• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Operasional Sistem Listrik Pra Bayar Dengan Aplikasi Vending Unit Di PT. PLN (Persero) DJBB APJ CImahi-UPJ Rajamandala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Operasional Sistem Listrik Pra Bayar Dengan Aplikasi Vending Unit Di PT. PLN (Persero) DJBB APJ CImahi-UPJ Rajamandala"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan semakin terus berkembangnya persaingan bisnis perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun barang menuntut perusahaan-perusahaan di negeri ini semakin pintar dalam menerapkan program maupun sosialisasi ke konsumen yang sudah ada maupun ke calon konsumen.

PLN sebagai salah satu Perusahaan BUMN satu-satunya yang bergerak dalam bidang kelistrikan pun tak luput dari tuntutan untuk menjadikan konsumen semakin puas dengan layanan dan program yangg semakin mudah, murah dan cepat didapat oleh konsumen maupun calon konsumen.

Jumlah konsumen (pelanggan) Tegangan Rendah PLN DJBB sangat besar, lebih dari 7,9 juta. Selama ini konsumen mendapat layanan listrik paskabayar bulanan. Pelanggan harus membayar tagihan bulanan pada batas waktu tertentu. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menagih, dan memutus jika konsumen terlambat membayar.

Listrik PraBayar (LPB) adalah cara baru bagi konsumen dalam mengelola konsumsi listrik melalui meter elektronik prabayar (MPB) yang terpasang di bangunan konsumen. MPB menyediakan informasi jumlah listrik (kWh) yang masih bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja & kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan. Dengan demikian, konsumen bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan mengatur sendiri jadual dan jumlah pembelian listrik. Dengan LPB, konsumen tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadual pembayaran listrik bulanan.

(2)

Oleh karena itu dalam kerja praktek ini penulis mencoba menganalisa mengenai aplikasi vending unit existing dan vending unit yang akan dan sedang dijalankan.

1.2 Perumusan Masalah

Analisa pada sisi aplikasi Vending Unit, yaitu aplikasi operasional dari sistem Listrik Prabayar. Vending unit tersebar ( yang sudah berjalan sebelumnya ) dan Vending Unit terpusat ( yang sedang berjalan )

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Ada beberapa maksud dengan dilakukannya Kerja Praktek, yaitu diantaranya : a. Bagi Penulis

Dapat memperluas cara berfikir secara ilmiah sesuai dengan kaidah penelitian dan dapat mengetahui mengenai proses operasional Sistem Listrik Pra Bayar yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Cimahi Unit Pelayanan dan Jaringan Rajamandala.

b. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan pada masa yang akan datang atas saran dan kritik yang diberikan oleh Penulis.

1.3.2 Tujuan

Tujuan Umum

(3)

Tujuan Khusus

a. Merupakan salah satu syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Kerja Praktek di universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

b. Agar mahasiswa dapat melaksanakan antara teori dengan praktek.

1.4 Batasan Masalah

Pada pelaksanaan Kerja Praktek ini, digunakan batasan-batasan sebagai berikut ini :

a. Sesuai dengan judul, permasalahan dikhususkan pada Aplikasi Vending Unit yang merupakan aplikasi operasional Sistem Listrik Pra Bayar.

b. Aplikasi yang dianalisis adalah aplikasi Vending Unit di UPJ Rajamandala

1.5 Metode Penelitian

Dalam pelaksanaan Kerja Praktek metode yang digunakan terdiri dari metode pendekatan dan teknik pengumpulan data.

Metode Pendekatan

Dalam penyusunan Kerja Praktek menggunakan metode deskriptif dimana penulis berusaha menggambarkan keadaan dan kejadian pada waktu dilaksanakan Kerja Praktek.

Menurut M.Nazir mengemukakan Metode Deskriptif adalah :

“Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki” (1988: 63)

Teknik Pengumpulan Data

(4)

1. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu melakukan praktik kerja dan penelitian langsung di lapangan agar masalah yang akan dibahas dapat diuraikan secara menyeluruh dan sesuai dengan keadaan dilapangan. Studi lapangan ini terdiri dari :

a. Observasi

Hadari Nawawi dan HM.Martini mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan observasi adalah : “Teknik pengumpulan data dengan cara terjun langsung pada kegiatan pekerjaan yang dihadapi melalui pengamatan dan catatan sehingga diperoleh kebenaran data” (1992:72)

b. Wawancara

Menurut M.Nasir menyatakan wawancara adalah “ Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang digunakan Interview Guide (Paduan Wawancara)” (1988:234)

Pada saat Kerja Praktek penulis melakukan wawancara dengan Supervisor Pembacaan Meter dan Pengelolaan rekening di PT PLN (Persero) UPJ Rajamandala.

2. Studi Kepustakaan

Menurut M.Nazir, studi kepustakaan adalah “Pengumpulan data dengan menggunakan buku – buku atau literature – literature yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam laporan “ (1988:112)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan dalam Kerja Praktek ini terdiri dari 4 bab. Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari : - Latar Belakang

(5)

- Maksud dan Tujuan - Batasan Masalah - Metode Penelitian - Sistematika Penulisan  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang profil perusahaan tempat melakukan Kerja Praktek dan teori-teori dasar sebagai landasan penyusunan laporan Kerja Praktek ini, yaitu :

- Sistem Listrik Pra Bayar (LPB) - TDL, MPB

- Token

BAB III PEMBAHASAN

Menjelaskan tentang aplikasi Vending Unit sebagai aplikasi operasional Sistem Listrik Pra Bayar. Requirement Hardware, Instalasi Printer yang digunakan, instalasi aplikasi virtual Graphon, serta bagaimana menggunakan aplikasi vending unit tersebut dalam pembuatan token-token engineering dan free issue.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(6)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tempat Kerja Praktek

2.1.1 Sejarah Umum PT. PLN ( PERSERO )

Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, pada saat perusahaan beberapa Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik the mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta belanda yaitu NV NIGN yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk kemanfaatan umum.

Pada tahun 1927 pemerintah belanda membentuik s’ Lands Waterkracht Bedrijven (LB) yaitu perusahaan listrik Negara yang mengelola beberapa PLT, antara lain:

 PLTA Plengan  PLTALamajan  PLTA Bangkok Dago

 PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat  PLTA Giringan di Madiun

 PLTA Tes di Bengkulu

 PLTA Tonsea si Sulawesi Utara  PLTA di Jakarta

Selain itu di beberapa kotapraja di bentuk perusahaan – perusahaan listrik Kotapraja. Dengan menyerahkan pemerintah Belanda kepada Jepang dalam perang Dunia II maka Indonesia dikuasai jepang; oleh karena itu perusahaan listrik dan gas diambil alih oleh Jepang dan semua personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih oleh orang – orang Jepang.

(7)

alih perusahaan – perusahaan listrik dan gas yang dikuasai jepang, Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan jepang, kemudian pada bulan September 1945, delegasi dari Buruh / Pegawai Listrik dan Gas yang diketuai oleh Kobarsjih menghadap pimpinan KNI pusat yang waktu diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya delegasi kobarsjih bersama – sama dengan pimpinan KNPI pusat menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerakhan perusahaan – perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah Rerpublik Indonesia. Penyeraha tersebut diterima oleh presiden Soekarno dan kemudian dengan penetapan pemerintah tahun 1945 No. 1 tertanggal 27 Oktober 1945 maka dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen pekerjaan Umum dan Tenaga.

Dengan adanya agrasi belanda I dan II sebagai besar perusahaan– perusahaan listrik dikuasai oleh pemerintah Belanda atau pemiliknya semula. Pegawai – pegawai yang tidakmau bekerjasama kemudian mengungsi dan mengembangkan diri pada kantor – kantor Jawatan listrik dan Gas di daerah – daerah Republik Indonesia yang bukan merupakan pendudukan Belanda untuk meneruskan perjuangan.

Para pemuda kemudian mengajukan mosi yang dikenal dengan Mosi Kobarsjih tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas Swasta kepada pemerintah. Selanjutnya kristalisasi dari semangat dan jiwa mosi tersebut tentuang dalam ketetapan parlemen RI No. 163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang Nasionalisasi Perusahaan listrik milik bangsa asing di Indonesia, jika waktu konsesinya habis.

(8)

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan pasang surutnya perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati untuk pertamakali pada tanggal 27 Oktober 1946 bertempat di Gedung Badan Pekerjaan Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) Yogyakatra.

Penetapan secara resmi tanggal 17 Oktober 1945 sebagai hari Listrik dan Gas berdasarkan keputusan Mentri Keputusan Mentri Pekerjaan Umum dan Tenaga, Nomor 20 tahun 1960. Namun kemudian berdasarkan Keputusan Mentri Pekerjaan umum dan Telaga Listrik, Nomor 235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan hari Listrik dan Gas yang digabung dengan hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember.

Mengingat pentingnya semangat dan nilai - nilai hari listrik, maka berdasarkan Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi, Nomor 1134.K/43/MPE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.

2.1.2 Sejarah PT. PLN ( PERSERO ) Distribusi Jawa Barat & Banten

Bangunan tua peninggalan Belanda yang letaknya persis di sisi sungai Cikapundung dan bersebelahan dengan Gedung Merdeka – sebelah gedung tua tempat peserta Kenferensi Asia Afrika de gelar di kota Bandung – seakan menjadi symbol kasat mata yang mampu menuturkan panjangnya perjalanan penyediaan tenaga listrik di bumi pasundan, sejak dulu, kini dan esok hari.

(9)

Perubahan kembali terjadi, ketika pemerintah Jepang Mengambil alih kekuasaan di Indonesia di antara rentang waktu 1942 – 1945. Pada saat itu, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh perusahaan yang didirikan oleh pemerintah Jepang dengan Nama Djawa Kenki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha. Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, penguasaan Pengelolaan tenaga listrik ditangani langsung oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya ditandai dengan terbentuknya perusahaan listrik di jawa barat dengan nama PLN Exploitasi XL pada tahun 1961 hingga pertengahan tahun 1975. Kemudian pada kurunwaktu 1975 sampai 1994, PLN Exploitasi diubah namanya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Distribusi Jawa Barat.

Di tahun 1994, sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan kelistrikan yang bergerak begitu cepat, Badan Hukum PLN mengalami perubahan dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan. Perubahan ini turut mengubah nama perusahaan di jaawabarat menjadi PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat.

Oleh karena wilayah kerjanya tidak hanya menjangkau Jawa Barat saja, tetapi juga Propinsi Banten, maka sejak 27 Agustus 2002 hingga saat ini nama PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat Delengkapi menjadi PT PLN (PERSERO) Distribisi Jawabarat dan Banten. Dan kini, PT PLN (PERSERO) Distribisi Jawabarat dan Banten – disingkat PLN DJBB – masih menempati bangunan lawas bernilai sejarah yang beralamat di Jl. Asia Afrika No. 63 Bandung.

(10)

Background warna kuning

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.1.4 Badan Hukum Instansi

(11)

tujuannya mengejar keuntungan. Maksud dan tujuan mendirikan persero ialah untuk menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

kualitas. Persero yang diprivatisasi adalah yang unsur usahanya kompetitif dan teknologinya cepat berubah.

2.1.5 Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur organisasi perusahaan sangatlah penting karena dengan adanya

struktur tersebut dapat mempermudah pekerjaan sesuai dengan bidangnya

masing-masing.

Adapun susunan struktur organisasi PT. PLN (Persero) APJ Cimahi UPJ

(12)

Uraian tugas PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan Rajamandala

Penulis melakukan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan dan

Jaringan Rajamandala dengan uraian tugas sebagai berikut :

Manajer

Tugasnya adalah :

o Mensinergikan seluruh fungsi dan unsur unit dalam pengoptimalan sumber daya dan kemitraan untuk memaksimalkan kinerja unit dan citra perusahaan.

o Menjalin komunikasi dan hubungan kerja internal maupun eksternal yang efektif.

o Mengembangkan dan memberdayakan seluruh potensi sumber daya manusia untuk meningkatkan Budaya Perusahaan (Integritas, Saling Percaya, Peduli

dan Pembelajar) dan Good Corporate Government (Responsibility,

Accountability, Fairness,dan Transparancy).

o Melaksanakan monitoring dan evaluasi atau audit internal termasuk data pengaduan, sistem informasi, dan tingkat mutu pelayanan.

o Memberikan apresiasi dan melaksanakan pembinaan sumber daya manusia.

Supervisor Pemutusan dan Penyambungan

Tugasnya adalah :

o Melaksanakan pelayanan, pengelolaan database atau data induk, dan pengelolaan persediaan material.

o Melaksanakan pemeliharaan, inspeksi, dan pemulihan gangguan.

(13)

o Melaksanakan pelaporan, pertanggungjawaban, dan lain-lain yang berkaitan dengan sambungan pelanggan dengan tertib, ramah, dan

efisien berdasarkan dari fungsi terkait.

o Mengelola informasi pelanggan dan atau informasi internal.

Supervisor Pelayanan Pelanggan

Tugasnya adalah :

o Melaksanakan pelayanan yang mudah dan nyaman bagi pelanggan melalui telepon, loket, frontdesk, account executives, call center, dan

lain-lain.

o Melaksanakan pemasaran, termasuk mengkoordinir pemasaran keliling terpadu sekaligus penertiban sambungan illegal.

o Mengelola informasi pelayanan, promosi, publikasi, sosialisasi, dan penyuluhan antara lain tentang Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Tingkat

Mutu Pelayanan (TMP).

o Melaksanakan administrasi layanan pengaduan, Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) / suplemen / amandemen, penyambungan,

perubahan, Tagihan Susulan (TS), Surat Pengakuan Hutang (SPH),

komitmen, dan lain-lain.

o Melaksanakan pengelolaan database atau induk elektronik administrasi pelanggan atau Data Induk Langganan (DIL), dan Arsip Induk

Langganan (AIL) termasuk Perubahan Data Langganan (PDL),

peremajaan Data Induk Langganan, dan realisasi pemutusan sementara

(14)

o Melaksanakan pelaporan, pertanggungjawaban, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan.

Supervisor Pembacaan Meter dan Pengelolaan Rekening

Tugasnya adalah :

o Mendapatkan angka meter pelanggan dan membuat rekening listrik (hardcopy atau softcopy) yang benar, termasuk koreksi bila ada, dan

dapat dipertanggungjawabkan sesuai jadwal, sehingga fungsi terkait

dapat melaksanakan fungsi pembukuan, penagihan dan pengawasan

kredit (Tata Usaha Langganan fungsi IV, V, dan VI).

o Mendapatkan mitra kerja yang andal untuk mendukung tugas pada point 1.

o Mendapatkan angka meter dan membuat Berita Acara Penerimaan KWH dari sisi hulu yang benar sesuai jadwal.

o Mengatasi permasalahan antar lain pengaduan pelanggan, kendala lapangan, Daftar Pemakaian Kwh (DPK), daftar Langganan Perlu

Diperhatikan (DLPD), pola pendampingan, dan baca ulang selektif

sinergi dengan fungsi terkait.

o Mendapatkan informasi pemakaian, sambungan pelanggan dan lain-lain yang tidak benar seperti pemakaian tidak sah, meter macet, dan

pentarifan untuk diinformasikan ke fungsi terkait.

(15)

(DPM), Portable Data Terminal (PDT), Automatic Meter Reading

(AMR), dan Pembuatan Rekening (Billing).

o Melaksanakan pelaporan seperti Rekening Per Jenis Tarif, TUL 57, TUL III-07, TUL III-09 berikut lampiran-lampirannya,

pertanggungjawaban bila terjadi koreksi salah angka meter, Daftar

Perbaikan Rekening (Memorial 3), Daftar Pembatalan Rekening

(Memorial 4), analisa susut jaring yang berkaitan dengan pelayanan

pelanggan.

Supervisor Pengendalian Penagihan

Tugasnya adalah :

o Menyediakan database piutang yang lengkap, rinci, benar, dan mutakhir secara terus menerus termasuk melaksanakan rekonsiliasi

bersama fungsi terkait.

o Melaksanakan pembayaran rekening/ tagihan listrik yang mudah dan nyaman, termasuk mendapatkan mitra kerja pengelola Payment Point/

Praktis yang andal.

o Legalisasi, Surat Pemberitahuan Tagihan (SPT), Perintah Kerja Pemutusan/Bongkar, Daftar Usulan Piutang Ragu-Ragu (DUPR).

o Mengelola pengawasan piutang/tunggakan melalui pendekatan khusus, sosialisasi, penyuluhan, kehumasan, kemitraan, sanksi biaya

keterlambatan, membuat perintah kerja pemutusan

sementara/rampung kepada fungsi terkait, termasuk penyelesaian

(16)

(KPPLN) dan Daftar Usulan Penghapusan Piutang Ragu-Ragu

(DUPRR).

Supervisor Pengendalian Keuangan dan Administrasi

Tugasnya adalah :

o Melaksanakan administrasi keuangan

o Melaksanakan pencatatan dan akuntansi

o Melaksanakan administrasi Sumber Daya Manusia (SDM)

o Melaksanakan tugas kesekretariatan dan umum

o Melaksanakan pelaporan keuangan sesuai kebutuhan

o Melaksanakan administrasi fasilitas dan sarana

o Melakukan pengawasan hasil penjualan rekening listrik (transfer otomatis ke PLN Pusat)

o Melakukan rekonsiliasi cash in harian bersama fungsi terkait.

Supervisor Distribusi

Tugasnya adalah :

o Melaksanakan kinerja operasi sistem distribusi

o Menyusun perencanaan operasi sitem distribusi

o Melaksanakan operasi distribusi

o Melaksanakan survey data teknik dan rencana anggaran belanja teknik

(17)

o Melaksanakan bongkar rampung

o Melaksanakan pelayanan teknik gangguan

o Melaksanakan pelaporan kegiatan operasi distribusi

o Menyusun rencana pemeliharaan jaringan

o Melaksanakan pelaporan kegiatan pemeliharaan distribusi

o Melaksanakan penyuluhan ketenagalistrikan

o Melaksanakan administrasi bongkar rampung

o Melaksanakan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

o Melaksanakan administrasi gudang

o Melaksanakan pemulihan gangguan dan konektor, Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) bersama fungsi terkait.

Supervisor Penertiban

Tugasnya adalah :

o Meningkatkan kinerja Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

o Melaksanakan dan bertanggungjawab pada Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

o Melaksanakan administrasi Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

o Mengkoordinasi pelaksanaan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik antar bidang

o Membuat laporan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

Supervisor kantor Pelayanan

(18)

o Meningkatkan kinerja Kantor Pelayanan

o Melakukan survei data teknik

o Melaksanakan pembacaan meter

o Melaksanakan pengawasan penagihan

o Melakukan pemeliharaan Rute Baca Meter (RBM)

o Melakukan pemeliharaan jaringan

o Melaksanakan pelayanan gangguan

o Membuat laporan bulanan

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Listrik Pra Bayar (LPB) Tegangan Rendah (TR) PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat & Banten (DJBB)

Kebutuhan

Jumlah konsumen (pelanggan) Tegangan Rendah DJBB sangat besar, lebih dari 7,9 juta. Selama ini konsumen mendapat layanan listrik paskabayar bulanan. Pelanggan harus membayar tagihan bulanan pada batas waktu tertentu. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menagih, dan memutus jika konsumen terlambat membayar.

Listrik Pra Bayar (LPB)

(19)

Sistem yang terkait

DJBB mengembangkan LPB dengan memanfaatkan sistem CM@X / PPOB (Payment Point Online Bank) yang dikembangkan sendiri. PPOB berintegrasi dengan Jasa “switching”, sistem Bank/Pos, dan Usaha Kecil dan Menengah, sehingga tersedia sangat banyak payment point “online”, termasuk untuk layanan LPB.

Ruang Lingkup Pelayanan LPB

LPB saat ini belum dilaksanakan untuk konsumen tegangan tinggi & menengah karena aspek teknis, harga jual, jumlah konsumen relatif tidak banyak, karena sudah disambung dengan Meter Elektronik dan Automatic Meter Reading, sehingga relatif masih bisa dilayani secara intensif oleh Unit Pelayanan & Jaringan Prima, Account Executive, dan atau oleh manajemen Area Pelayanan & Jaringan.

Istilah dan Pengertian

LPB adalah Listrik PraBayar , Meter Prabayar / MPB adalah meter khusus untuk LPB, Token adalah adalah kode yang “di-entry” ke MPB sehingga MPB dapat menyalurkan sejumlah listrik (kWh) tertentu ke instalasi konsumen.

2.2.2 TDL, MPB, Konsumen, Harga, UJL, & TMP.

Sistem LPB pentarifannya mengikuti ketentuan TDL 2004. Untuk membedakan konsumen LPB, maka ditambah kode T (dari kata “Token” yang merupakan ciri penting dari sistem LPB ini). Contoh: Konsumen rumah tangga kecil LPB disebut R1T.

Meter Prabayar (MPB) menggunakan “TOKEN keypad” mengikuti Standard Transfer Specification (STS) sesuai butir 1 surat No.173/160/DJBB/2007.

(20)

o LPB saat ini hanya memperhitungkan nilai Rp/kWh rata-rata (tetap).

o Setting Load Limit MPB ditetapkan sebesar 170% dari daya kontrak.

Token ”struk” (Konsumen beli di PPOB) adalah kode yang “di-entry” ke MPB sehingga dapat menyalurkan sejumlah listrik (kWh) tertentu ke instalasi konsumen.

o Token terdiri dari 20 (dua puluh) angkayang bersifat “unique” (hanya cocok) untuk Nomor Meter Prabayar (11 digit ) tertentu. Kode Token dihasilkan oleh mesin “Vending” yang merupakan bagian dari sistem CM@X/PPOB DJBB.

o Rumus perhitungan token struk(kWh)dengan penjelasan sbb. :

Nilai “NET” (bersih) yang diterima oleh PLN adalah

pembayaran oleh konsumen dikurangi Biaya Administrasi Bank/Pos (BAB/P). Bank/Pos berhak mengenakan / tidak mengenakan BAB/P kepada konsumen pada transaksi pembelian token sesuai perjanjian/ Suplemen . Bank langsung mengambil BAB/P pada saat konsumen membayar melalui Bank / Pos yang bersangkutan.

Nilai token (kWh) dihitung proporsional dari NET dikurangi angsuran hutang (jika ada), pajak, dan atau meterai sesuai ketentuan.

Pembulatan kWh adalah keatas (round up) dengan

nominal 0,x sehingga angka>0,00 dibulatkan menjadi 0,1.

Pembelian token tidak dibatasi. Pelanggan mendapat “Struk” seperti contoh pada Lampiran 4. Pilihan nilai per transaksi pembelian : nilai tertentu dan bebas.

o Pilihan nilai tertentu : Rp.20.000,- Rp.50.000,- Rp.100.000,-Rp.250.000,- Rp.500.000,- Rp.

(21)

o Token tidak memilikiexpired date

2.2.3 Jenis-jenis TOKEN

Test STS Token, yaitu token yang diterbitkan oleh asosiasi STS berfungsi untuk melakukan pengetesan MPB (self diagnostic) dan dapat digunakan semua MPB berkali-kali (tidak di create oleh Vending System).

Commissioning Token, yaitu token yang diterbitkan oleh pabrikan MPB berfungsi untuk mengaktifkan MPB baru dan digunakan hanya sekali pada saat MPB baru akan diaktifkan (tidak di createoleh Vending System).  Engineering Token, yaitu token yang di-create oleh Vending Unit (VU),

terdiri dari :

o Key Change Token, yaitu token untuk memasukkan tarif index baru pada MPB atau bila terjadi perubahan tarif/daya.

o Clear Tamper Token, yaitu token untuk mengaktifkan kembali MPB yang mati/tidak aktif yang diakibatkan intervensi langsung terhadap fisik meter dalam keadaan sudah terpasang (dialiri listrik).

o Clear Credit Token, yaitu token untuk menghapus sisa kWh awal pabrikasi maupun sisa kWh pada tarif/daya lama.

o Free Issue Token, yaitu token untuk mengisi kWh awal di MPB dan tidak dimasukan sebagai transaksi pembelian.

o Load Limit Token, yaitu token untuk membatasi besarnya daya pada MPB sesuai dengan daya kontrak.

Credit Token, yaitu token isi ulang yang berisi sejumlah kWh yang dibeli pelanggan melalui Delivery Channel Bank(ATM/PPOB/POS).

Jenis Free Issue Token dapat dibuat berdasarkan :

o TUL I-06

o BA akibat pemusnahan token liar,

o BA meter rusak,

(22)

o BA sisa UJL menjadi kWh pelanggan paska bayar ke prabayar.  Engineering Token di print out oleh Vending Unit yang berada di setiap

PLN APJ/UPJ.

(23)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Skema Pemasangan Meter Pra Bayar

Gambar 3. 1 Skema pemasangan MPB

Keterangan :

1. Pengiriman Nedesys File untuk di-update ke vending server.

2. Pengiriman DIL Prepaid dari UPJ sampai ke vending server ( Lihat Alur Pengiriman DIL Prepaid)

3. Pembuatan Engineering Token dan Free Issus Token (Token Perdana dll.) melalui Vending Unit untuk aktivasi MPB

4. Pembelian Token Isi Ulang melalui system Payment Point Online Bank (PPOB) untuk menambah sejumlah KWH.

Pemasangan MPB akan terhambat apabila :

 Urutan proses terbalik antar nomor 1 dengan nomor 2

(24)

 Proses nomor 3 mengalami gangguan aplikasi, gangguan database atau gangguan komunikasi

3.2 Penerimaan dan Pengiriman Nedesys File

Dalam penyerahan MPB dari Vendor ke PLN, Vendor harus menyerahkan : 1. MPB

2. Kartu Identitas Pelanggan 3. Petunjuk Pengoperasian MPB 4. Nedesys File

5. Optical Probe

PLN harus memastikan bahwa Vendor mengirim Item tersebut dalam satu paket. Seluruh material diterimakan oleh APJ kemudian APJ melakukan verifikasi antara jumlah dan nomor seri MPB dengan nedesys file dan nomor seri MPB ke UPI (Unit Pelayanan Induk – Kantor Distribusi) untuk selanjutnya dikirimkan ke Vending System.

3.3 Operasional Vending Unit

(25)

Pada awalnya vending unit di-install dimasing-masing unit yang ada dibawah Kantor Distribusi maupun Kantor Wilayah. Sejalan dengan perpindahan seluruh server data online ke segmen baru maka per 1 Agustus 2010 vending unit ditarik secara terpusat ke segmen baru.

Vending Unit terpusat hanya bisa diakses melalui software graphon dan masing-masing unit di-install graphon client agar bisa mengakses vending unit yang terinstall pada graphon server seperti gambar diatas.

Keuntungan dengan vending unit terpusat : 1. Efisien

 Efisiensi biaya, karena license vending unit tidak murah.

 Efisiensi penggunaan jaringan komunikasi, karena software graphon punya kemampuan kompresi data.

2. Keamanan

1. Vending server hanya di akses oleh 1 vending unit, sehingga kemungkinan terkena virus sangat kecil dibandingkan jika vending unit di-install di banyak komputer tersebar diseluruh Kantor Distribusi dan Kantor Wilayah.

3. Kontrol

2. Memudahkan pengontrolan apabila ada gangguan akses vending unit ke vending server.

4. Pemeliharaan

3. Memudahkan pemeliharaan aplikasi vending unit maupun vending server

(26)

3.4 Aplikasi Vending Unit

Aplikasi Vending merupakan sebuah aplikasi operasional dari sistem Listrik Prabayar yang meliputi pembuatan Token-token Enginering dan pembuatan Free Issue yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelanggan listrik prabayar. Sehingga dalam penerapannya akan lebih terasa manfaatnya jika vending unit ini di posisikan di kantor Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) dengan Nota Dinas dan Penunjukan Langsung oleh Manajer UPJ dan APJ.

1.5 Data Teknis Vending Unit

Untuk mendukung opreasional vending unit maka perlu kami sampaikan beberapa kelengkapan (hardware) yang direkomendasikan dalam bentuk Data Teknis berikut :

Tabel 3. 1 Rekomendasi Hardware

Supply Voltage 230VAC +15% - 20% 115VAC +15% - 20% Supply Frequency 48 - 62 Hz

Power Consumption 40W Operating Temperature 5ºC to 45ºC Storage Temperature -10ºC to 60ºC Tipe Komputer Desktop Monitor 15"

Keyboard Standard 101 Keyboard CPU Board P4 atau Setara

Hard Disk 40 GB atau lebih

Floppy Disk 1.44 Mbytes 3.5" / Opsional DVD ROM DVD ROM /Opsional

Memory 512 MB dan direkomendasikan 1 GB Printer Epson LX-300+

(27)

Network Card 10/100 MB

Kelengkapannya bisa digambarkan seperti berikut :

Figure 1 - Logging Off and On

Gambar 3. 3 Kelengkapan Hardware

Monitor

CPU Box

Slip Printer TMU 220 B

Mouse

(28)

TYPE PRINTER (DIREKOMENDASIKAN)

Gambar 3. 4 Type printer

Tabel 3. 2 Type Printer Rekomen

Feature Description

Printer

Print Speed Up to 6 lines/sec - max speed - 16 cpi Built-in Devices Cutter

Connectivity Technology Wired Interface Serial Max Resolution ( B&W ) 17.8 cpi

Character Sizes (mm) 0.047 in x 0.122 in, 0.063 in x 0.122 in, 0.067 in x 0.122 in, 0.075 in x 0.122 in, 0.079 in x 0.122 in

Columns 33, 35, 40, 42 Features Auto cutter

Expansion / Connectivity Connections 1 x serial - RS-232

(29)

Feature Description

Media Sizes Roll (2.75 in), Roll (3 in), Roll (2.3 in) Media Thickness Range 0.0024 in - 0.0033 in

Roll Maximum Outer

Diameter 3.3 in Total Media Capacity 1 rolls

Media Feeder(s) 1 x manual load - 1 rolls - Roll (3 in)

CE, FCC Class A certified, CSA, UL, TUV, EN 60950, VCCI Class A ITE, EN55024, EN55022 Class B, AS/NZ 3548 Class B

General

Printer Type POS receipt printer - dot-matrix - 9 pin - two-color (monochrome) Power Device Power adapter – external Power Consumption

(30)

Feature Description Power Consumption Stand

by / Sleep 2.2 Watt

3.6 Instalasi Printer Vending Unit

1. Buka file Instalasi EPSON TM U 220

2. Pilih I Accept lalu NEXT

Gambar 3. 5 Tahap Instalasi I

3. Pilih NEXT

(31)

4. Pilih Operating system sesuai dengan yang terinstall di PC masing – masing.

Gambar 3. 7 Tahap Instalasi III

5. Pilih Type printer sesuai dengan type printer mis : printer U220 klik semua tipe U220, lalu FINISH

(32)

6. Tunggu Proses sampai dengan selesai

Gambar 3. 9 Tahap Instalasi V

7. Pilih Yes untuk Restart Komputer

Gambar 3. 10 Perintah restart Komputer

8. Masuk Ke Control Panel, pilih Printer and Faxes

(33)

9. Pilih Printer dengan mengklik kanan sesuai dengan tipe printer : set as default

Lalu coba test print, apakah printer sudah berfungsi atau belum.

Gambar 3. 12 Printer and Fax

10. Apabila printer sudah aktif dan bisa mencetak, Rename nama printer dengan cara klik kanan. Ganti nama dengan SLIP

(34)

3.7 Instalasi Vending Unit Via Graphon 1. Buka internet explorer, masukan alamat

http://10.2.1.101/embeddedactivexlogon.html

Gambar 3. 14 Logo GRAPHON

2. Isi User name dan Password

(35)

3. Untuk setting Printer di aplikasi GRAPH ON, pilih file -> Printer -> Configure Client Printer

Gambar 3. 16 Konfigurasi printer

4. Klik Next

(36)

5. Pilih printer SLIP - > Next

Gambar 3. 18 Pilih printer SLIP

6. Biarkan setting sesuai dengan aslinya -> Next

(37)

7. Pilih Yes untuk Test print - > Next

Gambar 3. 20 Test Print

8. Klik Finish

(38)

9. Untuk melihat setting printer apakah sudah sesuai masuk ke File -> Printer

Pastikan settingan sudah pada SLIP Lalu klik Save Settings

Gambar 3. 22 Pilih SLIP

10. Klik Icon Aplikasi Vending Unit untuk menjalankan aplikasi vending unit.

1.8 Instalasi Vending Unit Via Graphon 3.8.1 User Log-On

(39)

Gambar 3. 23 Tampilan Log – On

Gambar 3. 24 User Interface Screen

3.8.2 Mengganti Password

(40)

Password”. Sistem meminta anda untuk memasukkan password anda yang baru dua kali seperti ditunjukkan pada gambar 9, sekarang klik “OK”. Password baru anda sekarang menjadi berlaku dan sistem menuju ke tampilan ‘User Interface’. Meng-klik “Cancel” untuk menggagalkan operasi ini.

(41)

3.8.3 User Interface

Gambar 3. 26 Layar Antarmuka User (User Interface Screen)

Gambar 3. 27 Layar Penjualan (Selling Screen)

(42)

3.8.4 Memilih Pelanggan

Ada bermacam cara untuk pemilihan pelanggan. Perlu dicatat untuk menjual ke berbagai pelanggan harus mulai pada ‘User Interface Screen’.

1. Ketik nomor meter Pelanggan pada pilihan Menter Number, atau ketik ID PEL pada Account Number.

Gambar 3. 28 Kolom Nomor Meter

2. Pilihan Lainnya bisa juga menggunakan menubar Customers pada user inteface pilih “Customername” dalam menu “dropdown searchfield” dan masukan nama pelanggan dalam “Value” dan tekan “Execute”

Gambar 3. 29 Menu Customers

(43)

3.9 Prosedur Pembuatan Token

Pembuatan Token dapat dibagi 2 bagian besar yaitu : 1. Token Enginering

2. Free Issue Token

Token Enginering

Token enginering digunakan untuk melakukan pengujian pada meter listrik yang dipasang di rumah pelanggan. Bergantung pada sistem anda diset-up ke peralatan peripheral akan ditententukan token management yang dapat dibuat pada sistem anda. Gambar diatas menunjukkan sebuah system yang sudah diset-up untuk melakukan Conlog proprietary tokens, STS numeric tokens dan STS magnetic tokens

3.9.1 Key Change Token – Perubahan

(44)

3.9.2 Clear Tamper – Menghapus Kredit

Token ini digunakan jika meter dibuka secara paksa yang mengakibatkan meter mati, dan tamper di meter berfungsi. untuk mengaktifkan meter ini pelanggan harus meminta ke UPJ terdekat dan dikenakan denda dikarenakan merusak properti PLN

3.9.3 Clear Credit – Menghapus Kredit

Token ini akan menghapus pemakai kredit terakhir pada kWh meter. Ini tidak akan menghapuskan data meter terakhir..

3.9.4 Load Limit – Batas Daya

Token ini akan mengubah batas daya di meter listrik khusus sesuai dengan tujuan token dibuat. Kesepakatan batas daya yang dipakai yaitu 130% dari Daya Kontrak (dgn catatan MCB 1,2 dari daya kontrak). Sedangkan satuan yang digunakan yaitu KVA.

Sebagai contoh jika akan mensetting Daya R1 1300 maka : Power Limit = 0.13 + 0.013(10% dari daya) = 0143 KVA

Gambar 3. 31 Tampilan Batas daya

3.9.5 Set Unbalance Limit – Batas Set Unbalance

(45)

unbalance set ke 100 Amps (23KW) berarti bahwa meter tidak akan memutus beban jika ada phasa unbalance.

Free Issue Token

Free Issue merupakan suatu pemberian sejumlah kWh yang dihasilkan tanpa jalur pembelian delivery channel bank sehingga Token ini harus diawasi

penggunaannya. Free Issue dikeluarkan dengan 2 kondisi yaitu Berita Acara dan TUL I-06.

Free Issue dengan berita acara dibagi atas : 1. Berita Acara Pemusnahan Token Liar 2. Berita Acara Meter Rusak

3. Berita Acara Sisa kWh Rubah Tarif (prepaid ke prepaid) 4. Berita Acara Sisa UJL menjadi kWh (poshpaid ke prepaid)

Gambar 3. 32 Free Issue reason

(46)

Gambar 3. 33 Free Issue Dasar Kuitansi

3.10 Keluar Program

Untuk keluar program pilih “End Session” lalu akan muncul menu pemberitahuan sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh User berikut hasil printoutnya. Setelah masuk menu Log On kembali Pilih “Cancel” dan pilih menubar “Quit” dan masukan “Shutdown Password” yaitu : qwert901 (sama untuk semua user)

(47)
(48)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Aplikasi Vending merupakan sebuah aplikasi operasional dari sistem Listrik Prabayar yang meliputi pembuatan Token-token Enginering dan pembuatan Free Issue yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelanggan listrik prabayar. Sehingga dalam penerapannya akan lebih terasa manfaatnya jika vending unit ini di posisikan di kantor Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) dengan Nota Dinas dan Penunjukan Langsung oleh Manajer UPJ dan APJ.

Pada penerapannya, aplikasi vending unit sudah dioperasionalkan di kantor UPJ dengan menggunakan aplikasi desktop dan tersebar, sehingga menyebabkan sedikit kendala pada sisi pengaksesannya, kecenderungan terkena virus pun tinggi dan dari sisi maintenance pun akan membutuhkan waktu yang cukup banyak karena posisi yg tersebar itu.

Seiring perkembangannya, Vending unit diletakkan terpusat untuk mengurangi segala kemungkinan dampak negatif dari adanya Vending Unit tersebar. Sisi pengaksesannya lebih mudah, tidak perlu dilakukan instalasi Aplikasi Vending Unit, tetapi cukup dilakukan instalasi aplikasi Graphon ( aplikasi Virtual )

4.2 Saran

Setelah dilakukannya Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) APJ Cimahi UPJ

Rajamandala bagian IT – Lahta ( Pembacaan Meter dan Pengelolaan rekening ),

maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan kepada pihak perusahaan, terutama

mengenai operasional Sistem Listrik Pra bayar, hal tersebut sebagai bahan masukan,

(49)

ANALISA OPERASIONAL SISTEM LISTRIK PRA BAYAR DENGAN

APLIKASI VENDING UNIT DI PT. PLN (PERSERO) DJBB

APJ CIMAHI – UPJ RAJAMANDALA

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

PUTERI FANIA KARTIKASARI

10109806

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(50)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini yang berjudul :

ANALISA OPERASIONAL SISTEM LISTRIK PRA BAYAR DENGAN APLIKASI VENDING UNIT DI PT. PLN (PERSERO) DJBB

APJ CIMAHI – UPJ RAJAMANDALA

Kerja Praktek ini adalah salah satu mata kuliah yang wajib dilakukan bagi setiap mahasiswa Universitas Komputer Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh nilai pada mata kuliah Kerja Praktek.

Dengan selesainya buku laporan Kerja Praktek ini, penulis berharap semoga buku ini dapat membawa manfaat bagi pembaca umumnya dan juga bagi penulis khususnya serta semua pihak yang berkepentingan. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat lebih dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat benar-benar digunakan sebaik-baiknya untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan penerapan ilmu akademis di dunia kerja. Kami menyadari bahwa kami adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahn dan kekurangan. Untuk itu, kritikan dan saran yang bersifat membangun kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Bandung, 20 Januari 2011

(51)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 3. 5 Tahap Instalasi I
Gambar 3. 7 Tahap Instalasi III
Gambar 3. 9 Tahap Instalasi V
Gambar 3. 12 Printer and Fax
+7

Referensi

Dokumen terkait