• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT ABDOER RAHEM SITUBONDO RENI KUSPITA SARI 11001086 Subject : Activity Daily Living (ADL), penderita stroke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT ABDOER RAHEM SITUBONDO RENI KUSPITA SARI 11001086 Subject : Activity Daily Living (ADL), penderita stroke"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHANACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA STROKE DI POLI SYARAF

RUMAH SAKIT ABDOER RAHEM SITUBONDO

RENI KUSPITA SARI 11001086

Subject :Activity Daily Living(ADL), penderita stroke DESCRIPTION

Pasien yang menderita stroke tidak dapat menjalankan aktivitasnya sehari-hari secara optimal. Dampak dari stroke dapat mengakibatkan ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan sehari–hari seperti saat berjalan, mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah tempat, makan yang disebabkan kelumpuhan sebagian atau seluruh anggota tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemandirian pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pada penderita stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo.

Penelitian ini dilakukan dengan jenisDeskriptif.Populasi dalam penelitian ini adalah pasien stroke yang berkunjung ke Poli Syaraf RSUD Abdoer Rahem Situbondo sebanyak 30 orang dengan jumlah sampel 30 orang dan sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah kemandirian pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pada penderita stroke, pengumpulan data menggunakan lembar chek list dengan bantuan wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar kemandirian aktivitas responden adalah ketergantungan sedang sebanyak 17 responden (56,7%).

Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih bermakna peneliti menemukan aktivitas yang paling banyak di bantu yaitu makan dan naik/ turun tangga sebanyak 29 responden. Sedangkan aktivitas yang mandiri sebanyak menontrol BAB dan BAK sebanyak 22 responden.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemandirian pemenuhan aktivitas sehari - hari (ADL) pada pasien stroke adalah sedang. Diharapkan peran perawat dan keluarga dalam membantu melatih dalam memenuhi kebutuhan aktivitasnya secara mandiri.

ABSTRACT

The patients who suffered a stroke could not do their daily activities optimally. The effect of stroke can cause dependency in fulfill the daily needs like walking, taking bath, dressing, toileting, mobilization, eating which are caused by paralysis of part or the whole body. This study had been done to know independence fulfilling activity daily living of patient with stroke in neural poly of “RSUD Abdoer Rahem in Situbondo”.

(2)

sampling. The variable is independence of fulfilling activity daily living (ADL) in patients with stroke. The data are collected by checklist sheet with interview.

Based on the result of this study, it shows that the majority of respondents are medium dependence amount 17 respondents (56,7%).

To get more meaningful explanation, the writer finds that the most activities helped are eating and going up / down stairs amount 29 respondents. And the independent activities are taking bowel and bladder control amount 22 respondents.

Based on the result of this study, we can conclude that independence of fulfilling activity daily living (ADL) in patients with stroke is medium. Expecting to the role of nurses and families help the train fulfilling activity needs independently.

Keyword : Activity Daily Living (ADL), stroke petient

Contributor : 1. Dwiharini P., S. Kep. Ns. M. Kep : 2. Sunyoto, S. Kep. Ns

Date : 13 mei 2014

Edentifier :

-Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Cerebrovascular Accident (CVA) yang lazimnya disebut stroke merupakan sejenis penyakit yang menyerang system saraf manusia yang menderitanya. Stroke merupakan penyakit yang terjadi pada kerusakan sel-sel saraf di otak akibat terganggunya pasokan darah ke bagian otak (Hariandja, 2013). Dampak penyakit stroke tersebut menyebabkan pasien mengalamiself care deficit atau ketergantungan kepada orang lain dan membutuhkan bantuan keperawatan secara berkesinambungan agar secara bertahap pasien dan keluarga dapat melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri (Suhardingsih dkk, 2012). Activities of Daily Living (ADL) merupakan sesuatu yang penting untuk mempertahankan keberlangsungan hidup (Sugiarto, 2005). Pada umumnya penderita stroke akan menjadi bergantung pada bantuan orang lain dalam menjalankan aktivitas kehidupannya sehari-hari (activities of daily living/ADL) seperti makan dan minum, mandi, berpakaian dan sebagainya. Kemandirian dan mobilitas seseorang yang menderita stroke menjadi berkurang atau bahkan hilang. Berkurangnya tingkat kemandirian dan mobilitas seseorang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup (quality of life) yang dimiliki (Hariandja, 2013). Perlu diupayakan agar pasien tetap aktif setelah stroke untuk mencegah timbulnya komplikasi tirah baring dan stroke berulang (secondary prevention). Komplikasi tirah baring dan stroke berulang akan memperberat. Disabilitas dan menimbulkan penyakit lain yang bahkan dapat membawa kepada kematian (Wirawan, 2009).

(3)

terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapora, Brunei, Malaysia dan Thailand. Dari seluruh penderita stroke di Indonesia, stroke ischemic merupakan jenis yang paling banyak diderita yaitu sebesar 52,9%, diikuti secara berurutan oleh perdarahan intraserebral, emboli dan perdarahan subaraknoid dengan angka kejadian masing- masingnya sebesar 38,5%, 7,2% dan 1,4% (Dinata, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 22 Februari 2014 di Poli Syaraf Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo, yang di lakukan dengan cara metode kuesioner pada 5 responden menjelaskan bahwa 3 pasien (60%) ADLnya dependen sedang yaitu aktivitas sehari- harinya di bantu sebagian, 1 pasien (20%) dependen berat yaitu di bantu penuh dan 1 pasien (20%) dependen ringan yaitu sudah bisa mandiri tanpa bantuan penuh.

Stroke terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Penyumbatan dapat terjadi karena penumpukan timbunan lemak yang mengandung kolesterol (plak) dalam pembuluh darah. Plak menyebabkan dinding dalam arteri menebal dan kasar sehingga aliran darah tidak lancar. Darah yang kental akan tertahan dan mengumpal, sehingga alirannya menjadi semakin lambat. Akibatnya otak akan mengalami kekurangan pasokan oksigen. Jika kelambatan pasokan ini berlarut, sel- sel jaringan otak akan mati. Tidak heran ketika bangun tidur, korban stroke akan merasa sebelah badannya kesemutan. Jika berlanjut akan menyebabkan kelumpuhan sehingga akan mengalami kesulitan melaksanakan kegiatan sehari-harinya seperti berjalan, berpakaian, makan atau mengendalikan buang air besar atau kecil (Widyanto&Triwibowo, 2013).

Dengan melihat kejadian yang telah dijelaskan di atas maka pasien dianjurkan untuk lebih sering melatih tubuhnya yang lumpuh untuk bergerak. Pasien perlu latihan agar dapat mengerjakan hal- hal sederhana yang saat itu tidak sanggup lagi di kerjakannya. Semakin cepat latihan dimulai, semakin cepat pula pasien menyesuaikan kehidupan barunya secara mandiri. Sehingga aktivitas sehari- harinya bisa dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

Dari fenomena tersebut, maka timbul keinginan peneliti untuk melakukan penelitian pada penderita stroke terhadap tingkat kemandiriannya dalam memenuhiActivity Daili Living(ADL).

METODE PENELITIAN

(4)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan umur didapatkan data sebagian besar responden berumur 46 -65 tahun sebanyak 23 orang (76,7%). Berdasarkan pendidikan didapatkan data sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 17 orang (56,7%). Berdasarkan pekerjaan didapatkan sebagian besar responden yang bekerja buruh tani/ petani yaitu sebanyak 17 responden (56,7% ). Berdasarkan jenis kelamin didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki – laki yaitu sebanyak 16 responden (53,3%).

