PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN DAN KOMPLEKSITAS PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
(Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015)
THE INFLUENCE OF CORPORATE PERFORMANCE AND REPORTING COMPLEXITY ON TIMELINESS OF FINANCIAL
STATEMENTS
(Study On The Company Listed On The Indonesian Stock Exchange in 2015)
Disusun Oleh :
DIKOLA SAMBANG TRIAJI 20130420141
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Tahun 2015)
THE INFLUENCE OF CORPORATE PERFORMANCE AND REPORTING COMPLEXITY ON TIMELINESS OF FINANCIAL
STATEMENTS
(Study On The Company Listed On The Indonesian Stock Exchange in 2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
DIKOLA SAMBANG TRIAJI 20130420141
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ii
PERNYATAAN Dengan ini saya,
Nama : Dikola Sambang Triaji
Nomor Mahasiswa : 20130420141
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN DAN KOMPLEKSITAS PELAPORAN KEUANGAN
TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN
KEUANGAN (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain
maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 27 Maret 2017
iii
Sesuatu yang dilakukan akan memberikan dampak dari apa yang dilakukan, maka dari itu lakukanlah sesuatu dengan kecintaan, kesenangan, kegembiraan,
keikhlasan, dan sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan As-Sunnah.
Hidup itu pilihan, setiap pilihan yang diterima harus dipikirkan dengan matang dan jelas. Sehingga hasil yang didapatkan dapat disyukuri dan memberikan
iv Persembahan
Bismillahirrohmanirrohim,
Rasa syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas karunia yang telah
diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, serta shalawat dan salam kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW. Saya persembahkan skripsi ini untuk....
1. Kedua orangtua saya, bapak H. Sawon Subandiyo dan ibu Hj. Kartinah.
Terima kasih telah memberikan kasih sayang, tenaga, dukungan, dan doa
yang selalu dipanjatkan kepada saya, serta pengorbanan dalam bentuk apapun
baik moral maupun materiil.
2. Mbak ku alm. Hj. Dian Prastika dan mas Dimas Kresna. Terima kasih telah
memberikan nasihat, menemani saat duka maupun suka, telah memberikan
kasih sayang, dukungan, doa, serta pengorbanan dalam bentuk moral maupun
materiil.
3. Dosen Pembimbingku Ibu Dr. Harjanti Widiastuti, M.Si., Akt., yang telah
memberikan bimbingan, memberikan nasihat dengan sabar, memberikan
waktu untuk membalas semua pesan saya, dan memberikan masukan yang
sangat baik selama penyusunan skripsi ini.
4. Keponakanku Muhammad Yudhatama Oktavian. Terima kasih selalu
mengingatkan untuk cepat menyelesaikan proses belajar di perkuliahan.
5. Teman-teman Plat Merah (PM), terima kasih selama 9 tahun lebih selalu ada
baik suka maupun duka, selalu memberikan dukungan, masukan, serta kritik
v beberapa tahun ini.
8. Anak Rantau Pontianak Jogja. Terima kasih telah memberikan pengalaman
yang luar biasa selama berada di Yogyakarta, dan selalu ada baik suka
maupun duka.
9. Selalu On Crew. Terima kasih telah menjadi sahabat dan teman kuliah yang sangat baik, menemani saat suka maupun duka, memberikan dukungan,
memberikan masukan mengenai skripsi saya.
10. Uray Fitria Rizki, Gusti Andre, Aisfaris, Agung Gumilar, Zania Nissa, Siti
Widyastuti, Sudiya Trilidarsa, dan Miftahul Khair. Terima kasih telah
menjadi teman perantauan yang sangat baik, dan selalu memberikan
vi INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja perusahaan
dan kompleksitas pelaporan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan dengan menambahkan variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subjek dalam penelitian
ini adalah laporan keuangan pada tahun 2015 yang diterbitkan oleh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini data yang
digunakan sebagai sampel sebanyak 183 laporan keuangan perusahaan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
profitabilitas dan kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Variabel leverage, instrumen keuangan, hedge activities, dan goodwill diperoleh hasil bahwa tidak berpengaruh
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
vii
variables are firm size in companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI). The subject in this study was financial statements. In this study, sample of 183 corporate financial statements were selected using purposive sampling. Analysis tool used in this study is the Multiple Linear Regression Analysis.
Based on the analysis that have been made results are profitability, and complexity of operations company affect on timeliness of financial statements. variable leverage, financial instruments, hedge activities, and goodwill didn’t affect on the timeliness of financial statements.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia
dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja dan
Kompleksitas Pelaporan Keuangan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat
memberikan informasi baik itu untuk manfaat praktis maupun manfaat teoritis.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis
menyelesaikan studi.
2. Dosen pengajar prodi Akuntansi yang telah memberikan pengetahuan,
masukan, serta motivasi sehingga penulis dapat menambah pengetahuan yang
selama ini belum diketahui penulis.
3. Ibu Harjanti Widyastuti, M.Si., Akt. yang dengan penuh kesabaran dan
keihklasan dalam memberikan masukan dan bimbingan selama proses
ix
yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam
proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.
Sebagai kata akhir, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik,
saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk
kedalaman karya tulis dengan topik ini.
Yogyakarta, 27 Maret 2017
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ... v
INTISARI ... viii
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah ... 6
5. Kompleksitas Pelaporan ... 15
6. Ukuran Perusahaan ... 18
B. Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 19
C. Model Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN... 26
A. Obyek/Subjek Penelitian ... 26
xi
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 35
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 36
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)... 43
D. Pembahasan (Interpretasi) ... 50
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 57
A. Simpulan... 57
B. Saran ... 57
C. Keterbatasan Penelitian ... 58
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
4.1. Ringkasan Prosedur Pengambilan Sampel ... 36
4.2. Tabel Statistik Deskriptif ... 37
4.3. Tabel Statistik Deskriptif Variabel Dummy ... 39
4.4. Tabel Hasil Uji Normalitas ... 40
4.5. Tabel Hasil Uji Autokorelasi ... 41
4.6. Tabel Hasil Uji Multikolinearitas... 42
4.7. Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas ... 43
4.8. Hasil Pengujian Analisis Regresi Berganda ... 44
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of corporate performances and reporting complexity on timeliness of financial statements by adding control variables are firm size in companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI). The subject in this study was financial statements. In this study, sample of 183 corporate financial statements were selected using purposive sampling. Analysis tool used in this study is the Multiple Linear Regression Analysis.
Based on the analysis that have been made results are profitability, and complexity of operations company affect on timeliness of financial statements. variable leverage, financial instruments, hedge activities, and goodwill didn’t affect on the timeliness of financial statements.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan merupakan dokumen bisnis yang digunakan perusahaan
untuk melaporkan hasil aktivitasnya kepada berbagai kelompok pemakai (Harrison
et al., 2011). Kelompok pemakai laporan keuangan terdiri dari investor, kreditor, manajer, dan agen regulator. Laporan Keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) sudah menerapkan International Financial Reporting Standard (IFRS), dimana kebijakan ini berfokus pada laporan keuangan yang bertujuan umum (general purpose financial statements). Dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) no.1 (Revisi 2013) yang diterbitkan oleh Dewan
Standar Akuntansi (DSAK) disebutkan bahwa tujuan disusunnya laporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
pengguna laporan. Selain itu, juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya manusia.
Laporan keuangan suatu perusahaan harus memiliki karakteristik kualitatif
untuk menggambarkan pos-pos yang digunakan sehingga dapat memberikan
informasi yang bermanfaat. Karakteristik kualitatif yang utama dalam laporan
keuangan, yaitu mudah dipahami, memiliki tingkat relevansi yang tinggi, tingkat
reliabilitas yang tinggi, dan komparabilitas (Harrison et al., 2011). Suatu perusahaan dalam memberikan informasi melalui laporan keuangan masih
dengan ketepatan waktu (Harrison et al., 2011). Ketepatan waktu adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum
informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan
(Suwardjono, 2013). Ketepatan waktu sangat dibutuhkan para pengguna laporan
keuangan dalam mengambil keputusan sehingga informasi tersebut menjadi relevan
terhadap kebutuhan mereka (Harrison et al., 2011).
Dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) juga mengeluarkan Peraturan Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Badan
Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011
tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.
Peraturan tersebut berisi tentang batas paling lambat penyampaian laporan
keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) serta pengumuman dan/ atau pemuatan dalam Situs Web
Emiten atau Perusahaan Publik atas laporan keuangan tahunan yang disertai dengan
laporan Akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan adalah pada akhir bulan
ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan, dimana dapat dijelaskan bahwa
setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib melaporkan
laporan keuangan dengan rentan waktu selama 90 hari, dimulai dari perusahaan
melakukan tutup buku tahunan.
Laporan keuangan tahunan yang disampaikan oleh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada pemakai merupakan laporan
keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan yang berada di bawah kendali
3
Selain itu, jika perusahaan terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan, maka perusahaan
tersebut akan dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Meskipun sudah ada peraturan yang mengatur, tetapi masih ada saja
perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan. Pada tahun
2015 ada sebanyak 52 emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan
perusahaan tahun 2014, dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi)
sebanyak 547 emiten (Nunik, 2015). Dengan demikian masih menarik untuk diteliti
faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan
keuangan.
Beberapa variabel yang diduga mempengaruhi ketepatan waktu dalam
penyampaian laporan keuangan yaitu kinerja perusahaan dan kompleksitas
pelaporan keuangan. Kinerja perusahaan merupakan tolak ukur dari aktivitas
perusahaan selama satu periode. Semakin baik kinerjanya maka perusahaan akan
cenderung untuk menyampaikan laporan keuangan lebih tepat waktu. Kinerja suatu
perusahaan dapat diukur melalui rasio keuangan. Penelitian ini mengukur
menggunakan rasio keuangan seperti profitabilitas dan leverage. Perusahaan yang
mendapatkan profitabilitas dan leverage yang tinggi akan berpengaruh terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Rasio profitabilitas yang
tinggi berdampak pada perusahaan untuk memberikan sinyal yang baik, sementara
rasio leverage yang tinggi akan memberikan sinyal yang buruk bagi para pengguna
laporan keuangan untuk mengambil suatu keputusan ekonomi. Penelitian
terhadap ketepatan waktu (Owusu-Ansah, 2000, Sulistyo, 2011, Marathani, 2013,
dan Andini, 2016), sedangkan beberapa penelitian yang menemukan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ketepatan
waktu (Mustafa, 2011, Kadir, 2011, Irawan, 2012, Toding dan Wirakusuma, 2013).
Penitian sebelumnya menemukan variabel leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Marathani,
2013), sedangkan penelitian yang memberikan hasil sebaliknya (Mustafa, 2011,
Kadir, 2011, Toding dan Wirakusuma, 2013).
Menurut Ojala et.al (2010), kompleksitas dalam ketepatan waktu pelaporan
keuangan dapat dilihat melalui diversifikasi, goodwill, instrumen keuangan, dan hedging activities. Diversifikasi dapat dilihat melalui kompleksitas operasi perusahaan, dimana kompleksitas operasi perusahaan dapat diukur dari berapa
banyak perusahaan memiliki cabang atau anak perusahaan. Jika suatu perusahaan
memiliki cabang atau anak perusahaan yang cukup banyak maka akan
mempengaruhi ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan. Sulistyo
(2010) menemukan bahwa diversifikasi berpengaruh positif terhadap ketepatan
waktu sedangkan Mustafa (2011) memberikan hasil yang sebaliknya. Instrumen
keuangan berkaitan dengan aset yang diperdagangkan suatu entitas. Akun aset yang
diperdagangkan dalam pengukurannya menggunakan pengukuran nilai wajar.
Keuntungan dan kerugian dari pengukuran tersebut akan dilaporkan pada laporan
keuangan dalam laporan laba rugi yang akan menunjukkan pendapatan bersih
5
Goodwill mencerminkan nilai ekonomis nyata suatu perusahaan. Goodwill dapat dikatakan sebagai nama dagang yang memerlukan pengembangan dan
pemeliharaan yang mahal, sehingga dalam menganalisisnya diperlukan
kehati-hatian agar laba yang diperoleh tidak menurun dan tidak akan terjadi penghapusan
pada goodwill. Hal inilah yang akan berdampak pada penyampaian laporan keuangan, dikhawatirkan perusahaan tidak dapat menyampaikan laporan
keuangannya tepat waktu dan dapat memberikan sinyal yang buruk.
Hedge Activities merupakan kontrak yang bertujuan untuk melindungi perusahaan dari risiko pasar (Subramanyam, K.R dan Wild, J.J., 2010). Suatu
perusahaan harus melakukan hedge activities secara efektif, agar dampaknya berpengaruh secara signifikan pada perolehan laba dan ekuitas pemegang saham.
sehingga perusahaan akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
menyampaikan laporan keuangan dan dapat memberikan sinyal yang buruk bagi
para pengguna.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ojala et.al (2010) yang menggunakan kompleksitas pelaporan sebagai variabel independen terhadap
lead-time pelaporan keuangan dengan sampel yang digunakan pada perusahaan di
Amerika Serikat periode 2000-2009. Penelitian ini mengadopsi variabel dari
penelitian Ojala et.al (2010) yaitu pada variabel instrumen keuangan, hedge activities, goodwill, dan kompleksitas operasi perusahaan. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada sampel yang digunakan, dan adanya penambahan
variabel yaitu variabel profitabilitas dan variabel leverage untuk melihat pengaruh
Berdasarkan paparan penelitian diatas, maka penulis membuat penelitian
dengan judul “Pengaruh Kinerja Perusahaan dan Kompleksitas Pelaporan
Keuangan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015)”.
