ABSTRAK
Astomo Arbi Nadeak, NIM: 5133210004, “PENGARUH PENAMBAHAN SIKA VISCOCRETE-10 TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL”. Medan: Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Bangunan, Program Studi D-3 Teknik Sipil, Universitas Negeri Medan, 2017.
Berbagai penelitian dan percobaan dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas beton, teknologi bahan dan teknik-teknik pelaksanaan yang diperoleh dari hasil penelitian dan percobaan tersebut dimaksudkan untuk menjawab tuntutan yang semakin tinggi terhadap pemakaian beton serta mengatasi kendala-kendala yang sering terjadi pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan beton adalah meningkatkan pemadatannya. Penggunaan bahan tambah (admixture) dapat membantu memecahkan permasalahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Sika Viscocrete-10 terhadap kuat tekan beton. Dalam penelitian ini mix design menggunakan metode SK.SNI.T-15-1990-3 dengan nilai FAS 0,9. Dengan agregat yang digunakan gradasi agregat halus daerah II dan agregat kasar ukuran maksimum 40 mm. Variasi penambahan Sika Viscocrete-10 sebesar 0%, 2,5%, dan 5% dari berat semen. Benda uji yang digunakan berupa kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm sebanyak 9 buah dengan 3 buah sampel untuk setiap variasi.
Dari hasil penelitian nilai slump yang dihasilkan oleh beton menggunakan Sika Viscocrete-10 lebih besar dari pada beton normal, dimana nilai slump rata-rata diperoleh setiap benda uji menggunakan Sika Viscocrete-10 dengan persentase penambahan sebesar 0%, 2,5%, dan 5% yakni berturut-turut 10 cm, 18 cm, dan 23 cm. Dan nilai kuat tekan yang dihasilkan oleh beton menggunakan Sika Viscocrete-10 lebih besar dari pada beton normal, dimana nilai kuat tekan diperoleh setiap benda uji menggunakan Sika Viscocrete-10 dengan persentase penambahan sebesar 0%, 2,5%, dan 5% yakni berturut-turut 20,1 MPa, 24,0 MPa, dan 31,9 MPa.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia dan penyertaan-Nya, sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “PENGARUH PENAMBAHAN SIKA VISCOCRETE-10 TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL”. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III (D3) Teknik Sipil untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
Terwujudnya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Drs. Ronald Butar- Butar, M.Pd, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang
telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan sampai Tugas Akhir ini terwujud.
2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
3. Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Medan dan juga selaku dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi di Program Studi Teknik Sipil Universitas Negeri Medan .
ii
5. Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberi arahan dan saran kepada penulis sehingga tugas akhir ini menjadi lebih baik lagi. 6. Sutrisno, ST., MT selaku dosen penguji yang telah memberi arahan dan saran
kepada penulis sehingga tugas akhir ini menjadi lebih baik lagi.
7. Seluruh Dosen pengajar pada Program Studi Diploma III Teknik Sipil Jurusan
Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 8. Dr. Sarwa, MT selaku kepala Laboratorium Beton Teknik Sipil Universitas
Negeri Medan dan kepada bang Ariyanto, dan kak Fanny Purba, S.T yang
sudah membantu dan memberi izin untuk menggunakan Laboratorium serta banyak memberi arahan selama melakukan penelitian.
9. Pegawai Administrasi di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.
10. Keluarga saya tercinta, Ayahanda Manotar Nadeak dan Ibunda R. Hasugian,
yang selalu ada serta mendukung saya baik dalam bentuk doa, semangat maupun materi dan kepada saudara saya abang Bintoni Nadeak, kak Irma
Yuni Nadeak & Ferayanti Nadeak dan adek saya Yanto Nadeak & Linsky Nadeak yang selalu ada untuk saya dan memberi banyak dorongan serta motivasi yang sangat membangun.
11. Teman-teman di selamet ketaren (Panri Situmorang, Chahyono Situmorang, Tyson Lumban Gaol, Bagus Siregar, Adio Marbun, terkhusus Nasrani Sinaga)
iii
12. Teman-teman Sipil 2013 yang selalu memberikan semangat, motivasi dan juga membantu dalam mengerjakan penelitian ini.
Sangat disadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna sehingga
kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini agar kelak bermanfaat bagi pembaca dimasa yang akan datang. Akhir kata terima kasih
kepada seluruh pihak atas bantuannya dalam penyusunan Tugas akhir ini.
Medan, Februari 2017 Penulis
iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian... 9
F. Manfaat Penelitian... 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Beton ... 10
1. Pengertian ... 10
2. Kelebihan Dan Kekurangan Beton ... 10
3. Kinerja Beton ... 11
v
C. Air ... 15
D. Agregat ... 17
1. Agregat Halus ... 18
2. Agregat Kasar ... 19
E. Bahan Tambahan (Admixture) ... 23
F. Workability ... 25
G. Faktor Air Semen ... 26
H. Slump ... 27
I. Umur Beton ... 28
J. Kuat Tekan Beton ... 29
K. Perencanaan Campuran Beton ... 30
1. Persyaratan Kinerja ... 30
2. Faktor-Faktor Yang Menentukan ... 31
3. Prosedur Proporsi Campuran Beton ... 32
L. Hasil Penelitian yang Pernah Dilakukan ... 40
1. Sirvie O. Dapas (2012) ... 40
2. La Ode Abdul Majid Muizu (2009) ... 40
3. Fitri dan Asna (2000) ... 41
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 42
B. Sampel dan Pengujian ... 42
1. Semen ... 42
vi
3. Agregat Kasar ... 43
4. Air ... 43
5. Admixture Kimia ... 43
C. Metode Pengujian... 44
D. Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton ... 44
1. Analisa Saringan Agregat Halus (Pasir)(SNI 03-1968-1990) ... 44
2. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (SNI 03-1971-1990) ... 45
3. Analisa Saringan Agregat Kasar (Batu Pecah)(SNI 03-1968-1990) .... 46
4. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar (SNI 03-1971-1990) ... 47
5. Pemeriksaan Kandungan Organik ... 48
6. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus (ASTM C 117-95) ... 49
7. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar (ASTM C 117-95) ... 50
8. Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus (SNI 03-1970-1990) ... 51
9. Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar (SNI 03-1969-1990) ... 54
E. Pembuatan Benda Uji (SK.SNI T-15-1990-03) ... 55
1. Alat ... 55
2. Bahan ... 55
3. Langkah Kerja ... 56
F. Pengujian Kuat Tekan Benda Uji ... 57
1. Tujuan ... 57
vii
3. Bahan... 57
4. Langkah Kerja ... 57
G. Bagan Penelitian... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Pengujian Agregat ... 60
1. Analisa Saringan Agregat Halus (Pasir) ... 60
2. Kadar Air Agregat Halus (Pasir) ... 60
3. Analisa Saringan Agregat Kasar (Batu Pecah) ... 61
4. Kadar Air Agregat Kasar (Batu Pecah) ... 61
5. Pemeriksaan Kandungan Organik ... 62
6. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus ... 62
7. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar ... 63
8. Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus ... 63
9. Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar ... 65
B. Perencanaan Beton ... 66
1. Data Fisik Agregat ... 66
2. Perhitungan Agregat Halus ... 67
3. Perhitungan Agregat Kasar ... 68
4. Perhitungan Modulus Halus Butir Agregat ... 68
5. Langkah Perencanaan ... 70
6. Perkiraan Komposisi Campuran Beton Dengan Penambahan Sika Viscocrete-10 ... 73
viii
1. Data Nilai Slump ... 74 2. Data Benda Uji Beton ... 75 D. Pembahasan Hasil ... 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 81
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Antara Kuat Tekan Beton dan Faktor Air Semen Untuk
Benda Uji Silinder ... 34
Gambar 2.2 Hubungan Antara Kuat Tekan Beton dan Faktor Air Semen Untuk
Benda Uji Kubus ... 35 Gambar 2.3 Persentasi Jumlah Pasir Yang Dianjurkan Untuk Daerah
Susunan Butir 1, 2, 3, dan 4 Dengan Butir Maksimum Agregat
10 mm dan 20 mm ... 38
Gambar 2.4 Persentasi Jumlah Pasir Yang Dianjurkan Untuk Daerah Susunan
Butir 1, 2, 3, dan 4 Dengan Butir Maksimum Agregat 40 mm ... 39 Gambar 2.5 Perkiraan Berat Jenis Beton Basah Yang Dimampatkan Secara
Penuh ... 39
Gambar 3.1 Bagan Penelitian ... 59 Gambar 4.1 Hasil Plotting Agregat Halus ... 67
Gambar 4.2 Hasil Plotting Untuk Agregat Gabungan Dengan Butir Maksimum
40 mm ... 69 Gambar 4.3 Nilai Slump ... 75
Gambar 4.4 Kuat Tekan Beton Dengan Penambahan 0% Sika Viscocrete-10
(Beton Normal) ... 76
Gambar 4.5 Kuat Tekan Beton Dengan Penambahan 2,5% Sika
xii
Gambar 4.6 Kuat Tekan Beton Dengan Penambahan 5% Sika
Viscocrete-10 ... 78 Gambar 4.7 Nilai Slump Dengan Variasi Penambahan Sika Viscocrete-10 ... 79
Gambar 4.8 Kuat Tekan Beton Dengan Variasi Penambahan Sika
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Judul
Lampiran 2. Surat Penugasan Dosen
Lampiran 3. Surat Permohonan Penggunaan Laboratorium
Lampiran 4. Grafik Perhitungan
Lampiran 5. Brosur Sika Viscocrete-10
Lampiran 6. Hasil Kuat Tekan dari Laboratorium Beton Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan Lampiran 7. Lembar Asistensi
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dibidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang
sangat pesat, yang berlangsung diberbagai bidang, misalnya gedung-gedung, jembatan, tower, dan sebagainya. Beton merupakan salah satu pilihan sebagai bahan struktur dalam konstruksi bangunan. Beton diminati karena banyak
memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya, antara lain harganya yang relatif murah, mempunyai kekuatan yang baik, bahan baku
penyusun mudah didapat (seperti: agregat halus, agregat kasar, air dan semen), tahan lama, tahan terhadap api, tidak mengalami pembusukan. Hal lain yang mendasari pemilihan dan penggunaan beton sebagai bahan konstruksi adalah
faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan pengisi (filler) beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, mudah diolah (workability)
dan mempunyai keawetan (durability) serta kekuatan (strength) yang sangat diperlukan dalam suatu konstruksi. Dari sifat yang dimiliki beton itulah menjadikan beton sebagai bahan alternatif untuk dikembangkan baik bentuk fisik
maupun metode pelaksanaannya. Berbagai penelitian dan percobaan dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas beton. Teknologi
2 terhadap pemakaian beton serta mengatasi kendala-kendala yang sering terjadi pada pengerjaan di lapangan.
Selain kualitas dan gradasi agregat halus dan kasar, kualitas beton yang
dibuat juga bergantung pada nilai perbandingan berat penggunaan air dengan semen, yang disebut sebagai faktor air semen (fas). Nilai fas ini juga akan
mempengaruhi tingkat kemudahan pengerjaan (workability) dari beton yang dibuat. Disamping itu, untuk keperluan tertentu terkadang campuran beton tersebut masih ditambahkan bahan tambah berupa zat-zat kimia tambahan
(chemical admixture) dan mineral/material tambahan (additive). Bahan tambah admixture ditambahkan pada saat pengadukan atau pada saat pengecoran.
Sedangkan bahan tambah additive ditambahkan pada saat pengadukan. Bahan tambah admixture biasanya dimaksudkan untuk mengubah perilaku beton pada saat pelaksanaan atau untuk meningkatkan kinerja beton pada saat pelaksanaan.
Zat kimia tambahan tersebut biasanya berupa serbuk atau cairan yang secara kimiawi langsung mempengaruhi kondisi campuran beton. Sedangkan
mineral/material tambahan berupa agregat yang mempunyai karakteristik tertentu. Penambahan zat-zat kimia atau mineral tambahan ini diharapkan dapat merubah performa dan sifat-sifat campuran beton sesuai dengan kondisi dan tujuan yang
diinginkan, serta dapat pula sebagai bahan pengganti sebagian dari material utama penyusun beton. Standar pemberian bahan tambahan beton ini pun sudah diatur
3 Menurut ASTM C.494, Admixture dibedakan menjadi tujuh jenis yaitu (Mulyono, 2004:120-124):
1. Tipe A: Water Reducing Admixture
Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan menggunakan
jenis bahan tambahan jenis ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu:
a) Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkan WRA ke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama
akan didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang,
diaduk dan dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar dibandingkan beton tanpa WRA.
b) Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas (jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada
beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat.
c) Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang
4 lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit.
2. Tipe B: Retarding Admixture
Bahan tambahan yang berfungsi memperlambat proses pengikatan beton. Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas, memperpanjang waktu
pemadatan, pengangkutan dan pengecoran. 3. Tipe C: Accelerating Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat proses pengikatan
dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk memperpendek waktu pengikatan semen sehingga mempercepat pencapaian
kekuatan beton. Yang termasuk jenis akselerator adalah: Kalsium Klorida, Bromide, Karbonat dan Silikat. Pada daerah-daerah yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan menggunakan accelerator jenis Kalsium Klorida. Dosis
maksimum yang dapat ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari berat semen.
4. Tipe D: Water reducing and Retarding Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah
5 5. Tipe E: Water Reducing and Accelerating Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan
dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang rendah tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat (beton
mempunyai kekuatan awal yang tinggi).
6. Tipe F: Water Reducing, High Range Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam
beton, diinginkan untuk mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan
jumlah air sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan (workability beton) juga lebih tinggi. Bahan tambah jenis ini berupa Superplasticier. Yang termasuk jenis
Superplasticier adalah: kondensi Sulfonat Melamine Formaldehyde dengan kandungan Klorida sebesar 0,005 %, Sulfonat Nafthalin Formaldehyde, modifikasi Lignosulphonat tanpa kandungan Klorida. Jenis bahan ini dapat
6 7. Tipe G: Water Reducing, High Range Retarding Admixtures
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu, sebanyak 12 % atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini merupakan gabungan Superplasticizer dengan
memperlambat waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.
Pada penelitian “Variasi konsentrasi Sikacrete-10 terhadap kuat tekan
beton pada pengecoran dalam air” (oleh Sirvie O. Dapas, 2012) mengkaji tentang pengaruh penambahan Sikacrete-10 terhadap kuat tekan beton dengan dosis
penambahan 0%, 4%, 6%, 8%, 10%, 12%, dan 14% pada umur 7, 14, dan 28 hari dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Sementara pada penelitian “Pengaruh penambahan Sika
Viscocrete-10 sebesar 1,2% dari berat semen terhadap slump loss dan kuat tekan
beton” (oleh La Ode Abdul Majid Muizu, 2009) didapatkan nilai slump yang
dihasilkan oleh beton menggunakan Sika Viscocrete-10 lebih besar dari beton normal dan kuat tekan beton rata- rata yang diperoleh dari setiap benda uji menggunakan Sika Viscocrete-10 dalam setiap selang waktu mengalami
peningkatan dengan umur benda uji 28 hari yakni pada selang waktu 40 menit sebesar 44,71 MPa, selang waktu 80 menit sebesar 49,56 MPa, dan selang waktu
120 menit sebesar 65,07 MPa.
7 (chemical addmixture) tipe F (Water Reducing, High Range Admixture). Sika Viscocrete-10 merupakan Superplasticier dengan kemampuan mengalir yang baik. Keutungan dari Sika Viscocrete-10 adalah kemampuan mengalir yang sangat
baik, kemampuan self compact yang kuat, mengurangi retak dan susuk, meningkatkan ketahanan terhadap karbonasi pada beton, dan meningkatkan hasil
akhir. Sika Viscocrete-10 yang sudah ditakar dimasukkan kedalam mixer. Untuk memperoleh manfaat optimal dari pengurangan air dalam jumlah disarankan pengadukan dalam kondisi basah minimal 60 detik. Dosis untuk beton soft plastic
adalah 0,3-0,8% dari berat semen dan untuk beton mengalir adalah 0,8-2,0 % dari berat semen. Benda uji yang akan dibuat berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15
x 15 cm.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasi:
1. Kualitas beton sangat tergantung dari kualitas dan gradasi agregat halus dan kasar, dan nilai perbandingan berat penggunaan air dengan semen (fas).
2. Menurut standar ASTM, terdapat 7 jenis bahan tambah kimia (Admixture), yaitu: Tipe A: Water Reducing Admixture, Tipe B: Retarding Admixtures, Tipe C: Accelerating Admixture, Tipe D: Water Reducing Retarding
Admixtures, Tipe E: Water Reducing and Accelerating Admixture, Tipe F: Water Reducing, High Range Admixture, Tipe G: Water Reducing, High
8 3. Pemakaian bahan tambahan kimia (chemical admixture) dan ketetapan
menggunakan dosis berpengaruh terhadap mutu beton atau kuat tekan beton.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak menyimpang, maka diberi batasan seperti berikut:
1. Penelitian ini meninjau kekuatan beton dengan penambahan Sika Viscocrete-10 dengan dosis tertentu.
2. Mutu beton (f’c) yang direncanakan adalah 20 MPa.
3. Penggunaan bahan dasar pembentuk beton sesuai dengan material yang digunakan pada beton yakni:
Semen portland tipe I merek dagang semen Andalas. Agregat halus: pasir.
Agregat kasar: batu pecah.
Air bersih.
4. Bahan tambahan kimia (chemical admixture) yang digunakan adalah
admixture Tipe F: Water Reducing, High Range Admixture dengan merk dagang Sika Viscocrete.
5. Dosis penambahan Sika Viscocrete-10 yang digunakan adalah 0%, 2,5% dan
9 D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu: Apakah penambahan Sika Viscocrete-10 dapat
berpengaruh terhadap kuat tekan beton?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan Sika Viscocrete-10 terhadap kuat tekan beton.
F. Manfaat Penelitian
81 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuat tekan beton yang dihasilkan dari penambahan 0% (beton normal)
sebesar 20,1 MPa, 2,5% Sika Viscocrete-10 sebesar 24,0 MPa, dan 5% Sika
Viscocrete-10 sebesar 31,9 MPa. Hal ini menunjukkan penambahan Sika
Viscocrete-10 dapat menambah kuat tekan beton dibanding kuat tekan beton
normal.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi penambahan yang
berbeda untuk menambah wawasan ataupun informasi yang lebih akurat
mengenai penambahan Sika Viscocrete-10 pada pembuatan beton dengan
variasi pengurangan air yang sebanding dengan dosis Sika Viscocrete-10
(dengan menghiraukan pengurangan air 30%).
2. Untuk penelitian lebih lanjut, jika perencanaan beton mengunakan metode
SNI perlu diperhatikan bentuk benda uji yang digunakan. Bentuk benda uji
yang digunakan untuk SNI berbentuk silinder.
3. Pada saat perencanaan beton perlu diperhatikan nilai tambah kuat tekan
rencana beton. Pada penelitian ini seharusnya kuat tekan yang dicapai
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Testing Materials. 1995. Finer Than 75-µm (No. 200) Sieve In Mineral Aggregates by Washing. Philadelphia: ASTM.
Antono, A. 1995. Teknologi Beton. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Badan Standarisasi Nasional. 1989. SNI.S-04- 1989-F. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A.
. 1990. SNI 03-1968-1990. Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus Dan Kasar.
. 1990. SNI 03-1969-1990. Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar.
. 1990. SNI 03-1970-1990. Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus.
. 1990. SNI 03-1971-1990. Metode Pengujian Kadar Air Agregat.
. 1990. SNI.T-15-1990-03. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
. 1991. SNI 03-2495-1991. Spesifikasi Bahan Tambahan Pada Beton.
. 2000. SNI 03-2834-2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
. 2002. SNI-03-2847-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
. 2004. SNI-15- 2049- 2004. Semen Portland. Dapas, Sirvie O. 2012. Variasi Konsentrasi Sikacrete- W Terhadap Kuat Tekan
Beton Pada Pengecoran Dalam Air, Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol 2, No. 4, ISSN 2087-9334 (279-289).
Fitria dan Asna. 2003. Tinjauan Pemakaian Superplasticier Pada Beton Mutu Tinggi Terhadap Kuat Desak Dan Kadar Optimum, Tugas Akhir Jenjang S-1 FTSP UII. Yogyakarta.
La Ode Abdul Majid Muiju. 2009. Pengaruh Penambahan Sika Viscocreta- 10 Sebesar 1,2% Dari Berat Semen Terhadap Sulmp Loss Dan Kuat Tekan Beton, Tugas Akhir Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi Offset.
Murdock, L. J., dan Brook, K. M. 1991. Bahan Dan Praktek Beton. Jakarta: Erlangga.
Nawy, Edward. 1985. Reinforce Concrete A Fundamental Approach. Terjemahan. Bandung: PT. Eresco.
Tjokrodimulyo, Kardiyono. 1992. Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit. . 1995. Teknologi Beton. Yogyakarta: Nafiri.
Dari Internet:
http://docslide.us/documents/mix-design-beton-normal.html (Diakses tanggal 22 Desember 2016)
http://thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2HTML/2011200663SPBab2/body.html (Diakses tanggal 22 Desember 2016)