• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk dari Sampah Daun Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk dari Sampah Daun Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOL REBUNG BAMBU (Dendrocalamus asper) DAN WAKTU PENGOMPOSAN TERHADAP KUALITAS PUPUK DARI

SAMPAH DAUN KAMPUS III UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH : ACHMAD FATONI

201110070311045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

PENGARUH MOL REBUNG BAMBU (Dendrocalamus asper) DAN WAKTU PENGOMPOSAN TERHADAP KUALITAS PUPUK DARI

SAMPAH DAUN KAMPUS III UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH : ACHMAD FATONI

201110070311045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),

tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

Terjemahan QS: Al-Insyirah: 5-8

K a rya ini k upe rse m ba hk a n unt uk :

Aya ha nda N a sihin I bunda Rohm a

K a k a k k u Azizil Alim da n Rifa t ul H uk m iya h Adikku Alfis Sa’adah Fitriani

Da n k e pa da se m ua k e lua rga k u T e rim a k a sih unt uk se t ia p ka sih sa ya ng, doa da n m ot iva si ya ng t a k he nt i t e rc ura h unt uk k u.

Pa ra sa ha ba t da n t e m a n-t e m a n ya ng t e la h m e nja di sa uda ra k u

Se rt a ora ng t e rk a sih ya ng m e m be rik a n duk unga n da n m ot iva si

T e rim a k a sih unt uk se m ua be nt uk duk unga n,da n doa t e rba ik nya , ha nya Alla h ya ng da pa t m e m ba la s se m ua k e ba ik a n k a lia n di

k e m udia n ha ri.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik, hidayah, serta

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk dari Sampah Daun Kampus III UMM Sebagai Sumber Belajar Biologi”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW, Sang Pelopor Ilmu

Pengetahuan untuk membaca tanda-tanda kekuasaannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian sampai penyusunan skripsi ini

tidak akan terwuud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima

kasih banyak kepada :

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Sukarsono, M.Si. selaku Pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk,

ide serta saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Agus Krisno B, M.Kes selaku Pembimbing II yang dengan penuh

(8)

viii

5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu

pengetahuan selama perkuliahan.

6. Ayahku Nasihin dan Ibuku Rohma terimakasih atas kasih sayang, doa, ilmu,

motivasi, perjuangan dan pengorbanan hingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Kakakku Azizil Alim, Rif’atul Hukmiyah dan adikku Alfi Sa,adah Fitriani dan

keluarga besar terimakasih atas doa, perhatian dan motivasinya. Jalinan

kekeluargaan semoga terus terjaga kepada kami yang Insya Allah menjadi

generasi penerus.

8. Sahabatku yang telah menjadi Saudaraku, Keluarga Biologi B khususnya dan

Semua Angkatan Biologi 2011. Terima kasih atas dukungan, bantuan dan

persahabatannya.

9. Orang terkasih beserta keluarganya, terimakasih telah memberikan doa,

semangat dan motivasi untuk menjadi yang lebih baik.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh

karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Malang, 5 Februari 2016

Penulis,

(9)

ix ABSTRAK

Pengaruh MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk dari Sampah Daun Kampus III

Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi Oleh : Achmad Fatoni (201110070311045)

Sampah daun merupakan salah satu sampah organik yang penanganannya masih kurang efektif sehingga menimbulkan masalah lingkungan seperti pencemaran air, tanah dan udara. Salah satu penanganan terbaik sampah daun sebagai salah satu jenis sampah organik yang bersifat biodegradable, dapat dilakukan pengolahan melalui proses pengomposan sehingga menghasilkan produk baru berupa pupuk organik. Pengomposan adalah proses penguraian bahan organik seperti sampah daun-daunan oleh mikroorganisme (bakteri, fungi dan aktinomycetes). Mikroorganisme dapat diperoleh melalui pemanfaatan MOL (Mikroorganisme Lokal) dari Rebung bambu yang terdiri dari bakteri (Lactobacillus, Streptococcus, Azotobacter, Azospirilium) dan jamur (Fusarium dan Trichoderma) untuk mempercepat penguraian sehingga menghasilkan pupuk dengan kualitas terbaik.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui adanya pengaruh MOL

rebung bambu dan waktu pengomposan terhadap kualitas pupuk sampah daun, 2) mengetahui volume MOL rebung bambu dan waktu pengomposan yang

diperlukan untuk menghasilkan pupuk dengan kualitas terbaik, 3) menerapkan hasil penelitian pengaruh MOL rebung bambu dan waktu pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah daun sebagai bahan ajar biologi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimental Research. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial Design yang terdiri dari 2 faktor, faktor A merupakan volume MOL rebung bambu (25 ml, 50 ml, 75ml dan 100 ml) dan faktor B merupakan waktu pengomposan (7 dan 14 hari). Analisis data menggunakan anava 2 jalan dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume MOL rebung bambu 100 ml dan waktu pengomposan 14 hari merupakan perlakuan terbaik dalam mempengaruhi kualitas pupuk dari sampah daun.

Kata Kunci :Mol Rebung Bambu, Waktu Pengomposan, Sampah daun, Kualitas pupuk, Sumber Belajar

Pembimbing I, Penulis,

(10)

x ABSTRACT

The influence of MOL bamboo shoot (Dendrocalamus asper) and composting time toward fertilizer quality from leaves garbage of Campus III University

of Muhammadiyah Malang As A Source of Learning Biology By: Achmad Fatoni (201110070311045)

Leaves garbage is one of organic garbage that its processing is less effective that it causes environmental issue such as water, land and air contamination. One of the best leaves garbage processing as organic rubbish with biodegradable characteristic is composting that it results new product in the form of organic fertilizer. Composting is decomposition process of organic material such as leaves trash by microorganism (bacteria, fungi and aktinomycete). Microorganism can be obtained by utilizing MOL (microorganism local) from bamboo shoot that consists of bacteria (Lactobacillus, Streptococcus, Azotobacter, Azospirilium) and fungi (Fusarium and Trichoderma) to accelerate decomposition to result the best fertilizer.

This experiment is aimed to 1) know whether there is influence from MOL of bamboo shoot and composting time toward quality of leaves trash fertilizer, 2) to know the volume of MOL bamboo shoot and composting time needed to result best quality fertilizer, 3) to implement result of experiment on the influence of MOL bamboo shoot and composting time toward fertilizer quality from leaves garbage as biology lesson material.

It is True Experimental Research. Design of this study is Completely Random Design (CRD). Factorial Design which consists of 2 factors, factor A is MOL volume of bamboo shoot (25 ml, 50 ml, 75 ml, and 100 ml) and factor B is composting time (7 and 14 days). Data analysis used two ways anova and Duncan test. Result of this experiment shows that volume MOL of bamboo shoot 100 ml and 14 days time composting is the best treatment in influencing fertilizer quality from leaves garbages.

Keywords: MOL of bamboo shoot, composting time, leaves garbage, fertilizer quality, Source of Learning.

Advisor I, Author,

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR SAMPUL LUAR ... i

LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Masalah... 5

1.6 Definisi Istilah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Rebung Bambu ... 8

2.1.1 Deskripsi Rebung Bambu ... 8

2.1.2 Kandungan dan Manfaat Rebung Bambu ... 8

2.2 Tinjauan Umum Tentang Mikroorganisme Lokal (MOL) ... 9

2.1.1 Diskripsi Mikroorgansme Lokal ... 9

2.2.2 MOL Rebung Bambu ... 10

(12)

xii

2.3 Tinjauan Umum Tentang Sampah Daun Lingkungan Kampus III

Universitas Muhammadiyah Malang ... 12

2.3.1 Kajian Tentang Sampah Daun ... 12

2.3.2 Masalah Yang Ditimbulkan Sampah Daun... 13

2.3.3 kajian tentang kampus III UMM... 14

2.4 Kajian Tentang Sampah Organik dan Pupuk Organik (Kompos) ... 15

2.4.1 Tinjauan Tentang Sampah Organik ... 15

2.4.2 Tinjauan Tentang Pupuk Organik (Kompos) ... 15

2.4.3 Sumber Pupuk Organik (Kompos)... 16

2.4.4 Prinsip Proses Pengomposan ... 16

2.4.5 Faktor Yang Mempengaruhi Dan Mengontrol Proses Pengomposan ... 18

2.5 Tinjauan Tentang Sumber Belajar Dan Leaflet ... 21

2.5.1 Pengertian Sumber Belajar ... 21

2.5.2 Jenis Sumber Belajar... 22

2.5.3 Fungsi Sumber Belajar ... 24

2.5.4 Kriteria Memilihsumber Belajar ... 25

2.5.5 Pengertian Leaflet ... 26

2.5.6 Kriteria Penyusunan Leaflet ... 27

2.6 Kerangka Konsep ... 28

2.7 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ... 30

3.1.1 Jenis Penelitian... 30

3.1.2 Rancangan Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.2.1 Tempat Penelitian ... 31

3.2.2 Waktu Penelitian ... 31

3.3 Populasi dan Sampel ... 32

3.3.1 Populasi ... 32

(13)

xiii

3.4 Jenis Variabel ... 33

3.4.1 Variabel Bebas ... 33

3.4.2 Variabel Terikat ... 34

3.4.3 Variabel Kontrol ... 34

3.5 Definisi operasional variabel... 34

3.6 Rancangan Percobaan ... 35

3.7 Prosedur penelitian ... 36

3.7.1 Tahap Persiapan ... 36

3.7.2 Prosedur Penelitian ... 37

3.7.3 Penentuan Suhu, pH, kadar air, C, N dan Rasio C/N ... 39

3.7.4 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.8 Langkah- Langkah Penyusunan Leaflet ... 42

3.9 Teknis Analisis Data ... 42

3.9.1 Uji Normalitas ... 43

3.9.2 Uji Homogenitas ... 44

3.9.3 Analisis Varians 2 Arah ... 45

3.9.4 Uji Duncan’s ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.2 Hasil analisis data ... 52

4.2.1 Hasil Analisis Data Nitrogen ... 53

4.2.2 Hasil Analisis Data Karbon ... 55

4.2.3 Hasil Analisis Data Rasio C/N ... 57

4.2.4 Hasil Analisis Data pH... 59

4.2.5 Hasil Analisis Data Suhu ... 61

4.2.6 Hasil Analisis Data Kadar Air ... 63

4.3 Pembahasan ... 65

4.3.1 Volume MOL Rebung Bambu Dan Lama Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk Dari Sampah Daun. ... 65

(14)

xiv

4.3.2.1 Pegaruh MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk Berdasarkan Kandungan

Nitrogen ... 66

4.3.2.2 Pengaruh MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk Bersdasarkan Kandungan Kadar Karbon ... 69

4.3.2.3 Pengaruh MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk Berdasarkan Kandungan Rasio C/N ... 70

4.3.2.4 Pengaruh MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk Berdasarkan Kandungan pH ... 73

4.3.2.5 Pengaruh MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk Berdasarkan Kandungan suhu ... 74

4.3.2.6 Pengaruh MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk Berdasarkan Kandungan kadar air ... 76

4.4 Pemanfaatan hasil penelitian pengaruh MOL rebung bambu dan waktu pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah kampus III UMM Sebagai Sumber Belajar biologi ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standart Kualitas Kompos ...18

3.1 Factorial Design ...31

3.2 Denah Rancangan Acak Lengkap Faktorial...35

3.3 Uji Normalitas ...44

3.4 Uji homogenitas ...45

3.5 Uji Anava dua arah ...47

4.1 Ringkasan Rerata Kandungan Nitrogen Pada Pupuk dari Sampah Daun dengan Berbagai Volume MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan (%). ...49

4.2 Ringkasan Rerata Kandungan Karbon Pada Pupuk dari Sampah Daun dengan Berbagai Volume MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan (%). ...50

4.3 Ringkasan Rerata Kandungan Rasio C/N Pada Pupuk dari Sampah Daun dengan Berbagai Volume MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan (%). ...50

4.4 Ringkasan Rerata Kandungan Suhu Pada Pupuk dari Sampah Daun dengan Berbagai Volume MOL Rebung Bambu dan Waktu Daun dengan Berbagai Volume MOL Rebung Bambu dan Waktu Pengomposan (%). ...52

4.7 Ringkasan Analisis Varian 2 jalan Pengaruh MOL rebung bambu dan waktu pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah daun berdasarkan parameter kadar Nitrogen ...53

(16)

xvi

4.9 Ringkasan Analisis Varian 2 jalan Pengaruh MOL rebung bambu dan waktu pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah daun berdasarkan parameter kadar Karbon ...55 4.10 Analisis Uji Duncan Kadar Karbon ...56 4.11 Ringkasan Analisis Varian 2 jalan Pengaruh MOL rebung bambu

dan waktu pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah daun berdasarkan parameter kadar rasio C/N ...57 4.12 Analisis Uji Duncan Kadar Rasio C/N ...57 4.13 Ringkasan Analisis Varian 2 jalan Pengaruh MOL rebung bambu

dan waktu pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah daun berdasarkan parameter kadar pH ...59 4.14 Analisis Uji Duncan pH ...59 4.15 Ringkasan Analisis Varian 2 jalan Pengaruh MOL rebung bambu

dan waktu pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah daun berdasarkan parameter suhu ...61 4.16 Analisis Uji Duncan suhu ...61 4.17 Ringkasan Analisis Varian 2 jalan Pengaruh MOL rebung bambu

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Rebung Bambu ...8

2.2 MOL Rebung bambu ... 10

2.3 Sampah Daun ... 12

2.4 Lingkungan Kampus 3 UMM ... 14

2.5 Kerangka Konseptual... 28

4.1 Diagram tingkat kadar Nitrogen ... 54

4.2 Diagram tingkat kadar Karbon ... 56

4.3 Diagram tingkat kadar Rasio C/N... 58

4.4 Diagram tingkat pH ... 60

4.5 Diagram tingkat Suhu ... 63

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Tabel kadar nitrogen pupuk dari sampah daun dengan perlakuan MOL

Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) ...85

2. Uji Normalitas Kadar Nitrogen ...86

3. Uji Homogenitas Nitrogen Pupuk ...87

4. Uji Analisis Varians Dua Arah Nitrogen ...88

5. Uji Beda Jarak Nyata Duncan Nitrogen ...91

6. Tabel kadar karbon pupuk dari sampah daun dengan perlakuan MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) ...93

7. Uji Normalitas Kadar Karbon ...94

8. Uji Homogenitas Karbon Pupuk ...95

9. Uji Analisis Varians Dua Arah Karbon ...96

10. Uji Beda Jarak Nyata Duncan Karbon ...99

11. Tabel kadar rasio C/N pupuk dari sampah daun dengan perlakuan MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) ... 101

12. Uji Normalitas Kadar rasio C/N ... 102

13. Uji Homogenitas rasio C/N Pupuk ... 103

14. Uji Analisis Varians Dua Arah rasio C/N ... 105

15. Uji Beda Jarak Nyata Duncan rasio C/N ... 107

16. Tabel kadar air pupuk dari sampah daun dengan perlakuan MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) ... 109

17. Uji Normalitas Kadar air ... 110

18. Uji Homogenitas kadar air ... 111

19. Uji Analisis Varians Dua Arah kadar air ... 112

20. Uji Beda Jarak Nyata Duncan kadar air ... 115

21. Tabel ph pupuk dari sampah daun dengan perlakuan MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) ... 117

22. Uji Normalitas pH ... 118

(19)

xix

24. Uji Analisis Varians Dua Arah pH ... 121

25. Uji Beda Jarak Nyata Duncan pH ... 123

26. Tabel suhu pupuk dari sampah daun dengan perlakuan MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus asper) ... 125

27. Uji Normalitas suhu ... 125

28. Uji Homogenitas suhu ... 127

29. Uji Analisis Varians Dua Arah suhu ... 128

30. Uji Beda Jarak Nyata Duncan suhu ... 131

31. Tabel Cummulative Area Under Normal Curve For Negative Value ... 134

32. Tabel Cummulative Area Under Normal Curve For Positive Value .... 135

33. Tabel Nilai Kritis untuk Uji Normalitas (Liliefors) ... 136

34. Tabel Uji Square untuk Uji Homogenitas (Bartlett) ... 137

35. Tabel F untuk Analisis Varians ... 138

36. Tabel F untuk Uji Duncan ... 142

37. Dokumen Penelitian ... 144

38. Surat Keterangan Analisis Kualitas Pupuk Kompos Laboratorium Tanah BALITKABI ... 147

39. Silabus ... 148

(20)

xx

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Handoko. 2003. Rebung Bambu. Ygyakarta : Kanisius

Alvie fauziah. 2015. Makalah Kompos Baru.(Online)(http://academia.edu/ 7604020/makalah_kompos_baru, diakses 25 maret 2015).

Andang dan Nadhifa. 2013. MOL (Mikroorganisme Lokal). Materi Siaran Radio “Bincang Agribisnis” Radio Fast FM Tegalrejo Magelang. (Online) (http://jejakpenyuluh.blogspot.co.id/2013/08/mol.html, diakses 25 maret 2015)

Anonimous. 2012. Letak geografis kampus III UMM (online)(http://www.fengkifd.wordpress.com, diakses 25 maret 2015)

Anonimous. 2012. Manfaat Rebung Artikel (online )(http://www.Smallcrab.com, diakses 25 maret 2015)

Anonimous. 2015. Profil Singkat Universitas Muhammadiyah Malang (online)(http://www.wikipedia.com, diakses 25 maret 2015)

Asep, dkk. 2012. Pengembangan Bahan Ajar. Bandung : UPI

Atik, Shohib. 2013. Pemanfaatan Limbah Daun Jati Kering Menjadi Briket Sebagai Komoditas Unggul Di Desa Purwodadi,Kecamatan Tipus Kabupaten Gunung Kidul. Hasil penelitian dana Hibah (DHP) ENERBI Teknik Fisika UGM (Online) diakses 25 maret 2015)

Atman dan Nurayenti. 2015. Eksistensi Pertanian Organik dalam Perkembangan Agribisnis Padi Sawah Sumatera Barat. Sumatera Barat : Kristal Multi Media.

Badan Standar Nasional Indonesia.2004. Standar kualitas Kompos.

Basriyanta. 2007. Memanen Sampah. Yogyakarta : Kanisius

(21)

xxi

Dewi dalam Moses (2013). Penggunaan Mikroorganisme Bonggol Pisang (Musa paradisica) sebagai Dekomposer Sampah Organik. Skripsi diterbitkan. Atma Jaya Yogyakarta.

Djohana(1986) dalam Sugiharto, Diyan. 2006. Kecepatan Dekomposisi Sampah Organik Pasar Kota Batu serta Kandungan NPK Kompos dengan Metode Vermikompos dan EM4. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Djuarnani (2005) dalam Rohanah. 2011. Tinjauan pustaka pembuatan pupuk cair dari sampah organik. Skripsi. Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.

Endah,dkk (2007) dalam Ulfa (2012). Lama waktu pengomposan sampah rumah tangga berdasarkan jenis mikroorganisme lokal (MOL) dan teknik pengomposan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi Universitas Muhammadiyah Semarang

Eriksson et al. 1989. Eriksson, K.E.L., R.A. Blanchette, and P. Ander. 1989. Microbial and Enzymatic Degradation of Wood and Wood Components. Springer-Verlag Heildeberg. New York.

Falasifah. 2014. Leaflet Berbasis Sejarah Lokal Dengan Materi Pertempuran Lima Hari Di Semarang Pada Siswa Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 2 Pemalang Tahun Ajaran 2013-2014. Skripsi diterbitkan.Semarang:Universitas Negeri Semarang

Hermawan, Rudi. 2014. Usaha Budidaya Cacing Lumbricus. Pustaka Baru Press. Yogyakarta

Hermayulis, 2011. Penulisan Artikel Dari Sebuah Laporan Hasil Penelitian. Padang. Universitas YARSI

Intan. 2014. Dampak Lingkungan Akibat Sampah. Makalah (Online). (http://nazza26nazulla.blogspot.co.id, diakses 5 maret 2016)

Imran. 2005. Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan dan manusia. Makalah pada lokakarya. Kerjasama universitas nasional dan Dikmenti DKI. Jakarta.

(22)

xxii

Kusuma, Angga. 2012. Pengaruh variasi kadar air terhadap laju dekomposisi kompos sampah organik di kota depok. Skripsi. Jakarta. Universitas Indonesia

Luo and Chen, 2007. Effect of moisture adjustiments on vertical temperature distribution during forced aeration static pille composting of sewage sludge. Science direct.

Maspary.2012.Membuat Mol Rebung Bambu. Artikel Online (http://www.gerbangpertanian.com, diakses 26 maret 2015)

Mirwan dan Firra. 2012. Optimasi pematangan kompos dengan penambahan campuran lindi dan bioaktivator stardec. Jawa Timur. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 2

Mirwan dan Firra. 2013. Percepatan waktu pengomposan menggunakan kombinasi aktivator EM4 dan star bio dengan metode bersusun. Jawa Timur. Universitas Pembangunan Nasional “ veteran”. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 5 No. 1

Moses (2013). Penggunaan Mikroorganisme Bonggol Pisang (Musa paradisica) sebagai Dekomposer Sampah Organik. Skripsi. Atma Jaya Yogyakarta.

Mulyono. 2014. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga. Jakarta : PT Agromedia Pustaka

Mukti, 2008. Produksi Kompos pelepah pisang dengan variasi kadar Effective Mocroorganisme dan kotoran sapi. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Atmajaya

Mundiatun. 2013. Faktor Penentu Kualitas Kompos. PLH PPPPTK BOE Malang.

Murbandono dalam Moses (2013). Penggunaan Mikroorganisme Bonggol Pisang (Musa paradisica) sebagai Dekomposer Sampah Organik. Jurnal penelitian . Atma Jaya Yogyakarta.

(23)

xxiii

Nelson, G. 2006. Covering for compost to accelerate the compost. (www.patentsonline.com/2009/0053499)

Novik, 2014) (Peran Mikroba Pengurai (Mikroba Dekomposer)Dalam Pembuatan Kompos http://www.tanijogonegoro.com.

Nurheti. 2009. Kompos Cara mudah,murah dan cepat menghasilkan kompos. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Permini, R.D. 1993. Pengomposan Berbagai Limbah Organik dengan Menggunakan Cacing Tanah. Skripsi. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Prastowo. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta. Diva Press

Purwasasmita. 2009. Mengenal SRI (System of Rice Intensification). (http://sukatani-banguntani.blogspot.om) diakses 25 maret 2015

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Siburian, 2006. Pengaruh konsentrasi dan waktu inkubasi EM4 terhadap kualitas kimia kompos. Universitas Nusa Cendana.

Simamora, Suhut, dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Jakarta: PT Agro Media Pustaka

Soeparwan &Rahayu, 2013. Halaman Organik. Jakarta. Agromedia pustaka (Onlinebook) hal 132

Sriharti dan T. Salim. 2008. Pemanfaatan Limbah Pisang untuk Pembuatan Kompos Menggunakan Komposter Rotary Drum. Prosiding Seminar Nasional Teknoin Bidang Teknik Kimia dan Tekstil. Yogyakarta

Sucipto, Cecep Dani. 2012. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Gosyen Publishing. Yogyakarta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sutanto, rachman, 2002. Penerapan pertanian organik. Yogyakarta : kanisius

(24)

xxiv

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian II: Ilmu Pendidikan Praktis. FIP UPI Bandung : IMTIMA.

Toharisman, A. dan Hutasoit, G. F. 2003. Pengomposan hasil samping pabrik gula sebagai salah satu penunjang upaya swasembada gula. Berita P3GI Pasuruan No. 4

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajarn Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Widjaya. 2010. Strategi Penelitian Bambu di Indonesia. Yayasan Bambu Lingkungan Lestari Bogor.

Willyan. 2008. Langkah jitu membuat kompos dari kotoran ternak dan sampah. Jakarta : PT Agromedia Pustaka

Yovita Hety Indriani, 2011. Membuat Kompos Secara Kilat. Depok: Penebar Swadaya

(25)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah daun merupakan salah satu jenis sampah organik yang dihasilkan

dari bahan hayati (Basriyanta, 2007). Sampah daun dapat ditemukan di sekitar

lingkungan, seperti lingkungan kampus III UMM yang banyak ditumbuhi oleh

pepohonan. Setiap harinya, pepohonan akan mengugurkan daunnya sehingga

menghasilkan sampah daun yang cukup banyak. Penanganan yang telah dilakukan

adalah dengan mengumpulkan sampah daun hingga menumpuk kemudian

membakarnya, proses pembakaran inilah yang akan mencemari udara. Melihat

penanganan sampah daun yang masih kurang efektif, perlu dikembangkan

pengelolaan sampah daun agar menjadi produk yang bermanfaat melalui proses

pengomposan. Seperti yang telah diketahui sebagian besar masyarakat tidak

memanfaatkan sampah daun sebagai pupuk organik. Hal ini dikarenakan proses

pengomposan sampah daun melalui agen dekomposer secara alami akan

membutuhkan waktu yang lama.

Saat ini telah dikembangkan produk agen dekomposer melalui

mikroorganisme lokal (MOL) yang sesuai untuk proses penguraian sampah

organik sehingga proses pengomposan lebih cepat. salah satunya yang dikenal

masyarakat adalah larutan Effektive Mikroorganism 4 (EM4). Kurangnya minat

masyarakat dalam menggunakan dekomposer yang ada dipasaran adalah harganya

(26)

2

2

proses pengomposan membutuhkan jumlah yang banyak. Perlu diketahui, larutan

agen dekomposer mikroorganisme lokal (MOL). Menurut Mulyono (2014) MOL

dapat dibuat sendiri dengan bahan alam yang mudah ditemukan salah satunya

dengan memanfaatkan rebung bambu. Rebung bambu merupakan tunas tanaman

bambu, MOL rebung bambu merupakan larutan hasil fermentasi dari bahan baku

rebung bambu yang mudah di peroleh di lingkungan sekitar, sehingga tidak

membutuhkan biaya yang tinggi untuk membuat larutan MOL rebung bambu

dalam jumlah yang banyak. MOL rebung bambu mengandung bakteri dan jamur

yang berfungsi mempercepat proses pengomposan (Agus, 2003). Bagi lingkungan

hidup seperti tanah, adanya mikroorganisme dapat menentukan tingkat kesuburan

tanah dan memperbaiki kondisi tanah (Mulyono, 2014).

Menurut Murbandono dalam Moses (2013) kompos merupakan

bahan-bahan organik yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi

antar mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Mikroorganisme ini

memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai sumber makanannya. Membuat

kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos

dapat terbentuk lebih cepat Dewi (2008) dalam Moses (2013). Bahan kompos

yang digunakan yaitu sampah daun dari lingkungan Kampus III Universitas

Muhammadiyah Malang. Sampah daun tersebut dihasilkan dari beberapa jenis

pohon di sekitar kampus, sehingga wilayah tersebut akan menghasilkan sampah

dedaunan yang banyak yang dapat diolah menjadi produk bermanfaat berupa

(27)

3

3

bambu akan meningkatkan kecepatan dekomposisi, proses penguraian materi

organik, serta meningkatkan kualitas hasil akhir produk pengomposan.

Hasil pengomposan berbahan baku sampah dinyatakan aman untuk

digunakan bila sampah organik telah dikomposkan dengan sempurna. Indikasi

dapat dilihat dari kematangan kompos yang meliputi suhu, pH, kadar air, C, N dan

C/N Endah (2007) dalam Ulfa (2012). Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan

dalam bentuk sumber belajar biologi berupa leaflet. Leaflet merupakan salah satu

sumber belajar cetak yang bersifat memberikan langkah-langkah untuk melakukan

sesuatu (instruksional). Leaflet akan memuat materi yang sesuai dengan materi

daur ulang limbah yang dipadukan dengan langkah-langkah membuat produk daur

ulang sesuai dengan penelitian dilengkapi dengan gambar pendukung yang akan

menambah daya tarik siswa dan meningkatkan pemahaman siswa mengenai

materi proses daur ulang limbah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu diadakan penelitian

mengenai “Pengaruh MOL Rebung Bambu (Dendrocalamus Asper) Dan Waktu

Pengomposan Terhadap Kualitas Pupuk dari Sampah Daun Kampus III

Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai

berikut:

a. Adakah pengaruh pemberian volume MOL rebung bambu dan waktu

pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah daun Kampus III

(28)

4

4

b. Berapakah jumlah volume MOL Rebung Bambu dan waktu

pengomposan yang diperlukan untuk untuk menghasilkan kualitas pupuk

dari sampah daun yang terbaik?

c. Bagaimanakah hasil penelitian pengaruh MOL rebung bambu dan waktu

pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah daun sebagai sumber

belajar Biologi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh volume MOL rebung bambu dan waktu

pengomposan terhadap kualitas pupuk dari sampah daun Kampus III

Universitas Muhammadiyah Malang.

b. Untuk mengetahui pada volume MOL rebung bambu dan waktu

pengomposan berapakah yang terbaik dalam mempengaruhi kualitas

pupuk dari sampah daun.

c. Untuk mengetahui penerapan hasil penelitian pengaruh jumlah MOL

rebung bambu dan waktu pengomposan digunakan sebagai sumber

belajar Biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan.

Dari hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai

sumber belajar dalam bidang kajian pendidikan lingkungan hidup dan

(29)

5

5

sesuai dengan Standar Kompetensi menganalisis hubungan antara

komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia

dalam keseimbangan ekosistem, dengan Kompetensi Dasar menjelaskan

keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan pada tingkat SMA kelas X

semester II.

b. Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan sampah

dedaunan sebagai bahan organik, dan mikroorganisme dalam rebung

bambu sebagai dekomposer kompos organik yang mudah diperoleh di

lingkungan sekitar.

c. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah keilmuan bagi penulis tentang pemanfaatan sampah

daun, dan mikroorganisme rebung bambu sebagai bahan pembuatan

kompos organik dan sekaligus dapat memperluas terapan keilmuan

peneliti pada mata kuliah Pengetahuan Lingkungan, dan Metodelogi

Penelitian.

1.5 Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti

memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Bahan yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan pupuk

adalah sampah daun yang diperoleh dari lingkungan kampus III

(30)

6

6

b. MOL rebung bambu sebagai bioaktivator yang digunakan terbuat dari

bahan campuran rebung bambu 4 kg, air cucian beras 10 liter, trasi 20

gram dan gula merah 500 gram yang difermentasi selama 1 minggu

(Mulyono, 2014).

c. Volume MOL rebung bambu yang digunakan pada penelitian ini adalah

25 ml, 50 ml, 75 ml dan 100 ml. Hal ini mengacu pada penelitian sejenis

yang dilakukan oleh Mirwan dan Firra. (2012)

d. Waktu pengomposan yang diamati untuk memperoleh kualitas pupuk

dari sampah daun yaitu selama 7 hari dan 14 hari (Mulyono, 2014).

e. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas kompos

meliputi Suhu, pH, kadar air, C, N, dan C/N.

1.6 Definisi Istilah

a. MOL (Mikroorganisme Lokal) adalah bioaktivator cair berbahan baku

organik utuk mempercepat proses pengomposan (Mulyono, 2014).

b. Rebung bambu (Dendrocalamus asper) adalah tunas atau batang-batang

bambu muda yang baru muncul dari permukaan dasar rumpun dan

rhizome (Widjaja, 2001).

c. Kompos merupakan hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari

campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat oleh populasi

berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat,

(31)

7

7

d. Waktu pengomposan adalah waktu yang dibutuhkan dalam proses

pengomposan sampai media kompos terurai dan berubah sifatnya

dilihat dari kandungan unsur hara (Sugiharto, 2006).

e. Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang

berbentuk padat atau semi padat terurai atau tidak terurai yang dianggap

sudah tidak berguna lagi dan di buang ke lingkungan (UU.RI, 2008).

f. Sampah daun merupakan salah satu jenis sampah organik yang

dihasilkan dari bahan hayati yang dapat mengalami proses penguraian

oleh mikroba (Basriyanta, 2007).

g. Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah salah

satu perguruan tinggi swasta yang terletak di jalan Tlogomas 246 kota

Malang Jawa timur (Anonim, 2015).

h. sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya

proses belajar, temasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan

lingkungan. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat,

tetapi juga mencakup tenaga, biaya dan fasilitas (Tim Pengembang

Gambar

Gambar                                                                                                    Halaman

Referensi

Dokumen terkait