THE INFLUENCE OF MANAJERIAL OWNERSHIP, INSTITUSIONAL OWNERSHIP, LEVERAGE POLICY, PROFITABILITY AND FIRM SIZE
TO DIVIDEND POLICY
(Study on Manufacturing and Real Estate Companies Listed at BEI in 2009-2014)
Oleh:
TATA RIANA ELSY DAMAYANTI 20120410367
FAKULTAS EKONOMI
i
THE INFLUENCE OF MANAJERIAL OWNERSHIP, INSTITUSIONAL OWNERSHIP, LEVERAGE POLICY, PROFITABILITY AND FIRM SIZE
TO DIVIDEND POLICY
(Study on Manufacturing and Real Estate Companies Listed at BEI in 2009-2014)
Oleh:
TATA RIANA ELSY DAMAYANTI 20120410367
FAKULTAS EKONOMI
iv Dengan ini saya,
Nama : Tata Riana Elsy Damayanti
Nomo rmahasiswa : 20120510367
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN” (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2009-2014)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 9 Mei 2016
v
“Bertawakalah pada Allah, maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. Al-Baqarah: 282)
“Berlelah – lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang. Jika engkau tak tahan lelahnya belajar, engkau akan menangung perihnya kebodohan”
vi Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, terima kasih untuk Allah SWT dan Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan segala petunjuk kepada saya sehingga skripsi ini telah selesai
pada waktunya. Skripsi ini akan saya persembahkan untuk-Nya dan Nabi Muhammad
SAW.
Untuk kedua orang tuaku, Bambang Rudi Edi dan Rundiyah yang amat sangat saya
cintai dan saya sayangi, terima kasih selalu ku ucapkan untuk kedua orang tuaku yang
telah banyak memberikan dukungan dan semangatnya sepanjang hidupnya. Terima
kasih banyak Ibuk Bapak .
Untuk kakak ku tersayang, Ruditya Destiana dan keponakan ku Mirza Ali Fardani
terima kasih telah menghibur aku, terima kasih untuk segala keceriaannya. Untuk
keluarga ku yang ada di Yogyakarta mbak Susi, Budhe, Conan dan Gayasi terima
kasih telah menampung ketika hari libur.
Untuk Pak Imam Bintoro selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima kasih untuk
bersedia membimbing saya hingga skripsi saya ini telah selesai dan saya minta maaf
atas segala kesalahan saya yang telah saya perbuat.
Untuk Ardian Kurniawan, Eka Yuni Wijiyati, Intan Hasanah, Nanang Eko Mulyono,
Destya Hariana, Nilam Fuziah yang telah memberikan semangat, ilmu dan
vii
Untuk Ratri Werdi Erdianty, Guniarti Indah Wardani, Allan Fazri dan Fathah
Anjasmoro yang telah memberikan semangat juga, kita sama – sama berjuang untuk
mendapatkan gelar S.E ini. Terima kasih untuk selalu menemaniku, menghiburku dan
membuatku tersenyum.
Untuk teman dan sahabat seperjuangan ( Menur Ajeng R, Melisa, Rizki K Dewi,
Femi Kurnia, Digna, Sukesih, Bondan Wicaksono, Wawan, Fian, Rudi, Biko, Badru,
Rizki, Alvin, Farid, Syabu, Mahmud Yunus, Hilman, Indah Paramita, Nugraheni
Pangestuti, Cynthia, Titin, Teteh, Yuyun, Yesika, Amran dan yang tidak dapat
disebutkan satu persatu). Terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini dan sukses
untuk kita semua.
Untuk dosen-dosen di Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima
x
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah menciptakan manusia dengan
akal dan pikiran sehingga manusia mampu untuk berpikir bagaimana
mengembangkan kualitas hidupnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ini dengan baik.
Skripsi dengan judul “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL,
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG,
PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN”dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana (S1)
di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama, bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak, dengan ketulusan dan keikhlasannya
memberikan waktu, saran, dan sumbangan pemikiran yang tak ternilai harganya. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberi berbagai
kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas
xi
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bantuan
selama proses penyelesaian karya tulis ini.
3. Kedua Orang Tuaku, Bapak dan Ibu tercinta. Penulis yakin tanpa doa,
bimbingan dan dukungan dari kalian semua ini hanya semu belaka. Semoga
usaha bapak dan ibu dalam mendidik penulis tidak pernah sia-sia dan menjadi
barokah bagi keluarga.
4. Teman - teman yang selalu memberikan semangat, perhatian, pengertian, dan
dukungan dalam penyelesaian karya tulis ini.
5. Teman-teman seperjuangan dan Semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu yang telah memberikan informasi, bantuan, semangat
dan kerjasamanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 9 Mei 2016
xii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PERSTUJIAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... v
INTISARI ... vii
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
3. Teori Pendukung Kebijakan Dividen ... 9
4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 10
B. Pengaruh antar variabel ... 11
1. Pengaruh kepemilikan manajerial perusahaan terhadap kebijakan Dividen 13 2. Pengaruh kepemilikan Inst perusahaan terhadap Kebijakan Dividen ... 14
3. Pengaruh kebijakan hutang terhadap Kebijakan Dividen ... 14
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Objek Penelitian ... 23
B. Jenis Data ... 23
C. Teknik pengambilan Sampel ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ... 25
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 25
F. Uji Kualitas Data ... 26
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 31
B. Hasil Uji Kualitas Data ... 33
C. Hasil Linier Berganda ... 40
D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 43
E. Pembahasan (Interprestasi) ... 47
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 54
A. Simpulan ... 54
B. Saran ... 56
C. Keterbatasan Penelitian ... 56
DAFTAR PUSTAKA
xiv
4. 1 Proses Seleksi Sampel ... 32
4.2 Hasil Uji Descriptive Statistic ... 33
4.3 Hasil Uji Normalitas ... 36
4.4 Hasil Multikolonearitas ... 37
4.5 Hasil Uji Autokolerasi. ... 38
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 39
4.7 Hasil Regresi Linier Berganda ... 41
4.7 Hasil Uji Nilai T ... 41
4.8 Hasil Uji F ... 46
xv
viii
dividen dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau indikator kondisi keuangan perusahaan,
apakah perusahaan dalam kondisi yang profit ataupun sebaliknya. Kebijakan dividen sendiri
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : kepemilika manajerial, kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilika manajerial, kepemilikan institusional,
kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2009 – 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpoise
sampling dan diperoleh 20 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Selanjutnya, kepemelikan institusional tidak berpengaruh signifikan tetapi
untuk ukuran perusahaan berpengaruh signifikan namun arahnya yang negatif terhadap
kebijakan dividen.
