• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS VII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh : Rika Rahmawati

Penerapan strategi pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan keaktifan siswa didalam proses pembelajaran menciptakan suasana yang menyenangkan serta memberikan pengalaman belajar yang relevan dalam kehidupan nyata, salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Example Non Example, yaitu proses pembelajaran didalam kelas, dimana siswa diberikan contoh-contoh gambar yang menarik dan berhubungan dengan materi, kemudian siswa untuk mendiskusikan secara berkelompok. Penerapan model pembelajaran Example Non Example ini dirancang agar siswa memiliki kompetensi dalam menganalisis gambar serta memberikan diskripsi mengenai apa yang ada didalam gambar dan diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pelajaran IPS sehingga hasil belajar kognitif siswa lebih baik.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran Example Non Example terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran Example Non Example terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian Posttest-Only Control Group Design.

Setelah dilakukan uji hipotesis dengan rumus uji T, diperoleh nilai dari hasil perhitungan yaitu nilai thitung = 4,717 > ttabel = (0,05)(60) = 2,00 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Example Non Example terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016.

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS VII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

(Skripsi)

Oleh

RIKA RAHMAWATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS VII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh : Rika Rahmawati

Penerapan strategi pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan keaktifan siswa didalam proses pembelajaran menciptakan suasana yang menyenangkan serta memberikan pengalaman belajar yang relevan dalam kehidupan nyata, salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Example Non Example, yaitu proses pembelajaran didalam kelas, dimana siswa diberikan contoh-contoh gambar yang menarik dan berhubungan dengan materi, kemudian siswa untuk mendiskusikan secara berkelompok. Penerapan model pembelajaran Example Non Example ini dirancang agar siswa memiliki kompetensi dalam menganalisis gambar serta memberikan diskripsi mengenai apa yang ada didalam gambar dan diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pelajaran IPS sehingga hasil belajar kognitif siswa lebih baik.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran Example Non Example terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran Example Non Example terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian Posttest-Only Control Group Design.

Setelah dilakukan uji hipotesis dengan rumus uji T, diperoleh nilai dari hasil perhitungan yaitu nilai thitung = 4,717 > ttabel = (0,05)(60) = 2,00 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Example Non Example terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016.

(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS VII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh Rika Rahmawati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 24 Januari 1991. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Riyanto dan Ibu Suwarti. Pendidikan pernah ditempuah adalah SD Negeri Negeri 3

Jagabaya I Bandar Lampung 2003, pada tahun 2003 penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 24 Bandar Lampung, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung pada tahun 2009.

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukurku yang tak terhingga kepada Allah SWT, Kupersembahkan karya ini kepada :

Kedua orang tuaku, Papa dan Ibu yang sangat Kusayangi dengan penuh pengorbanan dan kesabaran telah membesarkan, mendidik,melimpahkan kasih sayang dan memberi dukungan moral,

dan doa serta harapan atas keberhasilanku.

Terima kasih atas semua cinta kasihmu serta jerih payah selama ini yang telah kau berikan kepadaku tanpa mengenal kata lelah, dan

penyemangat terbaikku papa dan ibu.

Untuk kakakku tersayang Andri Sofyan S.Pd., dan adik-adikku tersayang Aditia Rahman, Angga Kurniawan, dan Firman Apriansyah

atas doa, semangat dan dukungannya.

Para sahabatku dan teman-temanku semua telah memberikan semangat, dan motivasinya selama ini.

(10)

MOTTO

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.

Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh

Andrew Jackson

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita

selalu menyesali apa yang belum kita capai

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas melimpahnya rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Example Non Example terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga mendapat banyak bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan Bidang Keuangan Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 6. Bapak Drs. Syaiful. M, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas

(12)

7. Bapak Suparman Arif, S.Pd. M.Pd selaku Pembimbing II, terimakasih telah memberikan bimbingan, memberikan masukan serta saran, dan kritik selama perkuliahan maupun selama menyusun skripsi.

8. Bapak Drs. Maskun, M. H, Selaku Pembimbing I terimakasih telah memberikan bimbingan, masukan serta saran, dan kritik selama menyusun skripsi ini.

9. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum. selaku Pembahas, terimakasih dalam penyusunan skripsi ini yang telah banyak memberikan masukan, dan pengarahan.

10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Drs. Syaiful M., M.Si, Drs. H. Maskun, M.H, Drs. H. Ali Imron, M.Hum, Drs. H. Iskandar Syah, M.H, Drs. Wakidi, M.Hum, Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si, Hendri Susanto, S.S.M. Hum, Dr. Risma Sinaga, M.Hum, M. Basri, S.Pd. M.Pd, Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum, dan Suparman Arif, S.Pd. M.Pd., serta para pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung.

11. Kepala sekolah SMP Wiyatama Bandar Lampung yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian di SMP Wiyatama Bandar Lampung 12. Kepada Bapak Agus Saputro, S.Pd., selaku guru Bidang Studi IPS yang telah membantu peneliti selama proses penelitian di SMP Wiyatama Bandar Lampung.

13. Kepada siswa-siswi SMP Wiyatama Bandar Lampung Kelas VII terima kasih atas kerjasamanya.

(13)

Dea, Flowry, Desi, Suhanda, Yoga, Feri, Azmi, Alan, dan teman-temanku lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

15. Teman-Teman di KKN dan di PPL Pekon Balak Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat sahabatku nyet Erika, Emak Rendri, dan Anggun. Mr Jono, Tyas, Arum, Titi, Alvitri, Yuni, dan Wira terimakasih atas hari-hari yang tidak bisa dilupakan selama KKN dan PPL.

16. Keluarga besar Progam Studi Pendidikan Sejarah yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.

17. Semua pihak yang belum penulis sebutkan telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuannya, semoga Allah SWT memberikan Kebahagiaan atas semua yang telah kalian berikan.

Bandar Lampung, Juni 2016

Penulis

(14)

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.1.1 Konsep Pengaruh... 6

2.1.2 Konsep Model Pembelajaran ... 7

2.1.3 Konsep Model Pembelajaran Example Non Example ... 8

2.1.4 Konsep Hasil Belajar ... 11

2.1.5 Konsep Pembelajaran IPS ... 14

2.2 Kerangka Pikir ... 15

2.3 Paradigma ... 16

2.4 Hipotesis ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 18

3.2 Desain Penelitian ... 19

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

3.3.1 Populasi Penelitian ... 20

3.3.2 Sampel Penelitian ... 20

3.4 Variabel Penelitian... 22

3.4.1 Variabel Penelitian ... 22

(15)

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.6.1 Tes ... 23

3.6.2 Observasi ... 23

3.6.3 Dokumentasi... 24

3.6.4 Kepustakaan ... 24

3.7 Instrumen Penelitian ... 24

3.7.1 Uji Validitas ... 25

3.7.2 Uji Realiabilitas ... 26

3.7.3 Tingkat Kesukaran ... 27

3.7.4 Daya Pembeda ... 28

3.8 Teknik Analisis Data ... 29

3.8.1 Uji Normalitas ... 29

3.8.2 Uji Homogenitas ... 30

3.8.3 Uji Hipotesis ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 32

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya SMP Wiyatama Bandar Lampung ... 32

4.1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan SMP Wiyatama Bandar Lampung ... 34

4.1.3 Data Guru ... 36

4.1.4 Fasilitas ... 36

4.1.5 Data Murid ... 37

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran ... 38

4.2.1 Kelas Eksperimen ... 38

4.2.2 Kelas Kontrol ... 40

4.3 Hasil Uji Coba Intrumen ... 42

4.3.1 Uji Validitas ... 42

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 43

4.3.3 Tingkat kesukaran... 44

4.3.4 Daya Pembeda ... 45

4.4 Hasil Hasil Penelitian ... 46

4.4.1 Data Hasil Posttest ... 46

4.4.1.1Kelas Eksperimen ... 47

4.4.1.2Kelas Kontrol ... 50

4.5 Analisis Hasil Penelitian ... 53

1. Uji Normalitas ... 53

A. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 55

B. Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 56

2. Uji Homogenitas ... 57

4.5.1 Uji Hipotesis ... 58

(16)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 63 5.2 Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 1. Jumlah Anggota Populasi ... 20

Tabel 2. Jumlah Anggota Sampel ... 21

Tabel 3. Koefisien Validitas Tes ... 26

Table 4. Kriteria Reliabilitas ... 27

Tabel 5. Interprestasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 27

Tabel 6. Interpretasi Nilai Daya Pembeda. ... 28

Tabel 7. Daftar Nama Guru & TU SMP Wiyatama Bandar Lampung ... 36

Tabel 8. Fasilitas SMP Wiyatama Bandar Lampung ... 37

Tabel 9. Jumlah Murid SMP Wiyatama Bandar Lampung ... 37

Tabel 10. Analisis Hasil Tes Uji Coba Instrumen ... 42

Tabel 11. Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran ... 45

Tabel 12. Hasil Uji Coba Daya Pembeda ... 46

Tabel 13. Daftar Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 47

Tabel 14. Daftar Distribusi Frekuensi Data Posttest Kelas Eksperimen ... 48

Tabel 15. Daftar Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 50

Tabel 16. Daftar Distribusi Frekuensi Data Posttest Kelas Kontrol ... 51

Tabel 17. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 55

Tabel 18. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 56

Tabel 19. Data Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen & Kontrol ... 58

(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara UU No. 20 tahun 2003.

Oemar Hamalik (2002 : 41) berpendapat bahwa guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada para siswa. Tanggung jawab ini direalisasikan dalam bentuk melaksanakan pembinaan kurikulum, menuntun para siswa belajar, membina pribadi, watak, dan jasmaniah siswa, menganalisis kesulitan belajar, serta menilai kemajuan belajar para siswa.

Hamzah B Uno (2008 : 17) mengemukakan, bahwa “seorang guru sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat ditunjukan oleh peserta didiknya”.

(19)

2

Salah satu cara yang ditempuh berkaitan dengan inovasi tugas mengajar guru adalah guru hendaknya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan model mengajarnya. Model mengajar pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Pemilihan model mengajar ini perlu diperhatikan karena tidak semua materi dapat diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar pengajaran pada mata pelajaran IPS dapat berlangsung secara efektif, efesien, dan tidak membosankan.

Rendahnya daya serap siswa ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa IPS merupakan salah satu disiplin ilmu yang cenderung menitik beratkan pada penguasaan hafalan karena pembelajaran seperti ini membuat peserta didik menjadi pasif dan tidak termotivasi untuk berpikir dan berkreativitas. Selain itu pembelajaran masih bersifat konvensional, pembelajaran dimana guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan langkah-langkah dalam menyampaikan materi kepada siswa, sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berkurang dan hanya bergantung kepada guru. Model pembelajaran ini berkisar kepada pemberian ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Akibatnya dalam mempelajari materi Ilmu Pengetahuan Sosial IPS siswa jadi kurang semangat dan dianggap sebagai pelajaran yang membosankan.

(20)

3

pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran example non example, yaitu proses pembelajaran di dalam kelas, dimana siswa diberikan contoh-contoh gambar yang menarik dan berhubungan dengan materi, kemudian siswa untuk mendiskusikan secara berkelompok. Dengan memperlihatkan contoh gambar yang ada diharapkan siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap gambar-gambar dan materi yang sedang dipelajari Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2015:32). Penerapan model pembelajaran example non example ini dirancang agar siswa memiliki kompetensi dalam menganalisis gambar serta memberikan diskripsi mengenai apa yang ada didalam gambar dan diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pelajaran IPS sehingga hasil belajar kognitif siswa lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik menulis skripsi dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Example Non Example terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.2 Rumusan Masalah

(21)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti ini mempunyai tujuan yaitu

“Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Model Pembelajaran Example Non Example terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat berguna sebagai berikut:

1. Bagi guru, dapat dipakai sebagai salah satu alternatif pembelajaran oleh guru agar tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan efisien serta berkualitas. 2. Bagi siswa, dapat membantu dalam proses belajar yang efektif untuk

mendapatkan hasil belajar yang baik dan mendorong terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungannya.

(22)

5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapaun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Ruang lingkup ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan, khususnya Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

2. Ruang lingkup subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

3. Ruang lingkup objek

Objek penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran Example Non Example terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

4. Ruang lingkup wilayah

Penelitian ini dilakukan di SMP Wiyatama Bandar Lampung. 5. Ruang lingkup waktu

(23)

6

REFERENSI

Undang-undang No. 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Al Gensindo. Halaman 41

Hamzah B.Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Halaman 17

(24)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dapat dijadikan landasan teori bagi penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah :

2.1.1 Konsep Pengaruh

Hugiono dan Poerwantana (1987 : 47) “ bahwa pengaruh berarti dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu efek”. Pengaruh merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya dorongan atau bujukan yang bersifat membentuk.

Menurut Purwanto (2013 : 67), perubahan dalam proses pembelajaran dilihat dari hasil belajar.

(25)

7

Dari pernyataan diatas peneliti akan melihat perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dilihat dari hasil belajar, apakah berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa.

2.1.2 Konsep Model Pembelajaran

Sedangkan menurut Menurut Suprijono (2009 : 46), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahapan-tahapan dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995 : 78) mengatakan bahwa Model pembelajaran adalah sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang dalam aktivitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(26)

8

Secara umum Kozma (1978 : 97) dalam Syaiful Bahri Djamarah (2010 : 325) berpendapat, bahwa strategi pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dipilih dan dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada anak didik dalam menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

Dari sekian banyak model pembelajaran yang ada, baik yang sederhana ataupun yang rumit, semuanya memiliki ciri-ciri khusus yang mesti harus ada, diantaranya Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2015 : 18) :

1. Model tersebut harus rasional teoritik serta yang logis dan disusun oleh para pencipta atau pengembangnya,

2. Memiliki landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.

3. Adanya tingkah laku dalam mengajar, agar model tersebut dapat dilaksanakan dan berhasil.

4. Adanya lingkungan belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut: Syaiful Basri dan Aswan Zain (2006 : 5)

1. Mengidentifikasi serta menetapkan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyrakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpanbalik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

2.1.3 Konsep Model PembelajaranExample Non Example

Menurut Hamdayama (2014 : 98) pembelajaran Example Non Example adalah salah satu contoh model pembelajaran yang menggunakan media. Media dalam pembelajaran merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Menurut Hary Kurniadi (2010 : 1) menyatakan bahwa “model pembelajaranExample Non Exampleatau juga biasa disebutexamples and non-examplesmerupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah

(27)

9

Jadi, dapat disimpulkan bahwa example non example adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Example non example adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Adapun strategi yang bisa digunakan bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari example non example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh dalam materi yang sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Example non example perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya dari pada sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2015 : 32)

Penggunaan model pembelajaran example non example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Model pembelajaran example non example menggunakan OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana poster.

(28)

10

Kerangka konsep tersebut antara lain:

1. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non contoh yang menjelaskan beberapa dari sebagian karakter atau atribut dari konsep baru. Menyajikan dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap example non example tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu berbeda.

2. Menyiapkan example non example tambahan mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.

3. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan konsep example dan non example mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.

4. Sebagai bagian penutup adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari example non example.

Langkah-langkah dari proses pembelajaran example non example, Slavin (1994) dalam Hamdayama (2014), yaitu sebagai berikut:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui OHP atau

LCD.

3. Guru memberikan petunjuk dan kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau menganalisis gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 4-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas kerja siswa.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan memberikan hasil diskusinya.

(29)

11

Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2015 : 33) kelebihan dari model example non exampleantara lain:

1. Siswa memiliki pemahaman dari sebuah definisi dan selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsep nya dengan lebih mendalam dan lebih lengkap.

2. Model ini mengantarkan siswa agar terlibat dalam sebuah penemuan dan mendorong mereka untuk membangun konsep secara progersif melalui pengalaman dari gambar-gambar yang ada.

3. Ketika model ini diberikan, maka siswa akan mendapatkan dua konsep sekaligus, karena ada dua gambar yang diberikan. Dimana salah satu gambar sesuai dengan materi yang dibahas dan gambar yang lainnya tidak.

4. Model ini akan membuat siswa lebih kritis dlam menganalisa gambar.

5. Siswa mendapatkan pengetahuan yang aplikatif dari materi berupa contoh gambar.

6. Dan yang lebih penting dari semua itu, siswa diberi kesempatan untuk memukakan pendapatnya secara pribadi.

Sedangkan, dari kekurangan dari modelexample non exampleadalah:

1. Kekurangan model pembelajaran ini adalah terbatasan gambar untuk semua materi pembelajaran. Karena tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk pembelajaran.

2. Model ini tentu saja akan menghabiskan waktu lama apalagi, jika antusias siswa yang besar terhadap materi tersebut.

2.1.4. Konsep Hasil Belajar

(30)

12

Menurut Hamalik (2006 : 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Berdasarkan konsepsi diatas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Usman (2001) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni; domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Domain Kognitif :

Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru, Analisa, Sintesa, Evaluasi.

