• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Dan Pengukuran Quality Of Service (QOS) Layanan Video Conferences Dengan Metode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi Dan Pengukuran Quality Of Service (QOS) Layanan Video Conferences Dengan Metode"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung, merupakan salah satu instansi yang berada dibawah Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. Pusair adalah instansi litbang yang memperhatikan pengguna teknologi saat ini. Teknologi tersebut dapat membantu mempermudah dalam melakukan suatu pekerjaan dan pertemuan. Salah satunya adalah Video Conference [1], Teknologi video conference adalah telekomunikasi audio dan video untuk menghubungkan dua orang atau lebih, dari tempat yang berbeda dalam waktu yang sama. Video conference telah digunakan dalam banyak bidang kehidupan, salah satu contohnya pada saat keperluan rapat dari beberapa kantor cabang Puslitbang sumber Daya Air (SDA) yang berbeda provinsi, dengan kantor pusat di Bandung. perangkat yang digunakan untuk video conference yaitu cisco teleprences 4203.

Dalam jaringan pada Video Conference saat ini sering kali terjadi berbagai kendala yang terjadi saat melakukan Video Conference tersebut diantaranya suara yang tidak jelas, video yang diterima tidak jelas (patah-patah), banyaknya noise, selalu terjadi delay pada setiap percakapan baik pada video maupun audio, dan terkadang ada kendala pada saat kantor cabang akan bergabung untuk melakukan

Video Conference.

Berdasarkan hasil analisis, penyebab dari gangguan tersebut diantaranya disebabkan oleh pembagian Bandwith yang tidak merata, terbatasnya Bandwith

yang disewa dari pihak jasa ISP (Internet Service Provider), dan koneksi jaringan yang kurang stabil.

Dari kondisi tersebut, untuk mendapatkan kualitas yang baik dari video conference maka salah satu usaha yang dilakukan adalah mengoptimasikan

Quality of Service (QoS).

(2)

performansi dengan memprioritaskan paket video conference. Beberapa arsitektur telah diajukan untuk mengelola QoS salah satunya DiffServ, Bertujuan untuk membagi trafik atas kelas-kelas yang kemudian diberi perlakuan yang berbeda.

DiffServ menyediakan diferensiasi layanan dengan membagi trafik atas kelas-kelas dan memperlakukan setiap kelas-kelas secara berbeda.

Berdasarkan permasalahan yang telah di bahas sebelumnya maka penulis mengambil judul tugas akhir “Optimasi dan Pengukuran Quality Of Service (QOS) Layanan Video Conferences Dengan Metode Differentiated Service di Puslitbang Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat di identifikasikan masalah yang ada yaitu :

1. Melakukan Pengukuran keadaan eksisting Quality of Service (QoS)

Layanan Video Conference di Puslitbang (SDA) Bandung.

2. Mengoptimasikan Quality of Service (QoS) pada performa Video Conference.

3. Mengetahui bagaimanakah perubahan performansi dari Video Conference sebelum dan sesudah menggunakan Quality of Service (QoS) Differentiated Service (DiffServ) dengan menganalisa parameter-parameter

QoS.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengoptimasi dan mengukur Quality of Service (QOS)

layanan Video Conference dengan Metode Differentiated Service (DiffServ) di Puslitbang Sumber Daya Air (SDA) Bandung.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengoptimasikan Quality of Service (QoS) pada performa Video Conference.

(3)

3. Mengetahui bagaimana perubahan performansi dari Video Conference sebelum dan sesudah diterapkan QoS dengan Metode Differentiated Service (DiffServ) dengan menganalisa parameter-parameter QoS.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang penulis berikan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Layanan Video Conference di Pusair Bandung sebagai bahan pengukuran

Quality of Service (QoS).

2. Menggunakan Metode Differentiated Service (DiffServ) untuk mendapatkan optimasi (QoS).

3. Melakukan pengukuran dengan menggunakan software wireshark.

4. Optimasi dan Pengukuran Quality of Service (QoS) hanya dilakukan di Puslitbang Sumber Daya Air (Pusair) Bandung.

1.5 Metode Penelitian

Dalam pembuatan penulisan ini menggunakan beberapa metodologi penelitian sebagai berikut :

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat, relevan, valid dan reliable maka penulis mengumpulkan sumber data dengan cara :

a) Studi Literatur

Metode ini dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber kajian yang baik berupa buku (textbook), jurnal dan artikel ilmiah, maupun website yang berhubungan dengan Quality Of Service (QoS) Video Conferences. Pelaksaan metodologi ini berlangsung terus hingga tahap pengukuran telah selesai.

b) Wawancara

(4)

c) Observasi

Metode ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap hal-hal yang akan dilakukan pengukuran.

1.5.2 Metode Penelitian

Gambar 1.1 Metode Penelitian [3]

Perancangan dalam pembuatan tugas akhir ini dilakukan beberapa tahap yaitu:

1. Review System

Merupakan tahap mereview keadaan sistem untuk mengetahui kondisi

Video Conference saat ini.

2. Develop Requirments

Merupakan tahap dalam mencari atau membuat kebutuhan yang diinginkan/ dicapai, dalam mencapai kualitas Video Conference yang baik.

(5)

Merupakan tahap membandingkan kondisi sistem saat ini dengan kondisi yang ingin dicapai dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian kondisi saat ini terhadap kondisi yang diinginkan.

4. Implications

Merupakan tahap evaluasi desain sistem usulan dengan menjelaskan risiko dan dampak dari pemilihan sistem tersebut.

5. Recommendations

Merupakan tahap akhir dalam membuat rekomendasi untuk mengidentifikasi komponen sistem atau mencari solusi yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan jika ada.

1.5.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan untuk menjelaskan pokok-pokok pembahasannya.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang profil perusahaan dan landasan teori yang digunakan dan definisinya.

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang pengukuran terhadap sistem yang sedang berjalan pada saat ini, analisis masalah, analisis spesifikasi perangkat keras, Berisi tentang perancangan sistem yang akan diterapkan pada pembuatan video conference dengan metode Differentiated Service

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

(6)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Umum PUSAIR (Bandung)

Puslitbang Sumber Daya Air merupakan salah satu dari 4 (empat) Pusat Litbang yang berada di bawah Badan Litbang, Kementrian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat. Instansi ini sudah ada sejak tahun 1936 dengan nama Departement Verheer en Waterstaat. Pada tahun 1947 nama tersebut berubah menjadi Institute Voor Wegen Waterboukundige Orderzoekingen dan pada tahun 1950 berubah menjadi Institut Teknik Air dan Tanah. Pada tahun 1966 setelah nama instansi berubah menjadi Lembaga Penyelidikan Masalah Air.

Pada tahun 1974, nama instansi berubah nama menjadi Direktorat Penyelidikan Masalah Air. Pada tahun 1984, nama instansi berubah nama menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan berada di bawah Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. Pada tahun 1999 nama instansi berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Sumber Daya Air berada di bawah Badan Litbang Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah (Kimbangwil).

(8)

2.1.1 Visi dan Misi PUSAIR Bandung Adapun visi dan misi dari pusair yaitu : a. Visi :

“Menjadi lembaga terkemuka dalam menyediakan jasa keahlian teknologi untuk mendukung tersedianya infrastruktur sumber daya air yang handal.“

b. Misi

1. Meneliti dan mengembangkan teknologi tepat guna bidang sumber daya air (SDA) yang kompetitif dan ramah lingkungan.

2. Menyusun norma, standar, pedoman, manual bidang konstruksi dan bangunan sumber daya air.

3. Menunjang penyelenggaraan penyediaan tenaga ahli pengelola Sumber Daya Air melalui kegiatan diseminasi teknologi.

4. Memberikan Advice dan pelayanan teknis bidang sumber daya air. 5. Menyediakan data dan informasi bidang sumber daya air.

2.1.2 Logo Pusair

Logo merupakan identitas dari sebuah instansi sebagai komunikasi arti dan makna terhadap jati diri. Berikut adalah logo dari instansi pusair :

Gambar 2.1 Logo Pusair

(9)

9

S

tr

u

k

tur Or

gan

isas

i

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pusair

(10)

2.1.4 Badan Hukum Instansi

Bentuk dan badan hukum Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) adalah Pemerintahan.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar coba-coba [4]. Dengan adanya landasan teori dapat dijadikan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

2.2.1 Definisi Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan peng-gabungan teknologi komputer dan komunikasi yang merupakan sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya [5]

Jaringan komputer atau network adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

Media jaringan komputer bisa tanpa kabel dan bisa melalui kabel, hal ini memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar informasi, misalnya data atau dokumen, dapat mencetak melalui printer yang sama di dalam satu jaringan yang sama, dapat saling berkomunikasi antara pengguna satu dengan lainnya (email, chatting), untuk mengakses informasi (web browsing).

(11)

2.2.2 Klasifikasi Jaringan Komputer

Berdasarkan daerah jangkauannya, jaringan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :

1. Local Area Network ( LAN )

Local Area Network merupakan jaringan yang hanya mencakup beberapa kilometer saja seperti jaringan dalam sebuah perusahaan atau jaringan dalam rumah. LAN memungkinkan pengguna untuk berbagi akses ke file - file yang sama dan menggunakan printer secara lebih efisien, serta membentuk komunikasi internal [5].

Gambar 2.3 Jaringan LAN 2. Metropolitan Area Network ( MAN )

(12)

Gambar 2.4 Jaringan MAN 3. Wide Area Network ( WAN )

Menurut Tanenbaum, Wide Area Network merupakan jaringan yang memiliki luas jangkauan yang sangat besar, biasanya meliputi sebuah negara atau benua. Beberapa teknologi WAN yang banyak dijumpai: modem, Integrated Services Digital Network (ISDN), Digital Subscriber Line (DSL), frame relay .

(13)

Berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi [6]: 1. Jaringan broadcast

Memiliki saluran komunikasi tunggal yang dipakai bersama-sama oleh semua mesin yang ada pada jaringan.

Pesan-pesan berukuran kecil, disebut paket, yang dikirimkan oleh suatu mesin akan diterima oleh mesin-mesin lainnya. Field alamat pada sebuah paket berisi keterangan tentang kepada siapa paket tersebut ditujukan. Saat menerima paket, mesin akan mencek field alamat. Bila paket terserbut ditujukan untuk dirinya, maka mesin akan memproses paket itu , bila paket ditujukan untuk mesin lainnya, mesin terserbut akan mengabaikannya

2. Jaringan Point-to-Point

Terdiri dari beberapa koneksi pasangan individu dari mesin-mesin. Untuk mengirim paket dari sumber ke suatu tujuan, sebuah paket pad ajringan jenis ini mungkin harus melalui satu atau lebih mesin-mesin perantara. Seringkali harus melalui baynak route yang mungkin berbeda jaraknya. Karena itu algoritma rout memegang peranan penting pada jaringan point-to-point.

Pada umumnya jaringan yang lebih kecil dan terlokalisasi secara geografis cendurung memakai broadcasting, sedangkan jaringan yang lebih besar menggunakan point-to-point.

2.2.3 Topologi Jaringan Komputer 1. Topologi Bus

(14)

Gambar 2.6 Topologi Bus 2. Topologi Ring

Dalam Topologi Ring, semua node yang terhubung satu sama lain-sedemikian rupa sehingga mereka membuat loop tertutup [7]. Setiap workstation terhubung ke dua komponen lainnya di kedua sisi, dan berkomunikasi dengan kedua tetangga yang berdekatan. Data perjalanan di seluruh jaringan, dalam satu arah. Mengirim dan menerima data berlangsung dengan bantuan TOKEN.

Passing Token : Token berisi sepotong informasi yang bersama dengan data yang dikirim oleh komputer sumber. Token ini kemudian melewati ke node berikutnya, yang memeriksa apakah sinyal dimaksudkan untuk itu. Jika ya, menerima dan melewati kosong untuk masuk ke jaringan, atau melewati tanda bersama dengan data ke node berikutnya. Proses ini berlanjut sampai sinyal mencapai tujuan yang diinginkan. Node dengan Token adalah orang-orang hanya diperbolehkan untuk mengirim data. Node lain harus menunggu token kosong untuk menjangkau mereka. Jaringan ini biasanya ditemukan di kantor-kantor, sekolah, dan bangunan kecil.

(15)

3. Topologi Star

Dalam topologi Star, semua komponen jaringan yang terhubung ke perangkat pusat yang disebut "hub" yang mungkin hub, router atau switch [7]. Tidak seperti Bus topologi (dibahas sebelumnya), di mana node yang terhubung ke kabel utama, di sini semua workstation yang terhubung ke perangkat sentral dengan koneksi point-to-point. Jadi dapat dikatakan bahwa setiap komputer tidak langsung terhubung ke setiap node lain dengan bantuan "hub".

Semua data pada topologi star melewati perangkat sentral sebelum mencapai tujuan. Hub bertindak sebagai persimpangan untuk menghubungkan node yang berbeda hadir dalam Jaringan Star, dan pada saat yang sama mengelola dan mengontrol seluruh jaringan. Tergantung pada perangkat pusat digunakan, "hub" dapat bertindak sebagai repeater atau penguat sinyal. Perangkat pusat juga dapat berkomunikasi dengan hub lain dari jaringan yang berbeda. Unshielded Twisted Pair (UTP) Kabel Ethernet digunakan untuk menghubungkan workstation ke node pusat.

Gambar 2.8 Topologi Star 4. Topologi Tree

(16)

tampaknya seperti batang utama pohon, dan jaringan bintang lain sebagai cabang. Hal ini juga disebut Expanded Topologi Star. Protokol Ethernet umumnya digunakan dalam tipe topologi ini. Diagram di bawah ini akan membuat jelas.

Gambar 2.9 Topologi Tree 5. Topologi Mesh

Dalam topologi Mesh, masing-masing node jaringan, komputer dan perangkat lainnya, saling berhubungan dengan satu sama lain [7]. Setiap node tidak hanya mengirimkan sinyal sendiri tetapi juga data relay dari node lain. Bahkan sebuah topologi mesh benar adalah satu di mana setiap node terhubung ke setiap node lain dalam jaringan. Jenis topologi sangat mahal karena ada koneksi berlebihan banyak, sehingga tidak banyak digunakan dalam jaringan komputer. Hal ini umumnya digunakan dalam jaringan nirkabel. Banjir atau teknik routing digunakan dalam topologi mesh.

(17)

2.3 Protokol Jaringan Komputer

Protokol Jaringan adalah perangkat aturan yang digunakan dalam jaringan, Protokol adalah aturan main yang mengatur komunikasi diantara beberapa komputer di dalam sebuah jaringan sehingga komputer-komputer anggota jaringan dan komputer berbeda platform dapat saling berkomunikasi. semua jenis-jenis jaringan komputer menggunakan protokol. Aturan-aturan Protokol adalahtermasuk di dalamnya petunjuk yang berlaku bagi cara-cara atau metode mengakses sebuah jaringan, topologi fisik, tipe-tipe kabel dan kecepatan transfer data [8].

2.3.1 OSI Layer

Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik, seperti yang dijelaskan oleh gambar 2.1 (tanpa media fisik). Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer . Model ini disebut ISO OSI (Open System Interconnection) Reference Model karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya [6].

Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawab secara khusus pada proses komunikasi data. Misalnya, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya

bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer

(18)

Gambar 2.11 Model OSI Layer

Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file

direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang

menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari

komunikasi data melalui jaringan aktual.

Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protokol jaringan dan metode transmisi. Penjelasan Model 7 Lapis (Seven Layer Model) Komunikasi Jaringan :

(19)

berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, DNS, TELNET, NFS dan POP3.

2. Presentation Layer : Lapisan ke-6 ini berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)). 3. Session layer: Lapisan ke-5 ini berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah RPC (Remote Procedure Call), dan DSP (AppleTalk Data Stream Protocol).

4. Transport layer : Lapisan ke-4 ini berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah UDP, TCP, dan SPX ( Sequence Packet Exchange).

5. Network layer : Lapisan ke-3 ini berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah DDP (Delivery Datagram Protocol), Net BEUI, ARP, dan RARP (Reverse ARP).

(20)

lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

7. Physical layer : Lapisan ke-1 ini berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah Ethernet, FDDI (Fiber Distributed Data Interface),

2.3.2 TCP/IP

TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protocol yang mengatur komunikasi data komputer di Internet [10]. Komputer-komputer yang terhubung ke internet berkomunikasi dengan protocol ini. Karena menggunakan bahasa yang sama, yaitu protocol TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan system operasi tidak menjadi masalah. Komputer PC dengan system Operasi Windows dapat berkomunikasi dengan komputer Macintosh atau dengan Sun SPARC yang menjalankan Solaris. Jadi, jika sebuah komputer menggunakan protocol TCP/IP dan terhubung langsung ke Internet, maka komputer tersebutdapat berhubungan dengan komputer di belahan dunia manapun yang juga terhubung ke Internet.

2.4 Protokol H.323

Protokol H.323 merupakan suatu standar ITU-T (International Telecomunications Union - Telecomunications) yang menentukan komponen protokol, dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia, yaitu komunikasi audio, video dan data real-time (waktu nyata), melalui jaringan berbasis paket (packet-based network). Jaringan tersebut antara lain Internet Protocol (IP), Internet Packet eXchange (IPX), Local Area Network (LAN), Enterpraise Network (EN), Metropolitan Area Network (MAN) dan Wide Area Network (WAN) [11].

(21)

suara, gambar dan data. H.323 juga bisa diterapkan dalam point-to-point dan juga bisa digunakan dalam aplikasi multipoint conference.

2.4.1 Komponen dan Topologi Jaringan H.323

Standar H.323 terdiri dari empat buah komponen yang disatukan dalam suatu jaringan akan memberikan komunikasi point-to-point dan multipoint conference. Komponen jaringan H.323 terdiri dari terminal, gateway, gatekeeper

dan Multipoint Control Unit (MCU)

2.4.1.1 Terminal

Terminal atau endpoint menyediakan komunikasi real-time. Terminal paling sedikitnya harus mendukung komunikasi suara dan dapat juga mendukung komunikasi video atau data. Umumnya terminal H.323 adalah aplikasi yang berjalan di PC misalnya Microsoft dan NetmeetingTM.

2.4.1.2 Gateway

Menyediakan layanan pada klien H.323 sehingga dapat berkomunikasi dengan entitas yang bukan-H.323. Tipe umum dari gateway H.323 adalah untuk menghubungkan terminal H.323 dengan telepon di PSTN.

2.4.1.3 Gatekeeper

Menyediakan layanan kendali panggilan untuk endpoint H.323, seperti translasi alamat dan manajemen bandwidth. Gatekeeper bisa ada atau tidak, pada jaringan H.323. Jika gatekeeper ada dalam jaringan, setiap endpoint dalam jaringan tersebut harus menggunakan layanannya. H.323 menjelaskan layanan yang harus disediakan oleh gatekeeper dan layanan lainnya yang dapat disediakannya.

2.4.1.4 Multipoint Control Unit (MCU)

(22)

Gambar 2.12 Arsitektur H.323

2.5 Perangkat-perangkat Jaringan Komputer

Perangkat-perangkat yang terdapat dalam jaringan computer di antaranya adalah :

1. Hub

Hub adalah perangkat jaringan yang paling sederhana. Pada hub, data diteruskan ke semua port, terlepas dari apakah data dimaksudkan untuk sistem yang terhubung ke port. Selain port untuk penghubung komputer, bahkan hub pada umumnya memiliki port yang ditunjuk sebagai port uplink yang memungkinkan hub terhubung ke hub untuk membuat jaringan yang lebih besar.

2. Switch

(23)

metode untuk mengirimkan data yaitu store and forward, cut through and fragment free.

3. Router

Router adalah perangkat komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda. Fungsi utama dari router adalah untuk pemilahan dan distribusi dari paket data untuk berbagai tujuan mereka berdasarkan alamat IP paket data tersebut.

4. Modem

Modem adalah salah satu perangkat jaringan komputer yang merupakan perangkat komunikasi yang digunakan untuk menyediakan konektivitas dengan internet. Modem bekerja dalam dua cara yaitu modulasi dan demodulasiyang berfungsi mengubah data digital ke analog dan data analog ke digital.

5. LAN Card

LAN Card atau network adapters merupakan blok bangunan dari sebuah jaringan komputer. Komputer tidak dapat berkomunikasi tanpa terinstal dan terkonfigurasi dengan Lan card. Setiap LAN card disediakan dengan sebuah alamat IP yang unik, subnet mask, gateway dan DNS (jika ada). Setiap kartu LAN disediakan dengan sebuah alamat IP yang unik, subnet mask, gateway dan DNS (jika ada). Kartu LAN dimasukkan ke dalam expansion slot di dalam komputer.

2.6 Definisi Quality of Service (QOS)

Quality Of Service (QoS) merupakan kemampuan suatu network untuk menyediakan service yang lebih baik untuk user dalam membagi bandwidth sesuai kebutuhan data dan voice yang digunakan [2].

(24)

QoS dapat diimplementasikan pada situasi congestion management atau congestion avoidance. Teknik-teknik congestion management digunakan untuk mengatur dan memberikan prioritas traffic pada jaringan di mana aplikasi meminta lebih banyak lagi bandwidth daripada yang mampu disediakan oleh jaringan. Dengan menerapkan prioritas pada berbagai kelas dari traffic, teknik congestion management akan mengoptimalkan aplikasi bisnis yang kritis atau

delay sensitive untuk dapat beroperasi sebagai mana mestinya pada lingkungan jaringan yang memiliki kongesti atau kemacetan . Adapun teknik collision avoidance akan membuat mekanisme teknologi tersebut menghindari situasi kongesti. Melalui implementasi QoS di jaringan ini, network administrator akan memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk mengontrol aliran dan kejadian-kejadian yang ada di traffic pada jaringan.

QoS merupakan peralatan-peralatan yang tersedia untuk menerapkan berbagai jaminan, dimana tingkat minimum layanan dapat disediakan. Banyak protokol dan aplikasi yang tidak begitu sensitif terhadap network congestion. File Transfer Protocol (FTP) contohnya, mempunyai toleransi yang besar untuk network delay dan terbatasnya bandwidth. Di sisi user, kejadian tersebut akan menyebabkan proses transfer file seperti download atau upload yang lambat, walaupun mengganggu user, namun kelambatan ini tidak akan menggagalkan operasi dari aplikasi tersebut. Lain halnya dengan aplikasi-aplikasi baru seperti Voice dan Video, yang pada umumnya sensitif terhadap delay. Jika paket dari voice mengalami proses yang lama untuk sampai ke tujuan, maka akan dapat merusak Voice yang didengarkan.

Dalam hal ini QoS dapat digunakan untuk menyediakan jaminan layanan untuk aplikasi-aplikasi tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu:

1. Untuk memberikan prioritas untuk aplikasi-aplikasi yang kritis pada jaringan.

2. Untuk memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudah ada. 3. Untuk meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif

(25)

4. Untuk merespon terhadap adanya perubahan-perubahan pada aliran traffic di jaringan.

Jaringan komunikasi data terlebih lagi internet tentu tidak hanya menjalankan satu dua servis saja didalamnya. Mulai dari sekadar menyediakan game-game online sampai transaksi internet banking, video dan multimedia conference mau tidak mau harus dilewatkan pada jalur internet jika ingin mobilitas dan fleksibilitasnya terjaga.

Servis-servis yang kritis tentu sangat penting untuk dijaga kualitasnya. Proses video conference tentu tidak akan mungkin disamakan kualitas dan jatah koneksinya dengan game online, begitu pula dengan servis-servis yang lainnya. Maka dari itu klasifikasi terhadap kualitas servis-servis ini cukup penting untuk diperhatikan jika ingin kenyamanan berinternet terjamin.

Selain itu, para penyedia jasa juga bisa memperbanyak produk-produk dagangannya dengan adanya permainan kualitas ini. Dengan produk dagangan yang banyak, bukan tidak mungkin semua segmen pasar dapat diisi dan dipenuhi oleh penyedia jasa tersebut. Misalnya kualitas koneksi internet yang biasa-biasa saja dan kurang terjamin performanya akan banyak diminati oleh perusahaan kecil menengah, sedangkan perusahaan kelas atas akan sangat membutuhkan kualitas koneksi yang benar-benar terjamin baik besarnya bandwidth maupun ketersediaannya. Jika penyedia jasa dapat membuat pengklasifikasian tersebut, maka semua segmen pasar dapat dikuasainya.

Teknologi QoS merupakan solusi dari semua kebutuhan di atas. Dengan QoS penggolongan ini menjadi sangat mungkin untuk dilakukan. Banyak yang akan didapat dari dibangunnya jaringan yang berkemampuan QoS. Produk-produk baru dapat tercipta, pelanggan-pelanggan yang ingin mendapat perlakuan khusus juga dapat dilayani, servis-servis yang kritis seperti komunikasi multimedia dapat dibedakan perlakuannya, dan banyak lagi manfaat dari dibentuknya jaringan dengan QoS.

(26)

pas, perangkat yang terbebas dari celah keamanan, dan banyak lagi aspek-aspek yang harus ada dalam mewujudkan jaringan dengan kemampuan QoS.

Parameter QoS:

a. Data Rate: Ukuran kecapatan transmisi data, satuannya kbps or Mbps b. Latency (maximum packet delay) : Waktu maksimum yang dibutuhkan

dari transmisi ke penerimaan yang diukur dengan satuan milidetik Dalam voice communication: <= 50 ms

c. Packet Loss / Error : Ukuran error rate dari transmisi packet data yang diukur dalam persen.

a) Packet hilang (bit loss) yang biasanya dikarenakan buffer yang terbatas, urutan packet yang salah termasuk dalam error rate ini. b) Packet Loss = Frame dari Transmitter – Frame dari Receiver

d. Jitter : Ukuran delay penerimaan paket yang melambangkan smoothness dari audio/video playback.

2.7 Quality of Service Pada Jaringan IP

QoS (Quality of Service) secara bahasa adalah nilai layanan secara keseluruhan yang dirasakan oleh pengguna. Secara isitilah dalam jaringan

komputer, QoS over IP Network secara singkat adalah ”kemampuan dari suatu

Jaringan IP untuk memberikan layanan yang baik untuk suatu tipe data atau traffic

tertentu dengan memberikan suatu aturan prioritas”.

(27)

Gambar 2.13 QoS Mengatur Suatu Jaringan

Fitur QoS dalam memberikan kualitas jaringan yang lebih baik yaitu dengan menyediakan layanan :

1. Memberikan bandwidth yang terjamin

2. Mengurangi hal-hal yang menyebabkan rugi-rugi dalam jaringan 3. Menghindari dan mengatur kongesti data pada jaringan

4. Membentuk dan menentukan lalu lintas data 5. Memberikan jalur prioritas sepanjang lintasan data

2.8 Jenis-jenis Quality of Service (QOS)

Dalam memberikan servis yang berkualitas, ada beberapa model QoS sering digunakan. untuk itu, Model-model tersebut akan banyak menentukan bagaimana proses terciptanya sebuah perbedaan servis dan kualitas. Berikut ini adalah beberapa model QoS yang banyak digunakan:

2.8.1 Best-Effort Model

Sesuai dengan namanya, model QoS Best-Effort merupakan model servis yang dihantarkan kepada penggunanya akan dilakukan sebisa mungkin dan sebaikbaiknya tanpa ada jaminan apa-apa. Jika ada sebuah data yang ingin dikirim, maka data tersebut akan di kirim segera begitu media perantaranya siap dan tersedia. Data yang dikirim juga tidak dibatasi, tidak diklasifikasikan, tidak perlu mendapatkan ijin dari perangkat manapun, tidak diberi policy, semuanya hanya berdasarkan siapa yang datang terlebih dahulu ke perangkat gateway.

(28)

dan banyak lagi parameter komunikasi data yang tidak dijamin. Data akan dihantarkan sebisa mungkin untuk sampai ke tujuannya. Jika hilang ditengah jalan atau tertunda dengan waktu yang cukup lama di dalam perjalanannya, maka tidak ada pihak maupun perangkat yang bertanggung jawab. Model Best-Effort ini sangat cocok digunakan dalam jaringan dengan koneksi lokal (LAN) atau jaringan dengan koneksi WAN yang berkecepatan sangat tinggi. Model ini sangat tepat jika digunakan dalam jaringan yang melewatkan aplikasi dan data yang bermacam-macam dengan tingkat prioritas yang sama. Jadi semua aplikasi didalamnya memiliki kualitas yang sama. Contoh misalnya penggunaan internet di rumah atau perkantoran yang digunakan untuk browsing, email, chatting, banyak aplikasi lain. Jenis QoS ini tidak cocok digunakan untuk melayani aplikasi-aplikasi bisnis yang kritis dan penting, karena aplikasi tersebut biasanya membutuhkan perlakuan istimewa untuk dapat berjalan dengan baik.

2.8.2 Integrated Service (IntServ)

Integrated Service Model atau disingkat IntServ merupakan sebuah model QoS yang bekerja untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan QoS berbagai perangkat dan berbagai aplikasi dalam sebuah jaringan [2]. Dalam model IntServ ini, para pengguna atau aplikasi dalam sebuah jaringan akan melakukan request terlebih dahulu mengenai servis dan QoS jenis apa yang mereka dapatkan, sebelum mereka mengirimkan data. Request tersebut biasanya dilakukan dengan menggunakan sinyal-sinyal yang jelas dalam proses komunikasinya.

Dalam request tersebut, pengguna jaringan atau sebuah aplikasi akan mengirimkan informasi mengenai profile traffic mereka ke perangkat QoS. Profile traffic tersebut akan menentukan hak-hak apa yang akan mereka dapatkan seperti misalnya berapa bandwidth dan delay yang akan mereka terima dan gunakan.

Setelah mendapatkan konfirmasi dari perangkat QoS dalam jaringannya, maka pengguna dan aplikasi tersebut baru diijinkan untuk melakukan transaksi pengiriman dan penerimaan data. Transaksi data akan dilakukan dalam batasan-batasan yang telah diberikan oleh perangkat QoS tersebut tanpa kecuali.

(29)

aplikasi didalamnya bertugas untuk mengirimkan profile nya untuk dapat diproses dalam perangkat QoS. Setelah hak-hak pengguna jaringan jelas, perangkat QoS akan memenuhi komitmen yang telah dijanjikannya dengan cara mempertahankan status semua pengguna dan kemudian melakukan proses-proses QoS untuk memenuhinya. Proses-proses tersebut adalah Packet Classification, Policing, Queing, dan banyak lagi yang akan dibahas selanjutnya.

Pada kebanyakan perangkat jaringan yang mampu menjalankan QoS model IntServ ini, dilengkapi sebuah system sinyaling yang bertugas untuk mengirimkan profile dan request mereka ke perangkat QoS. Sistem sinyaling tersebut sering disebut dengan istilah Resource Reservation Protocol (RSVP). 2.8.3 Differentiated Service (DiffServ)

Model QoS ini merupakan model yang sudah lama ada dalam standarisasi QoS dari organisasi IETF. Model QoS ini bekerja dengan cara melakukan klasifikasi terlebih dahulu terhadap semua paket yang masuk kedalam sebuah jaringan [2]. Pengklasifikasian ini dilakukan dengan cara menyisipkan sebuah informasi tambahan yang khusus untuk keperluan pengaturan QoS dalam header IP pada setiap paket.

Setelah paket diklasifikasikan pada perangkat-perangkat jaringan terdekatnya, jaringan akan menggunakan klasifikasi ini untuk menentukan bagaimana traffic data ini diperlakukan, seperti misalnya perlakuan queuing, shaping dan policing nya. Setelah melalui semua proses tersebut, maka akan didapat sebuah aliran data yang sesuai dengan apa yang dikomitmenkan kepada penggunanya.

Informasi untuk proses klasifikasi pada field IP header atau dengan kata lain proses klasifikasi pada layer 3 standar OSI ada dua jenis, yaitu IP Precedence dan Differential Service Code Point (DSCP). Informasi klasifikasi ini ditentukan dalam tiga atau enam bit pertama dari field Type of Service (ToS) pada header paket IP.

(30)

Metode ini merupakan metode yang paling banyak dan luas digunakan. Selain lebih mudah, lebih ringan dan lebih umum penggunaannya, implementasinya juga tidaklah terlalu sulit. Semua perangkat jaringan yang dapat bekerja berdasarkan standar TCP/IP bisa digunakan untuk melewatkan informasi QoS ini. Jadi yang perlu memiliki kemampuan pemrosesan QoS mungkin saja hanya sisi penerima dan pengirimnya saja. Tentu sistem ini jauh lebih fleksibel dan mudah diterapkan. Selanjutnya pada artikel ini hanya akan dibahas teknik-teknik QoS berdasarkan sistem DiffServ ini.

QoS model DiffServ merupakan jenis yang paling banyak digunakan. Implementasinya tidak terlalu sulit hanya saja akan sedikit rumit secara teorinya. Model QoS ini menggunakan system penandaan atau marking untuk melakukan pengolahan traffic menjadi tercapai apa yang diinginkan. Setelah paket-paket data berhasil di tandai, serangkaian proses lain akan terjadi.

2.9 Faktor Parameter QoS

2.9.1 Kongesti Data Pada Jaringan

[image:30.595.106.486.569.686.2]

Dalam suatu jaringan data, kongesti terjadi saat sebuah jalur transmisi membawa muatan data yang begitu banyak sehingga performa dari jaringan tersebut menurun. Akibat dari kongesti pada jaringan adalah bertambahnya nilai delay, packet loss dan dapat memblokir koneksi baru yang akan masuk ke jaringan tersebut. Saat terjadinya peningkatan packet loss dan pemblokiran koneksi baru yg akan masuk, maka akan menyebabkan berkurangnya nilai throughput.

(31)

Kongesti data pada jaringan umumnya terjadi karena agregasi antara input dan output yang tidak sesuai, speed-missmatch antara interface in dan out, serta tidak seimbangnya utilitas jalur LAN dan WAN.

2.9.2 Bandwith

Istilah bandwidth dapat didefinisikan sebagai kapasitas atau daya tampung suatu channel komunikasi (medium komunikasi) untuk dapat dilewati sejumlah traffic informasi atau data dalam satuan waktu tertentu [12]. Umumnya bandwidth dihitung dalam satuan bit, kbit atau bps (byte per second). Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan (QoS = Quality Of Services).

2.9.3 Throughput

Yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.

2.9.4 Packet Loss

Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima.

Tabel 2.1 Kategori Packet Loss

Kategori Degredasi Packet Loss Indeks

Sangat Bagus 0 % 4

Bagus 3 % 3

Sedang 15 % 2

(32)

2.9.5 Delay

Gambar 2.15 Ilustrasi Delay

[image:32.595.108.510.96.366.2]

Adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama. Adapun komponen delay adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kategori Delay

Kategori Latensi Besar Delay Indeks Sangat Bagus <150 ms 4

Bagus 150 s/d 300 ms 3

Sedang 300 s/d 450 ms 2

(33)

2.9.6 Jitter

Gambar 2.16 Jitter saat transmisi paket

Hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada taransmisi data di jaringan. Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter.

Tabel 2.3 Kategori Jitter

Kategori Degradasi Besar Delay Indeks

Sangat Bagus 0 4

Bagus 0 s/d 75 ms 3

Sedang 75 s/d 125 ms 2

Jelek 125 s/d 225 ms 1

2.10 Video

Video adalah informasi yang berisi gambar dan suara serta memiliki ciri khas gambar bergerak dengan kecepatan tertentu atau frame per second [13]. Parameter video menentukan kualitas video, berdasarkan Adobe pada tahun 2014 terdapat 3 parameter video, yakni :

a) Frame per Second (FPS), adalah banyaknya frame yang dimainkan tiap detik. Nilai FPS adalah 20 hingga 30 fps.

b) Bitrate, adalah nilai pengukuran dari bit yang dikirimkan per waktu tertentu.

(34)

Gambar 2.17 Karakteristik Traffic Video 2.11 Video Conference

Video conference adalah seperangkat teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkankan dua pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan [14]. Teknologi inti yang digunakan dalam konferensi video adalah sistem kompresi digital audio dan video streaming secara nyata.

(35)
[image:35.595.173.491.84.300.2]

Gambar 2.18 Video Conference

Komponen lain yang dibutuhkan untuk sistem konferensi video meliputi: 1. Video input: kamera video atau webcam

2. Video output: monitor komputer, televisi atau proyektor 3. Audio input: mikrofon

4. Audio output: biasanya pengeras suara yang berkaitan dengan perangkat layar atau telepon

5. Data transfer: jaringan telepon analog atau digital, LAN atau Internet

2.11.1 Fitur Video Conference

Fitur mendasar dari sistem konferensi video profesional adalah Acoustic Echo Cancellation atau AEC. Echo dapat didefinisikan sebagai sumber gelombang interferensi yang direfleksikan dengan gelombang baru yang diciptakan oleh sumber. AEC adalah suatu algoritma yang mampu mendeteksi ketika suara atau ucapan masuk kembali ke audio input dari codec konferensi video , yang berasal dari keluaran audio dari sistem yang sama setelah beberapa waktu. Apabila tidak diperiksa, dapat menyebabkan beberapa masalah seperti:

1. Mendengar kembali suara sendiri (biasanya tertunda secara signifikan). 2. Kuat gema, membuat saluran suara menjadi tidak berguna karena sulit

(36)

Video conference dibagi menjadi dua jenis, Point to Point (satu ke satu ) maupun Multipoint (satu ke banyak ). Konferensi video bersama antara tiga tempat jauh atau lebih dimungkinkan melalui Multipoint Control Unit atau MCU. MCU merupakan jembatan yang menghubungkan panggilan dari beberapa sumber dalam cara yang mirip dengan panggilan audio konferensi. Semua pihak memanggil unit MCU, atau unit MCU juga dapat menghubungi pihak-pihak yang akan berpartisipasi, secara berurutan.

2.12 Wireshark

Wireshark merupakan salah satu tools atau aplikasi “Network Analyzer” atau Penganalisa Jaringan [15]. Penganalisaan Kinerja Jaringan itu dapat melingkupi berbagai hal, mulai dari proses menangkap paket-paket data atau informasi yang berlalu-lalang dalam jaringan. Tampilan dari wireshark ini sendiri terbilang sangat bersahabat dengan user karena menggunakan tampilan grafis atau GUI (Graphical User Interface). Pada pembahasan kali ini, saya akan membahas fitur-fitur yang ada pada dalam aplikasi wireshark. Dengan menjelaskan fitur-fitur tersebut, maka akan mempermudah penggunaan dari aplikasi wireshark.

Sebagai salah satu network protocol analyzer, tentu saja Wireshark memiliki beberapa fitur.

Berikut merupakan fitur utama Wireshark :

1. Multi platform bisa digunakan pada Unix dan Windows. 2. Open source dan gratis .

3. Dapat menampilkan dan menyimpan paket yang di-capture.

(37)

37 3.1 Analisis Sistem

Banyak instansi-instansi pemerintah yang memiliki beberapa cabang di

beberapa kota-kota besar seperti di Bandung contohnya yaitu Puslitbang Sumber

Daya Air (PUSAIR) Bandung. yang memiliki banyak cabang dan mitra kerja yang

tersebar di beberapa tempat yang berbeda yang menuntut perusahaan tersebut harus

melakukan komunikasi jarak jauh dengan perusahaan lainnya.

Video Conference adalah seperangkat teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkankan dua pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara langsung dan bersamaan. Teknologi inti yang digunakan dalam konferensi video adalah sistem kompresi digital audio dan video streaming secara nyata.

Untuk itu dibutuhkan jaminan kualitas yang harus dipenuhi yang mengacu pada standar layanan yang berlaku, berupa kebutuhan bandwidth, delay, jitter, packet loss dan throughput yang sesuai dengan kebutuhan minimal dari sebuah layanan multimedia berbasis audio-video, agar layanan Video Conference dapat berjalan dengan baik.

(38)

3.2 Analisis sistem yang sedang berjalan INTERNET SERVICE PROVIDER (ISP) INTERNET SERVICE PROVIDER (ISP) Laptop ViCon 1 Laptop ViCon 1 Laptop ViCon 2 Laptop ViCon 2 Laptop Vicon 3 Laptop Vicon 3

Perangkat Video Conference

Perangkat Video Conference

Laptop ViCon 1

Laptop

ViCon 1 ViCon 2 ViCon 2 Laptop Laptop Laptop Vicon 3Laptop Vicon 3

Perangkat Video Conference

Perangkat Video Conference

BALAI CABANG PUSLITBANG PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR

[image:38.595.94.503.124.454.2]

BANDUNG

Gambar 3.1 Komunikasi Video Conference yang sedang berjalan Gambar 3.1 diatas adalah sistem Video Conference yang sedang berjalan di dalam perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, dalam 1 kantor hanya ada 1 perangkat alat video conference. Dan 1 perangkat video conference hanya terdapat 6 port (slot) untuk melakukan Video Conference.

(39)

3.2.1 Analisis topologi di Perusahaan

Mikrotik

INTERNET

Web Server

Database Server

FTP Server

Switch Gedung Utama

Firewall

Switch BHGK Cisco Teleprences 4203

[image:39.595.115.557.92.371.2]

Switch HITA

Gambar 3.2 Topologi Jaringan di Puslitbang (SDA) Bandung

[image:39.595.112.546.420.713.2]
(40)
[image:40.595.89.498.81.385.2]

Gambar 3.4 Topologi Kantor Cabang (Balai Pantai)

[image:40.595.87.515.438.705.2]
(41)
[image:41.595.114.538.84.367.2]

Gambar 3.6 Topologi Kantor Cabang (Balai Rawa)

[image:41.595.113.572.405.678.2]
(42)

Topologi jaringan merupakan tata letak serta struktur hubungan antara komponen-komponen (node) dalam suatu jaringan. Topologi jaringan berkaitan dengan mekanisme yang digunakan untuk mengelola cara station (komputer) dalam mengakses jaringan, sehingga tidak terjadi konflik.

Ruang lingkup kerja Puslitbang Sumber Daya Air (Pusair) Bandung dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya :

1. Balai Irigasi 2. Balai Sabo 3. Balai Pantai 4. Balai Rawa 5. Balai Sungai

3.3 Video Conference

Pada video conference dalam sebuah jaringan, perlu memperhitungkan kebutuhan bandwith, karena saat pengiriman video estimasi alokasi bandwith menjadi sangat penting karena akan memakan sebagian besar bandwith yang ada. Sehingga dibutuhkan sebulan Quality of Service (QoS) untuk mengatur beberapa bandwith yang dibutuhkan untuk sebuah layanan video conference.

Gambar 3.8 Ilustrasi komunikasi dengan QoS dan tanpa QoS

3.4 Analisis Pendukung Infrastruktur

(43)

3.4.1 Kebutuhan Perangkat Keras 1. Monitor

Untuk monitor tidak ada pengkhususan terserah dari penggunanya. Biasanya monitor disesuaikan jumlah kapasitas peserta dan ruangan yang akan digunakan video conference.

Gambar 3.9 Monitor 2. Endpoint

Untuk perangkat keras endpoint memiliki standarisasi bagian komponen didalamnya. Seperti diantaranya:

a. Cameras

b. Codec (coding/decoding) c. Remote Control

[image:43.595.233.393.212.322.2]

d. Mikropon Meja

(44)

3. Multi Control Unit (MCU)

MCU ini di gunakan ketika akan melakukan video conference dengan lebih dari 2 peserta yang mana membutuhkan komunikasi multipoint. MCU ini dapat memudahkan kita sebagai admin dalam mengatur komunikasi yang melibatkan banyak user/peserta. Sedangkan untuk user/peserta yang ingin melihat konferensi dapat juga mengaksesnya ke dalam MCU.

3.4.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

[image:44.595.80.487.382.654.2]

Beberapa perangkat lunak yang digunakan untuk mengukur sebuah infrastruktur jaringan layanan Video Conference tentu memiliki beberapa perangkat lunak yang menjadi kebutuhan. Pada penelitian ini beberapa perangkat lunak yang disediakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

No. Perangkat Lunak Keterangan

1. Putty Putty adalah software atau aplikasi

opensource untuk client protocol jaringan kita seperti melakukan ssh, telnet , dan serial, putty biasanya digunakan untuk konfigurasi server atau remot server via console dalam jaringan Lan

2. Wireshark Wireshark merupakan salah satu

tools atau aplikasi “Network

Analyzer” atau Penganalisa

(45)

Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk video conference dan PC Router yang diperlukan untuk Metode Differentiated Service (DiffServ).

1. Cisco Teleprences MCU (Multi Control Unit) 4203 digunakan untuk aplikasi video conference.

2. Wireshark untuk analisis mengukur delay , jitter pada video conference. 3. Ping yaitu perangkat lunak yang digunakan untuk mengukur response time

dan packet loss.

3.5 Konfigurasi Eksisting Cisco Teleprences 4203

(46)

Mulai

Daftar

Berhasil

Login

Berhasil

Room Conference

Berhasil

Selesai Ya

Ya

Ya

[image:46.595.204.381.84.644.2]

Tidak TIdak Tidak

(47)

Berdasarkan pada gambar 3.11 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada proses pertama adalah daftar terlebih dahulu setelah selesai instalasi dan berhasil selanjutnya akan login.

2. Login untuk bergabung video conference. jika gagal kembali daftar , jika berhasil bisa melanjukan ke tahap selanjutnya.

3. Berikutnya adalah masuk ke room conference dan pilih client yang akan di undang untuk video conference.

3.6 Perancangan Sistem

Pada analisis pengukuran Quality of Service (QoS) layanan Video Conference, pengujian dilakukan meliputi pengukuran jaringan yang sedang berjalan saat ini. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas layanan Video Conference. Selanjutnya pengembangan sistem akan dilakukan dengan menerapkan sebuah metode yaitu Differential Service (DiffServ) yang berguna untuk mengoptimalkan kualitas layanan Video Conference tersebut. Lalu akan didapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan sistem yang sedang berjalan.

Analisa masalah awal digunakan untuk mengetahui kinerja jaringan pada saat belum diterapkan metode Differentiated Service (DiffServ). Metode yang digunakan dengan mengukur kinerja dari parameter-parameter QOS yaitu delay, jitter, packet loss dan throughput. pengukuran dilakukan selama video conference berjalan.

3.7 Pengukuran Eksisting

Pada tahap ini akan dibahas mengenai pengukuran parameter-parameter QoS dengan beberapa skenario untuk melihat perubahan performasi layanan

Video Conference. Dengan melakukan perubahan variasi pada bandwidth total jaringan diharapkan dapat terlihat dengan lebih jelas perbedaan kualitas layanan setelah dilakukan prioritas paket di dalam jaringan. Pengukuran dilakukan untuk mengamati perubahan kuantitatif dari parameter-parameter QoS yaitu delay, jitter,

(48)

tersebut. Pada pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini hanya difokuskan untuk mengamati paket dengan protocol Real Time Protocol (RTP) karena kedua jenis aplikasi yang digunakan merupakan aplikasi yang bersifat real-time.

3.7.1 Delay

Delay adalah waktu tunda saat paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik lain yang menjadi tujuannya. Delay diperoleh dari selisih waktu kirim antara satu paket TCP dengan paket lainnya. Berikut ini rumus ntuk menghitung rata-rata.

Rumus untuk menghitung delay :

Delay = � � ��

� �� �� � � � �

Delay = ,

= 0,3405520 s

= 340,5520 ms

Tabel 3.2 Kategori Delay Kategori Latensi Besar Delay Indeks

Sangat Bagus <150 ms 4 Bagus 150 s/d 300 ms 3

Sedang 300 s/d 450 ms 2

Jelek > 450 ms 1

(49)
[image:49.595.146.480.109.295.2]

Tabel 3.3 Tabel Pengukuran Delay

Hasil pengukuran Delay

Pengukuran

ke- Saat traffict padat Saat tidak padat (08.00-12.00) & (13.00-17.00) (12.00-13.00)

1 340ms 150ms

2 300ms 110ms

3 310ms 120ms

4 300ms 115ms

5 320ms 128ms

Rata-Rata 314ms 124ms

3.7.2 Packet loss

Packet Loss adalah banyaknya paket yang hilang pada suatu jaringan paket yang disebabkan oleh tabrakan (collision), Packet loss dapat diasumsikan juga jumlah paket data yang hilang per detik penuhnya kapasitas jaringan, dan penurunan paket yang disebabkan oleh habisnya TTL (Time To Live) paket.

Untuk melihat nilai dari packetloss pertama buka Aplikasi Wireshark kemudian dipilih Telephony > RTP > Show All Stream > Stream Analysis --> Pilih Ip client ----> Pilih Analyze, maka akan muncul nilai packet loss.

Rumus untuk menghitung packet loss[16] :

�ℎ �� � � � − �ℎ �� � � � �

�ℎ �� � � � %

Paket Yang diterima = Paket yang dikirim – Paket Yang Hilang = 3813 – 1744

= 2069

Packet Loss

=

%

(50)

Berikut ini adalah pengukuran Packet Loss yg diambil beberapa kali pengukuran untuk melihat traffict video conference yang sedang berjalan di Puslitbang Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung. Pengukuran dilakukan pada saat jam padat pemakaian bandwith dan saat pemakaian tidak padat yaitu pada pukul 08.00-12.00 & 13.00 – 17.00 dan saat pemakaian tidak padat pada jam istirahat siang pada pukul 12.00-13.00.

Tabel 3.4 Tabel Pengukuran Packet Loss

Pengukuran ke-

Hasil pengukuran Packet Loss

Saat traffict padat Saat tidak padat (08.00-12.00) & (13.00-17.00) (12.00-13.00)

1 45,74% 5%

2 43,69% 2%

3 44,58% 1%

4 40,23% 4%

5 41,54% 2%

Rata-Rata 43,156% 2,8%

Menurut tabel kategori pada standarisasi ITU, packet loss pada pengukuran eksisting pada hasil rata-rata pengukuran selama beberapa kali termasuk kategori Jelek. Bisa dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.5 Kategori Packet Loss Kategori Degredasi Packet Loss Indeks

Sangat Bagus 0 % 4

Bagus 3 % 3

Sedang 15 % 2

(51)

3.7.3 Throughput

Throughput adalah kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.

Rumus untuk menghitung Throughput:

Throughput = �� � � �� � � � �

� � �� � �

= ��

,

= 272482,78 bytes/s = 0.27 Mbps

[image:51.595.148.478.508.659.2]

Berikut ini adalah pengukuran Throughput yg diambil beberapa kali pengukuran untuk melihat traffict video conference yang sedang berjalan di Puslitbang Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung. Pengukuran dilakukan pada saat jam padat pemakaian bandwith dan saat pemakaian tidak padat yaitu pada pukul 08.00-12.00 & 13.00 – 17.00 dan saat pemakaian tidak padat pada jam istirahat siang pada pukul 12.00-13.00.

Tabel 3.6 Tabel Pengukuran Throughput

Pengukuran ke-

Hasil pengukuran Throughput

Saat traffict padat Saat tidak padat (08.00-12.00) & (13.00-17.00) (12.00-13.00)

1 0,27 0,12

2 0,21 0,15

3 0,25 0,13

4 0,23 0,11

5 0,26 0,12

(52)

3.8 Metode Differentiated Service

Differentiated Service (DiffServ) adalah QoS yang memberikan service yang berbeda-beda dan merupakan fitur QoS yang dimiliki oleh vendor Cisco., tergantung dari kelas kastanya. Service ini diberikan kepada setiap data traffik yang lewat, bukan per flow. Yang memberikan service adalah perangkat network yang telah dikonfigurasikan untuk memberikan differentiated service. Beberapa kelebihan dari metode Differentiated Service (DiffServ) adalah :

1. Metode Differenttiated Service (DiffServ) memprioritaskan data yang sensitif terhadap delay seperti audio, video untuk diatur kelas-kelas dan di prioritaskan untuk pengiriman.

2. Paket data seperti audio dan video dapat diklasifikasikan berdasarkan alamat jaringan, protocol dan port, atau klasifikasi lainnya selama masih didukung oleh standard access list atau extended access list.

(53)
[image:53.595.177.466.85.408.2]

Gambar 3.12 Model Differentiated Service (DiffServ)

[image:53.595.180.479.466.707.2]
(54)

3.9 Konfigurasi Pengaturan Prioritas Data

[image:54.595.152.454.269.483.2]

Jenis data panggilan Video Conference adalah yang paling berpengaruh terhadap nilai packet loss dan delay dengan nilai jauh kurang dari standar nilai rekomendasi oleh ITU dan Cisco yaitu kurang dari 200 mili detik. Maka dari itu selanjutnya aktifitas Video Conference akan menjadi data prioritas untuk memproses paket video terlebih dahulu dibanding yang lainnya. Paket data Video Conference harus diberikan sebuah kemampuan QoS yang memiliki sifat Differentiated Service.

Gambar 3.14 konfigurasi QoS DiffServ

.

Gambar 3.15 Penerapan Metode DiffServ

(55)

55

Bab ini membahas tentang konfigurasi, instalasi, pengujian setelah menerapkan metode Differentiated Service (DiffServ), yaitu dengan melakukan pengujian pengukuran terhadap kualitas layanan seperti delay, packet loss dan

throughput dengan menggunakan QoS Differentiated Service (DiffServ). Tujuannya adalah untuk mengetahui kelebihan kekurangan sistem apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan apa yang direncanakan dan bekerja secara efektif sesuai dengan yang diharapkan.

4.1 Proses Instalasi Software dan konfigurasi jaringan

Adapun software yang digunakan pada penletian ini adalah SSuite FaceCom yang berguna untuk simulasi video conference local (tanpa koneksi internet). Sedangkan jaringan akan dikonfigurasi pada simulator GNS3 yang berguna sebagai emulator router Cisco.

4.1.1 Instalasi aplikasi Video Conference Cisco MCU 4203

1. Buka browser mozilla firefox atau google chrome

[image:55.595.114.508.451.697.2]

2. Masukan IP Cisco Teleprences 4203 http://124.81.121.86/ pada browser

(56)

3. Kemudian pilih menu conference dan klik “if not, click here” untuk

aplikasi video conference langsung dari browser, jika ingin install di

[image:56.595.119.540.382.550.2]

komputer bisa pilih “click here to install”

Gambar 4.2 Halaman Instalasi aplikasi Video Conference

4. Kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut.

Gambar 4.3 Halaman terhubung ke perangat cisco MCU 4203

(57)
[image:57.595.182.441.82.255.2]

Gambar 4.4 Tampilan Video Conference

4.1.2 Konfigurasi pada aplikasi Video Conference.

Pada tampilan ini masukan IP address, subnetmask dan default gateway

[image:57.595.113.498.347.533.2]
(58)
[image:58.595.92.476.88.488.2] [image:58.595.92.480.326.506.2]

Gambar 4.6 Port IP Status

(59)
[image:59.595.122.503.84.269.2]

Gambar 4.8 Advance Setting

4.2 Konfigurasi QoS Differentiated Service

Berikut adalah konfigurasi Memisahkan traffict video berdasarkan port aplikasi :

R2>enable R2#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. R2(config)#class-map

% Incomplete command.

R2(config)#class-map match-all vicon R2(config-cmap)#exit

R2(config)#access-list 100 permit udp any any range 5000 8000

(60)

Langkah-langkah konfigurasi Router untuk menerapkan Differentiated Service : 1. Memberi nama Router

Router#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname R2

2. Setting Interface dari Router ke arah LAN/Laptop R2#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. R2(config)#int vlan 1

R2(config-if)#description LAN

R2(config-if)#ip add 124.81.121.86 255.255.255.240 R2(config-if)#no shut

R2(config-if)#exit R2(config)#int fa3 R2(config-if)#switchport % Incomplete command. R2(config-if)#switchport ac

R2(config-if)#switchport access vlan 1 R2(config-if)#no shut

3. konfigurasi IP routing

R2(config)#ip route 124.81.121.86 255.255.255.252 124.81.121.81

4. konfigurasi acces list untuk mengenali traffict video R2(config)#access-list 100 permit udp any any range 8000 65535

5. konfigurasi pengaturan policy map (pengaturan class video conference) R2(config)#policy-map diffserv

(61)

R2(config-pmap-c)#priority 1536 R2(config-pmap-c)#exit

6. konfigurasi Differentiated Service di interface R2(config-pmap-c)#priority 1536

R2(config-pmap-c)#exit R2(config)#int fa0

R2(config-if)#service-policy output diffserv

4.3 Tahap Pengujian dan Pengambilan Data

Berikut pengujian dari sistem yang telah dirancang yaitu :

1. Pengujian dilakukan dengan beberapa kali pengukuran selama video conference berlangsung.

2. Dilakukan pengujian terhadap kualitas layanan Video Conference pada aplikasi Cisco MCU dengan jumlah Client yang sedang melakukan

video Conference sebanyak 2 Client dengan menggunakan QoS Differentiated Service (DiffServ)

3. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan aplikasi Wireshark

4.4 Pengujian dan Pengambilan Data

(62)
[image:62.595.85.506.92.330.2]

4.4.1 Delay

Gambar 4.9 Hasil Pengukuran Delay

Pada gambar diatas total delay nya 107,96 second, dan total paket yang diterima adalah 5399, sehingga jika hitung sesuai dengan rumus didapatkan :

Rumus untuk menghitung delay :

Delay = � � ��

� �� �� � � � �

Delay = ,

= 0,019996 s = 19 ms

Berikut ini adalah pengukuran Delay setelah menerapkan Differentiated Service (DiffServ) yg diambil beberapa kali pengukuran untuk melihat traffict

(63)

Tabel 4.1 Tabel Pengukuran Delay setelah diterapkan DiffServ

No.

Hasil Pengukuran Delay

1

19 ms

2

25 ms

3

21 ms

4

19 ms

5

23 ms

Rata-rata

21,4 ms

[image:63.595.197.427.111.285.2]

Menurut kategori Tiphon, Delay pada video conference setelah di terapkan QoS Differentiated Service termasuk dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.2 Tabel Kategori Delay

Kategori Latensi Besar Delay Indeks Sangat Bagus <150 ms 4

Bagus 150 s/d 300 ms 3

Sedang 300 s/d 450 ms 2

(64)
[image:64.595.83.514.127.355.2]

4.4.2 Packet Loss

Gambar 4.10 Hasil Pengukuran Packet Loss

Rumus untuk menghitung packet loss[16] :

�ℎ �� � � � − �ℎ �� � � � �

�ℎ �� � � � %

Paket Yang diterima = Paket yang dikirim – Paket Yang Hilang = 5399 – 118

= 5218

Packet Loss

=

%

= 2.19 %

Berikut ini adalah pengukuran Packet Loss setelah menerapkan

(65)
[image:65.595.198.425.111.309.2]

Tabel 4.3 Tabel Pengukuran Packet Loss setelah diterapkan DiffServ

No.

Hasil Pengukuran

Packet Loss

1

2.19 %

2

3.35 %

3

3.57 %

4

4.12 %

5

2.50 %

Rata-rata

3.14 %

4.4.3 Throughput

Rumus untuk menghitung Throughput:

Throughput = �� � � �� � � � �

� � �� � �

= ��

,

= 149572,3 bytes/s = 0.14 Mbps

Tabel 4.4 Tabel Pengukuran Throughput setelah diterapkan DiffServ

No.

Hasil Pengukuran Throughput

1

0.14 Mbps

2

0.16 Mbps

3

0.12 Mbps

4

0.18 Mbps

5

0.15 Mbps

[image:65.595.178.443.522.695.2]
(66)

Berikut ini adalah tabel perbandingan pengukuran Quality Of Service (QoS) pada saat keadaan eksisting dengan pengukuran setelah optimasi dengan metode Differentiated Services (DiffServ).

Tabel 4.5 Perbandingan Pengukuran QoS

Pengukuran Delay Packet Loss Throughput

Eksisting DiffServ Eksisting DiffServ Eksisting DiffServ

1 340ms 19 ms 45,74% 2.19 % 0,27 0.14 Mbps

2 300ms 25 ms 43,69% 3.35 % 0,21 0.16 Mbps

3 310ms 21 ms 44,58% 3.57 % 0,25 0.12 Mbps

4 300ms 19 ms 40,23% 4.12 % 0,23 0.18 Mbps

5 320ms 23 ms 41,54% 2.50 % 0,26 0.15 Mbps

4.5 Analisa

Dari pengukuran yang dilakukan terdapat dua hasil yang didapat ketika layanan Video Conference sedang digunakan dan diambil datanya dengan menggunakan aplikasi pengukuran (Wireshark). Pada pengukuran tersebut dilakukan dalam beberapa pengukuran dalam waktu yang berbeda, hal ini dilakukan untuk membatasi skala pengujian agar tidak terlalu luas. Kemudian dari hasil paket data TCP yang dikirim dalam Video Conference pada setiap peserta

(67)

67 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa maka dapat diambil kesimpulan :

1. Dengan menggunakan metode Differentiated Service (DiffServ) pada layanan video conference di Puslitbang Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung. pengukuran, nilai delay yang diperoleh tidak melebihi 150 ms. Hal tersebut membuktikan nilai delay yang ada sudah sangat baik menurut standard Tiphon.

2. Dengan menggunakan metode Differentiated Service (DiffServ) pada Video Coference pengujian, nilai delay yang diperoleh lebih baik daripada nilai eksisting yaitu 19 ms. Hal tersebut membuktikan nilai delay yang dikategorikan baik menurut standar Tiphon.

3. Menerapkan Differentiated Service (DiffServ) kualitas video conference

dapat berjalan dengan baik berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan.

5.2 Saran

Saran-saran yang diajukan agar menjadi masukan dalam kekurangan-kekurangan untuk pengembangan berikutnya adalah sebag

Gambar

Gambar 2.14 Kongesti Data Pada Jaringan
Tabel 2.2 Kategori Delay
Gambar 2.18 Video Conference
Gambar 3.1 Komunikasi Video Conference yang sedang berjalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan III-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47% (y-o-y) dibandingkan dengan

Apabila lembaga pendidikan ini memperlakukan mahasiswa sebagai pelanggan dengan mengevaluasi kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan mahasiswa

Tetapi karena ia tinggal bersama keluarga besar dan masuk dalam kategori cacat mental ringan yang dapat di didik maka pemenuhan kewajiban istri oleh penyandang cacat mental

Dari hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan, maka diperoleh bentuk hubungan linier dari efisiensi modal kerja dan likuiditas digunakan analisis regresi

Karena itu, menurut saya, mekanisme ‘impeachment’ dalam sistem pemerintahan presidential murni seperti Indonesia dan Amerika Serikat, bukan lah ancaman bagi Presiden/Wakil

Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada

bertujuan untuk menjadikan area Pasar Lama sebagai pusat transit kota Tangerang yang bebas dari kemacetan, aksebilitas pejalan kaki yang tidak nyaman, hunian, dan

Trend perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan; (ii) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (iii) Penerimaan Daerah Yang Sah; Untuk mengetahui lebih jauh profil keuangan