• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMA PENDIDIKAN, JENIS PEKERJAAN, USIA KAWIN PERTAMA DAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA MERAK BATIN KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAMA PENDIDIKAN, JENIS PEKERJAAN, USIA KAWIN PERTAMA DAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA MERAK BATIN KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAMA PENDIDIKAN, JENIS PEKERJAAN,

USIA KAWIN PERTAMA DAN PENGGUNAAN ALAT KONRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI DESA MERAK BATIN KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2014

(Skripsi)

Oleh LILY HANIFAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH LAMA PENDIDIKAN, JENIS PEKERJAAN,

USIA KAWIN PERTAMA DAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI DESA MERAK BATIN KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2014

Oleh LILY HANIFAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pendidikan, jenis pekerjaan, usia kawin pertama dan penggunaan alat kontrasepsi terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita pasangan usia subur (PUS) di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014.

Penelitian menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita PUS yang memiliki anak lahir hidup minimal satu, dengan jumlah 2.035 jiwa, dengan sampel penelitian sebesar 95 wanita PUS yang diperoleh menggunakan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan menggunakan wawancara terstruktur dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) lama pendidikan berpengaruh terhadap jumalah anak yang dilahirkan, besarnya sumbangan pengaruh (r2) yaitu 23,9 persen, (2) jenis pekerjaan berpengaruh terhadap jumlah anak yang dilahirkan, besarnya sumbangan pengaruh (r2) yaitu 20,8 persen, (3) usia kawin pertama berpengaruh terhadap jumlah anak yng dilahirkan, besarnya sumbangan pengaruh (r2) yaitu 31,6 persen,(4) penggunaan alat kontrasepsi berpengaruh terhadap jumalah anak yang dilahirkan, besarnya sumbangan pengaruh (r2) yaitu 51,1 persen, (5) lama pendidikan, jeis pekerjaan, usia kawin pertama dan penggunaan alat kontrasepsi berpengaruh terhadap jumlah anak yang dilahirkan, besarnya sumbangan pengaruh (r2) yaitu 61,10 persen.

(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LONG EDUCATION, OCCUPATION, FIRST MARRIAGE AGE AND USE CONTRACEPTIVE DEVICE ON NUMBER OF CHILDREN BORN FEMALE AGE COUPLE LUSH

(EFA) IN MERAK BATIN VILLAGE NATAR DISTRICT SOUTH LAMPUNG REGENCY

YEAR 2014

By

LILY HANIFAH

This study aims to determine the effect of long education, occupation, first marriage age and use contraceptive device on number of children born female age couple lush (efa) in merak batin village natar district south lampung regency year 2014.

Research using survey method. The population in this study are all EFA woman who had at least one child born alive, the number of 2,035 inhabitants, with a sample of 95 women EFA obtained using proportional random sampling technique. Data were collected using structured interviews and documentation. The data analysis technique used is a simple linear regression analysis and multiple linear regression analysis.

The results showed that (1) the length of education affect the number of children born, the contribution of influence (r2) is 23,9 percent, (2) the type of work affect the number of children born, the contribution of influence (r2) is 20,8 percent, (3) age at first marriage affect the number of children born, the contribution of the effect (r2) is 31,6 per cent, (4) the use of contraceptives affect the number of children born, the contribution of influence (r2) is 51,1 percent, (5) the length of education, occupation, age at first marriage and the use of contraceptives affect the number of children born, the contribution of influence (r2) is 61,10 percent.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kelurahan Gunung Sulah yang berada di Kecamatan Way Halim, Ibu Kota Bandar Lampung Lampung pada 31 Agustus 1992. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Suwarno dan Ibu Muhimah.

Pendidikan yang pernah dilalui adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Surabaya diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 12 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2010. Tahun ajaran 2010 terdaftar sebagai Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur SNMPTN.

(9)

MOTO

Kesabaran dan Usaha Keras akan sanggup Menghilangkan Kesulitan dan Melenyapkan Rintangan

(Penulis)

Kadang keberhasilan baru akan tiba setelah kesulitan dialami. Maka jangan menyerah dalam menggapai keberhasilan walau kesulitan

menghadang. (Mario Teguh)

“Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika

tidak disertai cinta”

(10)

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan

salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW. Ya allah ...

Terima kasih atas nikmat dan rahmat-mu, hari ini hamba bahagia. Sebuah perjalanan panjang dan gelap, telah kau berikan secercah cahaya terang. Syukur

alhamdulillah. Kini aku tersenyum dalam iradat-mu. Kini baru kumengerti arti kesabaran dalam penantian, sungguh tak kusangka ya allah.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

Ibu dan Bapak tercinta, Mamasku Rahmat Hidayat, Mbakku Nurhasanah dan Mas Wahyu Dwi Setyawanyang selalu senatiasa memberikan semangat dan

motivasi demi keberhasilanku.

Para pendidik yang dengan tulus, ikhlas dan penuh kesabaran dalam mendidikku. Kepada teman-teman seperjuangan khususnya teman-teman pendidikan Geografi agkatan 2010 yang tak bisa tersebutkan namanya satu persatu terima kasih yang

tiada tara ku ucapakan. Terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, yang telah memberikan motivasi dan inspirasi, bersama kalian aku belajar

memaknai hidup.

(11)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya dapat terselesaikan skripsi yang berjudul “Lama Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Usia Kawin Pertama dan Penggunaan Alat Kontrasepsi Terhadap Jumlah Anak yang Dilahirkan Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014”. Shalawat teriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan umat manusia.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Pembimbing I, Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing Akademik dan Ibu Dr. Hj. Trisnaningsih, M. Si., selaku Pembahas yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, nasihat dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

(12)

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama, Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas saran yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh staff dan dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

6. Bapak Agus, selaku Kepala Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan atas izin dan bantuan yang diberikan selama melakukan penelitian.

7. Bapak Suwandi, S.H., selaku Kepala PLKB Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan atas izin dan bantuan yang diberikan selama melakukan penelitian.

(13)

atas doa dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku tercinta, Nanik, Aya, Mba Noey, Dwi, Erna, Tyas, Riana, Uly, Ilma, Indah, Lala, Citra, Fuspa, Melya, Milda, Mia, Reni, Eka, Dewi, Lya, Nope, Echa, Bagus, Jefri, Qeis, Aris, Catur, Josan, Azmi, Areta, David, Bagus, Asrul, Alm. Hegar Prahara, Marsel, Fatih, Agung, Angga, Welly, terima kasih atas persahabatan, kebersamaan dan semangatnya selama ini.

10. Teman-teman seperjuangan khususnya Geografi angkatan 2010 yang selalu menjadi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuanganku di Desa Pagar Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat, Noce, Imam, Selvita, Hikmah, Mbak Zima, Risma, Inayah, Mbak Mei, terima kasih atas semangat, kebersamaan dan do’anya selama ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis berharap kiranya Allah SWT senantiasa memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita semua dan semoga skripsi ini berguna bagi kita semua, amin.

Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 10

C.Batasan Masalah ... 11

D.Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Penelitian ... 12

G.Ruang Lingkup Penelitian ... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 14

1. Aspek-Aspek Demografi ... 14

a. Demografi ... 14

b. Fertilitas ... 14

2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Fertilitas... 15

a. Lama Pendidikan ... 17

b. Jenis Pekerjaan ... 19

c. Usia Kawin Pertama ... 21

d. Penggunaan Alat Kontrasepsi ... 22

e. Pasangan Usia Subur (PUS) ... 32

B.Penelitian yang Relevan ... 33

C.Kerangka Pikir ... 34

(15)

III. METODOLOGI PENELITIAN

(16)

iii

E. Pembahasan ... 95

V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 124

B.Saran ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 127

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Anak Lahir Hidup yang Dilahirkan Wanita PUS di Desa Merak Batin Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 3

2. Lama Pendidikan Wanita PUS di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 5

3. Jenis Pekerjaan Wanita PUS di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 6

4. Usia Kawin Pertama Wanita PUS di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 7

5. Jenis Alat Kontrasepsi Wanita PUS di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 9

6. Penelitian yang Relevan ... 33

7. Perhitungan Proporsi Sampel Tiap Wilayah ... 41

8. Perhitungan Persebaran Sampel ... 42

9. Interpretasi Nilai “r” ... 49

10. Hasil Validitas Item Pertanyaan Kuesioner Tentang Variabel Lama Pendidikan ... 50

11. Hasil Validitas Item Pertanyaan Kuesioner Tentang Variabel Jenis Pekerjaan ... 51

12. Hasil Validitas Item Pertanyaan Kuesioner Tentang Variabel Usia Kawin Pertama ... 52

(18)

v

14. Hasil Uji Normalitas ... 55 15. Hasil Homogenitas ... 57

16. Penggunaan Lahan Desa Merak Batin Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 64 17. Persebaran Penduduk Per Dusun Di Desa Merak Batin

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 65 18. Pengelompokkan Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin

Di Desa Merak Batin Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 68 19. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2013 ... 71 20. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Di Desa Merak BatinKecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 ... 72 21. Umur Wanita Pasangan Usia Subur di Desa Merak Batin

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 73 22. Umur Wanita PUS Terhadap Jumlah Anak yang Dilahirkan

di Desa Merak Batin Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 74 23. Lama Pendidikan Wanita Pasangan Usia Subur

di Desa Merak Batin Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 75 24. Lama Pendidikan Wanita PUS Terhadap Jumlah Anak

yang Dilahirkan di Desa Merak Batin

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 76 25. Jenis Pekerjaan Wanita PUS di Desa Merak Batin

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 78 26. Jenis Pekerjaan Wanita PUS Terhadap Jumlah Anak Yang Dilahirkan

di Desa Merak Batin Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 79 27. Usia Kawin Pertama Wanita PUS di Desa Merak Batin

(19)

28. Usia Kawin Pertama Wanita PUS Terhadap Jumlah Anak yang Dilahirkan di Desa Merak Batin

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 81

29. Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita Pasangan Usia Subur di Desa Merak Batin Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 83 30. Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Terhadap

Jumlah Anak yang Dilahirkan di Desa Merak Batin

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 ... 84 31. Jumlah Anak yang Dilahirkan Wanita Pasangan Usia Subur

di Desa Merak Batin Kecamatan Natar

(20)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Bagan Kerangka Pikir ... 36 2. Peta Peta Sebaran Responden Wanita PUS Desa Merak Batin

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014an ... 43 3. Peta Desa Merak Batin Kecamatan Natar

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Definisi Operasional Variabel ... 130

2. Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian ... 131

3. Kuesioner Penelitian ... 132

4. Data Identitas Wanita PUS Desa Merak Batin ... 140

5. Data Lama Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Wanita PUS Desa Merak Batin ... 144

6. Data Usia Kawin Pertama Wanita PUS Desa Merak Batin ... 148

7. Data Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Desa Merak Batin ... 152

8. Data Jumlah Anak yang Dilahirkan Wanita PUS Desa Merak Batin ... 156

9. Rekapitulasi Data Uji Coba ... 161

10. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 164

11. Uji Normalitas ... 170

12. Uji Homogenitas ... 172

13. Uji Hipotesis ... 173

14. Tabel t Statistik ... 179

15. Tabel F Statistik ... 180

(22)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat dunia, secara kuantitas penduduk Indonesia merupakan yang terbesar keempat setelah China, India, dan Amerika Serikat (BKKBN, 2007: 2). Pertumbuhan pendudukan yang tinggi menimbulkan masalah bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup warga negaranya.

(23)

2010 - 2014 bahwa sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan Program KB adalah menurunnya TFR menjadi 2,36 pada tahun 2014 (SDKI, 2012: 9).

Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 909.989 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,47% per tahun (BPS, 2010: 7). Dari jumlah penduduk tersebut, persentase terbesar yaitu sekitar 19,16% berada di Kecamatan Natar. Kecamatan Natar merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang besar yaitu sebanyak 174.396 jiwa. Di Kecamatan Natar terdiri dari 26 desa yang salah satunya Desa Merak Batin, yaitu salah satu desa yang memiliki jumlah penduduk yang banyak yaitu 14.430 jiwa (Monografi Kecamatan, 2013).

Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi, pemerintah mencanangkan suatu gerakan Keluarga Berencana (KB) dengan mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk mewujudkan penduduk dan keluarga-keluarga yang berkualitas.

(24)

3

mengendor apalagi memburuk (BKKBN, 2007: 3). Kenyataannya masih dijumpai keluarga pasangan usia subur (PUS) yang memiliki anak lebih dari dua orang, seperti halnya yang terdapat pada keluarga pasangan usia subur di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2014.

Desa Merak Batin, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan berpenduduk 14.430 jiwa yang terdiri dari 3.310 Kepala Keluarga, dan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 2.204 Kepala Keluarga dengan jumlah anak yang dilahirkan sebanyak 5.640 jiwa (Monografi Desa Merak Batin, Tahun 2013). Sebagai gambaran tentang jumlah anak yang dilahirkan pasangan usia subur (PUS) di desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Jumlah Anak Lahir Hidup Pada Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Setiap Dusun di Desa Merak Batin, Kecamatan Natar,

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013.

No. Dusun Jumlah PUS

Sumber: PLKB Desa Merak Batin, 2013.

(25)

Hal ini tidak sesuai dengan kebijakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yaitu jumlah anggota keluarga yang ideal adalah 4 orang yang terdiri dari satu ayah, satu ibu, dan dua anak cukup. Keluarga yang memiliki anak ≤ 2 dikategorikan sebagai keluarga kecil atau sedikit dan yang memiliki anak > 2 dikategorikan sebagai keluarga besar atau memiliki anak banyak.

Keluarga pasangan usia subur (PUS) yang memiliki anak lebih dari dua orang masih dijumpai di Desa Merak Batin, tetapi tidak semua PUS di Desa Merak Batin sudah memiliki anak, hanya 2035 PUS yang sudah memiliki anak yang dilahirkan minimal satu, yang terdiri atas 775 PUS (38,08 persen) yang memiliki anak kurang dari atau sama dengan dua (≤ 2) anak dan 1260 PUS (61,92 persen) yang memiliki anak lebih dari dua atau (> 2) anak (Monografi Desa Merak Batin, 2013).

