• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn) DENGAN KLORAMFENIKOL SEBAGAI ANTIMIKROBA Salmonella typhi SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn) DENGAN KLORAMFENIKOL SEBAGAI ANTIMIKROBA Salmonella typhi SECARA IN VITRO"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

KALSHOVIA MEIDA ISWARI

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK

ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn)

DENGAN KLORAMFENIKOL SEBAGAI

ANTIMIKROBA Salmonella typhi SECARA IN

VITRO

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL

BAWANG PUTIH (

Allium sativum Linn

) DENGAN

KLORAMFENIKOL SEBAGAI ANTIMIKROBA

Salmonella typhi

SECARA

IN VITRO

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program

Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2011

Oleh:

KALSHOVIA MEIDA ISWARI NIM: 07040042

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

iii

Lembar Pengujian

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL

BAWANG PUTIH (

Allium sativum Linn

) DENGAN

KLORAMFENIKOL SEBAGAI ANTIMIKROBA

Salmonella typhi

SECARA

IN VITRO

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 27 Juli 2001

Oleh:

KALSHOVIA MEIDA ISWARI NIM: 07040042

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

(Hidajah Rachmawati, S.Si, Apt, Sp.FRS) ( Drs. Herra Studiawan, Apt, MS.)

NIP.UMM.114.0609.0449

Penguji III Penguji IV

(Ahmad Shobrun Jamil, S.Si, MP) (Dian Ermawati, S.Farm,Apt)

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT atas limpahan petunjuk, hidayah, dan kasih saying-Nya dan shalawat serta salam selalu tertuju untuk Rasulullah Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan segenap ikhtiar dan doa akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanol

Bawang Putih (Allium sativum Linn) dengan Kloramfenikol sebagai Antimikroba

Salmonella typhi secara In Vitro.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Hidajah Rachmawati S.Si, Apt, Sp.FRS. sebagai pembimbing pertama yang dengan sabar membimbing untuk menulis dengan baik, memberi masukan, dan senantiasa memberi semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Drs. Herra Studiawan, Apt.,MS. sebagai pembimbing kedua yang dengan sabar membimbing untuk menulis dengan baik, analisis data, memberi masukan, petunjuk dan senantiasa memberi semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(5)

v

4. Dian Ermawati, S.Farm.,Apt. selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan terhadap Tugas Akhir ini.

5. Tri Lestari H., M. Kep.,Sp. Mat. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Drs.H.Ahmad Inoni.,Apt. Ketua Program Studi Farmasi yang telah memberikan kesempatan menuntut ilmu di Program Studi Farmasi Univesitas Muhammadiyah Malang.

7. Dra. Lilik Yusetyani., Apt., Sp.FRS selaku Kepala Laboratorium Kimia Terpadu II Farmasi UMM yang telah memberikan izin tempat untuk melakukan penelitian.

8. dr. Hawin Nurdiana., M.Kes selaku Kepala Laboratorium Biomedik PPD UMM yang telah memberikan izin tempat untuk melakukan penelitian.

9. Mbak Fat dan Pak Joko selaku staf Laboratorium Biomedik PPD UMM yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penelitian ini.

(6)

vi

11.Yang tercinta Ayahanda Meidiwarman dan Ibunda Baiq Hudayani serta kakakku, Kak Shelly dan Dik Ardi sebagai motivatorku selama ini, yang memberikan kasih sayang, semangat, dukungan, dan doa untuk kesuksesan dan keberhasilanku.

12.Sahabat-sahabatku: Keluarga besar angkatan 2007, Teman seperjuangan Tugas Akhir bahan alam( Hanifah, Inayah, Viki, Reni, Yeyen, Welinda, Reni, Chessa) Inayah, Neti, Ira, Ina (yang selalu memberi semangat), Ayu (memberi pinjaman camera digital selama penelitian), semua teman-teman kos G.67 terutama yang pernah printnya ku pinjam mbak Titin, mbak Riska, Mbak Hotim.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini bermanfaat.

