• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Edukasi Cerita Rakyat Roro Jonggrang Melalui Motion Graphic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Edukasi Cerita Rakyat Roro Jonggrang Melalui Motion Graphic"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PERANCANGAN MEDIA EDUKASI CERITA RAKYAT RORO JONGGRANG MELALUI MOTION GRAPHIC

Oleh :

Iqbal Faizal Rahman 51909134

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, menyimpan sastra klasik yang beraneka ragam . Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki karya sastra baik lisan maupun tulisan. Karya Sastra lisan bisa berupa cerita rakyat dan salah satu cerita rakyat yang berasal dari jawa tengah, Yogyakarta adalah cerita rakyat Roro Jonggrang. Roro Jonggrang termasuk dalam cerita rakyat yang berbentuk legenda . Legenda Roro Jonggrang mengisahkan tentang cinta seorang pangeran kepada seorang putri. yang berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukannya.

Seiring dengan kemajuan teknologi, cerita rakyat yang berbentuk tulisan atau dongeng yang diceritakan secara turun temurun semakin pudar di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kehadiran teknologi, maka dari itu penyebaran cerita melalui media gambar atau sebuah video yang terkesan lebih menarik dan lebih mudah dimengerti

▸ Baca selengkapnya: latar suasana cerita roro jonggrang

(2)

iv ABSTRACT

MEDIA DESIGN EDUCATION THROUGH FOLKTALE Jonggrang MOTION GRAPHIC

Indonesia is a country rich in culture, save diverse classical literature. Almost every region in Indonesia has a literary work both oral and written. Literary works can be oral folklore and one of folklore originating from Central Java, Yogyakarta is folklore Jonggrang. Jonggrang included in folklore in the form of a legend. Jonggrang legend tells about the love of a prince to a daughter. which ended with a cursed princess due ruse does.

Along with advances in technology, in the form of writing folklore or fairy tale told for generations fading in the community. This is caused by the presence of the technology, and therefore the spread of the story through the media a picture or a video that seem more interesting and easier to understand

▸ Baca selengkapnya: resolusi dari cerita roro jonggrang

(3)

BAB I merupakan sastra yang teksnya berisi cerita yang sudah ditulis atau dibukukan, sedangkan sastra lisan merupakan cerita yang bersifat lisan, dan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Sastra klasik Indonesia dapat berbentuk puisi seperti syair, pantun, gurindam, karmina,dan mantra. Adapula sastra klasik yang berbentuk prosa. Sastra-sastra klasik itu mengandung muatan nilai-nilai budaya dan moral yang tinggi.

Dalam sastra Indonesia, karya sastra berbentuk prosa terdiri dari karya sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru, Karya sastra prosa lama adalah karya sastra daerah yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama pertama kali disampaikan secara lisan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Bentuk-bentuk sastra prosa lama yaitu: mite, legenda, fabel, hikayat, dongeng, dan cerita berbingkai. Sedangkan karya sastra prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya barat. Bentuk-bentuk sastra prosa baru meliputi: roman, riwayat, biografi,kisah, antologi, cerpen, novel, kritik, dan esei (Arnanta, 2010).

(4)

yang ditemukan di dalam candi Prambanan. Roro Jonggrang artinya adalah "dara (gadis) langsing".

Karena kepopuleran serta perkembangan zaman yang semakin maju, banyak sekali wadah untuk menampung cerita rakyat Roro Jonggrang agar tidak hilang ditelan oleh waktu. Cerita rakyat Roro Jonggrang berkali-kali diolah dalam berbagai bentuk, baik cerpen, ataupun drama . Video ataupun animasi merupakan salah satu media atau sarana komunikasi dalam menyalurkan cerita rakyat. Melalui media informasi ini, pesan-pesan yang disampaikan menjadi lebih hidup dikarenakan film animasi memiliki kemampuan audio sekaligus kemampuan visual yang tidak dimiliki media lain, sehingga dapat lebih mudah menggambarkan tokoh secara nyata dan lebih meninggalkan kesan di dalam pikiran orang yang menonton. Dwyer (1988) dalam Rameydhian (2010), mengatakan film animasi mampu untuk membuat orang mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dari tayangan televisi walaupun hanya sekali ditayangkan.

Gambar I.1. Ilustrasi Cerita Rakyat Roro Jonggrang

(5)

I.2. Identifikasi Masalah

Setelah latar belakang dipaparkan, terdapat beberapa poin yang akan dibahas dari beberapa masalah yang muncul, yaitu :

1. Cerita Roro Jonggrang kurang dikenal di daerah Jawa Barat khusus nya kota Bandung.

2. Kurangnya pemahaman akan fungsi dari mitos Cerita Rakyat Roro Jonggrang terhadap penduduk setempat.

3. Minimnya sarana pengemasan cerita rakyat secara menarik dan modern.

I.3. Rumusan Masalah

Bagaimana memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk lebih mengenal Cerita Rakyat Roro Jonggrang kembali ?

1.4. Batasan Masalah

Pada Penelitian ini, penulis hanya membatasi Penelitiannya tentang Cerita Rakyat Roro Jonggrang pada usia anak-anak dan remaja sehingga proses survey dan pengaplikasiannya dapat fokus terhadap target penelitian.

I.5. Tujuan Perancangan

 Tujuan dari perancangan ini adalah tercapainya penyampaian cerita tentang Roro Jonggrang terhadap masyarakat.

(6)

BAB II

CERITA RAKYAT RORO JONGGRANG II.1. Pengertian Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat itu yang diwarisi secara lisan sebagai milik bersama. Cerita rakyat tidak hanya berfungsi sebagai alat hiburan, pengisi waktu senggang serta penyalur perasaan bagi penuturnya serta pendengarnya, melainkan juga sebagai pencerminan sikap dan angan-angan kelompok, alat pendidikan, alat pengesahan pranata, dan lembaga kebudayaan serta pemeliharaan norma masyarakat.

Dan menurut Gaffar (1990 : 3) cerita rakyat adalah salah satu bentuk tradisi lisan yang memakai media bahasa. Pengertian ini akan kabur bila mana diperhadapkan dengan bentuk sastra lisan yang juga memakai media bahasa seperti teka-teki dan ungkapan.

Jadi cerita rakyat adalah bagian dari karya sastra berupa dongeng-dongeng atau bentuk cerita lainnya yang berkembang di kalangan masyarakat tertentu dan disebarluaskan secara lisan dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing. Karena cerita rakyat merupakan bagian dari karya sastra, maka dalam kebudayaan cerita itu termasuk dalam salah satu unsur kebudayaan. Cerita rakyat merupakan salah satu perwujudan atau pikiran kelompok masyarakat pendukungnya.

II.2. Jenis dan Macam Cerita Rakyat

(7)

Selain itu kita harus memperhatikan kolektifnya (folk) yang demikian suatu cerita. Karena dengan mengetahui kolektifnya dapat ditemukan kategori suatu cerita. Jadi untuk menentukan apakah suatu cerita itu termasuk mite, legenda atau dongeng, kita harus mengetahui folk pemilik atau pendukung cerita itu (Danabdjaya, 1986 : 50-51).

Dalam buku penelitian folklore Indonesia (ilmu gossip, dongeng dan lain-lain) telah dikemukakan pembagian dongeng dibagi dalam tiga golongan besar yaitu mitos (mite), legenda (legend) dan dongeng (falkto), (James Danandjaya, 1986 : 59). Berikut pemaparan diatas:

 Mitos (mite), adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi setelah dianggap suci oleh empunya. Mite ditokohkan oleh dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau bukan di dunia yang seperti kita kenal sekarang ini dan terjadi di masa lampau.

 Legenda, adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia walaupun adakalanya sifat-sifat luar biasa dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal dan waktu terjadinya belum terlalu lama.

 Dongeng adalah prosa rakyat yang dianggap benar-benar oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terkait waktu maupun tempat

II.3. Fungsi Cerita Rakyat

Setiap cerita rakyat memiliki fungsi dan tujuan yang hendak disampaikan kepada masyarakatnya. Fungsi dan tujuan dapat berbeda-beda sesuai dengan pandangan masyarakat, alam dan lingkungannya.

Dalam penelitian struktur lisan Toraja oleh Muhammad Sikki, dkk (1986 : 13), dikemukakan ada 4 fungsi cerita rakyat lisan Toraja khususnya dan cerita rakyat lisan pada umumnya, yakni sebagai berikut :

(8)

merupakan proyeksi angan-angan atau impian rakyat jelata terutama gadis-gadis atau perjaka yang miskin.

Cerita rakyat yang digunakan sebagai pengesahan penguatan suatu adat kebiasaan kelompok pranata-pranata yang merupakan lembaga kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Cerita rakyat dapat berfungsi sebagai pendidikan budi pekerti kepada anak-anak atau tuntunan dalam hidup ini. Cerita rakyat berfungsi sebagai alat pengendali sosial (sosial control) atau sebagai alat pengawasan, agar norma-norma masyarakat dapat dipatuhi (Bascom, dalam Muhammad Sikki, 1986 : 13).

Jadi fungsi cerita rakyat adalah sebagai gambaran kehidupan masyarakat lama berupa nilai-nilai yang pernah dianut, serta kepercayaan-kepercayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat itu, serta menjadi panutan dan tempat bercermin bagi masyarakat modern dalam menjalani kehidupannya. Selain itu juga dapat dijadikan penghibur dan pengisi waktu luang.

II.4. Roro Jonggrang

Roro Jonggrang adalah sebuah legenda atau cerita rakyat populer yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta di Indonesia. Cerita ini mengisahkan cinta seorang pangeran kepada seorang putri yang berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukannya. Dongeng ini juga menjelaskan asal mula yang ajaib dari Candi Sewu, Candi Prambanan, Keraton Ratu Baka, dan arca Dewi Durga yang ditemukan di dalam candi Prambanan. Roro Jonggrang artinya adalah "dara”

Konon di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga, Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur, dipimpin oleh Prabu Damar Maya. Raden Bandung Bondowoso (Bandawasa) yang gagah perkasa dan sakti. Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh raksasa pemakan manusia bernama Prabu Baka. Ia dibantu oleh seorang patih bernama Gupala. Meskipun berasal dari bangsa raksasa, Prabu Baka memiliki putri cantik bernama Roro Jonggrang.

(9)

mengakhiri perang, Prabu Damar Maya mengirimkan putranya untuk menghadapi Prabu Baka. Berkat kesaktiannya, Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupala mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri, kembali ke kerajaan Baka. Ketika sang patih tiba di Keraton Baka, ia segera melaporkan kabar kematian Prabu Baka kepada Putri Roro Jongrang. Sang putri pun meratapi kematian ayahnya.

Setelah kerajaan Baka jatuh ke dalam kekuasaan Pengging, Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu masuk ke dalam Keraton Baka. Pada pertemuan pertamanya dengan Putri Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso langsung terpikat oleh kecantikan sang putri. Ia pun jatuh cinta dan melamar sang putri, tetapi lamarannya ditolak, karena sang putri tidak mau menikahi pembunuh ayahnya dan penjajah negaranya. Karena Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa, akhirnya sang putri bersedia dipersunting, namun dengan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan. Syarat pertama adalah pembuatan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda. Syarat kedua adalah pembangunan seribu candi hanya dalam waktu satu malam. Bandung Bondowoso menyanggupi kedua syarat tersebut.

