• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI PERJANJIAN PENGADAAN OBAT-OBATAN ANTARA APOTIK PRAMITHA DENGAN PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING CABANG LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESKRIPSI PERJANJIAN PENGADAAN OBAT-OBATAN ANTARA APOTIK PRAMITHA DENGAN PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING CABANG LAMPUNG"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI PERJANJIAN PENGADAAN OBAT-OBATAN ANTARA APOTIK PRAMITHA DENGAN PT ENSEVAL PUTERA

MEGATRADING CABANG LAMPUNG

(skripsi)

OLEH ROZI ZULKIFLI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

Deskripsi Perjanjian Pengadaan Obat-obatan Antara Apotik Pramita dengan PT Enseval Putera Megatrading Cabang Lampung

Oleh ROZI ZULKIFLI

Perjanjian kerjasama antara PT Enseval Putera Megatrading dan Apotik Pramita dalam pengadaan barang merupakan perjanjian tidak bernama yang diatur diluar KUHPerdata, tetapi dibuat karena kebutuhan masyarakat berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata. PT Enseval Putera Megatrading sebagai perusahaan distributor obat-obatan sedangkan Apotik Pramita sebagai supplier yang bergerak dalam usaha farmasi dengan bidang berbasis obat-obatan, dalam pelaksanaannya perjanjian kerjasama terkadang terjadi kendala dan masalah dalam pemenuhan hak dan kewajiban pihak-pihak seperti barang rusak atau keterlambatan pengiriman barang yang dilakukan pemasok kepada konsumen. Peristiwa ini menimbulkan kerugian sehingga adanya pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kerusakan barang dan keterlambatan pengiriman barang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT Enseval Putera Megatrading dengan Apotik Pramita? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui syarat dan prosedur perjanjian kerjasama, pelaksanaan hak dan kewajiban pihak-pihak, serta tanggung jawab PT Enseval Putera Megatrading dalam kerusakan dan keterlambatan pengiriman barang kepada Apotik Pramita

(3)

Rozi Zulkifli

Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan bahwa ketika Apotik Pramita ingin mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Enseval Putera Megatrading, maka Apotik Pramita harus memenuhi syarat dan prosedur yang ditentukan oleh PT Enseval Putera Megatrading. Sebelum memenuhi syarat khusus tersebut, Apotik Pramita harus memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Prosedur dilakukan dengan tahapan yaitu tahap pengajuan permohonan penawaran, tahap evaluasi harga penawaran obat-obatan, tahap Pengiriman obat. Hak dan kewajiban pihak-pihak dilakukan dengan seimbang dan sesuai isi perjanjian kerjasama.Tanggung jawab terhadap konsumen dalam kerusakan dan keterlambatan pengiriman barang akibat kelalaian/kesalahan ditanggung oleh PT Enseval Putera Megatrading, sedangkan tanggung jawab jika terjadi keadaan memaksa (force majeur) hal itu akan ditanggung setelah diadakan perundingan oleh kedua belah pihak.

(4)

DESKRIPSI PERJANJIAN PENGADAAN OBAT-OBATAN ANTARA APOTIK PRAMITA DENGAN PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING

CABANG LAMPUNG

Oleh ROZI ZULKIFLI

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratuntukMencapaiGelar SARJANA HUKUM

Pada JurusanHukum

FakultasHukumUniversitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

JudulSkripsi : DESKRIPSI PERJANJIAN PENGADAAN OBAT-OBATAN ANTARA APOTIK PRAMITA DENGAN PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING CABANG LAMPUNG

NamaMahasiswa : ROZI ZULKIFLI NomorPokokMahasiswa : 0712011321

Program Studi : HukumKeperdataan Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. KomisiPembimbing

Rosida, S.H. Marindowati, S.H.,M.H.

NIP195001091978032000 NIP194911141980032001

2. KetuaBagianHukumKeperdataan

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Rosida, S.H. ………..

Sekretaris :Marindowati, S.H.,M.H. ………..

Penguji Utama : Nilla Nargis, S.H., M.Hum. ………..

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S. NIP 196211091987031003

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulisdilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 28 Mei 1989, sebagai anak Pertama dari Dua bersaudara, dari Bapak Sadikin S.H dan Ibu Ir. Rr Ernawati M.TA.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Al-Kautsar Bandar Lampung padatahun 2001, Sekolah Menegah Pertama (SMP) di SMP AL-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 10 Bandar Lampung pada tahun 2007.

(8)

MOTTO

Kegagalan bukan berarti kalah,

itu adalah sebuah proses menuju kemenangan bagi mereka yang berdiri dan bangkit kembali.

Jika sesuatu digabung dengan yang lain, tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan ilmu.

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Bismillahirrohmannirrohim serta rasa syukur dan nikmat yang diberikan Allah SWT, Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Ku persembahkankan skripsi ini kepada Papa dan Mamaku Tercinta Yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran

Serta senantiasa selalu berdoa di setiap sholat dan sujudnya berharap akan keberhasilanku

Serta adikku yang paling baik dan cerewet

(10)

SANWACANA

Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Deskripsi Perjanjian Pengadaan Obat-obatan Antara

Apotik Pramita dengan PT Enseval Putera Megatrading Cabang Lampung

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Hukum di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Heryandi, S.H., M.S., Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung; 2. Bapak Dr. Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum., Ketua Bagian Hukum

Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu, Hj. Rosida, S.H. Pembimbing I Mahasiswa atas kesediaanya dengan sabar untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Ibu Hj. Marindowati, S.H., M.H., Pembimbing II Mahasiswa atas kesediaanya dengan sabar untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

(11)

6. Ibu., Diane Eka Rusmawati, S.H., M.Hum Pembahas II. Terimakasih untuk masukan saran, dan kritik dalam penulisan skripsi ini;

7. Ibu Yennie Agustin MR., S.H., M.H, Pembimbing Akademik. Terima kasih atas pengarahan dan bimbingannya selama menjadi Mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Lampung;

8. Seluruh staf/karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis selama menjadi Mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Lampung;

9. Om Dr. H. Toto Gunarto, SE.,MSi. dan tante Dr.Rr. Erlina S.E.,M.Si yang telah banyak membantu penulis selama menjadi Mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Lampung

10. Mas wisnu dan Mbak Meva yang telah membantu dalam memperoleh data pada penulisan skripsi ini

11. Bapak Ir. H Sutomo Dan Mbak Ratih yang telah membantu dalam memperoleh data pada penulisan skripsi ini

12. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2007: Zainal, Angga, Rio, Yuza, Fajri, Nopan, Sita, Bery dan yang tidak disebutkan satu persatu, terimakasih buat bantuan, dukungan, dan kebersamaannya; 13. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini

yang tidak disebutkan satu persatu, semoga kebaikan, kasih dan sayang menyertai mereka.

(12)

Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini berguna dan bermanfaat sebagai referensi bacaan maupun bahan rujukan bagi kita semua, khususnya mahasiswa Fakultas Hukum Unila. Aamiin.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis,

(13)

I. PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Perjanjian kerjasama merupakan perjanjian tidak bernama yang diatur di luar KUHPerdata, tetapi terjadi di dalam masyarakat. Lahirnya perjanjian kerjasama di dalam praktek adalah berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata. Berdasarkan Pasal 1338 Ayat (1) KUHPerdata, ketentuan ini berbunyi “Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang

membuatnya”.

Kata “semua” berarti meliputi seluruh perjanjian, baik yang namanya dikenal

maupun yang tidak dikenal oleh undang-undang. Asas kebebasan berkontrak

berhubungan dengan isi perjanjian, yaitu kebebasan menentukan “apa” dan

dengan “siapa” perjanjian itu diadakan dan mempunyai kekuatan mengikat bagi

pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.1Asas kebebasan berkontrak mengandung pengertian bahwa “setiap orang bebas mengadakan perjanjian, baik perjanjian yang diatur oleh KUHPerdata maupun perjanjian yang tidak diatur dalam KUHPerdata, tetapi terdapat di dalam masyarakat. Definisi perjanjian itu sendiri dalam ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata berbunyi “Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana 1 (satu) orang atau lebih mengikatkan

1

(14)

2

dirinya terhadap 1 (satu) orang lain atau lebih. Perjanjian yang diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata dapat dinilai secara materiil atau dinilai dengan uang. Perjanjian yang dibuat berdasarkan asas kebebasan berkontrak tidak begitu saja dapat dilakukan, karena masih dibatasi undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.

Menurut Subekti bahwa, “Perjanjian kerjasama hanya mempunyai daya hukum

intern (ke dalam) dan tidak mempunyai daya hukum keluar” yang bertindak keluar dan bertanggung jawab kepada pihak ketiga kerugian di antara para sekutu diatur dalam perjanjiannya, yang tidak perlu di ketahui masyarakat.2

Perjanjianpengadaan obat ini mengandung aspek kefarmasian, ekonomi, dan hukum. Dilihat dari segi kefarmasian yaitu agar masyaakat dapat memperoleh dan menggunakan obat dengan mudah sehingga dapat berguna menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit yang diderita, dan dari segi ekonomi yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan obat tersebut, kemudian dari segi hukum yaitu tentang syarat-syarat dan prosedur produksi pengadaan obat tersebut harus sesuai dengan peratuan perundang-undangan yang berlaku.

Perjanjian pengadaan obat ini dilakukan dengan melalui distributor baik itu untuk pengadaan obat kepada apotik maupun kepada dokter baru dijual kepada konsumen. Distributor obat ini dalam menjual obat tersebut harus memenuhi ketentuan dari pabrik farmasi yang memproduksi obat, dan sebelum menyalurkan obat tersebut antara pihak pabrik atau pedagang besar farmasi dan distributor

2

(15)

3

harus membuat suatu perjanjian yang merupakan pesetujuan atau kesepakatan kedua belah pihak dengan syarat-syarat tertentu.

Perjanjian pengadaan obat-obatan antara pihak-pihak tersebut dilakukan untuk memberikan kemudahan dan memberikan keringanan terhadap konsumen yang bertujuan untuk menghindari obat-obatan yang tidak diperbolehkan digunakan oleh apotik, yang bisa juga merugikan pihak lain. Kenyataan ini menunjukan terjadi hubungan hukum di bidang kesehatan yaitu antara pihak apotik dan distributor obat, hubungan hukum ini dilakukan oleh kedua belah pihak sesuai dengan prosedur yang berlaku dan telah menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak.Kenyataannya di dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama terkadang terjadi kendala dan masalah dalam pemenuhan hak dan kewajiban pihak-pihak seperti barang rusak ataupun keterlambatan pengiriman barang yang dilakukan distributor obat kepada apotik yang telah membeli barang baik itu secara tunai maupun secara kredit/angsuran. Peristiwa ini menimbulkan kerugian sehingga adanya pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kerusakan barang dan keterlambatan pengiriman barang.

Berdasarkan uraian di atas,maka penelitian ini akan mengkaji perjanjian yang terjadi antara Apotik Pramita dan PT Enseval Putera Megatrading dalam hal pengadaan obat-obatan.

Dengan merumuskan judul: “Deskripsi Perjanjian Pengadaan Obat-obatan Antara

(16)

4

B.PERMASALAHAN DAN RUANG LINGKUP 1. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian

pengadaan obat-obatan di apotik Pramita dengan PT Enseval Putera Megatrading cabang Lampung?”.Pokok bahasanskripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Syarat dan Prosedur perjanjian pengadaan obat-obatan antara apotik Pramita dengan PT Enseval Putera Megatrading cabang Lampung

b. Hak dan Kewajiban perjanjian pengadaan obat-obatan antara apotik Pramita dengan PT Enseval Putera Megatrading cabang Lampung

c. Tanggungjawab PT Enseval Putera Megatrading cabang Lampung terhadap kerusakan dan keterlambatan pengiriman barang kepada apotik pramita

2. RuangLingkup

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari dua, yaitu ruang lingkup bidang ilmu dan ruang lingkup kajian

a. Ruang lingkup bidang ilmu

(17)

5

b. Ruang lingkup kajian

Lingkup penelitiannya adalah:

a. Syarat dan prosedur perjanjian kerjasama antara PT Enseval Putera Megatrading cabang Lampung dengan Apotik Pramita, menguraikan tentang syarat-syarat dan prosedur perjanjian berdasarkan KUHPerdata dan dokumen perjanjian

b. Membahas tentang pelaksanaan hak dan kewajiban pihak-pihak dalam perjanjian kerjasama

c. Tanggung jawab PT Enseval Putera Megatrading cabang Lampungterhadap kerusakan dan keterlambatan pengiriman barang, menguraikan tentang tanggung jawab pihak-pihak, force majeur/keadaan memaksa dan penyelesaiannya

C.TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok bahasan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis secara lengkap, jelas, rinci dan sistematis tentang:

a. Syaratdan prosedur perjanjian kerjasama para pihak;

b. Pelakasanaan hak dan kewajiban pihak-pihak para pihak; dan

(18)

6

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis:

a. KegunaanTeoritis

1) Untuk memahami syarat dan prosedur perjanjian kerjasama para pihak dalam perjanjian pemberian kerjasama tersebut, pelaksanaan hak dan kewajiban kedua belah pihak serta tanggung jawab yang timbul dari padanya.

2) Untuk memperoleh data dan informasi secara lebih jelas dan lengkap mengenai permasalahan apa saja yang timbul dari perjanjian kerja sama antara PT Enseval Putera Megatrading cabang Lampung dengan Apotik Pramita dalam mengatasinya.

b. Kegunaan Praktis

1) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai perjanjian kerjasama, pelaksanaannya, dan permasalahan yang ditimbulkan karenanya.

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PengertianPerjanjian

Kehidupan manusia yang tidak lepas dari hubungan kausal dangan manusia yang lain di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tentu tidak selamanya hubungan tersebut berjalan dengan baik disinilah pernan hukum yang mengatur dan disepakati sebagai tata norma dan tata kehidupan manusia memegang peranan untuk memberikan pemecahan yang diharapkan adil dan konsisten.

(20)

8

lahir dan hapusnya perikatan, macam-macam perikatan dan dan sebagainya. Bagian khusus memuat perturan-peraturan mengenai perjanjian-perjanjian yang banyak dalam masyarakat dan yang sudah mempunyai nama-nama tertentu. Misalnya jual beli, sewa menyewa, perjanian perburuhan, pemberian dan sebagainya.

Pasal 1313 KUHPdt menerangkan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap suatu orang atau lebih lainnya.

Menurut Rahmad Setiawan, definisi tersebut belum lengkap, karena menyebutkan perjanjian sepihak saja dan juga sangat luas karena dengan dipergunakannya perbuatan tersebut harus diartikan sebagai perbuatan hukum yaitu perbuatan yang bertujuan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum. Perbuatan harus diartikan sebagai perbuatan hukum yaitu perbuatan yang bertujuan menimbulkan akibat

hukum. Menambah perkataan “saling mengikatkan diri” dalam Pasal 1313

KUHPerdata, sehingga perumusannya menurut beliau menjadi; perjanjian adalah

“suatu perbuatan hukum , di mana satu orang atau lebih saling mengikatkan

dirinya terhadap satu orang atau lebih”.3

Menurut Abdul kadir Muhammad yang merumuskan kembali perjanjian berkaitan dengan kelemahan definisi perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata sebagai berikut, bahwa yang disebut perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang

3

(21)

9

atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan hukum harta kekayaan.4

Menurut Subekti, suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada orang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.5

Perjanjian memuat unsur:

a. Adanya pihak-pihak

Yaitu paling sedikit dua orang. Para pihak bertindak sebagai subjek perjanjian tersebut. Subjek ini bisa terdiri dari manusia atau badan hukum. Bila manusia maka orang tersebut harus sudah dewasa dan cakap untuk membuat hubungan hukum.

b. Adanya persetujuan antara pihak-pihak

Para pihak sebelum membuat perjanjian harus diberikan kebebasan untuk mengadakan tawar-menawar di antara keduanya. Konsensus ini harus tanpa paksaan, tipuan dan kelaliman

c. Adanya tujuan yang dicapai

Suatu perjanjian harus mempunyai beberapa tujuan tertentu yang ingin dicapai dan dengan perjanjian itu tujuan tersebut ingin dicapai baik dilakukan sendiri atau oleh pihak lain yang dalam hal ini mereka selalu subjek dalam perjanjian. dalam mencapai beberapa tujuan tertentu, para pihak yang terikat dengan adanya ketentuan bahwa tujuan tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum dan kesusilaan

4

Abdul Kadir Muhammad, hukum Perikatan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm 93

5

(22)

10

d. Adanya prestasi yang harus dilaksanakan

Para pihak dalam suatu perjanjian mempunyai hak dan kewajiban tertentu yang satu dengan yang lainnya saling berlawanan. Apabila pihak yang satu berkewajiban untuk memenuhi suatu prestasi maka bagi pihak lain hal tersebut adalah merupakan hak dan begitupun sebaliknya.

e. Adanya bentuk tertentu

Suatu perjanjian dapat dibuat secara lisan atau tertulis dan dibuat dalam suatu akta tersebut bisa secara otentik maupun underhands. Akta yang dibuat oleh para pihak di hadapan seorang pejabat umum yang diberi wewenang untuk itu. f. Adanya syarat tertentu

Dalam suatu perjanjian tentang isinya harus ada syarat-syarat tertentu karena dalam suatu perjanjian menurut Pasal 1338 ayat (1) KUHPdt menentukan bahwa suatu perjanjian atau persetujuan yang sah adalah mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang mebuat dan agar suatu perjanjian bisa dikatakan sebagai suatu perjanjian yang sah adalah bilamana perjanjian tersebut telah memenuhi syarat tertentu6

Apabila diperinci, maka perjanjian itu mengandung unsur-unsur: a. Adanya pihak-pihak paling sedikit dua orang;

b. Adanya persetujuan antara pihak-pihak itu (konsensus); c. Adanya obyek yang berupa benda;

d. Tujuan bersifat kebendaan (mengenai harta kekayaan); e. Adanya bentuk tertentu (lisan atau tulisan).

6

(23)

11

B. Asas-asasperjanjian

a. Asas kebebasan berkontrak

Asas ini sering disebut dengan sistem terbuka (open system) yang mengandung suatu asas kebebasan membuat perjanjian seperti yang disebutkan dalam Pasal 1338 KUHPdt bahwa setiap orang bebas mengadakan perjanjian apa saja walaupun belum atau tidak diatur dalam undang-undang. b. Asas pelengkap (optional law)

Asas ini mengandung arti bahwa ketentuan undang-undang boleh tidak diikuti apabila pihak-pihak menghendaki dan membuat ketentuan-ketentuan sendiri yang menyipang dari ketentuan undang-undang jika dalam perjanjian yang mereka buat tidak ditentukan lain maka yang berelaku adalah ketentuan undang-undang.

c. Asas konsensualitas

Perjanjian itu terjadi sejak tercapai kata sepakat antara pihak-pihak mengenai pokok-pokok perjanjian, dengan kata lain perjanjian itu sudah mengikat dan mempunyai akibat hukum sejak terecapainya kata sepakat para pihak.

d. Asas obligator

Bahwa perjanjian yang dibuat pihak-pihak itu baru dalam taraf menimbulkan hak dan kewajiban saja, bahwa memindahkan hak milik. Hak milik baru beralih apabila dilakukan dengan perjanjian yang bersifat kebendaan (zakelijke overeenkomst), yaitu melalui penyerahan (lavering).

e. Asas kepastian hukum

(24)

12

merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang. Mereka tidak boleh elakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak. Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH perdata

f. Asas Kekuatan mengikat

Asas ini diartikan bahwa terikatnya para pihak pada perjanjian ini tidak semata-mata terbatas pada apa yang diperjanjikan, akan tetapi juga terdapat juga unsur lain sepanjang tidak bersebrangan dengan kebisaan, kepatutan serta moral. Asas mengikat ini sama dengan asas pacta sunt servanda yang memberikan kepastian hukum bagi para pihak yang mebuatnya, sehingga juga merupakan asa kepastian hukum.

C. Jenis-jenisPerjanjian

Menurut Abdulkadir Muhammad terdapat beberapa jenis perjanjian berdasarkan kriteria , yaitu :

a. Perjanjian timbal balik dan sepihak

Pembedaan jenis perjanjian ini berdasarkan kewajiban berprestasi perjanjian, timbal balik adalah perjanjian yang mewajibkan kedua belah pihak berprestasi secara timbal balik. Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang mewajibkan salah satu pihak berprestasi kepada pihak lain.

b. Perjanjian bernama dan tidak bernama

(25)

13

adalah perjanjian yang tidak mempunyai nama tertentu dan jumlahnya tidak terbatas.

c. Perjanjian obligator dan kebendaan

Perjanjian obligator adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban. Perjanjian kebendaan adalah perjanjian untuk memindahkan hak milik dan jual beli.

d. Perjanjian konsensual dan riil

Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang terjadi baru dalam tahap menimbulkan hak dan kewajiban saja bagi pihak-pihak. Tujuan perjanjian baru tercapai apabila ada tindakan realisasi hak da kewajiban tersebut. Perjanjian riil adalah perjanjian yang terjadinya itu sekaligus realisasi tujuan perjanjian, yaitu pemindahan hak, di dalam hukum adat, perjanjian riil justru yang lebih menonjol sesuai dengan sifat hukum adat bahwa setiap perjanjian yang objeknya benda tertentu, seketika terjadi persetujuan serentak ketika itu juga terjadi peralihan hak ini disebut kontan (tunai).7

D. Syaratsahnyaperjanjian

Pasal 1320 KUHPdt mengatur tentang yaitu: 1. Adanya kesepakatan para pihak;

2. Adanya kecakapan para pihak; 3. Adanya objek tertentu;

7

(26)

14

4. Adanya sebab yang halal

Dua syarat yang pertama disebut dengan syarat subjektif, karena berkaitan dengan orang atau pihak yang membuat perjanjian sedangkan dua syarat yang terakhir disebut dengan syarat objektif karena nerhubungan dengan perjanjian itu sendiri atau merupakan objek dari perbuatan hukum yang dilakukan itu.8

Jika syarat subjektif tidak dipenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan (vernietigbaar) tapi apabila syarat objektif tidak dipenuhi maka sebagai akibat hukumnya perjanjian batal demi hukum (nietig).

Kesepakatan para pihak adalah persetujuan kehendak para pihak mengenai pokok perjanjian. Apa yang dikehendaki pihak yang satu merupakan kehendak bagi pihak yang lainya. Persetujuan kehendak sifatnya bebas, artinya tidak ada paksaan dan tekanan maupun ancaman dari pihak manapun. Jadi benar-benar atas kemauan sukarela para pihak.

Syarat kecakapan dimaksudkan bahwa orang yang membuat perjanjian harus cakap menurut hukum. Seseorang dikatakan cakap melakukan perbuatan hukum bila sudah dewasa, menurut Pasal 330 KUHPdt seseorang dikatakan sudah dewasa bila telah mencapai usia 21 tahun atau belum mencapai usia 21 tahun tapi sudah menikah.

Suatu hal atau objek tertentu adalah merupakan pokok perejanjian, prestasi yang harus dipenuhi. Kejelasan adanya objek perjanjian ini adalah untuk memungkinkan pelaksanaan hak dan kewajiban pihak-pihak.

8

(27)

15

Suatu sebab yang halal maksudnya adalah isi perjanjian itu sendiri. Isi perjanjian tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan.9

E. AkibatPerjanjian

Menurut ketentuan Pasal 1338 KUHPdt perjanjian yang sudah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya dan tidak dapat ditarik atau dibatalkan secara sepihak tanpa persetujuan kedua belah pihak atau karena alasan yang cukup menurut undang-undang dan harus dilaksanakan dengan itikad baik.

Pejanjian berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya artinya masing-masing pihak harus mennaati perjanjian seperti manaati undang-undang. Jika ada pihak yang melanggar perjanjian maka ia dianggap sama dengan melanggar undang-undang.

Perjanjian itu adalah kesepakatan kedua pihak maka jika akan ditarik kembali atau dibatalkan harus disetujui oleh kedua belah pihak juga. Tetapi bila ada alasan yang cukup menrut undang-undang, perjanjian dapat dibatalkan secara sepihak, misalnya karena da pihak yang wanprestasi. Pihak yang dirugikan dapat menuntut pembatalan perjanjian melalui hakim (Pasal 1226 KUHPdt).

Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik, yang dimaksud dengan itikad baik adalah ukuran objektif untuk menilai pelaksanaan perjanjian yaitu apakah pelaksanaan perjanjian mengindahkan norma-norma kepatutan dan kesusilaan 10

9

Abdulkadir Muhammad, Hukum perikatan, Citra Aditia Bhakti, Bandung, 1992, hlm. 232.

10

(28)

16

F. Kewajibandanhakparapihak

Perjanjian adlah merupakan hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak. Hak adalah sesuatu yang harus diperoleh atau dimiliki sedangkan kewajiban adalah suatu hal yang harus dilakukan atau dilaksanakansesuai dengan ketentuan, dalam hukum perjanjian, hak dan kewajiaban penjual sebagai pihak yang berpiutang adalah wajib menyerahkan hak milik atsa barang yang menjadi objek perjanjian dan berhak menerima pembayaran sejumlah uang sebagai harga barang tersebut.

“kewajiban merupakan tugas yang dibebankan atas hukuman terhadap subjek

hukum, dimana hak tersebut tidak boleh disalah gunakan”.11

J. Tanggung Jawab

Menurut kamus hukum Bahasa Indonesia,tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu, kalau ada sesuatu hal boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya, jadi tanggung jawab mengandung arti bahwa orang harus menanggung untuk menjawab terhadap segala perbuatan dan kewajiban.

Tanggung jawab adalah suatu akibat lebih lanjut dari suatu sikap tindak yang harus dilunasi oleh setiap pribadi yang telah bersikap tindak, dalam hal:

1. Orang tersebut memang sudah mampu untuk bersikap dan bertindak sendiri, 2. Orang tersebut memang harus dimintai tanggung jawab atas perbuatannya,

dalam arti :

a. Ia bukanlah orang yang belum dewasa,

11

(29)

17

b. Ia bukanlah orang dewasa yang dibawah pengampuan (curatele), c. Ia bukan orang dewasa yang berada di bawah kekuasaan pihak lain.12

Dari pengertian tanggung jawab di atas terdapat perbuatan lanjutan yang berbeda dengan perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya. Perbuatan lanjutan tadi membawa akibat baru pula, akibat tersebut pada umumnya diwujudkan dalam bentuk ganti rugi material berupa:

1) Ganti rugi dalam bentuk uang,

2) Ganti kerugian dalam bentuk natura yang dilakukan atau pengembalian pada keadaan semula,

3) Pernyataan bahwa perbuatan yang dilakukan adalah bersifat melawan hukum,

4) Larangan untuk melakukan perbuatan,

5) Meniadakan sesuatu yang diadakan secara melawan hukum, 6) Pengumuman keputusan atau dari sesuatu yang telah diperbaiki.13

Tanggung jawab merupakan perwujudan dari suatu prestasi, jika tanggung jawab ini tidak ada, kewajiban berprestasi tidak ada arti menurut hukum. Di dalam setiap perjanjian, kewajiban para pihak selalu disertai tanggung jawab menurut hukum. Inilah hakekat perjanjian yang diakui dan diberi akibat hukum dalam kehidupan masyarakat.

12

Purnadi Purbacaraka & Ridwan Halim, Filsafat Hukum dalam Tanya Jawab, (Jakarta: Rajawali, 1983),hlm. 24.

13

(30)

18

G. PengertianObat

Obat menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Obat asli Indonesia adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

H. Jenis-jenisusahaFarmasi

usaha-usaha untuk keperluan rakyat akan perbekalan kesehatan di bidang farmasi adalah sebagai berikut14:

1) Usaha-usaha dalam bidang produksi

Yang meliputi penggalian kekayaan alam, penanaman tumbuh-tumbuhan, pemeliharaan dan pengembangan binatang yang berguna untuk farmasi, pembuatan obat jadi, pembuatan alat-alat kesehatan termasuk untuk laboratorium dan alat-alat untuk pembuatan obat, dan lain-lain.

2) Usaha-usaha dalam bidang distribusi

Yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta dalam penyaluran atau pendistribusian obat dengan menggunakan alat-alat distribusi antara lain :

14

(31)

19

Apotek, rumah-rumah obat, toko-toko penyalur obat, detailer, pedagang eceran obat, serta promosi dan periklanan mengenai obat.

3) Usaha-usaha penyelidikan (penelitian) Oleh lembaga farmasi nasional, universitas-universitas, dan lain-lain.

4) Usaha-usaha pengawasan oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan baik dalam konsumsi obat.

5) Membentuk dan menggunakan Dewan Farmasi. 6) Usaha-usaha lain misalnya peran serta masyarakat.

I. PengertianPabrikFarmasidanPedagangBesarFarmasi

Pedagang Besar Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1332/MENKES/Kep/X/2002 Bab 1 pasal 1 ayat (2) adalah Badan Hukum Perseroan terbatas atau Koperasi yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Peraturan ini mengatur pula tentang syarat-syarat untuk dapat menjadi Pedagang Besar Farmasi yaitu:

a. Dilakukan oleh Badan hukum Berbentuk Perseroan Terbatas, Koperasi,perusahaan nasional maupun perusahaan patungan antaraperusahaan Penanaman Modal Asing yang telah memperoleh Izin Usaha Industri, Farmasi di indonesia dengan perusahaan nasional.

(32)

20

c. Anggota direksi tidak pernah terlihat pelanggaran ketentuan perundang-undangan di bidang farmasi

Pedagang Besar Farmasi dan setiap cabangnya berkewajiban mengadakan, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi yang memenuhi pernyataan mutu yang telah di tentukan serta wajib pula melaksanakan pengadaan obat, bahan baku obat dan alat kesehatan dari sumber yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/Kep/X/2002 mengatur pula mengenai tata cara penyaluran perbekalan informasi diatur dalam Pasal 14 ayat (1) dan (2). Ayat (1) menyatakan bahwa Pedagang Besar farmasi dilarang menjual perbekalan farmasi secara eceran, baik di tempat kerjanya atau di tempat lain, pada ayat (2) nya bahwa dilarang melayani resep dokter . Pasal 15 nya bahwa pengadaan, penyimpanan dan penyaluran narkotika dan psikotropika harus ada izin khusus dari Menteri Kesehatan. Pasal 16 menyatakan penyaluran obat keras (Obat-obat yang termasuk daftar G) hanya di laksanakan antara Pedagang Besar Farmasi sendiri, Apotek dan rumah sakit serta institusi yang diizinkan berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani Apoteker Pengelola Apotek atau Apoteker penanggung jawab Instalasi Farmasi Rumah Sakit atau Asisten Apoteker penanggung jawab Besar Farmasi atau apoteker penanggug jawab unit yang diizinkan oleh Menteri.

(33)

21

serta di kantor Pedagang besar farmasi. Hal ini di maksudkan supaya bisa di pertanggung jawabkan bila dilakukan pemeriksaan oleh Direktur Jendral yang menetapkan pedoman teknis.

Pabrik farmasi di sini adalah pabrik yang memproduksi obat untuk dijual kepada pedagang atu pedagang lain. Pedagang besar Farmasi adalah Badan Hukum yang memiliki izin untuk menyimpan obat untuk dijual dalam jumlah besar di suatu tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin. Pedagang besar farmasi harus berstatus perusahaan nasional dan berbentuk nasional, berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT)

J. KerangkaPikir

Apotik PT. Enseval Megatrading

Syarat dan Prosedur

Hak dan kewajiban pihak-pihak

(34)

22

Dalam proses penyaluran obat, pedagang besar farmasi membuat perjanjian dengan apotik. Perjanjian ini diwujudkan dalam bentuk suatu prosedur, perjanjian ini dibuat dengan kesepakatan antara dua belah pihak, setelah sepakat maka ditandatangani perjanjian penyaluran obat.

(35)

BAB III. METODE PENELITIAN

A.JenisPenelitian

Metode penelitian dilakukan dalam usaha untuk memperoleh data yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Penelitian hokum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hokum tertentu, dengan jalan menganalisanya.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian normatif terapan, yaitu penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan-ketentuan normatif (Kodifikasi, Undang-undang, dan Kontrak ) secara nyata ( in action ) pada peristiwa hukum tertentu dalam masyarakat.

B.Tipe Penelitian

(36)

24

C.Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pendekatan secara yuridis teoritis, yaitu pendekatan masalah yang dilakukan dengan cara mengkaji peraturan perundang-undangan dan melihat keadaan serta kenyataan dalam melakukan penelitian serta literatur-literatur yang berkenaan dengan pokok bahasan yang akan dibahas dalam penelitian.

D. DatadanSumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian bersumber dari data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer,bahan hukum sekunder dan bahan hukumtersier.

1). Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat yang berupa Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dokumen perjanjian, peraturan-peraturan terkait, dan sumber pustaka lain yang membahas tentang hokum perjanjian.

2). Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer, yang bersumber dari bahan-bahan kepustakaan berupa buku-buku, bahan kuliah maupun litertir-literatur yang berkaitan dengan penelitian atau masalah yang dibahas.

(37)

25

Selain itu penulis juga melakukan wanwancara terhadap pihak – pihak untuk memperkuat dari dokumen yang telah terkumpulkan, dalam hal ini pemimipin perusahaan PT Enseval Putera Megatrading dan pemilik Apotik Pramita

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pendekatan dalam pengumpulan data dan keterangan yang berkaitan dengan judul skripsi yaitu:

a. Studi Pustaka,

yaitu Studi pustaka dilakukan dengan mengadakan penelahaan terhadap beberapa literature ilmu pengetahuan hokum dan peraturan perundang-undangan. Teknik yang digunakannya itu mengumpulkan, mengidentifikasi, lalu membaca untuk mencari dan memahami data yang diperlukan, kemudian dilakukan pengutipan atau pencatatan dan diberitan dan untuk memudahkan mengolah data

b. Studi Dokumen,

yaitu Studi dokumen dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisis dokkumen perjanjian kerja sama pengadaan barang antara PT Enseval Putera Megatrading Cabang Lampung denganApotik Pramita

c. Wawancara

(38)

26

Wawancara tersebut digunakan sebagai penjelasan atau pendukung data sekunder..

F. Metode Pengolahan Data

Setelah selesai melakukan pengumpulan data, selanjutnya data – data tersebut diolah sehingga dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang ada. Pengolahan data dilakukan dengan cara :

a. Seleksi data yaitu melakukan pemeriksaan dan penelitian kembali terhadap data

yang diperoleh mengenai kelengkapan, kejelasan dan hubungannya dengan

permasalahan.

b. Klasifikasi data yaitu mengelompokan data yang telah diseleksi menurut pokok

bahasan yang telah ditetapkan sebelumnya serta disesuaikan dengan kerangka

pikir sehingga diperoleh gambaran yang logis tentang pemahaman masalah.

c. Penyusunan data yaitu menempatkan data yang telah diperoleh pada setiap pokok

bahasan dengan menyusun secara sistematis sehingga mempermudah dalam

pengolahan dam analisis data.

d. Pemeriksaan data (editing), yaitu mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah lengkap, benar, dan sesuai dengan masalah.

e. Rekonstruksi data (reconstructing), yaitu menyusun ulang data secara teratur, berurutan, dan logis sehingga mempermudah untuk dipahami dan diinterpretasikan.

(39)

27

G. Analisis Data

(40)

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pelaksanaan Perjanjian Pengadaan Obat-obatan Antara Apotik Pramita dengan PT Enseval Putera Megatrading Cabang Lampung yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Apotik Pramita dalam melakukan kerjasama dengan PT Enseval Putera Megatrading Cabang Lampung harus memenuhi syarat sahnya perjanjian berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata dan syarat khusus yang dibuat PT Enseval Putera Megatrading Cabang Lampung. Prosedur pengajuan perjanjian kerjasama dilakukan melalui tahap-tahap pengajuan PT Enseval Putera Megatrading Cabang Lampung kepada PT Enseval Putera Megatrading Cabang Lampung, dilanjutkan dengan pengiriman berkas ke PT Enseval Putera Megatrading Pusat dan berkas di klarifikasi, setelah itu berkas dikirim kembali ke PT Enseval Putera Megatrading Cabang Lampung untuk memberitahukan tentang apakah Apotik Pramita layak/tidak untuk melakukan perjanjian kerjasama.

(41)

41

obat-obatan dari PT Enseval Putrea Megatrading. Kewajiban utama PT Enseval Putrea Megatrading adalah memenuhi kebutuhan pesanan obat-obatan, sedangkan haknya adalah menerima sejumlah pembayaran dari harga persanan obat-obtan

(42)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 4

C. Tujuan Penelitian... ... 5

D. Kegunaan Penelitian... . 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian... ... ... 7

1. Pengertian Perjanjian. ... 7

2..Asas-asas Perjanjian... 11

3. Syarat-syarat Sah Perjanjian... 13

4. Akibat dari Suatu Perjanjian... 15

5. Kewajiban dan Hak para Pihak... 16

6. Tanggung Jawab... 16

B. Pengertian Obat... 18

C. Jenis-jenis Usaha Farmasi... 18

D. Pengertian Pabrik Farmasi dan Pedagang Besar farmasi... 19

F. Kerangka Pikir... .... 21

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... ... 23

B. Tipe Penelitian... 23

C. Pendekatan Masalah... 24

D. Data dan Sumber Data... 24

E. Metode Pengumpulan data... ... 25

F. Metode Pengolahan Data... 26

(43)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Dasar hukum perjanjian pengadaan obat-obatan antara apotik Pramita dengan PT Enseval Putera Megatrading... 27 B. Hak dan Kewajiban perjanjian pengadaan obat-obatan antara apotik

Pramita dengan PT Enseval Putera Megatrading cabang

Lampung... 32 C. Tanggung jawab PT Enseval Putera Megatrading cabang Lampung

terhadap kerusakan dan keterlambatan pengiriman barang kepada apotik pramita... 36

BAB V. KESIMPULAN... 39

DAFTAR PUSTAKA

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Buku / Literatur

Badrulzaman, Mariam Darus, dkk.2001.KompilasiHukumPerikatan,

BandungCitraAdityaBakti,:

R. Subekti, 1976Aspek-aspekHukumPerikatanNasionalBandung Alumni: Setiawan. R. 1993.Pokok-pokok Hukum Perikatan. BandungBinacipta.

Muhammad. Abdulkadir. 1992HukumPerikatan. Bandung PT.CitraAdityaBakti Soebekti. R. 1987,HukumPerjanjian. Bandung Bina Cipta..

Muhammad.Abdulkadir.2004 Hukum Perdata Indonesia Bandung PT.CitraAdityaBakti

Soebekti. R. 1992. Kumpulan karangantentanghukumperikatan, arbitrasedanperadilan. BandungAlumni.

Muhammad. Abdulkadir1987.Ilmubudayadasar.JakartaFajarAgung.

Purbacaraka, Purnadi dan Soerjono. Soekanto. 1982. Renungan tentang filsafat Hukum. jakartaRajawali.

Purbacaraka.Purnadi dan Halim Ridwan, 1983 Filsafat Hukum dalam Tanya jawab Jakarta Rajawali

Djodjodirjo Moegni 1982 Perbuatan melawan hukum Pradnya jakarta Paramita Djumhana. Muhamad. 1994. Hukumekonomisosial Indonesia.BandungCitra

AdityaBakti.

(45)

PeraturanPerundang-Undangan

KitabUndang-undangHukumPerdata/BW.

Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan dan Perbekalan Barang/Jasa Farmasi

Referensi

Dokumen terkait

Materi yang disampaikan adalah : Ruang lingkup agribisnis, Mengelola organisasi agribisnis, analisis atas laporan keuangan, Pembiayaan agribisnis, Sistim pemasaran

Hasil wawancara dengan AKP I Gede Dewa Mahendra Selaku Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Jepara, pada tanggal 3 Maret 2015.. Petunjuk Lapangan ,

Sesuai dengan hasil diatas kemampuan siswa dalam bermain drama dengan metode Role Playing secara keseluruhan pada ketiga aspek yaitu ekspresi, penghayatan dan

Sedangkan Motivasi masyarakat dalam berpola tanam agroforestry dipengaruhi oleh manfaat yang dirasakan yaitu Ekonomi dengan persentase tertinggi sebesar 51,65% ,

Sepeda untuk Salam/Redy Kuswanto; Ilustrator: Ferry Barryadi; Penyunting: Nama Penyunting; Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019.. viii; 25 hlm.;

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu jasa di pasar sasaran adalah bagaimana kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan baik dan tepat, sehingga produk

0.020, oleh karena probabilitasnya lebih kecil dari 0.05 maka hipotesis pada penelitian ini untuk variabel PA diterima yang berarti secara parsial terdapat pengaruh signifikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh abu ketel asal pabrik gula terhadap ketersediaan P, Al-dd, pH dan Si Tanah pada Ultisol dan Histosol