• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT PADA KELAS X IPA 1 SMA N 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT PADA KELAS X IPA 1 SMA N 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT PADA KELAS X IPA 1 SMA N 3 METRO

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

ANI SETIAWATI

Pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran di kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Adapun, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot di kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penulis mendeskripsikan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro. Teknik yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi,dan dokumentasi.

(2)

AniSetiawati

media dan alat yang digunakan dalam pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru menuntut siswa untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Kemudian, pada kegiatan penutup, guru melakukan refleksi pembelajaran, terlebih dahulu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat. Setelah siswa menyampaikan pendapatnya tentang memahami struktur dan kaidah teks anekdot, guru menyimpulkan keseluruhan pembelajaran.Struktur dan kaidah teks anekdot dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru yaitu guru menerangkan tentang struktur teks anekdot yang terdiri atas abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda, sedangkan untuk kaidah yang dijelaskan oleh guru yaitu berupa lelucon atau cerit amenggelitik dan di dalamnya terkadang kebenaran tertentu yang bisa menjadi pelajaran bagi khalayak.Struktur dan kaidah teks anekdot dapat dipahami oleh semua siswa hal ini terbukti dengan hasil diskusi yang dinilai oleh guru rata-rata setiap kelompok dapat memahami struktur dan kaidah teks anekdot.Tahap kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu penilaian. Pada penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot, guru menggunakan teknik tes tertulis dan tes praktik.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 4 Januari 1991. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara pasangan suami-istri Sarji dan Wahyuni.

Jenjang akademik penulis dimulai dengam menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Kartika pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Astomulyo pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2007. Memasuki jenjang berikutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Metro pada tahun 2007 dan menamatkannya pada tahun 2010. Pada tahun yang sama (2010), penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur PKAB.

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang diberikan Allah Subhanaullohuwataala, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang terkasih berikut ini.

1. Ayahanda tersayang Sarji dan Ibunda tercinta Wahyuni yang telah membesarkanku, mengasihiku, dan selalu mendoakan keberhasilanku.

2. Kakakku tersayang Agus Setyo yang selalu memberi semangat, dukungan, dan doa.

3. Keluarga besarku, atas motivasi yang telah diberikan dan doa yang terus terucap untuk keberhasilanku.

4. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu membuat keceriaan di kampus maupun di luar kampus.

(9)

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak

ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S. Ar-Ra’d: 11)

(10)

SANWACANA

Alhamdulillah, Segala pujiku untuk Allah Subhanaullohuwataala

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah Subhanaullohuwataala karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi “Pembelajaran Memahami Struktur dan Kaidah Teks Anekdot Pada Kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan, masukan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai wujud rasa hormat sudah selayaknya penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak berikut. 1. Ibu Eka Sofia Agustina, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, waktu, dan kesabaran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

2. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum, selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan member pengarahan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

(11)

5. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Lampung.

6. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum.,selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Lampung.

7. Dr. Hi. BujangRahman, M.Si.,selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 8. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung khusunya pada Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan.

9. Bapak dan Ibu staf admintrasi Jurusan Bahasa dan SeniUniversitas Lampung yang membantu dan melayani urusan administrasi perkuliahan.

10. Drs. Hi. Jumadi.,selaku Kepala SMA Negeri 3 Metro yang telah memberikan izin penelitian sehingga dapat terlaksana.

11. Dra. Hj. Susnelly, M.M., selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membantu pelaksanaan penelitian pembelajaran di SMA Negeri 3 Metro.

12. Orang tuaku tercinta, tersayang, dan terkasih , Bapak Sarji dan Ibu Wahyuni yang telah membesarkanku, mendidik, membimbing, memberikan doa tulus, cinta dan kasih sayang dengan penuh perhatian.

(12)

14. Sahabat tersayang ChintiaLarasati, EstiHayuningtias, Kristanti, Lengai Zulpa Anggraini, Mukti Arum, Nur Astri Aprilia, Rizki Yunaini, Shera Lovina, Oriza Pratiwi, dan Tika Yuni Arsinta terimakasih atas rasa kasih sayang, semangat yang tak pernahputus, masa-masa indah dikala suka duka yang tidak akan pernah terlupakan.

15. Teman-teman KKN dan PPL di Tulang Bawang Udik, Desa Karta, Annisa Nurlaila, Trian Hermawan, Sigit, Eli, Servia, LiaPutri, Fitma, Pariza, Jefri, Ruma, terima kasih atas motivasi dan semangat yang telah diberikan selama ini.

16. Teman-teman seperjuanganku 2010 kelas B dan A yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semangat, kekompakan bantuan dan kebersamaanmya selama ini.

17. Kakak-kakak seniorku dan adik tingkatku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semangat

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga ketulusan dan kebaikan Bapak, Ibu, serta rekan-rekan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan pendidikan khususnya pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Bandarlampung,Oktober 2014 Penulis

(13)

Halaman

ABSTRAK...i

HALAMAN JUDUL...ii

PENGESAHAN...iii

RIWAYAT HIDUP...iv

MOTO...v

PERSEMBAHAN...vi

SANWACANA...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian ...5

1.4 Manfaat Penelitian ...6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...6

II. LANDASAN TEORI 2.1 Pembelajaran...7

2.1.1 Pengertian Pembelajaran ...7

2.1.2 Komponen Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum 2013 ... ...8

2.1.3 Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi ...8

2.2 Perencanaan Pembelajaran ...9

2.2.1 Silabus ...10

2.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...11

2.3 Pelaksanaan Pembelajaran...15

2.3.1 Media Pembelajaran ...16

2.3.1.1 Ragam Media Pembelajaran ...17

2.3.1.2 Fungsi Media Pembelajaran ...17

2.3.2 Bahan Ajar ...18

2.3.3 Model Pembelajaran ...19

(14)

