KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWTTuhan Yang Maha Esa, karena atas petunjuk dan hidayah-nyalah tugas akhir mata kuliah Hukum dan Kesejahteraan Sosial berjudul “Kebiasaan Pelanggaran Lalu Lintas di Lingkungan Universitas Indonesia” dapat terlaksana dengan cukup baik dan tepat waktu.
Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi di negara berkembang adalah masalah lalu lintas yang semakin hari semakin kompleks. Hal ini terjadi mengingat semakin padatnya kendaraan di kehidupan zaman modern, maka tidak dapat dipungkiri lagi jika dari tahun ketahun penggunaan kendaraan terus meningkat sehingga tingkat pelanggaran juga terus meningkat. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinyapelanggaran lalu lintas adalah budaya tertib lalu lintas di masyarakat yang masih minim.
Begitupun halnya di Universitas Indonesia, sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia yang menyandang nama suatu bangsa ternyata budaya tertib lalu lintas masih sangat memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari maraknya pelanggaran lalu lintas di linkungan Universitas mulai dari tidak menggunakan helm, melanggar rambu rambulalu lintas, parkir di tempat yang dilarang, lebih khususnya hal ini dilakukan baik oleh Mahasiswa, Dosen, Karyawan ataupun Masyarakat Umum.
Dalam makalah ini penulis mencoba mengkaji kebiasaan pelanggaran lalu lintas di lingkungan Universitas Indonesia yang dikaitkan dengan Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penulis telahberusaha memberikan penjelasan yang cukup komprehensif dan data yang actual ,namun seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, sehingga penulis menyadari masihterdapat banyak kekurangan mulai dari sistematika penulisan hingga materi dari penulisan ini, oleh karena itu saran dan kritik demi penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan oleh penulis.Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Hukum dan Kesejahteraan sosial sebagai salah satu prasyarat kelulusan didalam mata kuliah ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ...3
B.Pertanyaan Penelitian... 6
C. Tujuan Penulisan ... 6
D. Manfaat Penulisan...,...6
E. Metode Penulisan ...,...7
BAB II ISI PENELITIAN A. Gambaran Lokasi B. Data Sekunder 1. Pelanggaran Lalu Lintas...9
2. Advokasi Sosial...13
C. Data Primer 1. Polisi Lalu Lintas...\...20
2. Subdit PLK...21
3. Satpam FHUI...24
4. Tukang Ojek...26
5. Masyarakat...28
D. Hasil penelitian 1. Rambu Lalu Lintas di Kukusan Teknik...35
2. Rambu belok kanan di FHUI...36
3. Pemakaian Helm oleh Penyewa di Pangkalan ojek Kukusan Tekik...37
4. Larangan Parkir di Halte Stasiun UI……….39
BAB III Analisis A. Faktor Penyebab Pelanggaran Lalu Lintas...40
B. Dampak dari Pelanggaran Lalu Lintas...42
C. Solusi atas Pelanggaran Lalu Lintas di Universitas Indonesia...43
BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA...47
BAB 1
A. Latar Belakang
“Het Recht Hink Achter de Feiten Aan”
Adagium tersebut memiliki makna yang sangat besar dalam pembentukan hukum.Adagium tersebut memiliki makna “Hukum selalu terpincang-pincang di belakang perkembangan zaman”. Dapat dimaknai dari adagium tersebut berarti bahwa hukum tidak dapat dibentuk untuk selamanya namun harus selalu disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebagaimana Von savigny berpendapat “Ibi Societas ibi ius”dimana ada masyarakat disitu pula terdapat hukum yang hidup.Sehingga hukum harus selalu disesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang selalu berubah dengan cepat. Landasan-landasan tersebutlah yang mendasari diubahnya Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 menjadi Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang selanjutnya disebut Undang-undang Lalu lintas.
Hakikat perubahan undang-undang tersebut adalah untuk menyesuaikan hukum lalu lintas sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia yang bergerak luar biasa pesatnya.Dengan diundangkannya Undang-undang lalu lintas, maka sudah tidak ada pilihan lain selain melaksanakan undang-undang ini. Pasal 326 Undang-undang ini menyatakan Undang-Undang-undang ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.Pasal penutup yang umumnya termuat dalam seluruh peraturan perundang-undangan ini merupakan pasal yang memperkuat bahwa undang-undang ini jelas harus diberlakukan.
Hal ini diperkuat dengan norma dasar bernegara kita yang tercantum didalam pasal 1 ayat 3 Undang-undang dasar 1945 “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” hal ini jelas menyatakan hukum adalah panglima terdepan di negeri ini, sehingga pelaksanaanya merupakan suatu keniscayaan dan kewajiban.
Dari pasal pasal yang terdapat di dalam undang undang tersebut akhirnya dirumuskanlah tujuan-tujuan diterapkanya undang-undang lalu lintas ini. Tujuan tersebut termaktub dalam pasal 3 yang berisi “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”yaitu :
mendorong perekonomiannasional,memajukankesejahteraanumum, memperkukuhpersatuan dan kesatuan bangsa, sertamampu menjunjung tinggi martabat bangsa;
2. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
3. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.
Berdasarkan tujuan aplikasi undang-undang ini, maka terlihat jelas tujuannya bukanlah untuk kepentingan pihak pemerintah semata untuk melakukan penilangan bagi yang melanggar, namun jelas untuk melindungi masyarakat itu sendiri dari kecelakaan lalu lintas yang bahkan memiliki angka kematian yang sangat tinggi.1
Berdasarkan tujuan aplikasi tersebut dapat ditafsirkan bahwa yang paling pertama dan utama yang harus didasarkan pada pelaksanaan undang-undang ini adalah terbentuknya lalu lintas dan angkutan jalan yang harmonis dan mendukung kesejahteraan masyarakat.Kemudian tujuan kedua dapat diartikan sebagai penanaman nilai-nilai kebudayaan dan etika berlalu lintas kepada masyarakat.
N a m u n p a d a k e n y a t a a n y a s a l a h s a t u p e r m a s a l a h a n y a n g s e l a l u d i h a d a p i d i N e g a r a b e r k e m b a n g adalah masalah lalu lintas. Hal ini terbukti dari adanya indikasi angka pelanggaran lalu lintas yang selalu meningkat setiap tahunnya2.Tentunya perkembangan lalu-lintas itu sendiri menjadi sebuah dilametika yang nyata, karena disatu sisi memberikan pengaruh positif berupa mempermudah manusia dalam mobilisasi, dan disisi lain memiliki dampak negatif berupa terjadinya kecelakaan lalu lintas, kemacetan, dan permasalahan lainnya.
Dari banyaknya permasalahan yang terjadi, hal yang menjadi sorotan utama penulis adalah masalah pelanggaran lalu lintas, karena hal ini memiliki akibat yang cukup besar, mulai dari menciptakan kebiasaan buruk hingga menyebabkan terjadinya sebuah kecelakaan. Menurut salah satu pakar lalu lintas, Suwardjokomenyatakan
1 Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia Renggut 31 Ribu Jiwa, diakses dari
http://instran.org/index.php/in/ruang-berita/depan/25-front-page/1627-kecelakaan-lalu-lintas-di-indonesia-renggut-31-ribu-jiwa, pada 3 Januari 2014, pukul 11.21
2.Pelanggaran capai Angka 45.0007 dalam 10 hari operasi zebra ,
bahwa Pelanggaran lalu lintas disebabkan oleh banyak faktor tidak sekedar oleh pengemudi kendaraan yang buruk,akan tetapi juga disebabkan oleh pejalan kaki yang kurang hati-hati, kerusakan kendaraan, rancangan kendaraan cacat pengemudi, rancangan jalan,dan kurang mematuhinya rambu-rambu lalu lintas3.
Begitupun halnya di Universitas Indonesia, pelanggaran lalu lintas merupakan masalah yang tidak ada habisnya.Permasalahan lalu lintas di Universitas ini merupakan masalah yang harus segera ditangani oleh pihak Polisi lalu lintas dan lembaga penegak hukum terkait, seperti SUBDIT PLK4.Hal ini dikarenakan jumlah pelanggar lalu lintas di Universitas Indonesia sangatlah memprihatinkan karena selain jumlahnya yang cukup banyak, tetapi juga didominasi oleh Mahasiswa, dan Dosennya sendiri, padahal sejatinya baik Dosen dan Mahasiswa adalah kalangan yang cukup krusial untuk perkembangan dan pembangunan bangsa kedepan karena merekalah sebagai ujung tombak utama danRole Model Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman , sehingga bagaimana mungkin jika dari hal kecil saja sudah melanggar peraturan, apalagi ketika harus mengatur orang lain?.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara5, didapatkan fakta bahwa baik dosen dan mahasiswa sering melanggar peraturan lalu lintas seperti tidak memakai helm, tidak memilik SIM, tidak memiliki STNK, parkir di tempat yang dilarang , tidak menghidupkan lampu pada siang hari, dan tidak mematuhi rambu serta marka jalan yang ada. Pelanggaran lalu lintas ini tidak dapat dibiarkan begitu saja karena berdasarkan fakta yang ada sebagian besar kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh pelanggaran lalu lintas.
B. Pertanyaan Penelitian
a. Apakah yang dimaksut dengan “Pelanggaran Lalu Lintas”?
b. Bagaimana peraturan dan penegakan hukum terkait tertib lalu lintas di Universitas Indonesia?
c. Apa saja yang menjadi masalah tertib lalu lintas di Universitas Indonesia?
3. Suwardjoko Warpani,1990, Merencanakan Sistem Pengangkutan, Bandung : Penerbit ITB, hal 19 4.PLK UI adalah Pembinaan Lingkungan Kampus, Profil lengkapnya di
http://plk.ui.ac.id/profil_plkui?destination=node/2
d. Apa sajakah bentuk pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi di Universitas Indonesia?
e. Apakah solusi dan upaya yang tepat untuk mengatasi masalah tertib lalu lintas di Universitas Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini agar penulis lebih mengetahui secara lebih komprehensif terkait permasalahan pelanggaran lalu lintas yang terjadi di lingkungan Universitas Indonesia ,selain itu juga untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya keselamatan diri saat berkendara dijalan raya dengan tidak melakukan pelanggaran lalu lintas sehingga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Adapun tujuan khusus disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Hukum dan Kesejahteraan Sosial, sebagai salah satu prasyarat kelulusan dan juga “karcis utama” sebagai Ujian Akhir Semester.
D. Manfaat Penulisan Manfaat Teoritis :
1. Menambah wawasan, memberikan informasi dan ilmu pengetahuan dan khasanah hukum , khususnya yang berkaitan dengan pelanggaran lalu lintas yang terjadidilingkungan Universitas Indonesia.
2. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat, lembaga hukum, badan hukum,pemerintah dan aparat penegak hukum lainnya tentang pasal-pasal yangberkaitan dengan pelanggaran lalu lintas yang dilakukandi lingkungan Universitas Indonesia.
Manfaat Praktis :
harus dilakukan dalam upaya menanggulangipelanggaran lalu lintas yang dilakukan di lingkungan Universitas Indonesia.
E. Metode Penulisan dan Penelitian
Metode penulisan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mencapai suatutujuan.Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian empiris. Data yang paling utama digunakan adalah data primer, yaitu wawancara dengan para informan terkait. Data primer tersebut ditunjang oleh data sekunder, berupa sumberkepustakaan yang berupa buku dan artikel baik dari media online ataupun media cetak.
Data hasil penelitian didapati dari metode Sampling, dimana jumlah sampel yang diperlukan direncanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk di teliti. Yang mana pengambilan sampel ini dilakukan di lokasi lokasi rawan pelanggaran kecelakaan, seperti Rambu lalu lintas belok kanan di depan patung Djokosoetono Fakultas Hukum Universitas Indonesia, pangkalan ojek Kukusan Teknik, dan area dilarang parkir di stasiun UI.
Dengan diambilnya sampel dari ketiga titik ini diharapkan akan dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas dan komprehensif mengenai kondisi pelanggaran lalu lintas di Linkungan Universitas Indonesia.
Untuk itu , maka pada setiap titik terjadinya rawan pelanggaran, jumlah sampel yang akan diambil dibatasi oleh waktu yang telah ditentukan, yaitu 60 menit. Setelah data yang dibutuhkan cukup terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data.Pengolahan data ini dimulai dengan melakukan tabulasi untuk mengetahui Frekuensi dari pelanggaran yang telah terjadi di titik titik yang telah ditentukan tersebut.
Penghitungan frekuensi ini lebih lanjut digunakan sebagai dasar penghitungan presentase yang dilakukan dengan rumus :
P = Presentase, F = Frekuensi ,
N = Jumlah yang diamati
Selanjutnya dilakukan penghitungan untuk melihat presentasenya, agar dapat dilihat lebih jelas seberapa banyakkah jumlah angka pelanggaran lalu lintas di Lingkungan Universitas Indonesia.Hingga akhirnya, hasil yang diperoleh melalui penelitian ini dianalisis secara kwalitatif. Adapun analisa kwalitatif ini ditujukan untuk menghubungkan kondisi pelanggaran lalu lintas di Lingkungan Universitas Indonesia dengan faktor faktor yang menyebabkan terjadinya, sekaligus dampaknya, hingga masuk didalam kesimpulan dapat ditemukan solusi apakah yang tepat untuk mengatasi permasalahan pelanggaran lalu lintas di Lingkungan Universitas Indonesia.
BAB II
ISI PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi
hasil penelitian tadi penulis mencoba untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi dengan mekanisme advokasi sosial yang efektif dan efisien serta aplikatif untuk dilaksanakan oleh lembaga penegak hukum terkait. Subjek yang diteliti oleh peneliti adalah pengendara yangmenggunakan kendaraan bermotor baik roda dua, ataupun roda empat. Ketika melakukan penelitian penulis terjun langsung ke titik titik yang rawan akan terjadinya pelanggaran lalu lintas di Lingkungan Universitas Indonesia, adapun titik titik tersebut diantaranya yaitu Rambu lalu lintas belok kanan di depan patung Djokosoetono Fakultas Hukum Universitas Indonesia, pangkalan ojek Kukusan Teknik, dan area dilarang parkir di stasiun UI.
Selain itu juga penulis mencoba mengkaji dari data yang diperoleh oleh
Stakeholder terkait, diantaranya adalah Polisi lalu lintas wilayah Depok, Subdit PLK, Tukang Ojek, dan juga beberapa masyarakat umum.
B. Data Sekunder
B.1. Pelanggaran Lalu Lintas
Dalam sistem perundang-undangan hukum pidana, tindak pidana dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu kejahatan dan pelanggaran.Kedua istilah tersebut pada hakekatnya tidak ada perbedaan yang cukup tegas karena keduanya sama- sama delik atau perbuatan yang dapat dihukum6.
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia melakukan pembedaan antara kejahatan dan pelanggaran. Segala bentuk kejahatan dimuat dalam buku II KUHP sedangkan pelanggaran dimuat dalam buku III KUHP, dimana secara prinsipil perbedaan Kejahatan dan Pelanggaran dirangkum menjadi7:
1. Kejahatan sanksi hukumannya lebih berat dari pelanggaran, yaitu berupa hukuman badan (penjara) yang waktunya lebih lama.
2. Percobaan melakukan kejahatan dihukum, sedangkan pada pelanggaran percobaan melakukan pelanggaran tidak dihukum.
3. Tenggang waktu daluarsa bagi kejahatan lebih lama dari pada pelanggaran.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pelanggaran adalah:
6Soejono Soekonto, Kejahatan dan Penegakan Hukum di Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 1996, hlm 1
1. Perbuatan yang bertentangan dengan apa yang secara tegas dicantumkan dalam undang- undang pidana.
2. Pelanggaran merupakan tindak pidana yang lebih ringan dari kejahatan baik perbuatannya maupun hukumannya.
Berdasarkan gambaran umum dari perbedaan Kejahatan dan Pelanggaran tadi, maka dapat kita ambil sebuah definisi bahwa Pelanggaran lalu lintas adalah perbuatan yang bertentangan dengan lalu lintas dan atau peraturan pelaksanaannya, baik yang dapat ataupun tidak dapat menimbulkan kerugian jiwa atau benda dan juga keamanan ketertiban dan kelancaran lalu lintas 8. Pelanggaran lalu lintas ini tidak di atur dalam KUHP akan tetapi ada yang menyangkut delik delik yang disebut dalam KUHP, misalnya karena kealpaannya menyebabkan matinya orang (Pasal 359), karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka berat, dan sebagainya (Pasal 360), karena kealpaannya menyebabkan bangunan-bangunan, trem kereta api, telegram, telepon dan listrik dan sebagainya hancur atau rusak (Pasal 409)9
Selanjutnya menurut salah satu ahli, definisi dari Pelanggaran Lalu Lintas MenurutNaning Ramdlon10, adalah perbuatan atau tindakan seseorang yang bertentangandengan ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan.Pelanggaran yang dimaksud tersebut adalah sebagaimana yang telah disebutkan di dalamUndang-Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 326, apabila ketentuantersebut dilanggar, maka dikualifikasikan sebagai pelanggaran.
Lain halnya menurut Transparansi.or.id11, Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering disebut dengan tilang merupakan kasus dalam ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009. Hukum pidana mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan berakibat diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang pidana. Tujuan hukum pidana adalah untuk menakut-nakuti orang agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik
8Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Akademi Kepolisian, Fungsi Teknis Lalu Lintas, Semarang : Kompetensi Utama, 2009, hlm 6
9Moeljatno, op.cit, hlm 178
10Naning, Ramdlon. 1983.Menggairahkan Kesadaran Hukum Masyarakatdan Disiplin Penegak Hukum dalam Lalulintas. Bina Ilmu: Surabaya. Halaman 17
dan mendidik seseorang yang pernah melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi baik dan dapat diterima .
Dari penjabaran yang telah dikemukakan lewat Undang Undangnya, Para Ahli, dan salah satu Website, maka penulis menyimpulkan bahwa pelanggaran lalu lintas adalah salah satu bentuk tingkah laku dalam berlalu lintas, yang mana tindakan berlalu lintas tersebuttidak sesuai dengan norma yang berlaku atau menyalahi aturan aturan atau ketentuan lalu lintas yang ada. Sebagai konsekuensi adanya aturan aturan lalu lintas tersebut, maka setiap tingkah laku dalam berlalu lintas yang tidak sesuai atau menyalahi aturan-aturan lalu lintas akan diberikan sanksi sebagai penegakan hukum yang berlaku.
