• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET Fe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET Fe"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI

TABLET Fe

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh: Meidila Putri

20120320183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

iii Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Meidila Putri

NIM : 20120320183

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar–benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 10 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

(3)

iv

karena berkat rahmatnya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada yang tercinta Mamaku Dra. Fathiath dan Papaku Drs. Jasman Darwis sebagai Orang tua yang selalu memberikan wejangan, dukungan

serta motivasi hidup agar menjadi anak yang berguna.Terimakasih banyak atas kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat serta Do’a yang selalu dipanjatkan demi kelancaran serta

demi mengapai keridhaan-NYA atas pendidikanku.

Dosen Pembimbingku ibu Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat terima kasih banyak atas pengarahan,bimbingan dengan penuh kesabaran demi kelancaran karya tulis ilmiah ini. Kakanda Fikri Jasman, dr. Nurul Fitriyah, Yulia Fatma, dan Hafifah terima kasih atas

dukungan serta semangat yang selalu dihadirkan setiap harinya

Asep Setyawan, terima kasih untuk bantuan, dukungan, gangguan, serta semangat yang selalu diberikan.

Teman-teman satu angkatan PSIK 2012, terimakasih atas semangat, kenangan, dan cerita indah yang kita ukir selama 4 tahun ini semoga kelak kita bisa berjumpa lagi. Sahabat terbaik Dwirani ratnasari, Ulfah safitri, Deaprastika Hapsari, Sely Marisa, dan Dessy hapsari, terimakasih atas hiburan, cerita, candaan, tangisan, keributan, serta kegilaan

yang selalu kalian hadirkan setiap saatnya.

Teman terbaik Satifa Layla Hanum, Evi Kurniawati, Ratri Imas Permana, Ahmad Jumanto, Ilham Romadon, Titis Wijayanti, Yenita Diahningrum, Ratnasari, terimakasih selama 4

tahun ini selalu jadi partner terbaik dalam setiap tugas dan kegiatan.

Almamaterku, prodi Ilmu Keperawatan (2012) Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta disinilah perjuangan, pengorbanan dimulai bersama

(4)

v

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe”. KTI ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal karya tulis ini, khususnya kepada:

a. dr. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

b. Sri Sumaryani, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat., HNC selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan saran dalam perbaikan karya tulis ilmiah ini

c. Yuni Astuti, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Mat selaku pembimbing yang telah memberikan ilmu, nasihat, motivasi serta meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

d. dr. Irwan selaku Kepala Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang telah membantu dan membimbing saya selama melakukan penelitian

e. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang sudah membantu saya selama pengambilan data penelitian

(5)

vi

pihak untuk kesempurnaan penelitian ini, sehingga KTI ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan serta bisa dikembangkan lebih baik lagi. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Yogyakarta, 10 Agustus 2016 Penulis

(6)

vii

HALAMAN PENGESAHAN KTI ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Peran Tenaga kesehatan ... 11

2. Kehamilan ... 17

3. Zat Besi (Fe) ... 25

4. Kepatuhan ... 32

B. Kerangka Konsep ... 36

C. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN... 38

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 38

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

D. Variabel Penelitian ... 40

E. Definisi Operasional... 42

F. Instrumen Penelitian... 43

G. Tekhnik Pengumpulan Data ... 45

H. Uji Validitas dan Reabilitas ... 48

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 50

J. Etik Penelitian ... 52

(7)

viii

4. Kepatuhan Ibu Hamil ... 57

5. Hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil ... 58

B. Pembahasan ... 58

1. Karakteristik responden ... 58

2. Gambaran peran tenaga kesehatan ... 61

3. Gambaran kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe ... 64

4. Hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(8)

ix

Tabel III. Kebutuhan zat besi menurut usia kehamilan... 28

Tabel IV. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 42

Tabel V. Kisi-kisi kuesioner peran tenaga kesehatan ... 44

Tabel VI. Kisi-kisi kuesioner kepatuhan ibu hamil ... 45

Tabel VII. Karakteristik Responden ... 56

Tabel VIII. Distribusi Frekuensi Data Peran Tenaga Kesehatan ... 57

Tabel IX. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe ... 57

(9)
(10)

xi Lampiran 3 : Surat Izin Uji Validitas Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 : Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 7 : Kuesioner Identitas Responden

(11)
(12)

xii INTISARI

Latar belakang: Angka kematian ibu (AKI) di dunia saat ini masih sangat tinggi yaitu mencapai 289.000 jiwa, salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah perdarahan dikarenakan anemia yang dialami ibu selama masa kehamilan (WHO, 2014). Kepatuhan konsumsi tablet Fe sangat penting selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia khususnya pada wanita hamil (Depkes RI, 2008). Ada banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe, seperti pengetahuan, dukungan keluarga dan peran tenaga kesehatan (Purwitasari, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Metode: Jenis penelitian deskriptif kuantitatif bersifat korelasional. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan jumlah sampel 36 ibu hamil yang sudah pernah melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas sebelumnya sedangkan instrument penelitian ini menggunakan dua kuesioner yaitu kuesioner peran tenaga kesehatan dan kuesioner kepatuhan ibu hamil. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan Chi Square.

Hasil penelitian: Sebanyak 34 orang (94,4%) tenaga kesehatan memiliki peran dengan kategori baik dan 8 orang responden (22,2%) ibu hamil memiliki kepatuhan dengan kategori patuh dengan nilai p value 1,00 lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis pada organ-organ tubuh (Wulanda, 2011). Kehamilan juga dapat diartikan sebagai suatu krisis maturitas pada wanita yang dapat menimbulkan stres, karena harus menyiapkan diri untuk bisa memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar daripada sebelumnya. Tingkat kesadaran seorang wanita dalam menjaga kesehatan selama masa kehamilan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan angka kematian ibu (AKI) selama proses kehamilan dan melahirkan (Bobak, 2005).

(14)

terdapat 2 orang ibu hamil atau bersalin meninggal karena berbagai sebab, diikuti oleh Filipina 170, Vietnam 160, Thailand 44, dan Brunei 60.

Angka kematian ibu di Indonesia saat ini cukup tinggi, menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas berjumlah 359 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai. Penurunan angka kematian ibu di Indonesia sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir akan tetapi penurunan tersebut dinilai masih sangat lambat (Siswanto, 2010).

Lambatnya proses penurunan angka kematian ibu dikarenakan berbagai sebab, berdasarkan survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (2008) angka kematian ibu di Indonesia sulit mengalami penurunan dikarenakan adanya kelompok kehamilan berisiko tinggi tunggal yang mencapai 22,4% pada tahun 2007, dengan rincian umur ibu <18 tahun sebesar 4,1%, umur ibu >34 tahun sebesar 3,8%, jarak kelahiran <24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4%. Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki target untuk mengurangi angka kematian ibu nasional menjadi 306 per 100.000 kelahiran pada tahun 2019. Pemerintah Indonesia dan semua pihak yang terlibat diharapkan dapat berupaya keras untuk memenuhi target tersebut (Perserikatan Bangsa Bangsa, 2015)

(15)

dari sebelumnya 46 kasus ditahun 2013, namun angka kematian ibu ditahun 2014 sama jumlahnya dengan angka kematian ibu ditahun 2012. Angka kematian ibu yang mengalami penurunan beberapa tahun terakhir di Provinsi DIY yaitu Yogyakarta yang hanya terdapat 2 kasus kematian ibu ditahun 2014 lebih sedikit dari tahun sebelumnya terdapat 9 kasus pada tahun 2013, Kulon Progo terdapat 5 kasus, dan Gunung Kidul 7 kasus, sedangkan di Bantul sendiri angka kematian ibu mencapai 18 pada tahun 2008, kemudian menurun menjadi 7 pada tahun 2012, lalu meningkat lagi menjadi 14 pada tahun 2014 (Dinkes DIY, 2014). Menurut Rencana Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul (2015) penurunan angka kematian ibu dari tahun 2005 sampai tahun 2009 belum mencapai target yang ditetapkan, angka kematian ibu tahun 2009 di Kabupaten Bantul 158/100.000 kelahiran hidup menduduki peringkat tertinggi di antara 5 kabupaten/kota di Provinsi DIY dan masih cukup jauh dari harapan/target untuk menuju Bantul Sehat 2010, yakni 65/100.000 Kelahiran hidup.

