INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS MODERATING VARIABLE (Empirical Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock
Exchange)
Oleh
RATRI WERDI ERDIANTY 20120410371
FAKULTAS EKONOMI
i
INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS MODERATING VARIABLE (Empirical Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock
Exchange)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Progam Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
RATRI WERDI ERDIANTY 20120410371
FAKULTAS EKONOMI
ii
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS MODERATING VARIABLE (Empirical Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock
Exchange)
Diajukan Oleh
RATRI WERDI ERDIANTY
20120410371
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
Pembimbing
M. Imam Bintoro, SE., M.Si., FIN. Tanggal: 09 Mei 2016
iii
INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS MODERATING VARIABLE
Diajukan oleh
RATRI WERDI ERDIANTY 20120410371
Skripsi ini Telah dipertahankan dan disahkan di depan Dewan Penguji Progam Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
iv Nama : Ratri Werdi Erdianty
Nomor mahasiswa : 20120410371
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).” Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi
ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 09 Mei 2016
v
Sesungguhnya
sesudah
kesulitan
itu
ada
kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari
suatu urusan) kerjakan dengan sesungguhnya
(urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap” (Al
-Insyirah: 6-8)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang
mengubah apa yang ada pada diri mereka”
(QS Ar
Ra’du : 11)
vi
Bismillahirahmanirohim...
Kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya serta kelancaran sehingga skripsi ini bisa saya susun sampai selesai
Dan skripsi ini akan saya persembahkan kepada:
1. Kepada kedua orang tuaku ayah Yudhi Artadi (Alm) dan mama Erlinawaty yang selalu menjadi penyemangat, yang tidak pernah putus mendoakan saya hingga bisa menyelesaikan pendidikan dan selalu ada disetiap saat. 2. Keluarga tercinta yaitu yangti, yangkung, om, tante, pakde,
bude,dan sepupu-sepupu tercinta yang selalu menyemangati dan mendukung saya sampai saat ini.
3. Buat Anggara Arfan yang selalu memberikan supportnya dan rela meminjamkan laptopnya untuk saya mengerjakan skripsi ini
4. Untuk dosen pembimbing bapak Imam Bintoro yang mau memberikan waktu dan membagi ilmu untuk menyusun skripsi ini.
vii
7. Teman-Teman Manajemen J 2012, terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang sudah kalian kasih selama kuliah ini. 8. Khusus untuk Tim Hore Allan, Indah, Tata, Eih, Uli, Fian,
Wawan, Farid, Fathah, Femi, Memei, Syabu, Badru, Biko terimakasih untuk semua hiburan dan pengalaman yang kalian berikan selama merantau ini, sukses for us.
9. Teman-teman KKN 96 terimaksih untuk pelajaran hidup dan kekeluargaan kalian.
viii
perusahaan dengan corporate social responsibility dan good corporate responsibility sebagai variabel pemoderasi. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh jumlah 21 perusahaan dengan data observasi sebanyak 130 perusahaan. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kinerja
keuangan (yang diproksikan dengan ROA) tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, kinerja keuangan yang dimoderasi corporate social responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan yang dimoderasi oleh good corporate responsibility (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
ix
firm value with corporate social responsibility and good corporate responsibility
as moderating variable. The object on his research is manufacturing companies
was listed in Indonesian Stock Exchange in 2010-2014. This research used
purposive sampling, and getting 21 companies with 130 observed data. The data
analysis was conducted by using multiple regresion analysis.
The results after analysis is financial performance (with ROA proxy) has not
influence to firm value, financial performance with corporate social responsibility
as moderating variable has positive influence to firm value. Meanwhile financial
performance with good corporate responsibility (with management ownership
proxy) as moderating variable has not influence to firm value.
x
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik
serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga akhirnya bisa menyelesaikan skripsi
ini dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan yang berarti. Salam dan shalawat
senantiasa tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menjadi inspirasi sekaligus tauladan bagi kita umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN
GOOD CORPORATE RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” ini bisa terselesaikan tepat waktu berkat dorongan dan bantuan yang tulus ikhlas dari berbagai pihak.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
hormat dan mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan
petunjuk dan kemudahan dalam menyusun skripsi
2. Bapak Dr Nano Prawoto, SE,MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammdiyah Yogyakarta
3. Ibu Retno Widowati PA, MSi, PhD selaku Kepala Prodi Manajemen
xi
memberikan bantuan ilmunya, semoga apa yang telah diberikan mampu
mendorong kemajuan dan kesuksesan penulis
7. Seluruh karyawan UMY yang telah memberikan bantuan dan pelayanan
akademik bagi penulis mulai dari awal kuliah hingga akhir kuliah
8. Perpustakaan UMY, tempat penulis mendapatkan reverensi dan inspirasi
9. Pojok BEI UMY yang telah menyediakan data-datanya untuk penyusunan
skripsi
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran untuk membangun kesempurnaan
skripsi ini sangat diharapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi
khususnya serta para pembaca dan pihak lain.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta,
xii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ...viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. . Latar Belakang ... 1
B. . Rumusan Masalah ... 7
C. . Tujuan ... 8
D. . Manfaat ... 8
xiii
2. Kinerja Keuangan ... 11
3. Corporate Social Responsibility ... 15
4. Stakeholder Theory ... 17
5. Signaling Theory ... 19
6. Agency Theory ... 19
7. Good Corporate Governance ... 21
B. Peneliti Terdahulu ... 24
C. Hipotesis ... 25
D. . Model Penelitian ... 30
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 31
A. . Objek Penelitian ... 31
B. Teknik Pengumpulan Data ... 31
C. Jenis Data ... 32
D. . Teknik Pengumpulan Data ... 32
E. Definisi Operasional Variabel ... 32
F. Alat Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
xiv
E. . Pembahasan ... 58
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 63
A. Simpulan ... 63
B. Saran ... 64
C. Keterbatas Penelitian ... 65
DAFTAR PUSTAKA
xv
Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskritif ... 42
Tabel 4.3 Uji Normalitas ... 44
Tabel 4.4 Uji Multikolonearitas ... 45
Tabel 4.5 Uji Heteroskedastsitasi ... 46
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ... 47
Table 4.7 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 49
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 53
Tabel 4.9 Hasil Uji F ... 54
perusahaan dengan corporate social responsibility dan good corporate responsibility sebagai variabel pemoderasi. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh jumlah 21 perusahaan dengan data observasi sebanyak 130 perusahaan. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kinerja
keuangan (yang diproksikan dengan ROA) tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, kinerja keuangan yang dimoderasi corporate social responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan yang dimoderasi oleh good corporate responsibility (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
firm value with corporate social responsibility and good corporate responsibility
as moderating variable. The object on his research is manufacturing companies
was listed in Indonesian Stock Exchange in 2010-2014. This research used
purposive sampling, and getting 21 companies with 130 observed data. The data
analysis was conducted by using multiple regresion analysis.
The results after analysis is financial performance (with ROA proxy) has not
influence to firm value, financial performance with corporate social responsibility
as moderating variable has positive influence to firm value. Meanwhile financial
performance with good corporate responsibility (with management ownership
proxy) as moderating variable has not influence to firm value.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik
serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga akhirnya bisa menyelesaikan skripsi
ini dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan yang berarti. Salam dan shalawat
senantiasa tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menjadi inspirasi sekaligus tauladan bagi kita umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN
GOOD CORPORATE RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” ini bisa terselesaikan tepat waktu berkat dorongan dan bantuan yang tulus ikhlas dari berbagai pihak.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
hormat dan mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan
petunjuk dan kemudahan dalam menyusun skripsi
2. Bapak Dr Nano Prawoto, SE,MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammdiyah Yogyakarta
3. Ibu Retno Widowati PA, MSi, PhD selaku Kepala Prodi Manajemen
memberikan bantuan ilmunya, semoga apa yang telah diberikan mampu
mendorong kemajuan dan kesuksesan penulis
7. Seluruh karyawan UMY yang telah memberikan bantuan dan pelayanan
akademik bagi penulis mulai dari awal kuliah hingga akhir kuliah
8. Perpustakaan UMY, tempat penulis mendapatkan reverensi dan inspirasi
9. Pojok BEI UMY yang telah menyediakan data-datanya untuk penyusunan
skripsi
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran untuk membangun kesempurnaan
skripsi ini sangat diharapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi
khususnya serta para pembaca dan pihak lain.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta,
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa globalisasi ini, perkembangan dunia bisnis berkembang
dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perkembangan
pengetahuan dan perkembangan informasi yang sangat pesat.
Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.
Dari persaingan ini harus diimbangi dengan pemikiran yang kritis dan
pemanfaatan sumber daya yang baik. Dengan demikian perusahaan dapat
bersaing dengan perusahaan lain baik dalam negeri maupun luar negeri.
Perusahaan yang dapat dinilai baik adalah perusahaan yang dapat
menyajikan laporan keuangan dengan baik. Dalam laporan keuangan
tersebut dapat tercemin bagaimana kondisi perusahaan saat ini. Maka dari
itu pengelolaan laporan keuangan harus diperhatikan karena masalah
keuangan sangatlah penting bagi keberlangsungan kehidupan perusahaan.
Dengan laporan keuangan perusahaan tersebut, investor dapat memperoleh
data mengenai Earning Per Share (EPS), Price Earning ratio (PER),
Return On Equity (ROE), Financial Leverage (FL), Debt To Equity Ratio
(DER), Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA). Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham & Housten, 2001
dalam Almilia dan Silvi, 2006).
Berdasarkan penjabaran tersersebut, maka perusahaan harus
memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan bertahan.
Salah satu faktor internalnya adalah perusahaan dapat melakukan
pembenahan dalam manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan
efesiensi kerja atau melaksanakan ekspansi usaha dalam rangka
mengoptimalkan pangsa pasar yang berpotensi serta memperoleh nilai
perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan
kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham
akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut.
Nilai perusahaan adalah hal penting dalam perusahaan karena
berkaitan dengan kesejahteraan para pemegang saham. Nilai perusahaan
sangat penting karena tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan
adalah memaksimisasi nilai perusahaan, jika perusahaan berjalan dengan
baik, maka nilai perusahaan akan meningkat atau dapat dikatakan
memaksimisasi harga saham (Weston & Copeland, 1991).
Salah satu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
kinerja keuangan. Kinerja keuangan adalah hasil banyak keputusan yang
dibuat secara terus-menerus oleh pihak manajemen perusahaan untuk
men-capai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien (Anwar et al., 2010).
Banyak hal yang menjadi tolak ukur kinerja suatu perusahaan, contohnya
elemen dalam menciptakan nilai perusahaan karena penilaian prestasi
perusahaan dlilihat dari kemampuan perusahaan tersebut dalam
menghasilkan laba. Hubungan signifikan antara kinerja keuangan dengan
nilai perusahaan akan terlihat jika melihat tujuan utama setiap perusahaan
yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal dimana dengan adanya
peningkatan laba menunjukkan bahwa kinerja keuangan sebuah
perusahaan mengalami peningkatan (Chandra, 2010).
Return On Asset (ROA) sebagai pengukur kinerja keuangan. ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto (Riyanto,
2001). ROA sebagai alat ukur yang digunakan pada kinerja keuangan.
Pengaruh nilai perusahaan yang biasanya dipengaruhi oleh kinerja
keuangan bisa terlihat pada salah satu rasionya yaitu profitabilitas.
Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini
return on asset (ROA) terhadap nilai perusahaan sudah banyak dilakukan dan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Menurut Hermawati (2012),
kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal itu
membuktikan bahwa ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Menurut Yuniasih dan Wirakusumah, (2007)
bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Sementara itu menurut Carningsih (2012), menemukan bahwa ROA
Terjadinya ketidak konsistenan yang terdapat pada penelitian
tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan ini diduga
dipengaruhi oleh adanya faktor lain. Faktor lain yang di duga ikut
mempengaruhi adalah corporate social responsibility (CSR) dan good corporate governance (GCG). Oleh karena itu dalam penelitian ini memasukkan corporate social responsibility (CSR) dan good corporate governance (GCG) sebagai variabel moderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu informasi yang harus tercantum di dalam laporan tahunan perusahaan
seperti yang diatur dalam UU RI No. 40 Tahun 2007 tentang tanggung
jawab sosial dan lingkungan yang mewajibkan perseroan yang kegiatan
usahanya di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Seperti kita ketahui
bahwa Corporate Social Responsibility merupakan suatu pertanggung jawaban yang diberikan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan para
stakeholder baik internal maupun eksternal.
Anwar et al. (2010) mengatakan bahwa pengungkapan CSR dalam
laporan tahunan (annual report) memperkuat citra perusahaan dan menjadi sebagai salah satu pertimbangan yang diperhatikan investor maupun calon
investor memilih tempat investasi karena menganggap bahwa perusahaan
tidak lagi hanya mengejar laba semata tetapi sudah memperhatikan
lingkungan dan masyarakat.
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari
pentingnya menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Penelitian Basamalah dan Jermias
(2005) menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan
pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat
mandatory, tetapi dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sudah mengungkapkan informasi mengenai
CSR dalam laporan tahunannya.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bagian dari strategi bisnisnya, untuk menunjang keberlangsungan perusahaan dimasa
mendatang. Menurut Yuniasih dan Wirakusuma (2007), akuntabilitas
dapat dipenuhi dan asimetri informasi dapat dikurangi jika perusahaan
melaporkan dan mengungkapkan kegiatan CSRnya ke para stakeholders. Dengan pelaporan dan pengungkapan CSR, para stakeholders akan dapat mengevaluasi bagaimana pelaksanaan CSR dan memberikan
penghargaan/sanksi terhadap perusahaan sesuai hasil evaluasinya. Maka dari itu CSR dianggap bisa memperkuat atau malah memperlemah
pengaruh kinerja keuangan dengan nilai perusahaan, karena CSR ada
kaitannya dengan para investor.
Governance. Good corporate governance dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan
sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara
berkesinambungan dalam jangka panjang (www.wikipedia.com). Good corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana organisasi dioperasikan dan dikontrol dengan baik. Prinsip-prinsip dasar
dari good corporate governance tersebut pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.
Tumirin (2007), menyatakan adanya penerapan GCG akan
mempengaruhi tercapainya nilai perusahaan. Perusahaan tentunya harus
memastikan kepada para penanam modal bahwa dana yang mereka
tanamkan untuk kegiatan pembiayaan, investasi, dan pertumbuhan
perusahaan digunakan secara tepat dan seefisien mungkin serta
memastikan bahwa manajemen bertindak terbaik untuk kepentingan
perusahaan. Menurut Rahadianti (2011), alasan utama implementasi
corporategovernance merupakan suatu bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan dan
implementasi corporate governance berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Masalah corporate governace muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Pemisahan
perusahaan. Selain memiliki kinerja keuangan yang baik perusahaan juga
diharapkan memiliki tata kelola yang baik.
Good Corporate Governance juga merupakan variabel moderator yang di proksikan dengan kepemilikan manajerial (PKM. Prosentase
kepemilikan merupakan variabel GCG untuk mengontrol kinerja keuangan
perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan (Rahayu, 2010).
Judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance” sebagai Variabel Pemoderasi. Alasan dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat
konsistensi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Jenis penelitian
ini adalah replikasi, karena penelitian ini berdasarkan pada penelitian
Yuniasih dan Wirakusuma (2007) dengan judul “Pengaruh kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance”.Pembaruan pada
penelitian ini adalah periode yang lebih diperbaharui dari penelitian
sebelumnya yaitu tahun 2010-2014. Dan menggunakan perusahaan
manufaktur sebagai obyek penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
3. Apakah Good Corporate Governance dapat memoderasi hubungan antara pengaruh kinerja keungan terhadap nilai perusahaan ?
C. Tujuan
1. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
2. Untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility dalam memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk menganalisis pengaruh Good Corporate Governance dalam memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
D. Manfaat
1. Dalam bidang teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan
khususnya mengenai kinerja keuangan, CSR, GCG, nilai perusahaan.
2. Dalam bidang Praktis
a. Bagi perusahaan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai masukan dan dapat mengetahui informasi yang diperoleh
dari hasil pengujian kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
yang dimoderasi oleh CSR dan GCG.
b. Bagi investor, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam melakukan
investasi. Dengan melihat laporan CSR dan GCG sehingga tidak
E. Batasan Masalah
Penelitian ini memiiki beberapa batasan,diantaranya:
1. Perusahaan manufaktur pada priode 2010-2014
2. Penelitian ini memeiliki 4 variabel yang terdiri dari :
a. Variabel independent : kinerja keuangan b. Variabel dependent : nilai perusahaan c. Variabel moderasi : corporate social
10 A. Landasan Teori
1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
perusahaan, yang dikaitkan dengan harga saham (Sujoko &
Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi mengindikasikan nilai
perusahaan yang tinggi. Hal ini menunjukkan pasar percaya tidak
hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek
perusahaan di masa depan (Hardiyanti, 2012). Nilai perusahaan sangat
penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh
kemakmuran pemegang saham (Brigham & Gapenski, 1996). Semakin
tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh
harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan
investasi, pendanaan, dan manajemen aset.
Teori yang dikemukakan oleh Modiglani dan Miller
margin yang diperoleh perusahaan. Dalam mengetahui seberapa besar nilai perusahaan, para investor dapat melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi
investasi. Rasio keuangan dapat mencerminkan tinggi rendahnya nilai
perusahaan.
Nilai perusahaan pada penelitian ini dapat diartikan sebagai
nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran
bagi pemegang saham secara maksimum apabila harga saham
perusahaan meningkat.Semakin tinggi harga saham maka makin tinggi
pula kemakmuran para pemegang saham. Nilai pasar perusahaan ini
sendiri dapat diukur dengan menggunakan Tobin’s Q.
2. Kinerja Keuangan
Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan
dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek kuangan, aspek
pemasaran, aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek
teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya (Jumingan, 2006:239).
Pengertian kinerja keuangan adalah suatu analisis yang digunakan
untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
tujuannya dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik & benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran
tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan
keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja
dalam periode tertentu.Hal ini sangat penting agar sumber daya yang
digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Irhan
Fahmi, 2011).
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai
tujuannya. Efektivitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Efisiensi diartikan sebagai ratio
(perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan
tertentu memperoleh keluaran yang optimal.
Ada kalanya kinerja keuangan mengalami penuruan. Untuk
memperbaiki hal tersebut, salah satu caranya adalah mengukur kinerja
keuangan dengan menganalisa laporan keuangan menggunakan rasio-rasio
keuangan.
Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah alat analisis keuangan perusahaan yang digunakan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada
pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas).
kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan terkait pencapaian
perusahaan dan prospek perusahaan itu sendiri dimasa yang akan datang.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang
telah ada sebagai dasar dari penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data
& kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai
resiko dan peluang perusahaan pada masa yang akan datang. Pengukuran
dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang
tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang
berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan.
Analisis Rasio Keuangan sendiri dapat dikelompokkan menjadi 5
jenis berdasarkan ruang lingkupnya ( Ang, 1997):
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari:
Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital. b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
c. Rasio Aktivitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
harta yang dimilikinya. Rasio ini terdiri dari: Total Assets Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory. d. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Rasio ini terdiri dari: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, dan Operating Ratio. e. Rasio Pasar
Rasio ini menunjukkan informasi penting dari perusahaan dan
diungkapkan dalam bentuk saham. Rasio ini terdiri dari: Dividend Yield, Dividend Per Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Earning Per Share, Book Value Per Share, dan Price To Book Value.
Penjelasan kelima rasio tersebut, yang berkaitan langsung
dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan adalah Return On Asset (ROA). ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas
untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada (Ang, 1997). Return On Asset (ROA) rasio yang membandingkan antara laba sebelum bunga dan
pajak,dan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut. Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari semua
investasi yang telah ditanamkan sebelum dikurang bunga dan pajak.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien pula modal dan
atau dana yang ditanam.
3. Corporate Social Responsibility
Menurut The World Business Council for Sustainable Development (Rika & Ishlahuddin, 2008), CSR atau tanggungjawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk
memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan.
ACCA dalam Retno (2006) mengungkapkan bahwa
pertanggung-jawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut
Sustainability Reporting.
Pelaksanaan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility, perusahaan memiliki beberapa alasan dan motivasi.
bisnisnya, untuk menunjang keberlangsungan perusahaan dimasa
mendatang. Menurut Yuniasih dan Wirakusuma (2007), akuntabilitas
dapat dipenuhi dan asimetri informasi dapat dikurangi jika perusahaan
melaporkan dan mengungkapkan kegiatan CSRnya ke para
stakeholders. Menurut Freedman (2002) dalam Mee (2012), alasan perusahaan melakukan pengungkapan sosial salah satu diantaranya
adalah pertimbangan ekonomi (economic nationality), maksudnya pengungkapan sosial dan lingkungan diharapkan dapat memberikan
keuntungan bisnis karena perusahaan melakukan “hal yang benar”. Gray et al. (1995b) dalam Muhamad Rizal Hasibuan (2001: 16-17) menyebutkan tiga studi yaitu:
“Pertama, Dicision-usefulness studies; penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan bukti bahwa informasi
sosial dibutuhkan oleh users seperti; para analis, banker, dan pihak lain yang terlibat. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa informasi
aktivitas sosial perusahaan adalah pada posisi “Moderately
important”.
Kedua, Economic theory study; studi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada economic agency theory
dan accounting positive theory yang menganalogikan manajemen adalah agen dari suatu prinsipal. Prinsipal diartikan sebagai pemegang
telah berkembang menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen, manajemen akan berupaya
mengoprasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik
(stakeholder).
Ketiga, Social and political theory studies. Bidang ini menggunakan teori stakeholder, theory legitimasi organizes dan
theory economy public. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaanya. Semakin kuat posisi stakeholder
semakin besar pula kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri
terhadap keinginan para stakeholdernya”.
Pengungkapan CSR berpengaruh pada nilai perusahaan. Hal ini
sejalan dengan paradigma enlightened self-interest yang menyatakan bahwa stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka panjang hanya
dapat dicapai jika perusahaan melakukan tanggung jawab sosial
kepada masyarakat (Hartanti, 2006 dalam Ni Wayan Rustiarini, 2010).
4. Stakeholder Theory
Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder. Hal ini menunjukkan perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya
salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan CSR
sebagai strategi bisnisnya.
Teori stakeholder menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan selama
priode tertentu yang mampu mempengaruhi pengambilan kepeutusan.
Menurut Rawi dan Muchlish (2010) stakeholder merupakan orang atau kelompok orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan.
Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi,
bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Batasan
stakeholder mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan
stakeholder, karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung mapun tidak langsung atas aktivitas
serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan
tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder (Adam C. H, 2002 dalam Nor Hadi, 2011: 94-95).
CSR mampu memberikan informasi tambahan mengenai tanggung
jawab sosial dan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan yang
nantinya juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan. CSR
dan melaporkan pertanggungjawaban yang telah dilakukan oleh
perusahaan.
5. Signaling Theory
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal
karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar
sedangkan informasi di dalam perusahaan merupakan sinyal bagi pelaku
pasar untuk melakukan investasi dan mempengaruhi prospek perusahaan
di masa depan. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri
adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa
informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi
ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.
Menurut Drever et al. (2007) dalam Indrawan (2007) signaling theory
menekankan bahwa perusahaan pelapor dapat meningkatkan nilai
perusahaan melalui pelaporannya. Sinyal tersebut diharapkan mampu
diterima secara positif oleh pasar sehingga nantinya akan mempengaruhi
kinerja perusahaan dan implementasinya terhadap nilai perusahaan.
6. Agency Theory
manajer. Konflik tersebut muncul akibat perbedaan kepentingan di antara
kedua belah pihak.
Menurut Darmawati et al., (2005), inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Setyapurnama & Norpratiwi (2004) menyatakan hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat
pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda. Alijoyo
& Zaini (2004) beranggapan bahwa pemisahan fungsi eksekutif dan fungsi
pengawasan pada teori keagenan menciptakan “checks and balances”,
sehingga terjadi independensi yang sehat bagi para manajer untuk
menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan return yang memadai bagi para pemegang saham.
Agency Theory mendapat respon lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran mengenai
Corporate Governance berkembang dengan bertumpu pada Agency Theory yang mana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikam untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan
penuh kebutuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku
7. Good Corporate Governance
a. Pengertian Good Corporate Governance
Menurut Keasy, Corporate Governance merupakan sebuah proses, struktur, budaya, dan system untuk menciptakan kondisi
operasional yang sukses bagi suatu organisasi (Sunarto dalam Utami
2011)
Good Corporate Governance (GCG) adalah konsep yang sudah saatnya diimplementasikan dalam perusahaan-perusahaan yang
ada di Indonesia, karena melalui konsep yang menyangkut struktur
perseroan, yang terdiri dari unsur-unsur RUPS, direksi dan komisaris
dapat terjalin hubungan dan mekanisme kerja, pembagian tugas,
kewenangan dan tanggung jawab yang harmonis, baik secara intern
maupun ekstern dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan demi
kepentingan shareholders dan stakeholders.
GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang
efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan
perundang-undangan. Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling
berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia
usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk
dan jasa dunia usaha.
Dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2007 oleh Kementerian
Hukum dan HAM Republik Indonesia tentang Perseroan Terbatas
dan prinsip tata kelola perseroan yang baik (Good Corporate Governance) dalam menjalankan perusahaan, dan dalam Keputus-an Menteri BUMN Tahun 2002 tentKeputus-ang prinsip-prinsip Good Corporate Governance harus mencer-minkan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melak-sanakan
proses pengambilan keputusan dan keter-bukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan
mengenahi perusahaan.
2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan yang mana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peratur-an
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat.
3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggung jawaban organ sehingga penge-lolaan
perusahaan terlaksana secara efektif.
4. Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian di dalam
per-undang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat.
5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetara-an di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk mewujudkan terciptanya Good Corpo-rate Governance, prinsip-prinsip tersebut harus dapat dicapai oleh perusahaan
dengan adanya kerja sama yang baik dari berbagai pihak, baik di
dalam maupun luar perusahaan sesuai dengan standar dan
peraturan yang berlaku untuk dapat memberikan manfaat kepada
kondisi keuangan perusahaan.
c. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer
memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut
sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Christiawan &
Tarigan, 2007). Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa
kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham
mungkin bertentangan. Konflik antara pihak manajemen dan
pemegang saham tersebut akan berkurang jika ada kepemilikan
manajemen didalamnya. Kepemilikan manajerial bisa diukur dari
manajerial cukup kuat dalam melaksakan Good Corporate Governance, karena berperan penting dalam penerapan Good Corporate Governance dengan prinsip-prinsip yang sudah ada. Menurut Jensen & Meckling (1976), dengan adanya kepemilikan
manajemen terhadap saham perusahaan maka dipandang dapat
menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara manajemen
dan para pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara
agen dan prinsipal diharapkan akan hilang.
B. Peneliti Terdahulu
Penelitian dengan mengangkat kinerja keuangan dan nilai perusahaan
sudah banyak dilakukan. Penelitian Imron, Hidayat, Aisyah (2013)
menyatakan bahwa kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahan. Pada penelitian
Pertiwi dan Pratama (2012) menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap
nilai perusahaan food and baverage. Yuniasih dan Wirakusuma (2007) yang menunjukkan bahwa Return On Asset terbukti berpengaruh positif secara statis pada nilai perusahaan manufaktur.
Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Linawati (2015)
interaksi antara ROA dan CSR saja yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Penelitian lain juga dilakukan untuk melihat adanya interaksi antara
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi oleh CSR.
Wijaya dan Linawati (2015) menyatakan bahwa interaksi ROA dan CSR
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Anggitasri dan Mutmainah
(2010) menyatakan bahwa variabel CSR dapat memoderasi hubungan ROA
dengan Tobins Q. Yuniasih dan Wirakusuma (2007) juga menyatakan bahwa
CSRI dinilai mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Tobins Q.
Susianti dan Yasa (2013) menyatakan bahwa pengungkapan CSR mampu
memperkuat hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
Penenelitian lainnya yang dilakukan adalah melihat adanya interaksi
dari GCG. Pengujian pengaruh kepemilikan manajerial tidak dapat
memoderasi hubungan ROA dengan Tobins Q (Anggitasri dan Mutmainah,
2012). Good Corporate Governance tidak mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan food and beverage (Pertiwi dan Pratama, 2012). Kepemilikan manjerial dinilai tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Tobins Q (Yuniasih dan Wirakusuma, 2007).
C. Hipotesis
mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Dalam signaling theory
telah dijelakan bahwa perusahaan didorong untuk mempublikasikan laporan
keuangan terhadap pihak eksternal.
Teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller menyatakan
bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan.
Penelitian Galih (2013) menyakan bahwah kinerja keuangan terhadap
nilai perusahaan diketahui bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian Yuniasih dan
Wirakusuma (2007) menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini dibuktikan dengan melihat hasil
penelitian yang menujukkan bahwa Return On Asset terbukti berpengaruh positif secara statis pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta selama periode tahun 2005-2006. Kineja keuangan sangat erat
kaitannya dengan nilai perusahaan.
Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Selain mempertimbangkan informasi keuangan, investor juga
memperhatikan informasi non keuangan. Adanya kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bukti bahwa perusahaan peduli terhadap lingkungan dan sosial. Selain itu kegiatan CSR juga dapat memperbaiki citra
di masyarakat, sehingga dapat meningkatkan penjualan. Menurut Putri (2011),
pengungkapan CSR sangatlah penting bagi keberadaan perusahaan, seperti
dukungan dari masyarakat, dan loyalitas pelanggan terhadap produk
perusahaan. CSR juga merupakan bagian dari strategi bisnis, untuk
menunjang keberlangsungan perusahaan dimasa mendatang. Selain kinerja
keungan investor juga melihat CSR dalam laporan keuangan yang diharapkan
sebagai nilai plus yang akan menambah kepercayaan investor.
Menurut Yuniasih dan Wirakusumah (2007), pengungkapan CSR
mampu memperkuat hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
Selain itu penelitian Susianti dan Yasa (2013) menyatakan bahwa hasil
pengungkapan CSR mampu memperkuat hubungan antara kinerja keuangan
dengan nilai perusahaan diterima.
Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Selain CSR, penelitian ini juga menggunakan good corporate governace (GCG) sebagai variabel yang memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Seperti CSR, GCG juga merupakan
informasi non keuangan yang perlu diperhatikan untuk mengambil keputusan.
Penerapan GCG menjadi tanda bahwa perusahaan telah melakukan tata kelola
yang baik. Tata kelola perusahaan yang baik menggambarkan bagaimana
usaha manajemen mengelola kekayaan perusahaan dengan baik yang tercemin
dari kinerja keuangannya. Lemahnya Corporate Governance sering disebut sebagai salah satu penyebab krisis keuangan yang terjadi pada negara-negara
di Asia (Johnson, 2000). Oleh karena itu, penerapan GCG sangat diperhatikan
investor dalam melakukan keputusan investasi.
Menurut Rahadianti (2011), alasan utama implementasi corporate governance merupakan suatu bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan dan implementasi
corporate governance berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai proksi
dari GCG. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa manajemen dengan kontrol
kepemilikan besar memiliki insentif yang lebih rendah untuk melakukan self-serving behavior yang tidak meningkatkan nilai perusahaan dan bisa jadi memiliki lebih banyak kecenderungan untuk menerapkan kebijakan akuntansi
konservatisme untuk meningkatkan kualitas laba. Sesuai dengan pendapat
besar proporsi kepemilikan manajemen maka manajemen cenderung berusaha
lebih giat untuk kepentingan pemegang saham untuk meningkatkan nilai
perusahaan.
Penelitian mengenai GCG sudah dilakukan sebelumnya oleh Dewi dan
Tarnia pada tahun 2011 yang berhasil membuktikan bahwa GCG mampu
mempengaruhi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Selain itu
penelitian Wijaya & Linawati (2015) juga menyatakan bahwa CGC yang
diproksi oleh kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan dalam
mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
D. Model Penelitian
Gambar 2.1: Model Penelitian
Sumber : penelitan Wijaya & Linawati (2015)
Nilai Perusahaan
(Tobin’s Q)
Kinerja Keuangan
(ROA)
31 A. Obyek Penelitian
Obyek yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.
B. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini
adalah purposive sampling. Pengambilan sampel dengan teknik ini berdasarkan kriteria tertentu. Berikut ini adalah beberapa kriteria dalam
pengambilan sampel peada penelitian ini :
1. Perusahaan yang digunakan adalah perusahaan manufaktur periode
2010-2014
2. Mengungkapkan informasi tentang corporate social responsiility
3. Perusahaan yang memberikan informasi tentang ROA dan
prosentase kepemilikan manajerian tersedia dengan lengkap dari
tahun 2010-2014
4. Perusahaan yang menjadi sampel harus perusahaan yang
C. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
ini menggunakan data yang sudah ada, yang diambil dari internet bukan
secara langsung diambil dari perusahaan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumplan data pada penelitian ini adalah metode
dokumentasi dengan studi kepustakaan. Data diambil secara tidak langsung
melainkan diambil melalui situs bursa efek Indonesia yaitu www.idx.co.id
E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Independen
Variabel Independen dari penelitian ini adalah kinerja
keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto
(Riyanto,2001). Rumus ROA adalah :
Return On Assets = � �� � � � �
Jumlah Aktiva X 100%(Anggita Sari,
2. Variabel Dependent :
Nilai perusahaan merupakan kapitalis pasar saham diakhir
tahun yang diukur menggunakan Tobin’s Q :
Q ={Totak Hutang +Jumlah Saham xharga saham }
Total Asset (Anggitasari
dan Mutmainah , 2012)
3. Variabel Pemoderasi
Penelitian ini menggunakan dua variable pemoderasi yaitu
Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance
yang masing-masing diproksikan dengan Corporate Social Responsibility Index dan Kepemilikan Manjerial.
1). Pengungkapan CSR
Pengungkapan CSR merupakan pengungkapan
informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab
perusahaan dalam laporan tahunan. Langkah-langkah
dalam pengungkapan CSR adalah:
a) Membuat daftar pengungkapan sosial. Daftar disusun
dalam bentuk daftar item pengungkapan masing-masing
item disediakan tempat jawaban mengenai status
pengungkapannya pada laporan yang bersangkutan.
b) Menentukan indeks pengungkapan sosial untuk perusahaan
c) Membagi jumlah item yang diungkapkan dalam laporan tahunan dengan jumlah item pengungkapan. Menurut
Nurlela dan Islahudin (2008) pengungkapan CSRI dihitung
dengan rumus:
CSRIj =∑� ij
�j
Dimana:
CSRIj:Cosrporate Social Responsibility Index perusahaan. � : Jumlah skor item, 1 = jika itemdiungkapkan ; 0 = jika
item tidak diungkapkan.
� : Jumlah item maksimal untukperusahaan � = 32.
1. Pengungkapan GCG
GCG yang diproksikan dengan kepemilikan
manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen
yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
perusahaan, dalam hal ini direksi dan komisaris. Sehingga
bisa diartikan jika kepemilikan manajerial ini adalah
pemangku kepentingan dari lingkungan internal
perusahaan itu sendiri.
Rumus Pengungkapan GCG yang diproksikan
KM = jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen
jumlah saham yang beredar x100%(Wijaya
& Linawati, 2015)
F. Alat Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah regresi
bisa dilakukan atau tidak. Data penelitian ini menggunakan data
sekunder, sehingga untuk menentukan ketetapan model perlu
dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan.
Pengujian asumsi klasik meliputi :
a.Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011), Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Mutikolinearitas merupakan adanya hubungan
linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau
multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen (Ghozali,2011).
Adanya multikolinearitas ini mengakibatkan koefisien
regresi tidak menentu dan kesalahan standarnya tak
terhingga, sehingga model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji
multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF).
c. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastistas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali,2011). Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Terdapat cara untuk mendeteksi
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu
X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang
di-studentized (Ghozali, 2011). d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011) uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linear terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Untuk menguji autokorelasi digunakan uji
Durbin Watson. Uji Durbin Watson digunakan untuk menguji apakah antar residual tidak terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi
maka dikatakan residual adalah acak atau random.
2. Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Regresi linier
berganda pada penelitian ini menggunakan uji Moderated Regression Analysis (MRA), karena terdapat lebih dari variabel independen dengan 1 variabel dependen. Selain itu pada uji ini
Penelitian ini akan membuktikan dan menganalisis
apakah variabel independen yaitu kinerja keuangan, dua
variabel pemoderasi yaitu Good Corporate Governance dan
Corporate Social Responsibility, terhadap nilai perusahaan. Model regresi linier berganda pada penelitian inisebagai beikut:
= a + b1 ROAi,t+ 2� ,� + 3���,� + 4 ��,�*� ,� +
5 ��,�*���,� + e
Keterangan:
TQ : Nilai perusahaan
ROA : Kinerja keuangan
CSR : Tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur
dengan CSRI periode t.
KM : Good Corporate Governance yang diukur dengan kepemilikan manajerial periode t.
b : koefisien regresi
3. Uji F dan Uji Parsial (uji-t)
Pengujian parsial dilakukan untuk mengetahui variabel bebas
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel moderasi
dan untuk mengetahui variabel bebas dan variabel moderating
secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
Uji F, menunjukkan apakah persamaan regresi yang terbentuk
memeiliki ketepatan model yang tinggi.
Kriteria keputusan yang digunakan adalah:
a. Tingkat signifikan alpha ditetapkan sebesar 5%
b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan
membandingkan p value dengan alpha i. Jika p value> α (5%), maka gagal tolak Ho.
40 A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
Manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan barang mentah menjadi barang siap pakai.Perusahaan
manufaktur saat ini berkembang sangat pesat setiap tahunnya baik dari
segi laporan keuangan maupun saham yang telah go publik. Prospek bisnis
di bidang manufaktur juga terbukti sangat menguntungkan setiap tahunnya
yang nantinya akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya
kepada perusahaan tersebut.
Saham perusahaan manufaktur setiap tahun juga mengalami
kenaikkan karena banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya
disektor perusahaan ini untuk keperluan investasi guna memenuhi
kebutuhan dimasa yang akan datang. Objek penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2010-2014. Subjek penelitiannya adalah laporan
tahunan perusahaan manufaktur yang datanya diambil langsung dari
website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Pemilihan sampel
dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling dengan beberapa ketentuan. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan
perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Pengambilan sampel
penelitian ini digambarkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian yaitu
kinerja keuangan, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance dan nilai perusahaan. Data yang dilihat adalah jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (Gozhali 2011). Adapun nilai statistik deskritif variabel
Tabel 4.2
Tabel diatas memberikan gambaran statistik dari setiap variabel
mengenai jumlah nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi. Jumlah pengamatan dalam penelitian yaitu 105 sampel.
Variabel nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q (TQ) memiliki
nilai minimum sebesar 0,08509 dan nilai maksimum sebesar 7,09951.
Nilai rata-rata sebesar 1,35121 dengan standar deviasi sebesar
1,214777. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0,00660 dan nilai maksimum sebesar 0,32114. Nilai rata-rata
sebesar 0,09410 dengan standar deviasi sebesar 0,60123. Variabel
maksimum sebesar 0,74286. Nilai rata-rata sebesar 0,31716 dengan
standar deviasi sebesar 0,13395. Dan yang terakhir adalah variabel
Good Corporate Governance yang diukur dengan Kepemilikan Manajerial (KM) memiliki nilai minimum sebesar 0,00002 dan nilai
maksimum 0,30510. Nilai rata-rata sebesar 0,06224 dengan standar
deviasi sebesar 0,09444.
Sementara variabel ROA yang sudah dimoderasi Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai minimum sebesar 0,00085 dan nilai maksimum sebesar 0,08835. Nilai rata-rata sebesar 0,03010
dengan standar devisiasi sebesar 0,02195. Variabel ROA yang sudah
dimoderasi oleh Good Corporate Governance (GCG) memiliki nilai minimum sebesar 0,0000 dan nilai maksimum sebesar 0,08228. Nilai
rata-rata sebesar 0,00576 dengan standar devisiasi sebesar 0,01206.
C. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang
diperlukan dalam analisis regresi linear terpenuhi.Uji asumsi klasik ini
meliputi uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heteroskedastisitas, dan,
uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi variable dependen, variable independen atau keduanya
On-Sample kolmogorov smirrov. Hasil pengujian normalitas disajikan pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
Variabel Asymp. Sig. Nilai kritis Keterangan
Residual 0,089 0,05 Data berdistribusi normal
Sumber : Lampiran 8
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini menunjukkan nilai
Asymp. Sig 0,089 < 0,05, yang berarti data tersebut berdistribusi normal.
2. Uji Multikoleniaritas
Uji multikolonearitas merupakan uji yang digunakan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variable independen pada nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) dalam collinearity statistics. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah
Table 4.4
Nilai tolerance ROA sebesar 0,106 dan nilai VIF sebesar 0,396. Nilai tolerance CSR sebesar 0,242 dan nilai VIF sebesar 4,127. Nilai tolerance GCG sebesar 0,361 dan nilai VIF sebesar 2,766.
Hasil pengujian tidak ada satu variable bebas yang memiliki nilai
tolerance > 0,1. Nilai variance inflation factor (VIF) pada masing-masing variable bebas < 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi
tidak terjadi multikolonearitas antar variabel independen dalam