• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut sebuah blog, rahdinalspaceart, ada berbagai kriteria sebuah majalah yang baik, yaitu sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut sebuah blog, rahdinalspaceart, ada berbagai kriteria sebuah majalah yang baik, yaitu sebagai berikut:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

12

KONSEP DESAIN

1.1 Landasan Teori 1.1.1 Teori Majalah

Menurut KBBI, majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui konsumen pembaca. Beberapa ahli mendefinisikan majalah sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetal dalam lembaran kertas ukuran tertentu dalam bentuk buku, serta diterbitkan berkala. Definisi lain, majalah adalah sebuah media publikasi atau terbitan secara berkala yang memuat artikel-artikel dari berbagai penulis (Assegaff, 1983: 127). Tulisan dan foto merupakan dwitunggal yang tak terpisahkan bagi majalah (Soeseno. 1997, p. 10). Majalah memiliki lebih banyak ruang kebebasan untuk desain.

Menurut sebuah blog, rahdinalspaceart, ada berbagai kriteria sebuah majalah yang baik, yaitu sebagai berikut:

Segmentasi

- Misi target pasar majalah sesuai dengan pembacanya,

- Keberadaan majalah sesuai dengan target misi segmentasi majalah, - Nama majalah sesuai dengan target segmentasinya,

- Isi rubrik majalah sesuai dengan segmentasi majalah. • Fungsi

- Mudah dibaca dan dapat memberikan inspirasi yang dapat direalisasikan dalam kehidupan pembacanya,

- Pembaca merasakan manfaat setelah membaca majalah tersebut, - Manfaat yang dirasakan pembaca sesuai dengan nama serta target

audiens majalah. • Sampul

- Menunjukkan identitas majalah sesuai dengan misi yang telah ditetapkan,

- Dapat menarik perhatian calon pembaca untuk membacanya, - Komunikatif dan informatif,

- Ilustrasi atau gambar yang dipakai sesuai tema edisi majalah. • Layout

- Layout tidak monoton, - Layout beralur dan konsisten,

- Layout mudah dibaca dan dimengerti. Warna

- Tidak menyakiti mata,

- Tidak membuat mata cepat lelah ketika membaca,

- Pemakaian warna sesuai segmentasi majalah dan tema serta judul rubrik.

Jenis Huruf

- Jenis huruf yang dipakai mudah dibaca (readability dan legability), - Pemakaian jenis huruf sesuai tema atau judul rubrik.

(2)

Pemilihan Rubrik

- Isi rubrik sesuai nama dan segmentasi majalah, - Rubrik yang ada dapat menarik perhatian pembaca, - Setiap rubrik minimal terdapat 1 ilustrasi atau gambar. • Ilustrasi atau Gambar

- Ilustrasi yang ada pada sampul, sesuai dengan tema edisi majalah, - Ilustrasi atau gambar yang ada pada rubrik sesuai dengan isi rubrik, - Ilustrasi mudah dimengerti,

- Gambar memiliki resolusi tinggi, sehingga gambar terlihat jelas. • Ukuran

- Ukuran majalah tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil - Ukuran umum majalah A4, Letter dan B5 atau F4

- Mudah dibawa dan tidak rentan rusak 1.1.2 Teori Layout

Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang/media desain untuk mendukung konsep serta pesan yang dibawanya. Menurut Gavin Ambrose dan Paul Harris (2011 : 70) Layout, , Layout adalah sebuah penyusunan dari elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini juga bisa disebut managemen bentuk dan bidang. Layout yang dikerjakan melalui proses dan tahapan yang benar bukan tidak mungkin akan berdampak positif pada tujuan apapun yang ingin dicapai desainer melalui karya desain yang dibuatnya.

Dalam mendesain layout yang baik, desainer sudah harus mengetahui tujuan desain tersebut, target audiens, pesan yg ingin disampaikan ke target audiens, cara menyampaikan pesannya, dan dimana, kapan, serta media apa yg akan digunakan untuk mendapatkan konsep desain yang baik dan tepat.