(16)

fibrosarcoma 1 kasus, dan tumor otak 1 kasus. Hasil analisa data diketahui bahwa penyebab utama tingginya kematian ibu adalah perdarahan, diikuti eklampsia dan penyakit penyerta lainnya. Pendarahan menempati persentase tertinggi dari kematian ibu yang disebabkan oleh anemia, kekurangan energi kronis pada ibu hamil, keterlambatan dalam penanganan oleh tenaga ahli yang berkompeten dan profesional, ketersediaan darah, dan peralatan yang tidak lengkap (Almatsier, 2009).

Anemia selama masa kehamilan memiliki dampak yang sangat besar. Ibu hamil yang mengalami anemia dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan sebelum dan selama persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya (Tarwoto dan Wasnidar, 2010). Anemia merupakan suatu keadaan dimana menurunnya kadar hemoglobin seseorang yang dapat disebabkan oleh kekurangan protein dan zat besi yang berada pada kisaran di bawah normal atau kurang dari 11gr/dl (Arisman, 2010).

(17)

Pencegahan anemia sendiri telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan menganjurkan setiap ibu hamil agar mengkonsumsi paling sedikit 90 pil zat besi atau tablet Fe selama masa kehamilannya (Depkes RI, 2008). Penelitian yang dilakukan Sadariah tahun 2012 di Puskesmas Bara-Baraya diperoleh bahwa dari 110 sampel ibu hamil terdapat 43 (39,9%) ibu hamil yang menderita anemia dan 16 (37,2%) ibu yang tidak patuh dalam konsumsi tablet zat besi. Menurut Purwitasari (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia defisiensi gizi besi pada ibu hamil, yaitu peran petugas kesehatan, ketersediaan tablet besi, dan kepatuhan ibu hamil itu sendiri dalam mengkonsumsi tablet zat besi.

Petugas kesehatan berperan aktif di dalam setiap kunjungan ibu hamil, seperti mengenali kehamilan yang berisiko tinggi khususnya anemia kurang gizi, memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil, dan berperan dalam proses pengobatan serta penyembuhan penyakit (Sarwono, 2012). Petugas kesehatan menurut Potter dan Perry (2007) terdiri dari empat kelompok profesi yaitu bidan, perawat, dokter dan profesi kesehatan lain seperti ahli gizi, dan lain sebagainya.

(18)

Tablet Fe kepada ibu hamil. Data ibu hamil di Kabupaten Bantul penderita anemia yang mendapatkan PMTP menurun dari 151 orang menjadi 104 orang, data ibu hamil yang mendapatkan tablet zat besi (Fe1 dan Fe3) di Kabupaten Bantul tahun 2014 mencakup Fe1 sebanyak 94,97% dan Fe3 sebanyak 87,43%, cakupan tablet zat besi tersebut sudah diatas target 85% tetapi belum juga mampu menekan angka kematian ibu dan angka kejadian anemia (Profil Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014).

Mengingat besarnya dampak anemia defisiensi zat besi bagi kesehatan ibu hamil dan janin, sementara pemerintah sendiri telah melakukan upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dengan program pemberian tablet Fe yang sudah mencapai target maka perlu untuk dilakukan penelitian mengenai hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe di kabupaten Bantul, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(19)

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui karakteristik ibu hamil berdasarkan usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan paritas.

b. Diketahui peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

c. Diketahui kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

d. Diketahui hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pedoman dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap resiko kematian ibu.

2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi ibu hamil khususnya di wilayah Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

3. Bagi Ilmu Keperawatan

(20)

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam meningkatkan pengetahuan mengenai peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. E. Keaslian Penelitian

Sejauh ini penelitian mengenai kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe telah banyak dilakukan baik di Indonesia maupun di negara lain. Berikut ini beberapa gambaran penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini:

1. Ramamawati, dkk (2008) melakukan penelitian tentang “Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Sokaraja, Kabupaten Banyumas”. Metode

(21)

penelitian yaitu peran tenaga kesehatan. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian ini adalah dalam teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan purposive sampling, sampel penelitian yaitu ibu hamil, dan variabel dependen penelitian yaitu kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.

2. Wahyunnisa (2015) melakukan penelitian tentang “Gambaran Peran Tenaga Kesehatan Sebagai (advocator, educator, motivator, dan fasilitator) Dalam Sosialisasi Imunisasi Pentavalen Di Puskesmas Gayungan Surabaya”. Metode yang digunakan adalah Cross Sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah peran tenaga kesehatan dalam sosialisasi imunisasi pentavalen. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya tenaga kesehatan berperan baik sebagai educator (95%) dan motivator (91%) dan sebagian besar tenaga kesehatan berperan baik sebagai advocator (73%) dan fasilitator (59%). Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian

ini adalah dalam jenis penelitian yaitu deskriptif, tempat penelitian yaitu di Puskesmas Pleret, Kabupaten Bantul Yogyakarta, tekhnik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, sampel penelitian yaitu ibu hamil, variabel penelitian yaitu komunikator dan konselor. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian ini adalah dalam variabel penelitian yaitu peran tenaga kesehatan sebagai motivator dan fasilitator. 3. Gunaviani (2015) melakukan penelitian tentang “Hubungan Peran Tenaga

(22)
(23)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Peran Tenaga kesehatan a. Pengertian

Peran adalah perilaku individu yang diharapkan sesuai dengan posisi yang dimiliki. Peran yaitu suatu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, dan sikap yang diharapkan dapat menggambarkan perilaku yang seharusnya diperlihatkan oleh individu pemegang peran tersebut dalam situasi yang umumnya terjadi (Sarwono, 2012). Peran merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat untuk mempelajari interaksi antara individu sebagai pelaku (actors) yang menjalankan berbagai macam peranan di dalam hidupnya, seperti dokter, perawat, bidan atau petugas kesehatan lain yang mempunyai kewajiban untuk menjalankan tugas atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya masing-masing (Muzaham, 2007)

(24)

dan kemampuan hidup sehat sehingga mampu mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Tenaga kesehatan memiliki beberapa petugas yang dalam kerjanya saling berkaitan yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan ketenagaan medis lainnya (Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2008) perilaku tenaga kesehatan mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. Kepatuhan ibu hamil dapat lebih ditingkatkan lagi apabila petugas kesehatan mampu memberikan penyuluhan, khususnya mengenai manfaat tablet besi dan kesehatan ibu selama kehamilan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Susanti (2002), dengan hasil terdapat hubungan bermakna antara faktor pelayanan petugas kesehatan (seperti pemeriksaan kasus anemia, konseling dan pemberian tablet Fe) dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe. Selain memberikan penyuluhan tenaga kesehatan juga memiliki berbagai macam peranan penting lainnya di dalam proses meningkatkan derajat kesehatan.

b. Macam-macam peran tenaga kesehatan

Menurut Potter dan Perry (2007) macam-macam peran tenaga kesehatan dibagi menjadi beberapa, yaitu :

1) Sebagai komunikator

(25)

merupakan orang ataupun kelompok yang menyampaikan pesan atau stimulus kepada orang atau pihak lain dan diharapkan pihak lain yang menerima pesan (komunikan) tersebut memberikan respons terhadap pesan yang diberikan. Proses dari interaksi antara komunikator ke komunikan disebut juga dengan komunikasi. Selama proses komunikasi, tenaga kesehatan secara fisik dan psikologis harus hadir secara utuh, karna tidak cukup hanya dengan mengetahui teknik komunikasi dan isi komunikasi saja tetapi juga sangat penting untuk mengetahui sikap, perhatian, dan penampilan dalam berkomunikasi.

