Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
193
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Melalui Model Pembelajaran Example Non Example
Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan
Nolpin Sunggudek, Bonifasius Saneba, dan Jamaludin
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS di Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Example Non Example pada mata pelajaran IPS di Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan.Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Jenis data yakni data kuantitatif dan data kualitatif, yakni melalui data observasi guru dan siswa, serta hasil evaluasi pra tindakan dan siklus I. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Unu yang berjumlah15 orang. Proses Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus dengan proses tindakan (a) Perencanaan, (b) Pelaksanaan, (c) Observasi, dan (d) Refleksi. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa SDN Unu dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan dalam dua siklus di mana menunjukan hasil yang cukup pada siklus I dan pada siklus II menunjukkan hasil yang sangat baik dengan ketuntasan belajar Klasikal siklus I mencapai 53,33%, dan siklus II Ketuntasan Belajar Klasikal mencapai 93,33%.
Kata Kunci: Model Example Non Example, Hasil Belajar, Pelajaran IPS
I. PENDAHULUAN
Teknologi dan ilmu pengetahuan telah menyentuh segala aspek pendidikan
sehingga informasi lebih mudah di peroleh, hendaknya menjadikan anak lebih
aktif berpartisipasi sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa dalam
proses belajar. Keaktifan di sini berarti fisik secara aktif dan tidak terfokus pada
suatu sumber informasi yaitu guru.
Keberhasilan tujuan pendidikan terutama di tentukan oleh proses belajar
mengajar yang di alami oleh siswa. Siswa yang belajar akan mengalami
perubahan baik pengetahuan, pemahaman, penalaran, keterampilan, nilai dan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
194 berbagai faktor untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan yaitu
mengefektifan pemahaman dari konsep.
Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang
saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana
semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal
tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai model
pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Hal ini dilatar
belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan
subjek dalam pembelajaran.
Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi
dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik. Model-model pembelajaran sosial merupakan
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan
peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik memperoleh
pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta dapat melatih kemandirian,
peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya.
Pemahaman siswa sekolah dasar, mata pelajaran IPS sering kali siswa lupa
setelah pelajaran ini di karenakan guru dalam aksinya dalam penyampaian suatu
materi jarang sekali menggunakan contoh-contoh dari kasus/gambar. Sehubungan
dengan hal tersebut perlulah seorang guru menerapkan suatu model yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa dan kreativitas dalam pembelajaran IPS.
Metode pembelajaran examples non examples merupakan metode
pembelajaran yang menggunakan alat peraga seperti gambar dan melibatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajaran yaitu siswa melakukan diskusi
kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya. Berdasarkan alasan tersebut
diharapkan ada peningkatan prestasi belajar siswa. Penerapan model
pembelajaran examples non examples diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar.
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
195 Permasalahan yang dihadapi siswa di SDN Unu adalah hasil belajar IPS
yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah
ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran IPS guru lebih banyak
berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar
IPS rendah. Guru belum menghayati hakekat IPS karena pembelajaran di sekolah
baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa
pelajaran IPS dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga
berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil
belajar siswa juga terjadi pada Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk mata pelajaran
IPS kelas V dengan nilai rata-rata 6,0 dengan KKM 7,0. Hal tersebut,
diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran
IPS. Mereka menganggap pelajaran IPS sulit dipahami. Untuk anak-anak yang
taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati,
diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu
itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat
abstrak
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dalam kesempatan ini
melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul "Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Example
Non Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan”.
Slameto (1995:2) menyatakan bahwa ”Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.
Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan seorang siswa setelah
mengikuti pelajaran disuatu sekolah dengan mengunakan alat evaluasi berupa
test standar. Hasil belajar dapat diartikan pula sebagai indikator kualitas dari
pengetahuan yang dimiliki seseorang. Hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan
siswa mengenai jumlah materi pelajaran yang diserap melalui proses belajar
mengajar. Hasil belajar adalah indikator kualitas dari pengetahuan yang dimiliki
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
196 angka-angka. Sudjana (1991:22) mengemukakan bahwa: “Hasil belajar adalah
menemukan pengalaman belajar”. Sedangkan Soewondo (1982:39) mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang diberikan oleh guru”.