B. BATASAN MASALAH
Kinerja perusahaan yang diduga berpengaruh pada ketepatan waktu dalam
penyampaian laporan keuangan dalam penelitian ini meliputi: profitabilitas dan leverage. Kompleksitas pelaporan yang diduga berpengaruh pada ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan dalam penelitian ini meliputi: hedge activities, goodwill, instrumen keuangan, dan kompleksitas operasi perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan?
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan?
3. Apakah instrumen keuangan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan?
4. Apakah hedge activities berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan?
7
6. Apakah kompleksitas operasi berpengaruh terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan?
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk, antara lain:
1. Menguji dan memperoleh bukti empiris ada atau tidaknya profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
2. Menguji dan memperoleh bukti empiris ada atau tidaknya leverage
berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
3. Menguji dan memperoleh bukti empiris ada atau tidaknya instrumen
keuangan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan.
4. Menguji dan memperoleh bukti empiris ada atau tidaknya hedge activities
berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
5. Menguji dan memperoleh bukti empiris ada atau tidaknya goodwill
berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
6. Menguji dan memperoleh bukti empiris ada atau tidaknya kompleksitas
operasi berpengaruh terhadap ketepatan waktu.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis maupun teoritis.
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap
keuangan. Selain itu juga, penelitian ini belum banyak dilakukan di Indonesia
terutama pada variabel independen yang digunakan seperti hedge activities, goodwill, dan instrumen keuangan. Hasil dari penelitian juga dapat digunakan sebagai referensi bagi riset berikutnya yang berkaitan dengan ketepatan waktu
dalam penyampaian laporan keuangan.
2) Manfaat Praktis a. Bagi Investor
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi dan
sebagai bahan pertimbangan atau sebagai salah satu dasar dalam melakukan
pengambilan keputusan berinvestasi.
b. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk
pengembangan dalam pembuatan kebijakan-kebijakan ataupun peraturan
mengenai ketepatan waktu pelaporan.
c. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi
perusahaan dalam melakukan kebijakan tahun depan agar dapat melakukan
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
LANDASAN TEORI
1. Teori Agensi
Teori agensi dibahas dalam pembelajaran pada bidang akuntansi, bidang
ekonomi, bidang manajemen, bidang keuangan, bidang pemasaran, serta bidang
sosiologi. Teori agensi merupakan hubungan suatu badan/organisasi, dimana
prinsipal (stakeholders) memberikan pekerjaan kepada agen (manajer) dalam suatu
ikatan kontrak untuk melakukan jasa atas nama prinsipal dalam pengambilan
keputusan bagi aktivitas prinsipal (Jensen & Meckling, 1976). Masalah dalam teori
keagenan muncul ketika terjadi konflik antara prinsipal dan agen yang disebabkan
oleh perbedaan tujuan atau keinginan serta pengambilan sikap dalam mengatasi
risiko yang terjadi. Pada masalah tersebut seringkali prinsipal tidak dapat menilai
apakah agen bertindak tepat dalam pengambilan keputusan. Agen biasanya selalu
bertindak dalam pengambilan keputusan dengan tujuan untuk memenuhi
kepentingan pribadi dan psikologinya, tetapi dari sisi prinsipal menginginkan hasil
dari tindakan yang dibuat manajer akan menghasilkan keuntungan perusahaan yang
besar pada tutup buku tahunan sehingga akan menguntungkan prinsipal dalam
pembagian dividen. Menurut Jensen dalam Eishenhardt (1989) ada dua teori untuk
a. Positivist agency theory
Positivist agency theory memfokuskan pada identifikasi situasi dimana prinsipal dan agen cenderung memiliki konflik pada tujuan dan mekanisme
pemerintah yang membatasi agen dalam mengambil suatu tindakan untuk
kepentingan pribadi. Masalah ini terjadi pada kasus perusahaan publik yang
terjadi antara stakeholder dan manajer.
b. Principal agency research
Principal agency research sebuah teori yang menggambarkan mengenai hubungan antara pemilik dengan karyawan, pengacara dengan
klien, pembeli dengan pemasok, serta hubungan pada lembaga lain. Teori
ini fokus dalam menentukan kontrak dan perilaku terhadap hasil.
Teori agensi dalam melakukan pengelolaan informasi sering menganggap
bahwa rasional individu dan informasi yang didistribusikan terjadi asimetri pada
seluruh organisasi (Eisenhardt, 1989). Penyebab konflik yang sering terjadi antara
prinsipal dengan agen, dimana prinsipal menganggap bahwa agen lebih banyak
memiliki informasi suatu perusahaan dibandingkan dengan prinsipal yang
memunculkan adanya asimetri informasi , sehingga dalam menyampaikan laporan
keuangan prinsipal sering menganggap bahwa informasi yang disampaikan oleh
agen tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada perusahaan.
Hubungan teori agensi dengan ketepatan waktu adalah manajer bertindak
sebagai agen yang bertujuan untuk mengambil suatu keputusan yang dapat
menguntungkan perusahaan. Manajer melaporkan hasil kinerjanya kepada
11
sarana dalam memberikan informasi yang tepat sehingga stakeholder dapat memberikan suatu keputusan ekonomi yang akan berdampak pada manajer serta
aktivitas perusahaan di periode selanjutnya. Jika suatu laporan keuangan tidak
sesuai dengan tujuan atau keinginan dari stakeholder maka manajer akan cenderung
untuk terlambat dalam melaporkan ataupun menyampaikan laporan keuangan
sampai laporan tersebut sesuai dengan tujuan dari stakeholder. Hal inilah yang nantinya akan berdampak pada posisi manajer di perusahaan tersebut, aktivitas
perusahaan di periode selanjutnya, serta tingkat relevansi suatu informasi yang
terdapat dalam laporan tersebut.
2. Teori Signal
Setiap perusahaan akan menyampaikan laporan keuangannya sebagai
bentuk pertanggungjawaban perusahaan dalam menyampaikan hasil dari
aktivitasnya selama satu periode dalam bentuk laporan keuangan tahunan. Laporan
keuangan akan sangat penting bagi para stakeholder untuk mengambil suatu keputusan ekonomi yang tepat bagi perusahaan. Spence dalam Connely (2011)
menyatakan bahwa teori signal pada dasarnya untuk mengurangi asimetri informasi
yang berkaitan dengan dua aktor utama antara pemberi sinyal (perusahaan) dengan
penerima sinyal (stakeholder). Perusahaan sebagai pemberi sinyal akan
memberikan sinyal dalam bentuk positif yang nantinya akan memberikan dampak
bagi penerima sinyal maupun terhadap lingkungan pada sinyal tersebut. Penerima
sinyal (stakeholder) merupakan orang yang mendapatkan informasi tentang
Hubungan teori signal dengan ketepatan waktu adalah akurasi dan ketepatan
waktu perusahaan yang akan menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada
publik yang merupakan sinyal dari perusahaan tentang adanya informasi yang
bermanfaat mengenai produk dan jasa perusahaan dalam pengambilan keputusan
oleh stakeholder. Perusahaan yang memberikan hasil kinerja perusahaan yang cukup baik akan cenderung untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu,
sehingga akan memberikan sinyal yang positif bagi para stakeholder dalam mengambil keputusan ekonomi yang akan berdampak pada aktivitas perusahaan
pada periode selanjutnya.
3. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan
pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk
mempengaruhi keputusan (Suwardjono, 2013). Ketepatan waktu sangat dibutuhkan
para pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan sehingga informasi
tersebut menjadi relevan terhadap kebutuhan mereka (Harrison et al., 2011). Jika suatu perusahaan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan maka
akan menjadikan laporan keuangan tersebut tidak mempunyai nilai lagi dan akan
berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan di periode mendatang.
Dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) juga mengeluarkan Peraturan Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Badan
Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Nomor: KEP-346/BL/2011 tentang
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, dimana
13
pengumuman dan/ atau pemuatan dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik
atas laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan akuntan dalam rangka
audit atas laporan keuangan adalah pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tahunan. Peraturan ini menjelaskan bahwa setiap perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan keuangan
dengan rentan waktu selama 90 hari, dimulai dari perusahaan melakukan tutup buku
tahunan. Laporan keuangan tahunan yang disampaikan oleh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada pemakai merupakan laporan
keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan yang berada dibawah kendali
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
4. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan laporan keuangan
yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh suatu entitas. Kinerja keuangan digunakan
untuk mengetahui mengenai aktivitas yang telah dilakukan oleh suatu entitas
selama satu periode. Kinerja keuangan dapat di analisis dengan menggunakan
banyak pengukuran, tetapi dalam penelitian ini pengukuran kinerja keuangan
dengan menggunakan analisis rasio. Pada penelitian ini menggunakan analisis rasio
profitabilitas dan rasio leverage. a. Profitabilitas
Profitabilitas merujuk kepada kemampuan bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan selama satu periode (Subramanyam, K.R
selama satu periode. Profitabilitas juga dapat dikatakan sebagai salah satu indikator dalam keberhasilan suatu entitas untuk mendapatkan keuntungan.
Analisis pada profitabilitas berfokus pada sumber daya yang dimiliki perusahaan dan tingkat dari profitabilitasnya, selain itu juga untuk mengidentifikasi dan mengukur dampak yang dapat dikatakan sebagai
pemicu. Jika suatu perusahaan memiliki rasio profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan tersebut akan cenderung untuk menyampaikan laporan
keuangannya tepat waktu sehingga informasi yang diberikan memiliki nilai.
b. Leverage
Leverage dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Subramanyam, K.R dan Wild,
J.J, 2010). Rasio leverage merupakan rasio yang memperlihatkan tingkat aktivitas suatu entitas yang dibiayai dari penggunaan kewajiban jangka
panjangnya. Leverage sangat berpengaruh dalam pemberian informasi dan
pengambilan keputusan bagi para pengguna laporan keuangan terutama
untuk kreditor. Jika suatu perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi,
maka perusahaan tersebut akan melakukan penyampaian laporan keuangan
tidak tepat waktu karena manajer akan cenderung menahan agar rasio
leverage sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 5. Kompleksitas Pelaporan
Laporan keuangan suatu perusahan harus memiliki isi yang relevan,
transparan, dan akuntanbel agar para pembaca mendapatkan informasi dengan
15
memiliki transaksi-transaksi yang sangat kompleks karena transaksi-transaksi
tersebut saling berkaitan ataupun berhubungan bagi setiap akun-akun yang ada pada
laporan keuangan. Pada penelitian ini, peneliti bermaksud untuk melihat
kompleksitas pelaporan dari beberapa akun yang terdapat pada laporan keuangan
yang berkaitan dengan penyampaian laporan keuangan. Pada penelitian ini
kompleksitas pelaporan yang digunakan adalah instrumen keuangan, hedge activities, goodwill, dan kompleksitas operasi perusahaan.
a. Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan berkaitan dengan aktivitas yang terjadi pada
aset yang diperdagangkan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan
operasi suatu perusahaan. Instrumen keuangan menggunakan nilai wajar
sebagai pengukuran. Pengukuran nilai wajar biasanya menggunakan harga
pasar pada saat tanggal pengukuran sehingga akan mencerminkan kondisi
keuangan ataupun ekonomi sekarang. Instrumen keuangan berkaitan
dengan akitivitas perdagangangan di pasar aktif dan yang tidak
diperdagangkan di pasar aktif.
Pengukuran yang dilakukan akan sangat berbeda untuk yang
diperdagangkan dengan yang tidak. Instrumen keuangan yang
diperdagangkan akan menghasilkan keuntungan ataupun kerugian dari
penjualan yang nantinya akan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan pengukuran nilai wajarnya
mengacu pada transaksi wajar, mengacu pada nilai wajar instrumen lain
yang serupa, dan model penilaian lainnya.
Perusahaan akan mengukur instrumen keuangan dengan sangat
hati-hati agar nilai wajar yang dihasilkan tidak mengganggu pendapatan
perusahaan maupun neraca perusahaan terutama dalam akun aset. Suatu
perusahaan akan cenderung untuk menyampaikan laporan keuangan tidak
tepat waktu dikarenakan membutuhkan waktu dalam mengukur instrumen
keuangan.
b. Hedge Activities
Hedge Activities merupakan kontrak yang bertujuan untuk melindungi perusahaan dari risiko pasar (Subramanyam, K.R dan Wild, J.J,
2010). Risiko pasar biasanya timbul karena profitabilitas pada aktifitas perusahaan sangat sensitif terhadap fluktuasi pada berbagai area seperti
harga komoditas yang biasanya dilakukan menggunakan kontrak masa
depan atau kontrak opsi, tingkat pertukaran mata uang asing, dan tingkat
bunga yang biasanya menggunakan kontrak swap. Ada beberapa kegiatan
derivatif pada lindung nilai yang dipisah menjadi lindung nilai atas nilai
wajar, lindung nilai arus kas, dan lindung nilai valuta asing.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi pada lindung nilai
atas nilai wajar begitu juga aset maupun kewajiban terkait dan juga lindung
nilai atas nilai wajar valuta asing dimasukkan ke dalam laba bersih dan
mempengaruhi profitabilitas saat ini. Keuntungan dan kerugiaan belum
17
komprehensif lainnya, lalu kemudian akan dipindahkan sebagai laba jika
transaksi lengkap.
