• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian Kinerja Sopir Taksi Menggunakan Metode Scoring System pada PT. Merpati Wahana Taksi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian Kinerja Sopir Taksi Menggunakan Metode Scoring System pada PT. Merpati Wahana Taksi."

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PT. MERPATI WAHANA TAKSI

Oleh:

Nama : Yulien Carlos

Nim : 08.41010.0232

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

Penilaian kinerja pada PT. Merpati wahana taksi merupakan hal yang

baru. Saat ini perusahaan dalam melakukan penilaian hanya memprioritaskan

pada produktifitas sopir taksi sehingga masih banyak aspek penilaian lain yang

terabaikan. Selain itu, belum terintegrasinya seluruh data yang dibutuhkan

membuat proses penilaian memakan waktu lama.

Suatu sistem penilaian kinerja sopir taksi yang objektif perlu

dikembangkan di PT. Merpati Wahana Taksi untuk menjawab permasalahan yang

terjadi dalam proses penilaian kinerja selama ini terjadi. Tugas akhir ini bertujuan

menerapkan suatu sistem informasi yang dapat membantu dalam melakukan

proses penilaian kinerja karyawan dengan manambahkan aspek penilaian yang

lebih luas lagi dan mengintegrasikan seluruh data yang dibutuhkan. Sistem

informasi penilaian kinerja sopir taksi yang diterapkan menggunakan Metode

Scoring System bertujuan membantu perusahaan dalam melakukan proses penilaian kinerja sopir taksi.

Berdasarkan penelitian dan uji coba terhadap data penilaian kinerja

sopir taksi, telah mampu menghasilkan laporan kinerja pada setiap periode,

laporan kinerja tahunan, laporan perkembangan kinerja, dan laporan promosi atau

degradasi. Hasil ini dapat membantu pihak manajemen dalam melakukan

bimbingan kepada para sopir taksi dan membantu dalam pengambilan keputusan

untuk penentuan penerima promosi atau degradasi dan penerima insentif.

Kata kunci: Penilaian Kinerja, PT. Merpati Wahana Taksi, Sopir taksi.

STIKOM

(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Sistem ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Informasi ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Analisis Sistem ... Error! Bookmark not defined.

2.5 Perancangan Sistem ... Error! Bookmark not defined.

2.6 System Flow ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(4)

x

Halaman

2.7 Data Flow Diagram ... Error! Bookmark not defined.

2.8 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia ... Error! Bookmark not

defined.

2.9 Penilaian Kinerja ... Error! Bookmark not defined.

2.9.1 Kinerja ... Error! Bookmark not defined.

2.9.2 Kriteria Pekerjaan... Error! Bookmark not defined.

2.9.3 Langkah-Langkah Dalam Menilai Kinerja ... Error!

Bookmark not defined.

2.9.4 Standar Kinerja... Error! Bookmark not defined.

2.9.5 Manfaat Penilaian... Error! Bookmark not defined.

2.10 Scoring System ... Error! Bookmark not defined.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... Error! Bookmark not

defined.

3.1 Analisis Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... Error!

Bookmark not defined.

3.2.1 Fungsional Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not

defined.

3.2.2 Karakteristik Pengguna ... Error! Bookmark not defined.

3.2.3 Batasan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined.

3.2.4 Kegunaan Perangkat LunakError! Bookmark not defined.

STIKOM

(5)

xi

3.2.5 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras .... Error!

Bookmark not defined.

3.2.6 Perancangan Arsitektur Jaringan... Error! Bookmark not

defined.

3.3 Perancangan Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Desain Umum Sistem ... Error! Bookmark not defined.

Halaman

3.3.2 Flowchart ... Error! Bookmark not defined.

3.3.3 Document Flow ... Error! Bookmark not defined.

3.3.4 System Flow ... Error! Bookmark not defined.

3.3.5 Diagram Berjenjang ... Error! Bookmark not defined.

3.3.6 Data Flow Diagram (DFD)Error! Bookmark not defined.

3.3.7 Entity Relationship Diagram (ERD) Error! Bookmark not

defined.

3.3.8 Struktur Tabel... Error! Bookmark not defined.

3.3.9 Desain I/O ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Pembuatan Desain Sistem ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembuatan Program ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Kebutuhan Sistem ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... Error! Bookmark not

defined.

STIKOM

(6)

xii

4.3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not

defined.

4.4 Instalasi Program ... Error! Bookmark not defined.

4.5 Implementasi Sistem ... Error! Bookmark not defined.

4.6 Evaluasi Hasil Uji Coba Perhitungan ... Error! Bookmark not

defined.

4.7 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

Halaman

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram (Kendall dan Kendall, 2003)... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 2.2 Standar Kerja PT. Merpati Wahana Taksi ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.1 Contoh Pemberian Skor ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Daftar Item Penilaian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3 Contoh Penentuan Kinerja ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Tabel Sopir ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5 Tabel Jenis Mobil ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.6 Tabel Unit Mobil ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.7 Tabel Bagi Hasil... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.8 Tabel Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(8)

xiv

Tabel 3.9 Tabel Setoran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.10 Tabel Komplain... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.11 Tabel Kasus Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.12 Tabel Jenis Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.13 Tabel Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.14 Tabel Item ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.15 Tabel Jawaban ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.16 Tabel Periode ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.17 Tabel Penilaian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.18 Tabel Detil Penilaian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.19 Tabel Distribusi Normal... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.20 Tabel Detil Penilaian Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Halaman

Tabel 3.21 Tabel Detil Penilaian Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Bachrul Amik... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Sugianto Sasmita Pribadi ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Mat Dholi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Muljadi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Yulianto ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Syaifuddin Zuhri ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Patah ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Hasil Penilaian M. Sholihuddin ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Bachrul Amik Secara

Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(9)

xv

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Bachrul Amik Secara

Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Sugianto Sasmita Pribadi

Secara Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Sugianto Sasmita Pribadi

Secara Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Mat Dholi Secara

Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Mat Dholi Secara Kriteria

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Muljadi Secara

Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Muljadi Secara

Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Yulianto Secara

Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.

Halaman

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Yulianto Secara

Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Syaifuddin Zuhri Secara

Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Syaifuddin Zuhri Secara

Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Patah Secara

Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Patah Secara Kriteria .... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi M. Sholihuddin Secara

Keseluruhan... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(10)

xvi

Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi M. Sholihuddin Secara

Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Siklus informasi (Hartono, 1999:9) .... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.1 Perancangan Arsitektur Jaringan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.2 Desain Umum Sistem ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.3 FlowchartScoring System Kategorisasi Jenjang (Ordinal)... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.4. Document Flow Penentuan Item Penilaian dan Jawaban ... Error!

Bookmark not defined.

STIKOM

(11)

xvii

Gambar 3.5 System FlowMaintenance Data Master Sopir Taksi ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.6 System FlowMaintenance Data Master Jenis Mobil ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.7 System FlowMaintenance Data Master Unit Mobil ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.8 System FlowMaintenance Data Master Item Penilaian ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.9 System FlowMaintenance Data Master Jawaban ... Error! Bookmark

not defined.

