• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia dan lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manusia dan lingkungan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

I. Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Relevansi dengan Tujuan Pembelajaran

Bagian ini membahas hakikat manusia sebagai makhluk sosial, menekankan kebutuhan akan interaksi, komunikasi, dan pembentukan kelompok. Konsep ini relevan dengan tujuan pembelajaran untuk memahami perilaku manusia dalam konteks sosial. Analisis konten menunjukkan pemaparan yang sistematis, dimulai dari kebutuhan dasar manusia untuk berinteraksi hingga pembentukan kelompok sosial berdasarkan kepentingan, lokasi, dan kesamaan lainnya. Gambar 1.1, 1.2, dan 1.3 yang ditampilkan secara visual memperkuat pemahaman tentang interaksi sosial dalam berbagai konteks. Dari sudut pandang pedagogis, bagian ini dapat digunakan untuk mengajarkan pentingnya kerjasama, komunikasi efektif, dan pemahaman perbedaan dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Pentingnya memahami peran bahasa sebagai media komunikasi juga dijelaskan dengan baik.

1.1 Peran Berkelompok dalam Pemenuhan Kebutuhan Manusia

Sub-bab ini menjelaskan bagaimana kehidupan berkelompok memenuhui kebutuhan manusia seperti komunikasi, keamanan, ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan. Penjelasan dilengkapi dengan contoh konkret seperti sistem keamanan lingkungan (siskamling). Dari sisi pedagogis, sub-bab ini memberikan contoh praktis bagaimana konsep-konsep abstrak seperti keamanan dan kesejahteraan diwujudkan dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat membantu mahasiswa membangun pemahaman yang komprehensif tentang pentingnya berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Perbandingan antara kehidupan berkelompok pada manusia dan hewan juga disajikan untuk menunjukkan perbedaan mendasar dalam hal proses belajar dan adaptasi.

1.2 Nilai dan Norma sebagai Pengatur Interaksi Sosial

Sub-bab ini membahas nilai dan norma sebagai landasan kehidupan bermasyarakat. Dijelaskan bahwa nilai merupakan prinsip dasar yang dihargai, sedangkan norma merupakan aturan yang dijalankan untuk merealisasikan nilai-nilai tersebut. Penjelasan tiga jenis nilai (material, vital, dan kerohanian) dan lima jenis norma (kesopanan, kesusilaan, agama, hukum, dan kebiasaan) memberikan gambaran yang komprehensif tentang sistem nilai dan norma dalam masyarakat. Penggunaan contoh-contoh konkret seperti norma kesopanan dalam berpakaian dan berbicara, serta norma agama dalam bentuk perintah dan larangan, memudahkan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep tersebut. Dari perspektif pedagogis, bagian ini relevan dengan pengembangan etika dan moral mahasiswa.

II. Lingkungan Sosial dan Interaksi Sosial: Analisis dan Implikasinya pada Pembelajaran

Bagian ini menjabarkan konsep lingkungan sosial, interaksi sosial, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan pembelajaran tercapai melalui pemahaman tentang berbagai bentuk interaksi sosial, baik yang bersifat mendekatkan maupun merenggangkan, serta pengaruh faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Gambar 1.5 secara visual menggambarkan interaksi sosial dalam masyarakat. Dari sudut pandang akademik, bagian ini menjelaskan konsep-konsep kunci dalam sosiologi, seperti proses sosial asosiatif dan disosiatif. Penjelasan tahap-tahap dalam interaksi sosial (mendekatkan dan merenggangkan) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya membantu mahasiswa menganalisis dinamika hubungan antar individu dan kelompok dalam masyarakat. Secara pedagogis, materi ini melatih kemampuan analisis mahasiswa dalam memahami interaksi sosial di lingkungan sekitar.

2.1 Proses Mendekatkan dan Merenggangkan dalam Interaksi Sosial

Sub-bab ini menjelaskan tahapan dalam interaksi sosial, baik yang bersifat mendekatkan (initiating, experimenting, intensifying, integrating, bonding) maupun merenggangkan (differentiating, circumscribing, stagnating, avoiding, terminating). Penggunaan contoh-contoh kongkret membantu mahasiswa memahami bagaimana proses-proses ini berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat relevan dengan tujuan pembelajaran untuk menganalisis dinamika hubungan interpersonal. Dari perspektif pedagogis, bagian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengajarkan keterampilan membangun dan memelihara hubungan sosial yang positif.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Sub-bab ini membahas faktor-faktor yang memengaruhi interaksi sosial, yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Penjelasan dilengkapi dengan contoh-contoh yang relevan, misalnya imitasi dalam konteks perilaku positif dan negatif, serta peran sugesti dalam pengambilan keputusan. Penjelasan yang rinci tentang perbedaan antara imitasi, sugesti, dan identifikasi memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada mahasiswa. Dari perspektif pedagogis, bagian ini penting untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku mereka sendiri dan orang lain. Bagian ini juga bermanfaat untuk melatih kemampuan analisis kritis mahasiswa.

2.3 Proses Asosiatif dan Disosiatif dalam Interaksi Sosial

Sub-bab ini menjelaskan proses sosial asosiatif (kerja sama, akomodasi, asimilasi, akulturasi) dan disosiatif. Penjelasan dilengkapi dengan contoh-contoh nyata, seperti kerja bakti sebagai bentuk kerja sama, serta akulturasi dalam konteks kebudayaan. Gambar 1.6 dan 1.7 memberikan ilustrasi visual tentang kerja sama dan akulturasi. Dari sisi pedagogis, bagian ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang proses-proses sosial yang terjadi dalam masyarakat, serta bagaimana interaksi sosial dapat membentuk dan mengubah masyarakat. Konsep-konsep seperti kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi menjadi landasan untuk pemahaman yang lebih mendalam mengenai dinamika sosial.

III. Lingkungan Biofisik dan Perubahannya: Implikasi terhadap Tujuan Pembelajaran

Bagian ini membahas komponen lingkungan biofisik (tanah, air, udara, tumbuhan, dan hewan) dan bagaimana manusia memengaruhi dan dipengaruhi olehnya. Tujuan pembelajaran tercapai melalui pemahaman tentang interaksi manusia dengan lingkungan fisik serta dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Penjelasan tentang tanah, air, dan udara dilengkapi dengan gambar-gambar ilustrasi (Gambar 1.8, 1.9, 1.10, 1.11, 1.12). Dari sudut pandang akademik, bagian ini membahas konsep-konsep penting dalam ekologi dan ilmu lingkungan. Penjelasan rinci tentang jenis-jenis tanah di Indonesia dan siklus air memberikan pemahaman yang komprehensif tentang sumber daya alam. Secara pedagogis, bagian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam.

3.1 Komponen Lingkungan Biofisik dan Fungsinya

Sub-bab ini membahas secara detail komponen-komponen lingkungan biofisik, yaitu tanah, air, udara, tumbuhan, dan hewan. Penjelasan dilengkapi dengan uraian tentang karakteristik masing-masing komponen dan perannya dalam menunjang kehidupan. Penjelasan jenis-jenis tanah di Indonesia, siklus air, serta pentingnya oksigen dan nitrogen dalam udara memberikan pemahaman yang komprehensif. Gambar-gambar yang disertakan memperkuat pemahaman visual mahasiswa. Dari sudut pandang pedagogis, sub-bab ini memberikan dasar pemahaman yang kuat tentang komponen-komponen lingkungan dan interkoneksinya.

3.2 Perubahan Komponen Lingkungan Biofisik Akibat Aktivitas Manusia

Sub-bab ini membahas dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik, khususnya perubahan pada komponen udara, perairan, tanah, dan tumbuhan serta hewan. Penjelasan mengenai pemanasan global dan pencemaran lingkungan, dilengkapi dengan data dan grafik (Gambar 1.14), memberikan gambaran yang jelas tentang dampak negatif aktivitas manusia. Gambar 1.15 dan 1.16 memberikan ilustrasi visual tentang pencemaran sungai dan lahan kritis. Secara pedagogis, sub-bab ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang urgensi pelestarian lingkungan dan dampak perubahan iklim.

IV. Interaksi dan Saling Ketergantungan Antar Komponen Lingkungan dan Relevansi dengan Pembelajaran

Bagian ini membahas interaksi dan saling ketergantungan antar komponen lingkungan (alam, sosial, dan buatan). Tujuan pembelajaran tercapai melalui pemahaman tentang hubungan timbal balik antara komponen-komponen tersebut dan konsep ekosistem. Penjelasan tentang konsep ekosistem, produser, konsumen, dan dekomposer, dilengkapi dengan diagram aliran energi (Gambar 1.18), memberikan pemahaman yang komprehensif tentang interaksi dalam ekosistem. Dari sudut pandang akademik, bagian ini menjelaskan prinsip-prinsip dasar ekologi, yaitu aliran energi dan daur materi. Secara pedagogis, bagian ini penting untuk mengembangkan kemampuan analisis sistemik mahasiswa dalam memahami kompleksitas lingkungan dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.

4.1 Interaksi Antar Komponen Lingkungan

Sub-bab ini membahas interaksi antara lingkungan alam, sosial, dan buatan, menekankan hubungan timbal balik di antara ketiganya. Penjelasan disertai contoh konkret, seperti bagaimana lingkungan alam memengaruhi mata pencaharian masyarakat dan bagaimana aktivitas manusia mengubah lingkungan. Gambar 1.17 memberikan ilustrasi visual tentang interaksi tersebut. Dari perspektif pedagogis, sub-bab ini memberikan pemahaman holistik tentang lingkungan dan pentingnya mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan buatan dalam upaya pelestarian lingkungan.

4.2 Konsep Ekosistem dan Aliran Energi

Sub-bab ini menjelaskan konsep ekosistem, komponen biotik (produser, konsumen, dekomposer), dan komponen abiotik. Penjelasan tentang rantai makanan dan daur materi dalam ekosistem disertai diagram aliran energi (Gambar 1.18). Contoh tentang dampak kepunahan harimau terhadap keseimbangan ekosistem memberikan pemahaman yang konkret tentang interaksi dalam ekosistem. Dari sudut pandang pedagogis, sub-bab ini penting untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang keseimbangan ekosistem dan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.

Gambar

Gambar 1.1. Sejumlah siswa sedang  berinteraksi dengan kelompoknya masing-masing  Sumber:
Gambar 1.2. Manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam kehidupan berkelompok
Gambar 1.4. Lebah  hidup berkelompok   karena naluri bukan melalui proses belajar
Gambar 1.5. Interaksi sosial di masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Anak paling suka untuk identik dengan orangtuanya, seperti anak laki-laki terhadap ayahnya dan anak perempuan identik dengan ibunya. Yogyakarta merupakan Kota Pelajar yang

Hasil penelitian ini jika dibandingkan antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan yang memiliki persepsi body image tidak sesuai dengan status gizinya (menganggap dirinya lebih

Islam memerintahkan kepada para Ayah untuk berperilaku sepatutnya kepada anak-anak perempuan mereka dan berperilaku sama dengan anak-anak laki-laki mereka, agar anak

Jika ada seorang laki-laki meninggal dunia, meninggalkan ahli waris yang terdiri dari istri, ayah, anak laki-laki-laki, anak perempuan dan saudara seibu yang akan

Kehilangan satu orang tua dapat menyebabkan kenakalan pada anak sebagaimana angka kenakalan terbanyaknya terdapat pada anak laki-laki yang hanya tinggal dengan ibunya,

Hasil penelitian ini jika dibandingkan antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan yang memiliki persepsi body image tidak sesuai dengan status gizinya (menganggap dirinya lebih

Kemudian Pasal 43 ayat (1) hasil review MK menyatakan bahwa: “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan

Vocabularies Time Parents Orang Tua Father Ayah Mother Ibu Niece Keponakan perempuan Nephew Keponakan laki-laki Cousin Sepupu , Son Anak laki-laki Daughter Anak perempuan