HUBUNGAN KOMPETENSI PUSTAKAWAN BIDANG
LAYANAN SIRKULASI TERHADAP PRESTASI KERJA
PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI KOTA
MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi
Oleh :
YOSEPH KABURUAN
040709034
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S1 MEDAN
ABSTRAK
Kaburuan, Yoseph, 2008. Hubungan Kompetensi Bidang Layanan Sirkulasi Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Kota Medan. Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi bidang layanan sirkulasi terhadap prestasi kerja pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi Kota Medan. Lokasi penelitian dilakukan di lima (5) perpustakaan perguruan tinggi Kota Medan, yaitu perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Negeri Medan, Perpustakaan Unika, Perpustakaan IAIN, Perpustakaan Dharma Agung.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pustakawan pada lima perpustakaan perguruan tinggi Kota Medan yang dibatasi hanya pada perpustakaan yang memiliki pegawai/pustakawan bidang layanan sirkulasi. Teknik pengumpulan data adalah melalui pengamatan, angket, dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan Skala Likert. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.
Untuk mengetahui hubungan kompetensi bidang layanan sirkulasi dengan prestasi kerja pustakawan digunakan teknik korelasi Product Moment dari
Pearson. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t pada tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan karunia serta rahmat-Nya dengan berlimpah – limpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini diajukan guna mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Erwin Kaburuan, S.Th. dan Ibunda Naomi Go yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, baik dalam penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi.
3. Bapak Ishak, SS, M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH, selaku dosen pembimbing II atas segala petunjuk dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh pustakawan perpustakaan perguruan tinggi Kota Medan (Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Negeri Medan, Perpustakaan Unika, Perpustakaan IAIN, Perpustakaan Dharma Agung) bidang layanan sirkulasi yang telah meluangkan waktu dan banyak memberikan informasi tentang kegiatan – kegiatan pada bidang layanan sirkulasi.
7. Buat rekan – rekan kerja di SSC Medan dan sekitarnya. Terima kasih buat dukungan serta bantuan yang telah diberikan. Juga buat 3T, 4T, rekan – rekan di IPS tercinta, khususnya buat tim sukses Sejarah dan kepala IPS Bapak Ramses.
8. Buat teman - temanku Wita, Darwin, Ani, Wahyu, Zainal, Dayat, Sopina, Melda, Erfina, Jelita, Killa dan teman-teman angkatan 2004 terima kasih atas semua dukungan, bantuan, doa dan hari-hari yang dilalui bersama selama empat tahun ini.
9. Teristimewa buat anji-P-G, thanks buat dukungannya. Pesan abng, cepet2 selesaikan kuliahnya biar cepat jd polwan.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Medan, November 2008 Penulis,
DAFTAR ISI
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... .ii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Hipotesis ... 4
BAB II URAIAN TEORITIS ... 5
2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi... 5
2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5
2.2.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6
2.3 Kompetensi ... 7
2.3.1 Pengertian Kompetensi ... 7
2.3.2 Kompetensi Pustakawan ... 10
2.3.3 Isi Kompetensi ... 14
2.3.4 Kompetensi Inti ... 16
2.3.5 Kompetensi Profesional ... 18
2.3.6 Kompetensi Individu ... 22
2.3.7 Kompetensi Penilaian ... 24
2.3.8 Jabatan Fungsional Pustakawan ... 25
2.4.1 Pengertian Pustakawan ... 27
2.4.2 Jenjang Jabatan dan Pangkat Pustakawan ... 29
2.4.3 Pekerjaan atau Tugas pustakawan ... 29
2.5 Prestasi Kerja ... 30
2.5.1 Pengertian Prestasi Kerja ... 30
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Pustakawan ... 31
2.5.3 Penilaian Prestasi Kerja ... 31
2.5.4 Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja Pustakawan ... 32
2.5.5 Faktor-Faktor dan Standar Penilaian Prestasi Kerja ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36
3.1 Lokasi Penelitian ... 36
3.2 Populasi dan Sampel ... 36
3.2.1 Populasi ... 36
3.2.2 Sampel ... 37
3.3 Instrumen Penelitian ... 37
3.3.1 Kuesioner ... 37
3.3.2 Kisi-kisi Kuesioner ... 38
3.4 Uji Coba Kuesioner ... 39
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 40
3.6 Skala Pengukuran Variabel ... 40
3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 40
3.7.1 Uji Validitas Instrumen ... 41
3.7.2 Uji Reabilitas Instrumen ... 41
3.8 Analisis Data ... 42
3.8.1 Analisis Deskripsi ... 42
3.8.2 Uji Statistik Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Linear Sederhana ... 42
BAB IV PEMBAHASAN ... 44
4.1.1 Asal Status Responden ... 44
4.1.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 45
4.1.3 Masa Waktu Bekerja Responden pada Bidang Layanan Sirkulasi ... 46
4.2 Analisis Deskriptif ... 47
4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Bidang Layanan Sirkulasi ... 47
4.2.1.1 Kompetensi Komunikasi ... 47
4.2.1.2 Kompetensi Teknologi Informasi ... 49
4.2.1.3 Kompetensi Pengetahuan ... 50
4.2.1.4 Sikap ... 52
4.2.1.5 Kompetensi Manajemen ... 53
4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan ... 54
4.2.2.1 Kualitas Kerja ... 54
4.2.2.2 Kuantitas kerja ... 55
4.2.2.3 Kecakapan atau Keterampilan ... 57
4.2.2.4 Inisiatif dan Kesungguhan Kerja ... 58
4.3 Penentuan Korelasi ... 60
4.3.1 Perhitungan Korelasi (SPSS) ... 60
4.3.2 Pengujian Hipotesis (SPSS) ... 61
4.3.3 Uji Koefisien Determinasi (SPSS) ... 61
4.3.4 Perhitungan Korelasi Berdasarkan Rumus Korelasi Product Moment dari Karl’s Pearson ... 61
4.3.5 Pengujian Hipotesis Berdasarkan Rumus Korelasi Product Moment dari Karl’s Pearson ... 63
4.3.6 Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan Rumus Korelasi Product Moment dari Karl’s Pearson ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1 Kesimpulan ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner Penelitian Lampiran II : Koefisien Korelasi
Lampiran III : Distribusi Frekuensi Responden
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-kisi Angket ... 39
Tabel 2 : Komposisi Responden Berdasarkan Status Perpustakaan Perguruan Tinggi Kota Medan... 44
Tabel 3 : Lama Waktu Bekerja Pustakawan Bidang Layanan Sirkulasi pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Kota Medan ... 45
Tabel 4 : Kompetensi Komunikasi ... 46
Tabel 5 : Kompetensi Teknologi Informasi ... 47
Tabel 6 : Kompetensi Pengetahuan ... 49
Tabel 7 : Sikap ... 51
Tabel 8 : Kompetensi Manajemen ... 52
Tabel 9 : Kualitas Kerja ... 53
Tabel 10 : Kuantitas Kerja ... 54
Tabel 11 : Kecakapan atau Keterampilan ... 56
Tabel 12 : Inisiatif dan Kesungguhan Kerja ... 57
Tabel 13 : Hasil Uji Statistik Koefisien Korelasi ... 59
Tabel 14 : Hasil Uji Statistik Koefisien Korelasi ... 60
ABSTRAK
Kaburuan, Yoseph, 2008. Hubungan Kompetensi Bidang Layanan Sirkulasi Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Kota Medan. Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi bidang layanan sirkulasi terhadap prestasi kerja pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi Kota Medan. Lokasi penelitian dilakukan di lima (5) perpustakaan perguruan tinggi Kota Medan, yaitu perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Negeri Medan, Perpustakaan Unika, Perpustakaan IAIN, Perpustakaan Dharma Agung.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pustakawan pada lima perpustakaan perguruan tinggi Kota Medan yang dibatasi hanya pada perpustakaan yang memiliki pegawai/pustakawan bidang layanan sirkulasi. Teknik pengumpulan data adalah melalui pengamatan, angket, dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan Skala Likert. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.