Jenis-jenis pelanggaran Lalu Lintas di dalam Surat Keputusan Mahkamah Agung, Menteri Kehakiman, JaksaAgung dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia tanggal 23 Desember 1992 menyatakan terdapat 27 jenis pelanggaran yang diklasifikasikan menjadi tiga bagian12,yaitu :
1. Klasifikasi jenis pelanggaran ringan
2. Klasifikasi jenis pelanggaran sedang
3. Klasifikasi jenis pelanggaran berat
Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bahwa dari ketentuan Pasal 316 ayat (1) Undang-Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dapat diketahui jelas mengenai pasal-pasal yang telah mengatur tentang pelanggaran Lalu Lintas, antara lain : Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 281, Pasal 282,Pasal 283, Pasal 284, Pasal 285, Pasal 286 , Pasal 287, Pasal 288, Pasal289, Pasal 290, Pasal 291, Pasal 292, Pasal 293, Pasal 294, Pasal 295,Pasal 296, Pasal 297, Pasal 298, Pasal 299, Pasal 300, Pasal 301, Pasal302, Pasal 303, Pasal 304, Pasal 305, Pasal 306, Pasal 307, Pasal 308,Pasal 309, dan Pasal 313 .
12 Diunduh dari Surat Keputusan Bersama 1993,
Lebih khususnya bentuk bentuk pelanggaran lalu lintas yang umumnya terjadi didalam masyarakat adalah13 :
1. Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan ketertiban atau keamanan lalu lintas atau yang mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan. 2. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin
mengemudi (SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUJ) yang sah atau tanda bukti lainnya sesuai peraturan yang berlaku atau dapat memperlihatkan tetapi masa berlakunya sudah kadaluwarsa.
3. Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang lain yang tidak memiliki SIM.
4. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan tentang penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan, pemuatan kendaraan dan syarat penggandengan dengan kendaraan lain.
5. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda nomor kendaraan yang syah, sesuai dengan surat tanda nomor kendaraan yang bersangkutan. 6. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan,
rambu-rambu atau tanda yang yang ada di permukaan jalan.
7. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tentang ukuran dan muatan yang diijinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara memuat dan membongkar barang.
B.2. Advokasi Sosial
B.2.1. Pengertian Advokasi Sosial
Berbicara advokasi, sebenarnya tidak ada definisi yang baku. Pengertian advokasi selalu berubah-ubah sepanjang waktu tergantung pada keadaan, kekuasaan, dan politik pada suatukawasan tertentu.Advokasi sendiri dari segi bahasa adalah
Pembelaan.14
Pengertian advokasi menurut almarhum Mansour Faqih adalah media atau cara yang digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu15. Advokasi lebih
13Farouk Muhammad. 1998.Praktik Penegakan Hukum Bidang Lalu Lintas. Balai Pustaka: Jakarta . Halaman 18
14Advokasi: Sebuah definisi berbicara advokasi oleh Ernies Virgo,
http://www.academia.edu/4906164/Advokasi_Sebuah_Definisi_Berbicara_advokasi, pada 2 Januari 2013 pukul 15.50
merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap dan terus maju.
Dalam buku “Membela taman sebaya” disebutkan bahwa: “Advokasi is defined is the promotion of cause or the influenching of policy, founding streams or other politically determined activity”. Artinya advokasi adalah promosi sebab atau pengaruh sebuah kebijakan atau aktifitas lainnya yang ditentukan secara politik.16
Advokasi juga merupakan langkah untuk merekomendasikan gagasan kepada orang lain atau menyampaikan suatu isu penting untuk dapat diperhatikan oleh masyarakat serta mengarahkan perhatian para pembuat kebijakan untuk mencari penyelesaiannya serta membangun dukungan terhadap permasalahan yang diperkenalkan dan mengusulkan bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut.17
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa advokasi lebih merupakan suatu usaha sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesak perubahan, dengan memberikan sokongan dan pembelaan terhadap kaum lemah (miskin, terbelakang, dan tertindas) atau terhadap mereka yang menjadi korban sebuah kebijakan dan ketidak adilan.
Dalam konteks kehidupan sosial keagamaan dan kemanusiaan, advokasi lebih merupakan penerjemahan secara praktis dari nilai nilai keagamaan yang berdimensi sosial, sekaligus sebagai gerakan pembebasan dan kemanusiaan. Tujuannya adalah terjadinya transformasi struktur dari struktur yang menindas dan tidak berpihak kepada kaum lemah kepada struktur yang secara sosial, politik, dan ekonomi, lebih manusiawi, etis, egalitarian, dan berkeadilan, bukan untuk mengantarkan kelasmustadha’afin menegakkan kediktatoran baru.
Advokasi ketika dikaitkan dengan skala masalah yang dihadapi bisa dikategorikan kepada tiga jenis:
Advokasi diri, yaitu advokasi yang dilakukan pada skala lokal dan bahkan sangat
pribadi. Misalnya saja ketika seorang pelajar tiba tiba diskorsing oleh pihak sekolah tanpa adanya kejelasan, maka advokasi yang dilakukan adalah dengan cara mencari kejelasan atau klarifikasi kepada pihak sekolah.
Advokasi kasus (Case Advocacy), yaitu advokasi yang dilakukan sebagai proses
pendampingan terhadap orang atau kelompok yang belum memiliki kemampuan membela diri dan kelompoknya.Salah satu alasan terjadinya adalah diskriminasi
16 Irfan Amalee.2002. Membela Teman sebaya, Jakarta : Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah. hal 193
atau ketidakadilan yang dilakukan oleh lembaga, dunia bisnis ataupun kelompok profesional terhadap suatu golongan, dimana golongan itu sendiri tidak mampu merepon situasi tersebut dengan baik.
Advokasi kelas (Class Advocacy) , yaitu sebuah proses mendesaksebuah
kebijakan publik atau kepentingan satu kelompok masyarakat dengan tujuan akhir terwujudnya perubahan sistematik yang berujung pada lahirnya produk perundang undangan yang melindungi atau berubahnya legislasi yang dianggap tidak adil. Advokasi jenis ini melibatkan stakeholder yang lebih banyak dan proses yang lebih sistematis. Fokus advokasi kelas adalah mempengaruhi atau melakukan perubahan-perubahan hukum dan kebijakan publik pada tingkat lokal maupun nasional. Advokasi kelas melibatkan proses-proses politik yang ditujukan untuk mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah yang berkuasa.Advokasi kelas umumnya dilakukan melalui koalisi dengan kelompok dan organisasi lain yang memiliki agenda sejalan.
B.2.2.Tujuan Advokasi Sosial
Pada dasarnya tujuan advokasi social adalah untuk mengubah kebijakan program atau kedudukan (stance) dari sebuah pemerintahan, institusi atau organisasi. Advokasi pada hakekatnya adalah apa yang ingin kita rubah, siapa, yang akan melakukan perubahan tersebut, seberapa besar dan kapan perubahan itu bermula. Meskipun tiada jangka waktu yang absolute untuk mencapai tujuan advokasi , namun umumnya kegiatan pencapaian tujuan advokasi berlangsung antara 1 – 3 tahun.
Tujuan advokasi semestinya dapat diukur dan bersifat spesifik. Tujuan advokasi juga haruslah merupakan langkah peningkatan realistis kearah tujuan yang lebih luas atau menuju suatu visi tertentu. Menurut Zastrow advokasi adalah menolong klien atau sekelompok klien untuk mencapai layanan tertentu ketika mereka ditolak suatu lembaga atau sistem pelayanan, dan membantu memperluas layanan agar mencakup lebih banyak orang yang membutuhkan.18
B.2.3. Unsur Unsur Pokok Advokasi Sosial
Dalam advokasi social terdapat beberapa unsurpokok penting, yaitu;
1. Memilih tujuan advokasi. Masalah yang diadvokasikan mungkin sangat kompleks. Oleh sebab itu, agar advokasi berhasil maka tujuan advokasi harus dipertajam sedemikian rupa. Tujuan advokasi harus dipersempit sehingga dapat
menjawab beberapa pertanyaan – pertanyaan seperti : Apakah tujuannya mungkin tercapai? Apakah tujuannya benar – benar menangani masalah itu?
2. Mengunakan data dan penelitian untuk Advokasi. Data dan penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat ketika memilih masalah yang akan diadvokasi, mengidentifikasi cara permasalahan bagi masalah tersebut, dan menentukan tujuan yang realistis. Data yang valid, lengkap dan akurat juga dapat menjadi argumentasi yang kuat.
3. Mengidentifikasi Sasaran Advokasi. Jika masalah dan tujuan telah ditetapkan, maka kegiatan advokasi harus diarahkan kepada orang-orang yang memiliki otoritas untuk mengambil keputusan misalnya staff, pimpinan, orang tua, media, dan masyarakat.
4. Mengembangkan dan menyampaikan pesan advokasi. Sasaran advokasi berbeda – beda memberikan respon terhadap pesan yang berbeda pula. Misalnya, seorang Menteri Sosial mungkin akan bertindak ketika kepadanya disajikan data terperinci tentang angka lanjut usia di suatu daerah. Pesan apakah yang perlu sampai kepada sasarn advokasi pilihan demi kepentingan suatu kegiatan advokasi?
5. Membentuk koalisi. Kekuatan advokasi kerapkali ditentukan oleh kuatnya koalisi beberapa orang, organisasi, atau lembaga yang mendukung tujuan advokasi. Bahkan melibatkan banyak orang yang mewakili kepentingan berbeda – beda dapat meberi keuntungan dari sisi keamanan bagi advokasi maupun untuk memperoleh dukungan politik.
6. Membuat presentasi yang persuasif. Kesempatan untuk mempengaruhi sesama advokasi baik individu maupun organisasi kadangkala sangat terbatas. Dalam kesempatan yang terbatas itu, maka para pelaku advokasi dituntut untuk memanfaatkan kesempatan dengan kemampuan presentasi yang persuasif, sehingga selain bisa menggalang masa, juga bisa untuk membentuk kekuatan yang lebih kuat untuk memperbaiki suatu kebijakan sosial.
dalam waktu yang panjang berarti menyediakan waktu dan energi dalam mengumpulkan dana atau sumber daya yang lain untuk mendukung tugas advokasi.
8. Mengevaluasi Usaha Advokasi. Paling akhir dari kegiatan advokasi adalah evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan advokasi telah tercapai.
B.2.4 Langkah Dasar Advokasi 1. Tentukan Isu Strategis
PengertianIsu Strategis adalahmasalah mendasar atau pokok yang sedang di perjuangkan olehorganisasi. Misalnya,Serikat Petanisedang menghadapi kasus tanah atauLand Reclaiming. Maka IsuStrategis itu menyangkut kepentingan semua anggota dan juga sesuai dengan tujuan perjuanganorganisasi, karena itu semua anggota harus setuju.Selain itu dilakukan penyadaran bersama untukmemahami kasus dan kesepakatan perjuangan bersama.
2. Pengumpulan Data & Informasi
Organisasi harus mengumpulkan pengumpulan data dan informasi.Hasil data harus diolah dan disusundengan rapi.Sebagai contoh, dalam mengajukan kasus, perlu dibuat kronologi kasus atau catatan tahun-tahun penting kasus.Hasil pengumpulan data harus disimpan dengan rapih dan tertib.
3. Bentuk Aliansi
4. Pesan Advokasi Yang Menarik
Pesan atau tuntunan-tuntunan dalam advokasi harus dibuat menarik, baru, dan memancing perhatianmasyarakat luas untuk memahami permasalahan. Ada dua hal yang harus di perhatikan dalammenyusun pesan advokasi, yakni; (1)Bahasayang lugas, mudah dipahami, kalimat tidak bertele-tele,dan ada urutan tuntutan atau data yang jelas; dan (2) Kemasan Media, artinya pesan harus disampaikandalam kemasan yang baik, ringkas dan unik. Jadi pesan perlu dikemas, misalnya menjadi selebaran,leaflet, poster, spanduk, dan stiker. Pesan juga dapat dirancang secara kreatif melalui kaos, topi,bendera, baliho, dan lain-lain. Intinya, sampaikan pesan advokasi anda semenarik mungkin, agarmasyarakat luas maupun koran, tivi, radio, majalah dan pers yang lain bersedia meliputnya.
6. Lemparkan Isu dan Kampanye ke Masyarakat
Advokasi harus menarik perhatian masyarakat.Bagaimana caranya?Dalam advokasi, lakukanlahpendidikan penyadaran kepada masyarakat luas. Gunakan media pesan yang sudah disiapkan, misalnya,penyebaran poster, leafflet, pamplet, bulletin, dan lain-lain. Selain itu, dapat diadakan demonstrasi,unjuk rasa, seminar, penyampaian petisi, jumpa pers, dan berbagai model lainnya.
7. Lobi atau Pendekatan
Lobi adalah pendekatan kepada pihak tertentu, umumnya yang mempunyai wewenangmembuat keputusanperubahan atau pembuat aturan-aturan.Lobi dapat dilakukan ke pihak pemerintahsetempat, wakil rakyat, dan pihak lainnya.
8. Kontak dengan Media Massa
Manfaatkan media massa. Undang koran, tivi, radio, dan majalah untuk meliput kegiatan advokasi.Ingat, media massa harus secara optimal dimanfaatkan. Jika advokasi sudah dimuat dikoran atau di Televisi ,maka jutaan orang menonton atau membaca kasus advokasi itu. Dengan demikian, advokasi menjaditerangkat secara nasional dan mendapat dukungan dari berbagai pihak di tempat lain.
Advokasi akan menarik perhatian banyak pihak jika dilakukan sebagai aksi bersama. Aksi bersama yangpaling umum adalah demonstrasi. Selain itu,dapat juga diadakanrally (aksi jalan kaki),long march(aksi jalan kaki atau berkendaraan dengan jarak tempuh yang jauh, misalnya dari satu daerah kedaerah yanglain), mogok makan, kemah bersama dihalaman kantor yang dituntut, membuat iring-iringan, rapatakbar, dan berbagai bentuk aksi bersama lainnya.
10. Evaluasi Bersama
Ingat,Tujuan advokasi adalahmeraih kemenangan! Advokasi bukan jualan omongan dan bualan.Untukmencapai kemenangan, kadang advokasi membutuhkan waktu lama.Karena itu, secara teratur dantertib setiap advokasi harus dipelajari keberhasilan dan kekurangannya.Lakukan evaluasi atau refleksibersama sesuai suatu advokasi dilakukan.19
B.2.5 Dinamika Proses Advokasi
Advokasi merupakan proses yang dinamis yang menyangkut pelaku, gagasan, agenda dan politik yang selalu berubah. Proses ini berlangsung dalam lima tahap :
1. Mengidentifikasi masalah. Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah untuk mengambil tindakan kebijakan. Tahap ini mengacu pada penetapan agenda. Pekerja social sebagai advokat harus menentukan masalah mana yang perlu dituju dan diusahakan untuk mencapai lembaga yang menjadi sasarn agar diketahui bahwa isu tersebut memerlukan tindakan.
2. Merumuskan solusi. Pekerja social yang berperan sebagai advokat harus merumuskan solusi mengenai masalah yang telah diidentifikasi dan memlikih salah satu yang paling feasible ditangani secara politis, ekonomis dan social.
3. Membangun kemauan politik. Membangun kemauan politik untuk bertindakmenangani isu dan mendapatkan solusinya merupakan bagian terpenting dan advokasi.
4. Melaksanakan kebijakan. Jika masalahnya telah dikenalpasti, solusi telah dirumuskan serta adanya kemauan politik untuk bertindak maka peluang ini dapat dijadikan titik masuk pekerja social untuk bertindak melaksanakan kebijakan.
5. Evaluasi. Kegiatan advokasi yang baik harus menilai efektifitas advokasi yang telah dilakukan. Selian itu, evaluasi juga dapat dilakukan terhadap usaha yang telah berjalan dan menentukan sasarn baru berdasarkan pengalaman mereka.
B.2.5 Nilai dalam Advokasi Sosial
Nilai merujuk kepada keyakinan dan alasan yang fundamental untuk mengadvokasi, dimensi yang penting dan isu fital yang ada pada individu atau kelompok. Nilai dasar dalam advokasi sosial adalah :
1. Hak dan martabat individual.
2. Pemberian suara kepada yang tiada kuasa. 3. Penentuan diri sendiri.
4. Pemberdayaan dan perspektif penguatan. 5. Keadilan sosial.
c. Data Primer
C.1 Polisi Lalu Lintas
Wawancara dilakukan dengan Bapak Samiono sebagai ketua SPK Polsek Bejidan sempat menjabat sebagai Polisi Khusus UI, nama beliau direkomendasikan dari bapak Ariandi selaku Polisi yang berjaga di lingkungan kampus .Wawancara dilakukan di kantor beliau pada saat ada istirahat kerja. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 3 Januari 2014, pukul 13.00-13.11
Keterangan:
R = Rafli, sebagai penulis.
S = Samiono, sebagai Polsek beji
R = Pak di UI banyak sekali pelanggaran, khususnya jarang yang make Helm, sebenernya polisi memiliki kewenang untuk menindak dan memberikan sanksi gak sih?
harus pake helm berstandar SNI. Kalo tidak dilaksanakan ya dikenakan sanksi sebesar 250.000
Wawancara terhenti karena bapak samiono mendapat panggilan penting dari Polres depok yang tidak bisa dihindari.Maka dari itu Wawancara dihentikan dengan sangat terpaksa.
C.2 Subdit PLK
Wawancara dilakukan dengan Bapak Namin sebagai ketua Satpam UI.Wawancara dilakukan di depan Balairung pada saat ada latihan gabungan untuk mempersiapkan Lomba satpam di Polda Metro jaya,. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 3 Januari 2014, pukul 09.35- 09.55
Keterangan:
R = Rafli, sebagai penulis.
N= Pak Namin, selaku ketua Satpam UI
R = Ui itu masuk ke daerah tertib lalu lintas gak sih pak? Jadi kalo udah masuk UI itu harus mentaati aturan dan ada sanksinya jika melanggar?
N= Sebenernya Ui masuk ke daerah tertib lalu lintas, hal ini dipertegas dengan adanya rambu di tiap tiap gerbang yang menyatakan bahwa “Anda memasuki kawasan tertib lalu lintas”. Jadi ya roda 2 harus pake helm, segala semua masuk pakai STNK, dan SIM semua surat harusnya pada lengkap.
R = Jadi ada anggapan bahwa itu cuman Jalan kampus gitu pak, nah kalo itu ada sanksi gak sih pak buat pelanggar pelanggar itu?
N= Nah ini dia yang menjadi dasar permasalahan, kalo sanksi itu kan dari UU lalu lintas, nah sebenernya PLK udah sempat melakukan itu, dengan mengadakan razia gabungan di tiap 2 bulannya. Sebenernya PLK udah berencana mengundang Razia Patroli jadi kalo dilanggar langsung ditilang ditempat, tetapi sampai saat ini belum terealisasi.
R = Ini merupakan sebuah hipotesa gitu pak, sebenernya rambu-rambu yang ada di UI itu dibuat atas Inisiasi PLK atau buatan Polisi?
oleh Rektor. Tapi sebenernya PLK sudah melakukan otodidak, yaitu masalah parkir liar di depan fakultas teknik, yaitu kalo ada itu di Derek maunya, eh tapi ada kendala, ya jadinya di gembok aja, bukanya 200.000. Dendanya buat mereka jera sebenernya, bukan mau cari uang.
R = Nah dari banyaknya pelanggaran yang terjadi, sebenernya banyak gak sih kecelakaan lalu lintas karena pelenggaran itu ?
N= ambil salah satu contohnya, di depan stadion UI. Itu gara gara banyak yang lawan arah, tahun 2013 ini udah terdapat 3 kali kecelakaan.Sempet ada korban, lecet lecet, bahkan sampai patah.
R = Nah kalo pelanggaran berarti banyak sekali ya pak kalo dihitung hitung?
N= Wah kalo pelanggaran itu malah gak bisa dihitung sangking banyaknya. Beribu ribu.
R= Pernah ada gak sih pak sampai ada yang meninggal gara gara pelanggaran lalu lintas?
N= Pada tahun 2013 itu belom ada yang meninggal, tapi kalo pada tahun 2010 pernah ada yang meninggal suami istri naik motor nabrak pohon, di jalur tengkorak yaitu dari Stadion sampai Gedung biru.
R= Nah kalo kecelakaan lalu lintas itu ada berapa ya pak pada tahun 2013 ini?
N= Wah banyak, langsung ke pak taufik aja di Kantor. Itu ada semua datanya, kami himpun buat data dan laporan.Nah untuk 2013 ini grafiknya meningkat dari tahun tahun sebelumnya.Biasanya kecelakaan lalu lintas itu terjadi karena kecepatan yang melebihi 40km, padahal sudah ada rambunya.Berbahaya kalo lebih dari itu, apalagi pas ditikungan, itu sering.
R= Itu sebenernya dari masyarakat banyak banget pak yang melanggar, mulai dari cabe-cabean hingga terong2an, itu masuk ke kampus udah gak pake helm, mesuk, motor di aneh2in pula. Gimana tuh pak?
selanjutnya adalah, Lingkungan UI ini kampus terbuka, yang dikelilingi oleh 5 kelurahan.
R= Nah terakhir, bapak punya solusi atau harapan gak sih pa katas permasalahan ini?
N= Filterisasi yang konsisten. Cuman hal ini terkendala oleh Stakeholder
yang ada di dalam masyarakat, pernah ada meeting.Nah dari meeting itu pernah ada rencana, bahwa setiap warga itu diberikan sticker, untuk siapa siapa aja yang boleh masuk.Nah cuman emang kembali lagi kepada realisasi nya sih de.
R= Nah, masuk ke kasus selanjutnya yaitu Helm Kuning yang sempat dicanangkan itu tindak lanjutnya gimana ya pak?
N= Nah ini dia yang masih menjadi PR PLK, agak sulit mengatur mereka diawal awal. Ojek itu nomor nomornya pada ditutupin, nah itu fungsinya pada buat melanggar. Kemaren PLK mau ketemu sama 12 pangkalan ojek, sama koordinatornya karena ada mau ada rencana pembinaan lagi nih ojek, mau di beresin lagi. Tapi ya itu, banyak oknum yang memanfaatkan. Sampe akhirnya banyak ojek ojek liar . Padahal itu sebenernya tiap hari ditertibkan, tapi ya paling dalam prosesnya paling cuman surat pernyataan aja,karena ya PLK gak punya kewenangan.
R= Oke pak namin. Makasih banyak ya pak. Sukses buat bapak
C.3 Satpam FHUI
Wawancara dilakukan dengan Bapak Vickris salah satu pegawai satpam yang berjaga di depan Patung Djokosoetono FHUI.Wawancara dilakukan di ruangan Bapak Vickris, di kantor Satpam FHUI tepatnya di depan lobby FHUI . Wawancara ini dilakukan pada tanggal 2 Januari 2014, pukul 13.55 – 14.12
Keterangan:
R = Rafli, sebagai penulis.
V= Vickris, sebagai Satpam FHUI
R = Banyak gak sih pak yang melakukan pelanggaran lalu lintas di depan Patung Djokosoetono?
R = Nah sebenernya, yang melakukan itu Dosen atau mahasiswa pada umumnya?
V= Pada Umumnya mahasiswa, karena lokasi parkir mahasiswa itu lokasinya ada disebelah kanan, kalo dosen jarang karena diakan parkir nya di dekat lobby.
R = Oh jadi salah satu faktor yaitu lokasi parkir yang terletak ada disebelah kanan. Nah ini sebenernya yang menjadi dilematika sih pak, ketika belajar di fakultas hukum tapi kita tidak taat sama peraturan itu sendiri.
V= Karena pada dasarnya pelanggar itu cari gampangnya, tapi gak mikirin bahayanya.
R = Nah sebenernya dari masalah pelanggaran rambu itu, pernah ada kasus ada saling tabrakan maksutnya jadi saling berhadapan jadi salah satunya harus mundur?
V= Kalo berhadapan pernah, sering. Tapi kalo sampai tabrakan belum pernah dan jangan sampai terjadi.Hal itu biasanya sering pada saat waktu pagi dan sore hari.
R = Nah menurut bapak, salah satu faktor melanggar lalu lintas selain lokasi parkir, adalagi gak sih pak faktor X lainnya?
V= Kebiasaan sih sebenernya, kita sebagai satpam sebenarnya kan gak mungkin jaga seharian didepan situ, makanya kita kasih tanda. Kalo mereka udah bisa mengemudi otomatis kan dia sudah punya sim, berarti udah tau dong arti dari rambu tersebut. Dan sebenernya banyak juga dosen yang ngelarang untuk belok ke kiri.
R = Nah sebenernya, dari masalah itu, ada gak sih upaya yang dilakukan oleh satpam atau peringatan dan pemberian sanksi?
V= Paling kita tegor aja, “Mas lain kali kalo itu bisa muter dulu ajalah”. Tapi udah dibilangin ya besoknya gitu lagi, emang pada dasarnya udah kebiasaan sih.
R = Nah kalo boleh tau, Rambu lalu lintas belok ke kanan terlebih dahulu itu yang masang satpam UI, FH, atau polisi?
R = itu kalo bapak perhatiin yang langsung belok ke kanan itu, apakah ada jam jam tertentu misalnya dia udah telat jam 8.10, atau emang udah kebiasaan aja?
V= Ya gitu, emang udah biasa aja. Karena mereka ambil simple nya aja ke kanan.Ada juga yang muter beberapa, tapi banyakan yang langsung sih. Karena sebenarnya anggap sepele, kalo misalnya ada apesnya kan bisa tubrukan pas lagi kenceng. Kalo misalnya rame ya paling yang taat 20%.hehehe
R = nah kalo saya simpulkan pak, sebenernya yang menjadi masalah itu bukan apesnya pak, tapi menurut saya budaya kedepannya yang mengabaikan hal hal kecil, nanti ketika udah jadi orang gede mengabaikan hal hal kecil yang jadi bahaya. Hehehe.. Makasih ya pak
V= Iya sama sama.
C.4 Tukang Ojek
Wawancara dilakukan dengan Bapak Mawardi salah satu Sekretariat Jendral persatuan Ojek Kukusan Teknik .Wawancara dilakukan di pangkalan ojek bapak Mawardi , dilakukan pada tanggal 2 Januari 2014, pukul 12.25 – 12.42
Keterangan:
R = Rafli, sebagai penulis.
M= Mawardi, Sekretariat Jendral persatuan Ojek Kukusan Teknik
R = Nah pak sesuai UU kan, baik yang mengendara dan penumpang kan harus pakek helm ya pak ya? Nah sebenernya pernah ada razia gak sih pak dari polisi?
M= Kalo di UI, pernah ada razia cuman kayaknya kalo ojek yang bawa emang harus pake helm, kalo yang nyewa itu emang pada gak pake helm soalnya kan ojek nya cuman punya 1
R = Nah itu kan sebenernya dulu pernah ada kebijakan helm kuning ya pak, itu dikasih sama rektorat ya pak?
R = Nah kalo misalnya ada gerakan 1000 Helm, di gratisin diberikan kepada Ojek Ojek di UI, setuju gak tuh pak?
M= Gratis tuh? Kalo Gratis ya setuju.Saya sangat dukung.
R = Soalnya pernah ada pak kasus terkait kecelakaan gak pake helm, bukan ama tukang ojek tapi ama temennya,anak farmasi yang palanya bocor dan panjang urusannya.
M= Nah emang pada dasarnya, banyak yang nganggep bahwa UI itu jalan kampong, Jadi ya gak masalah gak tertib lalu lintas juga. Nah apalagi abg abg noh, bukan sering lagi dah, mulai perampasan motor, perampokan, sampe mesum banyak bener. Nah itu kan udah pada di laporin ke gedung biru, cuman yak an satpam kurang personil, kalo buat jaga tiap hari. Sebenernya gedung biru udah jaga jagain kalo anak anak ABG gak boleh masuk, ya tapi gimana ya tetep aja kayaknya pada masuk lewat jalan jalan tikus.
R = Untuk para ojek sendiri pada punya SIm dan STNK gak sih pak?
M= Ya 90% pada punya, mau sim nya udah kadaluarsa atau enggak itu didominasi pada punya
R = Nah, pernah gak sih pak ada kejadian mahasiswa ada yang complain karena gak ada helm yang diberikan oleh ojek?
M= Belum ada yang minta sih, tapi ada yang teliti. Cuman jarang, yang penting mah mereka naik, yang penting nyampe fakultas.Mereka mah pada gak mikirin itu, paling yang mau pake helm pas mau keluar margonda aja.
R = Jadi pada dasarnya, bahwa UI ini bukan dianggap jalan umum.
M= Ya, kalo ada razia pun. Polisi harus ada izin terlebih dahulu, harus ada permintaan terlebih dahulu dari Gedung biru baru bisa. Polisi mah gak berwenang di dalam UI
R = Oh gitu ya pak. Sip sip Makasih
Wawancara dilakukan dengan Bapak Sukarman salah pedagang yang berjualan di depan Pintu Kukusan Teknik .Wawancara dilakukan di lapak bapak sukarman, dilakukan pada tanggal 2 Januari 2014, pukul 12.10 – 12.18
Keterangan:
R = Rafli, sebagai penulis. S= Sukarman ,Pedagang Kutek
R = Pernah gak sih bapak liat kecelakaan karena pelanggaran lalu lintas di kutek ini?
S = Kalo kecelakaan sampai korban jiwa belom pernah, tapi kalo kecelakaan tunggal mah pernah. Motornya sampai jatuh karena nabrak trotoar. Padahal sebenernya ka nada forbidden tapi gak tau ngapa pada ngelanggar itu, ya ampe bocor si enggak palanya, palingan lecet motornya.
R = Nah tadi setelah mengamati pak, ternyata banyak banget yang ngelanggar pak bahkan hamper semua orang, padahal kan disitu udah ada Rambunya jelas kalo gak boleh lewat situ, tapi liat liat dulu kosong apa enggak.
S = 90%, lebih malah. Sebenarnya mau kosong apa enggak kalo mereka pembuatan SIMnya sesuai dengan prosedur pasti ngerti kalo ada rambu rambu gak boleh, ada atau gak ada petugas kalo dia patuh lalu lintas pasti taat aturan.Masalah ini bukan cuman disini dek, di depan kukusan teknik juga banyak tuh mobil mobil parkir liar, sebenernya gak boleh disitu karena akan menganggu aktivitas bis kuning sebenernya, lagipula itu padahal udah ada tandanya gak boleh dan di denda 200 ribu rupiah, tapi masih aja. Atau emang udah budaya, udah jadi kebiasaan buruk gitu..Jadi tidak sesuai dengan budaya kita, yaitu budaya timur yang katanya orangnya ramah ramah dan murah senyum, tapi faktanya malah terbalik. Atau apakah mereka sim nya nembak,tidak menempuh jalur sesungguhnya, kan kalo lulus pasti udah ngerti kan, nah lagi juga ada ujian tertulis, dari 60 soal, kalo salahnya lebih dari 12 gak lulus, kalo 11 masih lulus. Bisa jadi sih itu.Nah masalahnya kebiasaan buruk itu tidak pernah berubah, dan tidak pernah ada usaha untuk baik.Kenapa? Karena kalo saya perhatiin kalo dia itu pengendara yang baik , ada atau gak ada petugas pasti mereka gak ambil jalan yang salah itu.
S = Tiap sore, jam 4 sih kayaknya. Bukan razia gabungan sih, cuman palingan filterisasi. Nah itu ada 2 petugas, kalo yang gak pake helm suruh pada pulang lagi, sama kalo “Cabe Cabe” gak punya kepentingan akademis disuruh balik lagi. Nah ini sebenernya pelanggaranya paling banyak ini di kampus ini.Yang harusnya pake Helm, malah gak pake Helm.
R = Nah sebenernya pernah gak sih bapak liat ada sanksi nya?
S = Kalo menurut saya, pasti sih sebenernya sanksi tuh ada. Cuman kan si satpam ini gak punya kewenangan yang cukup, makanya kalo saya perhatiin palingan cuman lisan aja, gak kayak polisi yang kuat menilang. Makanya kan ada razia gabungan sama polisi, karena emang banyak pelanggar pelanggar berat. Salah satu contohnya di depan Stadion, padahal udah ada larangannya “Sangat Berbahaya, sering terjadi kecelakaan”, akan tetapi tetep aja diabaikan. Dianggap bahwa nyawa itu murah, kalo sebagai pengendara yang baik ya harus patuh bener.Mungkin, karena dasarnya agama nya kurang dan etika berlalu lintas nya kurang. Karena 99% masyarakat Indonesia itu beragama islam, tapi cuman di KTP doang, karena apa? Karena pada hakekatnya mereka gak ngejalanin syariatnya, padahal kan harus taat aturan.
R = Jadi emang pada dasarnya itu kembali ke diri sendiri juga ya pak, masalah lalu lintas ini.
S = Iya sebenernya, kita malu loh sama singapura loh. Padahal penduduknya sedikit, tapi pada disiplin. Luar biasa, patuh sama aturannya. Kita sebenernya budaya timur tapi aneh gitu, gak sesuai ama namanya, yang hobinya ngelanggar.Ada Hukum malah dilanggar.
R = Nah itu dia pak, masalah Paradigma Hukum yang terbentuk, ada aturan untuk dilanggar. Oke pak gitu aja, aku mau wawancara ke narasumber lainnya. Makasih ya pak.hehehe
Berikut ini adalah daftar Kecelakaan Lalu lintas yang didapati dari Subdit PLK UI atas nama Bapak Taufik. Terdapat 96 Kasus akibat pelanggaran lalu lintas, mulai dari Kecelakaan, Pencurian, Kerusakan, dan lain lain.
NOKASUS TANGGAL HARI JAM JENISKASUS TEMPAT
1684 1/3/2013 Rabu 9:00 Tabrakan Motor VS Motor
Depan Halte Gedung Biru
1685 1/3/2013 Kamis 17:00 Tabrakan Mobil VS Motor
Bundaran Psikologi
1698 1/17/2013 Kamis 20:30 Kecelakaan Tunggal Motor
Putaran FT Arah Hutan Kota
1699 1/17/2013 Kamis 20:30 Kecelakaan Tunggal Motor
Putaran FT arah Hutan Kota
1701 1/27/2013 Minggu 15:00 Pencurian Kendaraan Roda 2
Parkiran Masjid Ui
1702 2/3/2013 Minggu 11:00 Pencurian Kendaraan Roda 2
Pinggir danau Mahoni
Belakang FE UI
1706 2/16/2013 Sabtu 13:15 Kecelakaan Lain-lain
Depan Maskar Resimen Mahasiswa
1707 2/16/2013 Sabtu 16:00 Kecelakaan Tunggal Motor
Depan Fakultas Ilmu
Keperawatan
1708 2/16/2013 Sabtu 16:00 Kecelakaan Tunggal Motor
Depan Fakultas Ilmu
Keperawatan 1709 2/18/2013 Senin 18:30 Pencurian Kendaraan Roda 2 Wisma Makara 1714 3/14/2013 Kamis 10:45 Tabrakan Mobil VS Motor UI WOOD
1725 3/15/2013 Jumat 10:00 Tabrakan Motor VS Motor
Gedung
1719 3/18/2013 Senin 14:30 Tabrakan Mobil VS Motor Bundaran Psikologi 1736 3/19/2013 Selasa 17:30 Kecelakaan Tunggal Motor Hutan Kota UI
1737 3/20/2013 Rabu 8:00 Tabrakan Motor VS Motor
Jalur PNJ ( Lapangan Hockey)
1738 3/20/2013 Rabu 17:00 Pencurian Kendaraan Roda 2
Fakultas Hukum UI
1739 3/20/2013 Rabu 23:59 Kecelakaan Tunggal Mobil
1740 3/21/2013 Kamis 13:00 Pencurian Kendaraan Roda 2 Jl. Boelevard
1741 3/23/2013 Sabtu 11:00 Tabrakan Mobil VS Motor
Jalur Tugu Buku
1729 3/26/2013 Selasa 16:00 Tabrakan Mobil VS Motor Jalur Teknik UI 1742 3/26/2013 Selasa 16:30 Tabrakan Mobil VS Motor Jalur FT UI
1734 3/30/2013 Sabtu 8:30 Pencurian Kendaraan Roda 2
Parkir Mobil Masjid UI 1735 3/30/2013 Sabtu 13:50 Tabrakan Motor VS Motor Jalan Bulevard 1744 4/1/2013 Senin 21:20 Pencurian Kendaraan Roda 2 Parkir FKM
1745 4/2/2013 Selasa 9:45 Tabrakan Motor VS Motor
Depan Pos Fakultas Teknik 1746 4/3/2013 Rabu 9:00 Kecelakaan Tunggal Motor Jalur FISIP UI 1743 4/9/2013 Selasa Tabrakan Mobil VS Mobil
1749 4/14/2013 Minggu 16:30 Kecelakaan Tunggal Motor
Bundaran Psikologi
1751 4/17/2013 Rabu 21:30 Kecelakaan Lain-lain
Jalur setapak PNJ Beji Timur
1753 4/18/2013 Kamis 14:00 Kecelakaan Tunggal Motor
Depan Masjid Ukhuah Islamiah ( UI )
1754 4/19/2013 Jumat 9:00 Warga UI Tertabrak Kereta Api
Perlintasan Kereta Pondok Cina
1756 4/23/2013 Selasa 19:30 Pencurian Kendaraan Roda 2 Lapangan Tenis 1727 4/23/2013 Selasa 8:00 Tabrakan Mobil VS Motor Jalur tugu buku
1758 4/24/2013 Rabu 9:45 Tabrakan Mobil VS Motor
Bundaran Psikologi 1757 4/24/2013 Rabu 9:13 Kecelakaan Tunggal Motor Gymnasium 1759 4/25/2013 Kamis 19:30 Tabrakan Motor VS Motor depan stadion
1728 4/26/2013 Jumat 14:00 Kecelakaan Tunggal Motor
Jalur Gerbatama
1760 4/30/2013 Selasa 14:00
Perusakan Kendaraan/Barang
milik Pribadi Parkir Psikologi
1772 5/3/2013 Jumat 18:00 Pencurian Kendaraan Roda 2
Parkiran Masjid UI
1764 5/3/2013 Jumat 17:00 Pencurian Kendaraan Roda 2 PNJ
1765 5/3/2013 Jumat 17:30 Tabrakan Mobil VS Motor
Bundaran Psikologi 1773 5/3/2013 Jumat 18:00 Pencurian Kendaraan Roda 2 Masjid UI
1767 5/8/2013 Rabu 7:00 Tabrakan Motor VS Motor
Depan Stadion arah Vokasi
1769 5/12/2013 Minggu 10:00 Tabrakan Mobil VS Mobil
Tiketing Gerbatama
1770 5/13/2013 Senin 17:40 Pencurian Kendaraan Roda 2
1771 5/15/2013 Rabu 14:00 Pencurian dalam Kendaraan / Pencongkelan Jalur Perpus Baru
1775 5/20/2013 Senin 17:00 Tabrakan Motor VS Motor
Halte depan F. 1778 5/21/2013 Selasa 17:00 Tabrakan Motor VS Motor Menara Air
1777 5/21/2013 Selasa 15:00 Kecelakaan Tunggal Motor
Depan
1782 5/23/2013 Kamis 0:30 Kecelakaan Tunggal Mobil Fisip arah keluar UI
1783 5/23/2013 Kamis 6:00 Tabrakan Motor VS Motor
Gerbang Trugu buku
1784 5/26/2013 Minggu 13:00 Pencurian Lain-Lain
Perpustakaan Pusat UI
1787 5/27/2013 Senin 9:00 Tabrakan Mobil VS Motor
Belakang Balirung UI 1788 5/29/2013 Rabu Kecelakaan Tunggal Motor
1789 5/29/2013 Rabu 9:00 Kecelakaan Tunggal Motor
Pertigaan Gerbang
1791 6/3/2013 Senin 13:45 Kecelakaan Tunggal Motor Jalur Pusgiwa arah PAU
1817 7/3/2013 Rabu 15:30 Tabrakan Motor VS Motor
Budaran Psikologi
1819 7/7/2013 Minggu 18:30 Pencurian Kendaraan Roda 2
Parkir mobil MUI
1820 7/9/2013 Selasa 14:00 Tabrakan Mobil VS Motor
Depan RM. Mank Engking
1821 7/10/2013 Rabu 15:00 Kecelakaan Tunggal Motor
Pertigaan Gerbatama
1813 7/15/2013 Senin 22:00 Aksi Kebut-kebutan
Jalan Boulevard
1802 7/15/2013 Senin 20:00 Pencurian Kendaraan Roda 2
Gedung Nusantara II Fisip UI
1804 7/22/2013 Senin 14:00 Tabrakan Motor VS Motor
Jalur F. MIPA arah Kukusan
1803 7/22/2013 Senin 20:50 Tabrakan Mobil VS Motor
Putaran
lapangan futsal FISIP UI
1808 7/23/2013 Selasa 14:00 Tabrakan Motor VS Motor
Bundaran Psikologi
1806 7/25/2013 Kamis 23:30 Kecelakaan Tunggal Mobil
1814 7/28/2013 Minggu 13:00 Kecelakaan Tunggal Motor
Putaran balik Lapangan Basket FISIP UI
1822 7/29/2013 Senin 14:00 Tabrakan Mobil VS Motor
Depan Pos Peron Stasiun UI
1823 7/29/2013 Senin 15:00 Kecelakaan Tunggal Motor
Tikungan balairung gedung biru arah gg. Senggol
1827 8/4/2013 Minggu 15:10 Kecelakaan Tunggal Motor
Jalur Protokol Depan FIK UI 1816 8/27/2013 Selasa Tabrakan Motor VS Motor
1858 10/18/2013 Jumat 8:45 Tabrakan Motor VS Motor Jalur Boulevard
1863 10/22/2013 Selasa 14:30 Kecelakaan Tunggal Motor
Bundaran Psikologi
1860 10/22/2013 Selasa 10:00 Tabrakan Motor VS Motor
Bundaran Psikologi 1864 10/23/2013 Rabu 14:25 Tabrakan Mobil VS Motor Jalur Hollywood
1865 10/24/2013 Kamis 17:30 Kecelakaan Tunggal Motor Putaran Tugu Buku
1832 11/4/2013 Senin 8:20 Kecelakaan Tunggal Motor
Pangkalan
1837 11/7/2013 Kamis 20:00 Pencurian Kendaraan Roda 2
dilapangan
1840 11/15/2013 Jumat 15:30 Tabrakan Motor VS Motor Depan FKM UI 1841 11/20/2013 Rabu 15:30 Kecelakaan Tunggal Mobil Jalur Asrama
1845 11/21/2013 Kamis 16:00
1842 11/21/2013 Kamis 10:30 Kecelakaan Tunggal Motor
Dekat Fakultas Ekonomi
1844 11/21/2013 Kamis 14:30 Pencurian dalam Kendaraan / Pencongkelan Balai Sidang UI
1843 11/21/2013 Kamis 14:30
Pencurian dalam Kendaraan / Pencongkelan
Depan Balai Sidang UI
1846 11/23/2013 Sabtu 9:42 Pencurian Kendaraan Roda 2
Lingkungan kampus UI
1851 11/27/2013 Rabu 15:00 Kecelakaan Tunggal Motor
1829 12/1/2013 Minggu 10:30 Tabrakan Motor VS Motor Bundaran Psikologi
1830 12/4/2013 Rabu 18:30 Pencurian Kendaraan Roda 2
Parkiran 09 Fisip UI
1854 12/10/2013 Selasa 8:15 Tabrakan Mobil VS Motor
Pintu Masuk FKM
D. Hasil penelitian
D.1 Pelanggaran Rambu Lalu Lintas di Pintu Kukusan Teknik
menjadi subjek peneliatian adalah Kendaraan Roda dua baik yang dikendarai oleh masyarakat dan mahasiswa . Berikut ini adalah hasil tabulasi nya :
Melanggar Rambu Tidak Melanggar Rambu
234 30
P
=
234264x 100 % = 88.636%
Jumlah yang melanggar Rambu lalu lintas memiliki Presentasi 88.636%
D.2 Pelanggaran Rambu belok kanan di depan Patung Djokosoetono FHUI Penelitian dilakukan pada 3 Januari 2014 di depan Patung Djokosoetono FHUI pada pukul 7.40 – 8.40. Dimana terdapat rambu “Dilarang Belok Kanan” langsung dan seharusnya berputar terlebih dahulu untuk masuk ke area Parkir Mobil. Berikut ini adalah hasil tabulasi nya :
43 8
P
=
4351x 100 % = 84.314 %
Jumlah yang melanggar Rambu Lalu lintas memiliki Presentasi 84.314%.
D.3 Pemakaian Helm oleh Penyewa di Pangkalan ojek Kukusan Teknik Penelitian dilakukan pada 2 Januari 2014 di Pangkalan Ojek Kukusan Teknik Universitas Indonesia pada pukul 16.50-17.50. Dimana terdapat ketentuan didalam UU No 22 Tahun 2009, Kewajiban menggunakan helm standar nasional Indonesia bagi pengendara sepeda motor diatur dalam Pasal 57 ayat (1) jo ayat (2)UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi :
(1) Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan Kendaraan Bermotor.
Selain itu, Pasal 106 ayat (8) UU No. 22/2009 mengatur bahwa:
“Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia.”