Malang, 23 Juli 2011

(7)

vii

RINGKASAN

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn) DENGAN KLORAMFENIKOL SEBAGAI ANTIMIKROBA Salmonella typhi SECARA IN VITRO

KALSHOVIA MEIDA ISWARI

Demam tifoid adalah suatu infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella enteric serotype typhi yang biasanya menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feces atau urin yang mengandung Salmonella typhi.

Kloramfenikol merupakan drug of choice untuk penyembuhan demam tifoid dan telah lama digunakan di Indonesia, sehingga dapat terjadi perubahan terhadap masalah kepekaan Salmonella typhi terhadap antibiotik tersebut, yang mengarah pada masalah resistensi.Selain itu kloramfenikol diketahui memiliki beberapa efek samping seperti gangguan gastrointestinal, depresi sumsum tulang belakang, anemia aplastik, Gray baby syndrome, reaksi alergi, dan reaksi neurologik sehingga digunakan alternatif terapi menggunakan obat tradisional. Bawang putih (Allium sativum Linn) telah dikenal sebagai tanaman berkhasiat. Tanaman bawang putih memiliki sifat antimikroba, antitrombotik, hipolipidemik, hipoglikemik, dan antitumor. Zat kimia yang terdapat pada bawang putih adalah allisin yang berperan memberi aroma pada bawang putih sekaligus berperan ganda membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif termasuk Salmonella typhi yang merupakan bakteri penyebab demam tifoid. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai efektivitas bawang putih (Allium sativum Linn)dengan pelarut etanol kloramfenikol yang dibandingkan dengan kloramfenikol untuk mengetahui kemampuan menghambat dan membunuh pertumbuhan Salmonella typhi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum Linn) yang memiliki efektivitas yang setara dengan kloramfenikol sebagai antimikroba bakteri Salmonella typhi. Metode yang digunakan adalah metode dilusi tabung untuk mengetahui aktivitas antimikroba tersebut dengan penentuan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM). Larutan ekstrak etanol bawang putih dilarutkan dalam DMSO dan aquadest steril sedangkan kloramfenikol diencerkan menggunakan aquadest steril. Media pertumbuhan yang digunakan adalah Nutrient broth untuk penentuan KHM pada dilusi tabung dan SS agar untuk penetuan KBM pada media agar. Ekstrak etanol bawang putih murni tanpa diberi bakteri sebagai kontrol positif. Hasil penelitian diperoleh adalah Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dari ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum Linn) terhadap Salmonella typhi sebesar 12,5 mg/ml setara dengan kloramfenikol 12,5

(8)

viii

sativum Linn) terhadap Salmonella typhi sebesar 25 mg/ml setara dengan kloramfenikol 25 µg/ml.

Hasil penelitian yang diperoleh ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai tanaman bawang putih (Allium sativum Linn),

(9)

ix

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn) DENGAN KLORAMFENIKOL SEBAGAI ANTIMIKROBA Salmonella typhi SECARA IN VITRO

Salmonella typhi adalah bakteri penyebab demam tifoid yang merupakan penyakit endemis dan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Kloramfenikol merupakan obat pilihan dalam penyembuhan demam tifoid, namun kloramfenikol diketahui memiliki beberapa efek samping seperti gangguan gastrointestinal, depresi sumsum tulang belakang, anemia aplastik, Gray baby syndrome, reaksi alergi, dan reaksi neurologik disamping itu semakin banyaknya kasus resistensi Salmonella typhi

terhadap kloramfenikol. Bawang putih terbukti memiliki efek antimikroba terhadap

Salmonella typhi, melalui zat aktif yang diduga Allisin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum Linn) yang memiliki efektivitas yang setara dengan kloramfenikol sebagai antimikroba

Salmonella typhi secara in vitro. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan menggunakan uji dilusi tabung. Konsentrasi ekstrak etanol bawang putih yang digunakan adalah 100 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml, 12,5 mg/ml, 6,25 mg/ml, 3,125 mg/ml, 1,62 mg/ml dan konsentrasi kloramfenikol yang digunakan adalah 100 µg/ml, 50 µg/ml, 25 µg/ml, 12,5 µg/ml, 6,25 µg/ml, 3,125

