PENDEKATAN MORFOMETRI,MORFOLOGI, JENIS KELAMIN TUKA
Oleh :
Zulfahmi NIM 4123220034 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Rumusan Masalah 3
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Chondrichthyes 4
2.2. Status Red listSpesies Chondrichthyes 5
2.3.Kondisi Perikanan di Indonesia 6
2.4. Habitat dan Persebaran Ikan Tuka 7 2.5. Karakteristik Morfometri Tuka 7
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat 8
3.2. Populasi dan Sampel 8
3.3. Alat dan Bahan 8
3.4. Prosedur Kerja 9
3.5. Bagan Alir Kerja Penelitian Identifikasi Pari 10
3.6. Analisis Statistik 11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 12
4.1.1. Morfologi Tuka 13
4.1.2. Morfometri Tuka 14
4.2. Pembahasan 18
4.2.1. Hubungan Antara Morfologi dan Morfometri 18 4.2.2. Hubungan Antara Morfometri dan Taksonomi 18 4.2.3. Sebaran dan Status Konservasi Tuka 19
viii
4.2.5. Pengaruh Tingkat Bahaya Pari 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 21
5.1. Kesimpulan 21
5.2. Saran 21
ix
DAFTAR GAMBAR
[image:6.595.77.527.118.646.2]Halaman
Gambar 1.1.Data FAO 6
Gambar 3.1.Bagan alir kerja Penelitian Tuka 10 Gambar 4.1.Okamejeicfboesemani 12
Gambar 4.2.Dipturussp 13
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara bahari yang ada di dunia. Dengan luasnya lautan yang dimiliki, banyak potensi laut yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Kekayaan laut yang dimiliki bangsa Indonesia sangat beragam baik yang dapat diperbaharui seperti perikanan. Selain kekayaan laut yang telah disebutkan di atas, keanekaragaman jenis ikan yang hidup di perairan negeri ini merupakan kekayaan yang patut disyukuri. Terdapat 7,5 persen (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia berada di Indonesia. Ikan-ikan tersebut berada dalam keadaan bebas maupun dibudidayakan. Ikan yang dibudidayakan antara lain udang, kerapu, bandeng dan lain-lain, sedangkan ikan ya ng ditemukan di perairan laut Indonesia salah satunya adalah Pari (Effendi, 1997).
Ikan Tuka merupakan salah satu ikan yang tidak dibudidayakan. Ikan Tuka termasuk kelompok elasmobranchii, yaitu ikan yang bertulang rawan dan juga kelompok cartilaginous. Ikan ini mempunyai bentuk badan yang melebar dan sepasang sirip dada yang menyatu dengan sisi kiri kanan kepalanya. Selain itu, Ikan Pari memiliki ekor yang panjang dan runcing menyerupai cemeti. Ikan ini berkembang biak dengan cara melahirkan dan habitat hidupnya berada di dasar laut. Ikan Tuka mengeluarkan bau yang kurang sedap sehingga tidak banyak dikonsumsi orang. Bau ini terjadi akibat tingginya kandungan ammonia yang berasal dari penguraian protein dari tubuh ikan tersebut. Kandungan ammonia yang tinggi mempercepat proses pembusukan dan dapat menurunkan mutu ikan sehingga mengubah bau, tekstur, dan rasanya.
2
Depturus batis, (di timur atlantik dan Mediterania) dan beberapa diantaranya berstatus endemik seperti Dipturus innominatus di New Zealand (Dulvy & Reynolds, 2002). Di Laut Utara bagian tengah dan barat laut antara periode 1929-1956 dan 1981-1995 menunjukkan bahwa beberapa spesies telah menurun
dalam kelimpahannya (umumnya tuka dan pari Thornback) (Walker,1996)
Tinggi tingkat eksploitasi Ikan Tuka di Indonesia telah memberikan predikat pada negara ini sebagai negara dengan total produksi ikan-ikan Elasmobranchii yang terbesar di dunia. Akan tetapi, upaya pengelolaan dan konservasi terhadap sumber daya tersebut di Indonesia belum terlaksana disebabkan minimnya informasi dan data yang mendukung baik biologi maupun perikanan Ikan vertebrata akuatis dan bernafas dengan insang (beberapa) jenis ikan bernafas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/gelembung udara dan mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam kranium (tulang kepala) yang berupa kartilago (tulang rawan atau tulang-menulang). Ada sepasang mata kecuali ikan-ikan siklostomata, mulut ikan itu di sokong oleh rahang (agnatha=ikan tak berahang), telinga hanya terdiri dari telinga dalam, berupa saluran-saluran semisirkular, sebagai organ keseimbangan (equilibrum), jantung berkembang baik, sirkulasi menyangkut aliran seluruh bagian tubuh lain,memiliki tipe ginjal yang disebut pronefrus dan mesonefrus. Ikan bertulang rawan adalah ikan berahang mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik,jantung,beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua sub kelas : Elasmobranchii (Hiu, pari dan skate) dan Holochepali (Kimera, hiu hantu). Bentuk tubuh Ikan Tuka seperti cakram dengan bentuk ekor yang mempunyai 1 atau 2 sirip. Sirip dada hampir selalu sangat lebar menyerupai sayap yang sisi depannya bergabung secara mulus di kepalanya, sirip perut dan dua clasper (Sepasang alat kelamin jantan).
3
tersebut dapat di atas dengan menarik air masuk melalui dua lubang besar di belakang matanya. Pada beberapa jenis Ikan Tuka berukuran besar yang hidup di lautan terbuka, bernafas normal yaitu dengan menarik air masuk melalui mulutnya. Gigi-gigi di sepanjang rahang biasanya berwarna cokelat tua dan abu-abu dengan pola bervariasi.
Pada Ikan Tuka jantan mempunyai Mixopterygia” atau penjepit, yaitu suatu tonjolan sirip pinggunl yang telah mengalami perubahan, digunakan untuk memasukan sperma ke dalam kloaka betina sewaktu kawin. Ikan Tuka sangat jarang di teliti karena perkembangan dari ikan ini tidak begitu pesat perkembangannya dibandingkan dengan Spesies Ikan yang lainnya.
Hanya saja Ikan Tuka ini sangat mirip dengan Ikan Pari dan orang awam hanya bisa membedakannya dengan ukuran bentuknya saja, dengan ukuran Ikan Tuka yang dibilang tidak besar nelayan bisa mengatakan bahwasannya Ikan Tuka tersebut adalah Ikan tuka, dibandingkan dengan Ikan Pari nelayan langsung menyimpulkan bahwa ukuran Ikan Pari tidak ada yang begitu kecil seperti Ikan Tuka.
1.2. Batasan Masalah
Untuk menghindari masalah yang terlalu luas dalam penelitian ini, masalah
dibatasi pada:
1. Tuka yang diteliti di temukan di lokasi.
2. Penelitian dilakukan di TPI Percut dan Gabion Sumatera Utara.
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keragaman jenis Tuka berdasarkan ciri morfologi, morfometri, dan jenis kelamin?
4
1.4. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi keragaman jenis Tuka berdasarkan ciri morfologi, morfometri, dan jenis kelamin.
2. Mengklasifikasikan status konservasi tuka (skates) berdasarkan Red list IUCN?
1.5. Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai Alternatif pengenalan jenis Tuka melalui pendekatan morfometri. 2. Meningkatkan pengkajian taksonomi Ikan Tuka sebagai pengetahuan
kebutuhan dasar yang belum banyak diketahui oleh masyarakat akademik
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ditemukan dua jenis ikan tuka yaitu Okamejei cf boesemani dan Dipturus spyang memiliki kesamaan morfometri yaitu Panjang Diskus dan Lebar Diskus sedangkan untuk morfometri panjang mata, jarak pre sprirakel memiliki ukuran tidak jauh berbeda. Untuk Morfometri Panjang Diskus (X2), Jarak interorbital (X5), Jarak Prenarial (X7),
Jarak Preoral (X9), Interpace celah insang Pertama (X12) memiliki perbedaan yang signifikan. Untuk kelimpahan individu berdasarkan uji statistiknya nisbah/proporsi jenis kelamin (betina:jantan) adalah 2:1. 2. Status konservasi dari Okamejei cf boesemani dan Dipturus sp
termasuk dalam statusdalam Red List IUCN adalah belum dievaluasi (NE).
5.2. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Akhiles K.V., U. Ganga, N.G.K. Pillari, E.Vivekanandan, K.K Bineesh, C.P.R Shanis and Hasyim, 2011. Deep-Sea fishing for chondrichtyan resources and sustainability concerns a case study from southwest coast of India. Indian journal of Geo-Marine Sciences40(3): 347- 355
Associate Professor Malcolm Tull, 2009. The History of Shark Fishing in Indonesia.A HMAP Asia Project Paper Working Paper No. 158. Murdoch
Bailey C., A. Dwiponggo and F. Marahudin, Indonesian marine capture fisheries, ICLARM Studies and Reviews 10, (Manilla, 1987), p.16. 10
Dudley, S. F. J. and C. A. Simpfendorfer, 2006. Population status of 14 shark species caught in the protective gillnets off KwaZulu-Natal beaches, South Africa, 1978-2003.Marine and Freshwater Research, 57:225-240.
Dulvy N.K, S.L. Fowler, J.A. Musick, R.D. Cavanagh, P.M. Kyne, L.R. Harrison, J.K. Carlson, L.N.D. Davidson, S.V. Fordham, M.P. Francis, 2014. Extinction risk and conservation of the world’s sharks and rays. eLife 3:e00590. doi: 10.7554/eLife.00590.
Effendi, M.I, 1997.Biologi Perikanan. Yayasan Nusatama. Yogyakarta
Fegan B., 2003. “Olundering the sea”, insiden indonesia 72(januari-march): 21-3 and J. G. Butcher, ‘Bringing The state int Eplantion of Fisheries Depletions in Indonesia’, July 7-9 2005, Amsterdam
Hoffmann et al., 2010. The impact of conservation on the status of the world's vertebrates.Science, 33:1503-1509
Ishiara,1987. Resilience and recovery of overexploited marine populations. Science,340:347-349.
Serena F. 2005. Field identification guide to the Sharks and Rays of the mediterranean and Black Sea. Food and agriculture organization of the united nations, Rome, 2005.
23
Stevens, J. D., R. Bonfil, N. K Dulvy, and P. A. Walker, 2000. The effects of fishing on sharks, rays, and chimaeras (chondrichthyans), and the implications for marine ecosystems. –ICES Journal of Marine Science, 57: 476–494.
Sudarso, Junardi , 2007. Kajian Biologi Ikan Pari Batu (Himantura gerrardi) Famili Dasyatidae yang didaratkan di PPN Penjajab, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan12 (1): 30-35.
Sulak K.J., P.D. MacWhirter, K.E. Luke, A.D. Norem, J.M. Miller, J.A. Cooper and L.E. Harris. 2009. Identification guide to skates (Family Rajidae) of the Canadian Atlantic and adjacent regions Fisheries and Oceans Canada Maritimes Region St. Andrews Biological Station 531 Brandy Cove Road St. Andrews, New Brunswick E5B 2L9.