Untuk mengetahui hubungan kompetensi bidang layanan sirkulasi dengan prestasi kerja pustakawan digunakan teknik korelasi Product Moment dari
Pearson. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t pada tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan dan
informasi tidak dapat dipisahkan dari peran pustakawan serta kompetensinya
sebagai pengelola perpustakaan. Keberadaan kinerja pustakawan di dalam suatu
perpustakaan memegang peranan yang penting. Tenaga kerja memiliki potensi
yang besar untuk menjalankan aktivitas perpustakaan. Potensi setiap sumber daya
manusia yang ada dalam perpustakaan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal.
Perpustakaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang
efektif. Untuk meningkatkan kinerja pustakawan dalam manajemen yang efektif
memerlukan dukungan pustakawan yang cakap dan kompeten di bidangnya.
Pustakawan yang memiliki sikap perjuangan, pengabdian, disiplin, dan
kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam
melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna. Pustakawan
yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir,
kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh
dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya.
Pengertian di atas, menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang
personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju pustakawan yang
profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan. Untuk itu, diperlukan
adanya pembinaan, penyadaran, dan kemauan kerja yang tinggi untuk mencapai
kinerja yang diharapkan. Apabila pustakawan penuh kesadaran bekerja optimal
maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai.
Kompetensi dan prestasi kerja pustakawan merupakan dua hal yang saling
berkaitan. Jika pustakawan memiliki kompetensi yang baik maka akan
menghasilkan prestasi kerja yang baik pula. Bagi pustakawan yang memiliki
kompetensi yang baik, hal ini dapat mempengaruhi citra pustakawan dan
potensi diri sekaligus peluang untuk menunjukkan prestasi dalam pekerjaannya,
yang pada akhirnya akan bermanfaat pula pada pengguna perpustakaan.
Pengguna perpustakaan selalu mendambakan keinginan dan kebutuhannya
dapat terpenuhi secara berkualitas dan memuaskan. Masyarakat pengguna yang
dalam hal ini dikhususkan kepada masyarakat perguruan tinggi yang terdiri atas
staf pengajar, mahasiswa, serta tenaga administrasi perguruan tinggi, dimana
masyarakat tersebut pasti menginginkan kebutuhan mereka akan informasi dapat
terpenuhi dengan baik. Kedua, meningkatnya persaingan diantara pegawai
perpustakaan yang mengharuskan setiap pustakawan untuk menunjukkan
kompetensi kerja yang baik untuk menghasilkan kinerja kerja yang terbaik pula.
Pustakawan dan seluruh individu yang bekerja di perpustakaan harus lebih
berkompeten dan meningkatkan prestasi kerja sebagai seorang pustakawan dalam
memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan, agar tercapainya tujuan dari
perpustakaan sebagai suatu lembaga yang menyediakan fasilitas, sumber
informasi dan menjadi pusat pembelajaran di lingkungan universitas.
Kompetensi bertujuan untuk memelihara semangat kerja dan moral
sebagai seorang pustakawan serta menjaga keteraturan dalam bekerja sehingga
dapat menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan pada waktu bekerja.
Perlu adanya standar kompetensi pustakawan sehingga pustakawan dapat
mengikuti aturan-aturan yang berlaku di dalam organisasi yang ada didalam
perpustakaan.
Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan salah satu perpustakaan yang
menyediakan fasilitas - fasilitas untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna di sekitar lingkungan Universitas. Agar perpustakaan dapat
menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna maka sangat
diperlukan penanganan yang profesional. Pemilihan Perpustakaan Perguruan
Tinggi kota Medan sebagai objek penelitian didasarkan atas pengamatan awal
yang dilakukan penulis bahwa banyaknya jumlah pengguna perpustakaan dari
berbagai bidang disiplin ilmu menuntut perpustakaan untuk memberikan kinerja
Berdasarkan pengamatan awal, beberapa Perpustakaan Perguruan Tinggi
yang berada di kota Medan memiliki pustakawan yang berasal dari berbagai
jenjang pendidikan, yaitu mulai dari Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA),
Diploma hingga tingkat Sarjana dan juga berasal dari disiplin ilmu yang berbeda,
yaitu mulai dari Diploma 2 (D-2) perpustakaan hingga tingkat Sarjana
perpustakaan dan bukan perpustakaan. Jenjang pendidikan yang berbeda serta
pengetahuan yang didapat semasa perkuliahan juga berbeda.
Layanan sirkulasi merupakan salah satu layanan pada perpustakaan yang
berhubungan langsung dengan pengguna, yaitu bagian peminjaman serta
pengembalian. Pustakawan pada layanan sirkulasi juga dituntut untuk bisa
mengoperasikan teknologi yang ada untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan ke
pengguna. Pustakawan pada layanan sirkulasi juga harus memiliki kompetensi
serta kinerja yang baik sehingga dapat memenuhi setiap kebutuhan pengguna
Perpustakaan Perguruan Tinggi.
Berdasarkan pokok pemikiran di atas, sangat jelas bahwa kompetensi
pustakawan memiliki peranan penting yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai
dalam perpustakaan. Berkaitan dengan hal ini, maka penulis tertarik untuk
mengangkat topik dengan judul “Hubungan Kompetensi Pustakawan Bidang
Layanan Sirkulasi Terhadap Prestasi Kerja pada Perpustakaan Perguruan
Tinggi Kota Medan”
Berdasarkan pengamatan dan peninjauan secara langsung, keseluruhan
perpustakaan perguruan tinggi yang berada di Kota Medan terdapat 5
perpustakaan yang memiliki pustakawan (pegawai) yang terdapat pada bidang
layanan sirkulasi. Perpustakaan tersebut diantaranya Universitas Sumatera Utara
(USU) yang memiliki 10 orang pustakawan, Universitas Negeri Medan
(UNIMED) memiliki 6 orang pustakawan , IAIN memiliki 5 orang pustakawan,
Universitas Katolik (UNIKA) memiliki 3 orang pustakawan, dan Universitas
1.2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
merumuskan masalah penelitian adalah apakah terdapat hubungan kompetensi
pustakawan bidang layanan sirkulasi terhadap prestasi kerja pada 5 Perpustakaan
Perguruan Tinggi Kota Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan kompetensi pustakawan bidang layanan sirkulasi terhadap prestasi kerja
layanan sirkulasi pada 5 Perpustakaan Perguruan Tinggi Kota Medan.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi tiap – tiap pimpinan Perpustakaan Perguruan Tinggi, sebagai
masukan dalam mengambil keputusan.
2. Bagi pustakawan bidang layanan sirkulasi, agar dapat menambah
pengetahuan serta dapat meningkatkan prestasi kerja.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan untuk melakukan penelitian pada topik yang sama.
4. Menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang perpustakaan,
khususnya bidang layanan sirkulasi.
5. Sebagai sumber pengetahuan bagi penulis, yaitu dapat memperdalam
pengetahuan penulis khususnya tentang prestasi kerja pustakawan
yang dihubungkan dengan kompetensi bidang pekerjaan.
1.5Hipotesis
Hipotesis atau jawaban sementara terhadap pertanyaan dalam penelitian
ini adalah : Terdapat Hubungan yang signifikan antara kompetensi pustakawan
bidang layanan sirkulasi terhadap prestasi kerja pustakawan layanan sirkulasi pada
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis perpustakaan.
Untuk memperjelas pengertian perpustakaan perguruan tinggi, penulis mengutip
beberapa pendapat tentang pengertian perpustakaan perguruan tinggi.
Menurut Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (1994: 1), menyatakan
bahwa “Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan
bagian integral dari suatu lembaga perguruan tinggi induknya, yang bersama –
sama dengan unit kerja bagian lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda
melaksanakan program Tri Dharmanya.”
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 51), menyatakan bahwa
“Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada
perguruan tinggi atau badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi
dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu tercapainya tujuan
perguruan tinggi”.
2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
2.2.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Setiap melaksanakan suatu kegiatan harus memiliki tujuan, begitu juga
dengan perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi harus
memiliki tujuan yang sesuai dengan lembaga perguruan tinggi dimana
perpustakaan tersebut bernaung.
Menurut buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan
Perguruan tinggi (1999: 4), bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah :
1. Dharma pertama yaitu pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan, dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku
3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselenggarakan melalui kegitan yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan, dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat
Tujuan perpustakaan perguruan tinggi menurut Septiyantono dalam Hadi
(2006: 2) adalah :
1. Memenuhi keperluan informasi pengajar dan mahasiswa.
2. Menyediakan bahan literatur rujukan pada semua tingkat akademis. 3. Menyediakan jasa peminjaman serta jasa informasi aktif bagi pemakai.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan
perguruan tinggi adalah untuk memenuhi semua kebutuhan sivitas akademika
akan informasi yang dibutuhkan yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan
Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Setiap organisasi memiliki fungsi tertentu yang dapat mendukung
tercapainya tujuan organisasi. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan
tinggi juga memiliki fungsi. Menurut Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (2004:
3), fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu :
1. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
3. Fungsi Riset
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermagna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi Publikasi.
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh karya perguruan tingginya yakni sivitas academik dan staf non academik.
6. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri Dharmanya.
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat merumuskan bahwa perpustakaan
perguruan tinggi berfungsi sebagai sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian
dan pengabdian masyarakat dalam melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.
2.3 Kompetensi
2.3.1 Pengertian Kompetensi
Kompetensi adalah kecakapan atau kemampuan. Konsep kemampuan
mengandung suatu makna adanya semacam tenaga atau kekuatan yang dimiliki
seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan baik yang bersifat
fisik maupun yang bersifat mental. Pengertian ini menunjukkan pada adanya suatu
kekuatan nyata yang dapat diperlihatkan seseorang melalui tindakan atau
perbuatan, baik secara fisik maupun mental, yang umumnya diperoleh melalui
latihan dan pendidikan. Dengan demikian hampir semua kemampuan diperoleh
melalui latihan atau dipelajari.
Peran pustakawan selama ini membantu pengguna untuk mendapatkan
informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat efisien,
efektif, tepat sasaran, serta tepat waktu. Dengan perkembangan teknologi
informasi maka peran pustakawan lebih ditingkatkan sehingga dapat berfungsi
sebagai mitra bagi para pencari informasi. Pustakawan dapat mengarahkan
dipertanggungjawabkan. Pustakawan dapat pula menyediakan informasi yang
mungkin sangat bernilai, namun keberadaannya sering tersembunyi, seperti
literatur kelabu (grey literature). Bahkan pustakawan dapat berfungsi sebagai
mitra peneliti dalam melakukan penelitian.
Suatu jabatan umumnya sangat terkait dengan masalah profesionalisme.
Istilah profesionalisme biasanya dikaitkan dengan penguasaan pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku dalam mengelola dan melaksanakan pekerjaan/tugas
dalam bidang tertentu. Profesionalisme pustakawan tercermin pada kemampuan
(pengetahuan, pengalaman, keterampilan) dalam mengelola dan mengembangkan
pelaksanaan pekerjaan di bidang kepustakawanan serta kegiatan terkait lainnya
secara mandiri. Kualitas hasil pekerjaan inilah yang akan menentukan
profesionalisme mereka. Pustakawan profesional dituntut menguasai bidang ilmu
kepustakawanan, memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan
kepustakawanan, melaksanakan tugas/pekerjaannya dengan motivasi yang tinggi
yang dilandasi oleh sikap dan kepribadian yang menarik, demi mencapai kepuasan
pengguna. Dengan demikian, kompetensi dan profesionalisme kepustakawanan itu
bagaikan dua sisi dari satu mata uang yang sama.
Menurut Saleh (2007), kompetensi adalah kemampuan untuk
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Sedangkan menurut Abels dalam Special Libraries Association (2003), bahwa:
Competencies represent a set of attitudes, skills and values that enable practitioners to work effectively and contribute positively to their organizations, clients and profession. These competencies range from being strong communicators, to demonstrating the value-add of their contributions, to remaining flexible and positive in an ever-changing environment.
Menurut definisi ini, faktor-faktor kompetensi yang sangat penting bagi
perseorangan maupun organisasi untuk mencapai keberhasilan, meliputi:
pengetahuan teknis, sikap, pengkoordinasian pekerjaan, penyelesaian dan
pemecahan masalah, komunikasi dan layanan, dan akuntabilitas. Beberapa definisi
motivasi, sikap dan nilai kepribadian, serta kepercayaan diri. Kompetensi itu bisa
diukur, dan dapat dikembangkan, misalnya melalui pendidikan dan pelatihan. Dari
beberapa definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa seseorang yang berkompeten
adalah seseorang yang penuh percaya diri karena menguasai pengetahuan dalam
bidangnya, memiliki kemampuan dan keterampilan serta motivasi tinggi dalam
mengerjakan hal-hal yang terkait dengan bidang itu sesuai dengan tata nilai atau
ketentuan yang dipersyaratkan.
Pengertian kompetensi diatas senada dengan apa yang dinyatakan oleh
Dewiyana (2006: 22) :
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan. Lebih dari itu kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumber – sumber daya yang terbatas.
Menurut Mirabile dalam Dewiyana (2006: 24), menyatakan bahwa
kompetensi sebagai suatu pengetahuan, keterampilan, kemampuan atau hal – hal
yang berhubungan dengan kinerja yang tinggi dalam pekerjaan, seperti
penyelesaian masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan.
Aspey dalam Dewiyana (2006: 24) menambahkan bahwa :
Pengertian kompetensi tidak hanya meliputi penguasaan keterampilan dan pengetahuan saja, tetapi juga termasuk penguasaan terhadap tugas dan motivasi dalam menjalankan tugas tersebut. Aspey juga mendefenisikan orang yang berkompeten sebagai orang yang menguasai pekerjaannya dan memiliki motivasi, keterampilan, serta pengetahuan, dan secara konsisten menjalankan tanggung jawab tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
merupakan suatu rangkaian yang berisi nilai, pengetahuan, keterampilan,
pemikiran analitik, pengetahuan terhadap tugas yang harus diselesaikan, memiliki
motivasi, tanggung jawab, serta kepercayaan.
2.3.2 Kompetensi Pustakawan
Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas,
untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan,
dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
Pustakawan diakui sebagai suatu jabatan profesi dan sejajar dengan
profesi-profesi lain seperti profesi peneliti, guru, dosen, hakim, dokter,dll.Karena
pustakawan merupakan suatu profesi, maka untuk menjadi pustakawan seseorang
harus memiliki kompetensi seperti beberapa ciri–ciri profesi menurut
Sulistyo-Basuki (1993), menyatakan ada beberapa ciri dari suatu profesi. Yaitu : (1) adanya
sebuah asosiasi atau organisasi keahlian, (2) terdapat pola pendidikan yang jelas,
(3) adanya kode etik profesi, (4) berorientasi pada jasa, (5) adanya tingkat
kemandirian.
Kompetensi bagi beberapa profesi menjadi persyaratan penting terutama
jika profesi ini menentukan nasib atau hidup orang lain yang menjadi objek atau
klien dari profesi itu. Masalah kompetensi itu menjadi penting, karena kompetensi
menawarkan suatu kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien dalam
mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas. Seseorang yang memiliki
kompetensi dalam profesinya akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan
baik serta efisien, efektif, tepat waktu, dan sesuai dengan sasaran.
Menurut Sutarno (2005: 158), menyatakan kompetensi yang dimiliki
pustakawan adalah kemampuan :
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan, pandangan hidup, semangat, dan pragmatisme yang menjadi sikap dan perilaku dalam penyelenggaraan layanan informasi.
2. Memahami paradigma pembangunan yang relevan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan mencapai tujuan perpustakaan. Kerena perpustakaan merupakan bagian dari sistem kehidupan masyarakat.
3. Merumuskan kebijakan program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi dan strategi yang ditetapkan. Kemudian dijabarkan kedalam berbagai program dan kegiatan.
4. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Good Coorporate Government dan Clear Government secara serasi dan terpadu. Konsep tersebut berlaku untuk semua organisasi, termasuk perpustakaan. 5. Memahami dan menjelaskan keragaman sosial budaya lingkungan.
Menurut Wicaksono (2004), menyatakan bahwa pustakawan harus
memiliki empat jenis kompetensi, sebagai berikut :
1. Skill Manajemen Informasi
Yang termasuk dalam skill Manajemen Informasi:
a. Mencari Informasi. Proses mencari informasi terbagi lagi dalam:
- Mendefinisikan kebutuhan infomasi. Yaitu: mengidentifikasikan kebutuhan pemakai, mengenali beragan jenis penggunaan informasi oleh pemakai, menempatkan informasi yang dibutuhkan dalam suatu kerangka referensi (Who, what, when, where, how, why), menghubungkan informasi yang dibutuhkan dengan domain pengetahuan, dan mendefinisikan masalah informasi menggunakan beragam skill tanya jawab.
- Melakukan penelusuran. Yaitu: mempunyai skill dasar penelusuran informasi, kemampuan navigasi sistem dan sumberdaya elektronis, dan pengetahuan dasar tentang beragam sumber informasi yang tidak tersedia bentuk elektronis seperti bentuk cetak, orang (people and colleagues), dan lain-lain. Mengetahui sumber-sumber informasi baik eksternal maupun internal, mengetahui sumber mana saja yang dapat diandalkan dan memberikan nilai tambah.
- Memformulasikan Strategi Penelusuran. Mensyaratkan pengetahuan yang mendasar dan komperhensif yang sumberdaya informasi yang tepat termasuk strukturnya. Skill tentang suatu subjek juga perlu. Kemampuan lain yang dibutuhkan: mampu mendiskusikan ide-ide untuk mencari berbagai masukan, memilih alat penelusuran, mengidentifikasi katakunci, konsep, tajuk subyek, deksriptor, dan mengindentifikasi kriteria untuk meng-evaluasi sumber informasi.
b. Menggunakan Informasi. Proses menggunakan informasi terbagi lagi dalam:
- Evaluasi infomasi yang didapat. Yaitu: menentukan otoritatif, kebaruan, dan kehandalan, relevansi, kualitas.
- Menilai informasi yang didapat. Yaitu: melihat secara cepat ide utama dan katakunci, membedakan antara fakta, opini, propaganda, sudut pandang dan bias, melihat kesalahan dalam logika. Akan lebih baik bila pustakawan juga punya skill dalam melakukan Framing Analysis yang akan sangat bergunakan melihat beragam sudut pandang media.
- Meng-integrasikan informasi dari berbagai sumber berbeda. Yaitu: klasifikasi informasi, mengenali hubungan antar konsep, meng-identifikasi konflik dan kesamaan berbagai sumber.
- Interpretasi informasi. Yaitu: meringkas dan identifikasi detail informasi yang relevan, organisasi dan analisa informasi, membandingkan dengan sumber permasalahan yang ingin dipecahkan dan menggambar sebuah kesimpulan atau konklusi. c. Membuat/Menciptakan Informasi. Output dari pembuatan
informasi adalah produk yang bisa membantu pemakai dalam mengambil keputusan. Format yang digunakan bisa beragam tergantung preferensi pemakai. Dalam membuat informasi, skill yang penting adalah: Kemas Ulang Informasi (Information Repackaging). Dalam melakukan Kemas Ulang Informasi, hal-hal penting yang harus diperhatikan:
- Menentukan tujuan kemas ulang informasi
- Menentukan isi yang dianggap penting (key content)
- Memilih format yang tepat (tertulis, oral, visual) tergantung audiens dan tujuan
- Mengerti implikasi legal dari suatu proses kemas ulang informasi
- Menyediakan panduan, dokumentasi dan referensi.
d. Organisasi Informasi. Salah satu misi pustakawan adalah pemakai memanfaatkan informasi. Beberapa skill yang membantu pustakawan agar pemakai mudah dalam mencari dan menggunakan informasi adalah:
- Melakukan abstraksi (abstracting). Kemampuan untuk menulis ringkasan sesuatu yang membuat pembaca bisa menangkap dengan jelas relevansi dan pentingnya informasi yang ingin disampaikan.
- Melakukan peng-indeks-an (indexing). Menggunakan sistem klasifikasi atau taksonomi (tesaurus, tajuk subyek) yang ada. - Melakukan retensi, review termasuk pemberian informasi versi
(versioning system)
e. Berbagi/Penyebaran Informasi. Yaitu:
- Kemampuan menyampaikan dan mempromosikan (marketing) ide-ide secara jelas dalam berbagai bentuk (tertulis, oral, presentasi).
- Mendengar dan meng-evaluasi opini dan informasi dari orang lain.
- Menggunakan berbagai perangkat TI yang punya unsur interaktifitas tinggi seperti Portal yang memudahkan berbagi informasi.
- Memfasilitasi berbagai bentuk forum berbagi informasi (sharing knowledge forum) antar pemakai.
2. Skill Interpersonal
Yaitu skill personal pustakawan yang berguna dalam berhubungan dengan pengguna dan sesama rekan kerja:
komunikasi tertulis, dengan ejaan, struktur dan isi yang jelas. Berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif.
b. Kemampuan mendengar. Mampu mendengarkan dan mendiskusikan pendapat orang lain dari beragam sudut pandang dan bisa mendapatkan ide dari pendapat orang lain. Serta mampu memberikan komentar yang konstruktif.
c. Mampu memberikan feedback yang baik bagi beragam situasi yang dihadapi orang lain.
d. Mampu mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi. Bisa memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu, memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasil win-win solutions.
e. Menggunakan mekanisme formal dan informal dalam menjaga hubungan baik dengan sesama staf maupun pemakai perpustakaan. Seperti membuat Focus Group Discussion, kuesioner, dan analisa komplain.
f. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain. Seperti: menghargai kontribusi individu.
g. Kemampuan untuk belajar mandiri (self-learning skill)
h. Mau melakukan suatu inisiatif tanpa harus disuruh (self-initiation) i. Kemampuan untuk bekerjasama dalam sebuah tim.
j. Cerdas dan mampu melakukan sesuatu terfokus. k. Punya jiwa Entrepreneurship.