Sang pangeran berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda berkat kesaktiannya. Setelah sumur selesai, Roro Jonggrang berusaha memperdaya sang pangeran agar bersedia turun ke dalam sumur dan memeriksanya. Setelah Bandung Bondowoso turun, sang putri memerintahkan Gupala untuk menutup dan menimbun sumur dengan batu. Akan tetapi, Bandung Bondowoso berhasil keluar dengan cara mendobrak timbunan batu berkat kesaktiannya. Bondowoso sempat marah, namun segera tenang karena kecantikan dan bujuk rayu sang putri.

(10)

sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke perut Bumi. Akibatnya, hanya 999 candi yang berhasil dibangun sehingga usaha Bandung Bondowoso gagal. Setelah mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Roro Jonggrang agar menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir.

Menurut kisah ini, situs Ratu Baka di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka, sedangkan 999 candi yang tidak rampung kini dikenal sebagai Candi Sewu, dan arca Durga di ruang utara candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu dan tetap dikenang sebagai Roro Jonggrang yang berarti "gadis yang ramping".

Legenda putri Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso erat kaitannya dengan candi Prambanan, dimana candi ini juga memiliki nama lain yakni candi Roro Jonggang. Candi Prambanan dibangun oleh Dinasti Sanjaya di abad ke-9, tepatnya selesai dibangun pada tahun 825 M. Candi yang mempunyai tinggi 47 meter ini terletak kurang lebih 17 kilometer dari Yogyakarta. Kita bisa dengan mudah melihatnya, karena letak candi ini hanya 100 meter dari jalan utama.

Candi Prambanan terdiri atas 3 kompleks bangunan. Candi utama memiliki 3 tempat pemujaan (altar) yang didedikasikan untuk Dewa Trimurti. Candi Syiwa terletak di tengah, Wisnu di sebelah selatan, dan Candi Brahma di sebelah utara. Disebut Candi Syiwa, karena di dalam bilik candi utamanya terdapat patung Dewa Syiwa (Dewa Perusak). Demikian pula pada Candi Brahma dan Wisnu, dimana di masing-masing candi terdapat patung Dewa Brahma (Dewa Penjaga) dan Dewa Wisnu (Dewa Pencipta). Ketiganya menghadap ke arah timur.

(11)

Seperti Candi Borobudur yang kaya dengan reliefnya, Candi Prambanan juga memilki relief yang dipahatkan di pagar langkan. Apabila memasuki candi utama dari utara, maka akan menemukan sebuah patung putri yang sangat cantik, Roro Jonggrang. Patung ini berhubungan erat dengan kisah atau legenda yang dipercaya masyarakat, yang melatar belakangi berdirinya Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang

II.5. Sosok putri Roro Jongrang

Menurut Legenda, Roro Jonggrang adalah puteri dari Raja Boko yang berkuasa di daerah Prambanan. Kecantikan dan keanggunan Roro Jonggrang membuat seorang pria dari daerah Pengging yang bernama Bandung Bondowoso ingin memperistrinya. Tapi sebenarnya, Roro Jonggrang tidak mencintai Bandung Bondowoso. Sebagai strategi menolak pinangan tersebut, Roro Jonggrang mengeluarkan syarat agar dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam. Bandung Bondowoso pun menyanggupinya.

Sebelum melaksanakan pekerjaannya, dia bersemedi untuk mendapat kekuatan dan bantuan dari para jin. Menjelang petang, pembangunan seribu candi mulai dilaksanakan, dan menjelang matahari terbit, pembangunan itu hampir selesai. Melihat hal ini, Roro Jonggrang pun cemas, dan berusaha mencegah kerja tersebut. Roro Jonggrang kemudian memanggil semua putri desa untuk membakar jerami dan memukul lesung (alat penumbuk padi tradisional di Jawa), supaya terkesan hari menjelang fajar. Jin-jin yang melihat hari telah menjelang fajar mulai meninggalkan pekerjaannya. Setelah dihitung, ternyata pekerjaan yang tersisa hanyalah sebuah arca.

Bandung Bondowoso pun mengetahui kecurangan Roro Jonggrang. Dengan perasaan marah dan kecewa, ia mendatangi Roro Jonggrang. Tapi Roro Jonggrang tetap bersikukuh minta digenapi menjadi 1000 candi. Hal ini menimbulkan kemarahan Bandung Bondowoso. “Kurang satu, tambahnya kamu sendiri”. Setelah Bandung Bondowoso mengeluarkan kata-kata itu, Roro Jonggrang pun langsung berubah menjadi arca, untuk melengkapi sebuah arca yang belum terselesaikan. arca ini bisa kita lihat di bilik sebelah utara candi utama.

(12)

Menyusun batu dan menegakkan candi, beratus-ratus, sampai lewat tengah malam. Aneh, ia tak merasa lelah, tapi tiba-tiba ia dengar suara-suara pagi datang dari jauh. Ia tak melihat warna fajar, tapi ia tahu ia telah gagal. Ia tak berhasil menyelesaikan 1.000 bangunan dalam waktu yang ditentukan. Legenda Roro Jonggrang yang menjelaskan asal-usul himpunan candi yang mempesona di Prambanan itu memang sebuah cerita kegagalan.

Syahdan, Bandung Bondowoso yang menang perang berhasrat memperistrikan Jonggrang, putri Raja Baka yang telah dibunuhnya. Gadis itu ketakutan. Kerajaan ayahnya telah jatuh ke tangan kekuasaan Pengging dan itu berarti ia bukan lagi orang yang merdeka. Tak mungkin ia menampik kehendak seorang lelaki yang kini dipertuan. Tapi ia menemukan jalan lepas. Diajukannya syarat: ia akan mau menerima pinangan pendekar itu bila 1.000 candi ditegakkan dalam satu malam.

Bandung Bondowoso setuju. Kesanggupan itu memang mengherankan, tapi di sini agaknya legenda Roro Jonggrang mengandung sebuah teks lain, yang ingin bercerita bahwa tiap kemenangan selalu mengandung kekalahan. Yang absolut tak ada di dunia. Di Prambanan dan di luarnya, perang tak akan cukup, pembunuhan tak pernah memadai, dan ada yang minus dalam tiap takhta. Itu sebabnya kita tak tahu apa arti penaklukan: Roro Jonggrang ternyata bukan bagian dari benda jarahan. Ia merdeka. Ia bisa menuntut dengan satu syarat yang sulit, bahkan sebenarnya mustahil.

Bahwa Bandung Bondowoso, sang pemenang pembela Pengging, menerima syarat itu menunjukkan ada ambivalensi dalam hubungan kedua manusia itu. Lelaki itu berkuasa tapi perempuan itu terlepas dari hubungan memiliki-dan-dimiliki. Bahkan Bandung membiarkan dirinya masuk ke angan-angan Jonggrang. Orang bisa mengatakan bahwa yang diniatkan tumbuh dalam hubungan itu adalah cinta, dan cinta dengan atau tanpa membaca kalimat Thomas Kempis pada abad ke-15 tak merasakan beban, tak berpikir tentan kesulitan. Cinta bahkan ”mencoba apa yang melebihi kekuatan diri”, dan ”tak minta dimaafkan di hadapan kemustahilan”.

(13)

Baka itu merasa malu untuk menyatakan tak sanggup membangun 1.000 candi dalam satu malam. Tapi keangkuhan dan rasa malu mengandung pengakuan bahwa ada orang lain dan orang lain itu hadir dalam posisi untuk menilai dan menghakimi. Di sini keperkasaan juga menemui batasnya. Bandung Bondowoso tak dapat menafikan yang lain yang tegak di luar itu yang lain yang memandang ke arahnya.

“Saya bayangkan ia Roro Jonggrang. Saya bayangkan pada sebuah senja ia berkata kepada peminangnya: ”Sebenarnya saya takjub. Tuan tak memperlakukan saya sebagai jarahan perang. Bagaimana ini mungkin? Ada hal yang mustahil yang membuat kita memilih dan berbuat,” jawab Bandung Bondowoso” (Anonim, 2003).

Bandung Bondowoso tak menjawab. Ia hanya melipat lengannya dan berjalan kembali ke markas pasukan, melewati deretan panji Pengging yang ditutupi gelap. Sejak ia menemui Roro Jonggrang dan melihat wajahnya yang ketakutan tapi tak merunduk, mendengar ucapannya yang gemetar tapi fasih ia tahu ada yang sia-sia dalam tiap kemenangan. Apa yang didapat para Pandawa setelah membinasakan Kurawa dan menguasai Astina dan Amarta? Seluruh generasi kedua keluarga Pandu yang seharusnya melanjutkan dinasti itu tewas di medan perang. Apa yang dicapai Rama setelah merebut Sita kembali? Ia tak yakin perempuan itu, yang bertahun-tahun disekap di Istana Alengka, seorang istri yang belum dinodai.

Kebanggaan diri dan kejayaan mungkin itulah yang menggerakkan perang. Perang memang mengubah sejarah. Tapi, setelah itu, sejarah mengecoh para pendekar, dan lahir penulis tragedi.

”Jika saya mohon Tuan membangun 1.000 candi di sekitar bukit Prambanan itu, akankah Tuan memenuhinya?” tanya Jonggrang. ”Saya akan gentar. Tapi saya akan membangunnya.”

(14)

”Ada hal yang mustahil yang menyebabkan kita berbuat” (anonim, 2003)

Seseorang pernah mengatakan, manusia membuat sejarah karena dilecut yang mustahil: kemenangan, kejayaan, keadilan, dan hal-hal lain yang dicita-citakan sebagai alternatif bagi hidup yang tak pernah penuh. Sebuah wilayah dengan seribu candi yang didirikan dalam satu malam adalah satu dari deretan angan-angan itu. Bahasa mencoba merumuskannya, dan itu sebabnya kata-kata tak sepenuhnya transparan. Tak pernah jelas apa yang sebenarnya ditandai dengan kata ”seribu”. Percakapan sehari-hari, retorika resmi dan nyanyian populer, (tinggi gunung 1.000 janji, kata sebuah lagu tahun 1950-an), menyebut angka itu lebih sebagai sebuah kiasan yang hendak mengesankan jumlah yang ”tak terhingga”.

Bandung Bondowoso agaknya tahu akan hal itu: ia harus siap menjangkau yang tak terhingga. Ketika sore mulai merayap, ia berangkat meninggalkan markas, sendiri. Konon di bukit itu para roh halus membantunya mengangkat batu dari Merbabu, menyusun dan memahatnya dengan relief yang menakjubkan.

Waktu pun berjalan, tapi apa yang membatasi malam dengan pagi ? Fajar yang merekah, cicit burung di hutan, detakan lesung perempuan tani, atau asap dapur di balik gunuk? Atau sebuah kesadaran akan batas yang mengingatkan bahwa yang tak terbatas selalu luput?

Tapi siapa yang mengatakan kisah Bandung Bondowoso hanyalah cerita kesia-siaan tak akan memahami bahwa yang terbatas juga punya daya gugah dan mampu menyentuh hati. Ketika ia tahu ia gagal menyelesaikan 1.000 candi dan gagal pula cintanya kepada Jonggrang Bandung Bondowoso pergi ke belukar dan memahat sebuah patung. Ia ingin mengenang perempuan itu. Patung itu: sebuah ikhtiar menggapai yang indah. Ia bukan keindahan itu sendiri, tapi tetap berharga hingga hari ini.

II.7. Analisa

(15)

fungsi dari suatu cerita yang diturunkan dan menjadi mitos pada suatu masyarakat pada daerah tertentu.

Seiring dengan kemajuan teknologi, cerita rakyat yang berbentuk tulisan atau dongeng yang diceritakan secara turun temurun semakin pudar di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kehadiran teknologi yang lebih memudahkan penyebaran cerita melalui media gambar atau sebuah video yang terkesan lebih menarik dan lebih mudah dimengerti.

Hal tersebut menjadikan tergeserkan nya fungsi dari dongeng atau mitos yang beredar di masyarakat menjadi sebuah cerita yang kurang menarik bahkan cenderung dilupakan. Hal ini dapat ditanggulangi dengan penyajian pada cerita tersebut dengan cara yang lebih baik dan modern. Sehingga cerita rakyat yang telah sedikit terlupakan dapat terangkat kembali dengan pengemasan cerita yang lebih informatif khususnya di kalangan anak anak.

Oleh sebab itu perlu diadakan penelitian tentang pengemasan Cerita Rakyat khususnya pada Cerita Rakyat Roro Jonggrang yang dikemas lebih menarik dan informatif. Sehingga masyarakat khususnya anak-anak dan remaja dapat lebih memahami dan tertarik untuk melestarikan Cerita Rakyat ini.

II.8. Analisa Permasalahan

II.8.1. Pengetahuan Generasi Muda Tentang Cerita Rakyat Roro Jonggrang Kuesioner dibawah ini berisi 8 pertanyaan yang berhubungan dengan cerita rakyat guna mengetahui seberapa dalam pengetahuan remaja tentang cerita rakyat Roro Jonggrang. kuesioner ini diberikan kepada 100 orang remaja kota Bandung yang berusia 10-15 tahun dan dipilih secara acak.

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah kamu pernah mendengar cerita rakyat ?

(16)

3. Apakah kamu bnyak mengenal cerita rakyat ?

4. Apakah cerita rakyat itu menarik ?

5. Apakah cerita rakyat itu mitos ?

6. Apakah kamu tahu tentang cerita rakyat roro jonggrang ?

7. Apakah roro jonggrang itu seorang putri ?

8. Apakah benar dalam cerita rakyat roro jonggrang, di akhir cerita. Roro jonggrang di kutuk menjadi arca ?

Tabel II.1 kuesioner Penelitian Cerita Rakyat Roro Jonggrang

Kuesioner diatas terdiri dari 8 pertanyaan yang dirangkai berdasarkan cerita rakyat Roro Jonggrang. Penilaian hasil penyebaran kuesioner dilakukan dengan menggunakan sistem perhitungan sebagai berikut:

 1 jawaban „YA‟ dari setiap pertanyaan = 1 poin

 1 jawaban „TIDAK‟ dari setiap pertanyaan = 0 poin

Seluruh poin yang diperoleh dari setiap kuesioner yang diisi anak anak dihitung menggunakan konsep:

 < 9 jawanban „YA‟ mengindikasikan anak mengetahui dan paham mengenai Cerita Rakyat

 < 9 jawaban „YA‟ mengindikasikan misunderstanding mengenai cerita rakyat  < 5 jawaban „YA‟ mengindikasikan kurang atau tidak mengetahui mengenai

cerita rakyat Roro Jonggrang

(17)

90% anak di kota Bandung mengetahui tentang Cerita Rakyat

30% anak di kota Bandung kurang mengetahui mengenai Cerita Rakyat Roro Jonggrang

(18)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1.1. Tujuan Komunikasi

Tujuan dari komunikasi ini adalah tercapainya penyampaian dengan baik akan sebuah informasi tentang Cerita Rakyat Roro Jonggrang secara menyeluruh dengan media yang lebih modern dan lebih informatif.

III.1.2. Pendekatan Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan konsep yang dirancang dan tertata untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Strategi yang digunakan dalam menyampaikan Informasi pada Cerita Rakyat Roro Jonggrang adalah Informatif yaitu cara menyampaikan suatu rancangan komunikasi yang bersifat Menginformasikan suatu object terhadap Masyarakat. Strategi Informatif disampaikan dengan memaparkan Tokoh-tokoh dan cerita lengkap serta Makna yang terkandung pada cerita tersebut.

III.1.3. Pesan Utama Komunikasi

Pesan utama yang akan disampaikan adalah memberikan informasi kepada masyarakat tentang Cerita Rakyat Roro Jonggrang beserta makna cerita dan Mitos yang terkandung dalam cerita tersebut.

III.1.4. Target Perancangan

Dalam sebuah proses komunikasi, terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi tersampaikan atau tidaknya pesan yang akan dikomunikasikan. Salah satu faktornya adalah target sasaran yang tepat. Oleh sebab itu, Informasi yang akan disampaikan pada penelitian ini ditargetkan kepada masyarakat antaralain:

 Demografis

(19)

 Psikologis

Psikologis merupakan suatu kondisi kejiwaan masyarakat yang jika dikaitkan dengan Penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki motivasi Keingintahuan yang tinggi. Serta memiliki ketertarikan akan suatu hal yang yang telah terjadi atau bersifat sejarah pada suatu daerah.

 Geografis

Kawasan penduduk daerah perkotaan. Dan terdapat berbagai media informasi komersial ataupun non komersial yang dapat menjadi sumber informasi baik berbentuk tulisan ataupun gambar.

III.1.5. Strategi Kreatif

Agar semua informasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat dapat tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran, oleh karena itu strategi pertama adalah menyesuaikan serta menghubungkan ketertarikan masyarakat terhadap media informasi yang akan digunakan. Antaralain menerapkan gaya visual yang sederhana dan mudah dicerna, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat, dan membuat sarana komunikasi baik di media cetak maupun media elektronik, seperti poster, situs khusus tentang Informasi Cerita Rakyat Roro Jonggrang, dengan demikian seluruh informasi yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh masyarakat

III.1.6. Strategi Media

Dilihat dari permasalahan yang dihadapi, maka dalam pemilihan suatu media diharapkan dapat menjadi solusi agar pesan yang disampaikan dapat dicerna dengan baik dan benar. Strategi media yang akan digunakan dalam Penelitian Cerita Rakyat Roro Jonggrang ini terbagi menjadi dua jenis media yaitu Media utama dan Media pendukung.

III.1.6.1. Media Utama

(20)

tentang pengenalan tokoh tokoh beserta cerita serta mitos yang terkandung pada cerita tersebut.

Jika dilihat dari segi fungsi, maka video ini merupakan video yang berisikan atau mempunyai konten sebuah informasi yang cukup banyak. Seperti pengenalan tokoh tokoh beserta illustrasinya, dan juga isi dari cerita Roro Jonggrang yang dikemas secara sederhana sehingga mudah untuk dicerna. Dengan media Video, maka informasi yang disampaikan dapat lebih informatif dengan animasi dan illustrasi yang sesuai dengan konsep yang diterapkan.

III.1.6.2. Media Pendukung

Media pendukung adalah media yang menunjang terhadap Media utama agar isi dari informasi yang disampaikan dapat jauh lebih mudah untuk dipahami. Adapun media pendukung yang digunakan antara lain:

 Poster

Poster merupakan salah satu media yang ampuh dalam menyampaikan informasi terhadap masyarakat luas. Posisinya yang mudah ditemui serta bentuknya yang dapat flexible disimpan diberbagai tempat menjadikan media ini salah satu media Informasi yang ampuh.

 Kaos

Media kaos berfungsi sebagai media pendukung yang dapat menjadi reminder untuk masyarakat. Media ini dapat digunakan setiap hari karena merupakan media yang dapat bertahan cukup lama dan berfungsi sebagai reminder.

Sticker

Sticker dapat menjadi salahsatu media pendukung yang menarik. Masyarakat dapat dengan leluasa menempel media informasi ini diberbagai tempat yang strategis dan berfungsi sebagai reminder.

 Gantungan kunci

(21)

 Mini Banner

Mini Banner adalah banner yang berukuran lebih kecil . Dapat ditempatkan bersebelahan dengan meja, pintu masuk, ataupun titik pusat Media informasi.  Mug

Mug adalah media pendukung yang berfungsi sebagai Reminder atas proses kampanye ini. Mug diperunt

ukan sebagai Souvenir yang dapat dibeli pada saat event ini berlangsung.  Display Miniatur

Miniatur yang dibuat merupakan candi-candi yang disusun menarik dengan sentuhan modern. Berfungsi untuk menarik perhatian di titik informasi yang telah di tentukan.

 Media Utama

Media utama yang dipilih adalah film animasi mengenai informasi dan cerita rakyat Roro Jonggrang di kalangan remaja yang menampilkan cuplikan kisah tentang cerita rakyat Roro Jonggrang.

III.2. Konsep Visual

Konsep visual pada proses pemberian informasi tentang cerita rakyat Roro Jonggrang ini merupakan rancangan menyeluruh dari media utama maupun media pendukung yang akan dipublikasikan kepada khalayak sasaran. Untuk merealisasikan informasinya, maka sebagian besar dari isi Informasi rancangan ini di realisasikan dengan Animasi yang dikolaborasikan dengan Illustrasi dan penggunaan huruf yang mudah untuk dibaca serta tata letak yang ringan sehingga informasi yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh masyarakat.

III.2.1. Format Desain

(22)

sisinya. Bentuk portrait ini mempunyai nilai estetika untuk menarik perhatian jika dibandingkan orientasi bujur sangkar yang ke 4 sisinya sama.

III.2.2. Layout

Dilihat dari target Masyarakatnya adalah masyarakat kalangan menengah dengan segmentasi demografis yang merupakan warga dengan usia 10-15 tahun. Maka perancangan konsep visual pada Pemberian Informasi tentang Cerita Rakyat ini cenderung menggunakan tata letak yang sederhana, tegas, dan mudah untuk dicerna. Dengan konsep perancangan yang sederhana, diharapkan masyarakat dapat mengolah informasi didalamnya dengan cepat dan tepat.

Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam tata letak perancangan konsep media kampanye ini adalah sebagai berikut:

 Proporsi (Proportion)

Proporsi disini menjelaskan kesesuaian antara ukuran halaman dengan konten didalamnya baik tulisan ataupun gambar.

 Kesatuan

Kesatuan adalah terhubungnya elemen-elemen desain yang berbeda dan mempunyai karakter tersendiri, menjadi sebuah kesatuan baru yang menghasilkan fungsi baru yang utuh

 Kontras

Kontar adalah menonjolkan suatu fokus objek dalam sebuah media sehingga objek tersebut menjadi fokus perhatian dalam sebuah media utuh.

 Keseimbangan

(23)

 Irama (rhythm)

Irama merupakan sebuah makna dari kata pengulangan. Dalam sebuah tata letak, ritme sangat diperhatikan agar terjadinya kesinambungan antara halaman, media, dan kesan yang terlihat dalam bentuk utuh

Gambar 3.1. Layout Video Sumber : Dokumen pribadi (2015)

(24)

Gambar 3.3. Layout Konten Video Sumber : Dokumen pribadi (2015) III.2.3. Tipografi

Pemilihan jenis huruf adalah salah satu faktor penting dalam media Informasi. Untuk dapat menyampaikan pesan Informasi dengan baik, maka pemilihan furuf harus sesuai dengan target Masyarakat itu tersendiri. Sehingga isi dari pesan yang disampaikan dalam medianya dapat menciptakan kesan yang sesuai dengan konsep rancangannya. Adapun jenis huruf yang digunakan dalam media ini adalah:

Font untuk sub judul menggunakan huruf

(25)

Font untuk judul menggunakan huruf Jogjakartype

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z 1 2 3

4 5 6 7 8 9

/

*

-

+

! @ # $ % ^ & * ( )

_

+

|

Gambar 3.4. Font untuk sub judul Sumber : Dokumen pribadi (2015) III.2.4. Illustrasi

Ilustrasi adalah seni gambar yang dipakai untuk memberikan penjelasan atas suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual (Kusrianto, 2007:140). Masih menurut Kusrianto (2007:154), illustrasi sangat dekat sekali kaitannya dengan komik, bedanya ilustrasi hanya berdiri dari beberapa gambar yang melukiskan isi dari suatu cerita. Dilihat dari fungsinya, illustrasi bersifat memperjelas dan mempertegas dari pesan yang ingin disampaikan dalam media.

(26)

III.2.5. Penokohan

(a) (b) Gambar 3.5. Ilustrasi putri Roro Jonggrang

Sumber : (a): https://beagoodspeaker.wordpress.com/tag/bandung-bondowoso/

(b): Dokumen Pribadi (2015)

(a) (b) Gambar 3.6. Ilustrasi Raja Baka

Sumber : (a) : http://artkimianto.blogspot.com/2012/02/ilustrasi-sejarah-dan-cerita-rakyat.html

(27)

(a) (b) Gambar 3.7. Ilustrasi Bandung Bondowoso

Sumber : Dokumen pribadi (2015)

(a) (b) Gambar 3.8. Ilustrasi Prabu Damar Maya

(28)

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI IV.1. Media Utama

IV.1.1. Video

Media informasi utama yang digunakan dalam kampanye ini adalah sebuah video berdurasi pendek yang berisikan informasi dan alur cerita Roro Jonggrang. Selain itu dalam video berdurasi pendek ini terdapat berbagai penjelasan tokoh yang berperan dalam cerita tersebut, dan dikemas dengan illustrasi yang baik dan menarik. Konten didalam video tersebut berisikan data singkat yang akurat dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua kalangan masyarakat.

Pemilihan warna yang menarik dan terlihat kontras dengan objeng dibelakangnya, sehingga masyarakat dapat mengetahui fokus dan detail pada karakter ataupun candi yang telah mengalami proses stilasi atau penyederhanaan bentuk dalam video.

Spesifikasi Media ini antara lain :

Format : AVI / MP4

Durasi : + 6 Menit

Tehnik Produksi : Animasi dan Motion Graphic

(29)

Gambar 4.1. Tampilan opening animasi

Sumber : Dokumen pribadi (2015)

(30)

IV.2. Media Pendukung IV.2.1. POSTER

Poster merupakan salah satu media yang cukup berperan dalam media informasi ini . Poster berfungsi untuk tahap awal memberikan informasi yang akurat. dapat ditempelkan pada berbagai media yang terdapat pada lingkungan umum seperti media informasi, papan pengumuman, ataupun Toko dan tembok dimana banyak orang lalulalang.

Ukuran Poster : A3 (29 cm x 42 cm) Bahan Poster : Art Paper 260 gr

Tehnik Produksi : Menggunakan Cetak Offset

Tehnik Distribusi : Ditempel pada tempat media informasi di lembaga yang terkait

(31)

IV.2.2. T-SHIRT

T-shirt bersifat personal kepada khalayak sasaran dengan menimbang segi fungsi, kegunaan dari kegiatan sehari-hari dan berhubungan dengan potensi yang dimiliki oleh para remaja dan anak-anak. Dengan berdasarkan 3 hal tersebut, maka media yang digunakan dapat berupa media t-shirt.

Bahan Kaos : Combad 30s

Sablon : Cat jenis SW Press / Discharge Jenis Distribusi : Sebagai souvenir

(32)

IV.2.3. MUG

Mug adalah salah satu media pendukung pilihan. dilihat dari fungsinya, Mug dapat sangat efektif dalam segi fungsi reminder atau mengingatkan kembali. design yang digunakan adalah ilustrasi dari karakter yang terdapat pada cerita rakyat Roro Jonggrang. dan terdapat headline di tengah nya menjadikan Mug ini terlihat sederhana namun bersifat reminder.

Gambar 4.5.TampilanMug Sumber : Dokumen pribadi (2015)

IV.2.4 GANTUNGAN KUNCI

Gantungan kunci adalah salah satu media pendukung yang akan dibagikan dalam event ini. gantungan kunci cukup efektif berperan sebagai reminder karna berfungsi untuk dibawa setiap harinya.

(33)

IV.2.5. STICKER

Sticker akan digunakan untuk ditempelkan pada berbagai media seperti Penempelan pada media informasi, tempat umum, pada papan pengumuman, Jendela rumah dan lain-lain. Sehingga menjadi reminder yang kuat dan dalam jangka waktu yang lama.

Jenis Bahan : Vinyl / Chromo Tehnik Produksi : Printing

Tehnik Distribusi : Sebagai souvenir

(34)

IV.2.6. MINI BANNER

Mini banner merupakan media yang digunakan saat promosi berlangsung. berisikan tentang poin-poin penting dari informasi yang akan disampaikan.

Jenis Bahan : Jerman / Korea Tehnik Produksi : Printing Highress

Tehnik Distribusi : Dipasangkan Di Titik pusat informasi.

(35)

IV.2.7. MINIATUR

Miniatur yang dibuat merupakan candi-candi yang disusun menarik dengan sentuhan modern. Berfungsi untuk menarik perhatian di titik informasi yang telah di tentukan.

Jenis Bahan : Styrofoam

Tehnik Produksi : Printing Highress

Tehnik Distribusi : Dipasangkan Di Titik pusat informasi.

(36)

IV.2.8 PACKAGING FILM ANIMASI

Packaging cd yang dibuat untuk pengemasan media utama yang berupa film. Yang dibuat secara menarik dengan sentuhan modern. Berfungsi untuk menarik perhatian.

Jenis Bahan : Kayu , acrylic

Tehnik Produksi : Printing Highress acrylic

Tehnik Distribusi : Dipasangkan Di Titik pusat informasi.

(37)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA EDUKASI CERITA RAKYAT RORO JONGGRANG MELALUI MOTION GRAPHIC

DK38315/Tugas Akhir Semester II 2014 - 2015

Oleh :

Iqbal Faizal Rahman 51909134

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(38)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...iii

ABSTRACT...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ...xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang masalah... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ...3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

BAB II CERITA RAKYAT RORO JONGGRANG ... 4

II.1 Cerita Rakyat ... 4

II.2 Jenis dan Macam Cerita Rakyat... 4

II.3 Fungsi Cerita Rakyat... 5

II.4 Roro Jonggrang... 6

II.5 Sosok Putri Roro Jonggrang ... 9

II.6 Raden Bandung Bondowoso ... 10

II.7 Analisa ... 13

II.8 Analisa Permasalahan ... 13

(39)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL... 16

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 25

(40)

IV.II.VII Miniatur ... 32 IV.II.VII Packaging Film Animasi ... 33

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Ilustrasi cerita rakyat roro jonggrang . sosok dari seorang putri dari

(41)

Gambar III.2 Layout Bumper Video ... 23

Gambar III.3 Layout Konten Video ... 23

Gambar III.4 Ilustrasi Roro Jonggrang ... 25

Gambar III.5 Ilustrasi Raja Prabu Baka ... 26

Gambar III.6 Illustrasi Bandung Bodowoso... 26

Gambar III.7 Illustrasi Raja Prabu Damar Maya... 26

Gambar IV.1 Tampilan Opening pada Video ... 28

Gambar IV.2 Tampilan Isi Konten pada Video... 28

Gambar IV.3 Poster ... 29

Gambar IV.4 T-shirt ... 30

Gambar IV.5 Mug ... 31

Gambar IV.6 Gantungan Kunci ... 31

Gambar IV.7 Sticker ... 32

Gambar IV.8 Mini banner ... 33

Gambar IV.6 Miniatur ... 34

Gambar IV.6 Packaging cd ... ... 35

Daftar Pustaka ...36

(42)

DAFTAR TABEL

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mudra, Mahyudin. (2010) Pengertian Legenda atau Cerita Rakyat. :http://www.adicita.com/artikel/detail/id/202/

Daryantun.(2008).366 Cerita Rakyat Nusantara. Yogyakarta Isnani, Dedi. (2010). Pengertian Cerita Rakyat.

: http://www.dedisnaini.com/2010/05/cerita-rakyat-pengertian-cerita-rakyat.html

Messa, h. (2013, Februari 18 ) Penapsiran Tentang Cerita Rakyat Roro Jonggrang

: https://id.wikipedia.org/wiki/Rara_Jonggrang

Samsuni. (2011), Cerita Rakyat Nusantara. diunduh pada 12 Mei 2011 :http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/

Sari, H. R. (2013 , Februari 22). Kisar Rakyat Nusantara :

:http://kisah-rakyatnusantara.blogspot.com/2013/08/roro-jonggrang.html

Tenas effendy, (1994/1995) mitos cerita Rakyat Roro Jonggrang

:http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/151-roro-jonggrang

Tanjung, F. A. (2014, mai 27). Memahami Arti Cerita Rakyat. Retrieved from Bumi Ganesha Learning Community: https://dongengkakrico.wordpress.com/cerita/cerita-rakyat-roro-jonggrang/

(44)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul "Perancangan Media Edukasi Cerita Rakyat Roro Jonggrang Melalui Motion Grafik", dalam rangka memenuhi mata kuliah Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual UNIKOM BANDUNG. Terimakasih diucapkan kepada pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini bertujuan memberikan informasi serta pemahaman kepada remaja, sehingga remaja tersebut mengerti serta memahami gaya hidup hedonis. Sehingga diharapkan dengan adanya laporan ini pembaca dapat lebih memilih dan memilah kegiatan positif atau negatif.

Laporan ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir perkuliahan Desain Komunikasi Visual, walaupun tanpa sadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar didalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca, yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga laporan ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi semua, semoga bermanfaat.

Bandung, 10 Agustus 2015

(45)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

...

Nama : Iqbal Faizal Rahman

Tempat, Tangga Lahir : Bandung,15 februari 1991 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : S1

Alamat : Jl. Margahayu kopo sayati Cedok RT. 02/08

40226 Kab.Bandung

Telepon : 085974555618 / 085655858365

E-mail : iqbalfaizal88@gmail.com

...

PENDIDIKAN FORMAL

1995 - 1996 : TK Al-Haq Margahayu Kopo

1996 - 2002 : SDN Al-Haq Margahayu Kopo

2002 - 2005 : Tsanawiya Matlaul Huda

Kab.Bandung

2006 - 2009 : MAN 1 Kota Bandung

2009 - sekarang : Program S1 Fakultas Desain

Jurusan Desain Komunikasi Visual

Gambar

Gambar I.1. Ilustrasi Cerita Rakyat Roro Jonggrang
Tabel II.1 kuesioner Penelitian Cerita Rakyat Roro Jonggrang
Gambar 3.1. Layout Video
Gambar 3.3. Layout Konten Video
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala biaya akomodasi dan transportasi penyedia jasa yang berkaitan dengan rapat pembuktian kualifikasi ini ditanggung oleh penyedia jasa itu sendiri. Apabila pihak Penyedia Jasa

Yang menjadi kekuatan di P2PNFI Regional II Semarang adalah Sarana prasarana yang tersedia, kualitas staff, pegawai dan pamong yang mempunyai keahlian sesuai dengan

PADA TRANSPORTASI BAHAN BAKAR MELALUI PIPA : TERJADI PELEDAKAN ,. KEBAKARAN, KEBOCORAN PIPA, BAHAYA TOKSIK, BAHAYA

[r]

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan pasal 1 yang dimaksud wajib pajak adalah orang pribadi atau

Skripsi Strategi komunikasi mempertahankan .... Angga Darma Putri

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang masalah potensi wisata yang terdapat di Pasar Jumat Karanganyar, strategi pengembangan Pasar Jumat Karanganyar, dan

Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan