• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING PASIEN FRAKTUR DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING PASIEN FRAKTUR DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING PASIEN FRAKTUR

DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh BANU EMAN SUSETYA

20120320122

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

ACTIVITY DAILY LIVING PASIEN FRAKTUR DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh BANU EMAN SUSETYA

20120320122

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN KTI

GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING PASIEN FRAKTUR

DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Disusun Oleh : BANU EMAN SUSETYA

201203020122

Telah disetujui dan diseminarkan pada : 16 Agustus 2016

Dosen Pembimbing

Novita Kurnia Sari, Ns., M.Kep (………)

NIK : 19811117200510173075

Dosen Penguji

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Banu Eman Susetya NIM : 20120320122 Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir karya tulis ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa karya tulis ilmiah ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 16 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung, dengan ini saya persembahkan karya ini untuk kedua orangtuaku

ayahanda Taftoyani dan ibunda Supiyati yang senantiasa merawat, membimbing, mendukung dan mendoakan disetiap langkahku dalam menuntut ilmu.

Adik-adikku tercinta Dian & Tata dan seluruh keluarga besarku.

Saya ucapkan terimakasih kepada orang-orang terhebatku,

Pricilia Ifanda Putri, partner sekaligus wahana tempat bercerita. Teman-teman yang setia membantu menyelesaikan karya ini

Pratiwi Nova Ariani, Agus Gunadi, Titis Wijayanti, Erna Rahmawati Wibawanti, Teman teman terbaikku Deby, Ruswanto, Erik, Muslimin, Vicky, Ma’rifatul,

Winda dkk, teman-teman sebimbingan,

seluruh teman-teman PSIK UMY angkatan 2012.

Serta nama-nama yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu, terima kasih

atas doa yang senantiasa mengalir tanpa sepengetahuan penulis.

(6)

v MOTTO

“Janganlah seorang mati kecuali dia dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah.”

(HR. Muslim)

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”

(Q.S. Az-Zalzalah : 7)

"Allah tidak akan membebani seseorang di luar batas kesanggupannya." (QS. Al Baqarah [2] : 286).

"Sesungguhnya Allah berfirman : "Aku menurut dugaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu.

-Tirmidzi-

“Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar, terimalah dan hadapilah”

- Soe Hok Gie -

“Paksalah dirimu melakukan kebiasaan baik,

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang merupakan tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Karya tulis ini berjudul “Gambaran Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan Activity Daily Living Pasien Fraktur di RS PKU Muhammadiyah Gamping”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tindakan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan ADL pasien fraktur.

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.Mat., HNC selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY.

2. Novita Kurnia Sari, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas bantuan dan bimbingannya untuk membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini.

3. Seluruh dosen PSIK FKIK UMY atas ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

(8)

vii

5. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah memberikan bantuan dan saran dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Semoga Allah SWT membalas jerih payah dan pengorbanan yang telah diberikan dengan balasan yang terbaik.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kriteria penelitian yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Yogyakarta, 16 Agustus 2016

(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN KTI ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

ABSTRACT ... xiii

INTISARI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penelitian terkait... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Konsep Activity Daily Living (ADL) ... 9

2. Perawat ... 13

3. Persepsi ... 25

4. Pasien ... 27

5. Kategori manusia dewasa berdasarkan usia ... 29

6. Fraktur ... 30

B. Kerangka Konsep ... 33

C. Keterangan Empiris ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Desain Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

1. Lokasi ... 36

2. Waktu ... 36

D. Variabel Penelitian ... 36

E. Definisi Operasional... 36

(10)

ix

G. Cara Pengumpulan Data ... 39

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

I. Pengolahan dan Analisa Data... 41

J. Etika Penelitian ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

1. Deskriptif Wilayah Penelitian ... 45

2. Karakteristik Responden ... 47

3. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien ... 50

4. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien pada seluruh responden ... 51

B. Pembahasan ... 51

1. Karakteristik Responden ... 51

2. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien ... 55

3. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien pada seluruh responden ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuisioner tindakan perawat dalam ADL pasien fraktur ... 37 Tabel 3.2 Interpretasi Nilai r Reliabilitas ... 40 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55) ... 47 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55) ... 48 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55) ... 48 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama

Dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55) ... 49 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Tulang

yang Patah di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55) ... 50 Tabel 4.6 Distribusi Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan ADL Pasien

Fraktur PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55) ... 50 Tabel 4.7 Distribusi Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan ADL Pasien

Fraktur PKU Muhammadiyah Gamping Tiap Kategori Bulan April-Mei

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

(13)

xii

DAFTAR SINGKATAN

ADL : Activity Daily Living

AKS : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari RS : Rumah Sakit

(14)

ii

HALAMAN PENGESAHAN KTI

GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING PASIEN FRAKTUR

DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Disusun Oleh : BANU EMAN SUSETYA

201203020122

Telah disetujui dan diseminarkan pada : 16 Agustus 2016

Dosen Pembimbing

Novita Kurnia Sari, Ns., M.Kep (………)

NIK : 19811117200510173075

Dosen Penguji

(15)

xiii ABSTRACT

Background: One of the nursing diagnosis in patients fracture is impaired mobility physically or physical limitations on the movement of the body independently that causes patients can not meet their needs independently, so the nurses have a responsibility to help fulfillment the of the patients needs including the needs of Daily Living Activity. The aimed of the study is to knew the overview of nursing intervention in fulfillment of Daily Living Activity in fracture patients at PKU Muhammadiyah Hospital of Gamping.

Methods: This study is a descriptive study with cross sectional study design. Samples in this study as much as 55 patients with extremity fractures were hospitalized at PKU Muhammadiyah Hospitalof Gamping, and using accidental sampling technique. Instruments in this study using questionnaires "Questionnaire Sheet Measures in Fulfillment ADL Nursing Patient Fracture" made by researcher and has been tested for validity and reliability. Analysis of the data in this study using descriptive analysis to knowing the distribution, frequency and percentage of variable.

Results: The results showed 14 respondents (25.5%) stated that the nursing interventions in fulfillment of Daily Living Activity is less, 37 respondents (67.3%) stated quite nursing interventions and 4 respondents (7.3%) stated that nursing interventions is good.

Conclusion: The overview of nursing interventions in fulfillment of Daily Living Activity fracture patients at PKU Muhammadiyah Hospital of Gamping in the enough category. Nurses are expected to provide more nursing interventions to meet the needs of daily living activity fracture patients and next researchers could do similar research with patient respondents who had other nursing diagnosis.