3. Skill Teknologi Informasi
Kemampuan untuk menggunakan berbagai perangkat Teknologi informasi untuk membantu semua proses kerja. Beberapa skill TI yang diperlukan:
a. Desain Database dan Manajemen Database b. Data Warehousing
c. Penerbitan elektronik d. Perangkat keras e. Arsitektur Informasi
f. Sumber Informasi Elektronik g. Integrasi Informasi
h. Desain Intranet/Extranet i. Aplikasi perangkat lunak j. Pemrogaman
k. Workflow/Alur Kerja
l. Pemrosesan Teks (Text Processing) m. Metadata
n. Perangkat lunak untuk manajemen informasi (Information Management tools)
4. Skill Manajemen
b. Memahami proses kegiatan sebuah perpustakaan dan kegiatan lain yang terkait.
c. Manajemen Perubahan. Mampu mengatur berbagai kemungkinan yang bisa timbul dari suatu perubahan.
d. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang terkait.
e. Kepemimpinan. mempunyai karakter kepemimpinan yang menonjol.
f. Pengukuran. Mampu melakukan pengukuran terhadap kinerja dan dampaknya terhadap layanan perpustakaan.
g. Manajemen Sumberdaya manusia.
h. Manajemen Proyek. Mampu memimpin dan mengatur sebuah proyek.
i. Relationship Management. Mampu menjaga hubungan baik dengan sesama pustakawan dan pemakai perpustakaan.
j. Team Building. Mampu membangun tim kerja yang kompak dan bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan.
k. Manajemen waktu.
l. Pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia. Mampu menganalisa skill yang dibutuhkan dan memberikan pelatihan yang diperlukan.
m. Mampu melakukan perencanaan-perencanaan strategis dan implementasinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi
kebutuhan informasi pengguna perpustakaan perguruan tinggi, pustakawan harus
memiliki kemampuan dalam manajemen informasi, menciptakan memelihara
hubungan yang baik dengan pengguna dan sesame rekan kerja, menggunakan
berbagai perangkat elektronik dalam upaya membantu memudahkan
pekerjaannya, serta memiliki kemampuan manajemen yang baik.
2.3.3 Isi Kompetensi
Isi kompetensi meliputi perilaku, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.
Menurut Dewiyana (2006: 29-30), Isi kompetensi terdiri dari :
1. Technology Skills and Network Management, meliput i ;
a. Mampu menggunakan PC dengan level yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang biasa digunakan sehari – hari.
b. Mampu menganalisis jaringan pengguna internal dan eksternal. c. Mampu menjadi gate-keeper teknologi informasi dan peralatannya. d. Menguasai penggunaan peralatan in-house guna pengumpulan,
2. Media Management Storage and Retrieval, meliputi ;
a. Pustakawan dan profesional bidang informasi harus memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis sarana penyimpanan dan temu kembali yang baru muncul.
b. Selalu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengantisipasi pengembangan dan perubahan bidang industri informasi di masa depan.
3. Information Skills, meliput i ;
a. Mempertemukan kebutuhan informasi dengan sumber informasi b. Memiliki keahlian tentang pencarian informasi
c. Memiliki keahlian tentang sumber dan isi informasi
d. Mampu mengidentifikas, mengevaluasi, dan merekomendasikan sumber informasi.
e. Menyediakan sarana terbaik untuk akses informasi.
f. Mampu menggunakan keterampilan tentang pengorganisasian informasi menjadi pengetahuan
4. Communication and Customer Care, meliput i ;
a. Mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan anggota organisasi secara individu, tim atau masyarakat
b. Mampu menyampaikan ide secara lisan maupun tertulis dengan jelas
c. Memprioritaskan kebutuhan pelanggan dan mewujudkannya dengan inisiatif yang tinggi
d. Memperhatikan keperluan pengguna dengan belajar tentang pemasaran
e. Selalu berdialog dengan pengguna informasi dalam memberikan layanan yang bernilai lebih
5. Personal Behavior, meliputi; a. Proaktif g. Percaya diri h. Sensitif
i. Menyenangkan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa isi kompetensi
meliputi beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan.
Seperti kemampuan menggunakan teknologi serta mengikuti perkembangan
informasi, mengetahui kebutuhan pengguna akan informasi, menjalin hubungan
2.3.4 Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan salah satu dari isi kompetensi. menurut Feng
(2006) kompetensi inti bagi profesi informasi adalah:
1. Information Enabler
a. Mentransfer kepemilikan penelusuran kepada pengguna.
- Memiliki pengetahuan dasar mengenai infrastruktur teknologi informasi.
- Mahir dalam pengembangan web.
b. Melatih pengguna dalam penyebaran aplikasi.
- Memilki kemampuan untuk mengajar keterampilan dalam berkomunikasi.
- Mahir mengembangkan bahasa web.
- Berpengalaman dan terbiasa dengan e-Learning. c. Menyebarkan informasi.
- Mampu memperkenalkan dan menambah kegunaan sumber - sumber informasi.
- Menyesuaikan sumber – sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
2. Knowledge Creator a. Kesiagaan.
- Mampu menenu – balikkan data yang dapat digunakan dengan tepat waktu.
- Mampu menyebarkan data yang tepat kepada pengguna. b. Persaingan inteligensi.
- Mengetahui dan memahami kondisi pasar dan pengaturannya - Mampu menciptakan inteligensi tindakan.
c. Meningkatkan metode – metode dalam berbagi pengetahuan. - Mengetahui teknologi – teknologi pembagian pengetahuan yang
terbaru.
- Mampu mengaplikasikan dengan tepat seluruh teknologi untuk pengguna akhir.
Special Libraries Association dalam Dewiyana (2006 : 24) membagi kompetensi inti menjadi dua bagian yaitu :
1. Menambah pengetahuan dasar mereka dengan praktik dan pengalaman yang terbaik, dan belajar terus – menerus tentang produk informasi, layanan, dan manajemen praktis sepanjang karirnya.
2. Menaruh kepercayaan pada keunggulan dan etika profesional, serta nilai dan prinsip – prinsip profesi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi inti
serta kepercayaan pada keunggulan dan etika profesional. Pustakawan juga
dituntut untuk dapat memperkenalkan sumber – sumber informasi serta
keterampilan menggunakan teknologi informasi yang dibutuhkan pengguna.
Sedangkan menurut Giesecke dan McNeil (2001: 55-58) menekankan
bahwa kompetensi inti yang harus dimiliki oleh pustakawan adalah sebagai
berikut :
1. Communication skills
Mendengar dengan efektif, mengirimkan informasi dengan akurat dan dapat dipahami, dan aktif mencari umpanbalik yang bersifat membangun.
2. Creativity/Innovation
Mencari kesempatan untuk menyusun dan menggunakan ide-ide baru, metode, desain, dan teknologi.
3. Expertise and Technical Knowledge
Mendemonstrasikan pengetahuan yang luas, mendalam, dan up-to-date mengenai teknologi terbaru.
4. Flexibility/Adaptability
Melaksanakan tugas – tugas, menanggapi perubahan di dalam pengarahan dan prioritas, dan menerima berbagai tantangan baru serta bertanggungjawab.
5. Interpersonal/Group skills
Membagun kerjasama yang kuat dengan individu dan unit organisasi. 6. Ownership/Accountability/Dependability
Bertanggung jawab atas semua tindakan, menerima hasil dan resiko, serta menyelesaikan pekerjaan.
7. Service Attitude/User satisfaction
Memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna dan mencatat apa yang diminati pengguna serta memperhatikan pengaruhnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan
profesional harus memiliki beberapa kompetensi, seperti kemampuan
berkomunikasi, berinteraksi, kreatif, mampu beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi dalam lingkungan perpustakaan, bertanggung jawab, serta memiliki
integritas yang tinggi dalam pekerjaan.
Menurut New Jersey Library Association (2006) kompetensi inti meliputi : 1. Menunjukkan komitmen yang kuat terhadap layanan yang baik bagi
pengguna.
2. Memahami dan mendukung kebudayaan dan konteks perpustakaan. 3. Menunjukkan pengetahuan sistem perpustakaan dan profesi
4. Memahami konteks sosial, ekonomi dan politik,
5. Menunjukkan pengetahuan mengenai teori ilmu perpustakaan dan informasi, pembuatan informasi, organisasi informasi, dan pengiriman informasi.
6. Menunjukkan kemapuan kepemimpinan yang mencakup berpikir secara kritis, pengambilan resiko, dan kreativitas, tanpa memperhatikan posisi di dalam struktur manajemen.
7. Memonitor dan melakukan perubahan di dalam sistem teknologi dan informasi.
8. Membagi pengetahuan dan keahlian dengan para pengguna dan kolega. 9. Memperlihatkan kemampuan komunikasi yang baik yang dapat
mempromosikan perpustakaan.
10.Mengenal jaringan kerja profesional dan berpartisipasi dalam asosiasi profesional.
11.Aktif mengikuti pertumbuhan kompetensi individu dan profesional melalui pendidikan yang berkelanjutan.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pustakawan meliputi komitmen terhadap pelayanan pengguna, memahami betul
keberadaan perpustakaan dimana pustakawan tersebut bekerja, memiliki
kemapuan kepemimpinan yang mencakup berpikir secara kritis, pengambilan
resiko, dan kreativitas, memperlihatkan kemampuan komunikasi yang baik, dan
lain-lain.
2.3.5 Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional berhubungan dengan pengetahuan dan
kemampuan pustakawan dalam melayani kebutuhan informasi pengguna. Menurut
Special Library Association (2003) menyatakan bahwa :
Kompetensi profesional dapat dihubungkan dengan pengetahuan pustakawan khusus di dalam area sumber-sumber informasi, akses informasi, teknologi, manajemen dan penelitian, serta kemampuan untuk menggunakan area-area pengetahuan itu sebagai landasan dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi.
California Library Association (2007) membagi kompetensi profesional menjadi sembilan kompetensi utama, yaitu :
1. Customer-Centered
b. Menunjukkan perilaku yang menyenangkan dan melatih kemampuan berwawancara secara efektif untuk menentukan yang terbaik bagi kebutuhan pengguna.
c. Memahami penelusuran informasi sehingga memudahkan pengguna memperoleh informasi yang dibutuhkan.
d. Melatih pengguna perpustakaan terutama kemapuan dalam memperoleh informasi dan penelitian, termasuk bagaimana menggunakan dan mengevaluasi sumber – sumber informasi.
e. Bertindak sebagai seorang penyokong pengguna selama pengembangan produk – produk dan sistem informasi.
f. Menyesuaikan layanan dan produk informasi untuk mendukung kebutuhan organisasi.
2. Assessment
a. Menganalisis kebutuhan informasi pengguna pada saat ini dan di masa yang akan datang.
b. Mengevaluasi dan memilih sumber – sumber informasi untuk memastikan kualitas, keakuratan, kegunaan, keaslian, dan mengirimkannya ke dalam bentuk yang sesuai.
c. Mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan melakukan penelitian yang berhubungan dengan penyelesaian masalah – masalah manajemn informasi.
3. Organizational skills
a. Mengorganisasi bahan pustaka dan sumber - sumbernya dengan menggunakan sistem akses yang tepat dan cocok dengan kebutuhan pengguna.
b. Mendesain dan menghasilkan informasi dalam bentuk yang beragam.
4. Knowledge of informastion sources
a. Memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi bahan pustaka yang dibutuhkan dan dipahami oleh pengguna.
b. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengakses informasi diluar yang dihasilkan secara komersil oleh vendor.
5. Information Management
a. Melayani masyarakat dengan membuat dan menjaga pengiriman karya intektual dan pengatahuan masyarakat melalui jaringan lokal dan global.
b. Mengembangkan dan mengelola informasi dengan sebaik – baiknya, memungkinkan akses informasi bagi pengguna dan biaya layanan informasi sehingga dapat mengembangkan dan mendukung misi dan strategi organisasi.
c. Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen untuk menyampaikan nilai layanan informasi kepada pembuat keputusan dalam suatu organisasi.
a. Menganjurkan orang lain untuk selamanya menjadi pengguna perpustakaan dengan cara membantu mereka menjelajahi apa yang dimiliki perpustakaan dan cara memanfaatkan perpustakaan secara efektif.
b. Mempromosikan membaca sebagai kemampuan fundamental. c. Mempromosikan kebebasan intelektual.
7. Collaboration
a. Memahami dan menjalankan misi, nilai, dan visi organisasi b. Merupakan sebuah anggota yang efektif dari organisasi c. Berkolaborasi untuk meraih tujuan
8. Political awarenness
a. Termasuk ke dalam organisasi dan berpartisipasi dalam kegiatan dalam memajukan perpustakaan dan pustakawan.
b. Memungkinkan untuk mengidentifikasi dan memperoleh dukungan dari rekan untuk mengimbangi kekuatan dan kelemahan organisasi dan untuk memperoleh sumber daya dan bantuan untuk mendukung pencapaian tujuan bersama.
9. Administration
a. Mengidentifikasi, mengembangkan, mengelola, dan mengevaluasi sumber daya internal dan eksternal untuk mendukung misi organisasi.
b. Mengembangkan kebijakan – kebijakan dan prosedur – prosedur untuk menjalankan fungsi perpustakaan secara efektif dan efisien. c. Merupakan pengetahuan akan kekuatan, kelemahan, kesempatan,
dan tantangan di dalam organisasi.
Special Library Association dalam Dewiyana (2006: 24-26) membagi kompetensi profesional menjadi empat kompetensi utama dan masing – masing
ditambah dengan keterampilan khusus sebagai berikut.
1. Melaksanakan organisasi Informasi Keterampilan khusus :
a. Menyesuaikan dan mendukung organisasi informasi dengan peraturan strategis organisasi induknya dan kelompok pelanggan utama melalui kerja sama dengan Stakeholders dan rekanan.
b. Menilai dan mengkomunikasikan isi organisasi informasi, meliputi layanan, produk, dan kebijakan informasi kepada atasan, Stakeholders dan kelompok pengguna.
c. Menyelenggarakan manajemen yang efektif, manajemen operasional dan keuangan yang memproses dan melaksanakan pertimbangan keuangan dan yang bernuansa bisnis dalam pembuatan keputusan dengan menyeimbangkan antara pertimbangan operasional dan pertimbangan strategis.
e. Membangun dan memimpin suatu tim layanan informasi secara efektif dan mengusahakan pengembangan profesional dan individu masyarakat yang bekerja dalam pengorganisasian informasi.
f. Memasarkan layanan dan produk informasi secara formal dan informal, melalui web dan komunikasi fisik.
g. Mengumpulkan keuntungan terbaik untuk mendukung keputusan – keputusan tentang pengembangan layanan dan produk baru, memodifikasi layanan terbaru atau menghilangkan layanan – layanan untuk memperbaiki tampilan layanan informasi yang ditawarkan.
h. Memberi saran pada organisasi tentang hak cipta atau terbitan intelektual serta pelaksanaannya.
2. Mengelola Sumber Informasi Keterampilan khusus :
a. Mengelola siklus hidup informasi secara penuh mulai dari penciptaan, pengadaan, sampai pemusnahannya. Termasuk mengorganisasi, mengkategori, mengkatalogisasi, mengklasifikasi, menyebarkan, membuat, dan mengelola taksonomi materi internet dan eksternet, tesaurus, dan lain – lain.
b. Membangun suatu koleksi yang dinamik tentang sumber – sumber informasi berdasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan informasi pelanggan dan pembelajaran, pekerjaan dan atau protes bisnis mereka.
c. Menggunakan pengetahuannya tentang isi dan format sumber informasi, termasuk kemampuan mengevaluasi secara kritis, menyeleksi dan menyaringnya.
d. Menyediakan akses terhadap sumber – sumber informasi yang diterbitkan secara internal atau eksternal, dan mengembangkan isi melalui penggorganisasian dengan menggunakan perangkat akses informasi.
e. Merundingkan pembelian dan lisensi produk dan layanan informasi yang dibutuhkan.
f. Mengembangkan kebijakan – kebijakan organisasi yang diterbitkan secara internal maupun sumber – sumber informasi yang diciptakan secara eksternal dan memberi saran terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakannya.
