• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KOLOID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KOLOID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KOLOID

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Oleh: Febiana Wulandari

NIM 4123131032

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS

KONTEKSTUAL PADA MATERI KOLOID

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Febiana Wulandari (4123131032)

ABSTRAK

Pengembangan bahan ajar modul ini bertujuan untuk memperoleh bahan ajar modul berbasis kontekstual yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP dan mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul tersebut pada materi koloid. Penelitian ini dilakukan di SMA Panca Budi Medan T.A. 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen kimia UNIMED yang mengajarkan mata kuliah kimia umum, seluruh guru kimia SMA Panca Budi Medan dan seluruh siswa kelas XI MIA SMA Panca Budi Medan yang terdiri dari 2 kelas. Sampel ditetapkan dengan purposive sampling untuk bahan ajar modul maupun untuk mengambil satu kelas yang dijadikan kelas eksperimen.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan Research dan Development (R&D) dengan desain pretest-postest satu kelompok (One Group Pretest-Postest Design). Pengambilan data untuk penilaian bahan ajar modul diperoleh dengan kriteria penilaian BSNP. Sedangkan, data untuk hasil belajar siswa yang menggunakan modul berbasis kontekstual diperoleh dengan tes hasil belajar yang menggunakan instrumen tes objektif sebanyak 20 soal yang telah di uji validitasnya, reabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan distruktor. Hasil penelitian menunjukkan bahan ajar memenuhi kriteria BSNP, data yang diperoleh: Kelayakan Isi = 3,53; Kelayakan Bahasa = 3,48; Kelayakan Penyajian = 3,54; Kelayakan Kegrafikaan = 3,48 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi. Data hasil belajar dianalisis dengan uji t pihak kanan. Hasil uji t-test untuk hasil belajar diperoleh thitung > ttabel () (8,18936 > 1,708). Nilai afektif dan psikomotorik siswa juga berkembang, untuk rata-rata nilai afektif siswa yaitu 60,04 dan rata-rata nilai psikomotorik siswa yaitu 62,39. Berdasarkan hasil analisis data, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu: hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan bahan ajar modul berbasis kontekstual lebih tinggi dari nilai KKM.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’ lamin Puji dan syukur

penulis ucapkan kepada Allat SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul

“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual Pada Materi

Koloid Di Sekolah Menengah Atas”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan kimia FMIPA UNIMED.

Dalam penyusunan skripsi tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.S dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan arahan demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh Bapak/Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak H. Rusdi Ramli, SE selaku Kepala Sekola SMA Panca Budi Medan, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia SMA Panca Budi yaitu Bapak M. Akhyar Lubis, M.Si dan Ibu Deliani, S.Pd, M.Si serta siswa/i kelas XI MIA A SMA Panca Budi Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya Ibunda tercinta Sri Ratna Dewi dan Ayahanda Muliawan WM yang selama ini selalu memberikan dorongan moril dan materil dan terus berjuang dengan penuh

(5)

v

saya sehingga saya dapat memperoleh gelar Sarjana dan selalu dilindungi Allah SWT. Kepada kakak dan adik yang tersayang, kakak satu-satunya Wiwanda Lusiana (Mbak Novi) dan adik Jodi Putra Adithya terima kasih untuk doa, semangat, perhatian dan kasih sayang. Terimakasih untuk nenek tersayang Sumarni yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis. Ucapan terimakasih juga untuk keluarga dan sanak saudara penulis yang mendukung dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Terima Kasih untuk Ary Andri Safrizal, yang telah memberikan motivasi,

dukungan, kasih sayang dan do’ a sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Untuk teman seperjuangan yang selalu ada untuk saya dan saling memberikan dukungan satu sama lain selama 4 tahun bersama berjuang demi cita-cita terima kasih penulis ucapkan untuk: “Putri Liani Pasaribu, Marliana Fitri, Devi Ratna Sari, Mei Y. Silitonga dan Mariana Magdalena Harianja”. Terima kasih juga untuk teman-teman Kimia Dik-C 2012 UNIMED. Terimakasih juga untuk teman berbagi cerita, Hestiningtias dan Neno Warisman Nainggolan yang memberikan dukungan, perhatian dan motivasi bagi saya. Tak lupa untuk teman satu PS saya Nursaniah Gultom, Mecyana Pasaribu dan M.Ilham, yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumber ide kreatif untuk memperkaya ilmu dalam memajukan pendidikan di Negeri ini.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Ruang Lingkup 4

1.3. Rumusan Masalah 5

1.4. Batasan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Bahan Ajar 7

2.1.1. Pengertian Bahan Ajar 7

2.1.2. Jenis Bahan Ajar 8

2.1.3. Fungsi Bahan Ajar 8

2.1.4. Kriteria Memilih Bahan Ajar 8

2.2. Modul Sebagai Bahan Ajar Dalam Pembelajaran 9

2.2.1. Karakteristik Modul 10

2.2.2. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Modul 10

2.2.3. Jenis-jenis Modul 12

2.2.4. Komponen Modul 13

2.2.5. Langkah-langkah Pembuatan Modul 14

2.2.6. Pengembangan Modul Kreatif dan Inovatif 17

2.2.7. Keuntungan Modul 18

2.3. Perbandingan Pengajaran Konvensional dengan Pengajaran Modul 19

2.4. Standar Bahan Ajar Berdasarkan BSNP 19

2.4.1. Standar Kelayakan Isi Buku Pelajaran Kimia 20 2.4.2. Standar Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia 21 2.4.3. Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia 21 2.4.4. Standar Kelayakan Kegrafikan Buku Pelajaran Kimia 21

2.5. Pembelajaran Kontekstual 21

2.5.1. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 25

2.5.2. Skenario Pembelajaran Kontekstual 26

(7)

vii

2.5.4. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Kontekstual 30

2.6. Inovasi Pembelajaran Kimia 30

2.7. Hasil Belajar 31

2.8. Kerangka Konseptual 33

2.9. Hipotesis penelitian 34

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel 35

3.2.1. Populasi 35

3.2.2. Sampel 35

3.3. Variabel Penelitian 35

3.4. Instrumen Penelitian 36

3.4.1. Validitas Tes 36

3.4.2. Reliabilitas Tes 37

3.4.3. Tingkat Kesukaran Soal 38

3.4.4. Daya Pembeda Soal 38

3.4.5. Distruktor 39

3.5. Rancangan Penelitian 40

3.6. Prosedur Penelitian 40

3.7. Teknik Pengumpulan Data 44

3.8. Teknik Analisis Data 44

3.8.1. Uji Peningkatan Hasil Belajar 44

3.8.2. Analisis Angket BSNP Stanndarisasi Bahan Ajar 45

3.8.3. Analisis Hasil Uji Coba Modul 45

3.8.3.1. Uji Normalitas 46

3.8.3.2. Uji Homogenitas 46

3.9. Uji Hipotesis 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 48

4.1. Hasil Penelitian 48

4.1.1.Analisis Data dan Instrumen Penelitian 48

4.1.1.1.Pengembangan Modul 48

4.1.1.1.1.Standarisasi Modul Berbasis Kontekstual 49

4.1.1.2. Hasil Uji Coba Modul 49

4.1.1.2.1.Validitas Tes 49

4.1.1.2.2. Reliabilitas 50

4.1.1.2.3. Tingkas Kesukaran 50

4.1.1.2.4. Daya Pembeda 50

4.1.1.2.5. Disktruktor 51

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 51

4.1.2.1.Hasil Kelayakan Modul Berbasis Kontekstual 51 4.1.2.2.Hasil Uji Coba Modul Berbasis Kontekstual 52

(8)

viii

4.1.2.2.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 54

4.1.2.2.3. Penilaian Aspek Afektif dan Psikomotorik 55

4.1.3. Analisis Data Penelitian 57

4.1.3.1. Analisis Kelayakan Modul Berbasis Kontekstual 57

4.1.3.2. Analisis Uji Coba Modul 57

4.1.3.2.1. Uji Normalitas 57

4.1.3.2.2. Uji Homogenitas 58

4.1.3.2.3. Uji Hipotesis 59

4.1.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 59

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 63

5.1. Kesimpulan 63

5.2. Saran 63

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Standarisasi Bahan Ajar 43 Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian Hasil Belajar 43

Gambar 4.1 Rata-rata Hasil Belajar Siswa 53

Gambar 4.2 Gain Hasil Belajar Siswa 54

Gambar 4.3 Rata-rata Nilai Afektif Siswa 56

(10)

X

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Modul

Berbasis Kontekstual Pada Materi Koloid 40 Tabel 3.2 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Bahan Ajar Modul 45 Tabel 3.3 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 46

Tabel 4.1 Hasil Standarisasi Bahan Ajar 51

Tabel 4.2 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa 52

Tabel 4.3 Hasil Perolehan Gain Kelas Eksperimen 54 Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Afektif Dan Psikomotorik 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas 58

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis 59

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Kimia 67

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 73

Lampiran 3a. Lembar Kerja Siswa 107

Lampiran 3b. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 113 Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Tes (Sebelum Validasi) 117 Lampiran 5. Instrumen Penelitian (Sebelum Validasi) 131

Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes (Sebelum Validasi) 139 Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Tes (Setelah Validasi) 140 Lampiran 8. Instrumen Penelitian (Setelah Validasi) 148 Lampiran 9. Kunci Jawaban Instrumen Tes (Setelah Validasi) 152

Lampiran 10. Lembar Jawaban 153

Lampiran 11. Perhitungan Uji Validitas 154

Lampiran 12. Tabel Validitas Data 158

Lampiran 13. Perhitungan Uji Reliabilitas 159

Lampiran 14. Tabel Reliabilitas Data 160

Lampiran 15. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 161

Lampiran 16. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 162

Lampiran 17. Perhitungan Daya Pembeda Soal 163

Lampiran 18. Tabel Daya Pembeda Butir Tes 165

Lampiran 19. Distruktor 166

Lampiran 20. Tabel Distruktor 167

Lampiran 21. Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Test 168 Lampiran 22. Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual 169 Lampiran 23. Angket Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran 226 Lampiran 24. Penilaian Standarisasi Modul Oleh Validator Ahli 239 Lampiran 25. Hasil Penilaian Standarisasi Bahan Ajar Modul 294

Lampiran 26. Tabel Varian Dan Standar Deviasi Pretest-Posttest 305 Lampiran 27. Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Nilai

(12)

xii

Lampiran 28. Tabel Varian Dan Standar Deviasi Gain Eksperimen 307 Lampiran 29. Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Data

Gain 308

Lampiran 30. Tabel Varian Dan Standar Deviasi Afektif Dan

Psikomoto-rik Eksperimen 309

Lampiran 31. Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Nilai

Afektif Dan Psikomotorik 310

Lampiran 32. Perhitungan Uji Normalitas 311

Lampiran 33. Uji Homogenitas 314

Lampiran 34. Pengujian Hipotesis Hasil Belajar 315 Lampiran 35. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 317 Lampiran 36. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 319

Lampiran 37. Tabel Penilaian Afektif Siswa 320

Lampiran 38. Tabel Penilaian Psikomotorik Siswa 321 Lampiran 39. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 322 Lampiran 40. Tabel Distribusi Chi Kuadrat (X2) 323

Lampiran 41. Tabel Distribusi-t (Tabel t) 324

Lampiran 42. Dokumentasi Penelitian 325

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern (Ferryardianto, 2013). Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru, dan siswa (Situmorang, I. M., 2014).

Pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan di berbagai bidang kehidupan, terutama dapat berkompetisi dalam penguasaan dan pengembangan IPTEK.. Pendidikan sains sebagai salah satu aspek pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya di dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, mampu dalam mengambil keputusan, dan mampu memecahkan masalah serta mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan untuk kesejahteraan umat manusia (Ida,dkk,2013).

Pendidikan kimia pada umumnya mempunyai peranan yang sangat penting, karena kimia merupakan ilmu dasar untuk tumbuh kembangnya teknologi. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, sehingga siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Kesulitan tersebut terkait dengan karakter ilmu kimia, seperti konsep, materi dan perhitungan. Selain

(14)

2

Pembelajaran kimia pada umumnya hanya terbatas pada penggunaan bahan ajar berupa buku teks dan Lembar Kerja sehingga peserta didik kurang dapat memahami konsep mikroskopik. Lemahnya interaksi antara guru dengan siswa serta kecakapan belajar siswa yang seringkali dianggap sama juga merupakan kendala dalam pembelajaran kimia, maka dari itu usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran kimia saat ini terus dilakukan, termasuk peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran. Peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran diharapkan

mampu mengakomodir kebutuhan mahasiswa dalam menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi dengan tidak meninggalkan faktor pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam proses pembelajaran kimia (Sitepu, 2008). Menurut Soegiranto (2010) bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara sistematis yang digunakan peserta didik dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetak dan dapat bersifat visual auditif. Bahan ajar yang disusun dalam buku ajar pendidik dapat berbentuk modul.

Pengembangan modul pembelajaran kimia inovatif untuk pengajaran kimia perlu dilakukan memenuhi bahan ajar berkualitas baik yang dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia menghadapi persaingan global. Modul pembelajaran kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baik akan dapat menolong siswa di dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran bermutu, dan dapat dimulai dari penyediaan modul pembelajaran. Modul pembelajaran yang baik harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Materi kimia di dalam bahan ajar harus tuntas, sistematik, mudah dimengerti, menarik, memotivasi belajar mandiri, dan memiliki materi tambahan sebagai pengayaan sesuai dengan karakteristik pelajar

(Situmorang, M. dan Situmorang, A.A., 2014).

(15)

3

memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan prestasi pelajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2013) mengenai Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, menunjukkan bahwa buku ajar kimia hasil inovasi dapat menolong pelajar di dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Pelajar sangat tertarik menggunakan buku ajar hasil inovasi dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar pelajar, yaitu kelompok

eksperimen memiliki hasil rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol 75,28±11,62), dan keduanya berbeda nyata (ttest7,964 > ttabel1,662).

Penelitian yang terkait dengan pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh Suharyadi, dkk (2013) yang berjudul Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, menyatakan bahwa guru menilai buku ajar telah memenuhi aspek keterbacaan yang baik dengan persentase rata-rata 80%. Sedangkan respon dari siswa, dengan menggunakan buku ajar yang telah dibuat, 56% siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. Demikian halnya dengan hasil penelitian Cahyono (2014) yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis PBL, penilaian modul diperoleh 3,35 dan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu kelompok eksperimen memiliki persen peningkatan 53,50%, sedangkan kelompok kontrol 50,12%, dan keduanya berbeda nyata (thitung 8,23 > ttabel1,319).

Selain bahan ajar yang kurang menarik, alasan lain yang menyebabkan kurang dimengerti mata pelajaran kimia adalah kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan. Menurut Ratri, dkk (2013), pelajaran kimia merupakan salah satu cabang IPA yang menitikberatkan proses pembelajaran pada proses penemuan (inquiry), salah satu model pembelajaran yang cocok dengan karakteristik pelajaran kimia adalah model CTL. Pada model pembelajaran

(16)

4

Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa asas yang harus dipenuhi

untuk memperdalam pemahaman siswa. Penerapan strategi kontekstual dalam

pembelajaran memiliki 7 asas antara lain konstruktivisme, menemukan, bertanya,

masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian nyata. Ketujuh asas dalam

pembelajaran kontekstual hendaknya muncul semua dalam pembelajaran

meskipun tidak semuanya dapat dimunculkan dalam satu kali pertemuan di kelas

(Putri, 2014).

Penelitian yang terkait dengan model pembelajaran kontekstual adalah

penelitian yang dilakukan oleh Kristiyani (2009) yang berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa Kelas VIII SMP menunjukkan bahwa pada siklus I, nilai yang diperoleh siswa menunjukkan suatu peningkatan yang bertahap. Nilai pretest sebesar 56,12, dan nilai rata-rata posttest sebesar 65,50, dengan presentase kenaikan sebesar 7,71%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata posttest sebesar 78,50 dengan presentase kenaikan sebesar 9,03%.

Salah satu materi yang ada dalam pelajaran kimia SMA adalah koloid. Pada materi koloid terdapat sub materi mengenai sistem koloid, sifat-sifat koloid, peranan koloid dan cara membuat koloid.. Penyampaian materi oleh guru terkadang hanya disampaikan dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan saja. sehingga peserta didik menjadi bosan dan pasif. Padahal seharusnya materi koloid dapat dipergunakan oleh siswa untuk mengembangkan pengetahuannya melalui karena materi ini sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu materi ini akan lebih mudah dipahami jika tersedia bahan ajar inovatif yang diintegrasikan dengan media dan metode pembelajaran yang ada.

Berdasarkan uraian diatas peneliti telah melakukan penelitian dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual pada Materi

Koloid di Sekolah Menengah Atas”

1.2 Ruang Lingkup

(17)

5

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)?

2. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul berbasis kontekstual lebih tinggi dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)?

1.4. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan modul pembelajaran dengan mengintegrasikan pembelajaran berbasis kontekstual pada pengajaran koloid yang sesuai dengan kriteria BSNP.

2. Hasil belajar siswa yang diukur adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa melalui lembar kerja siswa yang ada dalam bahan ajar modul.

1.5 Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh bahan ajar modul berbasis kontekstual pada materi koloid yang sesuai dengan kriteria penilaian BNSP

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan bahan ajar modul berbasis kontekstual.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti, bahan ajar yang dibuat dapat memberikan tambahan wawasan

ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam membuat sumber belajar serta meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.

2. Bagi Guru, memberi informasi pada guru agar menyampaikan materi ajar

(18)

6

3. Bagi Siswa, menambah wawasan dan pengetahuan baru, serta memungkinkan siswa lebih mengerti belajar kimia sehingga semakin memajukan pendidikan di Indonesia.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya, memberi informasi dalam penelitian selanjutnya untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran khusunya proses pembelajaran kimia.

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap

variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah : 1. Modul berbasis kontekstual adalah bahan ajar yang dirancang untuk dapat

dipelajari oleh peserta didik dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks, dan di dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan aktivitas mandiri yang meletakkan peserta didik dalam sebuah peran aktif sehingga dapat mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

2. Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

3. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar yang bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Hasil belajar dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

(19)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dengan pengolahan data yang diperoleh : Kelayakan Isi = 3,53, Kelayakan Bahasa = 3,48, Kelayakan Penyajian = 3,54 dan Kelayakan Kegrafikaan = 3,48 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi. 2. Hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul berbasis kontekstual

lebih besar dari nilai KKM. Nilai KKM yang harus dicapai adalah 75 sedangkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh adalah 86,53.

3. Uji coba bahan ajar modul berbasis kontekstual pada materi koloid dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana peningkatan hasil belajar kelas eksperimen tergolong tinggi yaitu 75,9%.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar siswa, diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan bahan ajar

modul berbasis kontekstual sebagai model dan media alternatif, karena model dan media ini dapat memaksimalkan hasil belajar kimia siswa.

2. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan hasil belajar dalam mendesain pembelajaran.

(20)

64

DAFTAR PUSTAKA

BSNP, (2007), Kapal Itu Bernama UN, Buletin BSNP Media Komunikasi dan Dialog Standar Pendidikan, 2(1): 1-23.

Cahyono, J, (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stokiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Ferryardianto, (2013), Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Brosur Melalui Model Pembelajaran Tipe Student Teams Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Aktivitas Dan Penguasaan Materi Pada Materi Pokok Fungi, Skripsi, FKIP, Universitas Lampung, Bandar Lampung..

Gultom, E., Manihar S., Ramlan S., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Dan Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran Termokimia, Jurnal Pendidikan Kimia 7(2): 1-11.

Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Akasara, Jakarta.

Hasbullah, (2005), Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ida Ayu Kade Sastrika., I Wayan Sadia., I.W.Mudarawan., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program Pascasarjana UNDIKSHA 3(1):1-10.

Kristiyani, Ary, (2009), Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa Kelas VIII SMP, Jurnal Pendidikan 8(1):1-10.

Majid, A., (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Marpaung, Meida Esterlina.,(2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Menggunakan Media Powepoint Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Meltzer, D.E., (2002), The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores, American Journal Physics, 70(2): 1259-1267.

(21)

65

Prastowo, A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.

Putri, N.R., (2014), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Asam Basa dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Modul, Chemistry in Education 3(2).

Ratri, M.C., Redjeki, T., Nugroho, A., (2013), Komparasi Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Menggunakan Media Laboratorium dan Lingkungan Terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar pada Materi Pokok Sistem Koloid Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia 2(1): 21-28.

Rusman, (2010), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Bandung.

Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Unimed Press, Medan.

Sitepu, B.P., (2008), Pengembangan Sumber Belajar, Jurnal Pendidikan Penabur 11(7): 79-92.

Situmorang, dkk.,(2011), The Effectivity of Innovatated Chemistry Learning Methods To Increase Student’ s Achievment In Teaching Of Solubility and Solubility Product, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 29-37.

Situmorang, Ing Mafya, (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Pembentukan Karakter Dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Peta Konsep Dengan Topik Konsep Mol, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Situmorang, M. dan Situmorang, A.A., (2014), Efektivitas Modul Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Pengajaran Laju Reaksi, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 20(2): 139-147.

(22)

66

Soegiranto, M.A., (2010), Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul, Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah Kementrian Agama Privinsi Nusa Tenggara Timur.

Sudjana, N., (2001), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suharyadi, dkk, (2013) Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia 1(1): 60-68.

(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Febiana Wulandari dilahirkan di Lhokseumawe tanggal 19 Februari 1994. Ayah bernama Muliawan Wagiman M dan Ibu bernama Sri Ratna Dewi, dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan dimulai tahun 2000, yaitu penulis masuk sekolah di SD Pangeran Antasari, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Pangeran Antasari, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Panca Budi Medan, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui Jalur Ujian Tertulis.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Standarisasi Bahan Ajar
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Modul

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang

Walaupun LAZISNU Kabupaten Kudus tidak mengambil bagian amil dari zakat, seharusnya dana amil dari bagian infak/sedekah tetap diungkapkan dan disajikan supaya

Proses pengadaan bahan yang dilakukan PT.PP selaku kontraktor pada proyek CC ITB secara keseluruhan telah mengikuti prosedur yang berlaku dan dengan pengendalian yang diterapkan

Jadi, hingga saat ini, baru 10 (sepuluh) perusahaan tambang di Indonesia yang diketahui telah menandatangani Nota Kesepahaman amandemen Kontrak Karya beserta amandemen Kontrak

Tujuan penulisan skripsi ini ialah menciptakan game multiplayer pada telepon seluler dengan data yang tersentralisasi, dan memberikan alternatif game bagi gamers

Bersedia dan setuju untuk menandatangani pelepasan semua hak cipta dari logo tersebut dan yang akan menjadi hak FK-UNJANI serta melepaskan FK-UNJANI dari

Nama Pekerjaan Volume HPS

WIB, bertempat di Ruang rapat Politeknik KP Bitung, dengan calon penyedia yang telah mendaftar. sebanyak 20