PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM GENETIKA
BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
IVAN LAUREN RAJAGUKGUK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM GENETIKA
BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
IVAN LAUREN RAJAGUKGUK NIM. 8146173010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM GENETIKA
BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS
i ABSTRAK
IVAN LAUREN RAJAGUKGUK, Pengembangan Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains. Tesis: Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains yang layak secara empiris. Penuntun praktikum genetika yang dikembangkan mengintegrasikan 11 komponen keterampilan proses sains pada setiap kegiatan praktikum. Keterampilan proses sains ini akan memudahkan mahasiswa dalam menggali informasi berupa fakta dan konsep sains. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 hingga September 2016 di Laboratorium Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan. Jenis Penelitian ini berupa penelitian dan pengembangan (reasearch and development) model Borg and Gall. Langkah-langkah penelitian ini meliputi studi pendahuluan, pengembangan produk, validasi tim ahli, penilaian dosen, dan ujicoba produk dilapangan. Validasi tim ahli materi dilakukan untuk menilai kelayakan isi kelayakan penyajian, dan kelayakan komponen keterampilan proses sains pada penuntun praktikum. Validasi ahli desain dilakukan untuk menilai kelayakan desain kulit, tipografi kulit, desain isi dan ilustrasi isi pada penuntun praktikum. Penilaian yang dilakukan oleh dosen mata kuliah Genetika dan mahasiswa juga dilakukan untuk menilai kelayakan penuntun praktikum yang dikembangkan. Hasil validasi oleh tim ahli materi menunjukkan persentase rata-rata 88,2% dengan kriteria sangat baik, validasi ahli desain menunjukkan persentase rata-rata 88,3% dengan kriteria sangat baik, penilaian dosen mata kuliah menunjukkan persentase rata-rata 86,9% dengan kriteria sangat baik, penilaian atas tanggapan mahasiswa melalui ujicoba perorangan menunjukkan persentase rata-rata 79,3% dengan kriteria baik, ujicoba kelompok kecil menunjukkan persentase rata-rata 83,8%, dan ujicoba kelompok lapangan terbatas menunjukkan persentase rata-rata 87,6% dengan keriteria sangat baik. Penuntun praktikum yang dikembangkan ini layak untuk digunakan pada kegiatan praktikum Genetika di Laboratorium.
ii ABSTRACT
IVAN LAUREN RAJAGUKGUK, The Development of Genetics Practical Guigance book Baseg on Science Process Skills. Thesis: Biology Education, Postgraduate school, State University of Medan, 2016.
This research was aimed to develop a Genetics Practical Guidance book Based on Science Process Skills which feasible empirically. This Genetics Practical Guidance book was developed integrated to 11 components of science process skills in each practicum activity. This science process skills allowed students to explore the information in the form of facts and concepts of science. This study was conducted from April 2016 to September 2016 in Laboratory of Biology, State University of Medan. This research and development used Borg and Gall model. The steps of this study include preliminary studies, product development, validation from of experts, lecturers assessment, and preliminary field testing. Validation to content experts was carried out to assess the feasibility of the contents, feasibility of the presentation, and the feasibility of science process skills components on the product. Validation of design experts carried out to assess the feasibility of the design of cover, cover typography, content design and content illustration on practical guidance book. Assessment that was conducted to a lecturer of Genetics course and students also performed to assess the feasibility of practical guides were developed. The result shown that according to conten experts the product has average percentage of 88.2% with very good criteria, where as validation from design expert shown the average percentage of 88.3% with very good criteria, the assessment of lecturer shown the average percentage of 86.9% with very good criteria, student responses through individual preliminary field testing showed an average percentage of 79.3% with good criteria, small group shows the average percentage of 83.8%, and preliminary field testinng group shows the average percentage of 87, 6% with the criteria of excellent. As the conclusion Genetics Practical Guidance book Based on Science Process Skills is feasible empirically to be used in practical activities in the Laboratory of Genetics.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains”, yang disusun guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya secara khusus kepada:
1. Teristimewa untuk Ayahanda tercinta (Alm.) Oktavianus Rajagukguk, S.E dan Ibunda tercinta Mariana Hutabarat, S.Pd untuk semua cinta, kesabaran, kepercayaan, doa, nasehat dan semangat yang diberikan selama proses penyelesaian tesis ini.
2. Adinda tercinta Ayu Olivia Sari Rajagukguk yang telah memberi bantuan baik materil maupun moril kepada penulis.
3. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Tesis I yang sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, dan Ibu Dr. Tumiur Gultom, M.P selaku Dosen Pembimbing Tesis II yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, motivasi dan waktu kepada penulis dari awal penyusunan hingga akhir penulisan.
4. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc., Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., serta Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd. selaku narasumber (penguji) yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini. 5. Ibu Dr. Saleha Hanum, M.Si, Bapak Dr. Diky Setya Diningrat, M.Si., Bapak
Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si., dan Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si selaku validator produk yang telah banyak membantu penulisan produk. 6. Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si dan Bapak Eko Prasetya, S.Pd., M.Sc., selaku
iv
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama belajar di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta karyawan staf tata usaha Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Begitu pula dengan seluruh guru yang telah memberikan ilmu yang tak terhingga dari tingkat SD, SMP, SMA hingga bangku perkuliahan.
8. Kakanda Siti Rohana Siregar, M.Pd. selaku staf Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak membantu penulis dalam segala hal yang berhubungan dengan bidang akademis.
9. Kepala Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED yaitu Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc. yang memberikan izin penelitian kepada penulis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
10.Verronicha Crysty yang telah banyak meluangkan waktu untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis dan produk.
11.Rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana UNIMED angkatan XXIV sekaligus teman seperjuangan Putri Leo Martin, Fitriana Siregar, Elisa H. Ginting, Sailana Mira Rangkuty, Tisrin M. Dewi, dan seluruh teman-teman yang tidak disebutkan namanya.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Medan, 07 September 2016 Penulis
v
1.7. Hasil yang Diharapkan ... TAT. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Penuntun Praktikum ... 10
2.2. Pengertian Genetika. ... 11
2.3. Pengertian Praktikum Genetika ... 13
2.2. Hakikat Keterampilan Proses Sains ... 14
2.2.1. Pengertian Keterampilan Proses Sains ... 14
2.2.2. Indikator Keterampilan Proses Sains ... 16
2.5. Hakikat Penelitian Pengembangan ... 17
2.5.1. Pengertian Penelitian Pengembangan ... 17
2.5.2. Skenario Pengembangan Produk ... 18
2.5.3. Pengembangan Penuntun Praktikum Genetika ... 20
2.6. Penelitian yang Relevan ... 21
3.4. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Produk ... 25
3.5. Jenis Data ... 27
3.6. Instrumen Pengambilan Data ... 27
3.6.1. Validasi Ahli Materi ... 27
3.6.2. Validasi Ahli Desain/Media ... 28
3.6.3. Penilaian Dosen Mata Kuliah Genetika ... 29
3.6.4. Penilaian Mahasiswa terhadap Penuntun Praktikum Genetika ... 29
3.7. Teknik Analisis Data ... 30
3.8. Analisis Deskriptif ... 30
3.8.1. Lembar Validasi Ahli Materi ... 30
3.8.2. Lembar Validasi Ahli Desain dan Dosen ... 31
vi TAT. IV HASIL DAN PEMTAHASAN
4.1. Deskripsi Produk Awal ... 33
4.2. Penyajian Data Hasil Pengembangan Produk ... 37
4.2.1. Penilaian Penuntun Praktikum oleh Ahli Materi ... 37
4.2.1.1 Deskrpsi Validasi Tahap Awal... 37
4.2.1.2 Deskripsi Validasi Tahap Akhir ... 38
4.2.2 Analisis Hasil Penilaian Penuntun Praktikum oleh Ahli Materi ... 39
4.2.3. Penilaian Penuntun Praktikum oleh Ahli Desain ... 45
4.2.3.1 Deskripsi Validasi Tahap Awal ... 45
4.2.3.2 Deskripsi Validasi Tahap Akhir ... 46
4.2.4 Analisis Hasil Penilaian Penuntun Praktikum oleh Ahli Desain ... 46
4.2.5 Penilaian Dosen Mata Kuliah Terhadap Penuntun Praktikum ... 48
4.2.6 Persepsi Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum... 49
4.2.6.1 Ujicoba Perorangan ... 49
4.2.6.2 Ujicoba Kelompok Kecil ... 51
4.2.6.3 Ujicoba Kelompok Lapangan Terbatas ... 52
4.3. Revisi Produk ... 55
4.3.1 Revisi Pertama ... 55
4.3.2 Revisi Kedua ... 56
4.2.3 Revisi Ketiga ... 57
4.3.4 Revisi Keempat ... 57
4.3.5 Revisi Kelima ... 58
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
4.5 Keterbatasan Penelitian ... 65
TAT. V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 66
5.2 Saran ... 67
5.2 Implikasi ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
vii DAFTAR TABEF
Halaman
Tabel 2.1. Indikator dan Subindikator Keterampilan Proses Sains ... 16
Tabel 3.1. Kisi- kisi Instrumen Validasi Penuntun Praktikum oleh ihli Materi ... 28
Tabel 3.2. Kisi- kisi Instrumen Validasi oleh ihli Desain terhadap Penuntun Praktikum ... 29
Tabel 3.3. Kisi-kisi ingket Persepsi Dosen terhadap Penuntun Praktikum Genetika ... 29
Tabel 3.4. Kisi-kisi ingket Persepsi Mahasiswa terhadap Penuntun Praktikum Genetika ... 30
Tabel 3.5. Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan Jenis Skala pada Penuntun Praktikum Genetika ... 32
Tabel 4.1. Hasil analisis berdasarkan Pengamatan terhadap Penuntun