Banyaknya anak yang dimiliki oleh PUS di Desa Merak Batin ini tidak sesuai dengan visi BKKBN yaitu “Penduduk Tumbuh Seimbang 2015”. Dalam

mencapai kondisi penduduk tumbuh seimbang merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional yaitu mewujudkan pertumbuhan penduduk yang stabil yang ditandai dengan menurunnya angka fertilitas (TFR) menjadi 2,1 per wanita atau Net Reproduction Rate (NRR) sama dengan 1 (BKKBN, 2011: 5).

(26)

5

Tingkat pendidikan wanita PUS di Desa Merak Batin masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Wanita PUS di Desa Merak Batin Tahun 2013. No. Tingkat Pendidikan Jumlah Wanita

PUS

Persentase (%)

1. Tidak tamat SD 330 14,97

2. Tamat SD-SMP 1071 48,59

3. SMA 637 28,80

4. Perguruan Tinggi 150 6,80

Jumlah Total 2204 100,00

Sumber : PLKB Desa Merak Tahun 2013.

Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa persentase terbesar (48,59 persen) adalah wanita PUS yang memiliki tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah. Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 48,59 persen hanya tamat SD - SMP dan wanita pasangan usia subur yang memiliki tingkat pendidikan tinggi hanya 6,80 persen Hal ini dapat diketahui bahwa menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003: 20), pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi atau Universitas. Sehingga masih banyak wanita pasangan usia subur di Desa Merak Batin memiliki pendidikan yang rendah yaitu dengan sebagian besar yaitu 48,59 persen wanita PUS hanya tamat SD - SMP.

(27)

dilahirkan, dimana hal ini dapat tejadi melalui meningkatnya usia kawin pertama, karena tingginya tingkat pendidikan dan penggunaan alat kontrasepsi. Tingkat pendidikan yang rendah yang dimiliki wanita PUS di Desa Merak Batin berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mendapatkan pekerjaan yang memerlukan keahlian yang memadai dengan imbalan yang lebih baik. Hal ini yang menyebabkan wanita pasangan usia subur di Desa Merak Batin tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga dan hanya sebagian wanita yang bekerja. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 3 Berikut ini:

Tabel 3. Pekerjaan Wanita PUS di Desa Merak Batin Tahun 2013.

No. Pekerjaan Jumlah Wanita PUS Persentase (%)

1. Tidak Bekerja 1.473 66,84

2. Bekerja 731 33,16

Jumlah Total 2.204 100,00

Sumber : PLKB Desa Merak Batin Tahun2013.

Berdasarkan Tabel 3, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar 1.473 (66,84 persen wanita PUS) di Desa Merak Batin hanya sebagai ibu rumah tangga, sedangkan yang bekerja hanya 731 persen (33,16 wanita PUS). Hal ini dapat diketahui karena masih banyaknya wanita PUS yang memiliki pendidikan yang rendah dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang sehingga sulit untuk mencari pekerjaan.

(28)

7

jumlah anak yang dilahirkan, karena dengan usia kawin yang relatif muda maka masa melahirkan lebih lama, sehingga memperbesar kemungkinan bagi seorang ibu untuk melahirkan banyak anak.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, pasal 6 ayat 2 “Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang

belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua”. Seperti halnya yang terdapat di Desa Merak Batin, masih terjadi rendahnya

usia kawin pertama wanita PUS, hal ini dapat terlihat dari data perkawinan yang terjadi selama lima tahun terakhir, tetapi berdasarkan data yang diperoleh dari KUA Kecamatan Natar, tidak semua perkawinan PUS tercatat di KUA, hal ini disebabkan karena tidak semua PUS menikah di KUA Kecamatan Natar, berikut ini merupakan perkawinan yang tercatat di KUA Kecamatan Natar selama lima tahun terakhir dari tahun 2009 sampai 2013 yaitu pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Usia Kawin Pertama wanita PUS di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013. No. Usia Sumber: KUA Kecamatan Natar Tahun, 2013.

(29)

379 (57,51 persen), dibandingkan yang menikah pada usia dewasa yaitu usia kawin lebih dari 20 tahun (>20) sebanyak 280 (42,48 persen). Rata-rata usia kawin pertama di Desa Merak Batin dari tahun 2009 - 2013 ada peningkatan yaitu pada tahun 2009 rata-rata usia kawin pertama yaitu 17 tahun, kemudian pada tahun 2010 - 2012 rata-rata usia kawin pertama meningkat menjadi 18 tahun, kemudian pada tahun 2013 meningkat yaitu dengan rata-rata usia kawin pertama yaitu umur 19 tahun yang dimana masih tergolong rendah. Dimana rata-rata usia kawin di tingkat Provinsi Lampung dan Nasional yaitu 19,38 tahun dan rata-rata usia kawin pertama di tingkat Nasional yaitu 19,70 tahun (BPS, 2010: 5). Tren usia kawin pertama wanita PUS yang menikah pada usia kurang dari atau sama dengan 20 tahun (≤ 20) cenderung meningkat dari tahun 2009 - 2013. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran wanita PUS di Desa Merak Batin untuk menunda perkawinan masih rendah, karena masih terjadi usia kawin pertama yang tergolong rendah yaitu pada usia kurang dari atau sama dengan 20 tahun, dimana hal ini menunjukan bahwa pendewasaan usia pernikahan (PUP) diduga belum berjalan dengan maksimal di Desa Merak Batin.

(30)

9

satu-satunya upaya penurunan fertilitas, upaya yang lain yaitu dengan penggunaan alat kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan usia subur (PUS).

Secara umum, wanita PUS di Desa Merak Batin yang menggunakan alat kontrasepsi yaitu sebanyak 1.518 (68,0 persen) dan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi yaitu 686 (32,0 persen), PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi memiliki berbagai alasan untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi (PLKB Kecamatan Natar, 2013).

Dari jumlah PUS yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 1.518 (68,0 persen), jenis alat kontrasepsi (KB) yang dipakai PUS di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan 2014, dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Jenis Alat Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013.

No. Alat Kontrasepsi Akseptor KB Persentase (%)

Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP)

1106 72,86

1. SUNTIK 645 42,49

2. PIL 450 29,64

3. KONDOM 11 0,73

Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) 412 27,14

5. IMPLANT/SUSUK KB 222 14,62

6. IUD (Intra Uterine Device) 144 9,48

7. MOP/Vasektomi 26 1,72

8. MOW/Tubektomi 20 1,32

Jumlah 1518 100,0

Sumber: PLKB Desa Merak Batin Tahun 2013.

(31)

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP). Jenis alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh PUS adalah suntik (42,49 persen) dan pil (29,64 persen) menempati urutan kedua. Kedua jenis alat kontrasepsi tersebut merupakan metode kontrasepsi Non MKJP, yaitu alat kontrasepsi jangka pendek yang tingkat kegagalannya relatif tinggi jika dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, MOW/Tubektomi, MOP/Vasektomi, Implant/Susuk.

Jadi, dapat diketahui bahwa wanita PUS yang menggunakan alat kontrasepsi banyak menggunakan jenis alat kontrasepsi Non MKJP dibanding dengan MKJP. Sedangkan alat kontrasepsi Non MKJP memiliki efektifitas yang rendah dan resiko kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan alat kontrasepsi MKJP yang diduga berdampak pada jumlah anak yang dilahirkan seperti terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan diharapkan.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka ingin diteliti tentang pengaruh lama pendidikan, jenis pekerjaan, usia kawin pertama dan penggunaan alat kontrasepsi terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita pasangan usia subur (PUS) di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

(32)

11

3. Banyaknya wanita PUS yang tidak bekerja. 4. Rendahnya usia kawin pertama wanita PUS.

5. Keikutsertaan PUS sebagai akseptor KB masih rendah.

6. Penggunaan alat kontrasepsi oleh wanita PUS yang tidak teratur.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Lama pendidikan wanita PUS. 2. Jenis pekerjaan wanita PUS. 3. Usia kawin pertama wanita PUS.

4. Penggunaan alat kontrasepsi oleh wanita PUS. 5. Banyaknya jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan lama pendidikan terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan jenis pekerjaan terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS?

(33)

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan alat kontrasepsi terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan lama pendidikan, jenis pekerjaan, usia kawin pertama dan penggunaan alat kontrasepsi terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh lama pendidikan terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS.

2. Untuk mengetahui pengaruh jenis pekerjaan terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS.

3. Untuk mengetahui pengaruh usia kawin pertama terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS.

4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat kontrasepsi terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS.

5. Untuk mengetahui pengaruh lama pendidikan, jenis pekerjaan, usia kawin pertama dan penggunaan alat kontrasepsi terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS.

F. Kegunaan Penelitian

(34)

13

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi penelitian yang sejenis di lokasi lain.

3. Hasil penelitian ini, diharapkan berguna bagi pembaca dalam melakukan penelitian tentang banyaknya jumlah anak yang dilahirkan PUS.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup objek penelitian ini adalah lama pendidikan, jenis pekerjaan, usia kawin pertama dan penggunaan alat kontrasepsi wanita pasangan usia subur (PUS) di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014.

2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah semua wanita pasangan usia subur (PUS) yang memiliki anak lahir hidup minimal satu di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014.

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Desa Merak Batin Tahun 2014.

(35)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Aspek-Aspek Demografi

a. Demografi

Menurut Donald J. Bague dalam Pollard dan Yusuf (1989: 12) demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi, distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti: kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu.

b. Fertilitas

(36)

15

studi fertilitas jumlah diberikan batas-batas yang teliti, misalnya: tingkat kelahiran kasar, tingkat kelahiran menurut umur tertentu, tingkat fertilitas umum dan tingkat reproduksi kotor.

Menurut Mantra (2003: 145) fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati (still birth) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Disamping istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologi dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup.

Menurut NKKBS dalam BKKBN (2007: 12) adalah satu keluarga terdiri dari 4 orang yang terdiri dari satu ayah, satu ibu dan dua anak cukup. Dimana suatu keluarga yang memiliki anak ≤ 2 dikategorikan sebagai keluarga kecil atau sedikit

dan yang memiliki anak > 2 dikategorikan sebagai keluarga besar atau mempunyai banyak anak.

2. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Fertilitas

(37)

demografi antara lain keadaan penduduk, tingkat pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi, penggunaan alat kontrasepsi, serta tingkat pengetahuan KB.

Menurut Davis dan Blake dalam Singarimbun (1978: 2), ada sebelas variabel antara yang berpengaruh langsung terhadap fertilitas, yaitu:

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk hubungan kelamin (intercourse variables).

A. Faktor –faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perceraian hubungan kelamin (sexual union) dalam masa reproduksi.

1. Umur memulai hubungan kelamin.

2. Selibat permanen; proporsi wanita yang tak pernah mengadakan hubungan kelamin.

3. Lamanya periode reproduksi yang hilang sesudah atau diantara masa hubungan kelamin:

a. Bila hidup sebagai suami istri itu berakhir karena perceraian, berpisah atau salah seorang melarikan diri.

b. Bila hidup sebagai suami istri itu berakhir karena suami meninggal. B. Faktro-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk hubungan kelamin.

4. Abstinensi sukarela.

5. Abstinensi terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tak terhindari).

6. Frekuensi hubungan seks (tidak termasuk masa abstinensi).

II.Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk hubungan kelamin (conception variables).

7. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh sebab-sebab di luar kemauan.

8. Menggunakan atau tak menggunakan metode-metode kontrasepsi: a. Menggunakan cara-cara mekanik dan bahan-bahan kimia. b. Menggunaka cara lain.

9. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh sebab-sebab yang disengaja sterilisasi, subinsisi, obat-obatan dan sebagainnya.

III.Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat (gestation variables).

10.Mortalitas janin karena sebab-sebab yang tidak disengaja. 11.Mortalitas janin karena sebab-sebab yang disengaja.

(38)

setidak-17

tidaknya menjamin orang-orang muda itu mempunyai keturunan sebelum mereka menutup usia.

Dalam situasi tertentu, keluarga berencana merupakan pendekatan tidak langsung, dan dapat dipandang sebagai suatu cara politis yang dapat diterima untuk memulai “pengendalian laju pertumbuhan penduduk” pada tingkat nasional dengan

mempromosikan penekanan fertilitas dan pembentukan keluarga kecil di kalangan suami istri.

Langkah pertama untuk menanggulangi laju pertumbuhan penduduk yang demikian tinggi adalah memperkenalkan cara kontrasepsi, dan cara tersebut diharapkan akan dilaksanakan oleh masyarakat secara sukarela. Menurut Davis dan Blake dalam Singarimbun (1978: 3) Penurunan fertilitas diakibatkan oleh adanya faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konsepsi salah satunya adalah dengan pemakaian alat kontrasepsi.

a. Lama Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, 2003: 2)

(39)

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003: 20), indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari:

1. Pendidikan dasar: Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. 2. Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

3. Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi atau Universitas.

Program pendidikan baik melalui sekolah maupun lewat media hampir pasti mempunyai pengaruh dalam jangka waktu yang panjang, walaupun secara teknis pengaruhnya yang pasti tidak dapat dihitung. Setiap usaha untuk menanamkan kesadaran tentang akibat jumlah penduduk yang tak terkendalikan baik untuk keluarga maupun untuk bangsa, akan membantu usaha untuk menurunkan tingkat fertilitas.

(40)

19

Terence dan Valerie dalam Singarimbun (1978: 73) mengemukakan bahwa

perbedaan fertilitas pada wanita yang pernah kawin dapat terlihat menurut tingkat

pendidikannya.

Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mempunyai kaitan dengan pengetahuan dan pandangan dalam pembatasan jumlah anak dengan lama pendidikan yang ditempuh atau diselesaikan oleh wanita PUS yang dinyatakan dalam lama mengikuti pendidikan diukur dalam tahun, pendidikan dapat mempengaruhi jumlah anak yang dilahirkan. Berikut ini merupakan kriteria yang digunakan untuk mengukur lama pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Lama menempuh pendidikan 6 tahun untuk SD. b. Lama menempuh pendidikan 9 tahun untuk SMP. c. Lama menempuh pendidikan 12 tahun untuk SMA.

d. Lama menempuh pendidikan > 12 tahun untuk Perguruan Tinggi (PT).

b. Jenis Pekerjaan

(41)

menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif dalam pembangunan.

Status bekerja merupakan status wanita pasangan usia subur dalam pekerjaan. Semakin banyak jam kerja seseorang maka akan semakin besar produktivitasnya dan semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja maka akan semakin kecil pula peluang untuk memperoleh anak.

Muchtar dan Purnomo (2009: 5) mengemukakan status bekerja wanita mempunyai pengaruh terhadap tingkat fertilitas. Wanita yang bekerja umumnya mempunyai tingkat fertilitas lebih rendah dari wanita yang tidak bekerja. Dalam analisa pekerjaan dibedakan antara wanita bekerja dan tidak bekerja. Berikut ini merupakan kriteria yang digunakan untuk mengukur pekerjaan adalah sebagai berikut:

a. Bekerja, bila responden memiliki pekerjaan selain ibu rumah tangga. Pekerjaan menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) dibedakan menjadi kategori yaitu:

- Berusaha sendiri.

- Berusaha dengan bantuan orang lain tetapi tidak tetap. - Berusaha sendiri dengan bantuan tetap.

- Buruh/Karyawan/Pegawai. - Pekerja keluarga.

(42)

21

c. Usia Kawin Pertama

Menurut Undang-undang Perkawinan tahun 1974 Pasal 1, bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Usia kawin pertama adalah usia kawin pertama wanita PUS saat pertama kali melangsungkan perkawinan pertama yang dinyatakan dalam tahun.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, pasal 6 ayat 2 “Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang

belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua”. Kemudian menurut Hartanto (2004, p.45), “Usia 20 - 35 tahun dikategorikan dalam Pasangan Usia Subur (PUS)”.

Perkawinan yang diadakan pada umur muda setidak-tidaknya menjamin orang-orang muda itu mempunyai keturunan sebelum mereka menutup usia. Kemudian, fertilitas akan dapat menurun karena penundaan usia kawin dan meningkatnya penggunaan kontrasepsi (Singarimbun, 1978: 74).Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dari Program Keluarga Berencana Nasional Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) memberikan dampak pada peningakatn umur kawin yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR) (BKKBN, 2013: 23).

(43)

dan penduduk secara umumnya. Semakin lama masa reproduksi wanita, maka kemungkinan wanita tersebut melahirkan banyak anak akan semakin besar (BKKBN, 2007: 6).

Menurut BKKBN (2007: 62), “Usia Ideal perkawinan untuk anak laki-laki adalah

minimal 25 tahun dan minimal 21 tahun bagi perempuan. Usia 25 tahun bagi laki-laki sudah dianggap matang dari segi emosi, ekonomi, dan sosial. Begitu juga usia 21 tahun sudah dianggap matang bagi perempuan dari segi emosi, kepribadian, dan sosialnya”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka kriteria usia kawin pertama

dapat dibedakan yaitu sebagai berikut: 1. Usia kawin pertama < 20 tahun. 2. Usia kawin pertama 20 - 24 tahun. 3. Usia kawin pertama > 24 tahun.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penundaan usia kawin dan peningkatan jumlah wanita dalam pasaran kerja biasanya dianggap dapat menurunkan tingkat fertilitas.

d. Penggunaan Alat Kontrasepsi

(44)

23

Pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu dari sekian banyak variabel yang secara langsung berpengaruh terhadap tingkat fertilitas. Sementara itu kontribusi pemakaian kontrasepsi terhadap penurunan angka kelahiran tidak saja ditentukan oleh banyaknya pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi tetapi juga dipengaruhi oleh kualitas pemakaiannya. Sebenarnya yang dibutuhkan adalah menggiatkan pelaksanaan yang sekarang telah dimulai. Masih lebih banyak yang dapat dilaksanakan dalam pemberian informasi, dalam usaha menyebarkan alat kontrasepsi melalui saluran komersil, dalam pemanfaatan tenaga mantri.

Menurut Davis dan Blake dalam Singarimbun (1978: 3) penurunan fertilitas diakibatkan oleh adanya faktor-faktor yang mempegaruhi terjadinya konsepsi salah satunya adalah dengan pemakaian alat kontrasepsi. Selain itu, menurut Bernard Bereslon dalam Singarimbun (1978: 76) langkah pertama untuk menanggulangi laju pertumbuhan panduduk yang demikian tinggi adalah memperkenalkan cara kontrasepsi dan cara tersebut diharapkan akan dilaksanakan oleh masyarakat secara sukarela.

Menurut Sumini, Tsalatsa, dan Kuntohadi (2009: xvii) alat kontrasepsi yang memiliki daya tahan terhadap kemungkinan kehamilan adalah sterilisasi perempuan, implant 3 tahun, dan implant 5 tahun. Metode ini juga tidak banyak memberi dampak kesehatan bagi pemakainya.

Menurut Rain Water menyatakan bahwa:

(45)

pihak istri yang secara khusus dan terus-menerus diberi motivasi untuk membatasi kehamilan (James T. Fawcett dalam Singarimbun, 1984: 44).

Menurut Hartanto (2004: 30) Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan yaitu pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS, dan penurunan angka kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkatagorikan tiga fase untuk mencapai sasaran yaitu:

1. Fase menunda perkawinan/kesuburan. 2. Fase menjarangkan kehamilan.

3. Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan.

Maksud kebijaksanaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat melahirkan pada usia tua.

1. Fase Menunda/Mencegah Kehamilan

Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan.

Alasan menunda/mencegah kehamilan:

1) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai alasan.

2) Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda. 3) Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda

masih tinggi frekuensi ber-senggamanya, sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.

4) Penggunaan IUD-Mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra-indikasi terhadap Pil oral.

2. Fase Menjarangkan Kehamilan

Periode usia istri antara 20 - 30/35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun. Ini dikenal dengan Catur warga.

Alasan menjarangkan kehamilan:

1) Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan

(46)

25

3) Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun disini tidak/kurang berbahaya karena yang bersangkutan berada pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.

4) Disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program. 3. Fase Menghentikan/Mengakhiri Kehamilan/Kesuburan

Periode umur istri di atas 30 tahun, terutama di atas 30 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.

Alasan mengakhiri kehamilan:

1) Ibu-ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil/tidak punya anak lagi, karena alasan medis dan alasan lainnya.

2) Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.

3) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi (Hartanto, 2004: 30).

Menurut Hartanto (2004: 36) syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik ialah:

1) Aman/tidak berbahaya. 2) Dapat diandalkan.

3) Sederhana, sedapat-dapatnya tidaknya usaha dikerjakan oleh seorang dokter. 4) Murah.

5) Dapat diterima oleh orang banyak. 6) Pemakaian jangka lama.

Dalam memilih alat kontrasepsi, sampai saat ini belumlah tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal atau sempurna. Pengalaman menunjukan bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk cafeteria atau supermarket, hanya saja masih terdapat masalah dalam kurang pengetahuan dalam memilih metode kontrasepsi baik keuntungan, kerugian, serta efek samping yang akan terjadi dari penggunaan alat kontrasepsi tersebut sehingga dimana calon akseptor memilih sendiri metode kontrasepsi yang diinginkannya.

Menurut Hartanto (2004: 36), faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi: 1. Faktor pasangan motivasi dan rehabilitasi:

(47)

- Gaya hidup.

- Frekuensi senggama.

- Jumlah keluarga yang diinginkan.

- Pengalaman dengan kontrasepstivum yang lalu. - Sikap kewanitaan.

- Sikap kepriaan.

2. Faktor kesehatan-kontraindikasi absolut atau relatif: - Status kesehatan.

- Riwayat haid. - Riwayat keluarga. - Pemeriksaan fisik. - Pemeriksaan panggul.

3. Faktor metode kontrasepsi-penerimaan dan pemakaian berkesinambungan: - Efektivitas.

- Efek samping minor. - Kerugian.

- Komplikasi-komplikasi yang potensial. - Biaya.

Oleh sebab itu, dalam hal penggunaan dan pemakaian alat kontrasepsi hal-hal yang sangat penting yang harus diketahui oleh pasangan calon pengguna alat kontrasepsi antara lain, yaitu efektivitas dan keamanan dalam penggunaan alat kontrasepsi. Seperti halnya bahwa semua kontrasepsi mempunyai kegagalan, maka semua kontrasepsi juga menimbulkan risiko tertentu pada pemakaiannya, yaitu: resiko yang berhubungan dengan metode itu sendiri, misalnya kematian, hospitalisasi, histerektomi, infeksi dan lain-lain. Dan adanya resiko yang potensial dalam bentuk ketidaknyamanan (inconvenience), misalnya senggama menjadi kurang/tidak menyenangkan, biaya yang tinggi dan lain-lain (Hartanto, 2004: 38).

(48)

27

(1) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu alat atau cara kontrasepsi untuk pemakaian dalam jangka waktu lama dan memiliki tingkat efektifitas dan reversibilitas tinggi, praktis, aman, dan ekonomis. Jenis-jenis alat kontrasepsinya meliputi:

a) Susuk KB atau implant

Alat kontrasepsi yang dimasukkan di bawah kulit pada lengan bagian atas, tidak terlihat dari luar tetapi dapat diraba. Tersediannya dua macam pilihan susuk KB atau implant yaitu 1 batang dan 2 batang. Memberikan perlindungan terhadap kehamilan selama 3 - 5 tahun.

- Kelebihan

1. Tidak mengurangi produksi ASI. 2. Praktis, efektif untuk masa 3 tahun.

3. Kesuburan cepat pulih setelah pengangkatan.

4. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen. 5. Aman digunakan pada masa menyusui.

6. Membantu mencegah anemia dan kehamilan di luar kandungan. 7. Perubahan pola haid masih dalam batas normal.

8. Pemasangan dan pencabutannya mudah dan cepat. - Kelemahan

1. Gangguan siklus haid.

2. Kelaur bercak-bercak darah atau menstruasi lebih banyak. 3. Pendarahan ringan diantara masa haid.

4. Flek-flek atau tidak haid. 5. Juga timbul sakit kepala ringan. b) IUD (Intra Uterine Device)

(49)

- Kelebihan

1. Praktis dan ekonomis, efektif.

2. Kesuburan dapat segera kembali jika dibuka. 3. Tidak menggangu pemberian ASI.

4. Lippes loop mempunyai masa efektivitas selama diinginkan kecuali ada keluhan. Sedangkan Copper T selama 8-10 tahun.

- Kelemahan

1. Dapat keluar sendiri jika ukuran IUD tidak cocok dengan rahim pemakai.

2. Pendarahan lebih banyak dan lebih lama pada saat menstruasi. 3. Kram/nyeri selama menstruasi.

4. Keluar bercak merah setelah 1 atau 2 hari pemasangan. 5. Keputihan.

6. Pada saat senggama dengan posisi tertentu, kadang-kadang penis menyentuh alatnya (jika sisa tali IUD kurang pendek).

c) Tubektomi (metode operasi wanita MOW)

Merupakan salah satu cara kontrasepsi bagi perempuan melalui operasi pengikatan atau pemotongan saluran indung telur, sehingga menghambat pertemuan antara sperma dan sel telur. Kontrasepsi ini diperuntukan hanya untuk ibu yang tidak menginginkan anak lagi. Peserta kontrasepsi tubektomi harus menandatangani surat persetujuan yang ditandatangani suami.

- Kelebihan:

1. Permanen dan efektif.

2. Tidak ada efek samping jangka panjang. 3. Tidak mengganggu hubungan seksual. - Kelemahan:

1. Risiko dan efek samping pembedahan.

2. Kadang-kadang sedikit merasa nyeri pada saat operasi.

3. Infeksi mungkin saja terjadi, bila prosedur operasi tidak benar. d) Vasektomi (metode operasi pria-MOP)

(50)

29

Pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang ditandatangani istri.

- Kelebihan: 1. Sangat efektif.

2. Tidak ada efek samping jangka panjang. 3. Tidak mengganggu hubungan seksual.

4. Tidak perlu dirawat di rumah sakit, karena hanya berlangsung selama 10-15 menit.

- Kelemahan:

1. Harus ada tindakan pembedahan.

2. Tidak dilakukan pada suami yang masih ingin memiliki anak. 3. Kadang-kadang terasa nyeri, atau terjadi perdarahan setelah operasi. 4. Kadang-kadang timbul infeksi pada kulit skrotum, apabila

operasinya tidak sesuai dengan prosedur.

(2) Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yaitu kontrasepsi yang digunakan dalam jangka waktu pendek dan harus diulang. Jenis-jenis alat kontrasepsinya yaitu:

a) Kondom

Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi pria/suami yang terbuat dari karet/latek berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung penampung air mani/sperma. Saat ini sudah tersedia kondom dengan segala rasa seperti rasa vanila, cokelat, durian, dan strawberry, bahkan bentuknya ada yang bergerigi.

- Kelebihan:

1. Murah dan mudah diperoleh. 2. Praktis penggunaannya. 3. Tidak ada efek hormonal. 4. Mencegah kehamilan.

5. Mencegah penularan penyakit menular seksual termasuk HIV. - Kelemahan:

1. Alergi terhadap bahan karet.

(51)

b) Suntikan

Adalah cara kontrasepsi perempuan yang berisi hormone estrogen dan progrestin yang disuntikkan ke bokong/otot panggul tiap sebulan atau tiga bulan sekali.

- Kelebihan menggunakan KB suntik: 1. Praktis.

2. Efektif dan aman.

3. Cocok untuk ibu menyusui.

4. Dapat menurunkan kemungkinan anemia.

5. Dapat digunakan oleh Pasangan Usia Subur segala umur. - Kekurangan

1. Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual. 2. Pendarahan.

3. Bercak darah diantara masa haid. 4. Sakit kepala dan nyeri payudara. c) Pil KB

Adalah suatu cara kontrasepsi untuk perempuan berbentuk pil/tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan progrestin atau hanya hormone progrestron saja. Setiap strip pil KB berjumlah 21 dan 28 buah.

- Keuntungan Menggunakan Pil KB

1. Penggunaan pil KB muda yaitu hanya dengan meminumnya. 2. Mengurangi rasa sakit ketika haid dan mengurangi jerawat.

3. Dapat mencegah kehamilan di luar rahim, kanker rahim dan payudara.

4. Cocok untuk menunda kehamilan pertama bagi PUS muda.

5. Tidak mempengaruhi produksi ASI pada pil mengandung progesterone antara lain exluton atau mini pil.

- Kelemahan

1. Memerlukan disiplin yang tinggi karena pil KB harus diminum setiap hari tanpa putus.

2. Dapat mengurangi ASI (pil KB yang mengandung estrogen).

3. Dapat meningkatkan risiko infeksi klamedia, eksternal genital, kembalinya kesuburan agak lambat.

4. Tidak dianjurkan bagi perempuan berumur di atas 30 tahun, karena akan mempengaruhi keseimbangan metabolism tubuh.

(52)

31

Masing-masing metode dapat dilakukan tersendiri atau dalam kombinasi bahkan dalam kombinasi dengan metode kontrasepsi. Menurut Hartanto (2004: 44) penelitian-penelitian untuk menemukan metode baru kontrasepsi yang lebih efektif, aman dan sebagainya, masih terus berlanjut hingga saat ini, antara lain: 1. Pada Wanita:

a. Cincin vagina (vaginal ring) dengan hormon. b. Vaksin kontrasepsi/vaksin antifertilitas.

c. IUD berdaya-kerja panjang dengan hormone progestin. d. Kriosirurgi (Cryo-surgery) uterus (Transcervical). 2. Pada Pria:

a. Gossypol.

b. LHRH Analogues.

c. Hormon-hormon steroid berdaya-kerja panjang. d. Inhibin.

Menyadari betapa pentingnya alat kontrasepsi, maka perlu adanya Strategi Nasional Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi (JKK). Apabila strategi ini dapat memberikan pelayanan kontrasepsi berkualitas, membantu pasokan alat dan obat kontrasepsi yang teratur serta penyaluran atau pendistribusian alat dan obat kontrasepsi sesuai keinginan masyarakat. Sebagai dampaknya jika JKK terpenuhi, maka angka kelahiran total (TFR) diperkirakan akan terus menurun.

Berdasarkan hal tersebut bahwa penggunaan alat kontrasepsi adalah perilaku yang secara sadar dilakukan oleh ibu untuk memilih dan menggunakan metode kontrasepsi. Hal ini meliputi keuntungan, kerugian,efek samping dan kontra indikasi dari penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka kriteria yang digunakan untuk penggunaan alat kontraepsi adalah sebagai berikut: a. Susuk

(53)

d. Pil e. Suntik.

e. Pasangan Usia Subur

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra, 2003: 151). Menurut Hartanto (2004, p.45), “Usia 20 - 35 tahun dikategorikan dalam Pasangan Usia Subur (PUS)”.

(54)

33

B. Penelitian yang Relevan

Untuk memperkuat hasil penelitian yang akan dilakukan dan sebagai acuan dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan penelitian yang relevan, berikut ini merupakan penelitian relevan:

Tabel 6. Penelitian yang Relevan.

No. Penulis Judul Tujuan Metode dan Teknik b. Ada pengaruh pemakaian

alat kontrasepsi terhadap

e. praktek pemakaian alat kontrasepsi dan umur

(55)

hidup. diperoleh nilai korelasi

(56)

35

pertama, banyaknya perkawinan, status pekerjaan wanita, penggunaan alat kontrasepi dan pendapatan/kekayaan.

Lamanya pendidikan yang dimiliki pasangan akan berdampak pada pembatasan jumlah anak yang dilahirkan, yaitu dengan pendidikan dapat mempengaruhi usia kawin, dengan sekolah maka wanita akan menunda perkawinannya, yang kemudian berdampak pada penundaan untuk memiliki anak. Rendahnya pendidikan yang dimiliki wanita PUS di Desa Merak Batin berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan mempengaruhi fertilitas seseorang dari segi keinginannya untuk mempunyai anak karena cenderung untuk mengutamakan karier dibanding mengurus anak.

Usia kawin pertama wanita PUS juga dapat berpengaruh pada fertilitas karena dapat berkaitan dengan banyaknya jumlah anak yang dimiliki, karena dengan usia kawin yang relatif muda maka masa melahirkan lebih lama, sehingga memperbesar kemungkinan bagi seorang wanita untuk melahirkan banyak anak. Oleh sebab itu, peningkatan usia kawin pertama merupakan salah satu cara untuk menghambat kelahiran, sementara usia kawin pertama bukan merupakan satu-satunya upaya penurunan fertilitas, upaya yang lainnya yaitu dengan penggunaan alat kontrasepsi.

(57)

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Gambar 1. Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).

Berdasarkan pendapat tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam rencana penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan lama pendidikan terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS. Semakin pendek lama pendidikan yang ditempuh wanita PUS maka semakin banyak anak yang dilahirkan dan semakin lama pendidikan yang ditempuh maka semakin sedikit anak yang dilahirkan.

2. Ada pengaruh yang signifikan jenis pekerjaan terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS. Semakin banyak wanita pasangan usia subur (PUS) yang tidak bekerja maka semakin banyak anak yang dilahirkan dan semakin sedikit wanita PUS yang tidak bekerja maka semakin sedikit anak yang dilahirkan.

3. Ada pengaruh yang signifikan usia kawin pertama terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS. Semakin rendah usia kawin pertama wanita PUS maka 1. Lama Pendidikan

(X1)

2. Jenis Pekerjaan (X2)

Y Jumlah Anak yang Dilahirkan 3. Usia Kawin

Pertama (X3) 4. Penggunaan Alat

(58)

37

semakin banyak anak yang dilahirkan dan semakin tinggi usia kawin pertama maka semakin sedikit anak yang dilahirkan.

4. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan alat kontrasepsi terhadap jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS. Semakin banyak wanita PUS yang menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP maka semakin banyak anak yang dilahirkan dan semakin banyak wanita PUS yang menggunakan alat kontrasepsi MKJP maka semakin sedikit anak yang dilahirkan.

(59)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 2008: 3).

Penelitian survei digunakan dalam evaluasi dengan mengumpulkan data dari sampel dengan menggunakan instrumen pengumpul data, yaitu angket dan wawancara sehingga hasil pengolahan data mewakili populasi yang relaif besar jumlahnya. Survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian – kejadian relatif, distributif, dan hubungan antar variabel (Riduwan, 2003: 49).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(60)

39

Berdasarkan pendapat tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah wanita pasangan usia subur (PUS) yang memiliki anak lahir hidup minimal satu, yang berjumlah 2.035 PUS di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010: 174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan rumus Slovin. Alasan menggunakan rumus tersebut adalah untuk mendapatkan sampel yang representatif dan lebih pasti atau mendekati populasi yang ada. Rumus Slovin (Juliansyah 2012: 158) yaitu sebagai berikut:

Dimana:

n = Jumlah elemen/anggota sampel N = Jumlah elemen/anggota populasi

e = Error level (tingkat kesalahan, umumnya digunakan 1%, 5% dan 10%).

(61)

95,31 dibulatkan menjadi 95

Jadi jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 95 wanita pasangan usia subur (PUS) yang memiliki anak lahir hidup.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan proportional random sampling, dilakukan pengambilan sampel untuk individu, yaitu terlebih dahulu semua unit penelitian disusun dalam daftar kerangka sampling, kemudian dari kerangka sampling ditarik sebagai sampel beberapa unsur atau satuan yang akan diteliti (Singarimbun, dan Sofian Effendi, 2008: 156). Jumlah sampel diambil dengan menggunakan teknik propotional (proporsi) yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan persebaran jumlah populasi pada tiap-tiap wilayah. Penarikan individu yang akan dijadikan sampel pada tiap-tiap dusun dilakukan secara random dengan cara undian, yaitu langkahnya sebagai berikut:

1. Menyiapkan kertas dan kaleng yang digunakan untuk tempat mengocok kertas,

2. Memotong kertas kecil-kecil sebanyak 2.035 potongan (sesuai jumlah populasi),

(62)

41

4. Kemudian mengocok kaleng yang berisi kertas yang telah dipotong, lalu mengeluarkan kertas gulungan yang berisi nomor populasi tersebut,

5. Lalu memasukan kembali nomor yang keluar tadi ke dalam kaleng

6. Kemudian mengocok kembali sesuai dengan besarnya sampel wanita PUS yaitu sebanyak 95 wanita PUS.

Perhitungan proporsi sampel tiap wilayah di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 7. Perhitungan Proporsi Sampel Tiap Wilayah. No

.

Dusun Jumlah

Populasi PUS (*)

Perhitungan Sampel

1. Srikaton 111 n = 111/2035 x 95 =5,18 5

2. Pasar Lama 137 n = 137/2035 x 95 =6,39 7

3. Merak Batin Induk 236 n = 236/2035 x 95 = 11,01 11 4. Tanjung Seneng 285 n = 285/2035 x 95 =13,30 13

5. Citerep 297 n = 297/2035 x 95 =13,86 14

6. Banjarjo 322 n = 322/2035 x 95 =15,03 15

7. Tanjung Waras 647 n = 647/2035 x 95 =30,20 30

Jumlah 95

Sumber: PLKB Desa Merak Batin Tahun 2013 (*).

(63)

dilihat pada Gambar 2. Peta Persebaran Responden di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

Tabel 8. Perhitungan Persebaran Sampel Tiap Wilayah.

No. Dusun Jumlah Sampel Perhitungan

1. Srikaton 5 = 0,5 cm

2. Pasar Lama 7 = 0,7 cm

3. Merak Batin Induk 11 = 1,1 cm 4. Tanjung Seneng 13 = 1,3 cm

5. Citerep 14 = 1,4 cm

6. Banjarjo 15 = 1,5 cm

(64)

43

(65)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 161), variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu:

a. Variabel bebas atau independent variable (X) adalah variabel yang mempengaruhi, dalam penelitian ini adalah lama pendidikan, jenis pekerjaaan, usia kawin pertama, dan penggunaan alat kontrasepsi.

b. Variabel terikat atau dependent variable (Y) adalah variabel yang dipengaruhi, dalam penelitian ini adalah jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah: a. Lama Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, 2003: 2). Dimana pendidikan di sini adalah lama pendidikan yang ditempuh atau diselesaikan oleh wanita PUS yang dinyatakan dalam tahun berdasarkan jawaban responden. Berdasarkan jawaban responden untuk mengukur lama pendidikan adalah sebagai berikut:

(66)

45

3. Lama menempuh pendidikan 12 tahun untuk SMA

4. Lama menempuh pendidikan > 12 tahun untuk Perguruan Tinggi (PT).

b. Jenis pekerjaan merupakan jenis kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh responden untuk memperoleh penghasilan. Berikut ini digunakan untuk mengukur pekerjaan adalah sebagai berikut:

1. Bekerja, bila responden memiliki pekerjaan selain ibu rumah tangga. Pekerjaan menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) dibedakan menjadi kategori yaitu:

- Berusaha sendiri.

- Berusaha dengan bantuan orang lain tetapi tidak tetap. - Berusaha sendiri dengan bantuan tetap.

- Buruh/Karyawan/Pegawai. - Pekerja keluarga.

2. Tidak bekerja; bila responden tidak memiliki pekerjaan selain ibu rumah tangga.

c. Usia kawin pertama adalah usia kawin pertama wanita PUS saat pertama kali melangsungkan perkawinan pertama yang dinyatakan dalam tahun. Berdasarkan jawaban responden usia kawin pertama dibedakan menjadi: 1. Usia kawin pertama < 20 tahun.

(67)

d. Penggunaan alat kontrasepsi adalah jenis alat atau cara KB yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembuahan yang menghasilkan janin. Berdasarkan jawaban responden maka untuk mengukur penggunaan alat kontrasepsi adalah sebagai berikut:

1. Susuk.

2. IUD atau spiral. 3. Mow.

4. Pil. 5. Suntik.

e. Jumlah anak yang dilahirkan adalah banyaknya jumlah anak lahir hidup Pasangan Usia Subur (PUS). Berdasarkan jawaban responden jumlah anak yang dilahirkan dikategorikan menjadi:

Gambar

Tabel 1.  Jumlah Anak Lahir Hidup Pada Wanita Pasangan Usia Subur (PUS)    di Setiap Dusun di Desa Merak Batin, Kecamatan Natar,   Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Wanita PUS di Desa Merak Batin Tahun 2013.
Tabel 3. Pekerjaan Wanita PUS di Desa Merak Batin Tahun 2013.
Tabel 4.  Usia Kawin Pertama wanita PUS di Desa Merak Batin  Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

MINUTES of the duly convened Ordinary Meeting of The Hills Shire Council held in the Council Chambers on 10 March 2020 This is Page 1 of the Minutes of the Ordinary Meeting of The

MINUTES of the duly convened Ordinary Meeting of The Hills Shire Council held in the Council Chambers on 14 October 2014 This is Page 5 of the Minutes of the Ordinary Meeting of The

Eksistensi pemerintahan yang baik dan tata pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good government and good governance yang selama di elukan-elukan

Although in Service Substation panel only uses one feeder, the same algorithms (OLUC and OLDC) are applied to control the switching operation of MCCBs by using

[r]

terhadap perekonomian wilayah tersebut. Selain berpotensi dalam perekonomian Provinsi dalam artian kontribusinya terhadap PDRB, menurut BPS Provinsi Jawa Timur pada tabel

yang diamanatkan dalam UUD NKRI 1945 pada dasarnya telah mencerminkan mekanisme check and balance berdasarkan sistem pemerintahan presidensiil.Akan tetapi berkaitan

Berdasarkan asas di atas, penulis menganalisis bahwa 40 (empat puluh) putusan undang-undang yang bertentangan dengan UUD 1945 yang dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi pada

Maka interpretasinya adalah, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel faktor individu, dan faktor teknologi secara simultan/bersama berpengaruh signifikan terhadap

Dan studi ini dipusatkan pada fungsionalitas dalam Paviliun Jantung RS X. Hasil temuannya ialah Paviliun ini sudah memenuhi standar, hal ini terlihat pada terpenuhinya checklist