• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mina Padi : Kombinasi Dwi Fungsi Protein Bagi Petani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Mina Padi : Kombinasi Dwi Fungsi Protein Bagi Petani"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MINA PADI: KOMBINASI DWI FUNGSI PROTEIN BAGI PETANI

Ameilia Zuliyanti Siregar

Departemen HPT Fakultas Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara zuliyanti@yahoo.com,azsyanti@gmail.com

1. PENDAHULUAN

Tujuan Pembangunan Nasional diantaranya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia

melalui peningkatan pendapatan petani. Salah satu optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan

pendapatan petani adalah dengan merekayasa lahan menggunakan teknologi tepat guna. Cara yang dapat

dilakukan yaitu mengubah sistem monokultur ke sistem diversifikasi pertanian, melalui budidaya minapadi.

Dengan adanya pemeliharaan ikan di persawahan, selain dapat meningkatkan keragaman hasil pertanian,

bertambahnya pendapatan petani, meningkatkan kesuburan tanah dan air, juga dapat mengurangi hama penyakit

pada tanaman padi. Budidaya mina padi juga merupakan solusi terbaik dalam menghadapi perubahan iklim

yang ekstrim saat sekarang ini. Teknik budidaya minapadi terdiri dari dua pola yang bisa dilakukan

sekaligus dalam satu musim tanam, yaitu pola penyelang dan pola tumpang sari. Metode penyelang pemeliharaan

ikan di sawah menjelang penanaman padi sambil menunggu hasil semaian padi untuk dapat ditanam seperti yang

dilakukan petani di Desa Manik Rambung, Kabupaten Simalungun. Sedangkan pola tanam tumpang sari adalah

pemeliharaan ikan/udang bersama padi pada satu hamparan sawah seperti yang banyak dilakukan petani di

Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Langkat. Sistem usaha tani minapadi telah dikembangkan di

Indonesia sejak satu abad yang lalu (Ardiwinata, 1987; Afrianto dan Evi, 1998).

Pada awalnya sistem budidaya minapadi dikenal di China lebih dari 1700 tahun yang lalu. Minapadi

mulai diterapkan di Thailand lebih dari 200 tahun yang lalu (Fedoruk and Leela Patra, 1992). Di Indonesia,

praktek minapadi mulai dikenal sebelum tahun 1860 di Ciamis, Jawa Barat (Koesoemadinata and Costa-Pierce,

1992). Pengembangan minapadi kedaerah Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan,

Sulawesi Utara, Bali, dan Lombok dibawa oleh pelajar (santri), pedagang, dan pegawai pemerintahan (Fagi, et. al.,

1992). Pengembangan minapadi saat ini memungkinkan seiring dengan pengembangan sistem irigasi persawahan

didorong oleh peran dan kebijakan pemerintah. Pada tahun 1934, pengembangan minapadi banyak diarahkan ke

daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Pada tahun 1950-an, budidaya minapadi telah menyebar di Pulau-Pulau di

Indonesia. Pada masa ini luas pertanaman mina padi mencapai 50.000 ha dengan rata-rata produksi 100 kg/ha/thn.

Luas pertanaman padi meningkat pesat pada tahun 1960-1969, dan menurun pada tahun 1974-1979 seiring

(2)

Usaha Tani” dalam program BIMAS oleh Departemen Pertanian. Namun pada tahun 1980-1984, areal

pertanaman padi meingkat pesat mencapai 137.384 ha pada tahun 1982. Hampir semua daerah pengembangan

minapadi berloaksi di Jawa. Pada tahun 1985, luas pertanmaan padi di Jawa mencapai 69% dan Sumatera 15%

dari total pertanaman padi di Indonesia. Produksi perikanan dari minapadi pada tahun 1975-1985 mencapai

peningkatan sekitar 200%.

Selain menyediakan pangan sumber karbohidrat, sistem ini juga menyediakan protein sehingga cukup

baik untuk meningkatkan mutu makanan penduduk di pedesaan (Syamsiah et.al . ,1988). Dengan teknologi yang

tepat, mina padi dapat memberi pendapatan yang cukup tinggi dan sumber protein tambahan keluarga bagi para

petani. Keuntungan yang didapat dari usaha tani mina padi berupa peningkatan produksi padi dan ikan,

mengurangi penggunaan pestisida, pupuk anorganik, penyiangan dan pengolahan tanah (Suriapermana dan

Syamsiah,1995). Mina padi merupakan suatu kegiatan pemeliharaan ikan di sawah dimana bentuk sawah dibuat

sedemikian rupa sehingga membuat ikan layak hidup. Pada lahan sawah, untuk pemeliharaan ikan dibuatkan

sebuah kamalir di sisi kolam ataupun dibuat ditengah kolam yang fungsinya untuk tempat pemeliharaan ikan.Ikan

yang dipelihara di sawah untuk ukuran benih sangat bagus karena pada sawah banyak makanan alami yang

dihasilkan yang secara langsung dapat membantu pertumbuhan ikan. Selain pakan alami ikan perlu juga diberi

pakan buatan berupa dedak atau pellet agar dicapai pertumbuhan yang optimum.

Bagaimana sebenarnya perkembangan budidaya mina padi di Indonesia sehingga menjadi salah satu

strategi budidaya perikanan dalam meningkatkan produksi budidaya perikanan secara nasional? Berdasarkan data

statistik budidaya perikanan Indonesia yang dipublikasi oleh Direktorat Jenderal Budidaya Perikanan, sebagian

besar daerah Indonesia sudah mengambangkan budidaya mina padi. Sebagian besar ikan yang dibudidayakan

adalah ikan mas dan ikan nila, walaupun sebenarnya tidak terbatas hanya dari kedua komoditas tersebut.

Komoditas ikan lain yang dapat dibudidayakan dengan metode ini, antara lain: nilem, tawes, lele, mujaer, gurame,

dan udang galah. Jika dillihat berdasarkan data tahun 2009, produksi total budidaya mina padi terbesar adalah

provinsi Jawa Barat sebesar 31.784 ton, diikuti dengan Provinsi Jawa Timur sebesar 11.879 dan Sumatera Selatan

sebesar 10.660 ton. Budidaya mina padi sangat berkembang di pulau Jawa dan Sumatera, didukung pulau-pulau

lainnya.

Teknik budidaya mina padi ini sebenarnya tidak sulit. Yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan

ikan dengan teknik budidaya mina padi ini adalah jenis padi dari varietas unggul dan jenis ikan yang mempunyai

daya serap dan nilai ekonomis tinggi. Pemilihan jenis ikan juga perlu memperhatikan ketersedian air, benih, pakan

dan pangsa pasar dari ikan yang dipelihara dan akan dijual nantinya. Potensi pengembangan budidaya mina padi

(3)

pemanfaatan lahan untuk budidaya mina padi hanya sebesar 127.944 hektare dari luas lahan potensial sebesar

1.538.379 hektare. Jadi tingkat pemanfaatan lahan untuk budidaya sawah baru sekitar 8,3 persen. Oleh karenanya,

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Ditjen Budidaya Perikanan menggalakkan program budidaya mina

padi untuk menunjang target produksi budidaya perikanan pada tahun 2014.

2. TUJUAN

Tujuan sistim mina padi adalah untuk:

1) Mendukung peningkatan produktivitas lahan dengan teknologi sederhana secara tepat guna.

2) Meningkatan sumber pendapatan bagi petani.

3) Meningkatan kualitas makanan (sumber protein nabati dan hewani) bagi petani.

Banyak keuntungan yang didapat menggunakan teknik budidaya mina padi ini, antara lain yaitu:

1. Lahan sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang mengandung berbagai unsur hara.

2. Mengurangi penggunaan pupuk.

3. Ikan dapat juga membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersifat kompetitor dengan padi dalam pemanfaatan

unsur hara.

4. Mengurangi biaya penyiangan tanaman liar.

5. Meningkat produktivitas padi sebesar 10%.

Dalam kajian ilmiah yang dilakukan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor menunjukan

bahwa penerapan budidaya mina padi dapat meningkatkan pendapatan sebesar 20%.

3. PERSYARATAN

Adapun persyaratan utama yang dibutuhkan dalam membuat mina padi adalah:

1) Petakan sawah mempunyai pematang keliling yang kuat, dapat menahan air dan tidak bocor.

Lebar pematang 30-50 cm dan tingginya 40-50 cm.

2) Saluran pemasukan dan pengeluaran dilengkapi dengan saringan (kawat, bambu dan lainnya).

3) Bentuk parit atau kemalir dan lebarnya disesuaikan dengan luas petakan sawah, yaitu2-3 %.

(4)

Gambar 1. Contoh desain caren (kemilir) dan pematang

Gambar 2. Desain dan kostruksi parit di minapadi (Koesoemadinata and Costa-Pierce, 1992)

4) Penanaman padi aturannya disesuaikan dengan ketentuan 10 (sepuluh) unsur paket teknologi, yaitu:

a. Pengelolaan tanah meliputi: pembabatan jerami, pembajakan, pencangkulan, pemerataan permukaan tanah.

penggenangan, dan perbaikan pematang,

b. Tataguna air yang sesuai dengan jumlah dan waktu kebutuhan tanaman dan diatur secara bergiliran.

c. Menggunakan benih padi berlabel biru dan memilih yang tahan terhadap genangan air.

d. Pemupukan berimbang, dimana dosis per hektar adalah UREA (200 kg), TSP (100 kg),KCL (75 kg), dan

ZA(100 kg).

(5)

f. Pengaturan jarak tanam, pada musim hujan adalah 30 x 15 cm dan 22 x 22 cm untuk musim kemarau.

Tiap rumpun padi terdiri dari 3 batang.

g. Pengaturan pola tanam bertujuan untuk memotong siklus hidup hama.h. Pergiliran varietas padi yang

ditanam.

i. Penen dan pascapanen yang meliputi waktu panen, cara panen, perontokan, pembersihan, pengeringan dan

penyimpanan.

j. Penggunaan pupuk pelengkap cair atau zat pengatur tumbuh.

5) Penanaman ikan.

a. Jenis ikan yang paling umum dipelihara adalah ikan mas.

b. Penebaran ikan dilakukan lebih kurang 4 hari setelah penanaman padi.

c. Padat penebaran ikan : * ukuran (2-3) cm sebanyak 2-3 ekor/m2, *ukuran (3-5) cm sebanyak 1-2 ekor/m2.

d. Pemberian makanan tambahan dapat berupa dedak sebanyak 2-4 kg/ha/hari.

4. PRODUKSI

Produksi ikan yang dapat dicapai setelah 30-40 hari pada masa pemeliharaan adalah:

1) Benih (2-3) cm dengan derajat kelangsungan hidup (RS) 50-65 % ukuran yang dicapai(3-5) cm.

2) Benih (3-5) cm, SR nya 60-70 % dan ukuran yang dicapai (5-8) cm.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan mina padi adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Benih

a. Benih padi (Varietas : Ciherang sesuai dengan kebutuhan benih (25 kg/ha), Umur bibit 15-21 hari dan

sistem tanam jajar Legowo 2:1).

b. Benih ikan

Kriteria: ikan yang memiliki pertumbuhan cepat, disukai konsumen, nilai ekonominya tinggi, tahan

terhadap perubahan lingkungan dan diutamakan yang tidak berwarna cerah untuk menghindari serangan

hama terutama hama burung. Jenis ikan : nila, mas, gurame (ukuran 5-8 cm) dan bawal (ukuran 2 inchi).

2. Persemaian

a. Persemaian seluas 5% luas lahan yang akan ditanami.

(6)

c. Dibuat bedengan-bedengan selebar 2-4 m.

d. Pemeliharaan persemaian seperti pada cara tanam padi biasa.

e. Umur persemaian 15-21 hari.

3. Persiapan Lahan

a. Pembersihan lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman

b. Pengolahan tanah

Tanah diolah sempurna (2 kali bajak dan 2 kali garu), dengan kedalaman olah 15-20 cm. Bersamaan

dengan pengolahan tanah dilaksanakan perbaikan pintu pemasukan/pengeluaran dan perbaikan pematang,

jangan sampai bocor.

c. Pembuatan caren

Caren berfungsi sebagai tempat pelindungan ikan pada saat aplikasi pupuk ataupengendalian hama

penyakit. Pembuatan caren palang dan melintang pada saat pengolahan tanah terakhir, lebar 1m dengan

kedalaman 30 cm. Pada titik persilangan dibuat kolam pengungsian ukuran 1x1 m dengan kedalaman

30cm.Pada setiap pintu pemasukan dan pengeluaran air pada setiap petakan dipasangsaringan kawat dan

slat pengatur tinggi permukaan air menggunakan bambu.

4. Penanaman padi

Cara tanam adalah jajar legowo 2:1. (setiap dua barisan tanam terdapat lorongselebar 40 cm, jarak antar

barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan lebih rapat yaitu10 cm) Untuk mengatur jarak tanam,

digunakan caplak ukuran mata 20 cm. Pada jajar legowo 2:1 dicaplak kearah memanjang saja.

Penanaman padi dilaksanakan pada saat bibit berumur 17 hari. Setiap rumpun terdiri dari 2-3 batang.

5. Penebaran benih ikan

Waktu : tanaman padi berumur 10-15 HST (setelah penyiangan pertama danpemupukan dasar) pada sore atau

pagi hari. Jumlah benih ikan : 4300 ekor, terdiri dari benih Nila 2700 ekor dan Bawal 1600 ekor (Padat tebar

ikan 5-10 ekor/m2) atau ikan mas sebanyak 5-10 ekor/m2.

6. Pengaturan air

a. Pengaturan air macak-macak dilakukan pada saat tanam sampai 3-4 HST.

(7)

c. Pengaturan air macak-macak juga dilakukan pada saat aplikasi pupuk dasar dansusulan. Pintu pemasukan

dan pengeluaran air pada saat aplikasi pupuk supayaditutup agar pupuk tidak hanyut terbawa air.

d. Setelah 10-15 HST (sesudah penyiangan dan pemupukan susulan pertama) air dimasukkan mengikuti

pertumbuhan tanaman.

e. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang saringan dari kawat atauanyaman bambu untuk

mencegah keluarnya ikan yang dipelihara dan mencegah ikanliar masuk ke dalam petakan.

f. Pada pintu pengeluaran air perlu dipasang pelimpasan air untuk menahan air sesuaidengan kebutuhan dan

membuang air yang berlebihan pada saat terjadi hujan

7. Pemupukan

a. Pemupukan Dasar

Pupuk kandang/kotoran ayam : 1-2 t/ha sebagai pupuk dasar diberikan sesudah pengolahan tanah.

Pemupukan N (Urea) dengan bagan warna daun (BWD). Takaran pupuk :berdasarkan rekomendasi pupuk

setempat. Takaran pupuk P dan K : berdasarkan kadar atau status hara P dan K tanah. Untuktanah dengan

kandungan P rendah, takaran pupuk : 125 kg SP-36/ha. Untuk tanahdengan status P tinggi takaran pupuk :

50 kg/ha. Pupuk P diberikan pada saat tanamatau paling lambat pada umur 3 minggu. Pupuk K hanya

diperlukan pada tanah yang mengandung hara K rendah yangdiberikan sekaligus pada saat tanam

bersamaan dengan pemberian pupuk Urea danSP-36 sebagai pupuk dasar atau paling lambat pada umur 40

hari atau menjelangfase primordia.b) Pemupukan SusulanPupuk susulan berupa 50 kg/ha Urea,

diberikan 2 minggu kemudian dengan cara ditebar.

b. Penyiangan gulma

Penyiangan dilakukan pada umur 10-15 HST dan selanjutnya tergantung keadaan gulma.

8. Pemeliharaan ikan (pemberian pakan, pengelolaan air dan pengawasan hama)

Pemberian pakan : setelah 3 hari ikan di petakan sawah.

Jenis pakan : pakan apung dengan kadar protein 28-32%.

Cara pemberian pakan : ad libitum (pemberian pakan dihentikan setelah ikanberkurang nafsu makannya).

Periode pemberian pakan : 2 kali sehari (pagi dan sore hari).

Setelah ikan berumur 2-3 minggu, pupuk kandang kembali diberikan dengan caraditebar. Dosis 0,25

(8)

Sistem pemeliharaan mina padi adalah ikan dipelihara bersama 30 hari dan benihikan mencapai ukuran 30-40

ekor/kg dari waktu tanaman hingga penyiangan pertama ataukedua.

9. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan sistem periodik. Pestisida digunakan seminimal mungkin.

Ikan yang dipelihara merupakan predator bagi serangga hama padi, sehinggaserangan hama dapat terkendali

dengan baik.

10. Panen

Saat panen yang paling tepat adalah ketika 90% gabah menguning. Panen ikan dilakukan 10 hari sebelum

panen padi dengan cara mengeringkanpetakan sawah terlebih dahulu kemudian ikan ditangkap secara

perlahan-lahan

Kesimpulan

Minapadi dapat dibudidayakan dan dikembangkan di pertanian agraris di Indonesia,

termasuk di pertanian padi dataran rendah dan dataran tinggi di Sumatera Utara. Keuntungan

yang dapat diperoleh dari budidaya ikan sistem minapadi adalah diperoleh dua macam hasil

produksi (padi dan ikan), sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga; petani menjadi

lebih rajin mengawasi sawahnya; kotoran ikan merupakan pupuk bagi tanaman padi;

memperbaiki struktur tanah, karena ikan dalam mencari makan selalu membolak-balikan

lumpur.; ikan akan membantu memakan binatang-binatang kecil yang merupakan hama tanaman

padi dan diperolehnya sumber protein tambahan dari ikan yang memiliki nilai ekonomis.

Mudah-mudahan budidaya minapadi yang menjadi kearifan lokal petani suku Batak, Jawa, Madura,

Sulawesi, dan suku-suku lainnya dapat dilestarikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(9)

Daftar Pustaka

Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty. 1998. Beberapa metode budidaya ikan. Kanisius, Yogyakarta. 86-94.

Ardiwinata, R.D. 1987. Rice-fish culture on paddy fields in Indonesia. Proceedings of Indo Facific Fish Council. 7 (II-III): 11-154.

Fagi, A.M., S. Suriapermana, dan I. Syamsiah. 1992. Rice-fish farming research in lowland area: the West Java case. In C.R. Dela Cruz, C. Lihtfoot, B.A. Costa Pierce, V.R. Carangal, and M.P. Bimbo (Eds.). Proceeding of Rice-Fish Research and Development in Asia. ICLARM Conf. Proc. p. 273-286.

Fedoruk, A and W. Leela Patra,. 1992. Ricefield fisheries in Thailand. In C.R. Dela Cruz, C. Lightfoot, B.A. Costa Pierce, V.R. Carangal, and M.P. Bimbo (Eds.). Proceeding of Rice-Fish Research and Development in Asia. ICLARM Conf. Proc 12 , 261p.

Hickling, C.P. 1971. Fish Culture. Faber and Faber. London. p. 253.Fedoruk dan Leelapatra, 1992.

Koesoemadinata and Costa-Pierce, 1992. Status of rice-fish culture in Indonesia. in: C.R. de la Cruz, C. Lightfoot, B.A.Costa-Pierce, V.R. Carangall and M.P. Bimbao (Eds.). Rice fish research and developmet in Asia (pp.45-62). ICLARM, .Manila, Phillipines.

Liptan No. 06/KAN/INF/BIP-SB/89-90.

Syamsiah, I., S. Suriapermana, and A.M. Fagi. 1988. Research on Rice Fish Culture: Past experiences and future research programs. Paper Presented at The Workshop on Rice-Fish Farming Research and Development. Ubon, Thailand, 21-25 March 1988.

(10)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

Ameilia Zuliyanti Siregar, S.Si, M.Sc

NIP. 19730527 200501 2 002

Gambar

Gambar 1. Contoh desain caren (kemilir) dan pematang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan, disiplin kerja dan kompensasi terhadap kinerja karyawan di PT Agro Rejeki

“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang ”. 11

Social media marketing activities yang dilakukan Kopi Janji Jiwa menimbulkan value consciousness akan harga, konsumen dengan mudah membandingkan harga antara

Berikut adalah pencatatan data durasi dari proses restore yang telah diurutkan dari tercepat sampai dengan terlama yang dapat dilihat pada Tabel 5.6.. Grafik Durasi Restore yang

Lensa AF-S memiliki motor di dalamnya sehingga Auto Focus bisa bekerja dengan baik pada semua jenis kamera DSLR Nikon, baik yang memiliki motor (pada body kamera) sendiri

Sampel dalam penelitian ini yaitu 57 anak lulusan SMP/MTs tahun 2015 dan 2016 yang tidak melanjutkan SMA/SMK Sederajat di Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo

Menurut Zeithaml dan Bitner (2008 hal. 38) proses adalah bagaimana nilai jasa tersebut disampaikan kepada konsumennya. Konsumen dapat menilai jasa yang diberikan dalam