(16)

xiv INTISARI

Latar Belakang: Salah satu masalah keperawatan pasien fraktur adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh secara mandiri dan terarah yang menyebabkan pasien tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri, sehingga perawat memiliki tugas untuk membantu pemenuhan kebutuhan pasien termasuk kebutuhan Activity Daily Living. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living pada pasien fraktur di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel pada penelitian ini adalah 55 pasien fraktur ekstremitas yang di rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner “Lembar Kuisioner Tindakan Keperawatan dalam

Pemenuhan ADL Pasien Fraktur” yang dibuat sendiri oleh peneliti dan telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan persentase dari variable.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan 14 responden (25,5%) menyatakan tindakan keperawatan dalam pemenuhan Activity Daily Living adalah kurang, 37 responden (67,3%) menyatakan tindakan keperawatannya cukup dan 4 responden (7,3%) menyatakan tindakan keperawatannya baik.

Kesimpulan: Gambaran tindakan keperawatan dalam pemenuhan Activity Daily Living pasien fraktur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping pada kategori cukup. Perawat diharapkan untuk lebih memberikan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan activity daily living pasien fraktur dan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian sejenis dengan responden pasien yang memiliki gangguan kesehatan lainnya.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Hal ini tercermin dalam Undang – Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 yang menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat perorangan, keluarga dan lingkungannya (Undang – Undang Kesehatan No. 23, 1992).

(18)

sistem pelayanan keperawatan, diantaranya sistem bantuan secara penuh (sistem dalam pemberian bantuan perawatan diri pasien secara penuh), sistem bantuan sebagian (sistem dalam pemberian bantuan perawatan diri pasien secara sebagian saja) dan sistem suportif edukatif (sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan dan pengetahuan saja).

Salah satu kebutuhan pasien adalah pemenuhan ADL, yaitu aktivitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari (Brunner & Suddarth, 2002). Istilah ADL mencakup perawatan diri (berpakaian, makan dan minum, toileting, mandi, berhias, menyiapkan makanan, memakai telfon, menulis, mengelola uang, dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling di tempat tidur, bangun dan duduk, transfer/bergeser dari tempat tidur ke kursi atau dari satu tempat ke tempat lain) (Sugiarto, 2005). Dari pengertian beberapa ahli, peneliti menyimpulkan bahwa setiap manusia harus mampu memenuhi kebutuhan ADL terlebih dahulu untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-harinya.

(19)

ancaman potensial atau aktual kepada integritas seseorang akan mengalami penurunan fungsi fisik, terlebih lagi jika yang mengalami fraktur adalah tulang ekstremitas yang memberikan pergerakan seperti tulang hemerus, ulna, radius, karpal, femur, tibia, fibula dan patella. Kondisi ini membutuhkan intervensi keperawatan immobilisasi (Perry & Potter, 2005).

(20)

membantu pasien tersebut dalam memenuhi ADL sebagai penunjang pemenuhan kebutuhannya (Perry & Potter, 2005).

Selain tugas seorang perawat yang telah diuraikan diatas, Allah juga telah berfirman tentang keutamaan merawat orang seperti yang terkandung dalam QS. Al-Maidah : 32 berikut :

“…..Barang siapa memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia……”

Dalam ayat ini Allah SWT telah menegaskan bahwa pahala memelihara kehidupan seseorang seperti pahala memelihara kehidupan semua manusia. Sehingga mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia seperti merawat orang yang sakit termasuk seorang perawat perawat, bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran.

(21)

perawat di bangsal tersebut, hal itu dikarenakan karena pasien merasa malu jika dibantu dalam pemenuhan beberapa ADL oleh perawat sehingga lebih nyaman jika bantu oleh keluarganya.

Melihat fenomena pemenuhan ADL pasien dan betapa pentingnya peran perawat dalam memenuhi kebutuhan ADL pasien fraktur di rumah sakit serta tingginya angka pasien yang dirawat di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Gambaran Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan ADL Pasien Fraktur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping”.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien fraktur di RS PKU Muhammadiyah Gamping?”

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien fraktur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

(22)

2. Manfaat praktis a. Bagi rumah sakit

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk rumah sakit terkait sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan pada klien untuk meningkatkan pelayanan perawat dalam pemenuhan ADL pasien fraktur dan memberikan informasi sebagai upaya meningkatkan kualitas instansi layanan kesehatan.

b. Bagi ilmu keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kontribusi dalam pengembangan ilmu keperawatan.

c. Bagi Pasien

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pasien tentang tindakan keperawatan yang seharusnya diberikan kepada pasien sesuai dengan tingkat kemampuan pasien dalam memenuhi ADL.

d. Bagi Peneliti

(23)

E.Penelitian terkait

1. Gambaran pelayanan perawat shift malam pada klien dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia di bangsal Al – insan Rumah Sakit umum PKU Muhammadiyah Bantul.

Penelitian ini dilakukan oleh Handayani pada tahun 2009. Subyek penelitian yaitu perawat sebanyak 16 perawat dan responden penelitian yaitu klien sebanyak 25 orang dengan menggunakan kuisioner. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui gambaran pelayanan perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada shift malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan perawatan langsung pada shift malam dapat memenuhi kebutuhan perawatan dengan kategori baik yaitu sebanyak 9 orang dan pendapat klien bahwa kegiatan perawatan langsung pada shift malam dengan kategori cukup memenuhi dengan baik yaitu sebanyak 16 orang.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini menggambarkan aktivitas perawat dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini sama sama meneliti tentang gambaran tindakan keperawatan.

2. Hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat di RSUD Saras Husada Purworejo

(24)

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi beban kerja perawat di RSUD Saras Husada Purworejo. Hasil dari penelitian ini adalah adanya hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di RSUD Saras Husada Purworejo.

(25)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Konsep Activity Daily Living (ADL) a. Pengertian ADL

Brunner & Suddarth (2002) mengemukakan ADL atau Activity Daily Living adalah aktivitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari.

ADL adalah aktivitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang hari normal; aktivitas tersebut mencakup, ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan berhias dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat. Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan untuk bantuan dalam ADL dapat bersifat akut, kronis, temporer, permanen atau rehabilitative (Potter dan Perry, 2005).

b. Macam-macam ADL

Sugiarto (2005) mengemukakan ada beberapa macam ADL, yaitu : 1. ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu keterampilan dasar yang

(26)

2. ADL instrumental, yaitu ADL yang berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan, menggunakan telefon, menulis, mengetik, mengelola uang kertas.

3. ADL vokasional, yaitu ADL yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah.

4. ADL non vokasional, yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi waktu luang.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan ADL

Faktor–faktor yang Mempengaruhi kemampuan melakukan Activity of Daily Living (ADL) Menurut Hardywinoto (2007), yaitu:

1. Umur dan status perkembangan

Umur dan status perkembangan seorang klien menunjukkan tanda kemauan dan kemampuan, ataupun bagaimana klien bereaksi terhadap ketidakmampuan melaksanakan activity of daily living. Saat perkembangan dari bayi sampai dewasa, seseorang secara perlahan–lahan berubah dari tergantung menjadi mandiri dalam melakukan activity of daily living.

2. Kesehatan fisiologis

(27)

dengan sistem nervous sehingga dapat merespon sensori yang masuk dengan cara melakukan gerakan. Gangguan pada sistem ini misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat mengganggu pemenuhan activity of daily living secara mandiri (Hardywinoto, 2007).

3. Fungsi Kognitif

Tingkat kognitif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan activity of daily living. Fungsi kognitif menunjukkan proses menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensor stimulus untuk berpikir dan menyelesaikan masalah. Proses mental memberikan kontribusi pada fungsi kognitif dapat mengganggu dalam berpikir logis dan menghambat kemandirian dalam melaksanakan activity of daily living (Hardywinoto, 2007).

4. Fungsi Psikososial

(28)

penampilan peran juga dapat mempengaruhi dalam pemenuhan activity of daily living (Hardywinoto, 2007).

5. Tingkat stress

Stress merupakan respon fisik nonspesifik terhadap berbagai macam kebutuhan. Faktor yang dapat menyebabkan stress (stressor), dapat timbul dari tubuh atau lingkungan atau dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Stressor tersebut dapat berupa fisiologis seperti injuri atau psikologi seperti kehilangan.

6. Ritme biologi

Ritme atau irama biologi membantu makhluk hidup mengatur lingkungan fisik disekitarnya dan membantu homeostasis internal (keseimbangan dalam tubuh dan lingkungan). Salah satu irama biologi yaitu irama sirkardian, berjalan pada siklus 24 jam. Perbedaaan irama sirkardian membantu pengaturan aktivitas meliputi tidur, temperatur tubuh, dan hormon. Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama sirkardian diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan gelap, seperti cuaca yang mempengaruhi activity of daily living.

7. Status mental

(29)

ketidakmandirian individu dalam memenuhi kebutuhannya adalah keterbatasan status mental. Seperti halnya lansia yang memorinya mulai menurun atau mengalami gangguan, lansia yang mengalami apraksia tentunya akan mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan–kebutuhan dasarnya (Hardywinoto, 2007).

2. Perawat

a. Pengertian Perawat

Perawat adalah tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Undang-Undang Kesehatan No.23,1992). Dalam Permenkes RI No. 1239 tahun 2001, dijelaskan bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri (Kusnanto, 2004).

b. Keperawatan

(30)

Keperawatan sebagai salah satu profesi, memiliki peran spesifik dalam kegiatan pencapaian kesehatan individu secara optimal, yaitu memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dasar manuisa yang terganggu sebagai akibat perubahan status/derajat kesehatan, baik pada individu maupun pada masyarakat umum. Perawat juga memiliki tuntutan untuk mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan dirinya, yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini oleh pasien yang berujung dengan mutu asuhan keperawatan dapat di pertahankan (Priharjo, 2006)

c. Konsep utama keperawatan

(31)

d. Teori Keperawatan terkait pemenuhan ADL pasien

Pandangan Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Konsep keperawatan Orem (2001) mengembangkan tiga bentuk teori self care, diantaranya a) Teori perawatan diri sendiri (Self Care Theory)

(32)

b) Teori defisit perawatan diri (Defisit Self Care Theory)

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Dalam pemenuhan perawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah, menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan keperawatan, bertanggung jawab terhadap keinginan, permintaan, serta kebutuhan pasien, mempersiapkan bantuan secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan sehari-hari pada pasien dan asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial.

c) Teori sistem keperawatan (Theory of Nursing System)

(33)

tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri, kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini, Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya :

1) Sistem bantuan secara penuh (wholly compensatory system) Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mendiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya menipulasi gerakan. Pemberian bantuan sistem ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas seperti pada pasien koma, pada pasien yang sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau menipulasi gerakan seperti pada pasien yang fraktur vetebrata dan pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care sendiri seperti pada pasien retardasi mental. 2) Sistem bantuan sebagian (partially compensatory system)

(34)

yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.

3) Sistem suportif dan edukatif

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan pembelajaran. Pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi termasuk prosedur.

e. Intervensi Perawat dalam Pemenuhan Activity Daily Living Pasien Menurut McCloskey et al pada buku Nursing Interventions Classification Edisi 5 (2008), berikut adalah intervensi keperawatan secara umum yang dilakukan untuk memenuhi ADL pasien :

a) Mandi (Self-Care Assistance : Bathing / Hygiene) Aktivitas perawat :

- Mempertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.

- Mempertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.

(35)

- Menempatkan handuk, sabun, deodoran, peralatan cukur, dan aksesoris lainnya yang dibutuhkan di samping tempat tidur atau di kamar mandi.

- Menyediakan peralatan pribadi yang di inginkan (misalnya, deodoran, sikat gigi, mandi, sabun, shampoo, lotion dan produk aromaterapi)

- Menyediakan lingkungan terapeutik yang hangat, santai, privasi. - Memfasilitasi menyikat gigi pasien, sesuai kebutuhan.

- Memfasilitasi pasien mandi sendiri, sesuai kebutuhan.

- Monitor kebersihkan kuku, sesuai dengan kemampuan perawatan diri pasien.

- Monitor integritas kulit pasien. - Mempertahankan kegiatan kebersihan.

- Memfasilitasi menjaga tidur rutin pasien, tidur dengan alat peraga dan benda asing.

- Mendorong partisipasi orang tua / keluarga di kebiasaan tidur pasien. Sesuai kebutuhan.

- Memberikan bantuan sampai pasien berasumsi mampu sepenuhnya melakukan perawatan diri sendiri.

b) Berpakaian (Self-Care Assistance : Dressing/Grooming) Aktivitas perawat:

(36)

- Pertimbangkan pasien usia ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.

- Menginformasikan kepada pasien untuk menyeleksi pakaian yang bisa dipakai.

- Menyiapkan pakaian pasien di tempat yang bisa diakses (misalnya, di samping tempat tidur).

- Menyediakan pakaian pribadi, sesuai kebutuhan.

- Bersedia untuk membantu pasien berpakaian, jika diperlukan. - Bemfasilitasi menyisir rambut pasien, sesuai kebutuhan. - Memfasilitasi mencukur rambut pasien, sesuai kebutuhan. - Mempertahankan privasi saat pasien berpakaian.

- Membantu menali, kancing, dan ritsleting, sesuai kebutuhan. - Menawarkan untuk mencuci pakaian, jika diperlukan.

- Menaruh pakaian kotor di laundry.

- Tawarkan untuk menggantung pakaian atau tempat di lemari. - Tawarkan untuk bilas pakaian khusus, seperti nilon.

- Menawarkan merapikan kuku, jika diminta. - Memberikan makeup, jika diminta.

- Memberikan semangat untuk berpakaian sendiri.

- Memfasilitasi bantuan dari seorang tukang cukur atau kecantikan, jika diperlukan.

(37)

- Monitor kemampuan pasien untuk menelan. - Mengidentifikasi diet yang ditentukan.

- Menyiapkan nampan makanan dan meja secara menarik. - Menciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu

makan (misalnya, menempatkan pispot, kantong urin, dan pengisapan jauh dari pandangan).

- Memastikan posisi pasien yang tepat untuk memfasilitasi mengunyah dan menelan.

- Memberikan bantuan fisik, yang diperlukan.

- Menyediakan untuk menghilangkan rasa sakit yang memadai sebelum makan, yang sesuai.

- Menyediakan kebersihan mulut sebelum makan.

- Menyiapkan makanan di atas nampan, yang diperlukan, seperti memotong daging atau pelling telur.

- Membuka bungkus makanan.

- Menghindari menempatkan makanan di sisi yang tidak terlihat. - Menggambarkan lokasi makanan di atas nampan untuk orang

dengan gangguan penglihatan.

- Tempatkan pasien dalam posisi yang nyaman untuk makan. - Memberikan sedotan, yang diperlukan atau diinginkan.

- Memberikan makanan dengan suhu yang paling membuat selera.

(38)

- Monitor Status hidrasi pasien, sesuai kebutuhan.

- Mendorong pasien untuk makan di ruang makan, jika tersedia. - Memberikan interaksi sosial yang sesuai.

- Memberikan alat bantuan untuk memfasilitasi pasien makan sendiri, sesuai kebutuhan.

- Penggunaan cangkir dengan pegangan yang besar, jika dibutuhkan.

- Tidak menggunakan piring yang bisa pecah dan berkaca, seperti yang dibutuhkan.

d) Berpindah (Self-Care Assistance : Transfer) Aktivitas perawat :

- Mereview kembali aktivitas yang dibolehkan.

- Menentukan kemampuan pasien untuk berpindah diri. - Memilih teknik pemindahan yang sesuai untuk pasien.

- Anjurkan pasien di semua teknik yang sesuai dengan tujuan mencapai tingkat kemandirian tertinggi.

- Menginstruksikan individu tentang teknik untuk transfer dari satu daerah ke daerah lain (misalnya, tempat tidur ke kursi, kursi roda untuk kendaraan).

- Menginstruksikan individu menggunakan alat bantu jalan (misalnya, kruk, kursi roda, walker, trapeze bar, tebu).

(39)

- Menyediakan perangkat bantu (misalnya, bar melekat dinding, tali yang melekat pada headboard atau footboard bantuan dalam bergerak ke pusat atau tepi tempat tidur) untuk membantu mentransfer individu secara mandiri, sesuai kebutuhan.

- Pastikan peralatan berfungsi sebelum digunakan. - Mendemonstrasikan teknik, yang sesuai.

- Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang diperlukan.

- Membantu pasien dalam menerima semua perawatan yang diperlukan (misalnya, kebersihan pribadi, mengumpulkan barang-barang) sebelum melakukan transfer, yang sesuai. - Menggunakan mekanika tubuh yang tepat saat memindahkan

pasien.

- Menjaga tubuh pasien dalam keselarasan selama perpindahan. - Meningkatkan dan memindahkan pasien dengan mengangkat

hydraulic, jika diperlukan.

- Memindahkan pasien menggunakan papan pemindah, jika diperlukan.

- Menggunakan sabuk untuk membantu pasien bisa berdiri dengan bantuan, sesuai kebutuhan.

- Membantu pasien untuk ambulasi menggunakan tubuh Anda sebagai penopang, sesuai kebutuhan.

(40)

- Memberikan dorongan kepada pasien karena agar dia belajar untuk berpindah secara mandiri.

- Dokumentasikan kemajuan, sesuai kebutuhan. e) Menggunakan toilet (Self-Care Assistance : Toileting)

Aktivitas perawat :

- Mempertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.

- Mempertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.

- Lepaskan pakaian penting untuk melakukan eleminasi.

- Membantu pasien ke toilet/menggunakan pispot/fraktur pan/urinoir pada selang waktu tertentu.

- Mempertimbangkan respon pasien terhadap kurangnya privasi. - Memberikan privasi selama eliminasi.

- Memfasilitasi membersihkan toilet setelah pasien selesai eliminasi.

- Memakaikan kembali pakaian pasien setelah eliminasi. - Mengadakan jadwal ke toilet, sesuai kebutuhan.

- Menginstruksikan pasien untuk melakukan toileting rutin. - Memberikan alat bantu (misalnya, kateter eksternal atau

urinoir), sesuai kebutuhan. - Integritas kulit.

(41)

3. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pandangan seseorang terhadap suatu kejadian. Dimana persepsi dibentuk oleh harapan dan pengalaman.persepsi individu pada situasi yang sama dapat berbeda. Hal ini terjadi karena setiap individu itu unik, punya nilai hidup dan pengalaman hidup, sehingga penerimaan dan interpretasi yang dihasilkan bisa berbeda (Potter & Perry, 2005).

Persepsi adalah sebuah proses dimana seseorang: memilih, menerima, mengatur dan menafsirkan informasi dari lingkungannya (Hunt & Osborn dalam Dimas, 2008). Persepsi melibatkan kognitif dan pengertian emosional akan obyek yang dirasakan serta mengacu pada respon reseptor sensoris terhadap stimulus (Nasution, 2003).

b. Faktor yang mempengaruhi persepsi

Azis (2004) menjelaskan mengenai persepsi yaitu bahwa, persepsi merupakan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia. Tanpa pikiran tersebut maka, persepsi itu tidak aka nada dan untuk dapat tetap ada terdapat faktor pembentuk persepsi, yaitu;

a) Pengamatan

(42)

b) Penyelidikan

Setelah dilakukan pengamatan dapat dihasilkan suatu persepsi dan konsep yang diingat, sehingga dapat terbentuk struktur persepsi dan pemikiran yang leih kompleks.

c) Percaya

Rasa percaya pada obyek muncul dalam kesadaran yang biasanya timbul dari suatu rasa keraguan akan obyek yang akan timbul diselidiki, melalui rasa percaya terhadap obyek tersebut akan timbul persepsi untuk mencapai apa yang akan dihasilkan. d) Menyesuaikan

Menyesuaikan merupakan bagian dari komponen yng dapat membentuk struktur persepsi manusia.

e) Menikmati

Melalui pikiran-pikiran akan dapat dirasakan kenikmatan tersendiri dalam menekuni berbagai persoalan hidup. Proses menikmati ini juga akan membentuk struktur persepsi.

(43)

c. Bentuk-bentuk persepsi

Rahmat (2005) menyebutkan persepsi dibagi menjadi dua bentuk yaitu positif dan negatif, persepsi positif adalah apabila objek yang dipersepsi sesuai dengan penghayatan dan dapat diterima secara rasional dan emosional maka manusia akan mempersepsikan positif atau cenderung menyukai dan menanggapi sesuai dengan objek yang dipersepsikan sedangak persepsi negative adalah apabila tidak sesuai dengan penghayatan maka persepsinya negatif atau cenderung menjauhi, menolak dan menanggapinya secara berlawanan terhadap objek persepsi tersebut. Robbins (2002) menambahkan bahwa persepsi positif merupakan penilaian individu terhadap suatu objek atau informasi dengan pandangan yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.Sedangkan, persepsi negatif merupakan persepsi individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.

4. Pasien

a. Pengertian Pasien

(44)

"menderita". Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter), penderita (sakit) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran menyebutkan bahwa pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi (Undang - Undang Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

Dari pengertian beberapa ahli, peneliti menyimpulkan bahwa pasien adalah setiap orang yang menerima/memperoleh pelayanan kesehatan baik secara langsung ataupun tidak langsung dari tenaga kesehatan. b. Kategori Pasien Fraktur di Rumah Sakit

(45)

a) Fraktur umum

Fraktur umum adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang pada tulang ektremitas seperti tulang femur dan humerus.

b) Fraktur kolumna vertebra

Fraktur kolumna vertebra suatu kondisi dari kolumna vertebra servikal dimana satu vertebra atau lebih mengalami fraktur atau dislokasi; kedua kondisi ini dapat menyebabkan tekanan pada medulla spinalis, mengakibatkan disfungsi neurovascular (Susan et al, 1992).

c) Amputasi

Amputasi adalah pembedahan yang melibatkan pemotongan sebagian atau seluruh anggota badan karena trauma, fraktur, tumor, penyakit atau indikasi medis lainnya (Marrelli, 2000).

5. Kategori manusia dewasa berdasarkan usia

Menurut Hurlock (1999) dari sudut pandang psikologi perkembangan manusia, masa dewasa pada manusia terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

a. Masa dewasa dini/awal

(46)

b. Dewasa madya

Dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai 60 tahun, yakni saat dimulainya penurunan kemampuan fungsi fisikis dan psikologis yang terlihat jelas pada setiap orang. c. Masa dewasa lanjut/akhir

Usia ini dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian. Pada periode ini, kemampuan fungsi fisikis dan psikologis mengalami penurunan dengan cepat.

6. Fraktur

a. Pengertian Fraktur

Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Penyebab fraktur sendiri meliputi pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntiran mendadak dan kontraksi otot ekstrem. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar daripada yang diasorbsinya. Fraktur pada tulang dapat menyebabkan edema jaringan lemak, persarafan ke otot dan sendi terganggu, dislokasi sendi, reptur tendo, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah (Brunner & Suddarth, 2000).

b. Etiologi

(47)

1. Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, kontraksi otot ekstrim.

2. Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu jauh.

3. Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur patologis.

c. Respon Pasien Terhadap Fraktur

Secara anatomi terjadi perubahan dan keadaan patologi karena adanya

fraktur maka berdampak luas baik fisik-psiko-sosio-spiritual pasien. Secara

fisik terdapatnya kerusakan jarigan tulang dan jaringan lunak sekitar fraktur

akan menimbulkan rasa nyeri, bengkak, gangguan neurovaskuler, dan

deformitas (Smeltzer dan Bare, 2002). Kondisi ini mengakibatkan

terjadinya gangguan fungsi sehingga menimbulkan masalah aktivitas yang

mana gangguan ini membutuhkan intervensi keperawatan immobilisasi,

tindakan ini juga mempunyai efek samping negatif pada sistem respirasi,

sistem kardiovaskuler, sistem muskoloskeletal, dan sistem metabolisme

(Potter & Perry, 2005).

d. Diagnosisi Keperawatan Pasien Fraktur

Menurut Suratun dkk (2006) didalam bukunya Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal Seri Asuhan Keperawatan, berdasarkan data pengkajian

keperawatan, diagnosi keperawatan pasien fraktur meliputi:

1. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur, masalah ortopedik,

(48)

2. Hamabatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri,

pembengkakan dan alat imobilisasi (traksi, gips).

3. Hambatan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan

hilangnya kemandirian.

4. Perubahan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan

pembengkakakan, alat yang mengikat dan gangguan aliran balik vena.

5. Gangguan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan dampak

masalah musculoskeletal.

e. Tingkat Kemampuan Perawatan Diri Pasien Fraktur

Penurunan kondisi fisik mengakibatkan pasien fraktur mengalami defisit perawatan diri, sehingga perlu di upayakan pemberian bantuan dalam memenuhi ADL pasien tersebut. Nursalam (2009) mengatakan bahwa klasifikasi tingkat kemampuan perawatan diri (tingkat ketergantungan klien) berdasarkan teori Orem, terdiri dari butuh sedikit bantuan dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri (minimal care), butuh bantuan sebagian dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri (partial care) dan butuh bantuan penuh dalam memenuhi perawatan diri (total care).

f. Kondisi yang Mempengaruhi Penyembuhan Fraktur

(49)

Kurang B.Kerangka Konsep

[image:49.595.121.560.125.622.2]

Gambar 2. 1. Kerangka Konsep Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

C.Keterangan Empiris

Penelitian dilakukan untuk memperoleh keterangan mengenai gambaran tindakan keperawatan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Gamping dalam pemenuhan kebutuhan activity daily living pasien fraktur.

Perawat bangsal di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gamping

Macam – macam ADL: 1. Makan

2. Mandi/Kebersihan diri 3. Berpakaian/Berdandan 4. Berpindah

5. Toileting/Eliminasi Pemenuhan ADL pasien

fraktur

Baik

Teori keperawatan Orem :

1. Sistem bantuan secara penuh (wholly compensatory system) 2. Sistem bantuan sebagian (partially

compensatory system) 3. Sistem suportif dan edukatif

(50)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional study untuk mengetahui gambaran tidakan perawat dalam pemenuhan kebutuhan activity daily living pasien fraktur di RS PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

B.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti (Notoatmojo, 2005). Populasi pada penelitian menggunakan populasi terjangkau yaitu pasien rawat inap post operasi fraktur di RS PKU Muahammadiyah Gamping pada bulan Oktober 2015 sampai bulan Januari 2016 yang berjumlah 126 pasien.

2. Sampel

(51)

2 ) ( 1 N d

N n

 

� = + 6 ,6 2

� = + 6 ,6

� = + , 66

� = , 66

n = 55 Keterangan : n = Besar Sampel N = Besar Populasi

d = Tingkat Signifikasi (0,10)

Kriteria inklusi & ekslusi dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Kriteria inklusi

1) Pasien dengan post operasi fraktur pada tulang gerak ekstremitas atas diantaranya tulang humerus, tulang ulna, tulang radius dan tulang karpal atau pasien dengan post operasi fraktur pada tulang gerak ekstremitas bawah diantaranya tulang femur, tulang tibia, tulang fibula dan tulang patella.

(52)

b. Kriteria ekslusi

1) Pasien yang mengundurkan diri.

C.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanan dari bulan Maret 2016 – April 2016. D.Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu gambaran tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan activity daily living pasien fraktur.

E.Definisi Operasional

(53)

F.Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dan dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari keusioner data demografi dan kuesioner tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien fraktur.

1. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti yang dilihat untuk mengetahui demografi pasien. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner ini adalah isian dan chek list dengan jumlah 6 pertanyaan, meliputi identitas responden (usia, lama dirawat, jenis kelamin, tingkat pendidikan) dan jenis fraktur.

2. Kuesioner Tindakan Keperawatan

Instrumen penelitian ini menggunakan metode kuisioner dengan judul kuesioner “Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan ADL Pasien

Fraktur”. Kuesioner dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan intervensi keperawatan yang terdapat didalam buku panduan keperawatan Nursing Interventions Classification, Edisi 5oleh McCloskey et al (2008).

Kuesioner ini berisi 23 pertanyaan dengan bentuk pertanyaan tertutup, pilihan jawaban sesuai skala Guttman dengan jawaban “Ya” jika perawat

melakukan tindakan sesuai pertanyaan, “Tidak” jika perawat tidak

[image:53.595.150.514.690.756.2]

melakukan tindakan seperti di pernyataan.

Tabel 1 Kisi-kisi kuisioner tindakan perawat dalam ADL pasien fraktur

No. Kisi-kisi kuesioner Jumlah

pertanyaan 1 Tindakan keperawatan dalam pemenuhan

ADL makan

(54)

No. Kisi-kisi kuisioner Jumlah pertanyaan 2 Tindakan keperawatan dalam pemenuhan

ADL mandi

6 3

4 5

Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL berpakaian

Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL berpindah

Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL penggunaan toilet

3 4

4

Total Pertanyaan 23

Nilai maksimal kuisioner ini adalah 23 dengan nilai minimal adalah 0, hasil kuisioner ini dikategorikan menjadi skala Interval. Setiap pertanyaan

diberikan skor dengan ketentuan sebagai berikut : “Ya” diberi nilai 1, dan “Tidak” diberi nilai 0. Skor terendah yag didapatkan adalah 0, sedangkan

skor tertinggi yang didapatkan adalah 23. Hasil akhir dari kuisioner tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan pengkategorian berdasarkan rumus Hidayat (2008) :

� = �� ��� ��

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 23 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 3 (baik, cukup, kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 7,6. Dengan menggunakan p = 7,6 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas Interval pertama, maka peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien adalah :

(55)

G.Cara Pengumpulan Data

1) Setelah peneliti selesai mengurus kode etik penelitian & mendapatkan surat izin dari pihak kampus untuk mengambil data. Peneliti menyelesaikan administrasi dengan pihak rumah sakit untuk melakukan pengambilan data penelitian.

2) Setelah peneliti mendapatkan izin dari pihak rumah sakit untuk mengambil data, peneliti memulai untuk mengambil data penelitian dengan memperkenalkan diri kepada responden penelitian.

3) Peneliti memberikan penjelasan kepada pasien mengenai maksud dan tujuan diadakannya penelitian ini serta memberikan penjelasan terkait pengisian kuisioner, dilanjutkan meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden penelitian jika pasien bersedia menjadi responden.

4) Setelah responden penelitian menandatangani lembar persetujuan, peneliti memberikan kesempatan responden untuk mengisi lembar kuisioner. 5) Peneliti menarik kembali lembar kuesioner yang telah diisi oleh pasien

tersebut.

(56)

H.Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Alat ukur penelitian harus dapat mengukur dengan baik dan benar, oleh karena itu sebelum digunakan untuk penelitian, peneliti melakukan uji validitas terlebih dahulu. Uji validitas menggunakan pearson product moment, memberikan hasil valid apabila nilai uji validitas lebih besar dari nilai r tabel (n=20) dengan signifikansi 5% dimana r tabel sebesar 0,444 (valid apabila >0,444) (Sugiyono, 2010)

Hasil uji valid menggunakan pearson product moment dilakukan sebanyak 2 kali dengan hasil uji valid yang pertama didapatkan 19 item valid dan 4 item tidak valid (r table <0,444), sehingga peneliti melakukan modifikasi 4 item pertanyaan yang tidak valid tersebut. Peneliti melakukan uji valid yang kedua dan didapatkan hasil 23 item pertanyaan valid.

2. Uji Reliabilitas

[image:56.595.148.510.604.691.2]

Uji reliabilitas pada penelitian ini dengan menggunakan rumus alpha cronbach. Interpretasi nilai r reliabelitas menurut Arikunto (2010) dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 2 Interpretasi Nilai r Reliabilitas

Nilai r Interpretasi Reliabilitas 0,81 - 1,00

0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah

(57)

Kuesioner Gambaran Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) Pasien Fraktur di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang sudah dilakukan uji validitas dilanjutkan dengan uji reliabilitas menggunakan alpha cronbach dan penelitian ini memiliki nilai reliabilitas 0,796.

Kuesioner penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas di PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

I. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer menurut Notoatmojo (2012), langkah-langkah pengolahan data yaitu :

a. Penyuntingan (editing)

Kegiatan untuk melakukan pengecekan terhadap isian kuisioner yang telah diserahkan kepada responden.

b. Pengkodean (Coding)

Pengkodean merupakan kegiatan pemberian kode pada data yang terdiri tas beberpa kategori. Pemberian kode ini sangat penting dalam pengolahan dan analisa data terlebih jika menggunakan komputer.

Pemberian kode pada pada data berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama dirawat, tulang yang patah

c. Entri Data

(58)

d. Tabulasi

Tabulasi merupakan kegiatan memasukkan data-data dan mengatur angka-angka sehingga dapat jumlah kasus dalam berbagai kategori.

Dengan menggunakan pengkategorian berdasarkan rumus Hidayat (2008) :

� = �� ��� ��

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 23 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 3 (baik, cukup, kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 7,6. Dengan menggunakan p = 7,6 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas Interval pertama, maka peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien adalah :

4) 0 – 7 = Kurang 5) 8 – 15 = Cukup 6) 16 – 23 = Baik e. Skoring

Peneliti memberi nilai pada data sesuai nilai pada data sesuai skor yang telah ditentukan berdasarkan lembar kuesioner yang sudah diisi oleh responden.

f. Membersihkan Data (Cleaning)

(59)

2. Analisis data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian statistik analisa univariat yang dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian dan analisis untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan presentase dari variabel. Fungsi analisa pada data yang bersifat kuantitatif adalah menyederhanakan dan meringkas kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang beragam. Analisa univariat dapat menggunakan statistik deskriptif dari software komputer statistik. Tujuannya yaitu untuk menjelaskan atau membandingkan karakteristik pada variabel yang diteliti dari angka atau jumlah presentase masing-masing kelompok, tanpa ingin mengetahui pengaruh/hubungan karakteristik (responden) yang ingin diketahui (Sugiono, 2012)

J. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting karena dalam pelaksanaannya berhubungan langsung dengan manusia. Oleh karena itu hal yang diperlukan di sebuah penelitian (Potter&Perry, 2005), yaitu:

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

(60)

2. Kerahasiaan (Confidentialy)

Setiap manusia memiliki hak–hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuisioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek (Yurisa, 2008). Saat penelitian dilaksanakan, peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan tidak mencantumkan alamat responden dan semua informasi yang diberikan responden, serta menyimpan lembar observasi responden pada tempat yang aman sehingga kerahasiaan akan tetap terjaga. 3. Tanpa Nama (Anonimity)

(61)

45 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

1. Deskriptif Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang berlokasi di kecamatan gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping di resmikan pada tanggal 15 Februari 2009, rumah sakit ini merupakan pengembangan dari Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta yang merupakan amal usaha Pimpinan Pusat Penyerikatan Muhammadiyah, selain memberikan pelayanan kesehatan juga digunakan sebagai tempat pendidikan bagi dokter dan perawat. Visi yang dimiliki RS PKU Muhammadiyah Gamping, yaitu menjadi rumah sakit Islam rujukan terpercaya dengan kualitas pelayanan dan pendidikan kesehatan yang Islami, aman, profesional, cepat, nyaman dan bermutu.

(62)

berpindah dan toileting. Pengawasan perawat dalam melakukan tindakan maupun menjalankan tugasnya di monitoring oleh supervisi atau kepala ruang di setiap bangsal rawat inap, selain itu pihak rumah sakit juga memberikan reward dan punishment kepada seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut termasuk kepada perawat, adapun reward yang biasanya diberikan adalah kesempatan tenaga keseahatan termasuk perawat untuk diberikan kesempatan gratis mengikuti pelatihan bahkan diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya, sedangkan punishment yang diberikan berupa surat peringatan dan skorsing.

(63)

2. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping pada bulan April 2016 sampai Mei 2016 dengan jumlah respondend 55 orang. Responden daam penelitian ini adalah pasien rawat inap dengan fraktur ekstremitas. Karakteristik responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan usia, lama dirawat, jenis kelamin, tingkat Pendidikan dan tulang yang patah. Karakteristik responden dalam peneitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

a. Karakteristik Responden berdasarkan usia

Data karakteristik responden berdasarkan usia pada penelitian ini di bagi menjadi 3 kategori yaitu dewasa awal (18-40 tahun), dewasa madya (40-60 tahun) dan dewasa lanjut (>60 tahun).

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55)

No Data Karakteristik Frekuensi Prosentase

1 18-40 Tahun 35 63,6

2 40-60 Tahun 17 30,9

3 >60 Tahun 3 5,5

Total 55 100

Sumber data : 2016

[image:63.595.166.511.490.562.2]
(64)

b. Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin

Data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini di bagi menjadi 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55)

No Data Karakteristik Frekuensi Prosentase

1 Laki-laki 29 52,7

2 Perempuan 26 47,3

Total 55 100

Sumber data : 2016

Dilihat secara kesuluruhan bahwa karakteristik pasien fraktur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping tahun 2016 terbanyak adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 29 responden (52,7%).

c. Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pendidikan

Data karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan pada penelitian ini diukur berdasarkan lulusan pendidikan terakhir yang telah ditempuh oleh pasien dan di bagi menjadi 2 kategori yaitu tingkat pendidikan rendah (SD, SMP, SMA/SMK) dan tingkat pendidikan tinggi (D3, S1,S2 & S3)

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55)

No Data Karakteristik Frekuensi Prosentase 1 Tingkat pendidikan rendah 43 78,2

2 Tingkat pendidikan tinggi 12 21,8

Total 55 100

[image:64.595.168.509.247.305.2] [image:64.595.170.510.665.721.2]
(65)

Dilihat secara kesuluruhan bahwa karakteristik pasien fraktur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping tahun 2016 terbanyak adalah responden dengan kategori tingkat pendidikan rendah yaitu 43 responden (78,2%).

d. Karakteristik Responden berdasarkan lama dirawat

Data karakteristik responden berdasarkan lama dirawat pada penelitian ini dikategorikan menggunakan metode cutting point menjadi 2 kategori yaitu dirawat selama 2 hari dan dirawat 3 hari atau lebih. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55)

No Data Karakteristik Frekuensi Prosentase

1 2 hari 35 63,6

2 ≥3 hari 20 36,4

Total 55 100

Sumber data : 2016

Dilihat secara kesuluruhan bahwa karakteristik pasien fraktur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping tahun 2016 terbanyak adalah responden yang sudah dirawat selama 2 hari yaitu 35 responden (63,6%).

e. Karakteristik Responden berdasarkan jenis tulang yang patah

(66)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Tulang yang Patah di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55)

No Data Karakteristik Frekuensi Prosentase

1 Ekstremitas atas 27 49,1

2 Ekstremitas bawah 28 50,9

Total 55 100

Sumber data : 2016

Dilihat secara kesuluruhan bahwa karakteristik pasien fraktur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping tahun 2016 terbanyak adalah responden dengan jenis fraktur tulang ekstremitas bawah yaitu 28 responden (50,9%).

3. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien

Data Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan ADL Pasien Fraktur dalam analisis pada penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil uji univariat data Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan ADL Pasien Fraktur dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan ADL Pasien Fraktur PKU Muhammadiyah Gamping Bulan April-Mei 2016 (n=55)

No Data Karakteristik Frekuensi Prosentase

1 Kurang 14 25,5

2 Cukup 37 67,3

3 Baik 4 7,3

Total 55 100

Sumber data : 2016

[image:66.595.166.509.166.222.2] [image:66.595.149.493.559.630.2]
(67)
[image:67.595.122.500.214.326.2]

4. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien pada seluruh responden

Tabel 4.7 Distribusi Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan ADL Pasien Fraktur PKU Muhammadiyah Gamping Tiap Kategori Bulan April-Mei 2016 (n=55)

Sumber data: 2016

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pemenuhan kategori ADL dari presentasi terendah terpenuhinya adalah kategori mandi dan kebersihan diri (32,4%), penggunaan toilet (35%), berpakaian (54,5%), makan (43,9%) dan berpindah (60%).

B.Pembahasan

1. Karakteristik Responden a. Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia mayoritas berusia 18-40 tahun. Pengkategorian usia pada penelitian ini didasarkan pada pembagian usia menurut Hurlock (1991) dimana dari sudut pandang psikologi perkembangan manusia, masuk kedalam kategori masa dewasa awal dan kebiasaan berfikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal dan tengah, cara berfikir yang rasional ini memungkinkan mereka untuk mampu menginterpretasikan stimulus

Kategori ADL Jumlah

Tindakan

Nilai Maksimal Tindakan

Presentase Terpenuhi

(%)

Kategori pemenuhan

Makan 145 330 43,9 Cukup

Mandi & Kebersihan Diri 107 330 32 Kurang

Berpakaian 90 165 54,5 Cukup

Berpindah 132 220 60 Cukup

(68)

yang diterima sehingga bisa memberikan persepsi yang positif terhadap tindakan keperawatan yang diterimanya. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2013) bahwa orang dengan usia tersebut umumnya merasa rentan dan sangat sensitif terhadap bantuan yang diterimanya selama dirinya dirawat. Peneliti menyimpulkan bahwa pasien dengan usia 18-40 sudah mampu berfikir rasional & sensitif terhadap bantuan yang diterimanya sehingga memungkinkan persepsinya positif.

b. Jenis Kelamin

(69)

perempuan, walaupun tingkat kepekaan dalam menerima bantuan laki-laki cenderung lebih rendah dibanding perempuan.

c. Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas dengan tingkat pendidikan rendah. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam mempersepsikan sesuatu, semakin tinggi pendidikan seseorang maka kesempatan dia untuk memperoleh informasi dan pengetahuan akan semakin lebar, sehinga seseorang dengan pendidikan yang tinggi dapat memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang (Anjaryani, 2009). Cara berfikir yang lebih rasional ini memungkinkan mereka untuk mampu menginterpretasikan stimulus yang diterima sehingga bisa memberikan persepsi yang positif terhadap tindakan keperawatan yang diterimanya.

(70)

memberikan persepsi negatif dibanding dengan pasien dengan tingkat pendidikan tinggi.

d. Lama Dirawat

Karakteristik responden berdasarkan lama dirawatnya mayoritas responden dengan pasien yang sedang rawat inap hari ke 2. Sesuai dengan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi adalah pengalaman dan pengetahuan, maka pada pasien fraktur yang dirawat inap hari kedua persepsi mereka cenderung positif karena pasien sudah mendapatkan pengalaman dan pengetahuan seiring hari perawatannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins (2002) yaitu salah satu penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya pengetahuan serta pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan. Peneliti menyimpulkan bahwa persepsi pasien yang sudah di rawat selama 2 hari cenderung positif.

e. Tulang yang Patah

(71)

anggap akan memuaskan kebutuhan-kebutuhan mereka dan mengabaikan hal-hal yang dianggap merugikan/mengganggu. Pada pasien fraktur mereka mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhannya dasarnya sendiri maka dari itu tindakan keperawatan yang diberikan akan memberikan persepsi positif pada pasiennya. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauziah (2012) yang menyatakan sebagian besar pasien berpersepsi positif terhadap peran perawat pemberi asuhan keperawatan.

2. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien

Hasil data penelitian tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL Pasien Fraktur pada 55 pasien menggambarkan sebagian besar responden mendapatkan tindakan keperawatan dalam pemenuhan activity daily living atau aktivitas kehidupan sehari-hari dalam kategori cukup. artinya perawat di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping berperan cukup dalam membantu memenuhi kebutuhan ADL pasien fraktur. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erlin & Joeharno (2014) yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki kinerja pada kategori cukup (64,8%) yang memberikan gambaran tentang kemampuan tenaga perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada pasien dan keluarganya.

(72)

kesehatan yang optimal, namun hasil penelitian ini masih menunjukkan peranan perawat dalam dalam kategori cukup yang diharapkan peranan perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien dalam kategori tertinggi yaitu baik.

(73)

bermakna antara tingkat pendidikan dengan kinerja perawat dalam memberikan tindakan keperawatan dan terdapat 14 (73,7%) perawat dengan tingkat pendidikan rendah memiliki kinerja yang kurang dan 16 perawat (100%) dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki kinerja yang baik.

Faktor yang mempengaruhi perawat dalam memberikan tindakan keperawatan lainnya adalah lama kerja perawat, semakin lama seseorang bekerja semakin tinggi pula produktivitas yang diharapakan darinya karena semakin berpengalaman dan mempunyai keterampilan yang baik dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya (Siagian, 2003 dalam Amirullah, 2013).

Gambar

GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN
Gambar 2. 1. Kerangka Konsep
Tabel 1 Kisi-kisi kuisioner tindakan perawat dalam ADL pasien fraktur
Tabel 2 Interpretasi Nilai r Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses perhitungan biaya satuan (unit cost) tindakan ORIF Fraktur Femur di instalasi bedah sentral dengan menggunakan metode ABC (activity based costing).. dengan

Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui apakah setelah dilakukan ROM pada pasien post operasi fraktur dapat mempercepat kemampuan Aktivity Daily Living

Tujuan Umum Penulisan Karya Ilmiah : untuk mengetahui gambaran aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.. Data objektif

Tindakan: Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat yaitu kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi,

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kemandirian activities of daily living pasien post stroke dengan faktor-faktor lain

Dari penelitian yang dilakukan, tentang Kemandirian pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living pada penderita stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo

Proses perhitungan biaya satuan (unit cost) tindakan ORIF Fraktur Femur di instalasi bedah sentral dengan menggunakan metode ABC (activity based costing).. dengan

Tujun : Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan terapi ROM aktif dengan pemenuhan Activity of Daily Living (ADL) pasien pasca stroke di poli saraf RSUD