µg/ml, 1,62 µg/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KHM ekstrak etanol bawang putih sebesar 12,5 mg/ml dan sebesar 12,5 µg/ml serta KBM ekstrak etanol bawang putih sebesar 25 mg/ml dan kloramfenikol sebesar 25 µg/ml. Analisis menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa korelasi antara ekstrak etanol bawang putih dan kloramfenikol dengan kemampuan penghambatan terhadap koloni Salmonella typhi bermakna (p<0,05) dan menunjukkan korelasi yang sangat kuat (koefisien korelasi 0.80-1.000). Hasil t-test menunjukkan bahwa antara KHM ekstrak etanol bawang putih dan kloramfenikol tidak berbeda makna (p>0.05).

Kesimpulan penelitian ini adalah KHM ekstrak etanol bawang putih 12,5 mg/ml setara dengan kloramfenikol 12,5 µg/ml dan KBM ekstrak etanol bawang putih 25 mg/ml setara dengan kloramfenikol 25 µg/ml.

(10)

x

ABSTRACT

THE EFFECTIVITY COMPARATIONS B. ETWEEN ETHANOL GARLIC EXTRACT WITH CHLORAMPHENICOL AS ANTIMICROBIAL TOWARD Sallmonella typhi IN VITRO

Salmonella typhi is a bacterial causing typhoid fever which is still endemic and still being health problem in Indonesia. Chloramphenicol is a drug of choice for typoid fever, but chloramphenicol was known has side effects such as gastrointestinal disturbance, bone marrow depression, aplastic anemia, gray baby syndrome, allergic reaction and neurologic reaction and there are many Salmonella typhi become resistant to chloramphenicol. Garlic was proved has an antimicrobial effect for

Salmonella typhi, by active component which is supposed Allicin. The aim of this study is to confirm the concentration of ethanol garlic (Allium sativum Linn) extract which is has equal effectivity with chloramphenicol as antimicrobial toward

Salmonella typhi in vitro. The method was an explorative experimental laboratory use tube dilution method. The concentrations used of ethanol garlic extract is 100 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml, 12,5 mg/ml, 6,25 mg/ml, 3,125 mg/ml, 1,62 mg/ml and the concentrations used of chloramphenicol were 100 µg/ml, 50 µg/ml, 25 µg/ml, 12,5 µg/ml, 6,25 µg/ml, 3,125 µg/ml, 1,62 µg/ml. The result show MIC of ethanol garlic extract is 12,5 mg/ml and chloramphenicol is 12,5 µg/ml and MBC of ethanol garlic extract is 25 mg/ml and chloramphenicol is 25 µg/ml. By using correlation Spearman test, it shows that correlation between ethanol garlic extract and chloramphenicol with the inhibiting ability towards Salmonella typhi colony is significant (p<0,05) and shows very strong correlation (correlation coefficient 0,80-1,000). By using t-test, it shows that MIC between ethanol garlic extract and chloramphenicol are not significant different (p>0,05). It is concluded that MIC of ethanol garlic extract 12,5 mg/ml equal with chloramphenicol 12,5 µg/ml and MBC of ethanol garlic extract 25 mg/ml equal with chloramphenicol 25 µg/ml.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……… iv

RINGKASAN……….. vii

ABSTRAK……….. ix

ABSTRACT……….. x

DAFTAR ISI……….. xi

DAFTAR TABEL………. xvi

DAFTAR GAMBAR……… xvii

DAFTAR LAMPIRAN………. xix

DAFTAR SINGKATAN……… xx

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2. Rumusan Masalah ……….. 3

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 3

1.4. Hipotesis ………. 4

1.5. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 5

2.1. Tinjauan Tentang Bawang Putih (Allium sativum Linn)…. 5 2.1.1. Klasifikasi Tumbuhan……..………. 5

2.1.2. Nama Daerah………..……….. 6

2.1.3. Ekologi dan Penyebaran………..………... 6

2.1.4 Morfologi Tumbuhan………. 7

(12)

xii

2.1.6. Kandungan Kimia……… 8

2.1.7. Manfaat Bawang Putih……… 9

2.1.8. Komponen Antimikroba Bawang Putih……….. 10

2.1.9. Mekanisme Kerja Bahan Aktif Bawang Putih…………. 10

2.2. Tinjauan Tentang Ekstrak ………... 11

2.2.1. Definisi Ekstrak……….. 11

2.2.2. Proses Pembuatan Ekstrak………. 11

2.3. Tinjauan Tentang Maserasi……….. 13

2.4. Tinjauan Tentang Salmonella typhi……… 14

2.4.1. Morfologi …………... 14

2.4.2. Struktur Antigen………. 15

2.4.3. Faktor-faktor Patogenitas………... 15

2.4.4. Patogenitas... 16

2.4.6. Pengobatan dan Pencegahan……….. 16

2.5. Tinjauan Tentang Kloramfenikol ……… 17

2.5.1. Definisi ……….. 17

2.5.2. Pemerian Kloramfenikol ………... 17

2.5.3. Pemerian Kloramfenikol Sodium Suksinat……… 18

2.5.4. Mekanisme Kerja……… 18

2.5.5. Farmakokinetik……….. 19

2.5.6. Aktivitas Antimikroba……… 19

2.5.7. Penggunaan Klinik………. 20

2.5.7.1. Indikasi dan Kontraindikasi………. 20

(13)

xiii

2.5.7.3. Efek Samping……….. 20

2.5.7.4. Resistensi……….. 21

2.6. Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba secara In Vitro………. 21

2.7. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)………. 23

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL………. 25

BAB IV. METODE PENELITIAN…………... 27

4.1. Rancangan Penelitian ……… 27

4.2. Estimasi Besar Sampel ………. 27

4.3. Instrumen Penelitian ………. 27

4.4. Variabel Penelitian... 28

4.4.1. Variabel Bebas ………... 28

4.4.2. Variabel Tergantung... 28

4.5. Sterilisasi Alat……… 28

4.5.1. Sterilisasi Kering………. 28

4.5.2. Sterilisasi Basah……… 29

4.6. Definisi Operasional……….. 29

4.7. Prosedur Penelitian……… 30

4.7.1. Persiapan Bakteri Uji………... 30

4.7.1.1. Kultur pada Medium Diferensial Mc Conkey……… 30

4.7.1.2. Kultur pada Medium SS agar………. 30

4.7.1.3. Preparasi Bakteri……… 30

4.7.2. Pembuatan Ekstrak Etanol Bawang Putih……… 31

4.7.3. Pembuatan Konsentrasi Ekstrak……….. 31

(14)

xiv

4.7.5. Pengujian Perbandingan Bahan Antimikroba……… 33

4.7.6. Penentuan Konsentrasi Efektif Bahan Uji………. 34

4.8. Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak……… 34

4.8.1. Identifikasi Alkaloid………. 34

4.8.2. Identifikasi Terpenoid……….. 35

4.8.3. Identifikasi Glikosida Saponin………. 35

4.8.3.1. Uji Buih………... 35

4.8.4. Identifikasi Tanin……… 35

4.9. Bagan Alur Penelitian……….. 36

4.10. Pengumpulan Data……… 38

4.11. Analisis Data……….. 38

BAB V HASIL PENELETIAN………... 39

5.1. Hasil Penelitian……….. 39

5.1.1 Hasil Pembuatan Ekstrak………. 39

5.1.2. Hasil Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Uji………... 39

5.1.3. Hasil Identifikasi Bakteri Salmonella typhi……… 43

5.1.4. Penentuan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM)………. 44

5.2. Analisis Data Hasil Penelitian……… 50

5.2.1. Uji Normalitas……….. 50

5.2.2. Homogenitas Data……….… 51

5.2.3. Uji Korelasi Spearman………. 51

5.2.3.1. Uji Korelasi Spearman pada Perlakuan dengan Ekstrak Etanol Bawang Putih………. 52

(15)

xv

Kloramfenikol……… 53

5.2.4. Analisis Nilai Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM)……… 54

5.2.5. T-test……… 56

BAB VI PEMBAHASAN………. 57

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………. 63

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman II.1. Nama Daerah dari Bawang Putih (Allium sativum)... ... 6 II.2 Kandungan Kimia Bawang Putih per 100 g... ……. 9 V.1. Hasil Uji Dilusi Tabung pada Perlakuan dengan Ekstrak Etanol Bawang

Putih………. 46 V.2. Hasil Uji Dilusi Tabung pada Perlakuan dengan Kloramfenikol………… 46 V.3. Jumlah Koloni Salmonella typhi pada Medium SS agar pada Perlakuan dengan

Ekstrak Etanol Bawang Putih (CFU/ose)……….. 49 V.4. Jumlah Koloni Salmonella typhi pada Medium SS agar pada Perlakuan dengan

Kloramfenikol………... 50 V.5. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) Ekstrak Etanol Bawang Putih dan

Kloramfenikol………. 54 V.6. Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) Ekstrak Etanol Bawang Putih dan

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bawang Putih……… 5

2.2 Rumus Kimia Allisin ………... 10

2.3 Salmonella typhi………... 14

2.4 Struktur Kloramfenikol ……… 17

3.1 Skema Kerangka Konseptual ………... 26

4.1 Proses Pembuatan Ekstrak bawang putih………. 36

4.2 Preparasi Bakteri Uji Hari Pertama………... 36

4.3 Perlakuan pada Hari Pertama, Kedua, Ketiga, dan Keempat…………... 37

5.1 Hasil KLT Senyawa Terpenoid……… 40

5.2 Hasil KLT Senyawa Alkaloid……….. 41

5.3 Hasil Uji Gelatin dan Uji Ferri klorida……….. 42

5.4 Uji Buih………. 42

5.5 Hasil Identifikasi Salmonella typhi……… 43

5.6 Dilusi Tabung pada Perlakuan dengan Ekstrak Etanol Bawang Putih…… 44

5.7 Dilusi Tabung pada Perlakuan dengan Kloramfenikol………. 45

5.8 Pertumbuhan Koloni Salmonella typhi pada Medium SS agar pada Perlakuan dengan Ekstrak Etanol Bawang putih……….. 47

5.9 Pertumbuhan Koloni Salmonella typhi pada Medium SS agar pada Perlakuan dengan Kloramfenikol……….. 48

5.10 Grafik Pertumbuhan Koloni Salmonella typhi pada Medium SS agar pada Perlakuan dengan Ekstrak Etanol Bawang Putih………. 52

(18)

xviii

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Analisis SPSS Data Ekstrak Etanol Bawang Putih…… 68

2. Hasil Analisis SPSS Data Kloramfenikol……… 70

3. Hasil Analisis SPSS Data Bahan Uji……… 72

4. T-test……… 73

5. Proses Pembuatan Ekstrak Etanol Bawang Putih………. 74

6. Determinasi Bahan……… 76

7. Daftar Riwayat Hidup………... 77

8. Surat Pernyataan……… 78

(20)

xx

DAFTAR SINGKATAN

BP : Bawang Putih CFU : Colony-forming Unit

DMSO : Dimetilsulfoksid DNA : Deoxyribonucleic Acid

KB : Kontrol Bahan

KBM : Konsentrasi Bunuh Minimal KHM : Konsentrasi Hambat Minimal KK : Kontrol Bakteri

KL : Kloramfenikol

KLT : Kromatografi Lapis Tipis mRNA : messenger Ribonucleic Acid

NCCLS : National Committee for Clinical Laboratory Standards

RNA : Ribonucleic Acid

(21)

xxi

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar ME. Efficacy of crude extracts of garlic (Allium sativum L.) against nosocomial Escherichia coli,Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniea and Pseudomonas aeruginosa. Journal of Medicinal Plants Research, 2009; 3(4) : 179-185. diakses 2 januari 2011.

Andriyanto R. 2009. Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu pada bakteri Salmonella typhi, (http://medicine.uii.ac.id/index.php/page-8.html, diakses 29 Oktober 2010).

Ankri S, Mirelman D. Antimicrobial Properties of Allicin from Garlic. PubMed, 1999; 1(2): 129-129.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal. 189.

Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan

pertama, Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, hal 5-11. Anonim. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmkologi FKUI.

Jakarta. hal. 701-102

Anonim. 2008. Chemistry of Allicin, (http://www.garlic-central.com/images/allicin.gif. Diakses 25 Oktober 2010

Arora, D.S and Kaur, J. Antimicrobial activity of spices. Int. J. Antimicrob. Agents.

The Internet Journal of Third World Medicine, 2009; 12(3): 257-62. Barger SA, Edberg SC. 1990. Antibiotic and Infection, EGC, Jakarta, hal.54 Brooks GF, Butel JS, Morse SA. 2004. Jawets, Melnick & Adelber’s Medical

Microbiology, 23rd Ed., McGraw Hill, USA, p.161-164.

Cowan MM. 1999. Plant Product as Antimicrobial Agents, American Society for Microbiology, p.564-582.

DeRoeck D, Jodar L, and Clemens J. Putting Typhoid Vaccination on The Global Health Agenda. The New England Journal of Medicine, 2007; 357(11): 1069-1071.

(22)

xxii

Durairaj S, Srinivasan S, Lakshmanaperumalsamy P. In vitro Antibacterial Activity and Stability of Garlic Extract at Different pH and Temperature. Electronic Journal of Biology, 2009, Vol. 5(1): 5-10

Dzen SM, Roekistiningsih, Santoso S, Winarsih S, Sumarno, Islam S, Noorhamdani AS, Murwani S, Santosaningsih D. 2003. Bakteriologi Medik, Bayumedia Publishing, Malang, hal.111-112, 122-123, 189, 223-234, 232.

Finegold SM, Martin WJ, Scott EG. 1978. Bailey and Scott’s Diagnostic

Microbiology, C.V.Mosby Company, St.Louis, Missouri, US, p.385, 389-391,396.

Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi. 2005.

Farmakologi dan Terapi, Gaya Baru, Jakarta, hal.657-658.

Granner DK, Murray RK, Mayer PA, Rodwell VW. Biokimia Harper, Andoy Hartono (penerjamah), Editor Allexander H. Santoso, 1999, EGC, Jakarta, hal.366-367, 427.

Hadinegoro SR. Masalah Multi Drug Resistance pada Demam Tifoid Anak. Cermin Dunia Kedokteran. 1999; No. 124.

Harrison K. 2006. Chloramphenicol, (Online),

(http://www.3dchem.com/molecules.asp?ID=23, diakses 25 Oktober 2010). Ikhtiarsyah YG, Armandari IA, Supriyati MD. 2009. Bawang Putih (Allium sativum).

(www.ccrcfarmasiugm.wordpress.com diakses 18 Oktober 2010)

Kumalaningsih S. 2007. Antioksidan Alami: Penangkal Radikal Bebas- Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan, dan Pengolahan, Cetakan Kedua, Trubus Agrisarana, Surabaya, hal.70-72.

Kumalasari LR. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, 2006; 1(3): 01-07

Lingga ME, Rustama MM. 2004. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Air dan Etanol

Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Bakteri Gram Negatif dan Gram

Positif. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Padjajaran,

Bandung.

List PH and Schmidt PC. 1989. Phytopharmaceutical Technology. Germany; CRC Press Inc., pp 107-112.

(23)

xxiii

Mandal S, Mandal MD, Pal NK. Reduced Minimum Inhibitory Concentration of Chloramphenicol for Salmonella enteric serovar typhi. Indian Journal of Medical Sciences, 2004; 58 (1): 16-23

Ochiai RL, Acosta CJ, Holliday CD, Baiqing D. A study of typhoid fever in five Asian countries: disease burden and implications for controls. Bulletin of the World Health Organization (BLT), 2008; Vol.86: 241-320.

Prasetyo RV ,Ismoedijanto. 2005. Metode Diagnostik Demam tifoid pada Anak, (Online),(http://www.pediatrik.com/buletin/06224114418-f53zji.doc. Diakses 11 Oktober 2010)

Pratiwi ST. 2009. Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta, hal. 190. Purwaningsih E. 2003. Manfaat bawang Putih, Ganeca, Jakarta, hal 14-15. Rukmana. 2000. Budidaya Bawang Putih, Kanisius, Bandung, hal11-13. Samadi B. 2000. Usaha Tani Bawang Putih, Kanisius, Yogyakarta, hal 11-17. Santoso. 2004. Buku Statistik Parametrik, Cetakan Keempat, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Shuford JA, Steckelberg JM, Patel R. Effect of Fresh Garlic Extract on Candida albicans Biofilms. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 2005; 49(1): 473. Soetrisno. 2009. Manfaat Bawang Putih Pada Kesehatan, (Online),

(http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2009/05/garlic.jpg, diakses 25 Oktober 2010).

Sugiyono. 2006. Statiska untuk Penelitian, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung, hal.69-70.

Syamsiah, IS, Tajudin. 2003. Khasiat & Manfaat Bawang Putih Raja Antibiotik Alami. Agromedia. Jakarta, hal 11-12

Syamsuhidayat, Sri sugati, Hutapea, Johny Ria. Inventaris Tanaman Obat

Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Todar K. 2008. Salmonella and Salmonellosis,

(http://www.textbookofbacteriology.net/S.typhi.Gram.jpeg, diakses 25 Oktober 2010).

Ulfa. 2005. Salmonella typhi, (Online), (http://digilib.unimus.ac.id/, diakses 25 Oktober 2010)

(24)

xxiv

Yusuf I. 2010. Patogenesis Demam Tifoid, (Online),

(http://www.infokedokteran.com/info-penyakit/demam-tifoid/patogenesis-demam-tifoid.html. Diakses 11 Oktober 2010)

Yuwono D. 1997. Analisis DNA Plasmid yang menyandi Gen Resisten terhadap Kloramfenikol pada Beberapa Isolat Salmonella

(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella enteric serotype typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis (Prasetyo dan Ismoedijanto, 2007). Penyakit ini menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin yang terinfeksi Salmonella typhi (WHO, 2010). Bakteri masuk ke dalam saluran pencernaan, penetrasi ke dalam mukosa, dan berhenti di limfonodi mesentrium, selanjutnya terjadi multiplikasi bakteri tetapi sebagian populasi bakteri lisis. Bakteri yang masih hidup beserta endotoksinnya dari limfonodi mesentrium dapat masuk ke aliran darah dan menyebabkan septisimia. Gejala demam, malaise, sakit kepala, konstipasi, bradikardi, dan myalgia timbul setelah 10-14 hari masa inkubasi (Brooks et al., 2004; Todar, 2005)

Di negara berkembang, kasus demam tifoid dilaporkan sebagai penyakit endemis dimana 95% merupakan kasus rawat jalan sehingga insidensi yang sebenarnya adalah 15-25 kali lebih besar dari laporan rawat inap dirumah sakit. Menurut data WHO ada 16-33 juta kasus dan 500-600 ribu jiwa meninggal akibat demam tifoid setiap tahunnya. Penelitian lain melaporkan bahwa terdapat 22 juta kasus demam tifoid dan 216 ribu jiwa meninggal pada tahun 2000 (DeRoeck et al,

(26)

2

puskesmas dan rumah sakit di Jawa Timur masing-masing 4000 dan 1000 kasus per bulan, dengan kematian 0,8% pada tahun 1994. RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama periode 5 tahun (1991-1995) telah merawat 586 penderita demam tifoid dengan angka kematian 1,4% dan selama periode 1996-2000, telah merawat 1563 penderita demam tifoid dengan angka kematian 1,09% (Wardhani dkk., 2005). Umur penderita yang terkena di Indonesia dilaporkan antara 3-19 tahun pada 91% kasus (Ochiai et al, 2008).

Sejak tahun 1948 kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk infeksi

Salmonella. Khasiat kloramfenikol pada pengobatan demam tifoid telah diakui berdasarkan efektivitasnya terhadap Salmonella typhi di samping harga obat relatif murah. Di Indonesia kloramfenikol merupakan obat pilihan dalam penyembuhan demam tifoid, sehingga dapat terjadi perubahan terhadap masalah kepekaan

Salmonella typhi terhadap antibiotik tersebut, yang mengarah pada masalah resistensi. Selain factor resistensi, kloramfenikol memiliki kekurangan, yaitu efek samping berupa gangguan gastrointestinal, depresi sumsum tulang belakang, anemia aplastik,

Gray baby syndrome, reaksi alergi, dan reaksi neurologik (Katzung et al., 2002; Ganiswarna dkk., 2005)

Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern. Disamping itu, seiring dengan meluasnya efek samping obat-obat sintetis (kimia) oleh karena adanya resistensi, obat herbal kini mulai diminati oleh masyarakat (Kumalasari, 2006).

Bawang putih (Allium sativum Linn) termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki beragam kegunaan. Tanaman bawang putih memiliki sifat antimikroba, antitrombotik, hipolipidemik, hipoglikemik, dan antitumor (Kumalaningsih, 2007). Zat-zat kimia yang terdapat pada bawang putih adalah Allisin

(27)

3

membunuh bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoat, sedangkan Scordinin berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi sebagai antioksidan (Syamsiah dan Tajudin, 2003). Ekstrak etanol bawang putih memperlihatkan aktivitas antibakteria terhadap

Salmonella epidermidis dan S. typhi (Arora dan Kaur, 1999). Pada penelitian yang dilakukan oleh Srinivasan Durairaj, menggunakan ekstrak etanol bawang putih didapatkan konsentrasi ekstrak etanol bawang putih yang dapat menghambat pertumbuhan S. thypi yaitu pada konsentrasi 14 mg/ml dan yang dapat membunuh S. typhi yaitu pada konsentrasi 20 mg/ml (Durairaj, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, maka pada kesempatan ini akan diteliti penentuan konsentrasi efektif ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum Linn) yang setara dengan kloramfenikol sebagai antimikroba Salmonella typhi.

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah pada konsentrasi tertentu ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum Linn) memiliki efektivitas yang setara dengan kloramfenikol sebagai antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi?

2. Berapa konsentrasi Hambat Minimal (KHM) serta Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) dari ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum Linn) dan Kloramfenikol terhadap bakteri Salmonella typhi dengan metode dilusi tabung?

1.2Tujuan Penelitian

1. Menentukan konsentrasi ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum Linn) yang memiliki efektivitas yang setara dengan kloramfenikol sebagai antimikroba bakteri Salmonella typhi.

(28)

4

1.4 Hipotesis

Ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum) memiliki efektivitas yang setara dengan kloramfenikol sebagai antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi pada konsentrasi tertentu.

1.5 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Laporan tugas akhir dengan judul “ PARALEL INVERTER 1 FASA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS KELUARAN “ diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam memperoleh gelar

pembelajaran di kelas terutama dalam mata pelajaran IPS sebab tanpa memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap pembelajaran IPS, tujuan pembelajaran yang

Laboran serta pihak yang bekerja pada Laboratorium Biologi Farmasi, Teknologi Farmasi, dan Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui (1) interaksi sosial dalam pembelajaran matematika yang terjadi di kelas VIII SMP N 2 Ponjong, (2) sikap siswa terhadap interaksi

Hasil penelitian : Hasil penelitin menunjukkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas 1 Sokaraja Banyumas pada kategori baik sebanyak 4

Hasil temuan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: (1) Konsep asam-basa memenuhi semua karakteristik konsep yang dapat dimasukkan ke dalam permainan

Atas dasar deskripsi tersebut, tujuan penelitian ini untuk membandingkan konsentrasi Total Partikulat Tersuspensi (TSP) dan sulfur dioksida (SO 2 ) yang diemisikan dari tanur

Alternatif pilihan jawaban pada skala kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi empat pilihan jawaban yaitu Alternatif pilihan jawaban