• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Manajemen Pengetahuan Pada Pengendalian Hama Terpadu Padi Sawah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Manajemen Pengetahuan Pada Pengendalian Hama Terpadu Padi Sawah"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

EDI NURACHMAD

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Sistem Manajemen Pengetahuan Pada Pengendalian Hama Terpadu Padi Sawah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016

Edi Nurachmad

(4)
(5)

EDI NURACHMAD. Sistem Manajemen Pengetahuan Pada Pengendalian Hama Terpadu Padi Sawah. Dibimbing oleh IRMAN HERMADI dan WISNU ANANTA KUSUMA.

Tanaman padi adalah tanaman pangan yang menghasilkan makanan pokok yaitu berupa beras yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat indonesia. Oleh sebab itu keberadaan tanaman ini harus selalu terpenuhi. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dan melakukan swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat. Penggunaan pestisida selama bertahun-tahun dan terus-menerus, mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah dan mempengaruhi penurunan produksi padi. Upaya partisipatif yang dilakukan oleh pemerintah dan petani untuk meningkatkan produktivitas dan perbaikan sistem pengelolaan pertanian, pemerintah menyelenggarakan pelatihan kepada petani dan penyuluh melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu. Program ini telah memberikan dampak positif terhadap petani. Kurangnya fasilitas untuk mengumpulkan informasi berdasarkan pengalaman petani dan menyebarkan informasinya, sehingga kemampuan untuk meneruskan program ini kepada para petani lainnya sangat tergantung kepada kemampuan petani untuk membagi pengalaman mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu sistem manajemen pengetahuan dalam pengendalian hama secara terpadu, sehingga dapat dijadikan media berbagi pengetahuan bagi pakar, tenaga penyuluh pertanian dan petani. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Knowledge Managemet System Life Cycle (KMSLC). Pengetahuan dalam sistem ini diperoleh secara tacit maupun explicit dari pakar, tenaga penyuluh dan petani.

Hasil penelitian ini berupa laporan tesis, publikasi dan sistem manajemen pengetahuan berbasis web. Sistem yang dikembangkan berbasis client dan server,

berupa aplikasi knowledge sharing, dengan fitur yaitu data pengetahuan hama atau penyakit, forum untuk interaksi tanya jawab antara ahli dan petani, dan peta informasi luas serangan. Sistem ini dirancang bagi pengguna agar mudah mendapatkan, menyimpan, berbgai dan menyebarkan pengetahuan tentang pengendalian hama secara terpadu. Pengembangan selanjutnya dari sistem ini dapat ditambahkan dengan keragaman pengetahuan lainnya seperti penyakit, pasca panen, unsur hara dan lain-lain, serta sistem yang dikembangkan harus lebih adaftif terhadap perubahan akibat kebutuhan yang berkembang.

(6)

SUMMARY

EDI NURACHMAD. Knowledge Management System on Integrated Pest Management for Rice Crops. Supervised by IRMAN HERMADI and WISNU ANANTA KUSUMA.

Rice plants are staple food producing crops in Indonesia. It is the reason the very existence of this plants must always be available. The Government tries to increase rice productivity and undertake food supply security and at the same time

escalate the people’s welfare. The use of pesticides for years resulting damage in the soil’s fertility, and thus contributes in decreasing the rice productivity. The

Government and farmers have both undergone participative efforts to increase the productivity and repair the farming management system. One concrete effort is by conducting trainings for farmers and instructors through Integrated Field School of Crops Management. This programs have given positive impacts on farmers.

The lack of facility to gather information based on farmers’ experience and to spread them with other farmers are very dependent on farmers’ ability to share

their experience. The purpose of this study is to develop a knowledge management system in an integrated pests control, and to act as medium to share knowledge for experts, farmers and instructors/advisors. The method used in this research is Knowledge Managemet System Life Cycle (KMSLC). The knowledge in the system are attained both tacit and explicit form experts, instructors/advisor and the farmers.

The research outputs as thesis, publication and a web based knowledge management system. The system developed is client and server based, in the form of knowledge sharing application with features such as pests and diseases knowledge, interactive forum for farmers and experts, and information map of the spreading attack. This system is designed for users to easily access, store and share knowledge about integrated pest control. This system can then be further developed by adding other varieties of knowledge such as diseases, post harvest, nutrients, etc., and be more adaptive towards changes due to raising in demands.

(7)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(8)

SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA

PENGENDALIAN HAMA TERPADU PADI SAWAH

EDI NURACHMAD

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)
(10)
(11)
(12)

7

Judul Tesis : Sistem Manajemen Pengetahuan Pada Pengendalian Hama Terpadu Padi Sawah

Nama : Edi Nurachmad NIM : G651120231

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

Irman Hermadi, SKom MS PhD Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Komputer

Dr Ir Sri Wahjuni, MT Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(13)
(14)

9

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema dari penelitian ini adalah sistem manajemen pengetahuan dengan judul Sistem manajemen pengetahuan pada pengendalian hama terpadu padi sawah.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1 Bapak Irman Hermadi, Skom MS PhD dan Bapak Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT selaku komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya hingga terselesaikannya tesis ini.

2 Keluargaku tercinta terutama Bapak (Alm.), Ibu, Istri dan kedua anakku yang selalu berdoa dan kasih sayang serta memberikan motivasi untuk kelancaran penyusunan tesis ini.

3 Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang telah membiayai penelitian ini melalui Beasiswa Unggulan tahun anggaran 2012.

4 Departemen Ilmu Komputer-FMIPA Institut Pertanian Bogor beserta seluruh staf sivitas akademika.

5 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kesatuan Bogor, yang telah memberikan dukungannya.

6 Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Bogor (STPP-Bogor) terutama Bapak Rudi Hartono yang telah memberikan masukan data.

7 Rekan-rekan MKOM 14 atas kebersamaan, dukungan dan bantuannya selama perkuliahan.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Bogor, September 2016

(15)
(16)

11

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 4

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) 4

Komponen Dasar PTT 4

Komponen Pilihan PTT 4

Pengetahuan 5

Transformasi Pengetahuan 6

Manajemen Pengetahuan 6

Sistem Manajemen Pengetahuan 7 Metode Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan 8 Evaluasi Infrastruktur yang ada 9

Membentuk Tim MP 10

Menangkap Pengetahuan 10

Mendesain Blueprint SMP 11

Kodepikasi Pengetahuan 11

Perancangan Arsitektur SMP 11 Verifikasi dan Validasi SMP 12

Implementasi SMP 14

Mengelola Perubahan 14

Evaluasi 15

METODE PENELITIAN 15

Evaluasi Infrastruktur yang ada 16

Membentuk Tim MP 16

Menangkap Pengetahuan 16

Mendesain Blueprint SMP 17

Kodepikasi Pengetahuan 17

Model Perancangan SMP 17

Verifikasi dan Validasi SMP 17

Implementasi SMP 18

HASIL DAN PEMBAHASAN 18

Hasil Evaluasi Infrastruktur yang ada 18

Hasil Membentuk Tim MP 19

(17)

Mendesain Blueprint SMP 21 Hasil Kodepikasi Pengetahuan 21 Hasil Model Perancangan SMP 23 Hasil Verifikasi dan Validasi SMP 29

Hasil Implementasi SMP 30

SIMPULAN DAN SARAN 32

Simpulan 32

Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 35

(18)

13

DAFTAR TABEL

1 Penjelasan atribut dalam pengujian logika 13 2 Kriteria untuk pengujian dari pengguna 13

3 Stakeholder dalam Tim MP 16

4 Hasil evaluasi infrastruktur yang ada 18 5 Hasil stakeholder yang dilibatkan pada Tim MP 19 6 Hasil aturan produksi pengendalian hama 23

7 Deskripsi aktor 23

8 Deskripsi usecase 24

9 Kebutuhan fungsional 25

10 Hasil pengujian terhadap atribut logical 30

DAFTAR GAMBAR

1 Model Konversi Pengetahuan 6

2 Knowledge Organization 7

3 Metode KMSLC 9

4 Pendekatan Pengujian Logika 12

5 Adopsi KMSLC 15

6 Hasil Pemetaan Pengetahuan 21

7 Diagram Usecase 24

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

(20)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman padi adalah tanaman pangan yang menghasilkan makanan pokok yaitu berupa beras yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat indonesia. Oleh sebab itu keberadaan tanaman ini harus selalu terpenuhi. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dan melakukan swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Sejak tahun 1967 (pelita I), melalui program intensifikasi pertanian mencakup penggunaan pestisida, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi beras, penggunaan pestisida dianggap sebagai bagian yang paling penting, sehingga pada saat itu petani mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pestisida terutama dalam mengelola tanaman. Penggunaan pestisida selama bertahun-tahun dan berjalan terus-menerus ternyata mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah dan mempengaruhi penurunan produksi padi (Udiyani dan Setiawan 2003).

Pengendalian hama atau penyakit tanaman dengan pestisida memang merupakan cara paling praktis, ekonomis, dan efisien, namun hal itu ternyata memberikan dampak negatif, diantaranya masalah kesehatan, pencemaran lingkungan, dan gangguan keseimbangan ekologis. Penggunaan pestisida yang tidak terkendali secara ekonomis menyebabkan timbulnya biaya produksi yang tinggi, dan biaya sosial, diantaranya hilangnya hari kerja yang disebabkan terjadinya keracunan dan menambah biaya pengobatan. Bagi kelestarian lingkungan sendiri mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan, resistensi pada hama, terbunuhnya organisme yang bukan sasaran, timbulnya ledakan hama kedua, adanya residu racun pada tanaman, dan terjadinya resurjensi hama (Djojosumarto 2008).

Pada tahun 1986, Pemerintah melalui Instruksi Presiden No. 3, melakukan pelarangan terhadap penggunaan 57 formulasi insektisida pada tanaman pangan dan menginstruksikan penerapan Pengelolaan Tanaman secara Terpadu. Hal yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan pelatihan kepada petani dan petugas pertanian tentang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), ini menunjukkan perhatian yang besar dari pemerintah terhadap alternatif pengendalian hama secara non-kimiawi dengan tujuan menurunkan pemanfaatan dan ketergantungan terhadap pestisida. (Untung 2007).

(21)

menggunakan bahan-bahan non pestisida, sehingga meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan produksi padi dan meningkatkan pendapatan petani melalui pengelolaan lingkungan yang lebih baik (Nurbaeti dan Nurwan 2009) dan (Suharjono 2011). Petani yang mengikuti SL-PTT memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan yang lebih baik dalam mengendalikan organisma penggangu tanaman (OPT) dibandingkan yang non-SL-PTT. Sebagian petani yang nonPTT telah menerapkan program nonPTT melalui informasi dari petani alumni SL-PTT dan petugas pertanian (Jajili 2012).

Pada pelaksanaanya program ini telah memberikan manfaat dari segi aspek sosial dan ekonomi kepada petani, berupa penghematan biaya produksi, meningkatkan jumlah produksi, mengurangi resiko gagal produksi dan meningkatkan kesehatan petani terlebih menjaga lingkungan yang lebih baik.

Dunia Internasional mengakui bahwa Indonesia telah berhasil mengembangkan program ini. Dalam periode 1989-1999, Indonesia berhasil melatih lebih dari satu juta petani, khususnya petani tanaman padi dan tanaman pangan lainnya melalui SL-PTT yang diselenggarakan oleh Departemen Pertanian.

Kelemahan mendasar dari pelaksanaan program ini di Indonesia adalah masih lemahnya sebaran informasi mengenai program SL-PTT. Kurangnya fasilitas untuk mengumpulkan informasi berdasarkan pengalaman petani dan menyebarkan informasinya, sehingga kemampuan untuk meneruskan program ini kepada para petani lainnya sangat tergantung kepada kemampuan petani untuk membagi pengalaman mereka. Karena itu, perlu dikembangkan suatu jaringan komunikasi antara petani agar tujuan program ini dapat tercapai lebih luas (Mutiara 2008).

(22)

3

Rumusan Masalah

Belum adanya sarana atau media untuk mengumpulkan informasi pengetahuan tentang PTT padi terutama pada pengendalian hama terpadu yang berasal dari pakar, tenaga penyuluh pertanian dan petani, baik dalam bentuk tacit

maupun explicit.

Tujuan

Tujuan penelitian adalah mengembangkan sistem manajemen pengetahuan untuk berbagi pengetahuan dalam hal Pengendalian Hama Terpadu Padi Sawah.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media berbagi pengetahuan bagi pakar, tenaga penyuluh pertanian dan petani untuk penyebaran informasi tentang Pengendalian Hama Terpadu lebih mudah.

Ruang Lingkup Penelitian

(23)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah suatu upaya partisipatif yang dilakukan oleh pemerintah dan petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui perbaikan sistem pengelolaan pertanian yang bersinergi dengan komponen teknologi yang dianjurkan (Direktorat Jenderal Pertanian - Tanaman Pangan 2013).

Komponen Dasar PTT

Komponen dasar PTT, merupakan teknologi dasar yang dianjurkan untuk diterapkan disemua lokasi padi sawah, komponen dasar tersebut adalah :

1 Varietas unggul baru (VUB) adalah varietas yang mempunyai hasil tinggi, tahan terhadap biotik dan abiotik. Penggunaan varietas yang dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2 Benih bermutu dan berlabel adalah benih berlabel biasanya sudah melalui proses sertifikasi dan benih bermutu merupakan benih yang sehat dengan pertumbuhan lebih cepat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. 3 Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman. Pemberian

pupuk bervariasi tergantung pada musim tanam, jenis padi dan lokasi penanaman.

4 Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), yaitu mengidentifikasi jenis dan tingkat populasi hama, dilakukan melalui pengamatan langsung oleh petani atau pengamat OPT.

5 Pengaturan jarak dan populasi tanaman, dilakukan dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo atau sistem tegel.

6 Penggunaan pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan organik bisa berupa sisa tanaman atau kotoran hewan (pupuk kandang) dan telah mengalami dekomposisi.

Komponen Pilihan PTT

(24)

5

1 Pengelolahan tanah sesuai musim dan pola tanam, dilakukan dengan memanfaatkan traktor atau ternak, menggunakan bajak singkal dengan kedalam olah > 20 cm.

2 Penanaman bibit muda (< 21 hari). Bibit muda mempunyai cadangan bahan makanan untuk pertumbuahan lebih tinggi, lebih tahan menghadapi pencabutan, pengangkutan dan penanaman dibandingkan dengan bibit yang lebih tua.

3 Tanam dengan jumlah bibit terbatas 1 – 3 batang per-rumpun/per-lubang. 4 Pengairan dengan teknik berselang secara efektif dan efisien.

5 Pengendalian gulma dengan menggunakan landak/gasrok.

6 Panen tepat waktu, dengan memperhatikan umur tanaman padi dan cara permanenan serta tinggi pemotongan tanaman.7

7 Pasca panen / perontokan gabah sesegera mungkin.

Pengetahuan

Davenport dan Prusak (1998), pengetahuan adalah suatu pengalaman yang memiliki nilai dan informasi, sehingga menjadi wawasan bagi seseorang yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menggabungkannya menjadi pengalaman dan informasi baru. Dalam organisasi, biasanya tersimpan tidak hanya dalam bentuk dokumen atau repositori tetapi juga dalam bentuk proses rutinitas dan kebiasaan. Pengetahuan juga dapat berupa hasil masukan nilai seseorang berupa pengalaman sehingga menjadi suatu informasi atau data yang relevan yang dijadikan dasar untuk melakukan tindakan (Turban 2008).

Beberapa tahapan menurut Davenport dan Prusak (1998) mengkonversi informasi menjadi pengetahuan. Comparison (membandingkan informasi dengan situasi yang telah diketahui), Consequences (menemukan implikasi dari informasi yang bermanfaat), Connections (menghubungkan bagian informasi dengan hal lain dan Conversations (membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang lain terkait dengan informasi tersebut).

Pengetahuan secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu tacit dan

(25)

Transformasi Pengetahuan

Nonaka dan Takeuchi (1995), penciptaan pengetahuan dimulai dari setiap orang. Dalam sebuah perusahaan, pengetahuan dapat dikumpulkan dan didokumentasikan kemudian diformulasikan secara sistematis sehingga dapat menjadi pengetahuan bagi perusahaan dan dapat digunakan oleh orang lain di dalam perusahaan itu sendiri, sehingga dari pengalaman individu didalam perusahaan dapat menciptakan pengetahuan baru. Gambar 1 menunjukkan bagaimana konversi penciptaan pengetahuan dari tacit menjadi explicit.

