• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan | Sunggudek | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3967 12660 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan | Sunggudek | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3967 12660 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

193

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Melalui Model Pembelajaran Example Non Example

Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan

Nolpin Sunggudek, Bonifasius Saneba, dan Jamaludin

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS di Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Example Non Example pada mata pelajaran IPS di Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan.Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Jenis data yakni data kuantitatif dan data kualitatif, yakni melalui data observasi guru dan siswa, serta hasil evaluasi pra tindakan dan siklus I. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Unu yang berjumlah15 orang. Proses Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus dengan proses tindakan (a) Perencanaan, (b) Pelaksanaan, (c) Observasi, dan (d) Refleksi. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa SDN Unu dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan dalam dua siklus di mana menunjukan hasil yang cukup pada siklus I dan pada siklus II menunjukkan hasil yang sangat baik dengan ketuntasan belajar Klasikal siklus I mencapai 53,33%, dan siklus II Ketuntasan Belajar Klasikal mencapai 93,33%.

Kata Kunci: Model Example Non Example, Hasil Belajar, Pelajaran IPS

I. PENDAHULUAN

Teknologi dan ilmu pengetahuan telah menyentuh segala aspek pendidikan

sehingga informasi lebih mudah di peroleh, hendaknya menjadikan anak lebih

aktif berpartisipasi sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa dalam

proses belajar. Keaktifan di sini berarti fisik secara aktif dan tidak terfokus pada

suatu sumber informasi yaitu guru.

Keberhasilan tujuan pendidikan terutama di tentukan oleh proses belajar

mengajar yang di alami oleh siswa. Siswa yang belajar akan mengalami

perubahan baik pengetahuan, pemahaman, penalaran, keterampilan, nilai dan

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

194 berbagai faktor untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan yaitu

mengefektifan pemahaman dari konsep.

Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang

saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana

semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal

tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai model

pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Hal ini dilatar

belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan

subjek dalam pembelajaran.

Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi

dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat

digunakan oleh pendidik. Model-model pembelajaran sosial merupakan

pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan

peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik memperoleh

pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta dapat melatih kemandirian,

peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya.

Pemahaman siswa sekolah dasar, mata pelajaran IPS sering kali siswa lupa

setelah pelajaran ini di karenakan guru dalam aksinya dalam penyampaian suatu

materi jarang sekali menggunakan contoh-contoh dari kasus/gambar. Sehubungan

dengan hal tersebut perlulah seorang guru menerapkan suatu model yang dapat

meningkatkan pemahaman siswa dan kreativitas dalam pembelajaran IPS.

Metode pembelajaran examples non examples merupakan metode

pembelajaran yang menggunakan alat peraga seperti gambar dan melibatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajaran yaitu siswa melakukan diskusi

kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya. Berdasarkan alasan tersebut

diharapkan ada peningkatan prestasi belajar siswa. Penerapan model

pembelajaran examples non examples diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar.

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

195 Permasalahan yang dihadapi siswa di SDN Unu adalah hasil belajar IPS

yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah

ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran IPS guru lebih banyak

berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar

IPS rendah. Guru belum menghayati hakekat IPS karena pembelajaran di sekolah

baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa

pelajaran IPS dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga

berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil

belajar siswa juga terjadi pada Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk mata pelajaran

IPS kelas V dengan nilai rata-rata 6,0 dengan KKM 7,0. Hal tersebut,

diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran

IPS. Mereka menganggap pelajaran IPS sulit dipahami. Untuk anak-anak yang

taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati,

diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu

itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat

abstrak

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dalam kesempatan ini

melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul "Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Example

Non Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan”.

Slameto (1995:2) menyatakan bahwa ”Belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.

Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan seorang siswa setelah

mengikuti pelajaran disuatu sekolah dengan mengunakan alat evaluasi berupa

test standar. Hasil belajar dapat diartikan pula sebagai indikator kualitas dari

pengetahuan yang dimiliki seseorang. Hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan

siswa mengenai jumlah materi pelajaran yang diserap melalui proses belajar

mengajar. Hasil belajar adalah indikator kualitas dari pengetahuan yang dimiliki

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

196 angka-angka. Sudjana (1991:22) mengemukakan bahwa: “Hasil belajar adalah

menemukan pengalaman belajar”. Sedangkan Soewondo (1982:39) mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang diberikan oleh guru”.

Menurut Rochyandi, Yadi (2004:11) model pembelajaran kooperatif tipe

example non example adalah: “Tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa

dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan gambar lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran,

kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya dan mendiskusikan hasil

analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep yang esensial”. Selanjutnya

Chotimah (2007:1) dijelaskan bahwa examples non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh

dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksud untuk

memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan

dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat

tahap, meliputi; 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, dan 4) refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan

Kabupaten Banggai Kepulauan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

2014 sampai bulan Nopember tahun 2014. Variabel dalam penelitian ini adalah

hasil belajar IPS dengan metode pembelajaran Examples Non Examples. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Unu yang terdaftar tahun

ajaran 2013/2014 yang berjumlah 15 orang siswa.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri

dan data kuantitatif diperoleh dengan alat evaluasi hasil belajar. Sumber data

dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru.

Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu: Tes untuk mengetahui

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

197 setiap akhir tindakan (siklus). Hasil kemampuan akhir siswa dapat pula sebagai

acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran IPS.

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2

berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru/ peneliti dan kepada subyek

penelitian dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah di siapkan

oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas siswa dan aktifitas guru

pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil data

yang diperoleh telah menunjukan hasil belajar siswa kelas V SDN Unu selama

kegiatan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan adanya daya serap individu

minimal 70% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa

yang ada, ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

diberlakukan di SDN Unu.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Analisis Hasil Tes Awal

No Aspek Perolehan Hasil

1. Skor tertinggi 70

2. Skor terendah 20

3. Jumlah siswa 15

4. Banyak siswa yang tuntas 3

5. Persentase tuntas klasikal 20%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil tes evaluasi pada kegiatan pra

tindakan yakni ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 20% atau terdapat 3

siswa yang tuntas dari 15 siswa secara keseluruhan. Sehingga hasil tersebut di atas mengharuskan peneliti melanjutkan ke tahap siklus I untuk lebih meningkatkan

hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan media dalam

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

198

Tabel 2. Analisis Hasil Tes Akhir Siklus I

No Aspek Perolehan Hasil

1. Skor tertinggi 70

2. Skor terendah 50

3. Jumlah siswa 15

4. Banyak siswa yang tuntas 8

5. Persentase tuntas klasikal 53,33%

Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase tuntas klasikal yang diperoleh

sebesar 53,33% belum mencapai presentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan

oleh sekolah yaitu sebesar 80%. Sehingga hasil tersebut di atas mengharuskan

peneliti melanjutkan ke tahap siklus II untuk lebih memperbaiki proses

pembelajaran, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran

IPS dengan menggunakan media dalam pembelajaran.

Tabel 3. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

199 4. Memperhatikan penjelasan guru

5. Menjawab pertanyaan

6. Memahami materi pembelajaran

7. Partisipasi dalam kelompok

8. Memahami tugas yang diberikan guru

9. Mengerjakan soal evaluasi

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No. Aspek Kegiatan Skor Kategori

1 2 3

1. Perencanaan 3 Baik

2. Membuka pembelajaran 3 Baik

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 Baik

4. Memilih media sesuai materi 3 Baik

5. Menjelaskan materi 3 Baik

6. Membagi kelompok siswa 2 Cukup

7. Penguasaan kelas 3 Baik

8. Memberi evaluasi 2 Cukup

9. Menyimpulkan 3 Baik

10. Kegiatan akhir pelajaran 3 Baik

Skor yang Diperoleh 28

Skor Maksimal 40

Nilai Rata-rata (NR) 70%

Predikat/Kategori Cukup

Tabel 4. diketahui aktivitas guru dalam menerapkan media pembelajaran

pada siklus I masuk dalam kategori cukup. Dengan demikian tampak adanya

kecenderungan peningkatan perbaikan tindakan guru dalam menerapkan media.

Namun demikian, secara keseluruhan tindakan guru pada siklus I belum maksimal

sebab belum mencapai persentase dengan kategori baik atau sangat baik sehingga

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

200

Tabel 5. Hasil Tes Akhir Siklus II

No Aspek Perolehan Hasil

1. Skor tertinggi 100

2. Skor terendah 60

3. Jumlah siswa 15

4. Banyak siswa yang tuntas 14

5. Persentase tuntas klasikal 93,33%

Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Nama-nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Nelcin Sunggudek 4 3 4 3 3 3 3 3 3 29/36x100= 80,5 Baik

2 Otapia Yabintang 3 4 4 3 3 3 3 3 3 29/36x100= 80,5 Baik

3 Krismianto Siabide 3 3 3 3 3 4 3 3 3 28/36x100= 77,7 Baik

4 Stengli Yabintang 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28/36x100=77,7 Baik

5 Janwar Sitoki 4 3 4 3 3 3 3 3 4 28/36x100= 77,7 Baik

6 Mardion Pasondek 3 3 4 4 3 3 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik

7 Estin Basoa 3 3 3 3 4 4 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik

8 Risno Pasondek 4 4 3 3 3 3 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik

9 Riska Yabintang 3 3 3 3 3 3 3 3 4 28/36x100= 77,7 Baik

10 Memi Olukeseng 3 4 4 3 3 3 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik

11 Linda Yululano 3 3 3 3 3 4 3 3 3 28/36x100=77,7 Baik

12 Brayen Sambaulu 4 4 3 3 3 3 3 3 3 28/36x100=77,7 Baik

13 Marsya see 3 3 3 4 3 4 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik

14 Marsyanda Pasondek 3 4 4 3 3 3 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik

15 Amel See 3 3 3 3 3 4 3 3 3 28/36x100=77,7 Baik

Keterangan:

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

201 4. Memperhatikan penjelasan guru

5. Menjawab pertanyaan

6. Memahami materi pembelajaran

7. Partisipasi dalam kelompok

8. Memahami tugas yang diberikan guru

9. Mengerjakan soal evaluasi

Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No. Aspek Kegiatan Skor Keterangan

1 2 3

1. Perencanaan 3 Baik

2. Membuka pembelajaran 4 Sangat Baik

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Sangat Baik

4. Memilih media sesuai materi 4 Sangat Baik

5. Menjelaskan materi 3 Baik

6. Membagi kelompok siswa 4 Sangat Baik

7. Penguasaan kelas 3 Baik

8. Memberi evaluasi 4 Sangat Baik

9. Menyimpulkan 4 Sangat Baik

10. Kegiatan akhir pelajaran 4 Sangat Baik

Skor yang Diperoleh 37

Skor Maksimal 40

Nilai Rata-rata (NR) 92,5%

Tabel 6. menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tindakan guru pada

siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan perolehan skor

mencapai 37 dari 40 skor maksimal sehingga rata-rata skor mencapai 92,5% dan

termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini berarti taraf keberhasilan peneliti

menurut observer dalam kategori sangat baik atau sudah mencapai indikator yang

telah ditentukan.

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

202 Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I yang telah dilakukan,

memberikan informasi sebagai berikut:

1. Waktu yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kurang efisien

melebihi waktu yang ditentukan, sehingga waktu untuk kelompok siswa yang

lain merampungkan pekerjaannya menjadi berkurang. Waktu diatur dan

diperhitungkan dengan sebaik-baiknya.

2. Saat menjelaskan penggunaan media pembelajarannya hendaknya siswa

diajak membantu agar ikut aktif baik fisik maupun pikirannya sehingga

menjadi anak yang terampil.

3. Bahasa yang digunakan guru untuk menjelaskan materi kurang dapat

dipahami oleh siswa, sehingga ada siswa yang hanya diam saja sewaktu

diberi pertanyaan. Dianjurkan penggunaan bahasa pada waktu menerangkan

materi pembelajaran menggunakan bahasa atau kata-kata yang sederhana

sehingga mudah dipahami dan diterima oleh siswa, mengingat daya tangkap

dan pikir siswa berbeda-beda.

4. Siswa takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena

belum bisa atau terlatih, maka sangat perlu siswa diajak tanya jawab atau

dialog secara personal. Dengan dibentuknya kelompok salah satu tujuannya

adalah agar siswa berani mengeluarkan pendapat dihadapan teman-temannya.

5. Secara keseluruhan pelaksanaan Siklus I berlangsung cukup baik walaupun

hasil yang diharapkan belum terlalu nampak peningkatan hasil belajarnya

belum kondusif. Terbukti pada hasil tes rata-rata kelas masih mencapai nilai

6,83. Namun dari segi aktivitas siswa dan guru sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan. Olehnya itu, dari hasil yang diperoleh dari pelaksanaan

tindakan siklus I, Maka siklus perlu di ulang dan dikembangkan agar

kemampuan siswa dalam pelajaran IPS dapat ditingkatkan sehingga hasil

belajar yang maksimal dapat tercapai.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II juga memberikan informasi sebagai berikut :

1. Dengan cepat siswa dapat merespon pertanyaan guru dengan jawaban yang

benar. Hal ini guru tanpa harus menunjuk pada siswa, siswa mengacungkan

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

203 2. Siswa tampak aktif dalam kelompok. Dan mampu menyelesaikan LKS

dengan baik.

3. Keberanian siswa semakin tumbuh, sebagian besar mengacungkan jarinya

untuk menjawab pertanyaan guru.

4. Selama evaluasi berlangsung siswa mengerjakan dengan tenang, tertib karena

mengharapkan nilai yang terbaik. Ini berarti rasa tanggung jawab dan

percaya diri sudah dimiliki dan disadari oleh masing-masing siswa.

5. Siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah paham dengan

penjelasan guru tentang materi pelajaran IPS. Siswa telah dilibatkan secara

langsung dalam pembelajaran. Berdasarkan atas pelaksanaan tindakan siklus

II dihasilkan hal-hal sebagai berikut, (1) keaktifan siswa mengikuti proses

pembelajaran meningkat sehingga cepat merespon pertanyaan guru. (2) siswa

aktif dalam kelompok. (3) penggunaan media peta dalam proses belajar

mengajar dapat merangsang keterlibatan intelektual, emosional siswa

sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik serta senang

belajar. (4) suasana diskusi data berkembang dengan baik. (5) guru menjadi

arahan yang baik dalam pembelajaran.

6. Siklus II dipandang sudah cukup, karena ketrampilan siswa saat mengerjakan

tes telah mencapai nilai rata-rata di atas tolak ukur keberhasilan, yaitu nilai

8,93 dan dengan demikian kepastian tindakan penelitian dapat dicapai.

Berdasarkan hasil secara keseluruhan, pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran examples non examples dengan baik. Kemampuan siswa

kelas V SDN Unu dapat ditingkatkan serta potensi siswa dapat ditumbuh kembangkan.

Hal ini tampak dari analisis evaluasi yang dilakukan setelah akhir

pelaksanaan siklus II. Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes evaluasi dinilai

secara individu mencapai rata-rata 8,93 (di atas 7,00 yang menjadi tolak ukur

keberhasilan) dalam PTK ini.

IV. PENUTUP

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

204 Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dalam

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut Hasil belajar siswa kelas V SDN

Unu pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran examples non examples mengalami peningkatan dari siklus I ketuntasan klasikal 53,33% menjadi 93,33% pada siklus II. Sehingga rata-rata peningkatan siklus I ke siklus II

yang terjadi sebesar 40%.

Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di

SDN Unu, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru hendaknya lebih mengoptimalkan media dalam kegiatan pembelajaran

agar menarik minat dan hasil belajar siswa.

2. Kepada pihak pengambil kebijakan, agar memperhatikan segala kesulitan

yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Chotimah. (2007). Model-model Pembelajaran IPS. Makalah diklat guru. Yogyakarta: PPPG

Rochyandi. (2004). Model Mengajar & Bahan Pembelajaran. (cetakan ke-2) Bandung: Alqaprint

Slameto. (1995).Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi,Jakarta, Rineka Cipta

Soewondo. S., (1982). Pengaruh Minat Pada Siswa TVRI Terhadap Prestasi Belajar. Jakarta: FKIP.1991.

Gambar

Tabel 3. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Tabel 5. Hasil Tes Akhir Siklus II
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini penulis mencoba membuat aplikasi pembelajaran yang berisikan pengetahuan dasar tentang huruf hijaiyah dsertai dengan animasi, audio dan keterangan cara

Hasil yang terdapat dari penelitian tersebut adalah rerata peningkatan indeks plak (IP), dan perdarahan pada probing (PPP) secara signifikan lebih tinggi di

Dalam konteks pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini, beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran di antaranya

Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk

Logika ketakutan yang selama ini membekas pada kelompok minoritas bahwa massa intoleran dapat memanfaatkan berbagai isu untuk menekan mereka maju dalam politik

Hal ini dapat terjadi karena apabila BOPO meningkat berarti terjadi peningkatan alokasi dana bank untuk membiayai kegiatan operasional lebih besar dibandingkan

Sebenarnya BPK sebagai Pemeriksa Keuangan Negara memiliki prestasi yang layak diapresiasi dalam melakukan audit forensik, dengan melakukan audit investigasi terhadap

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini dimana diperoleh adanya perbedaan bermakna tingkat agitasi antara kelompok skizofrenia paranoid dan kelompok skizofrenia bukan