• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi Sekolah Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (Studi Kasus: SMK MUhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi Sekolah Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (Studi Kasus: SMK MUhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini, sistem informasi (SI) memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari. Peranan SI dapat ditemukan di berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi, bisnis, perbankkan, teknik, serta sosial dan budaya. Manfaat dari adanya teknologi informasi tersebut telah memberikan sumbangsih yang cukup besar terhadap perubahan-perubahan mendasar pada struktur, operasi, proses, dan manajemen organisasi suatu kegiatan institusi atau perusahaan. Dengan keberadaan teknologi ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia. Selain kemudahan, SI juga mengoptimalkan pekerjaan dan menghasilkan keakuratan proses dan hasil kerja.

Pemanfaatan SI yang tepat dan selaras dengan tujuan organisasi akan memberikan dampak yang sangat penting dalam memenangkan persaingan yang semakin kompetitif baik di dunia usaha maupun dunia pendidikan. Keberhasilan pengelolaan SI juga sangat ditentukan oleh keselarasan tujuan penerapan SI dan tujuan perusahaan atau instansi melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam proses organisasi yang berhubungan dengan merealisasikan keuntungan yang dijanjikan.

(2)

2

stakeholder terutama yang berhubungan dengan data, informasi, teknologi dan

aplikasi. Pengelolaan terhadap data dan informasi yang baik akan memberikan akses yang luas terhadap jaringan data yang terhubung secara global. Untuk membantu organisasi dalam mencapai suatu tujuan maka perlu didukung oleh pelayanan sarana dan prasarana yang berkualitas, khususnya di bidang SI.

Kehadiran SI merupakan faktor yang utama dalam penyampaian informasi secara cepat, dan akurat. Kehadirannya tidak dapat diabaikan begitu saja, karena denganadanya SI maka akan meningkatkan kepuasan dan kepercayaan siswa dan masyarakat dalam memanfaatkan layanan pendidikan yang disediakan. Di sisilain, sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan SI di sekolah, khususnya dalam pembelajaran memiliki dampak positif terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, untuk dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu dilakukan adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan melalui pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi dibidang pendidikan yang mencakup peran teknologi informasi dan komunikasi sebagai substansi pendidikan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan pendidikan, dan infrastruktur pendidikan.

(3)

perencanaan arsitektur sistem informasi dan pendefinisian kebutuhan bisnisnya, agar arah strateg ikebijakan organisasi dapat direncanakan dengan baik dan mencapai tujuan yang dikehendaki, Maka SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu harus memikirkan bagaimana merencankan arsitektur

enterprise terhadap sistem yang berjalan khususnya untuk perbaikan dan

pengembangan sistem informasi sekolah yang berhubungan dengan proses bisnis, data, aplikasi dan teknologi.

Perencanaan arsitektur sistem informasi adalah pendekatan sistematis untuk menentukan mana yang paling efektif dan efisien berkaitan dengan kepuasan pemenuhan kebutuhan informasi. Perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi dibutuhkan untuk mempersiapkan organisasi dalam merencanakan pemakaian teknologi dan sistem informasi untuk organisasinya. Perencanaan tersebut dibutuhkan untuk menjadikan SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu berbasis teknologi informasi yang dapat beradaptasi terhadap perubahan global, mengembangkan sistem informasi atau sistem komputerisasi yang berdaya saing global.

Zachman Framework merupakan model enterprise architecture

(4)

4

terhadap misi, tujuan, strategi bisnis serta apa yang dihasilkan oleh organisasi tersebut.

Enterprise Architecture Planning (EAP) sebagai salah satu metoda atau

kerangka acuan untuk membangun sebuah arsitektur informasi. EAP merupakan suatu metode perencanaan arsitektur yang mengintegrasikan strategi praktek-praktek bisnisnya alur-alur informasi dan sumber daya teknologi. Dalam EAP, arsitektu rmenjelaskan mengenai data, aplikasi, dan teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis organisasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu sebagai tempat penelitian dengan judul

“Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi Sekolah Menggunakan Metode

Enterprise Architecture Planning”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana membuat perencanaan arsitektur sistem informasi pada SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu dalam bidang akademik, administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana.

2) Bagaimana membuat perencanaan enterprise architecture planning yang terintegrasi untuk data, aplikasi, dan teknologi pada SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu?

(5)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Membuat blueprint untuk data, aplikasi dan teknologi. Blueprint tersebut dapat digunakan sebagai landasan bagi perencanaan sistem informasi yang lebih baik dalam mendukung proses bisnis bagi SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

2) Tujuan penelitian ini adalah memberikan rekomendasi perencanaan

roadmap implementasi kedepan bagi SMK Muhammadiyah Haurgeulis

Kabupaten Indramayu.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menghasilkan cetak biru sebagai landasan bagi perencanaan sistem informasi yang lebih baik dalam mendukung proses bisnis bagi SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

2) Dapat berguna khususnya bagi SMK Muhammadiyah Haurgelis Kabupaten Indramayu sebagai upaya untuk mendukung pengembangan organisasi, khususnya pada bidang akademik, manajemen sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan manajemen keuangan.

1.5Batasan Masalah

(6)

6

1) Metodologi pembangunan model EAP yaitu tahapan inisiasi perencanaan, pemodelan proses bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi,

rencana implementasi.

2) Dalam perencanaan arsitektur sistem informasi pada SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu mencakup bidang akademik, administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana. Kegiatan penelitian menggunakan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP).

3) Studi kasus dilakukan di SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

1.6Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan Tesis ini meliputi berbagai halyang akan dibahas pada tiap-tiap bab, berikut ini penjelasan masing-masing bab:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan isi penelitian secara umum yakni latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan bagaimana persoalan aktual didasari teori-teori yang tersaji dalam bab II serta langkah-langkah yang diambil dalam menyelesaikan persoalan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai perancangan arsitektur sistem informasi SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu pada bidang akademik, manajemen sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan manajemen keuangan dengan menggunakan pemodelan E-R Diagram .

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian dengan menggunakan metode enterprise architecture planning

telah dilakukan pada Badan Pendidikan dan Pelatihan (Hendra Kurniawan) yang

membuat blueprint sistem informasi dalam hal pengembangan sistem informasi

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Lampung Tengah dengan

menggunakan pendekatan Enterprise Architecture Planning (EAP) yang berbasis

pada kerangka kerja Zachman. Pada penelitian ini dilakukan analisa terhadap

business processBadan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Bandiklatda) Kabupaten Lampung Tengah yang terdiri dari inventarisasi peserta dari BKD,

penetapan anggaran pelaksanaan, area pengelolaan kegiatan pendidikan dan

pelatihan, penerbitan sertifikasi/STTPP (Surat Tanda Tamat Pendidikan dan

Pelatihan) di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Lampung

Tengah, kemudian berdasarkan identifikasibusiness process tersebut dibuat suatu

model bisnis sebagai dasar dalam pendefinisian arsitektur data, aplikasi dan

teknologi serta pembuatan rencana implementasi yang nantinya akan

menghasilkan suatublueprint.

Penelitian dengan penggunaan dan pemanfaatan Enterprise

ArchitecturePlanningjuga telah dilakukandalam bidang pendidikan (M.Fazjar

Alamsyah), yang membahas tentanganalisis dan perancangan sistem informasi

(9)

Dari penelitian ini diharapkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)bisamemiliki

sebuah aplikasi Sistem Informasi Akademik terpadu yang dapat memberikan

kemudahan bagi pengguna dalam hal ini siswa, orang tua siswa ataupun dinas

pendidikan dalam mengakses kemajuan pendidikan peserta didik, keadaan

fasilitas maupun keberadaan sumber daya manusia yang mendukung proses

pendidikan di SMK.

Penelitian yang membahas mengenai kerangka kerja Zachman dalam

pengembangan sistem informasi dilakukan pada bidang Pendidikan yaitu Pondok

Pesantern (Robie Hakim, 2013), pada penelitian ini akan menghasilkan sebuah

blueprint dan usulan portofolio sistem untuk mendefinisikan serta memodelkan

kebutuhan suatu sistem informasi dan teknologi sesuai dengan visi, misi Yayasan

Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta sehingga dalam pengembangan

sistem informasi dapat terstruktur.

Dari tiga penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa EAP ada perbedaan

dengan FrameworkZachman, maka dari itu FrameworkZachmandan EAP juga

dapat diterapkan dalam berbagai kasus serta berbagai sudut pandang, makadengan

adanya penelitian terdahulu bisa dijadikan suatu acuan baik dalam pengembangan

maupun perencanaan yang akan dilakukan. Maka dari itu sebagai pembeda

dengan penelitian sebelumnya yaitu padatempat objek penelitian dan tujuan

penelitian sehingga output yang dihasilkan dari penelitian ini berbeda. Kesamaan

dari penelitian ini adalah memakai metodologi EAP yang berbasis

(10)

10

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Enterprise Architecture

Enterprise Architecture merupakan suatu pendekatan logis yang komprehensif dan holistik untuk merancang dan mengimplementasikan sistem

dan komponen sistem secara bersama-sama yang meliputi suatu infrastruktur

manajemen informasi/teknologi (Parizeu, 2002).

Arsitektur adalah seni atau praktek merancang dan membangun suatu

struktur atau peta (merriam-Webster’s Collegiate Dictionary Online). Sedangkan

menurut IEEE 2000 Arsitektur merupakan prinsip organisasi dari suatuenterprise

(atau sistem) yang meliputi komponen-komponen, hubungan satu sama lain,

hubungan dengan lingkungan serta panduan pokok pada perancangan dan

evolusinya. Enterprise adalah suatu organisasi yang menggunakan teknologi

informasi untuk melaksanakan misinya (Osvald,Gundars,2001).

Dari definisi diatas maka Enterprise Architecture (EA) merupakan wujud

kegiatan yang memungkinkan organisasi membangun pondasi yang diperlukan

untuk kelangsungan hidup organisasi serta untuk menghadapi tantangan bisnis

pada saat ini dan masa yang akan datang.

EA mengidentifikasi komponen utama dari suatu organisasi dan

bagaimana komponen di dalam sistem berfungsi secara bersama-sama untuk

mencapai tujuan bisnis yang didefinisikan.Komponen-komponen ini terdiri

(11)

2.2.2 Enterprise Architecture Planning(EAP)

Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan suatu pendekatan

yang dibuat oleh Steven H. Spewak untuk membangun arsitektur enterprise

dengan berdasarkan dorongan data dan dorongan bisnis.Enterprise Architecture

Planningadalah proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur

tersebut (Spewak, 1992).

Menurut EAP Steven H Spewak, dinyatakan bahwa pemakaian istilah

arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi.

Arsitektur disini sebagaimana layaknyablueprint, penggambaran atau model.Pada

dasarnya EAP bukan merancang bisnis dan arsitekturnya, tetapi mendefinisikan

kebutuhan bisnis dan arsitekturnya.Semua arsitektur tersebut dibutuhkan untuk

mendukung bisnis yang diselenggarakan oleh enterprise. Kata “mendefinisikan”

menurut pengertian Spewak adalah mendefinisikan bisnis dan mendefinisikan

arsitektur. Jadi EAP bukan suatu perancangan tetapi pendefinisian. Sedangkan

kata “rencana” secara umum adalah membicarakan tentang definisi arsitektur apa

yang dibutuhkan dan rencana dukungan diartikan sebagai kapan arsitektur

tersebut akan diimplementasikan (Spewak, 1992). Definisi ini mengandung tiga

kata kunci:

1) Pendefinisian Pendefinisian berarti melakukan pendefinisian arsitektur

sistem bukan merancang sistem tersebut. Arsitektur enterprise

mendefinisikan arsitektur, sedangkan perancangan sistem merupakan

(12)

12

2) Arsitektur Arsitektur merujuk ke tiga arsitektur yang didefinisikan yaitu:

arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Arsitektur

disini dimaksudkan layaknya blueprint, penggambaran atau model.

3) Rencana Arsitektur mendefinisikan apa yang diperlukan dan rencana

mendefinisikan kapan mengimplementasikannya.

Langkah-langkah dalam EAP memberikan panduan praktis dalam

membuat arsitektur dari dua baris dan tiga kolom pertama kerangka kerja

Zachman (Surendro, 2009). Kerangka kerja Zachman merupakan kerangka kerja

untuk memetakan hubungan antara komponen enterpriseterhadap level arsitektur

yang menjadi perhatian pihak-pihak yang berkepentingan denganenterprise

architecture. Hubungan antara kerangka kerja Zachman dan EAP adalah proses mendefinisikan dua level atas kerangka kerja Zachman. Sehingga jika dipetakan

ke dalam kerangka kerja Zachman, EAP akan berada di baris pertama dan baris

kedua yang merupakan perspektif perencana dan pemilik. Sedangkan aspek yang

dibahas dalam EAP berada pada tiga kolom dari kerangka kerja Zachman, yaitu

meliputi data, fungsi dan jaringan dari arsitektur sistem informasi. Berikut ini

adalahGambar 2.1cakupan EAP dalam kerangka kerja Zachman(Surendro, K,

(13)

Gambar 2.1Cakupan EAP dalam Kerangka Kerja Zachman

Komponen dari EAP menurut Spewak menggunakan dasar dari dua layer

dari John Zachman’s framework yaitu dari tinjauan planner dan owner.EAP

memiliki tujuh komponen utama yang mengarahkan bagaimana menentukan dan

merencanakan implementasi arsitektur sistem informasi. Tujuh komponen utama

tersebut dikelompokan menjadi empat lapisan sebagaimana terdapat pada gambar

2.2 berikut:

Gambar 2.2 Komponen LapisanEAP

Inisiasi Perencanaan

Sistem Saat Ini & Teknologi

Pemodelan Bisnis

Arsitektur Aplikasi

Arsitektur

Data TeknologiAsitektur

Rencana Implementas/Migrasi

Tahap 1- Memulai

Tahap2-Dimana Kita Saat Ini

Tahap 3-Tentang

(14)

14

Gambar 2.2 merupakan komponen lapisan EAP yang setiap

lapisannyamencerminkan urutan dan cara kegiatan dilakukan. Penjelasan

komponen EAPadalah sebagai berikut:

1) Lapisan 1 (Posisi memulainya)

Inisiasi perencanaan, mempersiapkan pelaksanaan proyek EAP (seperti:

membuat rencana kerja, memastikan komitmen manajemen dan lain-lain).

2) Lapisan 2 (Posisi sekarang)

- Pemodelan bisnis, menghimpun pengetahuan mengenai bisnis dan

informasi yang digunakan dalam melangsungkan bisnis.

- Sistem dan teknologi saat ini, menentukan sistem dan teknologi yang ada

saat ini.

- sebagai dasar untuk rencana migrasi jangka panjang.

3) Lapisan 3 (Posisi yang diinginkan di masa mendatang)

- Arsitektur data, menentukan jenis data utama yang dibutuhkan untuk

melangsungkan bisnis.

- Arsitektur aplikasi, menentukan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan

untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.

- Arsitektur teknologi, menentukan platform teknologi yang dibutuhkan

untuk menyediakan lingkungan untuk aplikasi yang mengelola data dan

(15)

4) Lapisan 4 (Bagaimana cara mencapainya)

Rencana penerapan, menentukan tahapan penerapan aplikasi, jadwal penerapan,

dan mengajukan jalur yang jelas untuk bermigrasi dari posisi saat ini ke posisi

yang diinginkan di masa mendatang.

Pada lapisan ini memiliki arti bahwa ketiga arsitektur ini ditentukan secara

berurutan dimulai dari arsitektur data, kemudian arsitektur aplikasi dan terakhir

arsitektur teknologi.

Berikut ini akan dibahas seluruh lapisan EAP sesuai dengan tahapan yang

dikerjakan dalam pembahasan tesis ini.

2.2.2.1 Inisiasi Perencanaan (Planning Initiation)

Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah inisiasi perencanaan yang

bertujuan agar proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan

sangat baik. Tahapan awal ini menjadi penting karena tahapan ini sebagai

landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya, terutama karena pada tahap inilah

ruang lingkup dan perencanaan kegiatan atau rencana kerja didefinisikan,

menentukan metodologi yang akan digunakan, sumber daya yang terlibat dan

menetapkan perangkat (tools) yang akan digunakan. Faktor lain adalah dukungan

dan komitmen dari manajemen, yang tidak hanya dalam bentuk verbal,

tetapiberpengaruh pada sumber daya (personil, anggaran dan waktu) untuk

menjalankan seluruh prosesnya.

Ada tujuh langkah yang dapat dilakukan pada fase ini, yaitu : (Spewak,

(16)

16

1) Penentuan ruang lingkup dan sasaran EAP Salah satu yang harus ditentukan

sejak awal adalah tujuan, karena tujuan yang akan dijadikan

penuntun arah, sehingga manajemen dan semua unsur yang akan terlibat

mengerti benar apa peran dan kontribusinya. Yang harus dihasilkan pada tahap

ini adalah:

- Ruang lingkup organisasi dan penentuan participant komponen organisasi

yang akan terlibat.

- Pernyataan tujuan yang akan diselesaikan. Penentuan ruang lingkup dan

sasaran yang ingin dicapai dengan EAP dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis kondisi internal organisasi. Definisi analisis internal

merupakan suatu analisis untuk mengukur kemampuan internal relative

dengan posisi industri dan pencapaian visi dan misi organisasi sebagai

bagian dari pemetaan perencanaan. Analisis internal merupakan

bentuk dari evaluasi manajerial pada level atas, menengah dan operasional

dari organisasi.

2) Pembuatan visi

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap lingkungan organisasi, sehingga

dapat diketahui visi organisasi dari pihak manajemen.Pemahaman tersebut

digunakan untuk mendefinisikan tujuan dari sistem informasi yang akandibuat

arsitekturnya untuk mendukung kegiatan bisnis organisasi.

3) Penyesuaian metodologi

Pada tahap ini semua perencanaan harus berpedoman pada tahapan pengerjaan

(17)

4) Penataan sumber daya

Pada tahap ini diharapkan organisasi mampu merekondisi semua sumbern daya

komputer dan data serta informasi yang terlibat agar siap digunakan.

5) Pembentukan tim

Penyusunan kerangka tim yang baik merupakan hal yang penting pada tahap

inisiasiperencanaan ini, karena akan sangat berpengaruh pada kualitas dariEAP

itu sendiri.

6) Persiapan perencanaan kerjaEAP

Perencanaan kerja merupakan hal yang penting karena akan dijadikan acuan

bagi tim dalam bekerja.

7) Pengkonfirmasian komitmen manajemen dan pembiayaan

Langkah ini diperlukan agar semua unsur dalam organisasi teutama manajemen

dapat memahami dan berkomitmen dalam mencapai tujuan.

2.2.2.2 Pemodelan bisnis (Business Modeling)

Pemodelan bisnis merupakan proses identifikasi fungsi-fungsi bisnis,

pendeskripsian fungsi, dan identifikasi unit organisasi yang melaksanakan setiap

fungsi tersebut serta melakukan survei untuk mendapatkan informasi. Melalui

tahap ini diharapkan dapat menyediakan dasar pengetahuan yang lengkap dan

menyeluruh yang dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur dan rencana

implementasinya.Ada tiga tahapan untuk memodelkan bisnis, yaitu sebagai

(18)

18

1) Dokumentasi struktur organisasi.

Struktur organisasi didokumentasikan dan setiap individu serta lokasi yang

membentuk suatu fungsi bisnis dalam organisasi di identifikasi.Hasil dari tahapan

ini adalah bagan struktur organisasi, daftar posisi dan jabatan serta jumlah

personil yang ditempatkan.

2) Identifikasi dan definisi fungsi bisnis.

Tahapan ini bertujuan untuk mendefinisikan struktur dari model bisnis,

yang dihasilkan dalam tahapan ini adalah laporan mengenai fungsi yang di

identifikasi, dimana setiap fungsi harus mempunyai nama, deskripsi singkat,

turunan fungsi dan dibentuk dari sedikitnya satu unit organisasi. fungsi dapat

didefinisikan sejalan dengan sub fungsinya. Rincian dari tahapan ini adalah:

(1) Pemodelan bisnis awal dapat dilakukan dengan mendefinisikan area bisnis

utama dan area bisnis pendukungnya dengan menggunakan model rantai

nilai (value chain) untuk menyoroti aktivitas di dalam bisnis.Membagi

area fungsional menjadi beberapa sub fungsi dengan menjawab pertanyaan

“apa fungsi ini?” atau “apa makana dari fungsi ini?”. Kemudian

dilanjutkan mendekomposisi fungsi sampai sub fungsi yang diperoleh

merupakan aksi tunggal, dilaksanakan secara berulang, menghasilkan

keluaran yang dikenalatau dapat dihubungkan dengan unit organisasi

tertentu.

(2) Menghubungkan fungsi detil dengan unit organisasi dapat dinyatakan

dengan membuat matriks fungsi keorganisasi yang merupakan peta bagi

(19)

(3) Dokumentasi model bisnis utama, distribusi, dan presentasi kepada semua

komunitas bisnis untuk mendengarkan komentarnya.

2.2.2.3 Teknologi dan sistem saat ini (Current Sistem & Technology)

Mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi dan

sistem yang digunakan oleh enterprise saat ini.Sedangkan yang harus dihasilkan

pada fase ini disebut dengan InformationResource Catalog (IRC) yang juga

disebut ensiklopedia sistem atau inventory sistem (Spewak, Steven, 1992:141).

Tahapan untuk membuat IRC, antara lain sebagai berikut:

1) Menentukan ruang lingkup, sasaran dan kerangka kerja IRC

2) Persiapan untuk koleksi data

3) Melakukan pengumpulan data

4) Masukan data

5) Validasi dan meninjau ulang draf IRC

6) Menggambar skema aplikasi

7) Mendistribusikan IRC

8) Administrasi dan perawatan IRC

2.2.2.4 Arsitektur Data (Data Architecture)

1) Mengidentifikasi dan mendefinisikan jenis data yang dibutuhkan untuk

mendukung fungsi bisnis. Arsitektur data terdiri dari entitas data, dimana

setiap data memiliki atribut dan relasi antar entitas. Dalam pendefinisian

arsitektur data dilakukan pendefinisian entitas yang dapat berupa orang,

tempat, konsep, atau peristiwa yang memiliki arti dalam konteks bisnis.

(20)

20

1992:171).Membuat calon entitas data dengan mengkaji model bisnis dan

deskripsi sistem dan teknologi yangdipakai.

2) Menetapkan entitas yang akan dipakai.

3) Mendefinisikan setiap entitas tersebut dan mendokumentasikannya dengan

memanfaatkan diagram entitas-relasi.

4) Menghubungkan entitas data dengan fungsi bisnis detil.

2.2.2.5 Arsitektur Aplikasi (Applications Architecture)

Arsitektur aplikasi mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan

untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis . Aplikasi yang dimaksud

adalah proses pendefinisian aplikasi apasaja yang akan mengelola data dan

menyediakan informasi untuk pihak manajemen terhadap fungsi bisnisnya.

Ada lima tahap untuk mendefinisikan arsitektur aplikasi, antara lain:

(Spewak, Steven, 1992:199).

1) Membuat daftar kandidat aplikasi.

2) Mendefinisikan aplikasi.

3) Menghubungkan aplikasi dengan fungsi bisnis.

4) Analisis dampak dari aplikasi yang ada.

5) Distribusikan arsitektur aplikasi.

2.2.2.6 Arsitektur Teknologi (Technology Architecture)

Mendefinisikan jenis teknologi utama (platform) yang dibutuhkan untuk

menyediakanlingkungan untuk aplikasi yang akan mengelola data dan mendukung

(21)

Empat tahapuntuk membuat arsitektur teknologi, antara lain: (Spewak,

Steven, 1992:224).

1) Mengidentifikasi prinsip-prinsip teknologi danplatform.

2) Definisikanplatformdan distribusi.

3) Menghubungkan platform teknologi ke aplikasi dan basis data dalam

enterprise.

4) Mendefinisikan distribusi dan aplikasi serta flatform teknologi

2.2.2.7 Rencana Implementasi (Implementation/Migration Plans)

Mendefinisikan tahapan untuk penerapan aplikasi, penjadwalan

implementasi, analisa biaya/keuntungan dan menentukan jalur yang jelas untuk

berpindah dari posisi saat ini ke posisi yang diinginkan di masa depan, organisasi

sistem informasi baru, mengadopsi metodologi pengembangan sistem yang baru,

dan penetapan standar atau prosedur.

Adapun tahapan-tahapan perencanaan implementasi, antara lain: (Spewak,

Steven, 1992:17).

1) Menentukan urutan-urutan/prioritas aplikasi yang akan dibangun.

2) Mengukur usaha, kemampuan sumber daya yang tersedia dan merancang

jadwal tahapan implementasi.

3) Menentukan faktor-faktor kesuksesan dan menghasilkan rekomendasi

rekomendasi yang tepat.

Berikut ini adalah tabel 2.1 merupakan rincian dari tahapan EAP dan

(22)

22

Tabel 2.1 Rincian dari Tahapan EAP dan Hasilnya

Lapisan Tahapan Hasil

1 Inisiasi Perencanaan Ruang lingkup, Sasaran, Visi, penentuanmetodologi dan penggunaan sumber daya

2 Pemodelan Bisnis

Struktur organisasi, identifikasi dan definisi fungsi, area bisnis

Sistem dan Teknologi

saat ini Katalog sumber daya informasi (IRC) skemasistem

3

Arsitektur data Pendefinisian entitas, diagram E-R, matrikantitas terhadap fungsi, dokumen arsitektur

data

Arsitektur aplikasi Pendefinisianaplikasi, analisisaplikasi-aplikasi,dampak, dokumnenmatrik

arsitektur aplikasi

Arsitektur teknologi Distribusi data/aplikasi, dokumen arsitekturaplikasi

4

Rencana implementasi Urutan apliaksi/roadmap, faktor-faktor suksesdan rekomendasi

Kesimpulan Dokumen akhir, presentasi

Transisi terhadap

implementasi Peningkatan organisasi, kebijakan-kebijakan,standar, prosedur-prosedur, rencana terperinci

2.2.3 Kerangka Kerja Zachman (Zachman Framework)

Kerangka kerja dapat diartikan sebagai sejumlah pemikiran, konsep, ide

atau asumsi yang digunakan untuk mengorganisasikan proses pemikiran tentang

sesuatu atau situasi. Kerangka kerja ini juga dapat dianggap sebagai dasar berpikir

untuk mengelompokkan dan mengorganisasikan representasi sebuah perusahaan

yang penting bagi manajemen perusahaan dan pengembangan sistem selanjutnya

(Zachman, 1987). Kerangka kerja bagi enterprise architecture merupakan skema

klasifikasi 2 (dua) dimensi untuk merepresentasikan deskripsi dari suatu

enterprise. Hal ini diperoleh melalui pengamatan terhadap bermacam-macam obyek fisik.Salah satu kerangka kerja yang terkenal diantaranya adalah kerangka

(23)

Zachman pada tahun 1987, kemudian diperluas dan diformulasikan oleh Sowa

dan Zachman pada tahun 1992.Setiap model kerangka kerja mendefinisikan

entitas-entitas arsitektur ke dalam baris-baris dan atribut untuk setiap entitas ke

dalam kolom-kolom.Kerangka kerja Zachman adalah pendekatan klasifikasi

artifak enterprisearchitecture yang diterima sebagai standar de-facto.Kerangka

kerja ini disanjung karena keunikannya dalam klasifikasi arsitektur dalam

perspektifenterprise(Parizeu, 2002).

Kerangka kerja Zachman bukan suatu metodologi untuk mengembangkan

enterprise architecture, akan tetapi kerangka kerja Zachman merupakan kerangka

kerja untuk mengkategorikan artifak enterprise architecture. Kerangka kerja

Zachman dapat dimanfaatkan untuk menentukan apakah suatu metodologi

meliputi semua aspek dalam enterprise architecture atau aspek apa saja yang

dicakup oleh metodologi. Kerangka kerja Zachman untuk enterprise architecture

terdiri dari 6 (enam) kolom dan 6 (enam) baris, lihat Gambar 2.3.

Secara umum tiap kolom merepresentasikan fokus, abstraksi atau topik

enterprise architecture, yaitu:

1) What(data): menggambarkan kesatuan yang dianggap penting dalam bisnis.

Kesatuan tersebut adalah hal-hal yang informasinya perlu dipelihara.

2) How (fungsi): mendefinisikan fungsi atau aktivitas. Input dan output juga

dipertimbangkan pada kolom ini.

(24)

24

4) Who (orang): mewakili manusia dalam organisasi dan metrik untuk

mengukur kemampuan dan kinerjanya. Kolom ini juga berhubungan dengan

user interface dan hubungan antara manusia dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

5) When (waktu): mewakili waktu atau kegiatan yang menunjukkan kriteria

kinerja. Kolom ini berguna untuk mendesain jadwal dam memproses

arsitektur.

6) Why (motivasi): menjelaskan motivasi dari organisasi dan pekerjanya.

Disini terlihat tujuan, sasaran, rencana bisnis, arsitektur pengetahuan, alasan

pikiran dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

Setiap baris pada kerangka kerja Zachman mewakili perspektif yang

berbeda dan unik yaitu:

1) Perspektif Perencana (Ballpark View), yaitu menetapkan konteks, latar

belakang dan tujuanenterprise.

2) Perspektif Pemilik (Owner’s View), yaitu menetapkan model-model

konseptual darienterprise.

3) Perspektif Perancang (Designer’s View), yaitu menetapkan model-model

sistem informasi sekaligus menjembatani hal-hal yang diinginkan pemilik

dan hal-hal yang dapat direalisasikan secara teknis dan fisik.

4) Perspektif Pembangun (Builder’s View), yaitu menetapkan rancangan teknis

dan fisik yang digunakan dalam mengawasi implementasi teknis dan fisik.

5) Perspektif Subkontraktor (Subcontractor), yaitu menetapkan peran dan

(25)

secara teknis dan fisik serta mengadakan komponen-komponen yang

diperlukan.

6) Perspektif Fungsi Sistem, yaitu merepresentasikan perspektif pengguna dan

wujud nyata hasil implementasi.

Berikut adalah gambar framework dari Zachman ini dapat dilihat pada

Gambar 2.3(Zachman, J. A, 1987):

Gambar 2.3Kerangka KerjaZachmanuntukEnterprise Architecture 2.2.4 Model Rantai Nilai (Value Chain)

Model rantai nilai (value chain) pertama kali diusulkan oleh Porter (1985),

lihat Gambar 2.4, yang terdiri dari satu rangkaian aktivitas yang menciptakan dan

membangun suatu nilai yang dapat menghasilkan margin nilai tambah bagi

organisasi. Rantai nilai (value chain) memberikan kerangka untuk

mengidentifikasi dan menginventarisasikan area-area fungsi bisnis, yaitu dengan

(26)

26

1) Aktivitas utama (Primary activities), yang berupa:

(1) Logistik masukan (inbound logistics): aktivitas yang berhubungan

dengan penerimaan, penyimpanan dan menyebarkan masukan.

(2) Operasi (operations): aktivitas yang mentransformasikan masukan

menjadi keluaran menjadi produk akhir.

(3) Logistik keluaran (outbound logistics): aktivitas yang berhubungan

dengan menyebarkan produk/jasa ke pelanggan.

(4) Pemasaran dan penjualan (marketing and sales): aktivitas yang

berhubungan dengan pemasaran dan penjualan seperti promosi dan

sebagainya.

(5) Layanan (service): aktivitas yang berhubungan dengan penyedia

layanan untuk meningkatkan pemeliharaan produk seperti pelatihan,

perbaikan dan perawatan.

2) Aktivitas pendukung (Support activities), yang berupa:

(1) Infrastruktur perusahaan (firm infrastructure): aktivitas yang terkait

dengan biaya serta aset yang berhubungan dengan manajemen umum,

accounting dan keuangan, keamanan dan keselamatan sistem informasi dan fungsi lainnya.

(2)Manajemen sumber daya manusia (human resources management):

aktivitas yang terkait dengan penerimaan, pelatihan, pengembangan dan

kompensasi untuk semua tipe personil dan mengembangkan tingkat

(27)

(3)Pengembangan teknologi (technology development): aktivitas yang terkait dengan biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses,

perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem

telekomunikasi, kapabilitas basis data baru dan pengembangan dukungan

sistem berbasis komputer.

(4)Pengadaan (procurement): aktivitas yang terkait dengan bagaimana

sumber daya diperoleh seperti fungsi pembelian input yang digunakan

dalamvalue chainorganisasi.

Gambar 2.4 Model Rantai Nilai(Value Chain)(Porter, M, 1985) 2.2.5 Four Stage Life Cycle Business System Planning (BSP)

Business System Planning mengemukakan empat langkah siklus hidup produk atau layanan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan

(28)

28

Gambar 2.5 Model Siklus Hidup Sumber Daya (Surendro, K, 2009)

Penjelasan dari siklus hidup tersebut adalah:

1) Kebutuhan (requirement): aktivitas yang menentukan banyaknya produk

atau sumber daya yang diperlukan, rencana mendapatkannya serta

pengukuran dan pengendalian terhadap rencana tersebut.

2) Akuisisi (acquisition): aktivitas untuk mengembangkan produk atau jasa

atau aktivitas untuk mendapatkan sumber daya yang akan digunakan dalam

pengembangan.

3) Pengelolaan (stewardship): aktivitas untuk membentuk, memperbaiki, atau

memelihara sumber daya pendukung dan untuk menyimpan atau melacak

produk atau jasa.

4) Disposisi (disposition): aktivitas dan keputusan yang mengakhiri tanggung

jawab dari (unit) organisasi terhadap suatu produk, jasa atau suatu penanda

untuk mengakhiri penggunaan suatu sumber daya.

2.2.6 Portofolio Aplikasi McFarlan

Portofolio apliaksi McFarlan strategic grid digunakan untuk memetakan

aplikasi SI berdasarkan konstribusinya terhadap organisasi. Pemetaan dilakukan

KEBUTUHAN

AKUISISI DISPOSISI

PENGELOLAAN

DATA PERENCANAAN DATA RANGKUMAN

STATISTIK

DATA TRANSAKSI

DATA INVENTARIS DATA TRANSAKSI

(29)

pada empat kuadran (strategic, high potential, key operation, and support). Dari hasil pemetaan tersebut dapat digambarkan konstribusi sebuah aplikasi SI

terhadap organisasi dan pengembangan dimasa mendatang (Ward and Griffith

1996), keempat kuadran tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.6 Portofolio Aplikasi McFarlanmendatang (Ward and Griffith 1996)

STRATEGIS

BERPOTENSI TINGGI

Aplikasi yang kritikal untuk menopang strategi bisnis di masa

depan

Aplikasi yang penting untuk mencapai kesuksesan di masa

depan

OPERASIONAL KUNCI

PENDUKUNG

Aplikasi yang digunakan saat ini

(30)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Inisialisasi Perencanaan

Inisialisasi perencanaan merupakan tahap awal dari metodologi EAP yang meliputi pendefinisian ruang lingkup enterprise, menentukan visi, misi, pengadopsian metodologi perencanaan serta membentuk tim perencanaan agar proyek EAP terarah, selesai tepat waktu dan memiliki anggota tim yang berkualifikasi. Tahap ini bertujuan agar pengembangan arsitektur informasi yang dilakukan sesuai dengan yang dijalankan oleh enterprise.

4.1.1 Penentuan Ruang Lingkup Enterprise

Penelitian yang dilakukan ditujukan untuk studi kasus atas enterprise yang bergerak di bidang pendidikan yaitu SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu. Berdasarkan identifikasi atas aturan-aturan yang menjadi rujukan tentang sistem pendidikan nasional terkait dengan penyelenggaraan pendidikanyaituberdasarkanRencanaStrategis (Renstra) DepartemenPendidikan Nasional tahun 2005-2009,untukdapatmemberikanpelayanan prima, salahsatu

yang perludilakukanadalahpengembanganTIK yang

(31)

informasi untuk menjalankan fungsi bisnis yang mampu melayani kebutuhan data dan informasi yang berkualitas bagi kebutuhan enterprise dalam menjalankan semua aktivitas bisnis untuk memberikan pelayanan yang baik kepada customer

maupun stakeholder lainnya.

4.1.2 Pendefinisian Visi dan Misi

Berdasarkan uraian pada bab 1 dan sub bab 1.3 batasan masalah, diterangkan bahwa studi kasus dilakukan pada SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu sehingga visi dan misi yang digunakan adalah visi dan misi SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu yaitu:

1) Visi :

“Menjadi Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki orientasi kedepan, yang bertumpu pada upaya penguatan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT, serta penguasaan pengetahuan dan keterampilan di bidang teknologi khususnya dalam keahlian Teknik Otomotif”.

2) Misi :

“Melalui pembangunan pendidikan dan ketrampilan, Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Haurgeulis dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan profesi dibidangnya serta bertanggung jawab di atas landasan Iman dan

Taqwa yang kokoh dalam upaya mengembangkan tugas amar ma’ruf nahi

munkar”.

(32)

39

Pendekatan metodologi telah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu menggunakan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP) didalam pembuatan model konseptual arsitektur sistem informasi (data, aplikasi dan teknologi) SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu dengan berbasis pada kerangka kerja Zachman dimana EAP merupakan proses mendefinisikan dua level atas kerangka kerja Zachman. Metodologi EAP memiliki empat tahapan yang akan dikerjakan, yaitu:

1) Inisialisasi Perencanaan

2) Pemodelan proses bisnis dan tinjauan sistem dan teknologi saat ini 3) Perencangaanarsitektur data, arsitekturaplikasidanarsitekturteknologi 4) Rencana implementasi

4.2Tinjauan Kondisi Enterprise

Tinjauan kondisi enterprise bertujuan untuk mendefinisika mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi dan sistem yang digunakan oleh enterprise saat ini.

4.2.1 Pemodelan Bisnis

(33)

sosialisasi PPDB dan pelayanan alumni. Sedangkan aktivitas pendukungnya adalah manajemen sarana dan prasarana, manajemen kepegawaian, manajemen keuangan, manajemen teknologi informasi. Identifikasi aktivitas utama dan pendukung dari SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kab. Indramayu dapat ditunjukan dengan menggunakan rantai nilai (value chain) dari Michael E. Porter yang tampak seperti gambar 4.1.

Berdasarkan gambar 4.1 value chainSMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu, maka masing-masing aktivitas pendukung dan aktivitas utama dapat dijelaskan sebagai berikiut:

1) Aktivitas Utama

(1) Penerimaan peserta didik baru (PPDB) merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan siswa baru seperti proses pendaftaran, ujian masuk sampai dengan daftar ulang siswa baru.

(2) Proses akademik merupakan kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas belajar mengajar salama masa akademik.

Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen Kepegawaian/sumber daya manusia (SDM)

Manajemen Keuangan - Proses Seleksi - Daftar Ulang

Pemasaran dan Penempatan

Pemantauan dan Layanan Input Pengelolaan Output

Kelulusan Siswa - Pelepasan Siswa

Kelas 12

- Iklan Media Cetak dan Elektronik - Kunjungan ke SMP - Pengelolaan Bursa

Kerja - Penempatan Kerja

Operasional Akademik - Pembuatan RPP - Proses KBM - Membentuk

Kelas Binaan - Evaluasi

Pembelajaran - Praktek Kerja

Standar

(34)

41

(3) Kelulusan siswa merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pelepasan siswa yang merupakan akhir dari proses akademik.

(4) Ssosialisasi PPDB merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengenalan sekolah kepada masyarakat.

(5) Pelayanan alumni merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan kepada alumni seperti memberikan informasi pekerjaan, peningkatan skill dan pengetahuan.

2) Kegiatan pendukung

(1) Manajemen kepegawaian atau SDM merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia mulai dari penentuan kebutuhan, alokasi sumber daya, penggajian, pengembangan SDM yang berkaitan dengan sumber daya akademik.

(2) Manajemen keuangan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan anggaran, pembuatan anggaran operasiaonal akademik.

(3) Manajemen sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sarana dan prasaarana untuk mendukung terlaksananya proses akademik.

4.2.2 Pendefinisian fungsi bisnis

(35)

1. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 1.1. Proses perencanaan PPDB

1.1.1. Proses penetapan setandar dan kapasitas PPDB 1.1.2. Proses penetapan biaya PPDB

1.1.3. Proses penetapan jadwal PPDB 1.1.4. Proses pembentukan panitia PPDB 1.2. Proses penerimaan pendaftaran PPDB 1.3. Proses ujian seleksi

1.3.1. Proses penyusunan materi ujian

1.3.2. Proses pelaksanaan ujian saringan masuk (USM) 1.3.3. Proses pengolahan hasil USM

1.3.4. Proses pengumuman hasil USM 1.4. registrasi siswa baru

2. Operasional akademik

2.1. Proses perencanaan akademik 2.1.1 Proses penetapan kurikulum

2.1.2 Proses penetapan kalender akademik 2.2.Proses pendaftaran ulang siswa baru

2.2.1. Proses pembayaran biaya sekolah 2.2.2. Proses pembuatan kartu siswa 2.3 Proses kegiatan belajar mengajar (KBM)

2.3.1 Proses penetapan dosen

(36)

43

2.3.3 Proses pelaksanaan KBM

2.3.3.1 Proses KBM tatap muka dan praktikum 2.3.3.2 Proses praktek kerja industri (PRAKERIN) 2.4. Proses evaluasi akademik

2.4.1. Proses pelaksanaan ujian 2.4.2. Proses pengolahan nilai 2.5. Proses pelaporan akademik 3. Proses pelepasan siswa

3.1.Proses pembuatan transkrip nilai dan pengambilan ijazah 3.2.Proses kelulusan siswa

3.3.Proses penetapan Dropout (DO) 4. Sosialisasi

4.1.Proses perencanaan sosialisasi 4.2.Proses pelaksanaan sosialisasi 4.3.Pelaporan

5. Pelayanan alumni

5.1.Proses pendataan alumni 5.2.Proses pelacakan alumni

5.3.Proses penyediaan program peningkatan keahlian 5.4.Proses informasi pekerjaan dan penyaluran alumni 2) Aktivitas pendukung

(37)

6.2. Proses Rekrutmen

6.3. Proses administrasi pegawai 6.4.Proses penggajian

6.5 Proses evaluasi kinerja 6.6 Proses pengembangan 6.7 Proses pelaporan 7. Manajemen keuangan

7.1.Proses Penyusunan anggaran 7.2.Proses Pengalokasian dana 7.3. Proses pembukuan keuangan 7.4. Monitoring dan evaluasi keuangan 7.5. Proses pelaporan keuangan

8. Manajemen sarana dan prasarana

8.1. Proses perencanaan sarana dan prasarana 8.2. Proses pengadaan sarana dan prasarana 8.3. Proses pencatatan sarana dan prasarana 8.4. Proses monitoring dan evaluasi

Dari hasil uraian bagan hirarki diatas, terdapat61 fungsi bisnis yang dijalankan oleh organisasi.

Setiap fungsi atau proses bisnis yang telah dideskripsikan dapat dipetakan kedalam siklus hidup sumber daya (resource life cycle) yang terdiri dari tahapan

requirement (kebutuhan), acquisition (akuisisi), stewardship (pengelolaan) dan

(38)

45

(39)

Kebutuhan Akuisisi Pengelolaan Disposisi

Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB) Perencanaan PPDB

- Penetapan setandar dan kapasitas PPDB

- Penetapan biaya PPDB - Penetapan jadwal

PPDB

- Pembentukan panitia PPDB

- Penyusunan materi ujian

- Penerimaan pendaftaran - Pelaksanaan USM - Pengolahan hasil ujian - Pengumuman hasil ujian

- Proses registrasi siswa baru

Operasional akademik Perencanaan akademik

- Penetapan kurikulum - Penetapan kalender

akademik - Penetapan guru - Penyusunan jadwal

sekolah

- Pembayaran biaya sekolah

- Pembuatan kartu siswa - Pelaksanaan KBM - Pelaksanaan ujian - Penilaian

- Pelaporan akademik

Pelepasan siswa Perencanaan

pelepasan siswa Penetapan ketentuan DO

Pembuatan transkrip nilai dan pengambilan ijazah

- Proses Pelepasan siswa

- Proses DO

Sosialisasi Perencanaan sosialisasi

- Penentuan media sosialisasi

- Penetapan jadwal sosialisasi

Pelaksanaan sosialisasi Pelaporan

Pelayanan alumni Perencanaan pelayaanan alumni

- Pendataan alumni - Pelacakan alumni

Penyediaan program keahlian Penyediaan informasi

pekerjaan

Proses penyaluran alumni Tahapan

(40)

46

Kebutuhan Akuisisi Pengelolaan Disposisi

Manajemen

kepegawaian/SDM

Perencanaan kebutuhan SDM

- Penentuan kebijakan manajemen SDM - Rekrutmen SDM

- Administasri kepegawaian - Proses penggajian - Proses evaluasi kinerja - Proses pengembangan

SDM

- Pelaporan SDM

Manajemen Keuangan Perencanaan anggaran

- Penyusunan anggaran rutin dan berkala

- Pengesahan anggaran - Monitoring dan evaluasi

- Pelaporan keuangan Manajemen sarana dan

prasarana

Perencanaan sarana dan prasarana

- Pengadaan sarana dan prasarana

- Penetapan kebijakan sarana dan prasarana

- Pencatatan sarana dan prasarana

- Pengawasan dan evaluasi

- Pelaporan inventaris

Tahapan Fungsi

(41)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa setiap fungsi bisnis dipetakan kedalam siklus sumber daya yang dapat mengelompokan proses secara logik kedalam empat tahapan, seperti pada baris 1 (satu) adalah fungsi penerimaan peserta didik baru yang dapat dikelompokan sebagai berikut:

1) Tahapan kebutuhan yaitu proses perencanaan siswa baru.

2) Akuisisi yaitu proses pembentukan panitia PPDB, penetapan biaya PPDB, penetapan standar dan kapasitas PPDB, penetapan jadwal PPDB, dan penyusunan materi ujian.

3) Pengelolaan yaitu proses penerimaan calon pesiswa baru, pelaksanaan ujian saringan masuk, pengelolaan hasil ujian saringan masuk, pengumuman hasil ujian saringan masuk.

4) Disposisi yaitu proses registrasi calon siswa baru

Dengan demikian setiap fungsi dapat diketahui proses mana yang memulainya dan proses apa yang mengakhirinya.

(42)

48

Penetapan dan satandar PPDB Penetapan biaya PPDB Penetapan jadwal PPDB Pembentukan panitia PPDB Penerimaan pendaftaran PPDB Penyusunan materi ujian

Pelaksanaan ujian saringan masuk Pengolahan hasil ujian

Pengumuman hasil ujian Registrasi siswa baru Penetapan kurikulum

Penetapan kalender akademik Pembayaran biaya sekolah Pembuatan kartu siswa Proses penetapan guru Penyusunan jadwal KBM KBM tatap muka Praktek Kerja Industri Pelaksanaan ujian UN Proses pengolahan nilai Proses pelaporan akademik Proses mebuatan transkrip & Ijazah Pelaksanaan kelulusan

Proses DO

Perencanaan sosialisai Pelaksanaan sosialisai Pelaporsan sosialisai

Program peningkatan keahlian Informasi pekerjaan penyaluran alumni

Pelacakan alumni Monitoring dan evaluasi Pelaporan keuangan

(43)

49

Penetapan dan satandar PPDB Penetapan biaya PPDB Penetapan jadwal PPDB Pembentukan panitia PPDB Penerimaan pendaftaran PPDB Penyusunan materi ujian

Pelaksanaan ujian saringan masuk Pengolahan hasil ujian

Pengumuman hasil ujian Registrasi siswa baru Penetapan kurikulum

Penetapan kalender akademik Pembayaran biaya sekolah Pembuatan kartu siswa Proses penetapan guru Penyusunan jadwal KBM KBM tatap muka Praktek Kerja Industri

Pelaksanaan ujian Nasional (UN) Proses pengolahan nilai

Proses pelaporan akademik Proses mebuatan transkrip & Ijazah Pelaksanaan kelulusan

Proses DO

Perencanaan sosialisai Pelaksanaan sosialisai Pelaporsan sosialisai

Program peningkatan keahlian Informasi pekerjaan penyaluran alumni

Pelacakan alumni Monitoring dan evaluasi Pelaporan keuangan

(44)

50

Dari matrik tabel 4.2 bahwa setiap sel diisi dengan tingkat keterlibatan dan tanggung jawab dari masing masing unit organisasi terhadap proses.Penanda“

”untuk keterlibatan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan oleh unit

organisasi, penanda “ ” untuk keterlibatan penuh tapi tidak dengan tanggung

jawab dalam pengambilan keputusan, “ ” untuk keterlibatan yang terbatas.

Berdasarkan fungsi bisnis yang telah terpetakandengan setiap kegiatan unit organisasinya, maka fungsi bisnis dapat dideskripsikan sebagai berikut:

(1) Fungsi Akademik

Berdasarkan analisis proses bisnis yang dilakukan pada bab sebelumnya, menunjukan bahwa fungsi administrasi akademik belum dilakukan dengan efesien karena terdapat kegiatan-kegiatan yang tidak perlu, oleh karena itu perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas. Tabel 4.3 merupakan deskripsi proses-proses administrasi akademik yang dapat dikelola dengan dukungan teknologi informasi.

Tabel 4.3 Deskripsi Proses Administrasi Akademik

No Deskripsi

Proses Pelaku proses Proses

Sistem yang terlibat

Hasil Proses

1 Perencanaan Akademik

(45)

Tabel 4.3 Deskripsi Proses Administrasi Akademik (Lanjutan)

No Deskripsi

Proses Pelaku proses Proses

Sistem yang terlibat

Hasil Proses

5 Pengolahan

Nilai Guru

Input Nilai Oleh Guru Mata

Akademik Wali Kelas

Melaporkan

Hasil Akademik Sistem Raport

Raport

(2) Fungsi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor pendukung utama terlaksananya proses akademik, karena itu perlu dikelola dengan sebaik mungkin. Pengelolaan SDM dapat dilakukan dengan menyusun, menetapkan kebijakan dan proses pengelolaan SDM efisien dan efektif. Penetapan ini harus mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah serta transparansi dan akuntabel berbasiskan kesejahteraan dan keadilan. Tabel 4.4 merupakan proses-proses untuk pengelolaan sumber daya manusia.

Tabel 4.4 Deskripsi Proses Sumber Daya Manusia

No Deskripsi

Proses Pelaku proses Proses

Sistem yang

(46)

52

Tabel 4.4 Deskripsi Proses Sumber Daya Manusia (Lanjutan)

No Deskripsi

Proses Pelaku proses Proses

Sistem yang

6 Penggajian Bendahara Gaji

(3) Fungsi Keuangan

Keuangan merupakan merupakan faktor pendukung utama terlaksananya proses akademik, karena itu keuangan perlu dikelola dengan sebaik mungkin. Pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan menyusun anggaran, menetapkan kebijakan pengalokasian dana dan tercipta sebuah proses pengelolaan kuangan yang efisien, efektif dan tepat sasaran. Berikut tabel 4.5 deskripsi proses keuangan.

Tabel 4.5 Deskripsi Proses Keuangan

No Deskripsi Proses

Pelaku

proses Proses

(47)

Tabel 4.5 Deskripsi Proses Keuangan (Lanjutan)

No Deskripsi

Proses Pelaku proses Proses

Sistem yang

(4) Fungsi Sosialisasi

(48)

54

Tabel 4.6 Deskripsi Proses Sosialisasi

No Deskripsi

Proses Pelaku proses Proses

Sistem yang terlibat

Hasil Proses

1 Perencanaan Sosialisasi

Sistem Sosialisasi Rencana Sosialisasi

(5) Fungsi pelayanan alumni

Fusngsi pelayanan alumni bertujuan untuk melakukan proses-proses yang berhubungan dengan kegiatan pelayan alumni, pengadaan program peningkatan keahlian melalui pelatihan-pelatihan, penyedian informasi pekerjaan dari mitra bisnis serta proses penyaluran alumni pada mitra bisnis yang membutuhkan. Tabel 4.7 merupakan proses bisnis untuk pelayanan alumni.

Tabel 4.7 Deskripsi Proses Pelayanan Alumni

No Deskripsi

Proses Pelaku proses Proses

Sistem yang terlibat

Hasil Proses

(49)

(6) Fungsi Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan unsur penunjang dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Sesuai dengan visi dan misinya maka suatu sekolah menengah kejuruan membutuhkan pengembangan suatu sistem pengelolaan sarana dan prasarana yang baik mencakup perencanaan, pengadaan, pendataan, pemanfaatan, pemeliharaan, penghapusan, serta pemutahiran sarana dan prasaranan. Sekolah menengah kejuruan juga marus memiliki panduan khusus mengenai kelengkapan dan kecukupan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk sistem klasifikasi, inventarisasi, informasi keberadaan, dokumentasi kepemilikan hibah, atau sewa yang dinyatakan dalam surat kesepakatan antara pihak sekolah dan pihak dengan kepastian hukum yang jelas. Tabel 4.8 merupakan proses bisnis untuk pelayanan alumni.

Tabel 4.8 Deskripsi Proses Sarana dan Prasarana (SARPRAS)

No Deskripsi

Proses Pelaku proses Proses

Sistem yang terlibat

Hasil Proses

1 Perencanaan SARPRAS

SARPRAS SARPRAS

(50)

56

4.2.3 Interaksi proses bisnis

Interaksi proses bisnis bertujuan untuk mengidentifikasi keterkaitan antar proses bisnis. Keterkaitan antar proses bisnis ini dapat ditentukan dengan mengidentifikasi kebutuhan data atau informasi yang terkait dengan proses tersebut, baik itu penciptaan (Create)data oleh sebuah proses atau penggunaan data oleh proses lainnya. Dengan mengidentifikasi keterkaitan antar proses maka dapat ditentukan integrasi proses yang diperlukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas bisnis.

(51)

Akademik Sosialisasi Pelayanan

Alumni Manajemen SDM Manajemen Keuangan Sarana dan Prasaranan

P

Perencanaan Akademik KP,

KA,IA

Daftar Uiang Siswa Baru

Pelaporan Akademik DK JPP DS, JS

DK S

Kelulusan Siswa KA DK

S SK

si Perencanaan Sosialisasi KA, IA RS RS,

IS BS

Kegiatan Sosialisasi KA, IA RS IS

Pelaporan Sosialisasi RS,IS IS

Pe

Tabel 4.9 MatriksInteraksi Antar Proses Bisnis

Proses Bisnis

(52)

58

Akademik Sosialisasi Pelayanan

Alumni Manajemen SDM Manajemen Keuangan Sarana dan Prasaranan

P

Evaluasi kinerja DS

D

Pelaporan Pegawai KS DS

D IK DT G

Proses Pengalokasian BP

Proses Pembukuan BPP BS BPG BPS G AN AK LK

Monitoring dan

Evaluasi Keangan AN BP AK

Proses Pelaporan AN BP LK LK Proses Monitoring dan

Evaluasi RSP DPS DSP

LS P

Proses Pelaporan RSP DPS DSP LSP

Tabel 4.9 MatriksInteraksi Antar Proses Bisnis (Lanjutan)

(53)

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sebuah proses bisnis dapat berhubungan dengan proses bisnis lainnya melalui data atau informasi yang dibutuhkan. Sebagai contoh proses pendaftaran siswa baru membutuhkan data kapasitas penerimaan, jadwal pendaftaran, kalender akademik dan informasi akademik yang dihasilkan oleh proses perencanaan akademik. Adapun keterangan data atau informasi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Keterangan Data atau Informasi

DATA /

INFORMASI KETERANGAN

DATA/

INFORMASI KETERANGAN

AA Anggaran Akademik KG Kebutuhan Guru AK Aliran Kas KP Kapasitas Penerimaan

BS Biaya Sosialisasi KS Kebutuhan SDM BP Biaya pendidikan LK Laporan Keuangan CS Calon Siswa RS Rencana Sosialisasi DA Data Alumni SK Status Keuangan DG Data Guru ABS Anggaran Biaya SDM DS Data Siswa ASP Aanggaran Sarana

Prasarana

DT Data Training/Pelatihan BPG Biaya Program Skill DK Data Kurikulum BPR Biaya Pendaftaran PSB

G Gaji BPS Biaya Pelatihan SDM IA Informasi Akademik DKS Data Kelulusan Siswa IK Informasi Kinerja DPS Data Program Skill IP Informasi Pekerjaan DSP Data Sarana Prasarana IS Informasi Kegiatan

Sosialisasi JPP

Jumlah Peserta PSB

JP Jadwal Pelajaran KSP Kebutuhan Sarana Prasarana

JS Jumlah Siswa LSP Laporan Sarana Prasarana KA Kalender Akademik RSP Rencana Sarana Prasarana

4.3Sistem dan Teknologi saat ini

(54)

60

4.3.1 Katalog sumber daya inofrmasi

Katalog sumberdaya informasi (information resource catalog atau IRC) merupakan dokumen untuk mendeskripsikan sistem informasi yang sedang digunakan pada sebuah organisasi.

1) Sistem yang sedang digunakan

Berasarkan wawancara dan observasi pada SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu, sistem yang digunakan saat ini adalah sistem informasi berupa website. Dengan adanya website, siswa bisa melihat pengumuman yang telah diberikan guru maupun oleh staff TU. Tabel 4.11 merupakan contoh katalog sistem informasi yang berupa website SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

Tabel 4.11 Katalog sistem informasi berupa website SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu

Sistem informasi berupa website SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu

DESKRIPSI

Merupakan sistem informasi digunakan untuk memberikan informasi berupa pengumuman yang akan disampaikan kepada siswa, selain dijadikan sebagai alat untuk memberikan informasi berupa pengumuman akan tetapi dengan adanya website tersebut bisa dijadikan alat promosi mengenai SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu

UNIT OEGANISASI Bagian sosialisasi dan Koorinator

Laboratprium

(55)

Tabel 4.11 Katalog sistem informasi berupa website SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu (lanjutan)

Sistem informasi berupa website SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu

PENGELOLA Koordinator laboratorium

JENIS PENGGUNAAN Onlone

ISU JANGKA PANJANG

Website merupakan salah satu yang penting dalam organisasi untuk dijadikan untuk mendukung proses bisnis sekarang maupun akan datang

CATATAN

Kapasitas akses masih terbatas dan lambat, fungsi sistem juga masih belum lengkap seperti belum adanya pendaftaran online

2) Teknologi yang sedang digunakan

Setiap aplikasi sistem informasi berjalan platform tekneologi tertentu. identifikasi, pendefinisian dan pendokumentasian platform yang digunakan serta hubungannya dengan tiap-tipa aplikasi yang sedang digunakan.

(56)

62

Tabale 4.12 Deskripsi preparasi data

No PENGOLAHAN

DATA DATA

UNIT

PELAKSANA KETERANGAN

1 Operasional akademik

3 Manajemen sarana dan prasarana

- Administrasi kepegawaian

Tabale 4.13 Deskripsi Pemanfaatan Teknologi: Software

NO KATAGORI SOFTWARE PRDUK

1 Sistem operasi Windows 7

2 DBMS (Database Management System) Belum ada

3 Bahasa pemrograma - PHP

- Delphi - Visual Basic - Java

4 Spread Sheet Microsoft Excel

(57)

Tabale 4.13 Deskripsi Pemanfaatan Teknologi: Software (Lanjutan)

NO KATAGORI SOFTWARE PRDUK

6 Web Design - Microsoft Frontpage

- Macromedia Dreamweaver

7 Internet - Microsoft Internet

Explorer - Mozila Firefox - Opera

8 XML HTML

Tabale 4.14 Deskripsi Pemanfaatan Teknologi: Hardware

NO HARDWARE TYPE

PC (Personal Computer) IBM Compatible

Input Device - Keyboard

- CD Rom/Writer - Harddisk - Mouse - Scanner

- USB Flash Disk

Output Device Laser Printer

Server HP ML-110

Tabale 4.15 Deskripsi Pemanfaatan Teknologi: Network

NO HARDWARE TYPE

Networking - Internet

- Local Area Network - Intranet

Telephone - Telepon

- FAX

Network Device - Switch

- Router - Access Point

Server HP ML-110

Saat ini SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu memiliki sebuah laboratorium komputer yang telah tersambung baik melalui jaringan lokal

(58)

64

dilakukan, berikut adalah gambaran mengenai teknologi jaringan komputer SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu saat ini. Berikut teknologi jaringan yang digunakan saat ini di SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada gambar 4.2.

Ruang Tata Usaha

PC 1 PC 2 PC 3

PC 4 .... PC 6

Ruang Guru

PC 1 PC 2 PC 3

PC 4 .... PC 6

Lab. Multimedia

PC 1 PC 2 PC 3

PC 4 .... PC 10

Ruang Kepala Sekolah

PC 1 PC 2

PC 3

Ruang Server

Gambar 4.2 Denah Jaringan Komputer SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu

Berdasarkan obseervasi, wawancara dan analisis yang dilakukan pada sebelumnya, maka ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan sistem informasi dan teknologi informasi SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu sebagai berikut:

1) Penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi belum dimanfaatkan dengan optimal, hal ini terlihat dari banyaknya fungsi bisnis yang belum mendapatkan dukungan sistem informasi berbasis teknologi.

(59)

3) Telah adanya komitmen dari SMK Muhammadiyah Haurgeulis Kabupaten Indramayu untuk pengembangan sistem informasi. Ini terlihat adanya program kelas binaan.

4) Belum adanya dokumentasi perencanaan pengembangan sistem informasi yang dapat memberikan arah untuk pengembangan sistem informasi kedepan.

4.4Arsitektur Data

Setelah membangun arsitektur bisnis, tahap berikutnya adalah membangun arsitektur data. Arsitekturdata bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan kebutuhan enterprise terhadap data yang mendukung fungsi bisnis. Pendefinisian data yang dibutuhkan oleh enterprise merupakan langkah pertama dari perancangan arsitektur sistem informasi karena kualitas data merupakan produk dasar dari fungsi-fungsi sistem informasi. Arsitektur data menggambarkan seluruh entitas data yang akan dihasilkan, dikelola dan digunakan oleh semua fungsi/proses bisnis.

4.4.1 Daftar Entitas Data

Berdasarkan fungsi bisnis yang telah didefinisikan sebelumnya, maka dapat dibuat daftar entitas data seperti pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Daftar Entitas Data

Entitas Bisnis No Entitas Data

Penerimaan Peserta Didik

1 Entitas Rencana penerimaan peserta didik baru (PPDB)

2 Entitas penerimaan PPDB 3 Entitas Pembayaran Pendaftaran 4 Entitas materi ujian

(60)

66

Tabel 4.16 Daftar Entitas Data (Lanjutan)

Entitas Bisnis No Entitas Data

Penerimaan

Peserta Didik 7 Entitas Siswa

Operasional akademik

1 Entitas kalender akademik 2 Entitas program studi 3 Entitas siswa

4 Entitas mata pelajaran

5 Entitas pembayaran biaya sekolah 6 Entitas guru

7 Entitas kelas

8 Entitas jadwal pelajaran 9 Entitas daftar hadir 10 Entitas Ujian 11 Entitas nilai

12 Entitas laporan akademik

13 Entitas kegiatan belajar mengajar (KBM)

Manajemen SDM

1 Entitas rencana SDM 2 Entitas karyawan/guru 3 Entitas kehadiran 4 Entitas gaji 5 Entitas kinerja 6 Entitas pelatihan

Manajemen keuangan

1 Entitas anggaran

2 Entitas pembayaran biaya sekolah 3 Entitas pendapatan

4 Entitas pengeluaran 5 Entitas kebutuhan unit 6 Entitas laporan keuangan Pelepasan

Siswa/kelulusan

1 Entitas siswa

2 Entitas transkip nilai dan ijazah sosialisasi

1 Entitas rencana sosialiasi 2 Entitas relasi (sekolah/instansi) 3 Entitas kegiatan sosialisasi Manajemen sarana

dan prasarana (SARPRAS)

(61)

4.4.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

(62)

68

Gambar 4.3 ERD Fungsi Operasional Akademik

laporanAkademik pembayaranBiayaSekolah

siswa

programStudi

kbm

kalenderAkademik

jadwal

kelas daftarHadir

mataPelajaran

ujian

guru

nilai

Melakukan Memiliki

Mengikuti

Pilih

Punya

Acuan

menggunakan mempelajari

punya

diajar

Dievaluasi

(63)

4.4.3 Pemetaan entitas data dan fungsi bisnis

Hubungan antar enitas data dengan fungsi bisnis dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan setiap entitas data yang dihasilkan. Maka untuk itu dibuat matriks yang memetakan entitas data terhadap fungsi bisnis yang telah ditentukan

sebelumnya. Setiap sel di beri penanda “C” untuk entitas data yang dihasilkan

fungsi bisnis, “U” untuk entitas data yang di-update atau yang dikelola oleh

fungsi, dan “R” untuk entitas data yang digunakan oleh fungsi. Matriks untuk

(64)

70

Penetapan dan standar PPDB

Penetapan biaya PPDB C

Penetapan jadwal PPDB C R

Pembentukan pantitia PPDB R

Penerimaan pendaftaran PDB C C

Penyusunan materi ujian C

Pelaksanaan ujian saringan masuk C

Pengolahan hasil ujian R C

Pengumuman hasil ujian R R

Registrasi siswa baru

Op

Penetapan kalender akademik

Pembayaran biaya sekolah C

Pembuatan kartu siswa R R

Proses penetapan guru R

Penyusunan jadwal KBM C

KBM R R R R

Proses pembuatan transkip nilai dan ijazah R C

Proses kelulusan

Pelaksanaan kelulusan C C

Sosialisasi

Perencanaan sosialisasi c r C

Pelaksanaan sosialisasi c C

pelaporan C

Pelayanan Alumni

Pendataan alumni

Program peningkatan skill R R R

Informasi pekerjaan dan penyaluran

M Rekruitmen dan penempatan

Administrasi pegawai C

penggajian C

Tabel 4.17 Fungsi Bisnis Terhadap Data

Gambar

Gambar 4.1Value Chain SMK Muhammadiyah Haurgeulis
Tabel 4.1 Pemetaan fungsi kedalam siklus sumber daya (Lanjutan)
Tabel 4.2 Matriks pemetaan fungsi proses bisnis terhadap unit organisasi
Tabel 4.2 Matriks pemetaan fungsi proses bisnis terhadap unit organisasi (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun dari paparan hasil penelitian dan simpulan, maka peneliti memberikan masukan kepada gruru bahwa guru bisa menggunakan model pembelajaran problem based

Hubungan antara keberhasilan penyuluhan dengan kepercayaan petani terhadap penyuluh pertanian pada 3 kelompok tani yang diteliti adalah kuat dengan koefisien korelasi

Hal ini terjadi karena kurangnya kepedulian lembaga terkait akan kondisi sekolah dasar Muhammadiyah di Kota Padang, untuk berkembangnya secara baik sekolah dasar

Pulau Bunaken memiliki lima jenis mangrove yaitu Soneratia alba, Avicennia marina, Xylocarpus granatum, Rhizophora apiculata, dan Bruguiera gymnorrhiza, yang terbagi dalam

Apakah tingkat kesulitan soal tes/ ujian, atau tugas sudah sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa yang dicanangkan ?... A simple model of competence KNOWS KNOWS HOW SHOW HOW

didoping aluminium (Al) menggunakan teknik sol-gel spin coating pada substrat kaca dan quartz sebagai material oksida transparan konduktif

Gruop Design. Model pembelajaran sebagai variabel bebas, minat sebagai variabel moderator, dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Sampel pada penelitian ini adalah

Peningkatan kesehatan hewan ditujukan untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya terkait penyediaan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh,