• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEREMPUAN PENDIDIK GENERASI ISLAM YANG TANGGUH Asmaunizar (Dosen Fakultas Dakwah, UIN Ar-Raniry)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEREMPUAN PENDIDIK GENERASI ISLAM YANG TANGGUH Asmaunizar (Dosen Fakultas Dakwah, UIN Ar-Raniry)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

61 PEREMPUAN PENDIDIK GENERASI ISLAM YANG TANGGUH

Asmaunizar

(Dosen Fakultas Dakwah, UIN Ar-Raniry) E-mail : asmasyakir@gmail.com

Abstract

Mother as a noble woman figure described by Islam plays an important role in every cycle of time. Both parents are the most meritorious human beings, especially mothers are like lamps in lighting the lantern of life. Their sacrifices and services are so great, their time, energy, thought, attention and funds they give and sacrifice without limit. Especially mothers when they are pregnant, giving birth risking their lives, not a few of them die at the time of giving birth to the baby they want. Mother's sacrifice continues from time to time as the child develops in forming and creating a Rabbani generation that is in accordance with Islamic guidance, this cannot be separated from the mother's education itself. Children should honor their parents, especially mothers with noble character.

Keywords: Women, Mothers, Educators, Islam

Pendahuluan

Allah SWT telah mengabungkan, menganugrahi hati para ibu dan jiwa mereka dengan cahaya rububiyahnya yang tidak mampu digambarkan oleh setiap insan kecuali oleh ibu itu sendiri. Sesungguhnya rahmat yang azali inilah yang membuat seorang ibu tegar dan memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menghadapi problematika kehidupan rumahtangga. Seorang ibu mampu menanggung siksaan dan penderitaan sejak masa menetapnya sperma pada rahim dan sepanjang kehamilan dan masa kelahiran, masa menyusui, mendidik kanak-kanak bahkan sepanjang masa.

Bukanlah hal mudah untuk menghitung hak yang seyoggianya didapat seorang ibu berbanding kesulitan, penderitaan, kepedihan, kesusahan yang tidak dapat dipikul oleh seorang bapak. Kasih sayang yang terpancar dalam pandangan ibu yang penuh dengan cahaya merupakan manifestasi dari kasih sayang dan rahmat Allah SWT, penguasa alam semesta.

Sesungguhnya benar hadist yang mulia yang mengatakan bahwa surga berada ditelapak kaki ibu. Ungkapan yang begitu lembut pada hadist tersebut menunjukkan ketinggian kedudukan

(2)

62 ibu dan ajakan kepada anak-anaknya untuk mencari kebahagiaan dan kesentosaan hidup didunia maupun di akhirat nanti.

Anak sepatutnya menjaga kehormatan dan kemuliaan orang tuanya khususnya ibu, yang sudah bersusah payah, mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkannya sehingga menjadi manusia sukses dalam kehidupannya. Perempuan sebagai seorang ibu mendapat tempat yang mulia dalam pandangan Islam. Keistimewaan perempuan tak dapat diilustrasikan sesempurna mungkin dalam menguak tabir pengorbanan yang dilakukan oleh seorang ibu.

Seorang perempuan mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam setiap putaran zaman. Ungkapan seorang bijak “ Perempuan adalah refleksi dari terwujudnya harapan setiap ummat manusia, dan ia adalah pendidik kaum hawa dan kaum pria yang agung, dari pengasuhan seorang perempuan, pria mampu mencapai ketinggian spritualnya”.

Perempuan dalam Pandangan Islam

Ideologi dan pandangan dunia Islam mengenai perempuan dan hak-hak asasinya dipandang sebagai sebuah revolusi besar dan agung di dunia. Dengan menyatakan pandangan dunia ini, Islam menghindari pandangan yang menghinakan dan wawasan yang keliru menyudutkan perempuan. Sebagai gantinya, Islam menghadirkan kepada ummat sebuah model baru dalam hubungan sosial dengan perempuan. 1

Al-Qur’an dengan jelas menyangkal semua pandangan jahil yang merendahkan perempuan dan telah membuktikan semua kesalahan intelektual dunia. Islam secara tegas mendelekrasikan bakwa perempuan dan laki-laki adalah sama dalam penciptaan dan sama- sama diciptakan dari satu jiwa, lihat al-Qur’an surat an nisa; ayat 1



























































artinya: “Wahai manusia bertakwalah kepada tuhanmu yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu dan darinya diciptakan pasangannya”.(Q.S, An Nisa’ayat 1)

Dengan memberikan perhatian yang lebih kepada ayat al-Qur’an ini, akan mengajarkan kita bahwa realitas:

(3)

63 1. Ayat ini ditujukan kepada manusia, ini membuktikan bahwa bagi Allah laki-laki dan perempuan adalah sama dalam martabat maupun kemanusiaannya, yang melibatkan pria dan wanita secara bersama.

2. Ayat ini baik perempuan maupun laki-laki sama-sama diajak kepada kesalehan dan ketakwaan kepada Allah sebagai bukti bahwa perempuan secara sama memiliki hak untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan menjadi bukti bakal adanya untuk pertumbuhan intelektual karena intelek merupakan syarat untuk melaksanakan dan menerima ibadah.

3. Perempuan maupun laki-laki diciptakan dari satu jiwa, yang merupakan organ dari kemanusiaan. Perempuan sebagai pelengkap dan bukan bawahan pria.

Secara umum pandangan Islam tentang perempuan dapat dipandang dalam empat dimensi, diantaranya adalah:

1. Sudut pandang Islam secara umum tentang perempuan.

Hal ini dapat dikaji dalam Al-Qur’an dalam surat Al Ahzab ayat 35 yang artinya:

“sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar”.

2. Sudut pandang Islam tentang status Ibu.

Hal ini dapat dikaji antara lain dalam Al-Qur’an dalam surat Lukman ayat 31 yang artinya: “ Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada -Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, dan hanya kepada-Ku lah engkau kembali”.

3. Sudut pandang Islam tentang status Istri .

Salah satu tahapan kehidupan sosial wanita adalah peranannya sebagai istri. Tahapan ini dimulai dengan perkawinan dan mencapai puncaknya menjadi seorang ibu serta memainkan peranan-peranan penting lainnya dalam keluarga dan masyarakat. Di sepanjang sejarah

(4)

64 perempuan menghadapi penindasan dan perbudakan, namun Islam menekankan rasa hormat kepada perempuan. Dalam Al-Qur,an ayat-ayat yang secara jelas dan tegas dapat ditemukan mengenai hak-hak keluarga dan suami istri. “…mereka itu pakaian bagimu dan kamupun pakaian pakaian bagi mereka…”(QS al Baqarah:187); “…mereka (wanita ) memiliki hak yang sama dengan kamu laki-laki…”(QS al-Baqarah: 228)

Ayat ini secara tegas menyingkapkan hak-hak dan kebutuhan timbal balik dan juga kesatuan spiritual suami istri. Islam memerintahkan kepada kaum pria untuk memberikan prioritas kepada istri mereka dalam menikmati buah-buah kehidupan dan tidak memandangnya sebagai mahkluk terbelakang ataupun budak. Memilih istri dengan sebaik- baiknya tidak berarti membebaskan seorang suami dari tanggung jawab setelah menikah.

Bahkan tanggung jawab terbesar sejak pertama pernikahan 2. Tanggung jawab suami terhadap istri diantaranya. Suami bersikap baik dan menghargainya, agar tumbuh kepercayaan antara suami istri, sebagai pelaksana sabda Rasul yang artinya ”sebaik-baik kamu adalah yang terbaik kepada istrinya dan aku adalah yang terbaik diantara kalian terhadap istriku, juga sabda beliau “ Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik ahklaknya dan paling lembut kepada istrinya”. Seorang suami dalam berhubungan dengan istri tidak sebatas hubungan ranjang dan nafsu semata, sebelum itu harus ada kesesuaian dalam pemikiran, spiritual dan emosi. Melaksanakan beberapa ibadah secara bersama, mengatur urusan rumah tangga secara bersama, urusan social dan menyediakan kesempatan untuk bercanda dan bercengkerama. Hubungan dengan Istri baik yang telah disebutkan maupun yang belum disebutkan tidak boleh melanggar tuntunan syara, jadi tidak dijalin dengan mengorbankan Islam atau dalam hal-hal yang diharamkan oleh Allah.

4. Sudut pandang Islam tentang anak perempuan

Islam memerintahkan kepada para Ayah untuk berperilaku sepatutnya kepada anak-anak perempuan mereka dan berperilaku sama dengan anak-anak laki-laki mereka, agar anak perempuan memperoleh mental yang baik dalam menjalani kehidupan yang sama dengan pria.

Pada hakekatnya, buah yang diharapkan dari terbentuknya rumah tangga muslim adalah memunculkan keturunan yang saleh. “Ya Allah anugrahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati penyejuk mata dan jadikan kami Imam bagi orang- orang bertaqwa.QS Al-Furqan :74)”. Seorang bayi terlahir dalam keadaan fitrah jika tersedia untuknya pendidikan yang sehat maka akan menjadi anak yang saleh. Tetapi jika ia tumbuh

(5)

65 ditengah ayah ibu yang selalu konplik atau yang melakukan penyimpangan, maka ia besar sesuai dengan lingkungannya. Karena itu Islam sangat menekankan pendidikan anak secara baik serta menyediakan sarana lingkungan yang dapat mewujudkan pendidikan yang baik tanpa membedakan jenis kelamin anak.

Beliau bersabda tidaklah seorang ayah memberikan kepada anaknya suatu pemberian yang lebih utama dari pada adab yang baik juga sabda sabda beliau “Jika ada seorang anak Adam meninggal dunia, maka amalnya terputus, kecuali dari tiga hal: dari sedekah jariahnya, ilmu yang bermanfaat serta anak saleh yang selalu mendoakannya.

Allah Mengajak manusia untuk berhenti sejenak membayangkan bagaimana sederhananya diri manusia pada saat awal prosesnya,hanya cairan biasa tidak lebih lalu Allah menjadikan diri kita lebih rumit bentuknya dan sempurna fungsi-fungsinya. Kita diajak untuk menghayati dan takjub dengan cerita Allah tujuannya agar kita bersyukur kepada-Nya 3.

Allah menyindir kita dengan sindiran yang sangat lembut agar kita tidak menjadi pelupa.

Orang tua kita adalah pihak yang berperan penting dalam menghadirkan kita dipermukaan bumi ini, pertama karena kehendak Allah melalui perantaraan kedua orang tua khususnya ibu yang sudah bersusah payah melahirkan kita.

Setelah hak Allah dan karunianya ada hak orang tua dan kebaikannya.Kalau Allah berjasa mewujudkan dan menciptakan maka orang tua berjasa mendidik,melahirkan dan mengurus anak-anaknya. Oleh karena itu Allah menyebut hak orang tua beriringgan dengan hak_Nya Allah. Itu tidak lain karena besarnya hak kedua orang tua dan mulianya jasa mereka terhadap anak-anaknya.

Anak dari bangsa manapun, kapanpun sama saja proses asal mulanya. Kesamaan itulah yang membuat Allah memberi pesan yang sama kepada setiap anak manusia dipermukaan bumi. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu. (QS An Nisa :36).

Hubungan anak dengan ibu bapaknya adalah standar syukur paling pertama dan utama dalam kemanusiaan kita. Mulia atau hinanya seseorang secara kemanusiaa diukur dari berbakti atau durhakanya seseorang anak kepada kedua orang tuanya. Muliakan Orang tua kita dengan cara apapun agar kelak kita mendapat perlakuan yang sama.

(6)

66 Ibu Pendidik Generasi

Mempersiapkan generasi masa depan harus dimulai dari keluarga. Untuk menkonter pengaruh negatif mobilitas yang terus meningkat keluarga muslim harus segera mengambil langkah mendekatkan putra putri mereka dengan keluarga sebanyak mungkin. Anak-anak harus merasakan kehadiran keluarga dalam kehidupan mereka agar mereka tidak merasa dibiarkan sendiri dan ditelantarkan. Dengan demikian mereka bisa memahami siapa yang harus mereka datangi ketika mereka membutuhkan bantuan 4 .

Islam memandang perempuan sebagai posisi yang utama dalam rumah tangga setalah suami sebagai kepala keluarga, sehingga bisa berkiprah dimasyarakat sebagai upaya pembentukan generasi Islam. Rasulullah menempatkan posisi ibu utama bagi anak-anaknya, Sebagaimana sabdanya.” Abu Hurairah berkata:Datanglah seseorang kepada Nabi SAW dan bertanya siapakah yang berhak aku layani dengan sebaik-baiknya? Jawab Nabi SAW ibumu kemudian siapa jawab nabi ibumu kemudian siapa jawab nabi ibumu. Lalu siapa lagi jawab nabi ayahmu”. Mutafakun Alaih).

Pakar pendidikan, Abdullah Nashih Ulwan mengatakan, Ibu merupan sekolah, barang siapa menyiapkannya maka ia telah menyiapkan bangsa yang berbibit dan kokoh.5 Maksudnya seorang ibu merupakan pendidik yang mempunyai posisi penting lebih-lebih anak itu adalah anak yang dilahirkannya, ia lebih merasakan susah payahnya mengandung melahirkan, mengasuh, menyusui dan membesarkannya. Hal ini mengindikasikan masa awal kehidupan anak didunia punya kedekatan yang kuat pada sosok ibu.

Perempuan ketika telah menjadi istri lebih-lebih menjadi seorang ibu maka salah satu yang harus dikuasainya adalah ilmu bagaimana menjadi seorang ibu yang baik. Ia harus belajar kepada ahlinya dan sang suami harus mendidiknya dan membimbingnya serta mengajari perihal kearah itu. Pertama-tama perdalam kajian-kajian keislaman tentang tugas dan tanggung jawab ibu. Kedua jangan melupakan ilmu-ilmu kesehatan dan psikologi tentang bagaimana dan mendidik anak.6

Ibu yang bijaksana akan melakukan yang terbaik untuk keluarganya terutama untuk sang buah hati, ia akan mencurahkan perhatian dan seluruh energi cintanya mulai pertama kali sang anak membuka matanya mengucapkan salam dan doa dan memberikan senyum terindah untuk mereka.7 Karena periode awal dalam kehidupan anak manusia dipercaya merupakan masa

(7)

67 sangat berharga untuk melejitkan potensi dirinya. Baik potensi kecerdasan otak maupun kecerdasan emosi dan kesempatan amat berharga untuk memompa spritualisme dan menanamkan ketauhidan seseorang. Ilmu psikologi membuktikan bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang paling mudah dalam menanamkan prilaku dan segala macam kebaikan, inilah yang disebut “ The Golden Age” atau masa-masa emas.

Zakiah Daradjat dalam buku Kesehat Mental dalam keluarga mengatakan: “ karena orang yang dikenal pertama anak adalah ibunyalah yang memberikan pengalaman pertama pada sianak, apakah pengalaman, dilihat didengar dan dirasakanya pada tahun-tahun pertama dari umurnya akan merupakan unsur penting dalam membina kepribadiannya. Jika pengalaman tersebut menyenangkan dan baik pertumbuhan anak, maka unsur positif dan baiklah yang akan memenuhi pribadi anak yang tumbuh. Tetapi jika pengalaman tidak menyenangkan dan tidak baik dirasakan anak dari ibunya waktu ia kecil, maka unsur negative dan kurang baiklah yang akan mewarnai pribadinya.8

Menghasilkan generasi yang handal adalah melalui pendidikan yang bermutu.

Perempuan sebagai ibu harus membekali dirinya dengan keteguhan iman dan ilmu pengetahuan yang luas serta wawasan yang mendunia. Dizaman yang serba canggih ini banyak tantangan dan pengaruh- pengaruh yang dihadapi oleh setiap anak dalam setiap saat.

Karenanya ibu harus mengajarkan anaknya dengan dasar-dasar keimanan dan aqidah yang mantap. Hal ini ini berguna dalam menciptakan generasi Rabbani yang menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar sebagai insan yang paripurna.

Pendidikan adalah pokok permasalahan yang harus diperhatikan. Baik buruknya anggota keluarga sangat bergantung pada keberhasilan proses pembinaan dan pendidikan dalam rumah tangga. Pendidikan adalah kebutuhan mendasar dalam pembentukan keluarga. Rasulullah SAW telah memberikan keteladanan dalam mentarbiyahi para istri, anak-ank, menantu bahkan cucu-cucu. Beliau mengajarkan kepada kaum muslimin, bahwa dalam rumah tangga Islami harus terjadi proses pendidikan yang terus menerus.

Permasalahan pendidikan ini menjadi demikian urgen, lantaran Allah SWT, telah memberiakan perintah kepada kaum muslimin, “wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap

(8)

68 apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan- Nya”. (Q.S At –Tahrim ayat 6 ).

Menjaga diri dan keluarga dari azab neraka bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi dijaman Globalisasi informasi ini, kerja itu terasa kian berat. Satu contoh bertapa tayangan acara televisi telah berhasil menyedot perhatian dan energy yang besar dari masyarakat. Mulai anak- anak sampai orang dewasa bahkan orang lanjut usia terlena dengan tayangan yang ada. Jika tidak ada perhatian dalam pendidikan keluarga, niscaya dampak negative globalisasi tak akan tertanggulangi.9

Anak yang menjadi salah satu impian bagi orang yang berkeluarga juga menjadi investasi bagi kedua orang tuanya saat mereka telah tua. Masa ketika mereka membutuhkan pertolongan orang-orang kuat untuk menyokong kelanjutan kehidupannya. Saat itulah anak akan tampil membantu guna memenuhi segala kebutuhannya, sebelum orang lain yang membantu sebagai kewajiban sesama muslim.

Keberadaan anak juga menjadi investasi akhirat bagi orang tuanya. Ketika orang tua meninggal dunia ia masih bisa memperoleh aliran pahala dari doa dan amal shaleh anak- anaknya di dunia. Maka alangkah bahagianya keluarga yang sukses mendidik, membibing serta membina anaknya menjadi anak yang shaleh. Orang tua tidak disibukkan oleh kehidupan duniawi semata, dengan melupakan investasi jangka panjang dari anaknya.

Untuk mencapai keberkahan dalam berumat tangga, Islam mengajarkan hak-hak pasangan dan pembagian tugas diantara suami istri dan anak. Islam menuntun mereka dengan rambu-rambu dan petunjuk agar tujuan berumah tangga terwujud secara syar,i. Para ulama menggoreskan penanya untuk memberi cahaya kepada ummat, menyinari setiap keluarga agar tetap berada di reel Ilahi dan tidak menapaki jalan yang menyimpang dari petunjuk-Nya.

Pendidikan adalah syarat mutlak bagi setiap anggota keluarga agar tercerahkan dalam kehidupannya.

Pendidkan harus mencakup seluruh aspek kemanusiaan, baik segi ruhiyah( kejiwaan), jasadiah (fisik), fikriyah (intelektual)maupun Ijtimaiyah (social). Pendidikan tidak boleh menekankan pada satu sisi saja dengan mengabaikan yang lain. Berbagai potensi dan fitrah perlu dikembangkan untuk secara bertahap berposes menuju kondisi yang lebih baik.

Pendidikan yang baik untuk setiap anggota keluarga akan menjamin terbentuknya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

(9)

69 Kiat-Kiat Dalam Memuliakan Orang Tua

Berikut ini beberapa kiat-kiat praktis dalam memuliakan Orang tua.10 Semoga kita tergolong orang-orang yang meraih kebahagiaan dunia dan akhirat berkat bakti dan budi baik kita kepada kedua orang tua kita khususnya ibu kita, Amin!

1. Berbicaralah dengan orang tua dengan penuh sopan santun.

2. Ta,atilah dan patuhilah segala perintah keduanya, kecuali dalam rangka dosa dan maksiat.

3. Berlemah-lembutlah dengan mereka. Jangan cemberut dihadapan mereka dan jangan menatap keduanya dengan tatapan sinis dan tendesius.

4. Peliharalah selalu harga diri nama baik dan wibawa mereka dan jangan mengambil kepunyaannya tanpa izin.

5. Berbuatlah apa yang dapat menyebabkan mereka gembira, sekalipun bukan perintah mereka secara langsung, seperti membantu membelikan keperluan rumah.

6. Bermusyawarahlah dengan mereka dengan segala urusanmu dan minta maaflah kepada mereka apabila kamu harus menyalahi pendapat mereka,karena darurat.

7. Jawablah panggilan mereka dengan wajah yang berseri seri dan tersenyum.

8. Hormati dan muliaka sahabat-sahabat mereka dan baik ketika mereka masih hidup maupun sudah meninggal.

9. Jauhkan dari berdebat dengan mereka, tapi berusahalah sehikmah mungkin menjelaskan kepada mereka apa yang tidak diketahuinya.

10. Janganlah membantah kepadanya dan janganlah kamu nmeninggikan suaramu melebihi suara mereka, perhatikan baik baik suara mereka dan bersopan santunlah pada mereka.

11. Bantulah Ibu Bapakmu baik diminta maupun tidak dengan menyenangkan hati mereka 12. Jangan pergi jauh tanpa izin dan ridha mereka, sekalipun untuk urusan yang sangat

penting. Berusahalah dalam hal kebaikan agar hatinya luluh mengabulkan keinginan mu.

13. Jangan kamu masuk kedalam kamar mereka tanpa sepengetahuan dan izin mereka, khususnya pada waktu-waktu istirahat dan tidur.

(10)

70 14. Apabila mereka kedatangan tamu maka aktifkanlah membantu meladeni tamu-tamu

mereka.

15. Jangan makan sebelum mereka makan, dan perhatikan mereka dalam makanan, minuman dan pakaian.

16. Jangan mencela dan membohongi mereka jika mereka berbuat sesuatu yang barangkali membuat kamu kurang enak.

17. Jangan kamu lebih mengutamakan istri-istri dan anak-anakmu dari mereka dan mintalah ridha mereka selalu sebelum yang lain, oleh karena keridha Allah diatas keridhaan orang tua.

18. Jangan kamu duduk ditempat yang lebih tinggi dari tempat duduk mereka, dan jangan berjalan didepan mereka.

19. Jangan kamu sombong untuk tidak bernasab kepada orang tuamu dan tidak mengakui mereka.

20. Jangan bakhil member mereka tafkah, sebab itu adalah aib bagi kamu sendiri, dan ingatlah bahwa kelak hal itu akan kamu dapatkan dari anak-anakmu sendiri.

21. Perbanyaklah jiarah kepada mereka, berilah mereka hadiah dan berterima kasihlah pada mereka atas pendidikan dan pengorbanan yang telah dicurahkan padamu.

22. Orang yang paling berhak dimuliakan adalah ibumu, kemudian ayahmu, dan sesungguhnya surga terletak ditelapak kaki ibu.

23. Waspadalah jangan sampai mendurhai kedua orang tuamu yang menyebabkan kamu durhaka didunia dan di akhirat, ingatlah kelak anak-anakmu akan memperlakukanmu sebagaimana kamu memperlakukan orang tuamu.

24. Apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka mintalah dengan lemah lembut.

25. Sesungguhnya kedua orang tuamu punya hak atasmu, maka berikanlah hak mereka sesuai porsi masing-masing.

26. Apabila kedua orang tuamu berselisih dengan istri atau suamimu maka jadilah orang yang bijaksana dalam menanggapi persoalan.

27. Apabila kamu berselisih faham dengan keduanya maka kembalikanlah kepada hukum syariat sebab itulah yang paling membantu dalam menyelesaiklan masalah apapun.

28. Doa ibu bapak dikabulkan Allah, oleh karena itu berusahalah agar keduanya mendoakanmu akan kebajikan.

(11)

71 29. Bersopan santunlah kepada ibu orang lain karena barang siapa mengolok-olok ibu bapa orang lain mereka akan mengolo-olok ibu bapa kita, jadilah yang terbaik dimanapun kamu berada dan bertinterksilah dengan orang lain dengan sebaik-baiknya.

30. Berbaktilah kepada ibu bapakmu baik ketika mereka masih hidup maupun mereka sudah meninggal. Perbanyaklah bersedekah untuk mereka dan selalu mendoakan mereka dimanapun kita berada. Ya Allah ampunilah aku dan kedua orang tuaku sebagaimana mereka mengasihiku diwaktu kecil.

Itulah beberapa kiat kita sebagai anak dalam memulikan orang tua kita, semoga kebhagian dunia dan akhirat akan kita peroleh dimanapun kita berada. Memuliakan kedua orang tua adalah perintah Allah maka durhaka kepadanya adlah dosa dan peringkat kedua setelah syirik kepada Allah.

Penutup.

Perempuan yang paling spesial dalam kehidupan anak manusia adalah ibu.

Pengorbanannya, cinta kasihnya serta ketulusan tidak mampu kita gambarkan dalam untaian kata maupun prosa menguak tabir kehidupannya. Dan rasanya tiada satupun paham didunia yang tidak mengakui itu semua, meskipun secara individu, tentu ada sebagian orang yang tidak merasakan kehadiran dan keberadaan ibu dalam kehidupannya.

Ibu adalah istana cinta dan kasih sayang buat anak-anaknya. Cintanya tak pernah berkurang, kasih sayangnya tak pernah menipis. Meskipun kita telah jauh dari sisinya cintanya tak menyusut dan luntur karena usia, dia selalu memberikan kepada kita kapan saja dari masa kanak-kanak, dewasa atau ketika kita sudah merasa mampu untuk melakukan segalanya sendiri. Bagi ibu anak adalah tempat mencurahkan cinta dan kasih sayang walau kadangkala anak tidak memahami semua itu.

Perempuan sebagai ibu memegang peranan penting dalam menciptakan dan mendidik generasi Islam yang berkwalitas. Pengasuhan dan bimbingan ibulah pendidikan dimulai dari setiap rumah tangga muslim yang mengerti akan kewajiban menanamkan pola asuh yang sesuai dengan aturan Islam. Ibu yang baik membesarkan anaknya dengan kasih sayang mendidik dan menanamkan nilai-nilai Islam bagi mereka sejak kecil sehingga itu semua tertanam dalam jiwanya sehingga anak akan meneruskannya di kemudian hari bagi generasi selanjutnya.

(12)

72 Sudah seyogianyalah selaku seorang anak menunjukkan bakti kepada orang tuanya, sudah sepatutnya kita membahagiakan hati mereka dan yang harus disadari terlebih dahulu adalah kebahagiaan itu tidak hanya dengan tercukupinya materi tapi juga dengan memberikan perhatian yang tulus kepada mereka. Semoga kita dapat membahagian kedua orang tua kita dengan belajar memahami kehidupan mereka yang sederhana. Karena hakikatnya apapun, seberapapun, kapanpun yang kita berikan tidak akan pernah sepadan dengan kasih sayang dan cinta yang mereka berikan khususnya ibu.

(13)

73

ENDNOTE

1Firdaus, Mukjizat doa Ibu , (Jakarta: Bintang Indonesia,tt), hal.3

2 Fathi yakan, Komitmen Muslim Sejati, (Solo: Era Intermedia, 2004),hal.61

3Arya Sandiyuda, Aku Anak Emas Ibuku, (Jakarta:Rumah Semesta ,2009), Hal.4

4Dr. Siti Zulaikha dkk, Muslimah Abad 21, (Jakarta: Gema Insani Pres, 1999), hal.21

5Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Aulad Fil Islam, Terj Saifullah Kamalie dan Hery Noer Ali, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, (Semarang: CV AS Syifa, 1981), Jilid I cet ke-3 , hal.9

6Ummu Harits dan Irfan Supandi, Dasyatnya Menjadi Ibu Rumah Tangga, (Surakarta: Cinta Ziyat Visi Media, 2011), hal. 75

7Hamim Thohari, Tumbuh Kembang Kecerdasan Emosi Nabi, (Bekasi: Pustaka Inti, 2006),hal.55

8Zakiah Derajat, Kesehatan Mental Dalam Keluarga, (Jakarta:Pustaka Antara, 1993), HAL.71

9Cahyadi Takariawan, Pernak-pernik Rumah Tangga Islami,, Surakarta: Era Intermedia, 2005), hal.66

10Syaikh Ibrahim Al-Mahmud, Nikmatnya memliakan kedua orang Tua, (Jakarta:Pustaka Nawaitu, 2005), hal.97

(14)

74

BIODATA PENULIS

Asmaunizar lahir di lhoksukon, 9 September 1974 anak dari pasangan H.Abdullah.Yacob dan Hj.Nurhasanah Amin. Memulai pendidikan di SD Negeri Pangkat selesai tahun 1988, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Lhoksukon tamat tahun 1991 dan melanjutkan ke SMA Negeri Lhoksukon tamat tahun 1994. Pada tahun 1994 melanjutkan pendidikan ke Fakultas Dakwah IAIN ar-Raniry selesai tahun 1999 dengan gelar(S.Ag) dan tahun 2002 melanjutkan ke Pascasarjana (Pps) IAIN ar Raniry selesai tahun 2006 dengan gelar (M.Ag). Pada tahun 2007 diangkat menjadi PNS sebagai tenaga pengajar pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah dan mengikuti Prajabatan pada tahun 2009. Sekarang menjadi dosen tetap pada Fakultas Dakwah IAIN Ar Raniry pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.arya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... 1 BAB I PENDAHULUAN

Selain itu Pada saat panjang tapis dan nilai miu yang sama, MSE dan yang dihasilkan oleh penapisan dengan algoritma NLMS lebih kecil daripada MSE dan dari hasil penapisan

[r]

[r]

sebagi berikut: Konstanta sebesar 6,982 menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan motivasi (X1) dan Disiplin Belajar (X2), maka hasil bela.jar tetap sebesar 6,982

Praktik Pengalaman Lapangan adalah kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa Program Kependidikan Universitas Negeri Semarang, sebagai pelatihan untuk

[r]