Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE DEPRESIF
MILA ASTARI HARAHAP 087106001
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE
DEPRESIF
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik dalam Program Studi Spesialis Kedokteran Jiwa pada sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MILA ASTARI HARAHAP 087106001
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Judul Tesis : Pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.
Nama Mahasiswa : Mila Astari Harahap. Nomor Induk Mahasiswa : 087106001.
Program Magister : Magister Kedokteran Klinik.
Konsentrasi : Ilmu Kedokteran Jiwa.
Menyetujui:
Komisi Pembimbing:
Tanggal Lulus:
Prof.dr. H. Syamsir BS SpKJ(K) Ketua
Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Telah diuji pada
Tanggal: 31 Oktober 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. dr. H. Syamsir BS, SpKJ(K) ………
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
PERNYATAAN
PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE
DEPRESIF
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah dIajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2009
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu
Kedokteran Jiwa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. 1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu
Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. dr. H. Syamsir BS, SpKJ(K), selaku Ketua Departemen Psikiatri FK USU
dan guru penulis, yang banyak memberikan masukan-masukan berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Prof. dr. Bahagia Loebis, SpKJ(K), selaku Ketua Program Studi PPDS-I
Psikiatri FK USU, guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini, yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian membimbing, mengoreksi, dan
memberi masukan-masukan berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
4. dr. H. Harun Thaher Parinduri, SpKJ(K), dr. Raharjo Suparto, SpKJ, Alm.dr.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
SpKJ(K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan semangat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. dr. Hj. Elmeida Effendy, SpKJ, dr. Mustafa Mahmud Amin SpKJ, dr. Vita
Camellia SpKJ selaku senior dan guru penulis yang telah banyak memberi masukan selama mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik
Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
6. dr. Hj. Sulastri Effendi, SpKJ; dr. Evawaty Siahaan, SpKJ; dr. Artina Roga Ginting, SpKJ; dr. Rosminta Girsang, SpKJ; dr. Imat S. Depari, SpKJ; dr.
Mariati, SpKJ; dr. Paskawani Siregar, SpKJ; dr. Dapot Parulian Gultom, SpKJ; dr. Citra Julita Tarigan, SpKJ; dr. Vera R.B. Marpaung, SpKJ; dr.
Juskitar SpKJ, dr. Herlina Ginting SpKJ, dr. Mawar Gloria Tarigan SpKJ, dr. Freddy S. Nainggolan SpKJ, dr. Yusak P. Simanjuntak SpKJ, dr. Adhayani Lubis SpKJ, dr. Juwita Saragih SpKJ, dr Rudyhard Hutagalung SpKJ, dr Laila
Sari SpKJ, dr Friedrich Lupini SpKJ sebagai senior, yang banyak memberikan bimbingan, dorongan dan semangat kepada penulis selama mengikuti
Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
7. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Direktur Rumah
Sakit Tembakau Deli Medan atas izin, kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
8. dr. Donald F. Sitompul, SpKJ, selaku Kepala BLUD RS Jiwa Propinsi Sumatera Utara Medan, atas izin, kesempatan, fasilitas dan pengarahan kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti Program
Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
9. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan
Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas / Ilmu Kedokteran Pencegahan FK USU dan konsultan metodologi penelitian dan statistik penulis dalam penelitian ini, yang banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan
berdiskusi dengan penulis dalam penelitian ini.
10. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-I Psikiatri FK USU: dr. Evalina
Perangin-angin, dr. Muhammad Surya Husada, dr. Silvy Agustina Hasibuan, dr. Victor Eliezer Perangin-angin, dr. Siti Nurul Hidayati, dr. Lailan Sapinah, dr. Herny T. Tambunan, dr. Ira Aini Dania, dr. Baginda Harahap, dr. Muhammad Yusuf ,
dr. Ricky Wijaya Tarigan, dr. Hanip Fahri, dr. Superida Ginting Suka, dr. Ferdinan Leo Sianturi, dr. Lenni Crisnawati Sihite, dr. Saulina Dumaria
Simanjuntak, dr. Andreas Xaverio Bangun, dr. Dian Budianti Amalina, dr.Tiodoris Siregar, dr. Endang Sutry Rahayu dan dr. Duma M. Ratnawati yang banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
penulis menyelesaikan Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa
11. Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah
bertugas selama menjalani pendidikan spesialisasi ini, serta berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu penulis dalam menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
12. Semua pasien gangguan suasana perasaan episode depresif beserta orang
tua / wali mereka yang telah bersedia berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian untuk keperluan tesis ini.
13. Kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi dr.H.Darmansyah Harahap dan Ibunda Hj.Chairiah Lubis yang telah bersusah
payah membesarkan, memberikan rasa aman, cinta dan doa restu kepada
penulis sejak lahir hingga saat ini, dalam menjalani segala hal.
14. Kedua mertua, Bapak H. Husaini Harun dan Ibu Zulmiati , yang banyak
memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
15. Seluruh saudara kandung saya, Ir. Dina Chairunnisyah Harahap, Hj. Sulianti
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
16. Seluruh ipar saya, Permata Nauli Daulay SH. MH, H. Azhari Rangkuti SE,
Rini Ricahyani, yang banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis
Ilmu Kedokteran Jiwa.
17. Akhirnya kepada suami tercinta, dr. Muzakkir Husaini, beserta ketiga buah hati penulis yang tersayang, Muhammad Ridhwan Muzakkir, Muhammad
Farhan Muzakkir, Rahmah Azizah Yasmine Muzakkir; terima kasih atas segala doa dan dukungan, kesabaran dan pengertian yang mendalam serta
pengorbanan atas segala waktu dan kesempatan yang tidak dapat penulis habiskan bersama-sama dalam suka cita dan keriangan selama penulis menjalani pendidikan spesialisasi dan menyelesaikan tesis ini. Tanpa semua
itu, penulis tidak akan mampu menyelesaikan pendidikan Magister Klinik dan tesis ini dengan baik.
Akhir kata, semoga Allah Yang Maha Pengasih membalas semua jasa dan budi baik mereka yang telah membantu penulis tanpa pamrih dalam mewujudkan cita-cita penulis.
Penulis
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
BDI : Beck Depression Inventory
MMSE : Mini Mental State Examination
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences
< : Lebih kecil dari
> : Lebih besar dari
: Kesalahan tipe satu
: Kesalahan tipe dua
n : Jumlah sampel atau subjek.
Z : Derivat baku normal untuk
Z : Derivat baku normal untuk
P : Rata-rata P1 dan P2
P1 : Perkiraan proporsi pada efek pada terapi standard
(penelitian Alpert JE et al)
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan Tesis ii
Ucapan Terima Kasih v
Daftar Singkatan dan Lambang x
Daftar Isi xi
Daftar Tabel xiii
Abstrak xiv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Hipotesis 4
1.4. Tujuan Penelitian 4
1.4.1. Tujuan Umum 4
1.4.2. Tujuan Khusus 4
1.5. Manfaat Penelitian 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan suasana perasaan episode depresif 6
2.2 Beck Depression Inventory 9
2.3 Mini Mental State Examination (MMSE) 11
2.4 Fluoxetine 11
2.5 Kerangka Konseptual 13
BAB 3. METODOLOGI
3.1. Desain Penelitian 14
3.2. Tempat dan Waktu 14
3.3. Populasi dan Sampel 14
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 15
3.5.1. Kriteria Inklusi 15
3.5.2. Kriteria Eksklusi 15
3.5.3. Kriteria Drop Out 16
3.5. Perkiraan Besar Sampel 16
3.6. Persetujuan / Informed Consent 17
3.7. Etika Penelitian 17
3.8. Cara Kerja 18
3.9. Kerangka Kerja 19
3.10. Identifikasi Variabel 20
3.11. Rencana Manajemen dan Analisa Data 20
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 4. HASIL 23
BAB 5. PEMBAHASAN 30
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 33
6.2. Saran 33
Daftar Pustaka 34
Lampiran
1. Personil Penelitian 36
2. Biaya penelitian 36
3. Jadwal Penelitian 37
4. Lembar Penjelasan Kepada Keluarga 38
5. Persetujuan Setelah Penjelasan 40
6. Data Sampel Penelitian 41
7. Formulir Beck Depression Inventory 42 8. Formulir Mini mental State Examination 48
9. Tabel Data Statistik 49
10. Persetujuan Komite Etik 53
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Karakteristik demografi.
23
Tabel 4.2. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada Skor keparahan BDI minggu pertama dan awal minggu ke tiga.
25
Tabel 4.3. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada
Skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke
sembilan.
25
Tabel 4.4. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke sembilan.
26
Tabel 4.5. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
ABSTRAK
Latar Belakang: Pada gangguan mood, rasa terkontrol hilang, orang mengalami distress yang berat. Tanda dan gejala gangguan mood termasuk perubahan pada tingkat aktifitas, kemampuan kognitif, pembicaraan, fungsi vegetatif. Beberapa peneliti menemukan bahwa fluoxetine memberikan efek terapeutik yang sangat maksimal dan efek negatif yang minimal terhadap gangguan gastro intestinal dan disfungsi seksual di luar otak termasuk metabolisme dan neurotransmiter seperti kolinergik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif (stadium MMSE) pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif di RSUP. H. Adam Malik Medan.
Metode : Penelitian ini merupakan Open Label Clinical Trial One Group Pretest-Posttest Design, teknik pengambilan sampel dengan non probability jenis consecutive sampling dengan menggunakan kuesioner The Mini Mental State Examination (MMSE). Kriteria inklusi adalah penderita gangguan suasana perasaan episode depresif menurut kriteria diagnosis PPDGJI-III, pertama kali kontak dengan peneliti, kooperatif, umur 20-50 tahun, pendidikan minimal SD, menjalani pengobatan minimal 8 minggu. Kriteria eksklusi adalah mempunyai komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lain, menderita penyakit medis umum yang berat, menggunakan obat lain, pemakaian zat, mempunyai ide-ide bunuh diri. Kriteria Drop Out adalah tidak patuh minum obat selama 8 minggu. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Poliklinik Psikiatri dari tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan 30 Juni 2009.
Hasil : Dari 30 orang pasien gangguan suasana perasaan episode depresif ditemukan kelompok umur tertinggi : umur 40-49 tahun (46,7%), Jenis kelamin : perempuan (66,7%), tingkat pendidikan : tingkat SMU (50%), status perkawinan : kawin (66,7%), status pekerjaan : memiliki pekerjaan (63,3%), tempat tinggal : di Medan (73,3%). Pada minggu ke sembilan, dijumpai skor keparahan BDI sedang (23,3%), ringan (76,7%) dan stadium MMSE ringan (53,3%), normal (46,7%).
Kesimpulan : Ditemukan perbedaan yang bermakna pada pengaruh pemberian fluoxetine terhadap efikasi klinis dan fungsi kognitif dengan skor keparahan BDI (p=0,001) dan Stadium MMSE (p=0,001).
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada saat ini. Sering dijumpai dan mengenai sekitar 3 % dari populasi setiap tahun, tetapi
tidak semua terdiagnosis dan belum mendapat terapi yang maksimal.1 Pada gangguan mood, rasa terkontrol hilang, orang mengalami distress yang berat. Pasien dengan mood yang tertekan (depresi) mengalami kehilangan energi dan
minat, perasaan bersalah, sulit konsentrasi, hilang nafsu makan dan pikiran ingin mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala gangguan mood dapat juga berupa
perubahan pada tingkat aktifitas, kemampuan kognitif, pembicaraan, fungsi vegetatif. Perubahan ini selalu menghasilkan hambatan dalam fungsi interpersonal, sosial dan pekerjaan.2 Studi mengenai depresi penting mengingat keadaan ini tidak hanya menyebabkan tindakan bunuh diri tetapi juga merupakan penyebab disabilitas dan kehilangan produktivitas yang nyata dalam kehidupan
sehari-hari.1
Pada tahun 1988 dikenalkan fluoxetine dan sejak saat itu menjadi satu-satunya antidepresan yang paling banyak diresepkan didunia.3 Kemampuan fluoxetine menghambat ambilan serotonin 23 kali lebih kuat dibandingkan
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
The Mini-Mental State Examination (MMSE) adalah suatu pengukuran
untuk menilai status mental secara sistematis yang terdiri dari 11 pertanyaan yang menguji lima bidang fungsi kognitif antara lain: orientasi, registrasi, atensi
dan kalkulasi, daya ingat serta bahasa.5,6
Gangguan pengaturan keseimbangan serotonin dikatakan penyebab
depresi. Rafe dorsalis merupakan sumber suplai serotonin yang diproyeksikan ke forebrain dimana pada penelitian Invivo Single Photon Emission Computerized Tomography (SPECT) pada pasien depresi berat ditemukan
sekitar 19% lebih rendah dibanding kontrol orang sehat.7
Penelitian Reimherr et al dengan menggunakan fluoxetine menyimpulkan
untuk menurunkan risiko relaps dibutuhkan pemberian kontinu selama 26 minggu. Martenyi dan Soldatenkova, menemukan dalam penelitian mereka bahwa pemberian fluoxetine secara kontinu dalam 24 minggu dapat
menghindarkan relaps depresi pada penderita Posttraumatic Stress Disorder (PTSD). Beberapa peneliti menemukan bahwa fluoxetine memberikan efek
terapeutik yang sangat maksimal dan efek negatif yang minimal terhadap gangguan gastrointestinal dan disfungsi seksual di luar otak termasuk metabolisme dan neurotransmiter seperti kolinergik.7
Penelitian fluoxetine pada 58 pasien yang mengalami gangguan fungsi kognitif ringan didapati hasil pasien yang selesai melaksanakan penelitian adalah
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
dengan fluoxetine dilihat dengan adanya perbaikan skor dari MMSE. Pada pengumpulan hasil ternyata pasien yang diterapi dengan fluoxetine menunjukkan perubahan atau perbaikan pada skala MMSE. Kesimpulan dari penelitian yang
disebutkan adalah fluoxetine dapat meningkatkan fungsi memori dan kognitif pasien dan terlihat konsisten seperti penelitian sebelumnya dalam
mempengaruhi pertumbuhan sel neuron yang ada pada daerah hipokampus.8 Dari penelitian Alpert JE et al, dikatakan bahwa 148 pasien, yang berumur 18-65 tahun dengan depresi berat diperiksa pertama dengan MMSE setelah 8
minggu pengobatan dengan fluoxetine didapatkan 75 pasien yang diperiksa kembali dengan MMSE setelah mendapat pengobatan.9
Lesi-lesi lobus frontalis secara khusus mengganggu memori episodik; dimana penurunan volume hipokampal ditunjukkan pada pasien depresi berat. Studi dari Channon dan Channon & Green menunjukkan bahwa gangguan
dalam fungsi eksekutif juga dijumpai pada pasien yang lebih muda (20-40 tahun) dan depresi yang kurang berat.10
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena penelitian ini belum pernah dilakukan di poliklinik Psikiatri RS.H.Adam Malik Medan dan dengan harapan dapat dilihat pengaruh fungsi kognitif pada
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah fluoxetine mempunyai efikasi yang baik dilihat dengan skor BDI pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif?
2. Bagaimana fungsi kognitif (stadium MMSE) pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif dengan pengobatan fluoxetine di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3. Hipotesis
1. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik dilihat dengan penurunan skor keparahan BDI pada penderita gangguan suasana perasaan episode
depresif.
2. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik dilihat dengan fungsi kognitif
(stadium MMSE) pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
1.4.1. Tujuan Umum: Untuk mengetahui pengaruh fluoxetine terhadap fungsi kognitif dengan menggunakan instrumen MMSE pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.4.2. Tujuan Khusus : Untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif (stadium MMSE) pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif di Poliklinik Psikiatri RSUP H. Adam Malik Medan.
1.5. Manfaat penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
perubahan skor keparahan BDI dan stadium MMSE pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang menggunakan fluoxetine.
2. Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui perubahan kognitif pada
penderita gangguan suasana perasaan dengan menggunakan fluoxetine selama 8 minggu.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian lanjutan
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gangguan suasana perasaan episode depresif.
Menurut PPDGJI-III, depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan
(mood) yang mempunyai gejala utama : afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya aktifitas, serta beberapa gejala lainnya seperti
konsentrasi dan perhatian yang berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, tidur yang terganggu dan nafsu makan berkurang.11
Menurut DSM-IV-TR suatu gangguan depresi berat (juga dikenal sebagai depresi unipolar) timbul tanpa suatu riwayat dari episode manik, campuran atau
hipomanik. Suatu episode depresif berat harus ada sekurang-kurangnya 2 minggu dan secara tipikal seseorang dengan diagnosis suatu episode depresif berat juga mengalami paling sedikit 4 gejala : perubahan nafsu makan dan berat
badan, perubahan dalam tidur dan aktifitas, berkurangnya energi, perasaan bersalah, masalah dalam berpikir dan mengambil keputusan dan pikiran yang
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Gangguan depresif berat adalah umum dijumpai, dengan prevalensi seumur hidup sekitar 15 persen dan sebanyak 25 persen untuk perempuan. Insidensi gangguan depresif berat adalah 10 persen pada pasien rawat umum
dan 15 persen pada pasien rawat inap medis.2,13
Studi Epidemiological Catchment Area (ECA) melaporkan bahwa angka
prevalensi seumur hidup dan 1 tahun dari penderita gangguan depresif berat adalah sekitar 4,9 persen dan 2,7 persen.2,13
Suatu pengamatan yang hampir universal, tergantung dari negara atau
budaya, adalah 2 kali lebih besar prevalensi gangguan depresif berat pada perempuan daripada laki-laki.2 Usia rata-rata sekitar 40 tahun, dengan 50 persen dari semua pasien depresif dengan onset usia di antara 20 tahun dan 50 tahun. Gangguan depresif berat paling sering timbul pada orang-orang tanpa hubungan interpersonal, telah bercerai atau berpisah. Dan tidak ada hubungan yang
ditemukan antara status sosioekonomi dan gangguan depresi berat. Depresi lebih umum dijumpai pada daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan.2
Hipokampus merupakan salah satu struktur otak yang dipelajari secara intensif dalam kaitannya dengan depresi, stresor, dan kerja obat antidepresan. Hipokampus berperan dalam mempertahankan keterjagaan atau atensi. Apabila
terpajan dengan stimulus baru, hipokampus menghasilkan gelombang teta. Hipokampus melakukan reaksi penyesuaian. Apabila stimulus yang sama
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
terlihat lagi. Apabila hipokampus rusak, kemampuan menghambat respons perilaku atau memindahkan atensi dapat terjadi.4
Hipokampus bersama-sama dengan neokorteks berkaitan dengan
keterjagaan. Bila ada informasi yang masuk, keterjagaan korteks meningkat. Bila keterjagaan terlalu berlebihan, efisiensi dalam proses informasi, atensi,
mempelajari hal baru, dan memori jadi berkurang. Hal ini terjadi karena hipokampus sudah kebanjiran dengan informasi sehingga ia kewalahan. Bila korteks dan hipokampus tidak sinkron, distraktibilitas, hiperresponsif,
kebingungan dapat terjadi. Atensi, kemampuan belajar dan memori jadi berkurang.4
Hipokampus dan amigdala bekerjasama untuk fungsi atensi, pemetaan kognitif dan lingkungan, mengatur tegangan volunter, perilaku waspada, atensi, imajinasi dan reaksi penyesuaian diri. Selain itu, ia juga berfungsi mengontrol
fungsi vegetatif.4
Pada keadaan depresi terjadi atropi hipokampus. Atropi hipokampus
menyebabkan terjadinya defisit kognitif pada penderita depresi. Pada depresi terjadi penurunan volume hipokampus sekitar 20 persen. Adanya defisit kognitif pada penderita depresi dikaitkan dengan atropi hipokampus. Semakin lama
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
remisi depresi sudah lebih dari dua tahun atau atropi tidak berkurang dengan bertahannya durasi remisi.4
Sebagian besar menduga perubahan morfologi tersebut terjadi akibat
biologik yang mendasari penyakit. Atropi menetap dikaitkan dengan stresor. Ada dugaan bahwa stresor yang menetap dapat merusak hipokampus yaitu :4
1. Stresor dapat menyebabkan retraksi dendrit di neuron hipokampus. 2. Stresor dapat menghambat neurogenesis pada hipokampus.
3. Stresor yang menetap dapat menyebabkan neurotoksisitas.
2.2. Beck Depression Inventory (BDI).
BDI dikembangkan untuk mengukur manifestasi perilaku depresi pada
remaja dan dewasa. Alat ukurnya didesain untuk menstandarisasi penilaian keparahan depresi agar pemonitoran perubahan sepanjang waktu atau untuk menjelaskan gangguannya secara sederhana. Pokok-pokok dalam BDI
orisinilnya diperoleh dari observasi penderita-penderita depresi yang dibuat sepanjang perjalanan psikoterapi psikoanalitik. Sikap dan simtom-simtom yang
muncul spesifik terhadap kelompok penderita depresi yang kemudian dijelaskan dalam rentetan pernyataan, dan diberikan nilai angka untuk setiap pernyataan.14
Dalam bentuk orisinilnya, 21 manifestasi perilaku diungkapkan disini,
setiap area diwakili oleh 4 hingga 5 pernyataan yang menjelaskan keparahan simtom mulai dari ringan hingga berat. Subjek diminta untuk mengidentifikasi
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Pokok-pokoknya kemudian dinilai dan disimpulkan untuk memperoleh suatu nilai total untuk keparahan simtom depresi.14
BDI terdiri dari kumpulan 21 pokok, masing-masingnya dengan rentetan 4
pernyataan. Pernyataannya menjelaskan keparahan simtom sepanjang rangkaian kesatuan nomor urut dari tidak ada atau ringan (nilai 0) ke berat (nilai
3). Walaupun instrumen orisinilnya dimaksudkan untuk dibacakan dengan kuat oleh seorang pewawancara yang mencatat pilihan subjeknya, skalanya kemudian telah digunakan sebagai kuesioner yang dilaporkan sendiri. Nilai
keparahan depresi dibuat dengan menyimpulkan nilai-nilai dari pokok-pokoknya yang disokong dari setiap pokoknya. Panduan-panduan belakangan ini
menyarankan interpretasi dari nilai-nilai keparahan : 0-9: minimal, 10-16: ringan, 17-29: sedang, dan 30-63: berat. Nilai subskala bisa dikalkulasikan untuk faktor kognitif-afektif dan faktor hasil somatik.14
Sekitar setengah dari pasien depresi mengeluhkan atau menunjukkan lambat berpikir. Mereka mungkin merasakan mereka tidak mampu berpikir
sebaik sebelumnya, yang mana mereka tidak dapat berkonsentrasi atau mereka mudah terganggu. Seringkali ragu-ragu terhadap kemampuan mereka untuk membuat penilaian yang baik dan didapati kalau mereka kesulitan dalam
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
demensia. Ini umumnya ditemui pada orangtua, yang disebut pseudodementia depresif.17
Ketika menguji fungsi kognitif, terapi mengevaluasi daya ingat:
visuospatial dan kemampuan konstruksional”: membaca, menulis dan kemampuan matematika. Penilaian kemampuan abstrak juga sangat berharga
diperlukan tetapi penampilan pasien merupakan kemungkinan sebagai pemahaman peribahasa yang sangat bermanfaat dalam pengujian pasien serta pemahaman khusus dari berbagai faktor misalnya pendidikan yang kurang,
intelegensi yang rendah, kegagalan memahami konsep peribahasa, secara primer dan sekunder dari gangguan psikopatologikal.6
2.3. MMSE.
MMSE adalah suatu pengukuran fungsi kognitif yang pertama kali
digunakan oleh Folstein untuk status mental secara sistimatis. Terdiri dari 11 pertanyaan yang menguji lima bidang fungsi kognitif : orientasi, registrasi, atensi
dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Pada skor MMSE yaitu nilai 27-30 (normal), nilai 21-26 (stadium ringan), nilai 10-20 (stadium sedang), nilai < 10 (stadium lanjut).18
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) adalah agen lini pertama
untuk penatalaksanaan depresi, gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan gangguan panik sebagaimana gangguan-gangguan lainnya. Sekarang ini, lima
SSRIs tersedia. Fluoxetine (Prozac) dikenalkan tahun 1988, dan sejak saat itu menjadi satu-satunya antidepresan yang paling banyak diresepkan di dunia.
Pada tahun-tahun berikutnya, sertralin (Zoloft) dan Paroxetine (Paxil) telah diresepkan hampir sama banyaknya dengan Fluoxetine. Fluvoxamine (Luvox) telah memperoleh tempatnya yang kecil, khususnya untuk mengobati OCD.
Citalopram (Celexa) telah banyak digunakan di Eropa sejak 1989 dan dikenalkan di Amerika Selatan tahun 1998, dimana obat tersebut sudah diterima.3
Dengan efek yang besar dari Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) sebagai contohnya fluoxetine (prozac) telah dibuat pada pengobatan depresi, serotonin telah menjadi neurotransmiter amin biogenik yang paling
umum dihubungkan dengan depresi. Identifikasi dari multiple subtipe reseptor serotonin telah meningkatkan kegembiraan dalam komunitas penelitian tentang
perkembangan dari pengobatan yang lebih spesifik untuk depresi. Disamping fakta bahwa SSRIs dan antidepresan serotonergik lain adalah efektif dalam pengobatan depresi. Data lain mengindikasikan bahwa serotonin terlibat dalam
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
rendah dari metabolit serotonin dan konsentrasi serotonin yang rendah dari tempat ambilan pada platelet.2
Fluoxetine diabsorbsi secara oral. Metabolisme utama di hepatosit hati.
Konsentrasi plasma maksimum dicapai setelah 6 – 8 jam pemberian (dosis 40 mg). Makanan tidak mengganggu penyerapannya. Sekitar 95 persen fluoxetine
terikat dengan protein serum (albumin dan α 1 – asam glikoprotein). Distribusi
fluoxetine sangat luas dan terdapat dalam air susu Ibu.4
Kemampuan fluoxetine menghambat ambilan serotonin 23 kali lebih kuat dibandingkan dengan kemampuannya menghambat ambilan norepinefrin (NE).
Afinitas terhadap muskarinik kolinergik, histamin (H1), α 1 adrenergik, 5 – HT 1
atau 5 – HT 2 kurang. Afinitasnya juga kurang terhadap saluran ion sodium jantung, sehingga pasien aman dari toksisitas jantung. Tidak ada pengaruhnya
terhadap aktivitas Mono Amine Oxidase (MAO).4
Efikasi pada dosis 20, 40 dan 60 mg terlihat sama. Pasien berhenti
menggunakan obat lebih sering terjadi pada dosis lebih dari 60 mg. Uji klinik yang dilakukan pada orangtua memperlihatkan bahwa fluoxetine dengan dosis antara 20 – 80 mg per hari, selama 6 minggu terapi. Pada wanita tua
penambahan estrogen lebih efektif dari pada hanya menggunakan fluoxetine.4
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Simtom depresi (BDI) Fungsi kognitif (MMSE)
Posttest Penderita
gangguan
suasana perasaan episode depresif
BDI MMSE Pretest
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
menilai pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.
3.2. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian: Poliklinik Psikiatri RSUP.H. Adam Malik Medan.
Waktu penelitian : dilaksanakan dalam periode waktu 6 bulan (1 Januari 2009
sampai 30 Juni 2009).
3.3. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi target: penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.
2. Populasi terjangkau: penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang datang berobat ke RSUP.H. Adam Malik Medan periode 1
Januari 2009 sampai 30 Juni 2009.
3. Sampel penelitian : penderita gangguan suasana perasaan episode
depresif yang datang berobat ke RSUP.H. Adam Malik Medan periode 1 Januari 2009 sampai 30 Juni 2009 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
4. Cara pengambilan sampel dengan non probability jenis consecutive
sampling.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
3.4.1. Kriteria Inklusi
1. Pertama kali bertemu dengan pemeriksa.
2. Kooperatif.
3. Penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang ditegakkan dengan menggunakan kriteria diagnosis PPDGJI-lll.
4. Usia 20 sampai dengan 50 tahun.
5. Pendidikan Minimal SD.
6. Menjalani pengobatan minimal 8 minggu.
3.4.2. Kriteria Eksklusi
1. Mempunyai komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lainnya
2. Penderita penyakit medis umum yang berat.
3. Menggunakan obat lain.
4. Pemakaian zat, misalnya : alkohol, ganja dll.
5. Mempunyai ide-ide bunuh diri.
3.4.3.Kriteria Drop Out
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
3.5. Perkiraan Besar Sampel
Besar sampel diukur dengan menggunakan rumus :
{ Z √ 2 PQ + Z √ P1 Q1 + P2 Q2}2
n = ________________________________
(P1-P2)2
n= besar sampel minimum
Z :nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada = 5% = 1,96 Z :nilai distribusi normal baku (tabel Z)pada = 20% =0,842
P : rata-rata P1 dan P2
P1: Perkiraan proporsi pada efek pada terapi standard (penelitian Alpert JE et al ): 50%
P2: Perkiraan proporsi efek terapi yang diteliti : 30 %.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
{ 1,96 √ 2. 0,65 . 0,35 + 0,842 √ 0,5 . 0,5 + 0,8 . 0,2}2
n = ___________________________________________
(0,3)2
n = 20,6 ≈ 30
Dengan menggunakan rumus diatas didapat jumlah sampel adalah 30
orang.
3.6. Persetujuan setelah penjelasan / Inform Consent.
Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua atau
keluarga terdekat setelah terlebih dahulu diberi penjelasan sebelum diberikan pengobatan dengan menggunakan fluoxetine pada penderita gangguan suasana
perasaan episode depresif.
3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etika penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.8. Cara kerja
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
untuk ikut ke dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang terperinci dengan jelas.
Penetapan diagnosis gangguan suasana perasaan dengan episode depresif berdasarkan kriteria diagnosis PPDGJI – III. Setiap sampel mengisi kuesioner BDI dimana niali-nilai keparahan : 0-9 : minimal, 10-16 : ringan, 17-29 : sedang dan 30-63 : berat dan setiap sampel akan menjalani pemeriksaan Mini Mental Examination (MMSE) sebelum mendapatkan intervensi pengobatan,
kemudian pemeriksa memberikan skor pada lembar kuesioner.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
KERANGKA KERJA
Penderita gangguan suasana perasaan episode depresif
PPDGJI-III
Inklusi
BDI MMSE Minggu 0
BDI MMSE Awal minggu
kesembilan
Eksklusi
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
3.9. Identifikasi variabel
Variabel bebas : Fluoxetine, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status
perkawinan, status pekerjaan, tempat tinggal.
Variabel tergantung : Skor keparahan BDI, stadium MMSE.
3.10. Rencana Manajemen dan analisis data
Untuk melihat pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada gangguan suasana perasaan episode depresif digunakan uji eksperimental
dengan menggunakan skala pengukuran MMSE. Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik SPSS versi 15,0 dengan uji analisis menggunakan Marginal Homogeneity test dan McNemar Test.
3.11. Definisi Operasional
a. Penderita gangguan suasana perasaan episode depresif adalah pasien yang memenuhi kriteria diagnosis episode depresif (F.30)
berdasarkan PPDGJI-lll.
b. BDI adalah suatu kuesioner untuk mengevaluasi ada tidaknya
sindroma depresif pada seseorang. Interpretasi dari nilai-nilai keparahan : 0-9 : minimal; 10-16 : ringan; 17-29 : sedang dan 30-63
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
c. MMSE adalah suatu alat skrining yang digunakan secara luas untuk menilai dan mengevaluasi kerusakan fungsi kognitif termasuk didalamnya untuk mengukur orientasi terhadap tempat dan waktu,
memori segera, memori verbal, perhitungan, bahasa dan construct ability. Skor maksimum adalah 30. Gangguan kognitif ringan adalah
yang memiliki nilai MMSE 21-26. Gangguan kognitif sedang adalah yang memiliki nilai MMSE 10-20. Gangguan kognitif lanjut adalah yang memiliki nilai MMSE < 10.
d. Kelompok umur adalah lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan dalam satuan tahun. Umur 20 – 29 tahun, 30 – 39 tahun, 40 – 49
tahun dan 50 – 59 tahun.
e. Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan.
f. Tingkat Pendidikan : jenjang pengajaran yang telah diikuti atau sedang
dijalani responden melalui pendidikan formal : tamatan SD, SMP, SMU, Akademi / Perguruan Tinggi.
g. Status Perkawinan : kawin, tidak kawin, janda / duda.
h. Status Pekerjaan : bekerja, dan tidak bekerja.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
j. Fluoxetine adalah antidepresan golongan SSRIs.
k. Fungsi kognitif: menggambarkan berbagai macam aspek dalam
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 4. HASIL
Sebanyak tigapuluh penderita gangguan suasana perasaan episode depresif di Poliklinik Psikiatri RSUP H. Adam Malik Medan mendapat
pengobatan dengan menggunakan fluoxetine yang dipilih secara non probability sampling jenis consecutive sampling diikutsertakan pada penelitian ini periode 1
[image:43.612.234.419.8.204.2]Januari 2009 sampai 30 Juni 2009. Tidak ada sampel yang di drop out.
Tabel 4.1. Distribusi sampel penelitian berdasarkan karakteristik demografi. Variabel Jumlah %
Umur
20-29 tahun 8 26,7 30-39 tahun 6 20,0 40-49 tahun 14 46,7 50-59 tahun 2 6,7
Jumlah 30 100,0 Jenis kelamin
Laki-laki 10 33,3 Perempuan 20 66,7
Jumlah 30 100,0 Tingkat Pendidikan
SD 7 23,3 SMP 3 10,0 SMU 15 50,0 PT 5 16,7
Jumlah 30 100,0 Status perkawinan
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Kawin 20 66,7 Janda/Duda 2 6,7
Jumlah 30 100,0 Status pekerjaan
Bekerja 19 63,3
Tidak bekerja 11 36,7
Jumlah 30 100,0 Tempat tinggal
Medan 22 73,3 Luar Medan 8 26,7
[image:44.612.101.518.105.352.2]Jumlah 30 100,0
Tabel 4.1 memperlihatkan karakteristik demografi dari sampel sebagian
besar terdiri dari kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 8 orang (26,7%), umur 30-39 tahun sebanyak 6 orang (20%), umur 40-49 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), umur 50-59 tahun sebanyak 2 orang (6,7%), jenis kelamin laki-laki
sebesar 10 orang (33,3%), perempuan sebesar 20 orang (66,7%). Untuk tingkat pendidikan SD sebesar 7 orang (23,3%), SMP sebesar 3 orang (10%), SMU
sebesar 15 orang (50%), PT sebesar 5 orang (16,7%). Untuk status perkawinan status tidak kawin sebesar 8 orang (26,7%), kawin sebesar 20 orang ( 66,7%), janda / duda 2 orang (6,7%). Untuk status pekerjaan dijumpai bekerja sebesar 19
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Tabel 4.2. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada Skor keparahan BDI minggu pertama dan awal minggu ke tiga.
Variabel
Minggu pertama Awal minggu ke tiga
p* Berat Berat Sedang
n % n % n %
BDI 30 100 20 66,7 10 33,3 0,002
*McNemar Test.
Dari Tabel 4.2. di atas, dapat terlihat perubahan skor keparahan BDI pada awal minggu ke dua dimana didapati skor keparahan berat (66,7%) dan skor keparahan sedang (33,3%). Dari uji dengan menggunakan McNemar Test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap skor keparahan BDI didapati p = 0,002 maka nilai p < 0,05 ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine dengan skor keparahan BDI minggu pertama dan pada awal minggu
ke tiga.
Tabel 4.3. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada Skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Variabel
Minggu pertama Minggu ke sembilan
p* Berat Sedang Ringan
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BDI 30 100 7 23,3 23 76,7 0,001
*Marginal Homogeneity Test.
Dari Tabel 4.3. di atas, dapat terlihat perubahan skor keparahan BDI pada minggu ke sembilan dimana didapati skor keparahan sedang (23,3%) dan skor keparahan ringan (76,7%). Dari uji dengan menggunakan Marginal Homogeneity test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap skor BDI didapati p = 0,001 maka
nilai p < 0,05 ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine dengan skor keparahan BDI minggu pertama dan pada minggu ke
[image:46.612.104.551.187.558.2]sembilan.
Tabel 4.4. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Variabel
Minggu pertama Minggu ke sembilan
p* Sedang Ringan Ringan Normal
n % n % n % n %
MMSE 7 23,3 23 76,7 16 53,3 14 46,7 0,001
*Marginal Homogeneity test.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Homogeneity test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap stadium MMSE
didapati p = 0,001 maka nilai p < 0,005 ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine dengan stadium MMSE pada minggu pertama dan pada minggu ke sembilan.
Tabel 4.5. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Variabel n % n % p*
Orientasi mgg 0 : Orientasi mgg 9 :
Sangat terganggu 10 33,3 Terganggu 22 73,3 0,001 Terganggu 20 66,7 Tdk terganggu 8 26,7
Jumlah 30 100,0 30 100,0 Registrasi mgg 0 : Registrasi mgg 0 :
Terganggu 12 40,0 Tdk terganggu 30 100,0 0,001 Tdk terganggu 18 60,0
Jumlah 30 100,0
Atensi mgg 0 : Atensi mgg 9 :
Sangat terganggu 28 93,3 Sangat terganggu 5 16,7 0,001 Terganggu 2 6,7 Terganggu 23 76,7
Tidak terganggu 2 6,7
[image:47.612.102.566.252.604.2]Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Recall mgg 0 : Recall mgg 9 :
Sangat terganggu 4 13,3 Sangat terganggu 2 6,7 0,001 Terganggu 25 83,3 Terganggu 6 20,0
Tidak terganggu 1 3,3 Tidak terganggu 22 73,3
Jumlah 30 100,0 30 100,0 Bahasa mgg 0 : Bahasa mgg 9 :
Sangat terganggu 2 6,7 Terganggu 27 90,0 0,059 Terganggu 28 93,3 Tidak terganggu 3 10,0
Jumlah 30 100,0 30 100,0
*Marginal Homogeneity Test
Dari tabel 4.5. di atas, dapat terlihat pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama didapati orientasi: sangat terganggu 10 orang (33,3%) ; terganggu 20 orang (66,7%), pada minggu ke
sembilan didapati orientasi: terganggu 22 orang (73,3%) ; tidak terganggu 8 orang (26,7%). Pada minggu pertama didapati registrasi : terganggu 12 orang
(40%) ; tidak terganggu 18 orang (60%) , pada minggu ke sembilan didapati registrasi : tidak terganggu 30 orang (100%). Pada minggu pertama didapati atensi : sangat terganggu 28 orang (93,3%) ; terganggu 2 orang (6,7%), pada
minggu ke sembilan didapati atensi : sangat terganggu 5 orang (16,7%) ; terganggu 23 orang (76,7%) ; tidak terganggu 2 orang (6,7%). Pada minggu
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
recall : sangat terganggu 2 orang (6,7%) ; terganggu 6 orang (20%) ; tidak
terganggu 22 orang (73,3%). Pada minggu pertama didapati bahasa : sangat terganggu 2 orang (6,7%) ; terganggu 28 orang (93,3%) , pada minggu ke
sembilan didapati bahasa : terganggu 27 orang (90%) ; tidak terganggu 3 orang (10%).
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan pada orientasi didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05 ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada orientasi minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan pada registrasi didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05
ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada registrasi minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan pada atensi didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan pada recall didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05
ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada recall minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 5. PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian Open Label Clinical Trial One Group Pretest-Posttest Design. Pengambilan sampel dengan teknik non probability
jenis consecutive sampling. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif (stadium
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Dari keseluruhan pasien gangguan suasana perasaan episode depresif yang berobat di Poliklinik Psikiatri RSUP.H. Adam Malik Medan didapati sebagian besar mempunyai umur 40-49 tahun (46,7%), hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa gangguan suasana perasaan episode depresif onsetnya dalam dekade ke- 3 sampai ke-4 dari kehidupan.2
Berdasarkan jenis kelamin dapat terlihat bahwa yang terbanyak adalah perempuan (66,7%) hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
prevalensi perempuan 2 kali lebih besar dibandingkan laki-laki.2
Berdasarkan status perkawinan dapat terlihat bahwa yang terbanyak adalah status kawin (66,6%) hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
menyatakan gangguan depresi sering timbul pada orang-orang tanpa hubungan interpersonal, telah bercerai atau berpisah.2
Berdasarkan status pekerjaan dapat terlihat bahwa yang terbanyak adalah
bekerja (63,3%). Hal ini tidak seusai dengan literatur dimana dikatakan tidak ada hubungan yang ditemukan antara status ekonomi dengan gangguan depresi
berat.2
Dari hasil penelitian skor keparahan BDI minggu pertama dan awal
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
berarti p < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara skor keparahan BDI minggu pertama dan awal minggu ke tiga setelah diberi intervensi pengobatan fluoxetine.
Dari hasil penelitian skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke sembilan didapati skor keparahan sedang 7 orang (23,3%) ; skor keparahan ringan 23 orang (76,7%). Dari analisis Marginal Homogeneity Test didapat p =
0,001 hal ini berarti p < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke sembilan setelah diberi intervensi
pengobatan fluoxetine.
Dari hasil penelitian stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke sembilan didapati stadium ringan sebanyak 16 orang (53,3%) ; stadium normal
sebanyak 14 orang (46,7%). Dari analisis Marginal Homogeneity Test didapat p = 0,001 hal ini berarti p < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke sembilan setelah diberi intervensi pengobatan
fluoxetine. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian fluoxetine mempunyai
pengauh yang baik dalam memperbaiki fungsi kognitif pada penderita gangguan
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Dari hasil penelitian terhadap 30 orang penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang mendapat pelayanan di Poliklinik Psikiatri RSUP. H. Adam Malik Medan, dapat diambil kesimpulan:
a. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap skor keparahan BDI (p = 0,001) pada minggu pertama dan pada minggu ke sembilan.
b. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif (stadium MMSE) (p = 0,001) pada minggu pertama dan minggu ke sembilan.
6.2. SARAN.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
1. Bazire S.Psychotropic Drug Directory 2005. British : The Bath Press; 2005 2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry
Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry, 10thed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2003
3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Pocket Handbook of Psychiatric Drug Treatment. 3rd ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2001
4. Amir N. Depresi Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana. Ed.1. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI; 2005
5. Kurlowicz L, Wallace M. The Mini Mental State Examination (MMSE). Try this from The Hartford Institute for Geriatric Nursing. New York University, 1999. Diunduh dari : www. Hart Fordign. Org
6. Blacker D. Psychiatric Rating Scale. In Sadock BJ, Sadock VA, eds Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol I B, 8thed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2005. p. 949
7. Purba JS. Peran Neuroendokrin Pada Depresi, Dexa Medica 2006; 19: 123-125
8. Kalbe. Fluoxetin perbaiki fungsi kognitif.Kalbe.co.id.2007
9. JE Alpert, LA Uebelacker, NE McLean, M Abraham, JF Rosenbaum, M Fava. The Mini-Mental State Examination Among Adult Outpatients with Major Depressive Disorder. MEDLINE. 1995; 63: 207-211
10. Austin MP, Mitchell P, Goodwin GM. Cognitive Deficits In Depression. British Journal of Psychiatry 2002; 178: 200-206
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
12. American Psychiatric Association. Text Revision of Fourth ed. Diagnostic and Statistical Manual Disorders. Washington DC, 2000 : p. 349,350, 354-356,375,413-417
13. Blacker D. Psychiatric Rating Scales. In : Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol I A, 8thed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins: 2005. p. 943-945
14. Beck AT, Steer RA. Beck Depression Inventory (BDI). In : Rush AJ, Pincus HA, First MB, et al, eds, Hand book of Psychiatric Measures. Washington, DC : American Psychiatric Association: 2000. p.519-522 15. Loosen PT, Beyer JL, Sells SR, et.al. Major Depressive Disorder. In :
Current Diagnosis & Treatment in Psychiatry. Singapore : Mc Graw Hill; 2000. p. 290-307
16. First MB, Tasman A. DSM-IV-TR Mental Disorder Diagnosis, Etiology and Treatment. England: John Wiley & Sons; 2004 : p. 737-740
17. Gelder M, Mayou R, Geddes J. Psychiatry. 3 rd ed. New York: Oxford University Press; 2005
18. Wibisono S. Dalam Diagnosis Demensia Alzheimer Di Pelayanan kesehatan primer. Jakarta; 2003
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
LAMPIRAN
1. Personil penelitian
Nama : dr. Mila Astari Harahap
Jabatan : Peserta PPDS – I Kedokteran Jiwa FK- USU / RSHAM
2. Biaya Penelitian
1. Penyediaan obat-obatan : Rp. 10.000.000 2. Akomodasi dan transportasi : Rp. 5.000.000 3. Penyusunan dan penggandaan hasil : Rp 3.000.000 4. Seminar hasil penelitian : Rp 2.000.000
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
3. Jadwal Penelitian
Waktu
Kegiatan
Januari 2009
Maret- Juni 2009
September 2009
Oktober 2009
Persiapan
Pelaksanaan
Penyusunan laporan
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
LEMBAR PENJELASAN PADA SUBJEK PENELITIAN.
Selamat pagi Bapak/ Ibu/ Sdr/ i,
Saya dr Mila Astari Harahap saat ini sedang menjalani Pendidikan Dokter Spesialis Jiwa (PPDS) FK-USU dan saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada gangguan suasana perasaan episode depresif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.
Pada penelitian ini saya akan melakukan pemeriksaan pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang mendapat fluoxetine 20 mg sekali sehari pada pagi hari, penderita akan diberikan terapi selama 8 minggu. Pada awal minggu pertama penderita akan dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat bantu pertanyaan dalam teknik The Mini Mental State Examination (MMSE) dengan mengisi kuesioner dan setelah minggu ke 8
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Terimakasih atas partisipasi Bapak yang ikut dalam penelitian ini, jika Bapak/ Ibu/ sdr/ I menolak, maka tidak akan kehilangan hak sebagai pasien. Jika selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas maka Bapak/ Ibu/ Sdr/ I dapat menghubungi saya : dr. Mila Astari Harahap, Departemen Psikiatri FK-USU, telepon 061 77931 771 atau telepon genggam 08126590576.
Medan, 2009
Hormat Saya
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki / perempuan
Umur :
Alamat :
Hubungan dengan pasien :
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Medan...2009
Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan
Dr. Mila Astari Harahap ...
Saksi-saksi:
1. ... ...
2. ... ...
DATA SAMPEL PENELITIAN
Nomor : Tanggal
Nomor Medical Record : A. Data Demografik
1. Nama :
2. Umur : / ( Tahun/bulan ) 3. Jenis Kelamin : L / P
4. Alamat :
5. Pekerjaan :
6. Pendidikan :
7. Status pernikahan : Kawin/ tidak kawin/janda/duda
8. Berat badan :
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
C. Pengamatan minggu pertama : tanggal Nilai BDI dan MMSE :
Terapi :
D. Pengamatan awal minggu ketiga :tanggal
Nilai BDI :
Terapi :
E. Pengamatan minggu kesembilan : tanggal Nilai BDI dan MMSE :
Terapi :
Beck Depression Inventory (BDI)
Nama :
Umur :
Status Perkawinan :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Suku :
Pendidikan :
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Instruksi : Kuisuoner ini terdiri dari 21 kelompok pertanyaan. Silakan membaca masing-masing kelompok pertanyaan dengan seksama, dan pilih satu
pernyataan yang terbaik pada masing-masing kelompok yang menggambarkan dengan baik bagaimana perasaan anda. Lingkari nomor selain pernyataan yang telah anda pilih.
Jika beberapa pernyataan dalam beberapa kelompok sama bobotnya, lingkari nomor
yang paling tinggi untuk kelompok itu. Yakinkan bahwa anda tidak memilih lebih dari
satu pernyataan untuk satu kelompok, termasuk soal nomor 16 (perubahan pola tidur)
atau soal nomor 18 (perubahan selera makan).
Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda
1. A. Saya tidak merasa sedih
B. Saya merasa sedih
C. Saya sedih dan murung sepanjang waktu dan tidak bisa menghilangkan
perasaan itu
D. Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi
rasanya
2. A. Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan
B. Saya merasa kecil hati mengenai masa depan
C. Saya merasa bahwa tidak ada satupun yang dapat saya harapkan
D. Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dah bahwa
semuanya tidak akan dapat membaik.
3. A. Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal
B. Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih baik daripada
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
C. Saya sangat mengingat masa lalu, maka yang teringat oleh saya
hanyalah kegagalan
D. Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang gagal total.
4. A. Saya mendapat banyak kepuasan dari hal-hal yang biasa saya
lakukan
B. Saya tidak dapat lagi mendapat kepuasan dari hal-hal yang biasa
saya lakukan
C. Saya tidak mendapat kepuasan dari apapun lagi
D. Saya merasa tidak puas atau bosan dengan segalanya.
5. A. Saya tidak terlalu merasa bersalah
B. Saya merasa bersalah di sebagian waktu saya
C. Saya agak merasa bersalah di sebagian besar waktu
D. Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6. A. Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum
B. Saya merasa mungkin saya sedang dihukum
C. Saya pikir saya akan dihukum
D. Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
7. A. Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
B. Saya kecewa dengan diri saya sendiri
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
D. Saya membenci diri saya sendiri
8. A. Saya tidak merasa lebih buruk daripada oranglain
B. Saya mencela diri saya karena kelemahan dan kesalahan saya
C. Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-
kesalahan saya
D. Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi
9. A. Saya tidak punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri
B. Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya tidak akan
melakukannya
C. Saya ingin bunuh diri
D. Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan.
10. A. Saya tidak lebih banyak menangis dari pada sebelumnya
B. Sekarang saya lebih banyak menangis dari pada sebelumnya
C. Sekarang saya menangis sepanjang waktu
D. Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak dapat lagi
menangis walaupun saya menginginkannya.
11. A. Saya tidak lebih terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya
B. Saya sedikit lebih pemarah dari pada biasanya akhir-akhir ini
C. Saya agak jengkel atau terganggu di sebagian besar waktu saya
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
12. A. Saya tidak kehilangan minat saya terhadap orang lain
B. Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya
C. Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang lain
D. Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain.
13. A. Saya mengambil keputusan-keputusan hampir sama baiknya
dengan yang biasa saya lakukan
B. Saya menunda mengambil keputusan-keputusan begitu sering dari yang
biasa saya lakukan
C. Saya mengalami kesulitan lebih besar dalam mengambil
keputusan-keputusan dari pada sebelumnya
D. Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan-keputusan lagi.
14. A. Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari
biasanya
B. Saya khawatir saya tampak lebih tua atau tidak menarik
C. Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang menetap
dalam penampilan saya sehingga membuat saya tampak tidak menarik
D. Saya yakin bahwa saya terlihat jelek.
15. A. Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu sebelumnya
B. Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk mulai melakukan sesuatu
C. Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk mulai melakukan sesuatu
Gambar
Dokumen terkait
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengetahui tumbuhan yang berpotensi dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional di Desa Pa’bumbungan Kecamatan
a). Volume yang tercantum dalam daftar harga kuantitas dan harga disesuaiikan dengan yang tercantum dalam dokumen pengadaan b) Koreksi aritmatik hanya dilakukan untuk
quarter sa pamamagitan ng ibang istilo at stratehiya ngunit hindi rin ito umubra hangang sa tuluyan ng nagtapos ang laro sa iskor na 108-90 pabor sa pa rin sa Bora
Kajian ketahanan panas dilakukan dengan menggunakan modifikasi dari metode submerged vessel method (Nazarowec- White dan Farber 1997), isolat yang paling toleran terhadap
Berbagai makna esensial yang ditemukan dalam penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ke arah pengembangan pembelajaran nilai kewirausahaan dalam
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan ukuran dewan komisaris
setiap perusahaan akan hanya memperoleh laba normal di mana biaya rata-rata sama dengan biaya variabel rata-rata, karena dalam jangka panjang semua biaya adalah