diketahui jumlahnya, maka bagian Forbang akan meneliti

kriteria penilaian baik psikotes maupun kinerja pada form penilaian. Selanjutnya

(38)

yang tersebar di seluruh Jatim. Lalu form penilaian tersebut akan di distribusikan

di setiap BKD Kota yang ada di Jatim, jumlah form penilaian di setiap kota berbeda

tergantung jumlah pegawai JFT di kota tersebut. Selanjutnya form penilaian yang

ada di BKD Kota akan didistribusikan ke instansi terkait yang memiliki pegawai

JFT. Kekurangan dari proses diatas yaitu terkait dengan masalah pendistribusian

form penilaian yang membutuhkan waktu lama sehingga sampai pada BKD Kota

tidak sesuai dengan yang dijadwalkan.

Setelah form penilaian sampai pada instansi terkait di setiap kota,

selanjutnya proses penilaian. Penilaian yang dilakukan berjumlah dua yaitu

penilaian psikotes dan penilaian kinerja. Kepala instansi yang dibantu oleh bagian

Forbang di instansi terkait akan melakukan penilaian pegawai JFT dan membobot

atau menjumlah hasil penilaian secara manual. Setelah dijumlah, langkah

berikutnya adalah menganalisa salah satu nama pegawai JFT yang

direkomendasikan untuk kenaikan pangkat. Kekurangan dari proses diatas yaitu

tentang pembobotan nilai dan perekomendasian yang bersifat manual, hal ini bisa

saja terjadi kesalahan sehingga nama yang direkomendasikan bisa tidak valid.

Setelah proses penilaian dilakukan, berikutnya setiap instansi membuat

rekap hasil penilaian yang berisi total nilai per pegawai JFT dan nama pegawai yang

direkomendasikan, form rekap tersebut diserahkan ke BKD Kota. Dari BKD Kota

akan melakukan rekap nama-nama pegawai JFT dari setiap instansi yang

direkomendasikan untuk dikirimkan pada BKD Jatim. Kekurangan dari proses

diatas yaitu proses perekapan yang bersifat manual dan membutuhkan waktu lama

(39)

Dari hasil identidikasi yang telah dilakukan, gambaran proses bisnis pada

penilaian diatas dapatdilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Document flow penilaian kinerja pegawai

3.2 Analisis Permasalahan

Setelah diketahui proses alur dokumen atau document flow yang dilakukan

oleh masing-masing pengguna, maka proses berikutnya adalah melakukan analisis

kebutuhan yang sesuai dengan proses-proses tersebut. Analisis kebutuhan ini

Document Flow Penilaian Kinerja Pegawai JFT

Pegawai JFT Pimpinan Instansi Terkait

Bag. Formasi dan Pengembangan BKD

Jatim

Personalia/HRD Instansi Terkait BKD Per Kota

P

h

a

s

e

Mulai Form Penilaian Kinerja

Form Penilaian Kinerja Fix

Melakukan Penilaian Kinerja

Pegawai JFT

Hasil Penilaian

Membuat Rekap Ulang Hasil

Penilaian Tervalidasi

Laporan Penilaian Hasil Rekap Laporan Penilaian

Hasil Rekap

Mengisi Data Periode dan Data Pegawai JFT yang akan dinilai

Form Penilaian Kinerja Fix

Hasil Penilaian Kinerja Rekap Hasil

Penilaian Kinerja

Hasil Penilaian

Memvalidasi Hasil Penilaian Kinerja yang sudah Direkap

Hasil Penilaian Hasil Penilaian

Tervalidasi Hasil Penilaian

Tervalidasi

Hasil Penilaian Tervalidasi

Hasil Penilaian Tervalidasi

Laporan Penilaian Hasil Rekap

Selesai

Hasil Penilaian Tervalidasi

4

2 Hasil Penilaian

Kinerja Form Penilaian

Kinerja Fix

Membuat Form Penilaian Kinerja

Form Penilaian Kinerja

Perbanyak Form Penilaian Kinerja sesuai jumlah pegawai JFT per

instansi

Form Penilaian Kinerja Fix

Form Penilaian Kinerja Fix

Form Penilaian Kinerja

1

Form Penilaian Kinerja Fix

1

Hasil Penilaian Kinerja yang Sudah

Direkap 1

Hasil Penilaian Tervalidasi

1 Hasil Penilaian

(40)

dilakukan untuk merancang kebutuhan dari masing-masing pengguna sistem.

Analisis ini dilakukan pada setiap pengguuna yang secara langsung berhubungan

atau berinteraksi dengan sistem nantinya. Berikut ini hasil analisis kebutuhan untuk

masing-masing pengguna.

3.2.1 Analisis Pada Proses Forbang BKD Jatim

Dalam proses pendistribusian form penilaian terjadi estimasi waktu atau

keterlambatan baik dalam pendistribusian form penilaian ke BKD Kota lalu ke

instansi terkait maupun pendistribusian hasil rekap nama-nama pegawai JFT yang

direkomendasikan pada BKD Jatim. Hal seperti ini tentu saja membuat proses

perkembangan aparatur terkhusus pegawai JFT terhambat karena proses diklat atau

kenaikan pangkat pegawai dilakukan pada bulan Mei-Juni.

3.2.2 Analisis Pada Proses Kepala Instansi

Dalam proses penilaian baik penilaian kinerja maupun penilaian psikotes

masih dilakukan secara manual. Hal ini mengakibatkan nilai pembobotan dan

perekomendasian bisa tidak valid dikarenakan analisisnya menggunakan proses

manual. Selain itu perekapan hasil nilai seluruh pegawai JFT dan pegawai JFT yang

direkomendasikan juga membutuhkan waktu yang lama.

3.3 Solusi Permasalahan

Setelah dilakukan pengumpulan data melalui proses wawancara dan

observasi, pengolahan data dari hasil observasi, dilanjutkan dengan melakukan

identifikasi masalah, didapatkan suatu permasalahanyangharus diselesaikan dengan

memberikan solusi terbaik yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Dalam

(41)

Aplikasi Penilaian KInerja Pegawai Berbasis Web Menggunakan Metode Scoring

System Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur.

3.4 Analisis Kebutuhan Pengguna

Aplikasi penilaian kinerja pegawai pada BKD Jatim ini akan melibatkan

beberapa pengguna didalamnya. Berikut ini telah dianalisis siapa saja yang dapat

mengoperasikan dan menggunakan aplikasi web ini beserta kebutuhannya:

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan

No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilan

1 Forbang BKD

Jatim

a. Mampu menginputkan

data pegawai JFT yang terbagi berdasarkan instansi dan kota instansinya..

b. Mampu menginputkan

data penilaian, baik kriteria penilaian kinerja maupun psikotes dan item setiap penilaian.

c. Mampu menginputkan

data periode penilaian.

d. Dapat mengetahui

instansi mana yang sudah melakukan penilaian.

e. Dapat mengetahui

nama-nama pegawai JFT yang

direkomendasikan dari setiap instansi.

a. Laporan Hasil

Penilaian yang berisi nama-nama pegawai JFT yang

direkomendasikan dari setiap instansi.

2. Kepala Instansi a. Mampu melakukan

penilaian psikotes.

b. Mempu melakukan

penilaian kinerja.

c. Dapat melihat hasil

nilai psikotes tiap pegawai JFT.

d. Dapat melihat hasil

nilai kinerja tiap pegawai JFT.

a. Laporan penilaian

psikotes

b. Laporan penilaian

kinerja

c. Laporan total hasil

(42)

No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilan

e. Dapat melihat total

hasil penilaian dari seluruh pegawai.

f. Dapat melihat nama

pegawai yang direkomendasikan.

g. Dapat mengakses

laporan penilaian psikotes tiap pegawai JFT.

h. Dapat mengakses

laporan penilaian kinerja tiap pegawai JFT.

i. Dapat mengakses

laporan total penilaian seluruh pegawai JFT.

3. Pegawai JFT a. Menerima laporan

penilaian psikotes.

b. Menerima laporan

penilaian kinerja.

c. Menerima laporan total

hasil penilaian dan rekomendasi.

3.5 Metode Scoring System

Metode yang akan digunakan untuk pembuatan aplikasi penilaian kinerja

ini adalah metode Scoring System. Langkah-langkah dalam Scoring System kategori

jenjang (ordinal) menurut Saifuddin (2003:107) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan data statistik secara deskriptif berupa rentang minimum (� ) dan

rentang maksimum (� ��), luas jarak sebaran, mean teoritis (�) dan deviasi

standar (�).

2. Menghitung data statistik deskriptif sebagai berikut:

� � : banyaknya kriteria * nilai minimum

(43)

Luas Jarak Sebaran : � �� - �

Deviasi Standart (�) : Luas jarak sebaran / 6

Mean Teoritis (�) : banyaknya kriteria * banyak kategori

3. Menghitung p dengan menggunakan table distribusi normal, terlebih dahulu

menentukan � dan � �� dengan rumus :

� � : (� � –�) / �

� �� : (� �� –�)/�

4. Memilih p dengan nilai yang maksimal sehingga dapat ditentukan rentang skala

prioritas dengan 3 kategori, yaitu:

X < (� - (p * �)) Kategori rendah

(�– (p * �)) ≤ X < (� + (p * �)) Kategori sedang

(� + (p * �)) ≤ X Kategori tinggi

Pada tahap terakhir pimpinan dan pegawai dari setiap instansi terkait

mendapatkan laporan penilaian baik penilaian kinerja maupun psikotes secara

detail. Sedangkan pihak BKD Provinsi Jatim mendapatkan laporan pegawai yang

mendapatkan nilai terbaik dan layak untuk dinaikkan pangkat pada setiap instansi.

3.6 Struktur Navigasi

Terdapat struktur navigasi yang digunakan untuk pengguna aplikasi web

penilaian kinerja ini agar dapat menggunakan fungsi-fungsi pada halaman web

dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut struktur navigasi pada website

(44)

3.6.1 Struktur Navigasi Untuk Forbang BKD Jatim (Maintenance Data Pegawai)

Pada struktur navigasi ini, dijelaskan tentang fungsi dari setiap halaman

yang ada pada menu maintenance data pegawai. Menu maintenance data

pegawai berisi master kota instansi, satker parent, jabatan, golongan, kota

lahir, tipe pegawai dan pegawai JFT. Dari struktur navigasi ini terdapat 7

form master untuk pegawai JFT. Form master tersebut memiliki fungsi

untuk menambah data, mengedit data dan menghapus data. Sedangkan pada

halaman utama atau halaman beranda terdapat nama-nama pegawai yang

direkomendasikan dari setiap instansi dan juga grafik total nilai dari

pegawai tersebut. Sedangkan halaman daftar bertujuan maintenance data

pengguna aplikasi penilaian kinerja ini, halaman daftar memiliki fungsi

untuk menambah data pengguna, mengedit data pengguna dan menghapus

data pengguna. Data pengguna yang dimasukkan adalah data kepala instansi

yang akan melakukan penilaian kinerja. Halaman master kota instansi,

satker parent, jabatan, golongan, kota lahir dan tipe pegawai memiliki fungsi

yang sama, sedangkan pada halaman pegawai JFT memiliki fungsi periode

golongan untuk melakukan edit golongan pegawai yang direkomendasikan,

detail pegawai untuk melihat detail data dari pegawai JFT dan ubah jabatan

untuk mengubah jabatan dari pegawai JFT yang dipilih. Struktur navigasi

dan fungsi dari menu maintenance data pegawai JFT dapat dilihat pada

(45)

Forbang BKD Jatim

Beranda

Maintenance Data Pegawai

Kota Instansi

Tambah

Edit

Hapus

Satker Parent

Tambah

Edit

Hapus

Jabatan Edit Tambah

Hapus

Golongan

Tambah

Edit

Hapus

Kota Lahir

Tambah

Edit

Hapus

Tipe Pegawai

Tambah

Edit

Hapus

Pegawai JFT

Periode Golongan

Detail Pegawai

Ubah Jabatan Logout

Login

Daftar

Tambah

Edit

Hapus

(46)

3.6.2 Struktur Navigasi Untuk Forbang BKD Jatim (Maintenance Data Penilaian)

Pada struktur navigasi ini, dijelaskan tentang fungsi dari setiap halaman

yang ada pada menu maintenance data penilaian. Menu maintenance data

penilaian berisi master kriteria penilaian psikotes, kriteria penilaian kinerja,

item penilaian psikotes, item penilaian kinerja, metode penilaian psikotes,

metode penilaian kinerja, hasil penilaian, periode penilaian dan laporan.

Struktur navigasi dari menu maintenance data penilaian dapat dilihat pada

gambar 3.3.

Forbang BKD Jatim

Beranda

Maintenance Data Penilaian

Master Kriteria Penilaian

Metode Penilaian Login

Kriteria Psikotes

Tambah

Edit

Hapus

Kriteria Psikotes

Tambah

Edit

Hapus

Master Item Penilaian

Kriteria Psikotes

Kriteria Psikotes

Tambah

Tambah

Periode Peni laian Tambah

Hasil Penilaian

Laporan

Logout

Kriteria Psikotes

Kriteria Psikotes

Cetak

(47)

3.6.3 Struktur Navigasi Untuk Kepala Instansi Terkait

Pada struktur navigasi ini, dijelaskan tentang fungsi dari setiap halaman

yang ada pada bagian kepala instansi terkait untuk melakukan penilaian

pegawai. Pada halaman untuk kepala instansi terkait berisi beranda,

penilaian psikotes, penilaian kinerja, hasil penilaian psikotes, hasil penilaian

kinerja, total hasil penilaian, history penilaian, laporan penilaian psikotes,

laporan penilaian kinerja, laporan total hasil penilaian. Struktur navigasi

dari halaman kepala instansi terkait dapat dilihat pada gambar 3.4.

Kepala Instansi

Beranda

Login

Laporan Penilaian Pegawai

Logout Penilaian Pegawai

Penilaian Psikotes Nama Pegawai

yang Dinilai Lanjut

Penilaian Kinerja Nama Pegawai yang Dinilai

Nilai Simpan

Lanjut Nilai Simpan

Hasil Penilaian Pegawai

Hasil Penilaian Psikotes

Hasil Penilaian Kinerja

Totak Hasil Penilaian

Detail Nilai

Detail Nilai

History Penilaian Keterangan Rekomendasi

Laporan Penilaian Psikotes

Laporan Penilaian Kinerja

Laporan Total Hasil Penilaian

(48)

3.7 Perancangan Sistem

Dalam perancangan aplikasi ini ada beberapa tahapan yang harus

dilakukan. Adapun tahapan dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah

pembuatan alur sistem, data flow diagram (DFD), entity relationship diagram

(ERD), struktur database, dan membuat desain uji coba.

3.7.1 Alur Sistem

Terdapat blok diagram dan system flow untuk aplikasi penilaian kinerja

pegawai pada BKD Jatim.

A. Blok Diagram

Gambar 3.5 di bawah menggambarkan tentang apa saja input yang

dibutuhkan, proses yang dilakukan, dan output yang dihasilkan oleh sistem

penilaian kinerja pegawai pada BKD Jatim.

Input yang dibutuhkan untuk penilaian psikotes pegawai JFT, antara lain :

data pegawai JFT, data kriteria psikotes, data item psikotes, penilaian psikotes dan

data periode penilaian. Sedangkan input yang dibutuhkan untuk penilaian kinerja

pegawai JFT, antara lain : data pegawai JFT, data kriteria kinerja, data item kinerja,

penilaian kinerja dan data periode penilaian.

Untuk blok output, hasil informasi berupa laporan terkait dengan berbagai

laporan antara lain : laporan penilaian psikotes dimana akan berisi tentang informasi

nilai psikotes tiap pegawai serta detail dari nilai per kriterianya, laporan penilaian

kinerja dimana akan berisi tentang informasi nilai kinerja tiap pegawai serta detail

dari nilai per kriterianya, laporan total hasil penilaian yang berisi nilai dari total

(49)

laporan hasil penilaian yang berisi nama-nama pegawai JFT yang

direkomendasikan dari setiap instansi di Jawa Timur.

Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai JFT

Proses

Input Output

P

h

as

e

Proses Penilaian Psikotes

Proses Penilaian Kinerja

Proses Total Hasil Penilaian

Proses Hasil Penilaian (Rekomendasi) Kriteria Psikotes

Item Psikotes

Penilaian Psikotes

Data Pegawai JFT

Periode Penilaian

Kriteria Kinerja

Item Kinerja

Penilaian Kinerja

Laporan penilaian psikotes

Laporan penilaian kinerja

Laporan Total Hasil Penilaian

Laporan Hasil Penilaian

Gambar 3.5 Blok Diagram

B. System Flow

Untuk membuat aplikasi penilaian kinerja pegawai pada BKD Jatim

dibutuhkan system flow yang sesuai dengan proses dan ketentuan yang

berlaku pada BKD Jatim. Berikut penjelasan system flow yang dibuat untuk

(50)

1. System Flow Mengelola Data Master Kota Instansi

Pada system flow mengelola data kota instansi dijelaskan bahwa untuk dapat

mengelola data kota instansi maka diperlukan proses memasukkan data secara

manual. Setelah itu, sistem akan melakukan proses penyimpanan ke dalam tabel

kota instansi. Sistem juga dapat menampilkan data kota instansi yang diambil

dari tabel kota instansi. Desain system flow mencatat data kota instansi dapat

dilihat pada Gambar 3.6.

Sysflow Mengelola Data Master Kota Instansi

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

as

e

Mulai

Tabel kota instansi

Data Kota Instansi

Ada? Simpan data kota instansi

Menampilkan data kota instansi T

Data Kota Instansi

Selesai

Input data? Y

Y

T

Gambar 3.6 System flow mengelola data master kota instansi

2. System Flow Mengelola Data Master Satker Parent

Pada system flow mengelola data satker parent terdapat proses menyimpan data

satuan kerja atau instansi yang memiliki pegawai JFT. Tidak semua instansi

pemerintah di Jawa Timur memiliki pegawai JFT, rata-rata yang memiliki

(51)

Sistem dapat melakukan pengecekkan terhadap data yang sama, sehingga tidak

ada nama instansi yang sama. Sistem juga dapat menampilkan data satker parent

yang diambil dari tabel satker parent. Desain system flow mencatat data satker

parent dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Sysflow Mengelola Data Master Satker Parent

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

a

s

e

Mulai

Tabel satker parent

Data Satker Parent

Ada? Simpan data satker parent

Menampilkan data satker parent T

Y

Data Satker Parent Selesai

Input data?

T Y

Gambar 3.7 System flow mengelola data master satker parent

3. System Flow Mengelola Data Master Jabatan

Pada system flow mengelola data jabatan terdapat proses menyimpan data

jabatan pada pegawai negeri khusus JFT. Jabatan yang disimpan

bermacam-macam sesuai dengan satker parent atau instansi tempat pegawai bekerja. Sistem

dapat melakukan pengecekkan terhadap data yang sama, sehingga tidak ada

(52)

diambil dari tabel jabatan. Desain system flow mencatat data jabatan dapat dilihat

pada Gambar 3.8.

Sysflow Mengelola Data Master Jabatan

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

a

s

e

Tabel jabatan

Data Jabatan

Ada?

Simpan data jabatan

Menampilkan data jabatan T

Y

Data jabatan Selesai

Menampilkan form jabatan

Tabel satker parent

Mulai

Form jabatan

Input data? Y

T

Pilih master jabatan

Gambar 3.8 System flow mengelola data master jabatan

4. System Flow Mengelola Data Master Tempat Lahir

Pada system flow mengelola data tempat lahir terdapat proses menyimpan data

tempat lahir. Data tempat lahir berisi kota-kota yang menjadi tempat lahir

pegawai di JFT yang berada di Jatim. Sistem dapat melakukan pengecekkan

terhadap data yang sama, sehingga tidak ada nama tempat lahir yang sama.

(53)

lahir. Desain system flow mencatat data tempat lahir dapat dilihat pada Gambar

3.9.

Sysflow Mengelola Data Master Tempat Lahir

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

a

s

e

Mulai Tabel tempat lahir

Data Tempat Lahir

Ada? Simpan data tempat lahir

Menampilkan data tempat lahir T

Y

Data tempat lahir Selesai

Input data? Y

T

Gambar 3.9 System flow mengelola data tempat lahir

5. System Flow Mengelola Data Master Golongan

Pada system flow mengelola data golongan terdapat proses menyimpan data

golongan pada pegawai negeri secara umum. Pada setiap golongan juga terdapat

pangkat, hal ini yang nantinya akan digunakan untuk reward (kenaikan pangkat)

kepada pegawai JFT yang mendapatkan hasil penilaian terbaik dari setiap

instansi atau tempat bekerja yang bersangkutan. Sistem dapat melakukan

pengecekkan terhadap data yang sama, sehingga tidak ada nama golongan yang

Gambar

Tabel 2.4 Simbol yang terdapat di Document Flow
Gambar 3.1 Document flow penilaian kinerja pegawai
Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan
Gambar 3.2 Struktur Navigasi Forbang BKD Jatim (Maintenance Data Pegawai)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis Soal Nomor Soal 3.1Mengidentifi kasi penyesuai- an diri hewan dengan lingku- ngan tertentu untuk memper- tahankan hidup 3.1.1 Meng- identifikasi ciri-ciri

Berdasarkan pada data hasil penelitian, diperoleh hubungan antara putaran mesin dengan SFCE (gambar 5) menunjukan bahwa semakin banyak konsentrasi metan dalam biogas

- Selaku pengemban tugas pada subsector perhubungan laut, khususnya lalu lintas angkatan laut administrator pelabuhan melaksanakan tugas operasional kegiatan pelayanan ke

Trotoar untuk pejalan kaki atau pedestrian di Taman Surya Balai Kota Surabaya ditata dengan apik menggunakan Tile GrAnITo tipe Castello?.

Merupakan perusahaan industri barang konsumsi yang telah terdaftar.. di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai

Pada penelitian ini pengaruh status gizi dan defisiensi seng terhadap durasi diare akut cair pada tiap kelompok tidak dapat dianalisis karena gizi kurang pada tiap

Kelenjar-kelenjar reproduksi jantan meliputi vesikula seminalis, prostat dan bulbourethralis. Vesikula seminalis terdiri dari 2 saluran yang sangat berkelok-kelok dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang