• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS DAN ANIMASI KIMIA BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA SMA KELAS X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS DAN ANIMASI KIMIA BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA SMA KELAS X"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS DAN ANIMASI KIMIA BERBASIS

KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK

HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA SMA KELAS X

Oleh

YUNI WULANDARI

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru-guru kimia SMA di Bandar Lampung, diketahui bahwa untuk memahami materi hukum-hukum dasar kimia dirasakan masih sulit oleh siswa. Hal itu disebabkan kurangnya praktikum dan LKS yang digunakan belum membimbing siswa untuk meningkatkan keterampilan generik sainsnya.

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains dan mengetahui (1) tingkat keterbacaan dan

keterlaksanaan LKS kimia; (2) tingkat kemenarikan dan keterlaksanaan animasi kimia; (3) tingkat keterampilan generik sains siswa setelah penggunaan LKS dan animasi kimia; dan (4) tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan LKS dan animasi kimia.

(2)

Dharma 2 Bandar Lampung. Penelitian dibagi menjadi 3 tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan menggunakan teknik penskoran.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) LKS kimia berbasis keterampilan generik sains mempunyai persentase tingkat keterbacaan sebesar 76,62% dan tingkat

keterlaksanaan sebesar 73,56% dengan kriteria tinggi artinya sebagian besar siswa mampu menyerap isi pesan dan melaksanakan LKS dengan baik ; (2) animasi kimia berbasis keterampilan generik sains mempunyai persentase tingkat kemenarikan sebesar 70,11% dan tingkat keterlaksanaan sebesar 74,44% dengan kriteria tinggi artinya sebagian besar siswa menyukai dan mampu menyerap isi pesan dan melaksanakan animasi dengan baik; (3) tingkat

keterampilan generik sains siswa sebesar 0,65 untuk indikator pengamatan tak langsung dengan kriteria sedang; 0,55 untuk indikator bahasa simbolik dengan kriteria sedang; 0,67 untuk indikator pemodelan matematika dengan kriteria sedang, dan 0,50 untuk indikator membangun konsep dengan kriteria sedang; (4) guru dan sebagian besar siswa berpendapat bahwa penggunaan LKS dan animasi berbasis keterampilan generik sains ini sangat membantu siswa melakukan percobaan, merumuskan kesimpulan dan membuat siswa lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

(3)

108

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat keterbacaan dan keterlaksanaan LKS kimia berkriteria tinggi, dengan persentase keterbacaan sebesar 76,62% dan keterlaksanaan sebesar 73,56% artinya sebagian besar siswa mampu menyerap pesan yang terkandung dalam LKS yang telah diterapkan dan mampu melaksanakan pembelajaran

menggunakan LKS dengan baik.

2. Tingkat kemenarikan dan keterlaksanaan animasi berkriteria tinggi, dengan persentase kemenarikan sebesar 70,11% dan keterlaksanaan sebesar 74,44% artinya sebagian besar siswa mampu menyerap pesan yang terkandung dalam animasi yang telah ditampilkan dengan baik.

3. Setelah pembelajaran menggunakan LKS dan animasi kimia, tingkat

(4)

4. Tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains ini adalah siswa sangat tertarik dan antusias dengan media pembelajaran yang diterapkan dan siswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, penggunaan LKS dan animasi ini juga membantu guru dalam praktikum (karena menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan) dan memudahkan proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

B. Saran

1. Media pembelajaran yang dikembangkan melibatkan empat indikator

keterampilan generik sains. Oleh sebab itu, bagi peneliti lainnya yang tertarik untuk melakukan penelitian seperti ini disarankan untuk melakukan upaya pengembangan terhadap indikator keterampilan generik sains yang lain pada konsep materi kimia yang lain.

2. Pada saat pembelajaran diusahakan mengatur waktu seefektif mungkin agar tidak terjadi kekurangan waktu.

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen. Ilmu kimia merupakan produk pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum, temuan saintis, dan proses atau kerja ilmiah. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran kimia harus memperhatikan karateristik ilmu kimia sebagai produk dan proses. Pembelajaran kimia secara umum ditekankan pada penyampaian pengamatan langsung atau pengembangan kompetensi diri peserta didik agar dapat melihat dan mengamati sendiri keaadaan alam sekitar. Ilmu kimia dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti mengobservasi, menyusun hipotesis, melakukan eksperimen, menyusun data dan menarik kesimpulan. Proses pembelajaran yang demikian diarahkan untuk “mencari tahu dan melakukan sesuatu”, sehingga peserta didik dapat menemukan sendiri pemahaman dan

(6)

ilmu kimia, yaitu mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi.

Pemerintah juga telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

merupakan kurikulum berbasis kompetensi dimana pembelajaran berpusat pada siswa dengan guru bertindak sebagai fasilitator. Dalam proses pembelajaranya terdapat interaksi aktif antara siswa dengan guru yang mengandung unsur kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru yang berlangsung bersamaan dalam kurun waktu yang sama.

Model KTSP juga merupakan salah satu contoh hasil akhir pengembangan yang mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berdasarkan KTSP kegiatan pembelajaran dirancang dan dikembangkan berdasarkan karakteristik Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, potensi peserta didik, daerah dan lingkungan. Untuk mencapai Kompetensi Dasar tersebut maka guru dituntut untuk pandai memilih metode dan media pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran yang tertuang dalam indikator tercapai dengan baik. (Arifin, et al. 2003).

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah, siswa seringkali dihadapkan dengan bermacam-macam masalah. Salah satu masalah yang

dihadapi siswa adalah sulitnya memahami materi kimia khususnya ”Hukum

-Hukum Dasar Kimia” yang mencakup konsep -Hukum Lavoisier, -Hukum

(7)

Bandar Lampung, mata pelajaran kimia masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Kenyataan ini diperkuat dengan rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas X pada beberapa SMA di Bandar Lampung pada materi pokok Hukum-Hukum Dasar Kimia tahun pelajaran 2008-2009 masih belum mencapai kompetensi yang diharapkan, bila dibandingkan dengan nilai ketuntasan belajar pada masing-masing sekolah yang harus dicapai, dengan demikian kelas tersebut belum mencapai belajar tuntas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dikembangkan suatu cara pengolahan media

pembelajaran yang baru bagi siswa sehingga kemampuan berfikir siswa pada materi tersebut dapat ditingkatkan.

Satu hal yang dapat dilakukan guru untuk membantu meningkatkan

kemampuan berfikir siswa adalah dengan melakukan penyempurnaan dalam mengembangkan media ajar. Salah satunya yaitu melalui pengembangan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains menggunakan program makromedia flash sebagai media ajar. Media semacam ini sangat dibutuhkan untuk membangun keterampilan generik sains siswa melalui praktikum dan terutama untuk menjelaskan konsep hukum-hukum dasar kimia yang bersifat abstrak atau materi lain yang sulit untuk

dipraktikumkan karena prosesnya yang terjadi secara mikroskopis.

Pembelajaran menggunakan media komputasi sudah dilakukan di beberapa SMA Bandar Lampung. Namun program yang digunakan masih sebatas power point dan belum membimbing siswa untuk meningkatkan keterampilan

(8)

digunakan siswa kurang efektif hal ini disebabkan LKS tidak disertai langkah-langkah yang sistematis yang mengiring siswa untuk meningkatkan

keterampilan generik sainsnya. LKS yang digunakan hanya berisi materi dan soal-soal.

Bagi siswa yang kemampuan akademisnya tinggi, hal ini tidak menjadi

masalah, tetapi untuk siswa yang kemampuan akademisnya kurang atau rendah mereka akan merasa kesulitan. Pengembangan LKS praktikum dan

penggunaan aplikasi multimedia dalam pembelajaran akan meningkatkan efisiensi, motivasi, serta memfasilitasi belajar aktif, belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa, dan memandu pelajar untuk belajar lebih baik. Dengan demikian sebagai hasil belajar sains diharapkan siswa memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya, atau lebih dikenal sebagai keterampilan generik sains.

(9)

materi pokok laju reaksi. Oleh sebab itu ingin dikembangkan materi kimia lainnya yaitu hukum-hukum dasar kimia.

Sebagai harapan baru yang dapat membantu penyelenggaraan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung adalah dengan tersedianya suatu media belajar berupa animasi kimia dan LKS kimia berbasis keterampilan generik sains. Berdasarkan uraian diatas, maka dipandang perlu dilakukan suatu penelitian yang berjudul “Pengembangan LKS dan Animasi Kimia Berbasis Keterampilan Generik Sains pada Materi Pokok

Hukum-Hukum Dasar Kimia SMA Kelas X”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat keterbacaan dan keterlaksanaan LKS kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok hukum-hukum dasar kimia?

2. Bagaimana tingkat kemenarikan dan keterlaksanaan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok hukum-hukum dasar kimia?

3. Bagaimanakah tingkat keterampilan generik sains siswa setelah

penggunaan LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok hukum-hukum dasar kimia?

(10)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains serta mengetahui:

1. Tingkat keterbacaan dan keterlaksanaan LKS kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok hukum-hukum dasar kimia.

2. Tingkat kemenarikan dan keterlaksanaan animasi kimia berbasis

keterampilan generik sains pada materi pokok hukum-hukum dasar kimia.

3. Tingkat keterampilan generik sains siswa setelah penggunaan LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok hukum-hukum dasar kimia.

4. Tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok hukum-hukum dasar kimia.

D. Manfaat Penelitian

Dari LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains yang dihasilkan diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru

(11)

2. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

3. Siswa

Penggunaan LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains dalam pembelajaran diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar secara langsung dan mempermudah dalam mengkonstruksi konsep-konsep yang bersifat abstrak.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk lebih memahami gambaran penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan terhadap istilah-istilah untuk membatasi rumusan masalah yang akan diteliti. Istilah-istilah yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Menurut Brotosiswoyo (2001) indikator keterampilan generik sains ada

sembilan. Dalam penelitian ini digunakan 4 indikator keterampilan generik sains yaitu: (1) pengamatan tak langsung, (2) bahasa simbolik, (3)

pemodelan matematik, dan (4) membangun konsep.

(12)

3. Animasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan program macromediaflash yang digunakan sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi hukum perbandingan berganda (Dalton) dan hukum perbandingan volume (Gay Lussac) disertai hipotesis Avogadro.

Referensi

Dokumen terkait

Perpustakaan Fakultas MIPA Universitas Universitas Lampung sebagai instansi yang menyediakan bahan-bahan pustaka sebagai sumber informasi memerlukan sistem

Soal 1 3.7 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks naratif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait fairy tales,

Berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti selama penelitian yang dilakukan dan hasil pembahasan pada Bab IV, didapatkan berbagai simpulan yang menggambarkan

Perlindungan Hukum Bagi Investor Saham Terhadap Terjadinya Forced Delisting Emiten Dalam Kegiatan Pasar Modal .Tesis Magister pada FH UGM Yogyakarta: Etd Gajah Mada

Selain menambah referensi di Departemen Sejarah dan Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara, penulis juga sangat mengharapkan agar dengan hadirnya skripsi ini

perempuan di dalam teks berita media massa cetak. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :. 1) Mengetahui dan mendeskripsikan posisi perempuan pada teks

Teknik Kendaraan Ringan SMKN 8 Bandung untuk memasuki dunia kerja. Dunia kerja yang dimaksud difokuskan pada kesiapan siswa untuk bekerja. sebagai pekerja, karyawan atau

Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pembelajar bahasa Jerman hendaknya mengetahui terlebih dahulu kelas kata apa saja yang berkorelasi dengan Verbpartikel hin.. und