3. Mengelola layanan informasi Keterampilan khusus :
a. Mengembangkan dan memelihara portofolio layanan informasi yang cost-affictive bagi pelanggan, yang disesuaikan dengan aturan strategis organisasi pelanggannya.
c. Meneliti dan menganalisa, dan mensistesakan informasi ke dalam jawaban yang akurat atau informasi pelanggan yang diambil, dan menjamin pelanggan memiliki peralatan atau kemampuan untuk mempraktikkannya.
d. Mengembangkan dan menggunakan matriks untuk memperbaiki kualitas dan nilai informasi yang ditawarkan, dan mengambil tindakan yang sesuai untuk menjamin setiap portofolio yang sesuai. e. Menggunakan manajemen yang berbasis keuntungan untuk
menggambarkan nilai dan memperbaiki sumber dan layanan informasi secara berkelanjutan.
4. Menggunakan peralatan dan teknologi Keterampilan khusus :
a. Memperkirakan, memilih, dan menggunakan peralatan – peralatan informasi yang terbaru dan menciptakan akses informasi dan menawarkan solusinya.
b. Menggunakan pengetahuan tentang pangkalan data, pengindeksan, metadata, serta analisa dan sintesa informasi untuk memperbaiki penelusuran informasi dan menggunakannya dalam organisasi. c. Melindungi rahasia informasi pelanggan dan memelihara kesiagaan
dan merespon peluang – peluang baru untuk kerahasiaan.
d. Memelihara kesiagaan teknologi terbaru yang muncul, yang mungkin sekarang tidak sesuai tetapi mungkin cocok untuk sumber-sumber, layanan, untuk penggunaan informasi di masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian di atas, menjelaskan bahwa keterampilan yang harus
dimiliki pustakawan yang memiliki kompetensi profesional adalah keterampilan
dalam mengorganisasi informasi, mengelola sumber informasi, mengelola layanan
informasi, serta pemenfaatan teknologi.
2.3.6 Kompetensi Individu
California Library Association (2007), menyatakan kompetensi individu
dibagi menjadi tujuh bagian utama :
1. Services commitment
a. Memperhatikan tujuan pengguna dan memberikan bantuan kepada pengguna untuk memperoleh tujuannya.
b. Menunjukkan sikap pengertian dan rasa hormat terhadap perbedaan.
c. Menunjukkan tanggung jawab terhadap layanan pengguna. 2. Flexibility
b. Mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.
c. Memiliki keyakinan terhadap visi organisasi, memiliki kesabaran dalam menunggu sebelum mengambil tindakan
d. Mengetahui dan mengatur perubahan secara efektif e. Bersedia menerima resiko.
3. Leadership
a. Menjadi teladan yang patut diikuti oleh orang lain.
b. Menghargai kontribusi orang lain dan membantu mereka untuk memperoleh kemampuan.
4. Ethics
a. Menyenangkan bawahan, co-workers, pelanggan, saingan dan leveransir (suppliers) dengan kejujuran dan rasa hormat, dan sikap adil.
b. Melindungi dan menilai pelanggan secara rahasia dan perlindungan terhadap organisasi.
5. Vision
Mampu memandang ke depan, mampu memberi pengarahan dengan jelas dan mendaftarkan orang lain untuk memperolehnya.
6. Communication
a. Berbagi apa yang telah dipelajari kepada orang lain. b. Berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
7. Self-motivation
a. Bertanggung jawab dalam mengelola dan mengembangkan karir orang lain di dalam dan luar organisasi, termasuk tanggung jawab untuk mempelajari kemampuan pribadi secara berkala.
b. Mengambil inisiatif dan menunjukkan inovasi.
c. Mencari kesempatan untuk membantu tujuan pribadi orang lain dan organisasi.
Masing-masing pustakawan layanan sirkulasi haruslah memiliki
kompetensi individu, kompetensi individu berdasarkan California Library Association dibagi berdasarkan 7 bagian utama, yaitu ; komitmen pada pelayanan, fleksibel, memiliki jiwa kepemimpinan, etika yang baik, memiliki visi yang jelas,
mampu berkomunikasi dengan baik, mampu memotivasi diri.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 28), menyatakan
kompetensi yang harus dimiliki pustakawan meliputi :
1. Memiliki komitmen untuk memberikan layanan yang terbaik.
2. Mampu mencari peluang dan melihat kesempatan baru, baik di dalam maupun di luar perpustakaan.
3. Berpandangan luas.
4. Mampu mencari mitra kerja.
7. Dapat bekerjasama secara baik dalam suatu tim kerja. 8. Memiliki sifat kepemimpinan.
9. Mampu merencanakan, memprioritaskan dan memusatkan pada suatu hal yang kritis.
10.Memiliki sifat positif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
individu yang harus dimiliki oleh pustakawan profesional yaitu mencakup sikap
pustakawan atau pelayanan terhadap pengguna, mampu berkomunikasi dengan
baik, fleksibel terhadap perkembangan yang terjadi di lingkungan perpustakaan,
serta bertanggung jawab terhadap setiap kebijakan.
2.3.7 Kompetensi Penilaian
Penilaian merujuk pada proses pengkonfirmasian bahwa seseorang telah
mencapai kompetensi. Ini adalah proses pengumpulan bukti dan membuat
kebenaran pada kemajuan menuju kepemuasan kriteria kinerja yang disusun
dalam standart atau keluaran pembelajaran. Pada poin yang sesuai, suatu
pembenaran disusun untuk menentukan apakah kecakapan telah dicapai atau
tidak.
Penilaian di tempat kerja memiliki keahlian dan pemahaman pembelajaran
pekerjaan, dengan tekanan tertentu pada standar kompetensi untuk penilaian.
Penilaian, dalam pendekatan berbasis kompetensi terhadap pembelajaran adalah
krietria yang direferensikan. Ini berarti mengidentifikasi pencapaian apa saja pada
pustakawan tentang keluaran yang telah ditetapkan, dan tidak berkaitan dengan
kinerja mereka terhadap orang lain.
Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai penilaian tempat kerja,
seseorang harus menunjukkan kompetensi terhadap kriteria penilaian semua
keluaran pembelajaran dari unit kompetensi yang disyaratkan. Tingkatan
kompetensi dapat diharapkan dari penilaian berkompeten di tempat kerja.
Tingkatan ini memberikan pendekatan terencana dan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja.
Menurut Sofo, (1999: 151) penilai adalah orang-orang yang memberi
perlengkapan untuk memainkan peran utama dalam memberi penilaian dan
meningkatkan tingkat kompetensi dalam perpustakaan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan
adanya penilaian dari orang – orang yang memberi pembenaran kehlian staf lain
dalam perpustakaan. Tujuan dari penilaian adalah untuk dapat meningkatkan
prestasi kerja pustakawan pada perpustakaan perguruan tinggi.
2.3.8 Jabatan Fungsional Pustakawan
Jabatan fungsional Pustakawan di Indonesia mulai diterapkan sejak tahun
1988 yaitu dengan terbitnya SK Menpan nomor 18/1988. Penerapan jabatan
fungsional ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan pegawai sekaligus untuk menetapkan dan mengukur kompetensi
pegawai perpustakaan melalui sistem penilaian pelaksanaan pekerjaan. Jenjang
jabatan diukur berdasarkan prestasi yang dimilikinya yang dicerminkan dengan
nilai kredit kumulatif yang dicapai oleh pegawai yang bersangkutan. Dengan
demikian maka seseorang yang menduduk i jabatan tertentu ia telah memiliki
kompetensi untuk jabatan tersebut.