Suatu perusahaan dalam mengukur hedging activities akan sangat teliti agar hasil yang didapat tidak mempengaruhi pendapatan perusahaan
pada laporan laba rugi maupun aset dan kewajiban pada neraca perusahaan.
Perusahaan akan cenderung untuk menyampaikan laporan keuangannya
tidak tepat waktu karena membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
mengukur hedging activities.
c. Goodwill
Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan dan nilai pasar wajar aset bersih yang diperoleh dalam transaksi pembelian
(Subramanyam, K.R dan Wild, J.J., 2010). Goodwill mencerminkan kelebihan pembayaran karena harapan yang tidak realistis, antusiasme yang
berlebihan, keunggulan yang tidak permanen yang harus diwujudkan dalam
perusahaan, serta mencerminkan nilai nyata suatu perusahaan. Goodwill tidak dapat timbul sendiri oleh perusahaan tetapi harus melalui pembelian
suatu perusahaan yang sedang berjalan. Suatu perusahaan dalam
mengevaluasi goodwill diperlukan ketelitian agar hasil yang didapatkan tidak mempengaruhi neraca perusahaan serta pada operasi aktivitas
perusahaan. Sehingga perusahaan cenderung menyampaikan laporan
keuangannya tidak tepat waktu karena membutuhkan waktu yang lebih lama
d. Kompleksitas Operasi Perusahaan
Kompleksitas operasi perusahaan dapat juga diartikan sebagai
kegiatan yang spesifik dalam operasional perusahaan karena adanya
pendirian cabang baru ataupun pendirian anak usaha (Mustafa, 2011).
Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) biasanya
memiliki anak perusahaan untuk membantu proses produksi produk sampai
dengan produk tersebut terjual agar efisiensi kinerja perusahaan baik dan
waktu dalam pembuatan produk cepat tidak membutuhkan waktu yang
sangat lama. Hal inilah yang dapat menyebabkan setiap transaksi-transaksi
yang terjadi pada perusahaan induk maupun anak perusahaan sangat
spesifik, sehingga dapat menyebabkan perusahaan induk dalam
menyampaikan laporan keuangan konsolidasiannya tidak tepat waktu
karena akan membutuhkan waktu untuk menelusuri setiap
transaksi-transaksi yang terjadi baik dalam induk perusahaan maupun dalam anak
perusahaan.
6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan digambarkan untuk menjelaskan seberapa besar
perusahaan tersebut memiliki aset, kewajiban, liabilitas, serta keuntungan laba yang
didapatkan selama satu periode. Ukuran perusahaan diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, dimana dalam undang-undang tersebut dijelaskan
mengenai ukuran perusahaan yang terbagi menjadi tiga, yaitu perusahaan kecil,
19
B. PENELITIAN TERDAHULU DAN PENURUNAN HIPOTESIS
1. Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Profitabilitas merujuk kepada kemampuan bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan selama satu periode (Subramanyam, K.R dan Wild, J.J,
2010). Profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu tolak ukur kinerja suatu perusahaan yang dilihat oleh para stakeholder. Perusahaan akan berusaha untuk menampilkan rasio profitabilitas dengan sangat baik agar dapat memberikan sinyal
yang baik pada publik. Perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas cukup tinggi
akan mengalami risiko konflik yang relatif kecil, karena infomasi yang diberikan
oleh agen sesuai dengan keinginan dari prinsipal. Profitabilitas yang tinggi dapat memberikan sinyal yang bagus, hal tersebut akan menghasilkan berita yang baik
sehingga perusahaan akan cenderung menyampaikan laporan keuangannya tepat
waktu.
Sulistyo (2010) meneliti menggunakan sampel pada perusahaan yang listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2008. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Marathani (2013) meneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
Andini (2016) meneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan penelitian
terdahulu dan argumen di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
� = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
2. Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Leverage dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Subramanyam K.R dan Wild J.J., 2010). Leverage dapat dikatakan sebagai salah satu tolak ukur perusahaan dalam memenuhi
kewajiban panjangnya. Perusahaan akan menampilkan rasio leverage sesuai dengan
target yang telah ditentukan agar memberikan sinyal yang baik bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi maka dapat dikatakan perusahaan
tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya secara efektif yang
nantinya akan menyebabkan terjadinya konflik antara prinsipal dan agen dalam
memenuhi keinginan individu. Rasio leverage yang tinggi juga dapat memberikan
sinyal yang buruk sehingga perusahaan akan cenderung untuk menyampaikan
laporan keuangannya tidak tepat waktu.
Kadir (2011) meneliti dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2005-2006. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Toding dan Wirakusuma (2013) meneliti dengan menggunakan sampel
2007-21
2010, menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan dan argumen diatas, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
� = Leverage berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan.
3. Instrumen Keuangan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Instrumen Keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif diukur dengan
menggunakan pengukuran nilai wajar. Pengukuran tersebut berkaitan dengan aset
keuangan suatu entitas. Pengukuran dari aktivitas penjualan tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap laporan laba bersih perusahaan. Perusahaan akan mengukur
instrumen keuangan dengan teliti agar apa yang disampaikan pada laporan laba rugi
konsolidasi sesuai dengan target yang ingin dicapai, sehingga akan mengurangi
konflik yang akan terjadi antara agen dan prinsipal. Peran auditor juga sangat
dibutuhkan dalam hal ini untuk memverifikasi setiap transaksi perdagangan yang
telah dilakukan. Hal ini yang akan membuat perusahaan membutuhkan waktu yang
lebih lama dalam menyampaikan laporan keuangannya, sehingga perusahaan tidak
tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dan akan memberikan sinyal
yang buruk.
Penelitian Ojala et.al (2010) dengan menggunakan sampel pada perusahaan
yang terdaftar di Amerika Serikat pada tahun 2000-2009, menunjukkan bahwa
instrumen keuangan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Berdasarkan
� = Instrumen Keuangan berpengaruh negatif terhadap Ketepatan Waktu
penyampaian laporan keuangan.
4. Hedge Activities dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Suatu perusahaan harus melakukan hedge activities secara teliti, agar dampaknya berpengaruh secara signifikan pada perolehan laba dan ekuitas
pemegang saham. Perusahaan akan berusaha untuk memperlakukan hedging activities secara efektif agar laba yang didapatkan stabil sesuai dengan tujuan perusahaan, selain itu juga untuk mengurangi konflik yang terjadi antara agen dan
prinsipal. Perusahaan membutuhkan waktu untuk mengukur nilai dari hedging activities, dan membutuhkan waktu dalam mengambil keputusan berkaitan dengan keuntungan atau kerugian dari aktivitas ini. Auditor juga dalam melakukan analisis
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses tracking, sampai dengan proses
memverifikasi. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan dalam menyampaikan
laporan keuangannya tidak tepat waktu dan dapat memberikan sinyal yang buruk.
Penelitian Ojala et.al (2010) dengan menggunakan sampel pada perusahaan
yang ada di Amerika Serikat periode 2000-2009 menemukan bahwa hedging activities berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan dan argumen diatas maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
� = Hedging Activities berpengaruh negatif terhadap Ketepatan Waktu
23
5. Goodwill dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Goodwill mencerminkan nilai ekonomis nyata suatu perusahaan. Perusahaan dalam mengukur goodwill diperlukan ketelitian agar laba yang diperoleh tidak menurun sehingga tidak akan terjadi penghapusan pada goodwill. Goodwill yang mengurangkan laba bersih akan mempengaruhi target prinsipal yang telah dibuat pada awal tahun, sehingga nantinya akan menyebabkan terjadinya
konflik antara prinsipal dengan agen. Auditor dalam menganalisis goodwill sangat
memerlukan waktu yang cukup lama karena harus waspada terhadap komposisi,
penilaian, dan penghapusan goodwill. Pengukuran tersebut akan berdampak pada ketidaktepatwaktuan dalam menyampaikan laporan keuangan dan akan
memberikan sinyal yang buruk.
Penelitian Ojala et.al (2010) dengan menggunakan sampel perusahaan yang
ada di Amerika Serikat periode 2000-2009, menemukan bahwa goodwill berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Berdasarkan penjelasan dan argumen diatas maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
� = Goodwill berpengaruh negatif terhadap Ketepatan Waktu
penyampaian laporan keuangan.
6. Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Kompleksitas operasi perusahaan dapat dilihat dari berapa banyak unit
operasi suatu perusahaan. Diukur dari berapa banyak suatu perusahaan memiliki
maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama bagi auditor dalam membuat
laporan konsolidasi perusahaan sehingga akan berdampak pada ketidaktepatan
waktu dalam penyampaian laporan keuangan.
Penelitian Mustafa (2011) dengan sampel yang digunakan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2009.
Hasil penelitian Mustafa (2011) menjelaskan bahwa kompleksitas operasi
perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Berdasarkan penjelasan dan argumen diatas maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
� = Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh negatif terhadap
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek/Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Objek penelitian ini dengan
menggunakan laporan keuangan tahunan seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015.
B. Jenis Data
Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif, dimana data tersebut
merupakan data sekunder. Data didapatkan melalui laporan keuangan tahunan
(annual report) yang telah dilaporkan dan tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dan dapat diakses melalui www.idx.go.id atau melalui website perusahaan. Data dapat diambil dari informasi yang tersedia dalam laporan keuangan tahunan seperti
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, neraca perusahaan, laporan laba rugi,
dan catatan keuangan laporan keuangan.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
non-probability sampling dengan menggunakan model purposive sampling. Data yang didapatkan, diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas sehingga data yang
diperoleh representatif. Kriteria dalam pengambilan sampel, antara lain:
1. Seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
27
2. Laporan keuangan tahunan (annual report) tersedia di Bursa Efek
Indonesia (BEI) maupun website perusahaan yang bersangkutan.
3. Laporan keuangan tahunan (annual report) yang diterbitkan hanya
sampai akhir bulan ketiga atau selama 90 hari, dimulai dari tutup buku
tahunan sesuai dengan Peraturan Nomor X.K.2 yang diterbitkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
4. Laporan keuangan tahunan dinyatakan dalam bentuk mata uang rupiah
(Rp).
5. Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis
kinerja perusahaan dan kompleksitas pelaporan yang mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, sampel didapatkan setelah melakukan teknik
pengambilan data dengan menggunakan purposive sampling. Peneliti selanjutnya
akan menggunakan laporan keuangan tahunan perusahaan untuk mencari informasi
yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Dalam laporan keuangan tahunan,
peneliti dapat melihat atau mendapatkan informasi dari laporan arus kas, laporan
laba rugi, neraca perusahaan, laporan perubahan ekuitas, serta catatan laporan
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen
a. Ketepatan Waktu
Ketepatan Waktu dapat diukur dengan menghitung hari dari
perusahaan melakukan tutup buku akhir tahun sampai dengan akhir bulan
ketiga setelah tutup buku tahunan perusahaan. Perusahaan harus
menyampaikan laporan keuangan tidak melebihi 90 hari setelah tutup tahun
buku sesuai dengan ketetapan UU No 8 Tahun 1995 mengenai Pasar Modal
dengan Peraturan Nomor X.K.2 yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), lampiran Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Nomor: KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan
Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.
2. Variabel Independen a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memanfaatkan aset yang ada untuk menghasilkan pendapatan. Variabel ini akan diukur
menggunakan Return On Assets (ROA) sesuai dengan penelitian Marathani
(2013) dan penelitian Sulistyo (2010) dengan rumus sebagai berikut:
b. Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. Variabel ini akan diukur menggunakan Debt to
29
Equity Ratio (DER) seusai dengan penelitian Sulistyo (2010) dengan rumus sebagai berikut:
c. Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan diukur dengan melihat keuntungan atau
kerugian penjualan aset keuangan pada pendapatan komprehensif lainnya di
dalam laporan laba rugi perusahaan. Penelitian ini menggunakan
pengukuran variabel dummy. Variabel dummy dalam pengukuran ini, dilihat
melalui nilai keuntungan atau kerugian penjualan aset keuangan suatu
perusahaan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Jika untung rugi
penjualan aset keuangan ditampilkan dalam laporan laba rugi maka diberi
nilai 1 dan jika tidak ditampilkan maka diberi nilai 0.
d. Hedge Activities
Hedge Activities diukur dengan melihat aktivitas lindung nilai arus kas pada pendapatan komprehensif lainnya di dalam laporan laba rugi
perusahaan. Penelitian ini menggunakan variabel dummy. Variabel dummy
dalam pengukuran ini, dilihat melalui lindung nilai arus kas suatu
perusahaan yang disampaikan di dalam laporan laba rugi diberi nilai 1 jika
ditampilkan dan diberi nilai 0 jika tidak ditampilkan.
e. Goodwill
Goodwill diukur dengan melihat melalui aset tak berwujud suatu perusahaan ataupun melalui aset pada neraca perusahaan. Variabel ini
diukur dengan variabel dummy. Jika goodwill ditampilkan dalam neraca
DER =
�ataupun di dalam aset tak berwujud diberi nilai 1 dan sebaliknya jika tidak
ditampilkan diberi nilai 0.
f. Kompleksitas Operasi
Variabel ini diukur dengan jumlah anak perusahaan yang dimiliki
secara langsung oleh suatu entitas. Semakin banyak suatu perusahaan
memiliki anak perusahaan maka akan semakin kompleks aktivitas
perusahaan dan membutuhkan waktu dalam membuat laporan keuangan
konsolidasi perusahaan.
3. Variabel Kontrol
a. Ukuran Perusahaan
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel
kontrol. Menurut Petronila dalam Angruningrum dan Wirakusuma (2013)
ukuran perusahaan adalah dilihat dari besar kecilnya perusahaan yang
diukur dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan yang
tercantum pada laporan keuangan tahunan.
F. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2005) statistik deskriptif adalah metode-metode statistik
yang digunakan untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Statistik
deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberi deskripsi dan gambaran dalam
31
minimum data, range data, standar deviasi yang diolah, serta variance data yang diolah.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Dilakukan untuk menentukan data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal (Basuki dan
Nazaruddin, 2016). Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data
tidak begitu rumit. Dalam pengujian normalitas dapat dilakukan dengan
melakukan pengujian menggunakan Chi-Square, Kolmogorov Smirnov, Liliefors, Shapiro Wilk, dan Jarque Bera. Penelitian ini untuk uji normalitas hanya menggunakan pengujian Kolmogorov Smirnov.
Dalam menganalisis uji normalitas dapat dilihat melalui nilai sig.
Jika dalam pengujian menunjukkan nilai sig lebih besar dari 5% (alpha)
maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar normal, dan jika nilai sig
lebih kecil dari 5% (alpha) maka dapat disimpulkan bahwa residual
menyebar tidak normal.
b. Uji Autokorelasi
Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan lain pada model regresi (Basuki dan Nazarudin,2016). Metode
pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji
DW). Menurut Basuki dan Nazarudin (2016) uji DW dilakukan dengan
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol
ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang
berarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka
tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
c. Uji Multikolinearitas
Menurut Basuki dan Nazaruddin (2016) multikolinearitas atau
kolinearitas ganda adalah adanya hubungan linear antara peubah bebas X
dalam model regresi ganda. Jika hubungan linear antara peubah bebas X
dalam model regresi ganda adalah korelasi sempurna maka peubah – peubah
tersebut berkolinearitas ganda sempurna. Untuk melihat hasil dari data
dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF). Kriteria pengujiannya, jika nilai VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas
diantara variabel independen, dan sebaliknya jika nilai VIF seluruhnya > 10
maka data tersebut dapat disimpulkan mengandung multikolinearitas.
d. Uji Heterokedastisitas
Merupakan pengujian untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan dalam model
regresi (Basuki dan Nazaruddin, 2016). Dalam menganalisis uji ini dapat
dilihat dari nilai sig untuk mengetahui apakah data tersebut terkena
heterokedastisitas atau tidak. Kriteria data tidak terkena heterokedastisitas
33
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data
Menurut Sugiyono dalam Andini (2016), analisis regresi linear berganda
digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen,
jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaikturunkan nilainya). Persamaan Regresi Linier Berganda dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + � Size + � Prof + � Lev + � Ins + � Hedge + � Good + �
Kompleks + e
Keterangan:
Y = Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
a = konstanta
� –� = koefisien regresi Size = Ukuran Perusahaan Prof = Profitabilitas Lev = Leverage
Ins = Instrumen Keuangan
Hedge = Hedge Activities Good = Goodwill
Kompleks = Kompleksitas Operasi Perusahaan
1. Uji Koefisien Determinasi (��)
Koefisien determinan (� ) digunakan sebagai nilai yang menunjukkan
seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien
determinan juga digunakan sebagai ukuran dalam persentase kecocokan model.
Penelitian ini menggunakan adjusted R square karena analisis menggunakan regresi
linier berganda dengan nilai koefisien antara 0 sampai 1.
2. Uji F
Uji F digunakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara simultan, yang ditunjukkan dalam hasil penelitian dengan model
ANOVA (Basuki dan Nazaruddin, 2016). Kriteria pengujian pada uji F, jika nilai
signifikansi < 0,05 (alpha) maka keputusannya adalah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3. Uji t
Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial (Basuki dan Nazaruddin, 2016). Pengujian dilakukan
dengan membandingkan antara nilai sig dengan alpha. Jika nilai sig < 0,05 maka
hipotesis dapat diterima dan jika nilai sig > 0,05 maka hipotesis ditolak. Kriteria
penerimaan hipotesis pada penelitian ini adalah nilai sig < 0,05 dan arah koefisien
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan laporan
keuangan tahunan perusahaan yang tersedia di Bursa Efek Indonesia maupun laman
website perusahaan. Laporan keuangan tahunan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 533 perusahaan. Data dari sampel tersebut telah
di purposive sampling dan menghasilkan sebanyak 291 sampel perusahaan. Sampel
data yang dapat digunakan dalam penelitian ini hanya sebanyak 183 perusahaan,
dikarenakan sebanyak 103 sampel perusahaan terkena outlier sehingga tidak dapat
digunakan. Data yang dijadikan sampel merupakan data yang didapatkan dari
laporan keuangan tahunan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan
diujikan pada penelitian ini. Untuk melihat daftar perusahaan yang dijadikan
sampel dapat dilihat pada lampiran dan rincian jumlah perusahaan yang dijadikan
sebagai sampel. Berikut merupakan rincian mengenai seleksi sampel untuk
TABEL 4.1
RINGKASAN PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL
No Kriteria dalam Pengambilan Sampel Rincian Perhitungan Sampel
1.
Seluruh Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Tahun 2015.
533 Perusahaan
2.
Laporan Keuangan Tahunan tidak tersedia di Bursa Efek Indonesia maupun laman website perusahaan.
(28 Perusahaan)
505 Perusahaan
3.
Laporan Keuangan Tahunan yang diterbitkan setelah bulan ketiga atau lebih dari 90 hari, dimulai dari tutup buku tahunan.
(56 Perusahaan)
449 Perusahaan
4. Laporan Keuangan yang tidak disajikan dalam bentuk mata uang rupiah.
(68 Perusahaan)
381 Perusahaan
5.