Berdasarkan Frekuensi Kemandirian Pemenuhan Kebutuhan ADL(Activity Daily Living atas dapat menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 17 responden (56,7%) mempunyai tingkat ketergantungan sedang pada aktivits sehari- hari.

Dari hasil penelitian pada tanggal 23 April 2014 yang dilakukan terhadap 30 responden didapatkan bahwa kemandirian aktivitas responden sebagian besar adalah dependen sedang sebanyak 17 orang (56,7%).

Keterbatasan fisik dan mental mengharuskan pasien pasca stroke menjadi bergantung pada orang lain, setidaknya untuk sementara waktu hingga kondisi fisik dan mentalnya membaik (Lingga, 2013). Pada umumnya penderita stroke akan mengalami gangguan motorik, gangguan komunikasi, gangguan persepsi dan gangguan fungi kognitif. Hal ini akan berpengaruh pada ADL penderita stroke cenderung akan mengalami ketergantungan. Tetapi tingkat ketergantungan dari masing – masing penderita stroke akan berbeda, tergantung pada kondisi penderita stroke itu sendiri (Padila, 2012).

Dari hasil penelitian, ketergantungan penderita stroke sebagian besar pada dependen sedang, dimana aktivitas sehari – harinya dibantu sebagian oleh orang lain seperti makan harus di potong – potong dulu, merawat diri/ mandi dibantu sebagian, naik/ turun tangga dibantu, berjalan di permukaan yang datar itu bisa dilakukan secara mandiri, mengontrol BAK dan BAB bisa mandiri. Dengan adanya keterbatasan fisik sebagian keadaan tubuh penderita stroke mengalami hemiparese, dimana salah satu tubuh tidak bisa digerakkan sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari–harinya.

Berdasarkan hasil penelitian didapat data pasien yang menderita stroke sebagian besar pada umur 46 – 65 tahun sebanyak 23 responden (76,7%) pada tabel 4.1. Pertambahan usia meningkatkan resiko terhadap stroke. Hal ini disebabkan melemahnya fungsi tubuh secara menyeluruh terutama terkait dengan fleksibilitas pembuluh darah. Proses penuaan sel sejalan dengan pertambahan usia dan penyakit yang dialami oleh orang tua memperbesar risiko stroke di masa tua (Lingga, 2013).

Dengan bertambahnya usia dimana akan terjadi pada perubahan – perubahan baik secara fisik, psikologi maupun psikososial. Usia tua pada perkembangan sistem muskoloskeletal dan persyarafan akan berpangaruh terhadap postur, propori tubuh, masa tubuh, pergerakkan serta reflek tubuh seseorang. Penderita stroke pada usia tua tidak dapat menjalankan aktivitasnya sehari – hari secara optimal, sehingga mengakibatkan aktivitasnya menjadi terganggu dan juga mempengaruhi kemandirian.

(5)

responden tidak bisa naik/ turun tangga dan 20 responden tidak dapat berpakaian secara mandiri.

ADL adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari– hari (Hardywinito & Setabudi, 2005). Menurut Indeks Barthel, kemandirian terdapat 10 parameter yaitu makan, berpindah dari kursi roda, higieni personal, aktivitas di toilet, mandi, berjalan di jalan yang datar, naik turun tangga, berpakaian, mengontrol defekasi dan berkemih.

Keterbatasan fisik akibat stroke bukan halangan bagi pasien untuk mandi secara rutin. Kesegaran setelah mandi membuat pasien merasa lebih nyaman. Pertolongan orang lain hanya diperlukan untuk pekerjaan yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh pasien karena kemampuan gerak mereka untuk mandi secara sempurna terbatas. Latihan mandi untuk pasien yang masih bisa beraktivitas ringan sangat penting. Sebagian besar pasien tidak dapat berpakaian secara mandiri. Selama tangan pasien tidak lumpuh total, maka seharusnya dapat mengenakan pakaiannya sendiri. Bantuan hanya diperlukan jika benar – benar mengalami kesulitan. Dan jika salah satu anggota gerak tidak berfungsi lagi, seperti kelumpuhan pada kaki maka saat berjalan dan naik / turun tangga harus didampingi / dibantu oleh orang lain. Karena risiko jatuh pada penderita stroke sangat tinggi.

Kemandirian aktivitas penderita stroke terpenuhi saat mengontrol BAK dan BAB sebanyak 22 reponden. Hilangnya kemampuan sensorik dan motorik menyebabkan pasien pasca stroke kehilangan kendali pada saat akan berkemih dan atau buang air besar (Lingga, 2013).

Pasien yang lumpuh total akan kehilangan sensasi untuk berkemih. Kadang ngompol atau tiba – tiba sudah mengeluarkan feses tanpa merasakan keinginan apapun sebelumnya. Tetapi berbeda dengan pasien yang mempunyai ketergantungan sedang, sebagian besar dari mereka aktivitas mengontrol BAK dan BABnya bisa dilakukan secara mandiri. Kondisi ini bergantung seberapa besar dampak stroke terhadap kerusakan otak yang dialaminya.

Hasil penelitian menunjukkan data aktivitas yang tidak dapat dilakukan sendiri yaitu makan sebanyak 29 responden. Jika pasien mengalami kelumpuhan total, otomatis makannya harus di suapi oleh orang lain (Lingga, 2013).

Sebagian besar aktivitas makan pada penderita stroke dibantu. Ini disebabkan kelumpuhan pada salah satu tangan pasien. Jika tangan kanan yang mengalami kelumpuhan otomatis makannya harus disuapi oleh orang lain. Namun, jika salah satu tangannya masih berfungsi, sebaiknya mereka harus makan sendiri. Membiarkan pasien makan sendiri merupakan salah satu kegiatan rehabilitasi fisik dan mental yang sangat bermanfaat untuk membantu pasien agar bisa hidup mandiri.

(6)

stroke tetap termotivasi untuk beraktivitas sehingga tidak memperburuk kondisi pasien stroke.

SIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan, tentang Kemandirian pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living pada penderita stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo didapatkan hasil responden yang paling banyak memiliki tingkat ketergantungan sedang pada aktivits sehari- hari adalah 17 responden (56,7%).

REKOMENDASI

Untuk Peneliti Selanjutnya. Sebagai pengalaman dalam melakukan identifikasi kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pada penderita stroke dan sebagai persyaratan untuk menyelasaikan pendidikan D III keperawatan

Alamat Korespondensi

Alamat rumah : Mlandingan Kab. Situbondo.

Email : Violet_Rheny@yahoo.com

Referensi

Dokumen terkait

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ( External Factor Evaluation – EFE Matrtix ) memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi,

Hasil penelitian ini yaitu arus kas investasi, laba kotor dan size perusahaan memiliki pengaruh signifikansi yang lebih kecil terhadap expected return

kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan. c) Memperoleh pengalaman Kerja Praktek. d) Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan pengalaman. kerja di lapangan untuk

• Analisa keekonomian dilakukan berdasarkan perbandingan total biaya investasi untuk masing-masing skenario yang akan dijelaskan di Bab 3, dimana meliputi : biaya

Namun dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti adanya perbedaan yang signifikan dengan penelitian yang telah disebutkan diatas yaitu dengan penelitian yang

Alasan memilih lokasi penelitian adalah penerimaan retribusi pariwisata Pantai Tambakrejo, Pantai Serang dan Pantai Jolosutro belum optimal dikarenakan banyak

Prasarana wilayah di Kabupaten Lamongan khususnya transportasi dan infrastruktur memiliki hubungan dengan sistem Nasional dan Propinsi yang didukung oleh sistem jalan

Hal ini sesuai dengan lokasi penelitian untuk tiap stasiun, dimana semua stasiun memiliki substrat yang berlumpur sehingga terdapat keanekaragaman makrobentos yang