Jabatan fungsional pustakawan saat ini diatur dalam Keputusan Menpan
nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan
Angka Kreditnya. Menurut KepMenpan tersebut jabatan fungsional pustakawan
adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu
serta bersifat mandiri. Sedangkan yang dimaksud dengan pustakawan adalah
Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi di
instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
Pustakawan terdiri dari Pustakawan Tingkat Terampil adalah pustakawan
yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah –
Diploma bidang lain yang disetarakan, dan Pustakawan Tingkat Ahli adalah
pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali
serendah – rendahnya Sarjana perpustakaan, dokumentasi dan informasi atau
Sarjana bidang lain yang disetarakan. Sedangkan yang dimaksud dengan Unit
perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah unit kerja yang memiliki sumber
daya manusia minimal seorang pustakawan, ruangan/tempat khusus dan koleksi
bahan pustaka sekurang-kurangnya 1.000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang
sesuai dengan jenis dan misi perpustakaan yang bersangkutan serta dikelola
menurut sistem tertentu.
KepMenpan 132/KEP/M.PAN/12/2002 ini dikenal dua kelompok
pustakawan yaitu: (1) Pustakawan Tingkat Terampil yang terdiri dari 3 (tiga)
jenjang jabatan seperti pustakawan pelaksana, pustakawan pelaksana lanjutan, dan
pustakawan penyelia; dan (2) Pustakawan Tingkat Ahli yang terdiri dari 4 (empat)
jenjang jabatan seperti pustakawan pertama, pustakawan muda, pustakawan
madya, dan pustakawan utama.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa jabatan
fungsional pustakawan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau
ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. Pustakawan tersebut haruslah memiliki
pendidikan serendah – rendahnya Diploma II (D-II).
Menurut Badan Kepegawaian Negara (2004), standar kompetensi jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) meliput i :
1. Kompetensi dasar (threshold competency) adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap pejabat.
2. Kompetensi bidang (differentiating competency) adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap pejabat fungsional sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor : 13 tahun tahun perwujudan tujuan
pembangunan nasional memerlukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang netral,
mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, professional dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugas serta penuh kesetiaan dan ketaatan pada
Indonesia, sejalan dengan itu, perlu memperhatikan kualitas profesionalisme
dalam memberikan pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan dan keinginan
pengguna perpustakaan.
Menurut Badan Kepegawaian Negara, 2004, konsep profesionalisme
mempunyai ciri-ciri yaitu : 1. Menguasai bidang pengetahuannya 2. Komitmen
pada kualitas 3. Dedikasi pada kepentingan masyarakat 4. keinginan untuk
membantu masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pustakawan
merupakan pegawai negeri sipil yang harus terus menerus meningkatkan
kompetensinya sebagai pustakawan, baik baik kompetensi dasar maupun
kompetensi bidang masing – masing.
2.4 Pustakawan
2.4.1 Pengertian Pustakawan
Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di perpustakaan, melaksanakan
kegiatan perpustakaan dan merupakan tenaga profesional, sebagaimana
dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki (1991: 159), “Pustakawan adalah tenaga
profesional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku”.
Sedangkan menurut Suhernik (2006: 73) menyatakan bahwa, “Pustakawan
adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya
berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya
melalui pendidikan”.
Definisi yang lebih jelas terdapat dalam Buku Jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kreditnya (2006: 3) menyebutkan bahwa :
Untuk dapat disebut sebagai pustakawan harus memenuhi beberapa
persyaratan. Pustakawan Indonesia yang ideal harus memiliki beberapa
persyaratan. Menurut Suhernik (2006: 73) ada beberapa persyaratan antara lain
sebagai berikut :
1. Aspek Professional.
Pustakawan Indonesia berpendidikan formal ilmu pengetahuan. Pustakawan juga dituntut gemar membaca, trampil, kreatif, cerdas, tanggap, berwawasan luas, berorientasi ke depan, mampu menyerap ilmu lain, objektif (berorientasi pada data) generalis di satu sisi, tetapi memerlukan disiplin ilmu tertentu di pihak lain, berwawasan lingkungan, mentaati etika profesi pustakawan, mempunyai motivasi tinggi, berkarya di bidang kepustakawanan dan mampu melaksanakan penelitian dan penyuluhan.
2. Aspek Kepribadian dan Perilaku.
Pustakawan Indonesia harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral Pancasila, mempunyai tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan, memiliki etos kerja yang tinggi, mandiri, loyalitas yang tinggi terhadap profesi, luwes, komunikatif dan bersikap suka melayani, ramah dan simpatik, terbuka terhadap kritik dan saran, selalu siaga dan tanggap kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, berdisiplin tinggi dan menjunjung tinggi etika pustakawan Indonesia.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pustakawan merupakan tenaga professional yang melaksanakan kegiatan
perpustakaan juga sebagai Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi
dan informasi instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
2.4.2 Jenjang Jabatan dan Pangkat Pustakawan
Pustakawan dapat menduduki jenjang jabatan dan pangkat pustakawan
dalam suatu organisasi sesuai dengan pengetahuan dan tingkat pendidikan yang
dimilikinya. Definisi jabatan fungsional pustakawan dalam Buku Jabatan
Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2006: 5) adalah, “Jabatan karier
Negeri Sipil”. Selanjutnya dalam Buku Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya
(2006: 7) dijelaskan pada lampiran.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jabatan fungsional
pustakawan merupakan jabatan fungsional yang terdiri dari dua tingkatan :
1. Pustakawan Tingkat Terampil yang terdiri dari Pustakawan Pelaksana
Pustakawan Pelaksana Lanjutan dan Pustakawan Penyelia.
2. Pustakawan Tingkat Ahli yang terdiri dari Pustakawan Pertama,
Pustakawan Muda, Pustakawan Madya dan Pustakawan Utama.
2.4.3 Pekerjaan atau Tugas pustakawan
Pustakawan yang setiap harinya di perpustakaan melaksanakan tugas
kepustakawanan untuk pengembangan perpustakaan. Pekerjaan kepustakawanan
yang terdapat dalam Buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka kreditnya
(2006: 4) adalah :
Pekerjaan Kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi baik dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multimedia, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, termasuk pengembangan profesi.
Sedangkan dalam melaksanakan kegiatan kepustakawanan,
masing-masing pustakawan memiliki tugas pokok yang harus dikerjakan. Tugas pokok
pustakawan dapat di rinci berdasarkan jabatan fungsional pustakawannya. Seperti
yang terdapat dalam Buku Jabatan Fungsional Pustakawan, sebagaimana
dinyatakan Buku Jabatan Funsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2006: 5)
sebagai berikut :
1. Tugas pokok Pustakawan Tingkat Terampil meliputi pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
Berdasarkan Buku Jabatan Funsional Pustakawan dan Angka Kreditnya,
pustakawan layanan sirkulasi haruslah memiliki tugas pokok sesuai dengan
tingkat dan jabatannya, yaitu tingkat terampil dan tingkat ahli.
2.5 Prestasi Kerja
2.5.1 Pengertian Prestasi Kerja
Penilaian tentang prestasi kerja individu pustakawan semakin penting
ketika perpustakaan akan melakukan reposisi pustakawan. Artinya bagaimana
pustakawan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi
kerja tersebut. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program
pengembangan sumber daya manusia sacara optimum. Pada gilirannya prestasi
kerja individu akan mencerminkan derajat kompetensi suatu perpustakaan.
Menurut Soeprihanto (2001 : 7), prestasi kerja seorang pustakawan pada
dasarnya adalah hasil kerja seorang pustakawan selama periode tertentu
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target, sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Menurut Hasibuan (2002 : 93), prestasi kerja adalah hasil kerja yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta
waktu. Menurut Ilyas (1999 : 55), prestasi kerja adalah penampilan hasil karya
personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Prestasi kerja
dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel.
Agar mempunyai prestasi kerja yang baik, seseorang harus mempunyai
keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Dengan
kata lain, prestasi kerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara
pekerjaan dan kemampuan. Prestasi kerja individu dipengaruhi oleh kepuasan
kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya.
Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya