• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK POSITIF KEBIJAKAN PELONGGARAN KUANTITATIF (QUANTITATIVE EASING) OLEH THE FEDERAL RESERVE SYSTEM AMERIKA SERIKAT (AS) TAHUN 2009-2014 TERHADAP PEREKONOMIAN INDIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK POSITIF KEBIJAKAN PELONGGARAN KUANTITATIF (QUANTITATIVE EASING) OLEH THE FEDERAL RESERVE SYSTEM AMERIKA SERIKAT (AS) TAHUN 2009-2014 TERHADAP PEREKONOMIAN INDIA"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK POSITIF KEBIJAKAN PELONGGARAN KUANTITATIF (QUANTITATIVE EASING) OLEHTHE FEDERAL RESERVE SYSTEM AMERIKA SERIKAT (AS) TAHUN 2009-2014 TERHADAP PEREKONOMIAN

INDIA

(Positive Impacts of The United States’ Federal Reserve System’s Quantitative Easing Policy from 2009 to 2014 on Indian Economy)

SKRIPSI

Oleh :

Nanda Putri Primasari

20120510304

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(2)

DAMPAK POSITIF KEBIJAKAN PELONGGARAN KUANTITATIF

(QUANTITATIVE EASING) OLEHTHE FEDERAL RESERVE SYSTEM

AMERIKA SERIKAT (AS) TAHUN 2009-2014 TERHADAP PEREKONOMIAN INDIA

(Positive Impacts of The United States’ Federal Reserve System’s Quantitative Easing Policy from 2009 to 2014 on Indian Economy)

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

NANDA PUTRI PRIMASARI 20120510304

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah atau Skripsi yang berjudul Dampak Positif Kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing) oleh The Federal System Amerika Serikat (AS) tahun 2009-2014 terhadap Perekonomian India ini adalah asli hasil karya saya sendiri dan Karya Ilmiah ini belum pernah diajukan sebagai pemenuhan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) maupun Magister (S2) dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun Perguruan Tinggi lain.

Semua informasi yang dimuat dalam karya ilmiah ini berasal dari penulis lain baik dipublikasikan atau tidak, telah diberikan penghargaan dengan mengutip nama sumber penulis secara benar dan semua isi dari karya ilmiah atau skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sebagai penulis.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari mendapati ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta, 5 September 2016 Penulis,

(4)

HALAMAN MOTTO

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

This long essay is dedicated to:

My beloved parents, SUMARJONO and EFFIA ERNIATI, who

have been taking a good care of me and giving me so much

support and love (implicitly) during the hard times. Two

important people who bring me to life again and again every

time I feel like dying. Without you both, I’m really nothing.

My family members who give me comfort and smiles even at

odd times of the day. A treasure that I will always cherish

wherever I go.

My friend, who insisted that I should write her name first

before everyone else, Annisa Karimah “Sungkar”, who fought

really really hard to finish her thesis, just like me. The one who

stood by me when “horrible things” happened during our

struggle. LOL.

(6)

Ninda Kalishta, my pretty partner who was always up to any

discussion about our thesises. Thank you so much for

supporting!

The Rising Gods of The East. Perfect partners in crime who

become my all-time inspiration. The duo whom I promise to be

a better person for. Your sweat will never betray you ^_^

My Green Oasis (XWZ), the new kid on the block!

Last but not least, my high school friends: Ankris, Dea, Medha,

and Tya. Saving the last spot for the best buddies! It’s been

many freaking years! Thank you so much for always being my

sweet escape.

Honorable mention

:

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya kepada era pencerahan dari zaman kejahilan.

Alhamdulillah, penulis sampaikan atas terlaksananya skripsi strata-1 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Skripsi ini merupakan karya perjalanan akademik yang dilalui oleh penulis selama 4,5 tahun terakhir. Penulis sangat berharap bahwa skipsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Melalui kata pengantar ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak, antara lain: Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus Wali Akademik yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk turut serta berkontribusi kepada jurusan.

4. Ibu Siti Muslihati, S.IP., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(8)

6. Bapak Djumadi .M. Anwar, Drs, M.Si., selaku Dosen Penguji Skripsi I, terima kasih atas masukan dan saran semoga bisa bermanfaat kedepannya.

7. Bapak Ade Marup Wirasenjaya, S.IP.,M.A., selaku Dosen Penguji Skripsi II, terima kasih atas masukan dan saran semoga bisa bermanfaat ke depannya.

8. Seluruh rekan-rekan civitas akademika HI UMY, bapak dan ibu dosen HI UMY yang telah memberikan saya pengetahuan dan pembelajaran untuk saya, administrasi TU Bapak Jumari, Bapak Waluyo, dan Bapak Ayub yang membantu proses administrasi di jurusan berjalan lancar, dan teman-teman HI UMY angkatan 2012 yang senantiasa memberikan dukungan sehingga susah dan senang masa studi dapat terlewati.

9. Seluruh keluarga besar saya yang tanpa lelah memberikan dorongan dan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini.

10. Terima kasih kepada seluruh teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Mengakhiri kata pengantar ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu banyak masukan dan saran, maka dari itu penulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak serta perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan bangsa.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Yogyakarta, 5 September 2016

(9)

DAFTAR ISI

BAB II. EKONOMI DAN BANK SENTRAL AMERIKA SERIKAT A. Sistem Ekonomi Amerika Serikat……… 18

(10)

BAB III. HUBUNGAN PEREKONOMIAN INDIA DAN AMERIKA SERIKAT

A. Perekonomian India...………. 40

A. 1. Perjalanan Sistem Ekonomi India...………....………… 41

A. 2. Teknologi Sebagai Aset Ekonomi...………..………. 45

B. Hubungan Ekonomi India dan Amerika Serikat.……… 48

B. 1. Bentuk Kerjasama AS-India... 56

BAB IV. DAMPAK POSITIF KEBIJAKAN PELONGGARAN KUANTITATIF (QUANTITATIVE EASING) TERHADAP PEREKONOMIAN INDIA A. Dampak terhadap Ekonomi...………... 60

B. Dampak terhadap Investasi Asing..………. 65

BAB V. KESIMPULAN……….….. 71

(11)

DAFTAR TABEL

i. Tabel 3.1...………47

(12)

DAFTAR GAMBAR

i. Gambar 1.1 ...………..…7

ii. Gambar 2.1...……...……….37

iii. Gambar 3.1 ...……….54

iv. Gambar 3.2 ....………...………..55

v. Gambar 4.1...…………63

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Amerika Serikat merupakan negara perserikatan yang terdiri dari lima puluh negara bagian. Bentuk pemerintahan negara AS adalah republik konstitusional Federal. Amerika Serikat dikenal sebagai satu kekuatan global dengan teknologi dan perekonomiannya yang paling kuat di dunia. Negara tersebut menganut sistem ekonomi liberal-kapitalis yang menyerahkan segala proses ekonomi seperti

produksi, distribusi, dan konsumsi kepada pihak swasta atau mekanisme pasar. Laju pertumbuhan riil Produk Domestik Bruto (PDB) AS mencapai 1,6% pada tahun 20131. Tercatat pada tahun 2012, PDB mereka mencapai seperempat dari PDB nominal dunia. Majunya perekonomian AS tidak lepas dari kekayaan sumber-sumber daya yang dimilikinya. Produktivitas di negara ini sangatlah tinggi sehingga mendapatkan kredit sebagai penyumbang perekonomian dunia. Infrastruktur di negara tersebut juga sudah sangat maju dibarengi dengan teknologi yang canggih dan terkini.

Di balik perjalanan ekonomi AS yang begitu panjang, terdapat hambatan-hambatan berarti yang pada masanya akan mengacaukan sistem perekonomian AS sendiri. Meskipun perekonomian mereka yang terbilang kuat di dunia, beberapa kali mereka tidak mampu untuk membayar hutang negara mereka sehingga

1 Central Intelligence Agency, (2015),

(15)

terjadilah berbagai krisis ekonomi di AS. Salah satu krisis ekonomi yang penting dalam sejarah AS akibat hutang negara adalah The Great Depression (Depresi Besar) yang terjadi pada tahun 1930-an. Beberapa tahun sebelum krisis ini melanda, tepatnya pada tahun 1925, penyebab utama dari krisis tersebut dapat diketahui, yaitu dimulai ketika industri AS mengalami stagnansi. Dua tahun setelahnya masalah yang dialami adalah pembayaran kredit oleh masyarakat yang tidak lancar sehingga meningkatkan tingkat suku bunga negara dan para pemilik modal AS yang banyak menginvestasikan sahamnya ke luar negeri2. Krisis-krisis tersebut akhirnya memuncak pada tahun 1929 dan mengakibatkan jatuhnya Wall

Street, pusat perekonomian terbesar di AS akibat gelembung ekonomi yang diakibatkan oleh Depresi Besar tersebut.

Selain faktor-faktor ekonomi, krisis besar tersebut juga diakibatkan oleh faktor politik, yaitu aksi implementasi kebijakan proteksionisme oleh pemerintah AS pada waktu itu. Kebijakan proteksionisme AS ini memungkinkan negara tersebut untuk menerapkan pajak tinggi terhadap barang-barang luar yang masuk ke negara tersebut, sehingga negara-negara lain bereaksi dengan meningkatkan pajak impor barang-barang AS yang masuk ke negara mereka. Akibat yang ditimbulkan pun merugikan bagi para pekerja. Pengangguran meningkat drastis hingga mencapai angka 13 juta jiwa. Sementara itu, nilai saham di Wall Street jatuh yang kemudian berimbas buruk terhadap investor AS dan Eropa3. Penyelesaian atas krisis ini dimulai ketika Presiden Amerika Serikat ke-32,

2Nurani Soyomukti dan Happy Nurwidiamoko, (2012),

Occupy Wall Street!: Dari Krisis Sistem Keuangan Amerika Serikat (AS) Menuju Gerakan Massa Anti-Neoliberalisme, Malang: Intrans Publishing, hlm.

(16)

Franklin Delano Roosevelt, memenangkan pemilu pada tahun 1932. Roosevelt menerapkan kebijakan ekonomi baru yang disebut kebijakan New Deal yang intinya menekankan campur tangan pemerintah secara besar-besaran dalam kegiatan ekonomi AS. Perlu waktu hingga sepuluh tahun untuk menormalisasi

perekonomian AS akibat krisis tersebut.

Setelah Great Depression yang merugikan tersebut, ternyata Amerika Serikat belum lolos dari krisis global serupa. Sistem ekonomi AS yang tidak stabil kembali mengakibatkan krisis ekonomi yang diakibatkan oleh resesi ekonomi pada tahun 2007 hingga tahun 2008. Tentu saja hal tersebut berdampak pada berkurangnya investor yang menanamkan modalnya di AS sehingga menjerumuskan lembaga-lembaga keuangan besar bangkrut. Bursa saham di Wall

(17)

perusahaan besar AS bangkrut sehingga menimbulkan kegetiran di kalangan investor dan banyak dari mereka yang menarik investasinya.

Untuk mengatasi penurunan perekonomian negara Amerika Serikat yang terjadi sejak tahun 2007, pemerintah beserta The Federal Reserve System yang berperan sebagai bank sentral Amerika Serikat mengumumkan untuk melaksanakan kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing) pada tanggal 25 November 2008. Kebijakan ini merupakan kebijakan moneter yang dikeluarkan bank sentral, dimana bank sentral memompa uang ke dalam bank dan lembaga keuangan di bawahnya untuk mendorong mereka agar meminjamkan sekian banyak dana4. Kebijakan ini dilakukan dengan cara membeli obligasi korporasi, surat berharga jangka panjang, saham, dan surat berharga lainnya dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Pembelian obligasi pertama kali oleh The

Fed dilaksanakan pada pertengahan tahun 2009. Pelonggaran Kuantitatif tidak hanya dilaksanakan dalam satu ronde sekaligus, tetapi dilaksanakan dalam tiga ronde yang berlangsung dari tahun 2009 hingga tahun 2014.

Kebijakan ini dimulai ketika The Fed membeli aset-aset yang berupa obligasi pemerintah, obligasi korporasi, surat berharga jangka panjang, dan surat berharga lainnya menggunakan uang yang telah mereka cetak secara elektronik. Dengan pembelian surat-surat berharga secara aktif oleh The Fed tersebut, otomatis menyebabkan uang yang beredar di dalam sistem keuangan AS bertambah banyak. Hal tersebut membuat suku bunga negara menurun dari sebelumnya. Karena banyaknya uang yang beredar di AS, harga barang-barang

(18)

menjadi naik dan hal tersebut menyebabkan inflasi di dalam negara. Terjadinya inflasi di AS menyebabkan nilai mata uang Dollar menurun (depresiasi). Menurunnya mata uang Dollar berpengaruh dalam pengambilan keputusan para investor untuk berinvestasi di luar negara AS akibat nilai tukar Dollar yang terdepresiasi. Banyak dari para investor tersebut melakukan investasi di negara-negara dengan pasar atau perekonomian yang berkembang, salah satunya adalah India yang merupakan negara dengan perekonomian yang maju.

India merupakan sebuah negara yang perekonomiannya sedang berkembang dengan PDB nominal yang menempati urutan ke sepuluh di dunia. Tercatat pada tahun 2014 bahwa India menempati urutan ke-4 sebagai negara dengan perekonomian terbaik. Hasil akhir tersebut didasarkan pada fakta bahwa negara India memiliki GDP (Gross Domestic Product) sebesar kurang lebih 7,2 triliun dollar, berada di bawah Cina, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.5 Dengan kondisi ekonomi yang cukup membanggakan tersebut, India menjadi salah satu negara yang diperhitungkan di dunia. Negara ini melakukan peralihan dari negara yang menggantungkan perekonomian dari sektor agraris, menjadi negara yang mengunggulkan sektor teknologinya.

India dan AS mempunyai hubungan yang panjang, terutama dalam hubungan bilateral kedua negara. Dalam hal investasi, AS menjadi negara dengan investasi terbanyak di India beberapa tahun belakangan yang menyumbangkan hingga US$ 13,19 miliar. Menurut keterangan Nisha Desai Biswal, Asisten Sekretaris Negara AS, kerjasama tingkat tinggi India-AS mencakup enam

(19)

perjanjian sampai ke tingkat pemimpin, yang difokuskan pada kerjasama ekonomi6. Dialog strategis dan komersial antara kedua negara dilakukan guna meningkatkan kerjasama perdagangan.

Kerjasama-kerjasama AS-India yang kuat tersebut, khususnya dalam bidang ekonomi, menciptakan hubungan interelasi di antara kedua negara. Hal tersebut mengakibatkan India terpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap krisis-krisis yang terjadi di AS. Kebijakan Pelonggaran Kuantitatif yang diterapkan di AS dalam menangani krisis ekonomi mereka tahun 2008, telah menciptakan dampaknya di berbagai belahan dunia, termasuk India sendiri yang notabene mempunyai hubungan khusus dengan AS. Perdebatan timbul di negara-negara di dunia karena meskipun kebijakan tersebut merupakan kebijakan domestik dan bertujuan untuk memberikan stimulus terhadap perekonomian Amerika Serikat yang memburuk akibat krisis ekonomi, tak dapat dipungkiri bahwa kebijakan tersebut dapat memengaruhi perekonomian global, terutama perekonomian negara-negara berkembang dengan pasar yang sedang berkembang.

6

Dipanjan Roy Chaudhury, (2016), US Investment in India has Outpaced China since Narendra

Modi Government Came to Power, diakses dari

(20)

Gambar 1.1 Krisis Ekonomi 2008 dan Kebijakan QE

Kebijakan Pelonggaran Kuantitatif sendiri membawa kerugian dan keuntungan tersendiri bagi India. Perekonomian India mulai terpukul akibat

tapering off kebijakan Pelonggaran Kuantitatif pada tahun 2014. Kerugian yang timbul pada masa akhir kebijakan tersebut bukanlah dampak negatif yang tidak berarti dan dapat diremehkan begitu saja. Meskipun kebijakan yang dilaksanakan

The Fed tersebut menimbulkan perdebatan seperti yang telah disebutkan karena dampaknya yang telah diprediksi menimbulkan kerugian pada perekonomian negara lain, Pelonggaran Kuantitatif sendiri juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian India pada titik-titik tertentu dalam pelaksanaan kebijakan tersebut.

Oleh karena itu, dalam penelitian yang berjudul “Dampak Positif

(21)

Reserve System Amerika Serikat (AS) Tahun 2009-2014 terhadap Perekonomian India” ini, penulis akan menganalisa dampak positif yang diakibatkan oleh kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing) yang

diterapkan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve System).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalah yang dirumuskan adalah: “Bagaimana dampak positif yang ditimbulkan oleh

kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing) The Federal Reserve System Amerika Serikat terhadap perekonomian India?”

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjawab rumusan masalah tentang dampak positif yang diberikan oleh kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing) The Federal Reserve System terhadap perekonomian India serta menerapkan teori dan/atau konsep yang sesuai dengan fenomena tersebut.

(22)

3. Untuk melengkapi tugas akhir sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana S1 pada jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

D. Kerangka Teori

Teori diperlukan untuk menjelaskan dan memprediksi berbagai macam fenomena dan tindakan. Teori mengandung konsep-konsep yang menyusunnya. Dengan kata lain, konsep-konsep tersebut bersatu membentuk dan menyusun teori sehingga menghasilkan suatu eksplanasi dan juga prediksi. Untuk membentuk suatu eksplanasi dan prediksi yang kuat tentunya dibutuhkan konsep-konsep yang kuat.

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan dua teori untuk menjelaskan dua hipotesa yang dipaparkan, yaitu Teori Paritas Daya Beli dan Teori Sistem.

1. Teori Paritas Daya Beli (Purchase Parity Power)

Teori Paritas Daya Beli (PPP) merupakan teori yang pertama kali diperkenalkan oleh David Ricardo, seorang ekonom klasik. Teori ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu Paritas Daya Beli absolut dan Paritas Daya Beli relatif.

PPP absolut menyatakan bahwa kurs antara dua mata uang identik dengan rasio dari tingkat harga umum dari kedua negara yang bersangkutan7. Dalam penerapan versi absolut ini, prinsip harus berlaku di semua negara. Sebagai

(23)

contoh, harga sebuah komoditi di AS adalah $3 dan harga komoditi yang sama di Perancis adalah $1, maka kurs yang berlaku adalah R= $3/£1= 3. Persamaan tersebut berlaku untuk harga komoditi yang sama, sehingga berlaku hukum satu harga (law of one price) yang bersifat absolut.

Paritas Daya Beli relatif lebih mengutamakan prinsip relatif. Versi ini berpendapat bahwa perubahan dalam kurs senantiasa proporsional atau sebanding dalam perubahan dalam rasio tingkat-tingkat harga di kedua negara8. Misalnya harga-harga satu macam komoditi di AS mengalami kenaikan sebesar tiga kali lipat, maka harga komoditi tersebut di Inggris akan naik pula sebesar tiga kali lipat, sehingga kurs di kedua negara akan berbanding lurus seiring dengan pertamlbahan harga-harga barang di kedua negara. Dengan kata lain, jika suatu negara mengalami inflasi, maka negara lain akan mengalami hal yang sama karena harga-harga komoditi berbanding lurus.

Dalam hal ini, teori Paritas Daya Beli relatif dapat menjelaskan dampak yang ditimbulkan kebijakan Quantitative Easing AS di India. Berdasarkan teori PPP versi relatif, kurs mata uang akan berubah untuk mempertahankan daya belinya. Dapat diartikan bahwa Penjelasan terkait hal tersebut adalah selama mata uang dollar AS mengalami inflasi karena kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing) yang memompa uang ke lembaga-lembaga di bawahnya, menyebabkan harga-harga di Amerika Serikat naik, nilau tukar mata uang Rupee akan mengalami apresiasi akibat nilai dollar yang mengalami depresiasi akibat

(24)

inflasi seperti yang telah disebutkan. Kebijakan Quantitative Easing yang dilakukan bank sentral AS menyebabkan inflasi sesaat di AS karena banyaknya uang yang dipompa ke bank-bank dan institusi-institusi keuangan di AS. Inflasi karena banyaknya dollar yang beredar tersebut menyebabkan nilai tukar dollar menurun dan sebagai akibatnya nilai mata uang Rupee naik terhadap Dollar. Perubahan nilai tukar ini dapat berlangsung selama periode tertentu. Turunnya nilai dollar ini juga mengakibatkan para investor di AS mengalihkan saham dan investasi-investasinya ke negara-negara dengan emerging market yang menjanjikan seperti India sebagai salah satu tujuan investasi luar negeri mereka.

2. Teori Sistem

Istilah Teori Sistem berasal dari Teori Sistem Umum (Allgemeine Systemlehre) yang ditemukan oleh Ludwig von Bertalanffy, seorang ahli Biologi, pada pertengahan pertama abad ke-20. Pada mulanya, Teori Sistem tersebut digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah dalam ilmu-ilmu eksakta seperti Biologi dan Matematika, namun kemudian teori tersebut mulai digunakan untuk ilmu-ilmu lain, salah satunya dalam bidang ilmu sosial.

(25)

dalam analisis input-output-nya. Konsep-konsep tersebut antara lain sistem, lingkungan, respons, dan umpan balik (feedback).

Sistem sebenarnya mempunyai banyak sekali pengertian. Dalam konteks ini, Sistem, pada dasarnya, digunakan untuk menunjuk pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama

lain menjadi satu kesatuan yang utuh9. Menurut Shrode dan Voich sistem menunjuk kepada suatu wujud atau ‘entitas’ yang mempunyai tata aturan dari bagian-bagian tertentu yang menyusunnya dan menunjukkan pula kepada suatu metode atau cara yang bersifat preskriptif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem sebagai suatu wujud atau entitas sebenarnya tidak semata-mata hanya sebagai entitas saja, tetapi entitas tersebut terdiri dari bagian-bagian yang menyusunnya atau mendukungnya yang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan entitas atau wujud tersebut. Pandangan yang satu ini merupakan suatu metode deskriptif atau menggambarkan, yang hanya terbatas pada penggambaran atau penetapan batas-batas dari benda-benda penyusun sistem, sehingga penyusun-penyusun tersebut dapat dibedakan atau digolongkan secara terpisah dari benda lainnya. Pandangan tersebut memberikan pengertian yang lebih lengkap tentang sistem, yaitu bahwa sistem tersusun dari sekumpulan komponen yang bergerak bersama-sama untuk mencapai tujuan keseluruhan, tujuan bersama, atau tujuan sistem tersebut10.

9Drs. Tatang M. Amirin, (2003),

Pokok-Pokok Teori Sistem, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hlm. 1

10 C. West Churchman, “The Systems Approach”, dalam Drs. Tatang M. Amirin, Pokok-Pokok

(26)

Sistem sebagai suatu metode atau cara bersifat preskriptif karena sistem di sini menerangkan atau menjelaskan petunjuk-petunjuk metodologik dalam mencapai tujuannya. Jika pandangan terdahulu mengenai sistem sebagai suatu entitas hanya menunjukkan wujudnya saja tanpa memberi penjelasan lebih lanjut tentang jalan pencapaian tujuannya, pandangan yang ini akan lebih menunjukkan cara-cara yang ditempuh sehingga pendekatan ini akan memecahkan permasalahan dalam usaha pencapaian tujuan. Sistem sebagai suatu metode ini disebut juga sebagai pendekatan sistem (system approach). Pendekatan sistem menunjukkan bahwa suatu hal terjadi karena banyak hal lain yang menyebabkannya dan bahwa antara penyusun-penyusun sistem terdapat kesalingterhubungan, sehingga suatu sistem adalah satu kesatuan yang utuh.

(27)

Respons akan terjadi setelah diberlakukannya kebijakan tersebut, berupa keputusan atau kebijakan para investor di AS untuk menginvestasikan saham mereka di India. Pemerintah AS juga memperkuat kerjasama ekonomi dengan India terkait kebijakan reformasi ekonomi India yang berlandaskan atas

pertumbuhan eksklusif, sehingga aliran investasi di kedua negara meningkat.

E. Hipotesa

Dampak positif yang ditimbulkan dari kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing) yang diterapkan oleh The Federal Reserve System selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2009 hingga tahun 2014 terhadap perekonomian India adalah sebagai berikut:

1. Apresiasi nilai mata uang Rupee India terhadap dollar AS pada masa awal pelaksanaan kebijakan yang diakibatkan oleh beredarnya mata uang dollar dalam jumlah besar yang menyebabkan kondisi Paritas Daya Beli absolut.

2. Meningkatnya investasi asing di India karena perusahaan-perusahaan di AS mempunyai banyak uang yang akan mereka investasikan ke India sebagai hubungan timbal balik sistem kerjasama ekonomi kedua

negara.

(28)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat analitis dengan tujuan untuk menganalisis dan menjelaskan dampak-dampak yang diakibatkan oleh suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu instansi tertentu di suatu negara terhadap perekonomian negara berkembang dengan emerging

market, dalam kasus ini dampak kebijakan Pelonggaran Kuantitaf The Fed terhadap perekonomian India.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Studi pustaka dimaksudkan untuk memperoleh data-data sekunder berupa informasi, fakta, dan data-data lain yang diperlukan serta teori yang digunakan untuk membuat analisis yang benar dan sesuai atas permasalahan yang diangkat. Data-data pustaka yang dimaksud dapat berasal dari jurnal, buku, artikel, sumber-sumber online, dan sumber-sumber lain yang sekiranya dapat mendukung penelitian ini.

G. Jangkauan Penelitian

(29)

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dan penjelasan dalam penelitian dan penulisan skripsi, sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka teori atau kerangka berpikir yang digunakan, hipotesis, metode penelitian, tujuan penelitian, jangkauan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II merupakan pemaparan mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat dan The Federal Reserve System sebagai bank sentral Amerika Serikat yang dibagi menjadi beberapa sub-bab: Sistem Ekonomi Amerika Serikat, Krisis Moneter Amerika Serikat, The Federal Reserve System, dan Kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing).

BAB III merupakan pemaparan tentang hubungan perekonomian India dan Amerika Serikat yang dibagi menjadi dua sub-bab: Perekonomian India dan Hubungan kerjasama Ekonomi India-AS.

BAB IV merupakan pemaparan dan analisa dampak positif yang ditimbulkan kebijakan Quantitative Easing (Pelonggaran Kuantitatif) yang dikeluarkan oleh The Fed Amerika Serikat terhadap perokonomian India.

(30)

BAB II

EKONOMI DAN BANK SENTRAL AMERIKA SERIKAT

Sebagai negara adidaya atau negara super power di zaman modern ini, Amerika Serikat memiliki andil yang besar dalam memengaruhi dan membentuk perekonomian dunia. Segala aspek dalam kehidupan AS menjadi acuan bagi negara-negara di dunia. Mata uang AS, Dollar, menjadi acuan nilai tukar terhadap mata uang negara lainnya. Tingginya nilai tukar Dollar menyebabkan perekonomian AS menjadi suatu perekonomian yang kuat 1. Tidak hanya kehidupan ekonominya saja yang impresif, tetapi negara ini juga diberkati dengan aspek-aspek mumpuni yang lain seperti politik, militer, budaya, dan teknologi-teknologi tingkat tinggi pun sebagian besar lahir dari negara ini. Oleh karena pengaruhnya yang kuat terhadap keberlangsungan kehidupan dunia, masalah dalam perekonomian AS sama dengan masalah yang harus ditanggung oleh sebagian besar negara di dunia. Fakta bahwa AS memenangi tiga perang besar sepanjang sejarah – Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Dingin – memperkuat posisi mereka pada singgasana perpolitikan dunia.

Meskipun ekonomi negara federal yang beranggotakan 50 negara-negara bagian ini terbilang ekonomi yang paling maju di antara semua negara di dunia, namun tidak dapat dipungkiri bahwa siklus ekonomi negara besar ini sering kali mengalami masalah-masalah yang biasa disebut dengan krisis moneter. Secara

1

(31)

teknis, krisis-krisis moneter tersebut akan ditanggulangi oleh suatu bank sentral yang dimiliki AS, yaitu The Federal Reserve Systematau yang biasa disebut The Fed. Untuk membahas lebih lanjut perekonomian AS, dalam bab ini akan dijelaskan tentang perekonomian Amerika Serikat, krisis-krisis yang dialami, dan

The Federal Reserve System.

A. Sistem Ekonomi Amerika Serikat

Perekonomian AS terbilang yang paling berpengaruh di dunia. Sistem ekonomi yang dianut oleh AS adalah sistem ekonomi kapitalis. Menurut oxforddictionaries.com, kapitalisme adalah sistem politik dan ekonomi yang memungkinkan pihak-pihak swasta, bukan negara, untuk mengontrol perdagangan dan industri suatu negara untuk mendapatkan keuntungan. Harga barang dan jasa serta tingkat produksi ditentukan oleh pasar. Prinsip dari kapitalisme sendiri adalah kepemilikan pribadi. Kepemilikan pribadi maksudnya adalah cara yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan profit atau keuntungan bagi dirinya dengan cara mengelola atau menggunakan kekayaan produktif seefektif atau semaksimal mungkin 2.

Karena perekonomian dalam sistem ekonomi kapitalis dikuasai oleh pihak swasta, maka peran negara atau pemerintah dibutuhkan dalam sistem ini agar para pengelola kekayaan produktif tidak menyalahgunakan hal-hal yang dapat mereka lakukan. Peran negara yang dimaksud adalah mengawasi jalannya perekonomian

2

(32)

dengan berdasarkan aturan dan ketentuan yang berlaku yang termuat dalam undang-undang yang telah disahkan oleh pemerintah negara3. Tugas pemerintah atau negara di sini tidak sampai pada melakukan intervensi secara langsung dalam kegiatan ekonominya. Konsep yang ada pada negara kapitalis adalah laissez-faire, yang secara harfiah berarti biarkan saja. Dalam konteks ekonomi, konsep laissez-faire adalah konsep yang berarti minimnya campur tangan pemerintah dalam berbagai aspek ekonomi seperti produksi, pembelian, penjualan, perdagangan, dan pembiayaan.

Amerika Serikat yang menganut sistem kapitalisme ini mempunyai keuntungan-keuntungan dalam kehidupan perekonomiannya. Kapitalisme ini adalah sistem yang memungkinkan sistem ekonomi AS menjadi terdesentralisasi sehingga perorangan atau individu memiliki banyak pilihan dalam melakukan bisnis mereka.

Lembaga yang mengatur keuangan AS adalah bank sentral mereka yang bernama The Federal Reserve System. Bank tersebutlah yang melaksanakan fungsi bank sentral dan juga mengatasi segala kepanikan atau krisis-krisis ekonomi yang terjadi dengan mengeluarkan kebijakan moneter. Seperti halnya bank-bank sentral di negara lain, The Fed juga bertugas untuk menjaga kestabilan mata uang AS.

Sebelum diciptakannya bank sentral di Amerika Serikat, negara-negara bagian di kawasan tersebut telah menerapkan sistem perbankan yang berupa bank

(33)

komersial. Banyaknya jumlah bank komersial yang mencapai dua ribuan pada tahun 1860 menjadikan mereka sebagai bisnis terpenting pada masa tersebut. Terdapat dua macam bank komersial saat itu, yaitu chartered bank dan bank swasta. Chartered bank adalah institusi keuangan yang mempunyai peran utama untuk menerima dan menjaga deposit-deposit moneter dari individu dan organisasi dan meminjamkan uang 4. merupakan perusahaan-perusahaan perbankan yang disewa oleh pemerintah negara, bank dengan kepemilikan terpisah, dan bank perkongsian. Sedangkan bank swasta pada saat itu lebih kecil dan tidak begitu penting. Bank-bank tersebut cenderung menghindari masalah-masalah politik dan peraturan-peraturan pemerintah yang dijatuhkan pada bank-bank sewaan pemerintah.

Seiring dengan perkembangan waktu, bank-bank komersial di Amerika Serikat semakin berkembang, terutama pada tahun 1860 hingga tahun 1910. Bank-bank tersebut telah menyumbangkan bagian yang besar dalam sektor perekonomian Amerika Serikat. Dalam rentang waktu 50 tahun tersebut, jumlah bank-bank baru yang muncul bertambah sembilan kali lipat dan liabilitas deposit mencapai 23 kali lebih banyak dari sebelumnya5.

Sistem kapitalisme di AS ini merupakan ekonomi yang hampir semua urusan ekonomi diserahkan kepada swasta. Hal-hal yang seharusnya dikelola oleh pemerintah atau negara agar dapat dikelola dengan baik demi keadilan dan

4

Investopedia, Chartered Bank, diakses dari http://www.investopedia.com/terms/c/charteredbank.asppada tanggal 29 Agustus 2016.

5

(34)

kesejahteraan sosial kebanyakan dimiliki oleh swasta yang mencari keuntungan untuk kepentingan mereka sendiri. Dalam sistem ini, terdapat sektor ekonomi non-riil yang berada dalam pasar modal dan bursa efek. Sistem pertukaran mata uang tidak didasarkan pada emas dan perak, melainkan mata uang Dollar AS yang nilainya selalu tidak stabil. Selain itu, AS dan negara-negara kapitalis lain menggunakan utang luar negeri untuk perbaikan ekonomi negara-negara mereka. Ketiga hal tersebut menjadi kelemahan sistem ekonomi kapitalisme yang dianut oleh AS sehingga menyebabkan krisis-krisis ekonomi.

B. Krisis Ekonomi di Amerika Serikat

(35)

negara 6. Selain kurangnya inovasi, krisis moneter dapat pula disebabkan karena peningkatan jumlah orang yang bekerja dibarengi dengan pendapatan dan penghasilan yang berada di bawah batas normal 7. Ketidakseimbangan tersebut pada akhirnya akan menghalangi pengakumulasian modal.

Seperti halnya negara lain di dunia, Amerika Serikat yang menjadi negara adidaya setelah kemenangannya dalam Perang Dingin 1989 pun tidak dapat mengelak dari krisis ekonomi yang terjadi. Negara ini kerap kali mengalami krisis moneter dari yang kecil hingga yang besar dan memengaruhi seluruh lapisan ekonomi negara hingga memberikan dampak yang negatif kepada perekonomian negara-negara lain. Karena kuatnya hegemoni AS dalam berbagai aspek, krisis besar dalam perekonomian mereka berpeluang sangat besar menyebabkan krisis yang sama di belahan dunia yang lain, seperti halnya dengan krisis ekonomi yang dialami oleh AS pada tahun 2007-2008. Sebelum krisis AS tersebut terjadi, terdapat dua krisis ekonomi besar AS yang sangat berpengaruh bagi ekonomi domestik maupun internasional.

Krisis finansial pertama AS yang genting pertama kali terjadi pada tahun 1907. Krisis tersebut disebut dengan Panic of 1907. Ada beberapa spekulasi mengenai bagaimana kepanikan finansial tersebut dapat terjadi, dua diantaranya adalah karena ketidakseimbangan finansial dan kegagalan sistem perbankan nasional. Kegagalan sistem perbankan menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat AS pada kala itu kepada bank-bank tempat mereka menyimpan uang. Banyak dari mereka meragukan apakah bank mereka dapat mengubah deposit

6

Storania, (2015), Apakah Arti dari Krisis Ekonomi?, Storania, diakses dari http://www.storania.com/apakah-arti-dari-krisis-ekonomi/ pada tanggal 24 Agustus 2016.

(36)

mereka menjadi mata uang yang nyata sehingga tidak sedikit yang berusaha membuktikan dengan jalan mengantri di bank untuk mengambil deposit 8.

Setelah kepanikan finansial pada tahun 1907, masalah ekonomi lain yang signifikan dalam sejarah perekonomian AS adalah krisis ekonomi pada tahun 1930-an atau terkenal dengan sebutan The Great Depression (Depresi Hebat). Krisis ini menjadi krisis ekonomi paling berpengaruh di dunia, khususnya Amerika Serikat. Krisis ini mulai terjadi pada tanggal 29 Oktober 1929 ketika terjadi stock market crash. Peristiwa ini terjadi karena banyak para pemegang saham yang beramai-ramai menjual sahamnya, namun hanya sedikit yang membeli saham-saham tersebut sehingga mengakibatkan harga saham jatuh. Hal tersebut membuat masyarakat menjadi enggan untuk melakukan pembelian produk-produk dan membuat kesehatan perekonomian AS dipertanyakan pada saat itu. Pendapat lain menyebutkan penyebab krisis moneter tersebut dari segi politik, yaitu kebijakan perdagangan proteksionis yang dicanangkan pemerintah yang membuat para eksportir merugi.

Akibat yang ditimbulkan oleh Depresi Besar sangatlah merugikan perekonomian Amerika Serikat. Diantara krisis-krisis AS yang terjadi, Depresi Besar memberikan dampak yang paling luar biasa baik bagi perekonomian domestik maupun perekonomian dunia. Banyak buruh yang kehilangan pekerjaannya sehingga meningkatkan angka pengangguran menjadi 25% dan

8

(37)

dapat mencapai 33% di negara-negara lain9. Pasar saham kehilangan 80% saham dan 7.000 bank di AS bangkrut. Imbas dari krisis ini meliputi banyak hal seperti harga komoditas, pendapatan masyarakat, penerimaan pajak, keuntungan, dan lain sebagainya yang dibuat menurun drastis oleh Depresi Besar.

Perekonomian AS memang terbilang labil. Krisis moneter serupa terjadi kembali beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2008. Pada tahun sebelumnya, yaitu tahun 2007, terjadilah resesi ekonomi di AS yang disebabkan oleh defisit anggaran negara dan housing bubble. Housing bubble yang terjadi di AS pada waktu itu merupakan real estate bubble. Peristiwa tersebut merupakan jenis gelembung ekonomi yang terjadi secara berkala dalam pasar real estatelokal maupun global. Real estate bubble ditandai dengan terjadinya peningkatan pesat dalam harga properti seperti perumahan, hingga mereka mencapai tingkat yang semakin membesar seperti gelembung, dan pada akhirnya tidak dapat berkembang lagi sehingga menyusut atau menurun 10.

Perusahaan-perusahaan publik di AS selalu dituntut untuk mendapatkan keuntungan atau laba hingga 20% setiap tahunnya. Semua perusahaan akan mengatur sendiri dengan strategi dan kebijakan masing-masing untuk dapat mempertahankan kenaikan harga saham dan laba yang mereka peroleh setiap tahun. Bagaimanapun, harga saham yang mereka jual harus lebih tinggi daripada

9

(38)

harga beli saham dan pembagian laba atau deviden yang mereka terima harus bertambah banyak. Kedua hal tersebut telah dilakukan oleh para CEO (Chief of Executive Officer) di perusahaan-perusahaan publik AS selama kurang lebih 60 tahun. Tidak heran jika mereka bahkan melibatkan pelaku-pelaku politik untuk mengubah dan menyesuaikan aturan dan undang-undang yang berlaku demi kepentingan perusahaan mereka. Pelaku politik yang bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan tersebut tentu saja tidak melakukannya secara gratis. Imbalan yang diterima dapat berupa dukungan dan dana kampanye.

Pembesaran perusahaan-perusahaan seperti tersebut di atas sudah menjadi kegiatan yang wajar dalam kapitalisme ekonomi AS. Cara-cara tersebut adalah salah satu hal yang menjalankan roda perekonomian AS hingga menjadi ekonomi yang besar dan kuat. Namun jika berbicara mengenai kepuasan, tidak akan ada habisnya. Masalah timbul ketika masyarakat AS sudah cukup makmur dan masing-masing mempunyai tempat tinggal, namun perusahaan-perusahaan real estate harus tetap mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Ketika keinginan para pelaku perusahaan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada pada waktu itu, pemerintah AS turun tangan dengan cara mengeluarkan keputusan Deregulasi Kontrol Moneter yang pada intinya perusahaan-perusahaan real estate

(39)

keuangan untuk menambahkan bunga terhadap bunga yang telah ditetapkan sebelumnya11.

Kenaikan-kenaikan harga properti khususnya harga perumahan di AS kala itu pada akhirnya menyebabkan terjadinya sebuah bubbleyang mengantarkan AS sekali lagi kepada krisis moneter. Harga-harga rumah yang awalnya selalu naik dan terus begitu menyebabkan perusahaan tidak mampu lagi berkembang sehingga pada akhirnya harga rumah terjun bebas. Akibat krisis moneter tersebut, investor yang menanamkan modalnya di Amerika berkurang sehingga menjerumuskan lembaga-lembaga keuangan besar bangkrut. Bursa saham di Wall Street dan perusahaan-perusahaan asal luar negeri lainnya seperti Jepang, Hongkong, Singapura, Cina, dan lain-lain turun drastis. Dalam krisis kapitalisme ini, banyak pemilik modal yang memainkan keuntungannya dengan menaikkan harga-harga kebutuhan, terutama harga minyak. Krisis inilah yang membuat bank sentral AS, The Federal Reserve System, mengeluarkan kebijakan last resort

mereka, yaitu kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing).

C.The Federal Reserve System

The Federal Reserve System merupakan sistem keuangan sentral Amerika Serikat yang dibangun pada tahun 1913 oleh Kongres Amerika. Seperti yang telah diimplikasikan sebelumnya, The Fed diciptakan untuk mengatasi masalah kepanikan finansial di AS.

(40)

C.1. Struktur Organisasi The Fed

Struktur The Fed terdiri dari enam bagian, yaitu Board of Governors, bank

Federal Reserve, bank-bank anggota, institusi-institusi tempat penyimpanan lainnya, Federal Open Market Committee (FOMC), dan Dewan Penasihat.

1. Dewan Gubernur (Board of Governors)

Dewan Gubernur (Board of Governors), atau yang disebut juga Federal Reserve Board, berpusat di Washington D.C. Badan ini merupakan induk dari The Fed yang terdiri dari tujuh anggota. Ketujuh anggota tersebut dipilih oleh presiden dengan pertimbangan dan persetujuan dari Senat AS. Masing-masing anggota dewan ini memiliki masa jabatan penuh selama 14 tahun, dengan ketua dan wakil ketua mengalami pergantian setiap empat tahun sekali. Tujuan dari masa jabatan yang relatif lama tersebut adalah untuk menjaga kestabilan dan kelangsungan sistem12. Dalam teorinya, presiden hanya akan menunjuk dua orang dari tujuh anggota dewan dalam masa empat tahunan, namun dalam praktiknya, presiden dapat menunjuk lebih dari dua anggota dalam masa yang sama disebabkan oleh kematian dan pengunduran diri di antara para anggota13. Meskipun sebenarnya jabatan seorang dewan tidak dapat digantikan karena mengambil masa jabatan penuh, tetap saja posisi tersebut dapat diambil alih jika terdapat situasi luar biasa yang mengharuskan pergantian.

12

The Federal Reserve, 2015, “ The Structure and Functions of The Federal Reserve System”, Federal Reserve System.org, diakses dari http://www.federalreserveeducation.org/about-the-fed/structure-and-functions pada tanggal 20 April 2016.

13

(41)

Tugas-tugas atau tanggung jawab dari Board of Governors adalah sebagai berikut14:

1. Berpartisipasi dalam Federal Open Market Committee(FOMC);

2. Melaksanakan kontrol pengawasan yang luas terhadap industri jasa finansial;

3. Mengontrol dan mengawasi reserve bank; 4. Membimbing penerapan kebijakan moneter;

5. Menganalisis kondisi-kondisi ekonomi dan finansial domestik maupun internasional;

6. Memimpin sebuah panitia yang mempelajari tentang masalah-masalah ekonomi yang sedang berlangsung; dll.

2. Bank Federal Reserve

Berdasarkan Federal Reserve Act, Federal Reserve Systemtersusun oleh 12 bank Federal Reserve dan 24 reserve bank di bawah pengawasan Board of Governors. Ketetapan tersebut membagi Amerika Serikat ke dalam 12 distrik atau wilayah yang setiap distriknya mempunyai satu Bank Cadangan di kota besar. Dua belas distrik tersebut disebut distrik Federal Reserve yang meliputi Boston, New York, Philadelphia, Richmond, Cleveland, Atlanta, Chicago, Dallas, Kansas City, St. Louis, Minneapolis, dan San Francisco. Di antara 12 Bank Cadangan

14

(42)

tersebut, terdapat tiga Bank Cadangan terbesar yang memiliki aset The Fed lebih dari 50 persen, yaitu Bank Cadangan New York, Chicago, dan San Francisco15. Masing-masing Bank Cadangan memiliki sembilan anggota Dewan yang menetapkan presiden untuk The Fed dan pegawai-pegawai untuk bank-bank perwakilan di setiap kota besar.

Setiap Bank Cadangan juga mempunyai tugas yang signifikan dalam perputaran roda finansial negara. Tugas-tugas tersebut meliputi pelayanan kepada bank-bank, Perbendaharaan AS, dan masyarakat secara tidak langsung; pengawasan terhadap bank-bank komersial di wilayah mereka masing-masing; penelitian pada masalah-masalah ekonomi regional, nasional, dan internasional; dan lain sebagainya. Dewan direksi dari Bank Cadangan mengawasi dan mengontrol pengelolaan dan aktivitas-aktivitas bank Distrik16.

3. Bank Anggota

Bank-bank anggota merupakan bank-bank nasional yang wajib menjadi anggota dari The Fed serta chartered bank yang memenuhi syarat tertentu untuk bergabung menjadi bank anggota. Bank anggota juga menjadi pemegang saham di

Reserve Bankdi distrik mereka masing-masing. Saat ini, terdapat kurang lebih 38 persen dari 8.038 bank komersil di AS yang menjadi bank anggota The Fed.

4. Institusi Tempat Penyimpanan Lainnya

15

Maureen Burton, Reynold Nesiba, Ray Lombra, 2003, An Introduction to Financial Markets and Institutions, Ohio: South-Western, hlm. 69.

(43)

Institusi-institusi ini bukan merupakan bagian formal dari The Fed yang terdiri dari bank-bank komersil bukan anggota, bank-bank untuk menabung, asosiasi-asosiasi simpan pinjam, dan perserikatan-perserikatan kredit (credit unions) . Terdapat sekitar 17.000 institusi tempat penyimpanan lain di AS yang menyediakan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat Amerika Serikat. Institusi-institusi ini mempunyai peran yang penting dalam penyelenggaraan regulasi Sistem The Fed, termasuk syarat-syarat cadangan, dan memiliki akses ke pelayanan pembayaran Sistem17.

5. Federal Open Market Committe(FOMC)

Federal Open Market Committee (FOMC) merupakan badan pembuat kebijakan pokok dari The Fed. Panitia ini memiliki 12 orang anggota yang terdiri dari tujuh orang anggota Dewan Gubernur dan lima dari 12 orang presiden Bank Cadangan. Dari lima orang presiden tersebut, presiden dari Bank Cadangan New York akan selalu mendapatkan posisi dan hak pilih permanen dalam FOMC ini dikarenakan Bank Cadangan tersebut menerapkan kebijakan moneter sesuai dengan instruksi FOMC18. Tugas dari FOMC adalah merumuskan kebijakan moneter yang dibuat untuk menjaga kestabilan harga dan pertumbuhan ekonomi dan mengawasi penerapannya dalam praktik, sehingga dapat dikatakan bahwa panitia ini mengatur persediaan uang negara.

17

The Federal Reserve, 2015, “ The Structure and Functions of The Federal Reserve System”, Federal Reserve System.org, diakses dari http://www.federalreserveeducation.org/about-the-fed/structure-and-functions pada tanggal 20 April 2016.

18

(44)

Pertemuan FOMC diadakan delapan kali dalam satu tahun di Washington D.C. secara tertutup dan agenda yang dibahas adalah mengenai pandangan terhadap ekonomi AS dan pilihan-pilihan kebijakan moneter yang akan diberlakukan. Dalam pertemuan tersebut, ketua Dewan Gubernur akan selalu memimpin jalannya rapat dan semua presiden Bank-Bank Cadangan yang bukan merupakan anggota FOMC juga turut serta dalam diskusi yang berlangsung dalam setiap pertemuan. Oleh karena FOMC ini menggabungkan kepentingan-kepentingan dari struktur-struktur penting The Fed, yaitu Dewan Gubernur dan 12 presiden dari Bank Cadangan, maka panitia ini merupakan struktur paling signifikan dalam The Fed.

6. Dewan Penasihat

Dewan Penasihat terdiri dari tiga dewan, yaitu Dewan Penasihat Federal, Dewan Penasihat Konsumen, dan Dewan Penasihat Lembaga Penghematan yang diambil dari 12 distrik Federal Reserve. Ketiga dewan tersebut memberikan saran dan nasihat kepada Dewan mengenai masalah kepentingan saat itu. Pertemuan mereka merupakan pertemuan tahunan yang diadakan dua hingga empat kali. Setiap Bank Cadangan juga memiliki panitia penasihatnya masing-masing.

(45)

Tugas-tugas yang The Fed yang tercantum dalam Undang-Undang Fed adalah sebagai berikut 19:

1. Institusi untuk mengatasi kepanikan bank.

2. Melakukan tugas Bank Sentral untuk negara Amerika Serikat.

3. Menjadi lembaga penyeimbang dari bank swasta dan bank pemerintah. a) Mengawasi kebijakan Institusi Perbankan;

b) Melindungi hak kredit dari konsumen.

4. Mengelola Persediaan Uang Negara melalui kebijakan moneter. a) Tingkat tenaga kerja yang maksimal;

b) Kestabilan harga;

c) Tingkat suku bunga yang sedang dalam jangka panjang.

5. Menjaga kestabilan dari sistem keuangan dan mengawasi sistem resiko dari pasar uang.

6. Menyediakan jasa keuangan seperti deposito, obligasi pemerintah, saham asing, termasuk di dalamnya adalah berperan dalam sistem pembayaran antarnegara.

7. Fungsi nasional:

a) Memfasilitasi pembayaran antarnegara bagian dan internasional; b) Sebagai katalisator dalam pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. 8. Fungsi regional:

a) Merespon kebutuhan keuangan di negara Amerika Serikat.

19

(46)

C.3. Fungsi The Fed

Berkembangnya ekonomi dan finansial Amerika Serikat menjadikan bank sentral The Fed memiliki kontrol dan kekuatan yang lebih untuk mengatasi perkembangan yang signifikan tersebut. Pada dasarnya, The Fed ini memiliki kekuasaan terpisah dengan pemerintah AS karena mereka dimiliki oleh swasta, sehingga mereka memiliki kontrol signifikan dalam pengelolaan finansial AS. Berikut adalah fungsi-fungsi The Fed:

1. Formulasi dan Implementasi Kebijakan Moneter

Fungsi ini merupakan fungsi utama The Fed. Tujuan dari pelaksanaan kebijakan moneter adalah untuk memastikan uang dan kredit yang cukup beredar sehingga ekonomi dapat berkembang luas bersamaan dengan tren pertumbuhan potensial jangka panjangnya di bawah kondisi-kondisi inflasi yang relatif kecil maupun tidak ada inflasi. Selain itu, dalam pelaksanaan jangka pendek, pelaksanaan kebijakan moneter juga bertujuan untuk meminimalisir fluktuasi di sekitar tren jangka panjang seperti yang disebutkan20.

The Fed sebagai bank sentral dan lembaga keuangan di AS secara general sangat memengaruhi finansial negara. Semua keputusan yang dibuat oleh lembaga ini akan berpengaruh secara langsung kepada lembaga-lembaga penyimpanan dalam peluasan kredit, persediaan uang negara, dan suku bunga negara, sehingga keseluruhan finansial negara dan aktivitas ekonomi AS sangat tergantung dengan keputusan-keputusan bank ini.

20

(47)

2. Pengawasan dan Regulasi Sistem Finansial

Pengawasan ditujukan untuk mempromosikan keamanan dan kenyamanan lembaga-lembaga penyimpanan. Aktivitas ini dilakukan The Fed dengan cara mengirim tim auditor ke masing-masing lembaga penyimpanan untuk memastikan bahwa mereka beroperasi sesuai prosedur dan mematuhi semua peraturan yang ada. Sebenarnya, fungsi ini dilakukan The Fed bersama dengan pemerintah yang bersangkutan, namun The Fed mempunyai andil yang lebih besar dan lebih luas dalam pelaksanaan fungsi ini.

Aktivitas yang mendukung fungsi pengawasan mereka adalah pemberitahuan mengenai regulasi atau peraturan. Regulasi melibatkan perancangan dan penerbitan peraturan spesifik yang mengatur struktur dan pelaksanaan perbankan. Tujuan dari regulasi adalah untuk membangun sebuah kerangka tingkah laku bank sehingga menjamin dan menjamin kelangsungan sistem perbankan yang aman dan nyaman.

(48)

ekstrim lagi, The Fed dapat mencabut manajemen dari lembaga yang bermasalah tersebut jika memang diperlukan.

3. Fasilitasi Mekanisme Pembayaran

Memastikan perkembangan dan pemeliharaan transfer dana sehari-hari adalah fungsi dari The Fed. Fungsi ini juga sangat penting karena pembayaran selalu terjadi dalam kehidupan perekonomian negara manapun. Jika terjadi sedikit saja hambatan dalam proses ini, ekonomi negara dapat terganggu. The Fed menjaga kelancaran ini dengan cara menyediakan uang dan cek.

4. Agen Fiskal untuk Pemerintah

Fungsi The Fed termasuk menyediakan dana bagi pemerintah karena perannya sebagai bankir utama pemerintah. Fungsi ini sama dengan fungsi bank swasta menyediakan dana untuk para konsumennya. Di sini, The Fed menjaga akun khusus bagi pemerintah yang berguna untuk pembayaran alat-alat yang dibutuhkan negara serta pembayaran yang dibayarkan kepada pemerintah seperti pajak akan dimasukkan ke dalam akun bank pemerintah ini.

D.Kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (

Quantitative Easing

)

(49)

mereka agar meminjamkan sekian banyak dana21. Kebijakan ini termasuk kebijakan uang longgar (easy money policy). Pelonggaran Kuantitatif bukanlah suatu program untuk penciptaan uang, melainkan lebih kepada penciptaan simpanan atau deposit. Kebijakan ini dilakukan dengan cara pembelian surat-surat berharga, obligasi korporasi, saham, dan surat berharga lainnya. Bank sentral membayar surat-surat berharga tersebut dengan uang cadangan bank, dengan demikian dapat meningkatkan neraca keuangan bank sentral dan deposit para nasabah bank. Kebijakan semacam ini merupakan kebijakan tidak konvensional.

Secara teori, kebijakan ini bekerja seperti demikian. Bank sentral di suatu negara, dalam kasus ini adalah The Fed, membeli aset-aset yang biasanya berupa obligasi pemerintah. Obligasi merupakan surat tanda bukti yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau pemerintah kepada pemeganganya dalam tempo tertentu atau sekurang-kurangnya satu tahun dengan imbalan bunga dalam jumlah tertentu. Sehingga obligasi pemerintah adalah suatu obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat suatu negara dalam denominasi mata uang negara tersebut22. The Fed membeli obligasi-obligasi pemerintah menggunakan uang yang telah mereka cetak atau ciptakan secara elektronik. Uang-uang yang tercetak itu juga digunakan untuk membeli obligasi-obligasi dari investor seperti obligasi yang dibeli dari bank-bank atau dana pensiun. Dengan pembelian secara aktif dari The Fed tersebut, menyebabkan uang yang beredar di dalam sistem keuangan AS

21

Erwin Eka Kurniawan, “Makhluk Apakah Pelonggaran Kuantitatif itu?” , Fiskal Indonesia, diakses dari http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-14/2353/mahluk-apakah-pelonggaran-kuantitatif-itu pada tanggal 7 April 2015.

22

(50)

bertambah banyak. Hal tersebut membuat suku bunga negara menurun dari sebelumnya. Bertambahnya uang yang beredar mendorong institusi-institusi keuangan yang ada di AS untuk meminjamkan dana kepada pelaku-pelaku bisnis maupun individu karena masyarakat membutuhkan pinjaman yang lebih banyak. Karena masyarakat memiliki uang yang banyak, maka mereka terdorong untuk membeli barang-barang dan dapat menciptakan pekerjaan-pekerjaan. Pada akhirnya, kebijakan QE akan meningkatkan kembali ekonomi yang sebelumnya mengalami resesi akibat krisis.

Gambar 2.1 Pelaksanaan Kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (QE) secara Teori

Sumber: http://ichef-1.bbci.co.uk23

23

(51)

Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk melaksanakan kebijakan Pelonggaran Kuantitatif pada pertengahan tahun 2009 atas dasar resesi yang sedang terjadi di AS akibat krisis ekonomi parah yang dimulai sejak tahun 2007 yang menyebabkan inflasi tinggi. Untuk mengembalikan perekonomian AS seperti sedia kala sebelum krisis terjadi, The Fed menggunakan momentum inflasi jangka pendek yang terjadi ketika kebijakan diberlakukan di negara tersebut. Sebelumnya, negara ini telah menggunakan operasi Pasar Terbuka-nya untuk meningkatkan pasokan uang dan mengurangi tingkat suku bunga agar menstimulasi aktivitas perekonomian AS. Akan tetapi, pengaruh yang terjadi sangat terbatas karena pengurangan suku bunga yang hampir mendekati nol. Kebijakan Pelonggaran Kuantitatif adalah suatu kebijakan tidak konvensional yang mampu mengatasi keterbatasan pengaruh tersebut.

Kebijakan yang berlangsung selama kurun waktu 2009 hingga 2014 ini sebenarnya dilaksanakan dalam tiga ronde, yaitu tahun 2009, 2010, dan 2012. Pada masa akhir kebijakan tersebut, The Fed mampu menambah lebih dari $3,5 triliun ke dalam neraca keuangannya. Pembelian surat-surat berharga telah berlangsung pada akhir tahun 2008 sebelum kebijakan ini benar-benar dilaksanakan secara resmi.

(52)

perekonomian mulai membaik, namun dijalankan kembali karena pertumbuhan dirasa tidak cepat. Ronde selanjutnya, atau sering disebut QE2 (Quantitative Easing 2), dijalankan pada bulan November 2010 yang ditandai dengan pembelian surat berharga perbendaharaan sebesar $600 milyar. Putaran ketiga kebijakan ini disebut QE3 (Quantitative Easing 3). Ronde ketiga ini diumumkan pada tanggal 13 September 2012. Berdasarkan pemilihan suara, The Fed memutuskan untuk mengeluarkan $40 milyar per bulan sebagai program pembelian saham dari surat-surat berharga hipotek. Putaran terakhir ini bersifat

open-endedyang berarti bahwa akhir dari putaran terakhir ini terbuka dan berjalan hingga waktu yang tidak ditentukan. Oleh karena sifatnya yang demikian, putaran ini juga disebut dengan QE-Infinity.

Seiring dengan membaiknya perekonomian AS, pada pertengahan tahun 2013 diumumkan bahwa akan dilakukan tapering-off terhadap kebijakan Pelonggaran Kuantitatif yang telah berlangsung dari tahun 2009 tersebut.

(53)

BAB III

HUBUNGAN PEREKONOMIAN INDIA DAN AMERIKA SERIKAT

India merupakan negara dengan perjalanan ekonomi yang tidak mudah. Jika Amerika mengalami berbagai macam krisis, India juga mengalami krisis ekonomi yang parah setelah terjadinya krisis moneter di Asia pada tahun 1991. Masalah-masalah ekonomi yang timbul di kedua negara pun tidak begitu berbeda. Kedua negara tersebut tentu saja turut andil dalam menyumbangkan perekonomian dunia. Amerika tentu saja selalu menjadi garda depan dalam pembangunan ekonominya dan juga dalam hal kontribusi ekonomi dunia. India, lebih lambat dalam menemukan kemampuan mengolah perekonomiannya, kini telah mendapatkan predikat sebagai raksasa ekonomi baru baik di Asia maupun di dunia. Fakta tersebut menjadikan negara India menjadi salah satu sorotan dunia, termasuk Amerika Serikat yang mulai melirik India sebagai peluang dalam investasinya oleh karena perkembangan ekonomi India yang tidak diragukan lagi. Bab ini akan membahas tentang hubungan perekonomian India dan Amerika.

A.Perekonomian India

India merupakan negara dengan pemerintahan republik federal dengan ibu kota New Delhi dan kota terbesarnya adalah Mumbai. Mumbai merupakan kota di mana gedung-gedung lembaga finansial India seperti Bombay Stock Exchange,

(54)

India yang mempunyai penghasilan per kapita sebesar 230.000 Rupee, kedua terbesar di India setelah Goa. Secara keseluruhan, New Delhi menduduki peringkat ke-37 dengan aktivitas ekonomi terbesar di dunia1.

A.1. Perjalanan Sistem Ekonomi India

Perekonomian India didominasi oleh pertanian. Semenjak tahun 1960-an, pemerintah telah gencar mencanangkan kebijakan revolusi hijau yang bertujuan untuk memasukkan bibit-bibit baru untuk meningkatkan hasil pertanian, sehingga

perekonomian akan lebih terdukung karena 70 persen penduduk India berkecimpung di bidang pertanian. Berbagai macam hasil pertanian India seperti padi, gandum, jagung, biji minyak, tebu, tembakau, kapas, yute, teh, dan kopi merupakan hasil-hasil terpenting mereka yang diekspor ke luar negeri. Negara ini juga banyak menghasilkan bahan-bahan tambang seperti batu bara, bijih besi, mangan, bauksit, torium, mika, magnesium, dan minyak bumi2.

Di India, kehidupan kaum kaya dan miskin sangatlah terlihat dan bertolak belakang. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 17,2% (sekitar 1.251.695.584 juta jiwa) dari total seluruh penduduk di dunia, tidak heran jika kesenjangan ini terjadi karena masalah-masalah ekonomi yang umumnya terjadi di negara berkembang berpenduduk padat seperti ini. Bertahun-tahun lalu, negara India selalu dilabeli dengan kata kemiskinan oleh karena lingkungan mereka yang

1Rediff, (2011), “New Delhi, Mumbai in Top Global Cities Index”, Rediff Business, diakses dari http://www.rediff.com/business/slide-show/slide-show-1-new-delhi-mumbai-in-top-global-cities-index/20110421.htm#1 pada tanggal 28 April 2016.

2 Irwan Suhanda, (2007), India, dalam Kompas, (2007), India: Bangkitnya Raksasa Baru Asia

(55)

terkesan kumuh dan masyarakatnya yang mayoritas bermalas-malasan. Terlebih lagi, banyak dari masyarakatnya hidup di standar norma yang menjadikan negara ini dipandang tidak etis di mata dunia. Saat negara ini masih sangat lekat dengan kemiskinan, tingkat harapan hidup penduduk hanya mencapai 30 tahun dengan tingkat buta huruf sebesar 70%.

(56)

Mahatma Gandhi yang sangat dipengaruhi oleh seorang sosialis bernama Fabian3. Pendukung sosialis Fabian sangat mengedepankan kebijakan proteksionisme dan menentang sistem perdagangan bebas, sehingga tidak heran jika di bawah pemerintahan Jawaharlal Nehru India menolak untuk berkongsi dengan negara lain untuk meningkatkan ekonominya.

Kebijakan proteksionisme tersebut juga termasuk dalam program ekonomi lima tahunan (repelita) mereka yang digagas oleh Prasanta Chandra Mahalanobis, seorang ahli statistik. Selain proteksionisme, mereka juga menerapkan substitusi impor. Pemerintah melakukan campur tangan dalam hal ketenagakerjaan dan pasar uang. Program repelita ini memungkinkan pemusatan perhatian secara simultan pada penggunaan modal teknologi berbasis industri berat ynag serupa dengan sistem ekonomi komando.

Dalam pelaksanaan sistem ekonomi Nehru, terdapat kelompok terpisah di negara tersebut yang memiliki pendapat berseberangan dengan paham tersebut. Mereka adalah kelompok di bawah pengaruh Hayek dan Austrian School yang berpendapat bahwa ekonomi negara dengan campur tangan pemerintah akan mengalami kegagalan. Akan tetapi kelompok tersebut tidak terlalu berpengaruh signifikan karena ternyata pemerintah setempat lebih memiliki semangat yang tinggi dalam menegakkan paham sosialis Fabian demi menaklukkan kolonialisme yang telah membuat negara itu trauma.

Istilah “tingkat pertumbuhan Hindu” (Hindu rate of growth) sangat popular pada masa itu. Pertumbuhan ekonomi India yang hanya 3,5% rata-rata per tahun

3 Simon Saragih, (2007), Maju Setelah Melucuti Model Nehru, dalam Kompas, (2007), India:

(57)

dan pertumbuhan populasi sebesar 2,5% per tahun pada rentang waktu 1950-1980 memunculkan istilah ekonomi India tersebut. Pertumbuhan Hindu merujuk kepada pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah karena masyarakat India yang didominasi oleh pemeluk Hindu. Istilah tersebut diciptakan oleh ahli ekonom India, Raj Krisna, dan kemudian dipopulerkan lebih lanjut oleh Robert Namara, mantan presiden Bank Dunia, untuk menyebut konotasi fatalism masa depan dan kekurangan-kekurangan ekonomi Hindu4. Istilah lain yang muncul adalah Lisensi Raja (License Raj) pada tahun 1947-1990. Istilah ini berarti semua keputusan bisnis adalah di tangan raja pada masa itu. Lisensi raja adalah hasil keputusan India untuk memiliki sebuah perekonomian terencana dengan semua aspek ekonomi diatur oleh negara dan lisensi tersebut diberikan hanya kepada beberapa pihak yang terpilih5.

Keterpurukan ekonomi India masih berlangsung selama program sosialis Nehru dijalankan. Kelaparan dan perang dengan negara tetangga hanya menjadi bahan bakar ekonomi mereka untuk semakin terjun bebas. Pada saat itu, alat perekonomian seperti teknologi dan dunia Bollywood masih luput dari perhatian pemerintah. India mulai memasuki pintu gerbang kemajuan ekonomi mereka saat semua paradigma sosialis dihentikan dan pemerintah mulai sadar dengan pentingnya investasi asing dan pasar hiburan menjanjikan yang mereka miliki sebagai aset penting negara untuk melanjutkan visi semula mereka dalam perekonomian negara. Pelopor yang mengubah pemikiran ekonomi India yang

4 Simon Saragih, (2007),

Julukan-Julukan Unik Perekonomian India, dalam Kompas, (2007),

India: Bangkitnya Raksasa Baru Asia Calon Pemain Utama Dunia di Era Globalisasi,Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, hlm. 125.

(58)

sosialis adalah IG Patel dan Manmohan Singh, dengan pengaruh dari Indira Gandhi, dilanjutkan oleh Narashima Rao dan Rajiv Gandhi6.

Saat ini, India menganut sistem ekonomi campuran, dengan kecenderungan kepada sistem ekonomi sosialis. Tentu saja faktor sejarah ekonomi sosialis mereka tidak dapat begitu saja lepas dari kehidupan perekonomian India

hingga saat ini. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian negara India sangat tinggi. Pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta dalam mengelola perekonomian India. Sistem ekonomi campuran di India diterapkan untuk menghindari monopoli dari pihak-pihak swasta karena prinsip ekonomi India adalah terlaksananya keadilan dalam penerimaan hak. Diharapkan dengan menerapkan sistem ekonomi campuran ini, resiko krisis ekonomi akan berkurang.

A.2. Teknologi Informasi sebagai Aset Ekonomi

Pelucutan model ekonomi sosialis di bawah kepemimpinan Jawaharlal Nehru, membuat India menyadari peran signifikan dari teknologi informasi mereka. Selama ini, India dikenal luas sebagai negara yang menghasilkan hiburan-hiburan sukses di dunia dengan Bollywood yang mendunia. Dengan

mengusung pemikiran yang jauh lebih modern dari sebelumnya, India mampu memikirkan langkah-langkah ke depan untuk memajukan perekonomian mereka dengan mengembangkan dan mengutamakan penciptaan teknologi informasi.

Gambar

Gambar 1.1 Krisis Ekonomi 2008 dan Kebijakan QE
Gambar 2.1 Pelaksanaan Kebijakan Pelonggaran Kuantitatif (QE)
Tabel 3.1 Amandemen Kebijakan Industri (Industrial Policy) di India
Gambar 3.1 Perbandingan antara FDI (Foreign Direct Investment) di India dan Amerika tahun 2003 dan 2012
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil kajian diperoleh pola penerapan pembelajaran berbasis lesson study pada mata kuliah Praktik Rangkaian Listrik adalah: (1) mewajibkan

Download Hindi Song For Nokia Asha Untuk Nokia E71, Free Game A62 Download best live chat wordpress plugin free fb chat messenger nokia 5233 · free online Jan 15, 2015 · DOWNLOAD

caba polri 2016, bintara polri 2016, calon bintara polwan 2016, caba polisi 2016, bintara polisi 2016 pendaftaran caba polri 2016, persyaratan penerimaan bintara polri

Perancangan Enterprise Architecture e-Commerce PQR PT XYZ menghasilkan artifacts mulai dari Arsitektur Visi, Arsitektur Bisnis, Arsitektur Sistem Informasi termasuk

Peraturan Internal Puskesmas II Negara adalah produk hukum yang merupakan anggaran rumah tangga Puskesmas yang ditetapkan oleh Puskesmas atau yang mewakili, yang mengatur

Pembuatan garam kurkumin larut air dilakukan dengan cara reaksi penggaraman dengan menggunakan natrium metoksida sehingga menghasilkan natrium kurkumin yang

Nilai ketuhanan melandasi negara hukum Indonesia yang tidak memaksakan agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa karena hal itu merupakan suatu keyakinan batin