Keyword : kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas
ix
or indicator of company’s finance condition. Which is the company in profil condition or visa versa. Dividen policy it self can be influenced by several factors such as manajerial
ownership, institusional ownership, leverage policy, profitability and firm size. The aim of
this research is to exposes the influence of manajerial ownership, institusional ownership,
leverage policy, profitability and firm siz toward manufacture company’s dividen policy
where exist in stock exchange.
Population in this research is manufacture company in Indonesia’s stock exchange in 2009 -
2014. The sampelling technique which being used is purpoise sampling and achieved 20
companies. The data of analysis technique is to use double linier regretion test. The result of
hypothesis showed that manajerial ownership, leverage policy and profibility, influenced
significantly toward dividen policy. On the other hand, institusional ownership and firm size
did not influence significantly toward dividen policy.
1 A. Latar Belakang
Tujuan berdirinya suatu perusahaan adalah menghasilkan laba
maksimal dalam jangka panjang. Manajemen sebagai pengelola
perusahaan, diharapkan mampu mencapai hal - hal tersebut sehingga dapat
dapat memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham melalui
keputusan – keputusan yang dibuatnya. Salah satu tujuan dari investor
dalam berinvestasi adalah untuk memperoleh pendapatan (return) berupa
dividend yield dan capital gain, (Yunita dan Erawati, 2014) tetapi tidak
semua perusahaan itu membagikan dividen tergantung dari kebijakan
perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai
dividen atau ditahan dalam perusahaan sebagai bentuk laba ditahan guna
membiayai investasi dimasa yang akan datang. Penetapan dalam kebijakan
dividen itu sangat penting karena berkaitan dengan kesejahteraan
pemegang saham. Dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham
dapat berupa cash dividend serta stock dividend. Cash dividen adalah
dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas, sedangkan stock dividend
adalah dividen yang dibayar sebagai penambahan lembar saham pada
pihak yang memiliki kepentingan tetapi saling bertentangan, yang disebut
sebagai agency cost.
Para manajer seringkali bertindak untuk memaksimumkan
kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan kepentingan pemegang
saham, dan manajer yang punya saham diperusahaan tentunya akan
menselaraskan kepentingannya sendiri dengan kepentingannya sebagai
pemegang saham (Devi dan Erawati, 2014). Agency cost juga dapat
dikurangi dengan cara meningkatkan proporsi penggunaan hutang dalam
pendanaan, karena hutang mewajibkan perusahaan untuk melunasi
kewajibannya Dewi (2008).
Dalam mengawasi dan memonitor perilaku manager, pemegang
saham harus bersedia mengeluarkan kos pengawasan yang disebut agency
cost. Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan kepemilikan
institusional. Kepemilikan institusional merupakan salah satu mekanisme
monitoring eksternal yang mampu mengawasi dan mendisiplinkan
manajer agar selalu berusaha memaksimumkan kesejahteraan pemegang
saham. Peningkatan kepemilikan isntitusional menyebabkan kinerja
manager diawasi secara optimal. Sehingga kepemilikan institusional akan
berpengaruh terhadap biaya keagenan dan perubahan dukungan terhadap
manajemen dan pilihan kebijakan perusahaan, dalam hal ini kebijakan
dividen Bukhori (2008).
Kebijakan dividen juga dipengaruhi oleh kebijakan hutang
kebangkrutan perusahaan. Apabila beban hutang semakin tinggi maka
akan berpengaruh pada kemampuan perusahaan di dalam membagikan
dividen kepada pemegang saham. Profitabilitas juga dapat
mempengaruhi dalam kebijakan dividen. Profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit). Setiap
perusahaan yang didirikan tentu saja diorientasikan untuk
mendapatkan laba dengan tidak mengorbankan kepentingan pelanggan
untuk mendapatkan kepuasan (Brigham dan Houston, 2011). Laba
perusahaan tersebut akan menjadi acuan dalam pembayaran dividennya.
Besarnya tingkat laba akan mempengaruhi besarnya tingkat pembayaran
dividen yang dibagikan kepada pemengang saham. ROA digunakan
sebagai alat ukur profitabilitas karena dengan demikian bagi investor
jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas
ini.
Selain profitabilitas faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan
dividen adalah ukuran perusahaan. Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat
dari total aset, penjualan, tenaga kerja, dan kapitalisasi pasar.
Perusahaan yang besar akan memberikan pembayaran dividen yang
tinggi karena perusahaan besar lebih stabil dalam menghasilkan laba, serta
lebih mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya daripada
perusahaan kecil. Perusahaan kecil akan memberikan pembayaran dividen
yang lebih rendah karena laba yang dihasilkan dialokasikan pada laba
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Dewi (2008). Adapun replikasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah penulis tetap menggunakan lima variabel yaitu
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang,
profitabilitas dan ukuran perusahaan. Periode pengambilan data dalam
penelitian Dewi (2008) adalah tahun 2002 – 2005 sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan data dengan cakupan yang lebih lama dan
terkini yaitu pada tahun 2009 – 2014. Obyek penelitian yang di gunakan
dalam penelitian Dewi (2008) adalah semua perusahaan yang go public,
sedangkan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Alasan
peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian di
karenakan perusahaan manufaktur membutuhkan sumber dana yang akan
digunakan untuk investasi pada perusahaan. Perusahaan manufaktur lebih
membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi
perusahaan mereka, salah satunya dengan investasi saham oleh para
investor, sehingga dapat mempengaruhi nilai perusahaan Herawaty,
(2008).
B. Batasan Masalah Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
1. Dilakukan hanya pada perusahaan – perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
3. Variabel dependen dalam penelitian ini hanya menggunakan satu
variabel yaitu kebijakan dividen.
4. Variabel independen yang digunakan yaitu Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusinal, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan
dividen ?
2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan
dividen ?
3. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?
5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan
dividen.
2. Untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan
dividen.
3. Untuk menguji pengaruh kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen.
4. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen.
5. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan
E. Manfaat Penelitian 1. Bidang Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan baru mengenai pengaruh
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang,
profitabilitas dan ukuran perusahaan terutama di bidang keuangan
terhadap kebijakan dividen.
2. Bidang Praktik
a. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada para manajer
mengenai pengelolaan keuangan yang baik sehingga dapat
menghasilkan kebijakan dividen yang optimal.
b. Sebagai bahan pertimbangan untuk para investor dalam
pengambilan keputusan untuk berinvestasi yaitu menentukan
perusahaan mana yang akan memberikan return yang lebih besar
7 1. Kebijakan Dividen
Beberapa argumen mengenai kebijakan dividen menurut Hanafi,
(2004:361) :
a. Kebijakan dividen tidak relevan
Miller dan Modigliani (1961) mengajukan argumen bahwa
kebijakan dividen tidak relevan. MM menunjukkan bahwa investor
indifferent (sama saja) terhadap kebijakan dividen. MM mengajukan
beberapa asumsi dalam analisis mereka :
1) Tidak ada biaya pajak atau biaya lainnya. Pelaku pasar tidak
bisa mempengaruhi harga sekuritas. Pasar diasumsikan
sempurna (perfect).
2) Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama
terhadap investasi, keuntungan, dan dividen dimasa mendatang.
Pengharapan investor dikatakan homogeny.
3) Kebijakan investasi ditentukan terlebih dulu, kebijakan dividen
tidak mempengaruhi kebijakan investasi.
b. Argumen yang mendukung relevansi dividen
Argumen ketidakrelevanan kebijakan dividen
mengasumsikan pasar yang sempurna dan efisien. Jika pasar tidak
menyatakan bahwa kebijakan dividen relevan berangkat dari
asumsi ketidaksempurnaan pasar. Di satu sisi, argumen tersebut
mengatakan bahwa perusahaan perlu membayar dividen yang
tinggi, di sisi lain, argumen tersebut menyatakan sebaliknya, yaitu
perusahaan perlu membayar dividen yang rendah Hanafi (2004).
1). Dividen dibayar tinggi (Bird in the Hand Theory)
Beberapa argumen yang mendukung pembayaran
dividen yang tinggi Hanafi (2004) :
(a). Mengurangi ketidakpastian
Beberapa tipe investor akan menyukai
pendapatan saat ini karena dividen diterima saat ini
sedangkan capital gain diterima di masa mendatang
sehingga ketidakpastian dividen menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan capital gain. Faktor
ketidakpastian akan berkurang sehingga investor
semacam itu akan mau membayar harga yang lebih
tinggi untuk saham dengan dividen tinggi.
(b). Mengurangi konflik keagenan antara manajer
dengan pemegang saham
Menurut agency theory, konflik bisa terjadi
antar pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan.
Manajer disewa oleh pemegang saham untuk
saham (maksimisasi kemakmuran pemegang saham)
dapat tercapai. Namun manajer bisa mempunyai
agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan
pemegang saham. Manajer bisa saja menahan
labanya untuk diinvestasikan kembali pada proyek
yang dapat meningkatkan keuntungan, investasi
aset, dan lain sebagainya. Konteks semacam itu
pembayaran dividen yang tinggi merupakan hal
yang diinginkan oleh investor karena akan
mengurangi potensi konflik antara manajer dengan
pemegang saham.
(c). Efek pajak
Dividen mempunyai pajak efektif yang lebih
tinggi dibandingkan dengan capital gain. Tetapi
dalam beberapa situasi, investor memilih
pembayaran dividen yang tinggi karena membayar
pajak yang lebih rendah.
2). Dividen dibayar rendah
Argumen yang mendasari dividen dibayar rendah Hanafi
(2004) yaitu :
(a). Efek pajak
Di Negara tertentu, seperti di Amerika Serikat,
dengan pajak untuk dividen. Disamping itu, pajak atas
capital gain akan efektif jika capital gain tersebut
direalisir, dengan kata lain pajak efektif atas capital
gain dapat ditunda sedangkan pajak dividen akan
dibayarkan pada saat dividen diterima. Berdasarkan
argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah
karena akan menghemat pajak.
(b). Biaya emisi (flotation costs)
Jika perusahaan membayarkan dividen dan
kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan
mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal saham
eksternal akan lebih besar dibandingkan biaya modal
internal karena adanya biaya emisi, biaya transaksi dan
biaya underpricing saham. Oleh karena itu, perusahaan
akan lebih baik membayarkan dividen rendah sehingga
tidak harus menerbitkan saham baru.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
Faktor-faktor praktis yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
kebijakan dividen Hanafi, Mamduh M (2004:375) :
a). Kesempatan investasi
Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang
jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang
positif.
b). Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun
modal sendiri. Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk
memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan
profit (Wirjolukito et al dalam Suharli, 2007).
c). Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya
dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia. Posisi
likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk
menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para
pemegang saham (Bangun dan Stefanus, 2012).
d). Stabilitas Pendapatan
Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di masa
mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan
semacam itu bisa membayar dividen yang lebih tinggi. Hal yang
sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan
membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang
tinggi.
e). Pembatasan-pembatasan
Kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi
pembayaran dividendalam situasi tertentu. Sebagai contoh,
perusahaan harus menjaga tingkat modal tertentu, rasio likuiditas
tertentu, atau perusahaan tidak bisa membayarkan dividen sebelum
dividen untuk pemegang saham preferen dibayar. Pada situasi
normal, pembatasan semacam itu tidak berpengaruh banyak
terhadap kemampuan perusahaan membayarkan dividennya. Tetapi
dalam situasi buruk, dimana aliran kas lebih kecil, pembatasan
tersebut akan mempengaruhi pembayaran dividen oleh perusahaan.
2. Teori Keagenan
Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan managemen dan
kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan sehingga dapat
terjadi konflik diantaranya, (Tarjo dan Hartono dalam Dewi, 2008). Hal
tersebut sering terjadi karena manajer cenderung berusaha mengutamakan
kepentingan pribadi. Sedangkan pemegang saham tidak menyukai
kepentingan pribadi manajer karena hal tersebut akan menambah kos bagi
perusahaan dan menurunkan keuntungan yang akan diterima oleh
pemegang saham. Akibat dari perbedaan itulah maka terjadi konflik yang
disebut dengan agency conflict. Untuk mengawasi dan menghalangi
mengeluarkan kos pengawasan tersebut., kos tersebut disebut kos
keagenan (agency cost). Ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk
mengurangi agency cost antara lain dengan meningkatkan kepemilikan
manajerial dengan menggunkan kebijakan hutang dan dengan
mengaktifkan pengawasan melalui investor – investor institusional, Dewi
(2008)
3. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh
manajemen. Adanya konflik keagenan yang terjadi diantara pihak
principal (shareholders) dengan pihak agen (manajer) menyebabkan
adanya biaya keagenan (agency cost). Karena konflik keagenan ini
manajer akan cenderung melakukan tindakan yang menguntungkan bagi
dirinya, disisi lain pemegang saham ingin mendapatkan pengambilan yang
sebesar – besarnya. Dengan kepemilikan manjerial pada suatu perusahaan
maka akan mengurangi konflik keagenan, (Putri dan Natsir, 2006).
Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen
yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Hatta
dalam Dewi, 2008)
4. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah proporsi pemegang saham yang
dimiliki oleh pihak institusional, seperti reksa dana, bank, dana pensiun
dan perusahaan asuransi. Monitoring terhadap perusahaan tidak hanya
dari pihak ekternal perusahaan terutama investor institutional, Fuad
(2006). Institusi merupakan pembuat keputusan professional yang mampu
menilai kinerja perusahaan dan memonitor manajemen, Bukhori (2008).
Sehingga tingkat kepemilikan institusional berpengaruh mengurangi biaya
keagenan dan perubahan dukungan terhadap manajemen dan pilihan
kebijakan perusahaan. peneletian (Bathala et al dalam Fuad, 2006)
menemukan bahwa kepemilikan institusional dapat berperan sebagai
subtitusi dari kepemilkan manajerial dan laverage dalam mengendelikan
biaya agensi.
5. Kebijakan Hutang
Pada umumnya semakin besar suatu peusahaan, semakin bersar
pula penggunaan hutang dalam membiayai kekurangan pendanaan dalam
operasional perusahaannya. Suad, (2008 : 331) menjelaskan bahwa bunga
dari hutang bisa digunakan untuk mengurangi pajak yang ada, sehingga
dengan kata lain penggunaan hutang dapat bermanfaat bagi pemilik
perusahaan. Penggunaan hutang untuk membiayai operasional perusahaan
ini harus dengan kehati- hatian, karena apabila penggunaan hutang terlalu
besar maka akan berdampak pada kesulitan keuangan (Brigham dan
Houston, 2011 : 164). Menurut (Kieso et al dalam Resky, 2009) kebijakan
hutang adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk melakukan
pembiayaan melalui hutang. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang
diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber
aktivitas operasional perusahaan, Sanjaya (2009). Rasio Leverage yang
cukup tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin buruk, karena
tingkat permodalan perusahaan tergantung pada pihak luar perusahaan
(kreditur) semakin besar.
6. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri
Sartono (1998:130) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri. Pihak manajemen akan membayarkan dividen
untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan
profit (Wirjolukito et al, dalam Suharli, 2007). Sinyal tersebut
menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
merupakan fungsi dari keuntungan, sehingga profitabilitas mutlak
diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen.
Ukuran profitabilitas dapat berupa laba operasi, laba bersih, tingkat
pengembalian investasi/aktiva dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik.
7. Ukuran perusahan
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana perusahaan
dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara,
antara lain total aktiva, log size dan nilai saham. Semakin besar total aktiva
penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Brigham dan
B. Temuan Terdahulu
1. Dewi (2008), melakukan studi mengenai Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitablitas
dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen diperoleh hasil
bahwa Pengaruh Kepemilkan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Hutang berpengaruh negatif dan Profitablitas, Ukuran
Perusahaan berpengaruh positif.
2. Idawati (2012), melaukan studi mengenai Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
Perusahaan Manufaktur di BEI diperoleh hasil Profitabiltas dan
Ukuran Perusahaan berpengaru positif terhadap Kebijakan Dividen.
3. Lopolusi (2013), melakukan studi mengenai Analisi Faktor – faktor
yang mempengaruhi Kebijakan Dividen sektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh hasil Profitablitas
berpengaruh positif dan ukuran Perusahaan berpengaruh negatif.
4. Mulyono (2009), melakukan studi mengenai Pengaruh Debt to Equity
Ratio, Insider Ownership, Size dan Investment Opportunity Set
terhadap Kebijakan Dividen di peroleh hasil Size berpengaruh negatif.
5. Anggi, (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh struktur
kepemilikan, leverage dan return on asset terhadap kebijakan dividen
yang mengemukakan bahwa struktur kepemilikan manajerial,
kepemilikan saham publik dan ROA memiliki pengaruh positif
terhadap kebijakan dividen sedangkan kepemilikan institusional dan
C. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Dividen
Menurut (Rozeff dalam Junius, 2014) kepemilikan manajerial
yaitu ukuran prosentase saham yang dimiliki perusahaan yang
sekaligus menjadi pengelola perusahaan yaitu direksi,
manajemen, komisaris, ataupun setiap pihak yang terlibat
langsung dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Penambahan saham perusahaan oleh pihak manajemen, akan
dapat menyelaraskan keinginan antara pihak manajemen dengan
pihak pemegang saham termasuk di dalamnya kebijakan
pembayaran dividen. Pada tingkat kepemilikan manajerial yang
tinggi, manajer mengalokasikan laba pada laba yang ditahan
daripada membayar dividen dengan alasan sumber dana internal
lebih efisien dibandingkan sumber dana eksternal. Pada tingkat
kepemilikan manajerial yang rendah, manajer melakukan
pembagian dividen yang besar untuk memberikan sinyal yang
bagus tentang kinerja perusahaan pada masa yang akan datang
sehingga meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan investor.
Hasil penelitian dari (Akmalia dan Hindasah, 2010) menunjukkan
bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif
terhadap kebijakan dividen yang berarti bahwa kepemilikan
manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan
disebabkan manajer memiliki harapan investasi di masa
mendatang yang dibiayai dari sumber internal.
H1 :kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah proporsi pemegang saham
yang dimiliki oleh pihak institusional, seperti perusahaan asuransi,
bank, perusahaan investasi dan kepemilikan lain, Marlene (2012).
Semakin tinggi kepemilikan saham oleh instisional maka semakin
rendah kebijakan dividen. Ismiyanti dan Hanafi (2003) menyatakan
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen. Penelitian Crutchley et al di dukung oleh Putri
dan Nasir (2006) menyebutkan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, karena semakin
tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat control
ekstenal terhadap perusahaan sehingga dapat mengurangi kos
keagenan dan perusahaan akan cenderung memberikan deviden
yang rendah.
H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
3. Pengaruh Kebijakan Hutang terdadap Kebijakan Dividen
Utang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan nilai
mengurangi laba bersih perusahaan karena akan menimbulkan
beban bunga yang besar pula. Menurut (Ismiyanti dan Hanafi
,2003) menyimpulkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen, karena penggunaan hutang
yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen yang
mana sebagian besar keuntungan akan dialokasikan sebagai
cadangan pelunasan hutang. Penelitian (Jansen et al, 1992) di
dukung oleh Megginson (1997) serta Chen dan Stainer (1999) yang
menyatakan bahwa kebijakan hutang mempengaruhi kebijakan
dividen secara negatif.. Gupta (2010) menyimpulkan bahwa
kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen,
hal ini di sebabkan karena semakin tinggi proporsi utang atau
semakin meningkatnya utang yang digunakan dalam struktur
modal maka semakin besar pula kewajibannya. Selain itu dengan
adanya peningkatan utang maka akan meningkatkan biaya bunga
atas utang tersebut. Sehingga peningkatan utang akan
mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi
pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima karena
kewajiban untuk membayar bunga dan utang tersebut akan lebih di
prioritaskan daripada membayar dividen. Hasil sesuai dengan teori
agency cost, karena Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi
akan berusaha untuk mengurangi hutang, sehingga untuk
internal. Pemegang saham akan merelakan aliran kas internal yang
sbelumnya dapat digunakan pembayaran dividen untuk membiayai
investasi. Penelitian sebelumnya juga berpendapat menyatakan
bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen
semakin tinggi leverage keuangan maka semakin tinggi pula resiko
financial yang harus ditanggung oleh perusahaaan Arilaha (2009),
Kristianawati (2013) dan Dewi (2008)
H3 : kebijakan hutang brpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen
4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun
modal sendiri. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin
besar dividen yang dibagikan kepada investor, Sartono (1998:130).
Profitabilitas memiliki hubungan yang positif dengan kebijakan
dividen (Suharli dan Oktorina, 2005). Profitabilitas memiliki
korelasi positif dengan kebijakan dividen Suharli (2007).. Dividen
adalah sebagian dari keuntungan bersih perusahaan, berarti dividen
akan di bagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan
memperoleh laba. Dapat dikatakan bahwa keuntungan perusahaan
akan sangat mempengaruhi besarnya tingkat pembayaran dividen.
Hasil ini sesuai dengan teori Bird In-The-Hand yang
pasti berupa dividen daripada berupa capital gain. Meningkatnya
profitabilitas akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
membeyarkan dividen kepada pemegang sahamnya.
H4 : profitabiltas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen
5. Pengaruh ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana
perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan
menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, size dan nilai
saham, (Brigham dan Houston, 2011). Penelitian Vogt (1994) juga
didukung oleh (Chrutchley dan Hansen, 1989) serta (Chang dan
Ree, 1990) yang menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung
membagikan dividen yang lebih besar daripada perusahaan kecil,
karena perusahaan yang memiliki asset besar lebih mudah
memasuki pasar modal, sedangkan perusahaan yang memiliki asset
sdikit akan cenderung membagikan dividen yang rendah karena
laba di alokasikan pada laba ditahan untuk menambah aset
perusahaan.
D. Model Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
H1
Gambar 1. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
23 pada tahun 2009 – 2014.
B. Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Probability
Sampling yaitu teknik samping yang menggunakan kriteria- kriteria
tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan
kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan dalam
memilih sampel adalah
a. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan 2014 ;
b. Perusahaan yang membagikan dividen dari tahun 2009 sampai
dengan 2014;
c. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel
yang akan diteliti.
C. Jenis Data
Data yang digunakan adalah dengan menggunakan data sekunder
peride 2009 – 2014 yang di peroleh dari Bursa Efek Indonesia. Data
tersebut berupa laporan keuangan yang dapat diperoleh dari Indonesia
Capital Market Directory (ICMD), yahoo finance, website BEI
www.idx.co.id, serta dari berbagai sumber-sumber lain yang dapat
D. Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan
dokumen – dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.
E. Definisi Operasional 1. Variabel Dependen
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen menunjukkan proporsi laba yang akan
dibagikan sebagai dividen dan laba yang akan ditahan oleh
perusahaan. Kebijakan dividen ini diproksi dengan rasio
pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio).
Keterangan :
DPS = Deviden perlembar saham
EPS = Laba perlembar saham
2. Variabel Independen
a). Kepemilikan Manajerial (MOWN)
Kepemilikan manajerial dapat diperoleh dengan cara
menghitung jumlah saham yang dimiliki oleh direksi dan DPR =
manajer dibagi dengan jumlah saham yang beredar Nuringsih,
2005 dalam Dewi, 2008).
b). Kepemilikan Instituional (INST)
Kepemilikan Instituional dapat diperoleh dari
jumlah saham institusional dan kepemilikan blockholder
dibagi dengan jumlah keseluruhan saham yang beredar
(Ismiyanti dan Hanafi 2003).
c). Kebijakan Hutang (DER)
DER digunakan untuk mengukur tingkat leverage
(pengguna utang)terhadap total ekuitasyang dimiliki oleh
perusahaan. DER dapat dipakai sebagai proksi rasio leverage.
Robert Ang (1997) menyatakan bawa DER dapat dihitung
dengan rumus :
d). Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas dalam penelitian ini di ukur dengan
menggunakan Return on Asset yang diperoleh dengan cara laba
yang dimiliki oleh perusahaan (Nuringsih 2005 dalam Dewi,
2008).
ROA
=
d). Ukuran Perusahaan (Size)
Pada penelitian ini ukuran perusahaan didasarkan pada
total asset perusahaan. Ukuran untuk menentukan ukuran
perusahaan adalah log natural dari total assets. Size dapat
dirumuskan sebagai berikut (Chrutchley dan Hansen, 1989).
Size = Log Total Assets
F. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Pengolahan data dibantu dengan Program SPSS. Teknik
tersebut di pergunakan untuk mengetahui keterkaitan anatara variabel
bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan
ukuran perusahaan, sedangakan variabel terikat yaitu kebijakan dividen.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dengan
persamaan sebagai berikut:
DPR = a + B1 MOWN + B2 INST + B3 DER + B4 ROA + B5 SIZE +
Dalam persamaan diatas :
DPR = kebijakan dividen
a = konstanta,
B1, B2, B3, B4, B5 = koefisien regresi
MOWN = kepemilikan manajerial
INST = kepemilikan Institusional
DER = kebijakan hutang
ROA = profitabilitas,
SIZE = ukuran perusahaan
e = error term yang merupakan variabel lain di
luar model penelitian.
G. Pengujian Hipotesis
Pengujian dalam penelitian ini yaitu menggunakan :
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih
dahulu di lakukan uji asumsi klasik untuk menguji
pemenuhan syarat regresi. Uji asumsi klasik menurut
Gujarati (2003) secara umum yaitu
a. Normalitas, untuk mendeteksi apakah nilai residual
setiap model regresi berdistribusi normal dengan
menggunakan uji Kolmogrof – Smirnov yang mana nilai
b. Heteroskedastisitas, untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dengan menggunakan scatter plot antara
lain nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residulnya
(SRESID). Apabila pada scatter plot trsebut tidak
membentuk pola – pola tertentu yang beraturan atau titi –
titik menyebar secara merata, maka diperkirakan tidak
terjadi heteeteroskedastisitas ;
c. Multikolonieritas, untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value 0,1
dan variance inflation factors (VIP) ≤ 10 (Hair et al, 2006)
d. Autokorelasi, untuk mendeteksi tidak adanya
autokorelasi dapat dilihat dari pengujian two – tailed
menghasilkan nilai Dw – statistic yang berada pada rentang
du hingga 4 – du (nilai DW – kritik).
2. Uji t-statistik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel bebas (independen) secara parsial atau individu
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (dependen).
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Ho dan Ha
1). Jika Ho : β1 = β2 = ………. = 0, berarti tidak ada ng
signifikan antara variabel dependen dan independennya
2). Jika Ho : β1 ≠ β2 ≠ ……….. ≠ 0, berarti ada pengaruh
yang signifikan antara variabel dependen dan
independennya secara parsial.
b. Menentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang ditetapkan adalah sebesar 0,05 atau
5% karena pada penelitian ini merupakan penelitian sosial.
c. Kesimpulan
1). Jika P Value < 0,05 (α), Ho ditolak maka variabel
independen secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.
2). Jika P Value ≥ 0,05 (α), Ho diterima maka variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
3. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel – variabel
independen secara bersama – sama terhadap variabel dependen.
Jika nilai p- value (signifikansi) < alpha maka Ha diterima.
Sebaliknya jika nilai p-value (signifikansi) > alpha maka Ha
ditolak.
4. Koefesien Determinasi (R2)
Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang
penting dalam regresi karena dapat menginformasikan baik atau
determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari
variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila
nilai koefesien determinasi sama dengan no (R2 = 0), artinya variasi
dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila
R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan
oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1 maka semua titik pengamatan
31
Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses
langsung melalui web resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
www.idx.co.id dengan periode pengamatan tahun 2009-2014.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh melalui laporan tertulis berupa laporan
keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan
laporan perubahan modal dan juga dari laporan ringkasan kinerja
perusahaan tercatat yang diperoleh dari web resmi Bursa Efek Indonesia.
Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
purposive sampling dengan kriteria sampel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan 2014 ;
b. Perusahaan yang membagikan dividen dari tahun 2009 sampai
dengan 2014;
c. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel
Dari kriteria tersebut, maka dapat dibuat ke dalam suatu tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel Proses Seleksi Sampel
Keterangan
Jumlah
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009 sampai
dengan 2014
101 101 101 101 101 101
Perusahaan yang tidak memiliki
laporan keuangan dan data yang
lengkap untuk penelitian
(4) (4) (4) (4) (4) (4)
Jumlah perusahaan yang tidak
membagikan dividen pada tahun
2009 sampai dengan 2014
(45) (38) (35) (31) (29) (50)
Perusahaan yang tidak memiliki
kepemelikan manajerial dan
institusional
(29) (33) (35) (39) (47) (51)
Data outlier (1) (1) (1)
Penelitian ini menggunakan lima variabel independen yaitu
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang,
profitabilitas dan ukuran perusahaan sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kebijakan dividen. Deskriptif variabel atas data yang
dilakukan selama 6 tahun penelitian 2009 - 2014, terdiri dari 88 data. Data
tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), yahoo
finance, website BEI www.idx.co.id, serta dari berbagai sumber-sumber lain
yang dapat mendukung penelitian ini.
B. Hasil Uji Kualitas Data 1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif data dilakukan untuk memberikan gambaran
terhadap variabel-variabel yang digunakan didalam penelitian. Statistik
deskritip dapat dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varians, nilai
maksimum dan minimum serta range. Berikut adalah ringkasan hasil
analisis deskriptif dari variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan
Table 4.2
88 .78273 12.23872 .0714512
39 2.17811088
Dpr 88 .03916 4.40943 .7243960 .87441637
Valid N
(listwise) 88
Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diatas dijelaskan N
atau jumlah data pengamatan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2014 yang valid adalah 88
perusahaan. Rasio Kebijakan Dividen yang ditunjukkan oleh proksi
Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu dividen per lembar saham dibagi laba
per lembar saham. Berdasarkan Tabel 4.2, hasil Uji Statistik Deskriptif
menunjukkan besarnya nilai minimum 0.03916 dan maksimum sebesar
4.40943. Nilai standar deviasi menunjukkan angka sebesar 0.87441637
lebih besar dari nilai rata – rata dari DPR yakni sebesar 0.7243960.
Variabel kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan MOWN
jumlah saham yang beredar. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji Statistik
Deskriptif besarnya MOWN dari 88 sampel perusahaan manufaktur
mempunyai nilai minimum 0.01964 dan maksimum sebesar 0.25682, nilai
rata – rata sebesar 0.0337140 dengan standar deviasi menunjukkan angka
sebesar 0.06364736.
Variabel kepemilikan institusional yang diproksikan dengan INST
yaitu jumlah saham yang institusional dibagi dengan jumlah saham yang
beredar. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji Statistik Deskriptif besarnya
INST dari 88 sampel perusahaan manufaktur mempunyai nilai minimum
0.01964 dan maksimum sebesar 0.95654, nilai rata – rata sebesar 0.6175290
dengan standar deviasi menunjukkan angka sebesar 0.22735363.
Variabel kebijakan hutang yang diproksikan dengan DER yaitu total
hutang dibagi dengan total ekuitas. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji
Statistik Deskriptif besarnya DER dari 88 sampel perusahaan manufaktur
mempunyai nilai minimum 0.07980 dan maksimum sebesar 2.64131, nilai
rata – rata sebesar 0.6791015 dengan standar deviasi menunjukkan angka
sebesar 0.56457910
Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA yaitu laba bersih
setelah pajak dibagi dengan total aset. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji
Statistik Deskriptif besarnya ROA dari 88 sampel perusahaan manufaktur
mempunyai nilai minimum 0.00092 dan maksimum sebesar 53.42614, nilai
rata – rata sebesar 0.9881150 dengan standar deviasi menunjukkan angka
Variabel Ukuran Perusahaan yang diproksikan dengan Size yang
merupakan log natural dari Total Asset. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji
Statistik Deskriptif besarnya Size dari 88 sampel perusahaan manufaktur
mempunyai nilai minimum sebesar 0.78273 dan maksimum sebesar
12.23872, nilai rata – rata sebesar 0.071451239 dengan standar deviasi
menunjukkan angka sebesar 2.17811088.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus
dipenuhi dalam analisis regresi linier berganda. Pengujian asumsi klasik
bertujuan untuk menghasilkan model regresi yang baik. Model regresi yang
diperoleh harus berdistribusi normal dan terbebas dari gejala autokorelasi,
multikolineritas, dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen, variabel independen atau keduanya berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas data residual dilakukan menggunakan
uji statistik non-parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Uji K-S untuk
menguji normalitas data residual, apabila nilai signifikasi uji K-S lebih
besar dari 0,05 (α = 5%) berarti data berdistribusi normal (Ghozali,2011).
Tabel 4.3
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .32729264
Most Extreme Differences Absolute .067
Positive .045
Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z .630
Asymp. Sig. (2-tailed) .822
a. Test distribution is Normal.
Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0 Lampiran 10
Berdasarkan tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Sminov diketahui
total data 88 dengan besar signifikasinya sebesar 0.822 lebih besar dari α
(0.05). Hal ini berarti data residual berdistribusi normal, sehingga dapat
disimpulkan model regresi memenuhi asumsi noramlitas.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk (2011) uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel
bebas/independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
bebas multiko adalah mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,10 dan
mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10.
Hasil uji multikolinearitas menggunakan bantuan SPSS versi 16.0
dapat dilihat melalui tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel independen
Collinearity
Statistics Keterangan
Tolerance VIF
MOWN .853 1.172 Tidak Ada Multikolonearitas
INST .987 1.014 Tidak Ada Multikolonearitas
DER .818 1.222 Tidak Ada Multikolonearitas
ROA .891 1.122 Tidak Ada Multikolonearitas
SIZE .858 1.166 Tidak Ada Multikolonearitas
Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0
Lampiran 11
Hasil tabel 4.4 hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan
SPSS 16.0, terlihat bahwa kelima variabel independen yaitu MOWN<
INST, DER, ROA dan SIZE menunjukkan nilai tolerance kelima
variabel lebih dari 0,1 dan nilai VIF keempat variabel bebas tidak ada
yang memiliki nilai lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi mutikolonearitas didalam model regresi, sehingga model dapat
c. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada kolerasi antara residual (kesalahan penganggu)
pada periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi kolerasi, maka dinamakan ada problem autokolerasi Ghozali,
(2011). Hasil uji autokolerasi dengan menggunakan Durbin-Watson
(DW test). Nilai Durbin Watson yang berada diantara du dan 4- du/dl
< d < 4-du menunjukkan model yang tidak terkena masalah
autokolerasi
Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), size, roa, inst, der, mown
b. Dependent Variable: dpr Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0
Lampiran 12
Berdasarkan pada tabel hasil uji autokorelasi dengan
Watson dapat dilihat data sebanyak 88 sampel dengan nilai
Durbin-Watson sebesar 1.966. Nilai ini akan dibandingkan dengan tabel alpha
5%, jumlah sampel (n) 88 dan jumlah variabel 5 (k=5), maka didapatkan
Dari nilai Durbin-Watson yang didapat sebesar 2.226 maka dapat
disimpulkan bahwa DU < DW < (4-DU) dengan nilai dU < DW < 4-dU
= 1.774 < 1.966 < 2.226. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi tidak terjadi autokolerasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data
mempunyai varian yang sama atau data mempunyai varian yang tidak
sama. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan uji glejser yang digunakan untuk meregres nilai absolut
residual terhadap variabel independen. Hasil uji heteroskedastisitas
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Hetesoskedastisitas
Variabel bebas Nilai Sig. Keterangan
MOWN .266 Tidak terjadi heteroskedastisitas
INST .369 Tidak terjadi heteroskedastisitas
DER .500 Tidak terjadi heteroskedastisitas
ROA .057 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE .477 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0
Lampiran 13
Berdasarkan tabel 4.6 dari hasil pengujian heteroskedastisitas
dengan menggunakan uji glejser diketahui bahwa variabel independen
Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi > alpha (α) 0,05 maka
regresi ini tidak mengandung heteroskedastisitas.
C. Regresi Linier Berganda
Menurut Ghozali (2012) analisis regresi berganda tujuannya
untuk mengestimasi atau memprediksi rata populasi atau nilai
rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang
diketahui. Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan
hutang, ukuran profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2009-2014. Rangkuman hasil perhitungan regresi berganda dengan
program SPSS 21 disajikan pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Berganda
Model
Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0
Lampiran 14 dan 15
Berdasarkan hasil pengujian regresi di atas diketahui dapat dibentuk sebuah
persamaan sebagai berikut:
DPR = 0.484 - 0.096MOWN + 0.068INST - 0.203DER + 0.111ROA – 1.275 SIZE
Keterangan :
DPR = Kebijakan Dividen
MOWN = kepemilikan manajerial
INST = kepemilikan institusional
DER = kebijakan hutang
ROA = profitabilitas
Dari Persamaan linier berganda diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Dari hasil regresi persamaan linier berganda di atas dapat dilihat nilai
konstanta sebesar 0.484.
b. Variabel kepemilkan manajerial (MOWN) memiliki koefisien regresi
sebesar -0.096. Nilai keofisien regresi negatif menunjukkan
kepemilkan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen..
c. Variabel kepemilkan institusional (INST) memiliki koefisien regresi
sebesar 0.068 Nilai keofisien regresi positif menunjukkan kepemilkan
institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
d. Variabel kebijakan hutang (DER) memiliki koefisien regresi sebesar
-0.203. Nilai keofisien regresi negatif menunjukkan kepemilkan
institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen..
e. Variabel profitabilitas (ROA) memiliki koefisien regresi sebesar 0.111.
Nilai keofisien regresi positif menunjukkan profitabilitas berpengaruh
positif terhadap kebijakan dividen..
f. Variabel Ukuran Perusahan (Size) memiliki koefisien regresi sebesar
-1.275. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa size
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Uji t bertujuan untuk menguji masing- masing variabel independen
(MOWN, INST, DER, ROA dan SIZE) secara individu apakah
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Dividend Payout
Ratio) atau tidak, atau uji t digunakan untuk mengetahui tingginya
derajat satu variabel X terhadap variabel Y jika variabel X yang lain
dianggap konstan.
Hasil pengujian uji t menggunakan data setelah transformasi karena
pada uji asumsi klasik ada pengujian yang tidak lolos yaitu pada uji
heteroskedastisitas maka pengujian dapat diteruskan dengan
transformasi data. Hasil uji t setelah data di transformasi dengan
menggunakan SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada tabel 4.7
a. Pengujian hipotesis 1
H1 = kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.7, memiliki nilai
t-hitung sebesar -2.741 dengan koefisien negatif dan signifikansi
sebesar 0.008 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
digunakan (α = 0,05). Dengan demikian penelitian mendukung
hipotesis pertama, yang menyatakan kepemilikan manajerial
b. Pengujian hipotesis 2
H2 = kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan hasil pengujian 4.7, memiliki t hitung 0.558 dan
signifikansi 0.578 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang
digunakan (α = 0,05). Dengan demikian penelitian ini tidak
mendukung hipotesis kedua yang menyatakan likuiditas tidak
berpengaruh terhadap kebijkan dividen.
c. Pengujian hipotesis 3
H3 = kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan hasil pengujian 4.7, memiliki t hitung -1.824
dan signifikansi 0.072 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi
yang digunakan (α = 0,1). Dengan demikian penelitian ini
mendukung hipotesis ketiga yang menyatakan kebijakan hutang
(DER) berpengaruh terhadap kebijkan dividen (DPR).
d. Pengujian hipotesis 4
Berdasarkan hasil pengujian 4.7, memiliki t hitung 1.872
dan signifikansi 0.065 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi
yang digunakan (α = 0,1). Dengan demikian penelitian ini
mendukung hipotesis keempat yang menyatakan profitabilitas
(ROA) berpengaruh terhadap kebijkan dividen (DPR).
e. Pengujian hipotesis 5
H5 = ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan hasil pengujian 4.7, memiliki t hitung -7.216
dan signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi
yang digunakan (α = 0,05). Dengan demikian penelitian ini tidak
mendukung hipotesis kelima yang menyatakan ukuran perusahaan
(SIZE) berpengaruh terhadap kebijkan dividen (DPR).
2. Uji F
Uji nilai F pada dasarnya untuk menunjukan apakah semua
variabel independen dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependennya. Pengujian hipotesis uji F
ini digunakan untuk mengetahui apakah secara keseluruhan variabel bebas
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Hasil uji
Table 4.8
Table 4.8 hasil Uji Anova
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.640 5 1.328 11.685 .000a
Residual 9.319 82 .114
Total 15.960 87
a. Predictors: (Constant), SIZE, INST, ROA, MOWN, DER
b. Dependent Variable: DPR
Sumber : data diolah dengan SPSS 16.0
Lampiran 16
Hasil tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa model persamaan ini
memiliki nilai F hitung sebesar 11.685 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α= 0,05 atau 5%,
maka menunjukan bahwa kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang,
profitabilitas dan ukuran perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa variabel
independen yang meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan dalam penelitian ini
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu
kebijakan dividen.
3. Uji Koefisien Determinasi (Uji )
Koefisien determinasi ( ) berfungsi untuk mengukur seberapa
perubahan atau variabel independen. Hasil pengujian koefisien determinasi
dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), SIZE, INST, ROA, MOWN, DER
b. Dependent Variable: DPR
Sumber : data diolah dengan SPSS 16.0
Lampiran 17
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10 diperoleh nilai adjusted (R2)
adalah sebesar 0.380. Hal ini bearti bahwa sebesar 38 % variabel dependen
atau Dividend Payout Ratio (DPR) dipengaruhi oleh variabel independen
yaitu kepemilikan manajerial (MOWN), kepemilikan institusional (INST),
kebijakan hutang (DER), profitabilits (ROA) dan ukuran perusahaan
(SIZE). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 62% dijelaskan oleh faktor – faktor
lain yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR).
E. Pembahasan (Interprestasi)
Penelitian ini menguji variabel independen, yaitu kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusioal, kebijakan hutang, profitabiltas dan
ukuran perusahaan terhadap variabel dependennya yaitu kebijakan
dividen. Berikut ini penjelasan pengaruh dari masing – masing variabl