2. Domain Afektif :

Menerima atau memperhatikan, Merespon, Penghargaan, Mengorganisasikan, Mempribadi (watak).

3. Domain Psikomotorik :

Menirukan, Manipulasi, Keseksamaan, Artikulasi, Naturalisasi. Asep Jihad & Abdul Haris (2012 : 16)

Gagne dalam Sudjana (2010 : 22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain:

1. Hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik;

2. Strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah;

3. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian;

(31)

13

5. Keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.

Menurut Arikunto (2013 : 150) Daftar Operasional Ranah Kognitif (C1 - C6) adalah sebagai berikut:

No Ranah Kognitif Kata Operasional

1 Pengetahuan (C1) Menyebutkan, menyatakan, mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mendaftakan, menjodohkan, dan mereproduksi.

2 Pemahaman (C2) Menerangkan, membedakan, menduga,

mempertahankan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. 3 Aplikasi (C3) Mengoprasikan, menemukan, menunjukkan,

menghubungkan, memecahkan, menggunakan, mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, memanipulasi, memodifikasi, meramalkan, menyiapkan, dan menghasilkan.

4 Analisis (C4) Merinci, mengidentifikasi, mengilustrasikan, menunjukkan, menghubungkan, memilih,

memisahkan, menyusun, membagi, membedakan, dan menyimpulkan.

5 Sintetis (C5) Mengkategorikan, menyusun, menghubungkan, mengkombinasi, mencipta, menjelaskan, memodifikasi, mengorganisasikan, membuat rencana, menyusun kembali, merekontruksikan, merevisi, menuliskan, dan menceritakan.

6 Evaluasi (C6) Menilai, menyimpulkan, memutuskan, menerangkan, membandingkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menafsirkan, menghubungkan, dan membuktikan.

(32)

14

2.1.5. Konsep Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Soemantri (2009 : 103) Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademik dari ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah, pedagogis, dan psikologis untuk tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila.

Menurut Ahmad Sanusi dalam Sumaatmadja memberikan batasan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai ilmu sosial yang terdiri dari disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada perguruan tinggi yang makin lanjut dan makin ilmiah.

Sumaatmadja (1979 : 9) mengatakan bahwa ilmu sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah serta memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat.

(33)

15

2.2 Kerangka Pemikiran

Model pembelajaran example non example merupakan model yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Adapun strategi yang bisa digunakan bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example (contoh akan suatu materi yang sedang dibahas), dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai konsep yang ada.

Penggunaan model pembelajaran example non example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasanya dalam pembelajaran yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menekankan aspek psikologis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti; kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.

(34)

16

2.3 Paradigma

Keterangan :

: Garis Pengaruh

Hasil Belajar Siswa (y) Kelas Kontrol

(35)

17

2.4 Hipotesis

Menurut sudjana (2009 ; 219) Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekkan.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu penelitian dan harus dibuktikan kebenarannya dengan penelitian dan mengumpulkan data.

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis atau pernyataan sementara yang dapat diajukan adalah :

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Example Non Example terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. H1 = Adanya pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Example Non

(36)

18

REFERENSI

Hugiono dan P.K. Poerwantana. 1987.Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : Bina Aksara. Halaman 47

Purwanto.2013.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Halaman 67

Hamiyah, Nur & Mohamad Jauhar. 2014.Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Prestasi Pustaka. Jakarta. Halaman 21

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning Teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Halaman 46

Toeti Sukamto, Udin Saripudin Winata Putra.1995.Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarata : Pusat Antar Universitas. Halaman 78

Imas Kurniasih dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran.Jogjakarta : PT Kata Pena. Halaman 18

Ibid.Halaman 32 Ibid.Halaman 33

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 5

Hamdayama Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.Bogor : Ghalia Indonesia. Halaman 98

Hary Kurniadi.2010.Model Pembelajaran Examples Non Examples,halaman 1 Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka

Cipta. Halaman 3

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Halaman 155

(37)

19

Sudjana, Nana. 2010.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Ramaja Rosdakarya. Halaman 22

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Halaman 150

Soemantri, dkk. 2009.Konsep Dasar IPS. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Halaman 103

(38)

18

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor penting untuk memecahkan suatu masalah dan turut menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Menurut Sugiyono (2013 : 3), menyatakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Pemilihan metode yang tepat dapat memudahkan suatu penelitian. Maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental. Metode penelitian eksperimen menurut Sugiyono, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali Sugiyono (2015: 107).

(39)

19

3.2 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest-Only Control Group Design. Pada desain ini langkah awal peneliti memilih kelompok eksperimen dan kontrol secaraRandom. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok kedua tidak diberi perlakuan. Pada akhir kegiatan kedua kelompok diberikan Posttest. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut :

Desain Penelitian

X :treatment(perlakuan) dengan model pembelajaranExample Non Example Y1 : data yang diperoleh dari kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan

dengan model pembelajaranExample Non Example

Y2 : data yang diperoleh dari kelas kontrol setelah diberikan model selain Model pembelajaranExanple Non Example

A. Murni Yusuf (2014 : 191)

(40)

20

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut S Margono (2007 : 118) menyatakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia.

Sedangkan, menurut Hadari Nawawi (1983 : 141) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

Tabel 1.Jumlah Anggota Populasi

No Kelas Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VII A 20 13 33

2 VII B 16 13 29

Jumlah 36 26 62

Sumber: TU SMP Wiyatama Bandar Lampung. 3.3.2 Sampel Penelitian

(41)

21

sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling(SRS). Pada prinsipnya SRS dilakukan dengan cara undian atau lottere. Dalam pelaksanaanya dapat berbentuk without replacment, yaitu cara pengambilan sampel dengan tidak mengembalikan responden terpilih pada kelompok populasi A. Murni Yusuf (2014 : 154). Berdasarkan teknik sampel yang digunakan maka dilanjutkan menentukan anggota sampel dengan cara menggundi. Tahap pertama menentukan kelas eksperimen dan sisanya menjadi kelas kontrol. Dan hasil yang diperoleh kelas eksperimen adalah kelas VII B dan kelas VII A menjadi kelas kontrol.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini terlihat dalam table sebagai berikut : Tabel 2.Jumlah Anggota Sampel

No Kelas Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. VII B (Kelas Eksperimen) 16 13 29

2. VII A (Kelas Kontrol) 20 13 33

Jumlah 36 26 62

Sumber:TU SMP Wiyatama Bandar Lampung.

(42)

22

3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 161) variabel merupakan objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

a. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau disebut X dalam penelitian ini variabel bebas adalah Model Pembelajaran Example Non Example.

b. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang disebut variabel Y dalam hal ini variabel terikat adalah hasil belajar IPS.

3.5 Langkah-langkah Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka disusun langkah-langkah penelitian secara sistematis sebagai berikut:

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

3. Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 4. Membuat instrumen tes penelitian.

5. Melakukan validitas instrumen. 6. Menguji cobakan instrumen.

7. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas. 8. Mengadakan tes akhir(posttest)pada kedua kelas.

(43)

23

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2013 : 126), metode pengumpulan data ialah “cara memperoleh data”. Pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.6.1 Tes

Tes dalam penelitian ini adalah tes untuk menentukan atau mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Tes yang digunakan berupa tes formatif pilihan ganda yang diadakan pada waktu yang telah ditentukan. Sesudah pembelajaran (posttest)pada kelas eksperimen.

Tujuan utama diadakan tes untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa pada materi pelajaran IPS setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran di kelas dengantreatmentatau perlakuan, yaitu menerapkan model pembelajaranExample Non Example.

3.6.2 Observasi

Untuk mendapatkan data yang relevan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik observasi langsung.

(44)

24

3.6.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencatat data yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang sudah ada, seperti: data siswa kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

3.6.4 Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung, konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data yang diambil dari berbagai referensi.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes formatif pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan pilihan jawaban A, B, C, dan D. Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Kisi-Kisi Soal

NO JENJANG NOMOR SOAL JUMLAH

1. Pengetahuan (C1) 1, 6, 13, 15, 20 5 2. Pemahaman (C2) 4, 9, 16, 19 4

3. Penerapan (C3) 2, 11, 14 3

4. Analisis (C4) 5, 8, 10, 17 4

5. Sintesis (C5) 3, 12 2

6. Evaluasi (C6) 7, 18 2

JUMLAH KESELURUHAN 20

Sumber :Olah data peneliti 2016

(45)

25

Selanjutnya untuk memenuhi kriteria tes yang baik dan benar sebelum instrumen penelitian digunakan sebaiknya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, penghitung tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal tes.

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2013 : 121) mengungkapkan bahwa uji validitas adalah uji instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas kontruksi yaitu dengan rumus korelasiproduct moment pearsonsebagai berikut :

rXY= n∑ XY-(∑X)( ∑Y)

√{(n∑X2

)-(∑X)2} {n∑Y2- (∑Y)2}

Keterangan:

rXY : koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan

X : variable X Y : variable Y X2 : kuadrat dari X Y2 : kuadrat dari Y

∑XY : jumlah perkalian X dengan Y n : jumlah sampel

UjiProduct Moment:Pearson, dalam Suharsimi Arikunto (2013 : 87)

(46)

26

Besar koefisien yang dimaksud adalah sebagai berikut. Tabel 3.Koefisien Validitas Tes

Koefisien Kualifikasi koefisien kurang dari 0,2, maka item soal tersebut tidak valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes dapat diteskan pada objek yang sama untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya melihat kesejajaran hasil Suharsimi Arikunto (2013 : 104).

Rumus untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha,yaitu:

=

1 1

Dimana : = reliabilitas yang dicari

= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

Arikunto (2013 : 122)

(47)

27

Untuk menentukan reliabilitas yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 4.Kriteria Reliabilitas

Koefisien relibilitas (r11) Kriteria 0,80 <r11≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60< r11≤ 0,80 Tinggi 0,40< r11≤ 0,60 Cukup 0,20< r11≤ 0,40 Rendah 0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah Sumber:Suharsimi Arikunto (20013 : 89)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan kepada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

3.7.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran dilakukan untuk menetukan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus yaitu : =

Keterangan :

P : angka indeks kesukaran item

Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul N : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar

Sudjiono (2008 : 372)

Untuk menginterprestasikan tingkat kesukaran suatu butir soal ditentukan dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran yang dapat dilihat seperti berikut :

Tabel 5.Interprestasi Nilai Tingkat Kesukaran

Besarnya P Interprestasi

Kurang dari 0,30 Sangat sukar 0,30–0,70 Cukup (Sedang) Lebih dari 0,70 Mudah

(48)

28

3.7.4 Daya Pembeda

Daya pembeda mengkaji butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu dan siswa yang tergolong kurang prestasinya. Untuk menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus menurut Sudijono sebagai berikut:

D =

Dimana,

=

dan

=

Keterangan:

D : indeks diskriminasi satu butir soal

PA : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah

PB : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah

BA : banyaknya kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah

BB : banyaknya kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir Soal yang diolah

JA : jumlah kelompok atas JB : jumlah kelompok bawah Sudijono (2008 : 389)

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 6.Interpretasi Nilai Daya Pembeda

(49)

29

3.8 Teknik Analisis Data

Untuk melakukan analisis data guna mengkaji hipotesis dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan ujililiefors.

Langkah pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (2005 : 466) yaitu :

a. Pengamatan X1,X2,...,Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...,Zndengan

b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku. Kemudian di hitung peluang F(Zi)P(ZZi)

c. Selanjutnya dihitung Z1,Z2,...,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi kalau

proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi)maka

(50)

30

e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0, nilai hasil perhitungan tersebut

dibandingkan dengan nilai kritis L0 untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan

0,01.

f. Kaidah pengujian jika harga L0< L tabel maka data tersebut berdistribusi

normal sedangkan jika L0> L tabel, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok siswa berasal dari varian yang sama (homogen) atau tidak. Untuk Uji homogenitas varians pada penelitian ini menggunakan uji dua varian Sudjana (2005 : 250),

a) Hipotesis

H0: = ( )

H1: ( )

b) Taraf signifikan : α = 0,1 c) Statistik Uji

=

d) Kriteria uji : tolak H0 jika / ( , ) dengan / ( , ) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang 1/2 α, derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut.

(51)

31

3.8.3 Uji Hipotesis

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh suatu treatmen atau perlakuan yaitu dengan membandingkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka digunakan uji t-test. Dengan distribusi t tabel untuk α=0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n1+n2-2. Kaidah pengujian jika thitung≥ ttabel berarti maka tolak Ho, dan terima Ha.

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan:

t = nilai statistic yang dicari

=skor rata-rata tes dari kelas eksperimen =skor rata-rata tes dari kelas kontrol

= jumlah siswa pada kelas eksperimen = jumlah siswa pada kelas kontrol = varian siswa pada kelas eksperimen = varian siswa pada kelas kontrol

= simpangan baku gabungan Sumber :Sudjana (2005 : 239).

(52)

32

REFERENSI

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Halaman 3

Ibid.Halaman 121

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung : Afabeta. Halaman 107

A. Murni Yusuf. 2014. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan). Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri. Halaman 191

Ibid.Halaman 154

Margono S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Halaman 118

Hadari Nawawi H. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Halaman 141

Arikunto Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta. Halaman 107

Ibid.Halaman 126

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta : Jakarta. Halaman 161

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Halaman 126

(53)

33

Sudjiono Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo. Halaman 372

Ibid.Halaman 389

Sudjana.2005.Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Halaman 466 Ibid.Halaman 250

(54)

62

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dari model pembelajaran Example Non Example terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016, yang berarti semakin sering guru menggunakan model Example Non Exampledalam pembelajaran IPS, maka hasil belajar siswa akan semakin meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model Example Non Example merupakan sebuah langkah untuk mensiasati agar siswa dapat mendefinisikan sebuah konsep dalam pembelajaran IPS untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran, dan memberi kesempatan pada siswa mengemukakan pendapatnya secara indindu agar suasana kelas kondusif.

(55)

63

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Al Gensindo.

Hamzah B.Uno.2008.Perencanaan Pembelajaran.Jakarta : Bumi Aksara. Imas Kurniasih dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran.Jogjakarta : PT Kata Pena.

Hugiono dan P.K. Poerwantana. 1987.Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : Bina Aksara.

Purwanto.2013.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning Teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Toeti Sukamto, Udin Saripudin Winata Putra.1995.Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarata : Pusat Antar Universitas.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamdayama Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.Bogor : Ghalia Indonesia.

Hary Kurniadi.2010.Model Pembelajaran Examples Non Examples.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar.2006.Proses Belajar Mengajar.Jakarta : PT Bumi Aksara. Jihad Asep & Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi

Presindo.

(56)

64

PT. Ramaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Soemantri, dkk. 2009.Konsep Dasar IPS. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Sumaatmadja.1979.Konsep Dasar IPS. Jakarta : Aksara. Sudjana.2009.Metode Statistika.Bandung : Tarsito Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung : Afabeta.

A. Murni Yusuf. 2014. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan).Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Margono S. 2007.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta : PT Rineka Cipta. Hadari Nawawi H. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press.

Arikunto Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta : Jakarta.

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Al Gensindo.

Hamzah B.Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Imas Kurniasih dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran. Jogjakarta : PT Kata Pena.

Hugiono dan P.K. Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : Bina Aksara.

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning Teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Toeti Sukamto, Udin Saripudin Winata Putra. 1995. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarata : Pusat Antar Universitas.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamdayama Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.

Hary Kurniadi. 2010. Model Pembelajaran Examples Non Examples.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Jihad Asep & Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi

Presindo.

(58)

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Soemantri, dkk. 2009. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Sumaatmadja. 1979. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Aksara. Sudjana. 2009. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Afabeta.

A. Murni Yusuf. 2014. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan). Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Margono S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hadari Nawawi H. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press.

Arikunto Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta : Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Anggota Populasi
Tabel 2. Jumlah Anggota Sampel
Tabel 3. Koefisien Validitas Tes
Tabel 4. Kriteria Reliabilitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Pada Mata Pelajaran PPKn Di Kelas X MAN 1 Medan Tahun Pelajaran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example dapat meningkatkan aktivitas belajar dan

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hasil belajar Ekonomi yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Example Non Example dengan Pendekatan Saintifik lebih

Muhammad Furqon Riyadi, Keefektifan Model Pembelajaran Example Non-Example Terhadap Hasil Belajar Menulis Deskripsi Peserta didik Kelas IV SDN Randugunting 4 Kota

adalah 1). Mengetahui proses model pembelajaran Example Non Example dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD 1 Rendeng

Hasil penelitian ini yaitu: (1) Aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan model Example Non Example berbantuan

Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa SDN Unu dilihat dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example