Tidak menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis
variabel-variabel yang digunakan. (90 Perusahaan)
291 Perusahaan 6. Data Terkena Outlier (108 Perusahaan)
7. Data yang digunakan untuk menganalisis. 183 Perusahaan Sumber: Data diolah oleh peneliti
B. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan deskripsi dan
37
digunakan untuk mempermudah dalam menjelaskan mengenai variabel-variabel
yang digunakan.
Variabel-variabel yang dijelaskan dalam variabel meliputi ketepatan waktu
(Y), profitabilitas (PROF), leverage (LEV), instrumen keuangan (INS), hedge Activities (HEDGE), goodwill (GOOD), kompleksitas operasi perusahaan (KOMPLEKS), dan ukuran perusahaan (SIZE).
TABEL 4.2
TABEL STATISTIK DESKRIPTIF
Sumber: Data olahan aplikasi SPSS Version 15.0
Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa data yang digunakan pada penelitian
sebanyak 183 perusahaan. Pada variabel dependen yaitu variabel ketepatan waktu
nilai minimum adalah 46,00, nilai maksimum sebesar 90,00, dan nilai rata-rata
sebesar 77,5355, dengan standar deviasi sebesar 10,56209. Variabel ini dapat
menjelaskan bahwa ketepatan waktu pada pengujian perusahaan yang paling cepat
dalam menyampaikan laporan keuangannya selama 46 hari setelah tutup buku
tahunan yaitu PT. Bank Panin Syariah, Tbk. Beberapa perusahaan dalam
menyampaikan laporan keuangannya berada pada batas akhir sesuai dengan
Peraturan Nomor X.K.2 yaitu paling akhir 90 hari, dimulai setelah tutup buku
tahunan. Pada variabel ini perusahaan rata-rata menyampaikan laporan
keuangannya selama 76 hari setelah tutup buku tahunan.
183 46,00 90,00 77,5355 10,56209 183 ,06 23,65 5,3750 4,84883 183 ,77 901,18 143,8420 175,76351 183 ,00 46,00 6,0492 7,95473 183 104062,00 7E+008 3E+007 104845516, 5 183
Pada variabel independen yaitu variabel profitabilitas (PROF) memiliki nilai minimum sebesar 0,06%, nilai maksimum sebesar 23,65%, nilai rata-rata
sebesar 5,3750% dan standar deviasi sebesar 4,84883. Pada variabel profitabilitas
perusahaan yang paling rendah rasio profitabilitasnya sebesar 0,06% yaitu PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk., dan paling tinggi sebesar 23,65% adalah PT.
Multi Bintang Indonesia Tbk. Rata-rata profitabilitas seluruh perusahaan sebesar
5,37%. Variabel leverage (LEV) memiliki nilai minimum sebesar 0,77%, nilai maksimum sebesar 901,18%, dan nilai rata-rata sebesar 143,8420% dengan standar
deviasi sebesar 175,76351. Variabel leverage perusahaan yang paling rendah nilai
rasionya sebesar 0,77% adalah PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk., dan yang paling tinggi sebesar 901,18% PT. Maybank Indonesia Tbk. Nilai rata-rata rasio
leverage sebesar 143,84%. Variabel kompleksitas operasi perusahaan (KOMPLEKS) memiliki nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar
46,00, dan nilai rata-rata sebesar 6,0492 dengan standar deviasi sebesar 7,95473.
Variabel ini menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki anak perusahaan paling
rendah adalah beberapa perusahaan yang tidak memilikinya sedangkan yang paling
tinggi memiliki anak perusahaan sebanyak 46 anak perusahaan dengan rata-rata
perusahaan pada variabel ini memiliki anak perusahaan sebanyak 6 anak
perusahaan.
Variabel kontrol pada penelitian ini merupakan ukuran perusahaan (SIZE).
Pengukuran ini digunakan untuk melihat pengaruh ukuran perusahaan terhadap
ketepatan waktu sebagai kontrol. Ukuran perusahaan pada tabel 4.2 dilihat melalui
39
perusahaan memiliki nilai minimum sebesar Rp104.062,00 dalam jutaan rupiah
yaitu PT. Leo Investment Tbk., nilai maksimum sebesar Rp655.385.300,00 dalam
jutaan rupiah yaitu PT. Pasific Strategic Finansial Tbk. Nilai rata-rata sebesar
Rp30.000.000,00 dengan standar deviasi sebesar 104.845.516,5. Pada variabel
kontrol ini data yang dijadikan sampel semuanya termasuk ke dalam perusahaan
besar.
Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki variabel
instrumen keuangan (INS) adalah sebanyak 58 perusahaan dari total 183
perusahaan, dan yang tidak memiliki variabel instrumen keuangan (INS) sebanyak
125 perusahaan. Pada variabel hedging activities ada sebanyak 13 perusahaan yang
memilikinya atau sebesar 7,1% dari total sampel data yang digunakan, sebanyak
aktivitas perusahaanya. Perusahaan yang memiliki variabel goodwill adalah sebanyak 38 perusahaan atau sebesar 20,8% dari total sampel perusahaan, dan
sebanyak 145 perusahaan tidak memiliki variabel goodwill.
2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat data yang digunakan sebagai
sampel berdistribusi normal atau tidak dalam suatu penelitian. Uji
normalitas pada penelitian ini menggunakan metode pengujian One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai sig > 0,05. Uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
TABEL 4.4
HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber: Hasil olah data aplikasi SPSS Version 15.0
Pada tabel 4.4 dapat diketahui hasil uji normalitas pada penelitian
ini. Penelitian ini digunakan untuk melihat data berdistribusi normal atau
tidak dengan melihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed). Pada tabel 4.4 nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,427 > 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan
41
bahwa data yang dijadikan sampel pada penelitian ini berdistribusi normal
sehingga data dapat digunakan sebagai penelitian.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan korelasi yang terjadi antara satu residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi (Basuki dan
Nazaruddin, 2016). Pengujian ini dilakukan dengan uji Durbin-Watson (uji
DW). Data dapat dikatakan tidak terkena autokorelasi jika nilai d terletak
antara dU dan 4-dU. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut ini:
TABEL 4.6
HASIL UJI AUTOKORELASI Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R
Square Durbin-Watson 1 ,714 ,510 ,490 1,970
Sumber: Hasil olah data aplikasi SPSS Version 15.0
Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson pada
pengujian sebesar 1,970 yang akan dibandingkan dengan melihat tabel uji
DW. Penelitian ini menggunakan sampel (n) sebanyak 183, k=8, dan dengan
nilai α = 0,05 maka diperoleh nilai dU = 1,8500 dan nilai dL = 1,6678. Hasil
pengujian ini adalah 1,8500 < 1,970 < 4-1,8500 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data yang dijadikan sampel pada penelitian ini tidak terkena