• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Performansi Motor Induksi Kapasitor Permanen Satu Phasa Dengan Belitan Bantu Dan Belitan Utama Berdasarkan Teori Medan Fluksi Silang Dan Teori Medan Fluksi Ganda (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Performansi Motor Induksi Kapasitor Permanen Satu Phasa Dengan Belitan Bantu Dan Belitan Utama Berdasarkan Teori Medan Fluksi Silang Dan Teori Medan Fluksi Ganda (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR INDUKSI KAPASITOR PERMANEN SATU PHASA DENGAN BELITAN BANTU DAN BELITAN UTAMA BERDASARKAN TEORI MEDAN FLUKSI SILANG DAN TEORI MEDAN

FLUKSI GANDA

(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Oleh :

(040402053)

WAHYUDINATA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR INDUKSI KAPASITOR PERMANEN SATU PHASA DENGAN BELITAN BANTU DAN BELITAN UTAMA BERDASARKAN TEORI MEDAN FLUKSI SILANG DAN TEORI MEDAN

FLUKSI GANDA

(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Oleh :

NIM : 040402053 WAHYUDINATA

Disetujui Oleh : Pembimbing

NIP : 19541220 198003 1 003 IR. EDDY WARMAN

Diketahui Oleh :

Ketua Departemen Teknik Elektro FT-USU

NIP : 19461022 197302 1 001 PROF. DR. IR. USMAN BAAFAI

DEPATEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

ABSTRAK

Motor induksi satu phasa adalah motor yang paling banyak digunakan dalam

kehidupan sehari-hari, yang biasanya diaplikasikan pada peralatan rumah tangga,

seperti pompa air, mesin cuci dan kipas angin. Motor ini memiliki jenis yang

beragam, seperti motor kapasitor start, motor permanent atau run, motor universal,

motor split phase, dan beberapa jenis lainnya.

Motor kapasitor permanen adalah jenis motor induksi satu phasa yang

kumparan bantunya terhubung seri dengan kapasitor yang memiliki nilai tertentu.

Kapasitor digunakan sebagai pembeda phasa antara arus kumparan utama dan arus

kumparan bantu terhadap tegangan yang pada akhirnya akibat perbedaan sudut phasa

tersebut akan mempengaruhi fluksi yang dihasilkan. Ada dua kondisi fluksi yang

dihasilkan pada berbagai keadaan yang dapat dijelaskan dengan teori medan fluksi

silang dan teori medan fluksi ganda.

Konsep medan fluksi silang pada motor induksi satu phasa

menjelaskan bahwa medan silang beraksi pada sudut 90° terhadap medan magnet

stator dengan sudut phasa yang juga tertinggal 90° terhadap medan stator, kedua

medan bersatu untuk membentuk sebuah medan putar resultan yang berputar dengan

kecepatan sinkron. Sedangkan konsep medan fluksi ganda menjelaskan bahwa fluks

berpulsa yang dihasilkan, ekivalen dengan dua buah fluks yang mempunyai besar

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T dimana atas

berkah, karunia dan rahmat-NYA lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini merupakan suatu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar

sarjana teknik dari departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara.

Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya

Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang

tulus dan sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda Khaidir.S dan Ibunda Roswita.R, terima kasih atas semua kasih

sayang, do’a, dukungan serta bimbingan yang tiada terkira selama dalam

kandungan hingga sekarang ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman baafai selaku ketua Departemen Teknik Elektro

FT-USU dan Bapak Rachmad fauzi, ST. MT selaku sekretaris Departemen

Teknik Elektro USU.

3. Bapak Ir.Eddy Warman, selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas segala

(5)

4. Bapak Ir. Sugih Arto Yusuf, selaku dosen Wali penulis, atas bimbingan dan

arahannya dalam menyelesaikan perkuliahan.

5. Bapak Ir. Satria Ginting, selaku Kepala Laboratorium Konversi Energi Listrik

Fakultas Teknik USU.

6. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Teknik Elektro USU dan Seluruh

Karyawan di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro USU.

7. ”Kodok putih” tersayangku Fenny Wulandari, Sfarm. Apt dengan kesabaran

cinta nya terus memberi dukungan serta doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Adik adikku tercinta Anna, Doni, Ari serta adik sepupuku Della dan Dini

yang senantiasa menjadi teman cerita, belajar dan bermain.

9. Sahabat-sahabat terbaikku , kifly, choky, made, kurlub, nera, ronal, eko yang

telah memberi dukungan baik secara lembut maupun berupa ejekan,semoga

kita semua sukses kedepannya.

10.Teman teman ”Kujam”, Muhfi, Harry, Bismo, Hans, Aris, Firdaus, Luthfi,

Salman, Fahmi, atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan.

11.Seluruh teman seangkatan,senior dan junior yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir

ini

12.Bang Isroy Tanjung sebagai Staff Administrasi Laboratorium Konversi

Energi Listrik serta Asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik faisal,

iqbal, taufiq, martua, eko dan kurlub yang telah banyak membantu penulis

(6)

13.Teman-teman dunia maya, rani , kak yeni, tika, iwan, andri, away, gita,

nadya, ririn dan lain lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

terima kasih atas hiburan dari kalian semua.

14.Dan semua pihak yang banyak memberi masukan kepada penulis yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kesalahan

dan kekurangan, namun penulis tetap berharap semoga tugas akhir ini bisa

bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi pengembangan selanjutnya.

Medan, 3 Juni 2010

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR TABEL...x

BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang...1

I.2. Tujuan Penulisan...1

I.3. Manfaat Penulisan... 2

I.4. Batasan Masalah... 2

I.5. Metode Penulisan... 3

I.6. Sistematika Penulisan... 3

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA II.1. Umum... 5

II.2. Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Phasa... 6

II.3. Prinsip Kerja Motor Induksi Satu Phasa... 7

II.4. Jenis jenis Motor Induksi Satu Phasa... 9

(8)

II.4.2. Motor Kapasitor Start ...12

II.4.3.Motor Kapasitor Permanen... 13

II.4.4. Motor Kapasitor Start – Kapasitor Permanen... 14

II.4.5 Motor Kutub Terarsir………….………... 15

BAB III TEORI MEDAN FLUKSI SILANG DAN TEORI MEDAN FLUKSI GANDA PADA MOTOR INDUKSI KAPASITOR PERMANEN SATU PHASA III.1. Teori dua reaksi motor induksi kapasitor permanen satu phasa... 16

III.1.1.1. Teori Medan Fluksi Silang... 16

III.1.1.2. Konsep Medan Fluksi Silang... 20

III.1.2.1. Teori Medan Fluksi Ganda... 22

III.1.2.2. Konsep Medan fluksi Ganda... 23

III.2. Rangkaian ekivalen motor kapasitor permanen... 29

III.3. Daya, rugi rugi serta efisiensi motor kapasitor permanen... 35

BAB IV ANALISA PERFORMANSI MOTOR INDUKSI KAPASITOR PERMANEN SATU PHASA DENGAN BELITAN BANTU DAN BELITAN UTAMA IV.1. Perhitungan parameter motor kapasitor permanen...40

IV.1.1. Pengujian rotor tertahan...40

IV.1.2. Pengujian beban nol...44

(9)

IV.3. Pengujian rotor tertahan...47

IV.4. Pengujian pengukuran tahanan belitan...49

IV.4.1. Pengujian pengukuran tahanan belitan utama...49

IV.4.2. Pengujian pengukuran tahanan belitan bantu...51

IV.5. Pengujian beban nol...52

IV.6. Pengujian berbeban...54

IV.7. Perhitungan performansi motor induksi satu phasa...56

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan...64

V.2. Saran...64

DAFTAR PUSTAKA...65

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Komponen Dasar Dari Motor Induksi Satu Phasa... 7

Gambar 2.2. Torsi arah maju dan torsi arah mundur...8

Gambar 2.3. Motor fasa terpisah...11

Gambar 2.4. Motor Kapasitor Star...12

Gambar 2.5. Motor Kapasitor Permanen...13

Gambar 2.6 Motor Kapasitor star-kapasitor permanen...14

Gambar 2.7. Motor kutub terarsir...15

Gambar 3.1. Medan magnet stator berpulsa sepanjang garis AC... 17

Gambar 3.2. Motor dalam keadaan berputar... 18

Gambar 3.3. Fluks rotor tertinggal terhadap fluks stator sebesar 900... 19

Gambar 3.4. Medan silang yang dibangkitkan arus-arus stator... 20

Gambar 3.5. Konsep medan fluksi silang... 21

Gambar 3.6. Konsep medan fluksi silang ganda... 24

Gambar 3.7. Konsep medan fluksi ganda yang disederhanakan... 25

Gambar 3.8. Kurva fluks resultan terhadap θ... 26

Gambar 3.9. Karakteristik Torsi – kecepatan motor induksi satu phasa... 28

Gambar 3.10. Rangkaian ekivalen dari motor kapasitor permanen... 30

Gambar 3.11. Rangkaian sederhana ekivalen motor kapasitor permanen... 32

Gambar 3.12. Diagram aliran daya motor induksi satu phasa... 38

Gambar 4.1. Gambar pendekatan rangkaian ekialen dengan rotor tertahan...41

(11)

Gambar 4.3. Gambar Pendekatan rangkaian ekivalen pada beban nol dengan s≅0..45

Gambar 4.4. Gambar pengujian rotor tertahan...47

Gambar 4.5. Gambar rangkaian pengujian tahanan belitan utama...49

Gambar 4.6. Gambar rangkaian pengujian tahanan belitan bantu...51

Gambar 4.7. Gambar rangkaian pengujian beban nol...52

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tabel distribusi empiris dari Xbr...42

Tabel 7.1. Tabel performansi motor pada keadaan nominal motor...62

(13)

ABSTRAK

Motor induksi satu phasa adalah motor yang paling banyak digunakan dalam

kehidupan sehari-hari, yang biasanya diaplikasikan pada peralatan rumah tangga,

seperti pompa air, mesin cuci dan kipas angin. Motor ini memiliki jenis yang

beragam, seperti motor kapasitor start, motor permanent atau run, motor universal,

motor split phase, dan beberapa jenis lainnya.

Motor kapasitor permanen adalah jenis motor induksi satu phasa yang

kumparan bantunya terhubung seri dengan kapasitor yang memiliki nilai tertentu.

Kapasitor digunakan sebagai pembeda phasa antara arus kumparan utama dan arus

kumparan bantu terhadap tegangan yang pada akhirnya akibat perbedaan sudut phasa

tersebut akan mempengaruhi fluksi yang dihasilkan. Ada dua kondisi fluksi yang

dihasilkan pada berbagai keadaan yang dapat dijelaskan dengan teori medan fluksi

silang dan teori medan fluksi ganda.

Konsep medan fluksi silang pada motor induksi satu phasa

menjelaskan bahwa medan silang beraksi pada sudut 90° terhadap medan magnet

stator dengan sudut phasa yang juga tertinggal 90° terhadap medan stator, kedua

medan bersatu untuk membentuk sebuah medan putar resultan yang berputar dengan

kecepatan sinkron. Sedangkan konsep medan fluksi ganda menjelaskan bahwa fluks

berpulsa yang dihasilkan, ekivalen dengan dua buah fluks yang mempunyai besar

(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Motor kapasitor adalah salah satu jenis motor induksi satu phasa yang

banyak digunakan pada mesin-mesin seperti lemari es, kompresor, pompa air,

pembakar minyak, dan mesin pencuci.

Motor kapasitor permanen adalah salah satu jenis motor induksi satu phasa

yang pemakaiannya cukup luas dimana mempunyai kapasitor secara permanen

dihubungkan seri dengan belitan bantu serta paralel dengan belitan utama. Belitan

bantu untuk pengasutan awal motor tetap terhubung dengan belitan utama ketika

berjalan. Hal ini menyederhanakan konstuksi dan mengurangi biaya serta

memperbaiki ketahanan motor karena saklar sentrifugal tidak digunakan. Faktor

kerja, denyutan momen putar, dan efisiensi akan lebih baik karena motor berputar

seperti motor dua phasa.

Pada tugas akhir ini akan di bahas analisa performansi motor induksi

kapasitor permanen satu phasa dimana perhitungannya dengan menggunakan belitan

bantu dan belitan utama. Untuk menjalankan motor induksi digunakan teori medan

fluksi silang dan teori medan fluksi ganda.

I.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisa performansi dari

(15)

bantu dan belitan utama. Untuk menjalankan motor induksi digunakan teori medan

fluksi silang dan teori medan fluksi ganda.

I.3. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Memberikan informasi secara umum kepada penulis maupun pembaca

tentang motor kapasitor permanen.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun pembaca tentang

performansi motor kapasitor permanen sekaligus analisa perhitungan dengan

belitan bantu dan belitan utama. Dan juga mengetahui teori medan fluksi

silang dan teori medan fluksi ganda untuk menjalankan motor induksi.

3. Selain itu dapat pula digunakan sebagai bahan acuan guna pengembangan

pratikum Mesin-mesin Listrik dan Konversi Energi Listrik di

laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU.

I.4. Batasan Masalah

Untuk menjaga agar pembahasan materi dalam tugas akhir ini lebih terarah

dan maksimal, maka penulis membuat suatu batasan masalah sebagai berikut :

1. Tugas akhir ini hanya membahas analisis Performansi dari motor kapasitor

permanen dengan belitan bantu dan belitan utama yang untuk menjalankan

motor digunakan teori medan fluksi silang dan teori medan fluksi ganda.

2. Tidak membahas mengenai saklar sentrifugal secara mendetail.

(16)

4. Tidak membahas karakteristik berbeban.

5. Pembahasan dilakukan seputar keluaran dari motor yang merupakan masukan

pada alat ukur.

6. Tidak membahas pengasutan dan pengaturan kecepatan motor kapasitor

permanen.

I.5. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Studi Literatur, berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku teks

pendukung.

2. Studi Diskusi, berupa tanya jawab dengan Dosen Pembimbing mengenai

masalah-masalah yang timbul selama penulisan tugas akhir.

3. Studi Laboratorium, melakukan percobaan untuk mendapatkan data-data

yang diperlukan.

I.6. Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan,

(17)

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Bab ini membahas tentang motor induksi satu phasa, konstruksi

umum, prinsip dasar motor induksi satu phasa, jenis-jenis motor

induksi satu phasa.

BAB III TEORI MEDAN FLUKSI SILANG DAN TEORI MEDAN FLUKSI GANDA PADA MOTOR INDUKSI KAPASITOR PERMANEN SATU PASA

Bab ini membahas tentang teori medan fluksi silang serta

konsepnya, teori medan fluksi ganda serta konsepnya, rangkaian

ekivalen motor kapasitor permanen saat dalam keadaan diam,

rangkaian ekivalen motor kapasitor permanen saat dalam keadaan

berputar, serta torsi, rugi-rugi, efisiensi dan diagram aliran daya

motor induksi kapasitor permanen.

BAB IV ANALISA PERFORMANSI MOTOR INDUKSI KAPASITOR PERMANEN SATU FASA DENGAN BELITAN BANTU DAN BELITAN UTAMA

Bab ini membahas mengenai analisis motor induksi satu phasa

kapasitor permanen dengan menggunakan belitan bantu dan belitan

utama.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang hal-hal yang dianggap penting didalam

tulisan yang dirangkum sebagai kesimpulan dan saran dari hasil

(18)

BAB II

MOTOR INDUKSI SATU PHASA

II.1. Umum

Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor

dengan putaran medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Pada

umumnya motor induksi dikenal ada dua macam berdasarkan jumlah phasa yang

digunakan, yaitu motor induksi satu phasa dan motor induksi tiga phasa. Sesuai

dengan namanya motor induksi satu phasa dirancang untuk beroperasi menggunakan

suplai satu phasa.

Motor induksi satu phasa sering digunakan sebagai penggerak pada peralatan

yang memerlukan daya rendah dan kecepatan yang relatif konstan. Hal ini

disebabkan karena motor induksi satu phasa memiliki beberapa kelebihan yaitu

konstruksi yang cukup sederhana, kecepatan putar yang hampir konstan terhadap

perubahan beban, dan umumnya digunakan pada sumber jala-jala satu phasa yang

banyak terdapat pada peralatan domestik Walaupun demikian motor ini juga

memiliki beberapa kekurangan, yaitu pembebanan yang relatif rendah, tidak dapat

melakukan pengasutan sendiri tanpa pertolongan alat bantu dan efisiensi yang

(19)

II.2. Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Phasa

Konstruksi motor induksi satu phasa hampir sama dengan motor induksi

phasa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor . Keduanya

merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris. Di antara rotor

dan stator ini terdapat celah udara yang sempit. Motor satu phasa jenis tertentu

dilengkapi dengan sebuah saklar sentrifugal. Saklar ini berguna untuk melepaskan

belitan bantu dari sumber tegangan bila kecepatan motor telah mencapai kira – kira

75% dari kecepatan sinkronnya.

Stator merupakan bagian yang diam sebagai rangka tempat kumparan stator

terpasang. Bagian ini terdiri atas : inti stator, kumparan stator dan alur stator. Motor

induksi satu phasa dilengkapi dengan dua kumparan stator yang dipasang terpisah,

yaitu kumparan utama atau sering disebut dengan kumparan berputar dan kumparan

bantu yang sering disebut dengan kumparan start. Rotor merupakan bagian yang

berputar. Bagian ini terdiri atas inti rotor, belitan rotor dan alur rotor. Terdapat dua

jenis rotor yaitu rotor belitan( Wound Rotor ) dan rotor sangkar ( Squirrel CagRotor).

(20)

Gambar 2.1. Komponen Dasar dari Motor Induksi Satu Phasa

II.3. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Ketika kumparan stator di suplai dengan sumber tegangan satu phasa maka

mengalir arus, dan arus tersebut akan menimbulkan fluks. Fluks ini tidak berputar

(tidak menimbulkan medan putar), akan tetapi merupakan resultan dari fluks

bergerak arah maju dan arah mundur. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan

Euler.

(21)

2

e adalah merupakan fluks bergerak arah maju, sedangkan

2

m

φ . jθ e

merupakan fluks bergerak arah mundur. Jumlah dari kedua fluks tersebut

merupakan fluks resultan atau fluks pulsasi yang besarnya adalah :

=

Komponen dari kedua fluksi tersebut yang bergerak berlawanan arah dengan

kecepatan sudut ( tω )yang sama, tentunya akan menghasilkan torsi yang sama,

dan berlawanan arah ( torsi arah maju dan torsi arah mundur ). Perhatikan

gambar 2.2.

Kecepatan Torsi

0 ns

-ns

Torsi arah maju

Torsi arah mundur

Torsi resultan

(22)

Torsi resultan (TR) yang dihasilkan torsi maju (Tf) dan torsi mundur (Tb)

adalah:

TR = Tf + Tb ...(2.4)

TR pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menggerakan motor dengan

arah maju atau arah mundur. Pada waktu start, besar torsi maju sama dengan torsi

mundur. Dengan demikian motor tetap saja diam (tidak berputar). Dengan

menggunakan sedikit tenaga yang digerakkan dengan alat bantu dan dapat

menyebabkan motor berputar arah maju atau mundur. Penggunaan alat bantu tersebut

yaitu dengan cara menambah kumparan bantu yang terhubung paralel dengan

kumparan utama. Kemudian di tambahkan juga kapasitor yang terhubung seri dengan

kumparan bantu tersebut. Kapasitor berguna sebagai pembeda phasa antara arus

kumparan utama dan arus kumparan bantu terhadap tegangan yang pada akhirnya

akibat perbedaan sudut phasa tersebut tentu akan mempengaruhi fluksi yang

dihasilkan.yang pada akhirnya dihasilkan torsi yang tidak sama besarnya sehingga

motor pun berputar.

II.4. JENIS JENIS MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Cara yang paling mudah untuk menjalankan motor induksi satu phasa adalah

dengan menambahkan sebuah belitan bantu pada belitan utama di stator sehingga

motor dapat dijalankan. Jika dua belitan terpisah sebesar 90° listrik pada stator motor

dan dieksitasi dengan dua ggl bolak-balik yang berbeda waktu phasa sebesar 90°

listrik, dihasilkan medan magnetik putar. Jika dua belitan yang terpisah demikian

(23)

bolak-balik, tetapi tidak berputar karena kedua belitannya ekivalen dengan satu

belitan satu fasa. Akan tetapi, jika suatu impedansi dihubungkan seri dengan salah

satu belitan ini, arusnya akan berbeda fasa. Dengan pemilihan impedansi yang cocok,

arus dapat dibuat agar berbeda fasa sampai 90° listrik, sehingga menghasilkan medan

putar sama seperti medan dari motor dua phasa. Inilah prinsip dari pemisahan fasa

(Phase Splitting).

Pada keadaan berputar, motor induksi satu phasa dapat menghasilkan momen

putar dengan hanya satu belitan. Sehingga dengan bertambahnya kecepatan motor

belitan bantu dapat dilepas dari rangkaian. Pada kebanyakan motor, hal ini

dilakukan dengan menghubungkan sebuah saklar sentrifugal pada rangkaian bantu.

Pada sekitar 70 sampai 80 persen kecepatan sinkron, saklar sentrifugal bekerja dan

melepaskan hubungan belitan bantu dari sistem.

Motor induksi satu phasa dikenal dengan beberapa nama. Penamaannya

menjelaskan cara-cara yang dipakai untuk menghasilkan perbedaan phasa antara arus

yang mengalir pada belitan utama dan arus yang mengalir pada belitan bantu.

II.4.1. Motor Fasa Terpisah

Diagram rangkaian dari motor induksi fasa terpisah ditunjukkan pada

gambar 2.3.a. Belitan bantu memiliki perbandingan tahanan terhadap

reaktansi yang lebih tinggi daripada belitan utama, sehingga kedua arus akan

berbeda fasa seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3.b. Perbandingan

tahanan terhadap reaktansi yang tinggi didapat dengan menggunakan kawat

yang lebih murni pada belitan bantu. Hal ini diijinkan karena belitan bantu

(24)

rangkaian segera setelah dicapai kecepatan sinkron sebesar sekitar 70 sampai

80 persen kecepatan sinkron.

Karakteristik momen putar vs kecepatan dari motor ini ditunjukkan

pada gambar 2.3.c.Gambar ini memperlihatkan nilai torsi masing-masing

kecepatan motor, mulai dari posisi diam sampai kecepatan nominal, dan

seterusnya sampai kecepatan sinkron. Torsi start adalah torsi yang tersedia

bila motor mulai berputar dari posisi diam. Torsi beban penuh adalah torsi

yang dihasilkan bila motor berputar pada keluaran nominal, dan kecepatan

motor pada keluaran itu disebut dengan kecepatan nominal. Nilai maksimum

dari torsi dalam hal ini disebut torsi maksimum Tmaks.

Rotor

Persen Kecepatan Sinkron

Operasi Torsi Beban Penuh

Kecepatan Beban

(25)

II.4.2. Motor Kapasitor Start

Momen putar start yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan

menghubungkan sebuah kapasitor yang dipasang secara seri dengan belitan

bantu seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4.a. Hal ini akan menaikkan

sudut fasa antar arus belitan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4.b.

Karakteristik momen put ar – kecepatan dari motor ini dapat ditunjukkan pada

gambar 2.4.c. Karena kapasitor dipakai hanya pada saat start, jenis kapasitor

yang dipakai adalah kapasitor elektrolit. Motor ini menghasilkan momen

putar start yang lebih tinggi.

Saklar

Persen Kecepatan Sinkron

25 50 75 100

Kec. Beban Penuh T Beban Penuh

(c)

(26)

II.4.3. Motor Kapasitor permanen

Pada motor ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5.a. kapasitor

dihubungkan seri dengan belitan bantu dan tidak dilepas setelah pengasutan

dilakukan dan tetap tinggal pada rangkaian. Hal ini menyederhanakan

konstruksi dan mengurangi biaya serta memperbaiki ketahanan motor karena

saklar sentrifugal tidak digunakan. Faktor kerja, denyutan momen putar, dan

efisiensi akan lebih baik karena motor berputar seperti motor dua fasa. Sudut

fasa antar belitan ditunjukkan pada ganbar 2.5.b. Jenis kapasitor yang

digunakan adalah kapasitor kertas. Karakteristik momen putar – kecepatan dari

motor ini ditunjukkan pada gambar 2.5.c.

C

Persen Kecepatan Sinkron

25 50 75 100

(27)

II.4.4. Motor Kapasitor Start – Kapasitor Permanen

Motor ini mempunyai dua buah kapasitor, satu digunakan pada saat

start dan satu lagi digunakan pada saat berputar, seperti yang ditunjukkan

pada gambar 2.6.a. Secara praktis keadaan start dan berputar yang optimal

dapat diperoleh dengan menggunakan dua buah kapasitor elektrolit. Kapasitor

run secara permanen dihubungkan seri dengan belitan bantu dengan nilai

yang lebih kecil dan dipakai kapasitor kertas. Sudut fasa antar belitan sama

seperti pada motor kapasitor permanen seperti pada gambar 2.6.b.

Karakteristik momen putar – kecepatan dari motor ini ditunjukkan pada

gambar 2.6.c.

Rotor

Persen Kecepatan Sinkron

25 50 75 100

T Beban Penuh

Kec. Beban Penuh

(c)

(28)

II.4.5. Motor Kutub Terarsir

Motor ini mempunyai kutub tonjol dan sebagian dari masing – masing

kutub dikelilingi oleh lilitan rangkaian terhubung singkat yang terbuat dari

tembaga yang disebut kumparan terarsir seperti pada gambar 2.7.a. Arus

imbas yang terdapat pada kumparan yang terarsir menyebabkan fluksi yang

berada pada bagian lain. Hasilnya seperti medan putar yang bergerak dalam

arah dari daerah kutub yang tidak terarsir ke bagian kutub yang terarsir dan

menimbulkan momen putar saat dihidupkan yang kecil. Karakteristik momen

putar – kecepatan motor kutub terarsir ditunjukkan pada gambar 2.7.b.

Rotor Kumparan

Utama Kutub Terarsir

T start

100 200

Persen Kecepatan Sinkron 25 50 75 100

Pe

rs

e

n

T

o

rs

i

0

Tmax

T Beban Penuh

Kec. Beban Penuh

(a) (b)

(29)

BAB III

TEORI MEDAN FLUKSI SILANG DAN TEORI MEDAN FLUKSI GANDA PADA MOTOR INDUKSI KAPASITOR PERMANEN

SATU PASA

III.1. TEORI DUA REAKSI MOTOR INDUKSI KAPASITOR PERMANEN SATU PASA

Pada awalnya bahwa motor ini dalam keadaan diam karena supply yang

diberikan adalah satu phasa, berbeda dengan sumber dua phasa ataupun tiga phasa,

maka yang harus dipikirkan adalah bagaimana menjalankan motor tersebut dengan

berbagai cara dan kemungkinan yang harus dilakukan. Pada penelitian ini digunakan

kapasitor sebagai pembeda phasa antara arus kumparan utama dan arus kumparan

bantu terhadap tegangan yang pada akhirnya akibat perbedaan sudut phasa tersebut

tentu akan mempengaruhi fluksi yang dihasilkan. Adapun kondisi fluksi yang

dihasilkan pada berbagai keadaan adalah sebagai berikut.

III.1.1.1. TEORI MEDAN FLUKSI SILANG

Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat dijelaskan dengan menggunakan

teori medan putar silang (cross-field theory). Jika suatu motor induksi satu fasa

diberikan tegangan ac satu fasa maka arus sinusoidal terhadap waktu akan mengalir

pada belitan tersebut. Arus stator ini akan menghasilkan medan magnet seperti yang

(30)

C A

Belitan rotor Belitan stator

Gambar 3.1. Medan Magnet Stator Berpulsa Sepanjang Garis AC.

Arus stator yang mengalir pada setengah periode pertama akan membentuk

kutub utara di A dan kutub selatan di C pada permukaan stator. Pada setengah

periode berikutnya, arah kutub-kutub stator menjadi terbalik. Meskipun kuat medan

magnet stator adalah selalu berubah-ubah yaitu maksimum pada saat arus maksimum

dan nol pada saat arus nol dan polaritasnya berbalik secara periodik, aksi ini hanya

terjadi sepanjang sumbu AC. Dengan demikian, medan magnet ini tidak berputar

tetapi hanya merupakan sebuah medan magnet berpulsa pada posisi yang tetap

(stationary).

Seperti halnya pada transformator, tegangan terinduksi pada belitan sekunder,

dalam hal ini belitan rotor. Karena rotor dari motor induksi satu fasa adalah rotor

sangkar dimana belitannya telah terhubung singkat, maka aruspun mengalir. Sesuai

dengan hukum Lenz, arah dari arus ini (seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1)

adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkannya menentang

(31)

magnet rotor dan membentuk kutub pada permukaan rotor. Karena

kutub ini juga berada pada sumbu AC dengan arah yang berlawanan terhadap

kutub-kutub stator, maka tidak ada momen putar yang dihasilkan pada kedua arah, rotor

tetap diam. Dengan demikian, motor induksi satu fasa tidak dapat diasut sendiri dan

membutuhkan rangkaian bantu untuk menjalankannya. Dimana rangkaian bantu ini

juga dapat dilengkapi dengan komponen lain dalam meningkatkan unjuk kerja motor

itu sendiri seperti halnya dalam penelitian ini menggunakan kapasitor baik dalam

startnya saja dan juga run ataupun menggunakan keduanya secara bersamaan.

Arah putaran

B D

C A

Gambar 3.2. Motor Dalam Keadaan Berputar

Misalnya sekarang motor sedang berputar. Hal ini dapat dilakukan dengan

memutar rotor dengan tangan ataupun dengan rangkaian bantu.

Konduktor-konduktor rotor memotong medan magnet stator sehingga timbul gaya gerak listrik

pada konduktor-konduktor tersebut. Hal ini diperlihatkan pada gambar 3.2 yang

menunjukkan rotor sedang berputar searah jarum jam.

Jika fluks stator seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.2 mengarah ke

atas, maka sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arah gaya gerak listrik (ggl)

rotor akan mengarah keluar kertas pada setengah bagian atas rotor dan mengarah ke

(32)

arah dari gaya gerak listrik yang dibangkitkan akan terbalik. Gaya gerak listrik yang

diinduksikan ke rotor adalah berbeda dengan arus dan fluks stator. Karena

konduktor-konduktor rotor terbuat dari bahan dengan tahanan rendah dan induktansi

tinggi, maka arus rotor yang dihasilkan akan tertinggal terhadap gaya gerak listrik

rotor mendekati 90o. Gambar 3.3 menunjukkan hubungan fasa dari arus dan fluks

stator, gaya gerak listrik, arus dan fluks rotor.

90

Tegangan induksi rotor

Fluks dan arus stator

Fluks dan arus rotor

I, V,φ

t

ω

Gambar 3.3. Fluks Rotor Tertinggal Terhadap Fluks Stator Sebesar 90°.

Sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arus rotor ini akan

menghasilkan medan magnet, seperti yang ditunjukkan gambar 3.5. Karena medan

rotor ini terpisah sebesar 90o dari medan stator, maka disebut sebagai medan silang

(cross field). Nilai maksimum dari medan ini seperti yang ditunjukkan oleh gambar

3.3, terjadi pada saat seperempat periode setelah gaya gerak listrik rotor yang

dibangkitkan adalah telah mencapai nilai maksimumnya. Karena arus rotor yang

mengalir disebabkan oleh suatu gaya gerak listrik bolak-balik maka medan magnet

yang dihasilkan oleh arus ini adalah juga bolak-balik dan aksi ini terjadi sepanjang

(33)

Arah putaran

B D

C A

Gambar 3.4. Medan Silang yang Dibangkitkan Arus-Arus Stator

III.1.1.2. KONSEP MEDAN FLUKSI SILANG (Cross revolving field method)

Untuk dapat menganalisa parameter dan prinsip kerja dari motor induksi satu

phasa salah satu konsep yang dapat dilakukan adalah dengan metode medan fluksi

silang. Pada metode ini akan dijelaskan bagaimana aliran fuksi yang terjadi dalam

setiap arah putarnya. Agar lebih jelas dapat memperhatikan gambar 3.5.

Karena medan silang beraksi pada sudut 90o terhadap medan magnet stator

dengan sudut fasa yang juga tertinggal 90o terhadap medan stator, kedua medan

bersatu untuk membentuk sebuah medan putar resultan yang berputar dengan

kecepatan sinkron seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.5.

Pada praktiknya bahwa sudut phasa antara fluksi rotor tertinggal terhadap

fluksi stator. Dimana medan fluksi yang diinduksikan pada rotor terjadi setelah

mencapai siklus atau sudut lebih dari 80 atau (0 〉 800). Untuk memperjelas teori

(34)

(a). Induksi arus rotor dua pole (b). Grafik medan stator dan medan silang

tertinggal sejauh 80 . pada rotor terhadap derajat waktu. 0

(1) (2)

(3) (4)

(c). Phasor medan fluksi yang dihasilkan oleh belitan stator dan rotor

(35)

III.1.2.1 TEORI MEDAN FLUKSI GANDA (Double revolving field theory)

Tegangan satu phasa yang dicatu ke belitan stator motor induksi satu phasa

tidak akan mampu membuat rotornya berputar. Dengan demikian, motor induksi satu

phasa tidak dapat diasut sendiri dan membutuhkan rangkaian Bantu untuk

menjalankannya. Akan tetapi sekali rotor diputar di dalam medan magnet berpulsa,

motor akan segera meneruskan putarannya dan membangkitkan torsi. Hal ini dapat

dijelaskan dengan teori medan putar ganda.

Teori medan fluksi ganda (Double revolving-field theory) adalah suatu

metode lain untuk menganalisa prinsip perputaran motor induksi satu fasa disamping

teori medan putar silang. Menurut teori ini, medan magnet yang berpulsa dalam

waktu tetapi diam dalam ruangan dapat dibagi menjadi dua medan magnet, dimana

besar kedua medan magnet itu sama dan berputar dengan berlawanan arah. Dengan

kata lain, suatu fluks sinusoidal bolak-balik dapat diwakili oleh dua fluks yang

berputar, yang masing-masing besarnya sama dengan setengah dari nilai fluksi

bolak-balik tersebut dan masing-masing berputar secara sinkron dengan arah

berlawanan. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan Euler.

Menurut persamaan Euler :

2

θ θ

θ ej e j

Cos

+

= ………...(3.1)

Dengan asumsi, jθ

e mewakili vektor yang berputar searah jarum jam dan

θ

j

(36)

) (

2

2 maks j2 t j2 t

maksCos t e e

ω ω

φ ω

φ = +…...(3.2)

Dari persamaan di atas, terlihat bahwa fluks yang terjadi terdiri atas dua

bagian yang sama besar (setengah harga total) dan dengan arah saling

bertolak-belakang.

III.1.2.2. KONSEP MEDAN FLUKSI GANDA (Double revolving field method)

Untuk memperjelas teori medan fuksi ganda dapat memperhatikan grafik arah

jalannya fluksi seperti gambar 3.6. Teori ini menjelaskan bahwa saat terjadi medan

fluksi maju maka bersamaan dengan itu akan dihasilkan medan fluksi lawannya atau

medan fluksi mundur. Hal ini dapat dijelaskan dengan diagram medan fluksi dan

persamaan berikut ini.

(a). Stator dua kutub dan induksi (b). Grafik resultan medan fluksi maju dan

(37)

(1) (2) (3)

(4) (5)

(c). Prinsip medan fluksi ganda

Gambar 3.6. Konsep Medan Fluksi Ganda (Forward-backward revolving field

theory)

Konsep medan fluksi diatas dapat juga dijelaskan dengan gambar 3.7. Pada

gambar 3.7 menunjukkan suatu fluksi bolak-balik yang mempunyai nilai maksimum φm. Komponen-komponen fluksnya A dan B mempunyai nilai yang sama yaitu φm/2,

berputar dengan arah yang berlawanan dan searah perputaran jarum jam, seperti

(38)

A= m/2

Gambar 3.7. Konsep Medan Fluksi Ganda yang Disederhanakan.

Pada beberapa saat ketika A dan B telah berputar dengan sudut +θ dan -θ

seperti pada gambar 3.7.b, maka besar fluks resultannya adalah :

(39)

Setelah seperempat periode putaran, fluks A dan B akan berlawanan arah

seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.7.c, sehingga resultan fluksnya sama

dengan nol. Setelah setengah periode putaran, fluks A dan B akan mempunyai

resultan sebesar –2 x φm/2 = -φm, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.7.d.

Setelah tiga perempat putaran, resultannya akan kembali nol seperti yang

ditunjukkan pada gambar 3.7.e dan demikianlah seterusnya. Jika nilai-nilai dari

fluks resultan digambarkan terhadapθ diantara θ = 0o sampai θ = 360o, maka

akan didapat suatu kurva seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.8.

.

0o

90o 180o 270o 360 o

Fl

uk

s

Gambar 3.8. Kurva Fluks Resultan Terhadapθ

Pada keadaan jalan jelas terlihat perbedaan slip yang dihasilkan saat maju dan

mundur. Dimana perbedaan slip yang terjadi adalah akibat fluks yang dihasilkan

putaran rotor. Diketahui bahwa putaran rotor yang terjadi adalah akibat interaksi dua

fluksi magnet yang berlawan arah yaitu satu saat arah maju ( Forward revolving

field) dan yang lain adalah fluksi magnet pada arah mundur berlawanan dengan saat

maju ( Backward revolving field).Saat rotor berputar dengan arah maju (φf ) , maka

(40)

menentang fluksi magnet saat arah maju tersebut. Resultan kedua fluksi yang terjadi

dapat dirumuskan dengan persamaan :

b f

R φ φ

φ = + ..………...(3.5)

Akibat kedua fluksi magnet yang dihasilkan, maka slip yang dihasilkan juga

akan berbeda yang diperoleh dengan persamaan dibawah ini :

Dimana kecepatan sinkron dapat diperoleh dengan persamaan:

p

Slip pada keadaan fluksi magnet maju (Forward revolving field) adalah :

s

n = Kecepatan putar rotor saat medan fluksi maju (rpm)

Sedangkan slip pada keadaan fluksi magnet mundur ( Backward revolving

(41)

=

Masing-masing dari kedua komponen fluks tersebut memotong konduktor

rotor sehingga menginduksikan ggl dan pada akhirnya menghasilkan torsi tersendiri.

Kedua torsi mempunyai arah yang saling berlawanan seperti yang ditunjukkan pada

gambar 3.8. Pada keadaan diam kedua komponen torsi tersebut sama besarnya,

sehingga torsi resultan asut adalah nol. Pada saat motor berputar, besar kedua

komponen torsi tesebut tidaklah sama sehingga torsi resultan membuat motor tetap

berputar pada putarannya.

Kecepatan Torsi

0 ns

-n

s

Torsi arah maju

Torsi arah mundur

Torsi resultan

(42)

III.2. RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR KAPASITOR PERMANEN

Telah diketahui bahwa bagaimana medan magnet berpulsa yang diam dapat

diperoleh dengan dua medan putar yang saling berlawanan. Kedua kedua kumparan

utama dan kumparan bantu dieksitasi, kedua kumparan akan menghasilkan sepasang

medan putar arah maju dan arah mundur. Pada gambar 3.10. terlihat bahwa

kumparan bantu dan utama paralel. Kapasitor terhubung seri dengan kumparan

bantu, dan slama motor beroperasi tidak dilepas dengan kumpran bantunya. Dari

gambar tersebut didapat rangkaian ekivalen seperti pada gambar 3.11. Maka

Sehingga tiap-tiap kumparan dapat ditunjukkan dengan suatu rangkaian ekivalen

dengan dua percabangan paralel, satu untuk medan arah maju, dan satu lagi untuk

medan arah mundur. Suatu medan putar, tanpa memperhatikan dari kumparan mana

medan tersebut dihasilkan akan menghasilkan tegangan pada kedua kumparan. Mari

kita asumsikan bahwa kumparan bantu ditempatkan tertinggal sebesar 90o listrik

terhadap kumparan utama. Kemudian medan arah maju yang dihasilkan oleh

kumparan bantu akan menginduksikan tegangan pada kumparan utama, yang mana

akan tertinggal 90o listrik dari tegangan yang dihasilkan oleh medan yang sama

dalam kumparan bantu.. Rangkaian ekivalen dari motor kapasitor permanen

(43)

C

Gambar 3.10. Rangkaian Ekivalen dari Motor Kapasitor Permanen

dimana :

1

V~ = tegangan jala-jala masukan motor.

r1 , x1 = resistensi dan reaktansi bocor kumparan utama stator.

Xm = reaktansi magnetisasi.

r2 , x2 = resistansi dan reaktansi rotor dilihat dari sisi stator.

Xc = reaktansi kapasitor permanen.

(44)

a = konstanta perbandingan belitan kumparan bantu dengan belitan

kumparan utama.

1

~

E = tegangan yang diinduksikan dalam cabang arah maju dari kumparan

utama oleh medan putar arah maju dari kumparan bantu.

2

~

E = tegangan yang diinduksikan dalam cabang arah mundur dari kumparan

utama oleh medan putar arah mundur dari kumparan bantu.

3

E = tegangan yang diinduksikan dalam cabang arah mundur dari kumparan

bantu oleh medan putar arah maju dari kumparan utama.

Rugi – rugi inti Rc dari motor tidak ditunjukkan dan akan digabungkan

dengan rugi-rugi putaran motor. Catat bahwa kecocokan parameter dari kumparan

bantu pada gambar 3.10. telah didefenisikan melalui perbandingan transformasi (a)

dari parameter-parameter kumparan utama. Impedansi arah maju dari kumparan

utama adalah :

Impedansi arah mundur dari kumparan utama adalah :

)

Pada gambar 3.11. diperlihatkan rangkaian ekivalen dengan Zˆ dan f b.

(45)

1

I ~

= arus pada kumparan utama.

1

I ~

= arus pada kumparan bantu.

a

Zˆ = resistansi kumparan bantu dan reaktansi ekivalen dari kapasitor.

+

Gambar 3.11. Rangkaian Sederhana Ekivalen Motor Kapasitor Permanen

Tegangan yang diinduksikan dalam kumparan utama oleh medan putar arah

maju adalah :

f fm I Z

E~ =~1ˆ ………..…..(3.11)

Tegangan yang diinduksikan dalam kumparan utama oleh medan putar arah

mundur adalah :

b bm I Z

E~ =~1ˆ ………(3.12)

Tegangan yang diinduksikan dalam kumparan bantu oleh medan putar arah

maju adalah :

f fa I a Z

(46)

Tegangan yang diinduksikan dalam kumparan bantu oleh medan putar arah

mundur adalah :

b ba I a Z

E~ =~2 2 ˆ ……….(3.14)

Karena kumparan utama ditempatkan mendahului 90o listrik dari kumparan

bantu, tegangan yang diinduksikan dalam kumparan utama oleh medan putar arah

maju dari kumparan bantu harus tertinggal 90o listrik dari tegangan yang

diinduksikan oleh medan yang sama dalam kumparan bantu. Lagipula, tegangan

yang diinduksikan dalam kumparan utama harus sebesar 1/a kali dari tegangan yang

diinduksikan dalam kumparan bantu, yaitu :

f fa jaI Z

E a j

E~1 =− 1 ~ =− ~2 ˆ ………(3.15)

Dengan hal yang sama, tegangan yang diinduksikan dalam kumparan utama

oleh medan putar arah maju yang dihasilkan oleh kumparan bantu harus mendahului

sebesar 90o listrik dari tegangan yang diinduksikan dalam kumparan bantu, yaitu :

b ba jaI Z E

a j

E~2 = 1 ~ = ~2 ˆ ...(3.16)

Dengan cara yang sama, tegangan yang diinduks ikan dalam cabang arah maju

dari kumparan bantu oleh medan putar arah maju dari kumparan utama adalah :

f

Z I ja

E~3 = ~1ˆ ………(3.17)

Akhirnya, tegangan yang diinduksikan dalam kumparan bantu oleh medan

arah mundur dari kumparan utama adalah :

b Z I ja

(47)

Karena semua tegangan telah diketahui dalam kaitan dengan arus dan

parameter rangkaian yang tidak diketahui, penyamaan bersama untuk kedua cabang

adalah :

Persamaan-persamaan diatas dapat ditulis kembali menjadi :

1

Dari penyamaan-penyamaan bersama di atas, kita dapat menghitung besar

arus dalam kedua cabang sebagai :

21

Arus masukan adalah :

(48)

III. 3. DAYA, RUGI RUGI SERTA EFISIENSI MOTOR KAPASITOR PERMANEN

Dari gambar 3.12 Diagram aliran daya motor induksi satu phasa, daya

masukan motor adalah : θ cos

1 L

in V I

P = ……….(3.30)

Dimana θ adalah sudut faktor daya dimana arus masukan tertinggal dari

tegangan suplai.

Tegangan pada kapasitor permanen adalah:

2

Rugi-rugi tembaga stator adalah :

a

Jika rugi-rugi tembaga stator dikurangi dari daya masukan, daya yang melalui

celah udara dapat diperoleh, yang mana dibagi dua antara medan putar arah maju dan

medan putar arah mundur. Bagaimanapun, kita dapat menulis suatu persamaan untuk

daya yang melalui celah udara sama seperti pada operasi motor satu fasa dengan satu

kumparan. Kita juga harus memperhitungkan bahwa adanya tegangan induksi dalam

suatu kumparan berdasarkan pada medan-medan yang dihasilkan oleh kumparan

yang lain. Dengan dasar inilah, daya yang melalui celah udara yang dihasilkan

berdasarkan pada medan putar arah maju dari kumparan utama adalah :

(49)

Dengan hal yang sama, daya yang melalui celah udara arah maju

berdasarkan pada kumparan bantu adalah :

]

Sehingga, daya yang mengalir melalui celah udara total berdasarkan pada

medan putar arah maju dari kedua kumparan utama dan kumparan bantu adalah :

]

Dengan hal yang sama, daya yang mengalir melalui celah udara total

berdasarkan pada medan putar arah mundur dari kedua kumparan utama dan

kumparan bantu adalah :

]

Suatu hubungan yang sangat bermanfaat diperoleh jika kita mengevaluasi

persamaan untuk daya yang melalui celah udara dengan menyatakan arus pada

kumparan utama dan kumparan bantu sebagai :

1

kumparan bantu berkenaan dengan tegangan suplai. Daya yang melalui celah udara

berdasarkan pada medan arah maju dapat ditulis kembali sebagai :

Pgf =Re[(~I1ZˆfjaI~2Zˆf)~I1* +(~I2a2Zˆf + jaI~1Zˆf)I~2*]

(50)

= (I12 +a2I22)Rf +2aI1I2Rf sinθ21 ………..(3.39)

dimana θ21 = θ2 - θ1.

Dengan hal yang sama, kita dapat menulis kembali persamaan dari daya yang

melalui celah udara berdasarkan pada medan arah maju dapat ditulis kembali

sebagai:

Daya bersih yang melalui celah udara adalah :

gb

Dalam keadaan diam (seperti kondisi saat rotor tertahan), slip per unit dari

motor adalah kesatuan dan impedansi rotor dalam cabang arah maju dan mundur

adalah sama. Daya bersih yang melalui celah udara yang dihasilkan motor adalah :

21

Catat bahwa daya bersih yang dikembangkan adalah bentuknya sesuai dengan

sudut sinus antara arus dalam kedua kumparan. Daya yang dihasilkan adalah

maksimum ketika sudutnya sebesar 90o. Akan tetapi dalam motor fasa terpisah,

sudutnya antara 30o sampai 45o. Hal ini mengapa motor kapasitor dengan ukuran

yang sama dapat mengembangkan torsi start yang lebih besar dibandingkan dengan

motor fasa terpisah.

Torsi motor adalah perbedaan antara torsi arah maju dengan torsi arah

mundur, yang dirumuskan sebagai berikut :

b

f T

T

(51)

sync

Pada saat start slip = 1, dan Rf = Rb. Dari persamaan 3.42 dan persamaan

3.44, maka torsi start motor adalah :

sync

Daya mekanis yang dihasilkan motor adalah :

T

Dan daya keluaran dari motor adalah:

Pout = Pm – Prot ……….(3.48)

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar diagram aliran daya motor

dibawah ini : gesek dan angin Rugi - rugi

inti

Rugi - rugi putaran θ

(52)

Sehingga efisiensi motor adalah :

% 100 x P P

in out

=

(53)

BAB IV

ANALISA PERFORMANSI MOTOR INDUKSI KAPASITOR PERMANEN SATU PHASA DENGAN BELITAN BANTU DAN BELITAN UTAMA

IV.1. PERHITUNGAN PARAMETER MOTOR KAPASITOR PERMANEN

Parameter induksi satu fasa dapat diperoleh melalui pendekatan parameter

rangkaian ekivalen motor induksi satu fasa dari hasil pengujian beban nol dan

pengujian rotor tertahan. Kedua pengujian ini hampir sama seperti yang dilakukan

pada motor induksi fasa banyak. Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh

parameter dari kumparan utama dan kumparan bantu. Pengujian ini hanya dilakukan

dengan hanya mensuplai tegangan satu fasa pada kumparan utama saja.

IV.1.1. Pengujian Rotor Tertahan ( block rotor test )

Pada pengukuran hubung singkat, rotor dipaksa tidak berputar (nm =0,s=1).

Pengujian dilakukan pada frekuensi kerja dengan tegangan kerja. Jika kita asumsikan

bahwa reaktansi magnetik Xm adalah sangat besar dibandingkan dengan reaktansi

rotor sehingga arus yang melalui Xm sangat kecil dan dapat diabaikan, rangkaian

ekivalen dapat diperlihatkan pada Gambar 4.1

Dengan kondisi rotor tertahan, harga-harga yang diukur adalah tegangan rotor

tertahan Vbr, arus rotor tertahan Ibr, dan rugi-rugi yang hilang Pbr. Sehingga

impedansi rotor tertahan dapat dihitung dengan :

br br br

I V

Z = ………. (4.1)

(54)

2

br br br

I P

R = ………. (4.2)

Kemudian reaktansi rotor tertahan :

2 2

br br

br Z R

X = − ………. (4.3)

Ibr R1 X1 If 0,5 X2

0,5 R2

0,5 X2

0,5 R2

Vbr

Gambar 4.1. Gambar Pendekatan Rangkaian Ekivalen dengan Rotor Tertahan

Dari rangkaian ekivalen pada Gambar 4.1 diperlihatkan :

2

1 R

R

Rbr = + ... (4.4)

2

1 X

X

Xbr = + ... (4.5)

Untuk memperoleh harga R1 dilakukan dengan pengukuran DC yaitu dengan

menghubungkan sumber tegangan DC (Vdc) pada dua terminal input dan diukur arus

DC-nya (Idc). Di sini tidak mengalir arus rotor karena tidak ada tegangan yang

terinduksi. Harga R1 dapat dihitung sebagai berikut :

dc dc

I V

(55)

Harga r1 ini dinaikkan dengan faktor pengali 1,1 - 1,5 untuk operasi arus

bolak-balik, karena pada operasi arus bolak-balik resistansi konduktor meningkat

karena distribusi arus yang tidak merata akibat efek kulit dan medan magnet yang

melintasi alur. Dari harga r1 ini harga r2 dapat ditentukan :

1

2 R R

R = br − ... (4.7)

Untuk menentukan harga X1 dan X2 digunakan metode empiris berdasarkan

NEMA Standard 112. Hubungan X1 dan X2 terhadap Xbr dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi empiris dari Xbr.

Desain Rotor X1 X2

A

B

C

D

Rotor Belitan

0,5 Xbr

0,4 Xbr

0,3 Xbr

0,5 Xbr

0,5 Xbr

0,5 Xbr

0,6 Xbr

0,7 Xbr

0,5 Xbr

0,5 Xbr

Dikutip dari Buku Electric Machinery Fundamentals karangan Stephen J.Chapman

Perbedaan dari masing – masing kelas motor induksi adalah sebagai berikut :

1. Kelas A : Torsi start normal, arus start normal dan slip kecil

Tipe ini umumnya memiliki tahanan rotor sangkar yang rendah. Slip pada

(56)

biasanya sekitar 21% dari torsi beban penuh dan slipnya kurang dari 21%.

Motor kelas ini berkisar hingga 20 Hp.

2. Kelas B : Torsi start normal, arus start kecil dan slip rendah

Torsi start kelas ini hampir sama dengan kelas A tetapi arus startnya berkisar

75%Ifl . Slip dan efisiensi pada beban penuh juga baik. Kelas ini umumnya

berkisar antara 7,5 Hp sampai dengan 200 Hp. Penggunaan motor ini antara

lain : kipas angin, boiler, pompa dan lainnya.

3. Kelas C : Torsi start tinggi dan arus start kecil

Kelas ini memiliki resistansi rotor sangkar yang ganda yang lebih besar

dibandingkan dengan kelas B. Oleh sebab itu dihasilkan torsi start yang lebih

tinggi pada arus start yang rendah, namun bekerja pada efisisensi dan slip

yang rendah dibandingkan kelas A dan B.

4. Kelas D : Tosi start tinggi, slip tinggi

Kelas ini biasanya memiliki resistansi rotor sangkar tunggal yang tinggi

sehingga dihasilkan torsi start yang tinggi pada arus start yang rendah

Sebagai tambahan pada keempat kelas tersebut diatas, NEMA juga

memperkenalkan disain kelas E dan F, yang sering disebut motor induksi

soft- start, namun disain kelas ini sekarang sudah ditinggalkan.

Kurva torsi – kecepatan untuk berbagai disain motor induksi digambarkan

(57)

Gambar 4.2. Kurva torsi – kecepatan untuk berbagai disain motor induksi

IV.1.2 Pengujian Beban Nol ( No load test )

Pengujian beban nol, kedua kumparan utama dan kumparan bantu digunakan

pada saat menjalankan motor, tetapi saat kondisi motor sudah berputar, kumparan

bantu motor dilepas dari suplai. Sehingga data diambil ketika hanya kumparan utama

saja yang beroperasi. Pada motor induksi tiga fasa yang bekerja pada beban nol,

(58)

sehingga dapat diabaikan. Kenyataannya, kita anggap titik cabang rangkaian rotor

sebagai rangkaian terbuka karena slip yang sangat kecil. Dalam motor induksi satu

fasa, slip beban nol tidak kecil seperti pada motor tiga fasa, tetapi jika kita anggap

rangkaian rotor sebagai suatu rangkaian terbuka untuk percabangan arah maju

dibawah kondisi beban nol, kesalahan yang dihasilkan dalam perhitungan parameter

rangkaian motor akan menjadi lebih besar sedikit dibanding dengan pada motor

induksi tiga fasa. Dan dengan rangkaian pendekatan, rangkaian akan menjadi lebih

sederhana sehingga dapat digambarkan rangkaian ekivalennya seperti pada Gambar

4.3 berikut ini :

Inl R1 X1

0,5 X2

0,25 R2

Vnl

Xm

Gambar 4.3. Pendekatan Rangkaian Ekivalen pada Beban Nol Dengan s0

Diketahui V , nL I , dan nL P adalah harga – harga yang diukur dari tegangan nL

kerja, arus, dan daya yang dipakai motor pada kondisi beban nol. Impedansi beban

nol dapat dihitung sebagai berikut :

nL nL nL

I V

Z = ... (4.8)

(59)

nL nL nL

I P

R = 2 ….……… (4.9)

Kemudian reaktansi beban nol adalah :

nL nL

nL Z R

X = 2 − 2

……….(4.10)

Karena XnL = X1+0.5Xm+0.5X2

Maka :

2 1

2

2X X X

Xm = nL − − ……… (4.11)

IV.2. Peralatan yang digunakan

1. Motor kapasitor run

- Tegangan nominal : 220 volt

- Arus nominal : 6,3 ampere

- Frekuensi : 50 Hz

- Daya output : 0,75 kw

- cos φ : 0,85

- Putaran nominal : 1370 rpm

- Jenis rotor : sangkar

- Jumlah kutub : 4 kutub

- Kelas motor : B

- Nilai kapasitor : 25 mikrofarad

(60)

3. 1 voltmeter AC

4. 1 amperemeter AC

5. 1 wattmeter satu phasa

6. 1 unit tachometer

7. 1 unit phony brake PB 184

IV.3. Pegujian Rotor Tertahan (Blocked Rotor)

a. Rangkaian Pengujian

Rotor AC

A

u

to

T

ra

n

s

fo

rm

e

r

W

Kumparan Bantu A

V +

-+

-Vbr

Gambar 4.4. Pengujian Rotor Tertahan

b. Prosedur Pengujian

1) Susun dan rangkailah peralatan pengujian sesuai dengan gambar 4.4

di atas.

2) Tutuplah sakelar auto transformer, kemudian naikkanlah tegangan

auto transformer perlahan-lahan hingga Amperemeter menunjukkan

nilai nominal arus motor.

(61)

4) Catatlah penunjukkan Voltmeter V, dan Wattmeter W setiap

tahapannya.

5) Ulangi pengujian secara berulang-ulang dengan cara yang sama untuk

mendapatkan ketelitian pengukuran.

6) Selesai

c. Hasil pengujian

Vbr = 90 Volt

Ibr = 6,3 Amp

Pbr = 390 Watt

f = 50 Hz

d. Analisa hasil Pengujian

Impedansi rotor tertahan :

br

Resistansi rotor tertahan :

2

Reaktansi rotor tertahan :

(62)

IV.4. Pengujian Pengukuran Tahanan Belitan

Pengujian ini untuk menentukan nilai tahanan belitan bantu dan utama.

IV.4.1. Pengujian Pengukuran Tahanan Belitan Utama

a. Rangkaian Pengujian

P

T

D

C

A

V

Gambar 4.5 Rangkaian Pengujian Tahanan Belitan Utama

b. Prosedur pengujian

1. Susun dan rangkailah peralatan sesuai dengan gambar 4.5 di atas

2. Buka hubungan terminal kumparan bantu.

3. Naikkan tegangan sampai mencapai arus nominal motor

4. Catatlah nilai penunjukan dari amperemeter dan voltmeter

c. Hasil pengujian

Vdcm (Volt) Idcm (A)

(63)

d. Analisa hasil pengujian

Rdc =

( )

(

Ampere

)

I

Volt V

dcm dcm

=

) (

8 , 4

) ( 26

Ampere volt

= 5,41 ohm

Karena belitan ini beroperasi pada tegangan bolak – balik maka tahanan ini

harus dikali dengan factor koreksi 1,3.

R1 = Rdc x factor koreksi

= 5,41 x 1,3

= 7,03 ohm

Dengan menggunakan persamaan ( 4.4 ) di dapat :

Rbr = R1 + R2

R2 = Rbr – R1

= 9,82 – 7,03 = 2,79 ohm

Karena motor induksi yang digunakan mempunyai design kelas B , maka :

X1 = 0,4 Xbr

= 0,4 . 10,36 = 4,14 ohm

X2 = 0,6 Xbr

= 0,6 . 10,36 = 6,21 ohm

dimana :

R2 adalah tahanan belitan kumparan rotor

(64)

X2 adalah reaktansi belitan rotor

IV.4.2. Pengujian Pengukuran Tahanan Belitan Bantu

a. Rangkaian Pengujian

P

T

D

C

A

V

Gambar 4.6 Rangkaian Pengujian Tahanan Belitan Bantu

b. Prosedur pengujian

a. Susun dan rangkailah peralatan sesuai dengan gambar 4.6 di atas

b. Buka hubungan terminal kumparan Utama.

c. Naikkan tegangan sampai mencapai arus nominal motor

d. Catatlah nilai penunjukan dari amperemeter dan voltmeter

c. Hasil pengukuran

Vdcm (Volt) Idcm (A)

38,1 4,77

(65)

r1a = 1.3

( )

IV.5. Pengujian Beban Nol

a. Rangkaian Pengujian

(66)

b. Prosedur Pengujian

a. Susun dan rangkailah peralatan pengujian sesuai dengan gambar 4.7

di atas.

b. Tutuplah sakelar auto transformer, kemudian naikkanlah tegangan

auto transformer perlahan-lahan hingga Voltmeter V menunjukkan

nilai tegangan nominal motor.

c. Catatlah penunjukkan Amperemeter A dan Wattmeter W pada saat

tersebut

d. Ulangi pengujian secara berulang-ulang dengan cara yang sama untuk

mendapatkan ketelitian pengukuran.

e. Selesai.

c. Hasil Pengujian

Vnl = 215 Volt

Inl = 3,65 Amp

Pnl = 320 Watt

d. Analisa Hasil Pengujian

Dari hasil pengujian di atas dapat ditentukan :

Impedansi beban nol :

nl nl nl

I V Z = =

65 , 3

215

= 58,9 ohm

(67)

2

Dengan menggunakan persamaan (3.17) didapat reaktansi permagnetan

motor induksi :

2

IV.6 Pengujian Berbeban

a. Rangkaian Pengujian

P

(68)

b. Prosedur Percobaan

1) Susun dan rangkailah peralatan pengujian sesuai dengan gambar 4.8

di atas.

2) Semuanya switch terbuka, pengatur tegangan semuanya minimum.

3) Tutup S, lalu naikkan PTAC sampai dicapai putaran nominal motor.

4) Naikkan beban secara bertahap, dan tetap pertahankan agar tegangan

di V

Konstan. Catatlah penunjukkan alat ukur A, W, T, dan kecepatan

motor (nr) setiap tahapnya.

5) Percobaan dilakukan sampai arus motor tidak melebihi arus nominal

untuk tegangan konstan.

6) Selesai.

c. Hasil Pengujian

Torsi ( N.m) Nr (rpm) Arus Masukan (A) Daya Input (Watt)

1,0 1410 5,22 400

1,2 1400 5,24 410

1,4 1400 5,31 440

1,6 1390 5,63 520

(69)

IV.7. Perhitungan Performansi Motor induksi Satu Phasa

- Kecepatan sinkron

ns = 1500

Nilai perbandingan belitan : a = 1,3

Xc =

- Impedansi Medan Maju (Zf)

(70)
(71)

Z12 = -j 1,3 [(12,87 + j 7,11) – (0,63 + j 2,91)]

Maka nilai I1 dan I2 berdasarkan persamaan 3.27 dan 3.28 :

(72)
(73)

Maka nilai arus beban IL :

IL = I1+I2 = (6,04 – j3,33) + (1,5+j1,25)

IL = 7,54- j2,08= 7,82∠−15,42

-Rugi-rugi tembaga rotor medan maju (Pgf)

Pgf = 1 2 21

2 2 2 2

1 ) 2 sin

(I +a I Rf + aI I Rf θ

=(6,92+1,32.1,962) . 12,87 + 2.1,3.6,9.1,96.12,87 sin (39,73-(-28,9))

= (54,3) 12,87 + 452,54 . 0,931

= 698,84 + 421,42

Pgf = 1120,26 watt

-Rugi-rugi tembaga rotor medan mundur (Pgb)

Pgb = (I12 +a2I22)Rb −2aI1I2Rbsinθ21

= (6,92+1,32.1,962) . 0,63 - 2.1,3.6,9.1,96.0,63 sin (39,73-(-28,9))

= 54,3 . 0,63 – 22,15. 0,931

= 34,20 – 20,62

(74)

-Daya bersih yang melalui celah udara adalah :

gb gf

g P P

P = −

Pg = 1120,26 – 13,58 = 1106,68 watt

- Kecepatan Mekanis

ωs = (2πns/60)= 157 rps

- Torsi medan maju

Tf =

s

ω

1

Pgf = 1120,26 7,13

157 1

= N.m

- Torsi medan mundur

Tb =

s

ω 1

Pgb = 13,58 0,086 157

1

= N.m

- Torsi resultan

T = Tf - Tb = 7,13 – 0,086 = 7,04 N.m

- Daya yang diubah ke bentuk mekanis

Pm = (1 – s) ωs T

Pm = (1 – s) ( Pgf – Pgb)

= (1-0,086)(1120,26-13,58)

= 1011,50 Watt

- Rugi – rugi perputaran Prot = Pnl – I2nl (R1 + 0,25R2)

= 320 – 3,652 (7,03+0,25.2,79)

(75)

- Daya keluaran dari motor adalah:

Pout = Pm – Prot = 1011,50 – 217,15 = 794,35 watt

- Daya masukan stator adalah :

Pinput = V1. I. cos φ = 200.7,82 cos ∠−15,42 = 1507,70 watt

Berikut tabel perofrmansi motor pada putaran nominal motor 1370 rpm :

Kecepatan sinkron (Ns) 1500 Rpm

Slip (S) 0,086

Arus Beban (IL) 7,82

Ampere

Rugi-rugi tembaga rotor medan maju (Pgf) 1120,26

watt Rugi-rugi tembaga rotor medan mundur

(Pgb) 13,58 watt

Daya bersih yang melalui celah udara (Pg) 1106,68

Watt

Kecepatan Mekanis (ws) 157 rps

Torsi medan maju (Tf) 7,13 N.m

Torsi medan mundur ( Tb) 0,086 N.m

Torsi resultan (T) 7,04 N.m

Daya yang diubah ke bentuk mekanis (Pm) 1011,50

Watt

Rugi – rugi perputaran (Prot) 217,15

Watt

Daya keluaran dari motor (Pout) 794,35

watt

Daya masukan stator (Pinput) 1507,70

watt

Efisiensi (h) 52,68%

(76)

Ada pun hasil performansi motor pada berbagai keadaan beban dan putaran

motor adalah sebagai berikut:

Beban 1,0 N.m Nr= 1410 rpm

Beban 1,2 N.m dan 1,4 N.m

Nr= 1400

Beban 1,6 N.m dan 1,8

N.m Nr= 1390

Kecepatan sinkron (Ns) 1500 rpm 1500 rpm 1500 rpm

Slip (S) 0,06 0,066 0,073

Arus Beban (IL) 6,45 A 6,81 A 7,19 A

Rugi-rugi tembaga rotor medan maju

(Pgf) 1024,75 W 1037,86 W 1068,05 W

Rugi-rugi tembaga rotor medan mundur

(Pgb) 5,38 W 6,15 W 8,45 W

Daya bersih yang melalui celah udara

(Pg) 1019,37 W 1031,71 W 1059,6 W

Kecepatan Mekanis (ws) 157 rps 157 rps 157 rps

Torsi medan maju (Tf) 6,52 N.m 6,61 N.m 6,8 N.m

Torsi medan mundur ( Tb) 0,034 N.m 0,039 N.m 0,053 N.m

Torsi resultan (T) 6,48 N.m 6,571 N.m 6,747 N.m

Daya yang diubah ke bentuk mekanis

(Pm) 958,20 W 963,61 W 982,24 W

Rugi – rugi perputaran (Prot) 217,15 W 217,15 W 217,15 W

Daya keluaran dari motor (Pout) 741,05 W 746,46 W 765,09 W

Daya masukan stator (Pinput) 1271,82 W 1336,24 W 1401,98 W

Efisiensi (h) 58,26% 55,86% 54,57%

Gambar

Gambar 2.1. Komponen Dasar dari Motor Induksi Satu Phasa
gambar 2.2.
Gambar 2.3. Motor  Fasa Terpisah
Gambar 2.4. Motor Kapasitor Start
+7

Referensi

Dokumen terkait