Gambar 3.10 System Flow Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.11 System Flow Setoran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.12 System Flow Komplain ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.13 System Flow Kasus Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.14 System Flow Penilaian Kinerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.15 System Flow Laporan penilaian Kinerja... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.16 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Penilaian Kinerja Sopir

Taksi Dengan Metode Scoring System ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.17 Diagram Konteks... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.18 DFD Level 0 Subproses Sistem Informasi Penilaian Kinerja

Sopir Taksi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.19 DFDLevel 1 Subproses Maintenance Data Master ... Error!

Bookmark not defined.

STIKOM

(12)

xviii

Gambar 3.20 DFD Level 1 Subproses Input Data Pendukung Penilaian ... Error!

Bookmark not defined.

Halaman

Gambar 3.21 DFD Level 1 Subproses Menilai Kinerja Dengan Scoring

System ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.22 DFD Level 1 Subproses Membuat Laporan ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.23 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Sopir Taksi

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.24 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Jenis Mobil

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.25 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Unit Mobil

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.26 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Item ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.27 DFD Level 2 Subproses Maintenance Data Master Jawaban .. Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.28 DFD Level 2 Subproses Input Data Kehadiran Sopir Taksi .... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.29 DFD Level 2 Subproses Input Pendapatan Sopir Taksi ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.30 DFD Level 2 Subproses Input Kasus Pelanggaran Sopir Taksi

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.31 DFD Level 2 Subproses Input Komplain Customer ... Error!

Bookmark not defined.

STIKOM

(13)

xix

Gambar 3.32 ERD Conceptual Data Model (CDM) ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.33 ERD Physical Data Model (PDM)... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.34 Desain Form Menu Utama ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.35 Desain Form Login ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.36 Desain Form ubah Password ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.37 Desain Form Master Pengemudi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.38 Desain Form Master Jenis Mobil ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.39 Desain From Master Unit Mobil ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.40 Desain Form Master Pemegang Unit ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.41 Desain Form Master Item Penilaian. Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.42 Desain Form Jawaban (Tab Jawaban) ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.43 Desain Form Jawaban (Tab Lihat Data) ... Error! Bookmark not

defined.

Halaman

Gambar 3.44 Desain Form Ubah Jawaban ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.45 Desain Form Bagi Hasil ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.46 Desain Form Master User ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.47 Desain Form Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.48 Desain Form Setoran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.49 Desain Form Komplain ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.50 Desain Form Kasus Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(14)

xx

Gambar 3.51 Desain Form Periode Penilaian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.52 Desain Form Pemberian Skor ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.53 Desain FormScoring System (tab Deskriptif Keseluruhan) .... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.54 Desain FormScoring System (tab Deskriptif Kriteria) ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 3.55 Desain Form Laporan Penilain Kinerja ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.56 Desain Laporan Penilaian Kinerja.... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.57 Desain Laporan Detil Penilaian kinerja ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.58 Desain Laporan Perkembangan Kinerja ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.59 Desain Laporan Perkembangan Detil Kinerja Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.60 Desain Laporan Kinerja Tahunan .... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.61 Desain Laporan Kinerja Terbaik ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.62 Desain Laporan Kinerja Terendah ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Form Login ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Form Ubah Password ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Form Menu Utama ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.4 Form Master Pegawai ... Error! Bookmark not defined.

Halaman

Gambar 4.5 Form Master Jenis Mobil ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(15)

xxi

Gambar 4.6 Form Master Unit Mobil ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.7 Form Item Penilaian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.8 Form Jawaban (Tab Jawaban)... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.9 Form Jawaban (Tab Lihat Data) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.10 Form ubah Jawaban ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.11 Form Master Bagi Hasil ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.12 Form Master Pemegang unit ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.13 Form Master User ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.14 Form Kehadiran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.15 Form Setoran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.16 Form Komplain ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.17 Form Kasus Pelanggaran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.18 Form Periode Penilaian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.19 Form Pemberian Skor ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.20 FormScoring System (Tab Deskriptif Keseluruhan) ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.21 FormScoring System (Tab Deskriptif Kriteria) .... Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.22 Laporan Penilaian Kinerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.23 Laporan Detil Penilaian Kinerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.24 Laporan Perkembangan Kinerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.25 Laporan Perkembangan Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.26 Laporan Kinerja Tahunan... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.27 Laporan Peringkat Atas ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(16)

xxii

Halaman

Gambar 4.28 Laporan Peringkat Bawah ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.29 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Bachrul Amik Pada Tab

Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.30 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Bachrul Amik Pada Tab

Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.31 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Sugianto Sasmita

Pribadi Pada Tab Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.32 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Pengemudi Sugianto Sasmita

Pribadi Pada Tab Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.33 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Mat Dholi Pada Tab

Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.34 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Mat Dholi Pada Tab

Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.35 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Muljadi Pada Tab Deskriptif

Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.36 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Muljadi Pada Tab Deskriptif

Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.37 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Yulianto Pada Tab

Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.38 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Yulianto Pada Tab

Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.39 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Syaifuddin Zuhri Pada

Tab Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.40 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Syaifuddin Zuhri Pada

Tab Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.41 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Patah Pada Tab

Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.42 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi Patah Pada Tab

Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(17)

xxiii

Halaman

Gambar 4.43 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi M. Sholihuddin Pada

Tab Deskriptif Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.44 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi M. Sholihuddin Pada

Tab Deskriptif Kriteria ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(18)

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tabel Distribusi Normal ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 2 Laporan Penilaian Kinerja Per Periode ... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 3 Laporan Detail Penilain Kinerja ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 4 Laporan Kinerja Tahunan ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 5 Laporan Perkembangan Kinerja ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 6 Laporan Perkembangan Kinerja Kriteria ... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 7 Laporan Kinerja Peringkat Atas (Promosi) ... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 8 Laporan Kinerja Peringkat Bawah (Degradasi) Error! Bookmark not

defined.

STIKOM

(19)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia merupakan aset yang paling berharga dalam

perusahaan, tanpa manusia maka sumber daya perusahaan tidak akan dapat

mengahasilkan laba atau menambah nilainya sendiri (Noviyanto, Tanpa Tahun:1).

Kualitas dari SDM akan sangat berpengaruh dalam perkembangan perusahaan

agar menjadi lebih baik, karena itu perusahaan harus berusaha meningkatkan

kualitas SDM, salah satu caranya adalah dengan melakukan penilaian kinerja.

PT. Merpati Wahana Taksi merupakan perusahaan yang berada di

bawah naungan Bosowa Group, bergerak dalam bidang jasa transportasi (taksi),

beroperasi di sekitar area kota Surabaya dan telah memiliki pangsa pasar sebesar

10%, selain kota Surabaya Bosowa taksi juga beroperasi di sekitar Sidoarjo dan

Gresik (www.bosowa.co.id). Di dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa

taksi, keberadaan sopir taksi dianggap mutlak adanya. Sopir taksi merupakan

SDM penunjang utama untuk bergeraknya kegiatan di perusahaan ini karena dari

merekalah sebagian besar pendapatan perusahaan dapat diperoleh. Maka untuk

meningkatkan kualitas dari para sopir taksi dapat dilakukan suatu penilain kinerja

sehingga dapat diketahui secara tepat seberapa besar prestasi dan kinerja yang

dicapai oleh masing-masing sopir taksi.

Penilain kinerja termasuk hal yang baru di PT. Merpati Wahana Taksi

sehingga penilaian yang dilakukan Driver Management selaku pihak penilai

hanya memprioritaskan pada rata-rata produktifitas dari masing-masing sopir

STIKOM

(20)

taksi, yang perhitungannya masih dilakukan secara manual karena masih belum

terintegrasinya seluruh data yang digunakan dalam perhitungan produkifitas.

Produktifitas itu sendiri didapat dari hasil total produksi yang dibagi dengan

standar operasi. Total produksi didapat dari rata-rata pendapatan kotor dikalikan

standar operasi, sedangkan rata-rata pendapatan kotor itu sendiri didapat dari total

pendapatan kotor yang dibagikan jumlah operasi sopir selama 3 bulan. Standar

operasi merupakan ketetapan perusahaan dalam menentukan jumlah operasi yang

yang wajib dijalani sopir dalam satu bulan. Namun apabila rata-rata operasi

selama sebulan di bawah standar operasi maka total produksi didapat dari rata-rata

pendapatan kotor dikalikan jumlah operasi dalam satu bulan. Selain produktifitas

juga terdapat empat kriteria tambahan dengan poin yang berbeda-beda yaitu:

kehadiran lebih dari 17 kali dalam sebulan (1 poin), mengembalikan barang yang

tertinggal (5 poin), menunggu perbaikan mobil di bengkel (1 poin), dan beroperasi

ditanggal merah (1 poin). Poin-poin yang didapat para sopir di sini nantinya akan

ditambahkan ke dalam rata-rata produktifitas yang hasilnya akan digunakan

sebagai hasil akhir penilaian. Dengan lebih fokus pada produktifitas maka apa

yang dilakukan oleh PT. Merpati Wahana Taksi masih belum mewakili penilaian

kinerja sebenarnya, karena dilihat dari apa yang ada di perusahaan standar

minimum penilaian yang masih kurang membuat penilaian lebih berfokus pada

perhitungan produktifitas tanpa ada standar minimum dari produktifitas tersebut

sehingga informasi yang dihasilkan masih belum mampu menjelaskan seberapa

baik kinerja dari seorang sopir taksi. Selain itu di PT. Merpati Wahana Taksi,

dalam melakukan penilaian seorang Driver Management harus terlebih dahulu

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penilaian karena belum adanya

STIKOM

(21)

suatu aplikasi penilaian kinerja yang mampu untuk mengintegrasikan seluruh data

tersebut, ini mengakibatkan proses penilaian kinerja tersebut membutuhkan waktu

yang lama.

Menurut Mathis dan Jackson (2009:377) penilaian kinerja adalah

mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika

dibandingkan dengan seperangkat standar, kemudian mengkomunikasikan

informasi tersebut kepada karyawan. Dari uraian pada paragraf sebelumnya maka

perlu dilakukan perbaikan agar penilaian kinerja berjalan sebagaimana seharusnya

dengan menambah aspek penilaian agar tidak hanya berfokus pada produktifitas

saja, dengan pemberian nilai berupa angka (1,2,3,4,5) atau peringkat verbal mulai

dari ‘sangat tidak baik’ sampai ‘sangat baik’ (Mathis dan Jackson, 2009:381) pada

setiap standar penilaian, sehingga apa saja yang telah dilakukan oleh karyawan

akan mendapatkan umpan balik yang berbeda-beda tergantung dengan pencapaian

mereka. Serta mengintegrasikan seluruh data yang dibutuhkan dalam penilaian

agar proses penilaian kinerja tidak memakan waktu yang lama. Untuk analisis

perhitungan dalam sistem ini nantinya menggunakan Metode Scoring System.

Dengan sistem penilaian kinerja yang baik maka hasil dari penilaian pun akan

lebih membantu perusahaan untuk memberikan umpan balik seperti reward

ataupun punishment, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sopir taksi secara

individual.

Pada tugas akhir ini dibuat sistem informasi penilaian kinerja sopir

taksi yang mampu memudahkan Driver Management dalam melakukan penilaian

kinerja dengan standar-standar minimum penilaian yang lebih baik sehingga

mampu menghasilkan informasi yang mampu menjelaskan seberapa baik kinerja

STIKOM

(22)

dari masing-masing sopir taksi. Serta sistem informasi ini mampu untuk

mengintegrasikan seluruh data yang diperlukan dalam penilaian kinerja sehingga

proses penilaian tidak memakan banyak waktu. Sistem informasi ini mampu

menghasilkan laporan-laporan yang mampu menjelaskan hasil penilaian kinerja

dan membantu Driver Management dalam proses pengambilan keputusan untuk

kebijakan promosi atau degradasi, melakukan bimbingan dan penyulahan, dan

menentukan penerima insentif di setiap tahun. Sistem informasi ini nantinya akan

menggunakan Metode Scoring System sebagai metode pendukungnya, karena

metode ini selain memiliki kemampuan menyajikan data secara kualitatif, metode

ini juga mampu untuk menyajikan informasi dalam bentuk angka sehingga dapat

lebih memudahkan untuk mengkategorikan sopir taksi mulai dari yang memiliki

kinerja tinggi sampai dengan yang kinerja rendah.

1.2Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diutarakan di atas maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana menerapkan sistem penilaian kinerja sopir taksi pada PT. Merpati

Wahana Taksi sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan dan bersifat

obyektif.

2. Bagaimana menerapkan Metode Scoring System dalam penilaian kinerja sopir

taksi untuk mempermudah Driver Management melakukan penilaian kinerja.

1.3Pembatasan Masalah

Batasan masalah dari sistem yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

STIKOM

(23)

1. Pihak yang dinilai dalam sistem ini adalah sopir taksi PT. Merpati Wahana

Taksi.

2. Penentuan skala kategorisasi berdasarkan kategorisasi jenjang (ordinal)

dengan jumlah kategorisasi sebanyak tiga kategori yaitu rendah, sedang dan

tinggi.

3. Penilaian dilakukan tiga bulan sekali untuk promosi atau degradasi, dan

setahun sekali untuk pemberian penghargaan berupa piagam dan sejumlah

insentif dengan nominal tertentu.

4. Kriteria penilaian yaitu kehadiran, setoran, komplain pelanggan, dan kasus

pelanggaran.

5. Item penilaian merupakan saran yang diberikan kepada PT Merpati Wahana

Taksi.

6. Tidak membahas proses transaksi kehadiran, setoran, komplain, dan kasus

pelanggran.

7. Penilai adalah Driver Management, dan hasil penilaian kinerja

dikomunikasikan kepada para sopir melalui pengumuman.

1.4Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada perumusan masalah maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Terbentuknya sistem informasi penilaian kinerja sopir taksi pada PT. Merpati

Wahana Taksi standar kerja yang ditetapkan dan bersifat obyektif.

2. Diterapkannya Metode Scoring System dalam penilaian kinerja sopir taksi

untuk mempermudah Driver Management melakukan penilaian kinerja.

STIKOM

(24)

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Driver Management: memudahkan dalam melakukan proses penilaian kinerja dan pengambilan keputusan untuk melakukan promosi atau degradasi dan

pemberian insentif serta dapat melihat perkembangan Kinerja sopir taksi. Dan

juga memudahkan untuk melakukan pencatatan pelanggaran para sopir taksi.

2. Traffic Control: memudahkan dalam proses maintenance data kehadiran sopir

taksi.

3. Operator: memudahkan dalam pencatatan seluruh komplain penumpang yang

masuk.

4. Kasir: memudahkan dalam proses maintenance penyetoran setoran para sopir

taksi.

5. AMU: memudahkan dalam proses maintenance aset mobil yang dimiliki

perusahaan.

1.6Sistematika Penulisan

Bab pertama, bab ini akan dibahas latar belakang masalah,

permasalahan yang ada, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

serta sistematika penulisan yang berisi penjelasan singkat pada masing-masing

bab.

Bab kedua, pada bab ini dijelaskan landasan teori yang merupakan

teori dasar dari teori yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan.

Bab ketiga, bab ini membahas tentang perancangan sistem, yaitu

Desain Umum Sistem, Flowchart, System Flow Terkomputerisasi, Document

STIKOM

(25)

Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur tabel, dan Desain Input/Output.

Bab keempat, pada bab ini akan dibahas tentang cara pengggunaan

sistem yaitu merupakan hasil rancangan dengan menggunakan data yang

dibutuhkan dan pengujian dari program yang telah dibuat. Pengujian akan

dilakukan untuk memastikan apakah program yang dibuat sudah sesuai dengan

yang dikehendaki.

Bab kelima, pada bab ini dibahas tentang kesimpulan dan saran dari

penggunaan program aplikasi dan saran pengembangan selanjutnya.

STIKOM

(26)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Sistem

Menurut Hartono (1999:1) untuk mendefinisikan sistem terdapat dua

pendekatan, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan

pada komponen atau elemennya.

Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedurnya

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Prosedur adalah suatu

urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis) biasanya melibatkan beberapa orang di

dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan

yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.

Berbeda dengan sistem yang menekankan pada prosedurnya, sistem

yang menekankan pada komponen atau elemennya mendefinisikan sistem sebagai

kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen- elemen atau

komponen- komponen atau subsistem- subsistem merupakan definisi yang lebih

luas. Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih di dalam

mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan perancangan suatu sistem.

(Hartono, 1999:3)

Masih menurut Hartono (1999:3) Suatu sistem yang dibuat tentunya

memiliki maksud tertentu. Sistem dibuat untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan

STIKOM

(27)

sasaran (objective). Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran biasanya dalam ruang lingkup yang lebih sempit.

2.2Informasi

Menurut Hartono (1999:8) informasi adalah data yang diolah menjadi

bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari

informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum

atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang

terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang

sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi.

(Hartono, 1999:8)

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum berceritra

banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut menjadi suatu model untuk dihasilkan

informasi. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu

model proses tertentu.

Dasar Data

Proses (Model)

Pembuat Keputusan

Penerima Output

(Informasi)

Input (data)

Data

(ditangkap) Hasil Tindakan

Gambar 2.1 Siklus informasi (Hartono, 1999:9)

STIKOM

(28)

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima

kemudian menerima informasi tersebut, melakukan keputusan berdasarkan

informasi tersebut dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu

tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan

ditangkap kembali sebagai input, diproses kembali melalui suatu model dan

seterusnya yang merupakan suatu siklus.

Menurut Hartono (1999:10) Suatu informasi dikatakan berkualitas

tergantung dari tiga hal, yaitu:

1. Informasi harus akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan

dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya.

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak

boleh terlambat karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan

keputusan.

3. Informasi harus relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk

pemakaiannya.

2.3Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut Robert dan Roscoe dalam Hartono (1999:11), sistem

informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang diperlukan.

STIKOM

(29)

Suatu sistem informasi dibuat untuk suatu keperluan tertentu atau

untuk memenuhi permintaan penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja

sistem informasi berbeda-beda bergantung pada macam keperluan atau macam

permintaan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu kepentingan yang harus dilayani

sangat beraneka, maka macam sistem informasi pun sangat beraneka

(Notohadiprawiro, 1990). Namun demikian menurut Coppock dan Anderson

dalam Notohadiprawiro (1990), sistem informasi mempunyai banyak tampakan

(features) umum dan menghadapi banyak persoalan yang mirip. Jadi, selain perbedaan yang jelas terdapat banyak persamaan antar berbagai sistem informasi.

Suatu persamaan yang menonjol ialah semua sistem informasi menggabungkan

berbagai ragam data yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

2.4Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu

sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,

kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan

kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

(Hartono, 1999:129)

Adapun langkah-langkah dalam menganalisis sistem Menurut Hartono

(1999:130) yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

STIKOM

(30)

2.5Perancangan Sistem

Tahapan perancangan sistem merupakan tahap desai dari siklus

pengembangan sistem yaitu menganalisis sistem menggunakan berbagai informasi

yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik.

Menurut Kendall dan Kendall (2003:11), bagian dari perancangan sistem yang

logik adalah peralatan antarmuka pengguna. Contoh antarmuka pengguna adalah

keybord, menu pada layar, dan berbagai jenis Graphical Interfaces (GUI) yang menggunakan mouse atau cukup dengan sentuhan layar.

Perancangan sistem mencakup perancangan file atau basisdata yang

bias menyimpan data-data yang diperlukan untuk pembuat keputusan. Basisdata

yang tersusun dengan baik adalah dasar dari seluruh sistem informasi.

Selanjutnya, merancang prosedur-prosedur back up dan control untuk melindungi

sistem dan data serta untuk membuat paket-paket spesifikasi program. Setiap

paket bias terdiri dari layout input dan output, spesifikasi file, dan detil proses

serta diagram aliran data, flowchart sistem dan nama-nama dan fungsi-fungsi

subprogram yang sudah tertulis (Kendall dan Kendall, 2003:14).

2.6System Flow

Menurut Hartono (1999:211) merupakan alat yang digunakan untuk

membantu pengguna dalam menggambarkan sistem secara fisik. Simbol-simbol

pada bagan alir sistem ini menunjukkan secara tepat arti fisiknya, seperti symbol

terminal, hard disk, dan laporan-laporan. Secara umum system flow akan

menjelaskan bagaimana proses pada sistem yang dibuat mulai dari proses input

sampai dengan proses menghasilkan output.

STIKOM

(31)

2.7Data Flow Diagram

Data flow diagram (DFD) adalah gambaran alur data atau informasi

tanpa mengaitkan bentuk fisik media penyimpanan data atau hardware (Kendall

dan Kendall, 2003).

DFD merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menggambarkan

secara rinci sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu

sama lain dengan menunjukkan dari dan kemana data mengalir serta

penyimpanannya. Beberapa simbol yang digunakan dalam DFD terlihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram (Kendall dan Kendall, 2003)

Simbol Arti

Menunjukkan entitas

Menunjukkan aliran data

Menunjukkan proses

Menunjukkan penyimpanan data

2.8Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Menurut Mathis dan Jackson (2009:102) Sistem Informasi Sumber

Daya Manusia (SISDM) adalah sistem terintegrasi yang dirancang untuk

menyediakan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan SDM.

Dengan adanya sistem informasi telah menyederahanakan tugas untuk

STIKOM

(32)

menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar, dan dapat menjadi bantuan

yang tak ternilai dalam manajemen SDM. Dengan peranti keras, peranti lunak,

dan basis data, organisasi tidak hanya dapat menyimpan catatan dan informasi

dengan lebih baik, tetapi juga untuk mengambilnya dengan sangat mudah.

Mathis dan Jackson (2009:103) menyebutkan SISDM mempunyai dua

tujuan utama dalam organisasi, tujuan pertama adalah untuk efesiensi

administrative dan operasional, dan tujuan lainnya adalah untuk efektivitas.

Tujuan utama SISDM adalah untuk meningkatkan efesiensi, di mana data pada

karyawan dan aktivitas SDM digabungkan menjadi satu. Banyak aktivitas SDM

dapat dilakukan dengan lebih efesien dan dengan sedikit pekerjaan tulis-menulis

dengan adanya otomastisasi, dan tersedianya informasi yang lebih baik. Tujuan

kedua adalah lebih strategis dan berhubungan dengan perencanaan SDM. Dengan

mempunyai data yang mudah diakses akan membuat perencanaan SDM dan

pembuatan keputusan manajerial didasarkan lebih banyak informasi daripada

mengandalkan persepsi dan intuisi manajerial.

2.9Penilaian Kinerja

Semua pemberi kerja menginginkan karyawan melakukan pekerjaan

dengan baik. Bagaimanapun, sistem manajemen kinerja yang efektif

meningkatkan kemungkinan kinerja yang demikian akan terwujud. Sistem

manajemen kinerja terdiri atas proses untuk mengidentifikasi, mendorong,

mengukur, mengevaluasi, meningkatkan, dan memberi penghargaan atas kinerja

karyawan (Mathis dan Jackson, 2009:377).

Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan

melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan

STIKOM

(33)

kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan (Menurut

Mathis dan Jackson, 2009:382). Penilaian kinerja yang dilakukan dengan buruk

akan membawa kepada hasil yang mengecewakan untuk semua pihak yang terkait

termasuk perusahaan. Tetapi tanpa penilaian kinerja formal maka akan ada

batasan dari pihak pemberi kerja untuk mengetahui kinerja pekerjanya, selain itu

juga pemberi kerja juga akan mengalami kesulitan dalam melakukan kebijakan

promosi dan degradasi bagi pekerjanya.

Menurut Darsono dan Siswandoko (2011:49) penilaian kinerja adalah

membandingkan antara aktual kerja dengan standar kerja; hasilnya adalah

penyimpangan; jika aktual output lebih besar daripada standar output terjadi

penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance), sebaliknya jika aktual

output lebih kecil daripada standar output terjadi penyimpangan yang tidak

menguntungkan (unfavorable variance). Arti pentingnya penilaian kinerja dapat

dilihat dengan jelas yaitu bahwa penialian kinerja tidak sekedar menilai yaitu

mencari aspek dari pegawai atau karyawan tentang yang kurang atau lebih, tetapi

lebih luas lagi yaitu membantu pegawai atau karyawan untuk mencapai kinerja

yang diharapkan oleh organisasi dan berorientasi pada pengembangan pegawai

atau karyawan. Untuk itu beberapa kegiatan yang merupakan bagian integral

dengan penilaian kinerja harus dilakukan seperti penetapan sasaran kinerja yang

spesifik, terukur, memiliki tingkat kemudahan yang sedang dan berbatas waktu

(Hariandja, 2002:197). Selanjutnya sasaran atau standar yang jelas sangat

diperlukan untuk memudahkan karyawan dalam mencapai kinerja yang telah

ditetapkan dan akan memudahkan kegiatan penilaian kinerja.

STIKOM

(34)

Menurut Triton (2007:89) penilaian kinerja akan efektif apabila dalam

penilaian kinerja benar-benar memperhatikan dan memprioritaskan dua hal

berikut sebagai persyaratan:

1. Kriteria pengukuran kinerja memenuhi objektifitas untuk memenuhi

persyaratan ini, maka ada tiga kualifikasi penting bagi pengembangan kriteria

pengukura kinerja yang obyektif, yaitu meliputi:

a. Relevansi, berarti harus ada kesesuaian antara kriteria dengan

tujuan-tujuan penilaian.

b. Reliabilitas, berarti harus terpenuhinya konsistensi atas kriteria yang

dijadikan ukuran kinerja.

c. Diskriminasi, berarti pengukuran dan penilaian kinerja harus mampu

menunjukkan perbedaan-perbedaan kinerja hasil pengukuran.

2. Proses penilaian kinerja mempertahankan nilai objektivitas. Proses penilaian

kinerja sangat penting diperhatikan. Objektivitas dalam proses penialain

berarti tidak adanya pilihan pilih kasih, pengistimewaan, atau bahkan

kecurangan dalam proses penilaian kinerja terhadap karyawan tertentu.

2.9.1 Kinerja

Penilaian kinerja merupakan masalah penting bagi suatu organisasi

atau perusahaan. Untuk mengetahui kualitas dari karyawan perlu melalui proses

yang betul-betul telah dirancang sedemikian rupa, bukan dari proses yang dibuat

apa adanya. Kualitas kinerja dapat diketahui dengan penerapan sistem manajemen

penilaian yang baik.

Menurut Mathis dan Jackson (2009:378) kinerja (performance) pada

dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja

STIKOM

(35)

karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai

berikut:

1. Kuantitas dari hasil

2. Kualitas dari hasil

3. Ketepatan waktu dari hasil

4. Kehadiran

5. Kemampuan bekerja sama

Kontribusi karyawan dalam perusahaan akan membantu para manajer

untuk melakukan analisis terhadap kualitas kinerja karyawannya. Dengan

kontribusi tersebut maka manajer akan lebih mudah dalam menentukan bahan

pertimbangan untuk melakukan penilaian kinerja. Selain itu dari kontribusi para

karyawan selama bekerja, manajer dapat menentukan kriteria-kriteria apa saja

yang digunakan dalam penilaian kinerja.

2.9.2 Kriteria Pekerjaan

Menurut Mathis dan Jackson (2009:378) kriteria pekerjaan adalah

faktor paling penting yang dilakukan orang dalam pekerjaan mereka karena

mendefinisikan apa yang dibayar organisasi untuk dilakukan oleh karyawan. Oleh

karena itu, kinerja dari para individu pada kriteria pekerjaan harus diukur dan

dibandingkan terhadap standar, dan kemudian hasilnya dikomunikasikan kepada

karyawan.

Sebagian besar pekerjaan mempunyai lebih dari satu kriteria pekerjaan

atau dimensi. Sering kali individu tertentu menunjukkan kinerja yang lebih baik

pada beberapa kriteria pekerjaan tertentu dibandingkan yang lainnya. Di samping

itu, beberapa kriteria mungkin lebih penting daripada yang lainnya bagi

STIKOM

(36)

organisasi. Bobot dapat digunakan untuk menunjukkan kepentingan relative dari

beberapa kriteria pekerjaan dalam satu pekerjaan.

2.9.3 Langkah-Langkah Dalam Menilai Kinerja

Penilaian kinerja terdiri dari tiga langkah: mendefinisikan pekerjaan,

menilai kinerja, dan memberikan umpan balik. Mendefinisan pekerjaan berarti

memastikan bahwa anda dan bawahan anda sepakat tentang tugas-tugasnya dan

standar jabatan. Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja actual bawahan

anda dengan standar-standar yang telah ditetapkan; ini mencakup bebrapa jenis

formulir penilaian. Ketiga, penilaian kinerja biasanya menuntut satu atau lebih

sesi umpan balik, di sini kinerja dan kemajuan bawahan dibahas dan

rencana-rencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang dituntut (Dessler, 1998:3)

2.9.4 Standar Kinerja

Standar kinerja menjelaskan tingkat-tingkat kinerja yang diharapkan,

dan merupakan “bahan perbandingan” , atau “tujuan”, atau “target” tergantung

dari pendekatan yang diambil. Standar kinerja yang realistis, terukur, dan mudah

dipahami menguntungkan baik bagi organisasi maupun karyawan. Dalam artian,

standar kinerja mendefinisikan tentang pekerjaan yang tergolong memuaskan.

Adalah penting menetapkan standar-standar sebelum pekerjaan itu tampil,

sehingga semua yang terlibat akan memahami tingkat kinerja yang diharapkan.

(Mathis dan Jackson, 2002:80-81)

Berikut adalah standar kerja yang terdapat di PT Merpati Wahana Taksi:

Tabel 2.2 Standar Kerja PT. Merpati Wahana Taksi

Kriteria Bobot Uraian Standar kerja

Kehadiran 35% Kriteria ini melihat seberapa - Minimal operasi 15

STIKOM

(37)

Kriteria Bobot Uraian Standar kerja

banyak para sopir taksi beroperasi di setiap bulannya.

kali per bulan

- Nilai tambah untuk beroperasi di tanggal merah.

- Nilai tambah untuk beroperasi di hari Sabtu dan Minggu Setoran 35% Kriteria ini melihat seberapa

besar setoran sopir taksi, dan ketepatan melakukan setoran.

- Tidak terlambat dalam penyetoran

- Nilai tambah untuk pendapatan kotor yang mencapai bagi hasil 80%

Komplain pelanggan

15% Kriteria ini melihat apakah para sopir taksi memberikan pelayanan yang baik bagi penumpang, hal ini dapat diketahui dari komplain yang dilaporkan penumpang.

- Tidak ada laporan komplain dari penumpang selama periode penilaian Kasus

pelanggaran

15% Melihat pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh para sopir di saat beroperasi.

- Tidak melakukan pelanggaran apapun selama periode penilaian

Sumber: Data PT. Merpati Wahana Taksi, diolah.

2.9.5 Manfaat Penilaian

Hasil-hasil penilaian kinerja sering berfungsi sebagai basis evaluasi

regular terhadap kinerja anggota-anggota organisasi. Apakah seorang individu

dinilai kompeten atau tidak kompeten, efektif atau tidak efektif, dapat

dipromosikan atau tidak dapat dipromosikan dan sEterusnya adalah didasarkan

oleh sistem penilaian kinerja. Selain itu, organisasi sering mencoba

mempengaruhi motivasi dan kinerja mendatang dari anggota-anggota mereka

dengan mengaitkan pemberian imbalan, seperti kenaikan gaji dan promosi,

terhadap nilai-nilai yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja (Simamora,

1999:424).

Menurut Mathis dan Jackson (2009:383), organisasi biasanya

menggunakan penilaian kinerja dalam dua peran yang memiliki potensi konflik.

STIKOM

(38)

Peran pertama untuk mengukur kinerja dalam memberikan imbalan kerja atau

keputusan administratif lainnya mengenai karyawan. Promosi atau pemecatan

dapat tergantung pada peran ini, di mana sering kali menciptakan tekanan bagi

para manajer untuk melakukan penilaian. Peran kedua berfokus pada

pengembangan individu. Dalam peran ini, manajer berperan lebih sebagai seorang

penasihat disbanding hakim, yang akan mengubah atmosfer hubungan. Peran

kedua tersebut menekankan dalam mengidentifikasi potensi dan merencanakan

kesempatan pertumbuhan dan arah karyawan.

2.10 Scoring System

Sisi diagnostika suatu proses pengukuran atribut psikologi adalah

pemberian makna atau interpretasi terhadap skor skala yang bersangkutan.

Sebagai suatu hasil ukur berupa angka (kuantitatif), skor skala memerlukan suatu

norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Pada dasarnya,

interpretasi skor skala psikologi selalu bersifat normatif, artinya makna skor

diacukan pada posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang telah dibatasi

terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif dari

distribusi data skor kelompok yang umumnya mencakup banyaknya subjek (n)

dalam kelompok, mean skor skala (M), deviasi standar skor skala (s) dan varians

(s2), skor minimum (Xmin) dan maksimum (Xmaks), dan statistik-statistik lain yang

dirasa perlu. Deskripsi data ini memberikan gambaran penting mengenai keadaan

distribusi skor skala pada kelompok subjek yang dikenai pengukuran dan

berfungsi sebagai sumber informasi mengenai keadaan subjek pada aspek atau

variable yang diteliti (Azwar, 2010:105).

STIKOM

(39)

Menurut Azwar (2010:105) skor pada psikologis yang ditentukan

lewat prosedur penskalaan akan menghasilkan angka-angka pada level

pengukuran interval, namun dalam interpretasinya hanya dapat dihasilkan

kategori-kategori atau kelompok-kelompok yang berada pada level ordinal.

Menurut Azwar (2010:106) skor mentah (raw score) yang dihasilkan

suatu skala merupakan penjumlahan dari skor item-item dalam skala itu.

Relativitas hasil pengukuran psikologi memang selalu membawa permasalahan

mengenai cara-cara pengelompokkan (kategorisasi) apabila diperlukan pemisahan

subjek ke dalam kelompok diagnosis yang berbeda. Berikut adalah salah satu cara

kategorisasi subjek secara normatif dengan memanfaatkan statistik deskriptif guna

interpretasi terhadap skor skala:

1. Kategorisasi berdasarkan model distribusi normal

Menurut Azwar (2010:106) kategori ini didasari oleh suatu asumsi bahwa skor

subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam

populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara

normal. Sebagaimana diketahui, suatu distribusi normal terbagi atas enam

bagian atau enam satuan satuan deviasi standar. Tiga bagian berada di sebelah

kiri mean (bertanda negative) dan tiga bagian berada di sebelah kanan mean

(bertanda positif). Terdapat dua macam ketegori yang masuk dalam ketgori

ini, yaitu:

a. Kategorisasi jenjang (ordinal)

Menurut Azwar (2010:107) tujuan dari kategorisasi ini adalah

menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara

berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur.

STIKOM

(40)

Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi, dari paling

jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas, dan

semacamnya. Banyaknya jenjang kategori diagnosis yang akan dibuat

biasanya tidak lebih dari lima jenjang tapi juga tidak kurang dari tiga

jenjang. Mengelompokkan individu-individu ke dalam hanya dalam dua

jenjang diagnosis menjadi, misalnya, “semangat kerja rendah” dan “semangat kerja tinggi” selain kurang efesien juga akan menghadapi

resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-skor yang terletak di sekitar

mean kelompok.

Langkah-langkah dalam penentuan kategorisasi berdasarkan jejang

(ordinal) menurut azwar (2003:107) adalah sebagai berikut:

i. Menentukan data statistik secara deskriptif berupa rentang minimum

(Xmin), rentang maksimum (Xmaks), luas jarak sebaran, mean teoritis

(μ) dan deviasi standar (σ).

ii. Menghitung data statistik secara deskriptif sebagai berikut:

Xmin = banyaknya pertanyaan * nilai minimum (2.1)

Xmaks = banyaknya pertanyaan * nilai maksimum (2.2)

Luas jarak sebaran = Xmaks - Xmin (2.3)

σ = luas jarak sebaran / 6 (2.4)

μ = banyaknya pertanyaan * banyak kategori (2.5)

iii. Menghitung p dengan menggunakan tabel distribusi normal, terlebih

dahulu menentukan Zmin dan Zmaks dengan rumus:

Zmin = (Xmin–μ) / σ (2.6)

Zmaks = (Xmaks–μ) / σ (2.7)

STIKOM

(41)

iv. Memilih p dengan nilai maksimal sehingga dapat ditemukan rentang

skala prioritas dengan 3 kategori, yaitu:

X < (μ –( p * σ)) kategori kurang (2.8)

(μ –(p * σ)) ≤ X < (μ + (p * σ)) kategori sedang (2.9)

(μ + (p * σ)) ≤ X kategori baik (2.10)

b. Kategorisasi bukan jenjang (nominal)

Menurut Azwar (2010:110) tujuan dari kategorisasi ini adalah

menempatkan individu dalam kelompok-kelompok diagnosis yang tidak

memiliki makna “lebih” dan “kurang” atau “tinggi” dan “rendah”.

Biasanya, karena kategori yang yang dikehendaki itu adalah kategori

nominal maka tidak terletak pada suatu kontinum. Artinya, sebagai contoh

kita tidak dapat mengatakan bahwa kalau skor pola asuh rendah berarti

pola asuhnya tipe “bebas” dan kalau skornya lebih tinggi menjadi tipe

“demokratis” dan kalau skornya sangat tinggi menjadi pola asuh tipe “otoriter”.

Dalam konstrak teoritisnya, kategori seperti ini merupakan

dimensi-dimensi yang terpisah. Dalam skala, masing-masing diungkapkan oleh

aspek atau subskala yang berbeda isinya. Dalam kategori ini terdapat dua

komponen yaitu komponen internal dan komponen eksternal yang

merupakan item-item yang dimiliki oleh komponen internal. Cara

penyelesaian kategorisasi bukan jenjang adalah sebagai berikut:

Menentukan komponen internal dan eksternal.

a. Menghitung skor pada masing-masing komponen, dengan:

i. Internal: Xint = (∑Xint) / nint

STIKOM

(42)

ii. Eksternal: Xeks= (∑Xeks) / neks

b. Menghitung skor mentah sebagai dasar kategorisasi, yang memiliki

komponen rata-rata mean (M) dan deviasi standar (S), dengan:

i. Internal: Zint = (Xint - Mint) / Sint

ii. Eksternal: Zeks = (Xeks – Meks) / Seks

c. Harga Z minimal adalah 0,5 sebagai cirri adanya kecenderungan arah

kendali yang berarti.

2. Kategori berdasarkan signifikan perbedaan

Cara kategorisasi yang kedua adalah dengan menguji signifikansi perbedaan

antara mean skor empiris atau mean simple (M) dan mean skor teoritis atau

mean populasi (μ). Cara ini bertujuan untuk kategorisasi individu ke dalam

jenjang-jenjang rendah, sedang, dan tinggi namun tidak mengasumsikan

distribusi populasi yang normal. Aplikasinya terutama apabila jumlah individu

dalam kelompok yang hendak didaignosis tidak begitu besar (Azwar,

2010:114).

Dengan menggunakan cara ini, tidak ditentukan terlebih dahulu kriteria

kategorisasinya melainkan ditetapkan interval skor yang mencakup kategori

tengah atau kategori sedang. Untuk itu perlu dihitung suatu interval

batas-bawah dan batas-atas skor-skor yang berbeda secara signifikan dari harga

mean populasi, menurut tingkat kepercayaan yang diinginkan. Hal ini dilakukan dngan rumus interval:

μ – t(α / 2,n-1)(S / √n) ≤ X ≤ μ + t(α / 2,n-1)(S / √n)

μ adalah mean teoritis pada skala.

STIKOM

(43)

t(α / 2,n-1) adalah harga kritis pada taraf signifikan α / 2 dan derajat kebebasan

n-1.

S adalah deviasi standar skor.

n adalah banyaknya subjek.

Interval ini merupakan skor yang digolongkan sebagai kategori tengah atau

sedang taraf signifikasi sebesar α atau taraf kepercayaan sebesar (1 –α). Skor

yang lebih besar daripada bata=batas interval akan diinterpretasikan sebagai

tinggi dan skor yang lebih kecil daripada batas-bawah interval

diinterpretasikan sebagai rendah.

STIKOM

(44)

26

3.1Analisis Sistem

Penilaian kinerja termasuk hal yang baru di PT. Merpati Wahana Taksi

sehingga penilaian yang dilakukan Driver Management selaku pihak penilai

hanya memprioritaskan pada rata-rata produktifitas dari masing-masing sopir

taksi, yang perhitungannya masih dilakukan secara manual karena masih belum

terintegrasinya seluruh data yang digunakan dalam perhitungan produkifitas.

Selain produktifitas juga terdapat empat kriteria tambahan dengan poin yang

berbeda-beda yaitu: kehadiran lebih dari 17 kali dalam sebulan (1 poin),

mengembalikan barang yang tertinggal (5 poin), menunggu perbaikan mobil di

bengkel (1 poin), dan beroperasi ditanggal merah (1 poin). Poin-poin yang didapat

para sopir di sini nantinya akan ditambahkan ke dalam rata-rata produktifitas yang

hasilnya akan digunakan sebagai hasil akhir penilaian. Dengan lebih fokus pada

produktifitas maka apa yang dilakukan oleh PT. Merpati Wahana Taksi masih

belum mewakili penilaian kinerja sebenarnya, karena dilihat dari apa yang ada di

perusahaan standar minimum penilaian yang masih kurang membuat penilaian

lebih berfokus pada perhitungan produktifitas tanpa ada standar minimum dari

produktifitas tersebut sehingga informasi yang dihasilkan masih belum mampu

menjelaskan seberapa baik kinerja dari seorang karyawan karena masih adanya

aspek yang diabaikan dari sebuah penilaian kinerja. Selain itu di PT. Merpati

Wahana Taksi, dalam melakukan penilaian seorang Driver Management harus

terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penilaian karena

STIKOM

(45)

belum adanya suatu aplikasi penilaian kinerja yang mampu untuk

mengintegrasikan seluruh data tersebut, ini mengakibatkan proses penilaian

kinerja tersebut membutuhkan waktu yang lama.

Dari penjelasan masalah di atas maka perlu dilakukan perbaikan agar

penilaian kinerja berjalan sebagaimana seharusnya dengan menambah aspek

penilaian agar tidak hanya berfokus pada produktifitas saja, dengan pemberian

nilai berupa angka (1,2,3,4,5) atau peringkat verbal mulai dari ‘sangat tidak baik’

sampai ‘sangat baik’ (Mathis dan Jackson, 2009:381) pada setiap standar

penilaian, sehingga apa saja yang telah dilakukan oleh karyawan akan

mendapatkan umpan balik yang berbeda-beda tergantung dengan pencapaian

mereka. Serta mengintegrasikan seluruh data yang dibutuhkan dalam penilaian

agar proses penilaian kinerja tidak memakan waktu yang lama. Untuk analisis

perhitungan dalam sistem ini nantinya menggunakan Metode Scoring System.

Dengan sistem penilaian kinerja yang baik maka hasil dari penilaian pun akan

lebih membantu perusahaan untuk memberikan umpan balik seperti reward

ataupun punishment, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sopir taksi secara

individual.

3.2Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak 3.2.1 Fungsional Perangkat Lunak

Fungsional perangkat lunak pada sistem informasi ini adalah:

a. Maintenance data master pendukung penilaian, proses penginputan data-data yang akan digunakan dalam proses penilaian kinerja. Data tersebut meliputi:

data sopir taksi, data jenis mobil, data unit mobil, data kriteria, data item, data

STIKOM

(46)

kehadiran, data pendapatan, data komplain pelanggan, dan data kasus

pelanggaran.

b. Penilaian Kinerja, proses yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik

kinerja dari masing–masing sopir taksi dengan melihat data-data yang

tersimpan di dalam database yaitu data kehadiran, data pendapatan, data

komplain pelanggan, dan data kasus pelanggaran. Yang nantinya data tersebut

akan menjadi kriteria dalam penilaian kinerja.

c. Laporan, proses pembuatan laporan dari hasil penilaian kinerja.

3.2.2 Karakteristik Pengguna

Sistem informasi penilaian kinerja dengan Metode Scoring System ini

dibuat untuk digunakan oleh bagian Driver Management yang bertugas untuk

menilai kinerja masing-masing sopir taksi di setiap periodenya. Untuk data-data

yang menjadi kriteria penilaian akan diinputkan oleh bagian traffic control untuk

data kehadiran, bagian operator untuk data komplain pelanggan, bagian kasir

untuk data pendapatan, dan Driver Management untuk data kasus pelanggaran.

3.2.3 Batasan Perangkat Lunak

Batasan untuk perangkat lunak yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Kriteria yang digunakan adalah yang mempunyai data di dalam database agar

penilaian dapat dilakukan secara otomatis kepada seluruh sopir taksi.

2. Perangkat lunak dikembangkan secara client-server berbasis web service.

3.2.4 Kegunaan Perangkat Lunak

Sistem informasi penilaian kinerja sopir taksi dibuat untuk

memudahkan Driver Management dalam melakukan penilaian kinerja dengan

STIKOM

(47)

standar-standar minimum penilaian yang lebih baik sehingga mampu

menghasilkan informasi yang mampu menjelaskan seberapa baik kinerja dari

masing-masing sopir taksi. Serta aplikasi ini mampu untuk mengintegrasikan

seluruh data yang sehingga otomasi penilaian kinerja dapat bekerja dengan baik

sehingga proses penilaian tidak memakan waktu yang lama.

3.2.5 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras

Kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem

informasi ini adalah sebagai berikut:

a. Komputer Server

1. OS: Microsoft Windows Server 2008 (32-bit)

2. Sistem Database: Microsoft SQL Server 2005 Standart Edition

3. Intel Xeon dual core 2.66GHz 8MB L2 Cache

4. ASUS/Gigabyte Motherboard

5. RAM DDR2 1Gb

6. Dual Gigabit Ethernet

7. Integrated Hardware RAID

8. 320Gb Seagate/Samsung SATA/IDE

9. Monitor 15’’

10.Mouse

b. Komputer Client

1. OS: Microsoft Windows 7 Home Basic (32-bit)

2. Intel core 2 duo CPU 2.4GHz

3. ASUS/Gigabyte Motherboard

4. RAM DDR2 512Mb

STIKOM

(48)

5. Dual Gigabit Ethernet

6. Integrated Hardware RAID

7. 160Gb Seagate/Samsung SATA/IDE

8. Monitor 15’’

9. Mouse

10.Printer

3.2.6 Perancangan Arsitektur Jaringan

Desain arsitektur jaringan yang digunakan adalah berupa jaringan

client-server. Terdapat 5 komputer client pada jaringan ini yaitu yang terdapat di

bagian Driver Management, Operator, AMU, Traffic Control, dan Kasir. Server

sebagai penyedia layan

Gambar

Tabel 3.8 Tabel Kehadiran ..................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Aplikasi Pengemudi M. Sholihuddin Secara   Kriteria ................................................
Gambar 2.1 Siklus informasi (Hartono, 1999:9)
Gambar 3.4. Document Flow Penentuan Item Penilaian dan Jawaban
+7

Referensi

Dokumen terkait

Never shall I forget that night, the first night in camp, that turned my life into one long night seven times sealed.. Never shall I forget

 Buatlah perintah untuk menampilkan semua data pada tebel Barang Perhatikan tampilan berikut:.  Buatlah perintah untuk menampilkan nama_barang dan stok_barang pada tebel

memiliki bawahan, tetapi pemimpin adalah Dalam suatu organisasi para orang yang memiliki pengikut. Ketika sampai pemimpin dapat mempengaruhi moral, pada saatnya

Päästöoikeuksien voimassaoloajassa on vielä kuitenkin huomioitava Päästökauppadirektiivin 12 artiklan 3 kohta, jossa säädetään seuraavasti: ”Jäsenvaltioiden on

Seluruh surah dalam al-Qur’an dan bahkan al-Quran sendiri sesungguhnya mengarahkan manusia kepada tataran keesaan Allah swt, bukan menuntut dan mengarahkan manusia

Dosen pembimbing mahasiswa PPL di SD Negeri Randugunting 2 Kota Tegal sangatlah berkualitas, hal ini dibuktikan dengan seringnya beliau datang ke SD untuk menilai

Seperti yang kita sudah ketahui, di dalam sejarah perjalanan hidup nabi, terkhusus dalam bidang dakwah dan Islamisasi pada masanya, umumnya terbagi kepada dua fase, yaitu fase

Ketika konsumen merasakan kepuasan maka konsumen akan melakukan pembelian ulang (repeat order) sehingga nantinya loyalitas konsumen dapat terbentuk. Peningkatan kualitas