2.3.5 PendekatanScientificKurikulum 2013 ...21

2.3.6 Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013...25

2.3.7 Aktivitas Belajar ...27

2.4 Penilaian Pembelajaran ...30

2.4.1 Penilaian Autentik Kurikulum 2013...30

2.4.2 Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ...33

2.4.3 Fungsi Penilaian Hasil Belajar ...34

2.4.4 Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar ...36

2.5 Teks Anekdot...37

2.5.1 Pengertian Humor ...38

2.5.2 Fungsi Humor dalam Masyarakat ...39

2.5.3 Struktur Teks Anekdot ...40

III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...42

3.2 Sumber Data...42

3.3 Teknik Pengumpulan Data...43

3.4 Teknik Analisis Data...49

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...51

4.1.1 Perencanaan Pembelajaraan ...52

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Guru ...58

4.1.2.1 Kegiatan Pendahuluan...58

4.1.2.2 Kegiatan Inti...62

4.1.2.3 Kegiatan Penutup ...75

4.1.2.4 Observasi Aktivitas Siswa...77

4.1.3 Penilaian Pembelajaran ...78

4.2 Pembahasan ...80

4.2.1 Pembahasan Pengamatan Perencanaan Pembelajaran ...80

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru ...103

4.2.2.1 Kegiatan Pendahuluan...103

4.2.2.2 Kegiatan Inti...109

4.2.2.3 Kegiatan Penutup ...134

4.2.2.4 Pembahasaan Observasi Aktivitas Siswa...137

4.2.3 Pembahasaan Penilaian Pembelajaran ...141

4.2.4 Pembelajaran Memahami Struktur dan Kaidah Teks Anekdot ...140

4.2.4.1 Temuan Hasil Penelitian ...143

4.2.4.2 PendekatanScientificdalam Memahami Struktur dan Kaidah Teks Anekdot...145

(15)
(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tingkatan Menanya... 23

2.2 Aktivitas Belajar Siswa ... 29

3.1 Instrumen Pengamatan Perencanaan Pembelajaran ... 44

3.2 Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru ... 46

3.3 Instrumen Aktivitas Siswa ... 47

(17)

Lampiran

1.Instrumen Pembelajaran Memahami Struktur dan Kaidah Teks Anekdot ... 151

2. Surat Izin Penelitian ... ... 152

3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 153

4. Silabus Bahasa Indonesia... ... 154

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... ... 157

6. Powerpoint materi teks anekdot ... ... 165

7. Hasil tugas siswa ... ... 177

(18)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

4.1 Guru memberikan salam dan memulai apersepsi dan motivasi ... 103

4.2 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa ... 104

4.3Guru menyampaikan manfaat pembelajaran... 105

4.4 Guru mendemonstrasikan terkait dengan materi pembelajaran ... 106

4.5 Guru menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik ... 107

4.6 Guru menyampaikan rencana kegiatan ... 107

4.7 Guru mengaitkan materi dengan kehidupan nyata... 109

4.8 Guru menyajikan materi pembelajaran dengan tepat... 110

4.9 Guru menyajikan materi secara sistematis ... 110

4.10 Kegiatan Eksplorasi ... 112

4.11 Kegiatan elaborasi ... 113

4.12 Kegiatan konfirmasi ... 113

4.13Guru menguasai kelas ... 115

4.14 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual ... 116

4.15 Guru memancing peserta didik untuk bertanya ... 120

4.16 Guru memancing peserta didik untuk mencoba... 121

4.17 Guru memfasilitasi peserta didik untuk mengamati... 122

4.18 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis ... 120

4.19 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menalar ... 124

4.20 Guru memfasilitasi peserta didik untuk berkomunikasi... 125

4.21 Keterampilan dalam penggunaans umber belajar ... 126

4.22 Guru menunjukan keterampilan menggunakan media ... 127

4.23 Guru melibatkan peserta didik sumber belajar... 128

4.24 Guru melibatkan peserta didik memanfaatkan media ... 129

4.25Guru menumbuhkan interaksi ... 130

4.26 Guru merespon positif peserta didik ... 131

4.27 Aktivitas mengamati ... 137

4.28 Aktivitas menanya... 138

4.29 Aktivitas mengumpulkaninformasi... 139

4.30 Aktivitas mengasosiasi... 140

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru, di dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran seperti media, metode, dan kurikulum yang digunakan. Pembelajaran yang diberikan guru harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kurikulum yang saat ini digunakan dalam proses pembelajaran adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik. Implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 dapat diperoleh dari semua mata pelajaran yang menghubungkan dengan nilai-nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Penekanan pendidikan karakter diharapkan dapat menyiapakan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi persaingan dunia global.

(20)

2

pembelajaran dapat diterapkan secara optimal dan dapat menyukseskan implementasi kurikulum 2013.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 sangat berbeda dengan pembelajaran-pembelajaran kurikulum sebelumnya. Jika pembelajaran-pembelajaran dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) siswa sepenuhnya bergantung pada guru, tidak demikian pembelajaran kurikulum 2013. Pembelajaran kurikulum 2013 yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jaringan atau mengomunikasikan. Diharapkan dengan lima kegiatan tersebut peserta didik lebih kreatif dan inovatif selama proses pembelajaran. Perbedaan pembelajaran kurikulum 2013 juga terlihat dari materi buku siswa. Materi yang terdapat dalam buku siswa menghubungkan dengan mata pelajaran yang lain, sehingga siswa dituntut untuk dapat memahami dan menguasai semua mata pelajaran. Materi pelajaran yang berkaitan dengan pelajaran lain sebagai contoh pelajaran Bahasa Indonesia materi teks anekdot, dalam teks tersebut berisi cerita tentang hukum dan peradilan yang tentu saja berkaitan dengan perhukuman.

Materi pembelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2013 tidak bisa dilepaskan dari empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka rona (Tarigan, 1979: 1).