Tidak ada yang benar dalam membuat layout, tetapi berikut adalah beberapa kriteria yang harus diikuti. Pertama, layout tersebut harus berhasil, berhasil disini maksudnya pesan dapat dimengerti dengan cepat sesuai dengan cara membacanya. Kedua, layout tersebut harus terorganisir agar pembaca dapat melihat dengan baik dan mudah mengikuti bagian-bagian dari layout. Yang terakhir, layout harus dapat menarik perhatian atau dengan kata lain lebih menonjol dari pada kompetitornya.

Menurut Surianto Rustan dalam Bukunya Layout: Dasar dan Penerapannya, dalam melayout, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan antara lain sequence, emphasis, balance, unity, dan consistency.

Sequence atau urutan merupakan aliran/ alur membaca, membuat urutan prioritas dari yang harus dibaca pertama sampai terakhir, karena jika semua informasi ditampilkan sama kuatnya, pembaca akan kesulitan menangkap pesan pada layout tersebut. Sequence dapat dicapai dengan adanya Emphasis.

Emphasis atau penekanan bisa diciptakan dengan berbagai cara, antara lain memberikan ukuran yang lebih besar dibandingkan elemen layout lainnya, warna yang kontras, posisi yang lebih strategis, serta bentuk/ style yang berbeda.

(3)

Balance atau keseimbangan merupakan pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Keseimbangan tidak hanya masalah pengaturan tata letak, tetapi ukuran, warna, arah, dan elemen lainnya ikut mempengaruhi keseimbangan sebuah layout. Keseimbangan tidak hanya melihat keseimbangan ruang isi saja, tetapi juga ruang kosong pada bidang layout juga. Keseimbangan ada dua jenis, yaitu keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris. Keseimbangan simetris bisa dicapai dengan pencerminan, sehingga dapat dibuktikan tepat secara matematis. Keseimbangan simetris lebih terkesan formal, konvensional, terpercaya, dak kokoh. Sedangkan keseimbangan asimetris, keseimbangnya lebih bersifat optis atau ‘kelihatannya seimbang’. Keseimbangan ini memberikan kesan adanya sehingga lebih dinamis, modern, bersahabat, dan muda.

Sebuah layout akan memberikan efek yang kuat bagi pembacanya jika memiliki kesan Unity atau kesatuan. Teks, gambar, warna, ukuran, style, dan elemen lainnya harus saling berkesinambungan dan tersusun secara tepat.

Consistency atau konsistensi menunjuk pada kontrol estetik tampilan layout secara keseluruhan, tidak hanya itu koordinasi keseluruhan elemen yang dilayout juga ikut mempengaruhi.

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, prinsip yang akan menonjol adalah Emphasis karena dengan emphasis tampilan akan lebih menarik perhatian baik layout bagian dalam, maupun layout sampul majalah. Emphasis pada majalah Voice+ edisi khusus akan ada di pengolahan tipografi sehingga kesan type as image akan muncul, serta juga penggunaan foto.

1.1.3 Teori Tipografi

Tipografi adalah salah satu elemen penting dalam mendesain layout. Tipografi merupakan salah satu representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan elemen pokok dan efektif. Melalui kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, visualisasi huruf mampu menafsirkan pesan dan informasi secara tersirat.

Setiap typeface memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga dengan kondisi tertentu dapat mempengaruhi mood tertentu dan pesan yang disampaikan dengan typeface tertentu.

Tipografi tidak sederhana memilih typeface yang menarik atau unik saja, tetapi ada beberapa faktor penting menurut Rob Carter dalam Working with Computer (1996, p20) yang harus diperhatikan dalam tipografi, yaitu:

Legibility, huruf harus mudah dibaca. Readibility, huruf harus dapat dibaca. Visibility, huruf harus mudah dilihat. Clarity, huruf harus jelas.

Tipografi telah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, majalah, katalog, atau brosur. Kekeliruan atau ketidakacuhan dalam tipografi bisa merusak hasil akhir komunikasi visual, walaupun bentuk

(4)

visualisasi lainnya sudah sempurna. Tipografi yang baik mengarah kepada keterbacaan, kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya dan karakter tersendiri. “..Perlakukanlah sebuah font sebagai sebuah gambar yang sama pentingnya, olah secara menarik..” Timothy Samara (2007:20), dapat disimpulkan bahwa dengan font saja kita sudah mampu menciptakan visual yang menarik tanpa perlu melakukan banyak pengolahan di elemen desain lainnya. Tak hanya menarik, tetapi visual tersebut juga mampu menyampaikan pesannya secara visual, tanpa perlu membacanya.

Huruf tidak sekedar ejaan kata-kata, huruf memelukan pemilihan jenis serta ukuran yang tepat. Penyampaian pesan melalui pengolahan tipografi tidak hanya sebatas pemilihan font dan pengolahan anatomi huruf tetapi juga pengaturan jarak dalam ruang antar huruf, kata, paragraf, serta kolomnya juga mampu menciptakan suasana hati tertentu, mempertinggi kemampuan keterbacan, serta memberikan kesan tertentu pada rancangan komunikasi visual. Dalam majalah Voice+ edisi khusus ini, typeface yang digunakan sebagai typeface utama pada headline adalah family Egyptian Bodoni. Dikarenakan karakter/ tema/ konsep dibagi atas karakter dan pesan per artikel, maka sangat memungkinkan untuk menggunakan typeface selain typeface utama. Typeface serif, sans serif, script, dan decoratif ikut meramaikan desain majalah Voice+ edisi khusus ini karena pendekatan majalah ini adalah tipografi, Selain itu, pengolahan anatomi huruf seperti permainan besar-kecil, pemotongan, penambahan, rotasi, efek mirror, dan lain sebagainya akan dilakukan sebagai perwujudan pengolahan tipografi. Dengan demikian, diharapkan pesan dari isi majalah ini bisa tersampaikan dengan jauh lebih baik dan lebih efektif. Untuk mengikat konsistensi majalah ini pada body copy akan menggunakan typeface yang sama yaitu family Avenir LT.

1.1.4 Teori Grid

Grid digunakan sebagai alat pembantu dalam membuat layout berupa susunan kolom dengan garis-garis vertikal dan horizontal untuk mengatur tata letak tiap elemen-elemennya ke sebuah bidang layout dan menjaga konsistensi serta kesatuan layout (terlebih untuk layout yang memiliki beberapa halaman seperti majalah), sehingga segala berprinsip desain dapat tercapai dengan baik. Selain itu grid juga mampu menciptakan layout yang lebih terstruktur dan terkesan lebih rapih.

Grid memiliki berbagai bentuk, konfigurasi, serta tingkat kerumitannya, semuanya tergantung dari isi informasi yang akan ditampung pada bidang layout dan seperti apa elemen desain yang akan digunakan. Semakin banyak kolom grid, semakin banyak pula variasi dan eksplorasi layout yang bisa diciptakan karena penempatan elemen-elemennya lebih fleksibel. Hal ini didukung oleh pernyataan seorang ahli “.. grid modular (terdiri dari banyak baris dan kolom) merupakan pilihan terbaik dalam menyusun sebuah tata letak yang kompleks dan detail..” (Timothy Samara 2007:210).

Oleh karena itu pada pembuatan majalah Voice+ edisi khusus ini, penulis menggunakan grid modular yang terdiri dari 6 kolom dan 7 baris agar desain lebih terlihat dinamis dan eksploratif sesuai dengan karakter target audiens.

(5)

Selain itu dengan grid seperti ini sangat memungkinkan untuk membuat layout yang tidak template sehingga tampilan majalah bisa lebih bervasiasi dan terkesan eksklusif. Grid system ini pun mampu menjadi pengikat konsistensi satu kesatuan majalah.

1.1.5 Teori Warna

Dalam pemilihan warna dalam sebuah layout tidak bisa begitu saja dipilih. Terlebih lagi dengan alasan warna tersebut adalah warna kesukaan. Warna memberikan sensasi-sensasi tertentu ke otak akibat dari sentuhan gelombang-gelombang cahaya dengan retina mata. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Hal ini didukung dengan pernyataan Gael Towey, Creative Director Martha Stewart Living Omnimedia, warna menciptakan emosi, menggugah ingatan, dan memberi sensasi. Warna sangat berkaitan dengan ilmu psikologi. Warna dan kelompok warna tertentu dengan tingkat saturation, hue, dan value tertentu dapat memunculkan mood yang lebih kompleks dari pada sekedar warna panas dan dingin saja. Warna dan kelompok warna tertentu mampu menciptakan kesan enerjik, tradisional, romantis, hi-tech, eksotis, dan lain sebagainya. Hal ini didukung oleh pernyataan “bahwa tidak ada yang bisa menciptakan sebuah mood secara lebih cepat kecuali warna…” (Suttan dan Whelan 2003:48).

Pada majalah Voice+ edisi khusus ini seluruh bagian dari majalah akan menggunakan konsep pop duo tone. Konsep duo tone ini terinspirasi dari poster-poster demonstrasi yang mana hanya dengan menggunakan 2-3 warna tapi mampu membuat perubahan. Seperti halnya Voice+ sebagai media yang bisa dikatakan sangat provokatif. Mengacu pada teori warna diatas, pada desain majalah Voice+ edisi khusus ini akan banyak menggunakan warna-warna yang bersifat muda, enerjik, dinamis, dan bersemangat melihat dari konsep majalah Voice+ sebagai majalah inspirasi dan target audiensnya yaitu anak muda yang aktif dan dinamis, tetapi akan tetap disesuaikan juga dengan karakter artikel. 1.2 Strategi Kreatif

1.2.1 Fakta Kunci

Berikut ini adalah fakta-fakta kunci yang menjadi alasan mengapa majalah Voice+ edisi khusus perlu dibuat, yaitu:

• Majalah Voice+ belum dikenal masyarakat walaupun majalah ini sudah terbit sebanyak delapan kali,

• Generasi muda tidak suka dan terbiasa terbiasa dengan budaya membaca, karena fakta tersebut majalah Voice+ hadir dengan artikel-artikelnya yang penuh dengan tulisan-tulisan berbobot, inspiratif, informatif, dan variatif yang diharapkan generasi muda akan berubah menjadi lebih baik, • Masih banyak kekurangan dalam desain majalah Voice+.

1.2.2 Pesan yang akan dikomunikasikan

Pesan yang akan disampaikan, secara fungsional, proyek ini adalah majalah Voice+ memberikan artikel-artikel yang berbobot, inspiratif, informatif, dan variatif. Selain itu Voice+ juga merupakan sarana gaya hidup membaca para generasi muda.

(6)

1.2.3 Tujuan Desain

Berikut ini adalah tujuan komunikasi visual majalah Voice+ edisi khusus, yaitu:

• Membuat visual yang jauh lebih menarik dan lebih cepat dan efektif untuk dimengerti oleh target audiens.

• Menarik perhatian para target audiens majalah Voice+ walaupun yang tidak tertarik dengan segmentasi inspirasi untuk membeli majalah Voice+ edisi khusus dan diharapkan akan mendapatkan impresi yang baik dengan majalah Voice+ ini sehingga akan menjadi pelanggan tetap. • Secara tidak langsung majalah Voice+ edisi khusus ini akan menjadi

sarana untuk memperkenalkan kehadiran majalah Voice+ sebagai majalah inspirasi.

1.2.4 Profil Target Audiens [Geografis]

Domisili : Kota-kota besar Wilayah : Ibukota

Negara : Indonesia Iklim : Tropis [Demografis]

Usia : 20-30 tahun Gender : Pria dan Wanita

Pekerjaan : Mahasiswa, karyawan, wiraswasta, dan lain sebagainya Pendidikan : SMA sampai perguruan tinggi

SES : Menengah ke atas (B+) [Psikografis]

Kepribadian: Enerjik, berjiwa muda, optimis, nasionalis, terbuka, modern, berpendidikan, peduli, bersemangat, ingin selalu menjadi lebih baik, aktif mencari inspirasi, menyukai desain.

Gaya hidup: Akrab dengan segala sesuatu yang instan, suka jalan-jalan ke mall, suka/tertarik membaca, peduli lingkungan, peduli sesama, , melihat-lihat buku toko buku, aktif berhiruk-pikuk di tempat umum.

1.2.5 Positioning

Majalah yang dengan artikel-artikel berbobotnya mampu menginspirasi generasi muda untuk berubah menjadi lebih baik, sehingga dapat berguna bagi sesama, bangsa, negara, bahkan dunia.

1.2.6 Big Idea

Eksplorasi Kata Berkarakter dalam Dunia Dua Warna. 1.2.7 Pendekatan Komunikasi

1.2.7.1 Pesan • Rasional

Majalah Voice+ edisi khusus ini akan terbit pada bulan Agustus bertepatan dengan ulang tahun pertama Voice+, hal ini

(7)

dikarenakan umumnya edisi khusus sebuah majalah diterbitkan pada saat-saat khusus juga, seperti pada ulang tahun. Selain itu, bulan Agustus adalah bulan yang bermakna bagi bangsa Indonesia, mengingat pada bulan Agustus tahun 1945 adalah bulan kemerdekaan Indonesia dari jeratan penjajahan Jepang. Bisa dikatakan bulan Agustus adalah perayaan semangat juang bangsa Indonesia untuk berubah dan lepas dari jajahan bangsa asing, seperti halnya Voice+ edisi khusus ini yang secara khusus membahas tentang tokoh-tokoh di Indonesia, baik selebritis, musisi, maupun politikus, yang telah melakukan hal-hal positif dan inspiratif guna mengubah wajah dan keadaan Indonesia menjadi jauh lebih baik.

Artikel-artikel yang ada di majalah Voice+ edisi khusus ini sangat cocok untuk para generasi muda karena majalah ini berisikan kisah dan artikel inspiratif yang cocok untuk generasi muda. Tak hanya membahas mengenai inspirasi dalam berprilaku dan bertindak saja, tetapi inspirasi dalam fashion, interior, dan lain sebagainya juga ikut dibahas sebagai penyeimbang terhadap artikel-artikel ‘berat’ lainnya.

• Emosional

Majalah ini adalah sebagai panduan gaya hidup generasi mudah. Majalah ini memberikan alternatif gaya hidup yang berbeda, tidak melulu membahas tentang kehidupan hedonisme, majalah ini ingin meningkatkan gaya hidup membaca dengan bacaan yang berbobot.

1.2.7.2 Visualisasi • Tipografi

Kehadiran majalah ini adalah sebagai alternatif bacaan para generasi muda dengan mengedepankan bobot dan manfaat tulisan agar minat baca para generasi muda bisa meningkat dan bacaannya pun berkualitas. Dengan begitu, tampilan majalah pasti lebih banyak tulisan dari pada visual. Tetapi generasi muda tidak bisa begitu saja meninggalkan kebiasaan awal mereka yang lebih menyukai visual dari pada membaca, oleh karena itu pendekatan tipografi bisa membantu menyelesaikan masalah ini karena dengan teori-teori tipografi, teks bisa berubah menjadi visual-visual yang menarik. Pendekatan tipografi pada majalah ini akan dicapai dengan dua cara, yaitu penggunaan typeface yang sesuai dengan pesan atau isi suatu artikel, dan juga pengolahan anatomi huruf seperti pemotongan, permainan besar-kecil, penambahan, efek mirror, rotasi, dan lain sebagainya. Typeface pada bodycopy akan menjadi pengikat konsis tensi majalah ini.

• Layout

Membicarakan majalah dan tipografi berarti kita membicarakan layout karena layout adalah sistem desain utama

(8)

sebuah terbitan. Pada majalah ini, layout yang akan diterapkan tidak akan kaku karena majalah ini ditujukan untuk generasi muda. Layout akan banyak mendapat pengolahan yang lebih bermain-main dan flexibel agar karakteristik target audiens lebih terasa daripada edisi biasanya. Dengan grid modular yang terdiri dari 6 kolom dan 7 baris memungkinkan layout yang dinamis, variatif, dan tidak template sehingga layout menjadi lebih menarik, dinamis, dan eksklusif karena tidak ada layout yang sama antara halaman yang satu dan yang lainnya. Grid system ini menjadi salah satu pengikat konsistensi satu kesatuan majalah ini.

• Fotografi

Gambar dan foto digunakan hanya sebagai visual pendukung karena inspirasi lebih dimengerti ketika dibaca dibanding ketika dilihat. Dengan dibaca inspirasi akan lebih bisa resapi, sehingga fungsi majalah Voice+ sebagai majalah inspirasi yang memang harus dibaca akan tercapai. Pewarnaan foto pada majalah ini akan menggunakan konsep Pop Duotone. Terinspirasi dari poster-poster demonstrasi yang hanya dengan menggunakan dua warna mampu membuat perubahan, seperti halnya majalah Voice+ sebagai alternative bacaan baru yang membahas inspirasi yang sangat provokatif. Konsep pop duotone tadi serta pemotongan foto menjadi pengikat konsistensi satu kesatuan majalah ini.

1.3 Strategi Desain 1.3.1 Tone & Manner

Dalam majalah Voice+ edisi khusus ini akan identik dengan kesan muda, modern, dinamis, enerjik, dan clean.

1.3.2 Strategi Verbal

Gaya bahasa yang akan digunakan dalam majalah ini adalah bahasa formal sesuai dengan standar karya jurnalistik dan terkadang akan menggunakan istilah-istilah bahasa inggris mengingat target audiensnya juga merupakan generasi muda yang berpendidikan.

1.3.3 Strategi Visual

Pada majalah Voice+ edisi khusus ini desain akan berbeda dari pada desain sampul maupun layout dalam majalah edisi sebelum-sebelumnya. Desain akan dibuat menjadi lebih muda dengan layout yang lebih berwarna dan dinamis. Pendekatan visual yang akan banyak diolah pada majalah Voice+ edisi khusus ini adalah tipografi sebagai visual utama dan gambar/ foto sebagai visual pendukung seperti yang sudah dijelaskan pada bahasan sebelumnya mengenai pendekatan komunikasi: visualisasi.

(9)

1.3.4 Pemilihan Item

Dalam pembuatan edisi khusus ini, item-item yang akan dibuat terdiri dari item utama dan item pendukung.

Item utama proyek ini adalah satu jilid majalah Voice+ edisi khusus. Sedangkan, Item pendukung untuk membantu promosi majalah Voice+ edisi khusus terdiri dari beberapa item, yaitu:

Poster + Print Ads,

e-Banner dan standing banner, mini x-banner, Wobbler.

Referensi

Dokumen terkait

DoTA mengembangkan aspek ini dengan sangat baik, kecuali pada faktor kontrol agar pemain tidak bisa melakukan hal yang mengganggu permainan dan agar bisa pulih dari

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran In- kuiri Terbimbing Pada Materi Koloid dalam Menganalisis

Begitupun halnya di Universitas Indonesia, pelanggaran lalu lintas merupakan masalah yang tidak ada habisnya.Permasalahan lalu lintas di Universitas ini merupakan

1.1 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji yang merepresentasikan tempat kerja,

Hasil ini belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian dengan permasalahan selama tindakan berlangsung antara lain: guru kurang memotivasi siswa dalam berdiskusi

Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan kekerapan konsumsi minuman kemasan tinggi fruktosa yang diestimasi menggunakan indeks fruktosa dengan kejadian TGT pada usia muda

Secara administratif seluruh wilayah mikro DAS Sub DAS Batang Bungo bagian hulu berada pada Dusun Senamat Ulu dan Dusun Muaro Buat Kecamatan Bathin III Ulu dan

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dengan menggunakan media visual pada pembelajaran tematik tema 2