Menurut Rochyandi, Yadi (2004:11) model pembelajaran kooperatif tipe
example non example adalah: “Tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa
dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan gambar lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran,
kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya dan mendiskusikan hasil
analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep yang esensial”. Selanjutnya
Chotimah (2007:1) dijelaskan bahwa examples non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh
dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksud untuk
memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan
dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat
tahap, meliputi; 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, dan 4) refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan
Kabupaten Banggai Kepulauan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September
2014 sampai bulan Nopember tahun 2014. Variabel dalam penelitian ini adalah
hasil belajar IPS dengan metode pembelajaran Examples Non Examples. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Unu yang terdaftar tahun
ajaran 2013/2014 yang berjumlah 15 orang siswa.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri
dan data kuantitatif diperoleh dengan alat evaluasi hasil belajar. Sumber data
dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu: Tes untuk mengetahui
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
197 setiap akhir tindakan (siklus). Hasil kemampuan akhir siswa dapat pula sebagai
acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran IPS.
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2
berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru/ peneliti dan kepada subyek
penelitian dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah di siapkan
oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas siswa dan aktifitas guru
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil data
yang diperoleh telah menunjukan hasil belajar siswa kelas V SDN Unu selama
kegiatan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan adanya daya serap individu
minimal 70% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa
yang ada, ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
diberlakukan di SDN Unu.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Analisis Hasil Tes Awal
No Aspek Perolehan Hasil
1. Skor tertinggi 70
2. Skor terendah 20
3. Jumlah siswa 15
4. Banyak siswa yang tuntas 3
5. Persentase tuntas klasikal 20%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil tes evaluasi pada kegiatan pra
tindakan yakni ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 20% atau terdapat 3
siswa yang tuntas dari 15 siswa secara keseluruhan. Sehingga hasil tersebut di atas mengharuskan peneliti melanjutkan ke tahap siklus I untuk lebih meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan media dalam
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
198
Tabel 2. Analisis Hasil Tes Akhir Siklus I
No Aspek Perolehan Hasil
1. Skor tertinggi 70
2. Skor terendah 50
3. Jumlah siswa 15
4. Banyak siswa yang tuntas 8
5. Persentase tuntas klasikal 53,33%
Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase tuntas klasikal yang diperoleh
sebesar 53,33% belum mencapai presentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan
oleh sekolah yaitu sebesar 80%. Sehingga hasil tersebut di atas mengharuskan
peneliti melanjutkan ke tahap siklus II untuk lebih memperbaiki proses
pembelajaran, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran
IPS dengan menggunakan media dalam pembelajaran.
Tabel 3. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
199 4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Menjawab pertanyaan
6. Memahami materi pembelajaran
7. Partisipasi dalam kelompok
8. Memahami tugas yang diberikan guru
9. Mengerjakan soal evaluasi
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No. Aspek Kegiatan Skor Kategori
1 2 3
1. Perencanaan 3 Baik
2. Membuka pembelajaran 3 Baik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 Baik
4. Memilih media sesuai materi 3 Baik
5. Menjelaskan materi 3 Baik
6. Membagi kelompok siswa 2 Cukup
7. Penguasaan kelas 3 Baik
8. Memberi evaluasi 2 Cukup
9. Menyimpulkan 3 Baik
10. Kegiatan akhir pelajaran 3 Baik
Skor yang Diperoleh 28
Skor Maksimal 40
Nilai Rata-rata (NR) 70%
Predikat/Kategori Cukup
Tabel 4. diketahui aktivitas guru dalam menerapkan media pembelajaran
pada siklus I masuk dalam kategori cukup. Dengan demikian tampak adanya
kecenderungan peningkatan perbaikan tindakan guru dalam menerapkan media.
Namun demikian, secara keseluruhan tindakan guru pada siklus I belum maksimal
sebab belum mencapai persentase dengan kategori baik atau sangat baik sehingga
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
200
Tabel 5. Hasil Tes Akhir Siklus II
No Aspek Perolehan Hasil
1. Skor tertinggi 100
2. Skor terendah 60
3. Jumlah siswa 15
4. Banyak siswa yang tuntas 14
5. Persentase tuntas klasikal 93,33%
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No Nama-nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Nelcin Sunggudek 4 3 4 3 3 3 3 3 3 29/36x100= 80,5 Baik
2 Otapia Yabintang 3 4 4 3 3 3 3 3 3 29/36x100= 80,5 Baik
3 Krismianto Siabide 3 3 3 3 3 4 3 3 3 28/36x100= 77,7 Baik
4 Stengli Yabintang 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28/36x100=77,7 Baik
5 Janwar Sitoki 4 3 4 3 3 3 3 3 4 28/36x100= 77,7 Baik
6 Mardion Pasondek 3 3 4 4 3 3 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik
7 Estin Basoa 3 3 3 3 4 4 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik
8 Risno Pasondek 4 4 3 3 3 3 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik
9 Riska Yabintang 3 3 3 3 3 3 3 3 4 28/36x100= 77,7 Baik
10 Memi Olukeseng 3 4 4 3 3 3 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik
11 Linda Yululano 3 3 3 3 3 4 3 3 3 28/36x100=77,7 Baik
12 Brayen Sambaulu 4 4 3 3 3 3 3 3 3 28/36x100=77,7 Baik
13 Marsya see 3 3 3 4 3 4 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik
14 Marsyanda Pasondek 3 4 4 3 3 3 3 3 3 29/36x100=80,5 Baik
15 Amel See 3 3 3 3 3 4 3 3 3 28/36x100=77,7 Baik
Keterangan:
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
201 4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Menjawab pertanyaan
6. Memahami materi pembelajaran
7. Partisipasi dalam kelompok
8. Memahami tugas yang diberikan guru
9. Mengerjakan soal evaluasi
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No. Aspek Kegiatan Skor Keterangan
1 2 3
1. Perencanaan 3 Baik
2. Membuka pembelajaran 4 Sangat Baik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Sangat Baik
4. Memilih media sesuai materi 4 Sangat Baik
5. Menjelaskan materi 3 Baik
6. Membagi kelompok siswa 4 Sangat Baik
7. Penguasaan kelas 3 Baik
8. Memberi evaluasi 4 Sangat Baik
9. Menyimpulkan 4 Sangat Baik
10. Kegiatan akhir pelajaran 4 Sangat Baik
Skor yang Diperoleh 37
Skor Maksimal 40
Nilai Rata-rata (NR) 92,5%
Tabel 6. menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tindakan guru pada
siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan perolehan skor
mencapai 37 dari 40 skor maksimal sehingga rata-rata skor mencapai 92,5% dan
termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini berarti taraf keberhasilan peneliti
menurut observer dalam kategori sangat baik atau sudah mencapai indikator yang
telah ditentukan.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
202 Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I yang telah dilakukan,
memberikan informasi sebagai berikut:
1. Waktu yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kurang efisien
melebihi waktu yang ditentukan, sehingga waktu untuk kelompok siswa yang
lain merampungkan pekerjaannya menjadi berkurang. Waktu diatur dan
diperhitungkan dengan sebaik-baiknya.
2. Saat menjelaskan penggunaan media pembelajarannya hendaknya siswa
diajak membantu agar ikut aktif baik fisik maupun pikirannya sehingga
menjadi anak yang terampil.
3. Bahasa yang digunakan guru untuk menjelaskan materi kurang dapat
dipahami oleh siswa, sehingga ada siswa yang hanya diam saja sewaktu
diberi pertanyaan. Dianjurkan penggunaan bahasa pada waktu menerangkan
materi pembelajaran menggunakan bahasa atau kata-kata yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan diterima oleh siswa, mengingat daya tangkap
dan pikir siswa berbeda-beda.
4. Siswa takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena
belum bisa atau terlatih, maka sangat perlu siswa diajak tanya jawab atau
dialog secara personal. Dengan dibentuknya kelompok salah satu tujuannya
adalah agar siswa berani mengeluarkan pendapat dihadapan teman-temannya.
5. Secara keseluruhan pelaksanaan Siklus I berlangsung cukup baik walaupun
hasil yang diharapkan belum terlalu nampak peningkatan hasil belajarnya
belum kondusif. Terbukti pada hasil tes rata-rata kelas masih mencapai nilai
6,83. Namun dari segi aktivitas siswa dan guru sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan. Olehnya itu, dari hasil yang diperoleh dari pelaksanaan
tindakan siklus I, Maka siklus perlu di ulang dan dikembangkan agar
kemampuan siswa dalam pelajaran IPS dapat ditingkatkan sehingga hasil
belajar yang maksimal dapat tercapai.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II juga memberikan informasi sebagai berikut :
1. Dengan cepat siswa dapat merespon pertanyaan guru dengan jawaban yang
benar. Hal ini guru tanpa harus menunjuk pada siswa, siswa mengacungkan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
203 2. Siswa tampak aktif dalam kelompok. Dan mampu menyelesaikan LKS
dengan baik.
3. Keberanian siswa semakin tumbuh, sebagian besar mengacungkan jarinya
untuk menjawab pertanyaan guru.
4. Selama evaluasi berlangsung siswa mengerjakan dengan tenang, tertib karena
mengharapkan nilai yang terbaik. Ini berarti rasa tanggung jawab dan
percaya diri sudah dimiliki dan disadari oleh masing-masing siswa.
5. Siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah paham dengan
penjelasan guru tentang materi pelajaran IPS. Siswa telah dilibatkan secara
langsung dalam pembelajaran. Berdasarkan atas pelaksanaan tindakan siklus
II dihasilkan hal-hal sebagai berikut, (1) keaktifan siswa mengikuti proses
pembelajaran meningkat sehingga cepat merespon pertanyaan guru. (2) siswa
aktif dalam kelompok. (3) penggunaan media peta dalam proses belajar
mengajar dapat merangsang keterlibatan intelektual, emosional siswa
sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik serta senang
belajar. (4) suasana diskusi data berkembang dengan baik. (5) guru menjadi
arahan yang baik dalam pembelajaran.
6. Siklus II dipandang sudah cukup, karena ketrampilan siswa saat mengerjakan
tes telah mencapai nilai rata-rata di atas tolak ukur keberhasilan, yaitu nilai
8,93 dan dengan demikian kepastian tindakan penelitian dapat dicapai.
Berdasarkan hasil secara keseluruhan, pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran examples non examples dengan baik. Kemampuan siswa
kelas V SDN Unu dapat ditingkatkan serta potensi siswa dapat ditumbuh kembangkan.
Hal ini tampak dari analisis evaluasi yang dilakukan setelah akhir
pelaksanaan siklus II. Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes evaluasi dinilai
secara individu mencapai rata-rata 8,93 (di atas 7,00 yang menjadi tolak ukur
keberhasilan) dalam PTK ini.
IV. PENUTUP
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
204 Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dalam
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut Hasil belajar siswa kelas V SDN
Unu pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran examples non examples mengalami peningkatan dari siklus I ketuntasan klasikal 53,33% menjadi 93,33% pada siklus II. Sehingga rata-rata peningkatan siklus I ke siklus II
yang terjadi sebesar 40%.
Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di
SDN Unu, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih mengoptimalkan media dalam kegiatan pembelajaran
agar menarik minat dan hasil belajar siswa.
2. Kepada pihak pengambil kebijakan, agar memperhatikan segala kesulitan
yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Chotimah. (2007). Model-model Pembelajaran IPS. Makalah diklat guru. Yogyakarta: PPPG
Rochyandi. (2004). Model Mengajar & Bahan Pembelajaran. (cetakan ke-2) Bandung: Alqaprint
Slameto. (1995).Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi,Jakarta, Rineka Cipta
Soewondo. S., (1982). Pengaruh Minat Pada Siswa TVRI Terhadap Prestasi Belajar. Jakarta: FKIP.1991.