• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

ADJEKTIVA BERTARAF DAN ADJEKTIVA TIDAK

BERTARAF PADA HARIAN KOMPAS

SKRIPSI

Oleh

M. HISYAM KUDADIRI

NIM 040701011

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Maret 2009

(3)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

ADJEKTIVA BERTARAF DAN ADJEKTIVA TIDAK

BERTARAF PADA HARIAN KOMPAS

OLEH

M. HISYAM KUDADIRI

ABSTRAK

(4)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kapada Allah Swt. yang telah memberikan banyak rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, antara lain berupa kesempatan mengecap pendidikan dan selesainya skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Sastra USU. 2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum., sebagai Ketua Departemen Sastra

Indonesia, Fakultas Sastra USU yang telah memberikan dukungan kepada penulis mengikuti perkuliahan di Departemen Sastra Indonesia.

3. Bapak Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum., sebagai Pembantu Dekan III dan sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak dan sabar memberikan bimbingan serta dukungan selama penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Dardanila, M.Hum., sebagai dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis mengikuti perkuliahan.

6. Ibu Dra. Sugihana Sembiring, M.Hum., sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

(5)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

8. Kedua orang tua tercinta, ayahanda (Alm.) Drs. H. Martab Kudadiri, Lc., M.A. dan ibunda Farida yang dalam keadaan bagaimanapun senantiasa memberikan kepada penulis dua hal sederhana namun sangat berarti, kasih sayang dan doa. Skripsi ini hanyalah persembahan kecil atas dua hal besar itu.

9. Kakanda Ummi Nadhrah atas motivasi, kakanda Fathiyah atas pelajaran hidup, dan adinda Mhd. Farid atas hiburannya.

10. Teman-teman, senior, dan junior di Departemen Sastra Indonesia khususnya stambuk 2004, Wanto, Ori, Ricky, Lemon, Nicco, Indah, Dian, Yeni, Fanny, Retna, Rita, Rika, Nona, Nova, dan lain-lain yang tidak mungkin penulis cantumkan namanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca dan menjadi cikal bakal karya tulis lainnya.

Medan, Maret 2009

(6)
(7)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

2.3.1 Tingkat Kualitas ... 36

2.3.1.1 Tingkat positif ... 37

2.3.1.2 Tingkat intensif ... 38

2.3.1.3 Tingkat elatif ... 39

2.3.1.4 Tingkat eksesif ... 42

2.3.1.5 Tingkat augmentatif ... 44

2.3.1.6 Tingkat atenuatif ... 46

2.3.2 Tingkat Bandingan ... 47

2.3.2.1 Tingkat ekuatif ... 47

2.3.2.2 Tingkat komparatif ... 49

2.3.2.3 Tingkat superlatif ... 52

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan dan Saran ... 55

3.1.1 Simpulan ... 55

3.1.2 Saran ... 55

(8)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan universal yang memiliki banyak fungsi. Di antara banyak fungsi yang dimiliki oleh bahasa, fungsinya sebagai alat komunikasi menempati urutan pertama. Sementara komunikasi bertujuan mentransformasikan ide atau maksud di antara mereka yang melakukan komunikasi itu. Maka, apabila ide atau maksud tidak berhasil disampaikan dalam suatu komunikasi, komunikasi itu dianggap tidak efektif bahkan gagal.

Kridalaksana (dalam Chaer, 1994: 33) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan hasil dari aktivitas manusia. Melalui bahasa akan terungkap suatu hal yang ingin disampaikan pembicara kepada pendengar, penulis kepada pembaca, dan penyapa kepada pesapa. Hal tersebut berupa informasi-informasi, baik yang berupa lisan maupun yang berbentuk tulisan.

(9)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

misalnya, adjektiva cantik bila diteliti lebih lanjut sesungguhnya memiliki relativitas makna. Adjektiva cantik memiliki makna yang bertingkat sehingga dari kata cantik itu timbul interpretasi berbeda tentang keadaan yang disebut ‘cantik’ seperti ‘sangat cantik’, ‘cantik’, dan ‘agak cantik’, tergantung dari bagaimana dan ukuran apa yang digunakan dalam menilai hal ‘cantik’. Adjektiva seperti ini disebut adjektiva bertaraf, yakni adjektiva yang memungkinkan untuk diungkapkannya suatu kualitas sifat. Di samping itu, ada pula yang dinamakan adjektiva tidak bertaraf. Adjektiva tidak bertaraf adalah adjektiva yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan saja dan tidak mungkin mengungkapkan berbagai tingkat kualitas. Dalam kalimat Bilangan prima selalu beranggotakan bilangan ganjil, misalnya, adjektiva ganjil hanya memiliki satu makna yang statis saja. Tidak ada makna yang bertingkat dalam keadaan yang disebut ‘ganjil’ seperti ‘sangat ganjil’ atau ‘agak ganjil’, sehingga interpretasi yang timbul sama. Maka, kalau keadaannya ‘tidak ganjil’, pastilah keadaan itu disebut ‘genap’.

(10)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

ini juga tidak dilakukan dalam ranah tata bahasa generatif, tetapi dalam ranah semantik. Selain itu, penelitian kali ini tidak mengambil contoh kasus pada bahasa etnik, tetapi pada bahasa surat kabar yakni harian Kompas.

Harian Kompas adalah salah satu harian berskala nasional dengan jumlah oplah terbanyak. Harian berbahasa Indonesia ini terbit pertama kali pada 28 Juni 1965. Dibandingkan dengan beberapa harian lokal, harian ini lebih taat terhadap kaidah-kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia dalam penulisan kalimat-kalimat berita. Di dalam kalimat-kalimat berita itu, banyak dijumpai kelas kata adjektiva. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian adjektiva pada harian Kompas

karena kelas kata adjektiva memiliki perilaku semantis yang unik seperti yang dipaparkan di atas, serta karena harian Kompas memiliki keunggulan-keunggulan bila dibandingkan dengan harian lain, terlebih harian lokal. Selain itu, karena suatu media massa mempunyai dampak besar bagi masyarakat, dalam hal ini harian Kompas memiliki dampak besar terhadap banyak pembacanya yang tersebar di nusantara, maka penulis merasa penelitian ini relevan untuk dilakukan.

1.1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka pokok permasalahan yang akan dibicarakan adalah:

1. Bagaimanakah jenis-jenis adjektiva bertaraf yang terdapat pada harian

Kompas edisi Maret 2008?

(11)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

3. Bagaimanakah penarafan adjektiva yang terdapat pada harian Kompas

edisi Maret 2008?

1.2 Batasan Masalah

Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Batasan ini sangat penting dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, serta tujuan dari penelitian dapat tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada adjektiva bertaraf dan adjektiva tidak bertaraf yang terdapat dalam tulisan-tulisan pada harian Kompas terbitan bulan Maret 2008, yakni mulai tanggal 1 hingga 30 Maret 2008 yang meliputi halaman pertama hingga halaman terakhirnya.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dibicarakan, penelitian tentang adjektiva bertaraf dan adjektiva tidak bertaraf pada harian Kompas memilki tujuan yakni:

1. mendeskripsikan jenis-jenis adjektiva bertaraf pada harian Kompas edisi Maret 2008,

2. mendeskripsikan jenis-jenis adjektiva tidak bertaraf pada harian Kompas

edisi Maret 2008, dan

(12)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang adjektiva bertaraf dan adjektiva tidak bertaraf pada harian Kompas diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. menambah wawasan kebahasaan pembaca mengenai perilaku semantis, khususnya perilaku semantis kelas kata adjektiva,

2. menjadi bahan perbandingan kepada peneliti-peneliti lainnya yang akan menganalisis hal yang sama di bidang linguistik, khususnya yang ingin meneliti adjektiva pada surat kabar, dan

3. menjadi bahan masukan bagi para pembaca surat kabar khususnya harian Kompas agar dapat membaca secara cerdas.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

(13)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

digunakan untuk mencatat kata-kata yang telah disadap dari suatu kalimat yang mengandung kelas kata adjektiva.

1.4.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data

Metode dalam mengkaji adjektiva bertaraf dan adjektiva tidak bertaraf pada harian Kompas ini adalah metode agih (Sudaryanto, 1993:15). Penggunaan metode agih dilakukan dengan menggunakan alat penentu berupa bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Sedangkan teknik dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik baca markah atau BM. Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ini adalah “Membaca Markah”. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah pemarkah itu (baik secara sintaksis, morfologis, ataupun dengan cara yang lain lagi) menunjukkan suatu kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu; dan kemampuan pembaca membaca pemarkah itu (marker) berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 95).

Contoh: Jaksa Agung Hendarman Supandji, Minggu (2/3), mengaku kecewa dan

marah menyusul penangkapan jaksa Urip Tri Gunawan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK di Jakarta.

(Kompas 3 Maret, hlm 1)

(14)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

harapan. Sedangkan kata marah memilki arti merasa sangat tidak senang karena suatu hal.

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Semantik

Kata semantik (dalam bahasa Inggris: semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Jadi, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti (Chaer, 1994:2).

Kata semantik yakni sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya atau bidang studi linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Semantik juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti. Oleh karena itu, makna merupakan objek semantik.

(15)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

1.5.2 Adjektiva

Beberapa pakar linguistik telah mencoba memberikan rumusan mengenai adjektiva. Alwi (2000: 171) menyatakan bahwa adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Sementara Keraf (1969: 90-100, dalam Ramlan, 1985: 44) berpendapat bahwa berdasarkan bentuknya, semua kata yang dapat mengambil bentuk “se+reduplikasi kata dasar+nya” dicalonkan sebagai adjektiva, misalnya kata ‘setinggi-tingginya’, ‘seburuk-buruknya’, dsb. dan berdasarkan kelompok kata semua adjektiva dapat diterangkan oleh kata paling, lebih, dan sekali.

Menurut Alwi (2000: 172-177) dari segi perilaku semantisnya adjektiva dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni adjektiva bertaraf dan adjektiva tidak bertaraf.

Adjektiva bertaraf adalah adjektiva yang mengungkapkan suatu tingkatan kualitas. Adjektiva bertaraf terdiri atas adjektiva pemeri sifat, adjektiva ukuran, adjektiva warna, adjektiva waktu, adjektiva jarak, adjektiva sikap batin, dan adjektiva cerapan. Sedangkan adjektiva tidak bertaraf menempatkan acuan nomina yang diwatasinya di dalam kelompok atau golongan tertentu. Adjektiva tidak bertaraf selanjutnya tidak dibagi-bagi lagi ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, sebagaimana adjektiva bertaraf.

(16)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

(1) Adjektiva bertaraf

Adjektiva bertaraf adalah adjektiva yang memungkinkan untuk diungkapkannya tingkatan-tingkatan atau taraf-taraf kualitas. Adjektiva bertaraf dapat dibagi menjadi empat macam seperti berikut ini.

a) Adjektiva pemeri sifat

Adjektiva pemeri sifat jenis ini dapat memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental.

Contoh: aman, bersih, ganas, kebal, dangkal, indah, cocok. b) Adjektiva ukuran

Adjektiva ukuran mengacu kepada kualitas yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif.

Contoh: berat, ringan, tinggi, panjang, pendek, besar, kecil, rendah, tebal, tipis, luas, lapang, sempit, rendah.

c) Adjektiva warna

Adjektiva warna mengacu ke berbagai warna seperti: merah, kuning, hijau, biru, hitam, putih, jingga, lembayung.

Nama warna lain banyak yang diambil dari nama buah atau tumbuhan seperti cokelat, sawo (matang), kopi (susu). Di samping itu, ada beberapa unsur serapan dari bahasa asing, seperti oranye dan krem.

d) Adjektiva waktu

Adjektiva waktu mengacu ke masa, proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas.

(17)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

e) Adjektiva jarak

Adjektiva jarak mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina.

Contoh: jauh, dekat, lebat, suntuk, rapat, renggang, akrab. f) Adjektiva sikap batin

Adjektiva sikap batin bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan.

Contoh: bahagia, bangga, benci, berahi, berani, cemas, lembut, gembira, heran, iba, jahat, jemu, kagum, kasih, ngeri, pening, ragu-ragu, rindu, risau, sakit, sayang, sedih, segan, takut, yakin.

Kelompok adjektiva ini dekat dengan verba dalam perilaku sintaksisnya. Di satu pihak kelompok adjektiva ini dapat menyatakan berbagai tingkat kualitas dan tingkatan bandingan, di pihak lain jenis adjektiva ini dapat diikuti preposisi seperti akan, pada, terhadap, atas, tentang sebagaimana halnya perilaku verba. g) Adjektiva cerapan

Adjektiva cerapan bertalian dengan pancaindera, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pencitarasaan.

Contoh: penglihatan : gemerlap, suram, terang.

pendengaran : bising, garau, jekas, merdu, nyaring, serak. penciuman : anyir, busuk, harum, semerbak, tengik, wangi. perabaan : basah, halus, kasar, keras, kesat, lembab, lembut,

licin, tajam.

(18)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Ciri yang menarik pada adjektiva cerapan dalam kalimat ialah sering terjadinya gejala sinestesi. Artinya, ada penggabungan indera yang bertalian dengan nomina dan adjektiva yang mengacu kepada dua macam cerapan yang berbeda.

Contoh: Sungguh harum (penciuman) namanya (pendengaran). Kucing itu tajam (perabaan) penglihatan matanya.

Kami diterima dengan muka (penglihatan) asam (pencitarasaan).

(2) Adjektiva tidak bertaraf

Adjektiva tidak bertaraf menempatkan acuan nomina yang diwatasinya di dalam kelompok atau golongan tertentu. Kehadirannya di dalam lingkungan itu tidak dapat bertaraf-taraf. Sesuatu ada di dalamnya atau di luarnya.

Contoh: abadi, buntu, gaib, ganda, genap, kekal, sah, tentu, tunggal, bulat, bengkok, lurus.

(19)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

adjektiva bentuk seperti adjektiva bulat. Pada frasa tekad yang bulat kata bulat

termasuk adjektiva bertaraf. Kebulatan tekad itu dapat bertaraf-taraf kualitasnya sehingga dapat dikatakan lebih bulat, kurang bulat, dan sangat bulat. Namun, pada kalimat Bola itu bulat kata bulat merupakan adjektiva tidak bertaraf. Pada pemakaian seperti itu bola yang tidak bulat pastilah berbentuk lonjong atau bentuk-bentuk lain selain bentuk bulat.

(3) Penarafan adjektiva

Adjektiva bertaraf dapat menunjukkan berbagai tingkat kualitas atau intensitas dan berbagai tingkat bandingan. Pembedaan tingkat kualitas atau intensitas dinyatakan dengan pewatas seperti benar, sangat, terlalu, agak, dan

makin. Pembedaan tingkat bandingan dinyatakan dengan pewatas seperti lebih, kurang, dan paling.

a) Tingkat kualitas

Berbagai tingkat kualitas secara relatif menunjukkan tingkat intensitas yang lebih tinggi atau lebih rendah. Ada enam tingkat kualitas atau intensitas: 1. Tingkat positif

Tingkat positif, yang memerikan kualitas atau intensitas maujud yang diterangkan, dinyatakan oleh adjektiva tanpa pewatas.

Contoh: Indonesia kaya akan hutan. 2. Tingkat intensif

Tingkat intensif, yang menekankan kadar kualitas atau intensitas, dinyatakan, dengan memakai pewatas benar, betul, atau sungguh.

(20)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

3. Tingkat elatif

Tingkat elatif yang menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi, dinyatakan dengan memakai pewatas amat, sangat, atau sekali. Untuk memberi tingkatan yang lebih pada tingkat elatif, orang kadang-kadang menggunakan kombinasi dari pewatas itu: amat sangat ... atau (amat) sangat ... sekali.

Contoh: Orang itu memang amat sangat bodoh. 4. Tingkat eksesif

Tingkat eksesif, yang mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang berlebih, atau yang melampaui batas kewajaran, dinyatakan dengan memakai pewatas terlalu, terlampau, dan kelewat.

Contoh: Mobil itu terlalu mahal.

Tingkat eksesif juga dapat dinyatakan dengan penambahan konfiks ke-an pada adjektiva.

Contoh: Anda membeli mobil itu kemahalan. 5. Tingkat augmentatif

Tingkat augmentatif, yang menggambarkan naiknya atau bertambahnya tingkat kualitas atau intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas makin ...,

makin ... makin ..., atau semakin ... Contoh: Sutarno menjadi makin kaya.

(21)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

6. Tingkat atenuatif

Tingkat atenuatif, yang memerikan penurunan kadar kualitas atau pelemahan intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas agak atau sedikit. Contoh: Saya merasa agak tertarik membaca novel itu.

b) Tingkat bandingan

Pada pembandingan dua maujud atau lebih dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas atau intensitasnya dapat setara atau tidak setara. Tingkat yang setara disebut tingkat ekuatif. Tingkat yang tidak setara dibagi dua: tingkat komparatif dan tingkat tingkat superlatif.

1. Tingkat ekuatif

Tingkat ekuatif mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang sama atau hampir sama. Peranti bahasa yang digunakan ialah bentuk se- yang ditempatkan di depan adjektiva.

Contoh: Tuti secantik ibunya. 2. Tingkat komparatif

Tingkat lomparatif mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang lebih atau yang kurang. Pewatas yang dipakai ialah lebih ... daripada ..., kurang ... daripada ..., dan kalah ... dengan/daripada.

Contoh: Mangga arumanis lebih enak daripada mangga golek. 3. Tingkat superlatif

(22)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

adjektiva yang bersangkutan. Adjektiva superlatif dapat diikuti frasa yang berpreposisi dari, antara, di antara, dari antara beserta nomina yang dibandingkan.

(23)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Adjektiva Bertaraf pada Harian Kompas

Adjektiva bertaraf adalah adjektiva yang memungkinkan untuk diungkapkannya tingkatan-tingkatan atau taraf-taraf kualitas. Adjektiva bertaraf dapat dibagi atas beberapa bagian sebagai berikut.

2.2.1 Adjektiva Pemeri Sifat

Adjektiva pemeri sifat adalah salah satu jenis adjektiva yang dapat memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental.

Contoh:

1) Presiden meminta semua aparat terkait kasus dugaan penyuapan ini diusut karena tak ada yang kebal hukum di Indonesia, (Kompas 4 Maret, hlm.1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva pemeri sifat. Adjektiva pemeri sifat tersebut ditandai dengan pemarkah kebal. Kata kebal digunakan untuk memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Kata kebal memiliki arti tidak mempan atau tidak dapat terkena dan terjerat oleh sesuatu.

2) Indonesia merupakan laboratorium yang bagus untuk membuktikan bahwa agar efektif, pengadilan memerlukan kekuatan politik di belakangnya,

(Kompas 4 Maret, hlm. 6)

(24)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Kata bagus

memiliki arti bersifat baik sekali.

3) Medvedev adalah seorang yang hebat, muda, tampan, dan energik yang akan meneruskan kerja Putin dan menjadi teladan bagi anak-anak kami.

(Kompas 3 Maret, hlm. 8)

Kalimat di atas mengandung adjektiva pemeri sifat. Adjektiva pemeri sifat tersebut ditandai dengan pemarkah hebat, muda, tampan, dan energik. Kata hebat, muda, tampan, dan energik digunakan untuk memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Kata hebat memiliki arti amat sangat kuat. Kata

muda memiliki arti belum sampai setengah umur. Kata tampan memiliki arti elok rupanya. Sedangkan kata energik memiliki arti penuh energi dan bersemangat.

4) ”Siapa bilang wilayah kami gersang,” sergah Aris Susanto (36), menyanggah isu yang dihembuskan. (Kompas 28 Maret, hlm. 50)

Kalimat di atas mengandung adjektiva pemeri sifat. Adjektiva pemeri sifat tersebut ditandai dengan pemarkah gersang. Kata gersang digunakan untuk memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Kata gersang

memiliki arti kering dan tidak subur.

5) Banyak kasus makanan dari Cina yang mendapatkan keluhan karena makanan yang kurang higienis. (Kompas 12 Maret, hlm. 10)

(25)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Kata higienis

memiliki arti bersih dari kuman dan bebas penyakit.

6) Cerita mereka pun diabadikan lewat sebuah air terjun yang indah dan dikenal dengan nama Coban Rondo. (Kompas 18 Maret, hlm. 36)

Kalimat di atas mengandung adjektiva pemeri sifat. Adjektiva pemeri sifat tersebut ditandai dengan pemarkah indah. Kata indah digunakan untuk memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Kata indah

memiliki arti dalam keadaan bagus dan enak dipandang.

7) Dalam upaya mengantisipasi, Pertamina harus mengaudit pembagian paket tabung dan kompor gas gratis bagi warga DKI yang ternyata berkualitas

buruk. (Kompas 18 Maret, hlm. 1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva pemeri sifat. Adjektiva pemeri sifat tersebut ditandai dengan pemarkah buruk. Kata buruk digunakan untuk memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Kata buruk

memiliki arti dalam keadaan jelek dan tidak menyenangkan.

8) Haris mengakui dirinya sampai harus menyampaikan secara tertulis imbauan kepada warga untuk membeli sendiri pipa gas dengan kualitas yang lebih baik agar pemakaian kompor gas aman. (Kompas 18 Maret, hlm. 1)

(26)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Kata aman memiliki arti terlindung dan bebas dari bahaya.

9) Jika kapal penuh, bisa mengangkat 600 ton. (Kompas 19 Maret, hlm. 53)

Kalimat di atas mengandung adjektiva pemeri sifat. Adjektiva pemeri sifat tersebut ditandai dengan pemarkah penuh. Kata penuh digunakan untuk memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Kata penuh

memiliki arti sudah berisi seluruhnya atau tidak ada yang terluang lagi.

Dari data di atas, adjektiva pemeri sifat yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah sembilan buah.

2.2.2 Adjektiva Ukuran

Adjektiva ukuran adalah salah satu jenis adjektiva yang mengacu kepada kualitas yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif.

Contoh:

10)Seperti diketahui, salah satu distorsi itu adalah terabaikannya prinsip proporsionalitas ketika perolehan suara diterjemahkan ke kursi legislatif sehingga terjadi kesenjangan besar antara perolehan suara dan perolehan kursi. (Kompas 3 Maret, hlm.6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva ukuran. Adjektiva ukuran tersebut ditandai dengan pemarkah besar. Kata besar digunakan untuk menunjukkan suatu sifat yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif. Kata besar

(27)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

11)Setelah kenaikan harga BBM tahun 2005 yang berdampak kian beratnya biaya hidup, pemerintah merencanakan ”pemaksaan pembelian BBM tanpa subsidi.” (Kompas 3 Maret, hlm. 6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva ukuran. Adjektiva ukuran tersebut ditandai dengan pemarkah berat. Kata berat digunakan untuk menunjukkan suatu sifat yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif. Kata berat

memiliki arti sulit atau sukar karena melebihi kemampuan yang dimiliki.

12)Dokter hewan, Sambat Pipattanamatha, Senin (3/3) menuturkan, langkah ini seiring dengan semakin meningkatnya kehidupan sosial ekonomi yang membuat banyak orang yang memiliki binatang piaraan.

(Kompas 4 Maret, hlm. 11)

Kalimat di atas mengandung adjektiva ukuran. Adjektiva ukuran tersebut ditandai dengan pemarkah banyak. Kata banyak digunakan untuk menunjukkan suatu sifat yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif. Kata

banyak memiliki arti besar jumlahnya.

13)Laporan di sejumlah media massa baru-baru ini telah menggerakkan hati nurani saya karena ternyata tarif insentif listrik akan membebani pelanggan kategori kecil dibandingkan kategori besar atau pelanggan menengah.

(Kompas 3 Maret, hlm. 7)

(28)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

sifat yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif. Kata kecil

memiliki arti kurang besar (keadaan dan sebagainya) daripada yang biasa.

14)Setiap hari pula jalanan tersebut macet panjang yang diakibatkan padatnya mobil yang antre masuk ke Sekolah Jubilee yang terletak di Jalan Danau Sunter Utara (dekat Rumah Sakit Kemayoran).

(Kompas 3 Maret, hlm. 7)

Kalimat di atas mengandung adjektiva ukuran. Adjektiva ukuran tersebut ditandai dengan pemarkah panjang. Kata panjang digunakan untuk menunjukkan suatu sifat yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif. Kata

panjang memiliki arti berjarak jauh dari satu ujung ke ujung lainnya.

15)Penurunan harga komoditas di pasar dunia diharapkan mulai terjadi saat musim panas di kawasan Eropa dan Amerika, April hingga Mei 2008.

(Kompas 5 Maret, hlm. 1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva ukuran. Adjektiva ukuran tersebut ditandai dengan pemarkah panas. Kata panas digunakan untuk menunjukkan suatu sifat yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif. Kata panas

memiliki arti hangat yang berlebih atau suhu tinggi yang melebihi suhu biasa.

16)Inflasi ini lebih tinggi daripada inflasi Januari yang tercatat sebesar 7,1 persen. (Kompas 12 Maret, hlm. 10)

(29)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

suatu sifat yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif. Kata tinggi

memiliki arti jauh antaranya dari sebelah bawah.

17)Kalau sudah panen ikan, merekapun tak segan memborong barang mewah, seperti mobil atau barang elektronik yang mahal sekalipun.

(Kompas 19 Maret, hlm. 53)

Kalimat di atas mengandung adjektiva ukuran. Adjektiva ukuran tersebut ditandai dengan pemarkah mahal. Kata mahal digunakan untuk menunjukkan suatu sifat yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif. Kata mahal

memiliki arti harga tinggi.

18)Angka itu menjadi lebih menyeramkan lagi manakala dikaitkan dengan kenyataan masih sangat rendahnya akses masyarakat ke air minum yang bersih. (Kompas 19 Maret, hlm. 46)

Kalimat di atas mengandung adjektiva ukuran. Adjektiva ukuran tersebut ditandai dengan pemarkah rendah. Kata rendah digunakan untuk menunjukkan suatu sifat yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif. Kata

rendah memiliki arti dekat ke bawah dan tidak tinggi.

Dari data di atas, adjektiva ukuran yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah sembilan buah.

2.2.3 Adjektiva Warna

(30)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Contoh:

18)Debu pasir berwarna kuning dari Gurun Gobi, Cina dan Mongolia, Senin (3/3) menyerbu sebagian wilayah barat Korea dan Jepang.

(Kompas 4 Maret, hlm. 10)

Kalimat di atas mengandung adjektiva warna. Adjektiva warna tersebut ditandai dengan pemarkah kuning. Kata kuning digunakan untuk memerikan sifat yang mengacu ke suatu warna. Kata kuning memiliki arti warna yang serupa dengan warna kunyit atau emas murni.

19)Desa Balong adalah desa yang hijau. (Kompas 28 Maret, hlm. 50)

Kalimat di atas mengandung adjektiva warna. Adjektiva warna tersebut ditandai dengan pemarkah hijau. Kata hijau digunakan untuk memerikan sifat yang mengacu ke suatu warna. Kata hijau memiliki arti mengandung atau memperlihatkan warna dasar yang serupa dengan warna daun.

20)Di kubu Partai Demokrat, Senator Illinois Obama diperkirakan menang di Mississippi, di mana lebih dari setengah pemilih Demokrat adalah warga kulit

hitam. (Kompas 12 Maret, hlm. 10)

(31)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

21)Meski harus diakui panoramanya tidak seelok Kuta dan Nusa Dua yang termasyhur karena bibir pantainya yang panjang dan berpasir putih, kawasan Candidasa akan menyuguhi wisatawan yang menginap di sana pemandangan lautan di Selat Lombok yang khas. (Kompas 28 Maret, hlm. 52)

Kalimat di atas mengandung adjektiva warna. Adjektiva warna tersebut ditandai dengan pemarkah putih. Kata putih digunakan untuk memerikan sifat yang mengacu ke suatu warna. Kata putih memiliki arti mengandung atau memperlihatkan warna dasar yang serupa dengan warna kapas.

22)Tangan kanan memegang kain merah, tangan kiri memegang kain putih. (Kompas 3 Maret, hlm.3)

Kalimat di atas mengandung adjektiva warna. Adjektiva warna tersebut ditandai dengan pemarkah merah. Kata merah digunakan untuk memerikan sifat yang mengacu ke suatu warna. Kata merah memiliki arti mengandung atau memperlihatkan warna dasar yang serupa dengan warna darah.

Dari data di atas, adjektiva warna yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah empat buah.

2.2.4 Adjektiva Waktu

Adjektiva waktu adalah salah satu jenis adjektiva yang mengacu ke masa, proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas.

Contoh:

(32)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

(Kompas 5 Maret, hlm. 8)

Kalimat di atas mengandung adjektiva waktu. Adjektiva waktu tersebut ditandai dengan pemarkah lama. Kata lama digunakan sebagai sifat yang mengacu ke masa, proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas. Kata lama memiliki arti panjang masanya.

24)Krisis politik Kremlin dan Gedung Putih kalau terjadi dalam waktu dekat, justru akan membuka peluang Vladimir Putin untuk lebih cepat kembali ke Kremlin. (Kompas 5 Maret, hlm. 6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva waktu. Adjektiva waktu tersebut ditandai dengan pemarkah cepat. Kata cepat digunakan sebagai sifat yang mengacu ke masa, proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas. Kata cepat memiliki arti dalam waktu atau tempo yang singkat.

25)Cepat atau lambat, Kremlin akan berusaha menemukan tradisi yang selama ini terjaga, sebagai pusat kekuasaan. (Kompas 5 Maret, hlm. 6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva waktu. Adjektiva waktu tersebut ditandai dengan pemarkah lambat. Kata lambat digunakan sebagai sifat yang mengacu ke masa, proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas. Kata lambat memiliki arti perlahan-lahan dan tidak cepat.

(33)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Kalimat di atas mengandung adjektiva waktu. Adjektiva waktu tersebut ditandai dengan pemarkah baru. Kata baru digunakan sebagai sifat yang mengacu ke masa, proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas. Kata baru memiliki arti belum lama ada/bekerja.

27)Sesudah sekutu mengalahkan nazi Jerman (1945), dengan lancar semua pelaku kejahatan perang Nazi diadili dan dieksekusi (1946).

(Kompas 4 Maret, hlm.6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva waktu. Adjektiva waktu tersebut ditandai dengan pemarkah lancar. Kata lancar digunakan sebagai sifat yang mengacu ke masa, proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas. Kata lancar memiliki arti tidak tertunda-tunda atau tidak tersendat-sendat, berlangsung dengan baik.

Dari data di atas, adjektiva waktu yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah lima buah.

2.2.5 Adjektiva Jarak

Adjektiva jarak adalah salah satu jenis adjektiva yang mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina.

Contoh:

28)Sebagian lain karena dukungan media yang kebanyakan dekat dengan pemerintah atau partai-partai di Barisan Nasional.

(34)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Kalimat di atas mengandung adjektiva jarak. Adjektiva jarak tersebut ditandai dengan pemarkah dekat. Kata dekat digunakan untuk mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina. Kata dekat

memiliki arti pendek jarak atau antaranya.

29)”Kalau mau dapat ikan seperti dulu harus pergi jauh ke tengah,” katanya. (Kompas 28 Maret, hlm. 50)

Kalimat di atas mengandung adjektiva jarak. Adjektiva jarak tersebut ditandai dengan pemarkah jauh. Kata jauh digunakan untuk mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina. Kata jauh

memiliki arti panjang jarak atau antaranya.

30)Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Selasa (11/3), sepakat mendorong kerja sama yang lebih erat

dalam bidang pendidikan, pertanian, energi, perdagangan, dan pengembangan koperasi. (Kompas 12 Maret, hlm.1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva jarak. Adjektiva jarak tersebut ditandai dengan pemarkah erat. Kata erat digunakan untuk mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina. Kata erat

memiliki arti kuat dan tidak mudah lepas.

31)Terletak di balik hutan pinus yang tebal, Wana Wisata Coban Rondo juga menjadi salah satu area untuk melakukan berbagai kegiatan alam.

(35)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Kalimat di atas mengandung adjektiva jarak. Adjektiva jarak tersebut ditandai dengan pemarkah tebal. Kata tebal digunakan untuk mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina. Kata tebal

memiliki arti lebat, berjarak lebih besar antara sisi yang berlawanan.

32)Kompas yang mendapatkan kesempatan untuk menguji jalan New Mazda6 hari Senin (24/3) lalu tidak menemui kesulitan dalam mengemudikan mobil tersebut walaupun berpapasan dengan mobil lain di ruas jalan yang sempit. (Kompas 26 Maret, hlm.43)

Kalimat di atas mengandung adjektiva jarak. Adjektiva jarak tersebut ditandai dengan pemarkah sempit. Kata sempit digunakan untuk mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina. Kata

sempit memiliki arti jarak yang kurang lebar sehingga sulit bergerak.

Dari data di atas, adjektiva jarak yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah lima buah.

2.2.6 Adjektiva Sikap Batin

Adjektiva sikap batin adalah salah satu jenis adjektiva yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan.

Contoh:

33)Jaksa Agung Hendarman Supandji, Minggu (2/3), mengaku kecewa dan

(36)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Kalimat di atas mengandung adjektiva sikap batin. Adjektiva sikap batin tersebut ditandai dengan pemarkah kecewa dan marah. Kata kecewa dan marah

digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan. Kata kecewa memiliki arti merasa tidak puas karena tidak sesuai dengan harapan. Sedangkan kata marah memilki arti merasa sangat tidak senang karena suatu hal.

34)Pimpinan polisi memerintahkan anak-anak muda ini pantas mendapat penghargaan atas aksi mereka yang berani.

(Kompas 4 Maret 2008, hlm. 11)

Kalimat di atas mengandung adjektiva sikap batin. Adjektiva sikap batin tersebut ditandai dengan pemarkah berani. Kata berani digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan. Kata berani memiliki arti mempunyai hati yang matap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb.

35)Rendahnya hukuman kepada koruptor membuat orang lain yang hendak melakukan korupsi atau menerima suap tak merasa takut.

(Kompas 17 Maret, hlm. 1)

(37)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

36)Pertanyaannya, apakah dengan pembentukan tim itu berarti telah tiba saatnya bagi kita untuk beriang gembira karena ternyata negara telah serius dalam menghormati hak-hak asasi rakyatnya. (Kompas 4 Maret, hlm.6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva sikap batin. Adjektiva sikap batin tersebut ditandai dengan pemarkah gembira. Kata gembira digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan. Kata gembira memiliki arti merasa suka, bahagia, bangga, dan senang.

37)Mau mereka jujur, bohong, berikan alibi apapun yang tidak akan memberikan pengaruh yang penting bagi kami adalah bukti.

(Kompas 17 Maret, hlm.1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva sikap batin. Adjektiva sikap batin tersebut ditandai dengan pemarkah jujur dan bohong. Kata jujur dan bohong

digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan. Kata jujur memiliki arti menyatakan keadaan yang sesuai dengan yang sebenarnya. Sedangkan kata bohong memiliki arti tidak sesuai dengan hal yang sebenarnya.

38)Para juragan kapal sangat menghargai keahlian yang tidak dimiliki setiap nelayan meskipun jika rajin hanya soal kebiasaan.

(Kompas 19 maret, hlm.53)

(38)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan. Kata rajin memiliki arti suka dan sungguh-sungguh bekerja.

39)Juragan panggung ini benar-benar harus jeli dan memandu para awak serta juragan kiter layaknya sebuah tim perang. (Kompas 19 Maret, hlm.53)

Kalimat di atas mengandung adjektiva sikap batin. Adjektiva sikap batin tersebut ditandai dengan pemarkah jeli. Kata jeli digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan. Kata jeli

memiliki arti awas, teliti, dan tajam perhatiannya.

40)Komisinya pun bisa saja dinaikkan agar betah ikut jaringan kapal dan tidak berniat pindah. (Kompas 19 Maret, hlm.53)

Kalimat di atas mengandung adjektiva sikap batin. Adjektiva sikap batin tersebut ditandai dengan pemarkah betah. Kata betah digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan. Kata betah memiliki arti merasa senang berdiam atau tinggal di suatu tempat.

41)Masyarakat sekitar tetap tenang mengingat kebakaran terjadi sekitar 100 meter dari pemukiman. (Kompas 24 maret, hlm. 1)

(39)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Dari data di atas, adjektiva sikap batin yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah sepuluh buah.

2.2.7 Adjektiva Cerapan

Adjektiva cerapan adalah salah satu jenis adjektiva yang bertalian dengan pancaindera, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pencitarasaan.

Contoh:

42)Enam puluh tiga tahun lalu, Bu Fat yang memakai kebaya motif bunga duduk dan tersenyum manis di depan mesin jahit. (Kompas 3 Maret 2008, hlm. 3)

Kalimat di atas mengandung adjektiva cerapan. Adjektiva cerapan tersebut ditandai dengan pemarkah manis. Kata manis digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pancaindera, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pencitarasaan. Kata manis memiliki arti indah, menyenangkan, dan sangat menarik hati.

43)Seberkas sinar terang sedang memancar di cakrawala Republik. (Kompas 4 Maret, hlm. 6)

(40)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

44)Pesawat ulang alik Endeavour dan tujuh awaknya, Selasa (11/3), meluncur

mulus dari pusat pelunncuran di Cape Canaveral, Florida, AS, menuju stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS).(Kompas 12 Maret, hlm.10)

Kalimat di atas mengandung adjektiva cerapan. Adjektiva cerapan tersebut ditandai dengan pemarkah mulus. Kata mulus digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pancaindera, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pencitarasaan. Kata mulus memiliki arti halus, lancar, dan tidak ada halangan.

45)Peluncuran saat hari masih gelap terakhir pada tahun 2006. (Kompas 12 Maret, hlm.10)

Kalimat di atas mengandung adjektiva cerapan. Adjektiva cerapan tersebut ditandai dengan pemarkah gelap. Kata gelap digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bertalian dengan pancaindera, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pencitarasaan. Kata gelap memiliki arti tidak ada cahaya, kelam, atau tidak terang.

46)Bau amis bisa sampai lebih dari radius empat kilometer dari Desa Pengambengan ini. (Kompas 19 maret, hlm. 53)

(41)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Dari data di atas, adjektiva cerapan yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah lima buah.

2.2 Adjektiva Tidak Bertaraf pada Harian Kompas

Adjektiva tidak bertaraf menempatkan acuan nomina yang diwatasinya di dalam kelompok atau golongan tertentu. Kehadirannya di dalam lingkungan itu tidak dapat bertaraf-taraf. Sesuatu ada di dalamnya atau di luarnya.

Ada beberapa adjektiva yang dapat dipakai sebagai adjektiva bertaraf dan sebagai adjektiva tidak bertaraf sekaligus. Hal ini bergantung pada knteks serta makna yang akan disampaikan. Ambillah sebagi contoh adjektiva sadar. Pada frasa rakyat yang sadar kata sadar termasuk adjektiva bertaraf dengan makna ’insyaf akan keadaan sosial politik’. Rakyat itu dapat bertaraf-taraf kesadarannya sehingga dapat dikatakan lebih sadar, kurang sadar, sangat sadar. Namun, pada kalimat Pasien itu hingga sekarang belum sadar kata sadar merupakan adjektiva tidak bertaraf yang bermakna ’keadaan ingat akan dirinya’. Pada pemakaian seperti itu orang hanya dapat dikatakan sadar atau tidak sadar, dan karena itu tidak mungkin ada pewatasan kualitas atau intensitas. Demikian pula halnya dengan adjektiva bentuk seperti adjektiva bulat. Pada frasa tekad yang bulat kata bulat

termasuk adjektiva bertaraf. Kebulatan tekad itu dapat bertaraf-taraf kualitasnya sehingga dapat dikatakan lebih bulat, kurang bulat, dan sangat bulat. Namun, Pada kalimat Bola itu bulat kata bulat merupakan adjektiva tidak bertaraf. Pada pemakaian seperti itu bola yang tidak bulat pastilah berbentuk lonjong atau bentuk-bentuk lain selain bentuk bulat.

(42)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

47)Negosiasi, lobi-lobi, dan pertukaran kepentingan di antara para politisi sebenarnya wajar dan sah-sah saja di dalam sistem demokrasi.

(Kompas 3 Maret, hlm. 6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tidak bertaraf. Adjektiva tidak bertaraf tersebut ditandai dengan pemarkah sah. Pada pemakaian seperti itu sesuatu yang tidak sah pastilah keadaannya batal atau terlarang. Kata sah

memiliki arti berlaku dan boleh dilakukan menurut hukum atau norma yang dianut.

48)Sanksi ketiga bagi Iran yang diberikan Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi 1803, Selasa (4/3) lalu, menunjukkan standar ganda PBB.

(Kompas 5 Maret, hlm. 9)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tidak bertaraf. Adjektiva tidak bertaraf tersebut ditandai dengan pemarkah ganda. Pada pemakaian seperti itu sesuatu yang tidak ganda pastilah keadaannya tunggal atau banyak. Kata ganda

memiliki arti berlapis dua.

49)Jika sebelumnya rakyat merupakan pelaku aktif dalam dinamika politik tingkat lokal sampai tingkat nasional, setelah itu rakyat dipandang sebagai “massa mengambang” yang partisipasi politiknya amat dibatasi.

(Kompas 4 Maret, hlm. 6)

(43)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

sesuatu yang tidak aktif pastilah keadaannya pasif. Kata aktif memiliki arti bertenaga dan dinamis serta tidak statis dan lebam.

.

50)Di saat yang sama, pesaing Yahoo telah memberi email gratis hingga kapasitas tak terbatas, apakah Google juga akan melakukannya untuk layanan Gmail dan Google Apps? (Kompas 13 Maret, hlm. 14)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tidak bertaraf. Adjektiva tidak bertaraf tersebut ditandai dengan pemarkah gratis. Pada pemakaian seperti itu sesuatu yang tidak gratis pastilah keadaannya berbayar. Kata gratis memiliki arti cuma-cuma atau tidak dipungut bayaran.

Dari data di atas, adjektiva tak bertaraf yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah empat buah.

2.3 Penarafan Adjektiva

Adjektiva bertaraf dapat menunjukkan berbagai tingkat kualitas atau intensitas dan berbagai tingkat bandingan. Pembedaan tingkat kualitas atau intensitas dinyatakan dengan pewatas seperti benar, sangat, terlalu, agak, dan

makin. Pembedaan tingkat bandingan dinyatakan dengan pewatas seperti lebih, kurang, dan paling.

2.3.1 Tingkat Kualitas

(44)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

2.3.1.1 Tingkat positif

Tingkat positif, yang memerikan kualitas atau intensitas maujud yang diterangkan, dinyatakan oleh adjektiva tanpa pewatas.

Contoh:

51) Indonesia merupakan laboratorium yang bagus untuk membuktikan bahwa agar efektif, pengadilan memerlukan kekuatan politik di belakangnya.

(Kompas 4 Maret, hlm. 6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat positif. Adjektiva tingkat positif tersebut ditandai dengan pemarkah bagus, tanpa pewatas. Kata bagus

digunakan untuk memerikan kualitas atau intensitas maujud yang diterangkan. Kata bagus memiliki arti bersifat baik sekali.

52) Burhanuddin itu orang yang obyektif. (Kompas 17 Maret, hlm.1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat positif. Adjektiva tingkat positif tersebut ditandai dengan pemarkah obyektif, tanpa pewatas. Kata obyektif

digunakan untuk memerikan kualitas atau intensitas maujud yang diterangkan. Kata obyektif memiliki arti mengenai keadaan sebenarnya .

53) Pelaku korupsi pun tak jera karena hukuman yang diderita juga ringan. (Kompas 17 Maret, hlm.1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat positif. Adjektiva tingkat positif tersebut ditandai dengan pemarkah ringan, tanpa pewatas. Kata ringan

(45)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

54) Penyanyi rock Bryan Adams (47) punya cara unik menyambut peluncuran album barunya yang diberi judul 11. (Kompas 24 Maret, hlm. 32)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat positif. Adjektiva tingkat positif tersebut ditandai dengan pemarkah unik, tanpa pewatas. Kata unik

digunakan untuk memerikan kualitas atau intensitas maujud yang diterangkan. Kata unik memiliki arti lain daripada yang lain.

55) Seharusnya pemerintah memberikan insentif (berupa pengurangan pajak) pada mobil-mobil yang hemat dalam mengonsumsi bahan bakar, termasuk mobil hibrida yang menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik.

(Kompas 26 Maret, hlm. 44)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat positif. Adjektiva tingkat positif tersebut ditandai dengan pemarkah hemat, tanpa pewatas. Kata hemat

digunakan untuk memerikan kualitas atau intensitas maujud yang diterangkan. Kata hemat memiliki arti tidak boros.

Dari data di atas, didapati adjektiva tingkat positif yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sebanyak 5 buah.

2.3.1.2 Tingkat intensif

Tingkat intensif, yang menekankan kadar kualitas atau intensitas, dinyatakan, dengan memakai pewatas benar, betul, sungguh, dsb.

Contoh:

56)Alangkahberatnya upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

(46)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat intensif. Adjektiva tingkat intensif tersebut ditandai dengan pemarkah alangkah berat. Pewatas alangkah

digunakan untuk menekankan kadar kualitas atau intensitas terhadap sifat berat.

Kata berat memiliki arti sulit atau sukar karena melebihi kemampuan yang dimiliki.

Dari data di atas, adjektiva ukuran yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah hanya sejumlah satu buah.

2.3.1.3 Tingkat elatif

Tingkat elatif yang menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi, dinyatakan dengan memakai pewatas amat, sangat, atau sekali. Untuk memberi tingkatan yang lebih pada tingkat elatif, orang kadang-kadang menggunakan juga kombinasi dari pewatas itu: amat sangat ... atau (amat) sangat ... sekali.

Contoh:

57)Bahkan, 2 persen untuk kereta api itu dapat dilihat dalam kondisi yang amat tidak aman karena pada jam sibuk pagi dan sore hari, komsumen amat padat

hingga ke atap kereta api. (Kompas 3 Maret, hlm. 6)

(47)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

58)Barangkali dari segi substansi, kunjungan tersebut tidak begitu sarat arti. (Kompas 4 Maret, hlm 6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat elatif. Adjektiva tingkat elatif tersebut ditandai dengan pemarkah begitu sarat. Pewatas begitu digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi terhadap sifat

sarat. Kata sarat memiliki arti berisi muatan yang penuh.

59)Di Rusia, presiden memiliki kemenangan yang amat besar dalam berbagai isu yang berkaitan, terutama dengan pertahanan, keamanan, dan politik luar negeri. (Kompas 5 Maret, hlm. 6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat elatif. Adjektiva tingkat elatif tersebut ditandai dengan pemarkah amat besar. Pewatas amat digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi terhadap sifat

besar. Kata besar memiliki arti lebih dari ukuran sedang atau ukuran yang biasa.

60)Peluncuran yang dilakukan sangat gelap itu merupakan peluncuran langka. (Kompas 13 Maret, hlm.10)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat elatif. Adjektiva tingkat elatif tersebut ditandai dengan pemarkah sangat gelap. Pewatas sangat digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi terhadap sifat

gelap. Kata gelap memiliki arti tidak ada cahaya, kelam, serta tidak terang.

(48)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

(Kompas 17 Maret, hlm.1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat elatif. Adjektiva tingkat elatif tersebut ditandai dengan pemarkah sangat jelas. Pewatas sangat digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi terhadap sifat

jelas. Kata jelas memiliki arti terang, nyata, dan gamblang.

62)“Sangat sulit menerka di mana titik paling rendah”, ujar Richard Hunter, broker pada Hargraves Lansdown di London, soal kejatuhan harga saham. (Kompas 18 Maret, hlm. 1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat elatif. Adjektiva tingkat elatif tersebut ditandai dengan pemarkah sangat sulit. Pewatas sangat digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi terhadap sifat

sulit. Kata sulit memiliki arti susah atau sukar sekali.

63)Juragan kapal biasanya sangat sayang pada juragan panggung yang ulung. (Kompas 19 Maret, hlm.53)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat elatif. Adjektiva tingkat elatif tersebut ditandai dengan pemarkah sangat sayang. Pewatas sangat

digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi terhadap sifat sayang. Kata sayang memiliki arti bersifat kasih dan amat suka.

(49)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat elatif. Adjektiva tingkat elatif tersebut ditandai dengan pemarkah sangat besar. Pewatas sangat digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi terhadap sifat

besar. Kata besar memiliki arti lebih dari ukuran sedang atau ukuran biasa.

65)Meskipun tersedia di pasar dunia, harga beras akan sangat tinggi. (Kompas 24 Maret, hlm.1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat elatif. Adjektiva tingkat elatif tersebut ditandai dengan pemarkah sangat tinggi. Pewatas sangat digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi terhadap sifat

tinggi. Kata tinggi memiliki arti jauh antaranya dari sebelah bawah.

66)Namun, perlu disampaikan juga, fitur Start Page milik Google ini tidak begitu bagus pada era sekarang yang banyak bertebaran fasilitas gratis untuk membangun website instan. (Kompas 13 Maret, hlm.14)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat elatif. Adjektiva tingkat elatif tersebut ditandai dengan pemarkah begitu bagus. Pewatas begitu digunakan untuk menggambarkan tingkat kualitas atau intensitas yang tinggi terhadap sifat

bagus. Kata bagus memiliki arti bersifat baik sekali.

Dari data di atas, adjektiva tingkat elatif yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah sepuluh buah.

2.3.1.4 Tingkat eksesif

(50)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

berlebih, atau yang melampaui batas kewajaran, dinyatakan dengan memakai pewatas terlalu, terlampau, dan kelewat. Contoh: Mobil itu terlalu mahal.

Tingkat eksesif juga dapat dinyatakan dengan penambahan konfiks ke-an pada adjektiva. Contoh: Anda membeli mobil itu kemahalan.

Contoh:

67) Persoalannya, rakyat dan bangsa ini sudah terlalu lelah dengan perilaku para politisi partai yang terlalu sibuk “berpolitik” sehingga lupa dengan mandatnya memperjuangkan kepentingan rakyat.(Kompas 3 Maret, hlm.6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat eksesif. Adjektiva tingkat eksesif tersebut ditandai dengan pemarkah terlalu lelah dan terlalu sibuk . Pewatas terlalu digunakan untuk mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang berlebih, atau yang melampaui batas kewajaran terhadap sifat lelah dan sibuk. Kata lelah memiliki arti penat, letih,dan payah. Sedangkan kata sibuk memiliki arti penuh dengan kegiatan.

68) Namun, untuk jangka menengah tidak terlalu jelas bagaimana kesepakatan antara Putin dan Medvedev dapat dipelihara. (Kompas 5 Maret, hlm.6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat eksesif. Adjektiva tingkat eksesif tersebut ditandai dengan pemarkah terlalu jelas. Pewatas terlalu

digunakan untuk mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang berlebih, atau yang melampaui batas kewajaran terhadap sifat jelas. Kata jelas memiliki arti terang, gamblang, dan nyata.

(51)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

2.3.1.5 Tingkat augmentatif

Tingkat augmentatif, yang menggambarkan naiknya atau bertambahnya tingkat kualitas atau intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas makin ...,

makin ... makin ..., atau semakin ... Contoh:

69) Melalui jalur non- SPMB (seleksi penerimaan mahasiswa baru), kian banyak

mahasiswa borjuis berkemampuan rendah bisa masuk kampus elite (BHMN) dan menyisihkan mahasiswa cerdas yang secara ekonomis kurang mampu. (Kompas 4 Maret, hlm.6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat augmentatif. Adjektiva tingkat augmentatif tersebut ditandai dengan pemarkah kian banyak. Pewatas kian

digunakan untuk menggambarkan naiknya atau bertambahnya tingkat kualitas atau intensitas terhadap sifat banyak. Kata banyak memiliki arti besar jumlahnya.

70) Sekaligus pembentukan tim ini untuk menunjukkan makin seriusnya masyarakat dalam menangani berbagai ketidakadilan pada masa lalu, sebagai bagian dari upaya membangun masa depan bangsa yang lebih sehat dan lebih berkeadilan. (Kompas 4 Maret, hlm.6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat augmentatif. Adjektiva tingkat augmentatif tersebut ditandai dengan pemarkah makin serius. Pewatas

(52)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

71) Setelah kenaikan harga BBM tahun 2005 yang berdampak kian beratnya biaya hidup, pemerintah merencanakan “pemaksaan pembelian BBM tanpa subsidi”. (Kompas 3 Maret, hlm.6)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat augmentatif. Adjektiva tingkat augmentatif tersebut ditandai dengan pemarkah kian berat. Pewatas kian

digunakan untuk menggambarkan naiknya atau bertambahnya tingkat kualitas atau intensitas terhadap sifat berat. Kata berat memiliki arti sulit (susah, sukar) melakukannya karena melebihi kemampuan atau kesanggupan.

72) Ini terbukti semakin hari transaksi suap-menyuap selalu terjadi dengan nominal yang semakin besar.(Kompas 17 Maret, hlm.1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat augmentatif. Adjektiva tingkat augmentatif tersebut ditandai dengan pemarkah semakin besar. Pewatas

semakin digunakan untuk menggambarkan naiknya atau bertambahnya tingkat kualitas atau intensitas terhadap sifat besar. Kata besar memiliki arti lebih dari ukuran besar atau ukuran biasa.

73) Akibatnya, siapa saja dengan mudah bisa melihat penyiksaan yang seakan-akan makin sadis itu makin baik. ( Kompas 24 Maret, hlm. 32)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat augmentatif. Adjektiva tingkat augmentatif tersebut ditandai dengan pemarkah makin sadis dan makin

(53)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

baik memiliki arti bersifat bagus dan tidak buruk.

Dari data di atas, adjektiva tingkat augmentatif yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah enam buah.

2.3.1.6 Tingkat atenuatif

Tingkat atenuatif, yang memerikan penurunan kadar kulaitas atau pelemahan intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas agak atau sedikit. contoh:

74) Terkait kemungkinan berubahnya keputusan Komisi XI pada Rapat Paripurna DPR, Selasa besok, Maruarar Sirait (Fraksi PDI-P) mengatakan, keputusan Komisi XI representasi keputusan DPR sehingga hampir mustahil akan berubah. (Kompas 17 Maret, hlm.1)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat atenuatif. Adjektiva tingkat atenuatif tersebut ditandai dengan pemarkah hampir mustahil. Pewatas hampir

digunakan untuk memerikan penurunan kadar kulaitas atau pelemahan intensitas terhadap sifat mustahil. Kata mustahil memiliki arti tidak mungkin terjadi.

75)Itu tentunya berkat suspensi Mazda6 yang lumayan baik. (Kompas 26 Maret, hlm. 43)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat atenuatif. Adjektiva tingkat atenuatif tersebut ditandai dengan pemarkah lumayan baik. Pewatas lumayan

(54)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

76)Dari depan, sosok New Mazda6 agak mirip dengan Mazda RX8. (Kompas 26 Maret, hlm. 43)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat atenuatif. Adjektiva tingkat atenuatif tersebut ditandai dengan pemarkah agak mirip. Pewatas agak digunakan untuk memerikan penurunan kadar kulaitas atau pelemahan intensitas terhadap sifat mirip. Kata mirip memiliki arti hampir sama atau serupa.

.

77) Keadaan hampir sama juga berlaku untuk etanol. (Kompas 26 Maret, hlm. 44) Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat atenuatif. Adjektiva tingkat atenuatif tersebut ditandai dengan pemarkah hampir sama. Pewatas hampir

digunakan untuk memerikan penurunan kadar kulaitas atau pelemahan intensitas terhadap sifat sama. Kata sama memiliki arti tidak berlainan atau berbeda.

Dari data di atas, adjektiva tingkat atenuatif yang digunakan pada harian Kompas edisi Maret 2008 adalah sejumlah empat buah.

2.3.2 Tingkat Bandingan

Pada pembandingan dua maujud atau lebih dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas atau intensitasnya dapat setara atau tidak setara. Tingkat yang setara disebut tingkat ekuatif. Tingkat yang tidak setara dibagi dua yaitu tingkat komparatif dan tingkat superlatif.

2.3.2.1 Tingkat ekuatif

(55)

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas, 2009. USU Repository © 2009

hampir sama. Peranti bahasa yang digunakan ialah bentuk se- yang ditempatkan di depan adjektiva.

Contoh:

78)Pemerintah berusaha sekuat tenaga agar protes-protes semacam itu tidak terjadi. (Kompas 12 Maret, hlm.10)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat ekuatif. Adjektiva tingkat ekuatif tersebut ditandai dengan pemarkah sekuat. Pewatas se- digunakan untuk mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang sama atau hampir sama dengan sifat kuat. Kata kuat memiliki arti banyak tenaga atau kemampuannya.

79)Namun, torsi maksimum New Mazda6 sebesar 226 Nm dan Mazda6 Sport

sebesar 207 Nm sama-sama dicapai pada 4000 rpm. (Kompas 26 Maret, hlm. 43)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat ekuatif. Adjektiva tingkat ekuatif tersebut ditandai dengan pemarkah sebesar. Pewatas se- digunakan untuk mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang sama atau hampir sama dengan sifat besar. Kata besar memiliki arti lebih dari ukuran sedang atau ukuran biasanya.

80)Persoalannya, hingga saat ini, tidak ada bahan bakar yang sepraktis dan

semurah bahan bakar minyak. (Kompas 26 Maret, hlm. 44)

Kalimat di atas mengandung adjektiva tingkat ekuatif. Adjektiva tingkat ekuatif tersebut ditandai dengan pemarkah sepraktis dan semurah. Pewatas se-

Referensi

Dokumen terkait

Penataan antara bank sentral (bilateral maupun multilateral) memungkinkan bank sentral melakukan kerja sama keuangan dengan bank sentral/lembaga internasional lain guna

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keberadaan mikroplastik pada 12 ikan terumbu karang yang ditangkap dari perairan di tiga pulau kecil dan terluar Papua

Geometrics Shape, terlihat pada layout perancangan ulang BPJS Kesehatan Cabang Bandung, Pada bentuk furniture, ada perbedaan bentuk sesuai konsep visual The

TVRI Kalimantan Selatan Kuliah umum, seminar, dialog interaktif, magang mahasiswa, pendidikan, dan publikasi 2013 2014 Mempermudah/ membantu mahasiswa dalam

Dengan menggunakan software setting maka instalasi software cukup kita lakukan secara terpusat, cukup sekali saja membuat suatu paket dan paket itu akan kita berikan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak dimasa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh berbagai

Abstrak — Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran praktek sumber daya manusia, yakni prakte k perencanaan, penempatan kerja, penilaian, kompensasi dan