Gambar 1 Model Konversi Pengetahuan (Nonaka dan Takeuchi 1995)

a Pengetahuan tacit ke tacit (Socialization) merupakan kegiatan berbagi pengetahuan tacit diantar individu, dimana tacit disebarkan melalui kegiatan bersama bukan melalui tulisan.

b Pengetahuan tacit ke explicit (Eksternalization) merupakan penyajian tacit kedalam explicit atau bentuk yang lebih mudah ditransformasikan dalam bentuk umum seperti dokumen, manual dan sebagainya, sehingga mudah dipahami dan digunakan oleh orang lain.

c Pengetahuan explicit ke explicit (Combination) meliputi konversi explicit ke dalam bentuk kumpulan pengetahuan explicit yang disimpan dalam bentuk pangkalan data (database) sehingga akan lebih mudah dicari dan dimanfaatkan kembali.

d Pengetahuan explicit ke tacit (Internalization) merupakan konversi dari

explicit ke dalam tacit organisasi. Internalisasi disini merupakan proses penerapan dan penguasaan pengetahuan explicit kedalam tindakan atau praktek pada proses kegiatan oleh individu melalui simulasi, eksperimen, atau belajar sambil bekerja dalam sebuah organisasi.

Manajemen Pengetahuan (MP)

(26)

7

(Schultze dan Leidner 2002). MP digunakan organisasi dengan tujuan untuk menciptakan, mengumpulkan, mendapatkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki guna mendukung serta meningkatkan kinerja organisasi. Proses KM dicirikan dengan adanya aktivitas menghasilkan dan meneruskan pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan atau individu (Rosmala dan Falahah 2007).

Tindakan mengelola pengetahuan dapat dicirikan dalam empat aktivitas sebagai berikut (Watson 2003) yaitu :

1 Memperoleh pengetahuan (belajar, menciptakan atau mengidentifikasi); 2 Menganalisis pengetahuan (mengkaji, membuktikan, atau penilaian);

3 Memelihara pengetahuan (mengorganisir, merepresentasikan, atau memelihara);

4 Menggunakan pengetahuan (menerapkan, mentransfer atau membagikan). Hal yang hampir sama dinyatakan oleh Awad dan Ghaziri (2010), pada Gambar 2 bagaimana siklus proses MP yang meliputi penciptaan pengetahuan, pengumpulan pengetahuan, atau penangkapan pengetahuan, mengorganisasikan pengetahuan, memperbaiki pengetahuan, menyebarkan pengetahuan dan mengelola pengetahuan yang ada, dimana proses tersebut akan terus menerus berlangsung dan membentuk suatu siklus hidup yang namanya Knowledge Management Life Cycle (KMLC).

Gambar 2 Knowledge Organization (Awad dan Ghaziri 2010)

Sistem Manajemen Pengetahuan (SMP)

(27)

mempercepat pengelolaan pengetahuan dari dalam atau luar organisasi (Ahlawat dan Ahlawat 2006).

Salah satu sistem pendukung yang dapat diintegrasikan dalam mengolah informasi adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan suatu sistem infomasi berbasis komputer yang berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, menganalisis, dan menampilkan data yang bereferensi geografis (spasial) maupun non-geografis (data atribut/non-spasial).

Ada empat klasifikasi SMP yang mendukung berlangsungnya proses MP (Becerra-Fernandez dan Sabherwal 2010) :

1 Sistem yang dapat menemukan pengetahuan (Knowledge Discovery Systems),

sistem yang mendukung untuk proses penemuan pengetahuan baru, baik tacit

atau explicit dari data atau pengetahuan sebelumnya, biasanya yang digunakan berupa mesin pencari.

2 Sistem untuk menangkap pengetahuan (Knowledge Capture Systems),adanya sistem yang mendukung proses menangkap atau mengambil pengetahuan baru yang ada didalam atau diluar oraganisasi, termasuk pengetahuan baru yang belum ada dalam organisasi, tindakan yang dilakukan berupa entry data untuk pengetahuan baru.

3 Sistem berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing Systems), sistem yang mendukung untuk penyebaran atau membagi pengetahuan baik tacit atau

explicit yang dikomunikasi dengan orang lain. Sistem dapat mendukung pertukaran dan penyebaran pengetahuan.

4 Sistem aplikasi pengetahuan (Knowledge Application Systems), adanya mekanisme dan teknologi yang mendukung sistem aplikasi pengetahuan, sehingga individu dapat memperoleh, menggunakan dan belajar dari pengetahuan yang ada.

Metode Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan

Menurut Awad dan Ghaziri (2010), langkah-langkah pengembangan SMP yang diadopsi dari sistem konvensional yang merupakan pendekatan untuk membanguan Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC).

1 Evaluasi infrastruktur yang ada. Mengevaluasi bisa berupa ketersedian finasial, sumberdaya dan penggunaan teknologi yang tersedia untuk pengembang sistem.

2 Membentuk Tim MP, mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dan harus ada selama proses pengembangan MP.

3 Menangkap Pengetahuan, proses membangun knowledge base dari pengetahuan yang ditangkap kedalam bentuk dokumen.

4 Mendesain Blueprint MP, merupakan tahap merancang blueprint sistem dan menganalisis kebutuhan dari sistem yang dibangun.

(28)

9

6 Implementasi Sistem, menerapkan sistem yang telah dibuat, pada kondisi yang sebenarnya.

7 Mengelola Perubahan, melakukan pendekatan tertentu akibat adanya perubahan budaya dan perilaku dalam organisasi atau institusi akibat implementasi sistem.

8 Evaluasi Sistem, menilai atau mengukur keberhasilan dari sistem apakah sudah sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pengguna.

Adapun tahapan pengembangan SMP dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut.

Gambar 3 Metode KMSLC (Awad dan Ghaziri 2010)

Evaluasi Struktur yang Ada

(29)

Membentuk Tim KM

Membentuk tim KM adalah mengidentifikasi orang-orang (stakeholder) yang akan terlibat dan bekerja sama dalam proses pengembangan sistem.

Menangkap Pengetahuan

Pengetahuan tacit sebagian besar sulit untuk dilakukan penangkapan, pengetahuan ini sendiri biasanya berada pada pakar. Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk menangkap pengetahuan tacit adalah wawancara, observasi,

brainstroming, pembuatan keputusan secara konsensus, diskusi kelompok, metode delphi, konsep mapping dan blackboarding (Awad dan Ghaziri 2010).

Pengetahuan explicit dapat ditangkap dalam repositori seperti dokument, file atau media lainnya, sedangkan pengetahuan tacit ditangkap melalui seorang pakar dan orang yang mempunyai wewenang di organisasi atau perusahaan (Awad dan Ghaziri 2010). Proses penangkapan pengetahuan meliputi pengumpulan, analisis, dan menginterprestasikan pengetahuan yang dimiliki pakar. Dari pengetahuan yang telah ditangkap, pengembang sistem membentuk basis pengetahuan dalam bentuk dokumen, aturan dan parameter atau dalam bentuk skenario.

Pengetahuan data spasial adalah suatu data yang digunakan pada sistem informasi geografis (SIG), data spasial memiliki dua bagian penting yang membedakan dari data lainnya yaitu informasi lokasi atau informasi spasial dan informasi atribut (Puntodewo, et al. 2003). Informasi lokasi atau spasial disini mengidentifikasikan lokasi berupa kode garis lintang dan garis bujur dipermukaan bumi, sedangkan informasi atribut berupa informasi non-spasial yang merupakan deskripsi dari properti lokasi misalnya jumlah pendapatan, populasi penduduk dan lain-lain.

(30)

11

Mendesain Blueprint SMP

Kodefikasi Pengetahuan

Kodefikasi merupakan pengkonversian pengetahuan tacit kedalam bentuk pengetahuan explicit yang mudah digunakan, diorganisir dan direpresentasikan sehingga menjadi visibel, mudah diakses dan berguna dengan memberikan nilai tambah dalam pengambilan keputusan (Awad dan Ghaziri 2010). Beberapa metode / skema untuk mengkodefikasikan pengetahuan :

1 Pemetaan pengetahuan (Knowledge Map) merupakan cara merepresentasikan pengetahuan seseorang dalam bentuk skema yang berguna untuk memvisualisasikan sistem yang komplek dalam suatu rangkaian proses.

2 Tabel Keputusan (Decision Table) merupakan teknik kodefikasi dengan menggunakan sebuah tabel yang dibagi ke dalam daftar kondisi, aturan dan tindakan serta daftar kesimpulan.

3 Pohon keputusan(Decision Trees), teknik kodefikasi yang berupa hirarki yang terdiri dari node yang mewakili tujuan dan link yang mewakili keputusan atau hasil.

4 Frame, kodefikasi untuk mengorganisasi pengetahuan dari pengalaman sebelumnya. Elemennya berupa slot dan facet.

5 Aturan produksi (Production Rule), merupakan kodefikasi pengetahuan tacit dalam bentuk pasangan sebab akibat, dengan aturan : JIKA (sebab) MAKA (akibat).