(21)

Membaca juga merupakan kegiatan yang sangat praktis dapat dilakukan dimana saja. Oleh karena itu, peserta didik tidak hanya dituntut untuk dapat membaca tetapi juga dapat dengan memahami isi bacaan.

Tarigan (1979: 7) berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca dapat melatih mengemukakan pendapat atau isi yang di baca. Sehingga membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting sama seperti keterampilan berbahasa lainnya.

(22)

4

Teks anekdot merupakan sebuah cerita singkat lucu atau menarik, yang menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya, biasanya mengenai orang penting atau terkenal yang digunakan untuk mengkritik. Struktur dan kaidah teks anekdot merupakan komponen pendukung teks anekdot. Strukrur anekdot terdiri atas abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.

Pada kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas X terdapat kompetensi intimemahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Yang dituangkan dalam salah satu kompetensi dasar memahami struktur dan kaidah teks anekdot yang menuntut siswa memiliki pemahaman membaca teks yang baik.

Penulis memilih penelitian di SMA Negeri 3 Metro karena sekolah tersebut merupakan sekolah terbaik kedua setelah SMA Negeri 1 Metro dan telah menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X.

(23)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA N 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014. Masalah dalam pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot dirinci sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot?

2. Bagaimana pelaksanakan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot?

3. Bagaimana penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.Tujuan penelitian memahami struktur dan kaidah teks anekdot secara lebih rinci adalah mendeskripsikan

a. Perencanaan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro.

b. Pelaksanakan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro.

(24)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengetahuan kepada guru dan penulis mengenai pembelajaran teks anekdot sebagai bahan ajar sastra Indonesia khususnya bahan ajardi SMA dan memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia yang bernama Dra. Hj. Susnelly, M.M dan siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Objek penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Tempat penelitian di SMA Negeri 3 Metro.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan salah satu sub sistem pendidikan selain kurikulum. Proses pembelajaran yang berlangsung selalu mengikuti perkembangan kurikulum. Pembelajaran berkaitan dengan bagaimana mengajarkan yang terdapat di kurikulum. Dengan adanya kurikulumsebagai acuan proses pembelajaran guru lebih terarah dalam penyampaian materi.

2.1.1 Pengertian Pembelajaran

(26)

8

Smith dan Ragan dalam Yamin (2013: 71) menyatakan bahwa pembelajaran adalah desain dan pengembangan penyajian informasi dan aktifitas-aktifitas yang diarahkan pada hasil belajar tertentu. Sementara itu Dick dalam Yamin (2003: 71) mendefinisikan pembelajaran sebagai intervensi pendidikan yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu, bahan atau prosedur yang ditargetkan pada pencapaian tujuan tersebut, dan pengukuran yang menentukan perubahan yang diinginkan pada perilaku.

Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kemampuan untuk mengelola komponen, sehingga setiap guru dan murid memahami tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2.1.2 Komponen Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi Kurikulum 2013 telah berbasis karakter dan kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk komponen-komponen yang ada dalam sistem pendidikan. Komponen-komponen tersebut antara lain kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah atau madrasah, pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah atau madrasah ( Kunandar, 2013: 9).

2.1.3 Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi

(27)

berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk itu pemerintah melakukan penataan kurikulum 2013. Kurikukulum 2013 merupakan penataan ulang kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perilaku-perilaku tersebut mempunyai hubungan antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja. Untuk itu, kurikulum menuntut kerjasama yang baik antara pendidikan dengan dunia kerja, terutama dalam mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu diajarkan kepada peserta didik di sekolah.

Proses pembelajaran kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai bahwa proses pembelajaran menekankan pada kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga peserta didik dapat merasakan sendiri penguasaan kompetensi tersebut.

2.2 Perencanaan Pembelajaraan

(28)

10

Perencanaan pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar yaitu untuk mengarahkan guru dalam proses pembelajaran berlangsung.Menurut Rohman dan Amri (2013: 45-46) manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar-mengajar sebagai berikut.

a.Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.

c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid. d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat

diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

e.Untuk bahan penyusun data agar terjadi keseimbangan kerja. f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.

2.2.1 Silabus

Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dasar yang ingin dicapai, serta materi pokok yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Kunandar, 2007: 244). Jadi silabus merupakan komponen inti rencana pengembangan kurikulum.

(29)

Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah silabus paling sedikit memuat sebagai berikut.

1. Identitas mata pelajaran

2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas

3. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran

4. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilanyang terkait muatan atau mata pelajaran

5. Tema (khusus SD)

6. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi

7. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

8. Penilaian,merupakan proses pengumpalan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik

9. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun

10. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

2.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(30)

12

besar keberhasilan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2007: 263). Jadi rencana pelaksanaan pembelajaran sangat memengaruhi proses pembelajaran. Menurut kunandar (2013: 6-7) penyusunan RPP memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.

2. Partisipasi aktif peserta didik.

3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian.

4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam suatu keutuhan pengalaman belajar.

(31)

8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara integrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Komponen RPP terdiri atas: 1. Identitas sekolah

2. Identitas mata pelajaran yaitu nama satuan pendidikan 3. Kelas atau semester

4. Materi pokok

5. Alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai

6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi

8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.

9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai 10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pembelajaran

(32)

14

12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan inti dan penutup

13. Penilaian hasil belajar

Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.

Sekolah : Matapelajaran : Kelas/Semester : Materi pokok : Aloksasi waktu : a.kompetensi inti (KI) b.kompetensi dasar(KD) 1. (KD pada KI-1) 2. (KD pada KI-2) 3. (KD pada KI-3)

Indikator: 4.(KD pada KI-4) Catatan:

KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran langsung. c. Tujuan pembelajaran

d.Materi pembelajaran (rincian dari materi pokok)

e. Metode pembelajaran (rincian dari kegiatan pembelajaran) f. Media, alat, dan sumber pembelajaran

1. media 2. alat/bahan 3. sumber belajar

g. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 1. pertemuan kesatu

(33)

b. kegiatan inti (…menit) c. penutup (…menit)

2. pertemuan kedua:

a. pendahuluan/kegiatan awal (…menit)

b. kegiatan inti (…menit)

c. penutup (…menit)

h. penilaian

1. jenis/ teknik penilaian

2. bentuk instrumen dan instrumen 3. pedoman penskoran

2.3 Pelaksanaan Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaranmerupakan implementasi perencanaan pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik sangat bergantung kepada perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran diperbolehkan melakukan improvisasi tetapi tidak menyimpang dari RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses yang sangat penting, karena dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat pendukung-pendukung yang dapat memengaruhi proses pembelajaran berlangsung seperti, media pembelajaran, metode,dan pendekatan pembelajaran.

Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dalam pengelolaan kelas guru memerhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan karakteristik proses pembelajaran.

(34)

16

3. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

7. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat .

8. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

9. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran.

10. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

2.3.1 Media Pembelajaran

(35)

Pada hakikatnya, pendapat-pendapat di atas, mempunyai konsep yang sama tentang media pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan media pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam proses belajar-mengajar untuk memudahkan penyampaian materi sehingga tujuan pembelajaran dapat terwujud.

2.3.1.1 Ragam Media Pembelajaran 1.Media Visual

Media visual merupakan gambar yang secara keseluruhan dari suatu bentuk yang dapat divisualisasikan.

2.Media Cetak

Media cetak pada dasarnya hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi).

2.3.1.2 Fungsi Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Selain itu, media juga dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar sedangkan motivasi sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar siswa.

Sudjana dan Rivai dalam bukunya Azhar Arsyad (2002: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut.

(36)

18

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendesmontrasikan dan memerankan.

2.3.2 Bahan Ajar (Materi Pembelajaran)

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instrucionsl materials) secara garis besar terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajarisiswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Abidin, 2012:33). Materi pembelajaran merupakan program untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelahan implementasi pembelajaran.

Bentuk Bahan Ajar

a. Bahan cetak seperti:hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart.

b. Audio Visual seperti:video/film,VCD c. Audio seperti:radio, kaset, CD audio, PH d. Visual:foto, gambar, model/maket.

(37)

2.3.3 Model Pembelajaran

Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi (Rahman dan Amri, 2013: 197). Pembelajaran yang tertera dalam Kurikulum 2013 yaitu Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning(Kemendikbud, 2013: 167-220).

1. Project Based Learning

Metode berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Metode ini menggunakan masalah sebgai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintergrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja 2. Adanya pemaslahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik 3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas

permasalahan atau tantangan yang diajukan

4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah

5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu

(38)

20

2. Problem Based Learning

Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Model berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran. Jadi pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar (Kemendikbud, 2013: 196).

3. Discovery Learning

(39)

2.3.4 Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 proses kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan prinsip

a) berpusat pada peserta didik,

b) mengembangkan kreativitas peserta didik,

c) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, d) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, e) menyediakan pengalaman belajar yang beragam, f) melalui penerapan berbagai strategi dan metode,

g) pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, h) efisien, dan bermakna.

2.3.5 PendekatanScientificKurikulum 2013

(40)

22

Kemendikbud 2013: 9). Model pembelajaran ini mengharapkan siswa dapat menemukan dan mengembangkan fakta serta konsep sendiri.

Sesuai dengan karakteristik Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari natural science, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (Kemendikbud 2013: 18-21).

(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan menyimak.

(41)
[image:41.595.114.511.110.760.2]

Tabel 2.1 Tingkatan menanya

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Kognitif yang lebih rendahPengetahuan (knowledge)  Apa...  Siapa...  Kapan...  Di mana...  Sebutkan...

 Jodohkan atau pasangkan...  Persamaan kata...

 Golongkan...  Berilah nama...   Pemahaman (comprehension) Terangkahlah...  Bedakanlah...  Terjemahkanlah...  Simpulkan...  Bandingkan...  Ubahlah...

 Berikanlah interpretasi...  Penerapan (application  Gunakanlah...  Tunjukkanlah...  Buatlah...  Demonstrasikanlah...  Carilah hubungan...  Tulislah contoh...  Siapkanlah...  Klasifikasikanlah... Kognitif

yang lebih tinggi

Analisis(analysis)  Analisislah...

 Kemukakan bukti-bukti…

 Mengapa…

 Identifikasikan…

 Tunjukkanlah sebabnya…

 Berilah alasan-alasan…

Sintesis(synthesis)  Ramalkanlah…

 Bentuk…

 Ciptakanlah…

 Susunlah…

 Rancanglah...  Tulislah…

 Bagaimanakita dapat

memecahkan…

 Apa yang terjadi seaindainya…

 Bagaimana kita dapat

memperbaiki…

 Kembangkan…

Evaluasi(evaluation)  Berilah pendapat…

(42)

24

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan baik…

 Setujukah anda…

 Kritiklah…

 Berilah alasan…

 Nilailah…

 Bandingkan…

 Bedakanlah…

Sumber: (Kemendikbud, 2013: 19-20)

(3) Kegiatan mencobabermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dua jenis kegiatan yaitu mencoba prinsip atau prosedur seperti yang diperoleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip atau prosedur pada situasi baru. Mencoba prinsip melalui diskusi kegiatan ini untuk memverifikasi kegiatan siswa sehingga siswa dapat percaya diri dengan data yang diperolehnya. Kegiatan mencoba mengaplikasikan pada kegiatan baru maksudnya adalah siswa dan guru bekerjasama untuk menciptakan inovasi dari kreativitas dan keterampilan yang dimiliki.

[image:42.595.114.512.84.215.2]
(43)

2.3.6 Pendekatan Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum 2013

Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Pendekatan tersebut antara lain pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning),bermain peran, pembelajaran partisipasif (participative teaching and learning),belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivicsm teaching and learning).

1. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual sering di sebut dengan CTL merupakan pembelajaran yang menekankan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata peserta didik sehingga dapat mengaplikasikan kompetensi yang diperoleh. Pembelajaran kontekstual juga mendorong siswa untuk aktif belajar sehingga siswa dapat kecanduan untuk belajar dan menyadari tentang manfaat yang diperlukan dalam kehidupan nyata.

Pembelajaran kontekstual juga menuntut guru untuk menyediakan sumber dan bahan pembelajaran yang diperlukan oleh peserta didik. Selain itu, guru mengatur tentang strategi pembelajaran dan lingkungan pembelajaran. Karena dengan lingkungan pembelajaran yang kondusif, dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.

2. Bermain peran(Role Playing)

(44)

26

mengeksplorasi hubungan-hubungan manusia dengan cara memeragakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama peserta didik dapat mengeksplorasi pemecahan masalah.

3. Belajar tuntas

Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila strategi yang digunakan dapat dilaksanakan secara sistematis sehingga dapat mengorganisir tujuan dan bahan ajar dengan baik. Tujuan pembelajaran harus teroganisir dengan baik sehingga dapat memudahkan pengecekan hasil belajar. Hasil belajar peserta didik merupakan dasar untuk memperoleh balikan. Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta didik.

4. Pembelajaran partisipatif

Belajar merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sekitar. Pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai keterlibatan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2013: 124). Dalam pembelajaran partisipatif, guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan belajar.

Pembelajaran partisipatif dapat dikembangkan dengan prosedur sebagai berikut. a) Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar

b) Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar dapat saling belajar dan membelajarkan.

c) Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya.

(45)

e) Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar. f) Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

g) Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar.

2.3.7Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kegiatan belajar merupakan sebuah aktivitas interaksi antara guru dan murid untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang termasuk belajar memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu terjadi secara sadar, bersifat sementara, bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh aspek tingkah laku secara utuh (Rusman, 2012: 19).

Jenis-jenis Aktifitas Belajar 1. Belajar Arti Kata

Rusman (2012: 19) belajar arti kata yaitu menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.

2. Belajar Kognitif

Belajar kognitif adalah proses bagaimana menghayati, mengorganisasi, dan mengulangi informasi tentang suatu masalah, peristiwa, objek serta upaya untuk menghadirkan kembali hal tersebut melalui tanggapan, gagasan, atau lambang dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

3. Belajar Menghafal

(46)

28

4. Belajar Teoritis

Belajar teori adalah menyusun kerangka pikiran yang menjelaskan fenomenaalam atau fenomena sosial tertentu.

5. Belajar Konsep

Belajar konsep adalah merumuskan melalui proses mental tentang lambang, benda serta peristiwa dengan mengamati ciri-cirinya.

6. Belajar Kaidah

Belajar kaidah menghubungkan dua konsep atau lebih sehingga terbentuk suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan.

7. Belajar Berpikir

Belajar berpikir adalah aktivitas kognitif yang dilakukan secara mental untuk memecahkan suatu masalah melalui proses yang abstrak.

8. Belajar Keterampilan Motorik

Belajar Keterampilan Motorik adalah belajar melakukan rangkaian gerak gerik anggota badan secara terpadu.

9. Belajar Estetis

Belajar estetika adalah proses mencipta melalui penghayatan yang berdasarkan pada nilai-nilai seni.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok tersebut yaitu (1) mengamati, (2) menanya, (3) mengumpulkan informasi, (4) mengasosiasi, (5) mengomunikasikan.

(47)
[image:47.595.127.512.108.760.2]

Tabel 2.2

Kegiatan /Aktivitas Belajar Siswa Langkah

Pembelajaran

Kegiatan/Aktivitas Belajar Kompetensi yang Dikembangkan Mengamati

Membaca,mendengar,menyimak,melih-at(tanpa atau dengan alat) menyangkut materi pembelajaran.

Melatih

kesungguhan,kete litian, mencari informasi. Menanya Mengajukan pertanyaan tentang

informasi yang tidak dipahamidari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke

pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Mengumpulkan

informasi/ eksperimen

Melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain bukuteks,mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber.

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuanmeng umpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasikan /Mengolah informasi

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan

informasi.Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat

Mengembanggka n sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,

(48)

30

menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Mengomunikasi kan Menyampaikan hasil pengamatan,kesimpulan berdasaekan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya.

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jekas, dan

mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 2.4 Penilaian Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran selesai guru biasanya melakukan penilaian, yang bertujuan untuk mengetahui pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak. Penilaian pembelajaran mengukur keberhasilan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan dan juga sebagai evaluasi metode, strategi, pendekatan dan media dalam menyampaikan materi sehingga siswa dapat menerima materi dengan jelas dan dapat dipahami. Selain itu, jika nilai yang diperoleh siswa melampaui KKM (Kriteria Ketuntasaan Minimal) berarti pembelajaran yang dilakukan oleh guru berhasil. Sebaliknya, jika siswa belum mencapai nilai KKM maka proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru gagal ( Kunandar, 2013: 11).

2.4.1Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013

(49)

didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2013: 37).

Penilaian autentik dalam pembelajaran menuntut siswa untuk menerapkan teori dalam kehidupan nyata. Selain kemampuan untuk menerapkan teori, peserta didik juga harus memunyai keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan jenjangnya. Semakin tinggi jenjang pendidikan peserta didik semakin tinggi (luas) pula penguasaan kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Pada jenjang pendidikan yang rendah penanaman kompetensi sikap harus benar-benar diperhatikan karena pada saat peserta didik akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi peserta didik sudah mempunyai dasar sikap yang kuat dan dapat memeroleh pengetahuan yang baru. Ciri-ciri penilaian autentik

1.Harus mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja atau produk. Artinya, dalam penilaian peserta didik mengukur penampilan (performance) dan produk yang telah dibuat oleh peserta didik secara nyata dan obyektif.

2.Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam penilaian guru dituntut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan kompetensi peserta didik.

(50)

32

4. Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian harus menggunakan sumber yang akurat sebagai penggambaran penguasaan kompetensi peserta didik.

5. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik mencerminkan kehidupan nyata yang di alami peserta didik.

6.Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik bukan kuantitasnya. Artinya, penilaian dilakukan terhadap penguasaan materi secara objektif.

Hal-hal yang dapat digunakan sebagai dasar menilai prestasi peserta didik dalam penilaian autentik sebagai berikut

1. Proyek atau penugasan dan laporannya. 2. Hasil tes tulis.

3. Portofolio. 4. Pekerjaan rumah. 5. Kuis.

6. Karya peserta didik.

7. Presentasi atau penampilan peserta didik. 8. Demonstrasi.

9. Laporan. 10. Jurnal 11. Karya tulis.

(51)

Hal-hal yang harus dilakukan oleh guru dalam melakukan penilaian autentik sebagai berikut

1. Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik instrumen yang digunakan harus sesuai dengan kurikulum.

2. Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif, yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan. 3. Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan penilaian

autentik guru perlu menilai input dan output peserta didik.

2.4.2 Pendekatan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan penilaian acuan patokan dan ketuntasan belajar.

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP). Artinya, semua kompetensi dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

2. Ketuntasan Belajar, ditentukan dengan kriteria minimal ideal sebagai berikut. a) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV, seorang peserta didik dinyatakan belum

(52)

34

b) Untuk KD pada KI- dan KI-II, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarainya apabila menunjukkan indikator nilai > 75 dari hasil tes formatif.

c) Untuk KD pada KI-I dan KI-II, ketuntasaan seseorang peserta didik dilakukan dengan memerhatikan aspek sikap pada KI-I dan KI-II untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

2.4.3 Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Menurut Kunandar (2013: 68-69) fungsi penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan sebagai berikut.

1. Mengambarkan seberapa dalam seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi tertentu. Penilaian akan memberikan informasi kepada guru bahwa tujuan pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan.

2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan. Guru tidak hanya sebagai fasilitator tetapi guru juga dapat sebagai tempat konsultasi bagi peserta didik untuk menghadapi masalah pembelajaran peserta didik. Sehingga guru dapat dengan mudah memahami karakteristik peserta didik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.

(53)

peserta didik perlu mengikuti remedial atau pengayaan. Penilaian yang dilakukan guru dapat diketahui kemampuan peserta didik dan dicari solusi untuk mengatasinya. Selain itu penilaian guru juga dapat mengetahui potensi peserta didik yang memunyai kemampuan lebih di bidang tertentu sehingga guru dapat memberikan tugas yang dapat mengasah kemampuan potensi peserta didik. Tugas yang diberikan guru kepada pesera didik mengubah paradigma siswa hanya menerima apa yang diberikan guru tetapi menjadi siswa mampu menemukan secara kreatif hal baru.

4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Penilaian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran dapat menemukan kelemahan proses pembelajaran yang dilakuakn selama proses pembelajaran berlangsung. Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan proses pembelajaran dari peserta didik dengan memberikan angket atau kuisioner, selain itu juga dengan tanggapan peserta didik secara langsung sehingga guru mengetahui bagaiman pesrasaan atau sikap peserta didik selama proses pembelajaran.

(54)

36

2.4.4 Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilkukan oleh : guru, sekolah dan pemerintah. Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah penilaian untuk mengtahui kemajuan peserta didik dalam memantau proses pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh guru harus diuji keakuratannya oleh pemerintah. Peserta didik yang dinyatakan kompeten pada suatu materi tertentu melalui penilaian oleh guru, selayaknya kompeten juga melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah (Kunandar, 2013: 78).

Penilaian oleh pendidik (guru) meliputi kegiatan sebagai berikut.

1. Menginformasikan atau menyampaikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.

2. Mengembangkan indikator pencapaian Kompetensi Dasar (KD) dan memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik materi pada saat menyusun silabus mata pelajaran.

3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan teknik dan bentuk penilaian yang dipilih atau ditentukan.

4. Melaksanakan penilaian melalui tes, pengamatan, penugasaan, dan atau bentuk lain yang diperlukan.

5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.

6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan atau komentar yang mendidik bagi peserta didik.

(55)

8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi secara singkat sebagai cerminan kompetensi secara utuh (komprehensif).

2.5Teks Anekdot

Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan atau dapat berisi peristiwa yang menjengkelkan atau membuat konyol bagi partisipan yang mengalaminya.Ada pengertian lain bahwa anekdot dapat merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat, yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting. Anekdot atau cerita lucu juga bisa disebut dengan humor. Kata humor berasal dari bahasa Yunani, yang berarti getah ( Jusuf, 1976: 5).

Kata humor selalu mengalami perkembangan mengikuti perkembangan zaman , menurut orang Yunani humor adalah getah yang terdapat dalam tubuh manusia. Perbedaan itu terlihat dengan pengertian humor pada saat ini, banyak orang mengartikan humor adalah sebuah lelucon atau tingkah laku yang lucu yang membuat orang lain tertawa.

Jusuf (1976: 5) menyatakan bahwalelucon dan anekdot masing-masing dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu biasa dan cabul. Adapun yang cabul dapat dibagi menjadi biasa dan kotor, sedangkan menurut Stith Thomson dalam Jusuf (1976: 7) membagi lelucon dan anekdot sebagai berikut.

(56)

38

4. Dongeng mengenai seorang laki-laki/ anak laki-laki. Dongeng ini terbagi atas: a. Orang laki-laki cerdik

b. Kecelakaan yang membawa keuntungan c. Orang laki-laki bodoh

d. Lelucon mengenai pejabat-pejabat agama dan badan-badan keagamaan, yaitu lelucon mengenai pendeta Nasrani, dan para haji.

e. Anekdot mengenai tokoh-tokoh masyarakat atau negara, f. Anekdot mengenai orang laki-laki malang.

Cerita anekdot atau cerita yang beraspek humor biasanya menceritakan cerita yang lucu karena tingkah laku kekonyolan, kecerdikaan, kebodohan ataupun keberuntungan pelakunya. Cerita lucu tidak hanya menyajikan cerita kehidupan manusia tetapi juga kehidupan hewan-hewan yang memiliki kecerdikaan. Setiap lelucon yang disampaikan tentu memunyai maksud dan pesan yang hendak disampaikan. Sehingga lelucon yang disampaikan tidak hanya membuat orang tertawa tetapi mempunyai pesan.

Anekdot biasanya mengandung unsur kritik atau lelucon di bidang layanan publik. Bidang-bidangnya di antaranya mencakuphukum, politik, budaya, pendidikan, lingkungan, administrasi, transportasi, dan bidang lainnya yang ada dalam kehidupan manusia.

2.5.1 Pengertian Humor

Pada mulanya “humor”merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin dan berarti ‘cairan’ atau kelembapan. Pengertian humor yang terakhir itu berada dari

(57)

kata humor, ditemui kata jenaka. Menurut van der Tuuk dalam Jusuf (1975: 5) kata jenaka berasal dari Sansekerta jainaka yang berarti orang Jaina yang bermakna orang yang hina. Kata ini selalu dipergunakan pada orang yang menarik keuntungan dari orang lain. Tokoh- tokoh yang menggambarkan kejenakaan ini banyak sekali terdapat dalam cerita-cerita rakyat atau folklore.

2.5.2 Fungsi Cerita Humor dalam Masyarakat

Cerita humor adalah cerita lucu, yang isinya mengisahkan kepandiran, kelucuan, dan kemalangan tokoh-tokohnya. Namun ternyata tidak semua cerita humor adalah cerita lucu, yang menceritakan kebijaksanaan dan kecerdikaan yang kadang-kadang disertai tipu daya, misalnya cerita Abunawas.

Biasanya ide cerita lucu dari pengarang yang akan menceritakan rasa humornya, yang bersumber pada kejadian yang ditemuinya sehari-hari. Pada saat akan menceritakan leluconnya, mungkin si pengarang akan menceritakan secara berlebihan dan mungkin pula maksudnya hendak mencela sifat kebodohan manusia yang dipandangnya kurang layak. Jadi, isi dan gaya cerita memang sesuai dengan pandangan masyarakat itu. Rupanya ada sebab lain sehingga mereka sangat menyukai cerita –cerita humor. Ceritanya sendiri kadang-kadang bercorak lelucon biasa. Akan tetapi, bercorak sebagai reaksi rakyat terhadap keadaan atau orang tertentu dalam masyarakat.

Ciri- ciri anekdot 1. Tokoh faktual 2. Memiliki alur/plot

(58)

40

Cerita humor dapat dikelompokan ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut. 1.Tipe yang menunjukan sifat kepandiran atau kebodohan.

2.Tipe yang menunjukan sifat kecerdikan dan penuh akal.

3.Tipe yang menunjukan kedua sifat di atas yang terjalin dalam rangkaian cerita .

2.5.3 Struktur Teks Anekdot

Teks anekdot merupakan teks yang memunyai struktur, struktur teks tersebut digunakan untuk mempermudah dalam membuat teks. Struktur merupakan unsur yang secara tersusun terdapat dalam teks. Berikut struktur yang terdapat dalam teks anekdot.

a.Abstraksi

Merupakan bagian awal yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks.Biasanya bagian ini menunjukan hal unik yang ada dalam teks.

b.Orientasi

Bagian yang menunjukan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi.

c.Krisis

Bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa terjadi padapenulis atau orang yang diceritakan.

d.Reaksi

Bagian bagaimana penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.

e.Koda

(59)

Contoh teks anekdot

KUHP DALAM ANEKDOT

1. Seorangdosen fakultashukumsuatu universitassedang memberikan kuliahhukumpidana.Suasanakelasbiasa-biasasaja.

2. Saatsesitanya-jawabtiba,Alibertanyakepadapakdosen.“Apakepanjangan

KUHP,Pak?”Pakdosentidak menjawabsendiri,melainkanmelemparkannya kepada Ahmad.“SaudaraAhmad,cobadijawabpertanyaanSaudaraAli tadi,”pintapakdosen.DengantegasAhmadmenjawab,“KasihUangHabis

Perkara, Pak…!”

3.

Mahasiswalaintentutertawa,sedangkanpakdosenhanyamenggeleng-gelengkan kepala seraya menambahkanpertanyaankepada Ahmad, “SaudaraAhmad,darimana Saudaratahu jawaban itu?”DasarAhmad, pertanyaanpakdosen dijawabnya dengantegas,“Peribahasa Inggris mengatakanpengalamanadalah guru yang terbaik,Pak…!”Semua mahasiswadikelasitutercengang.Merekaberpandang-pandangan.Lalu, merekatertawaterbahak-bahak.

4. Gelaktawamereda.Kelaskembaliberlangsungnormal.

Sumber:BahasaIndonesiaEkspresiDiridanAkademik/Kementerian Pendidikandan Kebudayaan.--Jakarta:KementerianPendidikandanKebudayaan,2013.

