PADA PT. MERPATI WAHANA TAKSI
Oleh:
Nama : Yulien Carlos
Nim : 08.41010.0232
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
2013
STIKOM
Penilaian kinerja pada PT. Merpati wahana taksi merupakan hal yang
baru. Saat ini perusahaan dalam melakukan penilaian hanya memprioritaskan
pada produktifitas sopir taksi sehingga masih banyak aspek penilaian lain yang
terabaikan. Selain itu, belum terintegrasinya seluruh data yang dibutuhkan
membuat proses penilaian memakan waktu lama.
Suatu sistem penilaian kinerja sopir taksi yang objektif perlu
dikembangkan di PT. Merpati Wahana Taksi untuk menjawab permasalahan yang
terjadi dalam proses penilaian kinerja selama ini terjadi. Tugas akhir ini bertujuan
menerapkan suatu sistem informasi yang dapat membantu dalam melakukan
proses penilaian kinerja karyawan dengan manambahkan aspek penilaian yang
lebih luas lagi dan mengintegrasikan seluruh data yang dibutuhkan. Sistem
informasi penilaian kinerja sopir taksi yang diterapkan menggunakan Metode
Scoring System bertujuan membantu perusahaan dalam melakukan proses penilaian kinerja sopir taksi.
Berdasarkan penelitian dan uji coba terhadap data penilaian kinerja
sopir taksi, telah mampu menghasilkan laporan kinerja pada setiap periode,
laporan kinerja tahunan, laporan perkembangan kinerja, dan laporan promosi atau
degradasi. Hasil ini dapat membantu pihak manajemen dalam melakukan
bimbingan kepada para sopir taksi dan membantu dalam pengambilan keputusan
untuk penentuan penerima promosi atau degradasi dan penerima insentif.
Kata kunci: Penilaian Kinerja, PT. Merpati Wahana Taksi, Sopir taksi.
STIKOM
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.
BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Sistem ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Informasi ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... Error! Bookmark not defined.
2.4 Analisis Sistem ... Error! Bookmark not defined.
2.5 Perancangan Sistem ... Error! Bookmark not defined.
2.6 System Flow ... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
x
Halaman
2.7 Data Flow Diagram ... Error! Bookmark not defined.
2.8 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia ... Error! Bookmark not
defined.
2.9 Penilaian Kinerja ... Error! Bookmark not defined.
2.9.1 Kinerja ... Error! Bookmark not defined.
2.9.2 Kriteria Pekerjaan... Error! Bookmark not defined.
2.9.3 Langkah-Langkah Dalam Menilai Kinerja ... Error!
Bookmark not defined.
2.9.4 Standar Kinerja... Error! Bookmark not defined.
2.9.5 Manfaat Penilaian... Error! Bookmark not defined.
2.10 Scoring System ... Error! Bookmark not defined.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... Error! Bookmark not
defined.
3.1 Analisis Sistem ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... Error!
Bookmark not defined.
3.2.1 Fungsional Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not
defined.
3.2.2 Karakteristik Pengguna ... Error! Bookmark not defined.
3.2.3 Batasan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined.
3.2.4 Kegunaan Perangkat LunakError! Bookmark not defined.
STIKOM
xi
3.2.5 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras .... Error!
Bookmark not defined.
3.2.6 Perancangan Arsitektur Jaringan... Error! Bookmark not
defined.
3.3 Perancangan Sistem ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Desain Umum Sistem ... Error! Bookmark not defined.
Halaman
3.3.2 Flowchart ... Error! Bookmark not defined.
3.3.3 Document Flow ... Error! Bookmark not defined.
3.3.4 System Flow ... Error! Bookmark not defined.
3.3.5 Diagram Berjenjang ... Error! Bookmark not defined.
3.3.6 Data Flow Diagram (DFD)Error! Bookmark not defined.
3.3.7 Entity Relationship Diagram (ERD) Error! Bookmark not
defined.
3.3.8 Struktur Tabel... Error! Bookmark not defined.
3.3.9 Desain I/O ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... Error! Bookmark not defined.
4.1 Pembuatan Desain Sistem ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembuatan Program ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Kebutuhan Sistem ... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... Error! Bookmark not
defined.
STIKOM
xii
4.3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not
defined.
4.4 Instalasi Program ... Error! Bookmark not defined.
4.5 Implementasi Sistem ... Error! Bookmark not defined.
4.6 Evaluasi Hasil Uji Coba Perhitungan ... Error! Bookmark not
defined.
4.7 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
Halaman
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram (Kendall dan Kendall, 2003)... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Standar Kerja PT. Merpati Wahana Taksi ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 3.1 Contoh Pemberian Skor ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.2 Daftar Item Penilaian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.3 Contoh Penentuan Kinerja ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4 Tabel Sopir ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.5 Tabel Jenis Mobil ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.6 Tabel Unit Mobil ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.7 Tabel Bagi Hasil... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.8 Tabel Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
xiv
Tabel 3.9 Tabel Setoran ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.10 Tabel Komplain... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.11 Tabel Kasus Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.12 Tabel Jenis Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.13 Tabel Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.14 Tabel Item ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.15 Tabel Jawaban ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.16 Tabel Periode ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.17 Tabel Penilaian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.18 Tabel Detil Penilaian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.19 Tabel Distribusi Normal... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.20 Tabel Detil Penilaian Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
Halaman
Tabel 3.21 Tabel Detil Penilaian Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Bachrul Amik... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Sugianto Sasmita Pribadi ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Mat Dholi ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Muljadi ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Yulianto ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Syaifuddin Zuhri ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Patah ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.8 Hasil Penilaian M. Sholihuddin ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Bachrul Amik Secara
Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
xv
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Bachrul Amik Secara
Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Sugianto Sasmita Pribadi
Secara Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Sugianto Sasmita Pribadi
Secara Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Mat Dholi Secara
Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Mat Dholi Secara Kriteria
... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Muljadi Secara
Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Muljadi Secara
Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Yulianto Secara
Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.
Halaman
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Yulianto Secara
Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Syaifuddin Zuhri Secara
Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Syaifuddin Zuhri Secara
Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Patah Secara
Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Patah Secara Kriteria .... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi M. Sholihuddin Secara
Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
xvi
Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi M. Sholihuddin Secara
Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Siklus informasi (Hartono, 1999:9) .... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.1 Perancangan Arsitektur Jaringan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.2 Desain Umum Sistem ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.3 FlowchartScoring System Kategorisasi Jenjang (Ordinal)... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.4. Document Flow Penentuan Item Penilaian dan Jawaban ... Error!
Bookmark not defined.
STIKOM
xvii
Gambar 3.5 System FlowMaintenance Data Master Sopir Taksi ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.6 System FlowMaintenance Data Master Jenis Mobil ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.7 System FlowMaintenance Data Master Unit Mobil ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.8 System FlowMaintenance Data Master Item Penilaian ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.9 System FlowMaintenance Data Master Jawaban ... Error! Bookmark
not defined.