Jadi, berdasarkan ketentuan di atas pengendara motor baik pengemudi maupun penumpang diwajibkan menggunakan helm dengan standar nasional Indonesia. Apabila melanggar, ancaman atas pelanggaran tersebut diatur dalam Pasal 291 UU No. 22/2009 yang berbunyi :
(1) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor tidak mengenakan helm standar nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
(2) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor yang membiarkanpenumpangnya tidak mengenakan helm sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Yang menjadi fokus penelitian adalah Penyewa Ojek tersebut apakah menggunakan Helm yang berstandar nasional Indonesia. Berikut adalah hasil tabulasinya :
Memakai Helm Tidak Memakai Helm
1
12
P
=
1213x 100 % = 92.038 %
D.4 Larangan Parkir di depan Halte “Stasiun UI”
Penelitian dilakukan pada 3 Januari 2014 di halte “Stasiun UI” pada pukul 16.40 – 17.40. Dimana terdapat rambu “Dilarang Parkir” di area tersebut, pernah suatu kejadian pada tahun 2012 terjadi kehilangan motor Vario di lokasi tersebut, maka jelas SUBDIT PLK tidak bertanggung jawab atas kehilangan tersebut, karena sudah terdapat Rambu yang cukup jelas dilarang parkir . Berikut ini adalah hasil nya.
BAB III
Analisis
A. Faktor Penyebab Pelanggaran Lalu Lintas
lintas masih tergolong randah. Berikut beberapa hal yang mungkin menjawab penyebab rendahanya kesadaran akan mematuhi peraturan lalu lintas:
1. Menganggap bahwa Jalanan di Universitas Indonesia bukanlah jalan besar. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa UI adalah Jalan kampus, dimana tidak terdapat sanksi yang mengikat kepada mereka.Karena aparat penegak hukum yang berjaga hanyalah Subdit PLK UI bukanlah polisi.Terdapat anggapan meremehkan peraturan yang ada.
2. Rambu Lalu Lintas yang dibuat di Inisiasi oleh Satpam, bukan oleh Polisi. Legitimasi Satpam UI atau Subdit PLK ternyata masih kurang dianggap oleh masyarakat, karena pada dasarnya PLK hanya memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan bukan memberikan sanksi sekaligus.Maka dari itu, tidak heran apabila Rambu yang dibuat oleh Satpam tidak dianggap, karena pada dasarnya Satpam tidak memiliki kewenangan untuk menjatuhkan sanksi.
3 . Minimnya pengetahuan mengenai,peratut\ran,marka dan rambu lalu lintas. Tidak semua pengemudi kendaraan paham dan mengetahui
peraturan-peraturan lalu lintas, arti dari marka, dan rambu-rambu lalu lintas.Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran untuk mencari tahu arti dari marka dan rambu-rambu lalu lintas ditambah pada saat ujian memperoleh SIM, mereka lebih senang mendapatkan SIM dengan instan daripada mengikuti seluruh prosedur.
4. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang tuanya sendiri.
Pada saat jalan jalan keluar kota, biasanya orang tua mengajak anaknya ikut dengannya, akan tetapi dalam beberapa kasus orang tua lah yang tidak patuh pada rambu rambu yang ada, sehingga hal inilah yang tertanam pada jiwa si kecil untuk melakukan pelanggaran di suatu hari nanti. Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila orang tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga melanggar.
Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh, seorang pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur arus lalu lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat simpang tersebut. Namun bila tidak ada polisi, dia bisa langsung tancap gas.
6. Memutar balikkan ungkapan
Sering kita dengar , "peraturan dibuat untuk dilanggar." Ini sangat menyesatkan. Akan tetapi entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia, sehingga sangat ingin menerapkannya
7. Tidak memikirkan keselamatan diri atau orang lain
Pemerintah telah mewajibkan beberapa standar keselamatan pengemudi saat mengemudikan kendaraannya seperti wajib memasang safety belt untuk pengemudi roda 4 dan wajib memakai helm,kaca spion tetap terpasang, dan menyalakan lampu pada siang hari bagi roda 2. Masih banyak contoh standar keselamatan lainnya, akan tetapi kenapa pengemudi malas menerapkannya?
8. Melanggar dengan berbagai alasan
"sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan parkir), ntar jalan lagi." "ah,sekali-sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat". Masih banyak lagi berbagai alasan yang dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang memiliki keahlian khusus dalam berargumentasi untuk hal-hal seperti ini.
9. Bisa "damai" ketika tilang
Ini hal yang paling sering terjadi. Ketika pengemudi-pengemudi melanggar peraturan atau tidak lengkapnya kelengkapan surat-surat saat dirazia, hal yang pertama diajukan oleh pengemudi tersebut adalah jalan "damai". Kalu tidak bisa "damai" di jalan, pasti nanti bisa coba "damai" lagi sebelum pengadilan demi mendapatkan kembali surat-surat yang ditahan oleh pihak kepolisian dengan segera.
Polantas yang menerima suap dapat dikenakan tindak pidana denganancaman penjara paling lama lima tahun (Pasal 419 KUHP)
B. Dampak dari Pelanggaran Lalu Lintas
Tentunya dari permasalahan yang terjadi pada kondisi lalu lintas di Universitas Indonesia telah menimbulkan berbagai masalah khususnya menyangkut permasalahan lalu lintas. Permasalahan tersebut, seperti:
1.) Tingginya angka kecelakaan lalu lintas baik pada persimpangan lampu lalu lintas 2.) Keselamatan para pengendara dan para pejalan kaki menjadi terancam;
3) Kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas yang biasa kemudian menjadi budaya melanggar peraturan.
C. Solusi atas Pelanggaran Lalu Lintas di Universitas Indonesia
Usaha dalam rangka mewujudkan ketertiban di Lingkugnan Universitas Indonesia merupakan tanggung jawab bersama antara pengguna jalan dan aparatur negara yang berkompeten dan bertanggung jawab terhadap pengadaan dan pemeliharaan infra dan supra struktur, sarana dan prasarana jalan maupun pengaturan dan penegakan hukumnya , hal ini bertujuan untuk tetap terpelihara serta terjaganya situasi Kamseltibcar Lantas di lingkungan Universitas Indonesia secara terarah dan mencapai sasaran yang diharapkan, partisipasi aktif daripemakai jalan terhadap etika. Sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan suatu hal yang paling penting guna terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, sesuai dengan sistem perpolisian modern menempatkan masyarakat sebagai subjek dalam menjaga keselamatan pribadinya akan berdampak terhadap keselamatan untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan beberapa perumusan dalam bentuk 5 (lima) Strategi penanganannya, berupa :
1. Engineering.
saran-saran berupa langkah-langkah perbaikan dan penangulangan serta pengembangannya kepada instansi-instansi yang berhubungan dengan permasalahan lalu lintas.
2. Education.
Segala kegiatan yang meliputi segala sesuatu untuk menumbuhkan pengertian, dukungan dan pengikutsertaan masyarakat secara aktif dalam usaha menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas dengan sasaran masyarakat terorganisir dan masyarakat tidak terorganisir sehingga menimbulkan kesadaran secara personal tanpa harus diawasi oleh petugas.
3. Enforcement.
Merupakan segala bentuk kegiatan dan tindakan dari polri dibidang lalu lintas agar Undang-undang atau ketentuan perundang-undangan lalu lintas lainnya ditaati oleh semua para pemakai jalan dalam usaha menciptakan Kamseltibcar lantas. Preventif, segala usaha dan kegiatan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, memelihara keselamatan orang, benda, masyarakat termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan khususnya mencegah terjadinya pelanggaran yang meliputi pengaturan lalu lintas, penjagaan lalu lintas, pengawalan lalu lintas dan patroli lalu lintas. Represif, merupakan serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan menemukan sesuatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana yang meliputi penindakan pelanggaran lalu lintas dan penyidikan kecelakaan lalu lintas.
4. Encouragement.
stake holder yang berada pada struktur pemerintahan maupun non pemerintah yang berkompeten dalam bidang lalu lintas sehingga semua komponen yang berkepentingan serta pengguna jalan secara bersama memiliki motivasi dan harapan yang sama dengan mengaplikasikannya didalam aksi nyata pada kehidupan berlalu lintas di jalan raya.
5. Emergency Preparedness and response.
Kesiapan dalam tanggap darurat dalam menghadapi suatu permasalahan lalu
lintas harus menjadi prioritas utama dalam upaya penanganannya, kesiapan seluruh
komponen stake holder bidang lalu lintas senantiasa mempersiapkan diri baik sumber
daya manusia, sarana dan prasarana serta hal lainnya dalam menghadapi situasi yang mungkin terjadi, pemberdayaan kemajuan informasi dan teknologi sangat bermanfaat sebagai pemantau lalu lintas jalan raya disamping keberadaan petugas dilapangan, dalam mewujudkan Emergency Preparedness and response ini perlu adanya konsignes yang jelas di seluruh stake holder dan dalam pelaksanaannya harus dapat bekerja sama secara terpadu sesuai dengan S.O.P yang telah ditetapkan bersama.
Kelima strategi ini dipetakan dalam sektor-sektor yang ada di lingkungan tugas kepolisian sehingga dapat diketahui instansi mana yang berwenang terhadap sektor terkait termasuk masyarakat pengguna jalan, apabila strategi ini dapat diterapkan sesuai dengan konsepsi yang telah dirumuskan diharapkan mampu mewujudkan upaya penanganan secara bersama dimana masyarakat pengguna jalan dapat menumbuhkan pengamanan swakarsa serta Polri maupun instansi terkait lainnya dapat melaksanakan tugas secara profesonal dan proporsional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, dalam arti kata lain etika, sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku bukan lagi menjadi suatu “keharusan” yang merupakan kewajiban dengan pemberlakuan reward