Struktur anekdot”KUHP dalam ANEKDOT”

Abstraksi: seorang dosen memberikan kuliah Hukum Pidana (paragraf1)

Orientasi : suasana kelas biasa-biasa saja (paragraf 1)

Krisis : KUHP diplesetkan menjadi Kisah Uang Habis Perkara (paragraf 2)

Reaksi : mahasiswa tercenggang dan tertawa, sedangkan dosen menggeleng-gelenkan kepala (paragraf 3)

(60)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya (Hadari dan Mimi, 1996: 73).

Dalam penelitian ini, metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menjabarkan, menggambarkan, dan menganalisis pembelajaran. Penelitian ini digunakan sesuai dengan tujuan yaitu untuk mendeskripsikan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

3.2 Sumber Data

(61)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi (Mahmud, 2011: 168-183).

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban responden (Mahmud, 2011: 173). Wawancara biasanya dilakukan untuk memeroleh data yang lebih mendalam. Peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, untuk mengetahui RPP yang dibuat serta bagaimana penerapan pembelajarannya.Wawancara yang dilakukan adalah jenis wawancara tidak berstruktur, karena peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi bahwa RPP yang dibuat merupakan hasil dari musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia tingkat SMA.

2. Observasi

(62)

44

terlibat dalam kegiatan tersebut. Aktivitas yang dilakukan oleh guru adalah menyampaikan materi dengan berpedoman kepada RPP serta mengajak siswa untuk ikut terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen (Mahmud, 2011: 183).Dokumentasi yang peneliti lakukan dengan mengumpulkan RPP, video pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot, foto aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta hasil penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot yang dilakukan oleh guru.

[image:62.595.122.506.536.737.2]

Data mengenai perencanaan pembelajaran disusun pada instrumen penelitian perencanaan pembelajaran yang bersumber dari materi pelatihan implementasi kurikulum 2013. Berikut instrumen penelitian perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.Lembar observasi proses pembelajaran guru pada tabel 3.1 dan 3.2 berikut.

Tabel 3.1

Instrumen Pengamatan Perencanaan Pembelajaran No Komponen Rencana Perencanaan Pembelajaran

A. Identitas Mata Pelajaran

1. Satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan.

B. Perumusan Indikator

1. Kesesuaian dengan SKL, KI dan KD.

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.

3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. C. Perumusan Tujuan Pembelajaran

(63)

D. Pemilihan Materi Ajar

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. 2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. 3. Kesesuaian dengan alokasi waktu.

No Komponen Rencana Perencanaan Pembelajaran E. Pemilihan Sumber Belajar

1. Kesesuaian dengan KI dan KD.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatanscientific. 3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

F. Pemilihan Media Belajar

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatanscientific. 3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

G. Model Pembelajaran

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. 2. Kesesuaian dengan pendekatanscientific. H.

Skenario Pembelajaran

1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas. 2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific.

3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi. 4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi. I. Penilaian

1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik. 2. Kesesuaian dengan indikator pencapaian kompetensi. 3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.

4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.

Sumber: (Modul materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 SMA Bahasa Indonesia)

(64)
[image:64.595.121.505.115.760.2]

46

Tabel 3.2

Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru Aspek yang Diamati

Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi

1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.

2 Mengajukan pertanyaan menantang.

3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.

4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik.

2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi.

KegiatanInti

Penguasaan Materi Pelajaran

1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.

3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.

4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah kesulit, dari konkret ke abstrak).

PenerapanStrategiPembelajaran yang Mendidik

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

2 Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4 Menguasai kelas.

5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

PenerapanPendekatan scientific

1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 2 Memancing peserta didik untuk bertanya.

3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.

(65)

Aspek yang Diamati

7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran

1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.

2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran. 3 Menghasilkan pesan yang menarik.

4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.

5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. PelibatanPesertaDidikdalamPembelajaran

1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.

2 Merespon positif partisipasi peserta didik.

3 Menunjukkan sikap terbuka terhada prespons peserta didik. 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

5 Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam belajar. Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. KegiatanPenutup

Penutuppembelajaran

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

2 Memberikan tes lisan atau tulisan .

3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.

4 Melaksanakan tindaklanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.

Sumber: (Modul materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 SMABahasa Indonesia)

[image:65.595.118.507.78.534.2]

Untuk mengamati aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran instrumen pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3

Instrumen Aktivitas Siswa

No Unsur yang

Diamati Kriteria Pengamatan

1. Aktivitas Mengamati

(66)

48

No Unsur yang

Diamati Kriteria Pengamatan

pembelajaran teks anekdot.

2. Aktivitas Menanya

Aktivitas menanya pada pembelajaran memaha

Gambar

Tabel 2.1 Tingkatan menanya
grafik.Dengan kegiatan ini siswa dapat berlatih berbicara sehingga dapat
Tabel 2.2Kegiatan /Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 3.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil: Penyakit infeksi yang berkaitan dengan status gizi pada balita diantaranya nafsu makan menurun, asupan dalam tubuh berkurang, balita pernah menderita

paling sedikit terjadi kecelakaan adalah di lokasi Perimpangan Jl. P Tirtayasa dengan jumlah masing-masing jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan yakni bus dengan

Untuk kegiatan/proyek yang sumber dananya murni dari APBD masyarakat (laki-laki dan perempuan) tidak terlibat pada pelaksanaan pembangunan, hal ini disebabkan pelaksana

Tujuan dari penelitian ini adalah Mengukur dinamika Gapoktan Keramat Jaya yang mendukung pengembangan agribisnis sayuran, Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi dinamika

Kontribusi pertumbuhan yang menaik adalah kota Serang dan kota Tangerang Selatan (Tangsel). Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi kota Tangsel selama kurun waktu sembilan

Flowchart atau diagram alir merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan

Ruang Terbuka Hijau kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data: produksi CPO, produksi minyak goreng sawit Indonesia, pendapatan per kapita Indonesia, jumlah penduduk Indonesia,