• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA KONSEP KEABNORMALAN KEPRIBADIAN MAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PETA KONSEP KEABNORMALAN KEPRIBADIAN MAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENJELASAN DARI MASING-MASING GANGGUAN KEPRIBADIAN 1. Neurasthenia

Neurasthenia yaitu gangguan yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang kronis sekalipun tidak ditemukan sebab-sebab fisik.

Orang yang diserang penyakit neurasthenia akan merasa antara lain : seluruh badan letih, tidak bersemangat, lekas merasa payah, walaupun sedikit tenaga yang dikeluarkan, perasaan tidak enak, sebentar-sebentar ingin marah, menggerutu dan sebagainya.

Gejala Yang Berhubungan Dengan Neurasthenia:

• Mungkin detak jantung mengalami pecepatan intensitasnya dan ireguler (Palpitasi,takikardi)

• Rasa dingin pada ekstremitas, terutama tangan dan kaki\ • Nafas yang cepat dan abnormal (hyperfentilasi)

• Pusing atau letih • Mendesah periodic • Sangat sensitif

2. Hysteria

Penyakit gangguan jiwa yang ditandai oleh ketidakstabilan emosi, represi, dan sugestibilitas. Hysteria juga terjadi akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin.

Gejala- Gejala Fisik Hysteria

a. Lumpuh Hysteria

lumpuhnya salah satu anggota fisik akibat tekanan atau pertentangan batin yang tidak dapat diatasi. Biasanya gejala lumpuh itu terjadi tiba-tiba dan si sakit sebelum itu tidak merasa apa-apa.

b. Cramp Hysteria

Cramp Hysteria disebabkan oleh tekanan perasaan yang sering kali terjadi pada penulis yang mencari kehidupan dengan tulis-tulisannya.

(3)

Kejang Hysteria yaitu badan seluruhnya menjadi kaku, tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat keras, disertai dengan teriakan-teriakan dan keluhan-keluhan, tapi air mata tidak keluar.

d. Mutism (Hilang kesanggupan berbicara)

Hilangnya kemampuan untuk berbicara itu, bukan disebabkan oleh kerusakan pada alat-alat percakapan seperti lidah, kerongkongan, pernapasan dan sebagainya.

Gejala- Gejala Mental Hysteria a. Hilang Ingatan (Amnesia)

Hilang ingatan atau lupa akan kejadian-kejadian tertentu dalam hidup sangat erat hubunganya dengan emosi.

b. Kepribadian Kembar (Double Personality)

Gejala Hysteria yang disebabkan oleh kegelisahan yang amat sangat dan dijadikan cara untuk menghukum dirinya atau melepaskan diri dari ketegangan batin, kecemasan atau konflik yang dirasakanya.

c. Mengelana Secara Tidak Sadar (Fugue)

Salah satu gejala Hysteria lain adalah orang pergi mengelana berjalan tanpa tujuan, tidak tahu mengapa ia pergi dan kemana ia pergi.

d. Jalan-Jalan Sedang Tidur (Somnambulism)

Orang diserang gejala ini dikuasai oleh sejumlah pikiran dan kenangan-kenangan yang berhubungan satu sama lain.

Factor-Factor yang Mempengaruhi Gangguan Jiwa Hysteria.  Frustasi

Suatu proses yang menyebabkan orang merasakan adanya hambatan terhadap terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya.

 Konflik  Kecemasan

(4)

3. Amnesia

Amnesia (dari Bahasa Yunani Ἀμνησία) adalah kondisi terganggunya daya ingat.

Gejala antara lain ditandai oleh:

 Ingatan atau kenangan yang salah, baik ingatan yang baru saja ditemukan atau dari memori asli yang salah urutan waktu.

 Gangguan neurologis seperti gerakan yang tidak terkoordinasi, tremor atau kejang.

 Kebingungan atau gangguan orientasi.

Penyebab Amnesia

 Penyakit bawaan.

Faktor gen berpengaruh di sini. Kalo ada kakek, nenek, ayah, atau ibu punya kebiasaan mudah hilang ingatan sesaat, ada kemungkinan itu bisa menurun ke kita.

 Kepala sering terbentur.

Semakin sering terbentur, semakin terbuka peluang aktivitas listrik di sel otak yang nggak jalan akibat adanya saluran saraf yang mengalami gangguan.

 Terlalu sering makan tahu.

Tenang, Professor Eef Hogervorst dari Loughborough University mengatakan dalam penelitiannya, hal itu baru berlaku untuk manula (di atas 60 tahunan).

 Marah, ngomel-ngomel, dll.

Marah merupakan aktivitas yang mampu menaikkan tekanan darah. Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan proses aliran darah kurang proporsional, termasuk aliran darah di otak.

(5)

 Peradangan otak (encephalitis) yang disebabkan oleh infeksi virus seperti herpes simplex virus (HSV) atau akibat reaksi autoimun terhadap kanker di dalam tubuh.

 Kekurangan oksigen di otak (misalnya akibat serangan jantung, stres pernafasan atau keracunan karbon monoksida).

 Penggunaan alkohol jangka panjang yang memicu kekurangan thiamin (vitamin B-1).

 Tumor di area otak yang mengontrol memori.

 Penyakit degeneratif otak, seperti penyakit alzheimer dan bentuk kepikunan lainnya. 4. Kepribadian Ganda

Kepribadian ganda bila digunakan untuk mengistilahkan perilaku yang berbeda pada situasi dan kondisi yang berbeda pula maka hal itu dianggap normal, dengan catatan kepribadiannya itu terintegrasi utuh menjadi seorang pribadi.

Tanda dan gejala

 Depersonalisasi dan derealisasi

Penderita mengalami perasaan tidak nyata, merasa terpisah dari diri sendiri baik secara fisik maupun mental. Penderita merasa seperti mengamati dirinya sendiri, seolah-olah mereka sedang menonton diri mereka dalam sebuah film. Penderita merasa tidak mendiami tubuh mereka sendiri dan menganggap diri sebagai orang yang asing atau tidak nyata.

 Mengalami distorsi waktu, amnesia, dan penyimpangan waktu

Penderita kerap kali mengalami kehilangan waktu, dimana kadang-kadang mereka menemukan sesuatu yang tidak diketahuinya, ataupun tersadar disuatu tempat yang tidak dikenal, sementara mereka tidak sadar kapan pergi ketempat itu.

 Sakit kepala dan keinginan bunuh diri.

Penderita seringkali merasa sakit kepala, dan mendengar banyak suara-suara dikepalanya (mirip dengan gejala skizofrenia). Beberapa kepribadian mendorongnya untuk melakukan bunuh diri.

 Fluktuasi tingkat kemampuan dan gambaran diri

(6)

adalah kepribadian yang mempunyai kemampuan berhitung yang bagus. Sementara saat kepribadian lain muncul, kemampuan kepribadian A pun menghilang. Jadi, kemampuannya berubah tergantung dari kepribadian mana yang muncul. Begitu juga dengan gambaran dirinya, berfluktuasi sesuai kehadiran setiap kepribadian.

 Perilaku menyakiti diri sendiri  Kecemasan dan depresi

Individu umumnya mengalami kecemasan dan depresi karena berulang kali mengalami hal-hal yang tidak diingatnya.

Penyebab

- bermula sejak kecil, akibat kekerasan fisik atau sexual yang parah (abuse). kekerasan ini menyebabkan terpisahnya dan terbentuknya alter sebagai pelarian dari trauma. - tingginya hypnotizability (mudahnya-seseorang-dihipnotis; note, brarti orang itu

mempunyai tingkat sugesti yang tinggi) mempermudah pembentukan alters melalui self-hypnosis.

- mudah/cenderung terlibat dalam sebuah fenomena yang biasa disebut fantasi 5. FUGUE

Fugue adalah sebuah gangguan dimana salah satu atau lebih peristiwa yang tiba-tiba, tidak diharapkan, dan dengan maksud tertentu berjalan dari rumah. . Orang yang mengalami Fugue pergi mengelana berjalan tanpa tujuan tidak tahu mengapa ia pergi dan kemana ia pergi. Fugue terjadi sepanjang dimana seseorang tidak dapat mengingat beberapa atau seluruh masa lalunya.

Gejala Yang Berhubungan Dengan Fugue:

Fugue bisa berlangsung dari hitungan jam sampai mingguan, atau kadangkala bahkan lebih lama.

 Seseorang yang dinyatakan fugue, mengalami kehilangan identitas, biasanya hilang dari tempat yang biasanya dikunjungi, meninggalkan keluarga dan pekerjaannya.

 Jika fugue tersebut singkat, orang tersebut bisa tampak secara sederhana kehilangan beberapa pekerjaan atau pulang terlambat, atau, jika bingung, bisa mengunjungi perhatian medis atau kekuasaan menurut undang-undang.

(7)

6. Somnabulisme

Somnabulisme berasal dari kata Somnus yang berarti tidur, dan kata ambulare yang berarti berjalan. Penderita tidur sambil berjalan dan berbuat sesuatu, seperti dalam keadaan trance(tak sadarkan diri) .

Gejala-gejala terindikasi Somnabulisme

Penderita Somnabulisme dapat melakukan gejala-gejala sebagai berikut : 1. berjalan di seputar kamarnya atau rumahnya

2. berjalan jarak jauh

3. duduk secara tiba-tiba di kasur

4. mengendarai (menyetir) dalam keadaan tidur 5. bila bicara, jarang bermakna

6. kencing sembarangan (biasanya anak-anak) 7. mata terbuka tapi tatapannya kosong

8. sulit bangun pada saat somnabulisme berlangsung 9. tidak ingat kronologis kejadian

Menurut PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia) III Tahun 1995, somnambulisme memiliki kode diagnosa sebagai berikut : a. biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malam (kesadaran berkurang)

b. selama satu periode individu berwajah bengong. Dan sangat sulit disadarkan c. pada saat dibangunkan individu tidak ingat apa yang terjadi

d. dalam waktu beberapa menit setelah bangun, tidak ada aktivitas gangguan mental, walau seringkali individu sedikit bingung.

e. Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik Faktor-faktor yang mempengaruhi

 Kurang tidur  Kelelahan  Stress

 Demam

 Kecemasan

 Tidur dalam suatu lingkungan yang baru/asing  Mengkonsumsi obat-obatan

7. PHOBIA

Phobia adalah ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan terhadap sebuah obyek atau situasi yang tidak masuk akal. Pengidap phobia merasa tidak nyaman dan menghindari objek yang ditakutinya. Terkadang juga bisa menghambat aktivitasnya.

(8)

Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:

 Jantung berdebar kencang  Kesulitan mengatur napas  Dada terasa sakit

 Wajah memerah dan berkeringat  Merasa sakit

 Gemetar  Pusing

 Mulut terasa kering

 Merasa perlu pergi ke toilet

Merasa lemas dan akhirnya pingsan

Penyebab Timbulnya Phobia

Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia. Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya.

8. GAGAP BICARA dan MENGOMPOL

GAGAP

Gagap merupakan salah satu gangguan jiwa yang banyak terjadi pada indivindu. Gagap adalah suatu gangguan bicara di mana aliran bicara terganggu tanpa disadari oleh pengulangan dan pemanjangan suara, suku kata-kata atau frasa serta jeda atau hambatan tak disadari yang mengakibatkan gagalnya produksi suara.

Gejala Gagap Bicara

Ada beberapa gejala gagap bicara yang terjadi pada seseorang. Adapun gejala-gejala tersebut adalah :

 Pengulangan bunyi (seperti., b-b-b-bola), silabus (seperti., ma-ma-makan), bagian dari kata (seperti., sepak-sepak-sepakbola), keseluruhan kata dan frase.

(9)

 Hambatan dalam menyelesaikan kalimat, ragu-ragu dengan atau tanpa suara diantara kata.

 Bicara yang terjadi seperti menyembur, dimana anak mencoba mengawali dan meme;lihara suara.

 Perilaku dihubungkan : reaksi anggota tubuh yang berhubungan dengan gagap adalah gerakan otot bibir, rahang, leher atau lidah saat berbicara. Organ lain adalah mata, gerakan kaki, gerakan mata saat foot tapping. eye blinks, head turns, mencoba untuk keluar dari keluar bicara gagap. Terdapat banyak penyimpangan perilaku yang dihubungkan yang dapat terjadi dan pada setiap anak berbeda penampilannya. Perbedaan jenis bicara gagap tergantung dari situasi, patner komunikasi dan dalam kapasitas apa anak dalam berkomunikasi. Penderita gagap lebih sering mengalami kelancaran bicara bila berhadapan dengan terapis bicara, dibandingkan dengan di sekolah atau di lngkungan lainnya.

 Perasan yang lepas dari kendali. Anak yang berbicara gagap biasanya mempunyai pengalaman takut terhadap suara atau kata tertentu, situasi yang menakutkan, embarrassment, atau perasaan malu yang berlebihan

Faktor-faktor Penyebab Gagap Bicara a. Faktor fisik.

Penyebab fisik yaitu kemungkinan berasal dari keturunan yang menyebabkan ketidaksempurnaan secara fisik seperti gangguan pada syaraf bicara, gangguan alat bicara, keterbatasan lidah.

b. Faktor psikologis

Penyebab psikologis yaitu ketegangan yang berasal dari reaksi seseorang terhadap lingkungannya, stress mental karena sesuatu yang dirasakan tidak dapat dilakukannya.

Mengompol

Mengompol merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang dihadapi oleh indivindu. Mengompol dalam istilah medis disebut enuresis. Ngompol atau enuresis ialah pengeluaran urine yang tidak disadari pada saat tidur. Bila mengompol di waktu malam, disebut nocturnal enuresis dan bila di waktu siang, disebut diurnal enuresis.

(10)

Psikopat, atau dalam ejaan bahasa Inggris ditulis psychopathy (psych, grk.=perasaan; pathos, grk.=kehilangan) kehilangan perasaan yang didefinisikan sebagai keadaan psikiatri berupa kurangnya empati atau kepedulian disertai minimnya kontrol impuls dan perilaku. Gejala-gejala Seorang Psikopat

1. Sering berbohong, fasih, dan dangkal. Psikopat sering pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Sering kali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya.

2. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.

3. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya, ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.

4. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil. 5. Sikap antisosial di usia dewasa.

6. Kurang empati.

7. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.

8. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuat atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.

9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan sesuatu demi kesenangan belaka. 10.Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun

sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respons fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu, psikopat sering disebut dengan istilah “dingin”.

11. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.

12.Sikap antisosial di usia dewasa.

13.Persuasif dan mempesona di permukaan. 14.Butuh stimulasi atau gampang bosan. 15.Emosi dangkal.

16.Buruknya pengendalian perilaku. 17.Longgarnya perilaku seksual

(11)

21.Kenakalan remaja. 22.Melanggar norma. 23.Keragaman kriminal. Faktor Penyebab Psikopat

a. Kelainan Otak

Hubungan antara gejala Psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural dan kelainan fungsional otak.

b. Lingkungan

Mereka yang berkepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal.

c. Kepribadian sendiri

Adanya korelasi antara perilaku orang-orang dengan sindrom psikopat, dengan skor yang tinggi dalam tes kepribadian Revised NEO Personality Inventory (NEO-P-I-R,1992).

10. Abnormalitas Seksual

Abnormalitas merupakan suatu tindakan yang diluar dugaan ataupun hal perbuatan yang dilakukan tidak seperti biasanya serta tidak lumrah pada umumnya dilakukan orang lain (melakukan sebuah penyimpangan), semua itu diluar norma-norma yang ada pada masyarakat.

Penyebab Prilaku Abnormalitas Terdiri atas beberapa bentuk: a. Primer: tanpa adanya gangguan hal itu tidak akan muncul

b. Penyebab yang menyiapkan: Kondisi mendahului Gangguan

c. Pencetus: kondisi untuk mencetuskan suatu gangguan.

11. Schizophrenia

Schizoprenia adalah kekacauan jiwa yang serius ditandai dengan kehilangan kontak pada kenyataan (psikosis), halusinasi, khayalan (kepercayaan yang salah), pikiran yang abnormal dan mengganggu kerja dan fungsi sosial. Schizophrenia adalah kelompok gangguan otak yang parah.

a. Gejala positif

(12)

1. Berkhayal.

2. Berhalusinasi / melihat atau mendengar sesuatu yang tidak benar-benar ada .

3. Gangguan berpikir, seperti sulit berbicara dan mengatur cara berpikir. 4. Keperibadian yang tidak teratur, seperti sifat mudah marah yang tidak

dapat diprediksi. b. Gejala negatif

Gejala negatif berarti berkurang atau hilangnya karakteristik dari fungsi normal. Gejala ini dapat muncul sebulan atau setahun sebelum gejala positif muncul. Gejala negatif antara lain:

1. Hilang ketertarikan terhadap aktifitas harian. 2. Emosi yang lemah.

3. Berkurangnya kemampuan merencanakan atau melakukan aktifitas. 4. Mengabaikan kebersihan diri.

5. Mengucilkan diri sendiri dari pergaulan. 6. Hilang motivasi

c. Gejala kognitif

Gejala kognitif berkaitan dengan masalah dalam proses berpikir. Gejala ini mungkin yang paling membuat tidak berdaya karena mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktifitas harian. Mereka dengan schizophrenia dapat lahir dengan gejala ini. Antara lain:

1. Masalah dalam menyerap suatu informasi. 2. Sulit memusatkan perhatian.

3. Masalah dalam mengingat d. Gejala afektif

Schizophrenia juga dapat berefek pada suasana hati, menyebabkan depresi atau perubahan suasana hati secara mendadak. Sebagai tambahan, mereka dengan schizophrenia sering terlihat aneh, menyebabkan orang lain menjauhinya dan membuat dirinya terisolasi dari lingkungan sosial.

12. Manic Depresif

(13)

 Rasa harga diri yang tinggi secara berlebihan. Ia merasa dirinya paling hebat, paling wah segalanya dan dapat melakukan apa saja.

 Selalu gembira secara berlebihan

 Gangguan tidur, yaitu ia tidak membutuhkan waktu tidur banyak-banyak. Cukup3 – 4jam sehari, tetapi ia tidak merasa kelelahan.

 Biacaranya cepat, kata-kata fdan idenya banyak secara berlebihan Perhatiannya gampang teralih. Belum selesai dengan satu hal sudah tertarik dengan hal lain. Semacam hiperaktif.

 Aktivitasnya berlebih: masak dalam jumlah berlebih, arisan, shopping terus menerus, membagi-bagi uang atau barang ke orang-orang.

 Nafsu seksual yang meninggi dan cenderung mengarah ke hal yang aneh-aneh 13. Paranoid

Paranoid adalah kelainan jiwa yang disebabkan oleh ketakutan yang amat sangat. Paranoid juga dikatakan sebagai penyakit jiwa “gila kebesaran atau gila menuduh orang”.

Penyebab Timbulnya Paranoid

- Memiliki anggota keluarga dengan gangguain skizofrenia, dengan kata lain faktor genetik masih mempengaruhi. Schizophrenia dijabarkan sebagai distorsi realita benar-benar berat sehingga tidak bisa membedakan kenyataan dan imajinasi dan tidak dapat berfungsi sama sekali. Gejala halusinasinya sangat nyata.

- Gangguan kepribadian paranoid juga dapat disebabkan oleh pengalaman masa kecil yang buruk ditambah dengan keadaan lingkungan yang dirasa mengancam.

- Pola asuh dari orang tua yang cenderung tidak menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan orang lain juga dapat menjadi penyebab dari berkembangnya gangguan ini.

GEJALA YANG TIMBUL DARI PENDERITA PARANOID

Beberapa gejala yang ditunjukksn dalam gangguan kepribadian paranoid antara lain adalah :

 Kecurigaan yang sangat berlebihan.

 Meyakini akan adanya motif-motif tersembunyi dari orang lain.  Merasa akan dimanfaatkan atau dikhianati oleh orang lain.

 Ketidakmampuan dalam melakukan kerjasama dengan orang lain.  Isolasi sosial.

 Gambaran yang buruk mengenai diri sendiri  Sikap tidak terpengaruh

 Rasa permusuhan

(14)

 Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak lagi tampak bagi orang lian dan dengan cepat beraksi secara marah dan balas menyerang  Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak

perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat untuk melawan dirinya.  Kurang memiliki rasa humor.

14. Skizoid

Skizoid adalah pola perilaku atau cara berhubungan dengan orang lain yang benar-benar kaku. Gangguan kepribadian Skizoid adalah menjaga jarak sosial dan emosi dangkal atau tumpul. Orang dengan gangguan kepribadian Skizoid menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi.

Tanda-Tanda Gangguan Kepribadian Skizoid

1. Hanya sedikit aktifitas yang memberikan kebahagiaan. 2. Emosi dingin, efek datar.

3. Kurang mampu untuk menyatakan kehangatan, kelembutan, atau kemarahan terhadap orang lain.

4. Ketidak perdulian yang nyata terhadap pujian atau kecaman.

5. Kurang tertarik untuk menjalin pengalaman seksual dengan orang lain (dengan memperhitungkan usia).

6. Hampir selalu memilih aktivitas yang menyendiri. 7. Dirundung oleh fantasi dan instropeksi yang berlebihan.

8. Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab, dan keinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu.

Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku Penyebab Gangguan Kepribadian Skizoid

 Para ahli psikodinamika menghubungkan gangguan kepribadian shizoid dengan perasaan yang tidak nyaman dalam hubungan interpersonal, dopercaya orangtua penderita telah melakukan penolakan dan kekerasan pada anak (penderita).

 Para ahli kognitif menempatkan orang dengan Gangguan Kepribadian Shizoid sebagai penderita yang mengalami defesiensi atau gangguan proses berpikir, dimana pikiran penderita cenderung menjadi samar dan kosong sehingga penderita mengalami kesulitan menyimpulkan apa yang ada disekitarnya.

 Faktor keturunan (genetis) dilakukan melalui sejarah keluarga, adopsi, dan anak kembar. Gangguan ini seringkali dianggap sebagai taraf sedang dari skizopherenia, yang disebarkan atau ditularkan melalui mekanisme genetis, sama seperti yang terjadi pada schizopherenia.

(15)

 Kemungkinan disfungsi biologis yang serupa berkombinasi dengan proses belajar pada masa kanak-kanak untuk menghasilkan deficit sosial yang menentukan timbulnya gangguan ini.

15. Gangguan Kepribadian Skizotipal

Kata schizo berasal dari bahasa Yunani, yang merujuk pada pengertian; kecenderungan menarik diri dari sosial atau keterbatasan dalam berekspresi (roman). Kata schizo diartikan sebagai terpisah, terbelah, atau pecah. Namun dalam pengertian ini tidak digunakan untuk menerangkan kondisi sebagai pecahnya kepribadian.

Beberapa Gejala gangguan kepribadian skizotipal;

 Pemahaman yang tidak tepat terhadap kejadian-kejadian dimana individu beranggapan bahwa kejadian tersebut mempunyai makna tersendiri bagi dirinya atau orang lain.  Mempunyai pikiran, kepercayaan dan perilaku yang aneh, eksentrik dan bertentangan

dengan norma-norma yang ada.

 Mempercayai bahwa dirinya mempunyai kekuatan spesial seperti telepati, indra keenam, dan sebagainya yan berhubungan dengan paranormal

 Pengalaman imajinasi seperti adanya ilusi terhadap tubuhnya  Kesulitan dalam mengikuti pembicaraan atau berbicara aneh-aneh

 Adanya kecemasan dalam situasi sosial dan pikiran-pikiran paranoid, serta penilaian negatif terhadap dirinya sendiri

 Minim respon emosi dan perasaan-perasaan (afektif) dalam dirinya  Sedikit mempunyai teman akrab

Faktor Penyebab Gangguan Kepribadian Skizotipal

 Kurangnya perhatian terutama pengenalan emosi, meskipun anak itu tumbuh secara sehat. Kurangnya stimulasi sosial dari orangtua anak akan belajar menghindari dengan sendirinya dan tidak mencari kesenangan diluar lingkungan rumahnya.

 Pada masa perkembangan, anak akan melewati beberapa tahap-tahap kesiapan sosial dan belajar menempatkan ekspresi emosi secara tepat (interaksi interpersonal) dengan orang lain.

 Keluarga, faktor keturunan keluarga (orangtua) yang memiliki gejala skizofrenia dapat menjadi suatu kondisi adanya gangguan skizotipal pada anak, faktor-faktor dalam keluarga lainnya yang memberi kontribusi gangguan kepribadian ini adalah kekerasan dan penolakan terhadap anak.

(16)

Orang dengan gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder) secara persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar hukum.

Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Antisosial adalah sebagai berikut :

1. Gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun, ditunjukkan dengan perilaku seperti membolos, kabur, memulai perkelahian fisik, menggunakan senjata, memaksa seseorang untuk melakukan aktivitas seksual, kekejaman fisik pada orang maupun binatang, merusak atau membakar bangunan secara sengaja, berbohong, mencuri, atau merampok. 2. Sejak usia 15 tahun menunjukkan kepribadian kepedulian yang kurang dan

pelanggaran terhadap hak-hak orang lain, yang ditunjukkan oleh perilaku sebagai berikut:

Kurang patuh terhadap norma sosial dan peraturan hukum, ditunjukkan dengan perilaku melanggar hukum yang dapat maupun tidak dapat mengakibatkan penahanan, seperti merusak bangunan, terlibat dalam pekerjaan yang bertentangan dengan hokum, mencuri, atau menganiaya orang lain.

Agresif dan sangat mudah tersinggung saat berhubungan dengan orang lain, ditunjukkan dengan terlibat dalam perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, mungkin penganiayaan terhadap pasangan atau anak-anak.

Secara konsisten tidak bertanggung jawab, ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan pekerjaan karena ketidakhadiran berulang kali, keterlambatan, mengabaikan kesempatan kerja atau memperpanjang periode pengangguran meski ada kesempatan kerja; dan/atau kegagalan untuk mematuhi tanggung jawab keuangan seperti gagal membiayai anak atau membayar hutang; dan/atau kurang dapat membina hubungan monogami.

Gagal membuat perencanaan masa depan atau impulsivitas, seperti ditunjukkan oleh perilaku berjalan-jalan tanpa pekerjaan tanpa tujuan yang jelas.

Tidak menghormati kebenaran, ditunjukkan dengan berulang kali berbohong, memperdaya, atau menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan pribadi atau kesenangan.

Tidak menghargai keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain, ditunjukkan dengan berkendara sambil mabuk atau berulang kali ngebut.

Kurang penyesalan atas kesalahan yang dibuat, ditunjukkan dengan ketidakpedulian akan kesulitan yang ditimbulkan pada orang lain, dan/atau membuat alas an untuk alas an tersebut.

(17)

4. Tidak mampu untuk mempertahankan hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya.

5. Mudah frustasi

6. Tidak mampu untuk menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman, terutama dari hukuman.

7. Sangat cenderung untuk menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang dapat diterima, untuk perilaku yang telah membawa penderita dalam konflik sosial. 17. Gangguan kepribadian ambang

Gangguan kepribadian ambang adalah kondisi kejiwaan yang dicirikan dengan suasana hati, hubungan, identitas, citra diri, dan perilaku yang tidak stabil serta pemikiran hitam putih, dan serangkaian idealisasi dan devaluasi.

Tanda – tanda Gangguan Kepribadian Ambang

1. Emosi atau Afek yang sangat tidak stabil, perubahan yang sangat cepat dan impulsif.

2. Hubungan interpersonal juga tidak stabil.

3. Gambaran diri pasien, tujuan, dan preferensi internalnya (termasuk seksual) sering kali tidak jelas atau terganggu, dengan perasaan kosong yang kronis.

4. Mudah menjadi marah dan melakukan perilaku kekerasan dan agresif, yang sering kemarahan tersebut ditujukan pada diri sendiri dengan melukai diri, ancaman dan perilaku bunuh diri.

5. Kadang kemarahan dialihkan pada penyalahgunaan obat dan alkoholisme, perilaku ugal-ugalan, termasuk dalam perilaku seksual

Faktor Penyebab

 Kekerasan pada masa kanak-kanak, penolakan dan terpisah dengan orangtua kandung

 Faktor perkembangan lainnya

(18)

 Pendidikan orangtua di rumah juga ikut mempengaruhi terbentuknya BPD, seperti interaksi negatif antara orangtua-anak, kurangnya empati, dan lebih besar kritikan yang ditujukkan pada anak diabndingkan penghargaan.

 Faktor genetic

Beberapa literatur menyebutkan bahwa perlakuan-perlakuan yang berhubungan dengan BPD akan mempengaruhi pada gen yang nantinya akan mempengaruhi pada kepribadian anak, akan tetapi faktor genetik ini masih diteliti lebih lanjut. Pengaruh serotonin berhubungan dengan genetik diduga juga ikut berpengaruh

 Fungsi neurotransmitter

Ketidakseimbangan neurotransmiter seperti serotonin, norepinephrine dan acetylcholine (berpengaruh pada jenis emosi dan mood); GABA, (stabilisator perubahan mood), fungsi amygdala; ikut mempengaruhi perilaku-perilaku penderita BPD dalam merespon stressor yang muncul. Perilaku impulsif dan agresivitas disebabkan oleh ketidakseimbangan serotonin dan bagian wilayah prefrontal.

18. Gangguan Kepribadian Narsissistik

Gangguan kepribadian narsissistik (narcissistic personality disorder) atau cinta pada diri sendiri digambarkan sebagai orang yang memiliki rasa kepentingan diri yang melambung (gradiositas) dan dipenuhi khayalan-khayalan sukses bahkan saat prestasi mereka biasa saja, jatuh cinta pada dirinya sendiri karena merasa mempunyai diri yang unik, selalu mencari pujian dan perhatian, serta tidak peka terhadap kebutuhan orang lain, malahan justru seringkali mengeksplorasinya.

Gejala Gangguan Kepribadian Narsistik a. Merasa Diri Paling Hebat

Jika seseorang merasa dirinya paling hebat/penting (bedakan dengan orang yang benar-benar hebat atau penting) maka ia tidak akan malu-malu untuk memamerkan apa saja yang bisa memperkuat citranya tersebut.

b. Fantasi Kesuksesan & Kepintaran

Dipenuhi dengan fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kepintaran, kecantikan atau cinta sejati (is preoccupied with fantasies of unlimited success, power, briliance, beauty, or ideal love).

c. Sangat Ingin dikagumi (requires excessive admiration).

(19)

d. Kurang empati

Para pembeli jabatan pastilah bukan orang yang memiliki empati, sebab jika mereka memilikinya maka mereka pasti tahu bagaimana perasaan para pemegang jabatan asli yang memperoleh jabatan tersebut dengan penuh perjuangan.

e. Merasa Layak Memperoleh Keistimewaan

Setiap individu yang mengalami gangguan kepribadian narsissistik merasa bahwa dirinya berhak untuk mendapatkan keistimewaan. Karena merasa dirinya istimewa maka dia tidak merasa bahwa untuk memperoleh sesuatu dia harus bersusah payah seperti orang lain.

f. Angkuh dan Sensitif Terhadap Kritik

Pada umumnya para penyandang jabatan palsu sangat marah dan benci pada orang yang mempertanyakan hal-hal yang menyangkut jabatan mereka. Bagi mereka, orang-orang yang bertanya tentang hal itu dianggap sebagai orang-orang-orang-orang yang iri atas keberhasilan mereka.

g. Kepercayaan Diri yang Semu

Di depan orang lain mereka tampak tampil penuh percaya diri namun ketika dihadapkan pada persoalan yang sesungguhnya mereka justru menarik diri karena merasa bahwa dirinya tidak memiliki modal dasar yang kuat.

19. Histrionik

Gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan kepribadian dengan karakter emosi yang meluap-luap termasuk keinginan berlebihan untuk mendapatkan pujian, rayuan secara tidak tepat. Gangguan ini dimulai pada masa kanak-kanak hingga menjelang memasuki remaja yang terus berlanjut menjadi bentuk gangguan keperibadian dikemudian harinya.

Ciri-ciri Histrionik

- Kebutuhan besar untuk menjadi pusat perhatian

- Perilaku tidak senonoh, secara seksual yang tidak pantas - Perubahan ekspresi emosi secara cepat

- Memanfaatkan penampilan fisik untuk menarik perhatian orang lain pada dirinya - Bicaranya sangat tidak tepat

- Ekspresi emosional yang berlebihan - Sangat mudah sugesti

- Menyalahartikan hubungan sebagai lebih intim dari yang sebenarnya - Emosinya labil; haus akan hal-hal yang serba menggairahkan (excitement) - Senang mendramatisasi diri secara berlebihan untuk mencari perhatian - Tergantung, tak berdaya, dan mudah ditipu

- Egois, congkak, sangat haus akan pengukuhan orang lain - Sangat reaktif; dangkal atau picik, dan tudal tulus.

(20)

Secara genetis, kemungkinan bawah ciri-ciri karakter mayornya merupakan sifat yang diturunkan. Sedangkan ciri-ciri karakter lainnya disebabkan oleh kombinasi fenotip dari genetika dan lingkungan, termasuk pengalaman di masa kecil.

2. Psikologis

Sumbangsih kognitif dan pengalaman masalalu yang suram menjadi salah satu pemicu lahirnya gangguan ini.

3. Sosial

Lingkungan dan faktor genetik termasuk pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan termasuk kurangnya perhatian orangtua.

4. Spiritual

kurangnya mendekatkan diri dengan Tuhan membuat salah satu dimensi kemanusiaan yang dimiliki manusia terasa gersang.

20. Gangguan kepribadian menghindar.

Gangguan kepribadian menghindar adalah suatu kondisi psikiatri yang dicirikan dengan rasa malu yang ekstrim seumur hidup, selalu merasa tidak cukup, dan menolak kritik. Pasien pada gejala ini masih mentoleransi hubungan interpersonal, tetapi takut untuk dipermalukan, ditolak, dan selalu menghindari orang lain.

Ciri-ciri dari gangguan kepribadian menghindar

a. Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif.

b. Merasa dirinya tidak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain.

c. Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial.

d. Keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali merasa yakin akan disukai.

e. Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik. f. Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak

melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak.

(21)

Gambaran utama dari gangguan ini adalah kesulitan dengan “perpisahan”, dimana gangguan ini beresiko menjadi gangguan depresi dan gangguan cemas sehingga berkecenderungan berpikiran untuk bunuh diri.

FAKTOR PENYEBAB

Pada dasarnya perilaku ketergantungan adalah hal yang lumrah terjadi pada masa kanak-kanak, namun demikian ketika anak tumbuh menjadi dewasa, perilaku tersebut tidak menjadi hilang. Akibatnya, perilaku ketergantungan tersebut tetap ada sampai menjelang masa dewasa yang kemudian membentuk gangguan kepribadian dependen. Faktor penyebab lainnya adalah sakit berkepanjangan dan kecemasan yang muncul dari perpisahan dengan orangtua, atau orang lain yang sangat dicintainya pada masa kanak-kanak.

22. Obsesif-kompulsif

Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD) adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya.

Ciri-riri Obsesif Kompulsif

1. Suatu gangguan atau impuls yang memaksa dirinya secara bertubi-tubi dan terus menerus kedalam kesadaran sesorang.

2. Suatu perasaan ketakutan yang mencemaskan, yang menyebabkan orang melakukan tindakan kebalikan melawan gagasan ataun impuls awal.

3. Obsesif dan kompulsif adalah asing bagi ego (ego-alien) ; yaitu ia dialami sebagai asing bagi pengalaman sseseorang tentang dirinya sebagai makhluk psikologis. 4. Tidak peduli bagaimana jelas dan memaksanya obsesif atau kompulsi tersebut,

orang biasanya menyadarinya sebagai mustahil dan tiak masuk akal.

5. Orang yang menderita akibat obsesif dan kompulsi biasanya merasakan suatu dorongan yang kuat untuk menahannya, tetapi kira-kira separuh dari semua pasien memiliki pertahanan yang kecil terhadap kompulsif. Kira-kira 80 % dari semua pasien percaya bahwa kompulsif adalah irasional.

(22)

1. Genetik - (Keturunan). Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder).

2. Organik – Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD. 3. Kepribadian - Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih cenderung

mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah mengalah.

4. Pengalaman masa lalu - Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya dengan menunjukkan gejala OCD. 5. Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi atau riwayat kecemasan

sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan

6. Konflik - Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.

23. Autis

Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.

Faktor Penyebab

(23)

oleh gangguan psikiatri/jiwa. Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.

Penyebabnya bisa karena virus (toxoplasmosis, cytomegalo, rubella dan herpes) yang ditularkan oleh ibu ke janin. Menurut para peneliti, faktor genetik juga memegang peranan kuat dan ini terus diteliti. Pasalnya manusia banyak mengalami mutasi genetic, yang bisa karena cara hidup yang semakin “modern” (penggunaan zat kimia dalam kehidupan sehari-hari, faktor udara yang semakin terpolusi).

24. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri.

Penyebab

1. Genetik/keturunan

Penyebab pasti dari ADHD belum diketahui. Ada banyak penelitian tentang etiologi (penyebab) ADHD, tetapi tidak ada kesimpulan yang tegas dari riset-riset tersebut. Tampaknya reseptor tertentu di otak yang biasanya menanggapi neurotransmiter yang disebut dopamin tidak bekerja dengan benar. Kemungkinan besar, dopamin tidak diproduksi pada tingkat normal dalam otak. Kekurangan dopamin ini mengganggu proses kognitif seperti fokus dan perhatian.

(24)

mempunyai anak yang juga menderita ADHD. (ADHD lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita dengan perbandingan 3:1).

2. Kondisi kelahiran

Situasi kelahiran juga tampaknya memengaruhi risiko ADHD. Bukti menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dengan berat kurang dari 1500 gram atau melalui komplikasi kelahiran lebih rentan terhadap ADHD.

3. Makanan beracun, obat dan residu pestisida

Faktor lain yang sedang diselidiki untuk mengetahui perannya dalam ADHD adalah eksposur selama kehamilan terhadap logam beracun (seperti timbal, merkuri, dll), zat aditif makanan (MSG, pewarna buatan, dll) dan obat-obatan (alkohol, obat bius, dll).

Referensi

Dokumen terkait

Secara logis, pada kawasan ini proses laut cukup kuat dalam membawa sedimen keluar, itulah sebabnya sehingga pada kawasan ini dibangun struktur pelindung pantai berupa

Kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh, intake cairan peroral yang kurang (mual, muntah).. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05

Dari permasalahan pada Toko Oscar yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dibutuhkan sebuah aplikasi sistem informasi administrasi yang bertujuan untuk membantu

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga diharapkan dapat mengetahui dan menerapkan latihan jasmani atau olahraga yang tepat  pada pasien DM serta

Berdasarkan memilih bentuk yang disalurkan, 69% responden memilih menyalurkan zakatnya dalam bentuk uang untuk zakat hartanya, 84% responden memilih menyalurkan