Judul Penelitian
:
ANALISIS
PROGRAM
PENGENDALIAN
HAMA
TERPADU
PADA TANAMAN PADI SAWAH DALAM
MENCIPTAKAN PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN DI KABUPATEN DELI SERDANG.
Nama Mabasiswa : YASNIATI LUBIS
Nomor Pokok
: 992104033
Program Studi
: Pengelolaan Sumber daya Alam dan Lingkungan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr.Ir. T. Cbairun Nisa H. M.Sc
Ketua
セ
K
イセセ
Dr.Ir. Chairul Muluk
Anggota
Tanggal lulus
8 Agustus 2001
\
1,1
\;\
-:
AI
Ir. Syamsinar yusuf, MS.
Anggota
Pascasarjana
セ..i.
,
'
/,
,
,<,I.Io'D'r
Y,,2 !.Sumono MS
, .RINGKASAN
YASNIATI 1OOIS, 992104033.
ANALISIS PROGRAM
PENGENDALIAN
HAMA TERPADU PADA TANAMAN PADl SAWAH DA1AM MENCIPTAKAN
PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN 1lNGKUNGAN DI KABUPATEN
DELI SERDANG, dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. T. CHAIRUN NISA H, M.Sc,
sebagai ketua, Dr.lr. CHAIRU1 MULUK dan Ir. SYAMSlNAR YUSUF, MS,
masing masing sebagai anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk : I) mengetahui tindakan yang dilakukan
petani PHT dalam pengendalian hama dan penyakit, 2) menganalisis efektifitas
penerapan program Pengendalian Hama Terpadu yang dilakukan petani padi
sawah di Kabupaten Deli Serdang, 3) menganalisis tingkat persepsi dan partisipasi
petani PHT terhadap program PHT padi sawahdi Kabupaten Deli Serdang.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera
Utara. Daerah sampel adalah kecamatan Tanjung Morawa, Perbaungan dan Sei
Rampah dengan jumlah sampel sebanyak 68 petani. .
Metode analisis yang digunakan adalah
1). tindakan yang dilakukan petani dalam
pengendalian hama penyakit dan efektifitas penerapan program PHT digunakan
metode deskriptif 2). korelasi rank Spearman untuk hubungan persepsi terhadap
program PHT dan partisipasi petani dalam pemasyarakatan program PHT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani PHT dalam melakukan
tindakan pengendalian OPT pada tanaman padi sawah yang sesuai dengan prinsip
prinsip PHT baru mencapai 50 %.
Untuk
mengendalikan
serangan
hama
dan penyakit,
penerapan
komponen teknik pengendalian dengan penggunaan pestisida masih merupakan
pilihan utama, namun jumlahnya sudah sangat menurun yaitu 26,47 %,
sedangkan komponen teknik pengendalian OPT secara biologi dan agen hayati
belum pernah dilakukan sama sekali.
Dalam penggunan pestisida, masih terdapat petani yang menggunakan
pestisida dilarang oleh Inpres No.3 tahun 1986. Beberapa jenis pestisida yang
tidak dianjurkan untuk tanaman padi sawah tetapi masih digunakan petani untuk
mengendalikan OPT antara lain Zink phosphit, bestox, decis, dursban, match,
lannate, fastac, matador, samponen dan gusadrin. Pada penelitian ini tidak lagi
dijumpai petani yang melakukan pengendalian OPT dengan mencampur beberapa
jenis pestis ida.
Penggunaan konsentrasi pestisida untuk pengendalian OPT sudah tergolong
baik, terlihat lebih dari 45
%
responden menggunakan konsentrasi pestisida
dibawah I ml/liter air, dan 36
%
responden menggunakan kosentrasi pestisida
1 - 2 ml/liter air.
Frekuensi aplikasi pestis ida sudah tergolong baik,
karena petani telah
menggunakan 1 - 2 kali aplikasi pestisida untuk setiap musim tanam (73,52 %)
dan tidak menggunakan pestisida 11,77 %. Frekuensi aplikasi pestisida lebih dari
3 kali untuk setiap musim tanam sudah sangat menurun jumlahnya yaitu hanya
14,71 %.
Waktu aplikasi pestisida yang dilakukan petanisudah tergolong baik, yaitu
sebanyak 32,35
%
waktu aplikasi pestisida dilakukan pada pagi hari (jam 7.00·
10.00 wib) dan 44,11
%
dilakukan pada sore hari
(jam 17.00 - 19.00 wib),
II,
sedangkan yang dilakukan pada siang hari sudah sangat menurun yaitu sebesar
7,35 %.
Tingkat efektifitas penerapan program PHT yang dilakukan petani masih
tergolong sedang yaitu sebesar 59,23 %. Komponen efektifitas program PHT
yang tergolong dalam kategori sedang adalah penerapan budidaya tanaman sehat
yaitu 55,44 %,
pendayagunaan dan pelestarian musuh alami yaitu 55,74 %.
Sedangkan pengamatan/analisa ekosistem telah dilaksanakan dengan baik yaitu
79,85 %, demikian juga dalam pengambilan keputusan pengendalian OPT sudah
baik yaitu 80,30 %.
Dalam penelitian ini temyata tingkat efektifitas penerapan program PHT
akan sangat berpengaruh terhadap muncul dan berkembangnya serangan OPT.
Dari luas total pertanaman padi sawah responden (67.32 ha), temyata mendapat
serangan berbagai jenis OPT seperti tikus, penggerek batang, wereng batang
coklat, siput murbei, hama putih palsu, kepinding tanah, walang sangit dan
burung dengan luas serangan 37,38 ha ( 55,44 % ) dan tanaman yang terancam
OPT seluas 18,96 ha (28,16%).
Petani yang tetah mendapat pelatihan SLPHT padi Sawah temyata
mempunyai persepsi yang tinggi terhadap program PHT (80,67 %).
Hal ini
terlihat dari masing-masing komponen persepsi petani terhadap respon untuk
program PHT (92,94 %), luas serangan OPT menurun (71,47 %), intensitas
serangan OPT menurun (78,53%), penggunaan pestisidamenurun (79,4%), biaya
pengendalian menurun
(77,06%),
produksi meningkat (86,18%),
dan
pendapatanlkeuntungan yang diperoleh petani meningkat (79,12%).
Analisis
dengan mengunakan korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang nyata antara masing-masing komponen persepsi dengan efektifitas
111
penerapan program PHT. Semakin tinggi efektifitas penerapan program PHT
maka diharapkan semakin tinggi tingkat persepsi dan partisipasi petani PHT
dalam penerapan dan pemasyarakatan program PHT kepada petani lainnya.
Secara umum partisipasi petani PHT dalam pemasyarakatan program PHT
kepada petani lainnya masih tergolong sedang (54,12 %). Komponen-komponen
partisipasi yang tergolong dalam kategori sedang adalah mensosialisasikan
program PHT yaitu 65,59 %, mengikuti pertemuan kelompok 57,94 %, dan
memberikan bimbingan praktek pengendalian OPT 57,06 %.
Sedangkan
partisipasi lainnya yang tergolong rendah antara lain memberikan bimbingan
penyuluhan (48,24%),
keikutsertaan dalam organisasi profesi PHT (41,76%).
Rendahnya partisipasi yang dilakukan oleh petani PHT dalam pemasyarakatan
Program PHT kepada petani lainnya diduga ada kaitannya dengan keterbatasan
kemampuan petani untuk memberikan motivasi kepada petani lainnya.
Analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan terdapat hubungan yang
nyata antara masing-masing komponen partisipasi dengan efektifitas penerapan
program PHT.
IV