Permukiman Kumuh Sebagai Dampak Dari Urbanisasi Di Kota Medan
(Studi Kasus Di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Medan
Maimun Kota Medan).
Wan Zulkarnaen
Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Pedesaan Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: (1) untuk mengetahui karakteristik sosial dan ekonomi warga yang tinggal di lingkungan kumuh di Kelurahan Kampung Baru. (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang paling dominan yang menyebabkan warga memilih tinggal di lingkungan kumuh di Kelurahan Kampung Baru. (3) untuk mengetahui kaitan antara kondisi ekonomi dan sosial warga terhadap munculnya lingkungan kumuh di Kelurahan Kampung Baru.
Disebabkan penelitian ini bersifat studi kasus, yang lokasi penelitiannya berada di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun Kota Medan, maka hasil penelitian ini merupakan gambaran tentang kasus yang terdapat di Kelurahan Kampung Baru. Artinya bahwa hasil penelitian ini bukan merupakan gambaran yang terdapat pada permukiman kumuh lain di kota Medan.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kwalitatif. Dengan metode penelitian kwalitatif ini, data sekunder dan primer yang terkumpul baik dengan cara observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner disajikan dalam bentuk deskriptif kwalitatif. Artinya bahwa hasil penelitian ditampilkan dengan memakai label-label frekwensi baik tunggal maupun silang, yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian.
Dari penelitian diperoleh suatu kesimpulan bahwa karakteristik responden yang tinggal di lingkungan kumuh di Kelurahan Kampung Baru adalah warga kota yang hidup dengan tingkat pendidikan relatif rendah, begitu juga dengan tingkat pengetahuan mereka. Dalam pekerjaan dijumpai bahwa mayoritas pekerjaan mereka adalah sebagai pekerja sektor informal dan mempunyai pendapatan secara umum belum memadai atau kurang bila melihat tingkat kebutuhan hidup di kota Medan yang relatif tinggi, sehingga mereka tetap tinggal di lingkungan kumuh ini.
Kemudian, dijumpai bahwa ternyata faktor ekonomi, sosial dan budaya, seperti pekerjaan yang tidak menetap atau bekerja di sektor informal, pendapatan yang relatif tidak memadai atau rendah, pendidikan yang relatif rendah, pengetahuan yang tidak memadai dan suku bangsa serta adat-istiadat yang melekat pada masing-masing warga merupakan faktor dominan yang menyebabkan warga memilih menetap untuk tinggal di lingkungan kumuh di Kelurahan Kampung Baru.
Di samping itu, juga ditemukan adanya kaitan yang erat entara kondisi ekonomi dan sosial responden yang tinggal menetap di lingkungan IV, VII dan VIII, yang menyebabkan munculnya lingkungan kumuh di Kelurahan Kampung Baru. Hal ini tercipta dengan sejarah warga yang menempati daerah rel karata api walaupun tidak aktif lagi dan daerah pinggiran sungai Deli, yang mereka tempati secara gratis atau tidak dipungut biaya. Kondisi ini menyebabkan warga tetap tinggal di lingkungan tersebut, di
samping tidak adanya larangan dari Pemerintah Kota Medan maupun PT. Kereta Api Indonesia (KAI), terbukti dari tidak pernahnya responden menerima surat pengosongan tempat.