6 Penalaran kasus sebelumnya (Case Base Reasoning), kodefikasi berdasarkan penalaran dari kasus sebelumnya yang relevan dan mirip dari kasus terdahulu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

Perancangan Arsitektur SMP

Membuat blueprint yang menyediakan rencana untuk membangun sistem KM. Dengan mengacu pada model arsitektur MP Awad dan Ghaziri (2010), maka rancangan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1 User Interface Layer merupakan lapisan penghubung antara pengguna dengan sistem MP, yang fungsinya menciptakan, menggunakan, menemukan kembali dan berbagi pengetahuan. Interface layer disini merupakan antar muka antar sistem dengan pengguna sistem biasanya berupa homepage.

2 Authorized Access Control, lapisan untuk tujuan keamanan, mengecek pengguna, untuk menjaga keamanan dan jaminan akses yang tepat, keamanan data, kontrol akses dan kontrol distribusi.

3 Collaborative Intelligence and Filtering Layer, lapisan berisi sarana yang membantu user dalam permintaan data, komponen penting dari layer ini adanya registrasi keanggotaan, pencarian artikel, dokumen, rekomendasi dan

(31)

4 Knowledge-Enablening Application Layer, lapisan yang menciptakan keunggulan kompetitif bagi pembelajaran organisasi. Lapisan ini menyimpan keterampilan, sarana berkolaborasi, hardware dan software untuk konfrensi, elektoronik / forum dan sistem pendukung keputusan lainnya.

5 Transport Layer, lapisan yang paling penting dalam sistem MP, yang merupakan kemampuan networking dan distribusi pengetahuan. Lapisan ini memuat teknologi seperti web-server, email-server, pendukung untuk mendukung alur video atau audio.

6 Middleware Layer, merupakan lapisan yang menghubungkan atau menyediakan koneksi antara aplikasi sistem MP dengan database yang ada. 7 Physical Layer, adalah lapisan yang menyediakan fasilitas penyimpanan

database operasional, database hasil-hasil diskusi, arsip forum, arsip dokumen, dan database lainnya yang menggambarkan pondasi sistem manajemen pengetahuan.

Verifikasi dan Validasi SMP

Pada proses verifikasi dan validasi SMP, pengujian tidak hanya pada fungsi pada sistem terutama pada program, maka pengujian juga dilakukan pada pengetahuan yang dikodefikasi. Ada dua tipe pengujian dalam SMP yaitu pengujian secara logika (logical testing) dan pengujian dari pengguna (user acceptance testing) (Awad dan Ghaziri 2010).

Proses pengujian secara logika dimulai dengan menganalisis urutan pengetahuan yang dikodifikasi baik pengetahuan tacit atau exlicit, struktur, dan spesifikasinya. Ada dua pendekatan yang digunakan pada pengujian secara logika yaitu verifikasi dari formasi basis pengetahuan dan verifikasi dari fungsionalitas basis pengetahuan (Awad dan Ghaziri 2010), adapun atribut yang diuji terhadap logikal aplikasi seperti pada Gambar 4, penjelasan pengujian pada Tabel 1.

(32)

13

Tabel 1 Penjelasan Atribut dalam Pengujian Logika

Atribute Keterangan

Aturan Sirkular

Aturan kondisi pengetahuan yang dapat menyebabkan atau merujuk kembali pada kondisi pernyataan yang sama dari pengetahuan sebelumnya.

Kelengkapan Apakah sistem cukup baik menjawab semua kemungkinan situasi yang ada pada lingkungan basis pengetahuan.

Keyakinan Sistem dapat memberikan pengetahuan dengan tingkat keakuratan yang konsisten dan dapat dipercaya.

Ketepatan Apakah sistem dapat memberikan pengetahuan yang tepat dan benar.

Konsisten Sistem dapat menghasilkan jawaban yang sama untuk semua data yang dimasukan tanpa adanya pertentangan atau jawaban yang berbeda.

Redudansi Didalam sistem apakah terjadi duplikasi pengetahuan ataupun aturan yang ditulis dengan cara berbeda namun memiliki pemecahan yang sama.

Kehandalan Sebuah sistem yang baik dapat memberikan solusi secara tepat, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Pengujian dari pengguna yaitu pengujian yang dilakukan oleh Tim MP. Pengujian dilakukan dengan menggunakan blackbox terhadap fungsi-fungsi yang telah dibangun. Adapun kriteria pengujian penerimaan pengguna ditunjukan pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2 Kriteria untuk pengujian dari pengguna

Kriteria Deskripsi

Keakuratan Apakah hasil keluaran atau solusi yang diberikan sesuai dengan kenyataan atau yang diharapkan? Hasil diukur dengan

membandingkan jumlah jawaban yang benar. Kemampuan

beradaptasi

Berkaitan dengan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan kondisi atau aturan ketika adanya informasi baru. Sistem dapat menyesuaikan dengan keinginan pengguna. Kecukupan Apakah solusi yang dihasilkan SMP memuaskan atau cukup baik

sehingga dapat diterima oleh user?

Ketertarikan Seberapa besar kemungkinan SMP memiliki kecocokan terhadap pemahaman pengguna?

Ketersediaan Apakah SMP dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang terkait?

Kemudahan Penggunaan

Apakah SMP telah memudahkan kaidah-kaidah yang baik untuk interkasi antara manusia dengan komputer?

Kecocokan antar muka

Seberapa baik sistem dapat lolos uji, dengan permasalahan sesuai dengan kehidupan nyata? Sehingga sistem dapat dipercaya

Performance Apakah semua fungsi dari sistem sudah sesuai dengan harapan

(33)

Kriteria Deskripsi

Kehandalan Apakah solusi yang diberikan, konsisten, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan?

Ketangguhan Apakah sistem dapat berfungsi mendekati batasan cakupan yang diberikan

Uji

Operasional

Seberapa baik, secara operasional maupun teknik sistem dapat memenuhi kebutuhan user?

Pengujian secara logika merupakan proses pengujian yang menitik beratkan pada langkah-langkah pada koding pembuatan program. Apakah program atau sistem yang dibangun sudah benar? yang tujuannya adalah program atau software

yang kita buat bebas dari kesalahan atau error. Sedangkan pengujian oleh pengguna dititik beratkan pada, apakah sistem yang dibangun sudah tepat?. Pengujian ini merupakan pengujian dari operasionalisasi sistem, untuk mengetahui perilaku sistem dalam lingkungan yang sebenarnya.

Implementasi SMP

Mengimplementasikan atau menerapkan kode program yang dibuat pada

web server, dalam hal ini implementasi berarti menjalankan sistem ke dalam operasi yang sebenarnya.

Mengelola Perubahan

Adanya implementasi sistem baru tentunya tidak mudah langsung diterima oleh banyak orang didalam organisasi, adanya sistem baru tentunya akan terjadi perubahan budaya dari manual menjadi teknologi, penolakan implementasi terhadap sistem bisa saja terjadi, bisa dari pakar, personil IT maupun dari pengguna sistem yang mungkin mereka cemas bahwa sistem akan mempengaruhi pekerjaan mereka dalam pengambilan keputusan.

(34)

15

Evaluasi

Setelah implementasi sistem MP berjalan, maka perlu dilakukan penilaian terhadap hasil perubahan dari implementasi tersebut. Perhatian utama untuk evaluasi pada kualitas dan ketepatan waktu dari hasil pengambilan keputusan, perubahan organisasi dan sikap pengguna sistem. Hasil akhirnya dari evaluasi ini adalah untuk memverifikasi dan memvalidasi kinerja sistem dan dampak yang terjadi pada proses bisnis suatu organisasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan mengadopsi metode KMSLC dari Awad dan Ghaziri (2010), dengan tahapan penelitian yaitu mengevaluasi infrastruktur yang ada, membentuk tim MP, menangkap pengetahuan, mendesain blueprint, verifikasi dan validasi SMP dan implementasi SMP, tahapan ditunjukkan pada Gambar 5 berikut.

(35)

Evaluasi Infrastruktur yang ada

Mengevaluasi keberadaan infrastruktur yang tersedia, diantaranya sumber dana, sumberdaya manusia dan data, dan penggunaan teknologi yang akan digunakan dalam proses pengembangan dan implementasi sistem. Evaluasi secara umum dilakukan terhadap perangkat yang ada, seperti perangkat keras, perangkat lunak, perangkat jaringan, sumberdaya manusia dan perangkat data.

Membentuk Tim MP

Mengidentifikasi orang-orang yang akan terlibat selama proses pengembangan SMP. Stakeholder yang terlibat dalam pembuatan SMP ini dideskripsikan lebih jelas pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3 Stakeholder dalam Tim MP

No Pengguna / Tim MP Deskripsi

1 Pakar PTT Orang yang memiliki pengetahuan tentang PTT, dalam hal ini adalah Ahli dibidang tanaman padi 2 Administrator Orang yang mengelola sistem

3 Teknisi Lapangan / Pengajar SL-PTT

Orang yang memberikan pengajaran atau pelatihan kepada petani tentang PTT

4 Petani / Gapoktan Orang yang akan memberikan atau mebagikan wawasan atau pengalaman dalam pelaksaaan PTT dilapangan.

5 Pengembang SMP Orang yang akan membangun SMP.

Menangkap Pengetahuan

(36)

17

Mendesain Blueprint SMP

Kodepikasi pengetahuan

Pada penelitian ini kodefikasi pengetahuan dilakukan dengan menggunakan skema berupa pemetaan pengetahuan dan production rule (penggunaan kodifikasi dengan pasangan sebab-akibat (IF-THEN).

Model Perancangan SMP

Model perancangan yang dilakukan (Satzinger et all, 2010):

1 Diagram use case merupakan diagram yang digunakan untuk mengetahui fungsi yang ada dalam sistem dan siapa yang berhak menggunakan funsi tersebut.

2 Diagram Activity. Diagram yang menggambarkan aliran kerja atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis.

3 Diagram Class digunakan untuk menggambarkan sistem dari pendefinisian kelas-kelas yang ada didalamnya.

4 Diagran Squence digunakan untuk menggambarkan alur event, waktu dan urutannya yang terjadi pada objek dan kelas.

5 Desainnavigasi sistem, untuk membantu penggunadalam menjelajahi web. 6 Desain layout antarmuka halaman, untuk menggambarkan rancangan

antarmuka pada halaman aplikasi.

Verifikasi dan Validasi SMP

Verifikasi dan validasi untuk pengujian ini adalah pengujian pengetahuan, pengujian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu pengujian logical dan pengujian penerimaan pengguna (Awad dan Ghaziri 2010).

1 Pengujian logical, pengujian ini dimulai dengan memverifikasi urutan pengetahuan yang dikodefikasi baik pengetahuan tacit atau exlicit oleh pakar dan verifikasi pengujian dilakukan terhadap atribut logical aplikasi oleh administrator.

(37)

Implementasi SMP

Implementasi sistem MP, dengan menerapkan kode program maupun basisdata pengetahuan yang sudah ada pada web server atau kondisi sebenarnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Evaluasi infrastruktur yang ada

Sebagai acuan untuk mempermudah proses pengembangan SMP, hasil evaluasi keberadaan infrastruktur teknologi yang ada dan sudah dimiliki oleh STPP-Bogor adalah sebagai berikut ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Evaluasi Infrastruktur

No Infrastruktur Hasil evaluasi

1 Perangkat Keras Komputer server yang cukup memadai, untuk penyimpanan database, dan client untuk akses databasenya.

2 Perangkat Lunak Komputer server telah terinstall aplikasi open source yaitu web server, database server MySQL dan PHP.

4 Perangkat Jaringan Perangkat LAN menggunakan kabel RJ-45 dan

wireless access point dengan konektivitas jaringan internetnya 15 Mbps.

5 Perangkat Manusia Staf ahli dan peneliti dibidang pertanian terutama hama atau penyakit tanaman padi.

Tenaga penyuluh pertanian yang memiliki

pengalaman dalam terhadap permasalahan di lapangan atau lahan pertanian.

Gapoktan secara periodik diberikan

pelatihan-pelatihan atau penyuluhan pertanian, guna memperkenalkan informasi baru. .

(38)

19

Hasil Membentuk Tim MP

Pembentukan Tim MP ini untuk mengidentifikasikan sumber daya (stakeholder) yang diperlukan dan dilibatkan dalam pengembangan SMP, antara lain ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil Stakeholder yang dilibatkan pada Tim MP

No Stakeholder Sumber Daya Keterangan

1. Pakar Pakar hama dan penya-kit tanaman padi : Rudi Hartono

Ahli hama dan penyakit tanaman padi terutama pada penerapan pengendalian secara terpadu.

1. Peneliti dan Programmer yang mengembangkan aplikasi.

2. Orang yang memastikan proses penelitian dan pengembangan sistem dapat berjalan dengan benar

3. Administrator Staff IT / Karyawan

STPP-Bogor : Rudi

Orang yang memiliki akses untuk mengelola sistem sehingga sistem akan terus berkembang.

4. Anggota Penyuluh pertanian dan Petani :

Anwar dan Sukanta

Orang yang terdaftar sebagai anggota dari sistem yang bersedia berbagi pengetahuan atau pengalamannya.

5. Tamu Petani Orang yang mencari informasi tentang hama atau penyakit tanaman padi.

Hasil Menangkap Pengetahuan

1 Studi literatur

Pengetahuan explicit yang diambil dari buku-buku, makalah dan jurnal penelitian yang terkait dengan PHT. Pengetahuan tersebut dikodefikasi dan disimpan dalam database. Berikut beberapa buku, makalah dan jurnal yang dirujuk :

(39)

b. Laporan akhir riset unggulan terpadu III bidang teknologi perlindungan lingkungan (1995-1998) : Teknologi aplikasi sistem pakar untuk pengendalian hama terpadu (PHT) pada tanaman padi - Kantor Kementrian Negara Riset dan Teknologi, tahun 1998.

c. Pengelolaan tanaman terpadu padi sawah – Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pertanian, tahun 2004.

d. Teknologi budi daya padi - Balai Besar Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pertanian, tahun 2008.

e. Integrated pest management : concept, tactics, strategies and case studies

Edward B. Redcliffe, William D. Hutchison and Rafael E. Cancelado, 2009. f. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT) pada padi sawah –

Atman Roja, tahun 2009.

g. Petunjuk teknis pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) padi sawah – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, tahun 2011.

h. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi – Badan Penlitian dan Pengembangan Pertanian, tahun 2011.

i. Untuk data spasial informasi lokasi garis lintang dan garis bujur, didapat dari

google maps. Untuk informasi atribut sebagai data deskripsi menggunakan data statistika Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat untuk musim tanam tahun 2011.

2 Wawancara

Pengetahuan tacit ditangkap melalui wawancara dengan melibatkan narasumber diantaranya pakar, tenaga penyuluh, gapoktan dan petani yang secara langsung memiliki pengalaman dan permasalahan yang terjadi dilahan pertanian.

(40)

21

menguning (gabah setengah matang), gabah yang matang berkembang penuh, keras dan berwarna kuning.

Dari empat fase pertumbuhan tersebut disetiap fase, kemudian diidentifikasi dengan mengajukan pertanyaan mengenai hama apa saja yang ada, gejala atau ciri kerusakan yang terjadi pada setiap hama dan bagaimana cara pengendaliannya.

Mendesain Blueprint SMP

Hasil Kodefikasi Pengetahuan

Kodefikasi pengetahuan dilakukan dengan menggunakan skema berupa pemetaan pengetahuan dan production rule (penggunaan kodefikasi dengan pasangan sebab-akibat (IF-THEN)).

1 Pemetaan Pengetahuan

Dalam melakukan kodefikasi terutama dalam bentuk pemetaan pengetahuan, penentuan visualisasi dilakukan terlebih dahulu, dengan tujuan untuk memberikan informasi data dalam bentuk gambar sehingga akan lebih mudah dimengerti (Yanitasari et al. 2014).

Pada penelitian ini pemetaan pengetahuan akan dibagi berdasarkan fase tumbuh tanam padi. Untuk setiap fase tumbuh padi diantaranya fase persemaian, fase generatif, fase vegetatif dan fase pemasakan/panen, pada setiap fase dipetakan berdasarkan pengamatan dan mengidentifikasi kejadian/gejala yang ada sehingga dapat diketahui jenis hama atau penyakit yang menyerang pada tanaman padi, kemudian dapat disimpulkan dan direkomendasikan tindakan ata cara pengendaliannya. Berikut representasi hasil pemetaan pengetahuan dapat ditunjukan pada Gambar 6.

(41)

2 Aturan Produksi

Aturan produksi merupakan model aturan menangkap pengetahuan, dengan menggunakan pernyataan atau aturan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kejadian tertentu. Aturan produksi menggunakan sintaks: IF (premise/jika) – THEN (action/maka). Premise terdiri dari satu atau lebih pernyataan yang dipisahkan oleh AND atau OR.

Aturan produksinya sebagai berikut : 1 Aturan 1 : untuk fase tanam persemaian

IF ((fase tanam = persemaian) AND (kejadian = gejala1) AND (kejadian2 = gejala2) AND (kejadian3 = gejala3) dst.

THEN Kejadian = (nama_hama/penyakit) ; (Cara Pengendalian yang harus dilakukan).

2 Aturan 2 : untuk fase tanam generatif

IF ((fase tanam = generatif) AND (kejadian = gejala1) AND (kejadian2 = gejala2) AND (kejadian3 = gejala3) dst.

THEN Kejadian = (nama_hama/penyakit) ; (Cara Pengendalian yang harus dilakukan).

3 Aturan 3 : untuk fase tanam vegetatif

IF ((fase tanam = vegetatif) AND (kejadian = gejala1) AND (kejadian2 = gejala2) AND (kejadian3 = gejala3) dst.

THEN Kejadian = (nama_hama/penyakit) ; (Cara Pengendalian yang harus dilakukan).

4 Aturan 4 : untuk fase tanam pemasakan

IF ((fase tanam = pemasakan) AND (kejadian = gejala1) AND (kejadian2 = gejala2) AND (kejadian3 = gejala3) dst.

THEN Kejadian = (nama_hama/penyakit) ; (Cara Pengendalian yang harus dilakukan).

Aturan perintah dalam database : 1 IF (jika):

$gejala = “ SELECT * FROM tabel_gejala

WHERE fase = ’$fase’ AND gejala = ‘$gejala1’

AND gejala2 = ‘$gejala2’”

$listopt = query($gejala); 2 THEN (maka)

$dataopt = $listopt->fetch_array();

$kejadian = Nama hama/penyakit = $dataopt($namaopt) Pengendalian = $dataopt($kendali)

(42)

23

Tabel 6 Hasil Aturan Produksi Pengendalian Hama

IF (Jika) THEN (maka)

Fase

Tanam Kejadian1 Kejadian2 Kejadian3

Hama /

Penyakit Tindakan

Persemaian Gejala1 Gejala2 Gejala3 Nama Hama/ Penyakit

Cara Pengendalian

Generatif Gejala1 Gejala2 Gejala3 Nama Hama/ Penyakit

Cara Pengendalian

Vegetatif Gejala1 Gejala2 Gejala3 Nama Hama/ Penyakit

Cara Pengendalian

Pemasakan Gejala1 Gejala2 Gejala3 Nama Hama/ Penyakit

Cara Pengendalian

Hasil Model Perancangan SMP

1 Diagram Usecase

Pembuatan diagram usecase dititik beratkan pada penggunaan fungsi apa saja yang ada pada sistem dan siapa (user) yang menggunakan fungsi tersebut. Terdapat empat aktor sebagai pengguna pada sistem ini yaitu pakar, admin, anggota dan tamu, serta dua belas usecase diantaranya usecase registrasi, usecase

membaca daftar pengetahuan, usecase mengecek gejala, usecase membaca forum,

usecase melihat peta OPT, usecase download artikel, usecase login, usecase

menambah pengetahuan, usecase membuat topik/pertanyaan atau komentar,

usecase validasi, usecase upload artikel dan usecase menjawab pertanyaan. Deskripsi Aktor pada sistem terdiri dari empat aktor yang terdiri dari admin, pakar, anggota dan tamu. Adapun deskripsi aktor pada Tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7 Deskripsi Aktor

No Aktor Deskripsi Aktor

1 Admin Orang yang memiliki hak akses mengelola sistem dalam ini seperti memelihara, memperbaharui dan menyebarkan pengetahuan yang diperoleh serta mengontrol aktifitas yang dilakukan oleh pengguna sistem.

2 Pakar Orang yang memiliki hak akses memberikan verifikasi dan validasi terhadap pengetahuan, memberikan pengetahuan yang dimiliki baik tacit atau explicit pada sistem.

3 Anggota Orang yang terdaftar sebagai anggota dari sistem yang mencari informasi, bertanya dan bersedia berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam menangani hama atau penyakit tanaman padi.

(43)

Sedangkan untuk diagram usecase dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7 Diagram Use Case

Deskripsi usecase atau kebutuhan fungsional pada sistem yang berinteraksi dengan aktor. Berikut Tabel 8 deskripsi usecase yang ada pada sistem.

Tabel 8 Deskripsi Usecase

No Usecase Deskripsi Usecase

1 Registrasi Pengunjung dapat melakukan pendaftaran untuk menjadi anggota pada sistem

2 Baca Daftar Pengetahuan

Pengunjung dan anggota dapat melakukan mencari dan melihat daftar pengetahuan

3 Cek Gejala Pengunjung dapat melakukan penelusuran berdasarkan temuan atau kejadian yang ada dilahan, sehingga akan diketahui hama atau penyakit apa yang ada berikut pengendaliannya.

4 Baca Forum Pengunjung dan anggota dapat melakukan pencarian pengetahuan dari forum (berdasarkan pertanyaan, jawaban dan pengalaman anggota) yang tersimpan dalam data pengetahuan.

5 Lihat Peta OPT

Pengunjung dan anggota dapat melihat tabel luas serangan OPT di tiap-tiap wilayah kota di Jawa Barat.

6 Download Artikel

Pengunjung dan anggota dapat mengunduh atau mengambil artikel yang ada.

7 Login Authentifikasi pengunjung. 8 Tambah

Pengetahuan

(44)

25

No Usecase Deskripsi Usecase

8 Buat Topik/ Pertanyaan

Admin dan anggota dapat membuat suatu topik atau pertanyaan didalam forum

10 Validasi Pakar dapat melakukan verifikasi atau validasi terhadap pengetahuan yang diupload oleh admin

11 Upload Artikel

Pakar dapat mengunggah pengetahuan baru berupa artikel

12 Jawab Pertanyaan

Pakar dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh anggota, baik melalui forum maupun fungsi tanya jawab.

Beberapa kebutuhan fungsional yang ada yang dibangun pada sistem. Deskripsi tentang kebutuhan fungsional di tunjukan pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9 Kebutuhan Fungsional

No Kebutuhan

Fungsional Deskripsi Fungsional

1 About Us Fungsi pengunjung dapat melihat deskripsi informasi yang ada pada website SMP ini.

2 Daftar Pengetahuan Fungsi pengunjung dapat melihat daftar pengetahuan tentang hama dan penyakit, berikut gejala dan cara pengendaliannya secara umum.

3 CekGejala Fungsi pengunjung dapat mencari pengetahuan tentang hama atau penyakit berdasarkan gejala yang terjadi pada tanaman padinya, dibagi dalam 4 fase tanam (pesemaian, vegetatif, generatif dan pemasakan).

4 Forum Fungsi pengunjung dan anggota dapat mencari dan melihat beberapa pertanyaan serta jawaban atau solusi yang diberikan oleh anggota (berdasarkan pengalaman) dan pakar.

5 Lihat Peta OPT Fungsi pengunjung dan anggota dapat mencari dan melihat informasi mengenai penyebaran OPT di wilayah tertentu.

6 Tambah Topik/ Pertanyaan

Fungsi anggota dapat menambahkan pertanyaan atau kasus baru yang berkaitan dengan masalah yang dihadapinya.

7 Jawab Pertanyaan

Fungsi anggota dapat memberikan tanggapan, jawaban atau solusi terhadap suatu pertanyaan atau kasus yang ada pada forum

8 Profil Fungsi anggota dapat melihat data diri anggota

9 Password Fungsi anggota dapat melakukan pemuthakhiran

password

10 Download Artikel Fungsi pengunjung dapat mengunduh artikel

11 Registrasi Fungsi penggunjung dapat melakukan pendaftaran sebagai user atau anggota dari sistem.

(45)

No Kebutuhan

Fungsional Deskripsi Fungsional

13 Logout Fungsi anggota, administrator dan pakar untuk keluar dari sistem

14 Upload Artikel Fungsi Pakar untuk melakukan upload terhadap pengetahuan baru berupa artikel

13 Entry Data Fungsi administrator untuk melakukan penambahan data pengetahuan baik hama/penyakit, gejala dan artikel. 14 Edit Data Fungsi administrator untuk melakukan perubahan pada

data pengetahuan baik hama/penyakit, dan gejala

15 Verifikasi Fungsi Pakar untuk melakukan verifikasi dan validasi terhadap data pengetahuan yang ditambahkan

2 Diagram Activity.

Diagram Activity digunakan untuk menggambarkan alur kejadian dalam sistem, bagaimana aktivitasnya, dan keputusan apa yang mungkin terjadi dan berakhir. Diagram activity dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

3 Model DomainClass Diagram

Domain class diagram digunakan untuk mengidentifikasikan candidate class, dan menggambarkan hubungan antara class-class didalamnya. Berikut pada Gambar 8 menunjukkan keterhubungan class diagram yang memiliki atribut.

(46)

27

4 Diagram Sequence

Digunakan untuk memperlihatkan atau menampilkan suatu urutan kejadian dalam suatu rangkaian waktu, yang merupakan interaksi antar objek termasuk pengguna, yang merespon dari suatu kejadian/even untuk menghasilkan output tertentu. Diagram sequence dapat dilihat pada Lampiran 4 s.d. 6.

5 Desainnavigasi sistem

Navigasi sistem akan membantu penggunadalam menjelajahi isi web. Halaman utama ini dapat diakses oleh pengunjung atau pengguna dengan menggunakan fungsi-fungsi yang ada. Ada suatu fungsi-fungsi login yang digunakan untuk mengakomodir serta mengautentifikasi penggunaan hak akses baik itu pengunjung, anggota, admin maupun pakar. Gambar 9 struktur navigasi pada sistem.

(47)

6 Desain Layout Antarmuka

Layout terdiri dari lima bagian yaitu menu navigasi, header, content, submenu dan footer. Desain layout terdiri dari dua desain yaitu layout halaman utama dan sub-halaman, keterangan sebagai berikut :

 Menu: navigasi, isi keseluruhan menu

Header: berisi logo, foto dan nama instansi

Content: berisi informasi halaman berdasarkan fungsi

 SubMenu:, berisi fitur pencarian, download artikel, menu login dan registrasi

Footer: berisi informasi keterangan website.

Gambar 10 menunjukan desain layout halaman utama dan Gambar 11 merupakan layout dari sub-halaman.

Gambar 10 Hasil layout halaman utama sistem

(48)

29

Hasil verifikasi dan validasi SMP

Hasil pengujian ini dilakukan dengan dua tahap, diantaranya.

1 Pengujian logical, pengujian dilakukan dengan memverifikasi dan memvalidasi urutan pengetahuan yang dikodifikasi baik pengetahuan tacit

atau exlicit oleh pakar, sedangkan verifikasi terhadap atribut atau fungsi logical aplikasi dilakukan oleh admin. Adapun atribut logical yang diuji adalah :

a Redudansi

Guna menghindari terjadi duplikasi pengetahuan solusi yang dilakukan dengan melakukan pengecekan terhadap data atau record yang akan dimasukan pada tabel.

$kodOpt=$_POST['kodOpt'];

$cekdata="SELECT kodopt FROM tabel_ptt WHERE kodopt='$kodOpt'"; $ada=mysql_query($cekdata) or die(mysql_error());

if(mysql_num_rows($ada)>0) {

die ("KODE OPT sudah ada Terdaftar!, Silahkan Cek kembali."); }

$namaOpt=$_POST['namaOpt'];

$cekdata2="SELECT namaopt FROM tabel_ptt WHERE namaopt='$namaOpt'";

$ada=mysql_query($cekdata) or die(mysql_error()); if(mysql_num_rows($ada)>0) {

die ("NAMA OPT sudah ada Terdaftar!, Silahkan Cek kembali."); }

b Kelengkapan

Untuk kelengkapan pencarian data pengetahuan, dapat melalui form pencarian yang nantinya akan diarahkan kepada beberapa tabel yang ada.

$txtcari=$_POST['cari'];

$myquery="SELECT * FROM tabel_ptt WHERE gejala LIKE '%$txtcari%'";

$listhama=mysql_query($myquery) or die (mysql_error()); while($datahm=mysql_fetch_object($listhama))

{ $head=$datahm->deskopt; }

$myquery="SELECT * FROM tabel_artikel WHERE abstraksi LIKE '%$txtcari%'";

$shama=mysql_query($myquery) or die (mysql_error()); while($showhm=mysql_fetch_object($shama))

{ $title=$showhm->title; }

$myquery="SELECT * FROM tabel_topik WHERE isi LIKE '%$txtcari%'"; $stopik=mysql_query($myquery) or die (mysql_error());

while($shotop=mysql_fetch_object($stopik)) { $topik=$shotop->isi; }

(49)

Untuk uji konsistensi, ketepatan dan keyakinan, verifikasi dan validasi telah dilakukan melalui wawancara dan diskusi dengan pakar berdasarkan pengetahuan yang telah ditangkap.

Tabel 10 Hasil Pengujian Terhadap Atribut Logical

No Atribut Pengujian

Pertanyaan Penguji Hasil

1 Redudansi Didalam sistem, apakah sudah tidak terjadi atau terdapat duplikasi pengetahuan?

Admin Ya

Tidak terdapat duplikasi pada sistem

2 Kelengkapan Apakah sistem cukup baik menjawab semua pertanyaan dan dapat dicari pada semua tabel? 3 Kosistensi Apakah sistem menghasilkan

jawaban yang sama pada setiap penggunaan fasilitas 4 Ketepatan Apakah sistem sudah

memberikan pengetahuan yang tepat dan benar?

Admin Ya

Pengetahuan yang

diberikan sudah tepat 5 Keyakinan Apakah sistem memberikan

pengetahuan dengan akurat

2 Pengujian blackbox atau penerimaan pengguna, merupakan pengujian terhadap aplikasi, dilakukan oleh Tim KM. Adapun kriteria yang diuji adalah keakuratan, kemampuan beradaptasi, kecukupan, ketertarikan, ketersediaan, kemudahan penggunaan, kecocokan antar muka, performance, dan uji operasional. Hasil pengujian Lampiran 7.

Hasil Implementasi SMP

Implementasi aplikasi ini menggunakan jaringan komputer berbasis client-server. Jadi ada dua hal yang perlu dilakukan untuk installasi, yaitu dari komputer server yang merupakan installasi utama, dimana aplikasi ini berjalan menggunakan web server apache, database server MySQL dan bahasa script

(50)

31

pengguna untuk dapat mengakses data, dengan melakukan installasi berupa web browser. Dari penggunaan web browser yang sudah dicoba adalah mozilla firefox,

google crome dan internet explorer, dan hasilnya dari segi tampilan cukup optimal dan fungsi dari sistem berjalan dengan baik. Hasil implementasi ditunjukkan pada Gambar 12 dan 13 sebagai berikut.

Gambar 12 Hasil implementasi halaman utama sistem

Gambar 13 Hasil implementasi halaman peta sebaran OPT

(51)

Simpulan

Dalam penelitian ini telah berhasil dikembangkan Knowledge Sharing System yang merupakan salah satu type dari Knowledge Management System.

Implementasi aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan arsitektur client-server, dengan pemrograman PHP Hypertext Preprocessor dengan database MySQL. Aplikasi memiliki fitur : data pengetahuan, forum interaksi dengan anggota atau ahli, tanya jawab, about dan download pengetahuan. Sistem ini dibuat agar dapat mempermudah penyebaran informasi tetang pengendalian hama terpadu dan menjadi media berbagi pengetahuan antara pakar, tenaga penyuluh pertanian dan petani. Hasil pengujian menunjukan bahwa sistem telah berjalan sesuai dengan yang dibutuhkan pengguna. Informasi peta luas serangan hama, menggunakan web sistem informasi geografis, dengan memanfaatkan tampilan dari google maps, data yang ditampilkan berupa deskripsi dari lokasi dalam bentuk tabel.

Saran

Pengembangan selanjutnya dari sistem ini dapat ditambahkan dengan keragaman pengetahuan lainnya seperti penyakit, pasca panen, unsur hara dan lain-lain. Desain sistem harus bisa lebih adaptif terhadap perubahan dan kebutuhan yang dimungkinkan berkembang. Selain itu perlu ada tahapan atau langkah selanjutnya, terutama langkah mengelola perubahan dan evaluasi terhadap sistem sehingga sistem ini dapat berfungsi lebih baik.

Disarankan tampilan web GIS, dapat menampilkan informasi beragam berupa model data vektor seperti bentuk kurva atau poligon, atau model data raster berupa piksel-piksel sehingga akan lebih menarik.

(52)

33

DAFTAR PUSTAKA

Ahlawat, S.S., Ahlawat, S. 2006. Competing in the Global Knowledge Economy : Implication for Business Eduction. Journal of American Academy of Business, 8 (1).

Awad, E.M., Ghaziri, H.M. 2010. Knowledge Management. Prentice Hall.

Becerra-Fernandez, I., Sabherwal, R. 2010. Knowledge Management System and Process. New York: M.E. Sharpe, Inc.

Davenport, T.H., Prusak, L. 1998. Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know. Boston: Harvard Business School Press.

Direktorat Jenderal Pertanian - Tanaman Pangan. 2013. Pedoman Teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi dan Jagung. Jakarta: Dirjen Tanaman Pangan.

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Jajili, R.S. 2012. Survei Evaluasi Pelaksanaan Program Pemasyarakatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Petani Padi di Kecamatan Dramaga, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kamilah, N. 2012. Sistem Manajemen Pengetahuan dalam Pemilihan Benih dan Varietas Unggul Padi. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Mutiara, V.I. 2008. Program Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Terpadu dalam Rangka Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia. Jurnal Agribisnis Kerakyatan. Vol. 1, No. 2. : 82 - 90

Nonaka I., Takeuchi H. 1995. The Knowledge Creating Company : How Japanes Companies Create the Dynamics of Inovation. New York. Oxford University Press.

Nurbaeti, B., Nurawan, A. 2009. Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu Padi Gogo. Departemen Pertanian.

Pasaribu, U.S., Permana, A.D., Baehaki. 1998. Teknologi Aplikasi Sistem Pakar untuk Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Tanaman Padi. Laporan Akhir Riset Unggulan Terpadu (RUT) III Bidang Teknologi Perlindungan Lingkungan (1995-1998). Kantor Kementrian Negara Riset dan Teknologi.

Pratama, A.N. (2013). Sistem Pakar untuk mendiagnosis Hama dan Penyakit Tanaman Padi. Indonesian Journal of Computer Science – Speed (IJCSS) 16 FTI UNSA Vol.10 No. 2: 74 - 81

Puntodewo, A., Dewi, S., Tarigan, J. 2003. Sistem Informasi Geografis : Untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor: CIFOR.

(53)

Rosmala, D., Falahah. 2007. Membangun Portal Pengetahuan di Lingkungan Akademik. Prosiding : Konfrensi Nasional Sistem Informasi 2007. Bandung : STT-Telkom.

Schultze, U., Leidner, D. 2002. Studying Knowledge Management in Information Systems Research: Discourses and Theoretical Assumptions.MIS Quarterly, 26, 3 (September 2002).

Sikki M.I. 2010. Membangun Manajemen Pengetahuan dalam Ketahanan Pangan. Jurnal Paradigma Vol.11 No. 1.: 24 - 34

Suharjono. 2011. Dampak Implementasi Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPTH) Padi terhadap Pengguna Pestisida. Agrovigor Vol. 4 No. 1, hal. 28 – 33.

Satzinger JW, Jackson RB, Bured SD. 2010. System Analysis and Design. Course Technology 25 Thomson Place Boston, USA.

Supriyanto. 2011. Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai. [Tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana IPB.

Turban, E. 2008. Information Technology for Management – Transforming Organization in the Digital Economy (6th Edition). Hoboken: John wiley & Son.

Udiyani, PM dan Setiawan, MB. 2003. Kajian Terhadap Pencemaran Lingkungan di Daerah Pertanian Berdasarkan Data Radioaktivitas Alam. Seminar Tahunan Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Jakarta 11 Desember 2003.

Untung, K. 2007. Kebijakan Perlindungan Tanaman. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Watson, I. 2003. Applying Knowledge Management Techniques for Building Corporate Memories. Morgan Kaufmann Publishers.

(54)

35

(55)

Lampiran 1

Aturan Produksi dari Data Pengetahuan

IF (Jika) THEN (maka)

Fase Tanam Gejala Hama /

Penyakit Tindakan

Persemaian Tanaman kerdil AND Tanaman tampak terbakar AND Tanaman Kuning dan Mengering kecoklatan AND Daun tanaman kering dan mati

Adanya kehadiran ngengat disawah berwarna kuning coklat AND Terdapat telur pada daun AND Terdapat lipatan pada daun dengan permukaan berwarna putih AND Adanya larva atau ulat pada daun

Hama Putih Palsu

Cara

Pengendalian

Terjadi serangan ditengah persemaian dan merambat ke pinggir pematang AND Terdapat kerusakan pada titik tumbuh AND Tanaman terlihat mengering

Tikus Sawah Cara

Pengendalian

Terdapat bekas sisitan atau parutan pada jaringan tanaman AND adanya daun yang mengambang AND Banyak rumpun atau bibit yang hilang pertanaman

Keong Mas Cara

Pengendalian

Persemaian tumbuh tidak merata AND Butiran padi yang telah tumbuh akan berantakan

Burung Cara

Pengendalian

Generatif Tanaman kerdil AND Tanaman tampak terbakar AND Tanaman Kuning dan Mengering

Anakan berkurang AND Tanaman menjadi kerdil AND Daun berubah warna menjadi kuning hingga oranye

Hama wereng Hijau

Cara

Pengendalian

Anakan berkurang AND Tanaman menjadi kerdil AND Daun berubah warna menjadi kuning hingga oranye

Hama wereng Hijau

Cara

Pengendalian

Terjadi serangan ditengah persemaian dan merambat ke pinggir pematang AND Terdapat kerusakan pada titik tumbuh AND Tanaman terlihat mengering

Tikus Sawah Cara

Pengendalian

Adanya daun yang mengambang AND Terdapat bekas sisitan atau parutan pada jaringan tanaman

Keong Mas Cara

(56)

37

IF (Jika) THEN (maka)

Fase Tanam Gejala Hama /

Penyakit Tindakan

Vegetatif Batang padi terdapat gigitan wereng AND Terdapat imago wereng coklat AND Tanaman kuning dan mengering

Hama wereng Coklat

Cara

Pengendalian

Daun berubah menjadi kuning sampai oranye AND Ada imago wereng Hijau AND Tanaman menjadi kerdil AND Malai yang dihasilkan kecil

Hama wereng Hijau

Cara

Pengendalian

Anakan berkurang AND Tanaman menjadi kerdil AND Daun berubah warna menjadi kuning hingga oranye

Hama merambat sampai tepi pematang AND Ditemukan lubang disekitar pertanaman AND Adanya batang tanaman yang patah dari pangkal

Tikus Sawah Cara

busuk AND Batang malai cepat roboh

Hama

Ditemukan lubang disekitar pertanaman AND Titik tumbuh atau pangkal batang terpotong AND Hilangnya bulir gabah

AND Bulir padi hilang atau tidak utuh pada saat menguning AND Adanya malai padi yang patah

Burung Cara

Pengendalian

(57)

Lampiran 2.

(58)

39

Lampiran 3.

(59)

Lampiran 4.

Diagram Sequence Proses Mengecek Gejala.

Lampiran 5.

Diagram Sequence Proses Membuat topik atau pertanyaan di forum.

Lampiran 6.

(60)

41

Lampiran 7

Hasil Pengujian penerimaan pengguna

No Nama Fungsi Kriteria Pengujian Hasil Keterangan

Pakar Admin

2 About Kemudahan penggunaan,

kemampuan beradaptasi, performance,

  Skenario

Lampiran 9

3 Data Pengetahuan Hama atau

8 Download Artikel Keakuratan,

(61)

No Nama Fungsi Kriteria Pengujian Hasil Keterangan Pakar Admin

9 Registrasi kemudahan penggunaan, uji operasional,

Gambar

Gambar 3 Metode KMSLC (Awad dan Ghaziri 2010)
Gambar 4 Pendekatan Pengujian Logika
Tabel 1 Penjelasan Atribut dalam Pengujian Logika
Gambar 5 berikut.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel X adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam kegiatan penangkaran benih kedelai yang meliputi jenis pendidikan

Farm gate price yang terendah terdapat pada jalur 1 (satu) petani - pengepul - pengecer - konsumen yaitu 67% yang menunjukan persentase harga yang diterima

Serta untuk mengembangkan kemampuan berkarya ilmiah guna mengungkapkan kajian yang lebih dalam terhadap undang-undang atau peraturan lainnya yang bertujuan

1) Tanaman obat yang dibudidayakan secara luas dan masih terkendala oleh serangan hama dan penyakit, seperti jahe, maka prioritas penelitian difokuskan pada

Hal itu lah yang mendasari penulis memilih content creator media sosial Instagram sebagai focust of interest dalam pelaksanaan kegiatan magang atau Kuliah

Hipotesis dasar teori kultivasi adalah menonton televisi secara berlebihan dapat berdampak pada adanya kecenderungan untuk terlibat terhadap gambaran yang disajikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya total biaya produksi, Titik Pulang Pokok volume produksi fisik dan Titik Pulang Pokok harga, serta besarnya

Identifikasi permasalahan dan kebutuhan yang dilakukan di Lapas Anak Blitar menunjukkan masih begitu banyaknya pelanggaran atas hak anak dengan perlakuan yang tidak berpihak