• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Multilevel untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Multilevel untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa"

Copied!
238
0
0

Teks penuh

(1)16/41715.

(2) 16/41715.

(3) 16/41715.

(4) 16/41715.

(5) 16/41715.

(6) 16/41715.

(7) 16/41715.

(8) 16/41715.

(9) 16/41715.

(10) 16/41715.

(11) 16/41715.

(12) 16/41715.

(13) 16/41715.

(14) 16/41715.

(15) 16/41715.

(16) 16/41715.

(17) 16/41715.

(18) 16/41715.

(19) 16/41715.

(20) 16/41715.

(21) 16/41715.

(22) 16/41715.

(23) 16/41715.

(24) 16/41715.

(25) 16/41715.

(26) 16/41715.

(27) 16/41715.

(28) 16/41715.

(29) 16/41715.

(30) 16/41715.

(31) 16/41715.

(32) 16/41715.

(33) 16/41715.

(34) 16/41715.

(35) 16/41715.

(36) 16/41715.

(37) 16/41715.

(38) 16/41715.

(39) 16/41715.

(40) 16/41715.

(41) 16/41715.

(42) 16/41715.

(43) 16/41715.

(44) 16/41715.

(45) 16/41715.

(46) 16/41715.

(47) 16/41715.

(48) 16/41715.

(49) 16/41715.

(50) 16/41715.

(51) 16/41715.

(52) 16/41715.

(53) 16/41715.

(54) 16/41715.

(55) 16/41715.

(56) 16/41715.

(57) 16/41715.

(58) 16/41715.

(59) 16/41715.

(60) 16/41715.

(61) 16/41715.

(62) 16/41715.

(63) 16/41715.

(64) 16/41715.

(65) 16/41715.

(66) 16/41715.

(67) 16/41715.

(68) 16/41715.

(69) 16/41715.

(70) 16/41715.

(71) 16/41715.

(72) 16/41715.

(73) 16/41715.

(74) 16/41715.

(75) 16/41715.

(76) 16/41715.

(77) 16/41715.

(78) 16/41715.

(79) 16/41715.

(80) 16/41715.

(81) 16/41715.

(82) 16/41715.

(83) 16/41715.

(84) 16/41715.

(85) 16/41715.

(86) 16/41715.

(87) 16/41715.

(88) 16/41715.

(89) 16/41715.

(90) 16/41715. BABIV HASa PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi data merupakan gambaran data yang diperoleh untuk mendukung pembahasan hasil penelitian. Secara umum data pada penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu data sebelum perlakuan dan data setelah perlakuan. Data sebelum perlakuan memuat data pretest, sedangkan data setelah perlakuan memuat data posttest. Deskripsi masing-masing data dijelaskan dalam uraian berikut.. 1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal (pretest) Hasil tes kemampuan awal (pretest) matematika siswa merupakan tolak ukur dari kemampuan awal siswa untuk materi bidang datar segi empat sebelum kedua kelompok akan memperoleh pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda masing. Data hasil pretest dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Eksperimen. Kelas Kontrol. (Multilevel). (Langsung). N. 32. 31. 2. Jumlah Nilai. 2084. 1958. 3. Rata- rata. 65,12. 63,16. 4. Standar Deviasi. 12,43. 16,31. 5. Varians. 154,69. 266,07. 7. Nilai maksimum. 91. 80. 6. Nilai minimum. 30. 23. No. Deskripsi. 1. 76.

(91) 16/41715. 77. Berdasarkan hasil tersebut, pada kelas eksperimen yaitu kelas VII H diperoleh nilai tertinggi sebesar 91 dan nilai terendah 30 dengan nilai rata-rata kelas 65,09 dan standar deviasi 12,42. Sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas VII G diperoleh nilai tertinggi sebesar 80 dan nilai terendah 23 dengan nilai rata-rata kelas 63,09 dan standar deviasi 16,28.. 2. Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (postest) Hasil penelitian yang diperoleh adalah dari hasil tes kemampuan akhir (postest) yang telah diadakan setelah rangkaian kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini. diberikan. perlakuan. pembelajaran. yang. berbeda.. Pada. kelas. eksperimen yaitu kelas VII H yang diberi pembelajaran dengan kooperatif multilevel. sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas VII G diberi. pembelajaran dengan model pembelajaran langsung. Adapun data hasil. postest kedua kelas dapat dilihat pada tabel4.2 berikut: Tabel 4.2 Data hasil postest kelas eksperimen dan kelas kontrol. No. Kelas Eksperimen. Kelas Kontrol. (Multilevel). (Langsung). Deskripsi. I. N. 32. 31. 2. Jumlah Nilai. 2515. 2306. 3. Rata- rata. 78,59. 74,39. 4. Standar Deviasi. 12,51. 13,25. 5. Varians. 156,57. 175,71. 6. Nilai maksimum. 98. 94. 7. Nilai minimum. 52. 45.

(92) 16/41715. 78. Berdasarkan hasil tersebut, pada kelas eksperimen yaitu kelas VII H diperoleh nilai tertinggi sebesar 98 dan nilai terendah 52 dengan nilai rata-rata kelas 78,56 dan standar deviasi 12,55. Sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas VII G diperoleh nilai tertinggi sebesar 94 dan nilai terendah 45 dengan nilai rata-rata kelas 74,39 dan standar deviasi 13,26. Hal ini menunjukkan bahwa secara deskriptif kedua kelompok memiliki perbedaan skor rata-rata. Namun untuk memastikan signifikansi. UJI. perbedaan, maka akan dilanjutkan dengan uji nonnalitas dan uji homogenitas dengan taraf signifikansi 5% (a= 0,05).. B. Analisis Data Hasil Penelitian Analisis data penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan perbandingan mean data sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Perbandingan mean data sebelum perlakuan bertujuan untuk menguji kesamaan mean antara kelompok eksperiman dan kelompok kontrol. Uji yang digunakan untuk analisis perbedaan yaitu uji independent_samples T-test. Sedangkan perbandingan mean data setelah. perlakuan bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yakni untuk menguji peningkatan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau kemampuan awal siswa dengan menggunakan uji ANOV A dua jalur yang kemudian diuji lagi dengan uji lanjut (poshoc) Tukey HSD..

(93) 16/41715. 79. 1. Analisis data nilai pretest. a. Uji Normalitas data pretest Pada pengujian normalitas data pretest ini digunakan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 20.00 seperti pada tabel 4.3 berikut: Tabel4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Test ofNormality Kolmogorov-Smirnov Df. Sig.. Distribusi. Kelas Eksperimen. 32. .735. Normal. Kelas Kontrol. 31. .075. Normal. Berdasarkan Tabel 4.3 diatas terlihat bahwa signifikansi uji onesample Kolmogorov-Smirnov pada kelas eksperimen diperoleh 0, 735 sedangkan kelas kontrol diperoleh 0,075. Berdasarkan ketentuan normalitas uji, data akan berdistribusi normal apabila sig. > a = 0,05. Karena signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari 0,05, maka disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas data pretest Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians (homogenitas) antara. kelas eksperimen dan kelas kontrol.. Untuk menguji homogenitas varians data pretest digunakan uji Levene dengan bantuan program SPSS versi 20.00 seperti pada tabel 4.4 berikut:.

(94) 16/41715. 80. Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Test ofHomogeneity ofVariances Kemampuan Awal siswa Levene Statistic. dfl. d6. sig.. 3.708. 1. 61. .059. Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat bahwa signifikansi (sig.) uji Ievene diperoleh sig. 0,059. Menurut ketentuan, data akan homogen apabila sig. > 0,05. Karena sig. hasil uji homogenitas lebih besar dari 0,05 maka data diambil dari sampel yang homogen.. c. Uji Perbandingan mean Data Pretest Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas varians, diketahui bahwa hasil pretes dari kedua kelas perlakuan berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Untuk menguji apakah kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, maka digunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan uji independent_samp/es T-test dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil analisis uji perbedaan ditunjukkan oleh tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Dua rata-rata pretes Levene' s Test for Equality of Variances. Skor pretes. Equal variances assumed. t-test for Equality of Means. F. Sig.. T. 3.708. .059. .539. Df. 61. Sig. (2tailed). Mean Differ ence. .592. 1.964.

(95) 16/41715. 81. Equal variances not assumed. .537. 56.053. .594. Berdasakan basil uji t-test pada tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi dua pihak (sig.2-tailed) untuk variansi yang diasumsikan sama (equal variances assumed) adalah 0,592. Karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dengan kata lain kemampuan awal siswa kedua kelas sama. Setelah diketahui bahwa kedua kelas memikili kemampuan yang sama, peneliti membagi masing-masing kelas menjadi tiga tingkatan. Pada kelas eksperimen dibagi menjadi tiga tingkatan, tingkat kemampuan awal. tinggi. dikategorikan. sebagai. level. 1, tingkat sedang. dikategorikan sebagai level 2 dan tingkat rendah dikategorikan sebagai level 3 kemudian diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif multilevel. Sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran langsung.. 2. Analisis data nilai postest Tes kemampuan akhir (Postest) diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian kemampuan akhir siswa pada kedua kelas setelah perlakuan. Adapun nilai basil tes kemampuan akhir dalam bentuk grafik sebagai berikut:. 1.964.

(96) 16/41715. 82. Untuk memperjelas mana diantara kedua kelas tersebut memiliki pencapaian basil postest yang lebib baik maka akan dilakukan uji secara statistik dengan langkab-langkah sebagai berikut : a. Uji Normalitas Data Hasil Postest Dalam melakukan uji normalitas data, peneliti menggunakan uji normalitas one-sample Kolmogorov-Smimov dengan aplikasi SPSS versi 20.00 . Adapun perbitungan basil uji normalitas sebagai berikut: Tabel4.6 Hasil Uji Normalitas data kelas eksperimen dan kelas kontrol. Test ofNonnality Kolmogorov-Smimova. Kelas Eksperimen Kelas Kontro1. Shapiro-Wilk. Statistik. Of. Sig.. Statistik. Of. Sig.. .138. 32. .123. .950. 32. .144. .156. 31. .053. .944. 31. .105. Berdasarkan Tabel 4.6 diatas terlibat bahwa signifikansi uji onesample Kolmogorov-Smimov pada kelas eksperimen diperoleb 0,123 sedangkan kelas kontrol diperoleb 0,053. Berdasarkan ketentuan normalitas uji, data akan berdistribusi normal apabila sig. > a = 0,05. Karena signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol lebib besar dari 0,05, maka disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. Adapun gambar grafik normal probability kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:.

(97) 16/41715. 83. Nonnal Q-Q Plot of nllal_postes for kelas- eksperimen. •. "ii. ~. 0. z 'V. !. C). ..t -1. w. • •. -2. Parametris. 100. 80. 60. Observed Value. Gambar 4.1 Graf"Ik Uji Normalitas Kelas Eksperimeo. Nonnal Q-0 Plot of nllal_postes for kela... kelas kontrol. •. .. ~. 0. z. ":t... 'V. -1. )C. w. -2. 40. 50. 60. 70. eo. 90. Observed Value. Gambar 4.2 Graf"Ik Uji Normalitas Kelas Kontrol. 100.

(98) 16/41715. 84. Berdasarkan hasil analisis data diatas, terlihat bahwa data hampir segaris mendekati garis parametris. Kriteria data terdistribusi normal adalah jika nilai distribusi probabilitynya terletak pada garis parametris atau mendekati garis parametris tersebut. Berdasarkan hasil uji distribusi normalitas sebagaimana uji di atas, disimpulkan bahwa data dapat diestimasi terdistribusi normal. Maka untuk pengujian hipotesis akan digunakan uji statistik parametrik yaitu uji ANOVA dua jalur.. b. Uji Homogenitas data postest Uji. homogenitas. varians. dilakukan. untuk. mengetahui. kesamaan varians (homogenitas) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji homogenitas varians data postest digunakan uji Levene dengan bantuan program SPSS versi 20.00 seperti pada tabel 4. 7 berikut: Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas Data Postest Test ofHomogeneity ofVariances Kemampuan Awal siswa Levene Statistic. dft. df2. sig.. .059. 1. 61. .809. Berdasarkan tabel 4.7 diatas terlihat bahwa signifikansi (sig.) uji. Ievene diperoleh sig. 0,809. Menurut ketentuan, data akan homogen apabila sig. > 0,05. Karena signifikansi hasil uji homogenitas lebih.

(99) 16/41715. 85. besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua data sampel yang diambil adalah bersifat bomogen (sama).. c. Uji Hipotesis Penelitian Berdasarkan data basil yang didapat, maka untuk menguji rumusan bipotesis pada BAB II, dilakukan uji anova dua jalur, uji bipotesis lanjut (uji posthoc). Uji ini digunakan karena berdasarkan basil uji nonnalitas didapatkan bahwa kedua data diestimasi terdistribusi nonnal. Hasil uji statistik bitung kemudian dibandingkan dengan nilai statistik tabel. Perbandingan itu akan menghasilkan apakah Ho diterima atau ditolak (terima Ha). Adapun basil uji statistik anova dua jalur sebagai berikut:. 1. Uji Anova Dua Jalur Data Postest tanpa Interaksi Uji Anova ini untuk menguji rumusan bipotesis yang pertama, untuk menentukan dari kedua model pembelajaran manakah yang lebib baik. Adapun tabel uji Anova dengan bantuan program SPSS 20.00 sebagai berikut: Tabel4.8 Hasil Uji Anova Dua Jalur Data Postest tanpa Interaksi Tests of Between-Subjects Effects. Df. F. Sig.. Corrected Model. 5. 24,598. .000. Intercept. 1. 5832,773. .000. Model. 1. 4,852. .032. Level. 2. 58,304. .000. Source.

(100) 16/41715. 86. Berdasarkan basil perbitungan uji statistik Anova dua jalur pada tabel 4.8, pada kolom model diperoleb signifikansi uji sebesar 0,032. Signifikansi uji dalam program yg digunakan merupakan uji dua pihak (kiri dan kanan ), sedangkan bipotesis penelitian menggunakan uji satu pihak, maka diperoleb signifikansi sebesar 0,016. Nilai tersebut lebih kecil dari kriteria penelitian dengan sig. 0,05, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan pada penerapan kooperatif multi level terhadap basil belajar matematika siswa. Hasil belajar matematika siswa yang menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif multilevel lebib besar dari basil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung, jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe multilevel lebib baik daripada model pembelajaran langsung, serta dapat meningkatkan basil belajar matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 6 Mataram. 2. Uji Anova Dua Jalur Data Postest dengan Interaksi Uji Anova ini untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal yang dimiliki oleb siswa. Adapun tabel uji Anova sebagai berikut:.

(101) 16/41715. 87. Tabel4.9 Hasil Uji Anova Dua Jalur Data Postest dengan Interaksi Tests of Between-Subjects Effects Df. F. Sig.. Corrected Model. 5. 24,598. .000. Intercept. I. 5832,773. .000. Model* Level. 2. .098. .409. Source. Berdasarkan basil perbitungan uji statistik Anova dua jalur pada tabel 4.9, diperoleb signiftkasi uji interaksi antara model dengan tingkat kemampuan siswa sebesar 0,409, lebib besar dari kriteria penelitian dengan sig. 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan siswa, atau tidak terdapat pengarub interaksi antara kemampuan awal siswa dengan model pembelajaran kooperatif yang digunakan. terbadap. basil. belajar siswa.. Jadi. dapat. disimpulkan bahwa peningkatan basil belajar siswa karena pengarub dari perlakuan yang diberikan oleh peneliti, yang dalam hal ini adalab penerapan model pembelajaran kooperatif tipe multilevel.. 3. Uji hipotesis lanjut berdasarkan tingkat kemampuan awal siswa Tingkat kemampuan awal siswa dalam penelitian dibagi menjadi 3 bagian yaitu tingkat tinggi, sedang dan rendab yang mana dalam penelitian ini tingkat tinggi dikategorikan sebagai level 1, tingkat sedang sebagai level 2 dan tingkat rendah dikategorikan.

(102) 16/41715. 88. sebagai level 3. Adapun basil uji untuk menguji tingkat kemampuan. awal. siswa. dengan. masing-masing. model. pembelajaran yang menjadi perlakuan pada penelitian terdapat dalam tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji Anova Dua Jalur berdasarkan tingkat kemampuan awal siswa Dependent Variable: postest Model. Level. Mean. Std. Deviation. N. Tinggi. 88.1538. 5.44436. 13. Sedang. 77.3636. 9.99272. 11. Rendah. 64.6250. 10.45996. 8. Total. 78.5625. 12.55424. 32. Tinggi. 85.5000. 5.79184. 12. Sedang. 75.3636. 6.37609. 11. Rendah. 56.3750. 7.63334. 8. Total. 74.3871. 13.25563. 31. Tinggi. 86.8800. 5.65921. 25. Sedang. 76.3636. 8.24359. 22. Rendab. 60.5000. 9.81835. 16. Total. 76.5079. 12.97127. 63. Multilevel. Langsung. Total. Data basil analisis yang disajikan pada tabel 4.10 diatas menunjukkan. bahwa rata-rata basil belajar berdasarkan tingkat. kemampuan awal siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe multilevel lebih tinggi dari basil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung, baik dari tingkat kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang maupun dengan kemampuan awal rendah..

(103) 16/41715. 89. Setelah analisis diatas, dilakukan lagi uji statistik lanjutan (poshoc). Tujuan penggunaan uji lanjutan ini adalah untuk mengetahui pasangan kelompok mana yang mempunyai nilai yang berbeda. Uji lanjutan yang digunakan adalah uji Tukey HSD (Honestly Significant Difference). Adapun analisis perbedaan basil belajar pada masing-masing. kelompok. berdasarkan. tingkat. kemampuan awalnya yang diperoleh dengan uji lanjut Tukey HSD dalam tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji Lanjut Tukey HSD Model Pembelajaran KooperatifMultilevel.. (I). (J). Perbedaan rataan. level. level. (I-J). Tinggi. Sedang. 10.7902.. 3.50282. .012. Rendah. 23.5288°. 3.84214. .000. Tinggi. -10.7902°. 3.50282. .012. Rendah. 12.7386°. 3.97298. .009. Tinggi. -23.5288°. 3.84214. .000. Sedang. -12.7386°. 3.97298. .009. Sedang. Rendah. Std. Error. Sig.. Berdasarkan basil analisis uji lanjut pada tabel diatas, semua tingkatan diperoleh signiftkansi lebih kecil dari sig. 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa antar tingkatan memiliki perbedaan rataan yang signiftkan. Antara siswa dengan tingkat kemampuan tinggi dan sedang memiliki perbedaan rataan sebesar 10, 79, sedangkan dengan tingkat kemampuan awal rendah perbedaan rata-rata sebesar 23,52 dan perbedaan antara tingkat kemampuan sedang dengan kemampuan.

(104) 16/41715. 90. awal sedang perbedaan rata-rata sebesar 12,73. Hasil uji Tukey HSD lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.. C. Pembabasan Upaya pembangunan kualitas somber daya manusia indonesia terns dilakukan melalui berbagai institusi pendidikan dengan cara menerapkan berbagai inovasi-inovasi yang baru, baik inovasi dalam hal teknologi, media pembelajaran maupun inovasi dalam hal model pembelajaran. Mengingat pentingnya kemampuan awal dan basil belajar siswa terhadap matematika maka diperlukan suatu model pembelajaran yang efektif terhadap hal tersebut, sehingga somber daya manusia indonesia dapat menghadapi segala bentuk perubahan dalam era globalisasi. Dalam keseharian siswa terdapat beraneka ragam masalah yang memiliki beraneka ragam solusi dan cara menemukan solusinya. Supaya setiap siswa dapat menggunakan matematika untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dalam kehidupannya, maka siswa harus dilatih dan dibekali dengan kemampuan matematika khususnya yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah sehari-hari. Dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif multilevel sebagai suatu strategi baru dalam pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika, yang akan diselidiki keefektifannya terhadap basil belajar matematika siswa Adapun beberapa hal yang akan diselidiki adalah bagaimana basil belajar matematika siswa dengan model kooperatif multilevel dibandingkan dengan basil belajar matematika siswa pada model pembelajaran langsung, bagaimana basil belajar siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi lebih baik daripada basil belajar siswa dengan.

(105) 16/41715. 91. kemampuan awal sedang dan rendah, serta bagaimana interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa Berikut. ini. akan. disampaikan. pembahasan. berdasarkan. basil. penelitian dan analisis data yang telah dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:. 1. Keterlaksaan pembelajaran dan basil belajar matematika dengan penerapan. model pembelajaran kooperatif multilevel dan model. pembelajaran langsung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menganalisis tentang penerapan model pembelajaran kooperatif multilevel untuk meningkatkan basil belajar siswa di kelas VII SMP Negeri 6 Mataram ini dilakukan lima kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dilakukan tes awal. untuk menguji. bomogenitas. kemampuan siswa. pada. kelas. eksperimen dan kelas kontrol. Dari pengujian tersebut didapat bahwa siswa pada kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang bomogen. Selanjutnya pada pertemuan kedua sampai keempat pada kelas eksperimen dilakukan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif multilevel, sedangkan pada kelas kontrol diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Pada pertemuan terakhir dilakukan tes basil belajar (postest). Dari basil pengolaban data dan analisis data yang telab dilakukan, menunjukkan bahwa pada dasamya siswa dapat menguasai materi segi empat baik itu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif multilevel maupun dengan menggunakan model pembelajrana langsung..

(106) 16/41715. 92. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata basil tes kedua kelas tersebut. Hasil belajar matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif multilevel berdasarkan nilai rata-rata sebesar 78,56, sedangkan rata-rata basil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung yaitu sebesar 74,39. Selisih rata-rata nilai antara kedua kelas sebesar 4, 17. Sehingga terdapat perbedaan basil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif multilevel dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Perbedaan rata-rata kedua kelas di uji lagi dengan menggunakan uji komparasi antara nilai postest kedua kelas yaitu dengan Anova dua jalur seperti yang telah diuraikan pada analisis data penelitian, didapatkan bahwa signiftkansi hitung sebesar 0,32. Signifikansi uji dalam program yg digunakan merupakan uji dua pihak (kiri dan kanan), sedangkan hipotesis penelitian menggunakan uji satu pihak,. maka. diperoleh signiftkansi sebesar 0,0 16. Nilai tersebut lebih kecil dari kriteria penelitian dengan sig. 0,05. Selama penelitian berlangsung, banyak hal yang didapatkan peneliti. Dibandingkan dengan model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif multilevellebih mengaktifkan siswa dalam belajar. Seperti yang telah diuraikan dalam kajian pustaka pada BAB ll bahwa model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut siswa aktif dan bisa bekerja sama dengan ternan-ternan dalam proses pembelajaran, yang terbagi dalam kelompok-kelompok kecil. Terbukti bahwa selama proses diskusi berlangsung, setiap siswa dalam kelompoknya masingmasing saling bekerja sama dengan baik. Menurut Jonson (1994) bahwa.

(107) 16/41715. 93. tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah untuk memaksimalkan belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. Dalam setiap kelompok multilevel ini terdiri dari siswa dengan tingkat kemampuan awal tinggi yaitu level 1, siswa dengan kemampuan awal sedang yaitu level 2, dan siswa dengan tingkat kemampuan awal rendah yaitu level 3. Pada pembentukan kelompok, peneliti sengaja tidak menggabungkan antar ternan dekat atau sebangku, dengan alasan agar semua dapat berbaur dan mendapatkan kelompoknya, serta tidak ada sikap sating memilih-milih dengan siapa akan berkelompok. Level 1 (upline) yang mempunyai kemampuan lebih baik dari ternan kelompoknya mampu mengembangkan potensi untuk membantu ternan-ternan dalam kelompoknya baik level 2 maupun level 3 (downline) yang belum memahami materi, sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan mengaktifkan seluruh siswa. Selama pembelajaran dengan kooperatif multilevel ini berlangsung, antar kelompok sating bersaing, dengan adanya persaingan antar kelompok tersebut membuat siswa semakin aktif dan bersemangat namun tidak ada yang sating menjatuhkan antar kelompok dengan kata lain tetap solid. Hal tersebut sesuai dengan Tujuan model pembelajaran kooperatif menurut Widyantini (2006) adalah "basil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta pengembangan keterampilan sosial". Johnson & Johnson (dalam Trianto, 2010) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Louisell dan.

(108) 16/41715. 94. Descamps (dalam Trianto, 2010) juga menambahkan, karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa dari latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan. keterampilan-keterampilan. proses. dan. pemecahan. masalah. Namun jika ditinjau secara individual, tak bisa dihindari bahwa masih ada beberapa siswa yang memperoleh basil belajar dibawah nilai rendah dibawah nilai ketuntasan. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang berasa dari dalam diri siswa, maupun dari luar diri. Pada kelas yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran langsung, siswa lebih banyak mendengarkan daripada membangun pengetahuannya sendiri, hanya ada beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran, aktif bertanya, sisanya hanya mendengarkan, ada yang berbicara sendiri dengan ternan sebangku, sehingga pembelajaran terkesan kaku dan pasif. Berbeda halnya dengan kelas yang diberi perlakukan dengan model. pembel~aran. kooperatif multilevel. Hal ini sesuai dengan. pemyataan menurut Nur (2000) yang menyatakan bahwa model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa/siswi tentang pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural dengan pola selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu yang diungkapkan secara verbal dengan kata-kata, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Model pembelajaran langsung juga baik digunakan untuk menyampaikan bahan ajar yang banyak dan.

(109) 16/41715. 95. berurutan dalam waktu yang terbatas. Namun demikian, karena model pembelajaran ini masih berpusat pada guru dengan basis ceramah dan resitasi, Selama pembelajaran guru cenderung lebih mendominasi, sementara siswa tidak ada interaksi dengan guru, mereka banya diam, mencatat, dan menerima informasi apa saja yang disampaikan guru tanpa ada yg bertanya, dengan kata lain siswa cenderung pasif. Maka kemungkinan besar siswalsiswi akan cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan basil uji analisis yang telah dilakukan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa basil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif multilevel lebih besar dari hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung. Hal tersebut sesuai dengan. hasil penelitian sebelumnya Apri Winar Cahyani (2009) pada. siswa kelas VII SMP Negeri 12 Kebakramat yang mengkaji tentang "Eksperimentasi. Pembelajaran. Matematika. Menggunakan. Metode. Multilevel Pada Pokok Bahasan Himpunan, menunjukkan bahwa basil. belajar matematika siswa dengan metode kooperatif multilevel lebih baik dari basil belajar matematika dengan metode konvensional. 2. Perbedaan basil belajar belajar matematika berdasarkan tingkat kemampuan awal. Dalam penelitian ini, setiap kelompok pada kelas eksperimen terdiri dari tiga kategori yaitu siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi sebagai level 1, siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal.

(110) 16/41715. 96. sedang sebagai level 2, dan siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah sebagai level3. Sementara pada kelas kontrol dengan pembelajaran langsung juga terbagi menjadi tiga kelompok, namuo hanya dikategorikan berdasarkan tingkat kemampuan awalnya saja Kemampuan awal siswa merupakao prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakao proses pembelajaran yang lebih baik kedepannya. Hasil belajar siswa berdasarkan tingkat kemampuan awalnya pun berbeda-beda. Hasil belajar dengan kemampuan awal tinggi lebih baik daripada basil belajar siswa dengan kemampuan awal sedang dan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan Gagne dalam Sudjana (1996) yang menyatakan bahwa "kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan bam dalam pembelajaran, kemampuan awal merupakao prasyarat yang hams dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi. Jadi seorang siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai kemampuan awal yg baik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan basil analisis Diperoleh bahwa basil belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi yang menggunakan model pembelajaran kooperatif multilevel sebesar 88, 15. lebih tinggi daripada basil belajar. siswa kemampuan awal tinggi dengan menggunakan model pembelajaran langsung sebesar 85,50. Demikian juga dengan basil belajar siswa dengan kemampuan awal sedang yang menggunakan model pembelajaran kooperatif multilevel sebesar 77,36 lebih tinggi daripada basil belajar.

(111) 16/41715. 97. siswa kemampuan awal sedang dengan menggunakan model pembelajaran langsung sebesar 75,36. Begitupun dengan basil belajar siswa dengan kemampuan awal rendah yang menggunakan model pembelajaran kooperatif multilevel sebesar 64,62. lebih tinggi daripada basil belajar. siswa kemampuan awal tinggi dengan menggunakan model pembelajaran langsung sebesar 56,37. Berdasakan analisis hasil belajar siswa dengan uji komparasi dengan uji poshoc Tukey HSD ditinjau dari kemampuan awalnya diperoleh sig. hitung lebih kecil dari sig. 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa basil belajar siswa berbeda secara signifikan ditinjau dari tingkat kemampuan awal siswa baik tinggi, sedang, maupun rendah pada model pembelajaran kooperatif multilevel. Hal tersebut secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.. 3. Interaksi antara penerapan model pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal siswa. Analisis basil dengan mencari interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal sangat diperlukan. Hal tersebut dilakukan peneliti agar tidak ada anggapan bahwa hasil belajar tinggi yang diperoleh siswa bukan hanya karena adanya tingkat kemampuan awal yang dimiliki siswa, tetapi karena ada pengaruh dari perlakuan yang diberikan peneliti, yang dalam hal ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif multilevel. Berdasarkan hasil uji analisis lanjut Tukey HSD diperoleh bahwa signiftkansi. interaksi. antara. model. pembelajaran. dengan. tingkat. kemampuan awal siswa sebesar 0,409, nilai tersebut lebih besar dari taraf.

(112) 16/41715. 98. signifikansi (a= 0,05). Berarti Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa. Hal tersebut membuktikan bahwa basil belajar yang diperoleb siswa karena adanya pengaruh yang signifikan dari perlakuan yang diberikan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif multilevel. Pada dasarnya seringkali ditemukan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi basil belajar matematika siswa, diantaranya kurangnya pengetahuan dan kemampuan awal siswa sebelum memasuki materi yang akan disampaikan, metode belajar guru yang kurang menarik dalam menyampaikan materi sebingga siswa pasif, dan sebagainya. kebanyakan. guru di dalam proses belajar mengajar selalu menggunakan metode ceramah atau metode ekspositori dan banya media papan tulis saja yang digunakan,. sebingga membuat. para siswa menjadi cepat bosan,. mengantuk, dan banya mencatat saja. Pada pembelajaran kooperatif multi level, siswa menjadi lebih aktif dan dapat mengeluarkan seluruh potensinya, jadi siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan sedang cenderung lebih aktif daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah karena mereka lebih tau langkab apa yang akan dilewati pada saat. guru menyampaikan materi, namun dalam penelitian ini siswa dengan kemampuan awal rendah juga aktif dalam kerja sama pada kelompoknya selama proses pembelajaran. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan. untuk. mencapai. basil. belajar. akademik,. model. pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan.

(113) 16/41715. 99. sosial siswa (Usman, 2002). Hal tersebut sesuai dengan basil penelitian sebelumnya oleh Abuniam (2008) pada siswa kelas VI Semester I SON Jejeg 01. Kecamatan Bumi Jaya Tegal yang mengkaji tentang. "Optimalisasi. penggunaan. strategi. kooperatif. multilevel. dalam. pembelajaran matematika, membuktikan bahwa penumbuhan sikap kerja sama dengan strategi kooperatif multilevel dapat mengoptimalkan pembelajaran Matematika..

(114) 16/41715. BABV SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulao Kesimpulan basil penelitian ini adalah sebagai berikut: l . Pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe multilevel lebih baik daripada model pembelajaran langsung, serta dapat meningkatkan basil belajar matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 6 Mataram. 2. Hasil belajar siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi pada penerapan model pembelajaran kooperatif multilevel, lebih baik daripada basil belajar siswa dengan kemampuan awal sedang. Hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan awal sedang pada penerapan model pembelajaran kooperatif multilevel lebib baik daripada basil belajar siswa dengan kemampuan awal rendab. 3. Tidak ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa terbadap hasil belajar siswa.. B. Saran Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe multilevel dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Untuk memperbaiki hasil belajar matematika tersebut kiranya peneliti mengutarakan beberapa saran dalam rangka memberikan sumbangsih dalam upaya meningkatkan mutu dan hasil belajar matematika siswa, maka dalam hal ini saran yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:. 100.

(115) 16/41715. 101. I. Bagi Kepala Sekolah Sebagai pimpinan sekolah agar dapat mengintruksikan kepada guru-guru. bidang. studi. untuk. bisa. menerapkan. strategi-strategi. pembelajaran serta dibarengi dengan fasilitas penggunaan media yang tepat, terutarna penggunaan model pembelajaran kooperatif multilevel dalam. setiap pembelajaran berlangsung.. Karena dinilai. semakin. bervariasinya strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar akan memberikan kontribusi terhadap motivasi dan semangat peserta didik terutama dalam belajar matematika. 2. Bagi Guru Bidang Studi Matematika Untuk guru bidang studi matematika, pada setiap pembelajaran matematika,. agar. secara. maksimal. dalam. menggunakan. model. pembelajaran kooperatif tipe multilevel. Model pembelajaran ini juga dapat digunakan pada pokok bahasan yang sesuai. Disamping itu, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe multilevel dapat diterapkan oleh guru bidang studi lain. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengadakan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe multilevel terhadap hasil belajar matematika siswa, disarankan untuk melakukan penelitian dengan mencoba model pembelajaran kooperatif multilevel ini pada materi atau mata pelajaran yang lain, sehingga dapat memberikan bukti yang lebih kuat mengenai keefektifan model tersebut..

(116) 16/41715. 102. DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Zaenal. 2009. Eva/uasi Pembe/ajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ary, D, Jacobs, L.C, & Razavieh, A. 2007. Pengantar pene/itian dalam pendidikan. (Terjemahan H. Arief Furchan). Y ogyakarta: Pustaka Pelajar. Bell-Gredler, & Margaret. 1986. Learning and instruction, theory into practice. New York, NY: Collier Macmillan. Dajamarah, Saiful Bahri. 2008. Psilwlogi Be/ajar, Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, tentang. Standar lsi. Dewanti, Sinta. 2012. Abstrak jurnal pendidikan. Penerapan Sembilan Prinsip. Pembelajaran Orang Dewasa Ramp 2 Fame Pada Pembe/ajaran Matematika Untuk Meningkatkan Basil Be/ajar. Diakses tanggal 20 April 2013, dari http:/admathedu.uad.id.html. Djarwanto. 2001. y ogyakarta.. Statistik Nonparametrik Edisi 3, Yogyakarta: BPFE-. Erman Suherman, Turmudi, Didi Suryadi, et al. 2003 . Strategi pembe/ajaran matematika lwntemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Ernest, P. 1991. The philosophy of mathematics education. London, UK: Falmer Press. Hamalik, 0 . 2001. Proses Be/ajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, M. Iqbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi) , Jakarta: Bumi Aksara. Hastim, Muttaqin. 1992. Tujuan pendidikan dan pengajaran Matematika di Smp dan Mts. Diakses pada tanggal 13 Februari 2013, dari http://muttaqinhasyim. wordpress.com/html. Irzani. 2010. Pembelajaran Matematika, Yogyakarta: Mandiri Grafindo Press. Joyce, Bruce, & Wei!, Marsha. 2000. Models of Teaching. Second Edition: New Jersey: Prentice-Hall, inc. Muijs, D., & Reynolds, D. 2008. Efective teaching. (Terjemah Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar..

(117) 16/41715. 103. Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Press. Musliadi. 2010. Jumal Pendidikan Serambi llmu. Diakses tanggal 11 April 2013, dari Http://tkip.serambimekkah.ac.id/jurnal/jumalseptember20 1O.pdf. Musliadi. 2011. Jumal Pendidikan Serambi llmu. Diakses tanggal II April 2013, dari Http://tkip.serambimekkah.ac.id/j urnallj urnalseptember20 11. pdf. Nashuddin, & Sutikno, M. S. 2011. Model-model pembelajaran. Bandung: Press Media. Nico. 2012. Model Pembelajaran lwoperatif. Diakses pada tanggal 15 Oktober, dari Http://elnicovengeance. wordpress.com.html. Riduwan, Dr. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Ristanto, Rizhal. 2011. Kemampuan awal (Prior Knowledge). Diakses tanggal 14 Agustus 2013. Http://sainsedutainment.blogspot.com.html. Sadirman. 1994. lnteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 2010. Be/ajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alvabeta Suharsimi, A. 20 I 0. Prosedur Penelitian Edisi Revisi; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara. Supamo, Paul. 1997. Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media. Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher..

(118) 16/41715. LAMPIRAN-LAMPIRAN.

(119) 16/41715. 104 SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMPN 6 MAT ARAM Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar. Materi Pembelajaran. 6.1 MengidenSegiempat tifikasi sifat- dan segitiga sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya. Kegiatan Pembelajaran. Indikator Pencapaian Kompetensi. Penilaian. Alokasi Waktu. Teknik. Bentuk. Mendiskusikan jenis- • Menjelaskan jenisjenis segitiga jenis segitiga berdasarkan sisiberdasarkan sisisisinya dengan sisinya menggunakan segitiga.. Tes tertulis. Uraian. Jelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya dan beri contoh masing-masing derngan gam bar. lx40 menit • Buku teks, • Modelsegitiga. Mendiskusikan jenis- • Menjelaskan jenisjenis segitiga jenis segitiga berdasarkan sudutberdasarkan besar sudutnya dengan sudutnya menggunakan segitiga Mengidentifikasi sifat- • Menjelaskan sifatsifat segitiga sifat segitiga. Tes tertuli s. Uraian. Jelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sudutnya dan beri contoh masing-masing derngan gam bar.. lx40 menit. Tes tertulis. Uraian. Sebutkan sifat-sifat segitiga samakaki dan samasisi!. lx40 menit. Tes tertulis. Uraian. Menemukan jumlah sudut dalam segitiga Mengidentifikasi hubungan sudut luar dan sudut dalam segitiga. • Menemukan jumlah sudut dalam segitiga • Menjelaskan hubungan sudut Iuar dan sudut dalam segitiga. Contoh Instrumen. Sumber Belajar. Perhatikan gambar!. s a.. R. 340. Hitunglah: nilai X0. b. besar L SPR besar L PRQ. 2x40 menit.

(120) 16/41715. 105. Kompetensi Dasar. Materi Pembelajaran. 6.2 Menginden- Segiempat dan tifikasi sifat- segitiga sifat persegipanjang, persegi , trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layangIayang.. 6.3 MenghiSegiempat tung kelidan segitiga ling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah .. ~--------. Kegiatan Pembelajaran. Indikator Pencapaian Kompetensi. Penilaian Teknik. Uraian. Mendiskusikan sifat• Menjelaskan sifat sifat segiempat ditinjau sifat segiempat dari diagonal, sisi, dan ditinjau dari sisi, sudutnya. sudut, dan diagonalnya. Menemukan rumus • Menurunkan rumus keliling bangun keliling bangun segitiga dan segiempat segitiga dan dengan cara mengukur segiempat panjang sisinya. Uraian. Tes tertulis. Contoh lnstrumen. Be otuk. Menggunakan Tes tertulis • Menjelaskan lingkungan pengertian untuk mendiskusikan jajargenjang, persegi, pengertian persegipanjang, belah jajargenjang, persegi, ketupat, trapesium persegipanjang, belah dan layang-layang ketupat, trapesium, dan menurut sifatnya. layang-layang menurut sifatnya. Alokasi Waktu. Jelaskan pengertian dari dua bangun berikut menurut sifatsifatnya: a. persegipanjang b. persegi c. jajargenjang d. belahketupat. 3x40 menit Buku teks, bangun datar dari kawat dan dari karton, bendabenda di I sekitar siswa. : '. Jelaskan sifat-sifat jajargenjang dan persegi ditinjau dari sisi , sudut dan diagonalnya.. Tes tertulis Isian singkat. R. P~ol. 2x40 menit. 8 x40 men it. Keiiiing segitga PQR sama dengan . Menemukan luas persegi dan persegipanjang menggunakan petakpetak(satuan luas) Menemukan luas segitiga dengan menggunakan luas persegipanjang Menemukan luas jajargenjang,. • Menurunkan rumus luas bangun segitiga dan segiempat. Sumber Belajar. 8x40 menit. Tes tertuli s Isian singkat. :1 Luas persegipanjang ABCD adalah .... - - - - - - - - -- - - - -. -------. 1:. Buku teks, bangun datar dari kawat atau dari kart on.

(121) 16/41715. 106. Kompeteosi Dasar. Materi Pembelajaran. Kegiatao Pembelajaran. Iodikator Peocapaiao Kompeteosi. Peoilaiao Tekoik. Beotuk. Tes tertuli s. Uraian. Cootob Iostrumen. Alokasl Waktu. Sumber Bela jar. trapesium, layanglayang, dan belah ketupat dengan. Menggunakan rumus keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat untuk menyelesaikan masalah. 6.4 Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu.. ----. Segitiga. • Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat. Menggunakan • Melukis segitiga yang Tes tertulis penggaris, jangka, dan diketahui tiga sisinya, busur untuk melukis dua sisi satu sudut segitiga jika diketahui: apitnya atau satu sisi o ketiga sisinya dan dua sudut o dua sisi dan satu sudut apitnya o satu sisi dan dua sudut Melukis segitiga Tes tertulis • Melukis segitiga samasisi dan segitiga samasisi dan segitiga samakaki dengan samakaki menggunakan penggaris, jangka dan busur derajat.. Uraian. Uraian. Diketahui segitiga ABC siku-siku 5x40 menit di A. Jika panjang AB = 5 em dan panjang BC = 13 em, maka keliling segitiga ABC adalah ... em Halaman rumah Pak Baehtiar hendak diberi pagar. Pagar yang akan dibuat berbentuk persegipanjang dengan panjang 6 m dan tinggi 1,5 m. Jika harga 1 m2 pagar Rp.250.000, maka biaya yang diperlukan untuk membuat I pagar terse but adalah .... 2x40 menit Buku teks, Lukislah sebuah segitiga j ika penggaris, diketahui panjang sisi-sisinya 5 jangka em, 6 em, dan 4 em.. 1x40 menit Lukislah sebuah segitiga ABC dengan AC = BC = 3 em, dan AB =4em..

(122) 16/41715. 107. Kompetensi Dasar. ·:·. Materi Pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menggunakan penggaris dan jangka untuk melukis garis sumbu, garis bagi, garis berat, dan garis tinggi suatu segitiga. • Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sum bu.. Karakter siswa yang dlharapkan : Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility). L . . _ _ _ _ ____. Penilaian Teknik. Beotuk. Tes tertulis. Uraian. Alokasi Waktu. Contoh Instrumen. Sumber Belajar. 2x40 menit. ~~ Lukislah ketiga garis tinggi dari masing-masing segitiga tersebut. Apakah yang kalian dapatkan?. --------. Mataram, Mengetahui, Kepala SMP Negeri 6 Mataram. Hj. Baiq Harwini S. Pd. NIP.. I. I '. Guru Matematika. Gita Lestari. A. S.Pd NIP.. 2013.

(123) 16/41715. 108 PROGRAM TAHUNAN. Sekolah. : SMPN 6 Mataram. Mata pelajaran. : MATEMA TIKA. Kelas. :VII. Tahun Pelajaran. : 2012/2013. JUMLAH PEKAN SEMESTER. BULAN. Juli 2012 Agustus 20 12 September 2012 I Oktober 2012 Nopember 2012 Desember 20 12 TOTAL Januari 2013 Februari 2013 Maret 2013 II April2013 Mei 2013 Juni 2013 TOTAL T OTALSEMESTERIDAN II. PEKAN TERSEDIA EFEKTIF. PEKAN TIDAK EFEKTIF. 4 5 4 5 4 4. 2 3 4 3 4 1. 26. 17. 5 4 4 4 5 4. 5 4 3 3 5 0. 2 2 0 2 0 3 9 0 0 1 1 0 4. 26. 20. 6. 52. 37. 15. MID Ulangan + Libur. Mid UN/US Ulangan + Libur. Mataram, Mengetahui, Kepala SMP Negeri 6 Mataram. Hj. Baig Harwini S. Pd. NIP. 19570125 197803 007. KET.. 2013. Guru Matematika. Gita Lestari Arif, S.Pd NIP..

(124) 16/41715. I09. ANALISIS PROGRAM SEMESTER II (GENAP) T AHUN PELAJARAN 2012/2013. Satuan Pendidikan. : SMP Negeri 6 Mataram. Mata pelajaran. : Matematika. Kelas/Semester. :VII/II. 1.1. Banyaknya Pekan Tersedia No I 2 3 4 5 6. Bulan. Banyaknya Pekan. Januari 2013 Februari 20I3 Maret2013 April2013 Mei 2013 Juni 2013. 5 4 4 4 5 4. Jumlah. 26. 1.2. Banyaknya Pekan Tidak Efektif No. Bulan. Jumlah Pekan. I 2 3 4 5. Januari 2013 Februari 2013 Maret2013 April2013 Mei 2013. -. 6. Juni 2013. 4. Jumlah. Keterangan. Mid semester + Libur keagamaan UN/US. I I. Perkiraan semesteran dan Pembagian raport. 6. 1.3. Banyaknya Pekan. : 26 pekan. 1.4. Banyaknya pekan tidak efektif. : 6 pekan. 1.5. Banyaknya pekan yang efektif. : 20 pekan. 1.6. Banyaknya jam pelajaran efektif : 20 x 5 jam pelajaran = 100 jam pelajaran.

(125) 16/41715. 110. 1.7. Distribusi alokasi waktu. ALOKASI WAKTU. NO. KOMPETENSI DASAR. 4. 4.1. Memahami pengertian dan notasi himpunan, serta penyaj iannya 4.2. Memahami konsep himpunan bagian 4.3. Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang (difference), dan komplemen pada himpunan 4.4. Menyajik.an himpunan dengan diagram Venn 4.5. Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah Uji Materi 5.1. Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar danjenis sudut. 5. 5.2. Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain. 6. 5.3. Melukis sudut 5.4. Membagi sudut Uji Materi 6.1. Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya 6.2. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi, persegi panJang, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang 6.3. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah 6.4. Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu Uji Materi JUMLAH Mataram,. 7JP 5JP 8JP 5JP 3JP 2JP 13JP 5JP 3JP 3JP 2JP 5JP 7JP 21 JP 5JP 6JP 100 JP 2013. Mengetahui, Guru Matematika. Kepala SMP Negeri 6 Mataram. Hj. Baiq Harwini S. Pd. NIP. 19570125 197803 007. Gita Lestari Arif, S.Pd NIP..

(126) 16/41715. Ill. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN I). Sekolab. : SMPN 6 Mataram. Mata Pelajaran. : Matematika. Kelas/Semester. : VW2 (Genap). Alokasi Waktu. : 2 x 40 menit. Standar Kompetensi. 6.. Memahami konsep segitiga dan segi empat serta menentukan ukurannya.. Kompetensi Dasar. : 6.2. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegijajargenjang belah ketupat, layang-layang dan trapesium.. Indikator I. Menjelaskan pengertian layang-layang menurut sifatnya. 2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat merumuskan pengertian layang-Iayang melalui diskusi dengan benar. 2. Siswa dapat merumuskan sifat layang-layang ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. Karakter siswa yang dibarapkan : Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility) B. Materi Pembelajaran I. Merumuskan pengertian layang-Iayang menurut sifatnya. Layang-layang Pengertian Layang-layang Layang-layang merupakan bangun datar segi empat yang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit. 2. Merumuskan sifat layang-layang ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya D.

(127) 16/41715. 112. Sifat-sifat Layang-layang a. Mempunyai dua pasang sisi yang sama panjang. Panjang sisi AB = BC dan AD = DC b. Mempunyai dua pasang sudut yang berhadapan. Besar LBAD = LBCD c. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.. • B. MBD kongruen dengan LlCBD. Dengan demikian, diagonal BD merupakan. sumbu simetri layang-layang ABCD. d. Kedua diagonalnya saling tegak lurus dan salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal yang lain. Diagonal BD. l_. AC. LBOA = LBOC = LCOD = LAOD = 90° Panjang AO = OC Berdasarkan sifat-sifat di atas dapat disimpulkan bahwa layang-layang merupakan bangun datar segi empat yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Sepasang sisinya sama panjang. b. Sepasang sudut yang Berhadapan sama besar. c. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri. d. Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak lurus diagonalnya yang lain.. C. Model!Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran kooperatif Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

(128) 16/41715. 113. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran. Alokasi. No. 1.. Waktu. Kegiatan Siswa. Kegiatan Guru. Pendahuluan a.. Membuka pelajaran dengan memberi a.. Menjawab salam.. sal am. b. Menyampaikan. materi. yang. akan b.. Memperhatikan penjelasan guru.. dipelajari. c.. Menyampaikan tujuan pembelajaran.. d. Apersepsi:. Mengingatkan. c.. Memperhatikan penjelasan guru.. kembali d.. Menanyakan hal-hal yang belum. kepada siswa tentang materi segitiga. dimengerti.. 10 menit. dan segi empat sebelumnya. e.. Motivasi: Memotivasi siswa dengan e.. Memperhatikan penjelasan guru.. contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti membuat mainan berbentuk Iayang-layang.. f.. 2.. Meminta siswa untuk duduk dengan f.. Siswa. kelompoknya masing-masing.. yang telah di tentukan.. duduk. pada. kelompok. Kegiatan Inti a.. Menyampaikan materi pembelajaran a.. Memperhatikan penjelasan guru.. secara klasikal. b. Memberikan LKS pada siswa level I b. Siswa. level. 1. maju. untuk. menerima LKS dan mendengar. di setiap kelompok.. penjelasan guru. c.. menjelaskan. contoh. dan. meminta c.. siswa level 1 untuk memahami LKS. d.. Meminta. siswa. level. 1. untuk d.. Siswa merespon penjelasan, dan. 40. memahami konsep pada LKS.. menit. Siswa. level. 1. kern bali. menjelaskan kembali materi LKS yang. kelompok. masing-masing. telah dijelaskan guru pada siswa level. menjelaskan ke siswa level 2.. ke dan. 2 pada kelompoknya masing-masing. e.. f.. g.. Meminta siswa level I dan 2 untuk e.. Siswa level I bersama siswa level. menjelaskan LKS tersebut pada siswa. 2 menjelaskan LKS pada siswa. level3 .. level3 dan mengerjakan bersama.. Memantau. kegiatan. siswa. dan f.. Siswa bertanya pada guru jika. memberikan bimbingan.. ada masa1ah da1am kelompok.. Memotivasikan siswa untuk bekerja g.. Menyiapkan laporan..

(129) 16/41715. 114 sama dalam menyiapkan laporan hasil diskusi.. h. Meminta. wakil. kelompok. untuk h. Mempresentasi hasil laporan.. 20. melapor basil kerja kelompok.. 3.. men it. Penutup a.. Guru memberikan kesimpulan.. b. Guru. mengumumkan. terbaik bari ini.. a.. kelompok b.. Siswa menyimak penjelasan guru.. 10. Siswa. menit. menunggu. basil. pengumuman.. E. Alat dan Somber Belajar 1. Buku matematika Intan Pariwara, buku matematika Billingual. 2. Jangka, penggaris, dan alat penunjang lainnya.. F. Media pembelajaran LKS. G. Penilaian Hasil Belajar Instrumen soal terdapat pada LKS terlampir.. Mataram, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran. Gita Lestari Arif S. Pd. NIP.. Guru Observer. NIP.. 2013.

(130) 16/41715. 115. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN II). Sekolah. : SMPN 6 Mataram. Mata Pelajaran. : Matematika. Kelas/Semester. : Vll/2 (Genap). Alokasi Waktu. : 2 x 40 menit. Standar Kompetensi. 6.. Memahami konsep segitiga dan segi empat serta menentukan ukurannya.. Kompetensi Dasar. : 6.3. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.. Indikator 1. Menurunkan rumus keliling bangun segiempat layang-Iayang. 2. Menurunkan rumus luas bangun segiempat layang-layang. 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segiempat layang-layang. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan rumus keliling bangun segiempat layang-layang.. 2. Siswa dapat menentukan rumus luas bangun segiempat layang-layang. 3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segiempat trapesium. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ). B. Materi Pembelajaran 1. Menentukan rumus keliling bangun segiempat layang-layang. 2. Menentukan rumus luas bangun segiempat layang-Iayang. 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segiempat trapesium..

(131) 16/41715. 116. Keliling dan Luas Layang-Jayang a. Keliling layang-layang. D. adalah hasil penjumlahan panjang keempat sisinya. K=AB + BC+CD+AD. m. m. Jika m dan n adalah panjang sisi-sisinya, berlaku rumus: B. K=2 (m +n). a. Luas layang-layang D. Adalah setengah dari hasil kali panjang diagonal-diagonalnya. Luas layang-Iayang di samping, dapat diperoleh dari jumlah luas dua segitiga sama kaki (LASCo = LAse + LAco). 1. LAsco =-2 (AC. X. OB + AC. X. OD). B. = ~ AC(OB + OD) =~AC x BD 2. Jika d 1 adalah panjang diagonal AC, dan d2 adalah panjang diagonal BD, berlaku rum us: 1. L =- (d1 X d2) 2. A tau. L. = d1. X. 2. d2.

(132) 16/41715. 117. C. Modei/Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran kooperatif Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. D. Langkab-langkab Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran. Alokasi. No Kegiatan Guru I.. Kegiatan Siswa. Waktu. Pendahuluan. a. Membuka pelajaran dengan memberi a. Menjawab salam. sal am. b. Menyampaikan. materi. yang. akan b. Memperhatikan penjelasan guru.. dipelajari. c.. Menyampaikan tujuan pembelajaran.. d. Apersepsi:. Mengingatkan. c.. Memperhatikan penjelasan guru.. kembali d. Menanyakan hal-hal yang belum. kepada siswa tentang materi segi. dimengerti.. empat sebelumnya.. 15. e. Motivasi : Memotivasi siswa dengan e.. Memperhatikan penjelasan guru.. menit. contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti. keliling. dan. luas. tanah. berbentuk layang-layang. f.. Menyampaikan materi pembelajaran f.. Memperhatikan penjelasan guru.. secara klasikal. g. Meminta siswa untuk duduk dengan g. Siswa kelompoknya masing-masing. 2.. duduk. pada. kelompok. yang telah di tentukan.. Kegiatan Inti. a.. Memberikan LKS pada siswa level 1 a.. Siswa. di setiap kelompok.. menerima LKS dan mendengar. b. menjelaskan. materi,. dan. c.. Meminta. siswa. level. I. 1. maju. untuk. penjelasan guru.. meminta. siswa level I untuk memahami LKS.. level. b. Siswa merespon penjelasan guru,. untuk. dan. memahami. pada. 35. menjelaskan kembali materi LKS yang. LKS.. telah dijelaskan guru pada siswa level c.. Siswa. 2 pada kelompoknya masing-masing.. kelompok. d. Meminta siswa level l dan 2 untuk. konsep. level. I. kembali. masing-masing. ke dan. menjelaskan ke siswa level 2.. menjelaskan LKS tersebut pada siswa d.. Siswa level l bersama siswa level. level3.. 2 menjelaskan LKS pada siswa. menit.

(133) 16/41715. 118 e.. Memantau. kegiatan. siswa. e.. memberikan bimbingan. f.. level 3 dan mengeijakan bersama.. dan. Siswa meminta bimbingan guru. Memotivasikan siswa untuk bekerja. jika. sama dalam menyiapkan laporan basil. kelompok. f.. diskusi. g. Meminta. wakil. kelompok. untuk g.. ada. masalah. dalam. Menyiapkan laporan. Mempresentasi basillaporan.. 20. melapor basil kelja kelompok.. 3.. menit. Penutup Siswa menyimak penjelasan guru.. I0. Guru memberikan Pekeljaan Rumah b.. Siswa. menit. (PR). diberikan guru.. a.. Guru memberikan kesimpulan.. b.. a.. mencatat. PR. yang. E. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku matematika Intan Pariwara, Buku matematika Billingual.. 2. Jangka, penggaris dan alat penunjang lainnya. F. Media Pembelajaran LKS. G. Penilaian Hasil Belajar Instrumen soal terdapat pada LKS terlampir.. Mataram, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran. Gita Lestari Arif S. Pd. NIP.. Guru Observer. NIP.. 2013.

(134) 16/41715. II9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN III). Sekolah. : SMPN 6 Mataram. Mata Pelajaran. : Matematika. Kelas/Semester. : VII/2 (Genap). Alokasi Waktu. : 2 x 40 menit. Standar Kompetensi. 6.. Memahami konsep segitiga dan segi empat serta menentukan ukurannya.. Kompetensi Dasar. : 6.2. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegiJajargenjang belah ketupat, layang-layang dan trapesium.. Indikator. I. Merumuskan pengertian trapesium menurut sifatnya. 2. Menjeiaskan sifat sifat segiempat trapesium ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. A. Tujuan Pembelajaran I. Siswa dapat merumuskan pengertian trapesium melalui diskusi dengan dan benar.. 2. Siswa dapat merumuskan sifat trapesium ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggungjawab (responsibility) B. Materi Pembelajaran I. Merumuskan pengertian trapesium menurut sifatnya. 2. Merumuskan sifat- sifat trapesium ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya Trapesium. 1. Pengertian Trapesium Trapesium adaiah bangun datar segi empat yang mempunyai tepat sepasang sisi berhadapan yang sejajar..

(135) 16/41715. 120. 2. Unsur-unsur Trapesium Perhatikan gambar di samping,. D. c. E. F. AB sejajar DC, namun AD tidak sejajar dengan BC, sehingga ABCD disebut. A. B. trapesium. a. Sisi sejajar bagian atas (DC) disebut atap trapesium. b. Sisi sejajar bagian bawah (AB) disebut alas trapesium. c. AD dan BC disebut kaki trapesium. d. LA dan LB disebut sudut alas. dan LC dan LD disebut sudut bubung. e. Jarak antara dua sisi sejajar (DE atau CF) disebut tinggi trapesium. 3. Jenis - jenis Trapesium Trapesium dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Trapesium siku-siku. Adalah trapesium yang mempunyai sepasang sudut siku-siku. AB II DC, dan besar LA. A. B. = LD = 90°.. 2. Trapesium sama kaki. Adalah trapesium yang kaki-kakinya sama panjang. PQ II SR dan PS. =. QR.. 0. p. 0. 3. Trapesium sembarang. Adalah trapesium yang sepasang sudutnya tidak siku-siku dan. 0. K. kaki-kakinya tidak sama panjang.. KL II NM; LK, LL, LM dan LN tidak siku-siku; serta NK dan MN tidak sama panjang.. L.

(136) 16/41715. 121 4. Sifat-sifat Trapesium. 0. K. L gambarii. gambar i. Berdasarkan gam bar diatas, );>. sifat-sifat umum trapesium (gambar i) adalah: a. Mempunyai tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar. Sisi KL II NM. b. Jumlah ukuran sudut yang berdekatan di antara dua sisi sejajar besamya 180°. LNKL. );>. +. LMNK. = 180°. dan LKLM. +. LLMN. = 180°. Sifat khusus pada trapesium sama kaki (gambar ii) adalah: a. Kaki-kakinya sama panjang. Panjang PS. =. QR. b. Memi1iki dua pasang sudut yang sama besar. Besar LP. =. LQ dan LS. =. LR. c. Sepasang diagonalnya sama panjang. Panjang diagonal PR = QS d. Mempunyai satu sumbu simetri. TU merupakan sumbu simetri trapesium PQRS..

(137) 16/41715. 122. C. Modei!Metode Pembelajaran Model. : Pembelajaran kooperatif. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran. Alokasi. No Kegiatan Guru I.. Kegiatan Siswa. Waktu. Pendabuluan a.. Membuka pelajaran dengan memberi a. Menjawab salam.. sal am. b. Menyampaikan. materi. yang. akan b.. Memperhatikan penjelasan guru.. dipelajari. c.. Menyampaikan tujuan pembelajaran.. d. Apersepsi:. Mengingatkan. c.. Memperhatikan penjelasan guru.. kembali d.. Menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.. kepada siswa tentang materi segi. I5. empat sebelumnya e.. Motivasi: Memotivasi siswa dengan e.. Memperhatikan penjelasan guru.. menit. contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti membuat mainan berbentuk trapesium. f.. Menyampaikan materi pembelajaran f.. Memperhatikan penjelasan guru.. secara klasikal. g.. Meminta siswa untuk duduk dengan g. Siswa duduk kelompoknya masing-masing.. 2.. pada. kelompok. yang telah di tentukan.. Kegiatan Inti a.. Memberikan LKS pada siswa level I. a. materi,. dan. Meminta. siswa. I. maju. untuk. level. penjelasan guru.. meminta. siswa level I untuk memahami LKS. c.. level. menerima LKS dan mendengar. di setiap kelompok. b. menjelaskan. Siswa. I. b. Siswa merespon penjelasan guru,. untuk. dan. memahami. pada 35. menjelaskan kembali materi LKS yang. LKS.. telah dijelaskan guru pada siswa level c.. Siswa. 2 pada kelompoknya masing-masing.. kelompok. d. Meminta siswa level I dan 2 untuk. konsep. level. I. kembali. masing-masing. ke dan. menjelaskan ke siswa level 2.. menjelaskan LKS tersebut pada siswa d.. Siswa level I bersama siswa level. level3.. 2 menjelaskan LKS pada siswa. menit.

(138) 16/41715. 123. e.. Memantau. kegiatan. siswa. e. Siswa meminta bimbingan guru. memberikan bimbingan. f.. level 3 dan mengerjakan bersama.. dan. Memotivasikan siswa untuk bekerja. jika. sama dalam menyiapkan laporan hasil. kelompok. f.. diskusi. g. Meminta. wakil. kelompok. masalah. ada. dalam. Menyiapkan laporan.. untuk g. Mempresentasi hasil laporan.. 20. me nit. melapor hasil kerja kelompok.. 3.. Penutup. c.. Guru memberikan kesimpulan.. c.. Siswa menyimak penjelasan guru.. d. Guru memberikan Pekerjaan Rumah d. Siswa (PR). mencatat. PR. I0. yang menit. diberikan guru.. E. Alat dan Somber Belajar 1. Buku matematika Intan Pariwara, buku matematika Billingual. 2. Jangka, penggaris dan alat penunjang lainnya.. F. Media Pembelajaran a. LKS. G. Penilaian Hasil Belajar b. Instrumen soal terdapat pada LKS terlampir.. Mataram, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran. Guru Observer. Gita Lestari Arif S. Pd.. NIP.. NIP.. 2013.

(139) 16/41715. 124 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN IV). Sekolab. : SMPN 6 Mataram. Mata Pelajaran. : Matematika. Kelas/Semester. : VII/2 (Genap). Alokasi Waktu. : 2 x 40 menit. Standar Kompetensi. 6.. Memahami konsep segitiga dan segi empat serta menentukan ukurannya.. Kompetensi Dasar. : 6.3. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.. Indikator 1. Menentukan rumus keliling bangun segiempat trapesium. 2. Menentukan rumus luas bangun segiempat trapesium. 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segiempat trapesium.. A. Tujuan PembeJajaran 1. Siswa dapat menentukan rumus keliling bangun segiempat trapesium dengan benar. 2. Siswa dapat menentukan rumus luas bangun segiempat trapesium. 3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segiempat trapesium.. Karakter siswa yang dibarapkan : Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ). B. Materi PembeJajaran 1. Menentukan rumus keliling bangun segiempat trapesium. 2. Menentukan rumus luas bangun segiempat trapesium. 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segiempat trapesium..

(140) 16/41715. 125. Keliling dan Luas Trapesium a. Keliling trapesium. b. D. Adalab basil jumlah panjang. d. c c. I. It I I. keempat sisinya. a. A. B. K = AB + BC +CD +AD jika a adalah panjang sisi AB, b adalah panjang sisi DC,. c adalah panjang sisi BC, dan d adalab panjang sisi AD, maka berlaku rum us: K=a+b+c+d b. Luas Trapesium D. Adalab basil kali setengabjumlab. C. b. r----i--o'\ I. tl. panjang sisi sejajar dengan tingginya.. I I I. A. Jika a adalab panjang sisi AB,. a. B. b adalab panjang sisi DC, t adalab tinggi trapesium ABCD, maka berlaku. rum us:. 1. L=-(a+b) x t 2. C. Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran kooperatif Metode : Ceramab, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran. Alokasi. No Kegiatan Siswa. Kegiatan Guru l.. Pendahuluan a.. Membuka pelajaran dengan memberi a.. Menjawab salam.. sal am. b. Menyampaikan dipelajari.. materi. yang. akan b.. Memperhatikan penjelasan guru.. Waktu.

(141) 16/41715. 126 c.. Menyampaikan tujuan pernbelajaran.. d. Apersepsi:. Mengingatkan. c.. Mernperhatikan penjelasan guru.. kernbali d.. Menanyakan hal-hal yang belurn. kepada siswa tentang materi segi. dirnengerti.. empat sebelumnya. e.. 15. Motivasi: Mernotivasi siswa dengan e.. Mernperhatikan penjelasan guru.. rnenit. contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti. keliling. dan. luas. tanah. berbentuk trapesium. f.. Menyampaikan rnateri pernbelajaran f.. Mernperhatikan penjelasan guru.. secara klasikal. g. Meminta siswa untuk duduk dengan g.. pada kelornpok. yang telah di tentukan.. kelompoknya masing-masing. 2.. Siswa duduk. Kegiatan Inti. a.. Memberikan LKS pada siswa level 1 a.. Siswa. di setiap kelompok.. menerirna LKS dan rnendengar. b. menjelaskan. materi,. dan. meminta. siswa level 1 untuk memahami LKS. c.. Meminta. siswa. level. l. b.. untuk. maju. untuk. Siswa rnerespon penjelasan guru, dan. rnemahami. rnenjelaskan kembali materi LKS yang. LKS.. telah dijelaskan guru pada siswa level c.. Siswa. 2 pada kelompoknya masing-rnasing.. kelompok. konsep. pada 35. level. 1. kembali. ke. masing-masing. menjelaskan ke siswa level 2. Siswa level 1 bersama siswa level. level3.. 2 menjelaskan LKS pada siswa. Memantau. kegiatan. siswa. dan. level 3 dan rnengeijakan bersama. e.. Siswa rneminta birnbingan guru. Memotivasikan siswa untuk bekeija. jika. sama dalam menyiapkan laporan hasil. kelornpok. f.. diskusi. g. Merninta. wakil. kelompok. untuk g.. ada. rnasalah. dalam. Menyiapkan laporan. Mempresentasi hasillaporan.. 20. melapor hasil keija kelompok. 3.. rnenit. dan. rnenjelaskan LKS tersebut pada siswa d.. memberikan bimbingan. f.. 1. penjelasan guru.. d. Meminta siswa level I dan 2 untuk. e.. level. men it. Penutup. a.. Guru rnemberikan kesimpulan.. a.. b. Guru rnemberikan Pekeijaan Rumah b. (PR). Siswa rnenyimak penjelasan guru.. I0. Siswa. menit. mencatat. diberikan guru.. PR. yang.

(142) 16/41715. 127. E. Alat dan Somber Belajar 1. Buku matematika Intan Pariwara, buku matematika Billingual. 2. Jangka, penggaris dan alat penunjang lainnya.. F. Media Pembelajaran LKS. G. Penilaian Hasil Belajar Instrumen soal terdapat pada LKS terlampir.. Mataram, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran. Gita Lestari Arif S. Pd. NIP.. Guru Observer. NIP.. 2013.

(143) 16/41715. 128. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL PERTEMUAN I). Sekolah. : SMPN 6 Mataram. Mata Pelajaran. : Matematika. Kelas/Semester. : VTI/2 (Genap). Alokasi Waktu. : 2 x 40 menit. Standar Kompetensi : 6.. Memahami konsep segitiga dan segi empat serta menentukan ukurannya.. Kompetensi Dasar. : 6.2. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegijajargenjang belah ketupat, layang-layang dan trapesium.. Indikator 1. Menjelaskan pengertian jajargenjang, persegi, persegipanjang, belah ketupat, trapesium dan layang-layang menurut sifatnya. 2. Menjelaskan sifat sifat segiempat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat merumuskan pengertian layang-Jayang melalui diskusi dengan benar. 2. Siswa dapat merumuskan sifat Jayang-layang ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) B. Materi Pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian Jayang-Iayang menurut sifatnya. 2. Menjelaskan sifat Jayang-layang ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya Layang-layang 1. Pengertian Layang-layang. Layang-layang merupakan bangun datar segi empat yang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit..

(144) 16/41715. 129. 2. Sifat-sifat Layang-layang. a. Mempunyai dua pasang sisi yang sama panjang. Panjang sisi AB = BC dan AD= DC b. Mempunyai dua pasang sudut yang berhadapan. Besar LBAD = LBCD. • c. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri. B. MBD kongruen dengan L\CBD. Dengan demikian, diagonal BD merupakan sumbu simetri layang-layang ABCD. d. Kedua diagonalnya saling tegak lurus dan salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal yang lain. Diagonal BD. l_. AC. LBOA = LBOC = LCOD = LAOD = 90°. Panjang AO = OC Berdasarkan sifat-sifat di atas dapat disimpulkan bahwa layang-layang merupakan bangun datar segi empat yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Sepasang sisinya sama panjang. b. Sepasang sudut yang Berhadapan sama besar. c. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri. d. Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak lurus diagonalnya yang lain.. C. Modei/Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran langsung Metode : Ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

(145) 16/41715. 130. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran No. Kegiatan Siswa. Kegiatan Guru. 1.. Alokasi. ~--------------------------~------------------------~. Waktu. Pendahuluan a. Membuka pelajaran dengan memberi. a. Siswa membalas salam guru.. salam.. b. Menyampaikan materi yang akan dipelajari. c.. guru.. tujuan c. Siswa menyimak penjelasan. Menyarnpaikan pembelajaran.. guru.. d. Apersepsi: Mengingatkan kern bali kepada siswa tentang materi segitiga dan segi empat sebelumnya. e.. Motivasi: Memotivasi siswa dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti membuat mainan berbentuk. d. Siswa. menyimak. menjawab. pertanyaan. dan yang. 15 menit. diajukan guru. menyimak. e. Siswa menjawab. pertanyaan. dan yang. diajukan guru.. Iayang-Iayang.. 2.. b. Siswa menyirnak penjelasan. Kegiatan Inti Pengembangan: a. Memunculkan konsep awal yang a. Siswa berkaitan. dengan. pengertian. merespon. penjelasan. guru, dan memahami konsep padaLKS.. layang-layang.. b. Menulis gagasan siswa di papan b. Menyiapkan ide-ide 30 menit. tulis. c. Mengajukan pertanyaan siswa. menerapkan. untuk. pemahamannya. pada c. Siswa menjawab pertanyaan guru dan menyebutkan unsur layang-layang.. tentang. unsur. siswa. untuk d. Siswa. layang-layang. d. Membimbing. menyimak. menentukan sifat layang-layang. menentukan. ditinjau dari. layang diinjau dari sisi, sudut. diagonalnya .. sisi,. sudut,. dan. sifat. dan layang-. dan diagonalnya.. e. Memberikan kesempatan kepada e. Siswa mengajukan pertanyaan.

(146) 16/41715. 131 siswa untuk menanyakan materi. tentang pembahasan guru yang. yang belum dipahami.. belum dipahami.. Penerapan: f.. Meminta siswa secara individual f.. Siswa. mengerjakan. untuk mengerjakan soal latihan. menyelesaikan. pada buku LKS.. ditentukan guru.. LKS. dan yang. g. Menunjuk beberapa orang siswa g. Siswa yang ditunjuk maju dan untuk menuliskan jawaban soal. menjawab soal dipapan tulis.. 25 menit. latihan tersebut di papan tulis. 3.. Penutup a. Dengan bimbingan guru, siswa a. Siswa membuat rangkuman materi.. mencatat. dan. merangkum materi di buku 10 menit. catatan masing-masing. b. Guru memberikan kesimpulan.. b. Siswa menyimak penjelasan guru.. c. Guru. memberikan. Pekeljaan c. Siswa. Rumah (PR). mencatat. PR. yang. diberikan guru.. E. Alat dan Somber Belajar I. Buku matematika Intan Pariwara, Buku matematika Billingual. 2. LKS matematika MGMP. 3. Jangka, penggaris dan alat penunjang lainnya.. F. Penilaian Bentuk Instrumen: Tes Uraian pada buku LKS matematika MGMP.. Mataram, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran. Gita Lestari Arif S. Pd. NIP.. Guru Observer. NIP.. 2013.

(147) 16/41715. 132.

Gambar

Tabel 4.1  Data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.2 Data hasil postest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.5  Hasil Uji Perbedaan Dua rata-rata pretes  Levene ' s
Gambar 4.1  Graf"Ik Uji Normalitas Kelas Eksperimeo
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan maklumat yang diperolehi, dapat dirumuskan bahawa salah satu komponen kemahiran generik iaitu kemahiran berkomunikasi berjaya diterapkan kepada pelajar tahun dua

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan bertujuan menguji rule-rule yang sudah dibuat pada sistem pengatur suhu dan kelembapan ruangan menggunakan metode fuzzy sugeno berbasis

Salah satu cara untuk meningkatkan keuntungan petani Keramba Jaring Apung adalah dengan melakukan diversifikasi ikan budidaya yang memiliki nilai ekonomi yang lebih

Mengacu pada teori warna diatas, pada desain majalah Voice+ edisi khusus ini akan banyak menggunakan warna-warna yang bersifat muda, enerjik, dinamis, dan

Jika kita telah memperoleh data sampel dari suatu populasi yang memiliki mean µ yang tidak diketahui, maka untuk memperoleh informasi tentang parameter µ dapat digunakan mean sampel

Perangkat antara yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua jaringan lokal yang mempunyai protokol sama pada lapisan jaringan OSI, perangkat apa yang dimaksud tersebut…B.

Berdasarkan hasil analisis pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan, didapatkan nilai p = 0,000 artinya penyuluhan kesehatan tentang demam berdarah efektif karena

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan observasi sistematis (berkerangka) yaitu observasi yang dimulai dari metode yang digunakan dalam observasi sampai cara-cara