Gambar 3.10 System Flow Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.11 System Flow Setoran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.12 System Flow Komplain ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.13 System Flow Kasus Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.14 System Flow Penilaian Kinerja ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.15 System Flow Laporan penilaian Kinerja... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.16 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Penilaian Kinerja Sopir
Taksi Dengan Metode Scoring System ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.17 Diagram Konteks... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.18 DFD Level 0 Subproses Sistem Informasi Penilaian Kinerja
Sopir Taksi ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.19 DFDLevel 1 Subproses Maintenance Data Master ... Error!
Bookmark not defined.
STIKOM
xviii
Gambar 3.20 DFD Level 1 Subproses Input Data Pendukung Penilaian ... Error!
Bookmark not defined.
Halaman
Gambar 3.21 DFD Level 1 Subproses Menilai Kinerja Dengan Scoring
System ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.22 DFD Level 1 Subproses Membuat Laporan ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.23 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Sopir Taksi
... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.24 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Jenis Mobil
... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.25 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Unit Mobil
... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.26 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Item ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.27 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Jawaban .. Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.28 DFD Level 2 Subproses Input Data Kehadiran Sopir Taksi .... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.29 DFD Level 2 Subproses Input Pendapatan Sopir Taksi ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.30 DFD Level 2 Subproses Input Kasus Pelanggaran Sopir Taksi
... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.31 DFD Level 2 Subproses Input Komplain Customer ... Error!
Bookmark not defined.
STIKOM
xix
Gambar 3.32 ERD Conceptual Data Model (CDM) ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.33 ERD Physical Data Model (PDM)... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.34 Desain Form Menu Utama ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.35 Desain Form Login ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.36 Desain Form ubah Password ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.37 Desain Form Master Pengemudi ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.38 Desain Form Master Jenis Mobil ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.39 Desain From Master Unit Mobil ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.40 Desain Form Master Pemegang Unit ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.41 Desain Form Master Item Penilaian. Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.42 Desain Form Jawaban (Tab Jawaban) ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.43 Desain Form Jawaban (Tab Lihat Data) ... Error! Bookmark not
defined.
Halaman
Gambar 3.44 Desain Form Ubah Jawaban ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.45 Desain Form Bagi Hasil ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.46 Desain Form Master User ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.47 Desain Form Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.48 Desain Form Setoran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.49 Desain Form Komplain ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.50 Desain Form Kasus Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
xx
Gambar 3.51 Desain Form Periode Penilaian ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.52 Desain Form Pemberian Skor ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.53 Desain FormScoring System (tab Deskriptif Keseluruhan) .... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.54 Desain FormScoring System (tab Deskriptif Kriteria) ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.55 Desain Form Laporan Penilain Kinerja ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.56 Desain Laporan Penilaian Kinerja.... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.57 Desain Laporan Detil Penilaian kinerja ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.58 Desain Laporan Perkembangan Kinerja ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.59 Desain Laporan Perkembangan Detil Kinerja Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.60 Desain Laporan Kinerja Tahunan .... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.61 Desain Laporan Kinerja Terbaik ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.62 Desain Laporan Kinerja Terendah ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1 Form Login ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Form Ubah Password ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Form Menu Utama ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4 Form Master Pegawai ... Error! Bookmark not defined.
Halaman
Gambar 4.5 Form Master Jenis Mobil ... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
xxi
Gambar 4.6 Form Master Unit Mobil ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.7 Form Item Penilaian ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.8 Form Jawaban (Tab Jawaban)... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.9 Form Jawaban (Tab Lihat Data) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.10 Form ubah Jawaban ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.11 Form Master Bagi Hasil ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.12 Form Master Pemegang unit ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.13 Form Master User ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.14 Form Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.15 Form Setoran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.16 Form Komplain ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.17 Form Kasus Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.18 Form Periode Penilaian ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.19 Form Pemberian Skor ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.20 FormScoring System (Tab Deskriptif Keseluruhan) ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4.21 FormScoring System (Tab Deskriptif Kriteria) .... Error! Bookmark
not defined.
Gambar 4.22 Laporan Penilaian Kinerja ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.23 Laporan Detil Penilaian Kinerja ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.24 Laporan Perkembangan Kinerja ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.25 Laporan Perkembangan Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.26 Laporan Kinerja Tahunan... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.27 Laporan Peringkat Atas ... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
xxii
Halaman
Gambar 4.28 Laporan Peringkat Bawah ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.29 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Bachrul Amik Pada Tab
Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.30 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Bachrul Amik Pada Tab
Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.31 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Sugianto Sasmita
Pribadi Pada Tab Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.32 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Pengemudi Sugianto Sasmita
Pribadi Pada Tab Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.33 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Mat Dholi Pada Tab
Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.34 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Mat Dholi Pada Tab
Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.35 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Muljadi Pada Tab Deskriptif
Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.36 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Muljadi Pada Tab Deskriptif
Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.37 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Yulianto Pada Tab
Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.38 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Yulianto Pada Tab
Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.39 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Syaifuddin Zuhri Pada
Tab Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.40 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Syaifuddin Zuhri Pada
Tab Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.41 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Patah Pada Tab
Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.42 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Patah Pada Tab
Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
xxiii
Halaman
Gambar 4.43 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi M. Sholihuddin Pada
Tab Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.44 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi M. Sholihuddin Pada
Tab Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.
STIKOM
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tabel Distribusi Normal ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 2 Laporan Penilaian Kinerja Per Periode ... Error! Bookmark not
defined.
Lampiran 3 Laporan Detail Penilain Kinerja ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 4 Laporan Kinerja Tahunan ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 5 Laporan Perkembangan Kinerja ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 6 Laporan Perkembangan Kinerja Kriteria ... Error! Bookmark not
defined.
Lampiran 7 Laporan Kinerja Peringkat Atas (Promosi) ... Error! Bookmark not
defined.
Lampiran 8 Laporan Kinerja Peringkat Bawah (Degradasi) Error! Bookmark not
defined.
STIKOM
1
1.1Latar Belakang Masalah
Sumber Daya Manusia merupakan aset yang paling berharga dalam
perusahaan, tanpa manusia maka sumber daya perusahaan tidak akan dapat
mengahasilkan laba atau menambah nilainya sendiri (Noviyanto, Tanpa Tahun:1).
Kualitas dari SDM akan sangat berpengaruh dalam perkembangan perusahaan
agar menjadi lebih baik, karena itu perusahaan harus berusaha meningkatkan
kualitas SDM, salah satu caranya adalah dengan melakukan penilaian kinerja.
PT. Merpati Wahana Taksi merupakan perusahaan yang berada di
bawah naungan Bosowa Group, bergerak dalam bidang jasa transportasi (taksi),
beroperasi di sekitar area kota Surabaya dan telah memiliki pangsa pasar sebesar
10%, selain kota Surabaya Bosowa taksi juga beroperasi di sekitar Sidoarjo dan
Gresik (www.bosowa.co.id). Di dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa
taksi, keberadaan sopir taksi dianggap mutlak adanya. Sopir taksi merupakan
SDM penunjang utama untuk bergeraknya kegiatan di perusahaan ini karena dari
merekalah sebagian besar pendapatan perusahaan dapat diperoleh. Maka untuk
meningkatkan kualitas dari para sopir taksi dapat dilakukan suatu penilain kinerja
sehingga dapat diketahui secara tepat seberapa besar prestasi dan kinerja yang
dicapai oleh masing-masing sopir taksi.
Penilain kinerja termasuk hal yang baru di PT. Merpati Wahana Taksi
sehingga penilaian yang dilakukan Driver Management selaku pihak penilai
hanya memprioritaskan pada rata-rata produktifitas dari masing-masing sopir
STIKOM
taksi, yang perhitungannya masih dilakukan secara manual karena masih belum
terintegrasinya seluruh data yang digunakan dalam perhitungan produkifitas.
Produktifitas itu sendiri didapat dari hasil total produksi yang dibagi dengan
standar operasi. Total produksi didapat dari rata-rata pendapatan kotor dikalikan
standar operasi, sedangkan rata-rata pendapatan kotor itu sendiri didapat dari total
pendapatan kotor yang dibagikan jumlah operasi sopir selama 3 bulan. Standar
operasi merupakan ketetapan perusahaan dalam menentukan jumlah operasi yang
yang wajib dijalani sopir dalam satu bulan. Namun apabila rata-rata operasi
selama sebulan di bawah standar operasi maka total produksi didapat dari rata-rata
pendapatan kotor dikalikan jumlah operasi dalam satu bulan. Selain produktifitas
juga terdapat empat kriteria tambahan dengan poin yang berbeda-beda yaitu:
kehadiran lebih dari 17 kali dalam sebulan (1 poin), mengembalikan barang yang
tertinggal (5 poin), menunggu perbaikan mobil di bengkel (1 poin), dan beroperasi
ditanggal merah (1 poin). Poin-poin yang didapat para sopir di sini nantinya akan
ditambahkan ke dalam rata-rata produktifitas yang hasilnya akan digunakan
sebagai hasil akhir penilaian. Dengan lebih fokus pada produktifitas maka apa
yang dilakukan oleh PT. Merpati Wahana Taksi masih belum mewakili penilaian
kinerja sebenarnya, karena dilihat dari apa yang ada di perusahaan standar
minimum penilaian yang masih kurang membuat penilaian lebih berfokus pada
perhitungan produktifitas tanpa ada standar minimum dari produktifitas tersebut
sehingga informasi yang dihasilkan masih belum mampu menjelaskan seberapa
baik kinerja dari seorang sopir taksi. Selain itu di PT. Merpati Wahana Taksi,
dalam melakukan penilaian seorang Driver Management harus terlebih dahulu
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penilaian karena belum adanya
STIKOM
suatu aplikasi penilaian kinerja yang mampu untuk mengintegrasikan seluruh data
tersebut, ini mengakibatkan proses penilaian kinerja tersebut membutuhkan waktu
yang lama.
Menurut Mathis dan Jackson (2009:377) penilaian kinerja adalah
mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika
dibandingkan dengan seperangkat standar, kemudian mengkomunikasikan
informasi tersebut kepada karyawan. Dari uraian pada paragraf sebelumnya maka
perlu dilakukan perbaikan agar penilaian kinerja berjalan sebagaimana seharusnya
dengan menambah aspek penilaian agar tidak hanya berfokus pada produktifitas
saja, dengan pemberian nilai berupa angka (1,2,3,4,5) atau peringkat verbal mulai
dari ‘sangat tidak baik’ sampai ‘sangat baik’ (Mathis dan Jackson, 2009:381) pada
setiap standar penilaian, sehingga apa saja yang telah dilakukan oleh karyawan
akan mendapatkan umpan balik yang berbeda-beda tergantung dengan pencapaian
mereka. Serta mengintegrasikan seluruh data yang dibutuhkan dalam penilaian
agar proses penilaian kinerja tidak memakan waktu yang lama. Untuk analisis
perhitungan dalam sistem ini nantinya menggunakan Metode Scoring System.
Dengan sistem penilaian kinerja yang baik maka hasil dari penilaian pun akan
lebih membantu perusahaan untuk memberikan umpan balik seperti reward
ataupun punishment, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sopir taksi secara
individual.
Pada tugas akhir ini dibuat sistem informasi penilaian kinerja sopir
taksi yang mampu memudahkan Driver Management dalam melakukan penilaian
kinerja dengan standar-standar minimum penilaian yang lebih baik sehingga
mampu menghasilkan informasi yang mampu menjelaskan seberapa baik kinerja
STIKOM
dari masing-masing sopir taksi. Serta sistem informasi ini mampu untuk
mengintegrasikan seluruh data yang diperlukan dalam penilaian kinerja sehingga
proses penilaian tidak memakan banyak waktu. Sistem informasi ini mampu
menghasilkan laporan-laporan yang mampu menjelaskan hasil penilaian kinerja
dan membantu Driver Management dalam proses pengambilan keputusan untuk
kebijakan promosi atau degradasi, melakukan bimbingan dan penyulahan, dan
menentukan penerima insentif di setiap tahun. Sistem informasi ini nantinya akan
menggunakan Metode Scoring System sebagai metode pendukungnya, karena
metode ini selain memiliki kemampuan menyajikan data secara kualitatif, metode
ini juga mampu untuk menyajikan informasi dalam bentuk angka sehingga dapat
lebih memudahkan untuk mengkategorikan sopir taksi mulai dari yang memiliki
kinerja tinggi sampai dengan yang kinerja rendah.
1.2Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diutarakan di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana menerapkan sistem penilaian kinerja sopir taksi pada PT. Merpati
Wahana Taksi sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan dan bersifat
obyektif.
2. Bagaimana menerapkan Metode Scoring System dalam penilaian kinerja sopir
taksi untuk mempermudah Driver Management melakukan penilaian kinerja.
1.3Pembatasan Masalah
Batasan masalah dari sistem yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
STIKOM
1. Pihak yang dinilai dalam sistem ini adalah sopir taksi PT. Merpati Wahana
Taksi.
2. Penentuan skala kategorisasi berdasarkan kategorisasi jenjang (ordinal)
dengan jumlah kategorisasi sebanyak tiga kategori yaitu rendah, sedang dan
tinggi.
3. Penilaian dilakukan tiga bulan sekali untuk promosi atau degradasi, dan
setahun sekali untuk pemberian penghargaan berupa piagam dan sejumlah
insentif dengan nominal tertentu.
4. Kriteria penilaian yaitu kehadiran, setoran, komplain pelanggan, dan kasus
pelanggaran.
5. Item penilaian merupakan saran yang diberikan kepada PT Merpati Wahana
Taksi.
6. Tidak membahas proses transaksi kehadiran, setoran, komplain, dan kasus
pelanggran.
7. Penilai adalah Driver Management, dan hasil penilaian kinerja
dikomunikasikan kepada para sopir melalui pengumuman.
1.4Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada perumusan masalah maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Terbentuknya sistem informasi penilaian kinerja sopir taksi pada PT. Merpati
Wahana Taksi standar kerja yang ditetapkan dan bersifat obyektif.
2. Diterapkannya Metode Scoring System dalam penilaian kinerja sopir taksi
untuk mempermudah Driver Management melakukan penilaian kinerja.
STIKOM
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Driver Management: memudahkan dalam melakukan proses penilaian kinerja dan pengambilan keputusan untuk melakukan promosi atau degradasi dan
pemberian insentif serta dapat melihat perkembangan Kinerja sopir taksi. Dan
juga memudahkan untuk melakukan pencatatan pelanggaran para sopir taksi.
2. Traffic Control: memudahkan dalam proses maintenance data kehadiran sopir
taksi.
3. Operator: memudahkan dalam pencatatan seluruh komplain penumpang yang
masuk.
4. Kasir: memudahkan dalam proses maintenance penyetoran setoran para sopir
taksi.
5. AMU: memudahkan dalam proses maintenance aset mobil yang dimiliki
perusahaan.
1.6Sistematika Penulisan
Bab pertama, bab ini akan dibahas latar belakang masalah,
permasalahan yang ada, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
serta sistematika penulisan yang berisi penjelasan singkat pada masing-masing
bab.
Bab kedua, pada bab ini dijelaskan landasan teori yang merupakan
teori dasar dari teori yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan.
Bab ketiga, bab ini membahas tentang perancangan sistem, yaitu
Desain Umum Sistem, Flowchart, System Flow Terkomputerisasi, Document
STIKOM
Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur tabel, dan Desain Input/Output.
Bab keempat, pada bab ini akan dibahas tentang cara pengggunaan
sistem yaitu merupakan hasil rancangan dengan menggunakan data yang
dibutuhkan dan pengujian dari program yang telah dibuat. Pengujian akan
dilakukan untuk memastikan apakah program yang dibuat sudah sesuai dengan
yang dikehendaki.
Bab kelima, pada bab ini dibahas tentang kesimpulan dan saran dari
penggunaan program aplikasi dan saran pengembangan selanjutnya.
STIKOM
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Sistem
Menurut Hartono (1999:1) untuk mendefinisikan sistem terdapat dua
pendekatan, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan
pada komponen atau elemennya.
Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedurnya
mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Prosedur adalah suatu
urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis) biasanya melibatkan beberapa orang di
dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan
yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.
Berbeda dengan sistem yang menekankan pada prosedurnya, sistem
yang menekankan pada komponen atau elemennya mendefinisikan sistem sebagai
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen- elemen atau
komponen- komponen atau subsistem- subsistem merupakan definisi yang lebih
luas. Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih di dalam
mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan perancangan suatu sistem.
(Hartono, 1999:3)
Masih menurut Hartono (1999:3) Suatu sistem yang dibuat tentunya
memiliki maksud tertentu. Sistem dibuat untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan
STIKOM
sasaran (objective). Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran biasanya dalam ruang lingkup yang lebih sempit.
2.2Informasi
Menurut Hartono (1999:8) informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari
informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum
atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang
terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang
sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi.
(Hartono, 1999:8)
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum berceritra
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut menjadi suatu model untuk dihasilkan
informasi. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu
model proses tertentu.
Dasar Data
Proses (Model)
Pembuat Keputusan
Penerima Output
(Informasi)
Input (data)
Data
(ditangkap) Hasil Tindakan
Gambar 2.1 Siklus informasi (Hartono, 1999:9)
STIKOM
Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima
kemudian menerima informasi tersebut, melakukan keputusan berdasarkan
informasi tersebut dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu
tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan
ditangkap kembali sebagai input, diproses kembali melalui suatu model dan
seterusnya yang merupakan suatu siklus.
Menurut Hartono (1999:10) Suatu informasi dikatakan berkualitas
tergantung dari tiga hal, yaitu:
1. Informasi harus akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan
dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan
keputusan.
3. Informasi harus relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakaiannya.
2.3Konsep Dasar Sistem Informasi
Menurut Robert dan Roscoe dalam Hartono (1999:11), sistem
informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan.
STIKOM
Suatu sistem informasi dibuat untuk suatu keperluan tertentu atau
untuk memenuhi permintaan penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja
sistem informasi berbeda-beda bergantung pada macam keperluan atau macam
permintaan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu kepentingan yang harus dilayani
sangat beraneka, maka macam sistem informasi pun sangat beraneka
(Notohadiprawiro, 1990). Namun demikian menurut Coppock dan Anderson
dalam Notohadiprawiro (1990), sistem informasi mempunyai banyak tampakan
(features) umum dan menghadapi banyak persoalan yang mirip. Jadi, selain perbedaan yang jelas terdapat banyak persamaan antar berbagai sistem informasi.
Suatu persamaan yang menonjol ialah semua sistem informasi menggabungkan
berbagai ragam data yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
2.4Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
(Hartono, 1999:129)
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis sistem Menurut Hartono
(1999:130) yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
STIKOM
2.5Perancangan Sistem
Tahapan perancangan sistem merupakan tahap desai dari siklus
pengembangan sistem yaitu menganalisis sistem menggunakan berbagai informasi
yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik.
Menurut Kendall dan Kendall (2003:11), bagian dari perancangan sistem yang
logik adalah peralatan antarmuka pengguna. Contoh antarmuka pengguna adalah
keybord, menu pada layar, dan berbagai jenis Graphical Interfaces (GUI) yang menggunakan mouse atau cukup dengan sentuhan layar.
Perancangan sistem mencakup perancangan file atau basisdata yang
bias menyimpan data-data yang diperlukan untuk pembuat keputusan. Basisdata
yang tersusun dengan baik adalah dasar dari seluruh sistem informasi.
Selanjutnya, merancang prosedur-prosedur back up dan control untuk melindungi
sistem dan data serta untuk membuat paket-paket spesifikasi program. Setiap
paket bias terdiri dari layout input dan output, spesifikasi file, dan detil proses
serta diagram aliran data, flowchart sistem dan nama-nama dan fungsi-fungsi
subprogram yang sudah tertulis (Kendall dan Kendall, 2003:14).