Praktikum... 34 Tabel 4.2. Penilaian Komponen kelayakan Isi Penuntun Praktikum
Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains oleh Tim ihli
Materi... 39 Tabel 4.3. Penilaian Komponen kelayakan Penyajian Penuntun Praktikum
Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains oleh Tim ihli
Materi... 41 Tabel 4.4. Penilaian Komponen kelayakan Indikator KPS pada Penuntun
Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains oleh
Tim ihli Materi... 42 Tabel 4.5. Saran Perbaikan menurut Tim Validator Materi ... 44 Tabel 4.6. Penilaian pada Desain Penuntun Praktikum Genetika Berbasis
viii
Tabel 4.8. Penilaian Dosen Genetikan terhadap Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains yang telah
dikembangkan... 48 Tabel 4.9. Persepsi Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum Genetika
yang telah dikembangkan pada Ujicoba Perorangan... 50 Tabel 4.10.Persepsi Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum Genetika
yang telah Dikembangkan pada Ujicoba kelompok Kecil.... 51 Tabel 4.11.Persepsi Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum Genetika
yang telah Dikembangkan pada Ujicoba kelompok Lapangan
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema Penelitian Pengembangan Model Borg & Gall... 19
Gambar 3.1. Langkah – Langkah Pengembanagan Penuntun Praktikum
Genetika Berbasis Keterampilan Proses... 26
Gambar 4.1 Diagram Penilaian Terhadap Kelayakan Isi Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains
oleh Tim Ahli Materi... 40 Gambar 4.2 Diagram Penilaian Terhadap Kelayakan Penyajian
Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan
Proses Sains oleh Tim Ahli Materi... 42
Gambar 4.3 Diagram Penilaian Terhadap Kelayakan Indikator KPS Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan
Proses Sains oleh Tim Ahli Materi... 43
Gambar 4.4 Diagram Penilaian pada Desain Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains oleh Tim Ahli
Desain... 47 Gambar 4.5 Diagram Penilaian Dosen Genetika Terhadap Penuntun
Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains
oleh Tim Ahli Materi... 49 Gambar 4.6 Diagram Peningkatan Persentase rata-rata dari seluruh
Persepsi Mahasiswa Terhadap Kelayakan Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Validasi Penuntun Praktikum Genetika Berbasis
Keterampilan Proses Sains Oleh Ahli Materi ... 71 Lampiran 2 Validasi Penuntun Praktikum Genetika Berbasis
Keterampilan Proses Sains Oleh Ahli Desain ... 77 Lampiran 3 Angket Penilaian Dosen Genetka Terhadap Penuntun
Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains... 80
Lampiran 4 Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum
Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains... 82 Lampiran 5 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum Genetika Berbasis
Keterampilan Proses Sains oleh Ali Materi... 84 Lampiran 6 Rubrik Persentase Kriteria Kesesuaian Indikator Penuntun
Praktikum Genetika Keterampilan Proses Sains... 92 Lampiran 7 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum Genetika Berbasis
Keterampilan Proses Sains oleh Ali Desain... 93 Lampiran 8 Rubrik Persentase Kriteria Kesesuaian Desain Penuntun
Praktikum Genetika Keterampilan Proses Sains... 95 Lampiran 9 Data Hasil Dosen Terhadap Kelayakan Penuntun Praktikum
Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains... 96 Lampiran 10 Data Hasil Tanggapan Mahasiswa pada Ujicoba
Perorangan terhadap Kelayakan Praktikum Genetika
Berbasis Keterampilan Proses Sains... 98 Lampiran 11 Data Hasil Tanggapan Mahasiswa pada Ujicoba Kelompok
Kecil terhadap Kelayakan Praktikum Genetika Berbasis
Keterampilan Proses Sains... 100 Lampiran 12 Data Hasil Tanggapan Mahasiswa pada Ujicoba Kelompok
Lapangan Terbatas terhadap Kelayakan Praktikum Genetika
1 BABBIB
PENDAHULUANB
B
1.1 LatarBBelakangBMasalahB
Universitas Negeri Medan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) di Sumatera Utara yang memiliki tujuh Fakultas dan
Program Pascasarjana telah banyak menghasilkan Sarjana Pendidikan, Sarjana
Nonkependidikan (Sains) dan Magister. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) termasuk salah satu Fakultas yang telah banyak
menghasilkan alumnus terbaik dalam bidang keguruan dan sains. Fakultas MIPA
sendiri memiliki empat Jurusan dan delapan Program Studi. Jurusan Biologi
termasuk salah satu jurusan yang bernaung pada Fakultas ini, dengan tingkat
peminat cukup tinggi setiap tahunnya. Jurusan ini memiliki dua program studi
yaitu Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Nonkependidikan. Jurusan Biologi
Universitas Negeri Medan mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti dan lulus
pada mata kuliah Genetika yang memiliki beban 3 SKS serta praktikum 1 SKS.
Genetika merupakan salah satu cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
faktor keturunan dan organisme. Genetika juga dapat dikatakan adalah studi
tentang gen dan segala aspeknya. Secara garis besar, cabang- cabang ilmu
genetika meliputi; genetika sel, genetika molekuler, genetika perkembangan,
kuantitatif dan genetika populasi. Genetika merupakan satu contoh mata kuliah
yang harus diikuti dan dipelajari oleh perserta didik dalam menempuh pendidikan
tinggi khususnya pada jurusan biologi. Saat ini genetika merupakan penunjang
2
Sumampouw (2011) mengatakan bahwa perkembangan ilmu biologi
rata-rata berasal dari sebuah konsep genetika, dengan kata lain genetika adalah ilmu
biologi yang melingkupi seluruh ilmu hayati. Genetika bukanlah sekedar
mengenai pewarisan sifat melainkan cabang ilmu biologi yang mempelajari materi
genetik, struktur, reproduksi, ekspresinya dan keberadaannya dalam populasi serta
perekayasaannya (Corebima, 2009).
Afrida (2014) mengatakan pembelajaran genetika adalah contoh
pembelajaran biologi yang dalam pengaplikasiannya masih kurang menggunakan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar peserta didik dan belum mampu
menerapkan keterampilan proses sainsnya dalam pembelajaran. Model
pembelajaran genetika yang telah diterapkan secara spesifik tidak menunjukkan
pada salah satu strategi pembelajaran tertentu melainkan menampilkan pola
pembelajaran yang relevan dengan peserta didik sebagai pemeran utamanya. Oleh
karena sangat luasnya cakupan yang harus dipelajari dalam bidang genetika ini,
maka dalam pembelajaran genetika tidak bisa memperoleh wawasan yang lebih
jika hanya mengandalkan pola pembelajaran teoritis namun untuk
mengimbanginya perlu dilakukan praktikum.
Praktikum menjadi sarana pengenalan bahan dan peralatan yang semula
dianggap abstrak menjadi lebih nyata sehingga mahasiswa mampu memahami
konsep pada mata kuliah yang diajarkan. Pelaksanaan praktikum sangat efektif
untuk mencapai seluruh ranah ilmu pendidikan secara bersamaan dengan ilmu
pengetahuan. Praktikum melatih mahasiswa untuk merencanakan kegiatan secara
3
permasalahan yang lebih nyata (kognitif), serta dapat melatih penggunaan suatu
instrumen (psikomotorik) (Susantini, 2012).
Kegiatan praktikum dilakukan berdasarkan dari sebuah rencana
pembelajaran yang telah ditetapkan dan terlebih dirancang agar sikap psikomotrik
mahasiswa atau peserta didik lebih meningkat. Peningkatan sikap psikomotorik
yang diharapkan seperti kemampuan menggunakan alat, sikap kerja, kemampuan
menganalisis masalah, menyusun urutan kegiatan, kemampuan membaca dan
mendeskripsikan gambar serta mampu melakukan suatu kegiatan dengan cepat.
Kegiatan praktikum yang menggunakan model discovery dilakukan
dengan suatu kegiatan observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan
inferi (Malik, 2001). Praktikum Genetika yang ada saat ini masih menerapkan
model pembelajaran inquiry dan discovery (penemuan), dimana mahasiswa
memahami konsep, hubungan, dan mengorganisasi kegiatan yang dilaksanakan
dengan suatu bentuk akhir hingga sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi bila individu aktif dalam penggunaan proses mental untuk menemukan
konsep dan prinsip.
Dikatakan bahwa kegiatan praktikum dianggap menjadi kebiasaan, karena
peserta didik hanya mengikuti petunjuk rutin, namun tidak menggunakan
keterampilan proses (Rahayuningsih dan Dwiyanto, 2005). Berdasarkan asumsi
diatas, tidak salah jika mahasiswa biologi juga beranggapan bahwa kegiatan
praktikum genetika juga merupakan sebuah kebiasaan yang wajib dilaksanakan
pada saat mata kuliah ini muncul, sebab tidak ada perbedaan dengan kegiatan
praktikum lainnya yang tidak mengembangkan keterampilan proses sains. Karena
4
atau intelektual, manual dan sosial berdasarkan hasil dari sebuah pemikiran
(Rustaman, 2003).
Keterampilan proses sains merupakan perangkat kemampuan kompleks
yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan peyelidikan ilmiah
pada rangkaian proses pembelajaran. Menurut Dahar (1996) keterampilan proses
sains adalah kemampuan peserta didik untuk menerapkan metode ilmiah dalam
memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Adanya
keterampilan proses sains pada diri mahasiswa memudahkannya dalam menggali
informasi yang lebih bermanfaat berupa fakta-fakta dan konsep, perkembangan
sikap, nilai dan keterampilan berpikirnya juga akan berkembang (Wardani, 2008).
Jika dibandingkan kegiatan praktikum yang menggunakan pembelajaran
discovery dengan keterampilan proses sains, keduanya memliki kesamaan yaitu
meningkatkan kemampuan untuk memecahkan sebuah masalah dari teori kedalam
sebuah permasalahan yang lebih nyata (kognitif) dan melatih peserta didik untuk
berpikir kritis dan aktif bekerja. Namun terdapat perbedaan dari kedua model
pembelajaran tersebut, jika model discovery lebih cocok untuk mengembangan
pemahaman peserta didik dan aspek lainnya kurang mendapatkan perhatian.
Sedangkan dengan model keterampilan proses sains, pemahaman peserta didik
terhadap objek nyata, kemampuan untuk menemukan dan mengembangkan
sendiri konsep serta keterampilan dan emosi secara keseluruhan sangat
diperhatikan (Dimyati, 2009).
Penuntun praktikum merupakan pedoman peserta didik dalam menguji
dan melaksanakan secara nyata sesuatu yang diperoleh berupa konsep dari teori.
5
penunjang kegiatan praktikum yang berisi materi dan serangkaian prosedur kerja
yang akan dilakukan dalam praktikum, sehingga keberadaan diktat praktikum ini
dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran di laboratorium karena sebagai
acuan peserta didik.
Asy’syakurni (2015) menerangkan bahwa petunjuk praktikum diperlukan
pada saat melaksanakan praktikum karena selain mampu membantu pelaksanaan
praktikum juga memberikan bantuan berupa informasi bagi peserta didik.
Penggunaan petunjuk praktikum dapat membantu membawa peserta didik
menemukan pengetahuannya serta mampu memahami suatu konsep materi.
Kegiatan praktikum yang menggunakan penuntun berbasis discovery tidak
terlepas dari bimbingan guru maupun dosen praktikum yang akan membantu
serta memberi arahan terhadap hal-hal apa saja yang akan dilakukan. Namun
dengan adanya suatu petunjuk praktikum berbasis keterampilan proses sains dapat
membantu meringankan tugas guru ataupun dosen dalam melakukan kegiatan
praktikum. Karena peserta didik akan lebih mudah memahami tujuan praktikum,
mencari alat dan bahan, memahami prosedur kerja, menemukan dan
mengembangkan konsep, memunculkan sebuah hipotesis, menjadikan sebuah
permasalahan menjadi lebih nyata, lebih mudah untuk menuliskan hasil dan
membantu peserta didik untuk menyampaikan hasil kegiatan.
Penelitian Zulaiha (2014) yang mengembangkan sebuah penuntun
praktikum kimia berbasis keterampilan proses sains diperoleh hasil bahwa dengan
penggunaan penuntun praktikum berbasis keterampilan proses sains peserta didik
dapat meningkatkan seluruh kemampuan keterampilan proses sains peserta didik.
Sehingga dengan penuntun praktikum berbasis keterampilan proses sains
6
Berdasarkan penelitian diatas, penuntun praktikum genetika yang masih
berbasis discovery perlu dikembangkan menjadi penuntun praktikum berbasis
keterampilan proses sains. Penelitian pengembangan dengan menggunakan model
Borg & Gall memiliki kelebihan mampu mengatasi kebutuhan nyata melalui
pengembangan solusi atas masalah, dan kelebihan lain dari model Borg & Gall
yang memiliki langkah pengembangan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan tetap disertai tindakan validasi. Penuntun praktikum genetika yang
dikembangkan dengan model Borg & Gall dapat dipertanggungjawabkan sebab
melalui langkah panjang dan melakukan proses revisi yang berulang-ulang dari
validator sehingga memiliki tingkat validasi yang tinggi.
Berdasarkan pemaparan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa
terdapat permasalahan pada kegiatan praktikum genetika di Jurusan Biologi,
kegiatan praktikum genetika masih menerapkan model discovery, penuntun
praktikum genetika yang ada saat ini masih berbasis discovery, tidak adanya
penuntun praktikum genetika berbasis keterampilan proses sains, keterampilan
proses sains mahasiswa belum seutuhnya berkembang dengan baik, karena
adanya keterampilan proses sains memudahkan mahasiswa dalam menggali
informasi yang bermanfaat, menemukan fakta-fakta dan konsep (Wardani, 2008).
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada praktikum genetika di Jurusan
Biologi Universitas Negeri Medan perlu dilakukan penelitian pengembangan yang
relevan, maka penelitian ini berjudul: PengembanganB PenuntunB PraktikumB
GenetikaBBerbasisBKeterampilanBProsesBSains. Dengan dilakukannya penelitian
pengembangan hingga menghasilkan produk berupa penuntun praktikum genetika
7
menemukan konsep, mengembangkan keterampilan beripikir, meningkatkan
minat dalam melaksanakan praktikum, dan produk ini bisa mewakili penuntun
praktikum lainnya yang belum berbasis keterampilan proses sains.
1.2 IdentifikasiBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi
masalah yang ada, yaitu:
1. Penuntun praktikum Genetika yang saat ini ada di Jurusan Biologi FMIPA
UNIMED dinilai masih perlu dikembangkan sesuai analisis masalah dan
analisis kebutuhan mahasiswa. B
2. Penuntun praktikum Genetika yang ada belum berbasis keterampilan proses
sains
3. Penuntun praktikum Genetika yang digunakan saat ini belum mampu
meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa.
1.3 BatasanBMasalahB
Berdasarkan judul penelitian serta bertitik tolak dari latar belakang
masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:
1. Penelitian ini dibatasi sampai pada pengembangan produk berupa penuntun
praktikum genetika berbasis keterampilan proses sains.
2. Penuntun praktikum genetika berbasis keterampilan proses sains yang akan
dikembangkan mencakup materi pembelahan sel, Genetika Mendel
perkembangan Genetika setelah Mendel, dan Genetika populasi.
3. Penelitian pengembangan penuntun praktikum berbasis keterampilan proses
sains akan dilakukan sampai pada tahap uji kelayakan dengan mengikuti model
8
4. Lokasi penelitian dibatasi sampai pada Laboratorium Jurusan Biologi FMIPA
UNIMED.
1.4 RumusanBMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada
penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kelayakan Penuntun Praktikum Genetika Berbasis
Keterampilan Proses Sains menurut tim ahli materi dan ahli desainF
2. Bagaimanakah kelayakan Penuntun Praktikum Genetika Berbasis
Keterampilan Proses Sains menurut Dosen mata kuliah GenetikaF
3. Apakah Penuntun Praktikum Genetika Berbasis Keterampilan Proses Sains
layak digunakan bagi Mahasiswa S1 Jurusan Biologi FMIPA UNIMEDF
1.5 TujuanBPenelitianB
Tujuan dilakukannya penelitian pengembangan ini, yaitu:
1. Untuk mengembangkan Penuntun Praktikum Genetika yang Berbasis
Keterampilan Proses Sains.
2. Untuk Mengetahui kelayakan Penuntun Praktikum Genetika Berbasis
Keterampilan Sains menurut tim ahli materi, ahli desain, dosen mata kuliah dan
mahasiswa S1 Jurusan Biologi FMIPA UNIMED.
1.6ManfaatBPenelitianB B
Hasil yang akan diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat secara
teoritis maupun secara praktis. Manfaat penelitian secara teoritis adalah sebagai:
1. Untuk menambah ilmu pendidikan dan pengetahuan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas perkuliahan, khususnya pada mata kuliah Praktikum
9
melakukan praktikum maupun pekerjaan yang berhubungan dengan bidang
Genetika. B
2. Sumbangan pemikiran dan referensi bagi peneliti, dosen dan lembaga
perguruan tinggi, serta bagi siapa saja yang ingin mengkaji dan
mengembangkan penelitian ini agar lebih baik lagi.
Selanjutnya manfaat penelitian secara praktis yang diperoleh dari
penelitian pengembangan ini yaitu: Penuntun Praktikum Genetika yang
dikembangkan dapat mendukung aktivitas mahasiswa dalam meningkatkan
keterampilan proses sains.
1.7 HasilByangBDiharapkanB
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum
Genetika yang dikembnagkan bagi Mahasiswa S1 Jurusan Biologi FMIPA
UNIMED yang sudah valid dan dapat diimplementasikan dengan mudah sehingga
dapat meningkatkan keterampilan proses sainsB dan mutu pembelajaran di
laboratorium Genetika.B
66 BABBVB
SIMPULAN,BSARANBDANBIMPLIKASIB
B
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pengembangan penuntun
praktikum Genetika berbasis keterampilan proses sains ini, maka penelitian
pengembangan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penuntun praktikum Genetika berbasis keterampilan proses sains yang
dikembangkan bagi mahasiswa S1 Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Negeri Medan dinyatakan “layak” menurut tim ahli materi dan ahli desain
dengan kriteria “sangat baik” pada isi dan penyajian, indikator keterampilan
proses sains, desain dan tipografi kulit, desain isi, serta ilutrasi isi.
2. Penuntun praktikum Genetika berbasis keterampilan proses sains yang
dikembangkan bagi mahasiswa S1 Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Negeri Medan dinyatakan “layak” menurut dosen mata kuliah Genetika
dengan kriteria “sangat baik” pada seluruh indikator yang ada pada
penuntun praktikum.
3. Penuntun praktikum Genetika berbasis keterampilan proses sains yang
dikembangkan bagi mahasiswa S1 Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Negeri Medan dinyatakan “layak” menurut mahasiswa pada ujicoba
perorangan dengan kriteria penilaian “baik”, dan “layak” menurut
mahasiswa pada ujicoba kelompok kecil dengan kriteria penilaian “sangat
baik”, serta “layak” menurut mahasiswa pada ujicoba kelompok lapangan
67
5.2 SaranB
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan, berikut ini
diajukan beberapa saran, yaitu:
1. Mengingat hasil penelitian ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang belum mampu dikontrol, maka masih perlu dilakukan
penelitian lanjutan pada sampel yang lebih banyak dan lebih luas.
2. Mengingat bahwa penelitian ini hanya dilakukan sampai ujicoba kelompok
lapangan terbatas untuk menilai kelayakan penuntun praktikum Genetika
berbasis keterampilan proses sains secara empiris, maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan berupa uji efektifitas terhadap penuntun praktikum yang
dikembangkan, sehingga dapat diketahui apakah penuntun praktikum
Genetika yang dikembangkan berpengaruh nyata terhadap hasil
pembelajaran di Laboratorium sehingga dapat dilakukan tahap penyebaran
produk (dissemination).
5.3 ImplikasiB
Hasil penelitian pengembangan ini mengimplikasikan bahwa penuntun
praktikum Genetika berbasis keterampilan proses sains ini merupakan pedoman
kegiatan praktikum di Laboratorium Genetika yang baik dalam
menumbuhkankembangkan keterampilan proses sains pada diri mahasiswa.
Penuntun praktikum yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sarana untuk
memudahkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan Genetika,
membantu mahasiswa untuk memecahkan masalah yang didapat dalam
perkuliahan Genetika secara teori, dan mampu membantu mahasiswa dalam
68
68
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, I.R., M. Amin., dan A. Ghofur., (2014)., Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Genetika Populasi Berbasis Penelitian Keragaman Genetik Kerbau Lokal Tana Toraja dan Lombok. Jurnal Kependikan 13 (4): 337-347.
Anitah, S. dkk., (2007)., Strategi Pembelajaran Kimia. Universitas Terbuka:
Jakarta
Ardiyanti, Y., (2014)., Penggunaan Lembar Kerja (LK) Terbuka untuk Peningkatan Pemahaman Konsep dan Berpikir Kreatif Pada Mata Kuliah Biologi Umum. Jurnal Ilmiah Solusi 1(1): 18-21.
Arifin, U.F, S. Hadisaputra., dan E. Susilaningsih., (2015) Pengembangan Lembar
Kerja Praktikum Siswa Terintegrasi Guided Inquiry untuk Keterampilan
Proses Sains. Jurnal CiE 4 (1): 54-60.
Arikunto, S., (2011)., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta:
Jakarta.
Asy’syakurni, N.A., A. Widiyatmoko., Parmin., (2015)., Efektivitas Penggunaan Petunjuk Praktikum IPA Berbasis Inkuiri pada Tema Kalor dan Perpindahannya Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik. Unnes Science Education Journal 4 (3) : 952-958.
Belawati, T., (2006). Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Terbuka: Jakarta Belawati, T. (2005). The Impact of Online Tutorials on Course Completion Rates
and Student Achievement. Learning, Media and Technology, 30 (1): 15-25.
Borg, W.R and Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction (4 ed). Longman : New York & London.
Chiapetta, E.L., F. Sethna., (1991). Procedures for Conducting Content Analysis of Science Textbooks, Texas: Department of Curriculum and Instruction, Houston.
Corebima, A.D., (2009). Pengalaman Berupaya Menjadi Guru Profesional, Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Genetika. Malang. FMIPA Universitas Negeri Malang.
Dahar, R. W. (1985). Kesiapan Guru Mengajarkan Sains di Sekolah Dasar
Ditinjau dari Pengembangan Keterampilan Proses Sains. UPI Press: Bandung.
Darmodjo, H dan Kaligis, J. (1993). Pendidikan IPA II. Dirjen Dikti: Jakarta. DeBoer, G. E. (2000). Scientific Literacy: Another look at its Historical and
Contemporary Meanings and its Relationship to Science Education Reform. J. Research in Science Teaching 37 (6): 582–601.
69
Feyzioğlu, B., (2009)., An Investigation of the Relationship Between Science Process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievement in
Chemistry Education Journal Of Turkish Science Education 6 (3):
114-132.
Glynn, S.M., dan K.D., Muth. (1991). Reading and Writing to Learn Science:
Achieving Scientific Literacy. Journal of Research in Science Teaching,
31(9): 1057-1073.
Harahap, S.J., (2013), Pengembangan Buku Ajar Bioteknologi SMA Berbasis
Literasi Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan: Medan. Johnstone, A.H., dan Al-Shuaili, A. (2001). Learning in the Laboratory. The Royal
Society of Chemistry, 5 (2): 42-91.
Nasution, S., (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Nikmah, R, dan A. Binadja., (2015) Pengembangan Diktat Praktikum Berbasis
Guided Discovery-Inquiry Bervisi Science, Environment, Technology
and Society. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 9 (1):1506-1516.
Karsih dan Sahin. (2009). Developing Worksheet Based on Science Process Skill: Factors Affecting Solubility. Journal Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching 10 (1) : 15.
Martens, T.R. dan Hammerssmith, R.I. (2004)., Genetics Laboratory
Investigations. Macmillan Publishing: New York.
Prasetyo, dan Z. Kun. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains
Terpadu untuk Meningkatkan Kognitif, Keterampilan Proses, Kreativitas serta Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik. Laporan Penelitian untuk Pendidikan. UNY: Yogyakarta.
Prastowo, A., (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Yogyakarta.
Rahayuningsih, E. dan Dwiyanto, D. (2005). Pembelajaran di Laboratorium.
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM: Yogyakarta.
Rasagama, I G., (2011). Pengembangan Program Perkuliahan Fisika untuk
Meningkatkan Kemampuan Menganalisis dan Mengkreasi Mahasiswa
TeknikKonversi Energi Politeknik. Desertasi PPs UPI.
Rauf, R. A. A. , Mohamad S. R. , Azlin N. M. , Zarina O., N. L.,. 2013.
Inculcation of Science Process Skills in a Science Classroom Asian
Social Science Journal 9 ( 8):47-57.
Rohmawati, S., N. Ngazizah., dan E.S Kurniawan., (2015)., Pengembangan Lembar Kerja Laboratorium Fisika Berbasis Literasi Sains untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X
SMA Negeri 10 Purworejo T.P 2014/2015. Jurnal Radiasi 7 (2): 17-26.
Romlah, O. (2009). Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan Keterampilan
70
Rustaman, A. (2005). Pengembangan Kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan,
Sikap dan Nilai) Melalui Kegiatan Praktikum Biologi. Penelitian Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung.
Sudarisman, S., (2012). Pembelajaran Biologi Berbasis Keterampilan Proses
Sains Metode Training untuk Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Hal: 287-293. Proceeding Seminar IPA III: Jurusan Sains Pendidikan Pascasarjana UNS. Semarang: ISBN: 978-602-99075-2-0.
Sudarisman, S., (2010)., Membangun Karakter Peserta Didik Melalui
Pembelajaran Biologi Berbasis Keterampilan Proses. Proceding Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Sudijono., (2005). Pengantar Statistika Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Sugiyono., (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatis,
Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung.
Sukarno., P. Anna., H. Ida., (2013)., The Profile of Science Process Skill (SPS)
Student at Secondary High School (Case Study in Jambi). International
Journal of Scientific Engineering and Research (IJSER) (1) 1: 79-83. Sumampouw, H.M., (2011) Keterampilan Metakognitif dan Berpikir Tingkat
Tinggi dalam Pembelajaran Genetika (Artikulasi Konsep dan Verifikasi Empiris). Jurnal BIOEDUKASI 2 (4): 23-29.
Sungkono. (2009). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Susantini, E., Thamrin., Isnawati, dan L. Lisdiana., (2012). Pengembangan Petunjuk Praktikum Genetika untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 2 (2):102-108.
Sutiadi., (2013). Komponen Keterampilan Proses Sains. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Trianto., (2010). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wardani, S., (2008). Pengembangan Keterampilan Proses Sains Dalam Pembelajaran Kromatografi Lapis Tipis Melalui Praktikum Skala Mikro. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia (2) 2: 317-322.
Yuenyong C & P Narjaikaew. 2009. Scientific Literacy and thailand science
ducation. International Journal of Environment & Science Education
4(3) : 335-349.
Zulaiha., Hartono., dan A.R. Ibrahim. (2014). Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Kimia Hidrokarbon berbasis Keterampilan Proses Sains di SMA. J.Pen.Pend. Kimia, 2014 (1) 1: 87-93.