• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Menengah pertama Swasta GKPI Padang Bulan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Menengah pertama Swasta GKPI Padang Bulan Medan"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN

REPRODUKSI BERDASARKAN USIA

MENARCHE

PADA

SISWI SMP SWASTA GKPI PADANG BULAN MEDAN

TAHUN 2015

145102148

Nova Pittauli

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)
(5)

Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Usia Menarche Pada Sisiwi Sekolah Menengah Pertama Swasta Gkpi Padang BulanMedan

Tahun 2015

ABSTRAK

Nova Pittauli

Latar Belakang : Menarche merupakan tanda berkembangnya sistem reproduksi yang diikuti dengan perubahan psikologi sehingga remaja mempunyai keingintahuan besar terutama dalam masalah kesehatan reproduksi. Usia

menarche remaja putri di indonesia antara 10 – 15 tahun. Pengetahuan kesehatan

reproduksi merupakan bagian dari pendidikan seks remaja yang dapat menolong remaja untuk memahami perubahan – perubahan yang terjadi pada organ reproduksinya.

Tujuan penelitian: untuk mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi berdasarkan usia menarche pada siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan.

Metodologi Penelitian : Desain Penelitian ini menggunakan deskriptifdengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 69 orang dan sampel penelitian menggunakan total samplingberjumlah 69 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisi data penelitian ini menggunakan Univariat. Hasil penelitian : menunjukkan usia menarche siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan sebagian besar berada pada kelompok usia menarche ≥12 tahun mempunyai pengetahuan kesehatan reproduksi cukup dibandingkan kelompok usia menarche <12 tahun.

Kesimpulandan Saran: Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja didaerah perkotaan seharusnya lebih baik karena sumber informasi di daerah perkotaan jauh lebih banyak didapatkan dari pada dipedesaan. Diharapkan kepada siswi remaja agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang pengertian menarche, usia menarche, pengetahuan kesehatan reproduksi dengan cara bertanya kepada tenaga kesehatan, media cetak dan masyarakat.

(6)

Knowledge Of Age Based On Health Reproductive Menarche Junior High School Student Private GKPI

Padang Bulan Medan Tahun 2015

ABSTRAK

Nova Pittauli

Background : Menarche is a sign of the development of the reproductive system that is followed by a change in psychology that teens have a great curiosity , especially in reproductive health issues. Age of menarche girls in Indonesia between 10-15 yea--rs .Knowledge of reproductive health is part of the sex education of teenagers who can help youth to understand the changes - changes in the reproductive organs.

Objective: to determine the level of knowledge of reproductive health based on the age of menarche at private junior high school student GKPI Padang Bulan .

Methodology : This study used a descriptive research design with cross sectional approach . This study population is a private junior high school student GKPI Medan Padang Bulan 2014/2015 school year as many as 69 people and the sample is used total sampling amounted to 69 people . The research instrument in the form of a questionnaire . Data analysis of this research is the univariat .

Result : These results indicate the age of menarche Private junior high school student GKPI Medan Padang Bulan mostly in the age group ≥12 years menarche have sufficient knowledge of reproductive health than menarche age group < 12 years .

Conclusion and suggestions: knowledge of adolescent reproduktive health in urban area should be better because the resources in urban area far more in get than in the countryside. Students are expected to adolescents to improve their knowledge about reproductive health in a way to ask health profesionals, print mediaa and the public.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Menengah pertama Swasta GKPI Padang Bulan

Medan ”, yang merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, MKes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Nur Asnah S, S.Kep.Ns.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan

Pendidik dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Hemma Yulfi, DAP & E, MMed. ED selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan

proposal ini.

4. Mula Tarigan S.kep, Ns, selaku dosen Penguji 1 yang telah memberikan

masukan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

5. Ikhsanuddin, A.H, S.Kep. MNS.CWCCA, selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah

(8)

6. Seluruh dosen, staf, dan pengawai administrasi program studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Kepada Ibu dan keluarga terima kasih buat dukungan moril dan materil yang

telah kalian berikan kepada penulis.

8. Kepada teman-teman D-IV Bidan Pendidik yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis meminta saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Medan, Juli 2015

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i, ii

DAFTAR ISI ... iii, iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Masa Remaja ... 4

2.2 Proses Tumbuh kembang ... 5

2.3 Pubertas ... 6

2.4 Menarche ... 9

2.4.1 Pengertian Menarche ... 10

(10)

2.4.3 Usia Menarche ... 11

2.4.4 Faktor – Faktor yang mempengaruhi menarche... 11

2.5 Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ... 12

2.5.1 perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual ... 13

2.5.2 Proses reproduksi yang bertanggung jawab ... 14

2.6 Peran pengetahuan Kesehatan Reproduksi dalam perkembangan Remaja... 15

BAB III KERANGKA KONSEP ... 17

3.1 Kerangka Konsep ... 17

3.2 Defenisi Operasional ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN ... 19

4.1Desain Penelitian ... 19

4.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

4.4Etika Penelitian ... 20

4.5Instrumen Penelitian ... 21

4.6Uji validitas dan Realibilitas ... 22

(11)

4.8Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 23

4.9Analisis Data ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

5.1 Gambar Penelitian ... 26

5.2 Hasil Penelitian ... 26

5.3 Pembahasan ... 29

BAB VI KESIMPULAN ... 33

6.1 Kesimpulan ... 33

(12)

DAFTAR TABEL

2.3 Stadium Pubertas wanita……….8

3.2. Definisi Operasional………...18

5.1. Dstribusi frekuensi responden berdasarkan uaia menarche...

5.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan...

5.3. Distribusi frekuensi repsponden berdasarkan sumber informasi...

5.4. Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan usia menarche...

(13)

DAFTAR SKEMA

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar persetujuan setelah penjelasan (Informent onsent)

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Master Data Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Output Data Penelitian

Lampiran 6 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 7 :Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian dari SMP GKPI Padang Bulan Medan

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(15)

Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Usia Menarche Pada Sisiwi Sekolah Menengah Pertama Swasta Gkpi Padang BulanMedan

Tahun 2015

ABSTRAK

Nova Pittauli

Latar Belakang : Menarche merupakan tanda berkembangnya sistem reproduksi yang diikuti dengan perubahan psikologi sehingga remaja mempunyai keingintahuan besar terutama dalam masalah kesehatan reproduksi. Usia

menarche remaja putri di indonesia antara 10 – 15 tahun. Pengetahuan kesehatan

reproduksi merupakan bagian dari pendidikan seks remaja yang dapat menolong remaja untuk memahami perubahan – perubahan yang terjadi pada organ reproduksinya.

Tujuan penelitian: untuk mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi berdasarkan usia menarche pada siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan.

