PENGARUH MODAL KERJA DAN ASET TERHADAP LABA
PADA PT INDOSAT
(Skripsi)
Oleh
ADITYO HARDIYANTO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH MODAL KERJA DAN ASET TERHADAP LABA PADA PT INDOSAT
Oleh,
ADITYO HARDIYANTO
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh modal kerja terhadap laba dan apakah asset juga berpengaruh terhadap laba pada PT Indosat. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu modal kerjadan asset sedangkankan variabel dependen yaitu profitablitas.
Metodepenelitiandalam yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan cara mengumpulkan dan menyalin dokumen yang berkaitan dengan penelitian di website www.indosat.com. Serta penelitian keperpustakaan melalui studi literature teori, serta dengan cara mempelajari bahan-bahan yang berhubungan dengan permasalahan yang sedangditeliti.
Berdasarkan perhitungan SPSS Hasil analisi regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variable independen memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variable dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai hasil uji-F dengan nilai uji-Fhitung sebesar 180 dan dengan sigifikansi857. Jadi, Fhitung (180) > Ftabel (2.77) dan Nilai signifikansi (857) yang lebih besar dari α (0,05). Jadi hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa variabel independen modal kerja dan aset dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas.
PENGARUH MODAL KERJA DAN ASET TERHADAP LABA
PADA PT INDOSAT
Oleh
ADITYO HARDIYANTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomidan Bisnis, Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Sumberjaya pada tanggal 20Januari 1989, yang merupakan anak
ketiga dari tiga bersaudara dari Bapak Sunarto, AR. dan Ibu Suyati, S.Pd.
Jenjang Pendidikan yang pernah dilalui oleh penulis, antara lain :
1995 s.d 2001 : SD Negeri 1 SukapuraSumberjaya.
2001 s.d 2004 : SLTP Negeri 1 Sumberjaya.
2004 s.d 2007 : SMA Negeri 4 Metro.
2007 s.d 2010 : Kuliah di Program Study D3 Keuangandan
Perbankan, FakultasEkonomiUniversitas
Lampung.
2010 s.d 2015 : Penulismelanjutkankuliah di S1 Non-
RegulerJurusanManajemenpadaFakultas
EkonomidanBisnisUniversitas Lampung
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang luarbiasa
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
1. KeluargaKu tercinta :
Kedua orang tuaku, Bapak : Sunarto A.Rdan Ibu : Suyati, S.Pd., yangtelahmendidikdanmembesarkanKu
dengansegaladoanya, kesabaran yang
tulus,limpahankasihsayang, serta semua pengorbanan yang
sangat besar yang telah diberikan untuk mendukungsetiap
langkahKu menujukesuksesan. Istriku: AyuPratiwi, Amd., yang
selalusabardantakpernalletihmemberikansemangatuntukmeny
elesaikan study ini.
Anakku: AirlanggaAbinayaBashupati, yang selalumenjadipenyemangatdanpengobatletih.
Kakakku :AndryNugroho, S.Hut, danHendroAdiPrayogo, S.I.P. yang selalumemberikandukungan penuhkasih sayang.
2. Almamatertercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
Selalu berikan yang terbaik,dan yang Ku bisa.
Tak perlu menjadi sempurna, karena apa yang buatKu berbeda, Itu yang akan membuatKu istimewa
(N.N)
Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan
(N.N)
When someone is telling you that You can’t do something, don’t quit,just smile and say “I’ll show You
(Putry Cahaya Anggraini)
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati, dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya,
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja dan Aset Terhadap Laba pada PT Indosat”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Iban Sofyan, S.E., M.M., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Prakarsa Panjinegara, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Kedua yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Hi. M. Syatibi CH, S.E., selaku Ketua Penguji pada Ujian Kompre Skripsi
yang telah memberikan saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat
6. Roslina, S.E. M.Si, selaku pembimbing akademik terima kasih atas motivasi
dan bimbingan selama kuliah.
7. Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung,
terima kasih atas seluruh ilmu yang telah diberikan selama kuliah.
8. Seluruh staff dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
9. Kedua orang tuaku : Bpk. Sunarto AR dan Ibu Suyati, S.Pd Istriku Ayu
Pratiwi, A.Md. Anakku Airlangga Abinaya Bashupati kakakku Andry
Nugroho, S.Hut. dan Hendro Adiprayoho, S.I.P terima kasih atas kasih sayang
an doa yang kalian berikan.
10.Untuk para sahabatku :All Team Galeri Teluk Betung dan All Team Cluster
Officer PESTABALAPAN SA Bandar Lampung, terima kasih atas motivasi
yang telah kalian berikan dan semoga kesuksesan menyertai kalian semua.
Amin.
11.Teman-teman seperjuangan di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung, terima kasih atas kebersamaan kalian.
12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Bandar Lampung, 17 Juni 2015 Penulis,
i
1.2 Permasalahan Penelitian ... 8
ii
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.4 Definisi OperasionalVariabel... 39
3.4.1 Variabel Dependen ... 39
3.4.2 Variabel Independen ... 39
3.5 Alat Analisis Berganda ... 40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian ... 41
4.2 Analisis Regresi Berganda ... 45
4.3 Pengujian Hipotesis ... 47
4.4.3 Profitabilitas... 51
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Modal Kerja, Aset Dan Laba Pada PT Indosat 2010,2011
Dan 2012 ... 6
Tabel 2. Laporan Perubahan Modal Kerja PT Indosat Tahun 2013 ... 6
Tabel 3. Modal Kerja, Aset Dan Laba Pada PT Indosat ... 41
Tabel 4. Laporan Perubahan Modal Kerja PT Indosat Tahun 2013 ... 42
Tabel 5. Aset Lancer Dan Asset Tidak Lancer PT Indosat Tahun 2010, 2011, 2012 Dan 2013 ... 43
Tabel 6. Liabilitas Jangka Pendek Dan Liabilitas Jangka Panjang PT Indosat 2010, 2011, 2012 Dan 2013 ... 44
Tabel 7. Ekuitas PT Indosat Tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 ... 45
Tabel 8. Hasil Regresi Dengan Profitabilitas ... 46
Tabel 9. Table Koefisiensi Determinasi (R2) ... 47
Tabel 10. Hasil Uji-F ... 48
Tabel 11. Hasil Uji-T ... 49
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : laporan keuangan konsolidasi beserta laporan auditor independen
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan, baik yang berhubungan dengan penjualan
maupun yang berhubungan dengan aktiva yang menghasilkan keuntungan tersebut
atau yang berhubungan dengan modal sendiri. Besarnya profitabilitas dapat
digunakan untuk menilai hasil kinerja perusahaan, karena semakin tinggi tingkat
profitabilitas maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Suatu perusahaan
dapat dikatakan likuid apabila mampu membayar hutang jangka pendek
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Modal kerja suatu perusahaan adalah sebagai ikhtisar neraca suatu perusahaan
yang menggunakan modal konkrit dan modal abstrak (Bambang Riyanto :1997).
Istilah lain modal kerja adalah aktiva lancer, sedangkan komponen aktiva lancer
meliputi kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan aktiva lancer lainnya.
Penggolongan modal kerja dapat diartikan sebagai pengelolaan terhadap
komponen- komponen aktiva lancer. Dalam konteks ini antarakomponen kas
2
membutuhkan pengelolaan yang memadaisesuai fluktuasi kebutuhan modal kerja
perusahaan.
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat
dibedakan kedalam hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang
jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang pelunasannya dilakukan jangka
waktu satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancer
(Munawir :2004). Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang
jangka waktu pembayarannya jatuh tempo lebih dari satu tahun sejak tanggal
neraca (Munawir : 2004).
Aktiva atau aset lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (Munawir :
2004). Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang
mempunyai umur kegunaan relative permanen atau jangka panjang (Munawir :
2004).
Kinerja keuangan sebuah perusahaan dapat diukur menggunakan enam indikator,
diantaranya yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio
solvabilitas atau leverage, growth (pertumbuhan) dan coorporate value (nilai
perusahaan).Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan dapat
3
sehingga dapat diketahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan perusahaan. Hasil
evaluasi kinerja keuangan perusahaan tersebut dapat digunakan oleh manajer
keuangan untuk membuat suatu kebijakan, menganalisis serta memproyeksikan
laba perusahaan di masa depan.
Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua
kewajiban jangka pendek (hutang lancar) pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Kewajiban jangka pendek yang harus
dibayar oleh perusahaan dengan segera antara lain: gaji karyawan, hutang wesel,
hutang pajak, hutang dagang, dan hutang jangka pendek lainnya. Likuiditas dapat
diukur melalui beberapa rasio, antara lain: current ratio (rasio lancar), quick ratio
(rasio cepat), cash ratio (rasio kas) dan net working capital to assets ratio.Adapun
current ratio (rasio lancar) adalah salah satu rasio yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Rasio lancar merupakan perbandingan
antara aktiva lancar dengan hutang jangka pendek.Semakin tinggi tingkat
likuiditas maka semakin likuid kondisi keuangan perusahaan dan semakin baik
posisi perusahaan dimata pemberi modal dari pihak ke tiga. Pemberi modal disini
sangat penting bagi perusahaan, karena mereka yang memberikan pinjaman modal
jangka pendek yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk membiayai kebutuhan
operasional perusahaan. Apabila tingkat likuiditas perusahaan tinggi, maka
kebutuhan jangka pendek perusahaan pun akan terpenuhi, dan akan memacu hasil
produktivitas serta penjualan yang akan berpengaruh terhadap perolehan fluktuitas
4
Rasio aktivitas adalah rasio keuangan perusahaan yang mencerminkan perputaran
aktiva mulai dari kas dibelikan persediaan, untuk perusahaan manufaktur
persediaan tersebut diolah menjadi produk jadi kemudian dijual kepada konsumen
baik secara kredit maupun tunai yang pada akhirnya kembali menjadi kas lagi.
Perputaran tersebut mencerminkan aktivitas perusahaan (Harmono, 2009).Rasio
aktivitas ini dapat dijadikan indikator kinerja perusahaan yang menjelaskan sejauh
mana efisiensi dan efektifitas perusahaan. Semakin tinggi rasio aktivitas maka
akan semakin efisien penggunaan aktiva dan semakin cepat pengembalian dana
kedalam kas. Efektivitas dan efisiensi perusahaan dapat dilihat dari beberapa
aktivitas perusahaan, antara lain perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran
piutang, perputaran hutang, dan perputaran total aktiva. Perputaran total aktiva
menunjukan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk
menghasilkan penjualan. Pada umumnya semakin tinggi perputaran aktiva,
semakin efisien penggunaan aktiva tersebut (Sundjaja : 2003). Ketika tingkat
aktivitas perusahaan sangat tinggi, saat itu pula terjadi kelancaran usaha dalam
efisiensi dan efektifitas pengunaan aktivanya yang kemudian menghasilkan
penjualan yang tinggi untuk memperoleh laba yang diharapkan.
Leverage merupakan suatu indikator yang mengukur sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh hutang. Rasio leverage yang sering digunakan antara lain yaitu
:Total Debt to Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio
dan Times Interest Earned.Rasio Leverage yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Long Term Debt to Equity Ratio, yaitu perbandingan antara hutang jangka
5
besar proporsi hutang jangka panjang yang disediakan sebagai modal
perusahaan.Penggunaan hutang jangka panjang mempunyai beban bunga yang
harus dibayar oleh perusahaan setiap tahun, hal ini dapat mengurangi
profitabilitas.Tetapi penggunaan hutang juga memberikan subsidi pajak atas
bunga yang dapat menguntungkan pemegang saham.
Profitabilitas merupakan ukuran dimana suatu perusahaan mampu menghasilkan
laba.Rasio yang sering digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas, antara
lain: Gross Profit Margin Ratio, Net Profit Margin Ratio, Operating Profit
Margin Ratio, Return on assets (ROA), Return on equity (ROE), Earning Per
Sahare (EPS), dan Return on Investment (ROI). Salah satu rasio profitabilitas
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Return on assets (ROA). ROA
menunjukan seberapa besar tingkat laba bersih setelah pajak yang dapat diperoleh
dari penggunaan seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
Persoalan terpenting bagi sebuah perusahaan adalah laporan keuangan, dimana
laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada
pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
Kelangsunagn suatu perusahaan ditentukan oleh cara kerja atau efisiensi
manajemennya, maka jika hasil yang dicapai oleh manajemennya adalah tidak
memuaskan maka para pemilik perusahaan khususnya pemegang saham harus
berfikir untuk mengganti manajemennya.
Melihat adanya pengaruh hutang dan asset terhadap laba pada PT Indosat, berikut
6 Tabel 1.
Tabel Modal Kerja, Aset dan Laba Pada PT. Indosat tahun 2010, 2011 dan 2012
TAHUN MODAL KERJA ASET LABA
2010 35,069,754 58,781,068 642,375 2011 34,263,912 59,000,577 1,066,744 2012 35,829,677 63,533,871 487,416
Sumber : Laporan Keuangan PT Indosat Desember 2013 (Data Skunder yang sudah diolah
Pada tabel 1 kita dapat melihat bahwa pada tahun 2012 modal kerja PT indosat
mengalami peningkatan sebesar 5% dibandingkan tahun 2011. Sedangkan pada
aset ditahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 8% dibandingkan dengan tahun
2011, namun berbeda dengan laba PT. indosat di tahun 2012 justru mengalami
penurunan sebesar 54% dibandingkan tahun 2011.
Tabel. 2
7
Sumber : Laporan Keuangan PT Indosat Desember 2013 (Data Skunder yang sudah diolah
Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa jumlah aktiva lancar pada tahun
2012-2013 mengalami penurunan. Dilihat dari rata-rata peningkatan dan
penurunan aktiva, yang mengalami penurunan cukup tinggi adalah Kas, yaitu
sebesar 43%, namun aset derivatif mengalami peningkatan drastis sebesar 181%,
dan diikuti dengan peningkatan aset keuangan lancar lainnya sebesar 136%.
Berbeda dengan hutang justru mengalami peningkatan sebesar 401% pada hutang
jangka pendek. Sedangkan modal kerja yang mengalami peningkatan paling kecil
adalah liabilitas jangka pendek lainnya yaitu sebesar 9%. Sedangkan untuk total
modal kerja pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 6% yaitu
sebesar Rp.1.068.405. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, masalah
ini sangat menarik bagi penulis untuk diteliti lebih lanjut sehingga peneliti tertarik
untuk mengambil judul : “Pengaruh Modal Kerja Dan Aset Terhadap Laba
8 1.2 Permasalahan Penelitian
Bedasarkan uraian pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
penulis dapat menarik permasalahan yang muncul pada penelitian ini, antara lain:
(1) Apakah terdapat pengaruh dari modal kerja terhadap Laba pada
PT Indosat?
(2) Apakah terdapat pengaruh dari Aset terhadap Laba pada PT Indosat?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini, antara lain yaitu :
1.3.1 Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap laba pada PT Indosat.
2) Untuk mengetahui pengaruh dari aset terhadap laba pada PT Indosat.
1.3.2 Manfaat Penelitian
(1) Bagi Mahasiswa :
Penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa sebagai sarana menambah ilmu
pengetahuan yang berkaitan tentang manajemen keuangan dan sebagai
bahan perbandingan antara teori dan fakta yang ada di lapangan.
(2) Bagi Peneliti :
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
9
(3) Bagi Perusahaan :
Penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi manajer keuangan dalam
mempertimbangkan dan menentukan kebijakan keuangan perusahaan di
waktu yang akan datang.
1.4 Kerangka Pemikiran
Hubungan antara variabel likuiditas, aktivitas, dan leverage terhadap profitabilitas
pada tabel 1 pada latar belakang, menunjukkan adanya fenomena fluktuasi tingkat
profitabilitas yang berbeda. Hal tersebut juga didukung dengan teori dan
beberapa hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan beberapa variabel yang
berpengaruh terhadap profitabilitas.
Likuiditas merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan. Makin tinggi
likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur, oleh karena
terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar
kewajibannya tepat pada waktunya (Nugroho, 2010). Tingginya tingkat likuiditas
perusahaan maka akan berpengaruh positif terhadap kelancaran usaha, apabila
pengelolaan modal usaha telah dilakukan dengan baik oleh manajemen
perusahaan dalam peningkatan kegiatan produksi perusahaan serta peningkatan
penjualan sehingga perusahaan memiliki kesempatan untuk memperoleh fluktuasi
laba yang tinggi pula. Di lain pihak ditinjau dari segi sudut pemegang saham,
10
dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi
dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan (Tunggal, 1995).
Indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja
yang dapat dilihat dari perputaran modal kerja yang dimiliki dari aset kas di
investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas
(Tunggal :1995). Makin pendek periode perputaran modal kerja makin cepat
perputarannya, sehingga modal kerja semakin tinggi dan perusahaan makin efisien
yang pada akhirnya perolehan laba meningkat. Apabila dilihat dengan tingkat
aktivitas rasio perputaran perusahaan yang tinggi, jika dilihat kegiatan usaha
perusahaan tersebut bisa dikatakan sudah berjalan dengan efektif dan efisien.
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjang ( Munawir : 2002). Rasio leverage berkaitan
dengan pendanaan eksternal perusahaan yakni seberapa jauh sebuah perusahaan
menggunakan pendanaan melalui hutang atau pengungkit keuangan (financial
leverage).Berdasarkan Pecking Order Theory dari Stewart C. Myers (1984),
semakin besar rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus
ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya.Hal ini
dapat menurunkan profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan.Jadi semakin
tinggi solvabilitas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
11
Leverage keuangan dapat menjadi pedang bermata dua. Dalam keadaan normal,
perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil
pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari
modal pemilik akan diperbesar (leveraged). Pada masa resesi, penjualan menurun
dan biaya-biaya menjadi meningkat, maka tingkat pengembalian ekuitas
perusahaan yang leveragedakan turun sangat tajam, dan terjadi kerugian.
Sementara, perusahaan yang bebas hutang akan masih mendapatkan keuntungan.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio utang relatif tinggi, akan memiliki
ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian sedang
berada dalam keadaan normal, namun memiliki risiko kerugian ketika ekonomi
mengalami masa resesi. Oleh sebab itu, keputusan akan penggunaan hutang
mengharuskan perusahaan menyeimbangkan tingkat ekspektasi pengembalian
yang lebih tinggi dengan risiko yang meningkat (Brigham & Houston; 2006).
Penggunaan modal pinjaman perusahaan bisa meningkatkan keuntungan dan
kemampuan profitabilitas, tetapi penggunaan modal pinjaman juga dapat
menyebabkan makin kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh atau bahkan
dapat membawa kerugian pada perusahaan apabila penggunaan modal pinjaman
itu sudah melampaui batas-batas yang wajar (Menurut Langko :2010)
Penelitian yang dilakukan oleh Afrianti (2011) menyimpulkan bahwa, variabel
Current Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, variabel Total
Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, variabel Debt
12
demikian penelitian tersebut memiliki persamaan terhadap teori yang dijelaskan
sebelumnya.
Hasil penelitian berbeda juga bisa dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh
Nugroho (2010) menyimpulkan bahwa secara simultan dan parsial, efisiensi
modal kerja,likuiditas dan solvabilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas. Kemudian, hasil penelitian oleh Yusralaini (2009)
menyimpulkan bahwa secara simultan variabel perputaran modal kerja, struktur
modal, umur perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas, namun secara parsial hanya variabel struktur modal dan ukuran
perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sedangkan
variabel modal kerja dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terahdap
profitabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutanto dan Pribadi (2009) menyimpulkan bahwa :
1. Hasil uji-T, rasio lancar, perputaran piutang secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA. Namun, perputaran modal kerja bersih secara
signifikan mempengaruhi ROA;
2. Hasil uji-F, rasio lancar, piutang omset, dan perputaran modal kerja bersih
memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan pada ROA.
Al-Mwalla (2012) dalam penelitiannya menyebutkan bahwapenggunaan hutang
jangka pendek berpengaruh negatif bagi profitabilitas sedangkan penggunaan
13
leverage tidak memiliki efek apapun pada profitabilitas perusahaan tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2008) menyimpulkan bahwa;
1. Variabel pangsa pasar secara invidual berpengaruh signifikan terhadap
ROA dan ROE. Namun variabel rasio Leverage secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA tetapi berpengaruh signifikan
terhadap ROE. Variabel intensitas modal secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE;
2. Pangsa Pasar, Rasio Leverage, dan Rasio Intensitas Modal secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Elfianto (2011) menunjukan bahwa variabel
likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas, variabel
perputaran modal kerja dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas, dan variabel leverage berpengaruh negatif signifikan
terhadap profitabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2010) menunjukan bahwa;
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pangsa pasar terhadap ROA,
sedangkan rasio leverage dan intensitas modal tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA;
14
LABA
5. Pangsa pasar, rasio leverage dan intensitas modal secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE.
Kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas dapat di gambarkan seperti
dibawah ini.
Variabel Independen (X)
Variabel Dependen (Y)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
H1 = Modal Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap Laba
H2 = Aset mempunyai pengaruh positif terhadap Laba
(X1) (Modal Kerja)
(X2) ( Aset)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Modal Kerja
Menurut Agnes Sawir(2001:129) modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancer
yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus
tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
Zulian Yumit (2001:123) menyatakan bahwa modal kerja adalah investasi
perusahaan dalam jangka pendek yang melekat pada aktiva lancer seperti kas,
surat-surat berharga, piutang dan persediaan.
Bambang Riyanto (2001:57-58) membagi pengertian modal kerja kedalam tiga
konsep yaitu:
1. Konsep kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam
unsure-unsur aktiva lancer dimana dana yang tertanam didalamnya akan
dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek.Dengan demikian modal kerja
menurut konsep ini adalah keseluruhan jumlah aktiva lancer.Modal kerja
dalam program ini sering disebut modal kerja bruto (gross working
16
2. Konsep Kualitatif
Pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancer
dan hutang yang segera harus dibayar.Sebagian dari aktiva lancer ini harus
disediakan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
dilakukan, dimana bagian aktiva lancer ini tidak boleh digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Modal kerja
dalam konsep ini merupakan kelebihan aktiva lancer atas hutang lancer
disebut ,odal kerja neto (net working capital)
3. Konsep Fungsional
Konsep ini medasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
perusahaan dimaksudkan untuk mendapatkan pendapatan,. Ada sebagian
dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tersebut yang
seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut, dan
ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi
tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan pendapatan.
Weston dan Copeland (1995:379) memberikan pengertian modal kerja sebagai
berikut:
Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat
berharga, piutang dan persediaan, dikurangi kewajiban lancer yang digunakan
untuk membiayai aktiva lancer. Jumlah ini disebut modal kerja bersih (net
working capital).Secara lebih luas, manajemen modal kerja mencakup semua
17
2.2 Jenis Modal Kerja
Menurut pendapat W.B. Taylor yang dinyatakan oleh Bambang Riyanto
(2001:61) dalam bukunya Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan Menggolongkan
jenis-jenis modal kerja sebagai berikut:
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara
teerus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja
permanen ini dapat dibedakan dalam:
1) Modal Kerja Primer )Primary Working Capital)
Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan
untuk menjamin komunitas usahanya.
2) Modal Kerja Normal (BIrmal Working Capital)
Yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan
luas produksi yang normal.
b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan, dan modal kerja ini dibedakan dalam:
1) Odal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi musim.
2) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
18
3) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
2.3 Perputaran Modal Kerja
Modal Kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama
perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.Periode perputaran modal
kerja (Working capital turnover periode) dimulai saat kas diinvestasikan dalam
komponen-komponen modal kerja sampai saat kembali lagi menjadi kas.Semakin
pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputaran atau semakin tinggi
perputarannya. Lamanya periode perputaran modal kerja tergantung kepada
berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja
tersebut (Bambang Riyanto, 2001;62)
2.4 Fungsi Modal Kerja
Modal kerja mempunyai dua fungsi, yaitu:
1. Menopang kegiatan produksi dan penjualan atau sebagai jembatan saat
pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan
kembali hasil pembayaran.
2. Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan
secara langsung dengan produksi dan penjualan
19
2.5 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Penentuan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan
dipengaruhi beberapa factor sebagai berikut:
1. Sifat atau tipe perusahaan
Modal kerja dari perusahaan jasa relative akan lebih rendah daripada
kebutuhan modal kerja perusahaan industry. Perusahaan jasa biasanya
memiliki atau harus menginvestasikan modal –modalnya sebagian besar
pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau
jasanya kepada masyarakat.Sebaliknya perusahaan industry harus
mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancer agar
perusahaannya tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang
yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut. Semakin
panjang waktu yang dibuthkan untuk memproduksi barang atau untuk
memperoleh barang tersebut, maka akan semakin besar pula modal kereja
yang dibutuhkan. Selain itu, harga pokok persatuan barang yang semakin
besar juga akan membutuhkan modal kerja makin besar pula.
3. Syarat pembelian bahan baku atau barang dagangan
Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan ,
semakin sedikit uang kas yang harus disediakan untuk diinvestasikan
20
4. Syarat penjualan
5. Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli
akan mengakibatkan semakin banyak jumlah modal kerja yang harus
diinvestasikan dalam piutang.
6. Tingkat perputaran persediaan
7. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja
yang dibutuhkan semakin rendah.
(Agnes Sawir,2001;134-135)
Permintaan suatu perusahaan terhadap modal kerja, menurut John j. Hampton
dan Cecilia L. Wagner, yang dinyatakan oleh Agnes Sawir (2001;136-137)
dalam bukunya Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaaan Keuangan
Perusahaan dipengaruhi oleh empat factor umum dan lima factor khusus.
Faktor umum tersebut adalah :
a. Volume Penjualan
Perusahaan membiayai modal kerja biasanya untuk mendukung
penjualan.Banyak perusahaan yang menetapkan aktiva lancer sesuai
dengan proporsi penjualan tahunannya.
b. Faktor Musiman
Factor musiman akan permintaan untuk produk atau jasa mereka. Variasi
penjualan akan berdampak pada tingkat modal kerja variable.
c. Perkembangan Teknologi
Perubahan pada teknologi yang tentusaja berdampak pada proses produksi,
21
d. Filosofi Perusahaan
Kebijakan perusahaan akan berdampak pada tingkat moda kerja permanen
maupun musiman.
Faktor khusus tersebut adalah:
a. Ukuran Perusahaan
Perusahaan besar mempunyai perbedaan modal kerja yang mencolok
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar dengan banyak
sumber dana mungkin membutuhkan modal kerja yang lebih kecil
dibandingkan dengan total aktiva atau penjualan.
b. Aktiva Perusahaan
Keadaan bisnis berdampak pada tingkat modal kerja. Sebuah perusahaan
yang menawarkan jasa tidak akan membutuhkan pesediaan. Sebuah
perusahaan yang menjual secara tunai tidak akan memberikan piutang.
c. Ketersediaan Kredit
Jika perusahaan dapat meminjam untuk membiayai dengan kredit maka
diperlukan kas yang lebih sedikit.
d. Perilaku Menghadapi Keuntungan
Suatu jumlah yang relative besar pada aktiva lancer akan mengutrangi
keuntungan keseluruhan.
e. Perilaku Menghadapi Risiko
Makin besar tingkat aktiva lancer, makin kecil resiko.Kas menyediakan
keamanan dalam membayar tagihan. Pesediaan memberikan risiko yang
22
2.6 Kebijaksanaan Jumlah Modal Kerja
Ada beberapa cara yang digunakan dalam menetukan komposisi pembelanjaan
perusahaan (Kamarudin Ahmad, 1997:15-18) yaitu:
1. Pendekatan Agresif
Menurut konsep ini keseluruhan jangka pendek harus dibiayai dengan
pinjaman jangka pendek, sedangkan kebutuhan jangka panjang dibiayai
dengan pinjaman atau modal jangka panjang, tetapi sebagian dari aktiva
lancer permanennya dibiayai dengan kredit jangka pendek.
2. Pendekatan Konservatif
Pendekatan ini menyatakan bahwa seluruh proyeksi kebutuhan modal
perusahaan harus dibiayai dengan modal jangka panjang, sedangkan
modal jangka pendek akan digunakan hanya apabila timbul keadaan
darurat atau karena adanya arus kluar yang tidak digunakan sebelumnya.
3. Pendekatan Moderat
Dalam pendekatan ini, perusahaan berusaha mempertemukan masa jatuh
tempo antara harta dan kewajiban dengan setepat-tepatnya. Jika harta
permanen bertambah, maka akan dibiayai dengan modal sendiri dan
hutang jangka panjang juga bagian permanen dari kewajiban lancer yang
23
2.7 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja menggambarkan suatu ringkasan
sumber dan penggunaan modal kerja dan perubahaan unsure-unsur modal kerja
selama periode yang bersangkutan. (s.Munawir, 1995:113)
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari:
a. Hasil Operasi Perusahaan
Merupakan jumlah net income yang nampak dalam laporan perhitungan
rugi lana ditambah dengan deprestasi dan amoritisasi, jumlah ini
menunjukan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi
perusahaan. Jadi jumlah modal dengan menganalisa laporan perhitungan
rugi laba perusahaan tersebut.
b. Keuntungan Dari Penjualan Surat-surat Berharga (Investasi jangka
Pendek)
Surat berhargayang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek (marketable
securities effek) adalah salah satu elemen aktiva lancer yang segera dapat
dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan
adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan
dalan unsure modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi
uang kas.
c. Penjualan Aktiva Tidak Lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan
aktiva tetap, investasoi jangka panjang dan aktiva tidak lancer lainnya
24
d. Penjualan Saham atau Obligasi
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan
dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada pemilik
perusahaan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan dapat
juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya
guna memenuhi kebutuhan modal kerja (S. Munawar, 1995:120-122)
Penggunaan-penggunaan aktiva lancer yang mengakibatkan turunnya modal kerja
adalah sebagai berikut:
a. Pembiayaan atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran
upah gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies kantor dan
pembayaran biaya-biaya lainnya. Pembayaran biaya operasi ini akan
mengakibatkan terjadinya penjualan dan penghasilan perusahaan yang
bersangkutan. Penggunaan aktiva lancer untuk pembayaran biaya operasi
ini baru merupakan penggunaan modal kerja bila jumlah biaya suatu
periode lebih besar daripada jumlah pengahsilan.
b. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan
surat berharga atau effek, merupakan kerugian yang insidentil lainnya.
c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancer untuk tujuan –
tujuan tertentu dalam jangka panjang. Contohnya; dana pelunasan
obligasi, dana pension pegawai, dana expansi ataupun dana-dana lainnya.
Adanya pembentukan dana ini berarti adanya perubahan bentuk aktiva dari
aktiva lancer menjadi tetap.
d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang
25
aktiva lancer atau timbulnya hutang lancer yang berakibat berkurangnya
modal kerja.
e. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotek,
hutang obligasi, maupun hutang jnagka panjang lainnya, serta penarikan
atau pembelian kembali saham perusahaan yang berbeda , atau adanya
penurunan hutang jangka panjang diimbangi berkurangnya aktiva lancer.
f. Pengembalian hutang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan
untuk kepentingan pribadinya atau adanya pengembalian bagian
keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan
atau adanya pembayaran deviden dalam perseroan terbatas.
(S. Munawir, 1995; 125-127)
Langkah-langkah penyusunan work sheet untuk penyusunan Laporan
Perubahan Modal Kersa secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Menyusun pos-pos neraca awal periode dan akhir periode atau neraca
periode sekarang dengan neraca periode sebelumnya, dipisahkan antar
pos-pos neraca bersaldo debit dengan yang bersaldo kredit.
b. Menetukan perubahan yang terjadi pada masing-masing pos, masukan
perubahan tersebut pada sisi debit atau kredit; kolom perubahan setelah
debit untuk mencatat kenaikan aktiva; penurunan hutang dan modal,
sedangkan modal kredit untuk mencatat penurunan aktiva dan kenaikan
hutang dan modal.
c. Menganalisa perubahan yang terjadi pada rekening atau pos-pos non
26
menentukan pengaruh perubahan tersebut terhadap modal kerja; apakah
merupakan sumber penggunaan atau tidak mempunyai pengaruh sama
sekali.
d. Melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang tidak sesuai
dengan transaksi yang sebenarnya.
e. Perubahan pos-pos aktiva lancer dan hutang lancer dipindahkan ke kolom
kenaikan atau penurunan modal kerja, dengan cara sebagai berikut; jika
pos tersebut mempunyai perubahan debit maka dipindahkan ke kolom
kenikan modal kerja, sebaliknya jika pos tersebut mempunyai perubahan
kredit maka dipindahkan ke kolompenurunan modal kerja. Perubahan
pos-pos non current (aktiva tidak llancer hutang jangka panjang dan
modal) dipindahkan ke kolom sumber dan penggunaan modal kerja
(S.Munawir, 1995;135)
2.8 Penentuan Kebutuhan Modal Kerja
Menghitung kebutuhan modal kerja dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menghitung perputaran setiap elemen modal kerja secara keseluruhan
yang ada pada seluruh aktiva lancer, dengan rumus:
Penjualan Bersih
27
b. Menghitung lamanya perputaran tiap-tiap unsur kerja yang terkait pada
seluruh aktiva lancer, dengan rumus:
365
Kecepatan Perputaran Elemen Modal Kerjal= ⋯Kali
c. Menghitung lamanya perputaran modal kerja keseluruhan dengan
menjumlahkan lamanya perputaran unsur-unsur kerja ( Jumlah
perhitungan b)
d. Menghitung kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan dengan jalan
membagi 365 hari dengan perhitungan c
e. Kebutuhan modal kerja dapat dihitung dengan jalan membagi jumlah hasil
penjulan bersih dengan kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan.
Modal kerja yang dibutuhkan:
(Kamaruddin Ahmad, 1997:12-15)
2.9 Rasio Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Syamsuddin, 2004). Rasio
likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya
dengan kewajiban jangka pendek (Brigham dan Houston, 2001). Tingkat
likuiditas yang tinggi berarti perusahaan tersebut semakin likuid dan semakin
28
pendeknya, hal tersebut baik bagi perusahaan agar tidak dilikuidasi akibat
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.
Yang termasuk dalam rasio likuiditas ini antara lain, yaitu :
(a) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio cepat merupakan salah satu rasio finansial yang sering digunakan.
Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
hutangjangka pendek. Rasio ini menunjukan kesangupan membayar hutang
jangka pendek (Sarwoko dan Halim, 1989). Sedangkan menurut Syamsuddin
(2004) current ratio merupakan alat untuk menghitung seberapa kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar
yang tersedia. Selain itu, Rasio Lancar menunjukan likuiditas perusahaan
yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancar
atau hutang jangka pendek (Keown : 2008).
Rumus Rasio Lancar dapat dilihat dibawah ini :
Rasio Lancar ( ) = Aktiva Lancar
Hutang jangka pendek x 100%
(b) Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini menunjukan bagaimana kemampuan kas perusahaan dalam
membiayai hutang jangka pendeknya. Rumus cash ratio dapat dilihat
dibawah ini, yaitu :
= Kas
29
(c) Rasio Cepat (Quick Ratioatau Acid-Test Ratio)
Quick Ratio atau Acid-Test Ratio menunjukan likuiditas perusahaan, seperti
yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan
terhadap kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya (Keown : 2008).
Rasio ini merupakan rasio likuiditas yang lebih ketat daripada current ratio.
Persediaan dianggap aktiva lancar kurang likuid, sebab harus melalui dua
tahap untuk menjadi kas (persediaan dijual menjadi piutang, kemudian
piutang dikumpulkan baru menjadi kas). Quick Ratio merupakan
perbandingan antara aktiva lancar (kecuali persediaan) dengan hutang jangka
pendek(Sarwoko dan Halim, 1989).
Rumus Rasio Cepat dapat dilihat dibawah ini :
Rasio Cepat ( ) = Aktiva Lancar − Persediaan
Huatng jangka poendek x 100%
(d) Net Working Capital to Total Assets
Rasio ini menunjukan seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dalam
membiayai modal kerja bersih yang akan digunakan. Rumus Net Working
Capital to Total Assets dapat dilihat dibawah ini, yaitu :
� =Aktiva Lancar − Hutang jangka pendek
Total Aktiva x 100%
2.10 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas antara lain terdiri dari rasio aktivitas yang digunakan untuk
mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan
30
penggunaan asset dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas.
Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan dengan berbagai investasi
dalam aktiva. Bedasarkan tingkat aktivitas, modal kerja akan diketahui komposisi
elemen aktiva lancar yang efektif dan efisien.
Yang termasuk dalam rasio ini antara lain :
(a) Perputaran persediaan (Inventory Turnover)
Merupakan perbandingan antara harga pokok penjualan dengan rata-rata
persediaan. Rasio ini menunjukan frekuensi perputaran persediaan
barang.(Sarwoko dan Halim, 1989). Rasio Perputaran Persediaan
menandakan likuiditas relatif persediaan yang diukur dengan berapa kali
penggantian persediaan perusahaan selama tahun tersebut (Keown,:
2008).Untuk menghitung rasio perputaran persediaan digunakan rumus
berikut ini:
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
Rata−rata Persediaan x 1 kali
Dari rasio ini dapat ditentukan berapa lama rata-rata persediaan tersebut ada
digudang (average day’s inventory), yaitu dengan membagi jumlah hari
dalam satu tahun dengan angka perputaran persedaiaan. Rumus untuk
menghitung umur rata-rata persediaan dapat dilihat dibawah ini, yaitu :
Umur rata−rata Persediaan = Jumlah Hari Setahun Perputaran Persediaan
(b) Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)
Rasio Perputaran Piutang Usaha menunjukan seberapa cepat perusahaan
31
atau perputaran piutang usaha selama tahun tersebut (Keown : 2008). Rasio
Perputaran Piutang Merupakan perbandingan antara penjualan dengan
rata-rata piutang. Jika perusahaan mengalami kesulitan pengumpulan uang,
piutang perusahaan akan besar dan rasio ini rendah.(Sarwoko dan Halim :
1989).Berikut ini adalah umus untuk menghitung rasio perputaran piutang :
Perputaran Piutang = Penjualan secara kredit pertahun
Rata−rata Piutang x 1 kali
Dalam rasio ini dapat dihitung hari rata-rata pengumpulan piutang atau
periode penagihan piutang (average day’s collection), yaitu dengan membagi
jumlah hari dalam satu tahun dengan angka perputaran piutang.
Untuk mengetahui berapa hari periode penagihan piutang dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut, yaitu :
Periode Penagihan Piutang =Jumlah Hari Setahun Perputaran Piutang
(c) Perputaran Utang Dagang(Account Payable Turnover)
Pengukuran account payable turnoversama saja dengan pengukuran account
receivable turnover. Perhitungan account payable turnoverini dimaksudkan
untuk mengetahui berapa kali utang dagang perusahaan berputar dalam
setahun(Syamsuddin, 2004).
Rumus untuk menghitung perputaran piutang dagang yaitu :
Perputaran Utang Dagang = Pembelian Kredit per Tahun
Rata−rata Utang Dagang x 1 kali
32
Rasio aktivitas ini mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan menghasilkan volume penjualan.(Weston dan Brigham, 1991).
Namun menurut Sundjaja (2003) perputaran total aktiva menunjukan efisiensi
dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan
penjualan. Pada umumnya semakin tinggi perputaran aktiva, semakin efisien
penggunaan aktiva tersebut.
Rumus untuk menghitung perputaran total aktiva, yaitu :
Perputaran Total Aktiva = Penjualan
Total Aktiva x 1 kali
(e) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)
Rasio penjualan terhadap aktiva tetap memberikan ukuran perputaran dari
pada pabrik dan peralatan. (Weston dan Brigham, 1991).
Rumus untuk menghitung perputaran total aktiva tetap, yaitu :
Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan
Aktiva Tetap neto x 1 kali
(f) Perputaran Aktiva Operasi (Operating Assets Turnover)
Merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva operasi. Rasio ini
menunjukan efektif tidaknya pemakaian aktiva. Makin tinggi rasio ini
menunjukan semakin efektif pemakaian aktiva. (Sarwoko dan Halim, 1989).
Rumus perputaran aktiva operasi dapat dilihat dibawah ini:
Peputaran Aktiva Operasi = Penjualan
33
2.11 RasioLeverage
Leverage Keuangan adalah tingkat penggunaan hutang sebagai sumber
pembiayaan perusahaan. (Weston dan Brigham, 1990). Jadi Leverage dapat
diartikan sebagai besarnya perbandingan antara penggunaan hutang jangka
panjang terhadap seluruh modal yang tersedia dari perusahaan tersebut. Rasio
Leverage mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemilik dana yang
dipinjam perusahaan dari kreditur. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
Yang termasuk rasio ini antara lain :
(a) Total Debt to Total Assets Ratio
Rasio ini menunjukan berapa total aktiva yang disediakan untuk menjamin
hutang perusahaan atau berapa banyak hutang yang digunakan untuk
membiayai aset-aset perusahaan. Rumusnya, yaitu ;
= Total Hutang
Total Aktiva x 100%
(b) Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukan berapa rupiah modal sendiri yang disediakan untuk
membayar hutang.
� = Total Hutang
34
(c) Long Term Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukan jaminan atas hutang jangka panjang yang tersedia dari
modal sendiri.
� = Hutang Jangka Panjang
Modal Sendiri x 100%
(d) TIE (Times Interest Earned)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga.
� = � x 100%
2.12 Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Berikut ini merupakan indikator pengukur tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu
antara lain :
� = Laba Kotor (EBIT )
Penjualan x 100%
= Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan x 100%
Return On Assets (rasio pengembalian atas total aset) adalah rasio yang
memberikan efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. (Walsh, 2004).
35
laba bersih setelah bunga dan pajak. (Weston dan Brigham, 1990).Berikut ini
beberapa perhitungan dalam mencari profitabilitas, antara lain sebagai berikut :
= Laba Bersih setelah Pajak (EAT )
Tot al Assets x 100%
=Laba Bersih Setelah Pajak (EAT )
Modal Sendiri x 100%
= Laba Bersih Setelah Pajak
Jumlah Perlembar Saham x 100%
�= Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan x
Penjualan
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono ; 2011)
Penelitian sample baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subyek di dalam
populasi benar-benar homogen.
Kita akan melakukan penelitian sample dari pada melakukan penelitian populasi
karna penelitian sample memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Karena menghemat dari segi waktu, tenaga dan biaya karena subyek
penelitian sample relative lebih sedikit disbanding dengan study populasi.
2. Dibanding dengan penelitian populasi penelitian sample lebih baik karena
apabila penelitian populasi terlalu besar maka dikhawatirkan ada yang
terlewati dan lebih merepotkan.
3. Pada penelitian populasi akan terjadi dalam pencatatan dan analisisnya.
37
5. Adakalanya penelitian populasi tidak lebih baik di laksankan karena terlalu
luas populasinya.
Sample adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar , dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi,missal karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,
maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiono; 2011)
Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness
sampel (sepal yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:
1. Variabilitas populasi
Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneliti
harus menerima sebagai mana adanya, dan tidak mengatur atau
memanipulasinya.
2. Besar sampel
Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf
representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogeny secara
sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi tarap representativeness
sampel.
3. Teknik penentuan sampel
Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan semakin
tinggi pula tingkat representativeness sampel.
38
Makin lenkap ciri-ciri populasinya yang dimasukan kedalam sampel, akan makin
tinggi tingkat representatives sampel.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Buku laporan tahunan 2011, 2012, dan 2013
3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data
1. Cross-sectional
Adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Dalam penelitian ini, metode
data cross-sectional digunakan untuk mencari hubungan antar variabel
indevenden terhadap variabel dependen.
2. Data Sekunder
Dara yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah
ada (penelitian sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan
lain-lain.
3.2.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber
www.indosat.com untuk mengambil data laporan keuangan tahunan PT Indosat
39 3.3 Teknik Pengumpulan data
1. Penelitian Lapangan
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menyalin dokumen yang
berkaitan dengna penelitian ini di website PT Indosat.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan melalui studi literature teori, serta dengan cara
mempelajari bahan-bahan yang berhubungan dengna permasalahan yang sedang di
teliti penulis.
3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas,
dimana profitabilitas merupakan hasil akhir dari serangkaian kebijakan dan
keputusan yang dilakukan perusahaan dalam memperoleh laba dengna
menggunakan rasio tingkat pengambilan atas aktiva atau return on assets (ROA)
3.4.2 Variabel Independen
Variabel indevenden dalam penelitian ini adalah Rasio kebutuhan modal kerja,
dapat dihitung dengan jalan membagi jumlah hasil penjualan bersih dengan
40 3.5 Analisis Regresi Berganda
Analisi regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
antar variabel independen (variabel bebas) terhadap dependen (variabel terikat).
Berikut ini persamaan umum regresi linier berganda yaitu:
Y’= b ………. + + eit
Keterangan:
Y’ = Nilai variabel terikat
X = Variabel bebas yang mempengaruhi Y
b = Konstanta
b = Koefisien arah dari vasiabel bebas
b = Koefisien arah dari variabel bebas
eit = Pemeriksa kesalahan pengganggu
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari modal kerja (Debt To Total Equity)
sebagai variabel bebas terhadap profitabilitas (Return On Asset) sebagai variabel
terikat, model regresi berganda sebagai berikut:
ROA = + DTE + eit
Keterangan:
ROA = Variabel terikat Return On Asset
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian
Berikut ini telah disajikan tabel perkembangan kinerja keuangan PT Indosat tahun
2010, 2011 dan 2012
Tabel 3.
Tabel Modal Kerja, Aset Dan Laba Pada PT. Indosat Tahun 2010, 2011 dan 2012
TAHUN MODAL KERJA ASET LABA
2010 35,069,754 58,781,068 642,375
2011 34,263,912 59,000,577 1,066,744
2012 35,829,677 63,533,871 487,416
Sumber : Laporan Keuangan PT Indosat Desember 2013 (Data Skunder yang sudah diolah
Pada tabel 3 kita dapat melihat bahwa pada tahun 2012 modal kerja PT indosat
mengalami peningkatan sebesar 5% dibandingkan tahun 2011. Sedangkan pada
aset ditahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 8% dibandingkan dengan tahun
2011, namun berbeda dengan laba PT Indosat di tahun 2012 justru mengalami
42 Tabel. 4
Lamporan Perubahan Modal Kerja PT Indosat Tahun 2013
LIABILITAS KEUANGAN JANGKA PENDEK
LAINNYA 289,164 362,448 73,284 25%
LIABILITAS JANGKA PENDEK LAINNYA 204,040 223,408 19,368
(1,683,714) 9%
TOTAL MODAL KERJA 17,420,829 18,489,234 1,068,405 6%
Sumber : Laporan Keuangan PT Indosat Desember 2013 (Data Skunder yang sudah diolah
Berdasarkan Tabel 4, dapat dijelaskan bahwa jumlah aktiva lancar pada tahun
2012-2013 mengalami penurunan. Dilihat dari rata-rata peningkatan dan
penurunan aktiva, yang mengalami penurunan cukup tinggi adalah Kas, yaitu
sebesar 43%, namun aset derivatif mengalami peningkatan drastis sebesar 181%,
dan diikuti dengan peningkatan aset keuangan lancar lainnya sebesar 136%.
Berbeda dengan hutang justru mengalami peningkatan sebesar 401% pada hutang
43
adalah liabilitas jangka pendek lainnya yaitu sebesar 9%. Sedangkan untuk total
modal kerja pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 6% yaitu
sebesar Rp.1.068.405.
Tabel 5
Aset Lacar Dan Aset Tidak Lancar PT Indosat Tahun 2010,2011,2012 dan 2013
Sumber : Laporan Keuangan PT Indosat Desember 2013 (Data Skunder yang sudah diolah
Berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa jumlah asset lancer PT Indosat mengalami
44
32% dimana sebelumnya jumlah asset adalah sebesar Rp.8.308.810 turun menjadi
Rp.5.636.824. sedangkan pada asset tidak lancer mengalami peningkatan meski tidak
signifikan.
Tabel 6
Liabilitas Jangka Pendek Dan Liabilitas Jangka Panjang PT Indosat 2010,2011,2012 dan 2013
Sumber : Laporan Keuangan PT Indosat Desember 2013 (Data Skunder yang sudah diolah
Berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa jumlah hutang jangka pendek PT Indosat
45
meningkat. Begitu juga dengan hutang jangka panjang yang terus meningkat di tiap
tahunnya.
Tabel 7
Ekuitas PT Indosat tahun 2010,2011,2012dan 2013
Sumber : Laporan Keuangan PT Indosat Desember 2013 (Data Skunder yang sudah diolah
Berdasarkan table 7 diatas menunjukan bahwa ekuitas PT Indosat juga mengalami
pluktuatif seiring dengan peningkatan hutang PT Indosat. Puncak tingginya ekuitas
terjadi pada tahun 2012 senilai Rp. 19.395.304 dan turun di tahun 2013 menjadi
Rp.15.190.206.
4.2 Analisis Regresi Berganda
Hasil pengolahan data dengan menggnnakan program SPSS versi 17.0 diperoleh
46 Tabel 8
Hasil regresi dengan profitabilitas
Coefficientsa
a. Dependent Variable: laba
Sumber: Hasil Analisis Regresi dengan SPSS 17.0
Berdasarkan tabel diatas, persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini
adalah :
Hasil dari analisis tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
1) Konstanta sebesar 24,010, artinya jika variabel Aset (X1) dan Modal Kerja
(X2) nilainya adalah 0 (nol), maka Profitabilitas (Y) nilainya sebesar
24.010.
2) Koefisien regresi variabel Likuiditas (X1) dengan arah negatif sebesar
104.000, artinya setiap kenaikan 1 % pada variabel aset(X1) maka akan
menurunkan tingkat profitabilitas (Y) sebesar 104 %.
3) Koefisien regresi variabel Modal kerja (X2) dengan arah positif sebesar
10.000, artinya setiap kenaikan 1 % pada variabel modal kerja (X2) maka
akan menaikan tingkat profitabilitas sebesar 10 %.
47 Tabel 9
Tabel Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .514a .265 -1.206 .1414
a. Predictors: (Constant), Modal_kerja, Aset
Sumber: Hasil Analisis Regresi dengan SPSS 17.0
Hasil pengujian koefisien determinasi pada Tabel 9 menunjukkan bahwa koefisien
determinasi yang ditunjukkan dari nilai R Square sebesar 0.265 yang artinya
26,5% variabel dependen yaitu profitabilitas dapat dijelaskan oleh dua variabel
independen yaitu aset dan modal kerja, sedangkan sisanya sebesar 73,5%
profitabilitas dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lain yang tidak dimasukan
ke dalam model regresi seperti misalnya faktor pertumbuhan penjualan, jumlah
persediaan, harga bahan baku, ukuran perusahaan, nilai perusahaan, dan stabilitas
ekonomi. Nilai koefisien determinasi R Square yang kecil pada hasil penelitian ini
berarti hal ini menunjukan bahwa kemampuan variabel-variabel independen
modal kerja dan aset yang digunakan pada penelitian ini dalam menjelaskan
variasi variabel dependen yaitu profitabilitas sangat terbatas.
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1 Hasil Uji-F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variable independen yang
48
variable dependennya. Hasil perhitungan uji F ini dapat dilihat pada table 10
dibawah ini:
Tabel 10
Hasil Uji-F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .007 2 .004 .180 .857a
Residual .020 1 .020
Total .027 3
a. Predictors: (Constant), Modal_kerja, Aset
b. Dependent Variable: laba
Sumber: Hasil Analisis Regresi dengan SPSS 17.0
Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa hasil uji-F dengan nilai Fhitung sebesar 180
dan dengan sigifikansi 857. Jadi, Fhitung (180) > Ftabel (2.77) dan Nilai signifikansi
(857) yang lebih besar dari α (0,05). Jadi hasil analisis dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa bahwa variabel independen modal kerja dan aset dalam
penelitian ini secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu profitabilitas.
4..3.2 Hasil Uji T
Hasil perhitungan analisis regresi guna menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan
49
a. Dependent Variable: laba
Sumber: Hasil Analisis Regresi dengan SPSS 17.0
Persamaan regresi diatas mempunyai makna sebagai berikut:
Hasil perhitungan SPSS diperoleh T hitung antara modal kerja dengan laba
sebesar 5.623 dan T tabel sebesar 5.000 karena (T hitung > T table) yaitu
(5.623>5.000) dan mempunyai nilai signifikan >0,05 menunjukan bahwa modal
kerja secara parsial tidak signifikan pengaruhnya terhadap laba pada tingkat
kesalahan 5%.
Sedangkan T hitung antara aset dengan laba sebesar -5.461<5.000 dan
menunjukan nilai signifikan >0,05 hal ini menunjukan bahwa secara parsial tidak
signifikan Hal ini berarti H1 dan H2 ditolak sehingga hipotesis yang menyatakan
bahwa modal kerja secara parsial signifikan tidak berpengaruh terhadap laba dapat
diterima.
4.4 Perhitungan lain-lain
Struktur modal menggunakan rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini
50
mengukur perbandingan antar utang jangka panjang dengan modal sendiri
perusahaan untuk menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan guna
memunih seluruh kewajibannya.
Debt To Total Equity 2012 =
=
= 185%
Debt To Total Equity 2013 =
=
= 230%
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan kemampuan pendanaan PT Indosat
dan modal sendiri untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
4.4.1 Long Turn Dabt to Equity Ratio
Untuk mengukur modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka
panjang pada PT Indosat penulis menggunakan rasio Long turn debt to equity
ratio dengan rumus:
Long turn debt to equity ratio 2012 =
=
= 128%
Long turn debt to equity ratio 2013 =
=
51
Berdasarkan perhitungan menunjukan bahwa tahun 2013 hutang jangka panjang
indosat mengalami peningkatan sebesar 20% dibandingkan tahun 2012
4.4.2 Times Interest Earned
Rasio ini digunakn untuk mengukur kemampuan PT Indosat untuk membayar
bunga sebagai berikut :
Times Interest Earned 2012 =
=
= 61%
Times Interest Earned 2013 =
=
= 61%
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan kemampuan PT Indosat dalam
membayar bunga tidak mengalami kenaikan yaitu tetap di 61%
4.4.3 Profitabilitas
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah total aset turnover. Total
aset turnover menunjukan kemampuan perputaran dana yang tertanam dalam
perusahaan pada suatu periodetertentu. Dengan kata lain kemampuan dari modal
yang ditanam untuk menghasilkan pendapatan dalam periode tertentu. Semakin
tinggi rasio ini menunjukan bahwa semakin efisien dana yang tertanam
diperusahaan.