• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Fitria Slviana. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kerja sama siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan pembelajaran konvensional, efek model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika, serta hubungan antara kemampuan kerja sama dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan jenis quasi eksperimen dengan desain two group pretes-postes. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Langsa. Sampel dalam penelietian ini adalah kelas X.9 sebagai kelas kontrol dan kelas X.10 sebagai kelas eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan secara purpossive sampling. Instrumen yang digunakan terdiri dari lembar observasi kemampuan kerja sama dan tes hasil belajar siswa dalam bentuk essay. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t parameuji-trik. Hasil peneliuji-tian menunjukkan bahwa kemampuan kerja sama siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran fisika, model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memiliki efek terhadap hasil belajar siswa, model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan terdapat hubungan antara kemampuan kerja sama dengan hasil belajar siswa.

(5)

ii ABSTRACT

Fitria Silviana. The Effects of Cooperative Learning Model Type of Investigation for Teamwork Ability and Learning Outcomes on Students Physics.

This study aims to determine: teamwork ability of students with cooperative learning model of type of group investigation and the ability to work with students with conventional learning, the effect of cooperative learning model of group investigation on learning outcomes of students in learning physics., correlation between the ability of teamwork and learning outcomes students. This research uses type of quasi-experimental with two group pretest-posttest design. The study population was standard X SMA.Negeri 1 Langsa.The sample of this research were the students of X.10 as experiment group and X.9 as control group that established by purpossive sampling. The instruments used consist of observation sheets of teamwork and essay test of learning outcomes. The data were analyzed using parametric t-test analysis. The results showed that: The teamwork ability of students who are taught by cooperative learning model type group investigation better than students taught by conventional teaching in physics learning, cooperative learning model of type of group investigation has effect on student learning outcomes. Learning outcomes of students taught by cooperative learning model of type of group investigation better than on learning outcomes for students who taught by conventional learning, and there is a correlation between the teamwork ability with student learning outcomes.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan tugas akhir tesis yang berjudul Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam penyusunan tugas akhir tesis ini, peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penulisan tesis ini. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmatsyah, M.Si selaku ketua program studi pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberi perhatian pada penyempurnaan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Sondang R Manurung, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, dan motivasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Ibu Dr. Derlina, M.Si, ibu Dr. Mariati, M.Si dan ibu Dr. Rita Juliani, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun pada penulisan tesis ini.

(7)

iv

juga kepada siswa-siswi kelas X.9 dan X.10 SMA Negeri 1 langsa tahun ajaran 2016/2017 atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian.

5. Kepada orang tua penulis, Ayahanda Syafzihar dan Ibunda Abrayanti, S.Pd serta abang dan kakak ipar penulis Syafri Doni, S.E. dan Liza Yolanda, Amd. Kakak dan abang ipar penulis Rini Puspita Sari, S.E dan Muhammad Kadafi, S.E. Adik penulis Firdaus, ST. dan juga kepada saudara penulis om Arnal Efendi, Tek Ar dan sepupu-sepupu penulis, bang eki, andika, dan putri yang selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat, dukungan, dan motivasi kepada penulis. Serta kepada Soni Prayogi yang telah membantu penulis dengan memberikan bahan-bahan kuliah berupa buku fisika dalam bentuk hard ataupun soft dan selalu memberikan motivasi kepada penulis selama awal hingga akhir perkuliahan. 6. Kepada teman-teman Le’Cream, Elda, Kakur, Putri, Ulfa dan Wenny yang

selalu ada dalam keadaan apapun. Kepada keluarga dik A, kak marissa, emil, adel, annisa, debo, feggy, kak fina, rospita, rajo, kak maya, paian, parno, resti, ricky, sondang, sri, yeninda yang telah mewarnai kehidupan penulis selama dikampus tercinta ini.

7. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Maret 2017

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB.I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 9

1.3Batasan Masalah ... 9

1.4Rumusan Masalah... 10

1.5Tujuan Penelitian ... 10

1.6Manfaat Penelitian ... 11

1.7Defenisi Operasional ... 11

BAB.II TINJAUAN TEORITIS ... 13

2.1Kerangka Teoritis ... 13

2.1.1 Pengertian Belajar ... 13

2.1.1.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 14

2.1.2 Hasil Belajar ... 15

2.1.3 Kemampuan kerja Sama ... 18

2.1.4 Model Pembelajaran ... 24

2.1.4.1Manfaat Model Pembelajara ... 26

2.1.5.1.1 Bagi Guru ... 26

2.1.5.1.2 Bagi Siswa ... 26

2.1.5 Pembelajaran Konvensional ... 27

2.1.6 Pembelajaran Kooperatif Group Investigation ... 28

2.1.6.1Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Kooperatif Group Investigation .... 35

2.2 Penelitian Relevan ... 36

2.3 Kerangka Konseptual ... 39

2.3.1 Kemampuan Kerja Sama Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation lebih baik daripada Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Konvensional ... 39

2.3.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Memiliki Efek Terhadap Hasil Belajar Siswa. ... 41

2.3.3 Terdapat Hubungan Antara Kemampuan Kerja Sama dengan Hasil Belajar Siswa ... 42

(9)

vi

BAB.III METODE PENELITIAN... 45

3.1Tempat dan Waktu Penelitian... 45

3.2Populasi dan Sampel ... 45

3.2.1 Populasi Penelitian ... 45

3.2.2 Sampel Penelitian ... 45

3.3Variabel Penelitian ... 46

3.4Jenis dan Desain Penelitian ... 46

3.4.1 Jenis Penelitian ... 46

3.4.2 Desain Penelitian ... 46

3.5Prosedur Penelitian ... 48

3.6Instrumen Penelitian ... 51

3.6.1 Kemampuan Kerja Sama Siswa ... 51

3.6.2 Tes Hasil Belajar ... 52

3.7Teknik Analisis Tes ... 53

3.7.1 Validitas Isi ... 53

3.7.2 Validitas Ramalan... 53

3.8 Teknik Analisis Data ... 53

3.8.1 Analisis Secara Deskriptif ... 57

3.8.2 Uji Normalitas ... 57

3.8.3 Uji Homogenitas ... 58

3.8.4 Uji hipotesis ... 59

3.8.4.1 Uji Hasil Pretes Siswa untuk Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar ... 59

3.8.4.2 Uji Hasil Postes Siswa untuk Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar ... 60

BAB.IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1Hasil Penelitian ... 63

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian... 63

4.1.1.1 Deskripsi Data Pretes Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar Siswa ... 63

4.1.1.2 Perlakuan dalam Pelaksanaan Penelitian ... 68

4.1.1.3 Analisis Data Tes Akhir Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar ... 71

4.1.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 73

4.1.2.1 Hipotesis Pertama ... .... 74

4.1.2.2 Hipotesis Kedua ... ... 76

4.1.2.3 Hipotesis Ketiga... ... .. 78

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

4.2.1 Kemampuan Kerja Sama Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 80

(10)

4.2.3 Hubungan Antara Kemampuan Kerja Sama dengan

Hasil Belajar Siswa ... 84

BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1Kesimpulan ... 86

5.2Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... ... 88

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian ... 50 Gambar 4.1 Grafik Hasil Observasi Kemampuan Kerja Sama Siswa

Setiap Pertemuan ... 69 Gambar 4.2 Diagram Hubungan Kemampuan Kerja Sama Siswa Antara

Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 75 Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ... 77 Gambar 4.4 Gragik Hubungan Kemampuan Kerja Sama dan Hasil

(12)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar yang harus dimiliki oleh manusia, karena dengan pendidikan manusia akan lebih mampu untuk mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Proses dari serangkaian kegiatan pembelajaran merupakan ruang lingkup dari pendidikan, salah satunya adalah pembelajaran sains. Sains merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian. Fisika merupakan bagian dari sains yang pada hakikatnya sebagai kumpulan pengetahuan yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model yang biasa disebut produk. Young dan Freedman (2012:1) mengatakan bahwa, “fisika adalah salah satu ilmu yang paling dasar dari ilmu pengetahuan. Fisika

(13)

2

masyarakat mengharuskan adanya pendidik yang profesional dalam mengelola proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran

“Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

proses pembelajaran yang lemah. Anak kurang didorong untuk bekerja aktif pada proses pembelajaran” (Sanjaya, 2006:1). Proses pembelajaran di dalam kelas sering sekali di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran fisika sebagai salah satu cabang dari sains yang mempelajari gejala-gejala alam dan peristiwa alam baik yang dapat dilihat maupun bersifat abstrak. Hal ini merupakan tantangan bagi guru yang berperan sebagai fasilitator harus mampu merancang pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami gejala-gejala alam dan peristiwa alam baik yang dapat dilihat ataupun yang bersifat abstrak. Pembelajaran fisika perlu disesuaikan dengan cara fisikawan terdahulu dalam memperoleh pengetahuan. Pembelajaran fisika harus diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam (Depdiknas, 2006). Berdasarkan pernyataan di atas, dalam pembelajaran fisika menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan berpusat pada siswa.

(14)

3

Mathematics and Sciense Study (TIMSS) yang menyebutkan siswa Indonesia

hanya mampu menjawab konsep dasar atau hapalan dan tidak mampu menjawab soal yang memerlukan nalar dan analisis, untuk bidang sains tahun 2011 berada di peringkat 40 dari 45 negara peserta dengan memperoleh skor 406 masih jauh dari skor internasional yaitu 500. Rendahnya hasil TIMSS ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.

Rendahnya hasil belajar siswa Indonesia juga didukung dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru fisika di kelas X SMA Negeri 1 Langsa, hasil belajar kognitif fisika siswa secara umum masih tergolong dalam kategori rendah yaitu masih ada siswa yang memperoleh nilai 20 yang sangat jauh dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu di bawah 75. Sejalan dengan hasil angket yag telah dibagikan ke siswa, sekitar 75 % siswa mengatakan selama ini hasil belajarnya masih di bawah KKM Secara khusus pada materi suhu dan kalor, tidak sedikit dari siswa yang masih kurang paham terhadap konsep dari materi tersebut, sehingga diperoleh hasil belajar yang belum sesuai dengan KKM. Sejalan dengan pendapat Silaban dan Utari (2015:521) yang mengatakan bahwa, “materi suhu dan kalor bersifat abstrak sehingga sulit diamati oleh siswa secara

(15)

4

Menurut Purwanto (2010:45), “hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom yaitu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Sudjana (2005:22) yang mendefinisikan bahwa, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Langsa juga jarang melakukan praktikum atau kegiatan eksperimen karena terkendala waktu dan target materi, sehingga siswa tidak dapat melakukan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir dimana siswa kurang diberi kesempatan unuk mengkonstruksikan pemahaman pada materi pelajaran, sehingga hasil belajar yang tercapai masih dikatakan rendah.

Siswa sebagai makhluk sosial dituntut mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial. Siswa juga harus mampu menampilkan diri sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku, oleh karena itu siswa dituntut menguasai keterampilan sosialnya (social skill). Salah satu keterampilan sosial tersebut adalah kemampuan kerja sama.

“Kerja sama kelompok adalah satu set keterampilan yang digunakan individu

untuk mendorong keberhasilan kelompok” (Hughes dan Jones, 2011:57).

(16)

5

merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, karena dengan kerjasama

manusia dapat melangsungkan kehidupannya.

Berdasarkan pengamatan di sekolah SMA Negeri 1 Langsa, guru-guru sudah melakukan penialaian kemampuan kerja sama siswa pada lembar penilaian afektif yang menjadi tuntutan pada penilaian kurikulum 2013, namun hasil yang diperoleh pada kemampuan kerja sama siswa masih dikatakan rendah, ini didukung dengan hasil angket yang telah dibagikan ke siswa-siswa di SMA Negeri 1 Langsa tersebut, yaitu sekitar 68,1 % siswa setuju dengan pernyataan angket dimana kemampuan kerja sama siswa masih rendah. Hal ini diindikasikan karena penggunaan strategi, metode maupun model yang kurang bervariasi atau seringnya guru menjadi pusat pembelajaran (teacher centered). Rendahnya kemampuan kerja sama yang dimiliki siswa mengakibatkan hasil belajar rendah. Hal ini didukung oleh pendapat Travakoli (2014:36) yang mengatakan kemampuan sosial yang baik termasuk bekerja sama dalam kelompok akan menjadikan siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang kemampuan sosialnya kurang baik.

(17)

6

“Model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah model pembelajaran yang

melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun prosedur investigatif yang digunakan” (Arends, 2007:14). Menurut Arends

(2007:5) “model cooperatif learning dikembangkan untuk mencapai paling sedikit

tiga tujuan penting; prestasi akademis, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman, dan pengembangan keterampilan sosial”. “Tujuan kognitif dari model kooperatif tipe GI adalah siswa memiliki pengetahuan konseptual akademis, dan keterampilan menyelidiki. Tujuan sosial dari model group investigation adalah kerja sama dalam kelompok kompleks” (Arends, 2007:18). Berdasarkan tujuan dari model kooperatif tipe group investigation di atas, maka pada penelitian ini dipilih model kooperatif GI karena dianggap siswa dapat meningkatkan kemampuan kerja sama dan hasil belajar. “Model pembelajaran kooperatif tipe GI tetap menawarkan siswa untuk berkesempatan memiliki pembelajaran mereka sendiri serta menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mereka” (Mitchell, dkk., 2008:394).

Menurut Ibrahim, dkk., (2000:371), “model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa akan bekerja sama dalam kelompok untuk melakukan inkuiri kompleks,

sehingga nantinya akan memperoleh informasi akademik dan keterampilan inkuiri”. Pernyataan ini menjelaskan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation akan menghasilkan kegiatan kerja sama siswa dalam lingkungan belajar dan memiliki hubungan terhadap hasil belajar.

(18)

7

menuntut siswa untuk mendapatkan sendiri pengetahuan dan pengalaman yang baru melalui diskusi kelompok dalam rangka memecahkan masalah yang diberikan, agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan dibutuhkan suatu kegiatan eksperimen dan dengan mengunakan suatu media LKS agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal dan memiliki kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

Sagala (2005:220) mengatakan, “Metode eksperimen adalah cara

penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.

Kegiatan eksperimen dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation sangat membantu pembelajaran fisika yang selama ini dianggap sangat sulit.

Menurut Djamarah (2002:95) “Kegiatan eksperimen siswa diberi kesempatan

untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu”. Berdasarkan itu para guru dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimen dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk dapat memahami materi pelajaran dengan lebih menarik, sehingga memberikan dampak yang lebih efektif terhadap kemajuan siswa.

(19)

8

yang menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe GI ini mempunyai keunggulan dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe group investigation memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep fisika yang dikonstruksi oleh siswa, sehingga akan meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif tipe GI juga dapat meningkatkan aktivitas siswa yang di dalamnya terdapat aspek kemampuan kerja sama, hal ini sejalan dengan pendapat

Wahyuningsih, dkk. (2012:5), “Penggunaan model kooperatif tipe group

investigation berbasis eksperimen inkuiri terbimbing dapat memacu aktivitas.

Siswa dituntut aktif dalam pembelajaran dengan bekerjasama dengan kelompoknya untuk melakukan investigasi kelompok”.

Terkait permasalahan di atas, peneliti kira perlu untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran yang sama yaitu model kooperatif tipe group investigation dengan berbantuan kegiatan eksperimen, maka judul dalam penelitian ini adalah “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar Fisika

(20)

9

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah antara lain sebagai berikut :

1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.

2. Kurangnya kesempatan siswa untuk aktif dan mengkonstruksi pemahaman. pada materi pelajaran.

3. Siswa kurang melatih kemampuan berpikirnya. 4. Kemampuan kerja sama siswa masih rendah.

5. Penggunaan strategi, metode maupun model yang kurang bervariasi.

6. Kurangnya melakukan kegiatan eksperimen sekaligus menggunakan media LKS.

1.3. Batasan Masalah

Memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian ini dimana yang dilakukan pada kelas X Semester II di SMA Negeri 1 Langsa pada materi Suhu dan Kalor, yaitu : 1. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kooperatif

tipe Group Investigation.

(21)

10

1.4. Rumusan Masalah

Mengacu pada batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kemampuan kerja sama siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran fisika? 2. Adakah efek dari model kooperatif tipe Group Investigation terhadap hasil

belajar siswa dalam pembelajaran fisika?

3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan kerja sama dan hasil belajar siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan kerja sama siswa dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan kemampuan kerja sama siswa dengan pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui efek model kooperatif tipe Group Investigation terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika.

(22)

11

1.6. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis: sebagai bahan kajian serta bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut pada peneliti lain.

2. Manfaat praktis a. Bagi Sekolah

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada guru-guru agar memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai wahana penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang didapat sehingga dapat menjadi bekal di masa depan.

c. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigaton.

1.7. Definisi Operasional

Menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam pengertian yang dikehendaki pada penelitian ini, maka penulis membuat definisi operasional sebagai berikut :

(23)

12

menentukan topik maupun prosedur investigatif yang digunakan. Adapun fase dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation meliputi memilih topik, perencanaan, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi, dan evaluasi.

2. Kemampuan kerja sama adalah suatu upaya yang yang dilakukan individu

dalam menyelesaikan suatu kegiatan secara bersama-sama untuk

keberhasilan kelompok atau menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.

Indikator kemampuan kerja sama berupa kerja keras ke arah tujuan kelompok, kontribusi, keterampilan interpersonal, dan tanggung jawab. 3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

(24)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Kemampuan kerja sama siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran fisika.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki efek terhadap hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Terdapat hubungan antara kemampuan kerja sama dengan hasil belajar siswa. Kemampuan kerja sama yang baik memiliki hubungan positif dengan hasil belajar siswa, dimana hasil belajar siswa akan meningkat jika kemampuan kerja sama yang terlatih dengan baik pada diri siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut

1. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sangat baik untuk diterapkan disekolah karena dapat meningkatkan kemampuan kerja sama dan hasil belajar siswa.

(25)

87

kelompok, sebaiknya jangan terlalu banyak karena dapat menyebabkan anggota kelompok tidak bekerja sepenuhnya.

3. Guru diharapkan untuk lebih memperhatikan aktivitas siswa seperti kemampuan kerja sama dan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia, memantau kegiatan siswa serta mengarahkan siswa untuk tekun belajar.

4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperhatikan teknik sampling yang tepat dan merepresentasikan populasi, sehingga akan terjadi kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan data yang normal dan homogen.

(26)

88

DAFTAR PUSTAKA

Adora, N.M. 2014. Group Investigation in Teaching Elementary Science. International Journal of Humanities and Management Science (IJHMS). 2(3): 146-147

Alsa, A. 2010. Pengaruh Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan Hubungan Interpersonal dan Kerjasama Kelompok pada Mahasiswa Fakultas Psikologi. Jurnal Psikologi, 37(2): 165-175.

Andayani. 2015. Problema dan Aksioma Dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Deepublish.

Anderson, O. W. and Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman Inc.

Arends, R. I. 2007. Learning To Teach. Penerjemah: Soetjipto, H.P dan Soetjipto, S.M. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aristi, A. F. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa MAN Tanjung Balai. Jurnal pendidikan fsika, 3(2): 1-7.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Aziz, A., Yulianti, D, dan Handayani, L. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika (Materi Tata Surya) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kerjasama Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 4(2): 94-99.

Cosgriffe, H. A dan Dailey, R. T. 1969. Teamwork in Problem Solving. Journal of Cooperative Extension : Summer.

Dahar. R. W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

(27)

89

Depdiknas .2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Djamarah, S. B dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Efendi, S. dan Koto, I. 2015. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Fisika Kelas X. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika. 1(1): 39- 46.

Fernanda, M.M., Sano, A., dan Nurfahanah. 2012. Hubungan antara Kemampuan Berinteraksi Sosial dengan Hasil Belajar. Jurnal Ilmiah Konseling. 1(1): 1-7.

Wahyuni, D., Fihrin, dan Muslimin. 2014. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan. Journal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 2(1): 33-37.

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia

Harahap, R dan Turnip, B. M. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Berbantu Media Flash Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Sma. Jurnal inpafi. 2(3): 156-162.

(28)

90

Hughes, R. L. dan Jones, S. K. 2011. Developing and Assessing College Student Teamwork Skills. Dalam John Willey (Eds.), Assessing Complex General Education Student Learning Outcomes (hlm. 53-64). Washington D.C.: wiley Periodicals Inc.

Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M. dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Istikomah, H., Hendratto, S., dan Bambang, S.. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa Jurnal. Pendidikan Fisika Indonesia ,(6): 40-43.

Jainuri, M. 2012. Analisis Komparasi Hasil Belajar Statistik II Menggunakan Metode Small Group Disscussion dan Konvensional. Jurnal Pendidikan

“Fokus” STKIP YPM Bangko, 3 (2): 1-14.

Joyce, B. Dan Weil. 2011. Models of Teaching (edisi ke-8, cetakan ke-1) diterjemahkan oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Maxwell, J. 2002. Developing The Leader Within You. New York: Amazon

Mitchell, M.G., Montgomery, H. dan Stuart, D. 2008. Group Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of the Literature. Jurnal. The Alberta Journal of Educational Research, 54 (4): 388-395.

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press

Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Robbins, S. P dan Judge, T. A. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, S. 2005 . Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Penerbit Alfabeta Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

(29)

91

School Students in Indonesia. Macrithink Institute, Intenation Journal of Learning and Development, 6(1): 91-103.

Santoso, S. 2008. Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan Spss 17. Jakarta: PT elex media komputindo.

Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Schraw, G. dan Robinson, D.H. 2011. Assessment Of Higer Order Thinking Skillss. America: Information Age Publishing.

Shaleh, A. R. 2009. Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.

Skoog, D. A. dan West, D. M. 2002. Principles of Instrumental Analysis, Second Edition. Philadelphia: Sounders College

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Silaban, S. S. dan Utari, S. 2015. Analisis Didaktik Berdasarkan Profil Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Suhu dan Kalor. Makalah Disajikan Dalam Seminar Nasional Fisika Inovasi dan Pembelajaran Sains, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 21 November.

Slavin, R.E. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Nusamedia

Smith, C. 2011. Teamwork Skills Toolkit. Queensland: Griffith University.

Sudjana, N. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukardjo, M dan Komarudin, U. 2010. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Press.

Suparno, S. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

(30)

92

Syah, M. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Suhendri, D dan Sahyar. 2012. Efek Model Pembelajaran Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Kelas VII semester I SMP IT Al-FITYAN Medan. Jounal Online. Pendidikan Fisika. Pascasarjana Unimed, (1): 70-80.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Tavakoli, Y. dan Soltani, A. 2014. The effect of cooperative learning on students' social skills in the experimental science course. Journal of Education and Practice, 5(7): 36-44

Trianto, 2009 Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada

Tambunan, E. dan Bukit, N. 2015. Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Pemahaman Konsep Awal Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sma Negeri 1 Teluk Mengkudu. Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1): 49-56

Usman, H. dan Akbar, P.S. 2008. Metodelogi Penelitian Sosial. Bandung: Bumi Aksara

Wahyuni, D., Fihrin, dan Muslimin. 2015. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan. Journal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 2(1): 33-37

Wahyuningsih, I., Sarwi, dan Sugianto. 2012. Penerapan Model Kooperatifgroup Investigation Berbasis Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar. Unnes Physics Education Journal, (1): 1-6.

Wiratana, I.K., Sadia, I.W., dan Suma K. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigation kelompok (Group Investigation) terhadap keterampilan proses dan Hasil Belajar Siswa SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, (3): 1-11.

Gambar

Gambar  3.1

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan kehadirat Allah AWT, akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Hutang Luar Negeri, Investasi Asing, Pengeluaran Pemerintah

Penilaian masyarakat tersebut sangat mungkin akan berpengaruh terhadap anak-anaknya, apalagi ketika anak-anak tersebut sudah mulai masuk pada periode remaja, periode ini anak

[r]

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Yuyun Khanifah (2006) yang menyatakan bahwa ada pengaruh kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika siswa di

Gambar 1 Grafik pola konsumsi pakan Ayam Kampung umur 8-12 minggu Berdasarkan hasil analilis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa perlakuan tidak mempengaruhi

- Dikembalikan 50% dari biaya registrasi yang telah dibayar apabila mengundurkan diri / diterima di PTS lain.. - Dikembalikan 100% dari biaya registrasi yang telah apabila diterima

yang diperoleh konsumen dalam penyewaan kaset di Movie Station

Profil gastritis pada mukosa dan submukosa lambung non-kelenjar kelompok perlakuan membuktikan bahwa sukralfat dosis 200 mg kurang efektif menghambat gastritis yang diinduksi