Metodologi Penelitian : Desain Penelitian ini menggunakan deskriptifdengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 69 orang dan sampel penelitian menggunakan total samplingberjumlah 69 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisi data penelitian ini menggunakan Univariat. Hasil penelitian : menunjukkan usia menarche siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan sebagian besar berada pada kelompok usia menarche ≥12 tahun mempunyai pengetahuan kesehatan reproduksi cukup dibandingkan kelompok usia menarche <12 tahun.

Kesimpulandan Saran: Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja didaerah perkotaan seharusnya lebih baik karena sumber informasi di daerah perkotaan jauh lebih banyak didapatkan dari pada dipedesaan. Diharapkan kepada siswi remaja agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang pengertian menarche, usia menarche, pengetahuan kesehatan reproduksi dengan cara bertanya kepada tenaga kesehatan, media cetak dan masyarakat.

(16)

Knowledge Of Age Based On Health Reproductive Menarche Junior High School Student Private GKPI

Padang Bulan Medan Tahun 2015

ABSTRAK

Nova Pittauli

Background : Menarche is a sign of the development of the reproductive system that is followed by a change in psychology that teens have a great curiosity , especially in reproductive health issues. Age of menarche girls in Indonesia between 10-15 yea--rs .Knowledge of reproductive health is part of the sex education of teenagers who can help youth to understand the changes - changes in the reproductive organs.

Objective: to determine the level of knowledge of reproductive health based on the age of menarche at private junior high school student GKPI Padang Bulan .

Methodology : This study used a descriptive research design with cross sectional approach . This study population is a private junior high school student GKPI Medan Padang Bulan 2014/2015 school year as many as 69 people and the sample is used total sampling amounted to 69 people . The research instrument in the form of a questionnaire . Data analysis of this research is the univariat .

Result : These results indicate the age of menarche Private junior high school student GKPI Medan Padang Bulan mostly in the age group ≥12 years menarche have sufficient knowledge of reproductive health than menarche age group < 12 years .

Conclusion and suggestions: knowledge of adolescent reproduktive health in urban area should be better because the resources in urban area far more in get than in the countryside. Students are expected to adolescents to improve their knowledge about reproductive health in a way to ask health profesionals, print mediaa and the public.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah suatu periode transisi dari masa kanak–kanak menjadi dewasa. Masa remaja di awali dengan pubertas, dimana terjadi

kematangan seksual dan terjadi perubahan–perubahan secara fisik, hormonal, psikologi, dan kognitif. Pubertas pada remaja putri ditandai dengan datangnya menstruasi untuk pertama kalinya (menarche). Menarche yaitu perdarahan

pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita (Widyastuti,2011).

Menarche merupakan sebuah tanda dimana semua organ intim remaja

putri tersebut telah siap untuk proses reproduksi dan akan terjadi perubahan psikologik seperti kecendrungan pada lawan jenis dan hasrat seksual, hal ini merupakan hasil dari perubahan fisik hormonal. Selain perubahan fisik dan

psikologis, pada remaja yang telah menarche menunjukkan perkembangan kemampuan berpikir (kognitif) yaitu remaja mulai mengembangkan kemampuan

berpikirnya secara abstrak, memakai prinsip–prinsip logika dalam berpikir teoritis dan lebih konseptis.

Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah banyaknya informasi

yang diperoleh tentang keadaan seksualitas sehat, baik secara fisik, psikis dan social yang berhubungan dengan fungsi serta proses sistem reproduksi.

(18)

Selama dekade terakhir ini, terdapat kecenderungan semakin cepatnya

remaja mengalami usia menarche. Usia menarche remaja putri diindonesia yaitu 14 – 15 tahun dan menurun menjadi 10-15 tahun. Faktor–faktor yang dianggap

mempercepat menarche adalah status gizi, faktor keturunan, status social ekonomi, tingkat pendidikan, status kesehatan dan paparan media massa. Kondisi penurunan usia menarche harus di sertai dengan pemberian pengetahuan

kesehatan reproduksi yang lebih dini.

Penelitian–penelitian mengenai tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi

berdasarkan usia menarche sudah pernah dilakukan oleh Rosida (2010) dan didapatkan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswi berdasarkan usia menarche.

Namun harus perlu di lakukan penelitian ulang untuk mengkaji apakah ada tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja berdasarkan usia

menarche pada siswi Sekolah Menengah Pertama Swasta GKPI Padang Bulan

Medan.

1.2Perumusan Masalah

Bagaimana tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi berdasarkan usia

menarche pada siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan usia menarche pada siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan

(19)

1.3.1. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui karakteristik remaja putri berdasarkan usia

menarche.

1.3Manfaat Peneltian

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian serta

sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang dipelajari sewaktu kuliah. b. Bagi pembaca

Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang ingin melakukan penelitian tentang usia menarche.

c. Bagi Institusi Pendidikan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masa Remaja

Defenisi remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah masa

peralihan dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa, di mana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga

mempengaruhi terjadinya perubahan – perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial. (Surjadi, dkk, 2002).

Batas – batas usia remaja berbeda – beda sesuai dengan sosial budaya

setempat. Ditinjau dari bidang kesehatan WHO menetapkan batas usia remaja adalah 10 -20 tahun (Surjadi, 2002). Departemen Kesehatan adalah mereka yang

berusia 10 – 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 – 21 tahun (BKKBN, 2006).

Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ – organ fisik

(organobiologik) secara tepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan

perubahan kejiwaan (mental emosional). Terjadinya perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya. Dalam hal inilah bagi para ahli bidang ini, memandang perlu akan adanya pengertian, bimbingan dan

dukungan dari lingkungan sekitarnya, agar dalam sistem perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedemikaian rupa sehingga

(21)

Berdasarkan ciri atau sifat perkemangannya, masa (rentang waktu) remaja

ada tiga tahap, yaitu: 1.Masa remaja awal (10-12 tahun), 2.masa remaja tengah (13-15 tahun), 3.masa remaja akhir (17-21 tahun). Terjadinya pertumbuhan fisik

yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ–organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehinga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Masa remaja diawali masa pubertas.

2.2Proses Tumbuh Kembang

Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak di dalam kandungan dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses mencapa dewasa inilah anak harus melalui berbagai tahap tumbuh

kembang, termasuk tahap remaja. a) Perkembangan Fisk: Perkembangan fisik pada masa remaja paling pesat di antara tahap–tahap perkembangan manusia. Pada masa remaja pertumbuhan lebih cepat daripada masa

pra-sekolah.Anak perempuan dua tahun lebih cepat memasuki masa remaja dibandingkan dengan anak laki–laki. Pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat

badan dan tinggi badan, termasuk pertumbuhan tanda–tanda seks sekunder yang disebut sebagai pacu tumbuh andolescence. b) Pertumbuhan Berat Badan :Pada remaja perempuan, saat memasuki masa pubertas mencapai kira–kira

60% berat dewasa. Mencapai puncak kecepatan berat badan sekitar 8 kg/tahun. Nutrisi menentukan pertumbuhan badan.Remaja membeutuhkan

(22)

2.3 Pubertas

Pubertas merupakan masa awal kematangan sekusual, suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan seksual yang

mampu mengadakan proses reproduksi. Pubertas berhubungan denngan pesatnya pertumbuhan ciri–.ciri seksual sekunder. Pada awal masa pubertas, kadar LH dan FSH meningkat, dan merangsang pembentukan hormone seksual yang

menyebabkan: 1.pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina. 2.dimulainya siklus menstruasi. 3.timbul ciri–ciri seksual sekunder (rambut kemaluan dan

ketiak). Tidak ada batas yang tajam antara akhir masa kanak–kanak dan awal masa pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa masa pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi

dengan mantap dan teratur.

Pertumbuhan badan realtif paling cepat terjadi pada masa awal pubertas (sebelum siklus menstruasi mulai).Pubertas pada wanita mulai kira–kira pada

umur 8–14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Pubertas pada remaja putri di tandai dengan menarche (menstruasi pertama).Perubahan yang

terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda–tanda sebagai berikut. a)Tanda–tanda seks primer :Tanda–tanda seks primer yang di maksud adalah yang berhubungan lengsung dengan organ seks. Dalam Modul Kesehatan Reproduksi

Remaja (Depkes,2002) disebutkan bahwa ciri–ciri seks primer pada remaja adalah sebagai berikut: 1) Remaja laki–laki. Remaja laki–laki sudah bisa melakukan

(23)

sebagai tanda kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya

menstruasi (menarche). Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam atau endometrium yag banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui

vagina. b) Tanda–tanda seks sekunder: Ciri–ciri seks sekunder pada masa remaja adalah sebagai berikut. 1) Remaja laki–laki: – lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; tangan dan kaki bertambah besar. – bahu melebar, pundak serta dada

bertambah besar dan membidang, pinggul menyempit. – pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki. – tulang wajah memanjang

dan membesar tidak tampak seperti anak kecil lagi. –tumbuh jakun, suara menjadi besar. – penis dan buah zakar membesar. – kulit menjadi lebih kasar dan tebal dan berminyak. – rambut menjadi lebih berminyak. – produksi keringat menjadi lebih

banyak. 2) Remaja wanita: - lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah , putting susu membesar. – pinggul lebar, bulat, dan membesar. – tumbuh bulu – bulu halus di sekitar ketiak dan vagina. –

tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar. – pertumbuhan payudara, putting susu membesar dan menonjol, serta kelenjar susu berkembang, payudara menjadi

lebih besar dan lebih bulat. – kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori – pori bertambah besar, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. – otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan

menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai. – suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.

Tabel 1. Stadium pubertas wanita

(24)

Buah Dada Tidak teraba jaringan mamae

Teraba jaringan mamae disekitar putting susu

11 tahun

Sekitar jaringan mamae membesar, merupakan satu massa

12 tahun

Aerola menonjol pada saat buah

dada istirahat

13 tahun

Dewasa; tidak ada penonjolan

aerola

14 tahun

Rambut pubis Tidak ada rambut

Tumbuh rambut halus (tidak ada

pigmentasi) pada labium mayor

Rambut berpigmen meluas ke

mons pubis

Rambut menyebar ke lateral tetapi tidak sampai paha atas

Dewasa : rambut tumbuh bagian atas paha

(25)

Menarche Rerata pada wanita Australia= 12,9 tahun

Timbul sesuai dengan B dan RP

stadium 3-4

Sebagian besar terjadi pertumbuhan cepat dan lengkap

saat menarche

Rata-rata wanita bertambah tinggi

5,5 cm sesudah menarche

Pertumbuhan

cepat saat

pubertas

Terjadi pada pubertas stadium 2-3

Biasanya pada usia 12 tahun

Ovulasi Pada tahun pertama atau dua periode menstruasi biasanya tidak ada ovulas

Dismenorhe lebih sering pada wanita yang ovulasi dibandingkan

(26)

c). Siklus Menstruasi :Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah

satu ovariumnya. Sel telur akan di hasilkan dan dilepaskan oleh indung telur (ovarium). Sel telur yang dilepaskan tersebut akan berjalan masuk kedalam rahim

melalui saluran telur. Bila pada saat itu ada sel sperma yang masuk dan bertemuu, dapat terjadi pembuahan (fertilisasi) yang berlanjut menjadi kehamilan. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuhaan maka akan terjadi perdaraan (menstruasi).

Menstruasi terjadi secara periodic, satu bulan sekali. Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodic setiap 28 hari.

2.4 Menarche

2.4.1 Pengertian Menarche

Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang

usia 10–16 tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Menstruasi adalah perdarahan periode dan siklik dari uterus disertai pengelupasan (deskuamasi) endometrium. Menarche biasanya

terjadi antara tiga sampai delapan hari, namun rata–rata lima hari.

Defenisi Menarche sangat luas, seperti menurut Hinchliff (1999) adalah

periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas seorang wanita. Sedangkan menurut Pearce (1999) menarche di artikan sebagai pemulaan menstruasi pada seorang remaja pada masa pubertas, yang biasanya muncul pada

usia 11 sampai 14 tahun.

Menarche merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang wanita yang

(27)

sekunder seperti pertumbuhan payudara, perubahan–perubahan kulit, perubahan

siklus, pertumbuhan rambut ketiak dan rambut pubis serta bentuk tubuh menjadi bentuk tubuh wanita yang ideal.

3.4.2 Saat Menstruasi pertama Datang

Perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seorang wanita yang mengalami menarche.hal ini sangat wajar dialami oleh setiap

wanita normal dan tidak perlu digelisahkan. Gejala yang dirasakan yaitu sakit kepala, pegal–pegal dikaki dan dipinggang untuk beberapa jam, kram perut dan

sakit perut. Tidak perlu cemas dengan adanya menstruasi.Hal ini justru menunjukkan bahwa tubuh sudah beranjak dewasa. Berbagai perubahan itu sebagai indikator utnuk mempersiapkan diri untuk hidup dalam lingkungan

dewasa. Upaya–upaya yang dilakukan ketika anak menstruasi yaitu menjaga kebersihan selama masa menstruasi dengan mengganti pembalut minimal dua kali sehari, karena penggantian pembalut dapat mengurangi perkembangbiakkan

bakteri, minum obat apabila timbul rasa nyeri yang berlebihan dan memeriksakan diri ke dokter. Disamping itu juga disarankan untuk menjaga kebersihan vagina,

karena kuman mudan sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi.

3.4.3 Usia Menarche

Usia saat seorang remaja mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi yang pertama

kali pada usia yang lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun saat ia mendapat menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang 8 tahun sudah memulai siklusnya.

(28)

a). Faktor hormonal

b).Faktor genetik : seorang gadis yang mempunyai usia menarche dini kemungkinan ibunya dulu juga mendapat menstruasi pertama pada usia dini.

c).Faktor bentuk badan : seorang gadis dengan bentuk tubuh yang pendek dan gemuk biasanya akan lebih cepat mendapat menstruasi dari pada gadis yang tinggi dan kurus.

d).Faktor keadaan gizi :keadaan gizi yang baik akan mempercepat terjadinya menarche.

e).Faktor lingkungan : gadis yang hidup di kota dengn keadaan sosial dan ekonomi yang sangat kompleks kemungkinan akan mendapat menstruasi lebih cepat daripada gadis yang hidup di desa.

f). Faktor aktivitas fisik : aktivitas fisik yang kurang akan mempercepat terjadinya menarche.

Di Inggris usia rata–rata untuk mencapai menarche adalah 13,1 tahun,

sedangkan suku Bundi di Papua Nugini menarche dicapai pada usia 18,8 tahun.

2.5 Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seorang objek melalui indera yang dimilikinyan (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya) dan didapatkan dari proses belajar. Morgan, dkk. (1984) belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku, di mana

(29)

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget merupakan

periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal.Remaja pada periode ini sudah memiliki pola piker sendiri sendiri dalam usaha

memecahkan masalah–masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga remaja dengan mudah dapat membayangkan banyak alterntif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat

atau hasilnya. Kapasitas berpikir logis dan abstrak remaja berkembang sehingga remaja mampu berpikir multidimensi. Remaja dengan kemampuan operasional

formal ini mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan (Proverawati,2009). Pengetahuan kesehatan reproduksi adalah banyaknya informasi yang diperoleh tentang keadaan seksualitas sehat, baik secara fisik, psikis dan sosial

yang berhubungan dengan fungsi serta proses system reproduksi. Pembekalan pengetahuan yang diperlukan Remaja meliputi:

2.5.1 Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja

Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami

serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya..informasi tetang haid dan mimpi basah, serta tentang alat reproduksi remaja laki–laki dan wanita perlu diperoleh setiap remaja. Perubahan–perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan

pada remaja perlu diberitahukan yang meliputi : 1) Perubahan Emosi yang berupa kondisi: a) sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi dan

(30)

sebabnya mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa

berpikir dahulu. c) ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah.

Pada umumnya orang menganggap bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang pemberian informasi alat kelamin.Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi

pada semua orang, selain itu remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual yang berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.

2.5.2 Proses Reproduksi Yang Bertanggung Jawab

Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu

mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan positif, seperti olah raga dan mengembangkan hobi yang membangun. Penyaluran yang berupa hubungan seksual dilakukan setelah berkeluarga, untuk melanjutkan

keturunan.

Selain itu yang perlu diberi dalam pembekalan pengetahuan remaja adalah

sebagai berikut : 1) Kehamilan dan melahirkan yaitu usia ideal untuk hamil, bahaya hamil untuk usia muda, berbagai aspek kehamilan yang tak diinginkan (KTD) dan abortus. 2)Pendidikan seks bagi ramaja yaitu pengertian seks, perilaku

seksual, akibat pendidikan seks dan keragaman seks. 3) Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. 4)Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya. 5)Bahaya

(31)

Hasil international Conference on Population and Development (ICPD)

tahun 1994 Di Kairo, dikatakan bahwa kesehatan reproduksi remaja perlu mendapatkan perhatian khusus secara global. Hal ini karena pada masa remaja

muncul berbagai masalah kesehatan reproduksi akibat pengetahuan yang diperoleh remaja tentang hal tersebut masih minim. Masalah fisik yang timbul dari kurangnya pengetahuan itu adalah kurangnya kebersihan diri (personal

Hygiene) sehingga dapat beresiko untuk terjadinya infeksi pada saluran kemih (ISK). Saat ini kebanyakan remaja memperoleh pengetahuan kesehatan reproduksi

dari media cetak dan elektronik yang belum tentu benar dan bermutu. Faktor– faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan reproduksi remaja adalah faktor internal antara lain pengetahuan, sikap, kepribadian remaja itu sendiri dan factor

eksternal yaitu lingkungan dimana remaja itu berada mempengaruhi kegiatan seksual remaja yang berisiko terhadap masalah kesehatan reproduksi. Sumber informasi dengan mudah mereka jangkau adalah teman–teman sebaya,

bacaan-bacaan popular, VCD porno, akses internet dan lain–lain.

2.5 Peran Pengetahuan Kesehatan Repoduksi Dalam Perkembangan Remaja

Remaja mengalami proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian dan organ reproduksi merupakan masalah besar yang di hadapi remaja terutama remaja putri. Menarche merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri

sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Adanya penurunan usia rata – rata menarche mendorong remaja untuk aktif secara seksual lebih dini. Hal ini

(32)

Pengetahuan remaja Indonesia mengenai masalah kesehatan reproduksi

memang masih minim. Banyak remaja yang tidak peduli bahkan tidak tahu dampak dari perilaku seksual mereka terhadap kesehatan reproduksi. Kurangnya

pemahaan tentang perilaku seksual pada remaja sangat merugikan bagi remaja termasuk keluargannya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, social dan seksual. Kematangan seksual dan

terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang

perubahan tersebut maka mereka tidak mengalami kecemasan dan rekasi lainnya. Hasil survey kesehatan reproduksi remaja (SKRRI) tahun 2002–2003 memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan dasar penduduk usia 15-24 tahun

tentang masa subur, resiko kehailan dan anemia relative masih rendah .pengetahuan dan perilaku sangat berkaitan erat. Pengetahuan akan segi manfaat dan akibat buruk sesuatu hal akan membentuk sikap, kemudian dari sikap itu akan

muncul niat .niat yang selanjutnya akan menentukan apakah kegiatan akan dilakukan atau tidak. Sehingga semakin baik pengetahuan kesehatan reproduksi

semakin baik perilaku seksualnya.

Pengetahuan kurang disebabkan oleh berbagai faktor yaitu adat istiadat, budaya, agama, segi fisik, psikologis remaja belum matang, serta informasi

tentang kesehatan reproduksi yang kurang dari sekolah dan orang tua. Remaja perlu mengetahuikesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar

(33)

AB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Adapun kerangka penelitian tentang tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi berdasarkan usia menarche pada siswi Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan sebagai berikut:

3.3 Defenisi Operasional

Menurut Zaluchu (2010, hal.52) defenisi operasional adalah sebuah batasan yang diberikan oleh peneliti terhadap variabel penelitiannya sendiri. Defenisi

operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel–variabel yang bersangkutan serta pengembangan

instrument (alat ukur).

Tabel 3.3.1 Definisi Operasional

N Siswi SMP Swasta GKPI

Padang Bulan Medan

Baik

Cukup

(34)
(35)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah desain deskriptif dengan pendekatan cross

sectional yaitu mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja

berdasarkan usia menarche di SMP S GKPI Padang Bulan Medan.

4.2Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Po

2. pulasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010, hal.173).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswi kelas VII dan kelas VIII SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan Tahun Ajaran 2014/2015, yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah total 69 siswi.

3. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,2007, hlm.68). Penelitian ini diambil secara total sampling yang memenuhi kriteria inklusi yaitu:

1. Sudah mengalami menarche

2. Berhadir pada saat penelitian 3. Bersedia menjadi subjek penelitian

kriteria eksklusi sampel yang digunakan yaitu :

(36)

2. kriteria dimana subjek penelitian dalam keadaan sakit fisik dan kejiwaan

4.3Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Yayasan Pendidikan Swasta GKPI Padang Bulan Medan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015

4.4Etika Penelitian

Etika yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain adalah :1).

Beneficience (menguntungkan responden) yaitu dengan tidak mencelakakan/

menyakiti responden (freedom from harm) dengan tidak memaksa dan menekan

pasien untuk ikut dalam penelitian dan tidak menimbulkan situasi yang merugikan responden. 2). Respect from human dignity (menghargai martabat manusia), yaitu hak untuk bebas menentukan apakah calon responden akan ikut berpartisipasi

dalam penelitian ini atau tidak (the right to self determination) dengan membuat

informed consent sehingga calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan

responden dalam penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the right to full disclosure) dengan memberitahukan calon responden maksud dan tujuan penelitian ;3). Justice (keadilan), yaitu hak untuk mendapatkan

perlakuan yang adil (the right to fair treatment) dengan memberikan kesempatan kepada semua siswi untuk menjadi responden, dan menjaga kerahasiaan informasi

(37)

4.5Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah kuesioner yang diisi sendiri oleh reponden. Kuesioner memuat data umum yang meliputi: nomor, tanggal, usia, kelas, status menarche

dan usia menarche serta data khusus yang meliputi aspek pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi. Kuesioner dibagikan pada hari yang telah ditentukan dan dibagikan kepada siswi kelas VII dan VIII SMP S GKPI Padang

Bulan Medan. Kuesioner terdiri dari 16 pertanyaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Guttman untuk menilai

jawaban responden pada kuesioner memberi checklist pada salah satu jawaban yang di anggap benar atau salah. Skala Guttman pada umummnya interprestasi penilaian, apabila pernyataan positif bila dijawab “benar“ skornya “1“ bila

jawaban “salah“ skornya “0”, Dan untuk pernyataan negatif bila dijawab “benar” skornya nilainya “0” dan bila dijawab “salah “ nilainya “1”, dan total skor tertinggi 16. Semakin tinggi skor, semakin baik pengetahuan responden.

Tabel .1 Klasifikasi Nilai dan Kategori Tingkat Pengetahuan Siswi tentang Kesehatan Reproduksi.

Klasifikas Nilai Kategori Tingkat Pengetahuan

0-7 Kurang

8-11 Cukup

(38)

Kuesioner terdiri dari 16 pertanyaan, dan kuesioner tertutup yang disusun secara

terstruktur yang berisi pertanyaan–pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Kuesioner untuk mengukur pengetahuan yang berhubungan tentang kesehatan

reproduksi.

4.6Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu instrumen atau alat ukur dapat dikatakan berkualitas dan mampu

menghasilkan data yang akurat bila telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat (Arikunto, 2006). Uji validitas didasarkan pada validitas isi, yakni telaah dan revisi butir pertanyaan berdasarkan pendapat profesional

(professional judgement) dan mencari korelasi antara masing-masing aitem skor

total aitemnya yang dimaksud dengan model uji validitas internal. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji validitas secara statistik, hanya saja dilakukan

secara conten (isi).

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data instrumen tersebut sudah baik. Reliabel berarti dapat dipercaya dan diandalkan (Arikunto, 2006).

(39)

Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ ��2 = Jumlah varians butir

�12 = Varians total

4.7Prosedur Penelitian

1. Perizinan kepada Kepala Sekolah SMP Swata GKPI Padang Bulan Medan

untuk melakukan penelitian.

2. Survei pendahuluan untuk mengumpulkan data dan mencari informasi yang

diperlukan.

3. Pengolahan dan analisis data setelah semua data terkumpul dan dilaporkan dalam bentuk sebuah laporan penelitian

4.8Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang langsung diperoleh atau diambil oleh peneliti.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan siswi di dalam kelas yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut :Perkenalan diri peneliti kepada Kepala sekolah menengah pertama di

(40)

diizinkan melakukan penelitian di Yayasan Pendidikan SMP Swasta GKPI

Padang Bulan Medan. Setelah peneliti mendapatkan izin untuk meneliti, pihak sekolah membawa peneliti diruang kelas remaja putri yang sesuai dengan

kriteria peneliti. Kemudian peneliti mengumpulkan siswi remaja putri tersebut kedalam ruang aula sekolah yang posisi mejanya sudah diberi jarak oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki kesempatan untuk berdiskusi

dengan teman remaja yang lain pada saat pengisian data penelitian. Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden terlebih dahulu peneliti meminta

kesediaan responden untuk mengikuti penelitian, dan menandatangani

informant consent. Setelah responden menandatangani surat persetujuan,

peneliti membagikan kuesioner kepada calon responden untuk disi selama 25

menit sambil menjelaskan tentang tujuan, manfaat, dan cara pengisian kuesioner yang didampingi oleh peneliti. Tidak ada hal yang terlewatkan oleh peneliti serta responden diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada

pertanyaan yang kurang jelas. Setelah data kuesioner penelitian selesai diisi responden, peneliti mengumpulkan data tersebut pada masing–masing siswi

remaja putri. Maka selanjutnya data tersebut dikumpulkan untuk dianalisis.

4.9Analisis Data

Menurut Hidayat (2010) dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data

ha/;rus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah–langkah sebagai berikut :

(41)

Editing, yaitu hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut.

2. Coding

Coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam

memasukkan data (data entry).

3. Cleaning

Cleaning (pembersihan data), apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat skemungkinan– kemungkinan adanya kesalahan–kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).

Data yang diperoleh dari kuesioner akan dianalisis secara univariat dan diuji

dengan uji Chi-square dengan tingkat derajat kepercayaan 95% menggunakan program Statistic Product and Service Solutions (SPSS) versi 17.0. Untuk

mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi berdasarkan usia

(42)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 14 maret 2015 dengan responden yang jumlah 69 siswi. Pengambilan data dilakukan dengan cara kelas VII dan kelas VIII dikumpulkan pada ruangan kelas VII saat jam istirahat,

agar tidak menganggu proses belajar mengajar, hal ini sesuai dengan kebijakan dari kepala sekolah SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan selaku pemberi izin

dilaksanakannya penelitian ini di sekolah tersebut, dan memberi waktu pada peneliti untuk mengambil data pada saat jam istirahat.

SMP Swasta GKPI yang merupakan lokasi penelitian yang terletak di

jl.Letjen Jamin Ginting Komp.Pamen Padang Bulan Medan dengan batas wilayahnya:

Utara : berbatasab dengan Jalan raya

Selatan: berbatasan dengan rumah warga Barat : berbatasan dengan gereja GKPI

Timur : berbatasan dengan rumah warga

5.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukanpada siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan didapatkan 69 responden yang menjadi subjek penelitian.

(43)

Tabel 5.1

Distrbusi Frekuensi Responden berdasarkan usia menarche Di

SMP GKPI Padang Bulan Tahun 2015

No U.Menarche Responden Frekuensi Presentase (%)

1 11 tahun 15 10,35

2 12 tahun 35 24,15 3. 13 tahun 16 11,04

4. 14 tahun 3 2,07 Total 69 100

Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa hasil dari 69 responden berdasarkan

usia menarche di SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan mayoritas 12 tahun 35 responden (24,15%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di

SMP GKPI Padang Bulan Medan Tahun 2015

No Pengetahuan Responden Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 17 2,56

2 Cukup 48 71,64

3. Kurang 4 2,76

(44)

Berdasarkan tabel 5.3 di atas diketahui bahwa hasil dari 69 responden berdasarkan

pengetahuan di SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan mayoritas pengetahuan cukup yaitu sebanyak 46 responden (66,7%).

Table 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Di SMP GKPI Padang Bulan Medan Tahun 2015

No Sumber Informasi Frekuensi Presentase (%)

1 Tenaga Kesehatan 6 8,7

2 Media Cetak 15 21,7

3. Masyarakat 48 69,7

Total 69 100

Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa hasil dari 69 responden berdasarkan sumber informasi di SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan mayoritas pada masyarakat 48 responden (69,7%).

Tabel 5.4

Distrbusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Usia Menarche

Di SMP GKPI Padang Bulan Medan Tahun 2015

(45)

4 14 tahun 0 0 3 2,07 0 0 3 2,07

Total 18 12,42 44 30,36 4 2,76 69 100

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa hasil responden berdasarkan usia

menarche di SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan mayoritas berpengetahuan cukup di usia menarche 12 tahun sebanyak 35 responden (24,15%).

Tabel 5.5

Distrbusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi

Di SMP GKPI Padang Bulan Medan Tahun 2015

No

(46)

5.3. Pembahasan

Istilah menarche adalah saat pertama kali menstruasi datang pada remaja putri. Selama dekade terakhir ini diketahui bahwa menarche terjadi pada umur

yang lebih muda. Usia menarche pada wanita di Indonesia adalah usia antara 14– 15 tahun dan menurun menjadi 10–16 tahun dan rata–rata 12 tahun.

Berdasarkan table 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar usia menarche

responden rata-rata usia 12 tahun sebanyak 35 reponden (24,15%). Hal ini diakibatkan banyaknya faktor–faktor yang mempengaruhi menarche. Faktor–

faktor yang mempengaruhi menarche adalah status gizi, faktor keturunan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, status kesehatan dan paparan media massa. Semakin dini usia remaja mengalami menarche, maka semakin banyak

pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Hal ini dikarenakan, remaja yang mengalami menarche lebih dini memiliki rentang usia yang lebih panjang untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan reproduksi dibandingkan remaja lain

yang mengalami menarche pada usia yang lebih tua. Meningkatnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi disebabkan oleh berkembangnya sisitem

reproduksinya sebagai akibat dari perubahan biologis dan pengaktifan hormon yang mebuat remaja bertanya–tanya dan ingin mendapatkan jawaban tentang reproduksinya sehingga remaja selalu berusaha mencari informasi yang lebih

banyak. Penurunan usia menarche harus disertai dengan pemberian pengetahuan kesehatan reproduksi yang lebih dini. Hal ini dikarenakan remaja tidak lagi

(47)

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai

tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kategori cukup yaitu sebanyak 48 responden (71,64%) dan sebanyak 17 responden (25,6%) mempunyai tingkat

pengetahuan baik. Hal ini dimungkinkan karena semakin banyaknya akses informasi yang bisa mereka dapatkan. Penelitian Huruah dan Nisa tahun (2008) menyatakan bahwa pada masa usia 10–14 remaja sangat dekat dan terbuka sekali

dalam masalah kesehatan reproduksi (Huria & Nisma 2008). Hal ini jika dibimbing dan diarahkan dengan baik akan berakibat positif. Pengaruh dari faktor

luar sering kali membuat remaja cenderung memanfaatkan potensi tersebut untuk perbuatan negatif. Oleh karena itu, remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar dan memiliki sikap serta tingkah laku yang

bertanggung jawab terhadap proses reproduksinya (Muadz 2008).

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu (know), memahami (komprehention), aplikasi (aplication), analisi (analysis), sintesis (syntesis),

evaluasi (evaluation). Remaja putri dimungkinkan hanya sampai tahu mengenai informasi tentang kesehatan reproduksi tanpa memahami, menganalisis atau

bahkan mengevaluasi informasi yang telah diperoleh itu benar atau tidak.

Hal ini juga disebabkan tidak adanya mata kuliah Kesehatan Reproduksi di Yayasan Pendidikan Swasta GKPI Padang Bulan. Namun seharusnya

pengetahuan kesehatan reproduksi siswi di SMP Swasta GKPI Padang Bulan lebih baik karena lokasi sekolah tersebut berada didaerah perkotaan sehingga

lebih banyak mendapatkan sumber informasi dari media dan teman sebaya (peer

grup) dan bila perlu dilakukan bimbingan kelompok terhadap tingkat pengetahuan

(48)

Meilani tahun 2012 dan hasilnya menunjukkan bahwa bimbingan kelompok

berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai

mendapatkan informasi lebih banyak dari masyarakat yaitu sebanyak 49 responden (33,81%). Hasil penelitian Muadz (2008) tentang pengetahuan kesehatan reproduksi remaja, menjelaskan bahwa kebanyakan remaja memperoleh

pengetahuan kesehatan reproduksi dari media cetak dan elektronik serta informasi yang mudah dijangkau antara lain teman–teman sebaya (peer group) bacaan

popular dan akses internet yang belum tentu benar terbaik dan bermutu (Nisma 2008).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan individu. Salah satu yang mempengaruhi adalah usia (Hartati 2009). Usia merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku seseorang. Proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaanya dari mulai 12-20 tahun, pada usia

12 tahun, walaupun secara intelektual remaja termasuk anak berbakat dan mampu memecahkan masalah secara benar, tetapi tidak seterampil remaja yang lebih tua

usianya (Poltekes Depkes 2010). Remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikanya dengan pemikiran mereka sendiri seiring dengan munculnya dorongan rasa ingin

tahu yang tinggi (Husodo 2008).

(49)

seksualitas meningkat dan pendidikan seks di sekolah yang tidk memadai

ditambah kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi bagi remaja dari orang tuanya menyebabkan remaja mencari informasi sendiri (Kurniawan 2002;

Omarsari 2008).

Hal ini akan meningkatkan keretanan remaja putri atas sejumlah masalah, oleh karena itu remaja perlu megetahui kesehatan reproduksi agar memiliki

informasi yang benar megenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya dan diharapkan remaja memiliki sikap serta tingkah laku yang

bertanggung jawab terhadap proses reproduksinya (Muadz 2008).

Keterbatasan penelitian ini yaitu kemungkinan terjadinya bias informasi. Salah satu bias informasi pada penelitian ini adalah kemungkinan respoden

(50)

BAB VI

KESIMPULAN

6.1KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi berdasarkan usia menarche di SMP Swata GKPI Padang Bulan Medan sebagai berikut:

1. Rata–rata usia menarche siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan adalah ≥12 tahun.

2. Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi siswi SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan adalah sebagai berikut berpengetahuan baik sebanyak 18 responden (12,42%), berpengetahuan cukup sebanyak 44

responden (30,36%), berpengetahuan kurang sebanyak 4 responden (2,76%).

3. Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja didaerah perkotaan

seharusnya lebih baik karena sumber informasi di daerah perkotaan jauh lebih banyak di dapatkan daripada dipedesaan.

6.2SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan kesehatan

reproduksi berdasarkan usia menarche di SMP Swata GKPI Padang Bulan Medan, maka diberikan saran berupa:

(51)

reproduksi dan peran pengetahuan kesehatan repoduksi dalam perkembangan

remaja dengan cara bertanya kepa

2. da tenaga kesehatan, media cetak dan masyarakat.

3. Bagi seluruh bidan atau tenaga kesehatan yang terkait oleh remaja agar memberikan penyuluhan atau konseling mengenai kesehatan reproduksi.

4. Bagi profesi bidan

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Rosida.(2010). Perbandingan Tingkat PengetahuanKesehatanReproduksi

BerdasarkanUsia Menarche yang berbedapadasiswisekolahMenengahpertama(SMP) Negeri 1

Banajrbaru. Skripsi.Banjarbaru: FakultasKedokteranUniversitas

LambungMangkurat.

Kumalasari.,Andhyantoro,I.(2012).KesehatanReproduksiUntukMahasiswaKe

bidanandanKeperawatan. Jakarta: SalembaMedika.

Widyastuti,Y. (2011). KesehatanReproduksi. Yogyakarta: Fitrayama,.

Walgito,B.(2010). PengantarPsikologiUmum. Yogyakarta: C.V Andi Offset,.

Notoatmodjo,S. (2010).MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta:RinekaCipta. Proverawati.(2009). Menarche. Yogyakarta: NuhaMedika,.

Machfoedz,I. (2013).MetodologiPenelitian. Yogyakarta: Fitramaya, Zaluchu Fotarisman.(2011). PraktisPenelitianKesehatan.Medan:Perdana Publishing,. Husodo,BT., Widagdo L.(2008). Pengetahuan Dan Sikap Konselor SMP Dan

SMA dalam penyuluhan Kesehatan Reproduksi di kota Semarang.

Makara Kesehatan; 12(2): 59-62.

Huria,T., Nisma H.(2008).Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi oleh Kelompok sebaya (peer group) terhadap Pengetahuan Kesehatan

Reproduksi Remaja di SMP Negri 2 Kasihan Bantul Yogyakarta.

Mutiara Medika; 8(2): 89-96.

Muadz,M., Syarbaini., Fathonah,S.(2008).Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta: Direktorat Remaja dan Perlindungan

Hak-hak Reproduksi BKKBN.

Kujangke,F.(2013). PengetahuanHaidPadaRemaja. Skripsi. Manado: FakultasKedokteranUniversitas Sam Ratulangi.

Omarsari,SD., Sari,D.(2008). Kehamilan Pranikah Remaja di Kabupaten

Sumedang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional; 3(2): 57-64.

Kurniawan,F. (2008). Sikap dan Perilaku Seksual Mahasiswi disalah satu

Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Majalah Kedokteran Atma Jaya

2002; 1(2): 201-211.

Tim Penulis Poltekes Depkes. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan

(53)

Dietz AT, Nichols HB, Remington PL, et al.(2005).Correlates of age at

menarche among sixth grade student in Wisconsin Medical Journal;

104(7): 65-69.

Hayatun,N. (2008). Pengaruh Penyampaian Pendidikan Kesehatan Reproduksi Oleh Kelompok Sebaya (peer group) Terhadap Pengetahuan

Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogyakarta.

(54)
(55)

LEMBAR PERSETUJUAN

MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian: Perbedaan Tingkat pengetahuan kesehatan Reproduksi Berdasarkan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di YP S GKPI Padang Bulan Medan Tahun 2015.

Saya adalah mahasiswa D-aIV Bidan Pendidik yang sedang melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan sebagi tugas akhir dan penyelesaian studi di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Perbedaan Tingkat pengetahuan kesehatan Reproduksi Berdasarkan Usia Menarche pada Siswi.

Partisipasi anda sangat diperlukan dengan sifat sukarela demi terlaksananya penelitian ini. Saya sangat menghargai apabila anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian surat persetujuan ini saya buat, atas perhatian dan partisipasi anda saya ucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2015 Responden Hormat Saya

(56)

KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI BERDASARKAN USIA

MENARCHE PADA SISIWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Sudah Mengalami menstruasi: a. ya (sudah) b.Belum : Usia mengalami menstruasi pertama : Sumber Informasi : Tenaga Kesehatan

Media Cetak

Masyarakat

b. Petunjuk Pengisian

a. Semua pertanyaan harus dijawab

b. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda chek list (√) pada kotak jawaban yang sesuai dengan jawaban responden.

c. Jika ada hal yang tidak dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti. d. Setelah selesai kembalikan kuesioner ini kepada peneliti yang

memberikan.

1. Pada wanita organ reproduksi untuk tempat bayi dan mempuyai lapisan khusus yang luruh pada saat menstruasi di sebut :

a. Rahim (uterus)

(57)

2. Peristiw a menstruasi (pada wanita) dan mimpi basah (pada laki – laki) pertama kali adalah merupakan tanda :

a. Adanya gejala suatu penyakit

b. Organ – organ seksual berproses menuju kematangan c. Adanya kelainan

d. Orang yang mengalaminya suka berpikiran negatif

3. Pada wanita lapisan tipis dan mudah sobek yang letaknya berada tidak jauh dari mulut rahim disebut:

a. Himen (selaput dara) b. Klitoris (kelentit) c. Saluran telur d. Liang kemaluan

4. Menurut kamu apakah yang dimaksud dengan peristiwa menstruasi itu? a. Peristiwa yang menakutkan

b. Peristiwa keluarnya darah beserta dinding rahim yang luruh dari rahim melalui liang vagina

c. Peristiwa yang menunjukkan bahwa kita sudah boleh pacaran d. Peristiwa yang membuat kita merasa kotor

5. Tumbuhnya payudara (pada perempuan) dan membesarnya alat kelamin (pada laki – laki) merupakan :

a. Hal yang sangat memalukan

b. Sebuah tahap perubahan dan perkembangan fisik dari anak ke remaja c. Menandakan suatu kelainan

d. Hal yang perlu disembunyikan

6. Di bawah ini adalah tanda perubahan fisik dari anak remaja kecuali: a. Tumbuhnya rambut dikemaluan

b. Pinggul dan buah dada membesar pada perempuan c. Membesarnya alat kelamin

d. Pengguanaan kosmetik sehari – hari

7. Fungsi dari vagina yang paling penting, sebagai a. Menghasilkan ovum

(58)

c. Tempat berkembangnya embrio d. Saluran untuk pengeluaran urin

e. Tempat bertemunya ovum dan sperma

8. Bagian dari alat genitaia wanita yang homolog dengan penis pada pria, yaitu,,,,,,,

9. Fungsi dari kelenjar bartholini dan skene adalah mengeluarkan cairan pada saat,,,,,

a. Berhubungan intim suami – istri b. Menstruasi

c. Keputihan d. Nyeri haid e. Berjalan

10.Fungsi dari uterus, adalah

a. Tempat berkembangnya embrio saat hamil b. Sebagai jalan lahir

c. Menghasilkan sel telur

d. Tempat bertemunya sperma dan sel telur e. Menghasilkan urine

11.Penyakit menular seksual adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui a. Bersalaman

b. Hubungan seksual c. Berpelukan

d. Menggunakan WC yang sama 12.Di bawah ini adalah gejala PMS kecuali:

a. Kencing nanah

(59)

d. Adanya gatal – gatal di tubuh 13.PMS dapat dicegah dengan car:

a. Meminum antibiotik b. Menjauhi seks bebas

c. Mencuri kemaluan setelah melakukan seks d. Mencuci kemaluan hubungan seks

14.Orang yang bebas dari PMS adalah: a. Orang kelihatan bersih dan sehat

b. Orang yang bisa mnejaga dirinya dari hal – hal yang terlarang c. Orang yang rajin beribadah

d. Orang yang tidak punya riwayat keturunan berpenyakit PMS 15.Aborsi atau pengguran kandungan dapat menimbulkan:

a. Kemandulan dan kematian b. Terlepas dari masalah c. Nama baik tidak tercemar d. Ketagihan

16.Aborsi (penguguran kandungan) hanya boleh dilakukan apabila a. Kehamilan dapat membahayakan jiwa ibu dan janinya b. Kehamilan diluar nikah

(60)

FREQUENCIES VARIABLES=UM

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] C:\Users\Nova Siagian\Documents\SPSS\1.sav

Statistics

Usia Menarche

N Valid 69

Missing 0

Usia Menarche

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <12 14 20.3 20.3 20.3

>12 55 79.7 79.7 100.0

Total 69 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Sumber

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] C:\Users\Nova Siagian\Documents\SPSS\1.sav

Statistics

Sumber Informasi

N Valid 69

Missing 0

(61)

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Sumber Informasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tenaga Kesehatan 6 8.7 8.7 8.7

Media Cetak 15 21.7 21.7 30.4

Masyarakat 48 69.6 69.6 100.0

Total 69 100.0 100.0

[DataSet1] C:\Users\Nova Siagian\Documents\SPSS\1.sav

Statistics

Pengetahuan Responden

N Valid 69

Missing 0

Pengetahuan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 6 8.7 8.7 8.7

cukup 46 66.7 66.7 75.4

baik 17 24.6 24.6 100.0

(62)

N

Sumber Informasi Pertanyaan Nil

(63)
(64)

43 13 ya 12 ya 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 10 63% cukup

44 14 ya 12 ya 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 10 63% cukup

45 14 ya 12 ya 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 12 75% baik

46 14 ya 12 ya 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 10 63% cukup

47 14 ya 12 ya 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 8 50% cukup

48 14 ya 12 ya 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 10 63% cukup

49 14 ya 12 ya 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 9 56% cukup

50 14 ya 12 ya 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 7 44% cukup

51 14 ya 12 ya 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 10 63% cukup

52 12 ya 12 ya 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 9 56% cukup

53 15 ya 11 ya 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 9 56% cukup

54 13 ya 11 ya 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 10 63% cukup

55 13 ya 11 ya 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 10 63% cukup

56 14 ya 11 ya 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 75% baik

57 14 ya 11 ya 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 75% baik

58 14 ya 11 ya 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 13 81% Baik

59 14 ya 11 ya 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 8 50% cukup

60 14 ya 11 ya 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 10 63% cukup

61 13 ya 12 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 10 63% cukup

62 14 ya 12 ya 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 13 81% baik

63 14 ya 11 ya 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 12 75% baik

64 14 ya 13 ya 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 75% baik

65 15 ya 11 ya 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 75% baik

66 13 ya 11 ya 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 9 56% cukup

(65)

68 15 ya 12 ya 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 75% baik

69 13 ya 11 ya 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 10 63% cukup

3 8

6 5

4 3

4 2

4 5

(66)
(67)
(68)
(69)

Gambar

Tabel 5.2
Table 5.3
Tabel 5.5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan ini diharapkan dapat tercapai melalui pencapaian tiga target khusus berikut ini: (1) tersusunnya kerangka kerja memahami matematika sekolah menengah yang dapat

Jl. Kartini, Tegal Mojayan, Klaten Tengah, Klaten CV. Jeblogan Desa Karanglo

Angka kematian neonatal dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko seperti tingkat sosial ekonomi yang berhubungan dengan kelahiran berat bayi lahir rendah,

[r]

Leaf Area Index (LAI) is a key indicator of crop productivity and a number of methods have been developed to derive LAI from optical satellite data.. Integration of

[r]

Results of the PCA of the NDVI masked vegetation were used in conjunction with strong local knowledge of the area to extract reference spectra from the original

 Data Berkala (Data Deret waktu) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan atau