(26)

2) Sebagai motivator

Motivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada orang lain. Sementara motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak agar mencapai suatu tujuan tertentu dan hasil dari dorongan tersebut diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dilakukan (Notoatmodjo, 2007). Menurut Syaifudin (2006) motivasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dan dorongan untuk melakukan sesuatu.

Peran tenaga kesehatan sebagai motivator tidak kalah penting dari peran lainnya. Seorang tenaga kesehatan harus mampu memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan dalam meningkatkan kesadaran pihak yang dimotivasi agar tumbuh ke arah pencapaian tujuan yang diinginkan (Mubarak, 2012). Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya sebagai motivator memiliki ciri-ciri yang perlu diketahui, yaitu melakukan pendampingan, menyadarkan, dan mendorong kelompok untuk mengenali masalah yang dihadapi, dan dapat mengembangkan potensinya untuk memecahkan masalah tersebut (Novita, 2011).

(27)

minat, dan yang perlu diingat adalah semua ibu hamil memerlukan dukungan moril selama kehamilannya sehingga dorongan juga sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan tumbuhnya motivasi (Notoatmodjo, 2007).

3) Sebagai fasilitator

Fasilitator adalah orang atau badan yang memberikan kemudahan dalam menyediakan fasilitas bagi orang lain yang membutuhkan. Tenaga kesehatan dilengkapi dengan buku pedoman pemberian tablet zat besi dengan tujuan agar mampu melaksanakan pemberian tablet zat besi tepat pada sasaran sebagai upaya dalam menurunkan angka prevalensi anemia (Santoso, 2004). Tenaga kesehatan juga harus membantu klien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Peran sebagai seorang fasilitator dalam pemberian tablet Fe kepada ibu hamil juga harus dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan pada setiap kunjungan ke pusat kesehatan. Fasilitator harus terampil mengintegritaskan tiga hal penting yakni optimalisasi fasilitasi, waktu yang disediakan, dan optimalisasi partisipasi, sehingga pada saat menjelang batas waktu yang sudah ditetapkan ibu hamil harus diberi kesempatan agar siap melanjutkan program konsumsi tablet Fe secara mandiri (Novita, 2011).

(28)

bertanya mengenai penjelasan yang kurang dimengerti. Menjadi seorang fasilitator tidak hanya di waktu pertemuan atau proses penyuluhan saja, tetapi seorang tenaga kesehatan juga harus mampu menjadi seorang fasilitator secara khusus, seperti menyediakan waktu dan tempat ketika pasien ingin bertanya secara lebih mendalam dan tertutup (Sardiman, 2007)

4) Sebagai konselor

Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam membuat keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien (Depkes RI, 2006). Proses dari pemberian bantuan tersebut disebut juga konseling. Tujuan umum dari pelaksanaan konseling adalah membantu ibu hamil agar mencapai perkembangan yang optimal dalam menentukan batas-batas potensi yang dimiliki, sedangkan secara khusus konseling bertujuan untuk mengarahkan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, membimbing ibu hamil belajar membuat keputusan dan membimbing ibu hamil mencegah timbulnya masalah selama proses kehamilan (Mandriwati, 2008).

(29)

mendorong pengambilan keputusan, memberi dukungan, membentuk dukungan atas dasar kepercayaan, mampu berkomunikasi, mengerti perasaan dan kekhawatiran klien, serta mengerti keterbatasan yang dimiliki oleh klien (Simatupang, 2008).

Konseling yang dilakukan antara tenaga kesehatan dan ibu hamil memiliki beberapa unsur. Menurut Depkes RI (2008) proses dari konseling terdiri dari empat unsur kegiatan yaitu pembinaan hubungan baik antara tenaga kesehatan dengan ibu hamil, penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri, dan sebagainya) dan pemberian informasi mengenai tablet Fe sesuai kebutuhan, pengambilan keputusan mengenai konsumsi tablet Fe, pemecahan masalah yang mungkin nantinya akan dialami, serta perencanaan dalam menindak lanjuti pertemuan yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan

(30)

pada tahap akhir berupa tumbuh kembang dari hasil konsepsi hingga persalinan dilakukan.

Lamanya kehamilan normal menurut Sulistyawati (2013) yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan dihitung dari hari pertama haid terakhir, sedangkan kehamilan itu sendiri dibagi menjadi tiga triwulan (trimester), yaitu:

Tabel I. Lama kehamilan seorang wanita Kehamilan Lama Kehamilan Triwulan pertama 0–12 minggu

Triwulan kedua 13–28 minggu Triwulan ketiga 29–40 minggu

Sumber : Sulistyawati 2013 b. Tanda dan gejala kehamilan

(31)

ataupun alat media (Hani&Ummi, 2011). Gejala yang pada umumnya terjadi dan dialami oleh ibu hamil diantaranya adalah lesu, sering buang air kecil, nyeri di dada dan payudara, perubahan emosi, mual dan muntah pada beberapa minggu pertama kehamilan, akan tetapi tidak semua ibu hamil mengalami gejala tersebut (Winkjosastro, 2009).

Selama kehamilan akan terjadi perubahan bentuk organ-organ tubuh yang sangat penting bagi wanita, untuk mengetahuinya dengan melakukan deteksi kehamilan sedini mungkin. Waktu yang tepat memeriksakan kehamilan ke bidan atau dokter untuk memastikan kehamilan adalah 14 hari setelah terlambat menstruasi atau antara 12 sampai 21 hari (Sholihah, 2007). Tidak hanya sekedar mengenali tanda dan gejala kehamilan serta memeriksakan kehamilan, tetapi ibu hamil juga perlu mengetahui tentang resiko-resiko selama kehamilan.

c. Resiko Kehamilan

Resiko kehamilan merupakan keadaan dimana terjadinya penyimpangan/perubahan tidak normal yang secara langsung dapat menyebabkan kesakitan pada ibu hamil dan kematian pada ibu maupun bayi (Winkjosastro, 2009). Ibu hamil yang beresiko adalah ibu hamil yang memiliki faktor-faktor resiko tinggi dalam kehamilannya (Depkes RI, 2006). Menurut Muslihatun (2010) berdasarkan karakteristiknya resiko ibu hamil dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

(32)

maupun janin yang di kandungnya, contohnya persalinan spontan dengan kehamilan prematur.

2) Ibu hamil resiko sedang yaitu ibu hamil yang memiliki satu ataupun lebih dari faktor resiko tingkat sedang, yang nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta mungkin akan menimbulkan kesulitan-kesulitan selama proses persalinan, contohnya kehamilan yang masuk dalam kategori 4 terlalu.

3) Ibu hamil resiko tinggi yaitu ibu hamil yang memiliki satu ataupun lebih dari faktor resiko tingkat tinggi, yang nantinya faktor ini akan menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin selama masa kehamilan maupun persalinan, contohnya penyakit pada ibu hamil seperti anemia.

d. Karakteristik ibu hamil

Selama masa kehamilan karakteristik dari ibu hamil juga ikut memberi pengaruh terhadap keselamatan janin yang dikandungnya. Karakteristik ibu hamil dibagi menjadi empat, yaitu:

1) Tingkat Pendidikan

(33)

maka akan semakin baik pola fikir yang terbentuk, sehingga pola pikir yang baik tersebut akan membuat seseorang semakin terbuka terhadap hal-hal baru dan mampu menerima informasi dengan baik (Purwanto, 2011).

Pendidikan akan mempengaruhi terbentuknya pengetahuan, sikap maupun perilaku seseorang menjadi lebih baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu hamil maka semakin baik pula tingkat kesadaran mengenai pentingnya kesehatan sehingga perilaku kesehatan juga akan semakin membaik. Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe (Depkes RI, 2006)

2) Usia

Usia adalah lama ukuran waktu untuk hidup atau adanya seseorang, terhitung sejak manusia dilahirkan (Hoetomo, 2005). Semakin dewasa usia seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih baik dalam berfikir maupun bekerja, hal ini dikarnakan dari pengalaman jiwa yang dialami akan mempengaruhi perilaku seseorang (Notoadmojo, 2010). Usia juga mempengaruhi resiko kehamilan pada seorang wanita.

(34)

kemungkinan untuk menderita anemia pada kehamilan akan cukup tinggi, demikian pula pada usia lebih dari 35 tahun kondisi fisik sudah menurun dan daya tahan tubuh juga tidak lagi optimal serta rentan terhadap komplikasi penyakit sehingga akan lebih beresiko untuk hamil (Henderson, 2006). Usia yang aman untuk kehamilan dikenal juga dengan istilah reproduksi sehat yaitu antara 20 hingga 30 tahun, dikatakan aman karna kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada rentang usia tersebut ternyata 2 sampai 5 kali lebih rendah daripada kematian maternal yang terjadi di rentang usia kurang dari 20 atau pun lebih dari 30 (Sarwono, 2012).

Usia yang sudah matang akan mempengaruhi pola pikir seorang ibu sehingga ibu akan patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Ibu hamil yang berusia 20 hingga 35 tahun telah masuk dalam rentang usia dewasa awal, dimana ibu mulai mengalami proses kematangan emosional dan mampu menerima informasi dengan baik serta mengambil keputusan yang tepat mengenai perilaku kesehatan seperti pencegahan dan penanganan anemia, sehingga ibu hamil akan semakin sadar untuk melakukan pencegahan dengan selalu memenuhi kebutuhan gizi khususnya dengan mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan (Prawihardjo, 2011).

3) Pekerjaan

(35)

yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi karna orang yang bekerja akan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dari pada orang yang tidak bekerja dan beraktivitas (Depkes RI, 2006). Menurut Nursalam (2013) pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi pekerjaan merupakan cara seseorang untuk mencari nafkah bagi keluarganya yang dilakukan secara berulang dan penuh dengan tantangan. Ibu bekerja untuk mencari nafkah bagi kepentingan dirinya sendiri maupun keluarganya, faktor bekerja saja tidak terlalu memberi peran terhadap timbulnya suatu masalah pada ibu hamil akan tetapi kondisi kerja yang menonjol serta aktivitas yang berlebihan dan kurangnya istirahat saat bekerja berpengaruh besar terhadap kehamilan dan kesehatan janin yang dikandungnya (Depkes RI, 2008).

4) Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita (BKKBN, 2008). Menurut Manuaba (2008) paritas merupakan peristiwa dimana seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan lama masa kehamilan antara 38 hingaa 42 minggu. Paritas menurut Prawihardjo (2009) dibedakan menjadi tiga, yaitu :

(36)

b) Multipara/multigravida yaitu wanita yang telah melahirkan seorang bayi hidup lebih dari satu kali (Manuaba, 2008).

c) Grandemultipara yaitu wanita yang pernah melahirkan sebanyak lima kali atau lebih dan biasanya mengalami kesulitan dalam kehamilan dan persalinannya (Manuaba, 2008).

(37)

3. Zat Besi (Fe)

a. Pengertian zat besi

Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan memiliki hubungan erat dengan ketersediaan darah di dalam tubuh manusia. Zat besi merupakan mineral utama dan terpenting dalam pemberian pengaruh agar semua organ vital berfungsi dengan baik, dimana penggunaan utamanya adalah pada proses pembangunan hemoglobin, dan substansi– substansi didalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh (Depkes RI, 2008). Zat besi dikenal juga dengan ferrum atau Fe yang merupakan mikroelement esensial bagi tubuh. Zat besi di dalam tubuh manusia terdiri dari dua bagian, yaitu reserve (simpanan) dan fungsional yang sebagian besar dalam bentuk hemoglobin, sebagian kecil dalam bentuk myoglobin, dan sebagian sangat kecil dalam bentuk hem enzim dan nun enzim (Waryana, 2010).

(38)

dan pelarut obat-obatan (Almatsier, 2009). Beberapa manfaat dan fungsi lainnya dari zat besi untuk tubuh adalah sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai enzim di dalam jaringan tubuh manusia (Proverawati, 2009)

b. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil

(39)

Tabel II. Kebutuhan zat besi selama kehamilan Kebutuhan zat besi (mg)

Ibu hamil 500

Plasenta 300

Janin 100

Total 900

Sumber : Manuaba 2012

Perhitungan makan tiga kali dalam setiap harinya dengan porsi 1000 hingga 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 10 sampai 15 mg zat besi perhari namun hanya 1-2 mg saja yang dapat diabsorpsi, jika ibu hamil mengkonsumsi 60 mg zat besi setiap hari diharapkan 6 mg zat besi dapat diabsropsi oleh tubuh, dan apabila terus dikonsumsi selama 90 hari maka total zat besi yang bisa diabsropsi adalah sebesar 720 mg dari konsumsi harian ibu sehingga masih kurang dari yang dibutuhkan (Depkes, 2008). Ibu hamil yang memiliki sedikit persediaan cadangan zat besi di dalam tubuh pada setiap kehamilannya akan menguras habis persediaan zat besi tersebut dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, 2012).

(40)

dibutuhkan oleh ibu hamil adalah sebanyak 900 mg (Maulana, 2009). Berikut ini adalah tabel perhitungan kebutuhan zat besi ibu hamil sesuai dengan usia kehamilannya:

Tabel III. Kebutuhan zat besi menurut usia kehamilan Usia Kehamilan Kebutuhan Zat Besi Trimester I (0-12

minggu)

± 1 mg perhari, yaitu kebutuhan basal 0,8 mg perhari ditambah dengan kebutuhan janin Red cell Mass=30-40 mg

Trimester II (13-24 minggu)

± 3 mg perhari, yaitu kebutuhan basal 0,8 mg perhari ditambah dengan kebutuhan janin Red cell Mass=300 mg dan conceptus=115 mg

Trimester III (25-40 minggu)

± 5 mg perhari, yaitu kebutuhan basal 0,8 mg perhari ditambah dengan kebutuhan janin Red cell Mass=150 mg dan conceptus = 223 mg

Sumber : Waryana 2010 c. Sumber zat besi

(41)

kacang-kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi dalam sebagian besar sayuran yang mengandung asam oksalat tinggi seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik yang rendah (Waryana, 2010). Kombinasi dari makanan sehari-hari sangat penting untuk diperhatikan, terutama yang terdiri dari campuran sumber besi hewani dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang tentunya dapat membantu absorbsi di dalam tubuh menjadi lebih baik lagi (Almatsier, 2009).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi zat besi

Zat besi yang dikonsumsi setiap harinya tidak langsung di absorpsi oleh tubuh karena ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi absorpsi zat besi tersebut. Menurut Waryana (2010) ada dua faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi zat besi di dalam tubuh, yaitu: 1) Bentuk zat besi

Zat besi yang terdapat dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada zat besi yang berasal dari makanan nabati. 2) Asam Organik

(42)

3) Tingkat keasaman lambung

Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut zat besi sehingga bisa lebih cepat di serap oleh tubuh.

4) Kebutuhan tubuh

Tubuh yang kekurangan zat besi atau tubuh yang memiliki peningkatan kebutuhan zat besi akan meningkatkan penyerapan zat besi pula untuk memenuhi kebutuhannya.

Tubuh yang tidak bisa mengabsorpsi zat besi dengan baik akan mengalami kekurangan zat besi. Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kekebalan tubuhdan gangguan penyembuhan luka, serta kemampuan untuk mengatur suhu tubuh juga akan ikut menurun (Almatsier, 2009). Kekurangan zat besi juga dapat menimbulkan anemia yaitu keadaan dimana seseorang baik pria maupun wanita yangkadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 g/100 ml(Winkjosastro, 2009).

e. Pencegahan kekurangan zat besi

(43)

besi (Almatsier, 2009). Menurut Depkes RI (2008) ada empat pendekatan utama untuk melakukan pencegahan dan pengendalian anemia karena kekurangan zat besi yaitu: penyediaan suplemen zat besi, penambahan bahan pangan yang bisa dikonsumsi dengan zat besi, edukasi gizi dan pendekatan berbasis budi daya tumbuhan untuk memperbaiki ketersediaan zat besi nabati.

Selain melalui pendekatan menurut Tarwoto&Watonah (2010) ada beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah ada terjadi nya kekurangan zat besi, yaitu:

1) Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam, hati, dan telur) dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan tempe).

2) Usahakan untuk banyak mengkonsumsi makanan sumber vitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi seperti jambu, jeruk, tomat, dan nanas.

3) Konsumsi 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.

4) Apabila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokter untuk dicari tau penyebabnya dan diberikan pengobatan.

f. Efek samping pemberian tablet zat besi

(44)

zat besi juga memiliki efek samping. Menurut Almatsier (2009) pemberian zat besi secara oral dapat menimbulkan efek samping pada saluran gastrointestinal yaitu berupa rasa tidak enak di ulu hati, mual muntah dan diare. Frekuensi efek samping ini tergantung dari dosis zat besi yang diberikan, dan tidak berpengaruh pada senyawa zat besi yang digunakan atau dikonsumsi.

Pemberian suplementasi zat besi pada sebagian wanita hamil dapat menyebabkan sembelit, tetapi dapat diredakan dengan cara memperbanyak minum air mineral, serta menambah konsumsi makanan yang kaya akan serat seperti roti, dan sereal. Efek samping lain yang biasanya dirasakan oleh ibu hamil selama mengkonsumsi tablet zat besi adalah mual, meskipun terkadang mual pada masa kehamilan merupakan proses fisiologi yang sering terjadi sebagai dampak dari adaptasi hormonal (Arisman, 2010).

4. Kepatuhan

a. Pengertian Kepatuhan

(45)

dalam mengikuti instruksi dan petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan janin yang dikandungnya (Wipayani, 2008)

Kepatuhan ibu hamil tidak hanya sekedar mengikuti instruksi saja tetapi juga dalam mengkonsumsi tablet zat besi, yang dapat diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi, dan frekuensi konsumsi perhari yang pemberiannya merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia khususnya anemia kekurangan zat besi (Rachmawati, 2012). Pemberian tablet zat besi merupakan cara efektif untuk menanggulangi anemia karena kandungan besinya yang dilengkapi dengan asam folat dapat sekaligus mencegah anemia karena kekurangan asam folat. Program nasional menganjurkan kombinasi 60% mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis (Depkes RI, 2008).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Kepatuhan seseorang dalam berprilaku dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan menurut Wipayani (2008) kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1) Pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) adalah hasil dari “tahu” yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan

(46)

pengisian angket yang berisi materi yang ingin diukur sehingga hasilnya dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya (Arikunto, 2006). Tingkat pengetahuan seseorang mengenai tablet zat besi berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam memilih makanan yang mengandung zat besi, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat penting peranannya dalam menentukan kepatuhan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet zat besi sehingga dengan pengetahuan yang baik ibu akan mengerti bagaimana cara mengkonsumsi dan menyimpan tablet zat besi dengan baik dan benar (Ramamawati, 2008). Pengetahuan ibu hamil mengenai manfaat tablet zat besi dan dampak dari kekurangan zat besi diperoleh dari penyuluhan yang diberikan bidan atau tenaga kesehatan saat ibu hamil melakukan pemeriksaan (Depkes RI, 2008). 2) Dukungan suami

Suami adalah pemimpin dan pelindung yang nyata bagi seorang istri. Kewajiban seorang suami terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan, memberi nafkah lahir batin, menyantuni dengan baik dan memberi dukungan kepada istri (Suparyanto, 2011). Dukungan yang diberikan oleh suami kepada istri menurut Nasution (2007) dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

(47)

b) Dukungan nyata yaitu dukungan yang diberikan secara langsung, baik berupa bantuan finansial ataupun menyediakan transportasi ketika istri membutuhkan.

c) Dukungan informasi yaitu dukungan yang memberikan info-info dan masukan untuk mengatasi masalah yang muncul, baik berupa saran, nasihat, pengarahan, ataupun solusi ketika menghadapi masalah.

d) Dukungan pengharapan yaitu dukungan yang terjadi apabila suami memberikan respon yang positif sehingga istri merasa memiliki seseorang yang bisa diajak bicara mengenai masalahnya, dapat berupa persetujuan ide-ide yang diajukan oleh istri.

(48)

B. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan dan landasan teori di atas maka dapat disusun suatu kerangka konsep sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Konsep Keterangan gambar:

: Yang diteliti : Yang tidak diteliti C. Hipotesis

(49)

38 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet Fe. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Puskesmas Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan September 2015 – April 2016. C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta selama bulan Januari 2015 sebanyak 145 orang.

2.Sampel

(50)

pengambilan sampel di dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dengan kriteria inklusi :

a. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

b. Ibu hamil yang tinggal dan menetap di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. c. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

d. Ibu hamil yang bisa baca tulis Dan kriteria eksklusi :

a. Ibu hamil yang baru pertama kali melakukan pemeriksaan kehamilan b. Ibu hamil yang memiliki penyakit kelainan darah

c. Ibu hamil yang menempuh atau lulusan perguruan tinggi

Menurut Arikunto (2006) apabila jumlah populasi dalam penelitian kurang dari seratus, maka seluruhnya diambil untuk dijadikan sampel, namun apabila populasi lebih dari seratus maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, sesuai dengan pendapat tersebut rumus pengambilan sampel yang akan digunakan yaitu:

n = 25% x N n = 25% x 145

n = 36,25 dibulatkan menjadi 36 orang Keterangan :

(51)

Mengantisipasi tidak terpenuhinya jumlah responden ketika pengambilan data, maka perlu dilakukan koreksi terhadap besar sampel yang dihitung sebelumnya. Cara yang digunakan adalah dengan menambahkan jumlah subjek dengan rumus sebagai berikut (Sastroasmoro dan Ismael, 2008):

n’ =

f n

1

Keterangan :

n’ = ukuran sampel setelah revisi n = ukuran sampel asli

1-f = perkiraan proporsi drop out, yang diperkirakan 10% (f=0,1) Maka sampel yang dibutuhkan adalah :

n’ =

1 , 0 1

36

= 9 , 0

36

= 40 orang

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki tiga variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran tenaga kesehatan. 2. Variabel Terikat

(52)

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah pendidikan, pengetahuan, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.

Cara mengendalikan variabel pengganggu : a. Pendidikan

Pendidikan dikendalikan karena pendidikan mempengaruhi kepatuhan responden, dengan cara responden dalam penelitian ini maksimal berpendidikan SMA.

b. Pengetahuan

Pengetahuan dikendalikan dengan cara ibu hamil yang baru pertama kali melakukan pemeriksaan kehamilan tidak dimasukkan ke dalam responden penelitian.

c. Budaya

Budaya dikendalikan dengan cara ibu hamil yang bukan warga dan menetap di Kabupaten Bantul tidak dimasukkan ke dalam responden penelitian.

d. Pengalaman

Pengalaman tidak bisa dikendalikan karena pengalaman responden bisa didapat dari manapun dan kapanpun sehingga peneliti tidak bisa mengendalikan.

e. Sosial ekonomi

(53)

4. Hubungan Antar Variabel

Gambar 2. Hubungan antarvariabel Keterangan gambar:

: Variabel yang diteiti

: Variabel yang tidak diteliti (Variabel penganggu) E. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam peneitian ini terdiri dari:

Tabel IV. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No Variabel

Penelitian Definisi Operasional

Alat

Ukur Skala Hasil Ukur 1. Peran

tenaga kesehatan

Peranan yang dilakukan dengan harapan ibu hamil

dapat meningkatkan

kepatuhan, meliputi peran sebagai komunikator, motivator, fasilitator, dan konselor. yang diberikan oleh petugas kesehatan, sesuai

(54)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini meliputi kuesioner identitas responden, kuesioner peran tenaga kesehatan, dan kuesioner kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. Kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup yang dibagikan dan diisi oleh responden, kemudian diminta untuk memilih jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti.

1. Kuesioner Identitas

Kuesioner ini untuk mengetahui identitas responden terdiri dari tanggal pengisian kuesioner, nama/inisial responden, usia responden, usia kehamilan, paritas, pendidikan terakhir, pekerjaan responden, dan jumlah tablet Fe yang sudah pernah dikonsumsi. Responden hanya perlu mengisi data dan kemudian memilih salah satu jawaban yang dianggap tepat

2. Kuesioner Peran Tenaga Kesehatan

(55)

Tabel V. Kisi-kisi kuesioner peran tenaga kesehatan

No. Item Pernyataan Favourable Unfavourable

1. Sebagai Komunikator 1,2,3,4 -

2. Sebagai Motivator 6,7,8 5

3. Sebagai Fasilitator 9,13,16 14

4. Sebagai Konselor 10,15 11,12

Jumlah 12 4

Penilaian kuesioner untuk kuesioner peran tenaga kesehatan dilakukan dengan menggunakan skala Guttman karena bentuk jawaban dari pernyataan bersifat jelas yaitu ya-tidak. Alternatif jawaban benar pada setiap butir soal dijumlahkan kemudian dibandingkan dengan jumlah butir dikalikan 100%. Hasil penilaian kuesioner berupa presentase untuk menilai peran tenaga kesehatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan: P = Presentase

X = Jumlah jawaban yang benar N = Jumlah Butir

Sesuai dengan Notoadmojo (2007) pengukuran variabel peran tenaga kesehatan ini diukur menggunakan skala ordinal, untuk mengetahui nilai presentase yang diperoleh itu kurang (1%-50%), dan baik (51%-100%). 3. Kuesioner Kepatuhan Ibu Hamil dalam

Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti secara terstruktur dengan jumlah 9 pernyataan. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan jenis pernyataan tertutup dengan dengan dua alternatif jawaban “ya” dan

P = �

(56)

“tidak”, dengan kriteria pernyataan positif (favourable) nilai skor jawaban “ya” adalah 1 dan jawaban “tidak” adalah 0, dan pernyataan yang negatif

(unfavourable) maka nilai skor jawaban “ya” adalah 0 dan jawaban “tidak” adalah 1.

Tabel VI. Kisi-kisi kuesioner kepatuhan ibu hamil

No. Item Pernyataan Favourable Unfavourable 1 Kepatuhan ibu hamil

mengkonsumsi tablet Fe

3,5,8 1,2,4,6,7,9

Jumlah 3 6

Penilaian kuesioner untuk kuesioner kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe menggunakan skala nominal, terdiri dari 9 item pernyataan tentang kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe, dan cara mengkonsumsi tablet Fe. Jumlah skor tertinggi adalah 9 dan skor terendah adalah 0 untuk menilai kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Berikut urutan pengumpulan data penelitian yang dilakukan oleh peneliti: 1. Tahap Persiapan

(57)

Bantul 2014, Puskesmas Pleret merupakan puskesmas yang memiliki angka kejadian anemia tertinggi di Kabupaten Bantul jika dibanding puskesmas lainnya, kemudian setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing peneliti melakukan survei pendahuluan ke Puskesmas Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta untuk mendapatkan data ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Setelah survei selesai peneliti menyusun proposal penelitian dan dikonsultasikan kembali dengan dosen pembimbing. Setelah proposal dikonsultasikan, peneliti melakukan ujian proposal penelitian dan dilanjutkan dengan melakukan perbaikan proposal.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu. Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan di Puskesmas Banguntapan II, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Uji validitas dilakukan pada bulan Maret 2016 dengan jumlah ibu hamil sebanyak 30 orang yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian.

(58)

kontrak waktu untuk mulai melaksanakan penelitian. Peneliti melakukan penelitian dengan mendatangi Puskesmas Pleret setiap hari Selasa dan Kamis sesuai dengan jadwal KIA pada Puskesmas tersebut. Peneliti mendatangi setiap ibu hamil yang datang melakukan pemeriksaan kehamilan kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti, setelah itu peneliti memberikan informed consent dan meminta responden untuk membaca dan memahami lembar tersebut, apabila ada yang tidak dipahami peneliti memberikan kesempatan untuk bertanya. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden di dalam penelitian diminta untuk menandatangani lembar tersebut dan mengisi kuesioner yang telah disediakan, sedangkan ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden di dalam penelitian ini tidak dipaksakan.

(59)

3. Tahap akhir

Kegiatan akhir dari penelitian ini adalah menyusun hasil penelitian dilanjutkan dengan konsultasi untuk penulisan hasil dan pembahasan penelitian. Setelah itu, peneliti melakukan seminar hasil penelitian dan memperbaiki hasil penelitian apabila ada koreksi dari dosen penguji. Kemudian peneliti menjilid, mengumpulkan, dan mempublikasikan hasil penelitian agar bisa dimanfaatkan bagi yang membutuhkan.

H. Uji Validitas dan Reabilitas 1. Uji validitas

Kuesioner hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe yang digunakan dalam penelitian dilakukan uji validitas terlebih dahulu untuk memperoleh kuesioner yang valid. Uji validitas dilakukan kepada 30 ibu hamil di Puskesmas Banguntapan II, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Pengukuran validitas kuesioner dalam penelitian ini akan menggunakan rumus Person Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara skor subjek dengan skor total N = Jumlah responden

∑ XY = Total perkalian skor item dan skor total

(60)

Y = Skor total dari seluruh pertanyaan yang dijawab ∑Y = Jumlah skor total variabel Y

Uji validitas dilakukan pada ibu hamil sebanyak 30 orang dengan df 28 sehingga rtabel menjadi 0,3061. Kuesioner dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel, sedangkan jika rhitung lebih kecil dari rtabel, maka kuesioner dikatakan tidak valid. Hasil uji validitas kuesioner peran tenaga kesehatan dari 20 pertanyaan diperoleh 15 item pertanyaan yang valid dan 5 pertanyaan yang tidak valid. Pertanyaan yang tidak valid tetapi memiliki komponen penting dalam penelitian dilakukan perbaikan kalimat, sedangkan pertanyaan yang tidak memiliki komponen penting dihilangkan sehingga jumlah kuesioner peran tenaga kesehatan menjadi 16 pertanyaan. Hasil uji validitas kuesioner kepatuhan ibu hamil dari 10 pertanyaan diperoleh 7 pertanyaan yang valid dan 3 pertanyaan yang tidak valid. Dua pertanyaan yang tidak valid tetapi memiliki komponen penting dalam penelitian kemudian dilakukan perbaikan kalimat sehingga jumlah kuesioner kepatuhan ibu hamil menjadi 9 pertanyaan.

2. Uji reliabilitas

(61)

� = � − 1 1 −� ∑ �� � Keterangan:

R11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ �� = jumlah varian butir

�� = varian skor total

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,7. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,7 maka instrumen dikatakan tidak reliable (Johnson & Christensen, 2012). Hasil uji reliabilitas peran tenaga kesehatan didapatkan reliabilitas sebesar 0,867 dan kuesioner kepatuhan ibu hamil sebesar 0,768 maka instrument ini dianggap sudah reliable dan bisa digunakan untuk pengambilan data penelitian.

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Metode Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010), terdapat beberapa langkah yang digunakan dalam pengolahan data secara manual, antar lain:

a. Editing (pengumpulan data)

(62)

b. Coding sheet (membuat lembaran kode)

Kuesioner yang memiliki konsistensi data diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Pengklasifikasian dilakukan dengan memberikan tanda atau kode berbentuk angka pada setiap item pernyataan. Coding untuk pernyataan favourable (pernyataan positif) diberi angka 1 pada jawaban ya dan angka 0 pada jawaban tidak, sedangkan untuk pernyataan unfavourable (pernyataan negatif) diberikan angka 0 pada jawaban ya dan 1 pada jawaban tidak.

c. Data Entri (memasukkan data)

Kuesioner yang sudah diklasifikasikan dan diberi kode kemudian dimasukkan kedalam master tabel atau data base komputer, data tersebut dibuat menjadi distribusi frekuensi sederhana dan persentase atau dengan membuat tabel.

d. Tabulating (tabulasi)

Kuesioner yang memiliki angka-angka atau kode skor pada setiap item pertanyaannya dijumlahkan oleh peneliti sehingga diperoleh skor keseluruhan. Hasil pengkodean peneliti masukkan ke dalam tabel yang dilakukan secara komputerisasi untuk memudahkan dalam menganalisa data.

e. Cleanning (pembersihan data)

(63)

kesalahan kode ketidaklengkapan data untuk kemudian dilakukan korelasi.

2. Analisa data

Data yang sebelumnya sudah diolah kemudian dianalisa. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengkolerasikan data antara dua variabel, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel penelitian. Data yang dianalisa pada analisa univariat di penelitian ini adalah data karakteristik responden (usia, paritas, tingkat, pendidikan dan pekerjaan), peran tenaga kesehatan, dan kepatuhan ibu hamil.

b. Bivariat

Data yang sudah dipersentasekan sebelumnya kemudian dilakukan analisa bivariat. Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil, dengan melihat hubungan variabel independen (kategori) dan dependen (kategori) menggunakan uji statistik chi-square dengan derajat kepercayaan 95% (p<0,05).

J. Etik Penelitian

(64)

dari Komite Etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY dengan nomor etik 103/EP-FKIK-UMY/III/2016. Masalah etik yang harus diperhatikan antara lain:

1. Informed Consent

Informed Consent diberikan sebelum responden mengisi instrumen penelitian agar responden mengerti maksud, tujuan, dan dampak dari penelitian, serta mengetahui bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu dan tidak akan disalahgunakan. 2. Anonimity

Nama responden tidak dicantumkan di dalam instrumen penelitian, melainkan ditulis menggunakan inisial untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.

3. Confidentiality

Kerahasiaan dilakukan dengan cara memberikan jaminan bahwa hasil penelitian baik informasi maupun masalah lainnya akan dijaga dan tidak disebarluaskan. Kuesioner akan disimpan selama 2 tahun dan dimusnahkan dengan cara dibakar oleh peneliti.

4. Justice

(65)

55 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Geografis

Puskesmas Pleret merupakan sebuah Puskesmas yang terletak di Jalan Imogiri, kurang lebih 10 km sebelah timur Kabupaten Bantul, Yogyakarta, sedangkan dengan ibu kota kecamatan Pleret sendiri berjarak sekitar 3 km, dengan luas 3664,12 Ha. Wilayah Kecamatan Pleret merupakan 1/3 dataran tinggi dan 2/3 dataran rendah. Kecamatan Pleret terdiri dari 5 desa dan 47 dusun, dengan masing-masing pembagian yaitu :

1) Desa Wonokromo terdapat 12 dusun 2) Desa Pleret terdapat 11 dusun 3) Desa Segoroyoso terdapat 9 dusun 4) Desa Bawuran terdapat 7 dusun 5) Desa Wonolelo terdapat 8 dusun

(66)

masing-masing daerah rata–rata 11 km dengan waktu tempuh rata – rata 30 menit.

b. Demografis

Berdasarkan data pemerintah Kecamatan Pleret jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Pleret pada tahun 2012 tercatat sebanyak 44.155 jiwa, terdiri dari 22.141 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 22.014 penduduk berjenis kelamin perempuan, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 179 KK, sehingga rata-rata dalam setiap keluarga terdapat 2 hingga 3 jiwa dengan jumlah kepadatan penduduk sebesar 1192 jiwa/km2.

Umumnya mata pencaharian penduduk di Kecamatan Pleret adalah sebagai buruh, dengan mayoritas pekerjaan penduduk setempat di bidang pertanian (25%), perdagangan (21%), Industri (19%), dan jasa (17%). 2. Karakteristik responden

(67)

Tabel VII. Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi Prosentase % Usia

<20 tahun 1 2,8

20-35 tahun 33 91,7

>35 tahun 2 5,6

Jumlah 36 100

Paritas

Primipara 11 30,6

Multipara 25 69,4

Grandemultipara 0 0

Jumlah 36 100

Pendidikan

SD 5 13,9

SMP 16 44,4

SMA 15 41,7

Jumlah 36 100

Pekerjaan ibu

Pegawai Negeri Sipil 0 0

Swasta 1 2,8

Ibu Rumah Tangga 34 94,4

dan lain-lain 1 2,8

Jumlah 36 100

(68)

(94,4%), dan tidak ada responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (0%).

3. Peran Tenaga Kesehatan

Peran tenaga kesehatan dalam penelitian ini meliputi peran sebagai komunikator, motivator, fasilitator, dan konselor. Distribusi frekuensi variabel peran tenaga kesehatan dapat dikategorikan dan diringkas sesuai dengan tabel berikut:

Tabel VIII. Distribusi Frekuensi Data Peran Tenaga Kesehatan

Kriteria Frekuensi Prosentase %

Baik 34 94,4%

Kurang 2 5,6%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel VIII dapat dijelaskan bahwa hasil penelitian tentang data tenaga kesehatan yang berperan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe sejumlah 34 orang (94,4%) dengan kriteria baik, dan 2 orang (5,6%) dengan kriteria kurang.

4. Kepatuhan Ibu Hamil

Kepatuhan ibu hamil dalam penelitian ini meliputi kepatuhan ibu dalam mengikuti instruksi mengkonsumsi tablet Fe, yang diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi sesuai dosis, ketepatan cara mengkonsumsi, dan frekuensi konsumsi perhari. Distribusi frekuensi variabel kepatuhan ibu hamil dapat dikategorikan dan diringkas sesuai dengan tabel berikut:

Tabel IX. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe

Kriteria Frekuensi Prosentase %

Patuh 8 22,2%

Tidak Patuh 28 77,8%

(69)

Berdasarkan tabel IX dapat dijelaskan bahwa hasil penelitian tentang data kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 8 orang (22,2%) dengan kriteria patuh dan 28 orang (77,8%) dengan kriteria tidak patuh.

5. Hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen (peran tenaga kesehatan) dengan variabel dependen (kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe).

Tabel X. Hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe

Peran Tenaga Kesehatan

Kepatuhan Ibu Hamil Patuh Tidak Patuh Total

pvalue

f % f % f %

Kurang 0 0% 2 100% 2 100%

1.00 Baik 8 23,5% 26 76,5% 34 100%

Total 8 22,2% 28 77,8% 36 100% Sumber: Data primer 2016

Hasil analisa statistik dengan menggunakan analisa Chi Square didapatkan bahwa ρ = 1.00 (ρ> 0,05). Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara peran tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden a. Usia

(70)

mampu memilih dan menyaring materi atau informasi yang diterimanya. Bertambahnya usia ibu akan mempengaruhi kemampuan intelektual ibu tersebut dalam menerima informasi, dan sebaliknya ibu yang mempunyai umur yang masih muda atau <20 tahun akan mempunyai sedikit kemampuan dalam menyaring informasi yang baru didapat terutama sehubungan dengan tablet Fe. Menurut penelitian yang dilakukan Qudsiah (2012) semakin cukup usia ibu maka tingkat daya tangkap dan pola pikir ibu akan lebih matang dalam berfikir sehingga pengetahuan yang diperolehnya pun akan semakin membaik.

b. Paritas

(71)

c. Pendidikan

Responden di dalam penelitian mayoritas berpendidikan dan lulusan SMP. Pendidikan yang telah dijalani dan ditempuh berpengaruh terhadap perubahan dan perilaku ibu, melalui pendidikan akan terjadi proses pengembangan, pengetahuan, dan wawasan. Menurut Purwanto (2011) semakin rendah tingkat pendidikan yang pernah ditempuh seseorang maka akan semakin buruk pula pola fikir yang akan terbentuk, yang nantinya akan membuat ibu semakin tertutup terhadap hal-hal baru dan kurang mampu menerima informasi dengan baik. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridayanti (2012) pendidikan juga memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesadaran ibu mengenai kesehatan.

d. Pekerjaan

(72)

merupakan hal utama yang mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk patuh dalam menjaga kesehatan, karena ibu hamil yang tidak bekerja juga mendapatkan banyak informasi mengenai konsumsi tablet Fe dari tenaga kesehatan, dan tentunya informasi tersebut cukup menjadi dasar pengetahuan ibu dalam memberikan pengaruh terhadap kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe.

2. Gambaran peran tenaga kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Pleret Bantul memiliki peran dengan kategori baik, hal ini menunjukkan bahwa tenaga kesehatan mampu melakukan tugasnya dengan baik sebagai pelopor kesehatan yang bertugas membantu meningkatkan kesehatan masyarakat. Menurut Zahn (2012) secara garis besar ada peranan-peranan penting yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan sebagai kader kesehatan masyarakat diantaranya yaitu melakukan promosi kesehatan, melakukan tindakan dan perawatan secara komprehensif pada pasien, memberikan dukungan, dan melakukan rujukan. Penelitian ini memfokuskan peran tenaga kesehatan sebagai komunikator, motivator, fasilitator dan konselor.

(73)

yang ingin disampaikan oleh tenaga kesehatan, bahasa yang digunakan di dalam berkomunikasi pun merupakan bahasa sehari-hari sehingga ibu menjadi lebih mudah untuk mengerti.

Menurut Notoadmojo (2010) proses komunikasi yang terjadi antara tenaga kesehatan dan ibu hamil harus efektif karena komunikasi sangat diperlukan untuk mengontrol kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap prilaku kesehatan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menurut Mandriwati (2008) komunikasi yang dilakukan antara tenaga kesehatan dan ibu hamil berupa penyampaian pesan kesehatan pada setiap kunjungan yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe agar terhindar dari anemia selama masa kehamilannya.

(74)

Sebagai seorang fasilitator tenaga kesehatan merupakan tempat bertanya bagi pasien yang memiliki masalah kesehatan dan membantu memecahkan masalah tersebut, sehingga diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013) sebagai seorang fasilitator tenaga kesehatan diberikan pembekalan mengenai konsumsi tablet Fe dengan tujuan agar tenaga kesehatan mampu melaksanakan pemberian tablet Fe tepat pada sasaran dalam upaya menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil.

Menurut Mobarok (2012) tenaga kesehatan sebagai seorang fasilitator memiliki ciri pendamping yang mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan individu agar patuh akan kesehatan, serta memfasilitasi proses belajar. Tenaga kesehatan di Puskesmas Pleret Bantul sudah mampu meyediakan tablet Fe secara gratis setiap ibu hamil membutuhkan sehingga ibu hamil dengan sosial ekonomi yang rendah merasa tidak terbebani setiap dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet Fe. Tenaga kesehatan juga rutin memberikan satu bungkus tablet Fe pada setiap kunjungan ibu hamil ke Puskesmas agar kebutuhan zat besi ibu selama masa kehamilan tetap terpenuhi.

Gambar

Tabel I. Lama kehamilan seorang wanita
Tabel II. Kebutuhan zat besi selama kehamilan
Tabel III. Kebutuhan zat besi menurut usia kehamilan
tablet dengan waktu dan dosis yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji bivariabel dengan me- nggunakan uji Chi-Square untuk me- ngetahui pengetahuan tentang anemia defisiensi besi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet

Hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember menunjukkan bahwa ibu hamil yang

Masih adanya kasus anemia pada ibu hamil dikarenakan pola konsumsi zat besi yang kurang baik, tidak patuhnya dalam mengkonsumsi tablet Fe.Hasil penelitian ini

Penelitian oleh Purnawan (2006) mengenai hubungan pengetahuan, sikap dan praktek ibu hamil tentang pencegahan anemia gizi dengan kepatuhan minum tablet Fe

Menurut Nugraheny, (2009) banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil, sehingga jika ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi, namun

Hasil uji bivariabel dengan menggunakan uji Ch i-S quare untuk mengetahui pengetahuan tentang anemia defisiensi besi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet

Penyelesaian penulis Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu

Anemia paling sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia akibat defisiensi zat besi karena kebutuhan zat besi akan meningkat dua kali lipat pada ibu hamil