• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengajuan Surat Perintah Membayar - Ganti Uang Persediaan Pada Instansi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Pengajuan Surat Perintah Membayar - Ganti Uang Persediaan Pada Instansi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung 1"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PENGAJUAN SURAT PERINTAH

MEMBAYAR

GANTI UANG PERSEDIAAN PADA

INSTANSI KANTOR PELAYANAN

PERBENDAHARAAN NEGARA

BANDUNG 1

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam memenuhi Jenjang D3

Program Studi Keuangan Perbankan

Oleh :

NAMA

: Eva Gustiana

NIM

: 21511006

PROGRAM STUDI KEUANGAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

iv

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 12

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 12

3.3. Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 13

(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Eva Gustiana

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 8 Agustus 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Mahasiswa

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jl Kebon Kopi Gg karya Bakti rt 04 rw 09 no 368 Cimahi Selatan

No. Telepon : 089655152228

II. Pendidikan Formal

1. Tamatan TK Almuawannah 1999

2. . Tamatan SDN Melong 4 1999 – 2006 3. Tamatan SMPN 7 Cimahi 2006 – 2009 4. Tamatan SMAN 6 Cimahi 2009 – 2011

Bandung , Januari 2014 Saya Yang Bersangkutan

(5)

ii

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis bisa melaksanakan Laporan

Kerja praktek dengan judul “ PROSEDUR PENGAJUAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR – GANTI UANG PERSEDIAAN PADA INSTANSI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG 1 ” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menenpuh jenjang Diploma III (D3) Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Dalam menyusun Laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak ,maka dengan ini penulis ingin menyampaikan rasa Terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof.Dr.Hj Dwi Kartini,SE.,Spec.Iic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

(6)

iii

5. Ibu Linna Ismawati,SE., M.Si., Selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dalam menyusun Laporan Kerja Praktek ini.

6. Ibu Trustorini Handayani,SE., M.Si selaku Dosen wali Keuangan dan Perbankan 2013.

7. Kepada Bapak Anang Sujana, S.Sos., selaku pembimbing kerja praktek di KPPN Bandung 1, yang telah meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan selama penulis melakukan kerja praktek.

8. Kepada keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung dalam penyelesaian laporan kerja praktek ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan ,hanya doa yang dapat penulis berikan semoga amal ibadah mereka yang telah membimbing dan membantu dalam menyeleseikan laporan kerja praktek ini mendapat balasan yang sebesar besarnya dari Tuhan Yang Maha Esa.

Bandung , Januari 2014 Penulis

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Kerja Praktek

Seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan, pimpinan Direktorat Jendral Perbendaharaan bertekad membentuk suatu kantor pelayanan yang dapat memberikan layanan yang cepat, akurat, tanpa biaya, dan transparan. Karena itu dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi KPPN mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintah dan pembangunan di daerah.

Termasuk Peran KPPN terhadap penyediaan uang dalam pelaksanaan operasional kantor untuk menunjang pelaksanaan tugas kantor Instansi agar tetap bisa berjalan. diantara lain tugas KPPN untuk menyediakan dana dan melakukan pencairan dana untuk SPM yang diajukan oleh satker kepada petugas KPPN memalui prosedur pengajuan SPM yang sudah ditentukan oleh kewenangan pemerintah.

(8)

SPM LS (Surat Perintah Membayar Langsung untuk belanja pegawai dan non belanja pegawai). Tetapi saya akan membahas prosedur pengajuan SPM - GUP.

Sedangkan GUP adalah ganti uang persediaan. pengertian SPM - GUP adalah surat perintah membayar ganti uang persediaan Yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) dan dipergunakan untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai. Penggantian uang persediaan ini untuk keperluan barang/modal/lain-lain di kantor Instansi. Pengajuan ini dilakukan oleh satker (satuan kerja).

SPM – GUP Ini sengaja di terbitkan oleh Inspektur Jendral atau pejabat yang di tunjuk untuk bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran di lingkungan Departemen Agama untuk penyelenggaran pemerintah yang efisien dan efektif yang menjadi tuntutan di era globalisasi yang syarat dan persaingan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya aparatur / pegawai negeri sipil dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan.

Tuntutan terhadap profesionalisme pegawai negeri disebabkan peranannya yang sangat sentral yaitu sebagai ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dengan kondisi tersebut memaksa pegawai negeri untuk harus mampu meningkatkan profesionalisme. Upaya untuk mewujudkan kondisi seperti itu secara terus menerus telah dilakukan dengan pembenahan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian. Dari uraian di atas maka penulis

(9)

MEMBAYAR – GANTI UANG PERSEDIAAN PADA INSTANSI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG 1 ” .

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dalam melaksanakan kerja praktek di instansi KPPN Bandung 1 adalah:

1) Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan umum yang sudah di tetapkan pemerintah dalam pengajuan Surat Perintah Membayar – Ganti Uang Persediaan Pada Instansi KPPN Bandung 1.

2) Untuk mengetahui prosedur pengajuan Surat Perintah Membayar – Ganti Uang Persediaan dalam pelaksanaan anggaran pada instansi KPPN Bandung 1.

3) Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang terkait dalam pengajuan Surat Perintah Membayar – Ganti Uang Persediaan pada Instansi KPPN Bandung 1.

1.3. Kegunaan Kerja Praktek

(10)

Adapun kegunaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

b. Menambah wawasan melalui keterangan dan penjelasan masalah tentang perusahaan selama kerja praktek berlangsung.

c. Memperoleh pengalaman kerja terutama untuk mengetahui prosedur pengajuan SPM – GUP pada Instansi KPPN Bandung 1.

d. Merupakan suatu proses adaptasi bagi penulis terhadap lingkungan kerja nyata sehingga penulis bisa membandingkan teori-teori yang di dapat dari perkuliahan ataupun studi kepustakaan dengan kerja nyata dilapangan. e. Meningkatakan profesionalisme dan tanggungjawab dalam menyelesaian

pekerjaan.

2. Bagi Instansi KPPN Bandung 1

a. Membantu Pekerjaan instansi sesuai dengan bidang yang diberikan. b. Dengan adanya penulisan laporan hasil kerja praktek ini, diharapkan

dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan terhadap instansi khususnya pada Sub Bagian Umum, sehingga dapat meningkatkan kualitas menjadi lebih baik lagi.

3. Bagi Akademik

(11)

1.4. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi penulis melalukan kerja praktek yaitu pada Instansi KPPN Bandung 1 yang beralamat di Jalan Asia Afrika No. 114, Bandung.

(12)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Awal pembentukan KPPN Bandung I dimulai pada tahun 1965 berdasarkan keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1964 Nomor PKN/1/6/4 dan mulai beroperasi pada Januari 1965 dengan nomenklatur pada saat itu yaitu Kantor Pusat Perbendaharaan Negara.

Dalam sejarah perjalanannya sejak Januari 1965 sampai saat ini KPPN Bandung I telah mengalami beberapa kali perubahan nomenklatur mulai dengan Kantor Pusat Perbendaharaan Negara, kemudian pada tahun 1968 berubah menjadi Kantor Bendahara Negara, selanjutnya pada tahun 1975 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan Negara dan pada tahun 1990 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara sekaligus memisahkan KPKN Bandung I dan KPKN Bandung II berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tanggal 12 Juni 1989 nomor.645/KMK.01/1989.

(13)

berdasarkan keputusan Menteri Keuangan nomor.214/KMK.01/2005 tanggal 2 Mei 2005 KPPN Bandung pecah menjadi KPPN Bandung I dan KPPN Bandung II.

Visi Dan Misi Perusahaan

Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.01/2006 dan fungsi KPPN sebagai pemegang Kuasa BUN di daerah, KPPN Bandung I mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut:

Visi :

Menjadi Pelaksana Fungsi Bendahara Umum Negara Yang Profesional di Daerah, Transparan, dan Akuntabel untuk Mewujudkan Pelayanan Prima.

Misi :

1. Menjamin kelancaran pencairan dana APBN secara tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah.

2. Mengelola penerimaan negara secara profesional dan akuntabel.

3. Mewujudkan pelaporan pertanggungjawaban APBN yang akurat dan tepat

(14)

2.2. Struktur Organisasi

KPPN Bandung I adalah instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan yang

berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kanwil XII Ditjen Perbendaharaan Propinsi Jawa Barat. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, KPPN Bandung I memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

Sumber: kantor pelayanan pembendaharaan bandung 1

Gambar 2.1.

Struktur Organisasi kantor pelayanan pembendaharaan Negara bandung 1

(15)

2.3. Deskripsi Jabatan

1. Kepala KPPN

Menyusun program KPPN BANDUNG 1 dalam melayani masyaratan Mengelola anggran keuangan dan informasi data, Menfasilitasi pelaksanaan peningkatan pembendaharaan Negara, Mengevaluasi program dan fasilitasi agar tetap bisa berjalan dalam operasional kantornya.

2. Subbagian Umum

Melakukan pengelolaan organisas, kinerja,SDM, dan keuangan, manajemen risiko, pengendalian internal serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan.

3. Seksi Pembendaharaan

Pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SPPT (Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan), penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja (Badan Layanan Umum) BLU, pengelolaan data kontrak, data suplier, dan belanja pegawai satker, serta monitoring dan evaluasi penyerapananggaran satker.

4. Seksi Bank

(16)

Manajemen Kas, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan pengembalian Pendapatan/Penerimaan Negara.

5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi

Untuk melakukan rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kuasa BUN, realisasi dan analisis kinerja anggaran serta analisis data statistik laporan keuangan regional.

6. Seksi Bank

Melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana dengan penerbitan SP2D atas tagihan yang telah jatuh tempo sesuai SPPT yang telah diterbitkan oleh seksi Pencairan Dana, melaksanakan fungsi Manajemen Kas, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan pengembalian Pendapatan/Penerimaan Negara.

7. Kelompok Jabatan Fungsional:

(17)

2.4. Aspek Kegiatan Perusahaan

Aspek kegiatan dari Instansi KPPN Bandung 1 adalah

1. Pengujian terhadap dokumen surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundang- undangan;

2. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana dari Kas Negara atas nama Menteri Keuangan (Bendahara Umum Negara);

3. Penyaluran Pembiayaan atas beban APBN;

4. Penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan

5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran Negara melalui dan dari Kas Negara

6. Pengiriman dan penerimaan kiriman uang; 7. Penyusunan Laporan Pelaksanaan APBN;

8. Penyusunan Laporan Realisasi pembiayaan yang berasal dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri;

9. Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak;

10. Penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi; 11. Pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil

pemeriksaan;

12. Pelaksanaan kehumasan;

(18)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilakukan di Instansi KPPN Bandung 1. Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan dibagian Seksi Verifikasi dan Akuntansi di beri selama kurang lebih 1 (satu) bulan yang dalam

pelaksanaannya mengenai tentang bagaimana cara pengajuan SPM GUP yang diserahkan kepada petugas KPPN untuk di segera di cairkan dananya. KPPN bandung 1 merupakan salah satu instansi dalam melayani pembendaharan Negara dan masyarakat umum yg lokasinya di daerah Bandung.

Pelaksanan kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui prosedur pelaksanaan anggaran pada Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara dalam pengajuan SPM - GUP.

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

(19)

Selama kerja praktek penulis melakukan kegiatan antara lain :

1. Membantu meminta tanda tangan pejabat bagian kepala seksi verak bila Surat pengesahan SPM – GUP belum di tanda tangan.

2. Membantu membubuhi cap pada dokumen pengajuan SPM - GUP bila terdapat belum di bubuhi cap.

3. Membantu menganalisa check list kelengkapan SPM- GUP.

4. Mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan institusi terutama yang berkaitan dengan Pelaksanaan Anggaran.

3.3. Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

1. Ketentuan-ketentuan umum yang sudah di tetapkan pemerintah dalam

pengajuan Surat Perintah Membayar – Ganti Uang Persediaan Pada

Instansi KPPN Bandung 1.

Ketentuan umum pengajuan SPM-GUP pada Instansi KPPN Bandung 1, mengikuti peraturan pemerintah sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan dan Peraturan/keputusan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang telah diberlakukan secara umum.

(20)

2. Sebelum tanggal jatuh tempo (1 s/d 14 hari) satker harus mengirimkan SPM ke KPPN, bisa via Online maupun diantar langsung ke KPPN. 3. Pada tanggal jatuh tempo SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) akan

diterbitkan oleh KPPN.

4. Apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo satker tidak mengirim SPM ke KPPN, maka KPPN tidak akan menerbitkan SP2D tersebut, dan nomor tagihan yang telah diberikan dinyatakan tidak berlaku dan tidak dapat dipakai kembali.

5. Sehingga untuk mendapatkan nomor tagihan yang baru, satker harus mengirimkan kembali resume tagihan ke KPPN.

2. Prosedur pengajuan Surat Perintah Membayar – Ganti Uang Persediaan

dalam pelaksanaan anggaran pada instansi KPPN Bandung 1.

1. Satker menerima DIPA / Daftar isian Pelaksanaan Anggara (mempunyai otorisasi atas pagu DIPA).

2. Satker membuat perikatan/kontrak dengan pihak ke tiga, maka Pejabat Pembuat Komitmen membuat resume kontrak.

3. Resume Kontrak (RFC) disampaikan ke KPPN oleh Satker

4. Satker akan mendapatkan Nomor Register Kontrak (NRK) dari KPPN. 5. Satker membuat Surat Persetujuan Pembayaran (resume tagihan)

disertai data NRK.

(21)

7. Segera setelah cocok, KPPN akan memberikan Nomor Tagihan kepada satker yang akan digunakan sebagai input data SPP dan penerbitan SPM-GUP

8. Satker menyampaikan SPM – GUP ke KPPN,

9. Kemudian KPPN melakukan validasi kesesuaian NRK dan Nomor tagihan yang ada di SPM – GUP dibandingkan dengan dalam database SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara).

10.Atas kesesuaian pencocokan data NRK ,Nomor tagihan, serta Validasi I dan II yang dilakukan oleh petugas KPPN , selanjutnya KPPN dapat menyetujui/menolak pembayaran tagihan yang diajukan oleh Satker 11.Apabila tagihan disetujui maka KPPN menerbitkan SPPT (Surat

Persetujuan Pembayaran Tagihan)

12.Pemberitahuan/notifikasi penerbitan SPPT dikirimkan melalui email Satker, dan bisa dicetak SPPT dalam bentuk hardcopy.

13.Sebaliknya KPPN akan mengembalikan tagihan apabila tidak memenuhi persyaratan seperti penjelasan butir no 7 diatas.

14.Atas SPPT yang telah disetujui , selanjutnya akan diterbitkan SP2D sesuai jatuh tempo oleh KPPN.

15.Berdasarkan tanggal jatuh tempo SP2D Ditjen KPPN dapat melakukan perencanaan kas, dan memerintahkan BI untuk menyediakan dana sesuai kebutuhan pada tanggal tersebut.

(22)

17.SP2D di KPPN dikelompokkan berdasarkan bank operasional/bank pembayar.

18.Data SP2D yang berada di database SPAN kemudian dikirim oleh sistem secara otomatis ke intermediate server (server penghubung data

SPAN dan BI).

19.BO Pusat akan mengambil data SP2D di intermediate server.

20.Berdasarkan data tersebut, BO Pusat akan langsung mentransfer dana ke rekening penerima/pihak ketiga (pencairan dana melalui BO). 3. Dokumen – dokumen yang terkait dalam pengajuan Surat Perintah

Membayar – Ganti Uang Persediaan di KPPN BANDUNG 1 :

A. Pembuatan Resume Kontrak (RFC) yang mencakup :

- Data Supplier (penyedia barang/jasa) seperti Nama,Alamat,NPWP Supplier dll.

- Data tentang Kontrak yang meliputi : Nilai Kontrak, Kuantitas, No.Rekening, Pekerjaan yang dilaksanakan, Jangka Waktu pembayaran, cara pembayaran dll.

B. Pembuatan Resume Tagihan/Surat Persetujuan Pembayaran oleh

Satker yang di dilengkapi data sbb :

- Nomor supplier setelah menyampaikan RFC ke KPPN

- Nomor Register Kontrak (NRK) /Comittmen Application Number

(23)

C. Penerbitan Surat Perintah Membayar oleh Satker dan disampaikan

ke KPPN dengan kelengkapan data sbb :

- Nomor supplier

- Nomor Register Kontrak (NRK)

- Nomor tagihan atas penyampaian Resume Tagihan (butir 2)

- Mendapatkan Approval PP –SPM

- Untuk SPM GUP Dilampiri data :

(24)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis pada saat kerja praktek di KPPN BANDUNG 1, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam proses pengajuan SPM - GUP, setiap satker harus mengetahui ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan oleh Instansi KPPN Bandung 1 sesuai peraturan pemerintah. Diantaranya adalah KPPN Bandung 1 harus memberikan dana kepada satker berupa uang sebesar yang diajukan oleh satker, Jumlah dana tersebut akan dicairkan dan dipergunakan untuk keperluan barang/modal/lain-lain di kantor Instansi.

2. Saat melakukan pengajuan SPM-GUP, terdapat prose yang harus dilakukan oleh satker. Proses prosedur pengajuan SPM – GUP tersebut harus dipenuhi oleh setiap satker. Dimulai dari penerbitan DIPA hingga penerbitan SP2D sesuai Jatuh tempo agar dana dapat segera di cairkan oleh KPPN Bandung 1.

(25)

Penerbitan SPPT (Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan) dan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana oleh KPPN. Bila dokumen tersebut tidak lengkap/ tidak memenuhi syarat, maka KPPN akan mengembalikan dokumen tersebut.

4.2. Saran

(26)
(27)
(28)

Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) Bandung :Laporan Kerja Praktek.

KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG 1, 25 Januari 2013, <http://www.kppnbandung1.com/ : Hakcipta © 2011 KPPN BANDUNG 1.

Adji Sukma P. 2009. Pelaksanaan Anggaran Sebagai Penyediaan Sumber Dana Pada Bagian Keuangan Di Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Mineral Dan Batubara (Ppptmb) Bandung : Laporan Kerja Praktek.

(29)

Gambar

Gambar 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memurnikan dan menetapkan konsentrasi DAG yang dapat diperoleh dari gliserolisis CPO skala lab (total reaktan 93,8 mL) dan

Hal ini yang mendorong saran kepada calon investor dimasa yang akan datang jika ingin berinvestasi pada perusahaan sampel dalam penelitian ini dan return atau deviden atas

Metode Sucessive Interval (MSI) adalah metode untuk meningkatkan skala data penelitian yang mempunyai skala data ordinal, menjadi skala interval sehingga analisis

Penelitian ini meninjau tentang proses pembuatan batik yang kini menjadi trend Wisata Minat Khusus di Kota Yogyakarta yang diminati oleh wisatawan menambah daya tarik wisata baru

merupakan pengujian yang didesain untuk melawan sistem dalam keadaan yang tidak normal. Pengujian stress dilakukan dengan cara mengakses beberapa alamat web yang telah

4.15 Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan dengan Partisipasi Masyarakat

After graduate from Information Systems Audit Program, students can have career as: • Internal IS/IT Auditor. • IS

Dari hasil perhitungan diperoleh ukuran perusahaan ( size ), aset berwujud ( tangibility ) dan profitabilitas ( profitability ) berpengaruh signifikan dan positif