HUBUNGAN MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) DI KELURAHAN
GEBANG KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER
SKRIPSI
oleh
Amin Aini Ma’rufah
NIM 132310101070
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
ii
HUBUNGAN MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) DI KELURAHAN
GEBANG KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Keperawatan
oleh
Amin Aini Ma’rufah
NIM 132310101070
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
iii
PERSEMBAHAN
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan petunjuk dan ridho-Nya, serta nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi tauladan bagi umatnya. Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Suamiku tercinta Budi Setiawan terimakasih atas doa dan dorongan serta semangat yang tak henti-hentinya untuk menjadi kekuatan dalam hidupku; 2. Orangtua saya tercinta, kakak-kakakku dan adikku terimakasih atas kesetiaan
doanya selama ini;
3. Kedua putraku Alvan dan Algi yang selama ini menjadi kekuatan dalam hidupku;
4. Almamater Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember dan seluruh dosen serta guru-guruku tercinta TK, SD, SMP, SMA di Jember, terimakasih yang selama ini telah memberikan ilmunya dengan tulus;
iv
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan” (QS: Asy-syarh 94: 5-6)
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan padanya jalan menuju ke surga”
(H.R. Muslim)
“Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan, tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan”
vi SKRIPSI
HUBUNGAN MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) DI KELURAHAN
GEBANG KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER
oleh
Amin Aini Ma’rufah
NIM 132310101070
Pembimbing:
viii
Hubungan Motivasi Ibu Hamil dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember (Correlation Motivation of Pregnant Women with Compliance Consuming Iron Tablet (Fe) in Gebang Subdistrict Patrang Jember)
Amin Aini Ma’rufah
ABSTRACT
School of Nursing Science, Jember University
Motivation is a process which results in an intensity, direction, and individual perseverance in an effort to achieve a purpose. The purpose of motivation is to move or excite the heart of someone to arise the desire and the will in him to do something so that it can get results and achieved the purpose. One of them is to consume iron tablets ( Fe ) for pregnant women. The purpose of this research was to analyze the correlation between motivation of pregnant women with compliance consuming iron tablet (fe) in Gebang Subdistrict Patrang Jember. The research design used retrospective with 57 sample.data analysis was used chi square test. The research result showed that there was significance correlation between motivation of pregnant women with compliance consuming iron tablet (fe) in Gebang Subdistrict Patrang Jembe.
ix
RINGKASAN
Hubungan Motivasi Ibu Hamil dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember; Amin Aini Ma’rufah, 132310101070; 2015, 72 Halaman, Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
Motivasi adalah suatu proses yang meghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan. Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah hati seseorang agar timbul keinginan dan kemauan dalam dirinya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan yang dikehendaki. Tujuan tersebut dapat berupa sikap dan perilaku seseorang. Pengetahuan memegang peranan yang penting dalam menentukan sikap dan perilaku responden untuk mengkonsumsi tablet besi selama hamil dan mematuhinya hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat penting peranannnya dalam menentukan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi, ibu hamil akan tahu bagaimana menyimpan dan menggunakan tablet zat besi merupakan salah satu bantuan terpenting yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas status gizi pada ibu hamil.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian yaitu retrospektif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 57 ibu hamil. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang, menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data sehingga data yang diperoleh adalah data primer. Uji statistik yang digunakan adalah chi square.
x
50,9%, dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) sebesar 49,1%. Hasil analisis uji bivariat dari hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Jember, dianalisis dengan uji chi square dan didapatkan nilai p value= 0,012 yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara motivasi ibu
hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).
xi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan anugerah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Hubungan Motivasi ibu hamil dengan Kepatuhan mengkonsumsi tablet
zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember” dengan baik. Proposal skripsi ini disusun sebagai langkah awal untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar sarjana keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Skripsi ini dapat penulis selesaikan atas bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak, dengan rasa syukur penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S. Kep. M. Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember;
2. Iis Rahmawati, S. Kp, M. Kes selaku Dosen Pembimbing Utama dan Ns. Ratna sari H, S. Kep, M. Kep., selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah membimbing dan memberikan saran dengan sangat sabar demi kesempurnaan skripsi ini;
3. Iis Rahmawati, S. Kp, M. Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama melaksanakan studi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember;
4.
Ns. Nurfika Asmaningrum, M.Kep., selaku dosen penguji anggota yang juga turut serta membantu dalam membimbing skripsi ini;5. Kepala Puskesmas Patrang dan staff di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember, yang telah memberi ijin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini;
6. Teman-teman PSIK program alih jenis angkatan 2013 dan 2014 yang telah mendukung saya;
xii
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat membawa manfaat.
Jember, 28 Juni 2015
xiii
1.5 Keaslian Penelitian ... 7
xiv
2.1 Konsep Motivasi ... 8
2.1.1 Definisi Motivasi... ... 8
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ... 12
2.1.3 Tujuan motivasi ... 13
2.2.4 Cara meningkatkan kepatuhan ... 18
2.3 Konsep Kehamilan ... 22
2.3.1 Definisi kehamilan ... 22
2.3.2 Tanda-tanda kehamilan ... 23
2.3.3 Tahapan masa kehamilan ... 25
2.3.4 Standar asuhan kehamilan ... 27
2.4 Konsep Tablet Zat Besi ... 29
2.4.1 Definisi tablet zat besi ... 29
2.4.2 Kebutuhan zat besi selama hamil ... 29
2.4.3 Pemberian tablet besi ... 31
2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi 31 2.4.5 Kebutuhan zat besi/(Fe) dan suplemen zat besi ... 32
xvi
5.2 Pembahasan ... 60
5.2.1 Motivasi ibu hamil ... 62
5.2.2 Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi ... 62
5.2.3 Hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ... 63
5.3 Keterbatasan Penelitian ... 66
5.4 Implikasi Keperawatan ... 66
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ... 67
6.1 Simpulan ... 67
6.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
xvii
DAFTAR TABEL
2.1 Metode mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi obat ... 21 4.1 Definisi Operasional ... 42 4.2 Instrumen motivasi ibu hamil sebelum dan sesudah uji validitas di
Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ... 46 4.3 Instrumen kepatuhan ibu hamil sebelum dan sesudah uji validitas di
Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ... 46 5.1 Rerata responden menurut usia, usia pernikahan di Kelurahan Gebang
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ... 54 5.2 Distribusi frekuensi ibu hamil menurut jumlah kehamilan, tinggal
serumah dengan, tingkat pendidikan, dan pekerjaan di Kelurahan
Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember... 55 5.3 Distribusi ibu hamil berdasarkan motivasi di Kelurahan Gebang
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ... 57 5.4 Distribusi ibu hamil berdasarkan indikator motivasi di Kelurahan
Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember... 57 5.5 Distribusi ibu hamil berdasarkan kepatuhan di Kelurahan Gebang
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ... 58 5.6 Distribusi ibu hamil berdasarkan indikator kepatuhan di Kelurahan
Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember... 59 5.7 Analisis hubungan motivasi ibu hamil dan kepatuhan di Kelurahan
xviii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka teori ... 35 3.1 Kerangka konsep ... 36
xix
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lembar informed ... 73
B. Lembar consent ... 74
C. Kuesioner A ... 75
D. Kuesioner B ... 76
E. Hasil uji validitas dan uji reliabilitas ... 78
F. Hasil analisis data ... 82
G. Surat rekomendasi penelitian ... 89
H. Lembar dokumentasi ... 94
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan salah satu sasaran pelayanan kesehatan reproduksi, yang keberadaannya memerlukan perhatian khusus serta mendapatkan prioritas utama, karena setiap saat bisa timbul adanya penyakit yang dapat mengancam jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Masa kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan lahirnya bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang dikandungnya membutuhkan gizi yang cukup banyak (Depkes RI, 2010).
Terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, hasil Riskesdas 2013 menunjukkan cakupan pelayanan antenatal bagi ibu hamil semakin meningkat. Hal ini memperlihatkan semakin membaiknya akses masyarakat terhadap pelayanan antenatal oleh petugas kesehatan. Cakupan pelayanan antenatal pertama kali tanpa memandang trimester kehamilan (K1 akses) meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi 95,2% pada tahun 2013. Peningkatan akses ini juga sejalan dengan cakupan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal pertama pada trimester pertama kahamilan (K1 Trimester 1), yaitu dari 72,3% pada tahun 2010 menjadi 81,3% pada tahun 2013. Demikian pula pada tahapan selanjutnya, cakupan pelayanan antenatal sekurang-kurangnya empat kali kunjungan (K4) juga meningkat dari 61,4% pada tahun 2010 menjadi 70,0% pada tahun 2013.
yang menderita anemia dapat berdampak terhadap janin, seperti bayi premature, resiko bayi berat lahir rendah (BBLR), kelainan janin, serta meningkatkan resiko gawat janin (Fatricia, 2014).
Ibu hamil umumnya diberikan satu tablet zat besi (Fe) setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. Tablet Tambah Darah (TTD) mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang air besar. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan minum tablet zat besi setelah makan pada malam hari.
Zat besi paling baik dikonsumsi di antara waktu makan bersama jus jeruk. Konsumsi kopi, teh, ataupun susu dapat mengurangi absorbsi zat besi (Fe), sehingga sebaiknya menghindari meminum kopi, teh ataupun susu jika akan mengkonsumsi zat besi (Fe) (Hutahaean, 2013). Tablet zat besi sebagai suplemen yang di berikan pada ibu hamil menurut aturan harus di konsumsi setiap hari. Namun karena berbeda faktor misalnya pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek samping tablet yang di timbulkan dapat memicu seorang untuk kurang mematuhi konsumsi tablet zat besi secara benar sehingga tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak tercapai (Kautsar dkk, 2013).
pengobatan, jadwal pengobatan atau gaya hidup yang harus dimodifikasi (Brooker dalam Waluyanti, 2012). Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kepatuhan ibu selama ini adalah pendestribusian Fe melalui Posyandu, Polindes, Puskesmas dan melibatkan petugas kesehatan seperti; bidan, perawat hingga kader posyandu. Untuk meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi maka diperlukan sistem evaluasi dan monitoring yang dapat dipercaya (Broek, 2003).
Tablet zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus di konsumsi setiap hari. Namun karena berbeda faktor misalnya pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek samping tablet yang di timbulkan dapat memicu seorang untuk kurang mematuhi konsumsi tablet zat besi secara benar sehingga tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak tercapai (Kautsar dkk, 2013).
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan (Notoatmodjo, 2003). Motivasi instriksik adalah motivasi yang telah berfungsi dengan sendirinya yang berasal dari diri orang tersebut tanpa adanya dorongan atau paksaan dari pihak luar. Sedangkan motovasi ekstrinsik adalah motivasi yang mengarahkan perilaku seseorang dengan tujuan yang hendak dicapai (Saam, 2013).
sedangkan pustu maupun polindes tertinggi ibu hamilnya ada di Kelurahan Gebang. Permasalahan yang didapat dari wawancara 6 dari 8 ibu hamil mengatakan jenuh dalam mengkonsumsi tablet Fe karena harus mengkonsumsi setiap hari dan mengeluh pusing serta mual.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah.
a. Mengidentifikasi motivasi ibu hamil di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
c. Menganalisis hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi peneliti serta informasi dan referensi terhadap keilmuan keperawatan maternitas, terkait konsep dan teori keperawatan serta mampu mengembangkan penelitian mengenai pengaruh dari intervensi keperawatan lainnya.
1.4.2 Manfaat bagi Instalasi Kesehatan/Lembaga
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan upaya peningkatan motivasi ibu tentang pentingnya mengkonsumsi zat besi (Fe).
1.4.3 Manfaat bagi Instansi Kesehatan
1.4.4 Manfaat bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan menambah motivasi kepada masyarakat terutama ibu-ibu hamil untuk meningkatkan motivasi dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Siti Saidah Nasution dengan judul pengetahuan ibu hamil dan motivasi keluarga dalam pelaksanaan antenatal care (ANC) di Puskesmas Ujung Batu Riau dan metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, jenis penelitian ini deskriptif korelasi.
BAB 2. TINJAUAN P USTAKA
2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Definisi Motivasi
Dalam Sardiman (2011), kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif”, maka di bawah ini merupakan pengertian motivasi menurut pendapat beberapa ahli:
a. Menurut Robbins (2001) motivasi adalah satu proses yang meghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan. Intensitas adalah seberapa kerasnya seseorang berusaha, namun intensitas yang tinggi saja tidak akan membawa ke hasil yang diinginkan kecuali disertai dengan upaya/arah. Sedangkan ketekunan adalah ukuran seberapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
c. Sedangkan menurut Donald dalam Sardiman (2011), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Gibson mengelompokkan teori motivasi ke dalam dua kelompok besar yaitu teori isi dan proses motivasi (Sunarli & Bahtiar, 2009). Salah satu teori motivasi dengan pendekatan isi adalah hierarki kebutuhan (need hierarchy) oleh Abraham Maslow terkait adanya kebutuhan internal yang sangat mempengaruhi motivasi individu dalam bekerja (Denim, 2004). Kebutuhan manusia tersusun atas hierarki yang dimulai pada tingkat paling rendah (lower-order needs) yaitu kebutuhan fisiologis hingga pada tingkat paling tinggi (higher-order needs) yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Pemikiran Maslow mengasumsikan individu berusaha memenuhi kebutuhan dasar sebelum mengarahkan perilaku pada pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi (Ivancevich et al., 2008). Tingkat kebutuhan menurut Maslow:
1) Tingkat 1 atau fisiologis
Kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan pemenuhan unsur biologis terkait fisik individu untuk mempertahankan kelangsungan hidup (Suarli & Bahtiar, 2009). Hoy & Miskel (1978) dalam Denim (2004) menjelaskan indikator fisik dan psikologis dari kebutuhan ini adalah lapar, haus, seks, tidur, istirahat sehingga perlu pemenuhan seperti makan, minum, tempat tinggal, bekerja di lingkungan yang nyaman.
2) Tingkat 2 atau keamanan dan keselamatan (safety and security)
atau psikologis dari rasa aman yaitu menghindari bahaya fisik, emosional dan bebas dari takut atau terancam (Hoy & miskel, 1978 dalam Denim, 2004). 3) Tingkat 3 atau rasa memiliki (belongingness), sosial, dan cinta
Kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain seperti berteman, afiliasi, interaksi, pernikahan, kerja sama dalam tim (Suarli & Bahtiar, 2009). Hoy & Miskel (1978) dalam Denim (2004) menyebutkan dalam indikator fisik dan psikologis dari kebutuhan ini adalah rasa bahagia berkumpul dan bersertifikat, penerimaan dalam kelompok baik oleh teman pribadi ataupun profesional, rasa bersahabat, afeksi, kerja dalam kelompok yang bersanding, dukungan, supervisi.
4) Tingkat 4 atau harga diri (esteem)
Kebutuhan akan harga diri meliputi faktor penghargaan internal (hormat diri, otonomi, pencapaian) dan faktor penghargaan eksternal (status, pengakuan, dan perhatian) (Robbins & Judge, 2008).
5) Tingkat 5 atau aktualisasi diri (self actualization)
Aktualisasi diri sebagai dorongan kebutuhan menjadi individu sesuai dengan kecakapan yang dimiliki. Pengembangan diri secara maksimal melalui usaha sendiri, kemampuan, ketrampilan, kreativitas, ekspresi, potensi diri (Denim, 2004).
rangsangan dari pihak luar. Misalnya, seorang mahasiswa belajar dengan kesadaran sendiri tanpa suruhan orang lain. Individu yang bersangkutan memperoleh kepuasan dengan proses belajar itu sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi dalam mengarahkan perilaku seseorang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai hal tersebut boleh dilakukan, misalnya orang tua selalu mengingatkan anaknya belajar dan bila berhasil akan diberi hadiah. Contoh yang lain: seseorang selalu diperhatiakan dan disiapkan agar minum obat secara teratur. Motivasi dari orang lain dapat dilakukan dengan harapan pada suatu saat, orang yang bersangkutan tanpa dorongan orang lain sudah bisa belajar atau minum obat secara teratur (Zufan, 2013).
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Menurut Taufik (2007) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu:
a. Faktor Internal 1) Kebutuhan
Seseorang berperilaku dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan, kebutuhan tersebut baik dari segi biologis maupun segi psikologis. Memenuhi kebutuan disini merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai individu, sehinga individu tersebut akan termotivasi sehingga seseorang bersikap dan berperilaku agar tujuan yang mereka inginkan tersebut dapat tercapai dan terpenuhi.
2) Harapan
Seorang individu termotivasi dikarenakan oleh keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan sebagai pemuasan diri. Keberhasilan dan harga diri seorang individu meningkat nantinya akan secara otomatis menggerakkan individu serta memotivasi seorang individu ke arah pencapaian tujuan yang ingin diraih.
3) Minat
b. Faktor eksternal 1) Dukungan keluarga
Faktor ini berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk membantu dan mengubah sikap, stimuls dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung misalnya individu dengan keluarganya atau dengan kelompokknya. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga akan semakin menguatkan motivasi individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2) Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor motivasi yang berperan sangat besar untuk memotivasi seorang individu. Lingkungan merupakan tempat dimana soeorang individu tinggal, lingkungan dapat memotivasi sesorang untuk melukakan sesuatu.
3) Penghargaan/imbalan
Individu termotivasi untuk melakukan sesuatu juga dipengaruhi oleh imbalan. Dimana imbalan ini juga sangat berperan besar untuk seorang individu berperilaku untuk pencapaian tujuan yang diinginkan.
2.1.3 Tujuan motivasi
Setiap tindakan motivasi akan membantu individu seseorang untuk mancapai tujuan yang akan dicapai. Semakin jelas dan pasti tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan.
2.1.4 Unsur-unsur motivasi
Unsur - unsur motivasi terdiri dari:
a. Motivasi adalah suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan rangsangan dari dalam maupun luar.
b. Motivasi sering ditandai dengan perilaku yang penuh emosi.
c. Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif pencapaian tujuan. d. Motivasi berhubungan erat dengan hubungan dalam diri manusia
(Notoatmodjo, 2003).
2.1.5 Fungsi motivasi
Fungsi motivasi dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu motivasi sebagai pendorong individu untuk berbuat, motivasi sebagai penentu arah perbuatan, motivasi sebagai proses seleksi perbuatan dan motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi.
a. Motivasi sebagai pendorong individu untuk berbuat
b. Motivasi sebagai penentu arah perbuatan
Motivasi akan menuntun seseorang untuk melakukan kegiatan yang benar-benar sesuai dengan arah tujuan yang ingin dicapainya
c. Motivasi sebagai proses seleksi perbuatan
Motivasi akan memberikan dasar pemikiran bagi individu untuk memperioritaskan kegiatan mana yang harus dilakukan
d. Motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi
Prestasi dijadikan motivasi utama bagi seseorang dalam melakukan kegiatan (Setiawan dan Dermawan dalam Purwanti, 2012).
2.2 Konsep Kepatuhan
2.2.1 Definisi Kepatuhan
Kepatuhan adalah suatu bentuk prilaku yang timbul akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti. Pengetahuan memegang peranan yang penting dalam menentukan sikap dan perilaku responden untuk mengkonsumsi tablet besi selama hamil dan mematuhinya hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat penting peranannnya dalam menentukan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi, ibu hamil akan tahu bagaimana menyimpan dan menggunakan tablet zat besi merupakan salah satu bantuan terpenting yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas status gizi pada ibu hamil (Anonim, 2008).
a. Satu syarat untuk semua rencana menumbuhkan kepatuhan adalah mengembangkan tujuan kepatuhan (dari teori dan tindakan berdasarkan rasional). Banyak dari pasien yang tidak patuh pernah memiliki tujuan untuk mematuhi nasehat-nasehat medis pada awalnya. Contoh seorang akan senang hati mengemukakan tujuan mengikuti program diet jika ia memiliki keyakinan dan sikap positif terhadap diet, dan keluarga serta teman mendukung keyakinan tersebut.
b. Perilaku sehat perlu sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, oleh karena itu perlu dikembangkan suatu strategi yang bukan hanya merubah strategi yang bukan hanya untuk mengubah prilaku, tetapi juga untuk mempertahankan perubahan tersebut. Sikap pengontrolan diri membutuhkan pemantauan terhadap diri sendiri evaluasi diri dan penghargaan terhadap diri sendiri terhadap prilaku yang baru tersebut.
c. Pengontrolan perilaku seringkali tidak cukup untuk mengubah orilaku itu sendiri. Faktor kognitif juga berperan penting. Suatu program dapat secara total di hancurkan sendiri oleh pasien dengan menggunakan pernyataan pertahanan diri.
d. Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program-program medis.
pasien menghadapi bahwa prilaku sehat yang baru tersebut merupakan hal penting.
2.2.2 Faktor-faktor kepatuhan
Carpenito (2000), berpendapat bahwa factor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat berpengaruh positif sehingga penderita tidak mampu lagi mempertahankan kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan tidak patuh. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diantaranya:
a. Pemahaman tetang instruksi
Tidak seorang pun mematuhi instruksi jika dirinya salah faham tetang instruksi yang diberikan padanya. Ley dan Spelman (1967) menemukan bahwa lebih dari 60% responden yang diwawancarai setelah bertemu dengan dokter salah mengerti tentang instruksi yang diberikan kepada meraka. Kadang-kadang hal ini di sebabkan oleh kegagalan profesional kesalahan dalam memberikan informasi lengkap.
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif yang di peroleh secara mandiri, lewat tahapan-tahapan tertentu.
c. Dukungan keluarga
program pengobatan yang akan mereka terima. Keluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai kepatuhan anggota keluarganya dalam mengkonsumsi obat.
2.2.3 Alat ukur kepatuhan
Kepatuhan sulit untuk dianalisa, karena sulit didefinisikan, diukur dan tergantung pada banyak faktor. Kebanyakan berhubungan dengan ketidaktaatan minum obat sebagai cara pengobatan, misalnya: tak minum cukup obat, terlalu banyak dan minum obat diluar yang diresepkan. Metode untuk mengukur kepatuhan dilihat dari sejauh mana para klien mematuhi nasehat petugas kesehatan dengan baik, meliputi: laporan klien, laporan petugas kesehatan, perhitungan pil dan botol, tes darah dan urine, alat-alat mekanis, observasi langsung dan hasil pengobatan (Smet, 1994). Dalam Hughes (1997) ada sejumlah metode untuk mengukur kepatuhan. Metode utama yang saat ini digunakan: wawancara pasien, jumlah pil, hasil pemeriksaan klinis, menggunakan indikator farmakologi, pengukuran konsentrasi plasma dalam obat dan pengawasan dengan elektronik.
2.2.4 Cara meningkatkan kepatuhan
modeling partisipan yang dimaksud dengan melalui pendekatan pendidikan
dengan cara memberikan contoh kinerja yang sukses terhadap kepatuhan minum obat, mendampingi saat minum obat, membantu mengatasi efek yang tidak menyenangkan saat minum obat, klien diminta minum obat tanpa pendampingan selanjutnya klien aktif minum obat secara mandiri, sehingga akan menghasilkan perilaku yang adaptiff yaitu kepatuhan minum obat (Nelson, 2011). Menurut Dinicola & Matteo (1992) dalam Niven (2002) ada beberapa cara untuk menghadapi klien yang mengalami ketidakpatuhan antara lain :
a. Menumbuhkan kepatuhan dengan mengebangkan tujuan kepatuhan klien akan memiliki motivasi tinggi untuk patuh jika memiliki keyakinan, sikap positif dan memahami tujuan dari perilaku kepatuhan, selain itu adanya dukungan dari dan teman terdekat terhadap keyakinan tersebut.
b. Mengembangkan strategi untuk merubah perilaku dan mempertahankannya perilaku kepatuhan membutuhkan sikap kontrol diri atau pemantauan terhadap dirinya, evaluasi diri dan penguatan terhadap perilaku.
c. Mengembangkan kognitif
Mengembangkan kognitif terhadap masalah kesehatan yang dialami klien, sehingga menumbuhkan kesadaran dan sikap positif terhadap kepatuhan. d. Dukungan sosial
Tabel 2.1 Metode mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi obat a. Metode Langsung
Metode Kekuatan Kelemahan
Observasi langsung Paling akurat Pasien dapat menyembunyikan pil dalam mulut, kemudian membuangnya, kurang praktis untuk penggunaan rutin
Mengukur tingkat metabolisme dalam tubuh
Objektif Variasi-variasi dalam
metabollisme bisa membuat impresi yang salah
Mengukur spek biologis dalam darah
Objektif, dalam penelitian klinis, dapat juga digunakan untuk mengukur placebo
Memerlukan penghitungan kuantitatif yang mahal
b. Metode tidak langsung
Metode Kekuatan Kelemahan
Kuesioner kepada pasien/ pelaporan diri pasien
Simpel, tidak mahal, paling banyak dipakai dalam seting klinis
Sangat mungkin terjadi kesalahan, dalam waktu antar kunjungan dapat terjadi distorsi
Jumlah pil/ obat yang dikonsumsi
Objektif, kuantitatif dan mudah untuk dilakukan
Data dapat dengan mudah diselewengkan oleh pasien
Rate beli ulang resep (kontinuitas)
Objektiff, mudah untuk mengumpulkan data
Kurang ekuivalen dengan perilaku minum obat, memerlukan sistem farmasi yang lebih mantap
Assessmen terhadap respon klinis pasien
Simpel, umumnya mudah digunakan
Faktor-faktor lain selain pengobatan tidak dapat dikendalikan
Ciri-ciri fisiologis mungkin tidak nampak karena alasan-alasan tertentu
Catatan harian pasien Membantu untuk mengoreksi ingatan yang rendah
Sangat mudah dipengaruhi kondisi pasien
Kuesioner terhadap orang-orang terdekat pasien
Untuk mengukur kepatuhan sebagai perilaku, aspek-aspek yang diukur sangat tergantung pada metode yang digunakan, seperti frekuensi, jumlah pil/ obat lain, kontinuitas, metabolisme dalam tubuh, aspek biologis dalam darah, serta perubahan fisiologis dalam tubuh. Morisky secara khusus membuat skala untuk mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi obat yang dinamakan MMAS (Morisky Medication Adherence Scale), dengan delapan item yang berisi pernyataan-pernyataan yang menunjukkan frekuensi kelupaan dalam minum obat, kesengajaan, berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, kemampuan untuk mengendalikan dirinya untuk tetap minum obat (Morisky & Muntner, 2009).
2.3 Konsep kehamilan
2.3.1 Definisi kehamilan
2.3.2 Tanda-tanda kehamilan
Menurut Nirwana (2011) Beberapa tanda-tanda kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Amenorrhoea
Gejala pertama kehamilan adalah keterlambatan haid yang tidak datang pada tanggal biasanya. Bila seorang wanita memiliki siklus haid teratur dan mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil. Tapi sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum memeriksakan ke dokter. Keterlambatan haid tidak serta merta disebabkan adanya kehamilan. bisa juga karena mengkonsumsi obat-obatan, penyakit tertentu, tekanan emosi. Bila tanda-tanda itu yang terjadi, pastilah haid akan datang.
b. Perubahan pada payudara
Banyak wanita merasakan payudara memadat menjelang datangnya haid. Bila pemadatan payudara itu bersifat menetap dan semakin bertambah gejala itu kemungkinan adanya kehamilan. Payudara menjadi lebih padat, kencang, dan lebih lembut.terkadang disertai juga oleh adanya denyutan pada puting atau rasa seperti kesemutan. Setiap wanita mempunyai pemadatan yang berbeda-beda tetapi semakin besar kehamilan, payudara akan semakin padat, dan puttingpun semakin membesar dan berwarna lebihg gelap dan aerolla juga semakin melebar, menghitam, dan agak membengkak.
c. Mual dan muntah-muntah
ringan dan juga ada yang parah di setiap harinya. Dikarenakan adanya peningkatan hormon kelamin yang di produksi selama hamil. Mual dan muntah terjadi kira-kira 2 minggu setelah haid tidak datang lagi dan berlangsung kira-kira sampai minggu ke-6 sampai minggu ke-8. Sesudah 12 minggu, gejala-gejala itu akan hilang karena tubuh sudah mampu menyesuaikan diri.
d. Sering kencing
Pada awal kehamilan ginjal bekerja berlebihan dan kandung kencing lebih cepat penuh. Ini merupakan gejala awal kehamilan. Sering kencing akan dialami sampai kehamilan mencapai minggu ke 12 setelah itu tidak lagi dan akan timbul lagi menjelang kelahiran karena tekanan kepala bayi pada kandung kemih. Biasanya pada masa kehamilan terjadi hiperplasia erythroid dari sumsum tulang belakang. Namun peningkatan yang tidak proporsional dalam hasil volume plasma menyebabkan hemodilusi (hydremia kehamilan). jadi selama kehamilan, anemia dedifinisikan sebagai Hb 10 g </dL (Ht <30%). Jika Hb 11,5 g/dL pada awal kehamilan, Hct (hematocrit/sel darah merah) biasanya meningkat segera setelah melahirkan. Anemia terjadi 1/3 dari perempuan selama trimester ketiga. Penyebab paling umum adalah defesiensi zat besi dan folat.
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen kedalam tubuh. Banyak wanita yang mengalami defesiensi besi pada trimester kedua dan ketiga. Anemia selama kehamilan akibat peningkatan volume darah merupakan anemia ringan. Anemia yang lebih berat bagaimanapun dapat meningkatkan resiko tinggi anemia pada bayi.selain itu, jika secara signifikan terjadi anemia selama dua trimester pertama, maka beresiko besar memiliki bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah.
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Hal ini penting untuk dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama ibu hamil tidak perlu kawatir tentang bayinya karena bayi akan mendapatkan cukup zat besi karena tubuh ibu akan meningkatkan zat besi sebelum bayinya. Anemia pada bayi akan terjadi ketika tidak mendapatkan cukup zat besi untuk bersaing dengan kebutuhan tubuh ibu (Proverawati, 2011).
2.3.3 Tahapan masa kehamilan
Setidaknya ada tiga tahapan waktu, yang setiap trimester tersebut ibu merasakan adanya sebuah perubahan dan perkembangan pada dirinya dan sang janin. Adapun perubahan tersebut adalah:
a. Tiga bulan pertama
seksualnya menurun. Perubahan emosional mungkin akan lebih kelihatan, mulai dari kegembiraan, depresi sampai pada adanya rasa letih dan lesu yang dirasa.
b. Tiga bulan kedua
Perubahan fisik tetap terjadi, kencing, rasa mual serta muntah akan berakhir, nafsu makan ibu akan meningkat, payu dara semakin membesar dan rasa nyeri semakin berkurang dan bulan kelima, bayi terasa bergerak, kadang-kadang perut bagian bawah terasa sakit, yang disebabkan oleh peregangan pada (sendi) tulang dikedua sisi rahim. Pada bulan keenam, bagian perut mulai tersa gatal karena kulit mulai meregang untuk mengakomodasi janin yang berkembang terus.
c. Tiga bulan terakhir
2.3.4 Standar asuhan kehamilan
Asuhan antenatal yang baik sangat penting untuk hasil kehamilan yang baik karena sebagian besar dari kematian ibu bisa dihendari melalui asuhan antenatal, pemberian asuhan kesehatan akan memperoleh kesempatan untuk menyentuh banyak hidup wanita dan bisa membantu mengubah tragedi kehilangan nyawa para ibu (Hany dkk, 2010).
Masa antenatal mencakup waktu kehamilan mulai hari pertama haid yang terakhir (HPHT) sampai prmulaan dari persalinan yang sebenarnya, yaitu 280 hari/40 minggu/9 bulan 7 hari. Sedangkan standar minimal asuhan kehamilan adalah :
a. Timbang berat badan
Secara perlahan berat badan ibu hamil akan mengalami kenaikan antara 9-13 kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5 kg perminggu atau 2 kg dalam satu bulan.
b. Ukuran tekanan darah
Tekanan darah normal antara 90/60 hingga 140/90 mmHg dan tidak banyak meningkatkan selama kehamilan. Tekanan darah adalah ukuran kencangnya darah menekan bagian dalam pembuluh darah (vena dan arteri).
c. Ukuran tinggi fundus uteri (TFU)
menggunakan palpasi (metode jari) atau meteran terhadap TFU. Uterus bertumbuh kira-kira 2 jari perbulan.
d. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus (Tetanus neonatorum) pada saat persalinan, maupun postnatal. Bila seorang wanita selama hidupnya mendapatkan imunisasi sebanyak lima kali berarti akan mendapatkan kekebalan seumur hidup (long life) dengan periode waktu tertentu terhadap penyakit tetanus. Menurut WHO, jika seorang ibu belum pernah mendapatkan imunisasi TT selama hidupnya, maka ibu minimal mendapatkan paling sedikit 2 kali injeksi selama kehamilan (pertama saat kunjungan antenatal pertama dan kedua, empat minggu setelah kunjungan pertama). Dosis terakhir sebaiknya diberikan sebelum dua minggu persalinan untuk mendapatkan efektifitas dari obat.
e. Pemberian tablet besi (minimun 90 tablet selama kehamilan)
tablet zat besi pada malam hari untuk menghindari perasaan mual. Tablet zat besi sebaiknya diberikan saat diketahui ibu tersebut hamil sampai satu bulan sesudah persalinan. Zat besi penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan serta perkembangan janin yang adekuat (Hani dkk, 2010).
2.4 Konsep Tablet Zat Besi
2.4.1 Definisi tablet zat besi
Zat besi adalah sebuah nutrien esensial yang diperlukan oleh setiap sel manusia (Ani, 2015). Zat besi merupakan zat yang sangat esensial bagi tubuh. Zat besi berhubungan dengan meningkatnya jumlah eritrosit ibu (kenaikan sirkulasi darah ibu dan kadar Hb) yang mana diperlukan untuk mencegah terjadinya anemia (Hutahaean, 2013).
Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin (Hb), hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi) protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe) (Ani, 2013).
2.4.2 Kebutuhan zat besi selama hamil
besi rendah akan tetapi penyimpanan besi mungkin meningkat. Pada sekitar 16 minggu kehamilan volume darah ibu dan massa eritrosit meningkat sehingga kebutuhan zat besi tetap.
Kebutuhan zat besi meningkat secara linier sesuai dengan umur kehamilan. Walaupun massa eritrosit berhenti pada 5-10 minggu terakhir dari kehamilan, akan tetapi pada trimester ketiga eritropoiesis janin meningkat dan terjadi akumulasi besi plasenta. Jumlah kebutuhan zat besi rata-rata kehamilan sekitar 840 mg. Sekitar 350 mg besi di transfer ke janin dan placenta, 250 hilang dalam darah selama pengiriman dan 250 mg hilang melalui sel basa. Diperlukan tambahan zat besi sekitar 450 mg yang digunakan untuk ekspansi massa eritrosit maternal dan mengkontribusi oenurunan besi cadangan dari penyimpanan besi selama gestasi. Sebagian besar dari besi ini diutilisasi selama proses persalinan dan akan dikembalikan sebagai cadangan ibu selama post partum.
2.4.3 Pemberian tablet besi
Selama kehamilan seorang ibu hamil minimal harus mendapatkan 90 tablet tambah darah (Fe), karena sulit untuk mendapatkan tablet zat besi dengan jumlah yang cukup dari makanan. Untuk mencegah anemia seorang wanita sebaiknya mengkonsumsi sedikit 60 mg zat besi (mengandung FeSO4 320 mg) dan 1 mg
asam folat setiap hari. Akan tetapi, jika ibu tersebut sudah menderita anemia, maka sebaiknya mengkonsumsi 2 tablet zat besi dan 1 asam folat per hari. Ingatkan bahwa zat besi menyebabkan mual, konstipasi, serta perubahan warna pada feces. Maka saran yang dianjurkan adalah minum tablet zat besi pada malam hari untuk menghindari perasaan mual. Tablet besi sebaiknya diberikan saat diketahui ibu tersebut hamil sampai satu bulan sesudah persalinan. Zat besi penting untuk mengkonpensasi peningkatan volume darah yang terjadi selam kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan serta perkembangan janin yang adekuat (Hani dkk, 2010).
2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi
Menurut World Health Organization (WHO) penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh kombinasi makanan yang di santap waktu makan.
a. Zat pemacu (enhancers) penyerapan zat besi (Fe): 1) Vit c (asam askorbat) pada buah.
2) Asam malat dan tartrat pada sayuran: wortel, kentang, brokoli, kubis, tomat.
4) Suatu hidangan yang mengandung salah satu atau lebih dari jenis makan tersebut akan membantu optimalisasi penyerapan zat besi.
5) Protein hewani maupun protein nabati tidak mengkatkan absorbsi tetapi bahan makanan yang disebut meat factor seperti danging, ikan, dan ayam walaupun dalam jumlah yang sedikit akan meningikatkan zat besi non hem yang berasal dari serealia dan tumbuh-tumbuhan. Jadi bila konsumsi makanan sehari-hari tidak ada bahan makan tersebut diatas, maka absorbsi zat besi dari makan sangat rendah. Perlu diketahui susu, keju, dan telur tidak meningkatkan absorbsi zat besi.
b. Zat penghambat (inhibitor) penyerapan (Fe):
1) Fitat pada dedak, katul, jagung, protein, kedelai, susu, coklat dan kacang-kacangan.
2) Polifenol (termasuk tannin) pada teh, kopi, bayam, kacang-kacangan. 3) Zat kapur/kalsium pada susu, keju.
2.4.5 Kebutuhan zat besi/(Fe) dan suplementasi zat besi pada masa kehamilan Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg-1040 mg. Kebutuhan ini diperlukan untuk :
a. ± 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin. b. ± 50-75 mg untuk pembentukan plasenta.
c. ± 500 mg digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal/sel darah merah.
e. ± 200 mg lenyap ketika melahirkan
Perhitungan makan 3 x sehari atau 1000-2500 kalori akan menghasilkan sekitar 10-15 mg zat besi perhari, namun hanya 1-2 mg yang di absorpsi jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat besi, maka diharapkan 6-8 mg zat besi.
2.5 Hubungan Motivasi Ibu Hamil dengan Kepatuhan Mengkomsumsi
Tablet Zat Besi (Fe)
Motivasi adalah suatu pengertian yang mencakup penggerak, keinginan, hasrat, alasan, dan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu (Sunaryo, 2013), sedangkan kepatuhan adalah suatu bentuk prilaku yang timbul akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti.
Sedangkan menurut Word Health Organization 2013 Kehamilan adalah suatu faali pada semua mamalia yang akan menjadikan awal kehidupan generasi berikutnya, salah satu kebutuhan yang paling esensial untuk mendapatkan keturunan yang sehat adalah asupan gizi yang cukup baik kuantitas maupun kualitas. Sering kita jumpai di masyarakat terutama ibu hamil kekurangan vitamin dan mineral, antara lain kekurangan asam folat, zat besi, zat seng dan yodium. Manifestasi dari kurangnya vitamin dan mineral tersebut adalah anemia gizi besi.
Selama kehamilan seorang ibu hamil minimal harus mendapatkan sebanyak 90 zat besi (Fe). Untuk mencegah anemia seorang wanita sebaiknya mengkonsumsi tablet zat sedikitnya 60 mg zat besi (mengandung FeSO4 320 mg)
2.5Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka teori hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
Kepatuhan menkonsumsi
BAB 3. KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
Keterangan :
= diteliti = tidak diteliti
a. Tinggi b. Rendah Motivasi
Instrinsik a. Kebutuhan b. Harapan c. Minat
Ekstrinsik
a. Dukungan keluarga b. Lingkungan
c. Penghargaan/ Imbalan
Kepatuhan
a. Kelupaan minum obat b. Ketepatan minum obat c. Pengabaian minum obat
3.2 Hipotesis Penelitian
39
BAB 4. METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai pedoman kegiatan yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini menurut analisanya merupakan metode korelasional yaitu meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat (Kriyantono, 2006). Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi disebut metode korelasional. Perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi (Umar, 2002). Peneliti dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta besarnya arah hubungan yang terjadi. Desain penelitian yang digunakan adalah retrospektif karena faktor resiko di ukur dengan melihat kejadian masa lampau untuk mengetahui ada tidaknya faktor resiko yang dialami (Saryono, 2010).
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamtan Patrang kabupaten Jember. Diukur satu kali pada satu waktu yang sama.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi penelitian
Menurut Arikunto (2006) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti. Variabel dapat berupa orang, kejadian, perilaku, atau sesuatu yang lain yang akan dilakukan penelitian (Notoatmodjo, 2003). Populsi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di Kelurahan Gebang Kecamtan Patrang sejumlah 111 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Penentuan jumlah sampel di ambil dengan menggunakan rumus Lemeshow, yaitu sebagai berikut :
n= 111. 1,96. 0,53.0, 47
(0,01)2.(111-1) + (1,96)2. 0,53. 0,47 n= 54,194196
0,001+0,95694256 n= N. Zα2
.p.q
n= 56,56 = 57 Keterangan :
n = Besarnya sampel yang dibutuhkan N =Populasi
Ζ 2-α/2 = 1,96 dengan akurasi 0,05
P = proporsi responden 10%(0,1), diperkirakan 5% -10% D = derajat presisi yangdiinginkan yaitu 10% jadi, d=0,1
4.2.3 Teknik penentuan sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel adalah mengunakan non probablity sampling. Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel
yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, dengan menggunakan teknik sampling (Hidayat, 2007). Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam, 2013).
4.2.4 Kriteria sampel penelitian a. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target. Dalam hal ini kriteria inklusinya adalah :
3) Ibu hamil sehat jasmani dan mental b. Kriteria Eksklusi
Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Dalam hal ini kriteria eksklusi adalah:
1) Ibu hamil yang tidak ada ditempat saat penelitian 2) Ibu hamil dengan penyulit atau komplikasi kehamilan
4.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
4.4 Waktu Penelitian
4.5 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Tabel Penelitian dan Definisi operasional
No Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Skor
Kuisioner Ordinal Kategori motivasi dibagi menjadi:
a. Motivasi tinggi 1 b. Motivasi rendah 0 Skor menggunakan cut off point data ditentukan berdasarkan distribusi data apabila distribusi data normal. Distribusi
Kuisioner Ordinal Kategori patuh dibagi menjadi:
a. Patuh = 1 b. Tidak patuh = 0 Skor menggunakan skala
cut off point data ditentukan berdasarkan distribusi data apabila distribusi data normal cut off point. Distribusi data pada kepatuhan normal dengan nilai mean 46,38.
4.6 Pengumpulan data 4.6.1 Sumber data
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) diperoleh dari hasil pengisian kuisioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain badan atau institusi yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi, 2007). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medik atau catatan medik maupun data apapun yang diperoleh dari Puskesmas Patrang.
4.6.2 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data, menurut Nursalam (2008) pengumpulan data merupakan proses pendekatan kepada subjek dan pengumpulan karakteristik subjek dalam penelitian. Pada penelitian ini pengumpulan data baik variabel dependen maupun independen dilakukan menggunakan kuesioner yang dibuat dan dikembangkan oleh peneliti dan didasarkan pada literatur yang ada.
Adapun prosedur terkait pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Prosedur administratif penelitian
Peneliti melakukan pengajuan surat ijin penelitian pada ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Setelah mendapatkan surat ijin dari fakultas, peneliti melakukan permintaan izin kepada lembaga penelitian Universitas Jember untuk mendapatkan surat rekomendasi penelitian.
c. Peneliti yang sudah mendapatkan surat rekomendasi dari Bakesbangpol kemudian membawa surat tersebut kepada Kecamatan Patrang dan Kelurahan Gebang serta Puskesmas Patrang untuk meminta ijin penelitian di Kelurahan Gebang.
d. Peneliti yang telah mendapatkan izin untuk melakukan penelitian, kemudian melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan yang bertangguang jawab dalam perawatan ibu hamil. Setelah mendapatkan persetujuan untuk penelitian e. Peneliti melakukan penelitian dengan cara door to door pada ibu hamil di Kelurahan Gebang yang sebelumnya sudah mendapatkan alamat dari petugas kesehatan setempat.
f. Peneliti menjelaskan pada responden maksud dan tujuan penelitian.
g. Peneliti mendampingi responden dalam melakukan pengisian kuesioner yang sebelumnya menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.
4.6.3 Alat pengumpul data
Alat pengumpulan data atau instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner yang terdiri atas :
a. Kuisioner A
b. Kuesioner B
Kuesioner B berisi tentang motivasi ibu hamil dimana pernyataan yang terdapat dalam kuisioner adalah closed ended question atau pernyataan yang bersifat tertutup dimana jawaban dikategorikan dengan sebagai berikut : 1) Iya = 1
2) Tidak = 0 c. Kuisioner C
Kuisioner C berisi tentang kepatuhan ibu hamil dimana pernyataan yang terdapat dalam kuisioner adalah dimana jawaban dikategorikan menggunakan skala likert dengan kategori sebagai berikut :
1) Selalu = 5
2) Sering = 4
3) Kadang-kadang = 3
4) Pernah = 2
5) Tidak pernah = 1
4.6.4 Uji validitas dan uji reliabilitas a. Uji validitas
Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Uji validitas untuk kuesioner menggunakan rumus uji korelasi pearson product moment (r) yaitu dengan membandingkan antara skor nilai setiap item
pernyataan dikatakan signifikan dapat dilihat dari perbandingan r hitung dengan r tabel. Bila (r) hitung > (r) tabel artinya item pernyataan tersebut valid, jika (r) hitung < (r) tabel maka dinyatakan tidak valid (Riyanto, 2013). Uji validitas ini dilakukan di Kelurahan Patrang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember pada 20 ibu hamil. Berdasarkan hasil uji validitas pada kuesioner motivasi didapatkan 7 pernyataan yang tidak valid dan 17 pernyataan dinyatakan valid. Kuesioner kepatuhan terdapat 4 pernyataan yang tidak valid dan 12 pernyataan yang valid.
Tabel 4.2 Instrumen motivasi ibu hamil sebelum dan sesudah uji validitas di Kelurahan Patrang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
Variabel Sebelum Sesudah
Favourable unfavourable Favourable Unfavourable
Independen : Kelurahan Patrang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
Variabel Sebelum Sesudah
Favourable unfavourable Favourable Unfavourable
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keandalan jawaban seseorang terhadap pertanyaan yang artinya konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).
Uji reliabilitas dilakukan di Kelurahan Patrang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Uji reliabilitas pada kuesioner motivasi nilai alpha 0,976. Pada kuesioner kepatuhan nilai alpha didapatkan 0,935.
4.7 Pengolahan data 4.7.1 Editing
Editing merupakan kegiatan pemeriksaan isi kuesioner untuk pengecekan atau perbaikan. Pengambilan data ulang dapat dilakukan apabila isi kuesioner belum lengkap (Notoatmodjo, 2010). Editing dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan, kejelasan, relevansi dan konsistensi jawaban. Beberapa kuesioner yang belum lengkap peneliti mengkonfirmasi kembali kepada responden untuk melengkapi data yang belum lengkap dan bekerja sama dengan petugas Puskesmas karena data tersebut juga tersedia di Puskesmas.
4.7.2 Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden dalam
4.7.3 Entry
Proses memasukkan data ke dalam tabel dilakukan dengan program yang ada di komputer (Setiadi, 2007). Suatu jawaban yang sudah diberi kode kategori setelah itu dimasukkan dalam table dan dihitung frekuensi datanya (Notoatmodjo, 2010). Data dimasukkan dengan cara manual ataupun dengan menggunakan cara melalui pengolahan computer.
4.7.4 Cleaning
Cleaning merupakan teknik pembersihan data, data-data yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan terhapus (Setiadi, 2007). Pembersihan data dilakukan setelah semua data berhasil dimasukkan ke dalam tabel dengan mengecek kembali apakah data telah benar atau tidak.
4.8 Teknik Analisa data
Analisa data meliputi analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa data mnggunakan bantuan SPSS.
4.8.1 Analisa Univariat
4.8.2 Analisa bivariat
Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan teknik taraf kesalahan (α) = 0,05 (5%). Uji statistik yang digunakan yaitu chi-square dengan tingkat kemaknaan (CI) 95%. Uji chi square digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis serta membandingkan kedua variabel yang dihubungkan berbentuk skala kategorik (Dahlan, 2006). Uji hipotesis dilihat dengan membandingkan nilai p dengan nilai α = 0,05. Ho ditolak jika p < α. Peneliti menggunakan hipotesis Ha, sehingga jika nilai p value < α, maka Ha diterima.
Menurut Supandi (2000), menyatakan nilai kemaknaan dari hasil suatu penelitian, nilai kemaknaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Nilai p value < 0,001 berarti memiliki nilai amat sangat bermakna; b. Nilai 0,001 < p value < 0,01 berarti memiliki nilai sangat bermakna; c. Nilai 0,01 < p value < 0,05 berarti memiliki nilai bermakna;
d. Nilai p value > 0,05 berarti tidak bermakna secara statistik;
e. Nilai 0,05 < p value < 0,10 berarti adanya kecenderungan kearah kemaknaan secara statistik.
4.9 Etika Penelitian
Penelitian yang dilakukan perlu memperhatikan etika penelitian (Potter dan Perry, 2005; Wood dan Brink, 1998), sebagai berikut:
4.9.1 Informed consent
tentang tujuan penelitian dan prosedur penelitian. Responden yang bersedia menjadi subyek penelitian, diminta untuk menandatangani informed consent (formulir persetujuan). Namun, terhadap responden yang menolak, peneliti tidak melakukan paksaan ataupun ancaman apapun.
4.9.2 Confidentiality
Pernyataan bahwa informasi apapun yang berkaitan dengan responden tidak dilaporkan dengan cara apapun dan tidak mungkin diakses oleh orang lain selain peneliti. Pada penelitian ini, kerahasiaan responden dijaga dengan tidak menunjukkan data hasil penelitian kepada orang lain. Kerahasiaan informasi atau data yang diperoleh dari responden akan dijamin oleh peneliti dan hanya akan digunakan pada penelitian ini saja (confidentiality) serta akan dimusnakan setelah proses pelaporan penelitian diterima sebagai hasil penelitian yang sah.
4.9.3 Anonymity
Anonymity yaitu suatu jaminan kerahasiaan identitas dari responden.
4.9.4 Beneficence
Prinsip beneficence menekankan pada manfaat dan kebaikan yang akan diterima oleh responden (Watson, McKenna, Couman dan Keady, 2008). Manfaat penelitian ini bagi responden antara lain sebagai masukan bagi perawat dan institusi dalam meningkatka kualitas pelayanan institusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan serta termasuk juga pendidikan kesehatan.
4.9.5 Non-maleficence
Etika yang menegaskan bahwa penelitian tidak berbahaya secara langsung pada subjek penelitian sebagai tujuan utamanya, karena tidak melakukan perlakuan apapun pada subjek penelitian. Subjek penelitian hanya diminta untuk mengisi lembar kuesioner
4.9.6 Justice
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan penelitian, hasil serta pembahasan hasil penelitian yang berjudul hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 juni 2015 sampai dengan 15 juni 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampelnya memilih populasi yang dikehendaki peneliti.
Pengambilan data primer dilakukan dengan pemberian lembar kuesioner motivasi dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), yang sebelumnya kuesioner tersebut telah di uji validitas dan reabilitasnya. Pelaksanaan penelitian di lakukan dengan mengunjungi rumah masing-masing ibu hamil (door to door) yang menjadi responden penelitian. Pengisian kuesioner motivasi dan
kepatuhan di lakukan oleh ibu dengan didampingi oleh peneliti. Waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang dimiliki responden. Proses pengambilan data di lakukan dirumah masing-masing responden dan dilakukan hanya satu kali.
Karakteristik responden berupa kategorik sehingga peringkasan data hanya menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran persentase atau proporsi. Data bivariat adalah data yang menganalisis tentang hubungan dua variabel. Pada penelitian ini menganalisis hubungan motivasi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik pada responden dan variabel penelitian. Data karakteristik responden meliputi usia, usia kehamilan, jumlah kehamilan, tinggal serumah dengan, pendidikan, pekerjaan responden, motivasi ibu hamil, dan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
a. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik responden meliputi usia, usia kehamilan, jumlah kehamilan, tinggal serumah dengan, pendidikan, dan pekerjaan responden. Data selengkapnya mengenai karakteristik responden terangkum pada tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1 Rerata ibu hamil menurut usia dan usia kehamilan di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Juni 2015 (n=57)
Mean Median SD Min-Max
Umur (tahun) 27,61 28 3,144 21-35
Usia Kehamilan (minggu)
26,65 26 5,614 18-39
Sumber: Data Primer, Juni 2015
usia tertua 35 tahun. Karakteristik tentang usia kehamilan menunjukkan rata-rata berusia 26,65 minggu, dengan usia kehamilan termuda 18 minggu dan usia kehamilan tertua 39 minggu.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi ibu hamil menurut jumlah kehamilan, tinggal serumah dengan, tingkat pendidikan, dan pekerjaan di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Juni 2015 (n=57)
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
Jumlah Kehamilan
Sumber: Data Primer, Juni 2015
Tinggi (PT) sebesar 52,6% (30 orang), 42,1% ibu hamil lulusan SMA, 1,8% ibu hamil lulusan SMP, dan 3,5% ibu hamil lulusan SD. Karakteristik ibu hamil yang terakhir yaitu pekerjaan ibu hamil terbanyak bekerja swasta sebesar 47,4%, 35,1% sebagai ibu rumah tangga, 14% bekerja wiraswasta, dan 3,5% bekerja sebagai PNS.
b. Motivasi Ibu Hamil di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
Motivasi ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) digolongkan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Menurut Hastono (2007) menyatakan cara mengidentifikasi distribusi data yaitu ditinjau dari grafik histogram dan kurva normal, penggunaan nilai skewness dan standart error. Peneliti menggunakan nilai skewness dan standart error dalam menentukan distribusi data. Distribusi data normal jika hasil perbandingan nilai skewness dengan standart error ≤ 2.
Variabel motivasi mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember didapatkan nilai skewness -0,45 dan standart error of skewness 0,316. Hasil bagi keduanya bernilai
-1,42 sehingga dapat dikatakan variabel motivasi mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) berdistribusi normal. Analisis data menunjukkan persebaran data merata, sehingga cut of point mengacu pada nilai mean.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi ibu hamil menurut motivasi di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Juni 2015 (n=57)
Sumber: Data Primer, Juni 2015
Berdasarakan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir setengah ibu hamil yang menjadi responden memiliki motivasi yang tinggi sebesar 52,6%, sedangkan selebihnya memiliki motivasi rendah sebesar 7,4%. Skewness 0,450 dan skewness = 0,316 hasil bagi = 1,42 sehingga ≤ 2 yang artinya data distribusi normal, maka
cutt off point menggunakan nilai mean = 10,299.
Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan indikator motivasi ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi ibu hamil menurut indikator motivasi pada ibu hamil di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Juni 2015 (n=57)
Indikator Motivasi Ibu Hamil Tinggi Rendah
F % F %
Sumber: Data Primer, Juni 2015
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan bahwa indikator dengan jawaban tertinggi adalah terdapat pada motivasi ekstrinsik yaitu pada indikator lingkungan yang baik dengan jawaban sebesar 44 ibu hamil (77,2%), indikator dengan jawaban rendah tertinggi terdapat pada motivasi instrinsik dengan indikator minat sebesar 27 ibu hamil (47,4%).
Motivasi Ibu Hamil Frekuensi Persentase (%)
Motivasi Tinggi 30 52,6
Motivasi Rendah 27 47,4