• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Informasi Gaya Busana Pemusik Indonesia Era 1970an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Informasi Gaya Busana Pemusik Indonesia Era 1970an"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Reza Rizkyawan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 14 Januari 1992 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Status : Belum menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kebon Kopi No:270 RT 02/09, Cimahi. Jawa barat

40535

Telepon : +6288218169166

Email : rezar386@gmail.com

Latar Belakang Pendidikan

1998 - 2004 : SDN 01 Rancabentang - Bandung 2004 - 2007 : SMPN 04 Cimahi

2007 - 2010 : SMKN TI Pembangunan - Bandung

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI GAYA BUSANA PEMUSIK INDONESIA ERA 1970-AN

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

Oleh :

Reza Rizkyawan NIM. 51910012

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan perancangan ini. Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan program studi strata I dan sebagai bahan untuk mata kuliah Tugas akhir pada program studi

Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Akhir kata, semoga penelitian dan perancangan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukanya.

Bandung, Agustus 2016

(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. INFORMASI BUKU ILUSTRASI JENIS GAYA BUSANA PEMUSIK INDONESIA ERA 1970-AN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Metode Penelitian ... 3

I.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

BAB II. TINJAUAN GAYA BUSANA PEMUSIK INDONESIA ERA 1970...4

II.1 Definisi Gaya Busana ... 4

II.1.1 Gaya Busana Pemusik Indonesia era 1970-an ... 4

II.1.2 Definisi Musik ... 6

II.1.3 Musik Indonesia Era 1970-an ... 6

II.1.4 Peristiwa-Peristiwa Musik Indonesia era 1970-an ... 7

II.1.5 Genre, Musisi/Band Indonesia Era 1970-an ... 8

II.1.6 Band/Musisi Indonesia Era 1970-an ... 9

II.2 Objek Penelitian ... 13

(8)

vii II.2.2 Pemahaman Masyarakat Penikmat/Tidak Untuk Mendengarkan Musik

Indonesia Era 1970 ... 14

II.2.3 Pemahaman Masyarakat Malu/Tidak Untuk Mendengarkan dan Memakai Gaya BusanaMusik Indonesia Era 1970 ... 14

II.2.4 Masyarakat Kurang Mengetahui Musik Indonesia Era 1970 ... 14

II.2.5 Hasil Dari Kuisioner ... 15

II.3 Analisis ... 15

II.4 Kondisi Khalayak ... 16

II.5 Solusi dan Pemecahan Masalah... 16

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 17

III.1 Strategi Perancangan ... 17

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 17

III.1.2 Target Audiencs ... 18

III.1.3 Pendekatan Komunikasi ... 18

III.1.3.1 Pendekatan Visual ... 19

III.1.3.2 Pendekatan Verbal ... 20

III.1.4 Strategi Kreatif ... 20

III.2.3.2 Tipografi Narasi, Dialog dan Credit... 27

III.2.4 Ilustrasi ... 27

III.2.5 Studi Warna ... 29

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 30

IV.1 Proses Pembuatan Buku ... 30

(9)

viii

IV.2.1 Cover ... 34

IV.2.2 Isi Buku ... 35

IV.3 Media Pendukung ... 36

IV.3.1 Poster ... 36

IV.3.2 Flyer ... 37

IV.3.3 Stiker, Pin dan Gantungan Kunci ... 38

IV.3.4 X-Banner ... 39

IV.3.5 Kaos ... 40

IV.3.6 Mug ... 41

IV.3.7 Totebag ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(10)

43 DAFTAR PUSTAKA

Al-Firdaus, I. (2010). Inspirasi-inspirasi Ragam Kreasi Busana. Jogjakarta: PT DIVA Press.

Andjani, Karina. (2014). Apa itu Musik?. Margin Kiri.

Anggota IKAPI DKI Jakarta (2007). Musisiku.Jakarta: Republika.

Bassano, Mary., Beaulieu, John., Mccann, David. (2015). Terapi Musik & Warna. Bandung: Araska Publisher.

Gracyk, Theodor, dan Kania, Andrew. (eds.) (2011). The Routledge Companion to Philosophy and Music. New York: Roudledge.

Grimonia, Eya. (2014). Dunia Musik Sains-Musik Untuk Kebaikan Hidup. Bandung: Nuansa Cendekia.

Kusrianto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Mcneill, J. Rhoderick. (2002). Sejarah Musik. Bandung: BPK Gunung Mulia. Sakrie, Denny.(2015). 100 Tahun Musik Indonesia. Jakarta: Gagas Media.

Setiawan, Iwan., Asmara, Adi. (2007). Perjalanan Musik Legendaris 1. Surakarta: PT. Widya Duta Grafika.

Setiawan, Iwan., Asmara, Adi. (2007). Perjalanan Musik Legendaris 2. Surakarta: PT. Widya Duta Grafika.

JURNAL

Atmaka, P, Janaka.(2010). Per ancangan Buku Ensi kl opedi Fashi on 80'. Bandung: Alfabeta.

(11)

44 MEDIA ONLINE

Djaya, Andi Baso (2016). Kilau Musik Indonesia Era 1970-an Dalam Sejarah

Musik Nasinal. Diperoleh 8 Maret 2016, dari:

https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/kilau-musik-indonesia-era-1970-an-dalam-sejarah-musik-nasional/

Tommy Hilfigers (8/9/2014). Inspirasi Musisi Era 1970-an pada Koleksi Busana

Tommy Hilfigers. Tersedia di:

(12)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Seperti diketahui bahwa semakin lama semakin banyak instrumen barat yang masuk ke etnis Indonesia, bukan hanya musik, tetapi beserta gaya busana para pemusiknya pun semakin banyak, karena musik dan gaya busana sangat berkaitan. Kecenderungan ini sudah lama terjadi sejak zaman colonial Belanda masuk ke Indonesia.

Pada era 1970-an terdapat banyak peristiwa musik di Indonesia. Indonesia yang kaya akan budaya, pernah memiliki prestasi luar biasa di belantika musik dunia dan menorehkan catatan sejarah di kancah music internasional. Musik Indonesia era 1970 dikenal dengan era musik panggung.

Musik pada era 1970-an tidak terpisahkan dari fenomena munculnya band-band anak muda yang tumbuh pada masa orde lama yang banyak membawakan musik dari mancanegara, selain membawakan lagu dari band luar para remaja tersebut mengikuti gaya busana dari musisi/band yang mereka suka. Sejak saat itu panggung, majalah, cover album lah yang merupakan arena yang paling berhasil memasyarakatkan musik dan juga gaya busana.

Pada saat ini pun musik terus berkembang. Dalam tahun ke tahun dimana perubahan musik mengalami perkembangan yang pesat. Ditandai dengan munculnya berbagai macam band dan genre/aliran memperluas pengetahuan musik dan gaya busana. Adapun perkembangannya tidak terus meningkat, ada pula berbagai penurunan hingga saat ini. Musik sangat berpengaruh pada gaya busana, dalam tahun 1970-an dimana perubahan gaya busana terjadi karena tren musik, genre, gaya artis dan lainya.

(13)

2

fashion lebih difokuskan pada mode yag ditampilkan, seperti istilah mode yang sedang digemari masyarakat (in fashion), mode yang dipamerkan atau diperagakan (fashion show), pencipta mode (fashion designer), dan buku mode (fashion book).”

Janaka P Atmaka (2010) Perubahan dalam fashion tidak selalu mengenai kebaruan, kadang gaya lama atau fashion yang pernah populer dulu bisa saja muncul lagi dan di terima. Pada artikel di situs sinar harapan dijelaskan bahwa

trend fashion memang selalu berkembang, dan perkembangannya itu didasari oleh beragam faktor, salah satunya adalah karena terinspirasi gaya fashion pada masa sebelumnya.

Tahun 1970 merupakan kemajuan yang cukup besar dalam dunia gaya busana di Indonesia, musik menjadi salah satu media yang sangat berpengaruh pada gaya busana remaja dari dulu, musik seolah menjadi magnet untuk para remaja meniru para pemusik berpakaian dan mengekspresikan jati diri mereka sebagai remaja. Sangat di sayangkan jika remaja saat ini tidak mengetahui asal muasal gaya busana yang dipakainya apakah ada kaitannya dengan musik Indonesia era 1970 atau dengan genre musik Indonesia era 1970, karena tren akan berputar seiring waktu berjalan.

I.2 Identifikasi Masalah

Berikut adalah identifikasi masalah yang berhasil disimpulkan berdasarkan latar belakang :

• Pengulangan tren gaya busana yang di adaptasi dari para pelaku musik Indonesia era 1970 yang tidak disadari oleh industri.

• Kurangnya informasi masyarakat yang mengangkat musik Indonesia era 1970.

• Kurangnya keinginan masyarakat untuk mengangkat tren gaya busana pemusik Indonesia era 1970an.

(14)

3 I.3 Rumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang didapat adalah, bagaimana cara memberikan informasi kepada masyarakat agar mereka mengetahui bahwa gaya busana para pelaku pemusik Indonesia tahun 1970 secara tidak disadari telah dipakai dalam gaya busana sehari-hari dan menjadi referensi masyarakat.

I.4 Batasan Masalah

Dengan adanya masalah yang terjadi maka batasan masalah melingkupi para pengusaha, pemakai dan pelaku di bidang sandang berkisaran 20-50 tahun dikarena dimasa itu mereka terbilang sangat berpotensi untuk mengadopsi gaya lama dan membuatnya baru dalam menggeluti dunia usaha maupun untuk dipakai sehari-hari.

I.5 Tujuan dan manfaat Perancangan

• Mendapatkan pengetahuan seberapa besarnya pengaruh para pelaku musik Indonesia era 1970 terhadap fashion/gaya busana sekarang.

• Mengetahui informasi mengenai sejarah pemusik dan gaya busana pemusik Indonesia era 1970.

• Menyadarkan masyarakat bahwa gaya busana masa sekarang kadang terdapat dari tren gaya busana pemusik masa lalu.

• Memberikan referensi tren gaya busana untuk para pengusaha di bidang gaya busana.

(15)

4 BAB II. TINJAUAN GAYA BUSANA PEMUSIK INDONESIA ERA 1970

II.1 Definisi Gaya Busana

Pengertian gaya busana adalah suatu istilah untuk menggambarkan gaya yang dianggap lazim pada satu periode tertentu (Iqra’Al-Firdaus, 2010). Gaya yang dimaksud cenderung gaya berpakaian masyarakat pada periode tertentu, selain gaya berpakaian juga mempengaruhi pada gaya rambut, aksesoris, gaya hidup, dll.

Tidak usah dipungkiri lagi bahwa gaya busana di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih baik. Industri gaya busana Indonesia yang seharusnya mengolah gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an untuk di daur ulang / di adopsi kembali untuk menjadi sebuah produk yang lebih modern.

II.1.1 Gaya Busana Pemusik Indonesia 1970

Tahun 1970 merupakan kemajuan yang cukup besar dalam dunia gaya busana di Indonesia, musik menjadi salah satu media yang sangat berpengaruh pada gaya busana remaja dari dulu, musik seolah menjadi magnet untuk para remaja meniru para pemusik berpakaian dan mengekspresikan jati diri mereka sebagai remaja.

Gambar II.1 Gaya Busana 1970

(16)

5 Gambar II.2 Gaya Busana 1970

(http://s.kaskus.id/images/2014/02/21/6438048_201402211254220742.png) (Diakses pada 21/02/2014)

Gambar II.3 Gaya Busana 1970

(17)

6 Setiap era memiliki ciri gaya busana sendiri termasuk di Indonesia era 1970-an. Salah satu ciri khas gaya busana era 70-an adalah celana bell bottom atau disebut juga dengan celana cutbray. Berdasarkan dari gambar diatas maka kesimpulan dari gaya busana 1970-an itu lebih banyak warna cerah, tapi tergantung dari genre musik yang di pakai oleh masing-masing musisi/band

II.1.2 Definisi Musik

Aristoteles (seperti dikutip Iwan Setiawan; Adi Asmara, 2007) dalam buku Perjalanan Musik Legendaris 1, musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa petriotisme, musik merupakan bahasa universal, lantunan nada dan gaya musik dalam bermain musik dapat menjadi bahasa sendiri untuk menyampaikan pesan-pesan tersendiri, misalnya pesan-pesan moral, cinta, kritik, sosial dan lain-lain. (h. 4).

Dalam bukunya, Eya Grimonia (2014), Musik berasal dari suara. Suara itu sendiri adalah partikel dari semua elemen yang membentuk dunia ini. Jadi musik adalah partikel yang tersebar ke seluruh semesta, yang mengisi semua ruang, bahkan sampai ke celah tersempit sekalipun. Karena itu, musik maupun suara tidak perlu dicari. Dia sudah tersaji di setiap jengkal dan setiap detik kehidupan (h.15).

II.1.3 Musik Indonesia Era 1970

Pada era 1970 perjalanan musik Indonesia yang dimulai dari zaman colonial

hingga era global, sejarah musik Indonesia tidak akan bisa dilepaskan dari perkembangan bangsa Indonesia itu sendiri, musik di Indonesia era 1970 merupakan serapan dan banyak dipengaruhi oleh band dan musisi diluar Indonesia yang berdampak negatif maupun positif. Pengaruh musik diluar Indonesia kian menggema yang datang dari Amerika dan Inggris hingga munculnya band seperti

Led Zeppelin, Deep Purple, Pink Floyd, Black Sabbath dan sebagainya.

(18)

7 II.1.4 Peristiwa-Peristiwa Musik Indonesia 1970-an

Banyak ragam dan peristiwa di belantika musik Indonesia era 1970, dan banyak sekali hal yang menarik untuk diangkat dan mengingat kembali peristiwa tersebut sebagai berikut.

• Gairah Musik Panggung

Denny Sakrie (2015) dalam buku 100 Tahun Musik Indonesia, menikmati dan mengekspresikan musik secara lengkap, pada akhirnya adalah diatas panggung pertunjukan, mengingat, ritual musik yang berbalut interaksi antara pemusik dan penikmat musik secara nyata memang hanya bisa terjadi di atas panggung pertunjukan. (h. 112).

• Fenomena Musik Religius

Denny Sakrie (2015) dalam buku 100 Tahun Musik Indonesia, setiap bulan suci

Ramadhan, begitu banyak album berlabel religious islami dirilis oleh berbagai perusahaan rekaman. Ini merupakan fenomena yang berkembang sejak dasawarsa 1970-an. Artis maupun kelompok musik yang sesungguhnya menapak di jalur musik pop, melakukan terobosan dengan merilis album bertajuk kasidah modern. (h. 108).

• Dangdut is the Music of My Country

Denny Sakrie (2015) dalam buku 100 Tahun Musik Indonesia, dangdut adalah musik yang paling banyak penggemarnya di Indonesia. Dari tahun ke tahun, jumlah pecinta musik yang merupakan hibrida dari musik melayu, Timur Tengah, dan India ini kian bertambah. (h. 90).

Lagu dangdut merupakan aliran musik yang paling digemari kawula muda saat itu. Salah satu lagu yang populer adalah Boneka Dari India dan diikuti dengan munculnya Rhoma Irama. Itu sebabnya, dangdut dianggap musik paling berkelas di era 70-an.

(19)

8 menjadi Rhoma Irama disebut Raja Dangdut dan Elvie Sukasesih sebagai Ratu Dangdut.Kedua sosok “berkuasa” tanpa kerajaan ini mulai menyihir khalayak dengan sederet lagu-lagu dangdutnya.

• Lomba Cipta Lagu Remaja

Denny Sakrie (2015) dalam buku 100 Tahun Musik Indonesia, sejak tahun 1977, radio anak muda dengan nama Prambors yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat, mengukir sejarah baru dalam industri musik pop Indonesia dengan mengadakan sebuah ajang kompetisi cipta lagu bertajuk Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors. Kenapa disebut sejarah baru? Karena dari lomba ini, terjaring sederet lagu-lagu yang memiliki karakter berbeda dengan musik pop yang tengah merajai industry musik di Indonesia. (h. 116).

Mengukir sejarah baru dalam industri musik pop Indonesia dengan mengadakan sebuah ajang kompetisi cipta lagu bertajuk ‘Lomba Cipta Lagu Remaja’ Prambors (LCLR). Kenapa disebut sejarah baru? Karena, dari lomba ini akhirnya terjaring sederet lagu-lagu yang memiliki karakter berbeda dengan musik pop yang tengah meraja di industri musik Indonesia.

II.1.5 Genre, Musisi/Band Indonesia Era 1970

Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripansatu sama lain. Musik juga dapat dikelompokan sesuai dengan kriteria lain, misalnya geografi. Sebuah genre dapat didefinisikan oleh teknik musik, gaya, konteks, dan tema musik.

• Musik Rock

Denny Sakrie (2015), Musik Rock mengikuti sejarah musik popular dunia, maka genre musik rock diawali dengan mencuatnya musik rock and roll yang berdentam hebat tahun 1950-an. (h.53).

• Musik Jazz

(20)

9 • Musik Dangdut

Denny Sakrie (2015), Musik Dangdut adalah musik yang paling banyak penggemarnya di Indonesia. Dari tahun ke tahun, jumlah pecinta musik yang merupakan hibrida dari musik melayu, Timur Tengah, dan India ini kian bertambah. (h.90).

• Musik Keroncong

Denny Sakrie (2015), Asal-usul musik keroncong kerap diperdebatkan. Ada yang bersikukuh menyebut bahwa keroncong bukanlah musik asli Indonesia, ada juga yang mengatakan bahwa musik keroncong merupakan musik asli Indonesia. Namun, disisi lain, tak sedikit yang menganggap bahwa keroncong diperkirakan berasal dari portugis, yang akhirnya menjadi bagian dari ragam musik khas Indonesia. (h.48).

• Musik Religi

Denny Sakrie (2015), Musik Religi setiap bulan suci Ramadhan, begitu banyak album berlabel religi. (h.108).

II.1.6 Band/Musisi Indonesia Era 1970-an

Band dan Musisi Indonesia yang terkenal dan menjadi legend hingga saat ini karena karya-karyanya, dan pada era 1970an menjadi inspirasi anak-anak muda dimasa itu, salah satunya adalah:

• Koes Plus

(21)

10 Gambar II.4 Koes Plus

https://cdn.tmpo.co/data/2014/02/01/id_259638/259638_620.jpg (Diakses pada 01/02/2014)

• Rhoma Irama

Menurut Denny Sakrie (2011) Raden Haji Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama. Pada tahun 1970 Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik. Sampai akhirnya membentuk sebuah band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Gambar II.5 Rhoma Irama

(22)

11 • God Bless

Menurut Denny Sakrie (2013) God Bless adalah grup musik rock yang telah menjadi legenda di Indonesia, dasawarsa 1970-an bias dianggap sebagai tahun-tahun kejayaan mereka, salah satu bukti kejayaan mereka adalah sewaktu God Bless dipilih sebagai pembuka konser grup musik rock legendaris dunia Deep Purple di Jakarta (1975).

Gambar II.6 God Bless

http://www.godblessrock.com/wp-content/uploads/2013/05/Godbless-Nasution-Bersaudara-02.jpg

(Diakses pada 01/02/2013)

• Panjaitan Bersaudara/Panbers

(23)

12 Gambar II.7 Panbers

http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2014/03/22/244917_panbers_663_382.jpg (Diakses pada 03/03/2014)

• Trio Bimbo/Bimbo

Menurut Denny Sakrie (2011) Bimbo Kelompok yang beranggotakan Syamsuddin Harjakusumah (Sam), Darmawan Harjakusumah (Acil) dan Jaka Harjakusumah (Jaka) ini semula berformat trio dan sering menyanyikan lagu-lagu latin. Sedikit mirip dengan Kingston Trio di Amerika sana. Namanya semula pun Trio Bimbo, tapi seiring trend musik ketika itu yang menyukai lagu ballad yang puitis, kelompok ini pun memutar haluan. Bergabungnya Iin Parlina, sang adik, dalam kelompok ini, nama 'trio' lantas dilupakan begitu saja. Lagu Melati dari Jayagiri yang puitis, karya Iwan Abdurrahman, menjadi tonggak awal kesuksesan mereka, dan masih diingat sampai sekarang. Di era 70-75 ini, Bimbo mencapai puncak popularitas sebagai pelantun lagu ballad dan nyaris tanpa pesaing berarti. The Rollies.

Gambar II.8 Trio Bimbo

(24)

13 • Guruh Gipsy

Menurut Denny Sakrie (2011) Guruh Gipsy adalah sebuah nama judul album eksperimental, yang merupakan proyek kolaborasi antara Guruh Soekarnoputra dengan grup musik Gipsy. Meskipun hanya sempat merilis satu album, namun proyek kolaborasi tersebut menjadi sangat penting peranannya dalam dunia musik Indonesia. Dikatakan penting karena pencapaian musiknya yang terbilang luar biasa dan tentunya dengan kerja yang sangat keras, contoh pada lagu "Chopin Larung", terlihat bagaimana kepiawaian Guruh dalam mencipta dan pemahamannya untuk menyatukan kedua harmonisasi dari kedua sisi budaya yang berbeda tanpa menghilangkan sisi mistis dari suara-suara gamelan asli Indonesia yang bercampur dengan harmonisasi klasik Eropa tersebut.

Gambar II.9 Guruh Gipsy

https://dennysakrie63.files.wordpress.com/2011/01/guruh-gipsy-1.jpg (Diakses pada 30/01/2011)

II.2 Objek Penelitian

Menurut Sugiono (2009), ”kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (h. 142). Dalam perancangan ini, untuk mendapatkan informasi dari remaja mengenai informasi musik Indonesia 1970 yang mereka tau serta fashion yang mereka pakai apakah ada kaitannya dengan musik Indonesia dan fashion era 1970an.

(25)

14 30 responden remaja pria dan wanita yang diberi pertanyaan mengenai musik Indonesia era 1970 . Dengan cara tersebut maka dapat menyimpulkan dan mengetahui pengetahun masyarakat tentang musik Indonesia era 1970.

II.2.1Pengetahuan MasyarakatTentangKaitan Musik IndonesiaEra 1970 Dengan Gaya Busana Zaman Sekarang

Dengan kuisioner singkat tentang musik Indonesia era 1970, dapat disimpulkan masyarakat 60% mengetahui, contoh musik Indonesia era 1970. Mereka mengetahui karena tanpa disadari musik 1970 sudah pernah dengar dari sebagian orang tua dan mengetahui dari lingkungan sekitar.

II.2.2 Pemahaman Masyarakat Penikmat/Tidak Untuk Mendengarkan Musik Indonesia Era 1970

Mengenai tentang pemahaman dan pertanyaan Masyarakat tertarik/tidak untuk mendengarkan musik Indonesia era 1970 menurut para responden karena kurang tertarik. Karena kualitas audio dari musik Indonesia era 1970 kualitas nya masih sangat rendah.

II.2.3 Pemahaman Masyarakat Malu/Tidak Untuk Mendengarkan dan Memakai Gaya BusanaMusik Indonesia Era 1970

Mengenai tentang pemahaman dan pertanyaan malu/tidak untuk mendengarkan musik Indonesia era 1970 menurut para responden 90% tidak malu. Karena dapat mengetahui asal mula musik Indonesia era 1970, dan juga jejak sejarah musik di Indonesia, tidak akan ada musik sekarang jika musik yang dulu tidak ada.

II.2.4 Masyarakat Kurang Mengetahui Musik IndonesiaEra 1970

(26)

15 II.2.5 Hasil Dari Kuisioner

Tabel II.1 hasil Kuisioner Responden Sumber : data pribadi (2016) Tau Mengenai Kaitan Gaya Busana

dengan Musik Indonesia Era 1970

30%

Tidak Tau Mengenai Kaitan Gaya Busana denganMusik Indonesia Era 1970

70%

Tertarik Mengenai Musik Indonesia Era 1970

40% Tidak Tertarik Mengenai Musik

Indonesia Era 1970

60% Mau Mendengarkan Musik Indonesia

Era 1970

10%

Tidak Mau Mendengarkan Musik Indonesia Era 1970

90%

II.3 Analisis

Dari hasil observasi, kusioner, wawancara penelitian merumuskan masalah menurut 5W+H yaitu:

• Kurang pahamnya remaja sekarang tentang gaya busana yang mereka pakai sekarang.

• Kurangnya informasi yang mengangkat gaya busana musik Indonesia 1970-an.

(27)

16 • Remaja.

• Kota Bandung.

• Berdasarkan remaja sekarang media informasi yang ada kurang menarik perhatian para remaja. Maka penulis mencoba menawarkan solusi media informasi yang lebih menarik dan modern untuk menarik minat remaja.

II.4 Kondisi Khalayak

Kuisoner yang berisi 6 pertanyaan terdiri dari 6 soal pilhan ganda. Sepuluh pertanyaan tersebut bertemakan apresiasi, pengetahuan dan tanggapan masyarakat terhadap musik Indonesia dan fashion 1970-an, sedangkan secara tidak langsung atau tidak sadar gaya busana 1970-an telah mereka pakai sehari-hari. Berusaha menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh serta melakukan analisa. Maka dapat disimpulkan :

1. Data membuktikan bahwa masyarakat kurang tau mengenai kaitan musik Indonesia dan gaya busana era 70-an.

2. Masyarakat setuju apabila ada media informasi yang menginformasikan tentang musik Indonesia dan gaya busana era 70-an.

3. Masyarakat tertarik akanmusik Indonesia dan gaya busana era 70-an.

II.5 Solusi dan Pemecahan Masalah

(28)

17

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan merupakan acuan untuk memecahkan suatu masalah secara kreatif yang bertujuan untuk mencapai solusi yang tepat dan efektif. Untuk mencapai hasil perancangan, maka strategi pendekatan secara visual maupun verbal mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses penyampaian pesan yang ingin disampaikan kepada target sasaran, agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah diterima oleh penerima pesan.

Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dan batasan masalah yang telah di fokuskan maka didapatkan sebuah solusi yang bisa menjawab permasalahan tersebut dengan media yang telah dipilih yaitu dengan membuat media informasi baru mengenai asal jenis gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an.

Strategi perancangan yang akan dilakukan yaitu dengan cara mengenalkan jenis gaya busana apa saja yang terjadi di era 1970-an kepada masyarakat umum tentang beberapa jenis, sejarah, asal usul gaya gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an dari masing masing gaya busana akan dikenalkan dengan dibuatnya buku ilustrasi dengan melalui visual yang menarik serta bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat terutama pada pelaku usaha industri sandang.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi yang ingin disampaikan dalam perancangan buku ini adalah mengenalkan gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an.

Target keadaan yang diharapkan dari perancangan ini adalah :

• Saat ini tanpa disadari terjadi pengulangan gaya busana tahun 1970-an.

• Seiring dengan perkembangan usia remaja, mereka sedang memasuki masa puber dimana masa itu sedang aktif bergaya dan mencari gaya yang sesuai. • Industri gaya busana bisa mengadopsi kembali akan gaya tahun 1970-an,

(29)

18

III.1.2 Target Audiens

Target Audiens dari informasi buku ilustrasi jenis gaya busana pemusik era 1970-an ini adalah sebagai berikut:

a. Demografis

Target Audiens dengan status menengah keatas dipilih karena mayoritas yang tertarik terhadap media informasi tentang gaya busana ini cocok untuk diinformasikan kepada kalangan menengah keatas karena biasanya mereka hidup di daerah perkotaan dan sering berkunjung ke toko buku atau mall-mall. Dan juga memiliki harga yang tidak murah sehingga daya beli target bisa dicapai.

b. Psikografis

Media yang akan dibuat ditujukan kepada target audiens dewasa yang menyukai hal tentang gaya busana dan menyukai buku ilustrasi, juga yang ingin memulai usaha dalam bidang sandang untuk memperbanyak referensi agar menjadi inovasi baru dalam usaha mereka.

c. Geografis

Orang dewasa yang berada di Indonesia khususnya wilayah perkotaan. d. Target Sekunder

Target sekunder dari buku ilustrasi jenis gaya busana pemusik Indonesia 1970-an ini adalah para masyarakat yang suka mengunjungi toko-toko buku. III.1.3 Pendekatan Komunikasi

(30)

19 audiens (dewasa). Dalam pendekatan komunikasi yang akan dilakukan, maka digunakan pendekatan melalui dua cara pendekatan yaitu pendekatan verbal dan pendekatan visual. Berikut penjelasan mengenai pendekatan verbal dan visual: III.1.3.1 Pendekatan Visual

Pendekatan visual adalah faktor yang penting dalam mencapai daya tarik target audiens maka penggambaran visual dan gambar pada buku ilustrasi ini adalah dengan teknik penggambaran manual serta ditambah warna yang menarik. Teks dan visual harus berimbang sehingga para pembaca dapat tertarik dan nyaman untuk membacanya. Pendekatan visual ini dapat membantu tertanamnya pengetahuan serta dapat mengaplikasikanya terhadap gaya gaya busana mereka sehari-hari

Gambar III.1. Gaya gambar gaya busana

(31)

20 Gambar III.2. Gaya foto model busana

Sumber : (http://www.featurepics.com/StockImage/20070820/fashion-girls-vector-stock-illustration-422353.jpg) (2007)

III.1.3.2 Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal berupa kalimat yang akan ditujukan pada target audiens, dimana dalam media informasi ini orang dewasa dijadikan target audiens, maka nantinya akan dibentuk sebuah pendekatan verbal dengan bahasa Indonesia yang tidak terlalu baku secara informatif. Pendekatan verbal bersifat kalimat inti yang memberitahukan kepada para pelaku industri agar tertanam banyak pengetahuan dan menyadari pengulangan gaya busana.

III.1.4 Strategi Kreatif

Strategi kreatif adalah ide yang dimunculkan untuk menunjang perancangan yang telah direncanakan. Konsep kreatif yang akan digunakan dalam perancangan buku ini berupa buku ilustrasi yang disesuaikan dengan ketertarikan para target dengan definisi tentang busana yang diterapkan juga visual yang menarik dengan bahasa yang lugas.

III.1.5 Strategi Media

(32)

21 sekunder adalah sebagai media pelengkap yang menunjang keberadaan media utama.

Media Utama

Media utama yang akan digunakan adalah berupa buku ilustrasi mengenai jenis gaya busana pemusik Indonesia 1970-an dengan dibuatnya buku ini maka sangat diharapkan akan menambah wawasan dan menyadari bahwa gaya busana itu sering terjadi pengulangan, serta menjadi inspirasi gaya busana bagi pengusaha di bidang sandang serta masyarakat.

Media Pendukung

Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama untuk membantu menginformasikan, agar menjadi rangsangan target audiens untuk membaca buku informasi tentang jenis gaya busana pemusik Indonesia 1970-an.

Banner digital

Media banner ini digunakan unuk mengarahkan target untuk membeli dan membaca buku informasi ini. Banner ini dipasang pada media internet seperti jejaring sosial, iklan pada aplikasi smartphone, serta dipasang di dekat toko buku

Kaos

Media ini dipilih karena merupakan media luar ruang yang sangat banyak dikota Bandung dan juga menjadi media bagi pemerintah untuk melakukan sosialisasi, sehingga memungkinkan bagi target untuk mengingat jenis gaya busana pemusik Indonesia 1970-an.

Pin

(33)

22

Gantungan Kunci

Gantungan kunci adalah media yang mudah dibawa atau dipasang dan dapat digunakan sebagai bagian dari aksesoris dalam, sehingga diharapkan dapat menjadi media yang efisien.

Poster

Poster digunakan pada tempat tempat tertentu, dimana untuk mengarahkan kemana para target untuk mendapatkan buku tersebut.

Stiker

Stiker dibuat karena sifatnya individu dan stiker dikenal sangat praktis dan efektif, dapat ditempelkan dimana saja sehingga memperluas jangkauan dari pesan yang ingin disampaikan.

stiker ini bertujuan agar target lebih mudah untuk mengetahui dan mengingat jenis gaya busana pemusik Indonesia 1970-an.

Mug

Mug dipilih karena mayoritas remaja sering mengkonsumsi air dan dapat digunakan sehari-hari juga efektif untuk menjadi media pendukung. Flyer

Flyer dipilih karena ukurannya yang kecil, dan media yang efektif untuk disebarkan dipusat-pusat keramaian dan acara-acara yang sering dikunjungi oleh remaja.

X-Banner

Dipasang pada lokasi letak buku gaya busana yang menjadi media utama untuk dipajang saat launching atau dipajang agar terlihat dari kejauhan. Tote Bag

(34)

23

III.1.6 Strategi Distribusi

Untuk lebih memudahkan penyebaran distribusi, terdapat di wilayah penyebaran meliputi toko buku yang telah mempunyai nama besar di Indonesia maupun di kota-kota besar seperti Gramedia menjadi target pendistribusian buku “gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an” ini. Sekarang dengan banyaknya acara-acara musik yang digandrungi oleh kaum remaja, dengan bekerja sama dengan panitia maka akan membuat stand/booth yang membantu menjual buku ini. Strategi lainnya pun buku ini akan dijual terbatas dengan bonus-bonus yang menarik maka dapat memikat para target audiens. Wilayah penyebaran tersebut sebagian besar adalah tempat dimana target biasa mencari atau membeli buku dan sebagai daerah pergaulan target audiens.

Tabel III.1. Gaya tabel distribusi Sumber : Data pribadi (2016)

III.2 Konsep Visual

(35)

24 terhadap buku. Di dalam buku ini terdapat beberapa unsur utama yaitu : ilustrasi dan tipografi dengan penggabungan dua unsur tersebut sangat diharapkan penyampaian informasi akan lancar. Materi pesan yang di sampaikan pada buku ini adalah jenis gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an serta penjelasanya.

kata kunci visual :

- sketch

- unik

Gambar III.3. Sketsa gambar Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Setiap informasi yang disampaikan dalam buku akan disajikan dengan menggabungkan beberapa unsur didalamnya agar menarik perhatian audiens, supaya mudah dimengerti. Maka untuk menghasilkan buku yang baik, dibutuhkan konsep visual untuk menghindari kesalahan dalam penyampaian pesan. Konsep visual yang dibuat meliputi lima hal, yaitu:

• Format desain • Tata letak atau layout

(36)

25

III.2.1 Format Desain

Format ukuran buku menggunakan format potrait dengan ukuran 16 x 21 cm bahan medium serta tahan lama dan dapat menghasilkan print yang sangat baik.

Gambar III.4. Format ukuran buku 16 cm x 21 cm Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016) III.2.2 Tata Letak Atau Layout

Konsep layout pada perancangan buku ilustrasi ini mengacu pada teori penyusunan layout menurut Tom Lincy dalam (Kusrianto, 2009, h.277), yaitu beberapa patokan dasar yang dipakai dalam merancang sebuah layout:

- Proporsi (proportion); Proporsi yang dimaksud adalah kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya.

- Keseimbangan (balancing); Prinsip keseimbangan merupakan suatu pengaturan agar penempatan elemen dalam suatu halaman memiliki efek seimbang.

- Kontras (contrast); Menonjolkan unsur satu elemen yang terdapat pada sebuah materi objek sebuah halaman untuk memunculkan kekontrasan pada objek tersebut sehingga diperoleh fokus perhatian.

- Irama (rhythm); Irama memiliki makna yang sama dengan repetition atau pola pengulangan yang menimbulkan irama yang menarik diikuti.

(37)

sendiri-26 sendiri yang disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki fungsi baru yang utuh.

Tata letak atau layout pada buku ini jenis gaya busana akan ditampilkan di tengah dan untuk penjelasan dan definisi berada disamping serta mengisi memenuhi buku.

Gambar III.5. Tata letak Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016) III.2.3 Tipografi

Jenis huruf dan tipografi merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah buku ilustrasi. Untuk pemilihan tipografi harus dipilih dengan seksama karena sangat mempengaruhi kenyamanan pembaca dalam membaca pesan yang disampaikan.

III.2.3.1 Tipografi Judul

Tipografi yang digunakan dalam judul buku gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an ini adalah fontKG Blank Space Sketch” dengan tulisan “Gaya Busana Pemusik Indonesia Era 1970-an”

KG Blank Space Sketch

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

(38)

27

1234567890

!@#$%^&*()_+<>?:”{}[];’,./

The quick brown fox jumps over the lazy dog

III.2.3.2 Tipografi Narasi, Dialog dan Credit

Untuk narasi menggunakan font Times New Roman karena huruf ini memiliki keterbacaan yang cukup jelas untuk itu. Untuk judul menggunakan 1 MrKleen DNA,

The quick brown fox jumps over the lazy dog

1 MrKleen DNA

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

!฀#฀฀฀฀฀฀฀฀+฀฀?:”฀฀฀฀;’,.฀

The quick brown fox jumps over the lazy dog

III.2.4 Ilustrasi

(39)

28 Ilustrasi yang dibuat mengacu kepada konten ataupun tema informasi yang disampaikan dalam setiap halaman buku, agar menarik untuk dilihat dan mudah dimengerti maksud dan tujuannya.

(40)

29 Gambar III.7. Hasil akhir sketsa

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016) III.2.5 Studi Warna

Teknik pewarnaan menggunakan digital, warna dipengaruhi oleh gaya, trend dan pengalaman estetis, dengan mempertimbangkan kesesuaian yang akan diterapkan pada gambar pakaian, warna warna disesuaikan dengan pada sumber yang didapat mengenai pakaian tersebut.

Berikut adalah warna-warna yang sering digunakan dan sering muncul dalam buku gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an :

Merah : Dapat mewakili pemaknaan keberanian dalam sejarah dikarenakan pada tahun itu dimana musik sebagai media pemberontakan, sekaligus identitas Indonesia.

(41)

30 Hitam : Mewakili untuk warna tipografi dalam buku tersebut dengan penyesuaian warna yang sering muncul pada buku ini.

Gambar III.8. Studi Warna sumber: Dokumentasi Pribadi (2016) R :158

G : 28 B : 32

R : 255 G : 255 B : 255

(42)

30 BAB IV. TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Proses Pembuatan Buku

Proses pembuatan buku ilustrasi ini dimulai dari pengembangan definisi yang kemudian menjadi isi model pakaian yang mencakup teks dialog dan deskripsi. Setelah mendapatkan gaya busana tertentu maka dibuat sketsa model untuk memperagai suatu pakaian atau sering disebut sebagai figure in proses sketsa ini sudah mencapai tahap

Setelah menetapkan beberapa gaya untuk sketsa figure in maka dibuatlah sketsa awal yang telah di studi visual dari berbagai sumber terlebih dahulu yang akan menjadi hasil akhir dari visual yang akan dijadikan buku ilustrasi, tetapi sebelum pemindahan sketsa kasar ke sketsa awal di kertas dilakukan proses pengukuran ukuran tubuh manusia pada figure in.

Gambar IV.1. sketsa gambar Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Proses selanjutnya adalah proses penebalan sketsa awal menggunakan proses

(43)

31 Gambar IV.2 Proses Pewarnaan Melalui digital

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

(44)

32 Gambar IV.3 Tahap pemindahan

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Kemudian proses terakhir adalah menggunakan layer tambahan agar terlihat rapih, dan sedikit efek “gain” pada Adobe Photoshop agar terlihat kasar dan jadul, karena pada tahun 1970-an teknologi belum canggih seperti sekarang.

(45)

33 Gambar IV.4 Tahap layout dan Penambahan Teks

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016) IV.2 Media Utama

Media utama berbentuk buku ilustrasi yang memberikan informasi tentang gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an.

(46)

34 IV.2.1 Cover

Gambar IV.6 Cover Depan dan Cover Belakang Buku Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Media utama : Buku ilustrasi Ukuran : 16 x 21 cm

Material : Art Paper 260 gram Teknis produksi : Cetak offset sparasi Jilid : Laminasi Dof dingin

(47)

35 IV.2.2 Isi Buku

Ukuran : 16 x 21 cm

Material : Art Paper 100 gram Jumlah halaman : 47 halaman

Teknis produksi : Cetak offset sparasi

Jilid : -

Gambar IV.7 Contoh Halaman Ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

(48)

36 IV.3 Media Pendukung

Media Pendukung/Gimmick digunakan sebagai souvenir dari setiap pembelian buku setelah buku ini nantinya dipublikasikan kepasaran/ khalayak ramai.

IV.3.1 Poster

Gambar IV.8 Poster

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016) Media Pendukung : Poster

Ukuran : 42 x 29 cm

(49)

37 Media pendukung poster memuat informasi mengenai buku ilustrasi tentang Gaya buku gaya busana pemusik Indonesia era 1970-an, serta informasi bonus-bonus menarik edisi terbatas jika membeli buku.

IV.3.2 Flyer

Gambar IV.9 Flyer

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016) Media Pendukung : Flyer

Ukuran : 16 x 21 cm

(50)

38 IV.3.3 Stiker, Pin dan Gantungan Kunci

Gambar IV.10 Stiker dan Pin Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Media Pendukung : Stiker

Ukuran : -

Material : Stiker Cromo

Teknis produksi : Digital Printing

Media Pendukung : Pin

Ukuran : -

Material : Plastik

Teknis produksi : Digital Printing

(51)

39 Media Pendukung : Gantungan Kunci

Ukuran : -

Material : Plastik

Teknis produksi : Digital Printing

Laminasi : Canvas

Gimmick digunakan sebagai souvenir dari setiap pembelian buku setelah buku ini nantinya dipublikasikan kepasaran/ khalayak ramai.

IV.3.4 X-Banner

Gambar IV.11 X-Banner

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016) Media Pendukung : X-banner

Ukuran : 160 x 60 cm Material : X-Banner

(52)

40 IV.3.5 Kaos

Gambar IV. 12 Kaos

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016) Media Pendukung : Kaos

Ukuran : M

Material : Cotton

(53)

41 IV.3.6 Mug

Gambar IV.13 Mug

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Media Pendukung : Mug

Ukuran : 20 x 10 cm Material : Keramik

(54)

42 IV.3.7 Tote Bag

Gambar IV.14 totebag

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016) Media Pendukung : Tote Bag

Ukuran : 30 x 22 cm Material : -

Gambar

Gambar II.2 Gaya Busana 1970
Gambar II.5 Rhoma Irama
Gambar II.6 God Bless
Gambar II.7 Panbers
+7

Referensi

Dokumen terkait

mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada ujicoba skala kecil, apakah bahan permainan itu dapat digunakan. Data uji skala besar dihimpun

Tujuan utama dari mengembangkan supply chain management tradisional adalah untuk memberi pertimbangan terhadap keseluruhan pengaruh lingkungan (baik yang langsung maupun

proses keputusan pembelian merupakan suatu prilaku konsumen untuk menentukan proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu produk yang menjadi keinginan

(1) Musyawarah Cabang menetapkan susunan dan keanggotaan Dewan Pembina DPC yang sekurang-kurangnya berjumlah 3 orang dan terdiri atas pejabat daerah

Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah kondisi spesifik/khusus: Stabil pada kondisi penyimpanan yang disarankan. Produk tidak akan mengalami polimerisasi yang berbahaya. Kondisi

3) Menyusun standar beban kerja. Standar beban kerja diperoleh dengan membagi waktu kerja tersedia dalam satu tahun dengan ratarata waktu penyelesaian setiap unit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di instalasi farmasi harus melibatkan tenaga kefarmasian dalam pengendalian

Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa ijin Pengendali Dokumen/ Wakil Manajemen Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor 11. Lampiran 7