2.6System Flow
Menurut Hartono (1999:211) merupakan alat yang digunakan untuk
membantu pengguna dalam menggambarkan sistem secara fisik. Simbol-simbol
pada bagan alir sistem ini menunjukkan secara tepat arti fisiknya, seperti symbol
terminal, hard disk, dan laporan-laporan. Secara umum system flow akan
menjelaskan bagaimana proses pada sistem yang dibuat mulai dari proses input
sampai dengan proses menghasilkan output.
STIKOM
2.7Data Flow Diagram
Data flow diagram (DFD) adalah gambaran alur data atau informasi
tanpa mengaitkan bentuk fisik media penyimpanan data atau hardware (Kendall
dan Kendall, 2003).
DFD merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menggambarkan
secara rinci sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu
sama lain dengan menunjukkan dari dan kemana data mengalir serta
penyimpanannya. Beberapa simbol yang digunakan dalam DFD terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram (Kendall dan Kendall, 2003)
Simbol Arti
Menunjukkan entitas
Menunjukkan aliran data
Menunjukkan proses
Menunjukkan penyimpanan data
2.8Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Menurut Mathis dan Jackson (2009:102) Sistem Informasi Sumber
Daya Manusia (SISDM) adalah sistem terintegrasi yang dirancang untuk
menyediakan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan SDM.
Dengan adanya sistem informasi telah menyederahanakan tugas untuk
STIKOM
menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar, dan dapat menjadi bantuan
yang tak ternilai dalam manajemen SDM. Dengan peranti keras, peranti lunak,
dan basis data, organisasi tidak hanya dapat menyimpan catatan dan informasi
dengan lebih baik, tetapi juga untuk mengambilnya dengan sangat mudah.
Mathis dan Jackson (2009:103) menyebutkan SISDM mempunyai dua
tujuan utama dalam organisasi, tujuan pertama adalah untuk efesiensi
administrative dan operasional, dan tujuan lainnya adalah untuk efektivitas.
Tujuan utama SISDM adalah untuk meningkatkan efesiensi, di mana data pada
karyawan dan aktivitas SDM digabungkan menjadi satu. Banyak aktivitas SDM
dapat dilakukan dengan lebih efesien dan dengan sedikit pekerjaan tulis-menulis
dengan adanya otomastisasi, dan tersedianya informasi yang lebih baik. Tujuan
kedua adalah lebih strategis dan berhubungan dengan perencanaan SDM. Dengan
mempunyai data yang mudah diakses akan membuat perencanaan SDM dan
pembuatan keputusan manajerial didasarkan lebih banyak informasi daripada
mengandalkan persepsi dan intuisi manajerial.
2.9Penilaian Kinerja
Semua pemberi kerja menginginkan karyawan melakukan pekerjaan
dengan baik. Bagaimanapun, sistem manajemen kinerja yang efektif
meningkatkan kemungkinan kinerja yang demikian akan terwujud. Sistem
manajemen kinerja terdiri atas proses untuk mengidentifikasi, mendorong,
mengukur, mengevaluasi, meningkatkan, dan memberi penghargaan atas kinerja
karyawan (Mathis dan Jackson, 2009:377).
Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan
melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan
STIKOM
kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan (Menurut
Mathis dan Jackson, 2009:382). Penilaian kinerja yang dilakukan dengan buruk
akan membawa kepada hasil yang mengecewakan untuk semua pihak yang terkait
termasuk perusahaan. Tetapi tanpa penilaian kinerja formal maka akan ada
batasan dari pihak pemberi kerja untuk mengetahui kinerja pekerjanya, selain itu
juga pemberi kerja juga akan mengalami kesulitan dalam melakukan kebijakan
promosi dan degradasi bagi pekerjanya.
Menurut Darsono dan Siswandoko (2011:49) penilaian kinerja adalah
membandingkan antara aktual kerja dengan standar kerja; hasilnya adalah
penyimpangan; jika aktual output lebih besar daripada standar output terjadi
penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance), sebaliknya jika aktual
output lebih kecil daripada standar output terjadi penyimpangan yang tidak
menguntungkan (unfavorable variance). Arti pentingnya penilaian kinerja dapat
dilihat dengan jelas yaitu bahwa penialian kinerja tidak sekedar menilai yaitu
mencari aspek dari pegawai atau karyawan tentang yang kurang atau lebih, tetapi
lebih luas lagi yaitu membantu pegawai atau karyawan untuk mencapai kinerja
yang diharapkan oleh organisasi dan berorientasi pada pengembangan pegawai
atau karyawan. Untuk itu beberapa kegiatan yang merupakan bagian integral
dengan penilaian kinerja harus dilakukan seperti penetapan sasaran kinerja yang
spesifik, terukur, memiliki tingkat kemudahan yang sedang dan berbatas waktu
(Hariandja, 2002:197). Selanjutnya sasaran atau standar yang jelas sangat
diperlukan untuk memudahkan karyawan dalam mencapai kinerja yang telah
ditetapkan dan akan memudahkan kegiatan penilaian kinerja.
STIKOM
Menurut Triton (2007:89) penilaian kinerja akan efektif apabila dalam
penilaian kinerja benar-benar memperhatikan dan memprioritaskan dua hal
berikut sebagai persyaratan:
1. Kriteria pengukuran kinerja memenuhi objektifitas untuk memenuhi
persyaratan ini, maka ada tiga kualifikasi penting bagi pengembangan kriteria
pengukura kinerja yang obyektif, yaitu meliputi:
a. Relevansi, berarti harus ada kesesuaian antara kriteria dengan
tujuan-tujuan penilaian.
b. Reliabilitas, berarti harus terpenuhinya konsistensi atas kriteria yang
dijadikan ukuran kinerja.
c. Diskriminasi, berarti pengukuran dan penilaian kinerja harus mampu
menunjukkan perbedaan-perbedaan kinerja hasil pengukuran.
2. Proses penilaian kinerja mempertahankan nilai objektivitas. Proses penilaian
kinerja sangat penting diperhatikan. Objektivitas dalam proses penialain
berarti tidak adanya pilihan pilih kasih, pengistimewaan, atau bahkan
kecurangan dalam proses penilaian kinerja terhadap karyawan tertentu.
2.9.1 Kinerja
Penilaian kinerja merupakan masalah penting bagi suatu organisasi
atau perusahaan. Untuk mengetahui kualitas dari karyawan perlu melalui proses
yang betul-betul telah dirancang sedemikian rupa, bukan dari proses yang dibuat
apa adanya. Kualitas kinerja dapat diketahui dengan penerapan sistem manajemen
penilaian yang baik.
Menurut Mathis dan Jackson (2009:378) kinerja (performance) pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja
STIKOM
karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai
berikut:
1. Kuantitas dari hasil
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu dari hasil
4. Kehadiran
5. Kemampuan bekerja sama
Kontribusi karyawan dalam perusahaan akan membantu para manajer
untuk melakukan analisis terhadap kualitas kinerja karyawannya. Dengan
kontribusi tersebut maka manajer akan lebih mudah dalam menentukan bahan
pertimbangan untuk melakukan penilaian kinerja. Selain itu dari kontribusi para
karyawan selama bekerja, manajer dapat menentukan kriteria-kriteria apa saja
yang digunakan dalam penilaian kinerja.
2.9.2 Kriteria Pekerjaan
Menurut Mathis dan Jackson (2009:378) kriteria pekerjaan adalah
faktor paling penting yang dilakukan orang dalam pekerjaan mereka karena
mendefinisikan apa yang dibayar organisasi untuk dilakukan oleh karyawan. Oleh
karena itu, kinerja dari para individu pada kriteria pekerjaan harus diukur dan
dibandingkan terhadap standar, dan kemudian hasilnya dikomunikasikan kepada
karyawan.
Sebagian besar pekerjaan mempunyai lebih dari satu kriteria pekerjaan
atau dimensi. Sering kali individu tertentu menunjukkan kinerja yang lebih baik
pada beberapa kriteria pekerjaan tertentu dibandingkan yang lainnya. Di samping
itu, beberapa kriteria mungkin lebih penting daripada yang lainnya bagi
STIKOM
organisasi. Bobot dapat digunakan untuk menunjukkan kepentingan relative dari
beberapa kriteria pekerjaan dalam satu pekerjaan.
2.9.3 Langkah-Langkah Dalam Menilai Kinerja
Penilaian kinerja terdiri dari tiga langkah: mendefinisikan pekerjaan,
menilai kinerja, dan memberikan umpan balik. Mendefinisan pekerjaan berarti
memastikan bahwa anda dan bawahan anda sepakat tentang tugas-tugasnya dan
standar jabatan. Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja actual bawahan
anda dengan standar-standar yang telah ditetapkan; ini mencakup bebrapa jenis
formulir penilaian. Ketiga, penilaian kinerja biasanya menuntut satu atau lebih
sesi umpan balik, di sini kinerja dan kemajuan bawahan dibahas dan
rencana-rencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang dituntut (Dessler, 1998:3)
2.9.4 Standar Kinerja
Standar kinerja menjelaskan tingkat-tingkat kinerja yang diharapkan,
dan merupakan “bahan perbandingan” , atau “tujuan”, atau “target” tergantung
dari pendekatan yang diambil. Standar kinerja yang realistis, terukur, dan mudah
dipahami menguntungkan baik bagi organisasi maupun karyawan. Dalam artian,
standar kinerja mendefinisikan tentang pekerjaan yang tergolong memuaskan.
Adalah penting menetapkan standar-standar sebelum pekerjaan itu tampil,
sehingga semua yang terlibat akan memahami tingkat kinerja yang diharapkan.
(Mathis dan Jackson, 2002:80-81)
Berikut adalah standar kerja yang terdapat di PT Merpati Wahana Taksi:
Tabel 2.2 Standar Kerja PT. Merpati Wahana Taksi
Kriteria Bobot Uraian Standar kerja
Kehadiran 35% Kriteria ini melihat seberapa - Minimal operasi 15
STIKOM
Kriteria Bobot Uraian Standar kerja
banyak para sopir taksi beroperasi di setiap bulannya.
kali per bulan
- Nilai tambah untuk beroperasi di tanggal merah.
- Nilai tambah untuk beroperasi di hari Sabtu dan Minggu Setoran 35% Kriteria ini melihat seberapa
besar setoran sopir taksi, dan ketepatan melakukan setoran.
- Tidak terlambat dalam penyetoran
- Nilai tambah untuk pendapatan kotor yang mencapai bagi hasil 80%
Komplain pelanggan
15% Kriteria ini melihat apakah para sopir taksi memberikan pelayanan yang baik bagi penumpang, hal ini dapat diketahui dari komplain yang dilaporkan penumpang.
- Tidak ada laporan komplain dari penumpang selama periode penilaian Kasus
pelanggaran
15% Melihat pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh para sopir di saat beroperasi.
- Tidak melakukan pelanggaran apapun selama periode penilaian
Sumber: Data PT. Merpati Wahana Taksi, diolah.
2.9.5 Manfaat Penilaian
Hasil-hasil penilaian kinerja sering berfungsi sebagai basis evaluasi
regular terhadap kinerja anggota-anggota organisasi. Apakah seorang individu
dinilai kompeten atau tidak kompeten, efektif atau tidak efektif, dapat
dipromosikan atau tidak dapat dipromosikan dan sEterusnya adalah didasarkan
oleh sistem penilaian kinerja. Selain itu, organisasi sering mencoba
mempengaruhi motivasi dan kinerja mendatang dari anggota-anggota mereka
dengan mengaitkan pemberian imbalan, seperti kenaikan gaji dan promosi,
terhadap nilai-nilai yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja (Simamora,
1999:424).
Menurut Mathis dan Jackson (2009:383), organisasi biasanya
menggunakan penilaian kinerja dalam dua peran yang memiliki potensi konflik.
STIKOM
Peran pertama untuk mengukur kinerja dalam memberikan imbalan kerja atau
keputusan administratif lainnya mengenai karyawan. Promosi atau pemecatan
dapat tergantung pada peran ini, di mana sering kali menciptakan tekanan bagi
para manajer untuk melakukan penilaian. Peran kedua berfokus pada
pengembangan individu. Dalam peran ini, manajer berperan lebih sebagai seorang
penasihat disbanding hakim, yang akan mengubah atmosfer hubungan. Peran
kedua tersebut menekankan dalam mengidentifikasi potensi dan merencanakan
kesempatan pertumbuhan dan arah karyawan.
2.10 Scoring System
Sisi diagnostika suatu proses pengukuran atribut psikologi adalah
pemberian makna atau interpretasi terhadap skor skala yang bersangkutan.
Sebagai suatu hasil ukur berupa angka (kuantitatif), skor skala memerlukan suatu
norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Pada dasarnya,
interpretasi skor skala psikologi selalu bersifat normatif, artinya makna skor
diacukan pada posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang telah dibatasi
terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif dari
distribusi data skor kelompok yang umumnya mencakup banyaknya subjek (n)
dalam kelompok, mean skor skala (M), deviasi standar skor skala (s) dan varians
(s2), skor minimum (Xmin) dan maksimum (Xmaks), dan statistik-statistik lain yang
dirasa perlu. Deskripsi data ini memberikan gambaran penting mengenai keadaan
distribusi skor skala pada kelompok subjek yang dikenai pengukuran dan
berfungsi sebagai sumber informasi mengenai keadaan subjek pada aspek atau
variable yang diteliti (Azwar, 2010:105).
STIKOM
Menurut Azwar (2010:105) skor pada psikologis yang ditentukan
lewat prosedur penskalaan akan menghasilkan angka-angka pada level
pengukuran interval, namun dalam interpretasinya hanya dapat dihasilkan
kategori-kategori atau kelompok-kelompok yang berada pada level ordinal.
Menurut Azwar (2010:106) skor mentah (raw score) yang dihasilkan
suatu skala merupakan penjumlahan dari skor item-item dalam skala itu.
Relativitas hasil pengukuran psikologi memang selalu membawa permasalahan
mengenai cara-cara pengelompokkan (kategorisasi) apabila diperlukan pemisahan
subjek ke dalam kelompok diagnosis yang berbeda. Berikut adalah salah satu cara
kategorisasi subjek secara normatif dengan memanfaatkan statistik deskriptif guna
interpretasi terhadap skor skala:
1. Kategorisasi berdasarkan model distribusi normal
Menurut Azwar (2010:106) kategori ini didasari oleh suatu asumsi bahwa skor
subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam
populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara
normal. Sebagaimana diketahui, suatu distribusi normal terbagi atas enam
bagian atau enam satuan satuan deviasi standar. Tiga bagian berada di sebelah
kiri mean (bertanda negative) dan tiga bagian berada di sebelah kanan mean
(bertanda positif). Terdapat dua macam ketegori yang masuk dalam ketgori
ini, yaitu:
a. Kategorisasi jenjang (ordinal)
Menurut Azwar (2010:107) tujuan dari kategorisasi ini adalah
menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur.
STIKOM
Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi, dari paling
jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas, dan
semacamnya. Banyaknya jenjang kategori diagnosis yang akan dibuat
biasanya tidak lebih dari lima jenjang tapi juga tidak kurang dari tiga
jenjang. Mengelompokkan individu-individu ke dalam hanya dalam dua
jenjang diagnosis menjadi, misalnya, “semangat kerja rendah” dan “semangat kerja tinggi” selain kurang efesien juga akan menghadapi
resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-skor yang terletak di sekitar
mean kelompok.
Langkah-langkah dalam penentuan kategorisasi berdasarkan jejang
(ordinal) menurut azwar (2003:107) adalah sebagai berikut:
i. Menentukan data statistik secara deskriptif berupa rentang minimum
(Xmin), rentang maksimum (Xmaks), luas jarak sebaran, mean teoritis
(μ) dan deviasi standar (σ).
ii. Menghitung data statistik secara deskriptif sebagai berikut:
Xmin = banyaknya pertanyaan * nilai minimum (2.1)
Xmaks = banyaknya pertanyaan * nilai maksimum (2.2)
Luas jarak sebaran = Xmaks - Xmin (2.3)
σ = luas jarak sebaran / 6 (2.4)
μ = banyaknya pertanyaan * banyak kategori (2.5)
iii. Menghitung p dengan menggunakan tabel distribusi normal, terlebih
dahulu menentukan Zmin dan Zmaks dengan rumus:
Zmin = (Xmin–μ) / σ (2.6)
Zmaks = (Xmaks–μ) / σ (2.7)
STIKOM
iv. Memilih p dengan nilai maksimal sehingga dapat ditemukan rentang
skala prioritas dengan 3 kategori, yaitu:
X < (μ –( p * σ)) kategori kurang (2.8)
(μ –(p * σ)) ≤ X < (μ + (p * σ)) kategori sedang (2.9)
(μ + (p * σ)) ≤ X kategori baik (2.10)
b. Kategorisasi bukan jenjang (nominal)
Menurut Azwar (2010:110) tujuan dari kategorisasi ini adalah
menempatkan individu dalam kelompok-kelompok diagnosis yang tidak
memiliki makna “lebih” dan “kurang” atau “tinggi” dan “rendah”.
Biasanya, karena kategori yang yang dikehendaki itu adalah kategori
nominal maka tidak terletak pada suatu kontinum. Artinya, sebagai contoh
kita tidak dapat mengatakan bahwa kalau skor pola asuh rendah berarti
pola asuhnya tipe “bebas” dan kalau skornya lebih tinggi menjadi tipe
“demokratis” dan kalau skornya sangat tinggi menjadi pola asuh tipe “otoriter”.
Dalam konstrak teoritisnya, kategori seperti ini merupakan
dimensi-dimensi yang terpisah. Dalam skala, masing-masing diungkapkan oleh
aspek atau subskala yang berbeda isinya. Dalam kategori ini terdapat dua
komponen yaitu komponen internal dan komponen eksternal yang
merupakan item-item yang dimiliki oleh komponen internal. Cara
penyelesaian kategorisasi bukan jenjang adalah sebagai berikut:
Menentukan komponen internal dan eksternal.
a. Menghitung skor pada masing-masing komponen, dengan:
i. Internal: Xint = (∑Xint) / nint
STIKOM
ii. Eksternal: Xeks= (∑Xeks) / neks
b. Menghitung skor mentah sebagai dasar kategorisasi, yang memiliki
komponen rata-rata mean (M) dan deviasi standar (S), dengan:
i. Internal: Zint = (Xint - Mint) / Sint
ii. Eksternal: Zeks = (Xeks – Meks) / Seks
c. Harga Z minimal adalah 0,5 sebagai cirri adanya kecenderungan arah
kendali yang berarti.
2. Kategori berdasarkan signifikan perbedaan
Cara kategorisasi yang kedua adalah dengan menguji signifikansi perbedaan
antara mean skor empiris atau mean simple (M) dan mean skor teoritis atau
mean populasi (μ). Cara ini bertujuan untuk kategorisasi individu ke dalam
jenjang-jenjang rendah, sedang, dan tinggi namun tidak mengasumsikan
distribusi populasi yang normal. Aplikasinya terutama apabila jumlah individu
dalam kelompok yang hendak didaignosis tidak begitu besar (Azwar,
2010:114).
Dengan menggunakan cara ini, tidak ditentukan terlebih dahulu kriteria
kategorisasinya melainkan ditetapkan interval skor yang mencakup kategori
tengah atau kategori sedang. Untuk itu perlu dihitung suatu interval
batas-bawah dan batas-atas skor-skor yang berbeda secara signifikan dari harga
mean populasi, menurut tingkat kepercayaan yang diinginkan. Hal ini dilakukan dngan rumus interval:
μ – t(α / 2,n-1)(S / √n) ≤ X ≤ μ + t(α / 2,n-1)(S / √n)
μ adalah mean teoritis pada skala.
STIKOM
t(α / 2,n-1) adalah harga kritis pada taraf signifikan α / 2 dan derajat kebebasan
n-1.
S adalah deviasi standar skor.
n adalah banyaknya subjek.
Interval ini merupakan skor yang digolongkan sebagai kategori tengah atau
sedang taraf signifikasi sebesar α atau taraf kepercayaan sebesar (1 –α). Skor
yang lebih besar daripada bata=batas interval akan diinterpretasikan sebagai
tinggi dan skor yang lebih kecil daripada batas-bawah interval
diinterpretasikan sebagai rendah.
STIKOM
26
3.1Analisis Sistem
Penilaian kinerja termasuk hal yang baru di PT. Merpati Wahana Taksi
sehingga penilaian yang dilakukan Driver Management selaku pihak penilai
hanya memprioritaskan pada rata-rata produktifitas dari masing-masing sopir
taksi, yang perhitungannya masih dilakukan secara manual karena masih belum
terintegrasinya seluruh data yang digunakan dalam perhitungan produkifitas.
Selain produktifitas juga terdapat empat kriteria tambahan dengan poin yang
berbeda-beda yaitu: kehadiran lebih dari 17 kali dalam sebulan (1 poin),
mengembalikan barang yang tertinggal (5 poin), menunggu perbaikan mobil di
bengkel (1 poin), dan beroperasi ditanggal merah (1 poin). Poin-poin yang didapat
para sopir di sini nantinya akan ditambahkan ke dalam rata-rata produktifitas yang
hasilnya akan digunakan sebagai hasil akhir penilaian. Dengan lebih fokus pada
produktifitas maka apa yang dilakukan oleh PT. Merpati Wahana Taksi masih
belum mewakili penilaian kinerja sebenarnya, karena dilihat dari apa yang ada di
perusahaan standar minimum penilaian yang masih kurang membuat penilaian
lebih berfokus pada perhitungan produktifitas tanpa ada standar minimum dari
produktifitas tersebut sehingga informasi yang dihasilkan masih belum mampu
menjelaskan seberapa baik kinerja dari seorang karyawan karena masih adanya
aspek yang diabaikan dari sebuah penilaian kinerja. Selain itu di PT. Merpati
Wahana Taksi, dalam melakukan penilaian seorang Driver Management harus
terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penilaian karena
STIKOM
belum adanya suatu aplikasi penilaian kinerja yang mampu untuk
mengintegrasikan seluruh data tersebut, ini mengakibatkan proses penilaian
kinerja tersebut membutuhkan waktu yang lama.
Dari penjelasan masalah di atas maka perlu dilakukan perbaikan agar
penilaian kinerja berjalan sebagaimana seharusnya dengan menambah aspek
penilaian agar tidak hanya berfokus pada produktifitas saja, dengan pemberian
nilai berupa angka (1,2,3,4,5) atau peringkat verbal mulai dari ‘sangat tidak baik’
sampai ‘sangat baik’ (Mathis dan Jackson, 2009:381) pada setiap standar
penilaian, sehingga apa saja yang telah dilakukan oleh karyawan akan
mendapatkan umpan balik yang berbeda-beda tergantung dengan pencapaian
mereka. Serta mengintegrasikan seluruh data yang dibutuhkan dalam penilaian
agar proses penilaian kinerja tidak memakan waktu yang lama. Untuk analisis
perhitungan dalam sistem ini nantinya menggunakan Metode Scoring System.
Dengan sistem penilaian kinerja yang baik maka hasil dari penilaian pun akan
lebih membantu perusahaan untuk memberikan umpan balik seperti reward
ataupun punishment, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sopir taksi secara
individual.
3.2Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak 3.2.1 Fungsional Perangkat Lunak
Fungsional perangkat lunak pada sistem informasi ini adalah:
a. Maintenance data master pendukung penilaian, proses penginputan data-data yang akan digunakan dalam proses penilaian kinerja. Data tersebut meliputi:
data sopir taksi, data jenis mobil, data unit mobil, data kriteria, data item, data
STIKOM
kehadiran, data pendapatan, data komplain pelanggan, dan data kasus
pelanggaran.
b. Penilaian Kinerja, proses yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik
kinerja dari masing–masing sopir taksi dengan melihat data-data yang
tersimpan di dalam database yaitu data kehadiran, data pendapatan, data
komplain pelanggan, dan data kasus pelanggaran. Yang nantinya data tersebut
akan menjadi kriteria dalam penilaian kinerja.
c. Laporan, proses pembuatan laporan dari hasil penilaian kinerja.
3.2.2 Karakteristik Pengguna
Sistem informasi penilaian kinerja dengan Metode Scoring System ini
dibuat untuk digunakan oleh bagian Driver Management yang bertugas untuk
menilai kinerja masing-masing sopir taksi di setiap periodenya. Untuk data-data
yang menjadi kriteria penilaian akan diinputkan oleh bagian traffic control untuk
data kehadiran, bagian operator untuk data komplain pelanggan, bagian kasir
untuk data pendapatan, dan Driver Management untuk data kasus pelanggaran.
3.2.3 Batasan Perangkat Lunak
Batasan untuk perangkat lunak yang dibuat adalah sebagai berikut:
1. Kriteria yang digunakan adalah yang mempunyai data di dalam database agar
penilaian dapat dilakukan secara otomatis kepada seluruh sopir taksi.
2. Perangkat lunak dikembangkan secara client-server berbasis web service.
3.2.4 Kegunaan Perangkat Lunak
Sistem informasi penilaian kinerja sopir taksi dibuat untuk
memudahkan Driver Management dalam melakukan penilaian kinerja dengan
STIKOM
standar-standar minimum penilaian yang lebih baik sehingga mampu
menghasilkan informasi yang mampu menjelaskan seberapa baik kinerja dari
masing-masing sopir taksi. Serta aplikasi ini mampu untuk mengintegrasikan
seluruh data yang sehingga otomasi penilaian kinerja dapat bekerja dengan baik
sehingga proses penilaian tidak memakan waktu yang lama.
3.2.5 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
Kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem
informasi ini adalah sebagai berikut:
a. Komputer Server
1. OS: Microsoft Windows Server 2008 (32-bit)
2. Sistem Database: Microsoft SQL Server 2005 Standart Edition
3. Intel Xeon dual core 2.66GHz 8MB L2 Cache
4. ASUS/Gigabyte Motherboard
5. RAM DDR2 1Gb
6. Dual Gigabit Ethernet
7. Integrated Hardware RAID
8. 320Gb Seagate/Samsung SATA/IDE
9. Monitor 15’’
10.Mouse
b. Komputer Client
1. OS: Microsoft Windows 7 Home Basic (32-bit)
2. Intel core 2 duo CPU 2.4GHz
3. ASUS/Gigabyte Motherboard
4. RAM DDR2 512Mb
STIKOM
5. Dual Gigabit Ethernet
6. Integrated Hardware RAID
7. 160Gb Seagate/Samsung SATA/IDE
8. Monitor 15’’
9. Mouse
10.Printer
3.2.6 Perancangan Arsitektur Jaringan
Desain arsitektur jaringan yang digunakan adalah berupa jaringan
client-server. Terdapat 5 komputer client pada jaringan ini yaitu yang terdapat di
bagian Driver Management, Operator, AMU, Traffic Control, dan Kasir. Server
sebagai penyedia layan